Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
QUANTUM: Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol. 12, No. 1, 2021, 33-48
Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Lambung Mangkurat
pISSN: 2086-7328, eISSN: 2550-0716. Terindeks di SINTA (Peringkat 3), IPI, IOS, Google
Scholar, MORAREF, BASE, Research Bib, SIS, TEI, ROAD, Garuda dan Scilit.
Received : 02-03-2021, Accepted : 09-04-2021, Published : 30-04-2021
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOKAMI (KOTAK
KARTU MISTERIUS) TEMA PELESTARIAN LINGKUNGAN
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF
Development of Learning Media (Mysterious Card Box) Environmental
Conservation Theme to Improve Cognitive Learning Outcomes
Siti Fatimah Nuralisa*, Mudmainah Vitasari, Adi Nestiadi
Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Ciwaru Raya No.25, Cipare, Serang 42117, Banten, Indonesia
*email: [email protected]
Abstrak. Proses pembelajaran dengan bantuan media pembelajaran akan
meningkatkan hasil belajar kognitif yang optimal. Media pembelajaran yang
dapat diaplikasikan dikelas dan dapat digunakan siswa dengan berdiskusi
mengenai suatu permasalahan yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan,
sehingga siswa bisa memahami dan menerapkan upaya untuk melestarikan
lingkungannya, media tersebut adalah media pembelajaran Kokami (kotak
kartu misterius). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan, mengetahui
kevalidan dan kepraktisan pada media pembelajaran Kokami tema pelestarian
lingkungan. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2020. Metode
penelitian yang digunakan adalah Research and Development R&D, desain
penelitian menggunakan desain Borg & Gall (2003) dan sampel penelitian
menggunakan 40 siswa kelas VII SMP Negeri 1 Menes. Instrumen yang
digunakan adalah lembar validasi untuk uji kevalidan yang dilakukan oleh 3
validator yaitu ahli media, ahli materi dan guru mata pelajaran IPA, serta
angket respons siswa untuk uji kepraktisan. Hasil penelitian dan
pengembangan menunjukan bahwa pengembangan media pembelajaran
Kokami didesain berbeda dari pengembangan sebelumnya dilihat dari
komponen, materi dan inovasi baru yang dibuat peneliti. Hasil uji kevalidan
oleh tiga validator memiliki nilai rata-rata 92,9%, dengan kriteria “Sangat
Baik” artinya valid dapat diuji coba. Hasil uji kepraktisan media pembelajaran
Kokami pada respons siswa menghasilkan nilai rata-rata 96,5% dengan
kriteria “Sangat Baik”.
Kata kunci: media pembelajaran kokami, tema pelestarian lingkungan,
hasil belajar kognitif
Abstract. The learning process used learning media would improve optimal
cognitive learning outcomes. Learning media that could be applied in the
class and could be used by the students to discuss problems that related to
environmental pollution, so the students could be understood and applied
efforts to preserve the environment, those media are Kokami (kotak kartu
misterius) learning media. This research aimed to develop, know the validity
and practicality of Kokami learning media with an environmental
conservation theme. This research was done in November 2020. The research
method used is Research and Development (R&D), the research design used
Borg & Gall design, and samples used 40 students of 7th grade in SMP
Negeri 1 Menes. Instruments used are validation sheets to test the validity by
3 validators which are media expert, material expert, and science teacher,
also questionnaires of students responses to the practical test. The result of
research and development showed that the development of Kokami learning
media was designed differently from the previous development according to
the components, materials, and innovations that the researcher made. The
33
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOKAMI
result of the validity test by three validators has an average value of 92,9% in
the "Excellent" criteria, which meant that the result is valid to test. The result
of the practical test of Kokami learning media to students responses has an
average value of 96,5%, also in the "Excellent" criteria.
Keywords: kokami learning media, environmental conservation theme,
cognitive learning outcome
PENDAHULUAN
Pembelajaran IPA terpadu adalah pendekatan yang dilakukan pada proses
pembelajaran IPA yang dapat...membuat siswa menjadi aktif dalam mencari, untuk
menemukan suatu konsep dan prinsip yang menyeluruh serta saling berkaitan.
Pembelajaran IPA terpadu terdiri dari konsep-konsep yang signifikan menjadi
sebuah tema, tema tersebut hasil dari klasifikasi dan penggabungan beberapa materi,
sehingga materi tidak disampaikan secara berulang, efisien dalam penggunaan
waktu dan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran (Taufiq et al., 2014). Proses
pembelajaran IPA terpadu memberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi
yang dimiliki siswa, dalam proses pembelajaranya mengharapkan dapat
dilaksanakan dengan inspiratif, menyenangkan, komunikatif, memotivasi,
menantang siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran serta meningkatkan
kemampuan berpikir siswa, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa menjadi
lebih meningkat (D. Indriati, S.C.P., 2012).
Proses pembelajaran IPA terpadu dapat berlangsung dengan baik apabila
tercipta interaksi yang interaktif dalam proses pembelajaran yang dilakukan dikelas.
Keterlibatan...guru dan siswa.....dalam proses pembelajaran IPA mempengaruhi
dalam kegiatan penyampaian materi. Guru..menggunakan beberapa jenis strategi
pembelajaran, hal tersebut bertujuan agar proses pembelajaran menjadi lebih baik.
Strategi pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran IPA
terpadu yaitu strategi menggunakan media pembelajaran, penggunaan media
pembelajaran bertujuan untuk mencapai kompetensi agar meningkatkan hasil
belajar siswa (Fatimah, et al., 2014).
Bentuk usaha untuk menjadikan pembelajaran dapat berlangsung secara
optimal, yaitu dengan mengembangkan media pembelajaran yang memiliki kriteria
baik sehingga dapat membantu siswa dalam menerima dan memahami
pembelajaran. Proses pembelajaran yang dibantu media pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar yang optimal, hal tersebut menuntut guru untuk
meningkatkan kemampuan kreatif dan inovatifnya agar bisa membuat media
pembelajaran yang baik untuk melancarkan penyampaian materi pembelajaran
sehingga tujuan untuk meningkatkan hasil...belajar siswa, khususnya dalam aspek
kognitif agar dapat tercapai dengan baik (Suryani, Setiawan and Putria, 2018).
Konsep ideal pada penelitian dan pengembangan ini mengacu pada
kemampuan berpikir kognitif dalam pembelajaran IPA berperan sangat penting
karena dapat meningkatkan hasil belajar yang optimal. Kemampuan berpikir
kognitif yang merupakan salah satu kemampuan yang menentukan keberhasilan
dalam pembelajaran IPA, karena sebagian besar dari aktivitas pembelajaran IPA
melibatkan proses berpikir dan mengingat (Sari, I.K.W., and Wulandari, R., 2020).
Proses pembelajaran IPA pada hakikatnya, meminta siswa untuk melakukan
pembelajaran dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga
pembelajaran IPA bukan hanya merupakan kumpulan fakta-fakta, konsep, atau
prisip-prinsip saja akan tetapi merupakan suatu proses penemuan suatu ide-ide
inovatif untuk menyelesaikan permasalahan (Dewi, K.D.M., Suardana, I.N., and
34
Siti Fatimah Nuralisa, et al.
Selamet, K., 2020). Berdasarkan hal tersebut proses pembelajaran IPA sangat
membutuhkan kemampuan berpikir kognitif siswa yang optimal, agar proses
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, untuk merealisasikan hal tersebut
dalam proses pembelajarannya dibutuhkan media pembelajaran yang dapat melatih
kemampuan kognitif siswa.
Berdasarkan pada kenyataanya dari hasil observasi dan wawancara dengan
guru mata pelajaran IPA di SMP Negeri 1 Menes, ditemukan permasalahan antara
lain: 1) minimnya media pembelajaran yang digunakan, sehingga belum dapat
memotivasi siswa untuk aktif pada kegiatan pembelajaran, serta membuat guru
merasa kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran 2) belum adanya media
pembelajaran IPA Terpadu yang meningkatkan minat siswa pada proses
pembelajaran, 3) belum pernah diadakannya pembelajaran secara IPA terpadu 4)
hasil belajar kognitif siswa yang rendah dan 5) kurangnya pemahaman siswa dalam
materi pelestarian lingkungan, serta tingkat kesadaran siswa dalam menjaga
lingkungan sangat rendah, sehingga dilingkungan sekolah banyak kegiatan siswa
yang menimbulkan pencemaran lingkungan.
Fakta lapangan lainnya yang dikaji mengenai permasalahan yakni minimnya
media pembelajaran. Menurut Anitasari, et al., (2019) menyatakan bahwa tanpa
adanya bantuan media pembelajaran dalam proses pembelajaran, maka akan
mengakibatkan siswa mengalami kesulitan belajar, sehingga dapat menimbulkan
miskonsepsi dan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.
Ketika pemahaman siswa berkurang maka akan mengakibatkan hasil belajar yang
rendah. Selanjutnya, survei yang dilakukan di Indonesia terkait hasil belajar siswa,
dinyatakan bahwa hasil belajar siswa khususnya pada aspek kognitif mata pelajaran
IPA dinyatakan belum maksimal. Hal tersebut dibuktikan oleh data hasil survei
PISA tahun 2015, menyebutkan hasil sains Indonesia menempati peringkat 45 dari
48 negara dengan nilai rerata 403 (Kemendikbud, 2015).
Untuk mengatasi permasalahan tersebut...maka digunakan suatu media
pembelajaran yang dapat diaplikasikan dalam kelas dan digunakan siswa dengan
cara berdiskusi mengenai suatu permasalahan yang berkaitan dengan pencemaran
lingkungan sehingga siswa bisa memahami dan menerapkan upaya untuk
melestarikan lingkungannya, media tersebut yaitu media pembelajaran Kokami.
Media pembelajaran Kokami (kotak kartu misterius) yaitu media pembelajaran yang
digunakan dengan cara permainan yang dapat meningkatkan minat siswa,
menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih aktif, dapat merangsang siswa agar
berpikir kritis,..kreatif dan..inovatif sehingga dapat meningkatkan hasil.belajar siswa
khususnya pada aspek kognitif (Paisah et al., 2013). Menurut Istiqomah, et al.,
(2016) menyatakan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan media
pembelajaran Kokami melalui permainan dan diskusi kelompok dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kognitif siswa dan hasil belajar siswa.
Pengembangan media pembelajaran Kokami pada penelitian dan
pengembangan ini yaitu dilakukan dengan mengembangkan komponen-komponen
yang ada pada media pembelajaran Kokami yaitu kotak, amplop dan kartu. kartu
pada media pembelajaran Kokami meliputi kartu soal dan kartu peraturan
penggunaan, setiap komponen dalam media pembelajaran Kokami akan dibuat
dengan menggunakan bahan yang mengacu pada konsep 3R (Reduce, Reuse,
Recycle) yang bertujuan untuk menerapkan sikap peduli lingkungan pada siswa
untuk membantu melestarikan lingkungan disekitar sesuai tema pembelajaran yang
akan disampaikan. Kemudian pada kartu soal akan dibuat pertanyaan-pertanyaan
yang dikemas lebih menarik, pertanyaan tersebut disesuaikan pada dimensi
pengetahuan dan dimensi proses berpikir kognitif siswa yang bertujuan agar
35
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOKAMI
meningkatkan kemampuan kognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan
lingkungan, ketika kemampuan kognitif siswa meningkat maka akan berdampak
pada hasil belajar kognitifnya. Materi yang akan dibuat pada kartu soal media
pembelajaran Kokami merupakan materi yang terpadu, jadi bukan hanya materi
dalam 1 konsep saja melainkan materi yang bertema dengan model keterpaduan IPA
tipe connected. Peneliti juga akan membuat inovasi baru, berupa konteks yang
menarik untuk menambah pengetahuan siswa dalam melestarikan lingkungan dan
kearifan lokal dilingkungannya. Berdasarkan paparan diatas, peneliti bertujuan
untuk melakukan penelitian...dan...pengembangan dengan judul “Pengembangan
Media Pembelajaran Kokami (Kotak Kartu Misterius) Tema Pelestarian Lingkungan
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif”.
Rumusan masalah dalam penelitian dan pengembangan ini, yaitu 1).
Bagaimana pengembangan media pembelajaran Kokami (kotak kartu misterius)
tema pelestarian lingkungan untuk meningkatkan hasil belajar kognitif ?, 2).
Bagaimana kevalidan media pembelajaran Kokami (kotak kartu misterius) tema
pelestarian lingkungan untuk meningkatkan hasil belajar kognitif ?, 3). Bagaimana
kepraktisan media pembelajaran Kokami (kotak kartu misterius) tema pelestarian
lingkungan untuk meningkatkan hasil belajar kognitif ?.
METODE PENELITIAN
Penelitian dan pengembangan ini, menggunakan metode (Research and
Development R&D). Research and Development (R&D) merupakan metode
penelitian dan pengembangan yang..digunakan untuk menghasilkan suatu
produk..serta menguji kualitas dari produk tersebut (Sugiyono, 2015). Desain
penelitiannya dengan menggunakan model Borg & Gall (2003). Pada penelitian dan
pengembangan digunakan 7 tahapan dari 10 tahapan penelitian model Borg & Gall
(2003) yaitu sampai pada tahap revisi produk. Hal tersebut karena adanya
keterbatasan waktu, biaya dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan
penelitian pada seluruh langkah penelitian menurut model Borg & Gall (2003). Hal
tersebut..sejalan dengan pendapat..Borg & Gall (2003) yang menyarankan dalam
penelitian untuk..jenjang S1, penelitian dapat dibatasi dalam skala kecil yaitu
sampai dihasilkannya produk. 7 tahap penelitian dan pengembangan dari model
Borg & Gall.(2003) sebagai berikut : (1) studi pendahuluan, (2) merencanakan
penelitian (planning), (3) pengembangan desain produk (develop preliminary of
product), (4) uji kevalidan media, (5) revisi hasil uji kevalidan media, (6) uji
kepraktisan media, dan (7) revisi hasil uji kepraktisan media. Dalam Penelitian
dan....pengembangan ini menggunakan sebanyak 40 sampel siswa kelas VII dari
320 siswa sebagai populasi. Penentuan sampel penelitian menggunakan Simple
Random Sampling dengan rumus Slovin. Teknik Simple Random Sampling, yaitu
teknik yang dilakukan peneliti untuk memberikan peluang yang sama pada setiap
anggota populasi untuk dijadikan sampel penelitian, pemilihan dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut (Sugiyono,
2015).
Data utama dalam penelitian dan pengembangan ini berupa data penilaian
kevalidan oleh ahli materi, ahli media, dan guru mata pelajaran IPA dan data
penilaian kepraktisan menggunakan respons siswa pada media pembelajaran
Kokami tema pelestarian lingkungan. Teknik pengumpulan data menggunakan: 1)
Teknik angket berupa lembar validasi oleh ahli media, ahli materi dan guru mata
pelajaran IPA, untuk melakukan uji kevalidan media. 2) Teknik angket respons
siswa dengan menggunakan google form, untuk melakukan uji kepraktisan media.
Teknik analisis data digunakan teknik analisis deskriptif yaitu untuk
36
Siti Fatimah Nuralisa, et al.
mendeskripsikan data kevalidan dan data kepraktisan media pembelajaran Kokami
tema pelestarian lingkungan. Dalam penelitian dan pengembangan ini menggunakan
skala Likert positif dengan 4 skala yang digunakan untuk menilai instrumen dalam
bentuk angket tersebut, Skala likert yang digunakan seperti pada tabel 1. dibawah
ini:
Tabel 1. Skala likert
No Kriteria Skor
1 Sangat Baik 4
2 Baik 3
3 Cukup 2
4 Tidak Baik 1
(Sugiyono, 2017).
Lembar validasi untuk uji kevalidan terdiri dari 20 butir pernyataan dan
angket respons siswa untuk uji kepraktisan terdiri dari 10 butir pernyataan. Masing-
masing memiliki 4 pilihan kriteria jawaban sesuai pada Tabel 1 Skala Likert.
Berdasarkan standar penilaian yang telah ditetapkan, dapat diketahui hasil dari
penilaian terhadap media pembelajaran Kokami yang dikembangkan. Untuk
menghitung skor total rata-rata dalam penilaian media, maka digunakan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
NP = Nilai persen yang dicari
R = Jumlah skor jawaban responden
SM = Jumlah skor jawaban tertinggi
100 = Bilangan tetap
(Purwanto, 2013)
Untuk menentukan hasil penilaian pada uji kevalidan oleh para validator, dan
uji kepraktisan dengan menggunakan respons siswa, maka hasil perhitungan
tersebut diberikan kriteria penilaian yang disesuaikan berdasarkan tabel berikut:
Tabel 2. Kriteria deskriptif uji kevalidan media pembelajaran kokami tema pelestarian
lingkungan oleh ahli media, ahli materi dan guru mata pelajaran IPA
(Riduwan, 2013)
Tabel 3. Kriteria deskriptif uji kepraktisan media pembelajaran kokami tema
pelestarian lingkungan menggunakan respons siswa
(Riduwan, 2013)
No Nilai dalam persen % Kategori Kevalidan
1 A = 76% - 100% Sangat Baik (valid dapat diuji coba)
2 B = 51% - 75% Baik (valid, perlu sedikit revisi)
3 C = 26% - 50% Cukup (cukup valid, perlu banyak revisi)
4 D = 0% - 25% Tidak Baik (tidak valid)
No Nilai dalam persen % Kategori Kepraktisan
1 A = 76% - 100% Sangat Baik
2 B = 51% - 75% Baik
3 C = 26% - 50% Cukup
4 D = 0% - 25% Tidak Baik
37
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOKAMI
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan dari tujuan penelitian ini, yaitu mengembangkan, mengetahui
kevalidan dan kepraktisan pada media pembelajaran Kokami tema pelestarian
lingkungan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Pengembangan Media Pembelajaran Kokami (Kotak Kartu Misterius) Tema
Pelestarian Lingkungan
Berdasarkan tahapan penelitian dan pengembangan Borg and Gall (2003)
pada pengembangan media pembelajaran Kokami (kotak kartu misterius) Tema
Pelestarian Lingkungan, penelitian dilakukan sesuai langkahnya, yaitu 1).
Melakukan studi pendahuluan, yang meliputi kajian pustaka dan wawancara pada
guru IPA Kelas VII SMPN 1 Menes, untuk melakukan analisis masalah yang ada
pada proses pembelajaran, analisis kebutuhan siswa, analisis kurikulum yang
digunakan dan analisis materi. Berdasarkan wawancara didapatkan hasil bahwa di
SMPN 1 Menes menggunakan kurikulum 2013, pada pembelajarannya ditemukan
masalah keterbatasan media pembelajaran IPA khususnya dalam materi pencemaran
lingkungan. Media yang pernah digunakan guru belum ada yang dapat
meningkatkan minat siswa untuk belajar sehingga berakibat pada hasil belajar
kognitif siswa rendah, serta siswa tidak menerapkan kesadaran dalam melestarikan
lingkungan, dari permasalahan tersebut maka dibutuhkan media pembelajaran yang
sesuai dengan karakter siswa, yang dapat membantu siswa dalam memahami materi,
memperjelas materi, meningkatkan minat siswa, serta melatih kemampuan berpikir
kognitif siswa sehingga hasil belajar kognitif siswa dapat meningkat serta
menumbuhkan kesadaran siswa dalam melestarikan lingkungan sekitar. Setelah
dilakukan studi pandahuluan didapatkan solusi dalam menyelesaikan masalah yang
ada yaitu dengan melakukan proses pembelajaran IPA dengan menggunakan media
pembelajaran Kokami 2). Merencanakan penelitian (Planning), dilakukan dengan
mencari teori-teori tentang media pembelajaran Kokami, langkah-langkah
menggunakannya, memahami pengembangan media pembelajaran Kokami
sebelumnya yang dilakukan peneliti lain, untuk dijadikan acuan dalam
mengembangkan media pembelajaran Kokami pada penelitian ini, merumuskan
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, perencanaan desain, dan
jadwal penelitian.
Setelah dilakukan studi pendahuluan dan perencanaan penelitian (planning)
dilanjutkan pada langkah selanjutnya yaitu pengembangan desain. 3).
pengembangan desain yaitu melakukan desain produk media pembelajaran Kokami,
diawali dengan mendesain terlebih dahulu komponen dalam media pembelajaran
Kokami yaitu kotak, amplop, kartu soal dan kartu peraturan. Pengembangan media
pembelajaran Kokami yang telah dilakukan yaitu peneliti membuat desain yang
berbeda dengan pengembangan media pembelajaran Kokami sebelumnya, baik dari
segi komponen (berupa kotak, amplop, kartu soal dan kartu peraturan penggunaan),
materi yang disampaikan dan inovasi baru yang dibuat pada media pembelajaran
Kokami. Hasil pengembangan media pembelajaran Kokami dilihat dari segi
komponennya diawali dengan pengembangan desain produk (develop preliminary
of product) yaitu mendesain produk yang dikembangkan, yaitu kotak, amplop, kartu
soal, dan kartu petunjuk penggunaan, yang disesuaikan dengan tema pelestarian
lingkungan pada media pembelajaran Kokami.
Kotak didesain disesuaikan dengan tema pelestarian lingkungan. Desain
dibuat dengan fleksibel, sehingga kotak tersebut dapat dilipat, mudah digunakan,
disimpan, dan dibawa. Bahan kotak menggunakan bahan yang ramah lingkungan
38
Siti Fatimah Nuralisa, et al.
yaitu triplek yang dibalut oleh kain linen dan kain perca bermotif batik. Desain
kotak media pembelajaran Kokami seperti pada gambar 1.
Gambar 1. Desain kotak media pembelajaran kokami
Amplop dalam media pembelajaran kokami didesain dibagian depan dengan
menggunakan gambar yang berkaitan dengan tema pelestarian lingkungan,
sedangkan untuk bagian belakang amplop di desain konteks yang bernama "Taukah
kamu" yang merupakan inovasi baru yang dibuat peneliti, dalam konteks "Taukah
kamu" memiliki konsep materi mengenai ciri khas daerah Banten yanng harus
dilestarikan untuk menjaga kearifal lokal daerah Banten. Desain amplop seperti
pada gambar 2.
Gambar 2. Desain amplop media pembelajaran kokami
Kartu soal pada media pembelajaran Kokami berisi pertanyaan, yang dibuat
berdasarkan dimensi pengetahuan dan dimensi proses berpikir kognitif siswa dari
tingkatan kognitif C3 (mengaplikasi) sampai C6 (mencipta), dalam kartu tersebut
terdapat pertanyaan bonus, pertanyaan bonus dibuat berdasarkan tingkatan kognitif
tertinggi yaitu C6 (mencipta). Kartu soal pada media pembelajaran Kokami ini
menggunakan materi tema pelestarian lingkungan. Desain kartu media pembelajaran
Kokami seperti pada gambar 3.
39
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOKAMI
Gambar 3. Desain kartu soal media pembelajaran kokami
Kartu peraturan dalam menggunakan media pembelajaran Kokami
merupakan beberapa aturan dalam menggunakan media pembelajaran Kokami yang
disesuaikan dalam proses pembelajaran IPA, seperti pada gambar 4.
Gambar 4. Desain kartu peraturan dalam menggunakan media pembelajaran kokami
Hasil pengembangan media pembelajaran Kokami dilihat dari segi materi,
dapat dilihat pada kartu soal media pembelajaran Kokami. Materi tersebut
berbentuk tema yaitu materi dengan tema pelestarian lingkungan, materi tersebut
dibuat terpadu dengan menggunakan model keterpaduan connected. Model
keterpaduan tipe connected adalah suatu model yang terdiri dari 1 KD Utama yaitu
KD 3.8 menganalisis mengenai pencemaran lingkungan dan beberapa KD
Pendukung yaitu KD 3.7 menganalisis mengenai ekosistem, KD 3.9 menganalisis
mengenai perubahan iklim, dan KD 4.8 mengenai menerapkan cara mengatasi
pencemaran lingkungan.
Berdasarkan hasil penelitian pada pengembangan media pembelajaran
Kokami yang telah dilakukan, bahwa pengembangan media pembelajaran Kokami
dari segi komponennya, yaitu kotak, amplop, kartu soal dan kartu peraturan
penggunaan, komponen-komponen tersebut dikembangkan sebaik mungkin, dan
saling berkaitan antara desain tampilan (bentuk dan warna), pemilihan bahan, dan
materi. Bahan yang digunakan dalam setiap komponen media pembelajaran Kokami
memiliki kualitas bahan yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan karena
mengacu konsep 3R. Penggunaan bahan dengan konsep 3R, Reduce (mengurangi),
Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (mendaur ulang sampah) bertujuan agar
40
Siti Fatimah Nuralisa, et al.
siswa lebih memaknai pembelajaran mengenai materi tema pelestarian lingkungan
sehingga pembelajaran yang dilakukan lebih bermakna. Pembelajaran lebih
bermakna yaitu pembelajaran yang meningkatkan penambahan suatu ilmu atau
informasi serta dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menganalisis dan
mencipta (Nurrita Teni, 2018).
Konsep 3R digunakan dalam penggunaan bahan pada pembuatan media
pembelajaran Kokami agar menggunakan bahan ramah lingkungan dan
memanfaatkan limbah yang sudah tidak digunakan, bahan tersebut seperti triplek,
kain linen, kain perca batik, dan kertas. Selain itu juga konsep 3R juga masuk
kedalam materi tema pelestarian lingkungan, sehingga untuk melatih kemampuan
siswa untuk mencipta sesuai dengan tingkatan kemampuan kognitif C6, agar materi
tema pelestarian lingkungan nyata diterapkan dalam proses pembelajaran IPA.
Bahan yang ramah lingkungan seperti triplek dan kain linen berrguna untuk
mengurangi pencemaran lingkungan disekitar, menjadikan limbah menjadi barang
yang lebih berguna sehingga lingkungan dapat dilestarikan, dalam penggunaan kain
perca batik, tujuannya untuk melestarikan budaya Indonesia yang dikenal dengan
ciri khas batik, jadi bukan hanya lingkungan saja yang dilestarikan, budaya juga
sangat penting untuk dilestarikan. Kemudian bahan kertas untuk kartu soal dan
kartu peraturan penggunaan menggunakan kertas, karena kertas lebih ramah
lingkungan dan mudah terurai. Kemudian soal pada media pembelajaran Kokami
disesuaikan dengan dimensi pengetahuan dan dimensi proses berpikir kognitif
siswa, sehingga diharapkan soal tersebut mampu meningkatkan hasil belajar
kognitif siswa. Selanjutnya, untuk tahapan penelitian dan pengembangan berikutnya
mengenai uji kevalidan dan uji kepraktisan media pembelajaran Kokami dipaparkan
pada point berikutnya.
Kevalidan Media Pembelajaran Kokami (Kotak Kartu Misterius) Tema
Pelestarian Lingkungan
Uji Kevalidan merupakan kegiatan menguji produk berupa media
pembelajaran Kokami dengan menilai berbagai kriteria penilaian oleh 1 dosen ahli
media, 1 dosen ahli materi, dan 1 guru mata pelajaran IPA sebagai ahli
pembelajaran. Hasil uji kevalidan oleh masing-masing validator media
pembelajaran Kokami sebagai berikut :
Uji Kevalidan Media Pembelajaran Kokami oleh Ahli Media
Uji kevalidan oleh dosen ahli media pada setiap penilaian terbagi menjadi
tiga aspek. 1). Aspek tampilan yaitu aspek yang menilai kevalidan media
pembelajaran Kokami dari tampilan media tersebut, dilihat dari setiap
komponennya yaitu kotak, amplop dan kartu, disesuaikan dari desain yang telah
dibuat, kesesuaian dengan materi tema pelestarian lingkungan, ketepatan dalam
pemilihan bahan, kesesuaian penggunaaan huruf yang digunakan dan ketepatan
dalam penggunaan bahasa sesuai ejaan KBBI. Penilaian aspek tampilan memiliki 15
indikator 2). Aspek penggunaan yaitu aspek yang menilai kevalidan media
pembelajaran Kokami dilihat dari kemudahan dalam menggunakannya, kemudahan
dalam penyimpananya, dan kejelasan petunjuk penggunaan yang ada dalam media
pembelajaran Kokami. Penilaian aspek penggunaan memiliki 3 indikator. 3). Aspek
pemanfaatan yaitu aspek yang menilai kevalidan media pembelajaran Kokami
dilihat dari manfaat media pembelajaran Kokami tersebut untuk siswa. Penilaian
aspek pemanfaatan memiliki 2 indikator. Berikut gambar persentase hasil uji
kevalidan oleh ahli media pada setiap aspek :
41
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOKAMI
Gambar 5. Persentase hasil uji kevalidan oleh ahli media pada setiap aspek
Secara keseluruhan hasil uji kevalidan oleh dosen ahli media, diperoleh skor
rata-rata sebesar 100% dengan kategori “Sangat Baik”, skor tersebut diperoleh dari
penilaian dosen ahli media pada setiap aspek, 1) Aspek tampilan yang memperoleh
skor 100%, dengan hasil penilaian yang menyatakan media pembelajaran Kokami
sudah memenuhi kesesuaian desain, kesesuaian dengan materi tema pelestarian
lingkungan, ketepatan dalam pemilihan bahan, kesesuaian penggunaaan huruf, dan
ketepatan dalam penggunaan bahasa sesuai ejaan KBBI. 2) Aspek penggunaan yang
memperoleh skor 100%, dengan hasil penilaian yang menyatakan media
pembelajaran Kokami, mudah untuk digunakan, mudah untuk disimpan, dibawa
karena bentuknya yang fleksibel serta petunjuk penggunaan pada media
pembelajaran Kokami jelas dan mudah dipahami. 3) Aspek pemanfaatan yang
memperoleh skor 100%, dengan hasil penilaian yang menyatakan media
pembelajaran Kokami dapat menambah ilmu pengetahuan siswa, meningkatkan
kemampuan berpikir siswa, khususnya kemampuan kognitif, sehingga media
pembelajaran Kokami dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa serta dapat
memberikan pengetahuan sebanyak-banyaknya mengenai ciri khas daerah Banten
yang ada pada konteks “Taukah Kamu”. Sehingga dari hasil penilaian dosen ahli
media tersebut dapat dinyatakan bahwa media pembelajaran Kokami valid dan
dapat diuji coba.
Uji Kevalidan Media Pembelajaran Kokami oleh Ahli Materi
Uji kevalidan yang dilakukan oleh dosen ahli materi, pada setiap penilaian
terbagi menjadi tiga aspek penilaian yaitu 1). Aspek kualitas materi/isi yaitu aspek
yang menilai kevalidan media pembelajaran kokami dilihat dari kualitas materi
yang disajikan dalam media pembelajaran Kokami dengan materi tema pelestarian
lingkungan. Penilaian aspek kualitas materi/isi memiliki 9 indikator. 2). Aspek
kualitas pembelajaran yaitu aspek yang menilai kevalidan media pembelajaran
kokami dilihat dari kualitas pembelajaran yang didapatkan pada saat proses
pembelajaran menggunakan media pembelajaran Kokami dengan materi tema
pelestarian lingkungan. Penilaian aspek kualitas pembelajaran memiliki 7 indikator.
3). Aspek kebahasaan yaitu aspek yang menilai kevalidan media pembelajaran
Kokami dilihat dari tata bahasa dan kesesuaian dengan KBBI dan EYD yang
digunakan pada media pembelajaran Kokami dengan materi tema pelestarian
lingkungan. Penilaian aspek kebahasaan memiliki 4 indikator. Berikut gambar
persentase hasil uji kevalidan oleh ahli materi pada setiap aspek :
100% 100% 100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Aspek Tampilan Aspek
Penggunaan
Aspek
Pemanfaatan
Per
sen
tase
Pen
ila
ian
Aspek Penilaian Ahli Media
Uji Kevalidan oleh Ahli Media pada Setiap Aspek
42
Siti Fatimah Nuralisa, et al.
Gambar 6. Persentase hasil uji kevalidan oleh ahli materi pada setiap aspek
Secara keseluruhan hasil uji kevalidan oleh dosen ahli materi, diperoleh skor
rata-rata sebesar 85% dengan kategori “Sangat Baik”, skor tersebut diperoleh dari
penilaian dosen ahli materi pada setiap aspek, 1) Aspek kualitas materi/isi yang
memperoleh skor 83%, dengan hasil penilaian yang menyatakan media
pembelajaran Kokami sudah memenuhi kesesuaian dengan KI, KD dan tujuan
pembelajaran pada materi tema pelestarian lingkungan, kesesuaian pada keluasan
dan kedalaman soal, kejelasan soal, kesesuaian soal dengan permasalahan
kehidupan sehari-hari, kesesuaian soal dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK), kejelasan dalam menyajian gambar pada soal. Selanjutnya untuk
kesesuaian soal dengan dimensi proses kognitif siswa dari C3 (mengaplikasi)
sampai C6 (mencipta) ada sedikit revisi, revisi awal oleh dosen ahli materi yang
mendapat penilaian cukup, karena dari soal tersebut perlu direvisi terkait
kesesuaiannya dengan dimensi proses berpikir kognitif siswa agar soal yang dibuat
lebih sesuai dengan tingkatan kognitifnya. 2) Aspek kualitas pembelajaran yang
memperoleh skor 89%, dengan hasil penilaian yang menyatakan media
pembelajaran Kokami, dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa, dapat memicu
keaktifan siswa, mendorong siswa untuk mencari informasi lebih jauh, soal-soal
yang buat dengan dimensi berpikir kognitif tingkat tinggi dari C3 (mengaplikasi)
dan C6 (mencipta) yang melatih kemampuan kognitif siswa sehingga
mempengaruhi hasil belajar siswa, meningkatkan interaksi antara siswa dan siswa
serta siswa dan guru, serta dapat memudahkan siswa untuk memahami materi tema
pelestarian lingkungan. 3) Aspek kebahasaan yang memperoleh skor 81%, dengan
hasil penilaian yang menyatakan media pembelajaran Kokami memiliki tata bahasa
yang baik, sesuai dengan KBBI dan EYD, kelugasan bahasa dan ketepatan istilah,
serta kesesuaian bahasa dengan kemampuan berpikir kognitif siswa tingkat SMP,
sehingga bahasa pada media pembelajaran Kokami mudah untuk dipahami siswa.
Sehingga dari hasil penilaian dosen ahli materi tersebut dapat dinyatakan bahwa
media pembelajaran Kokami valid dan dapat diuji coba.
Uji Kevalidan Media Pembelajaran Kokami oleh Guru Mata Pelajaran IPA
Pada penelitian ini guru sebagai ahli pembelajaran, jadi penilaian yang
dilakukan oleh guru terhadap media pembelajaran Kokami lebih komplek yaitu
mencakup semua aspek, baik dari aspek tampilan media, kualitas materi dan
kualitas pembelajaran. Uji kevalidan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran IPA,
pada setiap penilaian terbagi menjadi tiga aspek penilaian yaitu 1). Aspek tampilan
media yaitu aspek yang menilai kevalidan media pembelajaran Kokami dari
83%
89%
81%
76%78%80%82%84%86%88%90%
Aspek Kualitas
Materi/Isi
Aspek Kualitas
Pembelajaran
Aspek
Kebahasaan
Perse
nta
se P
en
ila
ian
Aspek Penilaian Ahli Materi
Uji Kevalidan oleh Ahli Materi pada Setiap Aspek
43
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOKAMI
tampilan media tersebut, dilihat dari setiap komponennya yaitu kotak, amplop dan
kartu, disesuaikan dengan desain yang telah dibuat, kesesuaian dengan materi tema
pelestarian lingkungan, ketepatan dalam pemilihan bahan, serta ketepatan dalam
penggunaan bahasa sesuai ejaan KBBI. Penilaian aspek tampilan media memiliki 8
indikator 2). Aspek kualitas materi/isi yaitu aspek yang menilai kevalidan media
pembelajaran Kokami dilihat dari kualitas materi yang disajikan dalam media
pembelajaran Kokami dengan materi tema pelestarian lingkungan. Penilaian aspek
kualitas materi/isi memiliki 6 indikator. 3). Aspek kualitas pembelajaran yaitu aspek
yang menilai kevalidan media pembelajaran kokami dilihat dari kualitas
pembelajaran yang didapatkan siswa pada saat proses pembelajaran IPA
menggunakan media pembelajaran Kokami dengan materi tema pelestarian
lingkungan. Penilaian aspek kualitas pembelajaran memiliki 6 indikator. Berikut
gambar persentase hasil uji kevalidan oleh guru mata pelajaran IPA pada setiap
aspek :
Gambar 7. Persentase uji kevalidan oleh guru mata pelajaran IPA pada setiap aspek
Secara keseluruhan hasil uji kevalidan oleh guru mata pelajaran IPA,
diperoleh skor rata-rata sebesar 94% dengan kategori “Sangat Baik”, skor tersebut
diperoleh dari penilaian guru mata pelajaran IPA pada setiap aspek, 1) Aspek
tampilan media yang memperoleh skor 94%, dengan hasil penilaian yang
menyatakan media pembelajaran Kokami sudah memenuhi kesesuaian desain,
kesesuaian dengan materi tema pelestarian lingkungan, ketepatan dalam pemilihan
bahan, kejelasan petunjuk penggunaan dan ketepatan dalam penggunaan bahasa
sesuai ejaan KBBI. 2) Aspek kualitas materi/isi yang memperoleh skor 92%, dengan
hasil penilaian yang menyatakan media pembelajaran Kokami sudah memenuhi
kesesuaian dengan KI, KD dan tujuan pembelajaran pada materi tema pelestarian
lingkungan, kesesuaian pada keluasan dan kedalaman soal, kejelasan soal,
kesesuaian soal dengan permasalahan kehidupan sehari-hari, kesesuaian soal dengan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), serta soal yang dibuat sesuai dengan
dimensi proses kognitif siswa dari C3 (mengaplikasi) sampai C6 (mencipta). 3)
Aspek kualitas pembelajaran yang memperoleh skor 96%, dengan hasil penilaian
yang menyatakan media pembelajaran Kokami, dapat menumbuhkan rasa ingin tahu
siswa, dapat memicu keaktifan siswa, mendorong siswa untuk mencari informasi
lebih jauh, soal-soal dibuat berdasarkan dimensi berpikir kognitif tingkat tinggi dari
C3 (mengaplikasi) dan C6 (mencipta) yang melatih kemampuan kognitif siswa,
sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar kognitif siswa, meningkatkan interaksi
94%
92%
96%
89%90%91%92%93%94%95%96%97%
Aspek Tampilan
Media
Aspek Kualitas
Materi/Isi
Aspek Kualitas
Pembelajaran
Per
sen
tase
Pen
ilaia
n
Aspek Penilaian Guru Mata Pelajaran IPA
Uji Kevalidan oleh Guru Mata Pelajaran IPA
pada Setiap Aspek
44
Siti Fatimah Nuralisa, et al.
antara siswa dan siswa serta siswa dan guru, memudahkan siswa untuk memahami
materi tema pelestarian lingkungan, serta dapat mewakili guru dalam menjelaskan
materi tema pelestarian lingkungan. Sehingga dari hasil penilaian guru mata
pelajaran IPA tersebut dapat dinyatakan bahwa media pembelajaran Kokami valid
dan dapat diuji coba.
Berikut gambar persentase hasil uji kevalidan oleh validator:
Gambar 8. Persentase hasil uji kevalidan oleh validator
Berdasarkan hasil uji kevalidan yang telah dilakukan oleh tiga validator yaitu
dosen ahli materi, dosen ahli media, dan guru mata pelajaran IPA memperoleh nilai
rata-rata 92,9%, secara keseluruhan menunjukan bahwa media pembelajaran
Kokami (kotak kartu misterius) yang dikembangkan memiliki nilai A, dengan
kategori “Sangat Baik” artinya media pembelajaran Kokami valid dan dapat diuji
coba.
Meskipun media pembelajaran Kokami yang dikembangkan sudah mendapat
kategori sangat baik, akan tetapi para validator memberikan beberapa saran:
1. Perbaiki ketahanan dari media pembelajaran Kokami.
2. Kurangi pengetahuan faktual pada soal, ganti dengan pengetahuan konseptual
dan prosedural.
3. Terapkan IPTEK secara maksimal pada soal.
4. Perbaiki kalimat soal yang memungkinkan akan sulit dimengeti siswa.
5. Sebaiknya gambar yang digunakan real keadaan sekitar.
Setelah dilakukan revisi pada media pembelajaran Kokami tema pelestarian
lingkungan berdasarkan saran dari validator tersebut, kemudian dilanjutkan pada uji
kepraktisan.
Kepraktisan Media Pembelajaran Kokami (Kotak Kartu Misterius) Tema
Pelestarian Lingkungan
Tingkat kepraktisan adalah menguji kriteria kualitas media pembelajaran
yang dikembangkan, dalam mengembangkan media pembelajaran disesuaikan
dengan masalah dan kebutuhan dilapangan, tingkat kepraktisan pada media
pembelajaran yang dikembangkan dapat ditentukan melalui angket respons yang
diberikan pada pengguna media pembelajaran (Mustami, M.K., et al., 2019).
Uji kepraktisan pada media pembelajaran Kokami dilakukan penilaian pada
2 aspek yaitu aspek tampilan media yang memiliki 4 indikator dan aspek kualitas
pembelajaran yang memiliki 6 indikator
100%
85%
94%
75%
80%
85%
90%
95%
100%
105%
Dosen Ahli
Media
Dosen Ahli
Materi
Guru Mata
pelajaran IPA
Per
sen
tase
Pen
ila
ian
Validator
Hasil Uji Kevalidan oleh Validator
45
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOKAMI
Berikut gambar persentase hasil uji kepraktisan pada setiap aspek:
Gambar 9. Persentase hasil uji kepraktisan melalui angket respons siswa pada setiap
aspek
Hasil uji kepraktisan melalui angket respons siswa pada media pembelajaran
Kokami, dinyatakan bahwa media pembelajaran Kokami memiliki nilai kepraktisan
yang tinggi dengan nilai rata-rata sebesar 96,5%, dengan kriteria “Sangat Baik”.
Nilai tersebut diperoleh dari sampel 40 siswa yang menjawab 10 indikator
pernyataan. Siswa sebagai pengguna menilai kepraktisan media pembelajaran
Kokami dalam setiap aspek, 1). Aspek tampilan media yang memperoleh skor 94%,
dengan hasil penilaian yang menyatakan media pembelajaran Kokami sesuai dengan
kebutuhan siswa, siswa mudah menggunakan, menyimpan dan membawa media
pembelajaran Kokami karena bentuknya yang fleksibel, dan soal pada media
pembelajaran Kokami mudah dipahami. 2). Aspek kualitas pembelajaran yang
memperoleh skor 92%, dengan hasil penilaian yang menyatakan media
pembelajaran Kokami dapat memicu siswa aktif dalam proses pembelajaran IPA,
mendorong siswa untuk mencari informasi lebih jauh untuk mendapatkan jawaban
dari kartu soal media pembelajaran Kokami, dapat membantu siswa untuk
memahami materi dengan tema pelestarian lingkungan, meningkatkan kemampuan
berpikir kognitif siswa agar hasil belajar kognitif siswa meningkat, serta
meningkatkan pengetahuan mengenai ciri khas daerah Banten untuk menjaga
kearifal lokal daerah Banten. Berdasarkan hasil uji kepraktisan tersebut dapat
dipaparkan bahwa media pembelajaran Kokami tema pelestarian lingkungan sangat
baik digunakan dalam proses pembelajaran IPA.
Kebaruan media pembelajaran Kokami yang dikembangkan peneliti yaitu
peneliti melakukan pengembangan pada setiap komponen-komponenya (yaitu
kotak, amplop, kartu soal, dan kartu peraturan penggunaan), materi dan membuat
inovasi baru. Pengembangan pada setiap komponen media pembelajaran Kokami,
dapat dilihat dari penggunaan bahannya yang mengacu pada konsep 3R (Reduce,
Reuse, Recycle) yang bertujuan untuk menerapkan sikap peduli lingkungan pada
siswa untuk membantu melestarikan lingkungan agar pencemaran lingkungan
disekitar menjadi lebih berkurang. Pengembangan pada soal media pembelajaran
Kokami mengacu pada dimensi pengetahuan dan dimensi proses berpikir kognitif
siswa dari C3 (mengaplikasi) sampai C6 (mencipta) yang bertujuan agar
meningkatkan kemampuan kognitif siswa, kemudian materi yang digunakan bukan
hanya materi dalam satu konsep saja melainkan materi dalam bentuk tema dengan
keterpaduan IPA yang terdiri dari beberapa konsep yang saling berkaitan. Inovasi
baru yang dibuat peneliti berupa konteks “Tahukah Kamu” yang ada dibagian
94%
92%
90%
91%
92%
93%
94%
Aspek
Tampilan
Media
Aspek Kualitas
Pembelajaran
Perse
nta
se P
en
ila
ian
Aspek Penilaian Siswa
Uji Kepraktisan melalui Angket Respons Siswa pada Setiap
Aspek
46
Siti Fatimah Nuralisa, et al.
belakang amplop media pembelajaran Kokami, pembuatan konteks tersebut guna
untuk melestarikan budaya daerah Banten, dengan memberikan informasi mengenai
ciri khas daerah Banten, untuk menjaga kearifan lokal daerah Banten, jadi pada
konteks “Tahukah Kamu” meminta siswa untuk melestarikan ciri khas budaya
daerah yang dimiliki, karena bukan hanya lingkungan saja yang penting
dilestarikan, ciri khas daerah pun sangat penting dilestarikan. Jadi setiap komponen,
materi, dan inovasi baru yang dibuat peneliti pada pengembangan media
pembelajaran Kokami saling berkaitan satu sama lain, keterkaitan tersebut mengacu
dalam sebuah tema pembelajaran yang disampaikan yaitu materi tema pelestarian
lingkungan.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa 1). Pengembangan media pembelajaran Kokami didesain
berbeda dengan pengembangan media pembelajaran kokami sebelumnya, pada
komponennya (yaitu kotak, amplop, kartu soal, dan kartu peraturan penggunaan)
dibuat dari bahan yang ramah lingkungan mengacu pada konsep 3R, materi pada
media pembelajaran Kokami, dalam bentuk keterpaduan IPA tipe connected dengan
tema pelestarian lingkungan dan inovasi baru yang dibuat peneliti berupa konteks
“Tahukah Kamu” yang ada pada bagian amplop media pembelajaran Kokami. 2).
Hasil uji kevalidan oleh tiga validator memiliki nilai rata-rata 92,9%, dengan
kriteria “Sangat Baik”, perolehan nilai tersebut dari penilaian yang dilakukan oleh
ahli media (menilai aspek tampilan, penggunaan dan pemanfaatan), penilaian oleh
ahli materi (menilai aspek kualitas materi/isi, kualitas pembelajaran dan
kebahasaan) dan penilaian guru mata pelajaran sebagai ahli pendidikan (menilai
aspek tampilan media, kualitas materi/isi, kualitas pembelajaran. Sehingga dari hasil
penilaian uji kevalidan tersebut dapat dinyatakan media pembelajaran Kokami valid
dan dapat diuji coba. 3). Hasil uji kepraktisan media pembelajaran Kokami
menghasilkan nilai rata-rata 96,5% dengan kriteria “Sangat Baik” perolehan nilai
tersebut dari hasil respons siswa selaku pengguna media pembelajaran Kokami
(menilai aspek tampilan media dan aspek kualitas pembelajaran). Sehingga dari
hasil respons siswa pada uji kepraktisan tersebut dapat dinyatakan bahwa media
pembelajaran Kokami “Sangat Baik”digunakan dalam proses pembelajaran IPA.
DAFTAR RUJUKAN
Anitasary, B., Winarti, A., & Rusmansyah. (2019). Media Simulasi PhET (Physics
Education Technology) untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa pada Konsep
Asam Basa. Quantum: Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, 10(1), 8-15.
Borg & Gall. (2003). Education Research. New York : Allyn and Bacon.
D. Indriati, S.C.P. (2012). Meningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Cahaya Melalui
Pembelajaran Science-Edutainment Berbantuan Media Animasi. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia (JPII), 1(2), 192-197.
Dewi, K.D.M., Suardana, I.N., & Selamet, K. (2020). Pengaruh Peta Konsep dalam
Model Learning Cycle 5E terhadap Hasil Belajar IPA SMP. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI), 3(1), 1-11.
Fatimah, F., & Widiyatmoko, A. (2014). Pengembangan Science Comic Berbasis
Problem Based..Learning sebagai Media Pembelajaran pada..Tema Bunyi dan
Pendengaran untuk Siswa SMP. Jurnal Pendidikan..IPA Indonesia JPII, 3(2),
146-153.
47
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOKAMI
Istiqomah, F., Widiyatmoka A., & Wusqo. (2016). Pengaruh Media Kokami
terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif dan Aktivitas Belajar Tema Bahan
Kimia. Unnes Science Education Journal, 5(2), 1217-1226.
Kemendikbud. (2015). Undang-undang nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian
Hasil Belajar Peserta Didik pada Jenjang Dasar dan Pendidikan Menengah.
Jakarta: Permendikbud.
Mustami, M. K., Syamsudduha, S., Safei., & Ismail, M. I. (2019). Validity,
Practicality, and Effectiveness Development of Biology Textbooks Integrated
with Augmented Reality on High School Students. International Journal of
Technology Enhanced Learning, 11(2), 187-200.
Nurrita, T. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa. Miskyat, 3(1), 171-187.
Paisah, N., Fatmaryanti, S. D., & Akhdinirwanto, R. W. (2013). Penerapan Media
Kotak dan Kartu Misterius (Kokami) untuk Peningkatan Keterampilan
Berpikir Kritis pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 25 Purworejo. Radiasi:
Jurnal Berkala Pendidikan Fisika, 3(1), 28-32.
Purwanto, M. (2013). Prinsip-prinsip. dan. Teknik. Evaluasi. Pembelajaran.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Riduwan. (2013). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial,
Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sari, I.K.W., & Wulandari, R. (2020). Analisis kemampuan kognitif dalam
pembelajaran IPA. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia
(JPPSI), 3(2), 145-152.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suryani, Nunuk. Setiawan, Achmad. Putria, Aditin. (2018). Media Pembelajaran.
Inovatif dan Pengembangannya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Taufiq, M., Dewi, N. R., & Widiyatmoko, A. (2014). Pengembangan Media
Pembelajaran IPA Terpadu Berkarakter Peduli Lingkungan Tema
“Konservasi” Berpendekatan Science-Edutainment. Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia, 3(2), 140-145.
48