81
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN INQUIRY (ADI) DAN GENDER TERHADAP KETERAMPILAN ARGUMENTASI SISWA SMP PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Skripsi) Oleh: ZAHRA FATHYA CHAERUNISA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2020

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

i

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVENINQUIRY (ADI) DAN GENDER TERHADAPKETERAMPILAN ARGUMENTASI SISWA

SMP PADA MATERI POKOKSISTEM PERNAPASAN

(Skripsi)

Oleh:

ZAHRA FATHYA CHAERUNISA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG2020

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

ii

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVENINQUIRY (ADI) DAN GENDER TERHADAPKETERAMPILAN ARGUMENTASI SISWA

SMP PADA MATERI POKOKSISTEM PERNAPASAN

Oleh

ZAHRA FATHYA CHAERUNISA

Materi sistem pernapasan pada manusia seharusnya diajarkan dengan

menggunakan fenomena-fenomena yang ada di lingkungan sekitar melalui

penyelidikan, sehingga siswa tidak kesulitan saat merancang penyelidikan ilmiah.

ADI merupakan sebuah model pembelajaran yang menekankan pada kontruksi

dan validasi pengetahuan melalui kegiatan penyelidikan. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui signifikansi pengaruh penggunaan model pembelajaran ADI,

perbedaan gender, dan interaksi antara model pembelajaran dengan gender

terhadap keterampilan argumentasi siswa.

Penelitian kuasi eksperimen ini menggunakan desain Pretest Postest Non

Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas VIII SMP

Negeri 4 Bandar Lampung dengan jumlah siswa 357. Sampel penelitian ini adalah

siswa kelas VIII.D dan VIII.E yang dipilih dari populasi dengan teknik cluster

random sampling. Siswa kelas VIII.D sebagai kelompok eksperimen dan kelas

VIII.E sebagai kelas kontrol. Data dalam penelitian ini adalah nilai pretes postes

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

iii

keterampilan argumentasi, keterlaksanaan sintaks pembelajaran, dan tanggapan

siswa terhadap penggunaan model pembelajaran. Instrumen yang digunakan

adalah tes, lembar observasi pembelajaran, dan kuesioner tanggapan siswa. Data

pretes dan postes dianalisis menggunakan uji Ancova taraf nyata 5% dan uji lanjut

dengan Beda Nyata Terkecil (BNT). Uji prasyarat Ancova berupa uji normalitas

dan uji homogenitas terhadap nilai pretes dan postes. Data keterlaksanaan sintaks

pembelajaran serta data tanggapan siswa dianalisis secara deskritif dalam bentuk

persentase.

Hasil penelitian menunjukkan signifikansi pengaruh model pembelajaran terhadap

keterampilan argumentasi adalah 0,000 (p<0,05), maka model pembelajaran

berpengaruh nyata. Signifikansi pengaruh gender terhadap keterampilan

argumentasi adalah 0,000 (p<0,05), maka gender berpengaruh nyata. Hasil

penelitian ini juga menyatakan bahwa signifikansi pengaruh dari interaksi antara

model pembelajaran ADI dengan gender terhadap keterampilan argumentasi

adalah 0,965 (p>0,05), maka interaksi antara model pembelajaran ADI dengan

gender tidak berpengaruh nyata. Hasil analisis keterlaksanaan sintaks model

pembelajaran ADI menunjukkan bahwa “hampir seluruh kegiatan terlaksana”

dengan Persentase Keterlaksanaan Sintaks (PKS) sebesar 75 ≤ PKS ≤ 100. Hasil

analisis tanggapan siswa terhadap pembelajaran sistem pernapasan pada manusia

dengan model ADI memiliki persentase tanggapan yang lebih tinggi dibandingkan

dengan model konvensional.

Kata Kunci: argument-driven inquiry, perbedaan gender, keterampilanargumentasi

Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

iv

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVENINQUIRY (ADI) DANGENDER TERHADAPKETERAMPILAN ARGUMENTASI SISWA

SMP PADA MATERI POKOKSISTEM PERNAPASAN

Oleh

ZAHRA FATHYA CHAERUNISA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan BiologiJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG2020

Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas
Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas
Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas
Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pringsewu, pada tanggal 30

November 1997, yang merupakan putri bungsu dari empat

bersaudara, anak dari pasangan Bapak H. Saleh Riyanto

dan Ibu Hj. Sukarni Hadi.Penulis tinggal di sebuah rumah

beralamat di Podomoro Jalan Nawatama, Kecamatan

Pringsewu, Kabupaten Pringsewu. Penulis menempuh

pendidikan di Taman Kanak-kanak Hutama Karya Podomoro (2002-2003), SD

Negeri 1 Podomoro (2003-2009), SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu (2009-

2012), dan SMA Negeri 2 Pringsewu (2012-2015). Pada pertengahan tahun 2015,

penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan (FKIP)

Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi

Negeri (SBMPTN).

Pada tahun 2018 Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di

SMK Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di

Desa Braja Sakti, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur. Pada

tahun 2019 peneliti melaksanakan penelitian di SMP Negeri 4 di Kota Bandar

Lampung untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.).

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

ix

Dengan Menyebebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, dengan mengucap syukur kepada Allah SWTkarena atas karunia rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan tugas akhir ini untukorang-orang yang sangat berharaga dalam hidupku:

Bapakku (H. Saleh Riyanto) dan Ibukku (Hj. Sukarni Hadi)

Yang selama ini telah berjuang merawat, membesarkan dan memberikan segalayang beliau punya sehingga Penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikantinggi ini. Terimakasih selalu mendoakanku, memberi nasehat, memberi kasihsayang tiada henti, mendukungku dalam meraih cita-citaku, kalian merupakan

semangat terbesar dalam hidupku. Semoga Allah SWT meridhai saya untuk dapatmemberikan yang terbaik untuk Bapak, Ibu dan Allah SWT mengganti semuanya

dengan Syurga-Nya kelak. Amin Ya Robbal Alamin.

Kakak-Kakakku (Indah Purwatmi Lestari, STr.Keb), (Dwi Susilowati,Amd.Kep)dan (Brigpol Sofyan Pradito Hartono)

Untuk ketiga kakakku yang ingin aku banggakan.Yang selalu mendukung, mendoakan dan memberi semangat serta mengingatkan

untuk terus berusaha membahagiakan orang tua tercinta. Semoga kita selaludieratkan meskipun tidak selalu bersama, dan selalu dalam lindungan allah SWT.

Amin Ya Robbal Alamin.

Para Pendidik

Para dosen dan guru-guruku, yang telah memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat,membimbingku, memberikan nasihat-nasihat yang berharaga dan motivasinyauntuk dapat terus melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan hingga saat ini.

Almamaterku tercinta. Universitas Lampung

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

x

Motto

“Sesungguhnya bersama kesulitian ada kemudahan”(QS. Al-Insyirah: 6)

“Waktu itu bagaikan pedang, jika engkau tidak memanfaatkannya dengan baik (untukmemotong) maka, ia akan memanfaatkanmu (dipotong)”

(H.R. Muslim)

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

xi

SANWACANA

Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat

dan karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN INQUIRY

(ADI) DAN GENDER TERHADAP KETERAMPILAN ARGUMENTASI

SISWA SMP PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN”.

Penulis menyadari ini bukanlah hasil jirih payah sendiri akan tetapi berkat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil sehingga

penulisan skripsi ini dapat selesai. Oleh karena itu di dalam kesempatan ini

penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan rasa terima kasih yang tulus

kepada:

1. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA Universitas Lampung.

3. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Progam Studi Pendidikan

Biologi Universitas Lampung.

4. Dr. Neni Hasnunidah, S.Pd, M.Si,. Selaku Pembimbing Akademik sekaligus

Pembimbing 1 yang selalu sabar membimbing, selalu memberi nasihat,

banyak memberi ilmu yang bermanfaat, dan sangat banyak membantu selama

proses penyelesaian skripsi ini.

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

xii

5. Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed., selaku Pembimbing II yang telah sabar

dalam memberikan ilmu, arahan, masukan serta motivasi sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik.

6. Dr. Arwin Surbakti, M.Si., selaku Pembahas yang telah memberikan ilmu

yang bermanfaat dan saran-saran perbaikan sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik.

7. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Biologi yang telah memberikan

motivasi, nasihat, dan memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat.

8. Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Bandar Lampung, dan Guru IPA kelas VIII

(Ibu Fatmawati, S.Pd.) serta siswa-siswi kelas VIII D dan VIII E yang telah

memberikan waktu dan kesempatan kepada Penulis untuk dapat melaksanakan

penelitian di SMP Negeri 4 Bandar Lampung.

9. Sahabat-sahabat kampusku (Delis, Dini, Foo, Danar, Khori, Ulfa, Tia, Enggal,

dan Marpuah). Terimakasih untuk semua kebaikan, kasih sayang, kenangan,

canda tawa, suka duka dari awal hingga akhir perkuliahan.

10. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita

semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 29 Desember 2020Penulis,

Zahra Fathya ChaeunisaNPM 15132024058

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL …………………………………………………………. xvi

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xvii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… xiii

1. PENDAHULUANA. Latar Belakang ......................................................................................... 1B. Rumusan Masalah .................................................................................... 9C. Tujuan Masalah ....................................................................................... 9D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 10E. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 10

II. TINJAUAN PUSTAKAA. Pembelajaran IPA.................................................................................... 13B. Model Pembelajaran Argument Driven Inquiry (ADI) .......................... 15C. Gender ..................................................................................................... 20D. Keterampilan Argumentasi ..................................................................... 24E. Materi Pokok Sistem Pernapasan di SMP............................................... 27F. Kerangka Pikir ........................................................................................ 37G. Hipotesis.................................................................................................. 40

III. METODE PENELITIANA. Tempat dan Waktu Penelitan ................................................................. 42B. Populasi dan Sampel .............................................................................. 42C. Desain Penelitian ................................................................................... 42D. Prosedur Penelitian ................................................................................ 43E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 45F. Teknik Analisis Data.............................................................................. 51

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Argument-Driven Inquiry

(ADI) Terhadap Keterampilan Argumentasi Siswa ................................ 55B. Pengaruh Perbedaan Gender Terhadap Keterampilan Argumentasi

Siswa ....................................................................................................... 59

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

xiv

C. Pengaruh Interaksi Antara Model Pemebelajaran Argument-DrivenInquiry (ADI) dengan Gender Terhadap Keterampilan ArgumentasiSiswa ...................................................................................................... 61

D. Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran..................................................... 62E. Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran.............................................. 66F. Pembahasan ............................................................................................. 69

V. SIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan.............................................................................................. 88B. Saran ....................................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perbedaan Gender ........................................................................................ 222. Kerangka Analisis Keterampilan Argumentasi Ilmiah ................................ 263. Rancangan Penelitian Faktorial 2x2 ............................................................ 434. Denah Perlakuan Pretes dan Postes ............................................................. 435. Kerangka Analisis Keterampilan Argumentasi Ilmiah ................................ 466. Hasil Uji Validitas Soal ............................................................................... 477. Hasil Uji Reabilitas ...................................................................................... 488. Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran ........................................ 499. Interpretasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran ...................................... 5010. Kuesioner Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran ................................. 5011. Nilai Keterampilan Argumentasi Sebelum dan Sesudah Penerapan Model

Pembelajaran ADI........................................................................................ 5512. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Keterampilan Argumentasi .............. 5713. Hasil Uji Ancova Keterampilan Argumentasi ............................................. 5814. UJI BNT Rerata Nilai Keterampilan Argumentasi Pada Kedua Model

Pembelajaran................................................................................................ 5815. Nilai Keterampilan Argumentasi Pada Siswa Laki-Laki dan Perempuan ... 5916. Uji BNT Rerata Nilai Keterampilan Argumentasi Pada Siswa Laki-Laki

dan Siswa Perempuan .................................................................................. 6017. Keterampilan Argumentasi dengan Perbedaan Gender (Laki-Laki dan

Perempuan) dengan Model yang Berbeda ................................................... 6118. Hasil Analisis Keterlaksanaan Sintaks Model ADI melalui Pengamatan

Guru dan Siswa ............................................................................................ 6419. Hasil Analisis Keterlaksanaan Sintaks Model Konvensional melalui

Pengamatan Guru dan Siswa ....................................................................... 6520. Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Sistem Pernapasan Pada

Manusia dengan Model Pembelajaran ADI ................................................. 6621. Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Sistem Pernapasan Pada

Manusia dengan Model Pembelajaran Konvensional .................................. 68

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman1. Toulmin’s (Toulmin Argumentation Pattern) ................................................ 262. Sistem Pernapasan Pada Manusia ................................................................ 283. Kondisi paru-paru normal (kiri) penderita pneumonia (kanan) ................... 344. Paru-paru penderita TB dan Bakteri penyebab TBC ................................... 345. Tonsilitis ...................................................................................................... 356. Paru-paru normal dan Kanker paru-paru ..................................................... 367. Kerangka Pikir Penelitian ............................................................................ 398. Hubungan Antara Variabel .......................................................................... 409. Diagram Skor Keterampilan Argumentasi Siswa ........................................ 5610. Contoh Soal Argumentasi Pretes dan Postes ............................................... 7211. Contoh Jawaban Pretes dan Postes Siswa Kelas Eksperimen ..................... 7312. Contoh Jawaban Pretes dan Postes Siswa Kelas Kontrol ............................ 7313. Hasil Kerangka Argumentasi Pada Tahap Pembuatan Argumen Tentatif .. 7614. Sesi Interaktif Argumentasi ......................................................................... 7715. Tahap Pembuatan Argumen Tentatif ........................................................... 8016. Jawaban Siswa Perempuan dengan Model ADI .......................................... 8317. Jawaban Siswa Laki-Laki dengan Model ADI ............................................ 8418. Jawaban Siswa Perempuan dengan Model Inkuiri ...................................... 8419. Jawaban Siswa Laki-Laki dengan Model Inkuiri ........................................ 84

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman1. Lembar Kuesioner Guru .............................................................................. 972. Lembar Kuisioner Siswa.............................................................................. 1023. Silabus Sistem Pernapasan Pada Manusia ................................................... 1044. RPP untuk Kelas Eksperimen ...................................................................... 1065. RPP untuk Kelas Kontrol............................................................................. 1216. LKPD dan Kunci Jawaban Kelas Eksperimen............................................. 1307. LKPD dan Kunci Jawaban Kelas Kontrol ................................................... 1378. Rubrik Soal Sistem Pernapasan Pada Manusia............................................ 1419. Soal Tes Keterampilan Argumentasi ........................................................... 14810. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran........................................ 15011. Lembar Kuesioner Tanggapan Siswa .......................................................... 15612. Hasil Uji Validitas........................................................................................ 15713. Hasil Uji Reabilitas ...................................................................................... 15914. Data Nilai Pretes Keterampilan Argumentasi Siswa Kelas ADI ................. 16015. Data Nilai Postes Keterampilan Argumentasi Siswa Kelas ADI................. 16116. Data Nilai Pretes Keterampilan Argumentasi Siswa Kelas

Konvensional ............................................................................................... 16217. Data Nilai Postes Keterampilan Argumentasi Siswa Kelas

Konvensional ............................................................................................... 16318. Perbandingan Hasil Skor Keterampilan Argumentasi Postes dengan

Model yang Berbeda .................................................................................... 16419. Data Deskritif Keterampilan Argumentasi Sebelum dan Sesudah Penerapan

Model Pembelajaran ADI dan Gender......................................................... 16520. Data Keterampilan Argumentasi Dengan Perbedaan Gender

dengan Model yang Berbeda ....................................................................... 16621. Hasil Uji Normalitas .................................................................................... 16722. Hasil Uji Homogenitas................................................................................. 16823. Hasil Uji Ancova.......................................................................................... 16924. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) ......................................................... 17025. Data Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran ADI Oleh

Guru dan Siswa ............................................................................................ 17126. Data Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Inkuiri

Oleh Guru dan Siswa ................................................................................... 17527. Data Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Model ADI ...................... 17728. Data Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Model Inkuiri................... 17829. Contoh Hasil Pre-test dan Post-test Siswa .................................................. 17930. Jawaban LKPD Kelas Eksperimen .............................................................. 18231. Jawaban LKPD Kelas Kontrol..................................................................... 184

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

xviii

32. Review Laporan ........................................................................................... 18733. Surat ............................................................................................................. 190

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada abad 21 telah mengalami

perkembangan yang sangat pesat. Seiring dengan berkembangnya Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), maka bangsa indonesia harus mengikuti

perkembangan tersebut agar tidak tertinggal dengan negara lain. Oleh karena

itu, peningkatan sumber daya manusia di Indonesia perlu dilakukan dengan

berbagai cara, salah satunya melalui pendidikan. Dalam dunia pendidikan

aspek yang diajarkan pada siswa menurut Permendikbud No. 22 Tahun 2016

yaitu, mengajarkan keterampilan fiskal (hardskill) dan keterampilan mental

(softskill) pada siswa. Menurut AACTE (2010: 6) kemampuan komunikasi

termasuk keterampilan argumentasi merupakan salah satu kemampuan

softskill yang dibutuhkan oleh siswa.

Keterampilan berargumentasi penting untuk diberdayakan di dalam

pembelajaran sains agar kemampuan literasi sains siswa dapat ditingkatkan.

Hal ini juga ditunjukkan oleh pendapat Bell dan Linn (2002, dalam Bricker

dan Bell 2008: 474) yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran sains perlu

dimasukkan keterampilan argumentasi, karena dapat digunakan untuk

membantu siswa terlibat dalam kontruksi gagasan ilmiah serta belajar

bagaimana cara kerja ilmiah. Menurut Simon, dkk. (2006: 236) aspek penting

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

2

dalam literasi sains salah satunya adalah memahami dan menerapkan

keterampilan argumentasi ilmiah. Sementara itu, kemampuan literasi sains

siswa SMP di Indonesia masih tergolong rendah di bawah rata-rata. Hal ini

ditunjukkan dari hasil studi PISA (Programme for Internasional Student

Assessment) bahwa prestasi siswa di Indonesia dibidang IPA menduduki

peringkat 60 dari 69 negara peserta pada tahun 2012. Peringkat tersebut

menggambarkan siswa Indonesia masih rendah dalam kemampuan literasi

sains yaitu diantaranya mengidentifikasi masalah ilmiah, menggunakan fakta

ilmiah, memahami sistem kehidupan dan memahami penggunaan peralatan

sains (OECD, 2014: 232).

Pentingnya argumentasi dalam pembelajaran juga diungkapkan oleh beberapa

ahli, yaitu menurut pendapat Keraf (2007: 3) argumentasi adalah suatu bentuk

retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain,

agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang

diinginkan oleh penulis atau pembicara. Dalam mengemukakan argumentasi,

untuk membuktikan pendapat tersebut benar atau tidak maka sesorang harus

mengumpulkan sebuah fakta. Penggunaan argumen adalah penting untuk

mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami serta mempraktekkan

berdebat secara ilmiah dan valid agar dapat menguak inti pengetahuan sains

(Osborne, dkk., 2004: 996). Siswa harus memiliki kesempatan untuk terlibat

dalam kegiatan yang mengharuskan mereka menggunakan bahasa dan

penalaran ilmiah dengan sesama siswa dan guru agar mengetahui cara

membangun dan mengevaluasi argumen ilmiah (Duschel dan Osborne, 2002:

48).

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

3

Pentingnya pengembangan argumentasi pada kehidupan sehari-hari dapat

dikatakan adalah hal yang esensial. Hampir setiap pekerjaan ataupun segala

hal memerlukan argumen. Menurut Weston (2007: 2-3) keesensialan

argumentasi tersebut disandarkan pada dua alasan, yakni argumentasi

merupakan sebuah usaha mencari tahu pandangan mana yang lebih baik dari

yang lain dan argumen dijabarkan sebagai cara seseorang menjelaskan dan

mempertahankan suatu gagasan. Kaitannya dengan hal itu, Keraf (2007: 3)

menyatakan bahwa melalui argumentasi seseorang dapat menunjukkan

pernyataan-pernyataan (teori-teori) yang dikemukakan benar atau tidak

dengan mengacu pada fakta atau bukti-bukti yang ditunjukkan. Dengan

demikian, argumentasi mengharuskan seseorang untuk mampu

mempertanggungjawabkan apa yang dikatakan/dinyatakan.

Berdasarkan hasil analisis angket terhadap 40 guru IPA SMP Negeri dan

Swasta di Kota Bandar Lampung menunjukkan bahwa 55% guru sudah

mengembangkan keterampilan argumentasi siswa dan 45% guru sudah pernah

menilai keterampilan argumentasi siswa dalam pembelajaran IPA. Sebagian

guru (55-60%) menyatakan bahwa keterampilan argumentasi siswa masih

tergolong rendah, seperti: 1) Menyatakan suatu pendirian berupa pendapat

atau pernyataan (claim), 2) Menampilan fakta-fakta tertentu yang diandalkan

untuk mendukung pendapat (claim) yang diberikan, 3) Memberikan bukti

yang mendukung dan relevan, 4) Membuat penjelasan sebab akibat yang

berhubungan terhadap fenomena yang diberikan, 5) Memberikan sanggahan

terhadap pendapat orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa, guru menyadari

bahwa keterampilan argumentasi siswa masih tergolong rendah.

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

4

Untuk mengembangkan kemampuan argumentasi pada siswa, maka

diperlukan sebuah model pembelajaran yang bisa memfasilitasinya. Bilig dan

Khun (1996, dalam Osborne, 2004: 996) menyatakan bahwa proses

pembelajaran yang melibatkan argumen dalam pembelajaran harus melibatkan

siswa pada kegiatan diskusi kelompok, sehingga siswa dapat memiliki

kesempatan untuk berlatih metode ilmiah dalam menyetujui dan menyanggah

ide-ide mereka selain mempelajari konsep. Salah satu cara yang mungkin

dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan keterampilan argumentasi

siswa adalah melalui model pembelajaran berbasis inkuiri. Inkuiri adalah

sebuah strategi yang menekankan pada proses berpikir secara sistematis, kritis

dan analisis untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu

permasalahan yang dihadapi, baik di dalam proses pembelajaran maupun di

lingkungan dimana mereka berada, sehingga di harapkan dapat menumbuhkan

sikap percaya diri dan kebermaknaan hidup (Lahadisi, 2014: 89).

Berdasarkan hasil analisis angket dan wawancara terhadap 40 guru IPA SMP

Negeri dan Swasta di Kota Bandar Lampung yang dilaksanakan pada bulan

September sampai Oktober 2018 diketahui bahwa 45% guru sudah

menggunakan inkuiri dalam pembelajaran IPA. Namun pelaksanaannya, guru

dalam penggunaan model inkuiri belum memberdayakan keterampilan

argumentasi siswa, karena siswa masih belum bisa menyampaikan

argumentasi dengan yakin dan percaya diri. Menurut Kim dan Song (2005:

134) pada umumnya pembelajaran IPA di kelas lebih menekankan pada kerja

praktek daripada melibatkan siswa dalam proses berpikir melalui serangkaian

wacana ilmiah diskusi, argumentasi dan negosiasi. Sementara itu, model

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

5

inkuiri yang kebanyakan telah diterapkan oleh guru masih belum dapat

mengembangkan kemampuan argumentasi ilmiah siswa karena hanya sebatas

melibatkan siswa untuk mencari data dan mempresentasikan data yang

didapat.

Selain itu, hasil survei yang dilaksanakan pada 546 siswa SMP kelas VIII di

Bandar Lampung menunjukkan, keterampilan argumentasi perlu dimiliki oleh

mereka. Selain itu, sebanyak 52% siswa merasa tertantang bila dalam forum

diskusi, 58% siswa menyatakan mampu berbicara lancar dan cukup percaya

diri untuk menyatakan pendapat di depan kelas, 73% siswa merasa tertarik

untuk memberikan komentar terhadap orang lain, 82% siswa merasa perlu

menunjukkan bukti dan melakukan pembenaran dalam mempertahankan

pendapat, 49% siswa menyatakan dapat mempengaruhi orang lain, serta

memberikan alasan yang kuat untuk mendukung suatu pendapat, dan 63%

menyatakan yakin dapat memberikan sanggahan terhadap suatu pendapat yang

dianggap tidak benar. Hasil survei menunjukkan bahwa besarnya potensi

siswa yang dikembangkan kemampuannya dalam berargumentasi.

Sebuah model pembelajaran yang berlandaskan inkuiri diperlukan dalam

mengembangkan kemampuan argumentasi siswa. Salah satu alternatif model

pembelajaran yang dapat digunakan adalah ADI (Argument Driven Inquiry).

Tetapi, hasil angket menunjukkan bahwa hampir semua (75%) guru belum

mengetahui tentang model pembelajaran ADI, sehingga model pembelajaran

tersebut belum diterapkan di sekolah dalam proses pembelajaran IPA,

terutama pada materi pokok sistem pernapasan. Hal ini sesuai dengan

pendapat Sampson dan Gleim (2009, dalam Demircioglu dan Ucar, 2015: 268)

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

6

bahwa beberapa guru IPA memiliki masalah dalam mengintegrasikan dan

menggunakan penyelidikan ilmiah di kelas mereka, serta melibatkan siswa

ikut dalam penelitian ilmiah untuk membantu mereka memahami

perkembangan konsep penting dalam sains.

Sistem pernapasan pada manusia termasuk ke dalam materi pokok yang

diajarkan di sekolah pada siswa kelas VIII SMP/MTs. Dalam pembelajaran

materi pokok tersebut, siswa diharapkan dapat mencapai Kompetensi Dasar

(KD) yaitu 3.9 Menganalisis sistem pernapasan pada manusia dan memahami

gangguan pada sistem pernapasan serta upaya menjaga kesehatan sistem

pernapasan dan KD 4.9 Menyajikan karya tentang upaya menjaga sistem

pernapasan. Model pembelajaran ADI diyakini tepat untuk digunakan karena

materi sistem pernapasan pada manusia merupakan materi yang objeknya

nyata dan dapat dilihat langsung oleh siswa. Siswa dapat mengobservasi

fenomena yang berkaitan dengan sistem pernapasan pada manusia secara

langsung, sehingga siswa tidak sulit merancang penyelidikan ilmiah. Hal ini

didasarkan penelitian Sampson, dkk. (2010: 219) bahwa model pembelajaran

ADI merupakan salah satu model pembelajaran yang didesain untuk

membantu siswa dalam memahami penjelasan ilmiah, belajar cara

menghasilkan bukti ilmiah, dan merefleksikan pengetahuan ilmiah kepada

siswa untuk mengembangkan metode mereka sendiri dalam memperoleh data,

melakukan investigasi, menggunakan data untuk menjawab pertanyaan

penyelidikan, menulis, dan berpikir lebih reaktif.

Beberapa hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang

akan dilakukan dan mendukung penelitian ini yaitu Ginanjar, dkk. (2015: 27)

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

7

yang menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran ADI dapat

meningkatkan kemampuan argumentasi siswa SMP, baik berargumentasi lisan

maupun tertulis. Sampson, dkk. (2010: 217) menyatakan bahwa siswa

memiliki keterlibatan disiplin yang lebih baik dan menghasilkan argumen

yang lebih baik setelah pembelajaran dengan menggunakan model ADI.

Penelitian yang dilakukan oleh Demircioglu & Ucar (2015: 267) model ADI

menyimpulkan bahwa metode yang efektif untuk meningkatkan prestasi

akademik dan proses sains.

Penggunaan model pembelajaran dipengaruhi oleh karakteristik siswa,

diantaranya adalah gender. Gender adalah suatu proses kultural yang berupaya

membuat perbedaan dalam hal peran, perilaku, mentalitas dan karakteristik

emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang di dalam

masyarakat tanpa konotasi-konotasi yang sepenuhnya bersifat biologis (Janah,

2017: 168). Gender merupakan suatu konsep yang digunakan untuk

mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Secara alamiah

telah diketahui bahwa laki-laki dan perempuan memiliki struktur otak yang

berbeda (Yuliani, 2014: 3). Hasil tersebut berkaitan dengan perkembangan

otak laki-laki dan perempuan pada usia 12-16 tahun yang berbeda, karena

selama puber perkembangan otak perempuan lebih cepat dua tahun dari pada

laki-laki. Ini menjelaskan mengapa siswa putra lebih sulit belajar bahasa,

tetapi lebih cepat menyerap pelajaran matematika dari pada siswa putri

(Yulianto dan Dwijananti, 2013: 27). Menurut (Yuliani, 2014: 4) terdapat

perbedaan kualitas pertanyaan yang diajukan siswa laki-laki dan siswa

perempuan. Siswa laki-laki mampu memunculkan pertanyaan dimensi kognitif

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

8

analisis (C4) lebih banyak dibandingkan perempuan untuk kategori taksonomi

Bloom. Sedangkan siswa perempuan lebih banyak menanyakan dimensi

kognitif analisis (C1) untuk kategori taksonomi Bloom.

Hasil analisis angket menunjukkan bahwa 25% guru dalam membentuk

kelompok belajar yang heterogen mempertimbangkan perbedaan gender (laki-

laki/perempuan) peserta didik. Menurut (Slavin, 2010: 16) guru membentuk

kelompok yang anggotanya empat atau lima orang secara heterogen (berbeda

jenis kelamin, latar belakang, status sosial, kemampuan akademik dan lain-

lain. Seperti pada penelitian Kariawati (2017: 269) kelas disusun dalam

kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 orang siswa dengan kemampuan yang

heterogen baik jenis kelamin maupun suku). Heterogenitas anggota dalam

suatu kelompok dapat diliat dari level keterampilan, pengalaman, etnis, jenis

kelamin, keterampilan komunikasi, kepemimpinan, dan keinginan untuk

berjuang bagi timnya. Makin heterogen anggota tim makin cenderung mudah

melaksanakan penilaian keberhasilan pembelajaran (Suherman, 2009: 30).

Menurut Wang (2012: 109) siswa harus bekerjasama dalam kelompok untuk

bisa melaksanakan tugas dan mencapai tujuan bersama. Dengan demikian,

akan terjalin komunikasi interpersonal termasuk ke dalamnya adalah

kemampuan untuk mendengarkan, bertanggung jawab terhadap tugas, belajar

untuk memberi dan menerima umpan balik, dan kemampuan untuk saling

menolong satu sama lain antara anggota kelompok (Polvi dan Telama,

2000:106).

Berdasarkan uraian tersebut dan mengingat pentingnya keterampilan

argumentasi bagi siswa serta perlunya seorang guru dalam

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

9

mempertimbangkan perbedaan gender dalam pembelajaran, maka perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut yang dapat melatih keterampilan argumentasi

siswa dengan metode inquiry. Hal inilah yang menjadi dasar alasan peneliti

untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran

Argument-Driven Inquiry (ADI) dan Gender Terhadap Keterampilan

Argumentasi Siswa SMP Pada Materi Pokok Sistem Pernapasan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka, rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan model

pembelajaran Argument-Driven Inquiry (ADI), terhadap keterampilan

argumentasi siswa SMP pada materi pokok sistem pernapasan?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari perbedaan gender terhadap

keterampilan argumentasi siswa SMP pada materi pokok sistem

pernapasan?

3. Apakah terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara model

pembelajaran Argument-Driven Inquiry (ADI) dengan gender terhadap

keterampilan argumentasi siswa SMP pada materi pokok sistem

pernapasan?

C. Tujuan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan penelitian di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah:

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

10

1. Signifikasi pengaruh dari penggunaan model pembelajaran Argument-

Driven Inquiry (ADI) terhadap keterampilan argumentasi siswa SMP pada

materi pokok sistem pernapasan.

2. Signifikasi pengaruh dari perbedaan gender terhadap keterampilan

argumentasi siswa SMP pada materi pokok sistem pernapasan.

3. Signifikasi pengaruh dari interaksi antara pembelajaran Argument-Driven

Inquiry (ADI) dengan gender terhadap keterampilan argumentasi siswa

SMP pada materi pokok sistem pernapasan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda untuk

meningkatkan keterampilan argumentasi siswa dalam pembelajaran IPA.

2. Bagi guru, dapat menjadi pertimbangan sebagai alternatif model

pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan argumentasi siswa.

3. Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman dan pengetahuan, dalam

mengajar dengan menggunakan model ADI untuk materi sistem

pernapasan pada manusia.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran ADI adalah model pembelajaran yang

menerapkan kegiatan membaca, menulis, dan argumentasi yang

dilengkapi mereview dengan fakta-fakta melalui penelitian. Ada 8

sintaks pada penelitian ini yaitu: 1) Mengidentifikasi masalah; 2)

Mengumpulkan data; 3) Pembuatan argumen tentatif; 4) Sesi

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

11

argumentasi; 5) Penyusunan laporan; 6) Revieu laporan; 7) Revisi

laporan; 8) Diskusi reflektif;

2. Variabel gender dalam penelitian ini dibedakan menjadi laki-laki dan

perempuan. Gender merupakan suatu konsep yang digunakan untuk

mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Secara

alamiah telah diketahui bahwa laki-laki dan perempuan memiliki

struktur otak yang berbeda;

3. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP

Negeri 4 Bandar Lampung. Sedangkan sampel penelitian ini adalah

siswa-siswa SMP Negeri 4 Bandar Lampung yang terdiri dari kelas

VIII.D dan kelas VIII.E yang dibedakan menjadi kelas eksperimen

dan kelas kontrol;

4. Materi pokok yang diteliti adalah Sistem Pernapasan pada Manusia

untuk siswa SMP kelas VIII pada KD. 3.9 Menganalisis sistem

pernapasan pada manusia dan memahami gangguan pada sistem

pernapasan serta upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan;

5. Keterampilan argumentasi siswa, yaitu kemampuan siswa untuk

mengkonstruk atau membangun gagasan atau penjelasan ilmiah untuk

memecahkan suatu gejala atau masalah dengan dilengkapi data-data

atau fakta yang ditemukan dalam kegiatan penyelidikan. Keterampilan

argumentasi diukur menggunakan kerangka kerja TAP yang

dimodifikasi oleh Osborne, dkk. (2004: 1008), yaitu: a) Argumentasi

terdiri dari argumen-argumen dengan sebuah counter claim atau claim

dengan claim lain; b) Argumentasi memiliki argumen-argumen yang

tersusun atas claim, data, warrant atau backing tapi tidak memiliki

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

12

rebuttals; c) Argumentasi memiliki argumen dengan serangkaian claim

atau counter claim dengan data, warrents atau backings dengan

sanggahan yang lemah sekali; d) Argumentaasi menunjukkan argumen

dengan sebuah rebuttal yang bisa diidenitfikasi dengan jelas seperti,

sebuah argumen yang memiliki beberapa claim dan counter claim tetapi

tidak diperlukan. e) Argumentasi menghadirkan argumen yang

diperpanjang dengan lebih satu rebuttal. Adapun alat ukur yang

dilakukan dalam penelitian ini yaitu soal pre tes dan pos tes dengan tipe

Competiting Theories oleh (Osborne, dkk., 2004: 1002).

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

13

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan konsep pembelajaran alam yang

mempunyai hubungan sangat luas dengan kehidupan manusia. Menurut

Zubaidah (2011: 6) IPA didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh

melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan dan deduksi

untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat

dipercaya. IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya

secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui

metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah

seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya (Trianto, 2010: 136).

Sedangkan menurut Sulistyanto dan Endy (2008: 7) IPA merupakan

kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya produk saja tetapi juga

mencangkup pengetahuan seperti keterampilan dalam hal melaksanakan

penyelidikan ilmiah.

IPA merupakan ilmu dasar (basic sciece) yang membekali peserta didik

belajar tentang alam dengan segala aktivitasnya dan mendasari ilmu-ilmu

terapannya (Munandar, 2016: 11). IPA memiliki karakteristik khusus, yaitu:

1) mempelajari fenomena alam yang flaktual; 2) berupa kenyataan atau

kejadian; 3) hubungan sebab akibatnya (Wisudawati dan Sulistyowati, 2004:

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

14

22-24). Dalam IPA peserta didik akan belajar tentang alam dengan segala

aktivitasnya untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan proses.

Keterampilan proses dalam IPA meliputi: mengamati, mengajukan hipotesis,

menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar, mengajukan pertanyaan,

menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasi hasil temuan

secara lisan ataupun tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang

relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-

hari (Munandar, 2016: 12).

Pada hakikatnya, proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian

pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar

memahami alam sekitar secara alamiah. Pembelajaran IPA menurut

Muhlisin, dkk. (2016: 113) merupakan integrasi antara proses inkuiri dan

pengetahuan sehingga pengembangan konsep IPA harus dikaitkan dengan

pengembangan keterampilan ilmiah dan sikap ilmiah. Peserta didik dilatih

untuk mengembangkan keterampilan menjelajah lingkungan dan

memecahkan masalah. Selain itu, menurut Sayekti, dkk. (2012: 143)

pembelajaran IPA memberikan kesempatan siswa untuk mendeskripsikan

objek dan kejadian, mengajukan pertanyaan, memperoleh pengetahuan,

mengkonstruk penjelasan dari fenomena alam, menguji penjelasan dengan

berbagai cara dan mengomunikasikannya kepada orang lain. Pembelajaran

IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri

sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam

menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari (Trianto, 2014: 53).

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

15

Pembelajaran IPA di sekolah sebaiknya: (1) memberikan pengalaman pada

siswa sehingga mereka kompeten melakukan pengukuran berbagai besaran

fisis; (2) menanamkan pada siswa pentingnya pengamatan empiris dalam

menguji suatu pernyataan ilmiah (hipotesis). Hipotesis ini dapat berasal dari

pengamatan terhadap kejadian sehari-hari yang memerlukan pembuktian

secara ilmiah; (3) latihan berpikir kuantitatif yang mendukung kegiatan

belajar matematika, yaitu sebagai penerapan matematika pada masalah-

masalah nyata yang berkaitan dengan peristiwa alam; (4) memperkenalkan

dunia teknologi melalui kegiatan kreatif dalam kegiatan perancangan dan

pembuatan alat-alat sederhana maupun penjelasan berbagai gejala dan

keampuhan IPA dalam menjawab berbagai masalah (Depdiknas, 2006: 6).

Sebagai bagian dari IPA, secara eksplisit biologi juga memiliki misi

tersendiri, yaitu: aspek empiris, aspek evaluasi dan aspek sintas. Belajar

biologi berarti berupaya mengenali proses kehidupan nyata di lingkungan,

atau belajar biologi dari aspek empiris (purpose in emerical evidence).

Belajar biologi berarti berupaya mengenali diri sebagai makhluk, atau belajar

biologi dari aspek evaluasi (purpose in human institution). Belajar biologi

diharapkan bermanfaat untuk peningkatkan kualitan dan kehidupan manusisa

serta lingkungannya atau belajar biologi dari aspek sintas (purpose in human

life) (Rustaman, 2005: 34).

B. Model Pembelajaran Argument -Driven Inquiry (ADI)

Salah satu model pembelajaran yang memiliki peranan penting dalam proses

pembelajaran IPA adalah Argumen-Driven Inquiry (ADI). Argumen-Driven

Inquiry (ADI) merupakan sebuah model pembelajaran yang menekankan

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

16

pada konstruksi dan validasi pengetahuan melalui kegiatan penyelidikan

(inkuiri). Model pembelajaran ADI menurut Sampson dan Gleim (2009: 465)

sebagai model pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan siswa dengan cara melakukan penyelidikan di

laboratorium sehingga siswa dapat berkontribusi melalui argumentasi ilmiah,

membaca dan menulis.

Model pembelajaran ADI dirancang untuk membuat sebuah kelas yang dapat

membantu siswa untuk mengerti tentang bagaimana cara membuat sebuah

penjelasan ilmiah, bagaimana menggeneralisasikan fakta ilmiah,

menggunakan data untuk menjawab pertanyaan ilmiah dan pada akhirnya

merefleksikan hasil kerja yang telah dilakukannya (Sampson dkk., 2011: 18).

Model pembelajaran ADI berbeda dengan metode lainnya, yaitu siswa

diarahkan untuk merancang dan melaksanakan penyelidikan mereka sendiri,

mengumpulkan dan menganalisis data, berkomunikasi dan membenarkan ide-

ide mereka satu sama lain selama sesi argumentasi interaktif, menulis laporan

penyelidikan dan mendokumentasikan pekerjaan mereka, dan terlibat dalam

peer-review (Demircioglu dan Ucar, 2015: 269). Sementara, Astuti dan

Corebima (2016: 336) menyatakan bahwa model pembelajaran ADI

memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah membingkai tujuan

kegiatan kelas sebagai upaya untuk mengembangkan, memahami, atau

mengevaluasi penjelasan ilmiah untuk fenomena alam atau solusi untuk

masalah.

Adapun langkah-langkah model pembelajaran ADI menurut (Sampson dan

Gleim, 2009: 466-470) sebagai berikut:

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

17

1) Identifikasi tugas

Pada tahap ini, guru mengenalkan topik utama dan urutan pembelajaran

yang akan dipelajari. Langkah-langkah pada tahap ini di rancang untuk

menarik perhatian dan minat siswa. Guru perlu memancing siswa apakah

mereka sudah memahami kegiatan yang akan mereka lakukan. Pada akhir

tahap ini, siswa harus menyiapkan diri untuk terlibat dalam topik yang

akan dipelajari serta harus mengetahui langkah-langkah untuk

mengumpulkan data.

2) Pengumpulan data

Pada tahap ini, siswa akan mengembangkan dan menerapkan suatu

metode untuk menjawab permasalahan penelitian dalam kelompok

kolaboratif. Siswa diberi kesempatan umtuk berinteraksi langsung

mencari data yang sesuai dengan permasalahan penelitian menggunakan

teknik pengumpulan data yang tetap dan sesuai. Siswa memiliki

kesempatan untuk mempelajarai jenis, bahan dan teknik pengumpulan

data yang sesuai dengan subjek kualifikasi penelitian. Siswa akan

mengetahui permasalahan yang mereka temui selama penelitian dalam

studi eksperimental.

3) Produksi argumen tentatif

Pada tahap ini guru membimbing siswa untuk menuliskan argumen

meliputi claim, bukti (data), warrant dan backing dipapan tulis dan bisa

dibagikan oleh kelompok lainnya. Setiap siswa harus bekerja sama agar

penulisan argumen selesai dengan tepat waktu yang telah disediakan.

Tahap ini dirancang untuk memfokuskan perhatian siswa pada

pentingnya membangun sebuah argumen yang bersifat ilmiah dan harus

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

18

mampu mendukung penjelasan dengan bukti-bukti yang valid. Siswa

harus memahami ilmuan harus mendukung klaim dengan bukti dan

penjelasan yang tepat.

4) Sesi interaktif argumentasi

Pada tahap ini, siswa diberi kesempatan untuk mengusulkan, memberi

dukungan, memberi kritik, memperbaiki kesimpulan, penjelasan atau

dugaan dari hasil penelitain kelompok yang lain. Salah satu anggota dari

masing-masing kelompok akan berlaku sebagai juru bicara untuk berbagi

hasil penelitian yang telah dilakukan, kesimpulan yang telah dicapai, data

yang mereka kumpulakan, dan ide-ide dari kelompok mereka. Setiap

anggota dari masing-masing kelompok bisa memberikan sanggahan

kepada kelompok lainnya untuk menentukan klaim yang paling valid atau

memperbaiki klaim sehingga klaim bisa diterima. Dalam tahap ini, siswa

dilatih untuk berargumen ketika apa yang mereka temukan berbeda

dengan kelompok lain. Kemudian siswa akan berusaha mencari tahu

kebenarannya dengan memastikan kembali data-data yang telah diperoleh

berdasarkan penyelidikan yang telah dilaksanakan dan juga memastikan

teori yang berkaitan dengan penemuannya.

5) Penyusunan laporan

Pada tahap ini, siswa belajar untuk menuliskan hasil penyelidikan yang

telah dilakukan. Dengan menuliskan kembali hasil penyelidikan akan

membuat siswa semakin mengingat temuan-temuan berkaitan dengan

materi tersebut. Laporan dibuat oleh masing-masing individu yang

menjelaskan tujuan penyelidikan, metode yang digunakan, serta

memberikan argumen dengan alasan yang baik.

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

19

6) Review Laporan

Setelah laporan diselesaikan,maka akan dilakukan review laporan antar

teman untuk mengetahui ketepatan isi atau kriteria laporan berdasarkan

lembar review model ADI. Riviewer bertugas untuk memberikan skor

pada setiap tahapan. Kemudian menulisakan komentar berdasarkan

kesalahan-kesalahan atau kekurangan-kekurangan yang terdapat pada

laporan tersebut. Pada tahap ini siswa juga dilatih untuk objektif dalam

memberikan skor kepada temannya dan mengasah kemampuan dalam

memahami tulisan orang lain.

7) Revisi laporan personal

Tahap ini laksanakan setelah terlaksananya review laporan. Laporan yang

telah dikoreksi dikumpulkan kepada guru untuk diberikan nilai. Jika nilai

yang diperoleh dibawah ketentuan maka akan dikembalikan kepada

pemiliknya untuk direvisi. Setelah revisi selesai, maka laporan tersebut

harus dikumpulkan kembali kepada guru untuk dinilai. Revisi laporan

bertujuan untuk melatih siswa menulis dengan lebih baik dan tidak

mengulangi kesalahan yang sama.

8) Diskusi reflektif

Guru memimpin diskusi eksplisit dan reflektif tentang penyelidikan

setelah peer review selesai. Tujuan dari diskusi ini adalah menyediakan

tempat bagi siswa untuk berbicara tentang apa yang telah mereka pelajari

selama penyelidikan.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran ADI

dapat mengembangan keterampilan argumentasi siswa. Penelitian yang

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

20

dilakukan oleh Sampson, dkk. (2010: 217) menujukkan bahwa model

pembelajaran ADI, mempengaruhi cara siswa berpartisipasi dalam

argumentasi ilmiah dan kualitas argumentasi ilmiah mereka. Siswa memiliki

disiplin yang lebih baik dan menghasilkan argumen yang lebih baik setelah

pembelajaran, meskipun ada beberapa masalah muncul yang menghambat

peningkatan secara keseluruhan. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh

Sampson, dkk. (2012: 7) menyimpulkan bahwa siswa memiliki keterampilan

dan pemahaman tentang sifat dari penyelidikan ilmiah serta menghasilkan

argumen yang lebih baik setelah menggunakan model pembelajaran ADI.

Demircioglu & Ucar (2012: 5037) telah melakukan penelitian kepada

Mahasiswa PPG Sains SD di Universitas Turki, ternyata model pembelajaran

ADI mampu meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam berargumen

dibandingkan dengan metode praktikum tradisional. Penelitian yang

dilakukan Kadayifci, dkk. (2012: 805) yang dilakukan di kelas kimia sebuah

Universitas di Turki menyimpulkan bahwa melalui model pembelajaran ADI

dapat ditemukan hubungan antara kelemahan siswa dalam keterampilan

berargumentasi dengan rendahnya keterampilan berpikir kritis dan rendahnya

kreativitas.

C. Gender

Gender dipahami sebagai suatu konsep mengenai peran laki-laki dan

perempuan. Istilah gender menyangkut perbedaan psikologi, sosial dan

budaya antara laki-laki dan perempuan (Remiswal, 2013: 12). Menurut

Santrock (2011:217) gender merujuk pada konsep laki-laki atau perempuan

berdasarkan dimensi sosial budaya dan psikologi. Gender dibedakan dari

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

21

jenis kelamin, yang melibatkan dimensi biologis dari perempuan atau laki-

laki. Peran gender adalah harapan sosial yang menentukan bagaimana laki-

laki dan perempuan seharusnya berpikir, bertindak, dan merasakan.

Sedangkan menurut (Nevid, 2009: 770) Gender adalah konsep psikososial

yang membedakan maskulinitas dan feminitas. Dengan demikian, kita

menggunakan istilah peran gender untuk menyebut tatanan prilaku oleh

budaya tertentu dianggap bisa diterima bagi laki-laki atau perempuan.

Pengalaman psikologis menjadi laki-laki atau perempuan disebut dengan

identitas gender.

Perbedaan gender merupakan satu dari berbagai macam perbedaan yang ada

di dalam kelas. Siswa laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam

beberapa hal. Elliot, dkk. (2000: 138) telah menunjukkan beberapa perbedaan

siswa ditinjau dari perbedaan gender. Perbedaan yang tampak jelas adalah

perbedaan secara fisik. Anak laki-laki biasanya memiliki fisik yang lebih

besar dan kuat meskipun hampir semua anak perempuan matang lebih cepat

daripada anak laki-laki. Anak laki-laki juga dinyatakan lebih unggul dalam

hal keterampilan spasial daripada anak perempuan. Sementara itu, menurut

Pambudiono, dkk. (2018: 449) anak laki-laki sering mengalami masalah

dalam hal berbahasa, sehingga anak perempuan dinyatakan lebih unggul

dalam hal kemampuan verbal. Perbedaan gender ini tampaknya juga

berpengaruh pada besarnya motivasi siswa untuk berprestasi. Hal tersebut

karena adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih unggul dalam bidang

sains dan matematika, sedangkan anak perempuan akan lebih unggul pada

tugas-tugas yang lebih feminim seperti seni dan musik.

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

22

Persoalan perbedaan gender dalam kecerdasan atau pencapaian akademis

telah diperdebatkan selama berabad-abad dan masalah itu menjadi sangat

penting (Slavin, 2008: 159). Beberapa pendekatan biologis menjelaskan

perbedaan-perbedaan dalam otak perempuan dan laki-laki. Satu pendekatan

berfokus pada perbedaan antara perempuan dan laki-laki di dalam Corpus

collosum, sekumpulan serat saraf yang menggabungkan dua belahan otak

(Santrock, 2011: 218). Corpus collosum pada perempuan lebih besar daripada

laki-laki dan ini mungkin menjelaskan mengapa perempuan lebih sadar

dibandingkan dengan laki-laki tentang emosi mereka sendiri dan emosi orang

lain. Ini bisa terjadi karena otak kanan mampu meneruskan lebih banyak

informasi tentang emosi ke otak kiri. Bagian otak yang terlibat dalam

pengungkapan emosional menunjukkan lebih banyak aktivitas metabolis pada

perempuan dibandingkan pada laki-laki Gur, dkk., (1995 dalam Santrock,

2011: 218). Selain itu, bagian Lobus parietal (salah satu cuping otak di

bagian ujung kepala) yang berfungsi dalam keterampilan visual dan ruang

pada laki-laki, lebih besar daripada perempuan (Frederikse, dkk., 2000: 425).

Perbedaan gender dalam hal kemampuan kognitif, kepribadian dan

kemampuan kepemimpinan dapat dilihat dalam tabel 1. berikut ini:

Tabel 1. Perbedaan GenderKeterampilan atau Ciri Temuan Penelitian Komentar Tambahan

Kemampuan Kognitif Anak perempuan umumnyabekerja lebih baik dari padaanak laki-laki dalamketerampilan verbaltertentu, sedangkan anaklaki-laki bekerja lebih baikdalam keterampilan visual-spasial spesifik danketerampilan matematika

Perbedaan di dalamgender lebih besardaripada di antaragender. Perbedaangender terkaitkemampuan mungkinmencerminkan faktorbiologis danpsikososial

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

23

Lanjutan Tabel 1.Keterampilan atau Ciri Temuan Penelitian Komentar Tambahan

Kepribadian Laki-laki umumnyamempunyai agresivitas danpenghargaan lebih tinggi.Perempuan cenderunglebih tinggi dalam halkeramahan,kesalingpercayan,kepengasuhan dan ekspresiemosi

Watak kepribadian,kemampuan kognitifdan perilaku bermainterkait erat denganperan gender, sehinggamungkin mustahilmemisahkan efekbudaya dari perbedaanbiologis

Kemampuankepemimpinan

Perempuan dan laki-lakisama-sama efektif sebagaipemimpin, tetapi gayakepemimpinan biasanyaberbeda sesuai dengangender

Pemimpin perempuancenderung lebihberfokus padapengupayaankerjasama. Sedangakanpemimpin laki-lakicenderung memimpinmelalui perintah atausuruhan.

Sumber: (Nevid, 2009: 789).

Berdasarkan hasil penelitian Sadker (1994, dalam Yulianto dan Dwijananti

2013: 27) diketahui bahwa ada hubungan antara hasil belajar dengan jenis

kelamin. Penelitian lain oleh sekolah di Inggris didapatkan bahwa siswa putri

yang belajar di sekolah putri lebih cerdas di bandingkan dengan siswa di

sekolah campuran. Hasil dari penelitian Ricketts (2004: 15) menunjukkan

bahwa perempuan lebih tinggi dari nilai laki-laki dalam hal kemampuan

berpikir kritis analisis. Perempuan juga dinilai lebih tinggi dari laki-laki

dalam kemampuan membuat kesimpulan, yang berarti perempuan lebih

mampu mengidentifikasi unsur-unsur yang dibutuhkan untuk menarik

kesimpulan, untuk menyusun hipotesis, untuk mempertimbangkan informasi

yang relevan. Pada perempuan, daerah otak yang berhubungan dengan fungsi

bahasa bekerja lebih keras sehingga mengakibatkan kemampuan bahasa

perempuan lebih tinggi daripada laki-laki.

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

24

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh gender

terhadap penggunaan pemilihan model pembelajaran yang ternyata

berpengaruh terhadap hasil belajar. Hal ini dibuktikan oleh (Sulistiyawati dan

Andriani, 2017: 130) terdapat model pembelajaran Gallery of Learning

diyakini berpotensi memberdayakan keterampilan berpikir. Model

pembelajaran ini melibatkan semua siswa untuk aktif belajar dan

mengakomodasi segala perbedaan yang ada di kelas, termasuk perbedaan

gender. Selain itu, menurut Monica, dkk. (2018: 1) model pembelajaran ADI

efektif untuk meningkatkan keterampilan argumentasi siswa pada materi zat

aditif dan adiktif ditinjau dari gender.

D. Keterampilan Argumentasi

Salah satu keterampilan yang berperan penting dalam pembelajaran adalah

keterampilan argumentasi. Menurut Keraf (2007: 3) argumentasi adalah suatu

bentuk pernyataan yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat

orang lain agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa

yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Argumentasi juga merupakan

kegiatan sosial dan rasional yang bertujuan untuk meyakinkan orang lain

secara logika agar mereka percaya dan terpengaruh dengan sudut pandang

penulis atau pembicara (Eemeren, dkk., 2002: 1-2). Dalam pembelajaran

sains argumentasi sangat diperlukan untuk memahami suatu konsep.

Argumen sangat penting terutama dalam pembelajaran sains di kelas. Dengan

berargumentasi siswa ditantang untuk menyatakan pendapatnya sendiri

mengenai suatu fenomena. Osborne (2005, dalam Celep, 2015: 32)

menyatakan bahwa argumentasi di kelas membuat siswa dapat memperoleh

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

25

dan mempromosikan pemahaman epistemologis tentang sains melalui

pemahaman konseptual dan mengembangkan pemahaman tentang

pembangunan pengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, argumentasi perlu

dianggap serius oleh siswa dan diajarkan secara eksplisit di kelas melalui

pengajaran dengan menggunakan pendekatan dan model pembelajaran yang

sesuai (Demircioglu dan Ucar 2015: 268).

Kualitas keterampilan argumentasi ilmiah siswa dapat dievaluasi dengan

menggunakan 4 indikator yakni pemberian claim yang sesuai dengan

pernyataan, menganalisis data untuk menguatkan claim, memberikan

penjelasan yakni menghubungkan data dengan claim, dan memberikan teori

yang sesuai (Sampson, dkk., 2010: 221). Pola argumentasi Toulmin sangat

efektif untuk mengukur kemampuan berargumentasi seseorang. Hasil

penelitian Simon, dkk. (2006: 256) menunjukkan bahwa pola argumentasi

Toulmin (Toulmin Argumentation Pattern) sangat cocok bagi seorang

peneliti untuk mengidentifikasi argumentasi dan mengukur kualitas

argumentasi. Menurut Toulmin mengklasifikasikan enam elemen penting

dalam sebuah argumen yaitu, claim, grounds, warrant, qualifer, backing dan

rebuttals. Beberapa komponen penyusunan argumen menurut Toulmin

(2003: 89-104), yaitu:

1. Grounds/data, yaitu bukti-bukti atau informasi yang dijadikan dasar untuk

membuat sebuah pernyataan;

2. Claim, yaitu kesimpulan atau pernyataan yang diangkat dan diyakini

kebenarannya oleh penulis/penutur. Claim tersebut menjadi sentral dalam

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

26

teks. Didalam sebuah proses argumentasi baik lisan maupun tulisan,

claim akan selalu diperjelas dan dipertahankan oleh penutur atau penulis;

3. Warrant/pendukung, yaitu pernyataan yang menghubungkan sebuah

claim dengan data;

4. Backing/dukungan, yaitu bukti-bukti yang mendukung warrant;

5. Rebuttal/bantahan, yaitu bantahan terhadap suatu pernyataan. Rebutal dapat

pula sebagai pernyataan tentang suatu pengecualian;

6. Qualifier, yaitu syarat-syarat atau kondisi dimana claim berlaku.

Berikut ini skema TAP adalah dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Data So. (Quallifier). Claim

Since… Unless…Warrant Rebuttal

On account of…Backing

Gambar 1. Toulmin’s (Toulmin Argumentation Pattern)

Sumber: (Toulmin, 2003: 997).

Kerangka kerja analisis argumentasi berdasarkan TAP yang dimodifikasi

oleh Osborne, dkk. (2004: 1008) untuk mengukur kualitas keterampilan

argumentasi siswa dapat dilihat dalam tabel 2. dibawah ini.

Tabel 2. Kerangka Analisis Keterampilan Argumentasi Ilmiah.Skor Deskripsi

1Argumentasi terdiri dari argumen-argumen dengan sebuah counterclaim atau claim dengan claim lain.

2Argumentasi memiliki argumen-argumen yang tersusun atas claim,data, warrants atau backings, tetapi tidak memiliki rebuttals.

3Argumentasi memiliki argumen dengan serangkaian claim atau counterclaim dengan data, warrants atau backings, dengan sanggahan yanglemah sekali.

4Argumentasi menunjukkan argumen dengan claim sebuah rebuttal yangbisa diidentifikasi dengan jelas, seperti sebuah argumen yang memilikibeberapa claim dan counter claim tetapi tidak diperlukan.

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

27

Lanjutan Tabel 2.Skor Deskripsi

5Argumentasi menghadirkan argumen yang diperpanjang dengan lebihdari satu rebuttal.

F. Materi Pokok Sistem Pernapasan di SMP

Salah satu kompetisi dasar materi sistem pernapasan pada manusia kelas VIII

SMP semester genap, tercantum dalam KD 3.9 yaitu Menganalisis sistem

pernapasan pada manusia dan memahami gangguan pada sistem pernapasan,

serta upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan. Untuk mencapai KD

tersebut pembelajaran IPA diarahkan pada materi pokok sistem pernapasan

pada manusia terdiri dari sub materi pengertian sistem pernapasan, organ

pernapasan pada manusia, mekanisme penapasan manusia, frekuensi

pernapasan, volume pernapasan, gangguan pada sistem pernapasan manusia

dan upaya untuk mencegah atau menanggulanginya.

1. Sistem Pernapasan

Sistem pernapasan merupakan sistem yang berperan untuk menukar udara

ke permukaan yang terjadi di dalam paru-paru.

a. Pengertian Pernapasan

Pernapasan sendiri memiliki beberapa definisi yaitu:

1) Pernapasan adalah proses pertukaran gas antara makhluk hidup

dengan lingkungannya (Widodo, dkk., 2009: 52).

2) Pernapasan merupakan peristiwa menghirup udara dari luar yang

mengandung O2 dan mengeluarkan CO2 sebagai sisa oksidasi

(Setiadi, 2007: 40)

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

28

3) Pernapasan merupakan proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran

gas di dalam jaringan atau “pernapasan dalam” dan di dalam paru-

paru atau pernapasan luar (Pearce, 2016: 255).

b. Fungsi Bernapas

Fungsi bernapas menurut Zubaidah, dkk. (2014: 18) adalah proses

memasukkan gas oksigen (CO2) ke dalam tubuh dan mengeluarkan

karbondioksida O2 (gas sisa-sisa metabolisme) ke luar tubuh.

2. Organ Sistem Pernapasan

Pernapasan pada manusia terdiri dari berbagai macam organ pernapasan

yang saling berhubungan satu sama lain. Organ yang termasuk dalam

sistem pernapasan yaitu hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus,

dan paru-paru (Zubidah, dkk., 2017: 48). Sistem pernapasan pada manusia

digambarkan secara lengkap melalui gambar 2. berikut.

Gambar 2. Sistem Pernapasan Pada ManusiaSumber: Reece (2012: 919).

a. Hidung

Hidung merupakan alat pernapasan yang di lalui oleh udara dari luar. Di

dalam rongga hidung terdapat rambut dan selaput lendir. Menurut

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

29

Widodo, dkk. (2009: 53) udara yang dihirup oleh hidup akan

mengalami tiga perlakuan sebagai berikut:

1. Udara disaring rambut-rambut halus dan selaput lendir yang

terdapat pada rongga hidung.

2. Udara diatur suhunya sebelum masuk ke paru-paru.

3. Udara di dalam hidung diatur kelembapannya oleh selaput lendir.

b. Faring

Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai

persambungannya dengan usofagus pada ketinggian tulang rawan

krikoid. Maka letaknya di belakang hidung (nasofaring), di belakang

mulut (orofaring) dan di belakang laring (faring-laringeal) (Pearce,

2016: 257).

c. Laring

Laring atau ruang suara merupakan organ pernapasan yang

menghubungkan faring dengan trakea. Di dalam laring terdapat

epiglotis dan pita suara. Epiglotis berupa katup tulang rawan yang

berbentuk seperti daun yang dilapisi oleh sel-sel epitel, berfungsi untuk

menutup laring sewaktu menelan makanan atau minuman (Zubaidah,

dkk., 2017: 51).

d. Trakea

Trakea atau batang tenggorok kira-kira sembilan sentimeter

panjangnya. Trakea tersusun atas enam belas sampai dua puluh

lingkaran tak lengkap berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama

oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran di sebelah

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

30

belakang trakea. Trakea dilapisi selaput lendir yang terdiri atas

epitalium bersilia dan sel cangkir (Pearce, 2016: 258)

e. Bronkus

Bronkus merupakan dua cabang yang berasal dari trakea, masing-

masing dari cabang tersebut mengarah ke salah satu paru-paru

(Campbell, 2011: 79).

f. Bronkiolus

Di dalam paru-paru bronkus bercabang-cabang lagi menjadi saluran-

saluran halus (Campbell, 2011: 79). Pada ujung-ujung bronkiolus

terdapat gelembung yang sangat kecil dan berdinding tipis disebut

alveolus (Zubaidah, dkk., 2017: 52).

g. Paru-Paru

Menurut Aryulina (2007: 190 ) Paru-paru adalah alat pernapasan yang

terletak di dalam rongga dada dan di atas diafragma. Diafragma adalah

sekat rongga badan yang membatas rongga dada dan rongga perut.

Paru-paru diselubungi oleh selaput elastis yang disebut pleura.

Pleura terdiri atas selaput dalam (pleura viselaris) dan selaput luar

(pleura parietalis). Pada paru-paru kanan terdapat tiga lobus, sedangkan

paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus terbagi atas lobulus-lobulus dan

masing-masing lobulus memiliki bronkiolus dengan sejumlah alveolus.

(Arif, 2010: 110).

3. Mekanisme Penapasan Manusia

Pada saat kamu bernapas berlangsung dua mekanisme, yaitu menghirup

udara (inhalasi/inspirasi) dan menghembuskan udara (ekshalasi/ekspirasi)

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

31

(Zubaidah, dkk., 2014: 22). Menurut Widodo, dkk. (2009: 52) pernapasan

dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Pernapasan Dada

Pada waktu diafragma mendatar, volume rongga dada membesar

sehingga tekanan udara dalam rongga mengecil. Akibatnya udara dari

luar masuk ke dalam paru-paru. Bersamaan dengan kontraksi otot

diafragma, otot tulang rusuk juga berkontraksi sehingga rongga dada

mengembang.

2. Pernapasan Perut

Pada saat menarik nafas, otot diafragma berkontraksi. Akibatnya

kedudukan diafragma yang mula-mula melengkung ke atas menjadi

lurus atau mendatar sehingga rongga dada membesar dan perut

mengembang hingga menggembung. Karena paru-paru mengembang,

tekanan udara di dalam paru-paru turun sehingga udara dari luar masuk

ke dalam paru-paru.

4. Faktor Frekuensi Pernapasan

Gerakan pernapasan diatur oleh pusat pernapasan di otak, sedangkan

aktivitas saraf pernapasan dirangsang oleh stimulus (rangsangan) dari

karbondioksida (CO2). Pada umumnya, manusia mampu bernapas antara

15–18 kali setiap menitnya. Menurut Zubaidah, dkk. (2017: 56-58)

frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:

a. Umur, pada umumnya semakin bertambah umur seseorang maka

semakin rendah frekuensi pernapasannya;

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

32

b. Jenis kelamin, kebutuhan oksigen dan produksi CO2 pada laki-laki lebih

tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa proses metabolisme pada laki-laki

jauh lebih tinggi daripada perempuan;

c. Suhu tubuh, semakin tinggi suhu tubuh maka semakin cepat frekuensi

pernapasannya;

d. Posisi tubuh, posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap frekuensi

pernapasan;

e. Kegiatan atau aktivitas tubuh, orang yang melakukan aktivitas

memerlukan lebih banyak energi dibandingkan dengan orang yang tidak

melakukan aktivitas seperti duduk santai atau tiduran.

5. Volume Udara Pernapasan

Volume yang digunakan dalam proses pernapasan ada beberapa macam

menurut Zubaidah, dkk. (2017: 58-62) sebagai berikut:

a. Volume tidal, yaitu volume udara yang keluar masuk paru-paru saat

tubuh melakukan inspirasi atau ekspirasi biasa (normal) volumenya

sekitar 500 mL;

b. Volume cadangan ekspirasi, merupakan volume udara yang masih

dapat dikeluarkan secara maksimal dari paru-paru setelah mealakukan

ekspirasi biasa. Volume cadangan ekspirasi sekitar 1.500 mL;

c. Volume cadangan inspirasi, yaitu volume udara yang masih dapat

dimasukkan ke dalam paru-paru setelah melakukan inspirasi secara

biasa. Volume cadangan inspirasi sekitar 1.500 mL;

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

33

d. Volume residu, yaitu volume udara yang masih tersisa di dalam paru-

paru meskipun telah melakukan ekspirasi secara maksimal, volume

sekitar 1.000 mL;

e. Kapasitas vital paru-paru, yaitu total dari volume tidal ditambah volume

cadangan ekspirasi diambah volume cadangan inspirasi. Kapasitas vital

paru-paru sekitar 3.500 mL;

f. Kapasitas total paru-paru, yaitu volume udara yang dapat ditampung

secara maksimal dalam paru-paru. Volume kapasitas total paru-paru

yaitu volume kapasitas vital paru-paru ditambah volume residu,

volumenya sekitar 4.500 mL.

6. Gangguan dan Penyakit pada Sistem Pernapasan

Beberapa gangguan pada sistem pernapasan yaitu:

1) Influenza

Influenza merupkan penyakit yang disebabkan oleh infeksi influenza

virus yang menimbulkan radang pada selaput mukosa di saluran

pernapasan (Purnomo, 2009: 235)

2) Pneumonia

Pneumonia merupakan infeksi yang terjadi pada paru-paru. Penyebab

terjadinya pneumonia, antara lain karena infeksi dari virus,

bakteri,jamur dan parasite lainnya. Pada paru-paru penderita

pneumonia terdapat cairan yang kental, Cairan tersebut dapat

mengganggu pertukaran gas pada paru-paru. Hal ini menyebabkan

oksigen yang diserap oleh darah menjadi kurang (Zubaidah, dkk.,

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

34

2014: 24). Adapun perbandingan antara paru-paru orang sehat dengan

paru-paru penderita pneumonia disajikan pada Gambar 3. berikut.

Gambar 3. Kondisi paru-paru normal (kiri) penderita pneumonia (kanan)Sumber: Zubaidah, dkk. (2014: 24).

3) Tuberculosis (TBC)

Penyakit spesifik yang disebabkan Mycobacterium tuberculosae.

Bakteri ini dapat menyerang semua organ tubuh, tetapi yang paling

sering adalah paru-paru dan tulang (Aryuliana, 2007: 197). Dibawah

ini disajikan gambar paru-paru penderita TB dan bakteri penyebab

TBC, Mycobacterium tuberculosae.

Gambar 4. (a) Paru-paru penderita TB (b) Bakteri penyebab TBCSumber: Zubaidah, dkk. (2017: 67).

4) Asma

Asma adalah menyempitnya saluran pernapasan yang terjadi karena

otot polos penyusun dinding saluran berkontraksi terus menerus yang

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

35

berakibat pelebaran saluran pernapasan terganggu. Asma antara lain

disebabkan oleh alergi dan kekurangan hormon adrenalin (Hidayati,

2007: 220).

5) Tonsilitis

Secara normal, tonsil (amandel) akan menyaring virus dan bakteri

yang akan masuk ke dalam tubuh bersamaan dengan makanan atau

udara. Apabila daya tahan tubuh dalam kondisi lemah, virus dan

bakteri akan menginfeksi tonsil sehingga dapat menyebabkan penyakit

tonsillitis. Virus yang dapat menyebabkan tonsillitis yaitu Adenovirus,

Rhinovirus, Influenza dan Corona virus (Zubaidah, dkk., 2017: 64).

Adapun gambar penyakit tonsillitis disajikan pada gambar 5. di bawah

ini.

Gambar 5. TonsilitisSumber: Zubaidah, dkk. (2017: 64).

6) Kanker Paru-Paru

Kanker paru adalah semua penyakit keganasan di paru, mencangkup

keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer). Dalam pengertian

klinik yang dimaksud dengan paru-paru primer adalah tumor ganas

yang berasal dari epitel bronkus (karsinoma bronkus/bronchogenic

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

36

carcinoma) (Kemenkes, 2017: 7). Kanker paru-paru terjadi karena

pertumbuhan sel-sel yang tidak terkendali pada jaringan dalam paru-

paru. Jika sel-sel tersebut tidak segera ditangani, dapat menyebar

keseluruh paru-paru bahkan jaringan di sekitar paru-paru (Zubaidah,

dkk., 2017: 69). Adapun Gambar 6 merupakan paru-paru normal dan

penyakit kanker paru-paru.

Gambar 6. (a) Paru-paru normal (b) Kanker paru-paruSumber: Zubaidah, dkk. (2017: 69).

7. Upaya Menjaga Kesehatan Sistem Pernapasan

Berikut ini beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan

sistem pernapasan manusia menurut (Purnomo dkk., 2013: 235-236).

a. Berolahraga Secara Rutin Dan Teratur

Dengan berolaraga, organ pernapasan terutama paru-paru akan terlati

sehingga aliran oksigen ke dalam paru-paru menjadi lebih lancar.

Olahraga yang cukup membuat paru-paru menjadi lebih kuat serta

meningatkan daya tahan tubuh melawan mioorganisme yang

menyebabkan kelainan atau penyakit pada sistem pernapasan.

b. Menghindari Lingkungan Yang Tercemar

Pada lingkungan yang tercemar terdapat polutan pencemar udara yang

dapat memicu kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan seperti

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

37

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Menjaga lngkungan sekitar

agar tetap bersih serta meminimalkan terjadinya pencemaran udara

merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk menhindari lingkungan

tercemar sehingga tidak akan mempengaruhi kesehatan sistem

pernapasan. Selain itu, menggunaan masker saat berpergian juga dapat

menjadi alternatif untu menghindari polutan tersebut.

c. Tidak Merokok Dan Menghindari Asap Rokok

Merokok dan juga asap rokok dapat menyebabkan penyakit serius

seperti kanker paru-paru. Oleh karena itu, menghindari asap rokok

merupakan pilihan paling efektif untuk menjaga kesehatan sistem

pernapasan.

d. Mengonsumsi Makanan Bergizi

Walaupun mengonsumsi makanan secara bergizi tidak terkait

langsung dengan sistem pernapasan, namun hal tersebut merupakan

cara terpenting agar tubuh tetap sehat. Seseorang yang pola makannya

tidak baik atau menderita gizi buruk tentunya berpotensi lebih rentan

terhadap berbagai macam penyakit, termasuk juga sitem pernapasan.

e. Berlatih Menarik Napas Dalam-Dalam

Dengan rutin menarik napas dalam-dalam akan meningkatkan

kekuatan paru-paru. Hal tersebut menyebabkan paru-paru bekerja lebih

optimal.

G. Kerangka Pikir

Keterampilan argumentasi ilmiah sangat penting dalam pembelajaran sains,

karena berhubungan erat dengan kemampuan berpikir siswa. Pendidikan di

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

38

negara kita saat ini diharapkan mampu memunculkan kemampuan tersebut

pada pembelajaran sains, karena dapat digunakan untuk membantu siswa

untuk terlibat dalam konstruksi gagasan ilmiah serta belajar bagaimana cara

kerja ilmiah. Kemampuan argumentasi ilmiah ini dapat dijadikan indikator

bagi guru untuk mengukur pemahaman siswa terhadap suatu permasalahan

atau konsep dalam pembelajaran sains. Dengan melatih keterampilan

argumentasi, maka kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan

berkomunikasi pada siswa akan ikut terlatih.

Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih

keterampilan argumentasi ilmiah adalah ADI (Argument-Driven Inquiry).

Selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ADI,

diutamakan keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan penyelidikan,

berargumentasi, membaca dan menulis. Selama kegiatan pembelajaran

tersebut, guru tidak mendominasi kegiatan yang ada di kelas, namun siswalah

yang aktif bekerja. Pada pembelajaran dengan model ADI siswa harus mampu

menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan sumber daya yang disediakan

untuk dapat bekerjasama di dalam suatu kelompok dengan melibatkan

kemampuan komunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Melalui tahapan-

tahapan tersebut siswa terlatih untuk dapat memecahkan masalah secara

sistematis dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Selain itu,

keterlibatan siswa secara langsung selama proses pembelajaran berlangsung

akan membuat materi yang diterima khususnya materi sistem pernapasan pada

manusia menjadi lebih mudah dipahami dan diingat oleh siswa, karena materi

sistem pernapasan pada manusia merupakan materi yang objeknya nyata dan

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

39

dapat dilihat langsung oleh siswa. Siswa dapat mengobservasi fenomena yang

berkaitan dengan sistem pernapasan pada manusia secara langsung, sehingga

menjadi lebih mudah dipahami dan diingat oleh siswa. Oleh karena itu, model

pembelajaran ADI diyakini dapat meningkatkan kemampuan berargumentasi

siswa.

Pada proses pembelajaran, penggunaan model ADI juga dipengaruhi oleh

karakteristik siswa, diantaranya adalah gender. Gender dapat mempengaruhi

keberhasilan penerapan model pembelajaran ADI. Setiap gender memiliki

karakteristiknya masing-masing. Perbedaan-perbedaan inilah yang nantinya

akan mempengaruhi keterampilan argumentasi pada siswa. Hal tersebut secara

tidak langsung dapat berpengaruh terhadap keterampilan argumentasi siswa.

Guru juga harus memperhatikan gender pada masing-masing siswa dalam

membentuk kelompok belajar yang heterogen, karena makin heterogen

anggota tim makin cenderung mudah melaksanakan penilaian keberhasilan

pembelajaran. Adapun untuk mengetahui alur kerangka pikir penelitian ini

dapat digambarkan secara lengkap pada Gambar 7.

Gambar 7. Kerangka Pikir Penelitian

Tantangan Golabalisasi Abad 21

Model Argument-DrivenInquiry(ADI)

Gender

Keterampilan argumentasisiswa meningkat

Pendidikan IPA

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

40

Pada penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu variabel bebas, variabel terikat

dan variabel moderat. Variabel bebas (X1) dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran ADI, variabel terikat (Y) adalah keterampilan argumentasi dan

variabel moderatnya (X2) adalah gender. Adapun untuk mengetahui pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat dan variabel moderatnya akan

diperlihatkan Gambar 8. Berikut:

Gambar 8. Hubungan Antara Variabel

H. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1) H1 = Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran

Argument-Driven Inquiry (ADI), terhadap keterampilan

argumentasi siswa SMP pada materi pokok sistem pernapasan.

H0 = Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model

pembelajaran Argument-Driven Inquiry (ADI), terhadap

keterampilan argumentasi siswa SMP pada materi pokok sistem

pernapasan.

2) H1 = Ada pengaruh yang signifikan dari perbedaan gender terhadap

keterampilan argumentasi siswa SMP pada materi pokok sistem

pernapasan.

X2

(Gender)

(X1)(Model Pembelajaran ADI)

(Y)(Keterampilan Argumentasi)

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

41

H0 = Tidak ada pengaruh yang signifikan dari perbedaan gender terhadap

keterampilan argumentasi siswa SMP pada materi pokok sistem

pernapasan.

3) H1 = Ada pengaruh interaksi yang signifikan antara model pembelajaran

Argument-Driven Inquiry (ADI) dengan gender terhadap

keterampilan argumentasi siswa pada materi sistem pernapasan.

H0 = Tidak ada pengaruh interaksi yang signifikan antara model

pembelajaran Argument-Driven Inquiry (ADI) dengan gender

terhadap keterampilan argumentasi siswa pada materi sistem

pernapasan.

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

42

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Tahun 2019, di kelas VIII.D dan

VIII.E SMP Negeri 4 Bandar Lampung yang beralamatkan di Jl. Hos.

Cokroaminoto No.93, Enggal, Kec. Enggal Kota Bandar Lampung.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 4

Bandar Lampung yang berjumlah 357 orang yang terbagi ke dalam 11 kelas.

Sampel sebanyak dua kelas dicuplik dari populasi dengan teknik cluster random

sampling (sampling cluster). Menurut Margono (2004: 127) teknik ini digunakan

apabila populasi tidak terdiri dari individu-individu atau klaster. Teknik ini

mengambil sekelompok individu, bukan mengambil secara individual anggota

populasi menjadi sampel penelitian (Ali 2014: 74). Adapun jumlah sampel

sebanyak 67 siswa. Dua kelompok sampel yang ditetapkan sebagai sampel,

yaitu kelas VIII.D dan VIII.E.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment. Rancangan

penelitiannya adalah Pretest Postest Non Equivalent Control Group Design.

Unit perlakuan yang digunakan adalah faktorial 2x2. Faktor pertama adalah

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

43

model pembelajaran, yaitu Argument-Driven Inquiry (ADI) dan

konvensional. Faktor kedua adalah gender, yaitu (laki-laki dan perempuan).

Sebagai variabel terikat adalah keterampilan argumentasi. Struktur desainnya

adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Rancangan Penelitian Faktorial 2x2

Gender (G)Model Pembelajaran (M)

ADI (M1) Konvensional (M2)Laki-Laki G1M1 G1M2

Perempuan G2M1 G2M2

Berdasarkan rancangan di atas, maka denah perlakuan yang akan diberikan

ditunjukkan pada Tabel 4. berikut:

Tabel 4. Denah Perlakuan Pretes dan PostesPretest Perlakuan Postest

O1 G1 M1 O2

O3 G1 M2 O4

O5 G2 M1 O6

O7 G2 M2 O8

Keterangan:G1 M1= Kelompok siswa laki-laki diberi pembelajaran dengan ADIG1 M2 = Kelompok siswa laki-laki diberi pembelajaran konvesionalG2 M1 = Kelompok siswa perempuan diberi pembelajaran dengan ADIG2 M2 = Kelompok siswa perempuan diberi pembelajaran konvesionalO1, O3, O5, O7 = PretestO2, O4, O6, O8 = Postest

D. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga

tahapan yaitu:

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a. Melakukan studi pendahuluan melalui kegiatan survei dengan

menyebarkan angket, mengobservasi kegiatan pembelajaran IPA di

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

44

dalam kelas dan kelengkapan sarana laboratorium.

b. Studi literatur, dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat

mengenai permasalahan yang akan dikaji.

c. Melakukan studi kurikulum mengenai pokok bahasan yang diteliti

untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai.

d. Menyusun RPP kelas eksperimen dan kelas kontrol. RPP kelas

eksperimen dibuat dengan menggunakan model pembelajaran ADI.

e. Membuat instrumen penelitian yaitu tes keterampilan argumentasi.

f. Melakukan uji validasi instrumen oleh pembimbing.

g. Melakukan uji coba instrumen penelitian kepada siswa

h. Menganalisis hasil uji validitas dan uji realibilitas instrumen

penelitian.

i. Melakukan revisi instrumen penelitian yang tidak valid dan reliabel.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi:

a. Memberikan test awal (pre-test) untuk mengukur keterampilan

argumentasi siswa sebelum diberi perlakuan (treatment).

b. Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menerapkan model ADI

pada pembelajaran serta mengobservasi jalannya pembelajaran

dengan bantuan observer.

c. Memberikan test akhir (post-test) untuk mengukur peningkatan

keterampilan argumentasi siswa setelah diberi perlakuan (treatment).

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

45

3. Tahap Akhir

Pada tahapan ini kegiatan yang akan dilakukan antara lain:

a. Mengolah data hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) dan

instrumen pendukung penelitian lainnya.

b. Membandingkan hasil analisis data tes antara sebelum perlakuan dan

setelah diberi perlakuan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan

keterampilan argumentasi siswa antara pembelajaran dengan model

pembelajaran ADI dengan tanpa model pembelajaran ADI.

c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari

langkah-langkah menganalisis data.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini dapat diuraikan secara

lengkap sebagai berikut:

1. Jenis Data

a) Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data keterampilan

argumentasi siswa pada materi pokok sistem pernapasan manusia yang

diperoleh dari nilai pretes dan postes.

b) Data Kualitatif

Data kualitatif yang digunakan adalah data hasil observasi

keterlaksanaan pembelajaran materi sistem pernapasan pada manusia.

Selain itu, data tanggapan siswa mengenai penggunaan model

pembelajaran digunakan sebagai data kualitatif.

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

46

2. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah:

a) Pretes dan Postes

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik tes. Data kemampuan argumentasi berupa nilai pretes dan postes.

Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik

eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil di akhir

pembelajaran, baik eksperimen maupun kontrol. Tes digunakan untuk

mengukur keterampilan argumentasi siswa dalam menjawab soal

berbentuk esai yang dikembangkan mengacu kepada The Competiting

Theories Category Startegy oleh Osbrone, dkk., (2004:1002). Format

disajikan kerangka kerja analisis argumentasi pada tabel 5. berikut ini.

Tabel 5. Kerangka Analisis Keterampilan Argumentasi IlmiahSkor Deskripsi

1Argumentasi terdiri dari argumen-argumen dengan sebuahcounter claim atau claim dengan claim lain.

2Argumentasi memiliki argumen-argumen yang tersusun atasclaim, data, warrants atau backings, tetapi tidak memilikirebuttals.

3Argumentasi memiliki argumen dengan serangkaian claimatau counter claim dengan data, warrants atau backings,dengan sanggahan yang lemah sekali.

4

Argumentasi menunjukkan argumen dengan claim sebuahrebuttal yang bisa diidentifikasi dengan jelas, seperti sebuahargumen yang memiliki beberapa claim dan counter claimtetapi tidak diperlukan.

5Argumentasi menghadirkan argumen yang diperpanjangdengan lebih dari satu rebuttal.

Sebelum instrumen tes keterampilan argumentasi digunakan, terlebih

dahulu dilakukan analisis validitas isi, konstruk, dan empiris. Analisis

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

47

validitas isi dan konstruk oleh pembimbing, sedangkan validitas empiris

dengan rumus korelasi product moment.

Dengan kriteria pengujian apabila r hitung > r tabel dengan α = 0,05 maka

alat ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila r hitung < r tabel

maka alat ukur tersebut adalah tidak valid. Uji validitas dalam

penelitian ini dilakukan dengan SPSS 17 for windows.

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai

indeks r11 sebagai berikut (Arikunto, 2005: 72):

1. Antara 0,81 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi2. Antara 0,61 sampai dengan 0,80 : tinggi3. Antara 0,41 sampai dengan 0,60 : cukup4. Antara 0,21 sampai dengan 0,40 : rendah5. Antara 0,00 sampai dengan 0,20 : sangat rendah

Setelah dilakukan uji soal ke siswa, maka didapatkan hasil validitas soal

dan disajikan pada tabel 6.

Tabel 6. Hasil Uji Validitas SoalNo item rhitung rtabel 5% (21) Kriteria

1a 0,325 0,433 Tidak valid1b 0,360 0,433 Tidak valid1c 0,720 0,433 valid2a 0,522 0,433 valid2b 0,335 0,433 Tidak valid2c 0,559 0,433 valid3a 0,566 0,433 valid3b 0,179 0,433 Tidak valid3c 0,527 0,433 Valid4a 0,076 0,433 Tidak valid4b 0,609 0,433 Valid

Selain uji validitas, dilakukan juga uji reliabilitas untuk mengetahui

tingkat kepercayaan. Rumus yang digunakan adalah Alpha Cronbach

(Arikunto, 2008: 109).

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

48

Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha adalah apabila r hitung > r tabel,

maka alat ukur tersebut reliabel dan juga sebaliknya, jika r hitung < r tabel

maka alat ukur tidak reliabel. Dalam penelitian ini, dilakukan uji

reliabilitas dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows dengan model

Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala Alpha Cronbach’s 0

sampai 1. Menurut Sujianto (2009: 97) kuesioner dinyatakan reliabel

jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran

kemantapan alpha yang diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Nilai Alpha Cronbach`s 0,00 sampai dengan 0,20 berarti kurang reliabel.2. Nilai Alpha Cronbach`s 0,21 sampai dengan 0,40 berarti agak reliabel.3. Nilai Alpha Cronbach`s 0,40 sampai dengan 0,60 berarti cukup reliabel.4. Nilai Alpha Cronbach`s 0,61 sampai dengan 0,80 berarti reliabel.5. Nilai Alpha Cronbach`s 0,81 sampai dengan 1,00 berarti sangat reliabel.

Setelah dilakukan uji soal ke siswa, maka didapatkan hasil realibilitas

soal dan disajikan pada tabel 7.

Tabel 7. Hasil Uji ReabilitasCronbach's Alpha N of Items

0,614 11

Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian dibagikan kepada

sampel sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan

menjumlahkan skor setiap nomor soal.

Teknik Penskoran nilai pretes dan postes yaitu:

= × 100Keterangan : S = nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari

item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skormaksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008: 112).

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

49

b) Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan

pembelajaran melalui aktivitas guru dan siswa berdasarkan kegiatan

pembelajaran yang diamati. Lembar observasi keterlaksanaan

pembelajaran memuat beberapa indikator yang dikembangkan untuk

menjadi fokus pengamatan sesuai sintaks pembelajaran. Lembar

observasi ini berupa daftar cek yang dikembangkan oleh peneliti

dengan mengadaptasi lembar observasi oleh Hasnunidah (2016: 387).

Lembar observasi ini diisi dengan cara memberi tanda checklist pada

salah satu kolom penilaian yang telah ditentukan. Kolom penilaian

terdiri atas kriteria terlaksana, kurang, dan tidak terlaksana. Lembar

observasi diisi oleh observer. Format observasi keterlaksanaan sintaks

pembelajaran disajikan pada tabel 8. berikut ini.

Tabel 8. Observasi Keterlaksanaan Sintaks PembelajaranSintaks

PembelajaranAktivitas

GuruTerlaksana Aktivitas

SiswaTerlaksana

Data keterlaksanaan pembelajaran dianalisis secara deskriptif kualitatif

dalam bentuk persentase. Setiap indikator pada sintaks pembelajaran

yang terlaksana diberi skor 2, kurang terlaksana diberi skor 1, dan tidak

terlaksana diberi skor 0. Setelah itu, dilakukan penghitungan persentase

keterlaksanaan.

Tidak

Ya

Kurang

Tidak

Kurang

Ya

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

50

Kemudian persentase yang sudah didapat ditentukan berdasarkan

kategorinya. Berikut tabel interpretasi keterlaksanaan model

pembelajaran.

Tabel 9. Interpretasi Keterlaksanaan Sintaks PembelajaranPKS (%) Kriteria

PKS = 0 Tidak ada kegiatan terlaksana0 < PKS < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana25 ≤ PKS < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksanaPKS = 50 Setengah kegiatan terlaksana50 ≤ PKS < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana

PKS (%) Kriteria75 ≤ PKS < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksanaPKS = 100 Seluruh kegiatan terlaksana

PKS = Persentase keterlaksanaan sintaks.

c) Kuesioner Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran

Kuesioner atau angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa

terhadap pembelajaran yang dialami. Kuesioner tanggapan mahasiswa

diadaptasi dari Hasnunidah (2016: 397). Pernyataan dalam kuesioner

menggunakan skala Likert. Setiap siswa diminta menjawab pertanyaan

dengan jawaban ya, ragu, atau tidak. Format kuesioner tanggapan siswa

terhadap pembelajaran disajikan pada tabel 10. berikut ini.

Tabel 10. Kuesioner Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran

No PernyataanTanggapan

Ya Ragu Tidak

Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dianalisis juga secara

deskriptif kualitatif dalam bentuk persentase. Setiap indikator pada

sintaks pembelajaran yang terlaksana diberi skor 2, kurang terlaksana

Sumber : (Hasnunidah, 2016: 387).

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

51

diberi skor 1, dan tidak terlaksana diberi skor 0. Setelah itu, dilakukan

penghitungan tanggapan siswa.

Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dapat

ditentukan dan dilihat pada persentase hasil penelitian dengan

klasifikasi angka sebagai berikut :

a. 76% - 100% : baikb. 56% - 75% : cukupc. 40% - 55% : kurang baikd. 0% - 39% : tidak baik

(Tohirin, 2007: 48).

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan 3 macam data yaitu data hasil tes, data hasil

observasi,dan data hasil kuesioner. Data nilai keterampilan argumentasi diuji

statistik menggunakan Ankova atau analisis kovarian. Analisis kovarian

digunakan untuk menguji perbedaan perlakuan terhadap sekelompok data

hasil postest setelah disesuaikan dengan pengaruh kovariat yaitu pretest. Uji

lanjut digunakan apabila ditemukan perbedaan hasil belajar, dalam hal ini

adalah keterampilan argumentasi pada kelompok perlakuan dengan uji BNT

(Beda Nyata Terkecil). Uji Ankova dan uji BNT dalam penelitian ini

menggunakan software SPSS versi 17 for Windows pada taraf nyata 5%.

Kriteria pengujiannya adalah jika

a > maka hipotesis diterima, dan jika

b < maka hipotesis ditolak.

Asumsi uji Ankova adalah data berdistribusi normal dan memiliki varians

yang homogen. Pengujian normalitas data pada penelitian ini menggunakan

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

52

One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan kriteria uji menggunakan taraf

signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih

besar dari 5% atau 0,05. Sementara uji Homogenitas menggunakan Levene’s

Test of Equality of Error Variances dengan kriteria uji menggunakan taraf

signifikansi 0,05. Data dinyatakan homogen jika signifikansi lebih besar dari

5% atau 0,05.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari

populasi berdistribusi normal atau tidak.

a. Rumusan Hipotesis

Ho : data berdistribusi normal

Ha : data tidak berdistribusi tidak normal

b. Kriteria uji

Data akan berdistribusi normal jika hitung < tabel dengan dk = k-1

dengan taraf signifikansi 5% (Pratisto, 2004: 5).

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas data dilakukan setelah diketahui data berdistribusi

normal. Uji homogenitas 2 varians digunakan untuk mengetahui apakah

data hasil belajar siswa dari 2 kelompok sampel mempunyai varians yang

homogen atau tidak, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

53

a. Rumusan hipotesis

Ho : = (data hasil belajar siswa memiliki varians yang

homogen)

Ha : ≠ (data hasil belajar memiliki varians yang tidak

homogen)

b. Kriteria uji

Terima Ho jika Fhitung < Ftabel, dan tolak, jika sebaliknya (Pratisto,

2004: 13).

3. Model Matematis Ancova dengan Satu Covariate

a. Asumsi dalam Ancova

1. X adalah fixed, diukur tanpa error dan independen terhadap

perlakuan (tidak dipengaruhi oleh perlakuan).

2. ɛij mengikuti sebaran NID (o,σ2).

3. β≠0 yang mengindikasikan bahwa antara x dan y terdapat

hubungan linier.

b. Hipotesis

H0 : τ1 = τ2 = ...= τa = 0

H1 : sekurang-kurangnya ada satu τi ≠ 0, i = 1, 2, ...a

H0 = = = ⋯ = 0 (tidak ada pengaruh perbedaan perlakuan

terhadap peubah respon)

H1 = sekurang – kurangnya ada satu ≠ 0, = 1, 2, … . . , (ada

pengaruh perbedaan perlakuan terhadap peubah respon)

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

54

c. Kriteria Keputusan Uji

- Jika angka sig > 0,05 maka H0 diterima yang berarti tidak ada

pengaruh perbedaan perlakuan terhadap peubah respon

- Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti ada pengaruh perbedaan

perlakuan terhadap peubah respon.

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

88

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Adapun simpulan yang diperoleh dari penelitian ini diantaranya yaitu sebagai

berikut:

1. Penggunaan model Argument-Driven Inquiry (ADI) berpengaruh

signifikan terhadap pencapaian keterampilan argumentasi siswa. Rerata

keterampilan argumentasi siswa yang diajarkan dengan model ADI (72,72

± 9,608) lebih tinggi daripada siswa yang belajar dengan model

konvensional (65,44±11,765).

2. Perbedaan gender berpengaruh signifikan terhadap pencapaian

keterampilan argumentasi siswa. Rerata keterampilan argumentasi siswa

perempuan (71,62 ± 10,07) lebih tinggi dibandingkan siswa laki-laki

(65,83 ± 12,04).

3. Interaksi antara model pembelajaran dengan gender berpengaruh tidak

signifikan terhadap pencapaian keterampilan argumentasi siswa.

B. Saran

Saran-saran dalam penelitian ini, antara lain:

1. Penelitian selanjutnya perlu memperhatikan keterlaksanaan seluruh

sintaks model pembelajaran Argument-Driven Inquiry (ADI) agar

keterampilan argumentasi peserta didik lebih meningkat.

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

89

2. Peneliti selanjutnya perlu memperhatikan alokasi waktu agar

pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan sintaks model pembelajaran

ADI.

3. Peneliti selanjutnya perlu mempertimbangkan gender dalam membentuk

kelompok selama pembelajaran, sehingga tidak ada perbedaan

kemampuan antar kelampok dalam memahami ketika proses

pembelajaran.

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

90

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 2014. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung:Angkasa.

Amin, M.S., 2018. Perbedaan Struktur Otak dan Prilaku Belajar Antara Pria danWanita; Eksplansi Dalam Sudut Pandang Neuro Sains dan Filsafat. JurnalFilsafat Indonesia. 1(1): 2620-7982.

American Association of Colleges for Teacher Education (AACTE). 2010. 21st

Century Knowledge and Education. New York: National EducationAssociation.

Arif, P. 2010. Biologi 2 SMA Kelas XI. Bogor: Yudhistira.

Arikunto, S. 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Aryulina, D. 2007. Biologi SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Esis.

Astuti dan Corebima. 2016. Analisis Persepsi Dosen Terhadap StrategiPembelajaran Reading Questiong and Answering (rqa) dan ArgumentDriven Inquiry (ADI) Pada Program Studi Pendidikan Biologi di KotaMakasar. Malang: Universitas Negeri Malang.

Bricker, L. A., dan Bell, P. 2008. Conceptualizations of Argumentation FromScience Studies and the Learning Sciences and Their Implications for thePractices of Science Education. University of Washington Seattle.

Campbell, N. A. 2011. Biologi Edisi ke-8 Jilid Tiga. Jakarta: Erlangga.

Celep, N. D. 2015. The Effect Argument-Driven Inquiry Instructional Model on10th Grade Students’ Understanding of Gases Concepts (Disertasi).Turkey: Middle East Technical University.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:Depdiknas.

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

91

Demircioglu, T., dan Ucar, S. 2012. The Effect of Argument-Driven Inquiry onPre-Service Science Teachers’ Attitudes and Argumentation Skill.Procedia-Sosial and Behavioral Science. 46: 5035-5039. 5 hlm.

Demircioglu, T., dan Ucar, S. 2015. Investigating the effect of ArgumentDriven Inquiry in Laboratory Instruction. Educational Sciences:Theory and Practice. 15(1): 267-283.

Duschel, R. A., dan Osborne, J. 2002. Supporting and Promoting Discoursein Science Education. 38(1): 39-72 hlm.

Eemeren, V., Grotendorst, R dan Henkemans, A. 2002. Argumentation: Analysis,Evaluation, Presentation. London: Lawrence Erlbaum AssociatesPublisher.

Elliot, S.N., Thomas, R.K., Joan, L.C dan Jhon, F.T. 2000. EducationalPsychology: Effective Teaching, Effective Learning. Indonesia: YayasanPendidikan Internasional.

Farida, L.A., dkk. 2018. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Argument-Driven Inquiry (ADI) Terhadap Keterampilan Argumentasi Siswa SMPBerdasarkan Perbedaan Jenis Kelamin. Journal Of Physics and ScienceLearning. 2(2): 2622-6707.

Frederikse, M., Lu., Aylward dan Barta. 2000. Sex differences in inferior ParietalVolume in Schizophrenia. American Journal of Psychiatry. 157, 422-427.

Ginanjar, W.S., Utari, S., dan Muslim. 2015. Penerapan Model ArgumentDriven Inquiry dalam Pembelajaran IPA untuk MeningkatkanKemampuan Argumentasi Ilmiah Siswa SMP. Jurnal Matematikadan Ilmu Pengetahuan Alam. 20(1): 32-37.

Hasnunidah, N. 2016. Pengaruh Argument-Driven Inquiry denganScaffolding Terhaadap Keterampilan Argumentasi, KeterampilanBerpikir Kritis, dan Pemahaman Konsep Biologi Dasar MahasiswaJurusan Pendidikan MIPA Universitas Lampung (Disertasi).Malang: Universitas Negeri Malang.

Hasnunidah, N. 2016. Pembelajaran Biologi Dengan Strategi Argument-Driven Inquiry dan Keterampilan Argumentasi Peserta Didik. 29hlm

Hidayati, S. 2007. Sains Biologi 2 SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara.

Hodiyanto, H. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Sloving TerhadapKemampuan Komunikasi Matematis Ditinjau dari Gender. Jurnal RisetPendidikan Matematika. 4(2): 219-228.

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

92

Janah, N. 2017. Telaah Buku Argumentasi Kesetaraan Gender PerspektifAl-Qur’an Karya Nasaruddin Umar. Sawwa. 12(2): 167-186.

Kadayifci, H., Atasoy, B., Akkus, H. 2012. The correlation between the flowsstudents define in an argument and their creative and critical thinkingabilities. Procedia Social and Bihavioral Sciences. 47 (2012): 802-806.

Kariawati, S. 2017. Upaya Meingkatkan Hasil Belajar Siswa Pada MataPelajaran IPA Materi Energi dan Kegunaanya Dengan MenggunakanKIP IPA Pada siswa kelas IV SD Negeri 18 Tungkuno. Jurnal IlmuPendidikan. 8(2): 125-306.

Kemenkes. 2017. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Kanker Paru-ParuJakarta: KPKN.

Keraf, G. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kim, H. dan Song, J. 2005. The Features of Peer Argumentation in MiddleSchool Students’ Scientific Inquiry. Research in Science Education.36(3): 211-233.

Lahadisi. 2014. Inkuiri: Sebuah Strategi Menuju Pembelajaran Bermakna.Jurnal Al-Ta’dib. 7(2): 85-98.

Latif, S. 2005. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Bandar Lampung:Universitas Lampung.

Marhamah, O.S., Nurlaila, I dan Setiawati, I. 2017. Penerapan Model Argument-Drivent Inqury (ADI) dalam meningkatkan kemampuan BerargumentasiSiswa Pada Konsep Pencemaran Lingkungan di Kelas X SMA Negeri 1CIAWIGEBANG. 2017. 9(2): 1907-3089.

Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Monica, D., Nina, K dan Lisa, T. 2018. Efektivitas Model ADI terhadapKeterampilan Argumentasi Materi Zat Aditif dan Adiktif Ditinjau DariGender. 14 hlm.

Muhlisin, A., Herawati, S., Mohammad, A., dan Fatchur, R. 2016. AnalisisKeterampilan metakognisi Ditinjau Dari Kemampuan Akademik BerbedaPada Perkuliahan Konsep Dasar IPA. Proseding Seminar NasionalBiologi. 9(11): 493-496.

Munandar, K. 2016. Pengenalan Laboratorium IPA-Biologi sekolah. Bandung:PT. Rafika Aditama.

Nevid, J.S. 2009. Psikologi Konsepsi Dan Aplikasi. Bandung: Nusa Media.

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

93

Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). 2014. PISA2012 Result: What Student Know and Can do: Student Performance inMathematics, Reading and Science [Revised edition February 2014]. 1:232.

Osborne, J., Erduran, S., dan Simon, S. 2004. Enhancing The Quality ofArgumentation in School Science. Journal of Research ScienceTeaching. 41(10): 994-1020.

Pambudiono, A., S, Zubaidah dan Susriyati. 2018. Perbedaan KemampuanBerpikir dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA 7 MalangBerdasarkan Gender Dengan Penerapan Strategi Jigsaw. ProsidingNasional Biologi. 448-455.

Pearce, E.C. 2016. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: GramediaPustaka Indonesia.

Polvi, S dan Telama, R. 2000. The Use of Cooperative Learning as A SocialEnhancer in Physical Education. Scandinavian Journal EducationalResearch, 44(1).

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan RancanganPercobaan dengan SPSS 12. Jakarta: Gramedia.

Purnomo, dkk. 2009. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Intan Pariwara.

Purnomo, S.A. dkk. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam untuk Siswa SMP-MTs KelasVIII. Jakarta: Yrama Widya

Purwanto, N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:Remaja Rosda Karya.

Putra, D.J., Hasnunidah, N., Jalmo, T. 2019. Pengaruh Argument Driven Inquiry(ADI) Terhadap Keterampilan Argumentasi Siswapada Materi PokokSistem Pernapasan. Jurnal Bioterdidik. 7(1). 1-12.

Ricketts, J. 2004. Critical Thinking Skills of FFA Leaders. Journal of SouthernAgricultural Education Research. 54(1). 7-20.

Reece, J.B. 2012. Biology 7th Edition. San Francicko: Pearson BenjaminCummings.

Remiswal. 2013. Menggugah Partisipasi Gender di Lingkungan KomunitasLokal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rustaman, N.Y. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.

Sampson, V dan Clark, D.B. 2008. Assesment of the Ways Students GenerateArguments in Science Educations: Current Persepective and

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

94

Recommendations for Future Directions. The American Biology Teacher.92: 447-472.

Sampson, V dan Gleim, L. 2009. Argument Driven Inquiry to Promote theUnderstanding of Important Concepts dan Practices in Biology. TheAmerican Biology Teacher. 71 (8):465-472.

Sampson, V., Grooms, J dan Walker, J. P. 2010 Argument-Driven Inquiry asa Way to Help Students Learn How to Participate in ScientificArgumentation and Craft Written Arguments: An Exploratory Study.Science Education. 95(2): 217-257.

Sampson, P., Enderle, P., Gleim,L., Grooms, J., Hester, M., Southerland, s., danWilson, K. 2011. Argument Driven Inquiry in Biology. NSTA Press.United States of America.

Sampson, V., Grooms, J., Enderle, P., dan Southerland. 2012. Using LaboratoryActivities The Emphasize Argumentation and Argument to Help HighSchool Students Learn How to Engage in Scientifc Practices andUnderstand the Nature of Scientific Inquiry. Florida State University.

Santrock, J.W. 2011. Psikologi pendidikan. Jakarta: Selemba Humanika.

Sayekti, I.C., Sarwanto dan Suparmi. 2012. Pembelajaran IPA MenggunakanPendekatan Inkuiri Terbimbing Melalui Metode Eksperimen DanDemonstrasi Ditinjau Dari Kemampuan Analisis Sikap Ilmiah Siswa.Jurnal Inkuiri. 1(2): 142-152.

Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Simon, S., Erduran, S dan Osborne, J. 2006. Learning to Teach Argumentation:Research and Development in the Science Classroom. InternationalJounar of Science Education. 28: 235-260.

Slavin, R.E. 2008. Cooperativ Learning : Teori, Riset dan Praktek. Bandung:Nusa Media.

Slavin. 2010. Cooprative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:Penerbit Nusa Media.

Suherman, A. 2009. Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani: AlternatifPengembangan dan Implementasi Model Pembelajaran dalamPengajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK.

Sujianto, A.E. 2009. Aplikasi Statistik Dengan SPSS. Jakarta PrestasiPustaka.

Sulistiana., Sriyono., Nurhidayati. 2012. Pengaruh Gender, Gaya Belajar,dan Reinforcement Guru Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

95

Kelas XI SMA Negeri Sekabupaten Purworejo Tahun Pelajaran2012/2013. 3(2): 106 hlm.

Sulistiyawati dan Andriani, C. 2017. Kemampuan Berpikir Kritis dan HasilBelajar Biologi Berdasarkan Perbedaan Gender Siswa. WacanaAkademika. 1(2): 127-141.

Sulistyanto, H dan Endy. W. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MIKelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Tohirin. 2007. Pendidikan dan Konseling diIntitusi Pendidikan. Jakarta:Grasindo.

Toulmin, S. 2003. The Uses Of Argument. New York: Cambridge UniversityPress.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Trianto. 2014. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi danImplementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Jakarta: Bumi Aksara.

Trianto. 2019. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: KonsepLandasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Umar, W. 2012. Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis dalamPembelajaran Matematika. Jurnal Ilmiah Program Studi MatematikaSTKIP Siliwangi Bandung. 1(1): 1-9.

Wang, M. 2012. Effect of Cooperative Learning on Achievment Motivationof Female University Students. Published by Canadian Center ofScience and Education. Asian Social Science.8(15).

Weston, A. 2007. Kaidah Beragumentasi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Widodo, T., Tri C., Bambang S., Suharsono dan Mintayani S. 2009. IPATerpadu. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Wisudawati, A.W. dan Sulistyowati, E. 2004. Metodologi Pembelajaran IPA.Jakarta: Bumi Aksara.

Widhiarso, W. 2009. Membahas Interakasi dalam Analisis Varian. Yogyakarta.Fakultas Psikologi UGM.

Yuliani. 2014. Analisis Kualitas Pertanyaan Siswa Berdasarkan Gender danTaksonomi Bloom. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN …digilib.unila.ac.id/61432/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Equivalent Control Group Desain. Populasi adalah seluruh siswa kelas

96

Yulianto, T dan Dwijananti, P. 2013. Studi Perbandingan Hasil BelajarFisika Sesaat Kelas Campuran Pada Materi Getaran di SMA N 1Kradenan Kabupaten Grobogan. Unnes Physics Education Journal.2(2): 27-31.

Viyanti., Widha S., dan Zuhdan, K.P. 2016. Pemberdayaan KeterampilanArgumrntasi Mendorong Pemahaman Konsep Siswa. JurnalPembelajaran Penelitian Fisika. (7): 43-48.

Zubaidah, S. 2011. Pembelajaran sains (IPA) sebagai wahana pendidikankarakter. Malang: Universitas Negeri Malang.

Zubaidah, S., dkk. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Kementrian DanKebudayaan.

Zubaidah, S., dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: KementrianPendidikan Dan Kebudayaan.