21
PENGENDALIAN PENCEMARAN LIMBAH DI PT PUPUK KUJANG PLANT 1A Disusun oleh: Imam Sofghul Vikri Anwar (1512037) Debby Arichinta (1512055) JURUSAN TEKNIK KIMIA INDUSTRI POLITEKNIK STMI JAKARTA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 2015

PENGENDALIAN PENCEMARAN

  • Upload
    debby

  • View
    248

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGENDALIAN PENCEMARAN

PENGENDALIAN PENCEMARAN LIMBAH

DI PT PUPUK KUJANG PLANT 1A

Disusun oleh:

Imam Sofghul Vikri Anwar (1512037)

Debby Arichinta (1512055)

JURUSAN TEKNIK KIMIA INDUSTRI

POLITEKNIK STMI JAKARTA

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

2015

Page 2: PENGENDALIAN PENCEMARAN

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................2

BAB I................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.............................................................................................................3

1.1 Sejarah Singkat...............................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................5

1.3 Tujuan..............................................................................................................................5

BAB II...............................................................................................................................6

PEMBAHASAN...............................................................................................................6

2.1 Jenis- Jenis dan Sumber-Sumber Limbah yang Dihasilkan dari Pabrik 1A............6

2.2 Pengendalian Pencemaran di Pabrik 1A......................................................................7

2.2.1 Pengolahan Air Sisa Regenerasi....................................................................................7

2.2.2 Pengolahan Air Berminyak............................................................................................8

2.2.3 Pengolahan Air Berlumpur............................................................................................8

2.2.4 Unit Pengolahan Buangan Sanitasi...............................................................................8

2.2.5 Unit Pemisah Ammonia..................................................................................................9

2.2.6 Unit Pengolahan Debu Urea..........................................................................................9

2.2.7 Penangan Limbah Gas dan Kebisingan........................................................................9

2.2.8 Limbah Padat................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................11

Page 3: PENGENDALIAN PENCEMARAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Singkat

Urea adalah senyawa organik yang banyak dipakai sebagai pupuk terutama

untuk tanaman jenis padi-padian yang memerlukan kadar nitrogen tinggi. Urea

pertama kali dibuat oleh Woehler pada tahun 1828 dengan memanasi ammonium

cyanate (NH4CNO) untuk dirubah menjadi urea (NH2CONH2). Urea sintesis pada

tahun 1828 menandai permulaan sintesis senyawa organik. Tahun 1870, Bassarow

memproduksi urea dengan dehidrasi ammonium carbamate yang merupakan dasar

semua proses komersial. Urea diproduksi secara komersial sampai tahun 1920,

ketika I.G. Farben membangun sebuah pabrik di Jerman yang didasarkan pada

proses ammonium carbamate. Sekarang semua proses urea komersial didasarkan

pada reaksi ammonia (NH3) dan karbondioksida (CO2) untuk membentuk

ammonium karbamat (NH2CONH2). (PT.Pupuk Kujang 1982)

PT Pupuk Kujang terlahir pada tanggal 9 Juni 1975, sebuah BUMN di

lingkungan Departemen Perindustrian yang mengemban tugas untuk membangun

pabrik pupuk urea di Desa Dawuan, Cikampek, Jawa Barat, tetapi saat ini PT

Pupuk Kujang adalah anak perusahaan dari PT Pupuk Indonesia (persero). Bulan

Juli 1976, pembangunan pabrik mulai dilakukan dengan kontraktor utama Kellog

Overseas Corporation (USA) dan Toyo Engineering Corp. (Japan) sebagai

kontraktor pabrik urea. Pembangunan berjalan lancar sehingga pada tanggal 7

November 1978 pabrik sudah mulai berproduksi dengan kapasitas 570.000

ton/tahun urea dan 330.000 ton/tahun ammonia. Pada tanggal 12 Desember 1978

PT Pupuk Kujang dibuka dan diresmikan oleh Presiden RI, dan 1 April 1979 PT

Pupupk Kujang mulai beroperasi.

Secara keseluruhan PT Pupuk Kujang terdiri dari empat unit produksi, yaitu :

Unit Ammonia, Unit Urea, Unit Utilitas dan Unit Pengantongan. Unit urea

menghasilkan urea dengan mereaksikan ammonia dan karbondioksida yang

diperoleh dari Unit Ammonia. Teknologi yang digunakan oleh Unit Urea Pabrik

Kujang 1A adalah Mitsui Toatsu Total Recycle C Improved dengan mengolah

Page 4: PENGENDALIAN PENCEMARAN

kembali gas-gas yang tidak bereaksi di reactor pada unit recycle dan dikembalikan

ke reactor untuk proses sintesa urea sebagai larutan karbamat. Proses ini dibagi

menjadi empat unit yaitu : Unit sintesa, Unit purifikasi, Unit recovery, Unit

kristalisasi dan pembutiran (prilling).

Unit Urea Pabrik Kujang 1A dan Kujang 1B menghasilkan Urea dengan

kapasitas terpasang masing-masing sebesar 1725 MT/hari atau sebesar 570.000

MT/tahun sehingga kapasitas total produksi Urea Pupuk Kujang sebesar

1.140.000 MT/tahun.

Direksi dan seluruh karyawan PT Pupuk Kujang secara terus menerus dan

konsisten, selalu berupaya dan bertekad untuk :

Menghasilkan produk urea, amoniak, NPK dan produk turunannya serta

jasa perekayasaan & engineering yang bermutu tinggi.

Mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja.

Peduli terhadap lingkungan sehingga memuaskan semua pihak yang

berkepentingan dengan perusahaan.

Untuk itu perusahaan menetapkan kebijakan antara lain :

Mematuhi persyaratan, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Melaksanakan pengendalian mutu secara terus menerus untuk memenuhi

kepuasan pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.

Melakukan upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja

serta pencegahan terhadap terjadinya pencemaran limbah yang dihasilkan

oleh pabrik amoniak, pabrik urea, dan pabrik NPK.

Melaksanakan pengelolaan lingkungan dan penghematan sumber daya gas

dan air.

Melakukan penyempurnaan yang berkelanjutan pada sistem yang ada dan

melaksanakan pengawasan disetiap kegiatan.

Page 5: PENGENDALIAN PENCEMARAN

Kebijakan ini ditinjau secara periodik dan dikomunikasikan kepada

seluruh karyawan, kontraktor, pemasok dan seluruh pihak yang

memerlukan.

PT Pupuk Kujang Menuju Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan

(PROPER) Hijau Dalam Pengelolaan Lingkungan Hijau

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa saja jenis-jenis dan dari mana sumber-sumber limbah yang

dihasilkan di pabrik 1A?

1.2.2 Bagaimana penanganan limbah di pabrik 1A?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui jenis-jenis dan sumber-sumber limbah apa saja yang

dihasilkan dari pabrik 1A.

1.3.2 Mengetahui metode penanganan limbah di pabrik 1A.

Page 6: PENGENDALIAN PENCEMARAN

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jenis- Jenis dan Sumber-Sumber Limbah yang Dihasilkan dari

Pabrik 1A

Di pabrik pupuk kujang ini limbah dapat dikelompokan menjadi, beracun,

berbau, berdebu, dan berminyak. Menurut jenisnya ada padat, cair dan gas.

Limbah yang memerlukan penanganan serius adalah limbah cair yang diakibatkan

dari beberapa kondisi : .bocoran dari suatu peralatan bocoran dari tumpahan saat

pengisian. Pencucian atau perbaikan dari suatu peralatan.

Sumber-sumber limbah pada pabrik 1A :

1. Limbah Cair

Limbah cair mengandung amoniak dan urea berasal dari pabrik amoniak

dan pabrik urea

Limbah cair mengandung minyak berasal dari compressor dan pompa

Limbah cair mengandung asam/basa berasal dari unit Demineralisasi

Limbah Cair mengandung Lumpur berasal dari pengolahan air

Limbah Sanitasi mengandung suspended solid, BOD dan Koliform

2. Limbah Gas dan Kebisingan

Limbah gas buang/stack gas berasal dari emisi boiler-boiler dan reformer

dari pabrik utilitas dan pabrik amoniak.

Emis gas NH3 dan debu urea berasal dari bagian atas menara pembutir.

Limbah gas buang (Purge gas) yang berasal dari daur sintesa pabrik

amoniak.

Sumber kebisingan yang berasal dari pabrik utilitas, pabrik amoniak dan

pabrik urea.

3. Limbah Padat

Limbah katalis bekas berasal dari pabrik amoniak yang mengandung

oksida-oksida dari : Ni, Zn, Cu, Fe, Mo, Co.

Page 7: PENGENDALIAN PENCEMARAN

Limbah Debu urea berasal dari unit pengantongan.

2.2 Pengendalian Pencemaran di Pabrik 1A

Dalam rangka mewujudkan PROPER Hijau, PT Pupuk Kujang telah

mengeluarkan berbagai kebijakan dengan didukung berbagai upaya nyata yang

dapat mendukung kepada pencapaian tersebut.

Berbagai kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan sehubungan dengan hal

tersebut antara lain :

1. Kebijakan Pengurangan Emisi Udara.

2. Kebijakan Perlindungan Keanekaragaman Hayati.

3. Kebijakan Efisiensi Energi dan Konservasi Sumber Daya Alam.

4. Kebijakan Pengembangan Masyarakat.

5. Kebijakan Pengurangan dan Pemanfaatan Limbah B3 (LB3).

6. Kebijakan Pengelolaan Limbah Padat Non B3.

PT Pupuk Kujang menghasilkan beberapa jenis limbah dalam proses

produksiya yaitu padat, cair dan gas. Namun, pengolahan yang lebih diutamakan

adalah limbah cair yang dihasilkan. Limbah cair dari proses produksi masih

mengandung banyak bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan jika

langsung dibuang ke sungai. Berikut ini adalah beberapa pengolahan limbah cair

yang dimiliki PT Pupuk Kujang sebelum akhirnya dibuang ke sungai.

2.2.1 Pengolahan Air Sisa Regenerasi

Air sisa regenerasi yang berasal dari pengolahan demineralisasi akan

dialirkan masuk ke kolam netralisasi (neutralization basin) pada kolam ini, air

sisa regenerasi diaduk agar tercampur merata. Dimana jika pH air pada bersifat

asam maka akan diinjeksikan NaOH (dari Caustic Dissolving Tank (2008-F)

untuk menetralkannya, begitupun sebaliknya jika pH air bersifat basa maka akan

diinjeksikan H2SO4 (dari Acid Storage Tank (2013-F)). Air keluaran dari bak

Page 8: PENGENDALIAN PENCEMARAN

netralisasi diharapkan memiliki pH 6,5—7,5 dan akan dimasukkan menuju

Discharge Equalization Pond (2401-A).

2.2.2 Pengolahan Air Berminyak

Air yang mengandung minyak yang mengandung sisa oli yang berasal dari

alat penukar panas akan dihilangkan minyaknya menggunakan oily water

separator. Sebelum masuk ke oily water separator air tersebut ditampung di tiga

penampungan berbeda yaitu basin 2405-AA (menampung air buangan cooling

tower), 2405-BB (menampung air buangan boiler) ,2405-AC (menampung air

buangan gas turbine generator Hitachi dan boiler unit utilitas).

Air yang ditampung sementara oleh masing-masing basin dipompakan

masuk pada bagian atas oily water separator. Prinsip kerja alat ini adalah air akan

terpisah dari minyak berdasarkan perbedaan densitas cairan. Minyak dialirkan

secara overflow menuju penampungan sedangkan air dilewatkan dari bagian

bawah untuk dibuang ke sungai.

2.2.3 Pengolahan Air Berlumpur

Air buangan dari clarifier dan sand filter yang mengandung lumpur, terlebih

dahulu diendapkan agar tidak menyebabkan pendangkalan sungai. Air yang

mengandung lumpur dimasukkan ke kolam pengendapan (sludge containment

pond), kemudian akan diencerkan sambil dilakukan pengadukan sehingga lumpur

akan mengendap pada bagian bawah kolam. Air yang bebas lumpur akan dialirkan

ke kolam penampungan akhir (discharge equalization pond) dan selanjutnya

dialirkan ke sungai Cikaranggelam.

2.2.4 Unit Pengolahan Buangan Sanitasi

Air buangan yang berasal dari toilet di areal pabrik dan perumahan sekitar

akan di proses pada unit ini. Buangan yang berupa padatan dan cairan diolah

menggunakan metode lumpur aktif dan sistem aerasi melalui contact zone yang

terdiri atas delapan petak dengan sistem overflow.

Page 9: PENGENDALIAN PENCEMARAN

2.2.5 Unit Pemisah Ammonia

Unit ini dirancang untuk memisahkan ammonia yang terkandung dalam air

buangan dengan metoda Steam Stripping. Metoda pemisahan yang dipakai adalah

proses pelepasan ammonia dengan steam. Jika ammonia dalam air buangan

dikontakkan deengan aliran steam berlawanan arah dalam suatu menara

berpacking maka ammonia akan dibebaskan.

Beberapa factor yang mempengaruhi efisiensi proses pelepasan amoniak

adalah : jenis unit stripping, pH, Suhu Laju pembebanan dan pengendapan kerak.

2.2.6 Unit Pengolahan Debu Urea

Debu urea yang berasal dari bagian atas prilling tower ditangkap dengan

memasang Dust Recovery System dan akan dilarutkan dengan air dan

dicampurkan dengan cairan mother liquor. Ini bertujuan agar udara yang

dikeluarkan dari prilling tower benar-benar bersih dan debu urea yang dicairkan

digunakan kembali sebagai absorben.

2.2.7 Penangan Limbah Gas dan Kebisingan

a) Limbah gas buang / stack gas berasal dari emisi boiler-boiler dan reformer

dari pabrik utilitas dan pabrik amoniak. Diatasi dedngan pengoperasian

boiler sesuai SOP dan pembakaran gas alam dengan oksigen berlebih.

b) Emis gas NH3 dan debu urea berasal dari bagian atas menara pembutir.

Diatasi dengan pengendalian urea dust separator system wet scrubber dan

penggantian filter secara kontinyu.

c) Limbah gas buang (Purge gas) yang berasal dari daur sintesa pabrik

amoniak diatas dengan memasang Unit Hydrogen Recovery untuk

memisahkan NH3 dan H2.

d) Sumber kebisingan yang berasal dari pabrik utilitas, pabrik amoniak dan

pabrik urea diatasi dengan keharusan setian pekerja memakai alat

penyumbat telinga

Page 10: PENGENDALIAN PENCEMARAN

2.2.8 Limbah Padat

a) Limbah katalis bekas berasal dari pabrik amoniak yang mengandung

oksida-oksida dari : Ni, Zn, Cu, Fe, Mo, Co. Diatasi dengan penyimpanan

sementara ditempat yang aman kemudian dijual kembali.

b) Limbah Debu urea berasal dari unit pengantongan. Diatasi dengan

pemasangan peralatan dust collector, dehumidifier dan exhaust fan, urea

dust dan waste dilarutkan kembali kemudian direcycle.

Page 11: PENGENDALIAN PENCEMARAN

BAB III

KESIMPULANDi pabrik pupuk kujang ini limbah dapat dikelompokan menjadi, beracun, berbau,

berdebu, dan berminyak. Menurut jenisnya ada padat, cair dan gas.

Sumber-sumber limbah dan penanganannya pada pabrik 1A :

1. Limbah Cair

Limbah cair mengandung amoniak dan urea berasal dari pabrik amoniak

dan pabrik urea diatasi dengan pengolahan ammonia removal.

Limbah cair mengandung minyak berasal dari compressor dan pompa

diatasi dengan oily water separator.

Limbah cair mengandung asam/basa berasal dari unit demineralisasi

diatasi dengan penetralan pH dengan menambahkan asam/basa.

Limbah cair mengandung lumpur berasal dari pengolahan air diolah

dengan pengolahan air berlumpur.

Limbah Sanitasi mengandung suspended solid, BOD dan koliform diolah

dengan pengolahan lumpur aktif.

2. Limbah Gas dan Kebisingan

Limbah gas buang / stack gas berasal dari emisi boiler-boiler dan reformer

dari pabrik utilitas dan pabrik amoniak. Diatasi dedngan pengoperasian

boiler sesuai SOP dan pembakaran gas alam dengan oksigen berlebih

Emis gas NH3 dan debu urea berasal dari bagian atas menara pembutir.

Diatasi dengan pengendalian urea dust separator system wet scrubber dan

penggantian filter secara kontinyu

Limbah gas buang (Purge gas) yang berasal dari daur sintesa pabrik

amoniak diatas dengan memasang Unit Hydrogen Recovery untuk

memisahkan NH3 dan H2

Page 12: PENGENDALIAN PENCEMARAN

Sumber kebisingan yang berasal dari pabrik utilitas, pabrik amoniak dan

pabrik urea diatasi dengan keharusan setian pekerja memakai alat

penyumbat telinga

3. Limbah Padat

Limbah katalis bekas berasal dari pabrik amoniak yang mengandung

oksida-oksida dari : Ni, Zn, Cu, Fe, Mo, Co. Diatasi dengan penyimpanan

sementara ditempat yang aman kemudian dijual kembali

Limbah Debu urea berasal dari unit pengantongan. Diatasi dengan

pemasangan peralatan dust collector, dehumidifier dan exhaust fan, urea

dust dan waste dilarutkan kembali kemudian direcycle

Page 13: PENGENDALIAN PENCEMARAN

DAFTAR PUSTAKAhttp://pupuk-indonesia.com/id/csr-hsa/hse/lingkungan-hidup

http://www.pupuk-kujang.co.id/home/kebijakan-mutu-k3-dan-lingkungan

Debby dan Imam, Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT Pupuk Kujang Unit Urea

1A, 2015.

Page 14: PENGENDALIAN PENCEMARAN

LAMPIRAN

Page 15: PENGENDALIAN PENCEMARAN

Pertanyaan Diskusi:

Kirana Putri Rahardjo

1. Berapa lama waktu tinggal untuk pengolahan air berlumpur ?

Waktu tinggal di pengolahan air berlumpur sekitar 9-14 jam.

2. Ammonia yang ditarik oleh vent di unit ammonia removal

dikemanakan?

Ammonia yang keluar dari vent di unit ammonia removal

dilepaskan diudara bebas, karena kadarnya tidak terlalu besar, yaitu

kurang dari 25 ppm.

3. Pengolahan limbah di KIKC (Kawasan Industri Kujang Cikampek)

apakah diolah oleh pihak Pupuk Kujang?

Untuk pengolahan limbah di KIKC tidak diolah oleh pabrik pupuk

kujang, mungkin ada pengolahannya, tetapi tidak diolah di unit

kami PKL.

4. Pada Purging Gas ammonia yang tidak terpakai itu bagimana?

Ammonianya dalam fase apa?

Pada purging gas ammonia bukan ammonia yang tidak terpakai,

tapi ammonia yang masi terkandung dalam gas buangan,

ammonianya dalam fase gas dan tercampur dengan gas lainnya.

Septi Triandini

5. Dalam pengolahan di lumpur aktif mikroba yang digunakan apa

dan indikasinya apa?

Mikroba yang digunakan kami kurang tau. Untuk indikasi

lumpurnya apakah pengolahannya sesuai atau tidak, di sana bisa di

deteeksi apakah hasil olahan lumpurnya seperti yang diinginkan

atau tidak bissa dideteksi di ruang control room.