30
1 Skenario 1 Judul skenario : Keluarga tahap dewasa Skenario : Keluarga Bp. S usia 50 tahun, pendidikan terakhir D3, pekerjaan guru SD. Bp. S mempunyai seorang istri ibu T usia 48 tahun, pekerjaan ibu RT, mempunyai dua orang anak yang pertama An. L (35 tahun), S1, guru SD yang kedua An. M (18 tahun), SMA bekerja dibengkel, keduanya belum menikah. Keluarga berasal dari suku jawa dan termasuk dalam keluarga inti. Keluarga Bp. S berada ditahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa muda, dimana dari dua orang anaknya belum menikah dan tinggal satu rumah. Keluarga Bp. S sudah menjalankan sebagian tugas perkembangan keluarga seperti mempertahankan keintiman pasangan dengan selalu menyampaikan keluhan yang dirasakan antar suami istri, namun untuk merawat orang tua yang sakit khususnya pada ibu T, tugas perkembangan yang belum selesai adalah memandirikan anak. Kondisi Bp. S mengalami hemiparese kaki kiri, sehingga ibu T menjalankan semua tugas Bp. S selaku kepala keluarga dengan dibantu An. L, tetapi An. M sendiri merasa tidak mau untuk dilibatkan dalam urusan rumah tangga, dengan alasan An. M baru lulus SMA dan

pENGKAJIAN Pada Keluarga tahap dewasa.komunitas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pENGKAJIAN Pada Keluarga tahap dewasa.komunitas

1

Skenario 1

Judul skenario : Keluarga tahap dewasa

Skenario :

Keluarga Bp. S usia 50 tahun, pendidikan terakhir D3, pekerjaan guru SD. Bp. S

mempunyai seorang istri ibu T usia 48 tahun, pekerjaan ibu RT, mempunyai dua

orang anak yang pertama An. L (35 tahun), S1, guru SD yang kedua An. M (18

tahun), SMA bekerja dibengkel, keduanya belum menikah. Keluarga berasal dari

suku jawa dan termasuk dalam keluarga inti. Keluarga Bp. S berada ditahap

perkembangan keluarga dengan anak dewasa muda, dimana dari dua orang

anaknya belum menikah dan tinggal satu rumah. Keluarga Bp. S sudah

menjalankan sebagian tugas perkembangan keluarga seperti mempertahankan

keintiman pasangan dengan selalu menyampaikan keluhan yang dirasakan antar

suami istri, namun untuk merawat orang tua yang sakit khususnya pada ibu T,

tugas perkembangan yang belum selesai adalah memandirikan anak. Kondisi Bp.

S mengalami hemiparese kaki kiri, sehingga ibu T menjalankan semua tugas Bp.

S selaku kepala keluarga dengan dibantu An. L, tetapi An. M sendiri merasa tidak

mau untuk dilibatkan dalam urusan rumah tangga, dengan alasan An. M baru lulus

SMA dan masih perlu banyak main dengan teman-temannya, sehingga cenderung

belum mau terlibat dalam merawat Bp. S dirumah, sehingga ibu T melakukan

semua urusan rumah tangganya, yang pada akhirnya, patut diduga ibu T cukup

stress dengan tanda tekanan darahnya 170/100 mmHg.

Kata kunci : Belum menikah, memandirikan, stress, dewasa muda, tugas

perkembangan.

Page 2: pENGKAJIAN Pada Keluarga tahap dewasa.komunitas

2

Soal

1. Bagaimana karakteristik keluarga inti pada suku jawa

berdasarkan kasus di atas?

2. Apa Tugas Perkembangan yang keluarga Bp. S?

3. Mengapa An L (35 thn) belum menikah?

4. Mengapa An M tidak mau dilibatkan dalam urusan rumah tangga

keluarganya, dan apakah hal tersebut merupakan penyimpangan tugas tumbuh

kembang?

5. Bagaimana perubahan peran Ibu T terkait dengan penyakit

Bp. S?

6. Apakah Masalah utama yang dihadapi keluarga Bp. S?

7. Fungsi apa yang dapat dilakukan perawat untuk menangani masalah keluarga

Bp.S?

8. Apa Fungsi keluarga (menurut Friedman) yang tidak terpenuhi oleh keluarga

Bp. S?

9. Apa model teori keperawatan yang sesuai untuk diterapkan terhadap kasus

pada keluarga Bapak S?

10. Bagaimana asuhan keperawatan yang dapat dilakukan

terhadap masalah keluarga Bp. S?

Page 3: pENGKAJIAN Pada Keluarga tahap dewasa.komunitas

3

Jawaban

1. Bagaimana karakteristik keluarga inti pada suku jawa

berdasarkan kasus di atas?

Pada kasus tersebut dijelaskan bahwa keluarga Bp. S

berasal dari suku jawa dan termasuk dalam keluarga inti. Pada

suku jawa bentuk keluarga didominasi oleh keluarga besar dan

keluarga inti yang berpusat pada ayah atau ibu. Keluarga jawa

yang ekonomi serta kelas sosial menengah ke bawah

mempunyai karakteristik pola mencari bantuan pertolongan

kesehatan yang sederhana. Selain itu, pada keluarga jawa

menerima dan menghargai struktur keluarga (matrilokal atau

patrilokal) serta sistem nilai yang dianut keluarga jawa

merupakan tonggak awal yang harus ditanamkan dalam

keluarga agar kelak menuai keberhasilan. Keberhasilan tesebut

dapat dinilai dari tingkat kemandirian keluarga dalam menolong

diri mereka sendiri dalam bidang kesehatan dan akan optimal

jika melibatkan kyai. Akan tetapi, pada kasus keluarga Bp. S

belum bisa mencapai tingkat kemandirian dalam keuarga,

karena terdapat tugas perkembangan yang belum terpenuhi

dalam kelurga yaitu memandirikan anak. Dalam hal ini, asuhan

keperawatan yang dapat dilakukan pada karakteristik keluarga

inti suku jawa adalah dengan pendekatan budaya (transcultural

nursing). Pendekatan budaya dilakukan karena dipandang lebih

tepat Pendekatan budaya bermakna asuhan keperawatan

keluarga dimulai dari keinginan keluarga, sesuai dengan

kebiasaan keluarga, sesuai sumber daya keluarga, sesuai

dengan kemampuan keluarga, sesuai dengan struktur dan nilai-

nilai yang dianut keluarga, serta melibatkan kyai sebagai

pemimpin spiritual mereka.

Page 4: pENGKAJIAN Pada Keluarga tahap dewasa.komunitas

4

Dalam keluarga suku jawa juga biasanya suami istri

memimpin keluarga bersama-sama. Dalam artian sebagai bapak

dan ibu, mereka mempunyai kedudukan serta kekuasaan yang

sama. Keluarga suku jawa selalu memelihara hubungan yang

kuat san erat diantara para anggota keluarga. Akan tetapi, di

keluarga Bp.S kurang terbina hubungan keluarga yang baik, hal

itu terlihat sari sikap An.M yang cenderung peduli terhadap

penyakit yang dialami Bp.S. Padahal pada prinsipnya hubungan

bapak dan anak terjalin dengan erat.

2. Apa Tugas Perkembangan yang Belum Terpenuhi Oleh keluarga Bp. S?

Bp. S dan Ibu T adalah orang tua yang memiliki dua orang

anak. Anak pertama bernama An. L (35 th) dan anak kedua

adalah An. M (18 th). Saat ini An. L bekerja sebagai guru SD dan

An. M bekerja di bengkel setelah lulus dari SMA. Kita bisa

mengetahui suatu keluarga memasuki tahap sesuai dengan

umur anak pertama. Dilihat dari umur anak pertama Bp. S adalah

35 tahun, maka keluarga Bp. S memasuki tahap yang menurut

Duvall dalam Sosiological Perspective tahun 1985 adalah tahap

keluarga melepas anak dewasa. Dimana anak dewasa adalah

anak dengan usia di atas 20 tahun yang seharusnya sudah bisa

menghidupi dirinya sendiri dan bertanggung jawab kepada orang

tua.

Tugas perkembangan pada tahap melepaskan anak dewasa

antara lain:

a. memperluas jaringan keluarga inti menjadi keluarga besar;

b. membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di

masyarakat;

c. penataan kembali peran orang tua dan kegiatan di rumah.

d. mempertahankan keintiman pasangan;

Page 5: pENGKAJIAN Pada Keluarga tahap dewasa.komunitas

5

Dalam kasus Bp. S dapat diketahui bahwa An. L yang telah

berusia 35 tahun seharusnya telah bisa meninggalkan rumah

untuk bekerja dan memiliki keluarga baru (menikah). Pada

kenyataannya An. L yang telah bekerja belum menikah dan

masih tinggal satu rumah dengan Bp. S dan Ibu T. Seharusnya

Bp. S dapat membuat keluarga inti menjadi keluarga besar

dengan menikahnya An. L.

Dengan menikahnya An. L diharapkan dapat membantu An.

L untuk mandiri dalam kehidupannya di masyarakat. Jika An. L

telah menikah maka Bp. S dan Ibu T dapat memberikan asih,

asah dan asuh pada An. M yang berusia 18 tahun dengan

penataan kembali peran orang tua dan kegiatan rumah. Bp. S

juga mengatakan bahwa selama ini dia masih mempertahankan

keintiman pasangan dengan selalu menyampaikan keluhan yang

dirasakan antar suami istri.

Tugas yang belum terselesaikan oleh keluarga adalah

memperluas jaringan keluarga inti menjadi keluarga besar

dimana An. L belum menikah hingga usianya saat ini mencapai

35 tahun. Kedua adalah membantu memandirikan anak dalam

kehidupannya di masyarakat. Pada faktanya An. L masih tetap

tinggal dengan orang tuanya yang akan menyebabkan tingkat

kemanjaan sebagai anak akan muncul dalam diri An. L pada usia

35 tahun. Ketiga adalah penataan kembali menjadi orang tua

dan kegiatan rumah. Seharusnya Bp. S dan Ibu T saat ini adalah

memberikan kasih sayang dan pendidikan kepada adik dari An. L

yaitu An. M yang menginjak usia 18 tahun.

3. Apa yang menyebabkan An L (35 th) belum menikah?

Berdasarkan kasus yang terdapat dalam modul, tertulis bahwa keluarga

Bp. S berada pada tahap perkembangan dewasa awal. Hal ini didasarkan pada

teori perkembangan keluarga bahwasanya pengklasifikasian tahap suatu keluarga

Page 6: pENGKAJIAN Pada Keluarga tahap dewasa.komunitas

6

didasarkan pada usia anak tertua, dalam kasus ini adalah An L. Berdasarkan Teori

Psikososial Erik Erikson (1963), manusia pada usia dewasa awal memiliki tugas

perkembangan antara lain: memilih pasangan, belajar hidup dengan pasangan,

memulai hidup berkeluarga, mengasuh anak, mengatur rumah tangga, mulai

melangkah dalam pekerjaan, menerima tanggung jawab sebagai warga negara,

menemukan dan berinteraksi dengan keluarga lain dalam komunitas. Sedangkan

menurut Teori Harvighurst, tugas perkembangan dewasa awal meliputi

pencapaian tanggung jawab sosial, menetapkan dan mempertahankan standar

kehidupan, mengembangkan aktivitas luang, dan berhubungan dengan

pasangannya sebagai individu. Berdasarkan kedua teori tersebut, dapat

disimpulkan bahwa kondisi An L yang belum menikah merupakan

ketidakterpenuhinya tugas perkembangan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa

faktor yang melatarbelakanginya. Untuk mengetahui faktor pencetusnya, harus

dilakukan pegkajian terhadap individu maupun lingkungan disekitarnya termasuk

keluarga. Berdasarkan kasus pada keluarga Bp.S, terdapat beberapa faktor yang

memungkinkan mengapa An L belum menikah di usianya yang sudah termasuk

dalam tahap dengan tugas dominan melakukan pernikahan. Faktor tersebut antara

lain:

1. Perkembangan Psikososial yang tinggi

Pada umumnya seseorang yang memasuki tahap dewasa awal memiliki

perkembangan psikososial yang tinggi. Bahkan pada sebagian orang

perkembangan psikologisnya terhadap status sosial sangat tinggi

sehingga menutupi keinginan psikologis yang lainnya, misal keinginan

untuk merasakan kasih sayang dalam suatu pernikahan (membentuk

keluarga). Selama tahap dewasa awal, seseorang biasanya terlalu

berambisi untuk mendapatkan dan membuktikan status ekonomi dan

sosialnya kepada orang-orang disekitarnya. Hal tersebut membuat

orang-orang dewasa awal, terutama golongan idealis memasang target

tinggi untuk pasangannya. Mereka menginginkan memiliki pasangan

yang juga sudah bekerja, karena pekerjaan yang sukses tidak hanya

menjamin keamanan ekonomi tetapi juga hubungan yang akrab,

Page 7: pENGKAJIAN Pada Keluarga tahap dewasa.komunitas

7

aktivitas sosial, dukungan dan penghormatan dari teman sejawat.

Selain itu, pernikahan dengan pasangan bekerja memiliki keuntungan

dan liabilitas (Potter & Perry, 1997). Beberapa alasan tersebut

mungkin dimiliki oleh An L. Keinginannya yang begitu tinggi untuk

menjadi sukses dimasa dewasa awalnya membuat ia berambisi untuk

mendapatkan pasangan yang sudah mapan dalam hal ekonomi, apalagi

dengan kondisi dirinya yang sudah bekerja. Memiliki pasangan yang

belum bekerja sama halnya dengan mengurangi income pribadinya dan

tidak menjamin terbentuknya keluarga minimal kelas menengah.

4. Mengapa An M tidak mau dilibatkan dalam urusan rumah tangga

keluarganya, dan apakah hal tersebut merupakan penyimpangan tugas tumbuh

kembang?

An M tidak mau dilibatkan dalam urusan rumah tangga keluarganya

dikarenakan An M memiliki alasan bahwa dia baru lulus SMA dan masih mau

menghabiskan waktunya untuk bermain bersama teman-temannya. Bisa dilihat

dari kasus di atas bahwa An M tidak memiliki tanggungjawab untuk ikut serta

dalam merawat ayahnya yang sedang sakit. Selain itu An M kurang memiliki rasa

mempunyai dalam keluarga tersebut sehingga ia acuh tak acuh dalam urusan

rumah tangga keluarganya.

Pada usia 18 tahun, seharusnya An M memiliki tugas perkembangan untuk

hidup mandiri dan mulai menjalin hubungan dengan jenis kelamin yang berbeda.

An M memang sudah bisa hidup mandiri dalam lingkungan masyarakat dengan

pembuktian bahwa An M bekerja di bengkel. Dalam tahap ini An M pada

perkembangan emosionalnya yaitu pada tahap pencarian identitas. Tahap

pencarian identitas ini seharusnya dibantu oleh orang tua An M. Tetapi karena Bp

S sakit dan Ibu T yang sibuk melakukan tugas rumah tangga sebagai kepala

keluarga, maka patut diduga An M mengalami kekacauan identitas. Kekacauan

identitas ini dapat dilihat dari An M yang tidak mau terlibat dalam urusan rumah

tangga, misalnya membantu Ibu T dengan merawat Bp S. Seharusnya dalam tahap

Page 8: pENGKAJIAN Pada Keluarga tahap dewasa.komunitas

8

ini tugas perkembangan An M berubah karena dipengaruhi perubahan peranan.

Seperti yang terlihat dari masalah yang berkaitan dengan kehidupan dan falsafah

hidup seperti tujuan hidup, perilaku dirinya, keluarganya dan orang lain, An M

diharapkan memiliki pola pikir, sikap perasaan, dan perilaku yang menuntun dan

mewarnai berbagai aspek kehidupannya dalam masa dewasa kelak.

Tugas perkembangan lainnya bagi An M adalah mendapatkan kebebasan.

An M diharapkan belajar dan berlatih untuk menentukan pilihan, membuat

keputusan dan melaksanakan keputusannya serta berani bertanggungjawab.

Dengan kebebasan ini An M diharapkan tidak lagi bergantung pada orang tua dan

orang dewasa lainnya. Seperti yang terlihat An M masih ingin banyak bermain

dengan temen-temannya, hal ini wajar saja jika dilihat dari tugas perkembangan

An M. Sebagai orang tua, Ibu T sebaiknya memaklumi hal tersebut dan ikut

membimbung An M agar tugas perkembangan itu dapat dilewati An M dengan

baik. Jika tugas perkembangan itu telah terlaksana dengan baik maka An M saat

dewasa akan sadar bahwa ia bertanggungjawab pula dalam urusan rumah tangga

keluarga Bp S.

5. Bagaimana perubahan peran Ibu T terkait dengan penyakit

Bp. S?

Peran dalam keluarga sebenarnya sudah ada dan terbagi

masing-masing antara anggota keluarga. Sehingga dalam

keluarga peran tersebut berfungsi untuk saling melengkapi untuk

memenuhi kebutuhan keluarga dan menyelesaikan tahap

perkembangan keluarga. Berdasarkan ilustrasi dari skenario 1

pada modul, seorang bapak S sudah tidak dapat melakukan

aktivitas seperti saat beliau masih sehat, sehingga beliau hanya

bisa menjaga keakraban dan keintiman pasangan. Sedangkan

untuk peran bapak S sebagai ayah yang harus dilakukan beliau

tidak bisa memenuhi, maka Ibu T sebagai pasangannya harus

merangkap peran sebagai ayah dan sebagai ibu, peran sebagai

ayah untuk menafkahi keluarga dan memberikan rasa aman bagi

Page 9: pENGKAJIAN Pada Keluarga tahap dewasa.komunitas

9

keluarga tersebut, dan menjalankan peran sebagai seorang ibu

untuk mengasuh anaknya.

Seorang ibu yang seharusnya berperan sebagai pendidik

dan mengatur keuangan dan urusan rumah tangga tidak

mempunyai kewajiban untuk menjadi tulang punggung utama

keluarga. Meskipun begitu kemungkinan untuk menjadi pencari

nafkah tambahan untuk keluarga juga tidak disalahkan dalam

pelaksanaannya. Karena dalam keluarga yang memiliki tingkat

kebutuhan yang tinggi akan dapat dipenuhi dengan nafkah

tambahan yang dihasilkan oleh anggota keluarga yang lain

termasuk anak yang sudah bekerja tapi belum berkeluarga.

Keputusna untuk mencari nafkah ini dapat dilakukan sesuai

dengan kesepakatan seluruh anggota keluarga, sehingga tidak

ada rasa saling keberatan dengan kondisi tersebut.

Dalam skenario disebutkan bahwa tugas perkembangan

yang belum terselesaikan adalah memandirikan anak, hal ini

perlu diperhatikan oleh bapak S dan Ibu T sebagai orang tua.

Anak-anak mereka sudah berumur 35th dan 30th seharusnya

pada usia tersebut mereka sudah memiliki pasangan dan

membentuk sebuah keluarga sendiri. Hal ini dikarenakan usia

mereka yang sudah cukup untuk menikah dan mereka juga telah

memiliki pekerjaan yang dapat digunakan untuk membangun

rumah tangga sendiri dan berpisah dari orangtuanya.

Kemandirian ini perlu untuk dibenahi mungkin dengan cara

mengajak bicara anak mereka dan menanyakan kepada mereka

apakah merka sudah memiliki pasangan dan selalu mendukung

kegiatan yang dilakukan oleh mereka.

Page 10: pENGKAJIAN Pada Keluarga tahap dewasa.komunitas

10

6. Apakah Masalah utama keluarga Bp. S?

Tugas perkembangan sebagai keluarga seharusnya memandirikan anak,

membantu anak tertua dalam melepaskan diri, serta orangtua juga membantu anak

mereka yang lebih kecil agar mandiri. Ketika kedua anak dilepas untuk menikah,

tugas keluarga adalah memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota

keluarga yang baru lewat perkawinan dan menerima nilai-nilai dan gaya hidup

dari pasangan itu sendiri. Tugas perkembangan pada fase ini menjadi penting,

namun terkadang fase ini terkadang sulit untuk dilewati karena umumnya mereka

menunda perkawinan dengan alasan masalah ekonomi ataupun sikap orang tua

terhadap anaknya.

Peran keluarga

Tahap ini merupakan tahap dimana keluarga melepas anak usia dewasa dan

membantu orang tua yang sudah mengalami sakit-sakitan. Namun pada tahap ini

tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi, orang tua belum memandirikan

anak-anaknya pada usia yang sudah dewasa. Pola komunikasi dalam keluarga

Bp.S terjalin dengan baik antar suami istri, namun pola komunikasi antar anak

tidak terjalin. Meskipun didalam kasus tidak dijelaskan bagaimana komunikasi

orang tua dengan anaknya tetapi dapat terlihat dari tingkah laku salah satu

anaknya. Peran Bp.S selaku kepala keluarga digantikan oleh Ibu T dan dibantu

dengan An M, karena Bp. S mengalami hemiparase kaki kiri. Sedangkan An T

tidak menjalankan fungsi formal yang sepenuhnya, tidak mau membantu ibu dan

merawat Bap S yang sedang sakit. Pola komunikasi tidak terlihat terjalin pada

anak sepenuhnya, An M yang belum menikah hingga usia 35 thn sedangkan An T

yang enggan membantu orang tua dan juga belum menikah pada usia 30 tahun

peran orang tua disni sangat perlu dalam hal memandirikan anak atau melepas

anak pada usia tersebut. Sehingga komunikasi antar anak dan orang tua harus

selalu terjalin, agar orang tua melakukan tugas perkembangan yang mulai melepas

anak usia dewasa dan memandirikan anak serta anak mulai melakukan tugas

perkembangan memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar. Selain itu peran

masing-masing anggota keluarga disini sangat dibutuhkan untuk terciptanya

hubungan keluarga yang harmonis.

Page 11: pENGKAJIAN Pada Keluarga tahap dewasa.komunitas

11

7. Apa fungsi yang dapat dilakukan perawat untuk menangani masalah keluarga

bpk.S?

Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak yang memberi

dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Pada kasus

keluarga bpk.S, terdapat beberapa masalah keluarga seperti:

1. Tugas perkembangan yang belum selesai adalah memandirikan anak atau

melepas anak.Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak

pertama meninggalkan rumah orangtua, akan tetapi pada keluarga bpk.S anak

pertama L sudah berumur (35) tahun belum menikah. Pada tahap ini

seharusnya:

Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang

didapatkan melalui perkawinan anak-anak.

Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan

perkawinan.

Membantu orang tua lanjut usia dan sakit sakitan dari suami maupun istri.

2. Kondisi bpk.S mengalami hemiparese di bagian kaki kiri, sehingga ibu. T

menjalankan semua tugas bpk.S bersama anak pertama, sedangkan pada tahap

ini seorang istri masuk pada awal manupouse. Jadi kelelahan yang berlebihan

dirasakan oleh ibu T, sedangan anak kedua tidak mau terlibat dengan

perawatan bp.S dirumah karena tidak mau dilibatkan sehingga ibu.T

melakukan semua urusan rumah tangganya.

Peran Perawat dalam Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa Muda

adalah  memberikan pendidikan konseling pada keluarga tentang tugas tugas

yang seharusnya dilalui oleh keluarga yaitu, pada orang tua (suami istri)

melepas anak pertamanya untuk menikah dan melakukan reorganisasi

keluarga menjadi sebuah unit yang tetap berjalan sementara melepaskan anak-

anak yang dewasa kedalam kehidupan mereka sendiri.sedangkan anak kedua

membantu mengurus perawatan bpk.S sehingga beban ibu.T berkurang.

Masalah utama kesehatan meliputi munculnya kondisi kesehatan kronis dan

faktor-faktor yang berpengaruh seperti kolestrol tinggi, obesitas, dan tekanan

darah tinggi serta monopouse. perlu strategi promosi kesehatan dan “gaya

Page 12: pENGKAJIAN Pada Keluarga tahap dewasa.komunitas

12

hidup sehat” menjadi lebih penting bagi anggota keluarga yang dewasa.

Memberikan pengetahuan kepada ibu.T tentang resiko tekanan darah tinggi

dan dampak yang disebabkan dari penyakit tersebut. Memberikan perawatan

kepada keluarga serta mengkaji masalah yang terjadi di dalam keluarga

tersebut, sehingga dapat melakukan tindakan dengan tujuan mengurangi

masalah masalah yang terjadi di keluarga bp.S tersebut.

3. Tanggung jawab An. L untuk ikut membantu ibunya merawat sang ayah

Sebagai anak sulung, An. L memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi

terhadap keluarganya. Terlebih dengan kondisi ayahnya yang tengah sakit-

sakitan dan tidak produktif lagi untuk bekerja membuat An. L harus

menyisihkan sebagian pendapatannya sebagai guru SD untuk membiayai hidup

keluarga dan pengobatan Hemiparese yang dialami ayahnya. Hal tersebut

membuat An. L kurang memikirkan akan kebutuhan biologis dan tugas

perkembangannya termasuk untuk menikah pada tahap dewasa awal. Selain itu,

tekanan sosial untuk membentuk suatu keluarga dewasa ini tidak tidak seberat

pada masa lalu. Dahulu seseorang yang telah berusia 30 tahun dan belum

menikah akan dianggap sebagai lajang tua, terutama pada wanita. Namun,

dewasa ini banyak orang yang memutuskan untuk tetap melajang dan menikmati

hasil kerjanya sendiri dengan tinggal di apartemen mewah, memakai mobil

mewah dan bau-baju bagus, dan sebagainya. Hal yang demikian tetap berlaku

dan diterima di kalangan masyarakat sekarang dan tidak dianggap sebagai suatu

penyimpangan. Oleh karena itu, banyak orang dewasa muda termasuk An. L

merasa tetap tenang dan nyaman dalam masa lajangnya.

8. Apa Fungsi keluarga yang tidak terpenuhi oleh keluarga Bp. S?

Fungsi keluarga menurut Friedman secara umum di bagi menjadi 5 fungsi.

Fungsi-fungsi tersebut meliputi fungsi afektif (the affective function), fungsi

sosialisasidan tempat bersosialisasi (socialization and social placement function),

fungsi reproduksi (the reproductive function), fungsi ekonomi (the economic

function), dan fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the health care

Page 13: pENGKAJIAN Pada Keluarga tahap dewasa.komunitas

13

function). Diharapkan kelima fungsi keluarga ini dapat terpenuhi dalam tiap

keluarga dengan kadar yang seimbang agar tidak terjadi masalah yang dapat

menimbulkan perpecahan dalam keluarga.

Dalam skenario 1 diketahui bahwa Bp. S mengalami Hemiparese kaki kiri,

sehingga ibu T menjalankan seluruh tugas Bp. S sebagai kepala keluarga dibantu

An. L, tetapi An. M tidak mau membantu dan lebih memilih untuk bermain

bersama teman-temannya dikarenakan ia baru lulus SMA. Dari ilustrasi tersebut,

dapat dikatakan bahwa keluarga Bp. S kurang memenuhi fungsi Afektif (the

affective function). Fungsi afektif berhubungan dengan keadaan didalam keluarga

dimana merupakan fungsi keluarga yang utama yaitu mengajarkan segala sesuatu

pada anggota keluarga untuk mempersiapkan dirinya ketika akan berhubungan

dengan dunia luar. Fungsi ini merupakan dasar kekuatan keluarga, berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial, membentuk gambaran diri positif pada

anggota keluarga, menjalankan peran dengan sesuai (pada tempatnya), dan penuh

rasa kasih sayang.

Fungsi ini tidak terpenuhi dengan baik oleh keluarga Bp. S dikarenakan

salah satu anaknya (An. M) berjalan sendiri dengan kemauannya tanpa

memperdulikan ayah, ibu, dan kakaknya. An. M terlalu terpengaruh dunia luar

yang menyababkan ia lebih memilih bermain dengan teman-temannya dari pada

membantu ibu dan kakaknya untuk mengurus ayahnya yang sedang sakit.

Keluarga Bp. S kurang menjalankan fungsi afektif dengan baik sehingga An. M

tidak membentuk gambaran positif dalam dirinya dan kurang rasa kasih sayang

pada keluarganya. Fungsi afektif juga tidak terpenuhi karena istri merasa kurang

mendapat perhatian akibat Tn. S sakit.

Fungsi lain yang itdak terpenuhi dalam keluarga Bp. S adalah fungsi

sosialisasi (the socialization function). Fungsi sosialisasi merupakan fungsi

keluarga untuk melatih anggota keluarganya agar dapat berinteraksi dengan

lingkungan sosialnya. Keluarga merupakan tempat pertama kali anggota keluarga

mengenal sosialisasi dengan anggota keluarga lainnya. Disini mereka diajarkan

untuk disiplin, norma, budaya, dan bagaimana cara berperilaku serta cara

berhubungan dengan orang lain diluar rumah sehingga individu siap berperan

Page 14: pENGKAJIAN Pada Keluarga tahap dewasa.komunitas

14

ditengah masyarakat. Sebenarnya fungsi sosialisasi telah berjalan dengan baik

dalam keluarga Bp. S namun yang menjadi masalah adalah An. M yang terlalu

berlebihan bersosialisasi dengan teman-temannya diluar namun ia kurang

bersosialisasi dengan sesama anggota keluarganya. An. M dapat dikatakan kurang

peduli dengan ayahnya yang sedang sakit dan ibunya yang harus menggantikan

peran ayahnya.

9. Apa model teori keperawatan yang sesuai untuk diterapkan terhadap kasus

pada keluarga Bapak S?

Pada kasus yang terjadi pada keluarga bapak S, teori model keperawatan

yang dapat diterapkan adalah teori model Betty Neuman. Pada model ini, manusia

adalah sebagai makhluk holistik dengan pendekatan sistem terbuka. Model sistem

Neuman meliputi aspek fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan

spiritual yang memiliki hubungan dinamis dengan adanya respon sistem terhadap

stressor yang berasal dari lingkungan internal maupun eksternal. Stressor

merupakan kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan berpotensi

menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman mengklasifikasikan stressor menjadi

tiga bagian, yaitu stressor intrapersonal (tekanan yang terjadi dalam diri individu),

stressor interpersonal (tekanan yang berasal diantara individu dan orang lain), dan

stressor ekstrapersonal (tekanan diluar individu). Stressor dianggap sebagai suatu

situasi, kondisi, tekanan, atau sumber potensial yang dapat menyebabkan suatu

ketidakstabilan didalam individu dan mengurangi garis pertahanan atau resistensi

individu.

Pada kasus di skenario tersebut, stres yang dialami oleh Ibu T merupakan

stressor interpersonal, Ibu T mengalami tekanan pada dirinya dan dengan

keluarganya. Ibu T harus memainkan dua peran sekaligus yakni sebagai ibu

rumah tangga dan juga sebagai kepala keluarga, hal ini dikarenakan suami Ibu T

yaitu Bapak S mengalami hemiparase, sehingga Ibu T harus menjalankan semua

tugas suaminya tersebut dengan dibantu anak pertamanya yaitu Anak L. Stress

yang dialami oleh Ibu T juga disebabkan oleh anak keduanya yaitu Anak M yang

tidak mau dilibatkan kedalam urusan rumah tangganya, dengan alasan bahwa

Page 15: pENGKAJIAN Pada Keluarga tahap dewasa.komunitas

15

Anak M baru lulus SMA dan masih perlu banyak bermain dengan teman-teman

sebayanya, sehingga belum mau terlibat dalam perawatan Bapak S di rumah.

Karena tekanan yang dialaminya resebut, Ibu T mengalami stress yang ditandai

dengan tekanan darahnya 170/100 mmHg. Stress yang dialami Ibu T dapat

diakibatkan karena ansietas, takut, nyeri, dan stress emosional sahingga

merangsang saraf simpatik, yang meningkatkan frekuensi darah, curah jantung,

dan tahanan perifer. Karena efek stimulasi simpatik ini maka tekanan darah

meningkat.

Menurut diagram lingkaran yang disajikan oleh Neuman, maka dapat

diketahui bahwa Ibu T telah melewati garis pertahanan fleksibel yang merupakan

lapisan terluar (berfungsi sebagai penyangga stressor yang terus berubah secara

dinamis dan cepat, namun sangat rentan terhadap faktor-faktor internal seperti

kurang tidur). Karena garis pertahanan fleksibel tidak dapat digunakan untuk

pertahanan terhadap stressor, maka stressor tersebut mempengaruhi

keseimbangannya. Ibu T telah menghadapi stress sepanjang waktu, yang dalam

hal ini berarti Ibu T berada pada garis pertahanan normal (berkembang sepanjang

waktu untuk mempertahankan keadaan yang tetap). Namun, keadaan Ibu T belum

mencapai pada garis resistensi (berfungsi melindungi struktur dasar dan akan

teraktivasi jika ada invasi dari stressor lingkungan melalui garis pertahanan

normal).

10. Bagaimana asuhan keperawatan yang dapat dilakukan terhadap masalah yang

terjadi pada keluarga Bp.S?

Asuhan keperawatan pada keluarga Bp.S dapat dilakukan dengan mengkaji

masalah apa saja yang timbul dalam keluarga tersebut. Adapun langkah-

langkah asuhan keperawatannya adalah sebagai berikut:

1. Tahap pengkajian

a. Data umum

Nama kepala keluarga: Bp. S

Umur: 50 th

Pendidikan dan pekerjaan: D3/ guru SD

Page 16: pENGKAJIAN Pada Keluarga tahap dewasa.komunitas

16

Komposisi keluarga: Ibu T (48 thn): istri, An. L (35 thn), anak

pertamaAn. M (18 thn), anak kedua

Tipe keluarga : nuclear family. Keluarga terdiri dari bapak (Bp. S), ibu

(Ibu T), dan kedua anak (An. L dan An. M)

Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik): keluarga Bp.S merupakan

keluarga dengan etnik Jawa.

Agama:-

Status sosial ekonomi: Keluarga Bp. S merupakan keluarga yang tergolong

cukup dalam hal perekonomiannya.

Riwayat dan Tahap perkembangan keluarga:

Keluarga Bp. S merupakan keluarga inti, anak yang paling tua belum

menikah.

1. Struktur keluarga: keluarga berkomunikasi secara langsung, stuktur

kekuatan keluarga terletak pada ayah. Tiap anggota keluarga

melakukan perannya kecuali Bp. S yang perannya dijalankan oleh sang

istri. Keluarga menerapkan nilai dan norma yang dianut dalam

keluarga suku Jawa.

Struktur peran : peran Bp. S sebagai anggota keluarga dilakukan oleh

istrinya.

2. Fungsi keluarga

Fungsi afektif dalam keluarga kurang, istri merasa kurang mendapat

perhatian akibat Tn. S sakit. Setiap anggota keluarga tidak memili

ketergantungan dengan anggot lain kecuali Bp. S. Perawatan kesehatan

Bp. S masih kurang karena hemisparese membutuhkan hospitalisasi

yang intensif.

3. Stress dan koping keluarga

Keluarga Bp. S termasuk keluarga yang dapat mengatasi pernasalahan

yang ada dengan koping yag baik.

4. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada seluruh anggota keluarga Bp.S.

Page 17: pENGKAJIAN Pada Keluarga tahap dewasa.komunitas

17

5. Harapan Keluarga

Keluarga mengharapkan Bp.S segera sembuh dan dapat memenuhi

perekonomian keluarga secara normal.

2. Perumusan diagnosa keperawatan

a. Perubahan dalam proses keluarga berhubungan dengan adanya

salah satu anggota keluarga yang sakit ditandai dengan ibu T

menjalankan semua tugas Bp. S selaku kepala RT

b. Terhambatnya tugas perkembangan keluarga berhubungan dengan

adanya anggota keluarga yang sakit ditandai dengan belum

terselesainya tugas memandirikan anak pertama (An. M)

c. Ketidakefektifan penatalaksanaan anggota keluarga yang sakit

berhubungan dengan ketidakseimbangan income dan outcome

ditandai dengan Bp. S yang hanya dirawat oleh istri dan anak

pertamanya.

3. Penyusunan rencana keperawatan

a. 1.) Bantu klien mengenali perannya dalam keluarga, perubahan

peran yang terjadi selama hidupnya, tingkah laku dan sikap yang

diharapkan dalam perubahan peran yang baru, dan strategi positif

untuk mengatasi perubahan peran.

2.) Fasilitasi pembahasan adaptasi peran anggota keluarga jika

ada salah satu anggota keluarga yang sakit sehingga tidak bisa

menjalankan perannya yang semula.

3.) Berikan kesempatan pada klien untuk menampilkan

perilakunya terhadap peran baru.

4.) Ajarkan tingkah laku dan pemikiran baru yang dibutuhkan

klien/keluarga untuk memenuhi peran barunya.

b. 1.) Bantu keluarga untuk mengevaluasi fungsi keluarga saat ini

dan yang lalu

2.) Beri kesempatan pada anggota keluarga untuk

mendiskusikan penilaian mereka terhadap situasi

Page 18: pENGKAJIAN Pada Keluarga tahap dewasa.komunitas

18

3.) Bantu keluarga untuk mempunyai harapan yang lebih

realistis.

c. 1.) Bantu keluarga dalam menghadapi kekhawatiran terhadap

situasi

2.) Akui kekuatan yang ada pada keluarga dengan tepat

3.) Dorong keluarga mendapat pengganti untuk merawat

individu yang sakit

4.) Dorong untuk mengungkapkan rasa bersalah, marah, dan

permusuhan serta mengenal lebih lanjut perasaannya dalam

anggota keluarga

5.) Beri keluarga bantuan mengantisipasi sakit lebih lanjut.

4. Pelaksanaan asuhan keperawatan

a. 1). Membantu klien mengenali perannya dalam keluarga, perubahan

peran yang terjadi selama hidupnya, tingkah laku dan sikap yang

diharapkan dalam perubahan peran yang baru, dan strategi positif

untuk mengatasi perubahan peran.

2). Memfasilitasi pembahasan adaptasi peran anggota keluarga jika

ada salah satu anggota keluarga yang sakit sehingga tidak bisa

menjalankan perannya yang semula.

3). Memberikan kesempatan pada klien untuk menampilkan

perilakunya terhadap peran baru.

4). Mengajarkan tingkah laku dan pemikiran baru yang dibutuhkan

klien/keluarga untuk memenuhi peran barunya.

b. 1). Membantu keluarga untuk mengevaluasi fungsi keluarga saat ini

dan yang lalu

2).Memberi kesempatan pada anggota keluarga untuk mendiskusikan

penilaian mereka terhadap situasi

3). Membantu keluarga untuk mempunyai harapan yang lebih

realistis.

Page 19: pENGKAJIAN Pada Keluarga tahap dewasa.komunitas

19

c. 1.) Membantu keluarga dalam menghadapi kekhawatiran terhadap

situasi

2.) Mengakui kekuatan yang ada pada keluarga dengan tepat

3.) Mendorong keluargamendapatpenggantiuntukmerawatindividu

yang sakit

4.) Mendorong untuk mengungkapkan rasa bersalah, marah, dan

permusuhan serta mengenal lebih lanjut perasaannya dalam anggota

keluarga

5.) Memberikan beri keluarga bantuan mengantisipasi sakit lebih

lanjut.

5. Evaluasi

a. Terciptanya peran yang sesuai bagi masing-masing anggota

keluarga

b. Terpenuhinya tugas pertumbuhan dan perkembangan keluarga Bp.

S

c. Terpenuhinya kebutuhan perawatan Bp. S yang optimal dan

profesional.

Page 20: pENGKAJIAN Pada Keluarga tahap dewasa.komunitas

20

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 2006. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Carpenito, Moyet L.J. 2004. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.

Christensen, Paul A J. 2009. Proses Keperawatan: Aplikasi Model Konseptual. Jakarta: EGC

Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Friedman, M.M., Bowden, V.R., &Jones, E.G. (2003). Family Nursing: Research Theory & Practice. New Jersey: Prentice Hall.

NANDA. 2009. Nursing Diagnoses NANDA: Definition and Clasification 2009-2011.

Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transkural. Jakarta: EGC.

Suprajitno. 2003. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.

Susanto. Tantut. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Aplikasi Teori Pada Praktik Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info Media.