42
5/20/2018 PENINGKATANKUALITASSISTIMRUJUKANKESEHATAN.pptx-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/peningkatan-kualitas-sistim-rujukan-kesehatanpptx 1/42 PENINGKATAN KUALITAS SISTEM RUJUKAN KESEHATAN AMIN AMSYARI RSUD CIMACAN KAB. CIANJUR

PENINGKATAN KUALITAS SISTIM RUJUKAN KESEHATAN.pptx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PENINGKATAN KUALITAS SISTIM RUJUKAN KESEHATAN.pptx

Citation preview

PENGUATAN SISTIM MANAJEMEN RUJUKAN DAN PELAYANAN PRIMA

PENINGKATAN KUALITAS SISTEM RUJUKAN KESEHATANAMIN AMSYARIRSUD CIMACAN KAB. CIANJURI. Prosedur Pelayanan Kesehatan BPJSPelayanan Kesehatan: - Blum,1974: Pelayanan Kesehatan ( 20 % ) merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat - Definisi: Setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat ( Levey & Loomba, 1973 dikutip dari Azwar A, 1994 ) Lanjutan I A..... * Merujuk ke Sistem Kesehatan Nasional ( SKN ), upaya kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya kesehatan masyarakat ( UKM ) dan upaya kesehatan perorangan ( UKP ) secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. - Syarat keberhasilan pelayanan kesehatan ditentukan oleh: * Tersedia ( Available ), * Wajar ( Appropriate ), * Berkesinambungan ( Continue ), * Dapat diterima ( Acceptable ), * Dapat dicapai ( Accesible ), * Dapat dijangkau ( Affordable ), * Efisien ( Efficient ) dan * Bermutu ( Quality )

- Pelayanan kesehatan menurut SJSN: * Merupakan tatacara penyelenggaraan program jaminan sosial berbasis asuransi * Diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang berstatuskan badan hukum publik. * Mengacu kepada kendali mutu dan kendali biaya dengan menerapkan prinsip managed care, * Menggunakan pola pembayaran prospektif yaitu Kapitasi dan INACBGs. * Pengendalian biaya dan keteraturan pelayanan kesehatan: diberlakukan pelayanan terstruktur dan berjenjang melalui mekanisme rujukan * Pelayanan medis tingkat dasar diberikan melalui Puskesmas, sedangkan pelayanan medis sekunder dan tersier disediakan oleh rumah sakit * Diperlukan suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terus melalui satu rujukan.

PT. Askes (Persero)

Persentase Biaya Pelkes28 %56 %15 %76 %

24 %NHSEngland 67 %

33 %Askes NHITaiwan Gate KeeperKapitasiINA CBGs(BERJENJANG)Koordinasi Timbal Balik(Dukungan IT, Regulasi)ERA BPJS: MENATA SISTEM PELAYANAN KESEHATANGATE KEEPER CONCEPT PROMOTIF PREVENTIFMemperkuat Posisi Pelayanan Primer dalam Piramida Layanan: Sebagai Pintu Masuk Sistem Yankes BERJENJANG. PermenKes No. 001 thn 2012 ttg Sistem Rujukan Pelkes PeroranganModel Sistem Pelayanan Kesehatan BPJS

Administrasi pelayanan;Pelayanan promotif dan preventif;pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif;Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis;Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama;rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi medisPelayanan Kesehatan Tingkat Pertama(RJTP )

Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan(RJTL dan RITL)

Pelayanan Kesehatan Lain yang ditetapkan oleh Menteri

Pelayanan Kesehatan Yang Dijamin

Administrasi pelayanan;Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik;Tindakan medis spesialistik baik bedah maupun non bedah; Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan;Rehabilitasi medis;pelayanan darah; pelayanan kedokteran forensik klinik;pelayanan jenazah pada pasien yang meninggal di Fasilitas KesehatanPerawatan inap non intensif;Perawatan inap di ruang intensif;

Pelayanan Kesehatan RITP)

rawat inap pada pengobatan/perawatan kasus yang dapat diselesaikan secara tuntas di Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;pertolongan persalinan pervaginam bukan risiko tinggi;pertolongan persalinan dengan komplikasi dan/atau penyulit pervaginam bagi Puskesmas PONED; pertolongan neonatal dengan komplikasi; danpelayanan transfusi darah sesuai kompetensi Fasilitas Kesehatan dan/atau kebutuhan medis

Managed Care Sebagai Landasan Operasional BPJS KesehatanSuatu sistem dimana pelayanan kesehatan dan pembiayaannya (pelayanan kesehatan) diselenggarakan dan tersinkronisasi dalam kerangka kendali mutu dan biaya, sehingga menghasilkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan dengan biaya yang efisien. Gatekeeper concept Pelayanan Primer Quality Assurances Credentialing & Recredentialing Manfaat komprehensif Fokus pada promotif dan preventif Sistem Rujukan berjenjang Formularium Obat Nasional Sistem Pembayaran Prospektif (Kapitasi, INA CBGs) Utilization review (Prospektif, Konkuren dan retrospektif) Dewan Pertimbangan Medik (Medical Advisory Board)Fitur Managed Care :

Pelayanan Primer: dokter dan dokter gigi di puskesmas, tempat praktik perorangan, klinik pratama, klinik umum dibalai/lembaga pelayanan kesehatan

Pelayanan Sekunder: pelayanan kesehatan spesialistik yang dilakukan oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik

Pelayanan Tersier: pelayanan kesehatan sub spesialistik yangdilakukan oleh dokter sub spesialis atau dokter gigi sub spesialis yangmenggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan sub spesialistikKapitasi,Pay for PerformanceDRG/INA CBGSDRG/INA CBGSPola Pembayaran BPJS PERPRES No 12 Tahun 2013 Pasal 39PT. Askes (Persero)

B. Prosedur Sistem Pelayanan Kesehatan - Sistem Pelayanan Kesehatan BPJS menggambarkan aspek kepesertaan, pelayanan kesehatan termasuk penyediaan obat dan perbekalan kesehatan, pelayanan rujukan serta aspek pembiayaan kesehatan. - Pelayanan Kesehatan BPJS merupakan bagian dari upaya kesehatan perorangan ( UKP, subsistem SKN ) yang diselenggarakan untuk mencegah, menyembuhkan dan memulihkan kesehatan perorangan. - Sistem Kesehatan Nasional ( SKN ): suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam pembukaan UUD 1945.

Sistem Kesehatan Nasional (SKN)Perpres No 72/2012SJSN Bagian Penting SKNGotong royong/Subsidi SilangKepesertaan wajibPengelolaan nirlabaIuran sesuai prosentase penghasilanJKN 2014: Ekuitas Dalam Akses Asuransi Kesehatan Sosial Created solely for PT.Askes purposes. All right reserves @ 2013Manfaat medis yang sama bagi semua orang Kemudahan akses pelayananPelayanan sesuai kebutuhan

Lanjutan I B..... - Subsistem dalam SKN: * Subsistem Upaya Kesehatan (UKP dan UKM) * Subsistem Pembiayaan Kesehatan ( Penggalian, Pengalokasian dan Pembelanjaan ) * Subsistem Sumberdaya Manusia Kesehatan ( Perencanaan, Diklat, Pendayagunaan tenaga kesehatan ) * Subsistem Obat dan Perbekalan kesehatan ( Ketersediaan, Pemerataan, Mutu obat dan perbekalan kesehatan ) * Subsistem Pemberdayaan Masyarakat ( Perorangan, Kelompok dan Masyarakat umum ) * Subsistem Manajemen Kesehatan ( Administrasi kesehatan, Informasi kesehatan, Ilmu pengetahuan dan tehnologi serta Hukum kesehatan ) - Pelayanan kesehatan pada perorangan maupun masyarakat ( UKP UKM ), pada dasarnya mencakup upaya promotif ( promosi kesehatan ), preventif ( pencegahan ), kuratif ( pengobatan ) dan rehabilitatif ( pemulihan ). - Penyelenggaraan UKP ( Klinik RS ) dan UKM ( PKM Dinkes ) menjadi tanggung jawab bersama: Pemerintah, Masyarakat dan Swasta - Pencapaian keberhasilan sejauh ini tidak terlepas dari peran serta masyarakat, oleh karenanya semua potensi masyarakat ( perorangan, kelompok maupun swasta ) dalam pelayanan kesehatan terus digali dan dibina secara maximal SehatUpaya Kesehatan PeroranganUpaya Kesehatan MasyarakatPelayanan Kuratif & RehabilitatifRegulasi/Kebijakan SosialPelayanan Promotif* & PreventifPromosi KesehatanSosialMentalFisikSpiritualKerangka Sistem Pel. Kesehatan BPJS ( Sesuai Pasal 22 UU No. 40/2004 )BPJS dengan Managed CarePemerintahModel berdasarkan Referensi: Shi L, 2012KontribusiAPBN*Pelayanan tertentu

II. Sistem Pelayanan Kesehatan DasarMerujuk pada SKN, pelayanan kesehatan dasar termasuk dalam kelompok UKP dan UKM strata pertama adalah UKP / UKM tingkat dasar, yaitu yang menggunakan ilmu pengetahuan dan tehnologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada perorangan / masyarakat Pelayanan kesehatan dasar, umumnya diberikan di PPK ( Pusat Pelayanan Kesehatan )pertama, baik untuk pelayanan rawat jalan maupun rawat inap

14

PesertaFaskes PrimerRumah SakitRujuk / Rujuk BalikEmergencyKlaim

BPJS Branch Office Alur Pelayanan Kesehatan

KapitasiII.A. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat PertamaPelayanan kesehatan yang diberikan oleh PPK yang meliputi: 1. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan 2. Laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin) 3. Tindakan medis kecil 4. Pemeriksaan dan pengobatan gigi, termasuk cabut atau tambal 5. Pemeriksaan ibu hamil/nifas/menyusui, bayi dan balita 6. Pelayanan Keluarga Berencana (alat kontrasepsi disediakan BKKBN), termasuk penanganan efek samping dan komplikasi 7. Pemberian obat

* Tempat pelayanan: Puskesmas dan jaringannya baik berupa kegiatan pelayanan kesehatan di dalam gedung maupun kegiatan pelayanan kesehatandi luar gedung.

II.B Pelayanan Rawat Inap Tingkat Pertama Jenis pelayanan rawat inap tingkat pertama meliputi : 1. Penanganan gawat darurat 2. Perawatan persalinan dan pasca persalinan 3. Perawatan pasien rawat inap (termasuk akomodasi dan makan pasien) termasuk perawatan gizi buruk dan gizi kurang 4. Perawatan satu hari (one day care) 5. Tindakan medis yang diperlukan 6. Pemberian obat 7. Pemeriksaan laboratorium dan penunjang medis lainnya 8. Pelayanan Rujukan 9. Pertolongan sementara persiapan rujukan 10. Observasi penderita dalam rangka diagnostik* Pada kondisi dimana pasien perlu menjalani perawatan lebih lanjut, dilakukan proses alih rawat ketingkat yang lebih tinggi ( RS Rujukan )

II.C. Pelayanan Pertolongan Persalinan1. Pemeriksaan kehamilan ( Antenatal Care ANC )Selama hamil, ibu hamil diperiksa sebanyak 4 kali dengan frekuensi: a. 1 kali pada triwulan pertama; b. 1 kali pada triwulan kedua; c. 2 kali pada triwulan ketiga.Pemeriksaan kehamilan yang jumlahnya melebihi frekuensi diatas pada tiap-tiap triwulan tidak dibiayai oleh program ini.Konseling: pengetahuan komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas, deteksi dini dan antisipasi oleh keluarga, persiapan persalinan, Inisiasi Menyusui Dini (IMD), ASI eksklusif, perawatan bayi baru lahir, Keluarga Berencana (KB), dan anjuran senam hamil.

2. Penatalaksanaan komplikasi kehamilan:a.Penatalaksanaan abortus imminen, abortus inkompletus dan missed abortion;b. Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum;c. Stabilisasi dan persiapan rujukan pada kasus :Hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan pada masa kehamilan

* Penatalaksanaan abortus imminen, abortus inkomplitus dan missed abortion dilakukan di Puskesmas Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Dasar (PONED).3. Penatalaksanaan persalinan: Persalinan per vaginam a. Persalinan per vaginam normal b. Persalinan per vaginam dengan tindakan (sungsang, ekstraksi vacum/ekstraksi forcep) c. Persalinan per vaginam dengan kondisi bayi kembar.

* Persalinan untuk kondisi bayi kembar dilakukan di Rumah Sakit PONEK.

4. Penatalaksanaan komplikasi persalinan: a.Perdarahan b.Hipertensi dalam persalinan c.Retensio plasenta d.Penyulit pada persalinan. e.Infeksi* Penatalaksanaan komplikasi persalinan dilakukan di Rumah Sakit PONEK.5. Pelayanan nifas dan bayi baru lahirPelayanan Ibu nifas dan bayi baru lahir dilaksanakan 4 kali, masing-masing 1 kali pada: a. Kunjungan pertama untuk Kf1 dan KN1 (6 jam sampai dengan hari ke-2) b. Kunjungan pertama untuk Kf2 dan KN2 (hari ke 3 sampai dengan hari ke-7) c. Kunjungan ketiga untuk Kf3dan KN3 (hari ke-8 sampai dengan hari ke-28) d. Kf lengkap atau KN lengkap Dalam pelaksanaan pelayanan Post Natal Care (PNC) meliputi: pelayanan ibu nifas, pelayanan bayi baru lahir, dan pelayanan KB pasca persalinan.

6. Penatalaksanaan komplikasi nifas antara lain : a. Perdarahan b. Infeksi c. Hipertensi dalam paska persalinan7.Penatalaksanaan bayi baru lahir dengan komplikasi dalam stabilisasi dan persiapan rujukan pada kasus: asfiksia, BBLR, infeksi, ikterus, kejang.8.Pelayanan KB pasca persalinan meliputi: pil, AKDR, Implant, Suntik dan komplikasi pemasangan alat kontrasepsi.

III. Sistem Pelayanan Kesehatan SpesialistikSistem pelayanan spesialistik adalah sistem pelayanan khusus yang diberikan oleh PPK tingkat lanjutan yang menjadi rujukan dari PPK pertamaSistem pelayanan kesehatan spesialistik yang diberikan di PPK lanjutan ( rawat jalan atau rawat inap ), dengan maksud sebagai berikut: 1. Pelayanan medik spesialistik dasar adalah pelayanan medik dasar sesuai kekhususannya; 2. Pelayanan spesialistik penunjang medik meliputi radiologi, patologi klinik, mikrobiologi, patologi anatomi, rehabilitasi medik, anestesiologi; dan lain lain sesuai dengan kebutuhan kekhususannya. 3. Pelayanan medik spesialistik lain adalah pelayanan spesialistik selain pelayanan spesialistik dasar ( spesialistik bedah, spesialistik penyakit dalam, spesialistik anak spesialistik obgyn, spesialistik bedah toraks ); dan lain lain sesuai dengan kebutuhan kekhususannya.

IV. Sitem Pelayanan Kesehatan RujukanSistem pelayanan kesehatan rujukan adalah sistem pelayanan kesehatan berjenjang dan terstruktur dengan prinsip portabilitas dari PPK pertama (puskesmas dan jaringannya) hingga PPK Utama/Spesialistik.Kapan dilakukan? Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan medis tingkat primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan diatasnya.Merujuk pada SKN, sistem rujukan dibagi atas: 1. Rujukan kesehatan masyarakat 2. Rujukan medis.

Rujukan kesehatan masyarakat: pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas masalah kesehatan masyarakat yang dilakukan secara timbal balik, baik vertikal maupun horizontal.Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga aspek, yakni: rujukan sarana, rujukan tehnologi dan rujukan oprasional.Rujukan medis: pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus penyakit yang dilakukan secara timbal balik, baik vertikal maupun horizontal.Rujukan medis terdiri dari tiga aspek, yakni: rujukan kasus, rujukan ilmu pengetahuan, dan rujukan bahan-bahan pemeriksaan laboratorium.Pelayanan rujukan di fasilitas kesehatan, selain untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, juga pasien mendapatkan layanan kesehatan yang lebih memadai sesuai dengan kebutuhannya.Proses rujukan mungkin dilakukan sebagai tanggapan atas kebutuhan pasien untuk konsultasi dan pengobatan spesialis, pelayanan darurat atau pelayanan intensif ringan seperti pelayanan sub akut atau rehabilitasi jangka panjang.IV.A. Sistem Rujukan sebagai Upaya Kesehatan 1. Konsultasi adalah upaya meminta bantuan profesional penanganan kasus penyakit kepada yang lebih ahli berupa saran (bersifat kesejawatan/kode etik).2.Rujukan adalah upaya pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penanganan kasus penyakit dan atau masalah kesehatan kepada dokter lain.Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo mendefinisikan sistem rujukan sebagai suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani), atau secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat kemampuannya).

IV.B.Tujuan Sistem Rujukan Upaya Kesehatan UmumDihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukung kualitas pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna.Khusus:1. Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan rehabilitatif secara berhasil guna dan berdaya guna.2. Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif secara berhasil guna dan berdaya guna.IV.C.Tahapan dalam Pelayanan Rujukan1. Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang, sesuai kebutuhan medis dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat pertama.4. Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter dan/atau dokter gigi pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama.5. Ketentuan dikecualikan pada keadaan gawat darurat, bencana, kekhususan permasalahan kesehatan pasien, dan pertimbangan geografis.

IV.D.Tata Cara RujukanPengaturan atau tata cara rujukan, pada umumnya didasarkan atas peraturan yang berlaku atau persetujuan para pemberi layanan.Senantiasa dilakukan dengan surat pengantar ( umumnya berisi: kondisi klinis pasien, prosedur dan pemeriksaan yang telah dilakukan dan kebutuhan pasien lebih lanjut ) dan harapan untuk mendapatkan umpan balik dari proses rujukan.Admisi ke RS ( Kemenkes& KARS, 2011 ) - Pasien diterima ( RJTL /RITL ) berdasarkan pada kebutuhan pelayanan kesehatan pasien yang telah diidentifikasi, misi dan sumber daya RS yang ada. - Penyesuaian pada kondisi tersebut, dilakukan melalui kriteria triase, evaluasi visual, pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, fisiologis, lab.klinis atau dignostik imajing sebelumnya

- Keputusan untuk mengobati, mengirim atau merujuk dibuat hanya setelah ada hasil skrening dan evaluasi. - Hanya RS yang mempunyai kemampuan menyediakan pelayanan yang dibutuhkan dan konsisten dengan misinya dapat dipertimbangkan untuk menerima pasien rawat inap atau pasien rawat jalan B. Rujukan dan Tindak Lanjut - Merujuk pasien ke praktisi kesehatan lain diluar RS / ke RS lain harus berdasarkan kondisi kesehatan pasien dan kebutuhan akan kelanjutan pelayanan - Kebutuhan pelayanan berkelanjutan dapat berarti rujukan ke dokter spesialis, terapis rehabilitasi atau kebutuhan pelayanan preventif - Untuk memenuhi kebutuhan pasien yang berkelanjutan, RS perlu mengenal dan membangun hubungan yang bersifat formal maupun informal dengan praktisi lain yang ada di komunitas atau lingkungannya. - RS pengirm harus menentukan bahwa RS penerima dapat menyediakan pelayanan yang dibutuhkan pasien dan mempunyai kapasitas untuk menampung pasien tersebut. - Rujukan pasien disertai dengan resume klinis ( tertulis ) pasien yang dirujuk, diberikan kepada RS penerima. - Selama proses rujukan berlangsung, kondisi pasien tetap termonitor oleh petugas pendamping sesuai dengan kompetensinya. - Dokumentasi rujukan pasien ke RS lain, harus ada didalam Rekam medis pasien, termasuk tanda terima rujukan pasien / rujukan balik ( disesuaikan dengan kebijakan RS pengirim ). - Kendaraan yang dipergunakan untuk transportasi pasien rujukan dilengkapi dengan peralatan yang memadai, perbekalan dan medikamentosa sesuai dengan kebutuhan pasien yang dibawa.IV.E.Sistem Rujukan1. Rujukan horizontal sebagaimana dimaksud dilakukan apabila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap.2. Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi dilakukan apabila:a. Pasien membutuhkan membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik atau sub spesialistik;b.Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan.IV.F.Klasifikasi Rumah Sakit1. Kelas A: mempunyai fasilitas dan kemampuan medis spesialis luas, sub spesialis dan rumah sakit pendidikan.2. Kelas BZ: mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialis luas dan sub spesialis terbatas dalam Rumah Sakit Pendidikan.3. Kelas B: mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis dan spesialis sekurang-kurangnya 11 jenis spesialis.4. Kelas C: mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialis sekurang-kurangnya 4 spesialis (penyakit dalam, bedah, anak dan kebidanan).5. Kelas D: mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurang- kurangnya petugas medis dasar.

Lanjutan IV.F.....Klasifikasi Rumah Sakit Swasta, berdasarkan kemampuannya dibagi sebagai berikut:1. RS Swasta Perdana yang memberi pelayanan medis bersifat umum.2. RS Swasta Madya yang memberikan pelayanan medis bersifat umum dan spesialis dengan 4 keahlian3. RS Swasta Utama yang memberikan pelayanan medis bersifat umum, spesialis dan sub spesialis .IV.G.Manajemen Pelayanan RujukanPelayanan rujukan yang baik, dapat mencerminkan keberhasilan administrasi pelayanan rujukan tingkat pertama / perujuk dan juga sangat menguntungkan bagi pasien, baik secara klinis maupun efisiensi pelayanan kesehatan selanjutnya.Data klinis pasien yang lengkap, jelas dan sesuai dengan kondisi pasien saat dirujuk, menjadi informasi kesehatan yang sangat berharga bagi penerima rujukan untuk pengambilan keputusan / tindakan yang tepat terhadap pasien yang dirujuk.Format rujukan yang dilengkapi dengan rujukan balik dari dari penerima rujukan ke perujuk, akan sangat membantu bagi perujuk untuk kepentingan evaluasi dan pengawasan sistem pelayanan rujukan yang telah dikerjakan.

Gatekeepersebagai kontak pertama pada pelayanan kesehatan formal dan penapis rujukan sesuai dengan Pedoman Pelayanan Medik.Pelayanan berjenjangRujukan balikRujukan Lanjutan IV.G...Pelayanan Rujukan dilihat dari aspek Hukum Kesehatan:UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, pasal 51 ayat 2: kewajiban dokter atau dokter gigi adalah merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan. Apabila kewajiban tersebut diabaikan, dikenakan sanksi pidana sesuai Pasal 79 yang menyebutkan: ...kurungan paling lama satu tahun atau denda paling banyak Rp. 50.000.000.- setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban tersebut.V. Sistem Pelayanan Perbekalan Farmasi Pendukung Pelayanan Kesehatan BPJSSistem pelayanan yang dilakukan dalam rangka mensuplai kebutuhan perbekalan farmasi baik obat maupun alat kesehatan yang dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan BPJS ( rawat jalan maupun rawat inap ), berdasarkan clinical pathway. Pemerintah menjamin ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan perbekalan kesehatan, terutama obat esensial.Perbekalan kesehatan berupa obat generik yang termasuk dalam daftar obat esensial nasional ( DOEN ) harus dijamin ketersediaan dan keterjangkauannya.

Terima Kasih