14
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) DAN DANA BAGI HASIL (DBH) TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) (Studi Empiris pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2017) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh: NOVA YURISTA SANTI B 200 156 013 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA …eprints.ums.ac.id/71708/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · solusi untuk semua jenis masalah ... 1) Normalitas, 2) Uji Multikolonieritas, 3) Uji

  • Upload
    dodan

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA

ALOKASI UMUM (DAU), DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)

DAN DANA BAGI HASIL (DBH) TERHADAP INDEKS

PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

(Studi Empiris pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur

Tahun 2014-2017)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh:

NOVA YURISTA SANTI

B 200 156 013

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

2

3

4

1

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI

UMUM (DAU), DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) DAN DANA BAGI

HASIL (DBH) TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) (Studi Empiris pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2017)

Abstrak

Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Asli

Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan

Dana Bagi Hasil (DBH) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Populasi

dalam penelitian ini adalah PAD, DAU, DAK, DBH dan IPM di kabupaten/kota

di Provinsi Jawa Timur tahun 2014-2017. Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini sebanyak 38x4 tahun atau sebanyak 152 sampel. Metode

pengumpulan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Dalam

penelitian ini untuk menganalisis data dilakukan dengan menggunakan model

regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PAD, DAU dan

DBH berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia, sedangkan DAK tidak

berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia.

Kata Kunci: pendaatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus,

dana bagi hasil, indeks pembangunan manusia.

Abstract

The purpose of this research is to know the influence of Original Local

Government Revenue, Special Allocation Fund, General Allocation Fund and

Profit Sharing Fund to Human Development Index. The population in this

research are PAD, DAK, DAU, DBH, and IPM in districts / cities at East Java

province in 2014-2017. The sample in this research amounting 38x4 years or

152. Sampling method using purposive sampling technique. In this research to

analyze the data using multiple linear regression model. The results of this

research indicate that PAD, DAU and DBH affect the human development

index, while DAK have no effect on human development index.

Keywords: Original Local Government Revenue, special allocation fund, general

allocation fund, profit sharing fund, human development index.

1. PENDAHULUAN

Pidato Presiden dalam pengantar Nota Keuangan dan Rancangan APBN (R-

APBN) 2016, pemerintah untuk pertama kalinya mengalokasikan belanja transfer

ke daerah lebih besar dibandingkan dengan belanja Kementrian/Lembaga (K/L).

Hal ini didasarkan atas pertimbangan semakin banyaknya kewenangan yang sudah

diserahkan kepada daerah di era desentralisasi fiskal dan otonomi daerah.

Desentrali fiskal sendiri adalah kewenangan untuk mengalokasikan belanja sesuai

dengan diskresi seutuhnya masing-masing daerah. Upaya yang sangat besar

2

dilakukan, bagaimanapun caranya dilakukan hanya untuk membuat kemajuan

sederhana menuju pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kinerja yang

tidak merata, terjadi perdebatan tentang desirabilitas desentralisasi fiskal dan

bagaimana mengatasinya (Paul Smoke, 2001). Desentralisasi fiskal merupakan

sebuah masalah dan menjadi perhatian utama bagi negara-negara berkembang

pada 1990-an. Bahkan kemunculan desentralisasi fiskal di Indonesia sangat dekat

dengan isu-isu politik dan kekhawatiran atas disintegrasi nasional (Khusaini,

2006). Bagi negara-negara berkembang, desentralisasi fiskal diyakini menjadi

solusi untuk semua jenis masalah ekonomi dan politik yang dihadapi, namun

desentralisasi fiskal juga memiliki potensi masalah, yang menyebabkan masalah

baru yang menjadi beban tambahan yang telah bertahan selama bertahun-tahun.

Pendapatan asli daerah (PAD) merupakan semua penerimaan yang diperoleh

daerah dari sumber-sumber dalam wilahnya sendiri yang dipungut berdasarkan

peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

(Halim, 2004: 96). UU Nomor 25 Tahun 2005 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, terdiri dari Dana Alokasi

Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil (DBH).

Dana perimbangan tersebut bertujuan untuk mengurangi ketimpangan

kemampuan keuangan antar daerah (horizontal imbalance) yang hanya

bersumber dari PAD. Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 menyatakan bahwa

DAU merupakan dana yang berasal dari pendapatan APBN yang dialokasikan

untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan

Daerah Otonom dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

Pengertian DAK diatur dalam Pasal 1 angka 23 Undang-Undang Nomor 33

Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Keuangan Pusat dan

Keuangan Daerah, yang menyebutkan bahwa: “Dana Alokasi Khusus, selanjutnya

disebut DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang

dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai

kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas

nasional. Pelaksanaan DAK sendiri diarahkan pada kegiatan investasi

pembangunan, pengadaan, peningkatan, dan/atau perbaikan sarana dan prasarana

3

fisik pelayanan masyarakat dengan umur ekonomis yang panjang, termasuk

pengadaan sarana fisik penunjang, dan tidak termasuk penyertaan modal. Dana

Bagi Hasil merupakan dana yang dialokasikan kepada tiap-tiap daerah

berdasarkan presentase yang bersumber dari APBN. DBH dialokasikan untuk

membiayai keperluan daerah dalam melaksanakan otonomi daerah.

Pembangunan manusia diartikan sebagai “a process of enlarging people’s

choices” yang merupakan tahapan dalam peningkatan taraf hidup manusia. Hal ini

terungkap dalam publikasi United Nations Development Programme (UNDP)

melalui Human Development Report tahun 1996 tentang Konsep Indeks

Pembangunan Manusia (IPM). IPM dapat diukur dengan menggunakan tiga

indikator dasar, yaitu: usia, ilmu yang dimiliki, dan kelayakan dalam pemenuhan

kebutuhan hidup. Peneliti memilih Provinsi Jawa Timur sebagai populasi

penelitian, karena di Provinsi Jawa Timur IPM dari tahun ke tahun mengalami

kenaikan yang signifikan. Peneliti tertarik meneliti Indeks Pembangunan Manusia

yang mengalami kenaikan tersebut dilihat dari unsur PAD, DAU, DAK, dan

DBH.

2. METODE

Populasi dalam penelitian ini adalah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Timur

yang meliputi 29 daerah kabuoaten dan 9 daerah Kota sehingga daerah total

populasi adalah 38 data. Penelitian ini mengambil data pada tahun 2014-2017.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 38x4 tahun atau sebanyak

152 tahun amatan. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model

pengujian regresi linear berganda dengan bantuan software SPSS versi 21.0.

Penelitian ini dilakukan dengan uji asumsi klasik terlebih dahulu, sebelum

melakukan pengujian hipotesis dalam penelitian ini. Pengujian regresi linear

berganda dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini memenuhi syarat bebas

dari asumsi klasik, untuk itu perlu dilakukan pengujian asumsi klasik yang terdiri

dari : 1) Normalitas, 2) Uji Multikolonieritas, 3) Uji Autokorelasi, dan 4) Uji

Heteroskedastisitas. Pengujian hipotesis dilakuan dengan beberapa uji yaitu: 1)

Uji F, 2) Uji t, dan 3) Uji Koefisien determinasi (R²).

4

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan uji regresi, peneliti harus memastikan bahwa uji regresi yang

dilakukan adalah bebas dari uji asumsi klasik.

3.1.1 Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov:

Besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,016 dan signifikan pada 0,253 >

0,05, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa data yang digunakan dalam

penelitian ini terdistribusi normal.

3.1.2 Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan hasil dari SPSS dapat dijelaskan bahwa nilai. masing-masing

variable independen berada di atas 0,05, sehingga model penelitian bebas

heteroskedastisitas.

3.1.3 Uji Autokorelasi

Hasil perhitungan uji autokorelasi memperoleh nilai DW sebesar 1,446, nilai

ini akan dibandingkan dengan nilai batas bawah -2 dan batas atas 2, nilai DW

terletak diantara (-2<DW<2) maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam

penelitian ini tidak ada masalah autokorelasi.

3.1.4 Uji Multikolinieritas

Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa semua variable bebas yang

memiliki Tolerance lebih dari 0,1 dan semua variable bebas memiliki nilai VIF

kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi korelasi

antar variable independen sehingga model regresi ini tidak ada masalah

multikolinieritas.

3.2 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan model analisis regresi

linier berganda dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05. Hasil pengujian

hipotesis diatas menunjukkan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

IPM = 75,250 + 5,275E-6PAD – 7,629E-6DAU –

4,070E-7DAK – 3,668E-6DBH + ε (1)

3.3 Uji F

Berdasarkan hasil pengujian yang tertera di dalam tabel menunjukkan bahwa nilai

F hitung sebesar 17,674 dengan probabilitas 0,000 < 0,05 sehingga dapat

5

disimpulkan bahwa terdapat secara keseluruhan variable pendapatan asli daerah,

dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dan dana bagi hasil berpengaruh

terhadap indeks pembangunan manusia. Dari hasil uji F tersebut juga dapat

diketahui bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah fit.

3.4 Uji t

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui hubungan yang signifikan dari

masing-masing variable bebas terhadap variable terikatnya. Variable pendapatan

asli daerah diketahui dari nilai signifikansi yaitu sebesar 0,000 < α= 0,05. Oleh

karena itu, H1 diterima dan artinya pendapatan asli daerah berpengaruh terhadap

indeks pembangunan manusia. Variable dana alokasi umum diketahui dari nilai

signifikansi 0,000 < α = 0,05. Oleh karena itu, H2 diterima dan artinya dana

alokasi umum mempunyai pengaruh terhadap indeks pembangunan manusia.

Variable dana alokasi khusus diketahui dari nilai signifikansi 0,883 > α = 0,05.

Oleh karena itu, H3 ditolak dan artinya dana alokasi khusus tidak berpengaruh

terhadap indeks pembangunan manusia. Variable dana bagi hasil diketahui dari

nilai signifikansi sebesar 0,019 < α = 0,05. Oleh karena itu, H4 diterima dan

artinya dana bagi hasil mempunyai pengaruh terhadap indeks pembangunan

manusia.

3.5 Uji Koefisien Determinasi (R²)

Hasil perhitungan dari Adjusted R² sebesar 0,369. Hal ini menunjukkan bahwa

36,9% variasi indeks pembangunan manusia suatu daerah dapat dijelaskan oleh

besarnya variable pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi

khusus, dan dana bagi hasil. Sedangkan 63,1% sisanya dijelaskan oleh variable

lain di luar model yang digunakan dalam penelitian ini.

3.6 Pembahasan

Hipotesis pertama menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD)

berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada pemerintah

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur periode tahun 2014-2017. Hasil uji t

variable pendapatan asli daerah mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,000 <

0,05. Hal ini berarti H1 diterima, artinya PAD berpengaruh terhadap indeks

pembangunan manusia. Hasil ini dapat dijelaskan bahwa Pendapatan Asli Daerah

6

adalah pendapatan yang berkontribusi demi menunjang kemampuan daerah dalam

rangka desentralisasi (Nindhita M, 2018).

Hipotesis kedua menyatakan bahwa Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh

terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada pemerintah Kabupaten/Kota

di Provinsi Jawa Timur periode tahun 2014-2017. Hasil uji t variable pendapatan

asli daerah mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini berarti H2

diterima, artinya alokasi DAU yang tinggi bagi suatu daerah bukan indikator

kekayaan, melainkan pengalokasian dana yang tinggi tersebut berhubungan

dengan belanja langsung yang berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan

masyarakat (Mudrika Alamsyah Hasan & Muhammad Fajar Suryo Agung, 2018).

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa Dana Alokasi Khusus (DAK) tidak

berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada pemerintah

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur periode tahun 2014-2017. Hasil uji t

variable pendapatan asli daerah mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,883 >

0,05. Hal ini berarti H3 ditolak, artinya DAK tidak berpengaruh terhadap indeks

pembangunan manusia. Tidak adanya pengaruh DAK terhadap indeks

pembangunan manusia disebabkan karena pembangunan manusia tidak hanya

dapat dijelaskan dari segi kuantitas (fisik, bangunan) melainkan juga dari

segi kualitas (hidup, manusia) (Zulfikar dan Hastu Sarkoro, 2018).

Hipotesis keempat menyatakan bahwa Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh

terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada pemerintah Kabupaten/Kota

di Provinsi Jawa Timur periode tahun 2014-2017. Hasil uji t variable pendapatan

asli daerah mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,019 < 0,05. Pemerintah daerah

dalam membiayai kegiatan daerahnya memiliki kemampuan yang berbeda-beda

yang menyebabkan adanya ketimpangan fiscal antara satu daerah dengan daerah

lainnya.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut, berdasarkan hasil

analisis data diketahui bahwa pendapatan asli daerah berpengaruh terrhadap

7

indeks pembangunan manusia, hasil ini dibuktikan dengan nilai signifkasi 0,000 <

α = 0,05, sehingga H1 diterima. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa

dana alokasi umum berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia, hasil ini

dibuktikan dengan nilai signifikansi 0,000 < α = 0,05, sehingga H2 diterima.

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa dana alokasi khusus tidak

berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia, hasil ini dibuktikan dengan

nilai signifikansi 0,883 > α = 0,05, sehingga H3 ditolak. Berdasarkan hasil

analisis data diketahui bahwa dana bagi hasil berpengaruh terhadap indeks

pembangunan manusia, hasil ini dibuktikan dengan nilai signifikansi 0,019 < α =

0,05, sehingga H4 diterima.

4.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan bahan

pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil penelitian yang

lebih baik lagi. Keterbatasan tersebut antara lain: Peneliti hanya mengambil

sampel kabupaten/kota yang terdapat di provinsi Jawa Timur, sehingga hasilnya

tidak bisa menggambarkan keadaan provinsi lain, Periode pengamatan dalam

penelitian ini hanya empat tahun, Penelitian ini hanya menggunakan empat

variable yaitu PAD, DAU, DAK dan DBH sehingga belum memiliki kontribusi

yang berbeda dengan penelitian terdahulu, Peneliti menemukan kesulitan di dalam

menggunakan data penelitian. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini

terkait data PAD, DAU, DAK dan DBH pada kabupaten/kota di provinsi Jawa

Timur tahun 2017 tidak menyajikan data secara lengkap.

4.3 Saran

Berdasarkan keterbatasan dan kelemahan yang ada dalam penelitian ini, maka

dapat ditambahkan bebrapa saran yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian

selanjutnya, yaitu: Untuk penelitian berikutnya diharapkan menggunakan sampel

penelitian yang lebih banyak lagi, misalkan se-pulau Jawa atau semua provinsi

yang ada di Indonesia, sehingga hasilnya akan lebih tergeneralisasi. Sebaiknya

periode pengamatan penelitian ke depan ditambah agar menghasilkan penelitian

yang lebih bervariasi dan akurat. Untuk penelitian selanjutnya dengan tema yang

sama diharapkan menambah variable, seperti belanja modal, pertumbuhan

8

ekonomi yang mempengaruhi indeks pembangunan manusia ataupun variable

yang lainnya, sehingga hasil penelitian bisa memilik ikontribusi yang berbeda

dengan penelitian terdahulu. Diharapkan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur

lebih baik lagi dalam menyajikan data berupa laporan keuangan pemerintah

daerah yang lebih transparan dan lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Muhammad F S, dkk. 2018. “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana

Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Indeks Pembangunan

Manusia Dengan Alokasi Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi

Pada Kabupaten/Kota Provinsi Riau Periode 2011-2015)”. Jurnal Akuntansi,

6 (2) : 190-203. ISSN : 2337-4314.

Ardiansyah, Vitalis Ari, dan Widiyaningsih. 2014. Pengaruh Pendapatan Asli

Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus Terhadap

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah.

Simposium Nasional Akuntansi XVII. Mataram.

Ardhani, Pungky. 2011. “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli

Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus Terhadap

Pengalokasian Anggaran Belanja Modal”. Skripsi. Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro, Semarang.

Bodman Philip & Hodge A. 2009. “Fiscal Decentralisation and Economic

Growth: A Bayesian Model Averaging Approach”. St. Lucia 4072 Australia

JEL Classification: E62, H1, H7, R5. ISSN 1833-4474.

Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

____________. 2012. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Harahap, Riva Ubar. 2011. “Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi

Khusus, Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada

Kab./Kota Propinsi Sumatera Utara”. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis, 11

(1): 113-122.

Hasan, Mudrika A, dkk. 2018. “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi

Umum Dan Danaalokasi Khusus Terhadap Indeks Pembangunan Manusia

Dengan alokasi Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada

Kabupaten/Kota Provinsi Riau Periode 2011-2015)”. Jurnal Akuntansi, 6 (2):

190–203. ISSN 2337-4314.

9

J. Supranto. 2001. Statistik teori dan aplikasi. Jakarta : Erlangga.

Jensen, Michael C & Meckling W H. 2002. “Theory of the Firm: Managerial

Behavior, Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial

Economics, 3 (4) : 305-360.

Khusaini, Mohammad. 2006. Ekonomi Publik Desentralisasi Fiscal dan

Pembangunan Daerah. Madang : BFE UNIBRAW

Kuncoro, Haryo. 2007. Fenomena Flypaper Effect pada Kinerja Keuangan

Pemerintah Daerah Kota dan Kabupaten di Indonesia. Simposium Nasional

Akuntansi X.

Maharditya, Nindhita. 2018. “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana

Alokasi Khusus (DAK), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Bagi Hasil

(DBH) Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Dengan Pengalokasian

Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening”. Skripsi. Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Putra, Putu Gede W, dkk. 2015. “Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum,

Dana Alokasi Khusus, Untuk Meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia”.

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 11 (3) : 863-877. ISSN: 2302-

8556.

Sarkoro dan Zulfikar. 2016. “Dana Alokasi Khusus Dan Pendapatan Asli Daerah

Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (Studi Empiris Pada Pemerintah

Provinsi Se-Indonesia Tahun 2012-2014)”. Riset Akuntansi dan Keuangan

Indonesia, 1 (1) : 0-11.

Sari, Ida Ayu C Y, dkk. 2016. “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Belanja

Modal Pada Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia”. E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana , 15 (3) : 2409-2438. ISSN: 2302-855..

Smoke, Paul. 2001. “Fiscal Decentralization in Developing Countries A Review

of Current Concepts and Practice”. Democracy, Governance and Human

Rights Programme Paper Number 2.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis.Bandung: Alfabeta.

Sularso, Sri. 2003. Metode Penelitian Akuntansi Sebuah Pendekatan Replikasi,

Yogyakarta. BPFE.

Usman, Syaikhu., M. Sulton Mawardi., Adri Poesoro., Asep Suryahadi., Charles

Sampford. 2008. “Mekanisme dan Penggunaan Dana Alokasi Khusus

(DAK)”. Laporan Penelitian SMERU.

10

Wandira, Arbie Gugus. 2013. “Pengaruh PAD, DAU, dan DBH Terhadap

Pengalokasian Belanja Modal”. Accounting Analysis Journal, 2 (1).

Yoanika, RC & Bawono, ADB. 2018. “Analisis Pengaruh Pendapatan Asli

Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) Dengan Belanja Daerah Bidang Pendidikan

Sebagai Variabel Moderating survei dilakukan pada Kabupaten/Kota Se-

Jawa”. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Naskah Publikasi.

Widyasari, Nurul. 2013. “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Bagi

Hasil (Dbh), Dana Alokasi Umum (Dau), Dan Alokasi Khusus (Dak)

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Pdrb) (Studi Empiris Kabupaten/Kota di

Provinsi Jawa Tengah)”. Naskah Publikasi.

UU Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Pusat Dan Pemerintahan Daerah.

UU No 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2005 Tentang Dana

Perimbangan.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Anggaran

Pendapatan Dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2018.

Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

Badan Pusat Statistik. 2018. IPM 2014-2017, (Offline),

(http://www.bps.jatim.go.id diakses tanggal 24 November 2018).

Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan. 2018. Realisasi

APBD 2015-2017, (Offline), (www.djpk.kemenkeu.go.id diakses tanggal 25

November 2018).

Keuangan Daerah Kementrian Dalam Negeri. 2018. Realisasi APBD 2014,

(Offline), (www.keuda.kemendagri.go.id diakses tanggal 25 November 2018).