Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP FAKTOR RISIKO
STROKE PADA POPULASI POSYANDU LANSIA SRIKANDI, DUSUN
BURIKAN DAN POSYANDU LANSIA BUAH APEL, DUSUN KEBOAN,
DESA SUMBERADI, MLATI, SLEMAN, DIY
(Kajian Profil Kadar Kolesterol Total, High Density Lipoprotein (HDL), dan Low
Density Lipoprotein (LDL) )
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Gadissa Meiheritta
NIM : 068114038
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
ii
PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP FAKTOR RISIKO
STROKE PADA POPULASI POSYANDU LANSIA SRIKANDI, DUSUN
BURIKAN DAN POSYANDU LANSIA BUAH APEL, DUSUN KEBOAN,
DESA SUMBERADI, MLATI, SLEMAN, DIY
(Kajian Profil Kadar Kolesterol Total, High Density Lipoprotein (HDL), dan Low
Density Lipoprotein (LDL) )
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Gadissa Meiheritta
NIM : 068114038
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
iii
THE EFFECT OF EDUCATION FOR RISK FACTOR OF STROKE IN
POPULATION OF POSYANDU LANSIA SRIKANDI, DUSUN BURIKAN
AND POSYANDU LANSIA BUAH APEL, DUSUN KEBOAN, DESA
SUMBERADI, MLATI, SLEMAN, DIY
(Concerning about Total Cholesterol, High Density Lipoprotein (HDL), and Low
Density Lipoprotein (LDL) Concentration)
SKRIPSI
Presented as partitial fulfilment of the reqirement To obtain Sarjana Farmasi (S.Farm)
In Faculty of Pharmacy
By:
Gadissa Meiheritta
NIM : 068114038
FACULTY OF PHARMACY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2009
iv
v
vi
Kupersembahkan Karya ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus yang selalu mengangkatku saat kuterjatuh dan memberiku
banyak sukacita dalam perjalanan hidupku.
Bapak dan Ibuku untuk segala doa, cinta dan perhatiannya.
Mbak astri dan Dek Bagus yang selalu menemaniku.
MamasKu, Venantius Nugroho P.R., yang tidak pernah lelah memberiku semangat
Almamaterku
vii
viii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena hanya
dengan tangan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan
skripsi yang berjudul ”Pengaruh Pemberian Edukasi terhadap Faktor Risiko Stroke
pada Populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah
Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY (Kajian Kadar
Kolesterol Total, High Density Lipoprotein (HDL), dan Low Density Lipoprotein
(LDL)”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Ilmu Farmasi (S.Farm).
Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberi berkat, rahmat, dan anugerah, serta
kekuatan sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi
ini hingga selesai.
2. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
3. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh
kesabaran memberikan petunjuk, saran, arahan, dan bimbingan kepada penulis
dalam proses penyusunan skripsi ini.
ix
4. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. dan Ipang Djunarko, S.Si., Apt. selaku dosen
penguji skripsi yang telah memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan
skripsi ini.
5. dr. Arina Ismah Afiati yang telah memberikan ceramah, petunjuk, dan masukan
yang berguna dalam proses penyusunan skripsi.
6. Romo Drs. Petrus Sunu Hardiyanta, S.J., S.Si. yang telah memberikan banyak
pelajaran mengenai nilai hidup serta petunjuk dan bimbingan untuk pengolahan
data.
7. Keluargaku tercinta, Bapak, Ibu, Mbak Astri dan Bagus, atas kasih sayang,
perhatian, dukungannya baik moril maupun materiil, motivasi, doa, dan segala
pernyertaannya serta segala sesuatunya yang tidak dapat diuraikan satu-persatu.
8. Venantius Nugroho P.R., yang selalu memberikan semangat saat lelah, dukungan
saat terpuruk, dan keceriaan yang mewarnai hari-hariku.
9. Saudara-saudara semua: Keluarga Klitren, Keluarga Kuncen, dan Keluarga
Jambu Sari untuk doa dan dukungannya selama ini.
10. Mas Narto dan Mas Dwi yang selalu meluangkan waktunya untuk membantu
dalam membuatkan surat pengantar untuk melakukan penelitian serta
memintakan tanda tangan Dekan untuk keperluan surat menyurat dan sertifikat.
11. Kepala Dusun, kader, serta seluruh lansia Posyandu Srikandi di Dusun Burikan
dan Posyandu Buah Apel di Dusun Keboan yang telah banyak membantu dalam
terselenggaranya penelitian ini.
x
12. Mas Sugeng dan Mas Iwan, fotokopian Shinta yang telah menyediakan tempat
dan setia melayani penulis dengan sabar untuk kebutuhan penelitian.
13. Teman-teman seperjuangan: Dotie, Anna, Adi, Vica, Nimoo yang telah bersama-
sama melalui segala sesuatunya dengan kebersamaan, suka duka, dan canda tawa
dalam proses berjalannya penelitian dan penyusunan skripsi ini. Akhirnya kita
bisa menyelesaikannya.
14. Robby, Adit, Boim, Nee, LuLu, Reno, Liemin, Mas Ari, Mas Anzo, dan Mas
Veda yang telah membantu dalam pengambilan data.
15. Seluruh teman-teman farmasi, khususnya kelas A angkatan 2006 yang telah
banyak berbagi keceriaan dan tumbuh bersama dalam satu farmasi.
16. Teman-teman FKK angkatan 2006, atas kebersamaannya dalam proses belajar
dan saling membangun dalam belajar, khususnya FKK kelas A 2006.
17. Serta semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan karena keterbatasan pikiran, tenaga, dan waktu penulis. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Akhir kata
semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca semua.
Yogyakarta, 2 November 2009
Penulis
xi
xii
INTISARI
Stroke merupakan penyebab kematian kedua di dunia dan penyebab utama kecacatan. Hiperkolesterolemia termasuk faktor risiko stroke yang paling sering muncul. Pemberian edukasi penting dilakukan sebagai upaya pencegahan stroke.
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian edukasi terhadap profil kadar kolesterol total, HDL, dan LDL pada populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY. Jenis penelitian adalah eksperimental semu dengan rancangan nonrandomized pretest-posttest intervention with control group design. Analisis statistik satu kelompok menggunakan uji beda Paired T-Test atau Wilcoxon, sedangkan untuk kelompok yang berbeda menggunakan Independent T-Test atau Mann-Whitney dengan taraf kepercayaan 95%. Kriteria inklusi dalam penelitian adalah lansia berusia ≥60 tahun yang aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia.
Hasil uji signifikansi pada kelompok perlakuan terhadap kadar kolesterol total, HDL, dan LDL berturut-turut adalah 0,08; 0,49; dan 0,21, sedangkan hasil uji signifikansi pengukuran akhir pada kelompok perlakuan dan kontrol terhadap kadar kolesterol total, HDL, dan LDL berturut-turut adalah 0,47; 0,79; dan 0,92. Kesimpulan yang diperoleh adalah pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan edukasi secara personal tidak berpengaruh terhadap kadar kolesterol, LDL, dan HDL yang merupakan faktor risiko stroke pada populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY. Kata kunci : stroke, lansia, edukasi, kolesterol total, HDL, LDL
xiii
ABSTRACT
Stroke is the second death cause in the world and the main physical defect cause. Hypercholesterolemia is one of risk factor of stroke that often happens. Giving the education is important to be conducted as a stroke prevention effort.
This research is aimed to know the effect of giving the education toward total cholesterol, HDL, and LDL concentration profile of population in Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan and Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY. This researh is quasi experimental with nonrandomized pretest-posttest intervention with control group design. The statistic analysis in one group use the difference test between Paired T-test or Wilcoxon test, meanwhile another group uses Independent T-test or Mann-Whitney with the reliable level of 95%. Inclusive criteria in this research is elderly people ≥60-years-old that are active joining posyandu activities.
The significancy test results of intervention group toward total cholesterol, HDL, and LDL concentration continuously are 0,08; 0,49; and 0,21, meanwhile the final measurement of significancy test results of both intervention and control group toward total cholesterol, HDL, and LDL concentration continuously are 0,47; 0,79; and 0,92. It can be concluded that giving the education in speech form that is continued by personally education does not effect the total cholesterol, HDL, and LDL concentration that are the stroke risk factors of population in Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan and Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY.
Keyword : stroke, elderly people, education, total cholesterol, HDL, LDL
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i
HALAMAN JUDUL ................................................................................ ii
PAGE TITLE ............................................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................... vii
PRAKATA ................................................................................................ viii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... xi
INTISARI ................................................................................................. xii
ABSTRACT ................................................................................................ xiii
DAFTAR ISI ............................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xx
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xxiii
BAB I PENGANTAR ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
1. Permasalahan ......................................................................... 4
2. Keaslian penelitian ................................................................ 5
3. Manfaat penelitian ................................................................. 6
xv
B. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7
1. Tujuan umum ......................................................................... 7
2. Tujuan khusus ........................................................................ 7
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ........................................................ 8
A. Stroke ........................................................................................... 8
1. Pengertian .............................................................................. 8
2. Patofisiologi ........................................................................... 8
3. Faktor risiko ........................................................................... 11
B. Kolesterol ..................................................................................... 14
C. Metabolisme Lipoprotein ............................................................ 17
D. Dislipidemia ................................................................................ 20
1. Pengertian .............................................................................. 20
2. Patogenesis aterosklerosis ..................................................... 21
3. Aterosklerosis pada pembuluh darah otak .............................. 23
4. Skrining rutin .......................................................................... 24
5. Penilaian risiko (Risk assesment) ........................................... 24
6. Klasifikasi kolesterol total, HDL, dan LDL ................... 26
7. Penatalaksanaan ..................................................................... 26
E. Edukasi ........................................................................................ 29
F. Landasan Teori ............................................................................ 32
G. Hipotesis ...................................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 35
xvi
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................... 35
B. Variabel Penelitian ...................................................................... 35
C. Definisi Operasional .................................................................... 35
D. Subjek Penelitian ......................................................................... 38
E. Tempat Penelitian ........................................................................ 39
F. Waktu Penelitian ......................................................................... 39
G. Instrumen Penelitian .................................................................... 39
H. Tata Cara Penelitian .................................................................... 40
1. Penentuan subjek penelitian .................................................. 40
2. Pengurusan izin penelitian ..................................................... 41
3. Penelusuran data populasi ..................................................... 41
4. Pembuatan leaflet .................................................................. 42
5. Pelaksanaan intervensi ........................................................... 43
6. Pengambilan data ................................................................... 45
7. Analisis data .......................................................................... 46
I. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian ........................................... 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 51
A. Profil Karakteristik Demografi Populasi Lansia Terkait dengan
Faktor Risiko Stroke .................................................................... 51
1. Usia ........................................................................................ 53
2. Jenis kelamin ......................................................................... 54
3. Tingkat pendidikan ................................................................ 55
xvii
4. Kebiasaan merokok ................................................................ 57
5. Body Mass Index (BMI) ........................................................ 58
6. Kadar kolesterol total ............................................................ 60
7. High Density Lipoprotein (HDL) ........................................... 62
8. Low Density Lipoprotein (LDL) ............................................. 63
B. Pengaruh Pemberian Edukasi Berupa Ceramah yang Dilanjutkan
dengan Edukasi secara Personal terhadap Perubahan Profil
Kadar Kolesterol Total, HDL, dan LDL yang merupakan
Faktor Risiko Stroke pada kelompok perlakuan dan kontrol
Populasi Lansia di Posyandu Srikandi dan Buah Apel, Desa
Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY ................................................. 65
C. Pengaruh Pemberian Edukasi berupa Ceramah yang Dilanjutkan
dengan Edukasi secara Personal terhadap Kelompok Perlakuan
dan Kontrol .................................................................................. 76
D. Ringkasan Pembahasan ............................................................... 81
BAB V KESIMPULAN ............................................................................ 84
A. Kesimpulan ................................................................................... 84
B. Saran ............................................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 86
LAMPIRAN .............................................................................................. 92
BIOGRAFI PENULIS ............................................................................... 156
xviii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Faktor Risiko Stroke ............................................................... 14
Tabel II. Kategori Risiko dan Level Target Lipid ................................. 25
Tabel III. Klasifikasi Kadar Kolesterol Total dan Kolesterol HDL ....... 26
Tabel IV Klasifikasi Kadar Kolesterol LDL ........................................ 26
Tabel V. Komponen TLC ...................................................................... 27
Tabel VI. Rekomendasi Makronutrien untuk Diet TLC ......................... 27
Tabel VII. Batasan Diet Tingkat 1 Rata-Rata Setiap Hari Menurut AHA
dan NCEP ATP III .................................................................. 28
Tabel VIII. Batasan Diet Tingkat 2 Rata-rata Setiap Hari Menurut AHA 28
Tabel IX. Profil Karakteristik Populasi Lansia Terkait dengan Stroke .. 52
Tabel X. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ........ 53
Tabel XI. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis
Kelamin .................................................................................. 54
Tabel XII. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat
Pendidikan .............................................................................. 56
Tabel XIII. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Kebiasaan
Merokok ................................................................................. 57
Tabel XIV. Klasifikasi BMI Berdasarkan WHO (2009) ........................... 58
Tabel XV. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi
BMI ......................................................................................... 59
xix
Tabel XVI. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi
Kadar Kolesterol Total ........................................................... 61
Tabel XVII. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi
HDL ........................................................................................ 62
Tabel XVIII. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi
LDL ........................................................................................ 63
Tabel XIX. Signifikansi dan Selisih Rerata Kadar Kolesterol Total, HDL,
dan LDL .................................................................................. 65
Tabel XX. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi
Kadar Kolesterol Total pada Pengukuran Akhir .................... 69
Tabel XXI. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi
Kadar HDL pada Pengukuran Akhir ...................................... 72
Tabel XXII. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi
Kadar LDL pada Pengukuran Akhir ....................................... 74
Tabel XXIII. Profil Karakteristik Akhir Populasi Lansia Terkait dengan
Stroke ...................................................................................... 77
Tabel XXIV. Signifikansi Kelompok Perlakuan-Kontrol pada Pengukuran
Awal dan Akhir ...................................................................... 78
xx
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Stroke Iskemik ......................................................................... 10
Gambar 2. (a) Stroke Hemoragik Intracerebral, (b) Stroke Hemoragik
Araknoid .................................................................................. 11
Gambar 3. Struktur Kolesterol .................................................................. 15
Gambar 4. Skema Rancangan Pretest-Posttest Intervention with Control
Group Design ........................................................................... 36
Gambar 5. Pembagian Subjek Penelitian .................................................. 39
Gambar 6. Skema Analisis Data ............................................................... 46
Gambar 7. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ....................... 54
Gambar 8. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ....... 55
Gambar 9. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan 57
Gambar 10. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kebiasaan Merokok 58
Gambar 11. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi BMI ..... 60
Gambar 12. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi Kadar
Kolesterol Total ....................................................................... 61
Gambar 13. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi Kadar
HDL ......................................................................................... 62
Gambar 14. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi Kadar
LDL .......................................................................................... 64
xxi
Gambar 15. Selisih Rerata Kadar Kolesterol Total, HDL, dan LDL pada
Pengukuran Awal dan Akhir .................................................... 67
Gambar 16. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi Kadar
Kolesterol Total pada Pengukuran Akhir................................. 70
Gambar 17. Distribusi Subjek Penelitian Kelompok Perlakuan Berdasarkan
Klasifikasi Kadar Kolesterol Total pada Pengukuran Awal dan
Akhir ........................................................................................ 70
Gambar 18. Distribusi Subjek Penelitian Kelompok Kontrol Berdasarkan
Klasifikasi Kadar Kolesterol Total pada Pengukuran Awal dan
Akhir ........................................................................................ 71
Gambar 19. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi Kadar
HDL pada Pengukuran Akhir .................................................. 72
Gambar 20. Distribusi Subjek Penelitian Kelompok Perlakuan Berdasarkan
Klasifikasi Kadar HDL pada Pengukuran Awal dan Akhir .... 73
Gambar 21. Distribusi Subjek Penelitian Kelompok Kontrol Berdasarkan
Klasifikasi Kadar HDL pada Pengukuran Awal dan Akhir .... 73
Gambar 22. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi Kadar
LDL pada Pengukuran Akhir ................................................... 75
Gambar 23. Distribusi Subjek Penelitian Kelompok Perlakuan Berdasarkan
Klasifikasi Kadar LDL pada Pengukuran Awal dan Akhir .... 75
Gambar 24. Distribusi Subjek Penelitian Kelompok Kontrol Berdasarkan
Klasifikasi Kadar LDL pada Pengukuran Awal dan Akhir .... 76
xxii
Gambar 25. Proses Edukasi ......................................................................... 79
xxiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Formulir Pengambilan Data Penelitian ................................ 88
Lampiran 2. Daftar Subjek Penelitian Kelompok Perlakuan ................... 89
Lampiran 3. Daftar Subjek Penelitian Kelompok Kontrol ....................... 90
Lampiran 4. Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Subjek Penelitian
Kelompok Perlakuan ............................................................. 91
Lampiran 5. Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Subjek Penelitian
Kelompok Kontrol ................................................................ 92
Lampiran 6. Hasil Pengukuran HDL Total Subjek Penelitian Kelompok
Perlakuan ............................................................................... 93
Lampiran 7. Hasil Pengukuran Kadar HDL Subjek Penelitian Kelompok
Kontrol .................................................................................. 94
Lampiran 8. Hasil Pengukuran Kadar LDL Subjek Penelitian Kelompok
Perlakuan ............................................................................... 95
Lampiran 9. Hasil Pengukuran Kadar LDL Subjek Penelitian Kelompok
Kontrol .................................................................................. 96
Lampiran 10. Hasil Pengukuran Kadar Trigliserida Subjek Penelitian
Kelompok Perlakuan ............................................................. 101
Lampiran 11. Hasil Pengukuran Kadar Trigliserida Subjek Penelitian
Kelompok Kontrol ................................................................ 102
Lampiran 12. Langkah Uji Statistik ........................................................... 103
xxiv
Lampiran 13. Output Uji Kebermaknaan Profil Karakteristik Populasi
Lansia Terkait Usia, Jenis Kelamin, dan Kebiasaan Merokok
............................................................................................... 107
Lampiran 14. Output Uji Normalitas Karakteristik Populasi Lansia Terkait
Body Mass Index (BMI) ....................................................... 110
Lampiran 15. Output Uji Keberaknaan Karakteristik Populasi Lansia
Terkait Body Mass Index (BMI) ........................................ 112
Lampiran 16. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Awal Kadar
Kolesterol Total ................................................................... 112
Lampiran 17. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal Kadar
Kolesterol Total .................................................................... 114
Lampiran 18. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Awal HDL ........ 115
Lampiran 19. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal HDL .. 116
Lampiran 20. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Awal LDL ......... 117
Lampiran 21. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal LDL .. 119
Lampiran 22. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Awal-
Pengukuran Akhir Kadar Kolesterol Total Kelompok
Perlakuan .............................................................................. 119
Lampiran 23. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal-
Pengukuran Akhir Kadar Koleterol Total pada Kelompok
Perlakuan .............................................................................. 121
xxv
Lampiran 24. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Awal-
Pengukuran Akhir Kadar HDL Kelompok Perlakuan 122
Lampiran 25. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal-
Pengukuran Akhir Kadar HDL pada Kelompok Perlakuan . 123
Lampiran 26. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Awal-
Pengukuran Akhir Kadar LDL Kelompok Perlakuan 124
Lampiran 27. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal-
Pengukuran Akhir Kadar LDL pada Kelompok Perlakuan . 126
Lampiran 28. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Awal-
Pengukuran Akhir Kadar Kolesterol Total Kelompok
Kontrol ................................................................................. 126
Lampiran 29. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal-
Pengukuran Akhir Kadar Koleterol Total pada Kelompok
Kontrol ................................................................................. 128
Lampiran 30. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Awal-
Pengukuran Akhir Kadar HDL Kelompok Kontrol . 128
Lampiran 31. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal-
Pengukuran Akhir Kadar HDL pada Kelompok Kontrol .... 130
Lampiran 32. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Awal-
Pengukuran Akhir Kadar LDL Kelompok Kontrol . 130
Lampiran 33. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal-
Pengukuran Akhir Kadar LDL pada Kelompok Kontrol ..... 132
xxvi
Lampiran 34. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Akhir Kadar
Kolesterol Total Kelompok Perlakuan dan Kontrol ............ 132
Lampiran 35. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Akhir
Kadar Kolesterol Total Kelompok Perlakuan dan Kontrol 134
Lampiran 36. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Akhir Kadar
HDL Kelompok Perlakuan dan Kontrol .............................. 135
Lampiran 37. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Akhir
Kadar HDL Kelompok Perlakuan dan Kontrol................. 137
Lampiran 38. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Akhir Kadar
LDL Kelompok Perlakuan dan Kontrol ............................... 137
Lampiran 39. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Akhir
Kadar LDL Kelompok Perlakuan dan Kontrol ................. 139
Lampiran 40. Output Uji Normalitas Selisih Kadar Kolesterol Total
antara Kelompok Perlakuan dan Kontrol pada Pengukuran
Awal dan akhir ...................................................................... 140
Lampiran 41. Output Uji Kebermaknaan Selisih Kadar Kolesterol Total
antara Kelompok Perlakuan dan Kontrol pada Pengukuran
Awal dan akhir ...................................................................... 142
Lampiran 42. Output Uji Normalitas Selisih Kadar HDL antara
Kelompok Perlakuan dan Kontrol pada Pengukuran Awal
dan akhir ................................................................................ 143
xxvii
Lampiran 43. Output Uji Kebermaknaan Selisih Kadar HDL antara
Kelompok Perlakuan dan Kontrol pada Pengukuran Awal
dan akhir ................................................................................ 144
Lampiran 44. Output Uji Normalitas Selisih Kadar LDL antara
Kelompok Perlakuan dan Kontrol pada Pengukuran Awal
dan akhir ................................................................................ 144
Lampiran 45. Output Uji Kebermaknaan Selisih Kadar LDL antara
Kelompok Perlakuan dan Kontrol pada Pengukuran Awal
dan akhir ................................................................................ 146
Lampiran 46. Surat Ijin dari BAPPEDA Yogyakarta .................................. 147
Lampiran 47. Surat Keterangan Kelaikan Etik (Ethical Clearance) ........... 148
Lampiran 48. Materi Ceramah ..................................................................... 149
Lampiran 49. Leaflet Bagian Luar ............................................................... 154
Lampiran 50. Leaflet Bagian Dalam ............................................................ 154
Lampiran 51. Dokumentasi Kegiatan ........................................................... 155
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Stroke merupakan penyebab utama kecacatan di seluruh lapisan masyarakat
dan sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan utama baik di negara maju
maupun berkembang. Hasil Kongres Stroke Dunia tahun 2008 di Vienna, Austria
menyatakan bahwa stroke menempati urutan kedua penyebab kematian di seluruh
dunia dan lebih dari 50% kasus stroke terjadi di China, India, dan Indonesia.
Menurut American Heart Association (AHA), diperkirakan terdapat 3 juta penderita
stroke pertahun dan 500.000 penderita stroke baru terjadi pertahun. Angka kematian
penderita stroke di Amerika Serikat adalah 50-100/100.000 penderita pertahun
(Bettshart & Kofler, 2008; Dhamija, Mittal, & Bansal, 2000; Japardi, 2002; Banerjee
& Kumar, 2006).
Data statistik WHO tahun 2004 menunjukkan bahwa 15 juta orang menderita
stroke di seluruh dunia setiap tahunnya dan dari jumlah tersebut, 5 juta orang
meninggal sedangkan 5 juta orang lainnya mengalami cacat yang permanen. Stroke
menyebabkan 650.000 kematian setiap tahun di Eropa. Setiap 40 detik satu orang
terserang stroke dan setiap tiga menit satu orang meninggal karena stroke di Amerika
Serikat (Mackay & Mensah, 2004).
Angka kejadian stroke di Indonesia meningkat tajam dari urutan ketiga
penyebab kematian menjadi urutan pertama, melampaui penyakit yang selama ini
mendominasi angka kematian terbesar di Indonesia seperti jantung dan kanker.
2
Stroke iskemik menduduki penyebab kematian utama, yaitu sebesar 27% (2002) dan
30% (2003). Jumlah penderita stroke yang terus meningkat disebabkan kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai stroke. Survei yang dilakukan pada 193
responden menyatakan hanya 58 orang atau sekitar 30,05% memiliki pengetahuan
tentang stroke sebelum serangan. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
tahun 2003 menyatakan bahwa proporsi penyebab kematian akibat penyakit stroke
tahun 1986–2001 semakin meningkat dan proporsi pada tahun 2001 sebesar 11,5%
(Anonim, 2009g; Sutrisna, Rustika, Kusmanah, Sudjarwo, Rachim, & Arifin, 2007;
Rustika, Rachim, Sudjarwo, Munawar, Suhardjono, Kalim, & Sarita, 2006).
Faktor risiko stroke adalah kondisi tertentu yang dapat meningkatkan risiko
terserang stroke. Penelitian yang dilakukan Strum et al. menyatakan bahwa dari
14.750 subyek uji yang terlibat, sebanyak 70% (74% laki-laki; 67% perempuan)
mempunyai satu atau lebih faktor risiko dan 34% (37% laki-laki; 33% perempuan)
mempunyai dua atau lebih faktor risiko. Faktor risiko yang paling sering muncul
adalah hipertensi dan hiperkolesterolemia. Data Asia-Pasific Cohort Study
Collaboration (APCSC) juga menunjukkan bahwa bertambahnya usia meningkatkan
risiko terserang stroke. Setiap kenaikan 10 tahun setelah umur 55 risiko stroke
meningkat dua kali lipat dan 2/3 dari kasus stroke terjadi pada usia lebih dari 65
tahun (Strum, Davis, Sullivan, Vedadhaghi, & Donnan, 2002; Nickens, 2009).
Hiperkolesterolemia merupakan kontributor utama aterosklerosis. Kolesterol
LDL (Low Density Lipoprotein) merupakan lipoprotein aterogenik dan target terapi
utama untuk menurunkan kadar kolesterol sedangkan kolesterol HDL (High Density
3
Lipoprotein) dalam beberapa penelitian terbukti dapat mencegah perkembangan
aterosklerosis. Penelitian oleh Curb et al. menyatakan bahwa kolesterol HDL
merupakan faktor risiko yang penting untuk stroke tromboemboli pada lansia.
National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III (NCEP ATP III)
tahun 2004 menyebutkan bahwa penurunan kadar LDL dapat menurunkan risiko
terserang stroke. Menurut APCSC, terdapat hubungan antara kolesterol dengan
terjadinya stroke, setiap penurunan 1 mmol/L kolesterol, risiko stroke berkurang
sebanyak 13% (Anonim, 2004; Curb, Abbott, Rodriguez, Masaki, Chen, & Popper,
2004; Nickens, 2009)
Angka kejadian hiperkolesterolemia di Indonesia menurut penelitian
MONICA I (1988) sebesar 13,4% untuk perempuan dan 11,4% untuk laki-laki. Pada
penelitian MONICA II (1994) meningkat menjadi 16,2% untuk perempuan dan 14%
untuk laki-laki. Prevalensi hiperkolesterolemia masyarakat pedesaan mencapai
10,9% dari total populasi pada tahun 2004 (Anonim, 2009f).
Ketua Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) menyatakan bahwa
penanggulangan masalah stroke semakin penting dan mendesak karena kini
Indonesia menduduki urutan pertama di dunia dalam hal penderita stroke terbanyak.
Penanggulangan stroke dapat dimulai dengan melakukan upaya pencegahan.
Pencegahan stroke dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan
menjalankan perilaku hidup sehat sejak dini, pengendalian faktor-faktor risiko secara
optimal, dan melakukan medical check up secara rutin dan berkala (Anonim, 2005b;
Fatimah, 2009).
4
Salah satu cara meningkatkan pemahaman mengenai faktor risiko stroke
dapat dilakukan dengan memberikan edukasi mengenai faktor risiko dan pola hidup
yang sehat sehingga dapat menurunkan angka kecacatan dan kematian yang
diakibatkan stroke. Penelitian Hasan dan Gouri (2007) menyatakan bahwa pemberian
edukasi dan pengobatan terhadap faktor risiko membantu mengurangi morbiditas dan
mortalitas pasien stroke. Berdasarkan gambaran tersebut maka pemberian edukasi
penting dilakukan sebagai upaya pencegahan stroke. Pemberian edukasi diperlukan
untuk meningkatkan pengetahuan mengenai faktor risiko stroke sehingga dapat
mempengaruhi tindakan subjek penelitian dalam menjaga kesehatannya.
Penelitian ini dilakukan di Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan
Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY.
Populasi lansia dipilih sebagai subjek penelitian karena pada usia ini sangat rentan
terserang stroke, survei Litbang Yastroki tahun 2003 yang melibatkan 193 orang
memperoleh hasil bahwa penderita stroke berusia ≥50 tahun sebesar 85,49%
sedangkan penderita stroke usia muda hanya 1,55% (Rustika dkk, 2006). Posyandu
Srikandi dan Buah Apel dipilih sebagai tempat penelitian karena penduduk lansia
kedua dusun ini aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia, mempunyai motivasi yang
tinggi untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan
kualitas hidup, serta memiliki karakteristik yang hampir sama.
1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut.
5
a. Seperti apakah profil karakteristik populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun
Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi,
Mlati, Sleman, DIY yang menjadi subjek penelitian terkait faktor risiko
stroke?
b. Apakah ada pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan
dengan edukasi secara personal terhadap perubahan profil kadar kolesterol
total, HDL, dan LDL yang merupakan faktor risiko stroke pada kelompok
perlakuan dan kontrol populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan
dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati,
Sleman, DIY?
c. Apakah ada pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan
dengan edukasi secara personal terhadap kelompok perlakuan dan kontrol?
2. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran pustaka yang telah dilakukan, terdapat beberapa
penelitian terkait dengan edukasi, stroke, kolesterol total, HDL, dan LDL antara lain:
a. Implementing a community education program on stroke for health care
providers and consumers oleh Richardson-nassif, Swartz, & Reardon (2002).
b. Pengaruh peningkatan kadar LDL darah terhadap jenis stroke di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta oleh Fanani (2004).
c. High Density Lipoprotein Cholesterol and the Risk of Stroke in Elderly Men
oleh Curb et al. (2004).
6
d. Pengaruh pemberian edukasi tentang sindrom metabolik terhadap perilaku
masyarakat di Dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta (kajian
kadar kolesterol total) oleh Dewi (2008).
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian di atas karena penelitian
tentang pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan edukasi
secara personal terhadap profil kadar kolesterol, HDL, dan LDL yang merupakan
faktor risiko terjadinya stroke pada populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun
Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati,
Sleman, DIY belum pernah dilakukan.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit stroke dan
pencegahannya, khususnya penurunan kadar kolesterol total dan LDL serta
peningkatan kadar HDL sebagai faktor risiko stroke sehingga dapat
meningkatkan usia harapan hidup dengan kesehatan yang baik.
b. Manfaat praktis
Memberikan informasi kepada subjek penelitian mengenai ada tidaknya
peningkatan kadar kolesterol total dan LDL serta penurunan kadar HDL sebagai
faktor risiko stroke.
7
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan
dengan edukasi secara personal pada populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun
Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati,
Sleman, DIY terkait kadar kolesterol total, HDL, dan LDL sebagai faktor risiko
stroke.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui profil karakteristik populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun
Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi,
Mlati, Sleman, DIY yang menjadi subjek penelitian terkait faktor risiko
stroke.
b. Mengetahui pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan
dengan edukasi secara personal terhadap perubahan profil kadar kolesterol
total, HDL, dan LDL yang merupakan faktor risiko stroke pada kelompok
perlakuan dan kontrol populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan
dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati,
Sleman, DIY.
c. Mengetahui pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan
dengan edukasi secara personal terhadap kelompok perlakuan dan kontrol
8
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Stroke
1. Pengertian
Stroke adalah gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak
dengan tanda klinis fokal atau global yang berlangsung lebih dari 24 jam, dapat
menimbulkan kematian yang disebabkan karena gangguan peredaran darah otak.
Stroke merupakan kedaruratan medis akibat kerusakan neurologik karena gangguan
akut aliran darah otak akibat terjadinya penyumbatan atau perdarahan. Stroke dapat
menyebabkan ketidakmampuan dalam menggerakkan satu atau lebih anggota tubuh,
ketidakmampuan dalam memahami dan merumuskan pembicaraan, ketidakmampuan
dalam penglihatan, atau bahkan kematian (WHO, 1997; Wibowo & Gofir, 2001;
Marwat, Usman, & Hussain, 2009).
2. Patofisiologi
Secara garis besar stroke dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Stroke iskemik (infark cerebral)
Stroke iskemik disebabkan karena adanya penyumbatan pada pembuluh
darah yang menuju ke otak. Nilai normal Cerebral Blood Flow (CBF) adalah 50
ml/100 g/menit. Jika CBF mengalami penurunan sampai <20 ml/100 g/menit,
iskemik terjadi, dan ketika penurunan terus terjadi sampai di bawah 12 ml/100 g/
menit, kerusakan otak irreversible terjadi, d
9
isebut sebagai infarction (Mulyatsih & Ahmad, 2008; Fagan & Hess, cit.,
Dipiro, Tarbelt, Matzke, Wells, & Posey, 2005).
Stroke iskemik dapat terjadi pada arteri serebral besar (misalnya arteri
karotis, arteri serebri media, dan arteri basilaris) atau arteri serebral kecil
(misalnya arteri lentikulostriata, arteri penetrans basilaris, dan arteri medularis)
yang mengalami aterosklerosis dan dapat juga disebabkan karena emboli.
Berdasarkan patofisiologinya, stroke iskemik dapat dibedakan menjadi 3, yaitu
emboli serebri, trombosis pada arteri sedang dan besar, serta lacunar stroke
(lacunar infarction) (Setiabudy, 2002; Suroto, 2004).
Trombosis atau emboli dapat menghambat CBF dan menyebabkan CBF
mengalami penurunan menjadi <20 ml/100 g/menit yang akan menyebabkan
keadaan iskemik. Iskemik akan menyebabkan neuron tidak mendapat suplai yang
cukup terhadap kebutuhan O2 untuk dapat menjalankan fungsinya. Keadaan ini
menyebabkan metabolisme dalam keadaan anaerob yang menghasilkan energi
dalam jumlah yang kecil (2 mol ATP). Kekurangan energi akan menyebabkan
depolarisasi membran sel, dimana Na+ masuk dan K+ keluar secara berlebihan.
Depolarisasi akan menyebabkan influks Ca2+ yang berlebihan di dalam sel.
Influks Ca2+ yang berlebihan akan menyebabkan aktivasi fosfolipid A2 yang
menimbulkan gangguan fungsi mitokondria sebagai pernafasan sel,
meningkatkan nitric oxide synthase (NOS) yang berefek neurotoksik. Gangguan
fungsi mitokondria dan efek toksik NOS berakibat terjadinya oxidative stress.
Oxidative stress dan aktivasi fosfolipase A2 akan menyebabkan kematian neuron.
10
Neuron yang mati akan direspon oleh jaringan dengan cara menghasilkan NOS
kembali sehingga akan menyebabkan lebih banyak lagi neuron yang mati yang
disebut infark (Junaidi, 2004).
Gambar 1. Stroke Iskemik (Zieve, 2009)
b. Stroke hemoragik
Stroke hemoragik (perdarahan) disebabkan oleh perdarahan pada arteri
serebral. Darah yang keluar dari pembuluh arteri masuk ke jaringan otak
parenkima sehingga terjadi hematom. Hematom menyebabkan tekanan tinggi
intrakranial. Keadaan ini terjadi pada perdarahan intrakranial atau intraserebral.
Tekanan tinggi intrakranial menyebabkan terjadinya hipertensi. Semakin tinggi
tekanan intrakranial maka semakin parah hipertensi yang terjadi. Oleh karena itu,
pada stroke perdarahan intraserebral biasanya disertai hipertensi maligna. Jika
darah dari sistem pembuluh darah masuk ke rongga subaraknoid terjadi
perdarahan subaraknoid sekunder. Jika sumber perdarahan berasal dari rongga
subaraknoid maka terjadi perdarahan subaraknoid primer (Junaidi, 2004; Fagan
& Hess, cit., Dipiro et al., 2005).
11
(a) (b)
Gambar 2. (a) Stroke Hemoragik Intraserebral, (b) Stroke Hemoragik Subaraknoid (Anonim, 2009a)
3. Faktor risiko
Faktor risiko stroke adalah kondisi tertentu yang dapat meningkatkan risiko
terserang stroke. Faktor risiko stroke dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu faktor
risiko tunggal dan faktor risiko ganda. Faktor risiko tunggal dibedakan menjadi
faktor yang dapat dikontrol (modifiable risk factors) dan faktor yang tidak dapat
dikontrol (non-modifiable risk factors) (Anonim, 2009b; Fagan & Hess, cit., Dipiro
et al., 2005). Penelitian oleh Marwat et al.(2009) menyatakan bahwa faktor risiko
stroke yang paling utama adalah hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung,
dislipidemia, dan kebiasaan merokok. Kelima faktor risiko tersebut merupakan
faktor risiko yang dapat dikontrol.
1. Hipertensi
Hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya stroke. Penderita
hipertensi memiliki faktor risiko stroke empat hingga enam kali lipat
dibandingkan orang tanpa hipertensi. Menurut Texas Heart Institute (2009),
12
sebanyak 73 juta penduduk Amerika memiliki tekanan darah yang tinggi dan 20
juta diantaranya tidak mengetahui kondisi tersebut. Mengontrol tekanan darah
dapat mengurangi risiko terserang stroke (Sustrani, 2006; Anonim, 2009e).
Peningkatan tekanan sistolik tanpa diiringi peningkatan tekanan diastolik
memperlihatkan peningkatan risiko terserang stroke. Isolated systolic hypertesion
merupakan faktor risiko yang penting untuk stroke pada orang tua (tekanan darah
sistolik 160 mmHg dan tekanan darah diastolik 90 mmHg) (Pearson, Blair,
Daniels, Eckel, Fair, Fortmann, et al., 2001).
2. Kebiasaan merokok
Merokok dapat meningkatkan konsentrasi fibrinogen yang
mengakibatkan terjadinya penebalan dinding pembuluh darah dan peningkatan
kekentalan darah sehingga aliran darah menjadi terhambat. Penelitian di Iowa
menyebutkan bahwa perokok mempunyai risiko terserang stroke 1,6 kali lebih
banyak daripada bukan perokok, sedangkan dari penelitian Framingham, perokok
berat (>40 batang sehari) mempunyai risiko terserang stroke dua kali lipat dari
perokok ringan (<10 batang sehari). Menurut Honolulu Heart Study dan Nurses
Health Study, penghentian kebiasaan merokok menurunkan risiko stroke secara
signifikan dari tahun ke tahun, bahkan setelah 5 tahun berhenti merokok, tingkat
risiko terkena stroke hampir sama dengan yang bukan perokok (Laksmiasanti,
2003; Japardi, 2002).
3. Diabetes melitus
13
Orang dengan diabetes melitus memiliki faktor risiko terserang stroke
lebih besar dibandingkan dengan orang normal. Pada penderita ini sering terjadi
stroke iskemik atau infark karena sumbatan umumnya terjadi pada pembuluh
darah kecil. Kombinasi hiperglikemia dan hipertensi meningkatkan komplikasi
diabetik termasuk stroke (Mulyatsih & Ahmad, 2008; Pearson, et al., 2001).
4. Penyakit jantung
Penyakit jantung merupakan faktor risiko stroke yang penting. Risiko
terserang stroke meningkat dua kali lipat pada orang yang memiliki penyakit
arteri koroner. Kerusakan jantung (misalnya karena serangan jantung) membuat
kecenderungan terbentuknya gumpalan darah di dalam jantung. Gumpalan
tersebut dapat lepas dan terbawa aliran darah ke otak sehingga menyebabkan
stroke kardioemboli. Penyakit jantung dan stroke juga berhubungan karena
keduanya memiliki manifestasi aterosklerosis di pembuluh darah. Pasien dengan
penyakit arteri koroner, gagal jantung kongestif, left ventricular hypertrophy, dan
fibrilasi atrial dapat meningkatkan risiko stroke (Geyer & Gomez, 2009; Brass,
2002; Fagan & Hess, cit., Dipiro et al., 2005).
5. Dislipidemia
Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat meningkatkan risiko terserang
stroke. Tingginya kadar kolesterol darah terutama Low Density Lipoprotein
(LDL) merupakan faktor penting terjadinya ateroskerosis yang dapat
menimbulkan stroke iskemik. Menurut Asia-Pasific Cohort Study Collaboration
(APCSC), terdapat hubungan antara kolesterol dengan terjadinya stroke, setiap
14
penurunan 1 mmol/L kolesterol, risiko stroke berkurang sebanyak 13%.
(Thiessen, 2008; Anonim, 2009c; Laksmiasanti, 2003; Nickens, 2009).
Tabel I. Faktor Risiko Stroke (Goldstein, Adams, Albert, Appel, Brass, Bushnell, et al., 2006; Fagan & Hess, cit., Dipiro et al., 2005)
Faktor risiko tunggal
Faktor risiko yang tidak dapat dikontrol
Umur Ras Jenis kelamin Riwayat penyakit keluarga
Faktor risiko yang dapat dikontrol
Hipertensi Penyakit jantung Trancient ischemic attacks Diabetes Dislipidemia Merokok Fibrilasi atrial Stenosis karotid asimptomatisSickle cell disease Faktor gaya hidup Kontrasepsi oral dan obat lainnya Homosistein Infeksi virus dan bakteri
Faktor risiko ganda
Profil Framingham Tekanan darah sistolik Serum kolesterol Gangguan toleran glukosa Merokok Hipertrofi ventrikel kiri
B. Kolesterol
Kolesterol adalah senyawa karbon kompleks yang mengandung beberapa
struktur cincin dan diklasifikasikan sebagai sterol. Sebagian besar kolesterol tubuh
merupakan kombinasi dengan asam lemak yang disebut sebagai ester kolesterol.
Kolesterol merupakan komponen membran sel dan prekursor hormon steroid, garam
empedu, glikoprotein, serta kuinon. Kolesterol yang beredar dalam tubuh manusia
15
sebanyak 80% berasal dari dalam tubuh (hati) dan sisanya (20%) diperoleh dari
makanan (Crowley, 2001; John, 2007; Majalah farmasia, 2008).
Gambar 3. Struktur Kolesterol (Naylor, 2009)
Kolesterol tubuh terdapat dalam darah, empedu, korteks adrenal, dan jaringan
syaraf. Kelebihan kolesterol dapat menyebabkan mengendapnya kolesterol pada
dinding pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan penyempitan dan pengerasan
pembuluh darah yang dikenal sebagai aterosklerosis (proses pembentukan plak pada
pembuluh darah), selain itu juga dapat mengakibatkan berkurangnya elastisitas atau
kelenturan pembuluh darah. Penyempitan pembuluh darah dan berkurangnya
kelenturan pembuluh darah tersebut mengakibatkan aliran darah terganggu
(Poedjiadi, 2006; Majalah farmasia, 2008).
Kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid adalah jenis lemak terbesar di dalam
tubuh dan ketiganya dihantarkan secara kompleks pada lemak dan protein sebagai
lipoprotein. Semua kelas lipoprotein menunjukkan struktur umum yang sama, terdiri
dari sebuah inti lipid nonpolar (ester kolesterol dan trigliserida) yang dikelilingi oleh
fosfolipid monolayer, unsterified cholesterol, dan variasi apolipoprotein.
Apolipoprotein merupakan komponen protein dari lipoprotein. Apolipoprotein
16
diperlukan untuk menjaga struktur lipoprotein dan untuk memimpin metabolisme
partikel (Carrutes, 2000; Crowley, 2001).
Tiga kelas utama lipoprotein yang ditemukan dalam serum puasa, yaitu Low
Density Lipoprotein (LDL), High Density Lipoprotein (HDL), dan Very Low Density
Lipoprotein (VLDL). Kelas lipoprotein yang lain adalah kilomikron dan
Intermediate Density Lipoprotein (IDL). Secara klinis, lipoprotein yang paling
penting adalah LDL dan HDL (NCEP ATP III, 2004).
Kolesterol LDL atau biasa disebut sebagai kolesterol jahat bertanggungjawab
untuk membawa kolesterol dari hati menuju dinding pembuluh darah, memiliki
densitas 1,019-1,063 g/ml. Kolesterol LDL (bertanggungjawab terhadap 60-70% dari
total kolesterol dalam plasma) adalah produk katabolik dari VLDL. Kira-kira 50%
dari massa kolesterol LDL mengandung ester kolesterol dan sisanya terdiri dari
jumlah yang sama dari fosfolipid dan apolipoprotein dengan apolipoprotein B-100
merupakan spesies yang dominan (>95%). Sebanyak 75% sirkulasi kolesterol LDL
dibersihkan oleh sel hati melalui reseptor LDL. Kolesterol LDL merupakan
lipoprotein aterogenik dan target terapi utama untuk menurunkan kadar kolesterol.
Plak aterosklerosis adalah produk dari deposisi kolesterol. Penelitian oleh Curb et al.
menyatakan bahwa kolesterol HDL merupakan faktor risiko yang penting untuk
stroke tromboemboli pada lansia. Diet tinggi lemak mengurangi jumlah reseptor
LDL dan menyebabkan hiperkolesterolemia (Anonim, 2004; Curb et al., 2004;
Carrutes, 2000).
17
Kolesterol LDL dapat diperkirakan dengan perhitungan rumus sebagai
berikut.
5
(Anwar, 2003).
Perhitungan rumus tersebut hanya dapat digunakan untuk seseorang dengan kadar
trigliserida ≤400 mg/dL. Hal ini disebabkan perhitungan LDL menggunakan
Friedewald Equation tidak valid untuk kadar trigliserida >400 mg/dL (Warnick,
Knopp, Fitzpatrick, & Branson, 1990).
Kolesterol HDL (secara normal menyusun 20-30% total kolesterol dalam
plasma) bertanggungjawab membawa kolesterol dari dinding pembuluh darah
kembali menuju hati, memiliki densitas 1,063-1,215 g/ml. Kolesterol HDL secara
dominan mengandung fosfolipid dan apolipoprotein, dengan 20% dari massanya
terdiri dari kolesterol ester. Apolipprotein AI (70%) dan apolipoprotein AII (20%)
mengisi sebagian besar protein HDL dan sejumlah kecil apolipoprotein C,
apolipoprotein D, dan apolipoprotein E mengisi sisanya. Beberapa penelitian
membuktikan bahwa HDL mencegah perkembangan aterosklerosis (NCEP ATP III,
2004; Carrutes, 2000).
C. Metabolisme Lipoprotein
Metabolisme lipoprotein dapat dibagi atas tiga jalur utama yaitu jalur
metabolisme eksogen, jalur metabolisme endogen, dan jalur reverse cholesterol
transport. Kedua jalur pertama berhubungan dengan metabolisme kolesterol LDL
18
dan trigliserida, sedangkan jalur reverse cholesterol transport khusus mengenai
metabolisme kolesterol HDL (Adam, 2005).
1. Jalur metabolisme eksogen
Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserida dan kolesterol.
Kolesterol berasal dari makanan dan dalam usus yang berasal dari hati yang
diekskresi bersama empedu ke usus halus. Lemak di usus halus yang berasal dari
makanan maupun yang berasal dari hati disebut lemak eksogen. Trigliserida dan
kolesterol dalam usus halus akan diserap ke dalam enterosit mukosa usus halus.
Trigliserida akan diserap sebagai asam lemak bebas. Asam lemak bebas dalam usus
halus akan diubah lagi menjadi trigliserida, sedangkan kolesterol akan mengalami
esterifikasi menjadi ester kolesterol. Trigliserida dan ester kolesterol bersama dengan
fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk lipoprotein yang dikenal dengan
kilomikron. Kilomikron ini akan masuk ke saluran limfe dan akhirnya melalui duktus
torasikus akan masuk ke dalam aliran darah. Trigliserida dalam kilomikron akan
mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase yang berasal dari endotel menjadi
asam lemak bebas (free fatty acid (FFA) = non-esterified fatty acid (NEFA). Asam
lemak bebas dapat disimpan sebagai trigliserida kembali ke jaringan lemak
(adiposa), tetapi bila terdapat dalam jumlah yang banyak sebagian akan diambil oleh
hati menjadi bahan untuk pembentukkan trigliserida hati. Kilomikron yang sudah
kehilangan sebagian besar trigliserida akan menjadi kilomikron remnant yang
mengandung ester kolesterol dan akan dibawa ke hati (Adam, 2005).
2. Jalur metabolisme endogen
19
Trigliserida dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke dalam
sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL. Apolipoprotein yang terkandung dalam VLDL
adalah apolipoprotein B100. Trigliserida di VLDL akan mengalami hidrolisis oleh
enzim lipoprotein lipase (LPL), dan VLDL berubah menjadi IDL yang juga akan
mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL. Sebagian dari VLDL, IDL, dan
LDL akan mengangkut ester kolesterol kembali ke hati. Low density lipoprotein
adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol. Sebagian dari
kolesterol di LDL akan dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik lainnya seperti
kelenjar adrenal, testis, dan ovarium yang mempunyai reseptor untuk kolesterol
LDL. Sebagian lain dari kolesterol LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap
oleh reseptor scavenger–A (SR-A) di makrofag dan akan menjadi sel busa (foam
cell). Makin banyak kadar kolesterol LDL dalam plasma makin banyak yang akan
mengalami oksidasi dan ditangkap oleh sel makrofag. Jumlah kolesterol yang akan
teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang terkandung di LDL. Beberapa
keadaan mempengaruhi tingkat oksidasi seperti:
a. meningkatnya jumlah LDL kecil padat (small dense LDL) seperti pada
sindroma metabolik dan diabetes melitus
b. kadar kolesterol HDL, makin tinggi kadar kolesterol HDL akan bersifat
protektif terhadap oksidasi LDL (Adam, 2005).
3. Jalur reverse cholesterol transport
High density lipoprotein dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolesterol
yang mengandung apolipoprotein A, C dan E; dan disebut HDL nascent. High
20
density lipoprotein nascent berasal dari usus halus dan hati, mempunyai bentuk
gepeng dan mengandung apolipoprotein A1, selanjutnya akan mendekati makrofag
untuk mengambil kolesterol yang tersimpan di makrofag. Setelah mengambil
kolesterol dari makrofag, HDL nascent berubah menjadi HDL dewasa yang
berbentuk bulat. Kolesterol (kolesterol bebas) di bagian dalam dari makrofag harus
dibawa ke permukaan membran sel makrofag oleh suatu transporter yang disebut
adenosine triphosphate-binding cassette transporter-1 (ABC-1) agar dapat diambil
oleh HDL nascent. Kolesterol bebas akan diesterifikasi menjadi ester kolesterol oleh
enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT) setelah mengambil kolesterol
bebas dari sel makrofag. Sebagian ester kolesterol yang dibawa oleh HDL akan
mengambil dua jalur. Jalur pertama ialah ke hati dan ditangkap oleh reseptor
kolesterol HDL yaitu scavenger receptor kelas B type 1 dikenal dengan SR-B1. Jalur
kedua adalah ester kolesterol dalam HDL akan dipertukarkan dengan trigliserida dari
VLDL dan IDL dengan bantuan cholesterol ester transfer protein (CETP). High
Density Lipoprotein dapat dikatakan sebagai penyerap kolesterol dari makrofag yang
mempunyai dua jalur yaitu langsung ke hati dan jalur tidak langsung yaitu melalui
VLDL dan IDL untuk membawa kolesterol kembali ke hati (Adam, 2005).
D. Dislipidemia
1. Pengertian
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang
paling utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kenaikan kadar
21
trigliserida serta penurunan kadar kolesterol HDL. Dalam proses aterosklerosis
semuanya memiliki peran yang sangat penting dan berkaitan satu sama lain (Anwar,
2004).
Terdapat tujuh bentuk abnormalitas dari metabolisme lipid yaitu
hiperkolesterolemia poligenik, dislipidemia aterogenik, hiperkolesterolemia familial,
disbetalipoproteinemia familial, kombinasi hiperlipidemia familial,
hiperapobetalipoproteinemia familial, dan hipoalphalipoproteinemia.
Hiperkolesterolemia poligenik merupakan bentuk yang paling sering dijumpai,
ditemukan pada lebih dari 25% populasi di Amerika Serikat dan disebabkan
kombinasi dari lingkungan (Kimble, 2005).
Hiperkolesterolemia merupakan kontributor utama aterosklerosis dan
Coronary Heart Disease (CHD). Penelitian klinis dan epidemiologi menunjukkan
bahwa peningkatan kadar kolesterol dalam darah merupakan salah satu faktor risiko
utama yang berhubungan dengan perkembangan CHD. Kolesterol LDL merupakan
lipoprotein utama yang mempengaruhi aterosklerosis. Faktor risiko lainnya
diantaranya kebiasaan merokok, hipertensi, diabetes, dan rendahnya kadar kolesterol
HDL (Safeer & Ugalat, 2002).
2. Patogenesis aterosklerosis
Aterosklerosis adalah suatu bentuk ateriosklerosis yang mengenai lapisan
dimana ateroma mengandung kolesterol, bahan lipoid, dan lipofag yang terbentuk di
dalam intima dan media interna arteri berukuran besar dan sedang. Sirkulasi
22
kolesterol memiliki peran utama dalam patogenesis aterosklerosis (Bahri, 2004;
Kimble, 2005).
Lesi aterosklerosis dimulai dengan akumulasi kolesterol LDL dan sisa VLDL
dalam lapisan intima. Segera setelah menempati lapisan endotelial, kolesterol LDL
dimodifikasi melalui reaksi oksidasi. Secara bersamaan, molekul monosit adesi
dilepaskan dari sel endotelial ke permukaan lumen. Molekul monosit endotelial ini
menyebabkan sirkulasi monosit ke permukaan endotelial dan kemudian dengan
adanya chemoattractants menyebabkan monosit berada di antara sel endotelial dan
intima. Monosit selanjutnya dikonversi menjadi makrofag, dimana memulai
modifikasi kolesterol LDL dan partikel sisa VLDL (Kimble, 2005).
Kolesterol LDL termodifikasi selanjutnya menjadi chemoattractants lain
untuk sirkulasi monosit sehingga menyebabkan lebih banyak monosit dari sirkulasi
sistemik menempati intima. Hal ini akan menghambat mobilitas sel makrofag,
menyebabkan sel makrofag menjadi agen sitotoksik (berbahaya bagi endotelium).
Jika masukan kolesterol LDL termodifikasi ke sel makrofag terus terjadi, sel menjadi
bermuatan lipid, ukurannya bertambah, dan akhirnya menjadi foam cell. Akumulasi
foam cell dalam lapisan intima menghasilkan peningkatan lesi, lapisan lemak, yang
merupakan prekursor aterosklerosis. Lapisan lemak mengubah permukaan endotelial
arteri yang halus menjadi tidak rata. Jika proses ini terus berlanjut, plak ateroslerosis
akan terbentuk. Selama plak bertumbuh, sejumlah sel (termasuk makrofag, sel
endotelial, platelet, dan sel otot polos) mengeluarkan chemoattractants dan growth
23
factors, dimana menyebabkan sel otot polos berpindah, berploriferasi mendekati
permukaan luminal, dan terjadi lesi aterosklerosis (Kimble, 2005).
Penatalaksanaan aterosklerosis dapat dilakukan dengan mengubah gaya
hidup. Pasien dapat mengurangi jumlah lemak dan kolesterol dengan diet,
menghentikan kebiasaan merokok, mengurangi berat badan jika obesitas, dan
berolahraga. Pengobatan diperlukan untuk bentuk aterosklerosis yang serius yaitu
dengan menggunakan obat-obatan tertentu dan variasi bentuk operasi. Obat yang
digunakan berfungsi menurunkan kadar kolesterol dalam darah sehingga mengurangi
kesempatan pembentukan plak aterosklerosis (Anonim, 2009c).
3. Aterosklerosis pada pembuluh darah otak
Proses aterosklerosis pada pembuluh darah otak sering kali mengakibatkan
penyumbatan yang berakibat terjadinya stroke iskemik. Mekanisme terjadinya stroke
infark yang paling sering adalah akibat terlepasnya sebagian dari trombus yang
terbentuk di pembuluh darah yang mengalami aterosklerosis. Trombus ini
menyumbat arteri yang terdapat di sebelah distal lesi. Penyebab lain yang mungkin
adalah hipoperfusi jaringan di sebelah distal pembuluh darah yang terkena proses
aterosklerosis yang dicetuskan oleh hipotensi dan jeleknya sirkulasi kolateral ke
daerah distal lesi aterosklerosis tersebut. Tempat yang paling sering mengalami
proses aterosklerosis adalah ostia arteri vertebralis, segmen proksimal dan distal
arteri basilaris serta pangkal pars syphon dan supraclinoid arteri karotis interna
(Japardi, 2002).
24
Plak aterosklerosis yang mengalami ulserasi akan menyebabkan
pembentukan trombosis intamural sehingga dapat menyebabkan stenosis. Aliran
darah ke otak akan menurun jika stenosis mencapai 80% dari diameter lumen.
Perdarahan kecil dan atau pembentukan trombus di permukaannya akan semakin
mempersempit lumen pembuluh darah yang terkena proses tersebut. Penyumbatan
pembuluh darah otak menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak. Jika
pengurangan tersebut sampai di bawah ambang batasnya akan terjadinya satu serial
proses iskemik di otak yang dapat berakhir dengan kematian sel-sel saraf. Bila aliran
darah ke otak terputus dalam waktu 6 detik, metabolisme neuronal terganggu, lebih
dari 30 detik gambaran EEG (Electroencephalogram) mendatar, dalam 2 menit
aktivitas jaringan otak berhenti, dalam 5 menit kerusakan jaringan otak dimulai, dan
lebih dari 9 menit manusia akan meninggal (Japardi, 2002).
4. Skrining rutin
Skrining rutin dilakukan untuk memperoleh profil lipid puasa (kolesterol
total, kolesterol HDL, trigliserida, dan kolesterol LDL) pasien. Skrining rutin
seharusnya dilakukan pada laki-laki >40 tahun dan perempuan yang telah menopause
atau >50 tahun setiap satu sampai tiga tahun, anak-anak dengan riwayat keluarga
penyakit lipid monogenik seperti hiperkolesterolemia familial dan kilomikronemia,
dewasa dengan dua atau lebih faktor risiko Coronary Artery Disease (CAD), pasien
dengan bukti klinis CAD, pasien dengan diabetes melitus, hipertensi, kebiasaan
merokok, obesitas abdominal (pada laki-laki lingkar pinggang >102 cm dan >88 cm
pada perempuan), riwayat keluarga yang kuat terhadap penyakit CAD prematur (pria
25
<55 tahun dan wanita <65 tahun) dan dislipidemia, manifestasi hiperlipidemia,
seperti xanthelasma, xanthoma atau arcus corneae, dyspnea, disfungsi ereksi,
penyakit ginjal kronik, systemic lupus arythematosus, atau keterangan mengenai
aterosklerosis baik dengan atau tanpa gejala (Fodor, Frohlich, Genest, & McPherson,
2000; McPherson, Frohlich, Fodor, & Genest, 2006).
5. Penilaian risiko (Risk assessment)
Perhitungan Framingham Risk Score (FRS) direkomendasikan untuk
penilaian awal pasien dalam kategori pencegahan primer. Perhitungan ini
memberikan perkiraan risiko 10 tahun mendatang, hal ini termasuk cardiac death
dan infark miokardial nonfatal. Framingham Risk Score dapat dipakai untuk
persentase populasi yang besar dan memberikan perkiraan jangka pendek kejadian
CAD yang dapat diterima. Subjek yang dalam jangka pendek (10 tahun) berisiko
rendah atau sedang dapat menjadi berisiko tinggi dalam jangka panjang karena efek
kumulatif dari faktor risiko tunggal dan atau perubahan faktor risiko (McPherson et
al., 2006).
26
Tabel II. Kategori Risiko dan Level Target Lipid (Genest, Frohlich, Fodor, & McPherson, 2003) Kategori risiko Target lipid yang diharapkan
LDL-C level
(mmol/L)
Kolesterol total: rasio HDL-C
Tinggi (risiko 10 tahun CAD 20% atau
riwayat diabetes melitus atau aterosklerosis)
<2,5 <4,0
Sedang (risiko 10 tahun sebesar 11%-
19%) <3,5 <5,0
Rendah (risiko 10 tahun sebesar 10%) <4,5 <6,0
Keterangan: LDL-C = Low Density Lipoprotein Cholesterol TC = Total Cholesterol HDL-C = High Density Lipoprotein Cholesterol
Tiga kategori risiko dan target lipid yang diharapkan ditunjukkan pada tabel
II. Kategori risiko tinggi merupakan pasien dengan risiko 10 tahun CAD sebesar
≥20%, termasuk dalam kategori ini adalah pasien dengan diagnosis CAD, pernyakit
arteri perifer atau penyakit cerebrovaskular, sebagian pasien dewasa dengan diabetes
melitus tipe I atau II. Pasien dengan kategori sedang memiliki nilai FRS 10%-19%.
Setiap individu direkomendasikan untuk diberikan terapi jika kadar kolesterol LDL
≥3,5 mmol/L atau jika rasio kolesterol total dibandingkan dengan kolesterol HDL
≥5,0. Kategori rendah merupakan kelompok untuk individu dengan nilai FRS <10%.
Terapi secara umum disarankan untuk subjek dengan kategori dislipidemia
(kolesterol LDL ≥5,0 mmol/L atau perbandingan kolesterol total dan HDL ≥6,0)
(McPherson et al., 2006).
27
6. Klasifikasi kolesterol total, HDL, dan LDL
Klasifikasi kolesterol total, HDL, dan LDL mengacu pada National
Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III (NCEP ATP III) tahun
2004.
Tabel III. Klasifikasi Kadar Kolesterol Total dan Kolesterol HDL (NCEP ATP III, 2004) Kolesterol total
(mg/dL) Kategori Kolesterol HDL
(mg/dL) Kategori
<200 Normal <40 Rendah 200-239 Batas tinggi ≥60 Tinggi ≥240 Tinggi
Tabel IV. Klasifikasi Kadar Kolesterol LDL (NCEP ATP III, 2004)
Kolesterol LDL (mg/dL) Kategori <100 Optimal
100-129 Di atas optimal 130-159 Batas tinggi 160-189 Tinggi ≥190 Sangat tinggi
7. Penatalaksanaan
Terapi yang diberikan untuk menurunkan kadar kolesterol tergantung dari
faktor risiko yang dimiliki masing-masing pasien. Terapi untuk menurunkan kadar
kolesterol dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Therapeutic Lifestyle Changes (TLC)
dan terapi obat (Safeer et al, 2002).
a. Therapeutic Lifestyle Changes (TLC)
Therapeutic lifestyle changes merupakan suatu pengobatan inovatif
berdasarkan pemikiran modern yang melekat pada gaya hidup zaman dahulu,
merekomendasikan sebuah pendekatan gaya hidup multifaktorial untuk
mengurangi resiko CHD yang merupakan faktor risiko stroke (Anonim, 2005a;
28
Safeer et al., 2002). Komponen yang termasuk dalam TLC disajikan dalam tabel
V.
Tabel V. Komponen TLC (NCEP ATP III, 2004) Komponen Rekomendasi
LDL-raising nutrients Lemak jenuh Dietary cholesterol
Kurang dari 7% dari kalori total Kurang dari 200 mg/hari
Terapi untuk menurunkan LDL Stanol tanaman/sterol Meningkatkan konsumsi serat larut
2 gram per hari 10-25 gram per hari
Kalori total (energi) Mengatur konsumsi kalori total untuk menjaga berat badan atau mencegah obesitas
Aktivitas fisik Berolahraga sedang untuk mengeluarkan 200 kkal per hari
Komposisi diet diperlukan pengontrolan dan disajikan dalam tabel VI.
Cara diet direkomendasikan untuk semua pasien. Distribusi lemak dalam tubuh
diubah dengan mengenal asam lemak monounsaturated dan poliunsaturated,
mengubah konsumsi lemak jenuh (keju, susu murni, daging merah) dengan asam
lemak monounsaturated (minyak zaitun, kanola) dan poliunsaturated (minyak
jagung, kacang) sehingga dapat menurunkan kadar LDL (Safeer et al., 2002).
Tabel VI. Rekomendasi Makronutrien untuk Diet TLC (Safeer et al., 2002; NCEP ATP III, 2004)
Komponen Rekomendasi Polyunsaturated fat
Monounsaturated fat Lemak total Karbohidrat
Serat Protein
10% dari total kalori 20% dari total kalori
25-35% dari total kalori 50-60% dari total kalori
20-30 gram per hari 15% dari total kalori
29
Panduan diet terdiri dari Tingkat 1 dan Tingkat 2. Pembagian ini
didasarkan atas sasaran yang dituju, yaitu tercapainya kadar profil lemak darah
normal. Tingkat 2 dilakukan jika diet Tingkat 1 belum berhasil mencapai sasaran,
karena tidak semua individu dapat merespon diet dalam tingkat yang sama
(Soeharto, 2004).
Tabel VII. Batasan Diet Tingkat 1 Rata-rata Setiap Hari Menurut AHA dan NCEP ATP III (Soeharto, 2004)
1. Tidak merokok 2. Tingkat masukan kalori dan aktivitas fisik yang sesuai untuk
mencegah kegemukan dan mengurangi berat badan 3. Konsumsi lemak sebesar 30% atau kurang dari kalori setiap harinya. 4. Konsumsi maksimal 8-10% kalori dari asam lemak jenuh. 5. Konsumsi maksimal 10% dari total kalori berasal dari asam lemak
tidak jenuh majemuk. 6. Konsumsi maksimal 10% dari total kalori berasal dari asam lemak
tidak jenuh tunggal. 7. Konsumsi maksimal 300 mg/hari kolesterol. 8. Konsumsi tidak lebih dari 2,4 gram garam. 9. Konsumsi 55-60% dari kalori yang berbentuk karbohidrat kompleks. 10. Protein berjumlah 15-20% dari total kalori. 11. Serat yang larut = 20-30 gram/hari. 12. Sterol asal tumbuh-tumbuhan = 2 gram/hari.
Tabel VIII. Batasan Diet Tingkat 2 Rata-rata Setiap Hari Menurut AHA
(Soeharto, 2004) 1. Konsumsi maksimal 7% kalori dari asam lemak jenuh. 2. Konsumsi maksimal 200 mg/hari kolesterol.
b. Terapi obat
Terapi obat digunakan jika dengan TLC tidak berhasil untuk menurunkan
kadar kolesterol LDL. Penerapan TLC tetap dipertahankan meskipun memakai
terapi obat. Pasien dengan risiko sangat tinggi atau tinggi, memulai terapi
sesegera mungkin dan mempertimbangkan perubahan gaya hidup yang spesifik.
30
Pasien dengan risiko sedang, mempertimbangkan perubahan gaya hidup yang
spesifik dan jika dalam tiga bulan target perubahan kadar lipid belum tercapai,
mulai dengan terapi obat. Pasien dengan risiko rendah, mempertimbangkan
perubahan gaya hidup yang spesifik, dan jika dalam enam bulan target perubahan
kadar lipid belum tercapai, mulai dengan terapi obat. Pertimbangan dari sisi
ketaatan, efek samping, dan keefektifannya, statin merupakan pilihan obat untuk
pasien dengan hiperkolesterolemia karena obat tersebut merupakan bentuk
monoterapi paling poten dan efektif dalam hal biaya. Obat-obat lain yang dapat
digunakan adalah resin asam empedu, asam fibrat, dan asam nikotinat (Safeer et
al., 2002; Fodor et al., 2000; Tarbelt, cit., Dipiro et al., 2005).
E. Edukasi
Edukasi dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian bahan atau
materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan guna mencapai
perubahan perilaku (tujuan). Untuk memilih metode edukasi harus memperhatikan
subjek edukasi apakah itu merupakan individu, kelompok, masyarakat/massa serta
harus mempertimbangkan pendidikan formal (Notoatmodjo,2003).
Cakupan dalam proses edukasi yaitu belajar dan memperoleh tingkah laku
baru. Latihan adalah penyempurnaan potensi tenaga-tenaga yang ada dengan
mengulang aktivitas tertentu. Latihan adalah suatu kegiatan pokok dalam kegiatan
edukasi, sama halnya dengan pembiasaan. Baik latihan maupun pembiasaan terutama
terjadi dalam taraf biologis, tetapi apabila selanjutnya berkembang dalam taraf
psikis, maka kedua gejala itu akan menjadikan proses kesadaran sebagai proses
31
ketidaksadaran yang bersifat biologis yang disebut proses otomatisme
(Notoatmodjo,2003).
Proses latihan dan pembiasaan menghasilkan tindakan yang tanpa disadari,
cepat, dan tepat. Edukasi sebenarnya merupakan suatu usaha untuk memperoleh hal-
hal baru dalam tingkah laku (pengetahuan, kecakapan, keterampilan, dan nilai-nilai)
dengan aktivitas kejiwaan sendiri. Sifat khas dari edukasi ialah memperoleh sesuatu
yang baru, yang dahulu belum ada, sekarang menjadi ada, yang semula belum
diketahui, sekarang diketahui, yang dahulu belum mengerti, sekarang mengerti
(Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan masyarakat mengenai stroke umumnya masih kurang.
Masyarakat memiliki pengetahuan yang terbatas mengenai faktor risiko stroke dan
bagaimana penanganan yang seharusnya dilakukan dengan cepat bila terjadi gejala
stroke. Penelitian terhadap kurang lebih 2000 orang menunjukkan bahwa 57%
responden dapat mengidentifikasi paling tidak satu tanda stroke dengan benar, 28%
dapat mengidentifikasi dua tanda, dan hanya 8% yang dapat mengidentifikasi tiga
tanda dengan benar. Orang yang berusia ≥75 tahun dan memiliki risiko tinggi
terhadap stroke memiliki pengetahuan tentang stroke yang paling sedikit, sedangkan
orang yang memiliki faktor risiko stroke seringkali tidak tahu bahwa dirinya berisiko
terkena stroke (Hwang, 1998; Kleindorfer, Miller, Moomaw, Alwell, Broderick, &
Khoury, 2007).
Edukasi mengenai pencegahan stroke yang diberikan kepada setiap orang
(tidak hanya pada orang yang berisiko) bertujuan meningkatkan kesadaran
32
masyarakat terhadap tanda-tanda dan faktor risiko stroke sehingga dapat melakukan
pencegahan terhadap serangan stroke. Waktu yang dibutuhkan untuk mengevaluasi
tujuan edukasi berbeda-beda, tergantung dari strategi dalam pencapaian tujuan.
Perubahan tindakan dapat terjadi pada seseorang, tetapi dibutuhkan proses yang
cukup lama. Pengukuran hasil program edukasi yang tepat dilakukan setelah
pemberian edukasi selama tiga sampai lima tahun. Edukasi harus seimbang antara
pengetahuan stroke yang diberikan dengan kemampuan pemahaman masyarakat
(Hwang, 1998; Khan, Rehman, Shah, & Jielani, 2009; Spilker, 2008).
Bentuk pendekatan atau edukasi yang digunakan antara lain:
1. Bimbingan dan penyuluhan
Pada cara ini terjadi kontak antara subjek penelitian dan peneliti yang lebih
intensif. Setiap masalah yang dihadapi subjek penelitian dapat diteliti oleh peneliti
sehingga dapat dibantu dalam penyelesaiannya. Pada akhirnya subjek penelitian
dapat menangkap dan menerimanya kemudian berdasarkan kesadaran penuh
pengertian dapat mengubah perilaku sehatnya (Notoatmodjo, 2003).
2. Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara peneliti dengan subjek penelitian untuk menggali informasi
mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, apakah ia tertarik atau tidak
terhadap perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan
diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum,
maka perlu adanya penyuluhan yang lebih mendalam lagi (Notoatmodjo, 2003).
33
3. Ceramah
Metode yang baik untuk subjek penelitian yang berpendidikan tinggi maupun
rendah dan untuk kelompok besar. Yang dimaksud kelompok besar di sini apabila
subjek penelitian lebih dari 15 orang (Notoatmodjo, 2003).
F. Landasan Teori
Stroke adalah gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak
dengan tanda klinis fokal atau global yang berlangsung lebih dari 24 jam, dapat
menimbulkan kematian yang disebabkan karena gangguan peredaran darah otak
(WHO, 1997). Penelitian oleh Marwat et al. (2009) menyatakan bahwa faktor risiko
stroke yang utama adalah hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung,
dislipidemia, dan kebiasaan merokok.
Angka kejadian stroke di Indonesia meningkat tajam dari urutan ketiga
penyebab kematian menjadi urutan pertama. Jumlah penderita stroke yang terus
meningkat disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai stroke. Survei
yang dilakukan pada 193 responden menyatakan hanya 58 orang atau sekitar 30,05%
memiliki pengetahuan tentang stroke sebelum serangan (Anonim, 2009g; Sutrisna
dkk, 2007).
Hiperkolesterolemia merupakan kontributor utama aterosklerosis. Kolesterol
LDL merupakan lipoprotein aterogenik dan target terapi utama untuk menurunkan
kadar kolesterol, sedangkan kolesterol HDL dalam beberapa penelitian terbukti
mencegah perkembangan aterosklerosis. Menurut Asia-Pasific Cohort Study
Collaboration (APCSC), terdapat hubungan antara kolesterol dengan terjadinya
34
stroke, setiap penurunan 1 mmol/L kolesterol, risiko stroke berkurang sebanyak
13%. Data APCSC juga menunjukkan bahwa bertambahnya umur meningkatkan
risiko terserang stroke. Setiap kenaikan 10 tahun setelah umur 55 risiko stroke
meningkat dua kali lipat dan 2/3 dari kasus stroke terjadi pada usia lebih dari 65
tahun (Nickens, 2009).
Pencegahan stroke dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan
menjalankan perilaku hidup sehat sejak dini, pengendalian faktor-faktor risiko secara
optimal, dan melakukan medical check up secara rutin dan berkala (Fatimah, 2009).
Penelitian Hasan dan Gouri (2007) menyatakan bahwa pemberian edukasi dan
pengobatan terhadap faktor risiko membantu mengurangi morbiditas dan mortalitas
pasien stroke. Edukasi adalah suatu proses penyampaian bahan atau materi
pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan guna mencapai perubahan
perilaku (tujuan). Edukasi mengenai pencegahan stroke yang diberikan kepada setiap
orang (tidak hanya pada orang yang berisiko) bertujuan meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap tanda-tanda dan faktor risiko stroke sehingga dapat melakukan
pencegahan terhadap serangan stroke (Notoatmodjo,2003; Hwang, 1998).
Berdasarkan gambaran tersebut maka pemberian edukasi penting dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan mengenai faktor risiko stroke sehingga dapat
mempengaruhi tindakan subjek penelitian dalam menjaga kesehatannya sebagai
upaya pencegahan stroke.
35
G. Hipotesis
Pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara
personal memberikan penurunan yang signifikan terhadap kadar kolesterol total dan
LDL, serta peningkatan yang signifikan terhadap kadar HDL yang merupakan faktor
risiko stroke pada populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu
Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY.
8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental semu (quasi-
experimental research) dengan rancangan penelitian nonrandomized pretest-posttest
intervention with control group design. Ciri eksperimental semu adalah tidak dapat
meletakkan subjek secara random pada kelompok perlakuan atau kontrol (Hasan,
2002). Penelitian eksperimental semu digunakan karena tidak memungkinkan
mengontrol semua hal yang berpengaruh terhadap hasil penelitian (Pratiknya, 2001).
Variabel luar yang tidak dapat dikendalikan oleh peneliti adalah tindakan subjek
penelitian. Peneliti juga tidak bisa menjamin bahwa antara kelompok yang diberi
perlakuan dan yang tidak diberi perlakuan (kelompok kontrol) tidak saling
berinteraksi. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pemberian edukasi berupa
ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal.
Subjek penelitian diamati dua kali, yaitu sebelum dan sesudah pemberian
perlakuan. Hasil dari kelompok perlakuan ini kemudian dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Secara keseluruhan akan diperoleh empat macam hasil
pemeriksaan, yaitu dua hasil pemeriksaan awal dan dua hasil pemeriksaan akhir.
Penelitian ini merupakan kombinasi antara penelitian laboratorium dan klinis
dengan bidang multidisipliner meliputi Patologi Klinik, Farmasi Sosial, dan Farmasi
Klinis.
37
Kelompok perlakuan
a b---------------------P
Kelompok kontrol
---------------------TPak bk
Gambar 4. Skema Rancangan Pretest-Posttest Intervention with Control Group Design Keterangan: P : perlakuan ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal TP : tanpa perlakuan a : pengukuran awal kadar kolesterol total, HDL, dan LDL sebelum perlakuan ak : pengukuran awal kadar kolesterol total, HDL, dan LDL pada kelompok
kontrol tanpa perlakuan b : pengukuran akhir kadar kolesterol total, HDL, dan LDL setelah perlakuan bk : pengukuran akhir kadar kolesterol total, HDL, dan LDL pada kelompok
kontrol tanpa perlakuan.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (independent): pemberian edukasi berupa ceramah yang
dilanjutkan dengan edukasi secara personal.
2. Variabel tergantung (dependent): faktor risiko stroke yaitu profil kadar kolesterol
total, HDL, dan LDL.
C. Definisi Operasional
1. Standar klasifikasi kadar kolesterol total, HDL, dan LDL yang digunakan
berpedoman pada National Cholesterol Education Program Adult Treatment
Panel III (NCEP ATP III) tahun 2004.
2. Pemberian edukasi adalah suatu proses penyampaian materi melalui pemberian
ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal pada populasi lansia di
Posyandu Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Buah Apel, Dusun Keboan,
38
Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta yang bertujuan menurunkan profil
kolesterol total, HDL, dan LDL terkait pencegahan stroke.
3. Ceramah adalah suatu bentuk informasi lisan tentang stroke dan pencegahannya
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan populasi lansia di Posyandu
Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Buah Apel, Dusun Keboan, Desa
Sumberadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.
4. Edukasi secara personal dilakukan dengan pemberian leaflet dan wawancara
mengenai tindakan yang dilakukan oleh subjek penelitian terkait pencegahan
stroke.
5. Leaflet adalah suatu bentuk informasi tertulis yang mencakup kajian tentang
stroke dan pencegahannya yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
populasi lansia di Posyandu Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Buah Apel,
Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.
6. Profil karakteristik populasi lansia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
gambaran subjek penelitian terkait dengan stroke yang meliputi usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, kebiasaan merokok, Body Mass Index (BMI), hasil
pengukuran tekanan darah, kadar kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida, Blood
Urea Nitrogen (BUN), kreatinin, asam urat, dan glukosa darah puasa.
7. Usia dalam penelitian ini dibagi menjadi enam kelompok, yaitu ≥60-≤65 tahun,
≥66-≤71 tahun, ≥72-≤77 tahun, ≥78-≤83 tahun, ≥84-≤89 tahun, dan ≥90-≤95
tahun.
39
8. Tingkat pendidikan dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu tidak sekolah,
≤SMP, dan >SMP.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan adalah lansia pada kelompok Posyandu
Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi,
Mlati, Sleman, Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi, bersedia diambil
darahnya (inform consent), mengisi formulir data penelitian, dan mengikuti ceramah
yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal oleh peneliti. Kriteria inklusi dalam
penelitian ini adalah laki-laki atau perempuan berusia ≥60 tahun yang aktif
mengikuti kegiatan posyandu lansia. Kriteria eksklusi yang digunakan adalah pernah
mengalami stroke, penyakit gagal ginjal, atau penyakit jantung.
Pada awal penelitian, subjek penelitian yang digunakan sebanyak 60 orang,
selanjutnya dari 60 orang tersebut dikelompokkan berdasarkan ada tidaknya riwayat
penyakit. Subjek penelitian dengan riwayat penyakit hipertensi sebanyak 7 orang,
kelebihan kadar asam urat 3 orang, hipertensi dan kelebihan asam urat 3 orang,
reumatik 5 orang, dan tanpa riwayat penyakit 42 orang. Masing-masing jenis riwayat
penyakit diundi untuk dimasukkan dalam kelompok perlakuan dan kontrol secara
seimbang. Hal yang sama dilakukan terhadap subjek penelitian tanpa riwayat
penyakit, sehingga diperoleh 30 subjek penelitian untuk masing-masing kelompok.
Pada akhir penelitian, subjek pada kelompok kontrol berkurang menjadi 29
orang. Hal ini disebabkan satu subjek penelitian mengundurkan diri dari penelitian
karena m
pembagian
Keterangan:*) pengukur**) penguku
P
Kecamata
kolesterol
Yogyakart
hasil pene
P
dilakukan
Ins
penelitian
merasa taku
n subjek pe
: ran awal uran akhir
Penelitian d
an Mlati,
total, HD
ta. Laborat
elitian dapat
Penelitian di
dari bulan
strumen ya
dan data h
60 subjepenelitia
*
ut untuk m
nelitian dap
Gambar
E
dilakukan d
Kabupaten
DL, dan LD
torium Pram
t dipercaya.
F
ilakukan pa
Juli-Oktobe
G.
ang diguna
hasil labora
ek an
*
melakukan
pat dilihat p
5. Pembagia
E. Tempat
di Dusun B
Sleman,
DL dipero
mita Utama
F. Waktu P
ada bulan Ju
er 2009.
Instrumen
akan dalam
atorium. For
Kont(30 supeneli
Perlak(30 supeneli
**
**
pengambi
ada gambar
an Subjek Pen
Penelitian
Burikan da
Yogyakarta
leh dari L
a telah mem
Penelitian
uni-Oktober
n Penelitian
m penelitia
rmulir data
trol ubjek itian)
kuanubjek itian)
*
*
ilan darah
r 5.
nelitian
an Keboan,
a. Hasil p
Laboratorium
miliki sertif
2009. Peng
n
an ini ada
a penelitian,
Ko(29 pene
Perl(30 pene
akhir. Ga
, Desa Sum
pemeriksaan
m Pramita
fikat ISO s
gambilan da
alah formu
, berisi nam
ontrol subjek elitian)
lakuansubjek elitian)
40
ambaran
mberadi,
n kadar
Utama,
sehingga
ata
ulir data
ma, jenis
41
kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan terakhir, kebiasaan merokok, riwayat
penyakit keluarga, riwayat penyakit, dan keaktifan mengikuti posyandu lansia,
diperoleh pada awal penelitian.
H. Tata Cara Penelitian
1. Penentuan subjek penelitian
Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling. Subjek
penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk
memperoleh satuan sampling yang yang memiliki karakteristik yang dikehendaki
(Setiawan, 2005). Peneliti terlebih dahulu menetapkan jumlah subjek penelitian yang
akan diteliti, terdiri dari 30 lansia Posyandu Srikandi dan 30 lansia Posyandu Buah
Apel. Setiap kelompok kemudian diundi untuk dikelompokkan menjadi kelompok
perlakuan dan kontrol. Pembagian antara kelompok perlakuan dan kontrol ditetapkan
masing-masing kelompok terdiri dari 15 lansia Posyandu Srikandi dan 15 lansia
Posyandu Buah Apel.
Pembagian ini juga melihat ada tidaknya riwayat penyakit, yaitu hipertensi,
asam urat, komplikasi asam urat dan hipertensi, rematik, dan tanpa riwayat penyakit.
Kelompok perlakuan dan kontrol terdiri dari lansia sehat dan lansia dengan riwayat
penyakit dalam jumlah yang seimbang untuk memperoleh karakteristik yang sama.
Sampel minimal yang digunakan untuk penelitian eksperimental adalah 15
orang untuk setiap populasi (Hasan, 2002). Subjek penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 60 orang yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu 30 orang
kelompok perlakuan dan 30 orang kelompok kontrol.
42
2. Pengurusan izin penelitian
Pengurusan izin penelitian dilakukan untuk memperoleh izin melakukan
penelitian pada populasi lansia yang tergabung dalam kelompok Posyandu Srikandi,
Dusun Burikan dan Posyandu Buah Apel, Dusun Keboan, Sumberadi, Mlati, Sleman,
Yogyakarta. Proses pengurusan izin penelitian dimulai dengan memasukkan
permohonan izin dan proposal penelitian ke bagian perizinan Bupati Sleman c.q
BAPPEDA Sleman. Secara berurutan kemudian dilanjutkan ke Dinas Pol PP dan
Tibmas Kabupaten Sleman, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Bidang
Perencanaan SDM BAPPEDA Kabupaten Sleman, Puskesmas Mlati II, Kecamatan
Mlati, Kelurahan Sumberadi, serta Kepala Dusun Burikan dan Keboan. Izin
penelitian juga disampaikan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada untuk memperoleh
keterangan kelaikan etik (ethical clearance).
3. Penelusuran data populasi
Penelusuran data populasi dilakukan dengan melakukan penelusuran data
prevalensi stroke di Kabupaten Sleman yang diperoleh dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Sleman. Di bagian ini diperoleh data jumlah orang berusia ≥60 tahun
yang menderita stroke dan dirawat di puskesmas daerah Sleman sebanyak 214 orang
dengan jumlah penduduk sampai pertengahan tahun 2008 di Kabupaten Sleman
sebanyak 938.694 orang. Penelusuran data populasi dilanjutkan ke Kelurahan
Sumberadi dan diperoleh 15 data dusun di Desa Sumberadi, dimana masing-masing
43
dusun memiliki satu posyandu lansia, namun tidak diperoleh data mengenai jumlah
populasi lansia pada tahun 2008 di setiap dusun.
Peneliti kemudian melakukan observasi ke posyandu lansia di dua dusun
yang paling dekat dengan Posyandu Srikandi, Dusun Burikan, yaitu Posyandu Buah
Apel, Dusun Keboan dan Posyandu Dusun Warak. Posyandu Srikandi menjadi
tujuan pertama penelitian ini karena telah ada hubungan kerjasama antara Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma dengan posyandu ini. Posyandu lansia yang
memiliki karakteristik hampir sama dengan Posyandu Srikandi adalah Posyandu
Buah Apel, Dusun Keboan dilihat dari tingkat sosial masyarakatnya.
Data jumlah populasi lansia pada tahun 2008 di setiap dusun ditelusuri
melalui Kecamatan Mlati. Berdasarkan data yang diberikan, jumlah populasi lansia
yang ada di Desa Sumberadi pada tahun 2008 berjumlah 1225 orang dari 6609 orang
penduduk Kecamatan Mlati, dimana jumlah penduduk lansia di Dusun Burikan
berjumlah 91 orang dan Dusun Keboan berjumlah 70 orang.
4. Pembuatan leaflet
Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi atau pesan kesehatan melalui
lembaran yang dilipat (Notoatmojo, 1993). Leaflet berfungsi sebagai media
pemberian edukasi secara personal tentang pencegahan stroke kepada subjek
penelitian. Isi leaflet adalah hal-hal yang berkaitan dengan stroke, yaitu definisi,
akibat, serta pencegahannya. Leaflet dibuat semenarik mungkin, jelas, singkat, dan
lengkap dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Leaflet lebih banyak
44
mencantumkan gambar karena subjek penelitian sudah berusia lanjut, sehingga
diharapkan lebih mudah dalam memahami isi leaflet.
5. Pelaksanaan intervensi
a. Penyebaran undangan untuk subjek penelitian
Undangan untuk pengukuran kadar kolesterol total, HDL, dan LDL
disebarkan pada semua subjek penelitian di Posyandu Srikandi dan Buah Apel
yang telah bersedia untuk mengikuti jalannya penelitian. Penyebaran undangan
disertai dengan pengisian formulir data penelitian. Pengukuran awal kadar
kolesterol total, HDL, dan LDL dilakukan pada tanggal 31 Juli 2009. Undangan
untuk mengikuti ceramah hanya disebarkan kepada subjek penelitian di
Posyandu Srikandi dan Buah Apel yang tergabung dalam kelompok perlakuan.
Ceramah yang dilanjutkan dengan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium
untuk kelompok perlakuan dilakukan pada tanggal 5 Agustus 2009. Undangan
juga diberikan pada kelompok kontrol untuk mengambil hasil pemeriksaan
laboratorium yang dilakukan pada tanggal 4 Agustus 2009. Hal ini untuk
menghindari interaksi antara kelompok perlakuan dan kontrol agar kelompok
kontrol tidak mengetahui intervensi yang diberikan pada kelompok perlakuan
(berupa ceramah). Pengukuran akhir kadar kolesterol total, HDL, dan LDL
dilakukan pada tanggal 2 Oktober 2009. Pengambilan hasil pemeriksaan
laboratorium untuk kedua kelompok dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2009.
b. Pengukuran awal kolesterol total, HDL, dan LDL
45
Pengukuran awal kadar kolesterol total, HDL, dan LDL dilakukan pada
kelompok perlakuan dan kontrol oleh petugas dari Laboratorium Pramita Utama.
c. Pelaksanaan ceramah, edukasi secara personal, dan pemberian leaflet
Pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi
secara personal dilakukan pada kelompok perlakuan untuk memberikan
pengetahuan tentang stroke dan pencegahannya, sehingga dapat mempengaruhi
tindakan subjek penelitian untuk menjaga kesehatannya. Pemberian ceramah
dilakukan lima hari setelah pengambilan darah awal. Ceramah diberikan oleh
dokter dari Laboratorium Pramita. Interaksi berupa tanya jawab antara dokter
sebagai narasumber dan subjek penelitian berlangsung dalam acara ceramah.
Ceramah dikemas dalam waktu satu jam dengan bahasa pengantar adalah Bahasa
Jawa. Bahasa Jawa digunakan sebagai pengantar karena subjek penelitian kurang
memahami Bahasa Indonesia. Edukasi secara personal dilakukan setiap dua
minggu sekali dari rumah ke rumah selama dua bulan. Alasan dilakukan edukasi
secara personal karena peneliti kesulitan untuk mengumpulkan subjek penelitian
menjadi satu, mengingat masing-masing subjek penelitian memiliki kesibukan
yang berbeda. Edukasi secara personal dapat memberikan pemahaman yang lebih
mendalam serta mengingatkan subjek penelitian terkait dengan stroke dan
pencegahannya, sehingga dapat mempengaruhi tindakan subjek penelitian untuk
menjaga kesehatannya. Leaflet diberikan saat pertama kali dilakukan edukasi
secara personal agar penyampaian informasi lebih efektif.
46
d. Pengukuran akhir kadar kolesterol total, HDL, dan LDL
Pengukuran akhir kadar kolesterol total, HDL, dan LDL dilakukan pada
kelompok perlakuan dan kontrol oleh petugas dari Laboratorium Pramita Utama.
Hasil pengukuran kadar kolesterol total, HDL, dan LDL akhir kemudian
dibandingkan dengan pengukuran awal untuk mengetahui perubahan profil
kolesterol total, HDL, dan LDL. Hasil yang diharapkan terjadi penurunan kadar
kolesterol total dan LDL, serta peningkatan kadar HDL. Hasil pengukuran
kolesterol total, HDL, dan LDL dari kedua kelompok kemudian dibandingkan
untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi terhadap profil kolesterol total,
HDL, dan LDL yang merupakan salah satu faktor risiko stroke.
6. Pengambilan data
Data penelitian diambil dari dua sumber yaitu pengisian formulir data
penelitian dan hasil pemeriksaan laboratorium. Hasil pengisian formulir data
penelitian digunakan untuk mengetahui profil karakteristik populasi lansia pada
penelitian ini. Pengukuran kadar kolesterol total, HDL, dan LDL oleh petugas
laboratorium dilakukan dua kali, yaitu:
a. Pengukuran awal
Pengukuran awal dilakukan sebelum subjek penelitian mendapatkan
intervensi, baik pada kelompok perlakuan maupun kontrol untuk mengetahui
profil awal kadar kolesterol total, HDL, dan LDL sebagai faktor risiko stroke.
b. Pengukuran akhir.
47
Pengukuran akhir dilakukan dua bulan setelah intervensi, baik pada
kelompok perlakuan maupun kontrol untuk mengetahui profil akhir kadar
kolesterol total, HDL, dan LDL sebagai faktor risiko stroke.
7. Analisis data
Analisis data yang digunakan dapat dilihat dari skema berikut:
Gambar 6. Skema Analisis Data
1) Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan mengetahui distribusi data dalam variabel yang
akan digunakan dalam penelitian (Azwar, 2006). Uji normalitas dilakukan
Data kelompok perlakuan dan kontrol
Uji signifikansi untuk variabel dengan skala pengukuran kategorik menggunakan uji Chi-square
Uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov untuk variabel dengan skala pengukuran numerik
Uji signifikansi satu kelompok untuk mengetahui ada tidaknya perubahan profil kadar kolesterol total, HDL, dan LDL. Jika data terdistribusi normal digunakan uji Paired T-test dan jika data tidak terdistribusi
normal digunakan uji Wilcoxon.
Uji signifikansi kelompok perlakuan dengan kontrol untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan signifikan antara kelompok perlakuan dan
kontrol untuk setiap variabel. Jika data terdistribusi normal digunakan uji Independent T-test dan uji Mann Whitney digunakan jika data tidak
terdistribusi normal.
48
dengan program statistik menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas
profil kadar kolesterol total, HDL, dan LDL dilakukan pada kelompok perlakuan
dan kontrol, sebelum dan sesudah edukasi, serta selisih kadar kolesterol total,
HDL, dan LDL.
2) Uji signifikansi
a) Uji Paired T-test dilakukan jika dua data yang dibandingkan yaitu data
pengukuran awal dan pengukuran akhir pada masing-masing kelompok
perlakuan dan kontrol terdistribusi normal. Uji Wilcoxon dilakukan jika
minimal salah satu dari dua data yang dibandingkan tidak terdistribusi
normal. Uji ini digunakan untuk mengetahui perbedaan profil kolesterol
total, HDL, dan LDL dalam satu kelompok, baik pada kelompok
perlakuan maupun kontrol, sehingga dapat diketahui pengaruh ceramah
yang dilanjutkan edukasi secara personal terhadap perubahan kadar
kolesterol total, HDL, dan LDL sebagai faktor risiko stroke. Nilai
signifikansi yang diperoleh dari pengujian statistik ini kemudian diuji
hipotesis. Hipotesis null berbunyi perubahan profil kadar kolesterol total,
HDL, dan LDL antara pengukuran awal dan akhir berbeda tidak
bermakna. Hipotesis null diterima jika diperoleh nilai p>0,05, yang
berarti perubahan profil kadar kolesterol total, HDL, dan LDL antara
pengukuran awal dan akhir berbeda tidak bermakna. Nilai p<0,05 berarti
hipotesis null ditolak dan menunjukkan perubahan profil kadar kolesterol
49
total, HDL, dan LDL antara pengukuran awal dan akhir berbeda
bermakna.
b) Uji Independent T-test dilakukan jika dua data yang dibandingkan
terdistribusi normal dan jika minimal salah satu dari dua data yang
dibandingkan tidak terdistribusi normal maka digunakan uji Mann
Whitney. Data yang dibandingkan yaitu data hasil pengukuran pada
kelompok perlakuan dan kontrol, baik pada pengukuran awal maupun
akhir. Pada pengukuran awal, uji ini digunakan untuk mengetahui profil
awal subjek penelitian yang digunakan sebagai baseline, sedangkan pada
pengukuran akhir uji ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal
antara kelompok perlakuan dan kontrol. Analisis Mann Whitney dan
Independent T-test merupakan prosedur untuk suatu variabel independent
(edukasi) yang mempunyai dua level discrete dan variabel dependent
continous (profil kadar kolesterol total, HDL, dan LDL). Nilai
signifikansi yang diperoleh dari pengujian statistik ini kemudian diuji
hipotesis. Hipotesis null berbunyi pemberian edukasi berupa ceramah
yang dilanjutkan edukasi secara personal memberikan pengaruh yang
berbeda tidak bermakna terhadap kelompok perlakuan dan kontrol. Nilai
p>0,05 menunjukkan hipotesis null diterima, yang berarti pemberian
edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan edukasi secara personal
memberikan pengaruh yang berbeda tidak bermakna terhadap kelompok
50
perlakuan dan kontrol, sedangkan jika nilai p<0,05 menunjukkan
hipotesis null ditolak, yang berarti pemberian edukasi berupa ceramah
yang dilanjutkan edukasi secara personal memberikan pengaruh yang
berbeda bermakna terhadap kelompok perlakuan dan kontrol.
c) Uji Chi-square digunakan jika skala pengukuran data yang digunakan
adalah kategorik tidak berpasangan. Uji ini digunakan dalam pengolahan
data baseline.
I. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian
1. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama penelitian antara lain:
a. Komunikasi dengan subjek penelitian yang harus menggunakan bahasa Jawa
Krama Inggil.
b. Menyesuaikan waktu antara peneliti dan subjek penelitian, mengingat
masing-masing mempunyai kesibukan yang berbeda.
c. Memilih tempat pelaksanaan ceramah serta pengukuran kadar kolesterol
total, HDL, dan LDL dan pengambilan sampel darah karena melibatkan dua
dusun.
d. Jarak tempat pertemuan yang jauh dari rumah beberapa subjek penelitian,
sehingga subjek penelitian tidak bisa datang tepat waktu.
e. Pemberian edukasi secara personal dibagi menjadi tiga kelompok sehingga
ada kemungkinan informasi yang diberikan tidak sama satu dengan yang lain.
Peneliti mengatasi masalah yang terjadi dengan cara:
a. Belajar menggunakan bahasa Jawa Krama Inggil.
51
b. Mengadakan penelitian pada waktu yang telah disepakati dengan kader
Posyandu Lansia Dusun Burikan dan Keboan.
c. Memilih rumah Kepala Dusun Burikan sebagai tempat pelaksanaan ceramah
serta pengukuran kadar kolesterol total, HDL, dan LDL dan pengambilan
sampel darah karena tempat ini luas dan diketahui oleh seluruh subjek
penelitian.
d. Menjemput subjek penelitian yang tidak memungkinkan untuk datang
sendiri.
e. Membuat panduan tertulis mengenai apa yang akan dibicarakan kepada
subjek penelitian sehingga diharapkan informasi yang diberikan sama.
2. Kelemahan penelitian
Kelemahan penelitian ini adalah adanya hal-hal yang tidak dapat dikontrol
oleh peneliti, misalnya informasi yang diterima oleh subjek penelitian, interaksi
antara kelompok perlakuan dan kontrol karena jarak rumah yang berdekatan, dan
tindakan subjek penelitian yang tidak sesuai dengan anjuran peneliti.
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Profil Karakteristik Populasi Lansia Terkait dengan Faktor Risiko
Stroke
Profil karakteristik populasi lansia Posyandu Srikandi, Dusun Burikan dan
Posyandu Buah Apel, Dusun Keboan terkait dengan faktor risiko stroke dicantumkan
pada tabel IX dan digunakan sebagai data dasar (baseline). Baseline yang diharapkan
adalah adanya karakteristik yang sama pada awal penelitian. Karakteristik yang sama
antara kedua kelompok dapat menunjukkan bahwa perubahan tiap variabel
khususnya penurunan kadar kolesterol total dan LDL, serta peningkatan HDL setelah
intervensi adalah akibat edukasi yang diberikan terkait stroke.
Setiap variabel subjek penelitian terkait stroke diuji menggunakan uji
statistik. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-square untuk skala pengukuran
kategorik, Independent T-test untuk skala pengukuran numerik yang terdistribusi
normal, dan Mann-whitney untuk skala pengukuran numerik yang tidak terdistribusi
normal. Uji statistik bertujuan mengetahui apakah ada perbedaan karakteristik antara
kelompok perlakuan dan kontrol yang dapat dilihat dari nilai signifikansi (p). Hasil
uji statistik menunjukkan bahwa pada masing-masing variabel diperoleh nilai
p>0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara
kelompok perlakuan dan kontrol, yang berarti kedua kelompok memiliki
karakteristik yang sama pada awal penelitian.
53
Tabel IX. Profil Karakteristik Populasi Lansia Terkait dengan Stroke
Variabel Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol p n % n %
Usia
30 ≥60-≤65 th: 30 ≥66-≤71 th: 40 ≥72-≤77 th: 10 ≥78-≤83 th: 16,67 ≥84-≤89 th: 0 ≥90-≤95 th: 3,33
30 ≥60-≤65 th : 36,67 ≥66-≤71 th : 26,67 ≥72-≤77 th : 23,33 ≥78-≤83 th : 10 ≥84-≤89 th : 0 ≥90-≤95 th : 3,33
0,54 ***
Jenis kelamin 30 Laki-laki :40 Perempuan: 60
30 Laki-laki : 26,67 Perempuan: 73,33
0,27 ***
Tingkat pendidikan 30 Tidak sekolah : 56,67 ≤SMP: 30 >SMP: 13,33
30 Tidak sekolah : 56,67 ≤SMP: 40 >SMP: 3,33
0,33 ***
Kebiasaan merokok 30 Ya : 23,33 Tidak : 76,67
30 Ya : 13,33 Tidak : 86,67
0,32 ***
Variabel n x ± SD n x ± SD p BMI 30 19,08 ± 3,03 30 19,35±3,99 0,85*
Tekanan darah Sistole
Diastole
30 30
140,33±16,91 86,67±7,112
30 30
140,33±14,02
86,00±6,22
0,82** 0,92**
Kolesterol total 30 206,93 ± 29,99 30 208,83 ± 42,41 0,84* HDL 30 50,90 ± 11,63 30 50,47 ± 10,14 0,88* LDL 30 134,71 ± 26,08 29 139,92 ± 33,62 0,82*
Trigliserida 30 106,60 ± 33,90 30 119,53±72,27 0,79* BUN
Laki-laki Perempuan
12 18
14,30±5,86 14,90±4,77
8
22
12,30±3,08 15,31±4,72
0,40* 0,79*
Kreatinin Laki-laki
Perempuan
12 8
1,10±0,46 0,83±0,23
8
22
1,02±0,14 0,81±0,15
0,79** 0,90**
Asam urat Laki-laki
Perempuan
12 18
5,34±1,21 4,85±2,27
8
22
5,45±1,07 4,71±1,80
0,82*
0,43**Glukosa 30 89,47 ± 13,59 30 87,67 ± 14,92 0,52**
Keterangan : n = jumlah subjek penelitian *) uji statistik Independent T-test **) uji statistik Mann Whitney ***) uji statistik Chi-square
54
1. Usia
Usia subjek penelitian dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi enam,
yaitu ≥60-≤65 tahun, ≥66-≤71 tahun, ≥72-≤77 tahun, ≥78-≤83 tahun, ≥84-≤89 tahun,
dan ≥90-≤95 tahun. Pembagian kelompok tersebut diperoleh berdasarkan rumus:
k = 1 + 3,3 log n
dimana: k = jumlah kelompok interval n = jumlah data observasi
(Sugiono, 2006).
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai k sebesar 5,8 sehingga jumlah
kelompok interval dalam penelitian ini adalah 6.
Tabel X. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Rentang usia
(tahun) Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Σ subjek penelitian
Persentase (%) Σ subjek penelitian
Persentase (%)
≥60-≤65 ≥66-≤71 ≥72-≤77 ≥78-≤83 ≥84-≤89 ≥90-≤95
9 12 3 5 0 1
30 40 10
16,67 0
3,33
11 8 7 3 0 1
36,67 26,67 23,33
10 0
3,33 Σ 30 100,00 30 100,00
Persentase jumlah subjek penelitian tiap kelompok usia ditunjukkan pada
tabel X. Persentase terbesar kelompok perlakuan berada pada kelompok usia ≥66-
≤71 tahun, yaitu sebesar 40%, sedangkan untuk kelompok kontrol berada pada
kelompok usia ≥60-≤65 tahun, yaitu sebesar 36,67%. Tidak terdapat subjek
penelitian pada kelompok usia ≥84-≤89. Distribusi subjek penelitian kelompok
perlakuan dan kontrol berdasarkan usia dapat dilihat pada gambar 7.
55
Gambar 7. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Uji statistik dilakukan dengan uji Chi-square dan diperoleh nilai p>0,05,
yaitu sebesar 0,541. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan profil usia
yang tidak bermakna antara kelompok perlakuan dan kontrol, yang berarti profil usia
pada kedua kelompok sama.
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin yang terlibat dalam penelitian yaitu laki-laki dan perempuan.
Persentase jumlah subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada
tabel XI.
Tabel XI. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis
Kelamin Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Σ subjek penelitian
Persentase (%) Σ subjek penelitian
Persentase (%)
Laki-laki Perempuan
12 18
40 60
8 22
26,67 73,33
Σ 30 100 31 100,00
30
40
10
16,67
03,33
36,67
26,6723,33
10
03,33
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
≥60-≤65 ≥66-≤71 ≥72-≤77 ≥78-≤83 ≥84-≤89 ≥90-≤95
pers
enta
se ju
mla
h su
bjek
pe
nelit
ian
(%)
kelompok umur (tahun)
perlakuan
kontrol
56
Persentase jumlah subjek penelitian terbesar adalah pada jenis kelamin
perempuan, yaitu sebesar 60% untuk kelompok perlakuan dan 73,33% untuk
kelompok kontrol, sedangkan persentase jumlah subjek penelitian laki-laki pada
kelompok perlakuan sebesar 40% dan pada kelompok kontrol sebesar 26,67%.
Perbedaan distribusi laki-laki dan perempuan ini disebabkan kesibukan yang lebih
padat pada laki-laki sehingga sulit menyesuaikan waktu dengan jadwal posyandu
lansia yang diadakan setiap bulan di Dusun Burikan dan Keboan. Hal ini
menyebabkan jumlah lansia laki-laki yang aktif mengikuti kegiatan Posyandu
Srikandi dan Buah Apel terbatas. Distribusi subjek penelitian kelompok perlakuan
dan kontrol berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar 8.
Gambar 8. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Uji statistik yang digunakan pada kriteria jenis kelamin adalah Chi-square
dan diperoleh nilai p>0,05, yaitu sebesar 0,273. Hasil ini menunjukkan terdapat
40
60
26,67
73,33
0
10
20
30
40
50
60
70
80
laki-laki perempuan
pers
enta
se ju
mla
h su
bjek
pene
litia
n (%
)
jenis kelamin
perlakuan
kontrol
57
perbedaan profil jenis kelamin yang tidak bermakna antara kelompok perlakuan dan
kontrol, yang berarti profil jenis kelamin pada kedua kelompok sama.
3. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga kelompok,
yaitu tidak sekolah, ≤SMP, dan >SMA. Tabel XII memperlihatkan bahwa persentase
jumlah subjek penelitian terbesar adalah pada kelompok tidak sekolah yaitu sebesar
56,67%, baik pada kelompok perlakuan maupun kontrol, sedangkan persentase
jumlah subjek penelitian terendah terlihat pada kelompok >SMP, yaitu 13,33% untuk
kelompok perlakuan dan 3,33% untuk kelompok kontrol. Dominasi pada kelompok
tidak sekolah disebabkan sebagian besar penduduk Dusun Burikan dan Keboan
adalah masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah kebawah sehingga kesulitan
biaya untuk bersekolah. Distribusi subjek penelitian kelompok perlakuan dan kontrol
berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada gambar 9.
Tabel XII. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat
Pendidikan Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Σ subjek penelitian
Persentase (%) Σ subjek penelitian
Persentase (%)
Tidak Sekolah ≤SMP >SMP
17 9 4
56,67 30
13,33
17 12 1
56,67 40
3,33 Σ 30 100 30 100,00
Uji statistik Chi-square digunakan untuk melihat nilai signifikansi kriteria
tingkat pendidikan dan diperoleh nilai p>0,05, yaitu sebesar 0,328. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan profil tingkat pendidikan yang tidak
58
bermakna antara kelompok perlakuan dan kontrol, yang berarti profil tingkat
pendidikan pada kedua kelompok sama.
Gambar 9. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan
4. Kebiasaan merokok
Kebiasaan merokok dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu merokok dan
tidak merokok.
Tabel XIII. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Kebiasaan Merokok Kebiasaan Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Σ subjek penelitian
Persentase (%)
Σ subjek penelitian
Persentase (%)
Merokok Tidak Merokok
7 23
23,33 76,67
4 26
13,33 86,67
Σ 30 100,00 30 100,00
Tabel XIII menunjukkan bahwa persentase jumlah subjek penelitian yang
tidak merokok lebih banyak daripada yang merokok, yaitu 76,67% pada kelompok
perlakuan dan 86,67% pada kelompok kontrol. Persentase jumlah subjek penelitian
yang merokok pada kelompok perlakuan sebesar 23,33% dan 13,33% pada
56,67
30
13,33
56,67
40
3,33
0
10
20
30
40
50
60
Tidak sekolah ≤SMP >SMP
pers
enta
se ju
mla
h su
bjek
pene
litia
n (%
)
tingkat pendidikan
perlakuankontrol
59
kelompok kontrol. Distribusi subjek penelitian kelompok perlakuan dan kontrol
berdasarkan kebiasaan merokok dapat dilihat pada gambar 10.
Gambar 10. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kebiasaan Merokok
Uji statistik yang digunakan pada kriteria kebiasaan merokok adalah Chi-
square dan diperoleh nilai p>0,05, yaitu sebesar 0,317. Hasil ini menunjukkan
terdapat perbedaan profil kebiasaan merokok yang tidak bermakna antara kelompok
perlakuan dan kontrol, yang berarti profil kebiasaan merokok pada kedua kelompok
sama.
5. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index merupakan suatu pengukuran yang menunjukkan hubungan
antara berat badan dan tinggi badan yang dapat diklasifikasikan menjadi enam
kelompok, yaitu underweight, normal, overweight, obesitas I, obesitas II, dan
obesitas III (Anonim, 2009d).
23,33
76,67
13,33
86,67
0102030405060708090
100
merokok tidak merokok
pers
enta
se ju
mla
h su
bjek
pene
litia
n (%
)
kebiasaan merokok
perlakuan
kontrol
60
Tabel XIV. Klasifikasi BMI berdasarkan WHO (2009) Klasifikasi BMI (kg/m2)
Underweight <18,5 Normal 18,5-24,99
Overweight (pre-obese) 25,00-29,99 Obesitas I 30,00-34,99 Obesitas II 35,00-39,99 Obesitas III ≥40
Menghitung nilai BMI pada setiap subjek penelitian menggunakan rumus:
dimana: BMI = Body Mass Index (kg/m2) BB = berat badan (kg) TB = tinggi badan (m2)
(Anonim, 2009d).
Tabel XV. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi BMI Klasifikasi BMI Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Σ subjek penelitian
Persentase (%)
Σ subjek penelitian
Persentase (%)
Underweight Normal
Overweight Obesitas I Obesitas II Obesitas III
14 15 1 0 0 0
43,33 53,33 3,33 0,00 0,00 0,00
16 11 2 1 0 0
53,33 36,67 6,67 3,33 0,00 0,00
Σ 30 100,00 30 100,00
Persentase jumlah subjek penelitian terbesar berdasarkan BMI kelompok
perlakuan berada pada klasifikasi normal yaitu sebesar 53,33%, sedangkan kelompok
kontrol berada pada klasifikasi underweight yaitu sebesar 53,33%. Persentase jumlah
subjek penelitian kelompok perlakuan yang mengalami overweight sebesar 3,33%
dan untuk kelompok kontrol sebesar 6,67%. Subjek penelitian pada kelompok
perlakuan tidak ada yang termasuk dalam klasifikasi obesitas I, II, atau III,
61
sedangkan pada kelompok kontrol masih ada subjek penelitian yang termasuk dalam
klasifikasi obesitas I sebesar 3,33%. Distribusi subjek penelitian kelompok perlakuan
dan kontrol berdasarkan BMI dapat dilihat pada gambar 11.
Gambar 11. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi BMI
Uji statistik Independent T-test digunakan untuk melihat nilai signifikansi
variabel BMI dalam penelitian ini dan diperoleh nilai p>0,05, yaitu sebesar 0,857.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan profil BMI yang tidak bermakna
antara kelompok perlakuan dan kontrol, yang berarti profil BMI pada kedua
kelompok sama.
6. Kadar kolesterol total
Kadar kolesterol total diklasifikasikan berdasarkan kriteria dari Laboratorium
Pramita Yogyakarta yang mengacu pada National Cholesterol Education Program
Adult Treatment Panel III (NCEP ATP III) tahun 2002 menjadi tiga kelompok, yaitu
normal (<200 mg/dL), batas tinggi (200-240 mg/dL), dan tinggi (>240 mg/dL).
43,33
53,33
3,330 0 0
53,33
36,67
6,673,33
0 00
10
20
30
40
50
60
pers
enta
se ju
mla
h su
bjek
pe
nelit
ian
(%)
klasifikasi BMI
perlakuan
kontrol
62
Tabel XVI menunjukkan persentase jumlah subjek penelitian terbesar
kelompok perlakuan berada pada klasifikasi batas tinggi, yaitu 53,33%, sedangkan
pada kelompok kontrol persentase terbesar berada pada klasifikasi normal, yaitu
36,67%. Persentase jumlah subjek penelitian terendah baik pada kelompok perlakuan
maupun kontrol berada pada klasifikasi tinggi, yaitu 10% untuk kelompok perlakuan
dan 23,33% untuk kelompok kontrol. Distribusi persentase jumlah subjek penelitian
berdasarkan kadar kolesterol total ditunjukkan pada gambar 12.
Tabel XVI. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi Kadar Kolesterol Total
Klasifikasi Kadar
Kolesterol Total
Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Σ subjek
penelitian Persentase
(%) Σ subjek
penelitian Persentase
(%)
Normal Batas tinggi Tinggi
11 16 3
36,67 53,33 10,00
14 9 7
46,67 30,00 23,33
Σ 30 100,00 30 100,00
Berdasarkan uji statistik Independent T-test terhadap kadar kolesterol total
antara kelompok perlakuan dan kontrol diperoleh nilai p>0,05, yaitu 0,842. Nilai
p>0,05 menunjukkan bahwa secara statistik profil kadar kolesterol total antara
kelompok perlakuan dan kontrol terdapat perbedaan yang tidak bermakna. Hal ini
berarti profil awal kadar kolesterol total antara kedua kelompok sama.
63
Gambar 12. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi Kadar Kolesterol Total
7. High Density Lipoprotein (HDL)
Kadar HDL diklasifikasikan berdasarkan kriteria Laboratorium Pramita
Yogyakarta yang mengacu pada NCEP ATP III (2002) menjadi tiga kelompok, yaitu
rendah (<40 mg/dL), normal (≥40-<60 mg/dL), dan tinggi (≥60 mg/dL).
Tabel XVII. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi Kadar HDL Klasifikasi Kadar HDL
Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Σ subjek
penelitian Persentase
(%) Σ subjek
penelitian Persentase
(%) Rendah Normal Tinggi
6 20 4
20,00 66,67 13,33
14 9 7
56,67 16,67 26,67
Σ 30 100,00 30 100,00
Tabel XVII memperlihatkan bahwa persentase jumlah subjek penelitian
terbesar untuk kelompok perlakuan berada pada klasifikasi normal yaitu sebesar
66,67%, sedangkan untuk kelompok kontrol berada pada klasifikasi rendah yaitu
56,67%. Persentase jumlah subjek penelitian terendah untuk kedua kelompok berada
36,67
53,33
10
46,67
3023,33
0
10
20
30
40
50
60
normal (<200 mg/dL)
batas tinggi (200-240 mg/dL)
tinggi (>240 mg/dL)
pers
enta
se ju
mla
h su
bjek
pe
nelit
ian
(%)
klasifikasi kadar kolesterol total
perlakuan
kontrol
64
pada klasifikasi tinggi, yaitu 13,33% untuk kelompok perlakuan dan 26,67% untuk
kelompok kontrol. Distribusi persentase jumlah subjek penelitian berdasarkan kadar
HDL ditunjukkan pada gambar 13.
Gambar 13. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi Kadar HDL Uji statistik yang digunakan adalah Independent T-test karena data
terdistribusi normal. Nilai signifikasi yang diperoleh sebesar 0,878. Nilai p>0,05
menunjukkan bahwa secara statistik profil kadar HDL antara kelompok perlakuan
dan kontrol berbeda tidak bermakna. Hal ini berarti profil awal kadar HDL pada
kedua kelompok sama.
8. Low Density Lipoprotein (LDL)
Kadar LDL dalam penelitian ini diklasifikasikan berdasarkan NCEP ATP III
(2004). Kolesterol LDL diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu optimal
(<100 mg/dL), di atas optimal (100-129 mg/dL), batas tinggi (130-159 mg/dL),
tinggi (160-189 mg/dL), dan sangat tinggi (≥190 mg/dL).
20
66,67
13,33
56,67
16,6726,67
01020304050607080
rendah (<40 mg/dL) normal (≥40-<60 mg/dL)
tinggi (≥60 mg/dL)
Pers
enta
se ju
mla
h su
bjek
pen
eliti
an
(%)
Klasifikasi kadar HDL
perlakuan
kontrol
65
Kadar LDL diperoleh melalui perhitungan Friedewald Equation dikarenakan
keterbatasan biaya penelitian untuk pengambilan sampel darah. Perhitungan
menggunakan Friedewald Equation hanya dapat digunakan bagi subjek penelitian
dengan kadar trigliserida ≤400 mg/dL dan dalam penelitian ini terdapat subjek
penelitian pada kelompok kontrol yang kadar trigliseridanya 405 mg/dL sehingga
tidak dapat dihitung dengan rumus tersebut. Jumlah subjek penelitian kelompok
kontrol menjadi 29 orang.
Tabel XVIII. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi Kadar LDL Klasifikasi Kadar
LDL Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Σ subjek penelitian
Persentase (%)
Σ subjek penelitian
Persentase (%)
Optimal Di atas optimal Batas tinggi Tinggi Sangat tinggi
2 10 13 4 1
6,67 33,33 43,33 13,33 3,33
3 11 9 5 1
10,34 37,93 31,03 13,79 6,90
Σ 30 100,00 29 100,00
Tabel XVIII memperlihatkan bahwa persentase jumlah subjek penelitian
terbesar untuk kelompok perlakuan berada pada klasifikasi batas tinggi yaitu sebesar
43,33%, sedangkan untuk kelompok kontrol berada pada klasifikasi di atas optimal
yaitu 37,93%. Persentase jumlah subjek penelitian pada klasifikasi optimal pada
kelompok perlakuan sebesar 6,67% dan kelompok kontrol sebesar 10,34%. Subjek
penelitian yang berada pada klasifikasi sangat tinggi sebesar 3,33% pada kelompok
perlakuan dan 6,90% pada kelompok kontrol dan merupakan persentase terendah
66
untuk kedua kelompok. Distribusi persentase jumlah subjek penelitian berdasarkan
kadar LDL ditunjukkan pada gambar 14.
Gambar 14. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi Kadar LDL
Uji statistik yang digunakan adalah Independent T-test karena data
terdistribusi normal. Nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,974. Nilai p>0,05
menunjukkan bahwa secara statistik profil kadar LDL antara kelompok perlakuan
dan kontrol berbeda tidak bermakna. Hal ini berarti profil awal kadar LDL pada
kedua kelompok sama.
B. Pengaruh Pemberian Edukasi Berupa Ceramah yang Dilanjutkan dengan Edukasi secara Personal terhadap Perubahan Profil Kadar Kolesterol Total, HDL, dan LDL yang Merupakan Faktor Risiko Stroke pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol Populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY
Pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan edukasi secara
personal terhadap perubahan profil kadar kolesterol total, HDL, dan LDL yang
6,67
33,33
43,33
13,33
3,33
10,34
37,9331,03
13,79
6,9
05
101520253035404550
Optimal (<100
mg/dL)
Di atas optimal
(100-129 mg/dL)
Batas tinggi (130-159 mg/dL)
Tinggi (160-189 mg/dL)
Sangat tinggi (≥190
mg/dL)
pers
enta
se ju
mla
h su
bjek
pe
nelit
ian
(%)
klasifikasi LDL
perlakuan
kontrol
67
merupakan faktor risiko stroke dapat dilihat melalui selisih rerata antara pengukuran
awal dan akhir pada kelompok perlakuan dan kemudian dibandingkan dengan
kelompok kontrol, selain itu juga dapat dilihat dari nilai signifikansi yang diperoleh
melalui Paired T-test jika data terdistribusi normal dan uji Wilcoxon jika data tidak
terdistribusi normal.
Tabel XIX. Signifikansi dan Selisih Rerata Kadar Kolesterol Total, HDL, dan LDL Kelompok Variabel Pengukuran
awal Pengukuran
akhir Selisih rerata
P
Perlakuan Kolesterol total
206,93±29,99 213,63±34,78 +6,7 0,08*
HDL 50,90±11,63 51,47±10,57 +0,57 0,49** LDL 134,71±26,08 139,73±28,44 +5,02 0,21*
Kontrol Kolesterol total
210,52±42,12 222,79±57,47 +12,27 0,02*
HDL 50,93±9,99 51,59±11,01 +0,66 0,70* LDL 132,92±33,62 138,90±35,22 +5,98 0,38*
Keterangan: *) uji statistik Paired T-test **) uji statistik Wilcoxon
Hasil uji signifikansi yang ditunjukkan pada tabel XIX menunjukkan bahwa:
1. Kelompok perlakuan
a. perubahan profil kadar kolesterol total antara pengukuran awal dan akhir
berbeda tidak bermakna,
b. perubahan profil kadar HDL antara pengukuran awal dan akhir berbeda tidak
bermakna,
c. perubahan profil kadar LDL antara pengukuran awal dan akhir berbeda tidak
bermakna.
2. Kelompok kontrol
68
a. perubahan profil kadar kolesterol total antara pengukuran awal dan akhir
berbeda bermakna,
b. perubahan profil kadar HDL antara pengukuran awal dan akhir berbeda tidak
bermakna,
c. perubahan profil kadar LDL antara pengukuran awal dan akhir berbeda tidak
bermakna.
Selisih rerata menunjukkan apakah terdapat perubahan kadar kolesterol total,
HDL, dan LDL antara pengukuran awal dan akhir dan seberapa besar perubahan
yang terjadi. Selisih yang bernilai positif menunjukkan adanya perubahan berupa
peningkatan kadar kolesterol total, HDL, dan LDL antara pengukuran awal dan
akhir, sedangkan selisih yang bernilai negatif menunjukkan adanya perubahan
berupa penurunan kadar kolesterol total, HDL, dan LDL antara pengukuran awal dan
akhir. Perubahan yang diharapkan adalah penurunan kadar kolesterol total dan LDL
serta peningkatan kadar HDL. Penurunan kadar kolesterol total dan LDL serta
peningkatan kadar HDL dapat mengurangi risiko terkena stroke, yang berarti bahwa
adanya intervensi memberikan pengaruh yang baik bagi subjek penelitian.
Selisih rerata kadar kolesterol total, HDL, dan LDL antara pengukuran awal
dan akhir digambarkan pada gambar 15. Selisih rerata kadar kolesterol total pada
kelompok perlakuan mengalami peningkatan sebesar 6,7 mg/dL, HDL sebesar 0,57
mg/dL, dan LDL sebesar 5,02 mg/dL. Selisih rerata pada kelompok kontrol
menunjukkan terjadi peningkatan kadar kolesterol total sebesar 12,27 mg/dL, HDL
sebesar 0,66 mg/dL, dan LDL 5,98 mg/dL. Hal ini memperlihatkan bahwa pada
69
kedua kelompok terjadi peningkatan kadar kolesterol total, HDL, dan LDL, akan
tetapi peningkatan tersebut tidak bermakna kecuali pada kadar kolesterol total
kelompok kontrol.
Gambar 15. Selisih Rerata Kadar Kolesterol Total, HDL, dan LDL Pengukuran Awal dan
Akhir
Hasil uji signifikansi yang diperoleh menunjukkan bahwa pada kelompok
perlakuan yang diberi intervensi selama dua bulan tidak terjadi perubahan kadar
kolesterol total, HDL, dan LDL yang bermakna, berarti edukasi terkait faktor risiko
stroke yang diberikan selama dua bulan tidak memberikan pengaruh terhadap
perubahan kadar kolesterol total, HDL, dan LDL. Hasil ini tidak sesuai dengan
hipotesis penelitian. Pada kelompok perlakuan yang mendapatkan intervensi berupa
ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal diharapkan dapat terjadi
penurunan yang kadar kolesterol total dan LDL, serta peningkatan kadar HDL yang
bermakna.
6,7
0,57
5,02
12,27
0,66
5,98
0
2
4
6
8
10
12
14
kolesterol total HDL LDL
Selis
ih m
ean
(mg/
dL)
perlakuan
kontrol
70
Intervensi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal
yang diberikan selama dua bulan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
subjek penelitian terkait faktor risiko stroke dan pola hidup sehat. Peningkatan
pengetahuan dapat mempengaruhi tindakan subjek penelitian dalam upaya
pencegahan stroke. Lansia memiliki kemampuan mengingat yang terbatas
dibandingkan usia muda sehingga pengetahuan yang terserap oleh subjek penelitian
juga terbatas. Keterbatasan pengetahuan yang dapat diserap mempengaruhi tindakan
subjek penelitian. Hal ini menyebabkan pada penelitian tidak terjadi penurunan kadar
kolesterol total dan LDL, serta peningkatan kadar HDL, akan tetapi kadar kolesterol
total, LDL, dan HDL dapat dipertahankan yang ditunjukkan dari hasil uji signifikansi
kadar kolesterol total, HDL, dan LDL antara pengukuran awal dan akhir pada subjek
penelitian kelompok perlakuan yang berbeda tidak bermakna, artinya tidak ada
perubahan kadar kolesterol total, HDL, dan LDL sebelum dan sesudah pemberian
edukasi.
Selisih rerata kadar kolesterol total kelompok kontrol menunjukkan adanya
peningkatan kadar kolesterol total dan dilihat dari hasil uji signifikansi
memperlihatkan bahwa peningkatan tersebut bermakna, berbeda dengan kelompok
perlakuan yang mengalami peningkatan namun tidak bermakna. Hal ini
menunjukkan bahwa tanpa adanya edukasi pola perilaku lansia cenderung kurang
terkontrol sehingga pola hidup menjadi kurang teratur yang dibuktikan dengan
peningkatan profil kadar kolesterol total yang bermakna. Semakin meningkatnya
kadar kolesterol total, semakin tinggi risiko terserang stroke sehingga dapat
71
dikatakan kelompok kontrol lebih berisiko terserang stroke daripada kelompok
perlakuan.
Tabel XX. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi Kadar Kolesterol Total pada Pengukuran Akhir
Klasifikasi Kadar
Kolesterol Total
Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Σ subjek
penelitian Persentase
(%) Σ subjek
penelitian Persentase
(%) Normal Batas tinggi Tinggi
11 15 4
36,67 50,00 13,33
13 5
11
44,83 17,24 37,93
Σ 30 100,00 29 100,00
Tabel XX menunjukkan bahwa persentase jumlah subjek penelitian
kelompok perlakuan paling besar berada klasifikasi kadar kolesterol total batas tinggi
yaitu sebesar 50%, sedangkan kelompok kontrol berada pada klasifikasi normal yaitu
sebesar 36,67%. Persentase jumlah subjek penelitian terendah kedua kelompok
berada pada klasifikasi tinggi, yaitu sebesar 13,33% untuk kelompok perlakuan dan
17,24% untuk kelompok kontrol. Distribusi persentase subjek penelitian berdasarkan
klasifikasi kadar kolesterol total pada pengukuran akhir ditunjukkan pada gambar 16.
72
Gambar 16. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi Kadar Kolesterol Total pada
Pengukuran Akhir
Gambar 17. Distribusi Subjek Penelitian Kelompok Perlakuan Berdasarkan Klasifikasi Kadar
Kolesterol Total pada Pengukuran Awal dan Akhir
36,67
50
13,33
44,83
17,24
37,93
0
10
20
30
40
50
60
normal (<200 mg/dL)
batas tinggi (200-240 mg/dL)
tinggi (>240 mg/dL)
pers
enta
se ju
mla
h su
bjek
pe
nelit
ian
(%)
klasifikasi kadar kolesterol total
perlakuan
kontrol
36,67
53,33
10
36,67
50
13.33
0
10
20
30
40
50
60
normal (<200 mg/dL)
batas tinggi (200-240 mg/dL)
tinggi (>240 mg/dL)
pers
enta
se ju
mla
h su
bjek
pene
litia
n (%
)
klasifikasi kadar kolesterol total
pengukuran awal
pengukuran akhir
73
Gambar 18. Distribusi Subjek Penelitian Kelompok Kontrol Berdasarkan Klasifikasi Kadar
Kolesterol Total pada Pengukuran Awal dan Akhir
Gambar 17 menunjukkan bahwa persentase subjek penelitian kelompok
perlakuan berdasarkan klasifikasi kadar kolesterol total antara pengukuran awal dan
akhir pada klasifikasi batas tinggi mengalami penurunan sebesar 3,33%, pada
klasifikasi tinggi mengalami peningkatan 3,33%, sedangkan pada klasifikasi normal
tidak mengalami perubahan. Persentase subjek penelitian kelompok kontrol
berdasarkan klasifikasi kadar kolesterol total antara pengukuran awal dan akhir
ditunjukkan pada gambar 18. Pada kelompok kontrol terjadi penurunan sebesar
1,84% pada klasifikasi normal dan sebesar 12,76% pada klasifikasi batas tinggi,
sedangkan pada klasifikasi tinggi mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu
sebesar 14,6%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya edukasi peningkatan
persentase jumlah subjek penelitian kelompok perlakuan pada klasifikasi tinggi tidak
sebesar kelompok kontrol.
46,67
30
23,33
44,83
17,24
37,93
05
101520253035404550
normal (<200 mg/dL)
batas tinggi (200-240 mg/dL)
tinggi (>240 mg/dL)
pers
enta
se ju
mla
h su
bjek
pene
litia
n (%
)
klasifikasi kadar kolesterol total
pengukuran awal
pengukuran akhir
74
Tabel XXI. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi Kadar HDL pada Pengukuran Akhir
Klasifikasi Kadar HDL
Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Σ subjek
penelitian Persentase
(%) Σ subjek
penelitian Persentase
(%) Rendah Normal Tinggi
0 22 8
00,00 73,33 26,67
4 18 7
13,79 62,07 24,14
Σ 30 100,00 29 100,00
Tabel XXI menunjukkan bahwa persentase jumlah subjek penelitian terendah
sampai tertinggi berturut-turut berada pada klasifikasi HDL rendah, tinggi, dan
normal, baik pada kelompok perlakuan maupun kontrol. Pada kelompok perlakuan
persentase jumlah subjek penelitian dalam klasifikasi normal sebesar 73,33% dan
kelompok kontrol sebesar 62,07%, sedangkan persentase jumlah subjek penelitian
kelompok perlakuan pada klasifikasi tinggi sebesar 26,67% dan kelompok kontrol
sebesar 24,14%. Distribusi persentase subjek penelitian berdasarkan klasifikasi kadar
HDL pada pengukuran akhir ditunjukkan pada gambar 19.
75
Gambar 19. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi Kadar HDL pada Pengukuran Akhir
Gambar 20. Distribusi Subjek Penelitian Kelompok Perlakuan Berdasarkan Klasifikasi Kadar
HDL Pengukuran Awal dan Akhir
0
73,33
26,67
13,79
62,07
24,14
0
10
20
30
40
50
60
70
80
rendah (<40 mg/dL) normal (≥40-<60 mg/dL)
tinggi (≥60 mg/dL)
Pers
enta
se ju
mla
h su
bjek
pene
litia
n (%
)
klasifikasi kadar HDL
perlakuan
kontrol
20
66,67
13,33
0
73,33
26,67
0
10
20
30
40
50
60
70
80
rendah (<40 mg/dL)
normal (≥40-<60 mg/dL)
tinggi (≥60 mg/dL)
pers
enta
se ju
mla
h su
bjek
pene
litia
n (%
)
klasifikasi kadar HDL
pengukuran awal
pengukuran akhir
76
Gambar 21. Distribusi Subjek Penelitian Kelompok Kontrol Berdasarkan Klasifikasi Kadar
HDL Pengukuran Awal dan Akhir
Gambar 20 menunjukkan bahwa persentase subjek penelitian kelompok
perlakuan berdasarkan klasifikasi kadar HDL antara pengukuran awal dan akhir pada
klasifikasi rendah mengalami penurunan sebesar 20% sehingga pada pengukuran
akhir tidak ada subjek penelitian yang berada dalam klasifikasi ini, pada klasifikasi
normal mengalami peningkatan 6,66%, sedangkan pada klasifikasi tinggi mengalami
peningkatan sebesar 13,34%. Persentase subjek penelitian kelompok kontrol
berdasarkan klasifikasi kadar HDL antara pengukuran awal dan akhir ditunjukkan
pada gambar 21. Pada kelompok kontrol terjadi penurunan sebesar 42,88% pada
klasifikasi rendah dan sebesar 2,53% pada klasifikasi tinggi, sedangkan pada
klasifikasi normal mengalami peningkatan sebesar 45,4%.
56,67
16,67
26,67
13,79
62,07
24,14
0
10
20
30
40
50
60
70
rendah (<40 mg/dL)
normal (≥40-<60 mg/dL)
tinggi (≥60 mg/dL)
pers
enta
se ju
mla
h su
bjek
pene
litia
n (%
)
klasifikasi kadar HDL
pengukuran awal
pengukuran akhir
77
Tabel XXII. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi Kadar LDL pada Pengukuran Akhir
Klasifikasi Kadar LDL
Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Σ subjek
penelitian Persentase
(%) Σ subjek
penelitian Persentase
(%) Optimal Di atas optimal Batas tinggi Tinggi Sangat tinggi
1 10 12 6 1
3,33 33,33 40,00 20,00 3,33
3 11 4 7 2
10,34 37,93 13,79 24,14 6,90
Σ 30 100,00 27 100,00
Persentase jumlah subjek penelitian berdasarkan klasifikasi LDL ditunjukkan
pada tabel XXII. Jumlah subjek penelitian terbesar kelompok perlakuan berada pada
klasifikasi batas tinggi yaitu sebesar 40%, sedangkan kelompok kontrol berada pada
klasifikasi di atas optimal sebesar 37,93%. Persentase jumlah subjek penelitian
terendah kelompok perlakuan berada pada klasifikasi optimal dan sangat tinggi yaitu
sebesar 3,33%, sedangkan kelompok kontrol berada pada klasifikasi sangat tinggi
sebesar 6,9%. Distribusi subjek penelitian berdasarkan klasifikasi kadar LDL pada
pengukuran akhir ditunjukkan pada gambar 22.
Jumlah subjek penelitian pada perhitungan LDL pengukuran akhir kelompok
kontrol berjumlah 27 orang. Hal ini dikarenakan dua subjek penelitian kelompok
kontrol memiliki kadar trigliserida >400 mg/dL, yaitu 570 dan 712 mg/dL dan satu
subjek penelitian mengundurkan diri dikarenakan merasa takut untuk mengikuti
pengambilan darah pada pengukuran akhir.
78
Gambar 22. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Klasifikasi Kadar LDL pada
Pengukuran Akhir
Gambar 23. Distribusi Subjek Penelitian Kelompok Perlakuan Berdasarkan Klasifikasi Kadar
LDL Pengukuran Awal dan Akhir
3,33
33,33
40
20
3,33
10,34
37,93
13,79
24,14
6,9
05
1015202530354045
Optimal (<100
mg/dL)
Di atas optimal
(100-129 mg/dL)
Batas tinggi (130-159 mg/dL)
Tinggi (160-189 mg/dL)
Sangat tinggi (≥190
mg/dL)
Pers
enta
se ju
mla
h su
bjek
pene
litia
n (%
)
klasifikasi kadar LDL
perlakuan
kontrol
6,67
33,33
43,33
13,33
3,333,33
33,33
40
20
3,33
05
101520253035404550
Optimal (<100
mg/dL)
Di atas optimal
(100-129 mg/dL)
Batas tinggi
(130-159 mg/dL)
Tinggi (160-189 mg/dL)
Sangat tinggi (≥190
mg/dL)
pers
enta
se ju
mla
h su
bjek
pene
litia
n (%
)
klasifikasi kadar LDL
pengukuran awal
pengukuran akhir
79
Gambar 24. Distribusi Subjek Penelitian Kelompok Kontrol Berdasarkan Klasifikasi Kadar
LDL Pengukuran Awal dan Akhir
Gambar 23 menunjukkan bahwa persentase subjek penelitian kelompok
perlakuan berdasarkan klasifikasi kadar LDL antara pengukuran awal dan akhir pada
klasifikasi di atas optimal dan sangat tinggi tidak mengalami perubahan. Pada
klasifikasi optimal dan batas tinggi mengalami penurunan sebesar 3,34% dan 3,33%,
sedangkan pada klasifikasi tinggi mengalami peningkatan sebesar 6,67%. Persentase
subjek penelitian kelompok kontrol berdasarkan klasifikasi kadar LDL antara
pengukuran awal dan akhir ditunjukkan pada gambar 24. Pada klasifikasi optimal, di
atas optimal, dan sangat tinggi tidak terjadi perubahan persentase antara pengukuran
awal dan akhir. Penurunan persentase sebesar 17,24% terjadi pada klasifikasi batas
tinggi, sedangkan pada klasifikasi tinggi terjadi peningkatan persentase sebesar
10,35%.
10,34
37,93
31,03
13,79
6,9
10,34
37,93
13,79
24,14
6,9
05
10152025303540
Optimal (<100
mg/dL)
Di atas optimal
(100-129 mg/dL)
Batas tinggi
(130-159 mg/dL)
Tinggi (160-189 mg/dL)
Sangat tinggi (≥190
mg/dL)
pers
enta
se ju
mla
h su
bjek
pene
litia
n (%
)
klasifikasi kadar LDL
pengukuran awal
pengukuran akhir
80
Tabel XXIII. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Perempuan Berdasarkan Tingkat Risiko Penyakit Kardiovaskular Rasio Kolesterol Total/HDL
Risiko Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Σ subjek penelitian
Persentase (%)
Σ subjek penelitian
Persentase (%)
Sangat rendah Rendah
Rata-rata Sedang Tinggi
3 4 5 6 0
16,67 22,22 27,78 33,33 0,00
4 4 6 6 2
18,18 18,18 27,27 27,27 9,09
Σ 18 100,00 22 100,00
Tabel XXIII menunjukkan persentase jumlah subjek penelitian perempuan
kelompok perlakuan terbesar berdasarkan klasifikasi rasio kolesterol total/HDL
berada pada klasifikasi risiko sedang, sedangkan kelompok kontrol berada pada
klasifikasi rata-rata dan sedang. Persentase subjek penelitian perempuan terendah
pada kedua kelompok berada pada klasifikasi tinggi. Distribusi subjek penelitian
perempuan berdasarkan tingkat risiko penyakit kardiovaskular rasio kolesterol
total/HDL ditunjukkan pada gambar 25.
81
Gambar 25. Distribusi Subjek Penelitian Perempuan Berdasarkan Tingkat Risiko Penyakit
Kardiovaskular Rasio Kolesterol Total/HDL
Tabel XXIV. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Laki-Laki Berdasarkan Tingkat Risiko Penyakit Kardiovaskular Rasio Kolesterol Total/HDL
Risiko Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Σ subjek penelitian
Persentase (%)
Σ subjek penelitian
Persentase (%)
Sangat rendah Rendah
Rata-rata Sedang Tinggi
2 1 5 4 0
16,67 8,33
41,67 33,33 0,00
1 0 5 1 0
14,29 0,00
71,43 14,29 0,00
Σ 12 100,00 7 100,00
Tabel XXIV menunjukkan persentase jumlah subjek penelitian laki-laki
berdasarkan klasifikasi rasio kolesterol total/HDL terbesar kedua kelompok berada
pada klasifikasi risiko rata-rata. Pada kedua kelompok tidak terdapat subjek
penelitian yang berada dalam klasifikasi risiko tinggi. Persentase jumlah subjek
penelitian klasifikasi sangat rendah kelompok perlakuan sebesar 16,67%, sedangkan
16,67
22,22
27,78
33,33
0
18,18 18,18
27,27 27,27
9,09
0
5
10
15
20
25
30
35
Sangat rendah
Rendah Rata-rata Sedang Tinggi
Pers
enta
se ju
mla
h su
bjek
pene
litia
n (%
)
tingkat risiko
perlakuan
kontrol
82
kelompok kontrol sebesar 14,29%. Distribusi subjek penelitian laki-laki berdasarkan
tingkat risiko penyakit kardiovaskular rasio kolesterol total/HDL ditunjukkan pada
gambar 26.
Gambar 26. Distribusi Subjek Penelitian Laki-Laki Berdasarkan Tingkat Risiko Penyakit
Kardiovaskular Rasio Kolesterol Total/HDL Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada kedua
kelompok terjadi peningkatan kadar kolesterol total dan juga peningkatan kadar
HDL. Hasil perhitungan rasio kolesterol total/HDL menunjukkan bahwa peningkatan
kadar kolesterol total pada kedua kelompok tidak memperlihatkan adanya risiko
penyakit kardiovaskular. Hal ini terlihat dari sebagian besar subjek penelitian yang
berada pada risiko rata-rata.
C. Pengaruh Pemberian Edukasi berupa Ceramah yang Dilanjutkan dengan Edukasi secara Personal terhadap Kelompok Perlakuan dan Kontrol
Pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan
edukasi secara personal terhadap kelompok perlakuan dan kontrol dapat dilihat
16,67
8,33
41,67
33,33
0
14,29
0
71,43
14,29
00
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat rendah
Rendah Rata-rata Sedang Tinggi
pers
enta
se ju
mla
h su
bjek
pene
litia
n (%
)
tingkat risiko
perlakuan
kontrol
83
dengan membandingkan nilai signifikansi pada pengukuran awal dan akhir dan juga
dapat dilihat dari nilai signifikansi selisih pengukuran awal dan akhir antara
kelompok perlakuan dan kontrol. Uji statistik yang digunakan adalah Independent T-
test jika data terdistribusi normal dan uji Mann Whitney jika data tidak terdistribusi
normal.
Tabel XXVII. Profil Karakteristik Akhir Populasi Lansia Terkait dengan Stroke
Keterangan : *) uji statistik Independent T-test **) uji statistik Mann Whitney
Pada pengukuran akhir diharapkan adanya perbedaan karakteristik antara
kelompok perlakuan dan kontrol yang ditunjukkan dengan nilai p<0,05. Perbedaan
karakteristik ini dapat menunjukkan adanya pengaruh edukasi berupa ceramah yang
dilanjutkan dengan edukasi secara personal terhadap kelompok perlakuan yang diberi
intervensi dan kelompok kontrol yang tidak diberi intervensi. Tabel XXVII
menunjukkan bahwa setiap variabel pada pengukuran akhir memiliki nilai p>0,05,
yang berarti karakteristik akhir kelompok perlakuan dan kontrol berbeda tidak
Variabel Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol P n x ± SD n x ± SD Tekanan darah
Sistol Diastol
30 30
159,17 ± 33,53 85,80 ± 16,94
30 30
146,17 ± 28,57 78,00 ± 13,24
0,13* 0,09**
Kolesterol total 30 213,63 ± 34,78 29 222,79 ± 57,47 0,47*
HDL 30 51,47 ± 10,57 29 51,59 ± 11,01 0,79** LDL 30 139,73 ± 28,44 27 138,90 ± 35,21 0,92* Trigliserida 30 112,17 ± 53,59 29 139,86 ± 145,53 0,99** Asam urat Laki-laki Perempuan
12 18
5,86 ± 1,38 5,19 ± 1,10
7 22
6,13 ± 1,67 5,20 ± 1,54
0,72* 0,98*
Glukosa 30 89,57 ± 13,66 29 86,24 ± 12,14 0,33**
84
bermakna. Pada tabel XXVIII dapat dilihat hasil ini sama dengan pengukuran awal
yang berarti pada pengukuran awal dan akhir tidak menunjukkan adanya perubahan
karakteristik kelompok perlakuan dan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa edukasi
yang diberikan selama dua bulan tidak memberikan pengaruh pada subjek penelitian
terlihat dari karakteristik yang sama pada awal dan akhir penelitian.
Tabel XXVIII. Signifikansi Kelompok Perlakuan-Kontrol pada Pengukuran Awal dan Akhir Kelompok p pengukuran
awal p pengukuran
akhir p selisih pengukuran
awal-akhir Kolesterol total
0,84* 0,47* 0,38*
HDL 0,88* 0,79** 0,92** LDL 0,82* 0,92* 0,70* Keterangan : *) uji statistik Independent T-test **) uji statistik Mann Whitney
Pada gambar 15 menunjukkan bahwa kadar kolesterol total, HDL, dan LDL
mengalami peningkatan bervariasi pada kelompok perlakuan dan kontrol yang
ditunjukkan dari nilai selisih positif, namun berdasarkan nilai signifikansi selisih
pengukuran awal dan akhir yang disajikan pada tabel XXIV menunjukkan bahwa
perbedaan selisih antara kelompok perlakuan dan kontrol tersebut berbeda tidak
bermakna. Hal ini berarti pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan
dengan edukasi secara personal memberikan pengaruh yang berbeda tidak bermakna
terhadap kelompok perlakuan dan kontrol.
Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa pemberian edukasi berupa ceramah
dilanjutkan dengan edukasi secara personal tidak memberikan pengaruh berupa
penurunan yang bermakna pada kadar kolesterol total dan LDL, serta peningkatan
85
yang bermakna pada kadar HDL. Hasil penelitian ini disebabkan karena dalam
jangka waktu penelitian subjek penelitian yang sebagian besar adalah muslim
merayakan Hari Raya Idul Fitri. Ciri khas dari sajian Idul Fitri adalah makanan tinggi
kolesterol, seperti masakan bersantan, daging, makanan berminyak, dan lain
sebagainya. Hal ini menyebabkan perubahan pola makan subjek penelitian yang
dapat berpengaruh terhadap peningkatan kadar kolesterol total dan HDL, serta
penurunan kadar LDL, namun dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa perubahan
yang dialami oleh kelompok perlakuan tidak bermakna, berbeda dengan kelompok
kontrol yang mengalami peningkatan kadar kolesterol total yang bermakna, berarti
adanya pemberian edukasi bermanfaat untuk mengontrol tindakan subjek penelitian.
Bahasa pengantar subjek penelitian bahasa Jawa Krama Inggil, sebagian
besar subjek penelitian adalah wanita yang tidak bekerja, dimana tingkat
pengetahuannya rendah, serta adanya perbedaan kemampuan subjek penelitian untuk
menyerap materi edukasi yang diberikan, dapat menjadi faktor yang berpengaruh
terhadap keberhasilan edukasi yang diberikan. Semakin bertambahnya umur,
terdapat kemungkinan menurunnya kemampuan seseorang untuk menerima/mengerti
suatu hal baru. Hal ini disebabkan karena menurunnya fungsi organ yang digunakan
untuk menerima informasi seperti indera penglihatan dan pendengaran.
86
Proses edukasi menurut Notoatmojo (2003) terdiri dari:
Gambar 28. Proses Edukasi
Subjek penelitian dalam penelitian ini merupakan input dari proses edukasi
yang menurut Suharnan (2005) dipengaruhi oleh keadaan emosi seseorang.
Pemberian edukasi baik ceramah maupun edukasi secara personal diberikan pada
sore hari. Hal ini dikarenakan pada saat pagi sampai sore hari sebelum edukasi,
subjek penelitian melakukan aktivitas seperti pergi ke sawah atau berjualan di pasar.
Keadaan ini sangat memungkinkan subjek penelitian dalam kondisi lelah saat
menerima edukasi. Keadaan emosi responden yang kurang mendukung akan
mempengaruhi proses kognitif responden seperti proses berpikir, menerima, dan
mengingat informasi yang diberikan. Kondisi subjek penelitian yang sebagian besar
tidak mampu berbahasa indonesia juga dapat mempengaruhi proses edukasi yang
harus menggunakan bahasa Jawa Krama Inggil karena keterbatasan peneliti dalam
pemakaian bahasa tersebut. Penurunan fungsi organ lansia termasuk pendengaran
dan penglihatan, serta tingkat pendidikan lansia yang sebagian besar tidak bersekolah
dapat mempengaruhi proses edukasi. Pendengaran yang kurang dapat menyebabkan
materi edukasi tidak dapat ditangkap subjek penelitian dengan baik.
Masukan (input): sasaran belajar berupa subjek edukasi yaitu individu, kelompok
atau masyarakat
Proses belajar: mekanisme dan
interaksi terjadinya perubahan
kemampuan (perilaku) pada diri
subjek belajar
Keluaran (output): hasil belajar berupa
kemampuan atau perubahan perilaku dari subjek belajar
87
Proses belajar dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, tempat dilaksanakannya
acara, dan waktu pelaksanaan. Kondisi lingkungan sangat berpengaruh dengan
proses edukasi. Kondisi lingkungan yang nyaman mempengaruhi konsentrasi subjek
penelitian dalam menerima materi edukasi dan selanjutnya menentukan keberhasilan
proses belajar. Saat pelaksanaan ceramah suara edukator terkadang tidak terdengar
oleh subjek penelitian disebabkan tempat edukasi yang luas dan tidak tertutup
sehingga suara dari luar sangat mungkin mengganggu proses pemberian edukasi.
Waktu pelaksanaan sore hari setelah subjek penelitian beraktivitas dapat
mempengaruhi penerimaan materi edukasi karena saat menerima edukasi subjek
penelitian dalam kondisi lelah setelah beraktivitas sehingga dapat menghambat
penerimaan materi edukasi.
D. Ringkasan Pembahasan
Profil karakteristik awal populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan
dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan terkait dengan faktor risiko stroke
ditunjukkan pada tabel IX dan digunakan sebagai data dasar (baseline). Hasil uji
statistik menunjukkan bahwa pada masing-masing variabel diperoleh nilai p>0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
kelompok perlakuan dan kontrol, yang berarti kedua kelompok memiliki
karakteristik yang sama pada awal penelitian. Karakteristik yang sama antara kedua
kelompok dapat menunjukkan bahwa perubahan profil kadar kolesterol total, HDL,
dan LDL antara pengukuran awal dan akhir adalah akibat intervensi yang diberikan
oleh peneliti.
88
Pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan edukasi secara
personal terhadap perubahan profil kadar kolesterol total, HDL, dan LDL yang
merupakan faktor risiko stroke dapat dilihat melalui selisih rerata antara pengukuran
awal dan akhir dan nilai signifikansi dari uji beda satu kelompok. Selisih rerata kadar
kolesterol total, HDL, dan LDL pada kelompok perlakuan mengalami peningkatan,
namun berdasarkan uji statistik peningkatan ini tidak bermakna, berarti pemberian
edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan edukasi secara personal tidak memberikan
pengaruh berupa penurunan profil kadar kolesterol total dan LDL, serta peningkatan
profil kadar HDL subjek penelitian, tetapi pemberian edukasi bermanfaat mengontrol
tindakan subjek penelitian. Hal ini terlihat dari hasil yang berbeda pada kelompok
kontrol, dimana terjadi peningkatan kadar kolesterol total yang bermakna.
Uji statistik Independent T-test/Mann-Whitney digunakan untuk melihat
pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara
personal terhadap kelompok perlakuan dan kontrol yang dapat dilihat dengan
membandingkan nilai signifikansi pada pengukuran awal dan akhir dan juga dapat
dilihat dari nilai signifikansi selisih pengukuran awal dan akhir antara kelompok
perlakuan dan kontrol. Pada pengukuran akhir diperoleh nilai p>0,05, yang berarti
karakteristik yang sama antara kelompok perlakuan dan kontrol dan uji statistik
selisih pengukuran awal dan akhir pada variabel kolesterol total, HDL, dan LDL juga
menunjukkan nilai p>0,05. Hal ini berarti pemberian edukasi berupa ceramah yang
dilanjutkan edukasi secara personal memberikan pengaruh yang berbeda tidak
bermakna pada kelompok perlakuan dan kontrol.
89
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis.
Pemberian edukasi dengan metode ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara
personal tidak memberikan penurunan yang bermakna terhadap profil kadar
kolesterol total dan LDL, serta peningkatan yang bermakna pada profil kadar HDL
yang merupakan faktor risiko penyebab stroke, pada populasi Posyandu Lansia
Srikandi dan Buah Apel, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY. Hal ini tidak sesuai
dengan teori edukasi yang menyatakan bahwa outcome utama dari edukasi
perubahan pola hidup yang diberikan terkait dengan kadar kolesterol total, HDL, dan
LDL sebagai faktor risiko stroke adalah penurunan kadar kolesterol total dan LDL,
serta peningkatan kadar HDL.
8
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil dan analisis data didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik subjek penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
tidak bermakna antara kelompok perlakuan dan kontrol, yang berarti kedua
kelompok memiliki karakteristik yang sama pada awal penelitian. Profil
karakteristik awal kelompok perlakuan sebagian besar berada pada kelompok
usia ≥66-≤71 tahun, jenis kelamin perempuan, tidak bersekolah, tidak merokok,
BMI dalam klasifikasi normal, kadar kolesterol total dalam klasifikasi batas
tinggi, kadar HDL dalam klasifikasi normal, dan kadar LDL dalam klasifikasi
batas tinggi. Kelompok kontrol memiliki karakteristik awal sebagian besar
berada pada kelompok usia ≥60-≤65 tahun, jenis kelamin perempuan, tidak
bersekolah, tidak merokok, BMI dalam klasifikasi underweight, kadar kolesterol
total dalam klasifikasi normal, kadar HDL dalam klasifikasi rendah, dan kadar
LDL dalam klasifikasi di atas optimal.
2. Pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara
personal pada kelompok perlakuan tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap perubahan profil kadar kolesterol total, HDL, dan LDL, sedangkan pada
kelompok kontrol menyebabkan peningkatan kadar kolesterol total yang
signifikan.
91
3. Pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara
personal tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kelompok
perlakuan dan kontrol.
B. Saran
1. Penelitian sejenis dapat dilakukan dalam jangka waktu minimal tiga tahun
sehingga edukasi yang diberikan dapat berpengaruh bagi subjek penelitian sesuai
yang diharapkan peneliti.
2. Penelitian sejenis dapat dilakukan dalam suatu kelompok yang memiliki faktor
risiko.
3. Penelitian sejenis dapat dilakukan dengan memperhatikan waktu pelaksanaan
penelitian sehingga diharapkan hasil penelitian lebih baik.
4. Penelitian sejenis dapat dilakukan dengan metode pemberian edukasi yang lain,
misalnya ceramah-testimoni.
8
DAFTAR PUSTAKA
Adam, J.M.F., 2005, Meningkatkan kolesterol HDL, Paradigma Baru Penatalaksaan Dislipidemia, J Med Nus, 26(3), 200-203
Anonim, 2004, Hypercholesterolemia-A Guide to Clinical Practise (Part 1), p-4, The Hongkong Medical Association, http://www.hkma.org/download/cmebulletin/cme200411.pdf, diakses tanggal 2 Oktober 2009
Anonim, 2005a, Change Your Life, Change Your Mind, http://www.psych.ku.edu/tlc/Therapeutic%20Lifestyle%20Change%20articl.pdf, diakses tanggal 1 Oktober 2009
Anonim, 2005b, Hidup Sehat bersama Stroke, http://kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=3021, diakses tanggal 7 Oktober 2009
Anonim, 2009a, About Stroke, http://www.strokecenter.org/patients/ich.htm, diakses tanggal 1 Okrober 2009
Anonim, 2009b, About Stroke Genetics, http://www.strokegenomics.org/index.php?page=about-stroke-genetics, diakses tanggal 15 Oktober 2009
Anonim, 2009c, Atherosclerosis-Treatment, http://www.faqs.org/health/Sick-V1/Atherosclerosis-Treatment.html, diakses tanggal 2 Oktober 2009
Anonim, 2009d, BMI Classification, http://www.who.int/bmi/index.jsp?intropage=intro_3.html, diakses tanggal 8 Oktober 2009
Anonim, 2009e, High Blood Pressure (Hypertension), http://www.texasheart.org/HIC/Topics/Cond/hbp.cfm, diakses tanggal 2 Oktober 2009
Anonim, 2009f, Hiperkolesterolemia (Bagian I), http://dokter-medis.com/2009/07/hiperkolesterolemia-bagian-1.html, diakses tanggal 7 Oktober 2009
Anonim, 2009g, Indonesia Tempati Urutan Pertama Didunia Dalam Jumlah Terbanyak Penderita Stroke, http://www.yastroki.or.id/read.php?id=341, diakses tanggal 15 Oktober 2009
Anwar, B., 2003, Manfaat Diet pada Pengobatan Hiperkolesterolemia, 2-3, Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara
Anwar, T.B., 2004, Dislipidemia sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner, 2-7, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara
93
Azwar, S., 2006, Reliabilias dan Validitas, Edisi 3, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Banerjee, T.K., & Kumar, S. 2006. Epidemiology of Stroke in India. Neurology Asia, 11, 1–4
Bettschart, & Kofler, M., 2008, 92 % of Stroke Deaths Occur in Low and Middle Income Countries–“ABC of Stroke Management” Provides Global Education in Largest Professional Stroke Campaign Ever Held, 6th world Stroke Congress, September, Austria
Brass, L.M., 2002, Stroke, 218, Yale University School of Medicine Heart Book, USA
Carruters, S., 2000, Clinical Pharmacology, 4th edition, 553, Mc Grow-Hill Company, USA
Crowley, L. V., 2001, An Introduction to Human Disease, Pathology and Pathophysiology Corelation, 5th edition, 318-319, John and Bartlett Publishers, Inc,
Curb, J.D., Abbott, R.D., Rodriguez, B.L., Masaki, K.H., Chen, R., Popper, J.S., 2004, High Density Lipoprotein Cholesterol and the Risk of Stroke in Elderly Men, American Journal of Epidemiology, 160(2), 150-157
Dewi, M.A.S.K., 2003, Pengaruh Pemberian Edukasi tentang Sindrom Metabolik terhadap Perilaku Masyarakat di Dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta (Kajian Kadar Kolesterol Total), Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Dhamija, R.K., Mittal, S., & Bansal, B.C, 2000, Trends in Clinoco-Epidemiological Correlates of Stroke in the Community, Journal of Indian Academy of Clinical Medicine, Vol.5, No.1 : 27 – 31.
Dipiro, J. T., Tarbelt, R. L., Matzke, B. R., Wells, B. G., dan Posey, M. L., 2005, Pharmacotherapy a Pathophysiologic Approach, 3rd edition, Appleton and Lange Stampord Conecticut, USA
Fanani, Y.N., 2004, Stroke di RSUD Dr.Moewardi Surakarta, Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Surakarta, Surakarta
Fatimah, D.N., 2009, Mencegah dan Mengatasi Stroke, 53-54, Kujang Press, Yogyakarta
Fodor, J.G., Frohlich, J.J., Genest, J.J.G., McPherson, R.P., 2000, Recommendation for the management and treatment of dyslipidemia, Report of the Working Group on Hypercholesterolemia and Other Dyslipidemias, CAMJ, 16(10), 1442-1444
94
Genest, J., Frohlich, J., Fodor, G., McPherson, R., 2003, Recommendations for the Management of Dyslipidemia and the Prevention on Cardiovascular Disease: Summary of the 2003 Update, CAMJ, 16(9), 923
Geyer, J.D., Gomez, C.R, 2009, Stroke A Practise Approach : Modifiable Risk Factors Associated with Stroke, Lippincott Williams & Wilkins, USA
Goldstein, L.B., Adams, R., Alberts, M.J., Appel, L.J., Brass, L.M., Bushnell, C.D., et al., 2006, ahajournals, 113, e873-e923
Hasan, M.I., 2002, 25,60, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia Indonesia, Bogor
Hasan, S.R., & Ghouri, A.S.K., 2007, Frequency of Known Risk Factors of Stroke and Its Outcome in Patients Admitted in Sindh Government Qatar Hospital Karachi, Pak J Med Sci, 23(4)
Hwang, M.G., 1998, How do you know when someone is having a stroke, JAMA Patient Page-Stroke, Vol 279, No. 16
James, D.C.S., 2009, Lipid Profile, http://www.faqs.org/nutrition/Kwa-Men/Lipid-Profile.html, diakses tanggal 5 November 2009
Japardi, S. 2002. Patofisiologi Stroke Infark Akibat Tromboemboli, Bagian Bedah Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara
John, R., 2007, Catatan Kuliah Farmakologi Klinik, EGC, Jakarta
Junaidi, I., 2004, Panduan Praktis Pencegahan dan Pengobatan Stroke, PT. Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia, Jakarta
Khan, Rehman, Shah, and Jielani, 2006, Frequency of hypertension in stroke patients presenting at Ayub Teaching Hospital, Can J Cardiol, 22: 236-99
Kimble, M.A.K., Young, L.Y., Kradjan, W.A., Guglielmo, B.J., Alldredge, B.K., Corelli, R.L., 2005, Applied Therapeutics, The Clinical Use of Drugs, 8th edition, 13-6, Lippincott Williams and Wilkins, Baltimore
Kleindorfer, D.O., Miller, R., Moomaw, C.J., Alwell, K., Broderick, Khoury, J., et al., 2007, Designing a Message for Public Education Regarding Stroke, Does FAST Capture Enough Stroke, Ahajournal
Laksmiasanti, 2003, Mengenal Tanda-Tanda Dini Stroke, Kumpulan makalah seminar stroke I-VIII, 7-14, Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta
Lindenstrom, E., Boysen, G., Nyboe, J., 1994, Influence of Total Cholesterol, High Density Lipoprotein Cholesterol, and Triglycerides on Risk of Cerebrovaskular Disease: The Copenhagen City Heart Study, BMJ, 309, 11-5
Mackay, J., & Mensah, G., 2004, Atlas of Heart Disease and Stroke, World Health Organization, Geneva
95
Majalah farmasia, 2008, Mengenal kolesterol dan Dampaknya bagi Kesehatan, 8(5), 42
Marwat, M.A., Usman, M., and Hussain, M., 2009, Stroke and Its Relationship to Risk Factors, Gomal Jornal of Medical Sciences, 7(1), 17
McPherson, R., Frohlich, J., Fodor, G., Genest, J., 2006, Canadian Cardiovascular Society Position Statement-Recommendations for the Diagnosis and Treatment of Dyslipidemia and Prevention of Cardiovascular Disease, Can J Cardiol, 22(11), 913-922
Mulyatsih, E., Ahmad, A., 2008, Stroke Petunjuk Perawatan Pasien Pasca Stroke di Rumah, 2, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
National Cholesterol Education Program (NCEP) Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adult Treatment Panel III), Circulation, 2004, 106,3143-3421
Nickens, P.D., 2009, Stroke, 1-2, U.S. Department of Health and Human Services, Office of Woman’s Health
Notoatmodjo, S., 1993, Pengantar Pendididkan Kesehartan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, 44, Andi Offset, Yogyakarta
Notoatmodjo, S., 2003, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta, 12-13, 58, 69
Pearson, T.A., Blair, S.N., Daniels, S.R., Eckel, R.H., Fair, J.M., Fortmann, S.P., et al., 2001, Primary prevention of ischemic Stroke, A Statement for Healthcare Professionals from the Stroke Council of the American Heart Association, ahajournals, 32, 280-299
Poedjiadi, A., 2006, Dasar-Dasar Biokimia, 74-75, Penerbit UI Press, Jakarta
Pratiknya, A.W., 2001, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, 70, CV Rajawali, Jakarta
Richardson-nassif, K., Swartz, R., and Reardon, M., 2002, Implementing a Community Education Program on Stroke for Health Care Providers and Consumers, Taylor&Francis healthsclences, Vol. 15, No. 1 , 59 – 64
Rustika, Rachim, R., Sudjarwo, I., Munawar, Suhardjono, Kalim, H., Sarita, dkk., 2006, Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit hipertensi, 1, Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal PP & PL, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Safeer, R.S., & Ugalat, P.S., 2002, Cholesterol Treatment Guidelines Update, AAFP Journals, 65(5), 871-878
96
Setiabudy, R.D., 2002, Parameter Laboratorium pada Stroke, Petemuan Ilmiah Tahunan I PDS PATKLIN, Surakarta
Setiawan, N., 2005, Teknik Sampling, Inspektorat Jenderal Departemen Kesehatan Nasional, http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/teknik_sampling1.pdf, diakses tanggal 25 September 2009
Spilker, J., 2008, The Importance of Patient and Public Education in Acute Ischemic Stroke, National Institute of Neurological Disorders and Stroke
Soeharto, I., 2004, Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya dengan Lemak dan Kolesterol, Edisi kedua, 35, 52-53, 87-89, 132, 282, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Strum, J., Davis, S.M., Sullivan, J.G., Vedadhaghi, Donnan, G.A., 2002, The Avoid Stroke as Soon as Possible (ASAP) General Practice Stroke Audit, MJA, 176, 312-313
Sugiono, 2006, Statistik untuk Penelitian, CV Alfabeta, 77, Bandung
Suroto, 2004, Patofisiologi Stroke Iskhemik Fokus Pada Aterosklerosis Dan Trombosis, Berkala Neurosains, Vol 5 No.2, 117 -127
Sustrani, L., 2006, Hipertensi, 23, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Sutrisna, B., Rustika, Kusmanah, D., Sudjarwo, I., Rachim, R., Arifin, S., dkk., 2007, Pedoman Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jendral Pengendalian
Thiessen, E.S., Bramlage, P., Losch, C., Hauner, H., Schunkert, H., Vogt, A., et al., Dyslipidemia in Primary Care-Prevalence, Recognition, Treatment and Control: Data from the German Metabolic and Cardiovaskuler Risk Project (GEMCAS), Cardiovascular diabetology, 7 (31), 1-2
Warnick, G.R., Knopp, R.H., Fitzpatrick, V., Branson, L., 1990, Estimating Low-Density Lipoprotein Cholesterol by the Friedewald Equation is Adequate for Classifying Patients on the Basis of Nationally Recommended Cutpoints, Clin Chem, 36(1), 15-19
WHO MONICA. 1997. Stroke Trends in WHO MONICA Project. Association, Inc.
Wibowo, S., & Gofir, A., 2001, Farmakoterapi dalam Neurologi, edisi 1, Salemba Medika, Jakarta, 53-73
Zieve, D., 2009, Stroke, http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/17133.htm, diakses tanggal 15 oktober 2009
8
LAMPIRAN Lampiran 1. Formulir Pengambilan Data Penelitian
FORMULIR PENGAMBILAN DATA PENELITIAN
Nomor penelitian :
Nama :
Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan*
Usia : …….tahun
Pendidikan :
Pekerjaan terakhir :
Riwayat penyakit keluarga :
Riwayat penyakit :
Kebiasaan merokok : merokok/tidak merokok*
Rutin mengikuti kegiatan posyandu lansia selama tiga kali berturut-turut : ya/tidak*
Keterangan : *coret yang tidak perlu
Variabel Pengukuran Awal
Pengukuran Akhir
1. Tekanan darah
2. Kadar kolesterol total
3. High Density Lipoprotein (HDL)
4. Low Density Lipoprotein (LDL)
5. Trigliserida
6. Blood Urea Nitrogen (BUN)
7. Creatinin
8. Asam urat
9. Glukosa
98
Lampiran 2. Daftar Subjek Penelitian Kelompok Perlakuan No. Nama Dusun / RT 1. Bpk AHY Burikan / 01 2. Bpk PND Burikan / 01 3. Bpk SWS Burikan / 01 4. Bpk MTG Burikan / 01 5. Ibu SDS Burikan / 03 6. Bpk HS Burikan / 03 7. Ibu RCW Burikan / 03 8. Bpk MTY Burikan / 04 9. Bpk WSR Burikan / 05 10. Bpk SWSI Burikan / 05 11. Bpk MM Burikan / 06 12. Ibu KA Burikan / 06 13. Bpk WTN Burikan / 06 14. Ibu UP Burikan / 06 15. Ibu WNU Burikan / 06 16. Bpk MTRO Keboan / 04 17. Ibu MUI Keboan / 04 18. Ibu MTR Keboan / 04 19. Ibu MU Keboan / 04 20. Ibu CD Keboan / 04 21. Ibu DP Keboan / 05 22. Ibu NWR Keboan / 05 23. Ibu KK Keboan / 05 24. Ibu MNRJ Keboan / 05 25. Ibu PWW Keboan / 05 26. Ibu MYR Keboan / 05 27. Bpk MTRO Keboan / 06 28. Ibu WGY Keboan / 06 29. Ibu KU Keboan / 06 30. Ibu BU Keboan / 07
99
Lampiran 3. Daftar Subjek Penelitian Kelompok Kontrol No. Nama Dusun/RT 1. Ibu SP Burikan/ 02 2. Bpk SPD Burikan/ 02 3. Bpk MS Burikan/ 03 4. Bpk MU Burikan/ 04 5. Ibu SHS Burikan/ 04 6. Ibu MMP Burikan/ 04 7. Bpk PHU Burikan/ 04 8. Ibu GM Burikan/ 05 9. Bpk DH Burikan/ 05 10. Bpk SH Burikan/ 05 11. Ibu AK Burikan/ 06 12. Bpk NA Burikan/ 06 13. Ibu BSR Burikan/ 06 14. Ibu SBW Burikan/ 06 15. Ibu AG Burikan/ 06 16. Ibu UU Keboan/04 17. Bpk KK Keboan/04 18. Ibu AU Keboan/04 19. Ibu KD Keboan/04 20. Ibu MG Keboan/04 21. Ibu BD Keboan/04 22. Ibu PWN Keboan/05 23. Ibu JYR Keboan/05 24. Ibu TU Keboan/05 25. Ibu MR Keboan/05 26. Ibu MHD Keboan/05 27. Ibu SU Keboan/06 28. Ibu PU Keboan/06 29. Ibu PDK Keboan/07 30. Ibu RU Keboan/07
100
Lampiran 4. Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Subjek Penelitian Kelompok Perlakuan
No. Nama Pengukuran awal
Pengukuran akhir
1. Ibu KK 206 190 2. Ibu PWW 159 182 3. Ibu NWR 226 211 4. Ibu DP 221 230 5. Ibu MU 209 218 6. Ibu SDS 223 227 7. Bapak PND 211 198 8. Ibu KA 230 234 9. Ibu WNU 237 236 10. Bapak WSR 233 229 11. Ibu CD 187 189 12. Ibu MNRJ 243 280 13. Ibu KU 211 234 14. Bapak MR 190 190 15. Ibu BUT 174 210 16. Ibu UP 255 266 17. Bapak WTN 208 219 18. Ibu RCW 217 285 19. Bapak AS 257 246 20. Bapak MTY 233 224 21. Bapak SWS 201 220 22. Bapak AHY 174 194 23. Bapak MTG 115 115 24. Bapak MM 180 175 25. Bapak SWSI 181 169 26. Ibu MYR 226 230 27. Ibu WGY 198 237 28. Ibu MU 198 206 29. Ibu MTR 220 192 30. Bapak MTRO 185 173
101
Lampiran 5. Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Subjek Penelitian Kelompok Kontrol
No. Nama Pengukuran awal
Pengukuran akhir
1. Ibu SBW 216 194 2. Ibu KDH 269 251 3. Ibu PWN 184 170 4. Bapak SPD 209 245 5. Bapak HDU 208 190 6. Bapak MST 180 222 7. Bapak MDU 207 222 8. Bapak SGH 171 181 9. Ibu GM 162 175 10. Ibu AK 199 214 11. Ibu AG 215 251 12. Ibu MGI 213 205 13. Ibu JYR 164 158 14. Ibu PDK 186 207 15. Ibu SU 176 185 16. Ibu MGY 165 166 17. Bapak DHS 209 171 18. Ibu TU 289 381 19. Bapak NA 160 - 20. Ibu RU 316 348 21. Ibu SP 258 272 22. Ibu MMP 235 302 23. Ibu SHS 257 274 24. Ibu PU 154 143 25. Bapak KK 173 177 26. Ibu MHD 248 282 27. Ibu BDH 219 251 28. Ibu UU 181 181 29. Ibu AU 171 183 30. Ibu BSR 271 260
102
Lampiran 6. Hasil Pengukuran Kadar High Density Lipoprotein (HDL) Subjek Penelitian Kelompok Perlakuan
No. Nama Pengukuran awal
Pengukuran akhir
1. Ibu KK 57 62 2. Ibu PWW 47 60 3. Ibu NWR 40 40 4. Ibu DP 65 56 5. Ibu MU 40 45 6. Ibu SDS 63 66 7. Bapak PND 47 48 8. Ibu KA 42 42 9. Ibu WNU 41 44 10. Bapak WSR 58 51 11. Ibu CD 57 55 12. Ibu MNRJ 87 83 13. Ibu KU 57 57 14. Bapak MR 45 48 15. Ibu BUT 51 47 16. Ibu UP 57 60 17. Bapak WTN 42 41 18. Ibu RCW 63 63 19. Bapak AS 39 45 20. Bapak MTY 40 41 21. Bapak SWS 39 41 22. Bapak AHY 54 47 23. Bapak MTG 47 45 24. Bapak MM 38 43 25. Bapak SWS 48 50 26. Ibu MYR 65 69 27. Ibu WGY 33 40 28. Ibu MU 55 47 29. Ibu MTR 65 65 30. Bapak MTRO 45 43
103
Lampiran 7. Hasil Pengukuran Kadar HDL Subjek Penelitian Kelompok Kontrol
No. Nama Pengukuran awal
Pengukuran akhir
1. Ibu SBW 44 46 2. Ibu KDH 53 48 3. Ibu PWN 50 56 4. Bapak SPD 44 54 5. Bapak HDU 42 37 6. Bapak MST 44 68 7. Bapak MDU 55 55 8. Bapak SGH 50 45 9. Ibu GM 61 65 10. Ibu AK 59 63 11. Ibu AG 60 57 12. Ibu MGI 61 48 13. Ibu JYR 69 54 14. Ibu PDK 60 61 15. Ibu SU 46 49 16. Ibu MGY 45 50 17. Bapak DHS 60 40 18. Ibu TU 29 30 19. Bapak NA 37 - 20. Ibu RU 43 39 21. Ibu SP 65 66 22. Ibu MMP 63 61 23. Ibu SHS 37 42 24. Ibu PU 34 35 25. Bapak KK 38 40 26. Ibu MHD 55 78 27. Ibu BDH 55 47 28. Ibu UU 57 57 29. Ibu AU 45 49 30. Ibu BSR 53 56
104
Lampiran 8. Hasil Perhitungan Kadar Low Density Lipoprotein (LDL) Subjek Penelitian Kelompok Perlakuan
No. Nama Pengukuran awal
Pengukuran akhir
1. Ibu KK 129,4 117,4 2. Ibu PWW 95,8 110,0 3. Ibu NWR 161,4 135,0 4. Ibu DP 145,2 164,4 5. Ibu MU 148,4 140,2 6. Ibu SDS 136,2 136,0 7. Bapak PND 144,8 134,8 8. Ibu KA 163,2 161,6 9. Ibu WNU 163,6 156,4 10. Bapak WSR 154,8 159,6 11. Ibu CD 118,0 118,8 12. Ibu MNRJ 138,2 176,2 13. Ibu KU 134,2 157,4 14. Bapak MR 114,6 115,8 15. Ibu BUT 107,8 146,2 16. Ibu UP 174,0 182,6 17. Bapak WTN 149,6 151,8 18. Ibu RCW 126,6 192,4 19. Bapak AS 194,2 181,8 20. Bapak MTY 156,0 121,8 21. Bapak SWS 132,4 149,4 22. Bapak AHY 101,2 128,2 23. Bapak MTG 58,0 58,4 24. Bapak MM 125.6 119.0 25. Bapak SWS 119,6 101,6 26. Ibu MYR 143,0 147,2 27. Ibu WGY 130,0 163,0 28. Ibu MU 122,0 137,8 29. Ibu MTR 132,8 110,4 30. Bapak MTRO 120,8 116,8
105
Lampiran 9. Hasil Perhitungan Kadar LDL Subjek Penelitian Kelompok Kontrol
No. Nama Pengukuran awal
Pengukuran akhir
1. Ibu SBW 138,8 118,4 2. Ibu KDH 198,6 188,4 3. Ibu PWN 114,4 102,6 4. Bapak SPD 134,6 167,6 5. Bapak HDU 144,2 138,2 6. Bapak MST 113,2 133,6 7. Bapak MDU 132,6 153,2 8. Bapak SGH 105,0 111,2 9. Ibu GM 89,6 96,6 10. Ibu AK 123,0 129,6 11. Ibu AG 132,4 161,0 12. Ibu MGI 138,4 142,6 13. Ibu JYR 82,0 95,6 14. Ibu PDK 110,6 129,2 15. Ibu SU 112,6 122,4 16. Ibu MGY 106,2 104,0 17. Bapak DHS 132,4 110,8 18. Ibu TU 179,0 - 19. Bapak NA 104,4 - 20. Ibu RU 211,2 - 21. Ibu SP 166,2 179,4 22. Ibu MMP 145,2 198,8 23. Ibu SHS 189,6 205,2 24. Ibu PU 90,4 82,4 25. Bapak KK 116,4 118,2 26. Ibu MHD 174,2 188,2 27. Ibu BDH 146,4 168,2 28. Ibu UU 109,0 111,4 29. Ibu AU 107,2 113,6 30. Ibu BSR 186,0 179,8
106
Lampiran 10. Hasil Pengukuran Kadar Trigliserida Subjek Penelitian Kelompok Perlakuan
No. Nama Pengukuran awal
Pengukuran akhir
1. Ibu KK 98 53 2. Ibu PWW 81 60 3. Ibu NWR 123 180 4. Ibu DP 54 48 5. Ibu MU 103 164 6. Ibu SDS 119 125 7. Bapak PND 96 76 8. Ibu KA 124 152 9. Ibu WNU 162 178 10. Bapak WSR 101 92 11. Ibu CD 60 76 12. Ibu MNRJ 89 104 13. Ibu KU 99 98 14. Bapak MR 152 131 15. Ibu BUT 76 84 16. Ibu UP 120 117 17. Bapak WTN 82 131 18. Ibu RCW 137 148 19. Bapak AS 119 96 20. Bapak MTY 185 306 21. Bapak SWS 148 148 22. Bapak AHY 94 94 23. Bapak MTG 50 58 24. Bapak MM 82 65 25. Bapak SWSI 67 87 26. Ibu MYR 90 69 27. Ibu WGY 175 170 28. Ibu MU 105 106 29. Ibu MTR 111 83 30. Bapak MTRO 96 66
107
Lampiran 11. Hasil Perhitungan Kadar Trigliserida Subjek Penelitian Kelompok Kontrol
No. Nama Pengukuran awal
Pengukuran akhir
1. Ibu SBW 166 148 2. Ibu KDH 87 73 3. Ibu PWN 98 57 4. Bapak SPD 152 117 5. Bapak HDU 109 74 6. Bapak MST 114 102 7. Bapak MDU 97 69 8. Bapak SGH 80 124 9. Ibu GM 57 67 10. Ibu AK 85 107 11. Ibu AG 113 165 12. Ibu MGI 68 72 13. Ibu JYR 65 42 14. Ibu PDK 77 84 15. Ibu SU 87 68 16. Ibu MGY 69 60 17. Bapak DHS 83 101 18. Ibu TU 405 712 19. Bapak NA 93 - 20. Ibu RU 309 570 21. Ibu SP 134 133 22. Ibu MMP 134 211 23. Ibu SHS 152 134 24. Ibu PU 148 128 25. Bapak KK 93 94 26. Ibu MHD 94 79 27. Ibu BDH 88 179 28. Ibu UU 75 63 29. Ibu AU 94 102 30. Ibu BSR 160 121
108
Lampiran 12. Langkah Uji Statistik
Uji statistik yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan SPSS 12 dengan langkah-langkah setiap uji sebagai berikut. 1. Uji Chi-square
Uji Chi-square dilakukan pada variabel usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, dan kebiasaan merokok untuk melihat karakteristik awal.
Langkah uji Chi-square:
a. Analyze → Descriptive Statistics → Crosstabs
b. Masukkan variabel bebas dalam Rows dan variabel tergantung dalam
Columns
c. Klik kotak Statistics, lalu pilih Chi-square pada kiri atas kotak, klik continue
d. Aktifkan kotak Cell, lalu pilih Observed (untuk menampilkan nilai observed)
dan Expected (untuk menampilkan nilai expected) pada kotak Counts, klik
continue
e. Proses selesai, klik OK.
2. Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov
Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dilakukan untuk semua variabel
dengan skala pengukuran numerik sebelum dilakukan uji signifikansi. Langkah-
langkah uji normalitas Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut.
a. Analyze → Descriptive Statistics → Explore.
b. Masukkan variabel yang akan diuji normalitas ke dalam Dependent List.
c. Pilih Both pada Display.
109
d. Aktifkan kotak Plots, klik Normality plots with test (untuk menampilkan plot
dan uji normalitas), klik continue.
e. Proses selesai, klik OK.
3. Independent T-test
Pada penelitian ini Independent T-test digunakan untuk mencari nilai
signifikansi pada:
a. Variabel BMI, kadar kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida, BUN laki-laki
dan perempuan, serta asam urat laki-laki untuk melihat karakteristik awal
subjek penelitian.
b. Variabel tekanan darah sistol, kadar kolesterol total, LDL, asam urat laki-laki,
dan perempuan untuk melihat karakteristik akhir serta selisih pengukuran
awal dan akhir kadar kolesterol total dan LDL untuk melihat pengaruh
pemberian edukasi terhadap kelompok perlakuan dan kontrol.
Langkah dalam melakukan Independent T-test adalah sebagai berikut.
a. Analyze → Compare means → Independent-sample T test.
b. Masukkan variabel tergantung dalam kotak test variable.
c. Masukkan variabel bebas dalam Grouping Variable, aktifkan kotak Define
Group.
d. Masukkan angka 1 untuk kotak group 1 (pada penelitian ini angka 1
menunjukkan kelompok kontrol).
e. Masukkan angka 2 untuk kotak group 2 (pada penelitian ini angka 2
menunjukkan kelompok perlakuan), klik continue.
110
f. Prosedur telah selesai, klik OK.
4. Uji Mann-whitney
Pada penelitian ini uji Mann-whitney digunakan untuk mencari nilai
signifikansi pada:
a. Variabel tekanan darah sistol, diastol, kadar kreatinin laki-laki dan
perempuan, serta glukosa untuk melihat karakteristik awal subjek penelitian.
b. Variabel tekanan darah diastol, kadar HDL, trigliserida, dan glukosa untuk
melihat karakteristik akhir serta selisih pengukuran awal dan akhir kadar
HDL untuk melihat pengaruh pemberian edukasi terhadap kelompok
perlakuan dan kontrol.
Langkah dalam melakukan uji Mann-whitney adalah sebagai berikut. a. Analyze → Nonparametrics test → 2 independent samples.
b. Masukkan variabel tergantung dalam Test Variable.
c. Masukkan variabel bebas dalam Grouping variable.
d. Aktifkan uji Mann-whitney.
e. Klik kotak Define Group.
f. Masukkan angka 1 untuk kotak group 1 (pada penelitian ini angka 1
menunjukkan kelompok kontrol).
g. Masukkan angka 2 untuk kotak group 2 (pada penelitian ini angka 2
menunjukkan kelompok perlakuan), klik continue.
h. Proses selesai, klik OK.
111
5. Paired T-test
Pada penelitian ini uji Paired T-test digunakan untuk mencari nilai
signifikansi pada variabel kolesterol total dan LDL kelompok perlakuan dan
kolesterol total, HDL, dan LDL kelompok kontrol untuk melihat pengaruh
pemberian edukasi terhadap perubahan profil kadar kolesterol total, HDL, dan
LDL. Langkah-langkah yang dilakukan pada Paired T-test adalah sebagai
berikut.
a. Analyze → Compare means → Paired-sample T test.
b. Masukkan variabel tergantung yang akan dibandingkan (dalam penelitian ini
kadar kolesterol total, HDL, dan LDL pada pengukuran awal dan akhir)
dalam kotak Paired Variables.
c. Proses telah selesai, klik OK.
6. Uji Wilcoxon
Pada penelitian ini uji Wilcoxon digunakan untuk mencari nilai
signifikansi pada variabel kadar HDL kelompok perlakuan untuk melihat
pengaruh pemberian edukasi terhadap perubahan profil kadar kolesterol total,
HDL, dan LDL. Langkah-langkah yang dilakukan pada Paired T-test adalah
sebagai berikut.
a. Analyze → Nonparametric test → 2 related samples.
b. Masukkan variabel tergantung yang akan dibandingkan (dalam penelitian ini
kadar kolesterol total, HDL, dan LDL pada pengukuran awal dan akhir)
dalam kotak Pairs List.
112
c. Aktifkan uji Wilcoxon.
d. Proses telah selesai, klik OK.
Lampiran 13. Output Uji Kebermaknaan Profil Karakteristik Demografi Jenis Kelamin, Usia, Kebiasaan Merokok, dan Tingkat Pendidikan
Case Processing Summary
Cases Valid Missing Total
N Percent N Percent N PercentKelompoksubyekuji * Jeniskelamin
60 100.0% 0 .0% 60 100.0%
Kelompoksubyekuji * Usia 60 100.0% 0 .0% 60 100.0%
Kelompoksubyekuji * Kebiasaan Merokok
60 100.0% 0 .0% 60 100.0%
Kelompoksubyekuji * Tingkatpendidikan
60 100.0% 0 .0% 60 100.0%
113
Jenis Kelamin Crosstab
Jeniskelamin
Total laki-laki Perempua
n Kelompoksubyekuji
1 Count 8 22 30Expected Count 10.0 20.0 30.0
2 Count 12 18 30Expected Count 10.0 20.0 30.0
Total Count 20 40 60Expected Count 20.0 40.0 60.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 1.200(b) 1 .273
Continuity Correction(a) .675 1 .411
Likelihood Ratio 1.206 1 .272 Fisher's Exact Test .412 .206
N of Valid Cases 60 a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.00.
Usia
Crosstab
Usia
Total 60-65 66-71 72-77 78-83 90-95 Kelompoksubyekuji
1 Count 11 8 7 3 1 30Expected Count 10.0 10.0 5.0 4.0 1.0 30.0
2 Count 9 12 3 5 1 30Expected Count 10.0 10.0 5.0 4.0 1.0 30.0
114
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 3.100(a) 4 .541
Likelihood Ratio 3.157 4 .532 N of Valid Cases 60
a 4 cells (40.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.00.
Kebiasaan Merokok Crosstab
Kebiasaanmerokok
Total Ya Tidak Kelompoksubyekuji
1 Count 4 26 30Expected Count 5.5 24.5 30.0
2 Count 7 23 30Expected Count 5.5 24.5 30.0
Total Count 11 49 60Expected Count 11.0 49.0 60.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 1.002(b) 1 .317
Continuity Correction(a) .445 1 .505
Likelihood Ratio 1.012 1 .314 Fisher's Exact Test .506 .253
N of Valid Cases 60 a Computed only for a 2x2 table
Total Count 20 20 10 8 2 60Expected Count 20.0 20.0 10.0 8.0 2.0 60.0
115
b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.50.
Tingkat Pendidikan
Crosstab
Tingkatpendidikan
Total Tidakseko
lah <=SMP >SMP Kelompoksubyekuji
1 Count 17 12 1 30Expected Count 17.0 10.5 2.5 30.0
2 Count 17 9 4 30Expected Count 17.0 10.5 2.5 30.0
Total Count 34 21 5 60Expected Count 34.0 21.0 5.0 60.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 2.229(a) 2 .328
Likelihood Ratio 2.357 2 .308 N of Valid Cases 60
a 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.50. Lampiran 14. Output Uji Normalitas Karakteristik Populasi Lansia Terkait Body Mass Index (BMI)
Case Processing Summary
Kelompoksubjek penelitian
Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent BMI Kontrol 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Perlakuan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
116
Descriptives
Kelompok subjek penelitian Statistic Std.
Error BMI Kontrol Mean 19.3527 .72886
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 17.8620 Upper Bound 20.8434
5% Trimmed Mean 18.9706 Median 18.3200 Variance 15.937 Std. Deviation 3.99213 Minimum 13.88 Maximum 32.82 Range 18.94 Interquartile Range 3.88 Skewness 1.844 .427Kurtosis 4.131 .833
Perlakuan Mean 19.0843 .5529495% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 17.9535 Upper Bound 20.2152
5% Trimmed Mean 18.8833 Median 18.7400 Variance 9.172 Std. Deviation 3.02855 Minimum 14.66 Maximum 28.54 Range 13.88 Interquartile Range 3.75 Skewness 1.013 .427Kurtosis 1.897 .833
117
Tests of Normality Kelompo
ksubyekuji
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig. BMI Kontrol .210 30 .002 .828 30 .000
Perlakuan .113 30 .200* .939 30 .083a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Lampiran 15. Output Uji Kebermaknaan Karakteristik Populasi Lansia Terkait Body Mass Index (BMI)
Mann-Whitney Test Ranks
Kelompok subjek penelitian N Mean Rank Sum of Ranks
BMI 1 30 30.08 902.50 2 30 30.92 927.50 Total 60
Test Statisticsa
BMI Mann-Whitney U 437.500Wilcoxon W 902.500Z -.185Asymp. Sig. (2-tailed) .853
a. Grouping Variable: Kelompoksubyekuji
Lampiran 16. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Awal Kadar Kolesterol Total
Case Processing Summary
Kelompoksubyekuji
Cases Valid Missing Total
N Percen
t N Percen
t N Percen
t Kolesterolt 1 30 100% 0 .0% 30 100%
118
otal 2 30 100% 0 .0% 30 100%
Descriptives
Kelompoksubyekuji
Statistic
Std. Error
Kolesteroltotal
1 Mean 208.83 7.74295% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 193.00 Upper Bound
224.67
5% Trimmed Mean 206.31 Median 207.50 Variance 1798.2
13
Std. Deviation 42.405 Minimum 154 Maximum 316 Range 162 Interquartile Range 66 Skewness .820 .427Kurtosis -.039 .833
2 Mean 206.93 5.47695% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 195.73 Upper Bound
218.13
5% Trimmed Mean 208.48 Median 210.00 Variance 899.44
4
Std. Deviation 29.991 Minimum 115 Maximum 257 Range 142 Interquartile Range 41 Skewness -.874 .427Kurtosis 1.711 .833
119
Tests of Normality
Kelompoksubyekuji
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statisti
c df Sig. Statisti
c df Sig. Kolesteroltotal
1 .139 30 .146 .922 30 .031 2 .088 30 .200(*
) .954 30 .222
* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction Keterangan : 1 = kontrol 2 = perlakuan Lampiran 17.Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal Kolesterol Total
Group Statistics
Kelompoksubyekuji N Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kolesteroltotal Kontrol 30 208.83 42.405 7.742Perlakuan 30 206.93 29.991 5.476
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lowe
r Uppe
r Kolesteroltotal
Equal variances assumed
3.309 .074 .200 58 .842 1.900 9.483
-17.08
2
20.882
Equal variances not
.200 52.205 .842 1.900 9.483
-17.12
7
20.927
120
assumed
Lampiran 18.Uji Normalitas Profil Pengukuran Awal HDL
Case Processing Summary
Kelompoksubyekuji
Cases Valid Missing Total
N Percent N Percent N PercentHDL 1 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
2 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Descriptives
Kelompoksubyekuji Statistic
Std. Error
HDL 1 Mean 50.47 1.85195% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 46.68
Upper Bound 54.25
5% Trimmed Mean 50.61 Median 51.50 Variance 102.740 Std. Deviation 10.136 Minimum 29 Maximum 69 Range 40 Interquartile Range 16 Skewness -.208 .427Kurtosis -.779 .833
2 Mean 50.90 2.12495% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 46.56
Upper Bound 55.24
5% Trimmed Mean 50.20 Median 47.50 Variance 135.334 Std. Deviation 11.633 Minimum 33
121
Maximum 87 Range 54 Interquartile Range 17 Skewness .991 .427Kurtosis 1.541 .833
Tests of Normality
Kelompoksubyekuji
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statisti
c df Sig. Statisti
c df Sig. HDL 1 .106 30 .200(*) .970 30 .540
2 .132 30 .195 .918 30 .024* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction Keterangan : 1 = kontrol 2 = perlakuan Lampiran 19. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal HDL
Group Statistics
Kelompoks
ubyekuji N Mean Std.
Deviation
Std. Error Mean
HDL Kontrol 30 50.47 10.136 1.851 Perlakuan 30 50.90 11.633 2.124
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
122
HDL Equal variances assumed
.294 .589 -
.154 58 .878 -.433 2.817 -6.072 5.206
Equal variances not assumed
-.154
56.933 .878 -.433 2.81
7 -6.075 5.208
Lampiran 20.Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Awal LDL
Case Processing Summary
Kelompoksubyekuji
Cases Valid Missing Total
N Percent N Percent N PercentLDL 1 30 100.0
% 0 .0% 30 100.0%
2 30 100.0% 0 .0% 30 100.0
%
123
Descriptives
Kelompoksubyekuji Statistic
Std. Error
LDL 1 Mean 134.460 6.223495% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 121.732
Upper Bound 147.188
5% Trimmed Mean 133.204 Median 132.400 Variance 1161.91
8
Std. Deviation 34.0869 Minimum 82.0 Maximum 211.2 Range 129.2 Interquartile Range 42.8 Skewness .677 .427Kurtosis -.352 .833
2 Mean 134.713 4.761395% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 124.975
Upper Bound 144.451
5% Trimmed Mean 135.344 Median 133.500 Variance 680.112 Std. Deviation 26.0790 Minimum 58.0 Maximum 194.2 Range 136.2 Interquartile Range 30.4 Skewness -.471 .427Kurtosis 1.828 .833
Tests of Normality
Kelompoksubyekuji
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statisti
c df Sig. Statisti
c df Sig. LDL 1 .135 30 .170 .936 30 .073
2 .094 30 .200(*) .971 30 .572* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
124
Keterangan : 1 = kontrol 2 = perlakuan Lampiran 21. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal LDL
Group Statistics
Kelompoksubyekuji N Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
LDL Kontrol 30 134.460 34.0869 6.2234 Perlakuan 30 134.713 26.0790 4.7613
Independent Samples Test
Lampiran 22. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Awal-Pengukuran Akhir Kadar Kolesterol Total pada Kelompok Perlakuan
Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent kolesterolawal 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%kolesterolakhi 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Levene's Test for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig
. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error Difference
95% Confidence
Interval of the Difference
Lower Uppe
r LDL Equal
variances assumed
2.598
.112 -.032 58 .974
-.253
3
7.8359
-15.938
5
15.4319
Equal variances not assumed
-.03254.28
6.974
-.253
3
7.8359
-15.961
4
15.4548
125
r
Descriptives
Statistic Std.
Error kolesterolawal Mean 213.63 6.349 95% Confidence
Interval for MeanLower Bound 200.65
Upper Bound 226.62
5% Trimmed Mean 214.24 Median 218.50 Variance 1209.482 Std. Deviation 34.778 Minimum 115 Maximum 285 Range 170 Interquartile Range 44 Skewness -.332 .427 Kurtosis 1.334 .833 kolesterolakhir
Mean 206.93 5.476
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 195.73
Upper Bound 218.13
5% Trimmed Mean 208.48 Median 210.00 Variance 899.444 Std. Deviation 29.991 Minimum 115 Maximum 257 Range 142 Interquartile Range 41 Skewness -.874 .427 Kurtosis 1.711 .833
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. kolesterolawal .117 30 .200(*) .963 30 .374
Kolesterolak .088 30 .200(*) .954 30 .222
126
hir * This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
Lampiran 23. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal-Pengukuran Akhir Kadar Kolesterol Total pada Kelompok Perlakuan Paired Samples Statistics
Mean N Std.
Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 tesawalkolesteroltotal 206.93 30 29.991 5.476
tesakhirkolesteroltotal 213.63 30 34.778 6.349
Paired Samples Test
Paired Differences t df
Sig. (2-
tailed)
Mea
n
Std. Deviation
Std. Error Mea
n
95% Confidence Interval of
the Difference
Low
er Uppe
r Pair 1 tesawalkol
esteroltotal - tesakhirkolesteroltotal
-6.70
0
20.145
3.678
-14.2
22.822 -1.822 29 .079
127
Lampiran 24. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Awal-Pengukuran Akhir Kadar HDL pada Kelompok Perlakuan Case Processing Summary
Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent HDLawal 30 100.0% 0 .0% 30 100.0% HDLakhir 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Descriptives
Statistic Std.
Error HDLawal Mean 51.47 1.930
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 47.52 Upper Bound
55.41
5% Trimmed Mean 50.61 Median 47.50 Variance 111.775 Std. Deviation 10.572 Minimum 40 Maximum 83 Range 43 Interquartile Range 17 Skewness 1.139 .427 Kurtosis 1.084 .833
HDLakhir Mean 50.90 2.124 95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 46.56 Upper Bound
55.24
5% Trimmed Mean 50.20 Median 47.50 Variance 135.334 Std. Deviation 11.633 Minimum 33 Maximum 87 Range 54 Interquartile Range 17 Skewness .991 .427 Kurtosis 1.541 .833
128
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig. HDLawal .195 30 .005 .884 30 .003
HDLakhir .132 30 .195 .918 30 .024
a Lilliefors Significance Correction Lampiran 25. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal-Pengukuran Akhir Kadar HDL pada Kelompok Perlakuan
Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks
N Mean Rank
Sum of Ranks
tesakhirHDL - tesawalHDL
Negative Ranks 10(a) 13.70 137.00
Positive Ranks 15(b) 12.53 188.00
Ties 5(c) Total 30
a tesakhirHDL < tesawalHDL b tesakhirHDL > tesawalHDL c tesakhirHDL = tesawalHDL
Test Statistics(b)
tesakhirHDL -
tesawalHDLZ -.688(a)Asymp. Sig. (2-tailed) .492
a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test
129
Lampiran 26. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Awal-Pengukuran Akhir Kadar LDL pada Kelompok Perlakuan Case Processing Summary
Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent LDLperlakuanawal 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
LDLperlakuanakhir 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
130
Descriptives Statistic Std. ErrorLDLperlakuanawal
Mean 134.713 4.7613
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 124.975
Upper Bound 144.451
5% Trimmed Mean 135.344 Median 133.500 Variance 680.112 Std. Deviation 26.0790 Minimum 58.0 Maximum 194.2 Range 136.2 Interquartile Range 30.4 Skewness -.471 .427 Kurtosis 1.828 .833LDLperlakuanakhir
Mean 139.733 5.1927
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 129.113
Upper Bound 150.354
5% Trimmed Mean 140.707 Median 139.000 Variance 808.914 Std. Deviation 28.4414 Minimum 58.4 Maximum 192.4 Range 134.0 Interquartile Range 41.6 Skewness -.482 .427 Kurtosis .940 .833
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. LDLperlakuanawal .094 30 .200(*) .971 30 .572
LDLperlakuanakhir .081 30 .200(*) .968 30 .483
131
* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
Lampiran 27. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal-Pengukuran Akhir Kadar LDL pada Kelompok Perlakuan
Paired Samples Statistics
Mean N Std.
Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 tesawalLDL 134.713 30 26.0790 4.7613
tesakhirLDL 139.733 30 28.4414 5.1927
Paired Samples Test
Paired Differences t df
Sig. (2-
tailed)
Mea
n
Std. Deviati
on
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lowe
r Upper Pair 1
tesawalLDL - tesakhirLDL
-5.02
00
21.4560
3.9173
-13.03
182.9918
-1.28
1 29 .210
Lampiran 28. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Awal-Pengukuran Akhir Kadar Kolesterol Total pada Kelompok kontrol Case Processing Summary
Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent kolesterolkontrolawal 29 100.0% 0 .0% 29 100.0%
kolesterolkontrolakhir 29 100.0% 0 .0% 29 100.0%
132
Descriptives Statistic Std. Errorkolesterolkontrolawal
Mean 210.52 7.822
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 194.49
Upper Bound 226.54
5% Trimmed Mean 208.12 Median 208.00 Variance 1774.330 Std. Deviation 42.123 Minimum 154 Maximum 316 Range 162 Interquartile Range 67 Skewness .800 .434 Kurtosis -.055 .845kolesterolkontrolakhir
Mean 222.79 10.673
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 200.93
Upper Bound 244.65
5% Trimmed Mean 218.75 Median 207.00 Variance 3303.170 Std. Deviation 57.473 Minimum 143 Maximum 381 Range 238 Interquartile Range 77 Skewness 1.055 .434 Kurtosis .895 .845
Tests of Normality
133
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. kolesterolkontrolawal .144 29 .126 .927 29 .045
kolesterolkontrolakhir .140 29 .152 .913 29 .021
a Lilliefors Significance Correction Lampiran 29. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal-Pengukuran Akhir Kadar Kolesterol Total pada Kelompok Kontrol
Paired Samples Statistics
Mean N Std.
Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 kontroltesawalkolesterol 210.52 29 42.123 7.822
kontroltesakhirkolesteroltotal
222.79 29 57.473 10.673
Paired Samples Test
Lampiran 30. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Awal-Pengukuran Akhir Kadar HDL pada Kelompok kontrol
Paired Differences t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std. Deviati
on
Std. Error Mean
95% Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper Pair 1 kontroltesa
walkolesterol - kontroltesakhirkolesteroltotal
-12.27
627.480 5.103 -
22.729 -1.823-
2.406
28 .023
134
Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent hdlawalkontrol 29 100.0% 0 .0% 29 100.0%
hdlakhirkontrol 29 100.0% 0 .0% 29 100.0%
Descriptives
Statistic Std.
Error hdlawalkontrol Mean 210.52 7.822
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 194.49 Upper Bound
226.54
5% Trimmed Mean 208.12 Median 208.00 Variance 1774.33
0
Std. Deviation 42.123 Minimum 154 Maximum 316 Range 162 Interquartile Range 67 Skewness .800 .434 Kurtosis -.055 .845
hdlakhirkontrol Mean 51.59 2.044 95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 47.40 Upper Bound
55.77
5% Trimmed Mean 51.40 Median 50.00 Variance 121.180 Std. Deviation 11.008 Minimum 30 Maximum 78
135
Range 48 Interquartile Range 16 Skewness .218 .434 Kurtosis -.090 .845
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. hdlawalkontrol .144 29 .126 .927 29 .045
hdlakhirkontrol .076 29 .200(*) .989 29 .988
* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
Lampiran 31.Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal-Pengukuran Akhir Kadar HDL pada Kelompok Kontrol
Paired Samples Statistics
Mean N Std.
Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 kontroltesawalHDL 50.93 29 9.985 1.854
kontroltesakhirHDL 51.59 29 11.008 2.044
Paired Samples Test
Paired Differences t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper Pair 1
kontroltesawalHDL - kontroltesakhirHDL
-.655 9.100 1.690 -4.117 2.806 -.388 28 .701
136
Lampiran 32. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Awal-Pengukuran Akhir Kadar LDL pada Kelompok Kontrol Case Processing Summary
Cases Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent LDLkontrolawal 27 100.0% 0 .0% 27 100.0%
LDLkontrolakhir 27 100.0% 0 .0% 27 100.0%
Descriptives
Statistic Std.
Error LDLkontrolawal Mean 131.08 5.921
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 118.91 Upper Bound 143.25
5% Trimmed Mean 130.08 Median 132.40 Variance 946.576 Std. Deviation 30.766 Minimum 82 Maximum 199 Range 117 Interquartile Range 36 Skewness .661 .448Kurtosis -.127 .872
LDLkontrolakhir
Mean 138.90 6.77795% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 124.97 Upper Bound 152.83
5% Trimmed Mean 138.25 Median 129.60 Variance 1240.06
9
Std. Deviation 35.215 Minimum 82 Maximum 205 Range 123 Interquartile Range 57 Skewness .393 .448
137
Kurtosis -1.046 .872 Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. LDLkontrolawal .128 27 .200(*) .942 27 .137
LDLkontrolakhir .127 27 .200(*) .942 27 .138
* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction Lampiran 33. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal-Pengukuran Akhir Kadar LDL pada Kelompok Kontrol
Paired Samples Statistics
Mean N Std.
Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 kontroltesawalLDL 135.497 29 34.2057 6.3518
kontroltesakhirLDL 143.234 29 37.6555 6.9925
Paired Samples Test
Paired Differences t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std. Deviati
on
Std. Error Mean
95% Confidence
Interval of the Difference
Lowe
r Upper Pair 1 kontrolt
esawalLDL - kontroltesakhirLDL
-7.737
9
17.1197 3.1790
-14.24
99
-1.2260 -2.434 28 .022
138
Lampiran 34. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Akhir Kadar Kolesterol Total Kelompok Perlakuan dan Kontrol
Case Processing Summary
Descriptives(a)
kelompoksubjekuji
Cases Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percen
t tesakhirkolesteroltotal
kontrol 29 100.0% 0 .0% 29 100.0%
perlakuan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
kelompoksubjekuji Statistic
Std. Error
tesakhirkolesteroltotal
kontrol Mean 222.79 10.673
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 200.93
Upper Bound 244.65
5% Trimmed Mean 218.75 Median 207.00 Variance 3303.17
0
Std. Deviation 57.473 Minimum 143 Maximum 381 Range 238 Interquartile Range 77 Skewness 1.055 .434 Kurtosis .895 .845 perlakuan Mean 213.63 6.349 95% Confidence
Interval for Mean Lower Bound 200.65
Upper Bound 226.62
5% Trimmed Mean 214.24 Median 218.50 Variance 1209.48
139
a There are no valid cases for tesakhirkolesteroltotal. Statistics cannot be computed. Tests of Normality(b)
kelompoksubjekuji
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig. tesakhirkolesteroltotal
kontrol .140 29 .152 .913 29 .021
perlakuan .117 30 .200(*) .963 30 .374
* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction b There are no valid cases for tesakhirkolesteroltotal. Statistics cannot be computed. Lampiran 35. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Akhir Kadar Kolesterol Total antara Kelompok Perlakuan dan Kontrol
Group Statistics
kelompoksubje
kuji N Mean Std.
Deviation
Std. Error Mean
kolesteroltotal kontrol 29 222.79 57.473 10.673 perlakuan 30 213.63 34.778 6.349
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
kolesteroltotal
Equal variances
7.045 .010 .74
4 57 .460 9.160 12.319 -
15.51 33.829
2 Std. Deviation 34.778 Minimum 115 Maximum 285 Range 170 Interquartile Range 44 Skewness -.332 .427 Kurtosis 1.334 .833
140
assumed 0
Equal variances
not assumed
.738
45.790
.465 9.160 12.418
-15.84
0 34.160
Lampiran 36. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Akhir HDL Kelompok Perlakuan dan Kontrol
Case Processing Summary
kelompoksubjekuji Cases
Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent HDL kontrol 29 100.0% 0 .0% 29 100.0% perlakuan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
141
Descriptives
kelompoksubjekuji Statistic
Std. Error
HDL kontrol Mean 51.59 2.044 95% Confidence
Interval for Mean Lower Bound 47.40
Upper Bound 55.77
5% Trimmed Mean 51.40 Median 50.00 Variance 121.180 Std. Deviation 11.008 Minimum 30 Maximum 78 Range 48 Interquartile Range 16 Skewness .218 .434 Kurtosis -.090 .845 perlakuan Mean 51.47 1.930 95% Confidence
Interval for Mean Lower Bound 47.52
Upper Bound 55.41
5% Trimmed Mean 50.61 Median 47.50 Variance 111.775 Std. Deviation 10.572 Minimum 40 Maximum 83 Range 43 Interquartile Range 17 Skewness 1.139 .427 Kurtosis 1.084 .833
Tests of Normality
kelompoksubjekuji Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig. HDL kontrol .076 29 .200(*) .989 29 .988 perlakuan .195 30 .005 .884 30 .003
* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
142
Lampiran 37. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Akhir Kadar HDL antara Kelompok Perlakuan dan Kontrol
Ranks
Kelompoksubjekuji N
Mean Rank
Sum of Ranks
tesakhirHDL Kontrol 29 30.62 888.00 Perlakuan 30 29.40 882.00 Total 59
Test Statistics(a)
tesakhirHD
L Mann-Whitney U 417.000Wilcoxon W 882.000Z -.273Asymp. Sig. (2-tailed) .785
a Grouping Variable: kelompoksubjekuji Lampiran 38. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Akhir LDL Kelompok Perlakuan dan Kontrol
Case Processing Summary
kelompoksubjekuji Cases
Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent LDL kontrol 27 100.0% 0 .0% 27 100.0% perlakuan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
143
Descriptives
kelompoksubjekuji Statistic
Std. Error
LDL kontrol Mean 138.896 6.7771 95% Confidence
Interval for Mean Lower Bound 124.966
Upper Bound 152.827
5% Trimmed Mean 138.253 Median 129.600 Variance 1240.069 Std. Deviation 35.2146 Minimum 82.4 Maximum 205.2 Range 122.8 Interquartile Range 57.0 Skewness .393 .448 Kurtosis -1.046 .872 perlakuan Mean 139.733 5.1927 95% Confidence
Interval for Mean Lower Bound 129.113
Upper Bound 150.354
5% Trimmed Mean 140.707 Median 139.000 Variance 808.914 Std. Deviation 28.4414 Minimum 58.4 Maximum 192.4 Range 134.0 Interquartile Range 41.6 Skewness -.482 .427 Kurtosis .940 .833
Tests of Normality
kelompoksubjekuji Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig. LDL kontrol .127 27 .200(*) .942 27 .138 perlakuan .081 30 .200(*) .968 30 .483
* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
144
Lampiran 39. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Akhir Kadar LDL antara Kelompok Perlakuan dan Kontrol
Group Statistics
kelompoks
ubjekuji N Mean Std.
Deviation
Std. Error Mean
LDL kontrol 27 138.896 35.2146 6.7771 perlakuan 30 139.733 28.4414 5.1927
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
LDL Equal variances assumed
2.788 .101 -
.099 55 .921 -.8370 8.4419
-17.75
51
16.0810
Equal variances
not assumed
-.098
50.030 .922 -.8370 8.537
7
-17.98
53
16.3112
145
Lampiran 40. Output Uji Normalitas Selisih Kadar Kolesterol Total antara Kelompok Perlakuan dan Kontrol pada Pengukuran Awal dan Akhir
Case Processing Summary
kelompoksubjekuji Cases
Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent selisihkoltotbaru
kontrol 29 100.0% 0 .0% 29 100.0%
perlakuan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
146
Descriptives
kelompoksubjekuji Statistic
Std. Error
selisihkoltotbaru
kontrol Mean 12.28 5.10
3
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 1.82
Upper Bound 22.73
5% Trimmed Mean 10.80 Median 12.00 Variance 755.135 Std. Deviation 27.480 Minimum -38 Maximum 92 Range 130 Interquartile Range 42 Skewness .860 .434 Kurtosis 1.474 .845 perlakuan Mean 6.67 3.68
4 95% Confidence Interval for
Mean Lower Bound -.87
Upper Bound 14.20
5% Trimmed Mean 5.50 Median 4.00 Variance 407.126 Std. Deviation 20.177 Minimum -28 Maximum 68 Range 96 Interquartile Range 29 Skewness 1.045 .427 Kurtosis 1.672 .833
147
Tests of Normality
kelompoksubjekuji
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig. selisihkoltotbaru
kontrol .121 29 .200(*) .951 29 .197
perlakuan .148 30 .091 .935 30 .068 * This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction Lampiran 41. Output Uji Kebermaknaan Selisih Kadar Kolesterol Total antara Kelompok Perlakuan dan Kontrol pada Pengukuran Awal dan Akhir Group Statistics
kelompoksubjekuji N Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
selisihkoltotbaru
kontrol 29 12.28 27.480 5.103
perlakuan 30 6.67 20.177 3.684
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence
Interval of the Difference
Lowe
r Upperselisihkoltotbaru
Equal variances assumed
1.600 .211 .89
6 57 .374 5.609 6.261 -6.929 18.147
Equal variances not assumed
.891
51.330 .377 5.609 6.294 -7.024 18.24
2
148
Lampiran 42. Output Uji Normalitas Selisih Kadar HDL antara Kelompok Perlakuan dan Kontrol pada Pengukuran Awal dan Akhir
Case Processing Summary
kelompoksubjekuji Cases
Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent selisihhdlbaru
kontrol 29 100.0% 0 .0% 29 100.0%
perlakuan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0% Descriptives
kelompoksubjekuji
Statistic
Std. Error
Selisihhdlbaru
kontrol Mean -.66 1.690
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound -4.12
Upper Bound 2.81
5% Trimmed Mean -.44 Median -1.00 Variance 82.805 Std. Deviation 9.100 Minimum -24 Maximum 20 Range 44 Interquartile Range 9 Skewness -.438 .434 Kurtosis 2.086 .845 perlakuan Mean -.50 .879 95% Confidence Interval for
Mean Lower Bound -2.30
Upper Bound 1.30
5% Trimmed Mean -.43 Median -.50 Variance 23.155 Std. Deviation 4.812 Minimum -13 Maximum 9 Range 22 Interquartile Range 5
149
Skewness -.036 .427 Kurtosis .582 .833
Tests of Normality
kelompoksubjekuji
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statist
ic df Sig. Statisti
c df Sig. selisihhdlbaru
kontrol .179 29 .019 .913 29 .021
perlakuan .125 30 .200(*) .968 30 .489
* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
Lampiran 43. Output Uji Kebermaknaan Selisih Kadar HDL antara Kelompok Perlakuan dan Kontrol pada Pengukuran Awal dan Akhir
Ranks
kelompoksubje
kuji N Mean Rank
Sum of Ranks
selisihhdlbaru kontrol 29 29.78 863.50 perlakuan 30 30.22 906.50
Total 59
Test Statistics(a)
selisihhd
lbaru Mann-Whitney U 428.500
Wilcoxon W 863.500 Z -.099
Asymp. Sig. (2-tailed) .921
a Grouping Variable: kelompoksubjekuji Lampiran 44. Output Uji Normalitas Selisih Kadar LDL antara Kelompok Perlakuan dan Kontrol pada Pengukuran Awal dan Akhir
Case Processing Summary kelompok Cases
150
subjekuji Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent selisihpengukuranLDL
kontrol 27 100.0% 0 .0% 27 100.0%
perlakuan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0% Descriptives
kelompoksubjekuji
Statistic
Std. Error
selisihpengukuranLDL
kontrol Mean 7.815 3.19
26
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 1.252
Upper Bound
14.377
5% Trimmed Mean 7.185 Median 6.600 Variance 275.2
00
Std. Deviation 16.5891
Minimum -21.6 Maximum 53.6 Range 75.2 Interquartile Range 24.6 Skewness .528 .448 Kurtosis 1.022 .872 perlakuan Mean 5.847 3.87
76 95% Confidence Interval for
Mean Lower Bound -2.084
Upper Bound
13.777
5% Trimmed Mean 5.104 Median 1.700 Variance 451.0
67
Std. Deviation 21.2383
Minimum -34.2
151
Maximum 65.8 Range 100.0 Interquartile Range 25.0 Skewness .660 .427 Kurtosis 1.019 .833
Tests of Normality
kelompoksubjekuji
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statisti
c df Sig. Statistic df Sig. selisihpengukuranLDL
kontrol .088 27 .200(*) .972 27 .654
perlakuan .120 30 .200(*) .970 30 .540 * This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
Lampiran 45. Output Uji Kebermaknaan Selisih Kadar LDL antara Kelompok Perlakuan dan Kontrol pada Pengukuran Awal dan Akhir
Group Statistics
kelompoksubjekuji N Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
selisihpengukuranLDL
kontrol 27 7.815 16.5891 3.1926
perlakuan 30 5.847 21.2383 3.8776
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lowe
r Upper
152
selisihpengukuranLDL
Equal variances assumed
1.270 .265 .38
7 55 .700 1.9681
5.0884
-8.229
1
12.1654
Equal variances not assumed
.392
53.978 .697 1.968
15.022
8
-8.102
0
12.0383
153
Lampiran 46. Surat Ijin dari BAPPEDA Yogyakarta
154
Lampiran 47. Surat Keterangan Kelaikan Etik (Ethical Clearance)
155
Lampiran 48. Materi Ceramah
156
157
158
159
160
Lampiran 49. Leaflet Bagian Luar
Lampiran 50. Leaflet Bagian Dalam
161
Lampiran 51. Dokumentasi Kegiatan