15
346 PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PENGOLAH KATA MELALUI METODE TUTOR SEBAYA BAGI SISWA KELAS VIII H SMPN 10 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Bagus Wungu Hendrajati SMP Negeri 10 Salatiga [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan hasil belajar TIK materi Pengolah Kata bagi siswa kelas VIII H SMP Negeri 10 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018 melalui metode tutor sebaya. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif dengan membandingkan minat dan hasil belajar sebelum dan sesudah melaksanakan metode tutor sebaya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa metode tutor sebaya terbukti dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa, ditunjukan dengan hasil yang menyatakan bahwa terjadi perbedaan minat dan hasil belajar yang signifikan antara metode tutor sebaya model group to tutor dan student to student. Peningkatan minat belajar dari kondisi awal, siklus I dan siklus II berturut- turut nilai rata-ratanya 67,32 menjadi 72,25 dan 78,29. Hasil belajar juga mengalami peningkatan yang signifikan dan secara bertahap dari kondisi awal, siklus I dan siklus II berturut-turut nilai rata- ratanya 67,68 menjadi 72,32 dan 78,21. Adapun ketuntasan hasil belajar TIK naik dari kondisi awal 43%, pada siklus I meningkat menjadi 61% dan pada siklus II meningkat menjadi 86%. Kata kunci: tutor sebaya, minat belajar, hasil belajar PENDAHULUAN Teknologi informasi dan komunikasi telah mengalami perkembangan yang cepat dan berpengaruh terhadap beberapa aspek kehidupan. Mata pelajaran ini perlu dikenalkan, dipraktekkan dan dikuasai oleh siswa sedini mungkin agar siswa memiliki kemampuan dan kepercayaan diri untuk memahami berbagai jenis Teknologi Informasi dan Komunikasi dan menggunakannya secara efektif serta mampu memanfaatkannya dengan baik. Melalui mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi diharapkan siswa dapat terlibat pada perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan beragam produk teknologi informasi dan komunikasi, salah satunya yaitu menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan efektif. Kenyataan yang terjadi pada siswa kelas VIII H SMP Negeri 10 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018 minat dan hasil belajar TIK masih rendah. Berdasarkan data kondisi awal, hasil ulangan harian materi Menu dan Ikon Perangkat Lunak Pengolah Kata, dari 27

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PENGOLAH KATA …

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PENGOLAH KATA …

346

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PENGOLAH KATA

MELALUI METODE TUTOR SEBAYA

BAGI SISWA KELAS VIII H SMPN 10 SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Bagus Wungu Hendrajati

SMP Negeri 10 Salatiga

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan hasil belajar TIK materi

Pengolah Kata bagi siswa kelas VIII H SMP Negeri 10 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018

melalui metode tutor sebaya. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis deskriptif

komparatif dengan membandingkan minat dan hasil belajar sebelum dan sesudah melaksanakan

metode tutor sebaya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa metode tutor sebaya terbukti dapat

meningkatkan minat dan hasil belajar siswa, ditunjukan dengan hasil yang menyatakan bahwa terjadi

perbedaan minat dan hasil belajar yang signifikan antara metode tutor sebaya model group to tutor

dan student to student. Peningkatan minat belajar dari kondisi awal, siklus I dan siklus II berturut-

turut nilai rata-ratanya 67,32 menjadi 72,25 dan 78,29. Hasil belajar juga mengalami peningkatan

yang signifikan dan secara bertahap dari kondisi awal, siklus I dan siklus II berturut-turut nilai rata-

ratanya 67,68 menjadi 72,32 dan 78,21. Adapun ketuntasan hasil belajar TIK naik dari kondisi awal

43%, pada siklus I meningkat menjadi 61% dan pada siklus II meningkat menjadi 86%.

Kata kunci: tutor sebaya, minat belajar, hasil belajar

PENDAHULUAN

Teknologi informasi dan komunikasi telah mengalami perkembangan yang cepat dan

berpengaruh terhadap beberapa aspek kehidupan. Mata pelajaran ini perlu dikenalkan,

dipraktekkan dan dikuasai oleh siswa sedini mungkin agar siswa memiliki kemampuan dan

kepercayaan diri untuk memahami berbagai jenis Teknologi Informasi dan Komunikasi dan

menggunakannya secara efektif serta mampu memanfaatkannya dengan baik. Melalui mata

pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi diharapkan siswa dapat terlibat pada

perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan dalam

penggunaan beragam produk teknologi informasi dan komunikasi, salah satunya yaitu

menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mencari,

mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan efektif.

Kenyataan yang terjadi pada siswa kelas VIII H SMP Negeri 10 Salatiga Tahun

Pelajaran 2017/2018 minat dan hasil belajar TIK masih rendah. Berdasarkan data kondisi

awal, hasil ulangan harian materi Menu dan Ikon Perangkat Lunak Pengolah Kata, dari 27

Page 2: PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PENGOLAH KATA …

347

siswa kelas VIII H menunjukkan rata-rata nilai 68,37 dengan 11 siswa (41%) yang tuntas dan

16 siswa (59%) tidak tuntas. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa cenderung pasif, kurang

antusias, dan kurang memperhatikan pelajaran, serta tidak mau atau malu bertanya kepada

guru bila ada kesulitan. Beberapa siswa bahkan sama sekali tidak memperhatikan pelajaran

dan lebih memilih bercakap-cakap atau bermain-main dengan teman, bahkan ada beberapa

siswa yang mengantuk saat pelajaran dengan alasan bosan. Hal ini menunjukkan bahwa minat

belajar siswa masih rendah.

Diharapkan setelah guru menerapkan metode tutor sebaya siswa lebih berminat dalam

mengikuti pembelajaran dan hasil nilai dan minat siswa terhadap pelajaran TIK dapat

meningkat. Karena dengan menerapkan metode tutor sebaya, siswa akan lebih tertarik untuk

memperhatikan pelajaran, efektif, dan menyenangkan serta siswa dapat belajar lebih aktif dan

tidak malu bertanya kepada teman tutor sebayanya. Sehingga siswa mampu mengidentifikasi

menu dan ikon pada perangkat pengolah kata dengan baik.

Rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah bagaimana metode tutor

sebaya dapat meningkatkan minat dan hasil belajar pengolah kata dan berapa banyak

peningkatan minat serta hasil belajar pengolah kata melalui metode tutor sebaya bagi siswa

kelas VIII H SMP Negeri 10 Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018.

Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui bagaimana

penggunaan metode tutor sebaya dapat meningkatkan minat dan hasil belajar TIK dan berapa

banyak peningkatan minat dan hasil belajar TIK materi perangkat lunak pengolah kata

melalui metode tutor sebaya bagi siswa kelas VIII H SMP Negeri 10 Salatiga Semester I

Tahun Pelajaran 2017/2018.

Manfaat teoretis dari penelitian ini yaitu memberikan kontribusi terhadap

pengembangan pengetahuan mengenai minat dan hasil belajar pengolah kata melalui

penggunaan metode tutor sebaya dan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya. Selain

manfaat teoretis, bermanfaat juga secara praktis yaitu meningkatkan minat dan hasil belajar

siswa dalam belajar pengolah kata, meningkatkan keterampilan guru dalam menggunakan

berbagai metode pembelajaran, meningkatkan motivasi siswa untuk lebih giat lagi,

memberikan referensi literasi bagi perpustakaan dan meningkatkan kualitas pendidikan di

SMP Negeri 10 Salatiga.

Page 3: PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PENGOLAH KATA …

348

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

Minat Belajar

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:132) “minat adalah kecenderungan yang

menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat

terhadap aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang.”

Slameto (2010:180) menyatakan bahwa “minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa

ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.”

Oemar Hamalik (2011: 21) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu bentuk

pertumbuhan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang

baru berkat pengalaman dan latihan. Belajar menurut Slameto (2010:2) dapat diartikan

sebagai berikut: “b elajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Dari definisi para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar itu menimbulkan suatu

perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan perubahan itu dilakukan lewat kegiatan, atau

usaha yang disengaja. Jadi, yang dimaksud dari minat belajar adalah aspek psikologi

seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala,seperti; gairah, keinginan, perasaan

suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi

mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat belajar itu adalah perhatian,

rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui

keantusiasan, partisipasi, dan keaktifan dalam belajar.

Hasil Belajar

Menurut Hamalik (2003) dalam Asep Jihad (2008: 15) hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap, serta apersepsi dan abilitas.

Sedangkan Juliah (2004) mengatakan bahwa hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi

milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukan.

Menurut Muhibbin Syah (2005: 150) pengungkapan hasil belajar ideal meliputi

segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.

Sedangkan klasifikasi menurut Taksonomi Bloom yang dikutip Suharsimi Arikunto (2006:

117) secara garis besar hasil belajar terdiri dari tiga aspek yaitu: kognitif (pengetahuan),

afektif (sikap) dan psikomotorik (ketrampilan).

Page 4: PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PENGOLAH KATA …

349

Hasil belajar dari perangkat pengolah kata meliputi bertambahnya pengetahuan siswa

tentang menu, ikon dan fungsi perangkat pengolah kata dengan dilandasi sikap professional

serta meningkatnya ketrampilan menggunakan perangkat pengolah kata.

Perangkat Lunak Pengolah Kata

Salah satu software pengolah kata diantaranya adalah Microsoft Word 2016 yang

diproduksi oleh perusahaan pengembang perangkat lunak Microsoft Corporation. Aplikasi ini

Microsoft Word 2016 ini dijalankan dengan system operasi berbasis Windows. Selain fasilitas

yang semakin lengkap, penambahan Menu Ribbon dan Office Button pada Microsoft Word

2016 menjadikan tampilan Microsoft Word 2016 berbeda dan belum pernah ada pada versi

sebelumnya.

Komponen-komponen yang terdapat pada jendela Microsoft Word 2016 adalah title

Bar, office button, quick access toolbar, option bar, tab menu dan ribbon (ribbon menu),

document area, kursor, scroll bar, dan status bar. Ribbon Menu merupakan tempat menu-

menu perintah yang digunakan untuk mengedit dokumen. Ribbon Menu terdiri atas Menu Bar

dan Toolbars. Menu bar (Baris Menu) berisi barisan perintah menu, yaitu Home, Insert, Page

Layout, References, Mailings, Review, dan View. Sedangkan Toolbars berisi tombol perintah

menu yang merupakan isi dari menu-menu perintah dalam Menu bar. tampilan Toolbar

berubah-ubah tergantung pada menu yang diaktifkan. Toolbar ini dikelompokkan ke dalam

Ribbon.

Metode Pembelajaran Tutor Sebaya

Menurut Suherman dalam Anggorowati (2011) sumber belajar tidak harus selalu dari

guru. Sumber belajar dapat diperoleh dari teman satu kelas yang lebih pandai atau dari

keluarga. Sumber belajar bukan guru dan berasal dari orang lain yang lebih pandai disebut

tutor. Ada dua macam tutor, yaitu tutor sebaya dan tutor kakak. Tutor sebaya adalah teman

sebaya yang lebih pandai. Dengan demikian, pemanfaatan siswa yang mempunyai

kemampuan akademis tinggi atau pandai sebagai tutor sebaya diharapkan dapat membantu

teman-temannya yang mengalami kesulitan dalam belajar sehingga hasil belajar siswa lebih

meningkat. Menurut Boud, D., Cohen, dan J. Sampson (Keppell, 2006), peer teaching is one

method to encourage meaningful learning which involves students teaching and learning from

each other. Artinya tutor teman sebaya merupakan salah satu metode untuk mendorong

pembelajaran yang bermakna yang melibatkan siswa melakukan pengajaran dan belajar dari

satu sama lain.

Page 5: PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PENGOLAH KATA …

350

Menurut Branley dalam Pramesti (2014) ada tiga model dasar dalam

menyelenggarakan proses pembelajaran dengan tutor, yaitu Student to tutor, Group to tutor,

dan Student to student. Model student to tutor adalah menitik beratkan kepada peran tutor dan

arah informasinya juga dua arah, namun diskusi hanya sebatas dari tutor ke kelompok dan

dari kelompok ke tutor. Sedangkan model Group to tutor adalah memiliki ciri adanya suatu

tutor dalam kelompok. Tutor di sini bertanggung jawab untuk memberikan tutorial kepada

masing-masing anggota kelompoknya. Pada model Student to student memiliki karakteristik

yang tidak jauh berbeda dengan model-model yang lain. Perbedaannya hanya terletak pada

arah diskusi di dalam kelas. Jika dalam model student to tutor, dan model grup to tutor,

peranan tutor adalah menjadi sumber informasi. Namun, dalam model student to student

informasi tidak hanya didapatkan dari tutor semata, namun dapat juga dari teman lain yang

sudah mengerti dan memahami dengan penjelasan dari tutor. Di mana siswa yang sudah

mengerti dan memahami materi yang dijelaskan oleh tutor dapat menjelaskan materi kepada

siswa lain yang masih belum mengerti. Dengan demikian arah informasi dapat ke segala arah,

yaitu dari tutor ke siswa, dari siswa ke tutor, atau dari siswa ke siswa.

KERANGKA BERPIKIR

Dari skema siklus kerangka berpikir di atas pada kondisi awal guru dalam mengajar

belum menggunakan metode tutor sebaya. Selanjutnya guru sudah menggunakan metode tutor

sebaya, sehingga minat siswa meningkat yaitu dengan banyak siswa yang lebih

memperhatikan guru. Hasil belajar siswa juga meningkat karena siswa bisa menganalisis

gambar sesuai materi dan berdiskusi dengan kelompok yang telah dibentuk. Pada kondisi

akhir siswa diharapkan dapat meningkat minat dan hasil belajarnya. Berdasarkan kajian teori

dan kerangka berpikir di atas, maka dapat diduga bahwa dengan menggunakan metode tutor

Page 6: PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PENGOLAH KATA …

351

sebaya dapat meningkatkan minat dan hasil belajar TIK materi menu dan ikon perangkat

lunak pengolah kata bagi siswa Kelas VIII H tahun pelajaran 2017/2018 di SMP Negeri 10

Salatiga.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan, yaitu dari bulan Juli 2017 sampai dengan

bulan November 2017 yang dimulai dari perencanaan penelitian, pelaksanaan, hingga

penyusunan laporan. Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 10 Salatiga yang

beralamat di jalan Argoboga, Kelurahan Randuacir, Kecamatan Argomulyo. Subyek dalam

penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII H SMP Negeri 10 Salatiga Tahun Pelajaran

2017/2018, dengan jumlah 27 peserta didik yang terdiri dari 16 putra dan 11 putri. Obyek

penelitian ini yaitu minat belajar TIK, hasil belajar TIK, dan penggunaan metode tutor

sebaya.

Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari 2 siklus.

Tindakan dalam setiap siklus saling berkaitan erat. Pada siklus I pembelajaran dilakukan

dengan metode tutor sebaya model group to tutor, sedangkan pada siklus II dengan metode

tutor sebaya model student to student. Langkah-langkah dalam tiap siklus terdiri dari

perencanaan tindakan, pelaksanakan tindakan, pengamatan,dan refleksi deskriptif komparatif.

Sedangkan data yang didapat berupa data kuantitatif yang berisi data hasil belajar dan data

kualitatif yang berisi data hasil pengamatan aktivitas belajar. Data hasil belajar diperoleh

dengan cara memberikan tes pilihan ganda kepada peserta didik. Data minat peserta didik

diperoleh dengan cara observasi atau pengamatan selama proses pembelajaran dan divalidasi

dengan bantuan kolaborasi dengan teman sejawat.

Anaisis data pada penelitian tindakan kelas menggunakan analisis diskriptif

komperatif yaitu membandingkan minat dan hasil belajar pada kondisi awal dengan siklus I,

membandingkan minat dan hasil belajar siklus I dengan siklus II dan membandingkan minat

dan hasil belajar siswa kondisi awal dengan siklus II yang dilanjutkan refleksi. Refleksi

artinya kesimpulan berdasarkan diskrepsi komparatif kemudian dilanjutkan memberikan

ulasan untuk menentukan tindakan selanjutnya.

Indikator keberhasilan direfleksikan dengan 60% siswa mencapai rerata skor minat

belajar lebih besar dari 70 (kualifikasi baik) pada siklus I dan 75% siswa mencapai rerata skor

minat belajar lebih besar dari 70 (kualifikasi baik) pada siklus II. Untuk hasil belajar 60%

siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 75 pada siklus I dan 75% siswa memperoleh nilai hasil

Page 7: PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PENGOLAH KATA …

352

belajar ≥ 75 pada siklus II. Nilai 75 merupakan nilai ketuntasan minimal (KKM) mata

pelajaran TIK kelas VIII H SMP Negeri 10 Salatiga pada tahun pelajaran 2017/2018,

sedangkan 60% ketercapaian pada siklus I dan 75% pada siklus II adalah ketercapaian ideal

yang diharapkan dalam penelitian ini

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal siswa sebelum penelitian dari 27 siswa yang berminat memperhatikan

pelajaran hanya beberapa siswa saja. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui pengamatan

terhadap minat siswa. Pengamatan dilakukan pada aspek keseriusan, konsentrasi dan

keaktifan. Pengamatan minat belajar siswa dilakukan dengan menggunakan lembar observasi

dengan penilaian skor 0 – 30 sangat kurang, skor 31 – 50 kurang, skor 51 – 70 cukup, dan

skor 71 – 90 Baik, serta skor 91 – 100 sangat baik. Hasil pengamatan menunjukkan hanya

terdapat 10 siswa (37,04%) mencapai rerata skor 71 - 90 (kualifikasi baik), selebihnya ada 13

siswa (48,15%) hanya mencapai rerata skor 51 - 70 (kualifikasi cukup), bahkan masih ada 4

siswa (14,81%) mencapai kualifikasi kurang. Hal ini menunjukkan minat belajar masih

rendah.

Hasil belajar pada kondisi awal diperoleh dari hasil ulangan harian pada kompetensi

dasar 1.1. Mengidentifikasi Menu dan ikon pada Perangkat lunak pengolah kata. Siswa

diminta mengerjakan soal tes tertulis berbentuk isian singkat. Ulangan harian terdiri dari 20

soal isian singkat. Nilai ulangan harian tersebut dianalisis untuk untuk mengetahui hasil

belajar di kondisi awal sebelum tindakan dilakukan. Hasil ulangan harian materi

mengidentifikasi menu dan ikon perangkat lunak pengolah kata kelas VIII H menunjukkan

nilai rata-rata 68,37, dengan 11 siswa (40,74%) yang tuntas dan 16 siswa (59,26%) tidak

tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar TIK masih rendah.mengingat batas KKM

mata pelajaran TIK adalah 75 sehingga dengan nilai rata-rata 68,37 tentunya masih jauh dari

batas ketuntasan minimal. Ketuntasan hasil belajar berdasarkan hasil tes kondisi awal adalah

sebesar 40,74% atau masih terdapat 16 siswa dari 27 siswa yang belum tuntas belajar. Pada

kondisi awal ini belum menggunakan metode tutor sebaya sehingga minat dan hasil belajar

TIK masih belum maksimal.

Deskripsi Siklus I

Page 8: PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PENGOLAH KATA …

353

Pada tahap perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I meliputi penyusunan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode tutor sebaya model

group to tutor menurut Branley (1974: 53) yang dilengkapi dengan instrumen penilaian,

media LCD Proyektor, materi fungsi menu dan ikon perangkat lunak pengolah kata, dan

lembar observasi. Penyusunan RPP dilakukan dengan cara memperbaiki dan menyesuaikan

program pembelajaran yang telah dibuat di awal semester dan dilengkapi dengan metode tutor

sebaya model group to tutor. Penggunaan metode tutor sebaya model group to tutor

digunakan untuk mendorong kegiatan pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan. Lembar observasi minat siswa dirancang untuk melakukan pengamatan dan

penilaian pada aspek perhatian pada pelajaran, ketertarikan dan keaktifan.

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada pembelajaran mengacu pada perencanaan

tindakan yang telah dibuat. Materi yang disajikan pada siklus I mengenai fungsi menu dan

ikon perangkat lunak pengolah kata, yang dilakukan dengan menggunakan metode tutor

sebaya model group to tutor. Pelaksanaan tindakan siklus I diawali dengan kegiatan apersepsi

dan motivasi, dilanjutkan kegiatan eksplorasi oleh guru dengan penyampaian metode

pembelajaran tutor sebaya model group to tutor dan mengarahkan siswa untuk membentuk

menjadi 6 kelompok, masing-masing beranggotakan 4-5 orang serta menunjuk siswa untuk

menjadi tutor dalam masing-masing kelompok yang bertugas menyampaikan materi dan

membantu teman dalam mengamati dan mengekplorasi menu yang terdapat pada perangkat

pengolah kata serta mendiskusikannya. Dalam kegiatan elaborasi, guru memberikan

pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan siswa mengenai materi fungsi menu dan ikon

perangkat lunak pengolah kata. Observer dan peneliti melaksanakan pengamatan terhadap

kegiatan pembelajaran mulai awal sampai akhir dengan menggunakan lembar observasi yang

telah dipersiapkan.

Hasil pengamatan tentang minat siswa diperoleh peneliti saat pembelajaran dengan

dibantu teman sejawat. Ada tiga aspek yang diamati, yaitu keseriusan, konsentrasi dan

kerjasama. Pada Siklus I ini siswa sudah mulai tertarik memperhatikan pelajaran dan

sesekali aktif bertanya kepada teman tutor sebayanya. Pembelajaran berjalan kurang lancar

karena anggota kelompok hanya memperhatikan tutor kelompoknya masing-masing tanpa

bisa tahu kelompok yang lain. Selain itu penjelasan materi yang disampaikan tutor masing-

masing kelompok berbeda karena pemahaman masing-masing tutor berbeda. Materi yang

disampaikan tergantung kemampuan tutor dalam menyampaikan materi kepada anggota

kelompoknya, sehingga hasil pembelajaran kurang merata pada setiap kelompok. Keaktifan

Page 9: PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PENGOLAH KATA …

354

bertanya sedikit meningkat, hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya beberapa siswa ada yang

bertanya kepada tutor sebayanya mengenai materi yang belum dimengerti. Hasil pengamatan

minat belajar terdapat 17 siswa (62,96%) mencapai rerata skor minat belajar lebih besar dari

71 (kualifikasi baik) pada siklus I. Kualifikasi cukup sebanyak 7 siswa (25,93%) dan masih

terdapat siswa kualifikasi kurang sebanyak 3 siswa (11,11%). Rerata skor minat belajar TIK

pada siklus I adalah 70,43. Ulangan harian dalam bentuk tes tertulis dilakukan pada akhir

siklus I untuk mendapatkan data hasil belajar siswa. Dari hasil tes tertulis siklus I diperoleh

nilai terendah 60, nilai tertinggi 85 dan rerata nilai 71,89. Ketuntasan hasil belajar

berdasarkan hasil tes siklus I adalah sebesar 71,89 % dan masih terdapat 10 siswa (37,04%)

dari 27 siswa yang belum tuntas serta 17 siswa (62,96%) dari 27 siswa yang sudah tuntas.

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I ini dapat dilihat bahwa minat dan hasil belajar

kurang maksimal.

Dalam pelaksanaan tindakan pada Siklus I ini, terdapat beberapa hal yang menjadi

catatan, yaitu siswa kurang serius mengikuti bimbingan teman tutor, guru terlalu

mengandalkan siswa tutor, guru dan kolabolator harus ektra pengawasan untuk menghindari

anak gaduh dan bermain komputer di luar pembahasan pelajaran serta bercanda dengan teman

tutor sebayanya, dan anggota kelompok hanya memperhatikan tutor kelompoknya masing-

masing tanpa bisa tahu kelompok yang lain, serta hasil pembelajaran kurang merata pada

setiap kelompok, karena materi yang disampaikan tergantung kemampuan tutor dalam

menyampaikan materi kepada anggota kelompoknya.

Deskripsi Siklus II

Tahap perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II meliputi penyusunan RPP

dengan metode tutor sebaya model student to student yang dilengkapi dengan instrumen

penilaian dan materi penggunaan menu dan ikon perangkat lunak pengolah kata. Penyusunan

RPP dilakukan dengan cara memperbaiki dan menyesuaikan program pembelajaran yang

telah dibuat di awal semester. RPP disusun dengan dilengkapi metode tutor sebaya model

student to student, yaitu dengan satu tutor memberi pemahaman terhadap temannya yang

memerlukan bimbingan secara bergantian.

Perbedaan penggunaan metode tutor sebaya siklus I dan penggunaan tutor sebaya

siklus II terletak pada arah informasi yang disampaikan tutor kepada anggotanya. Model tutor

sebaya yang digunakan pada Siklus I yaitu dengan menggunakan model group to tutor, yang

dilakukan dengan membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang agar berjalan lebih

Page 10: PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PENGOLAH KATA …

355

efektif dan fokus pada masing-masing anggota. Sedangkan pada penggunaan metode tutor

sebaya siklus II dilakukan dengan menerapakan model student to student. Pada model ini

informasi tidak hanya didapatkan dari tutor semata, namun dapat juga dari teman lain yang

sudah mengerti dan memahami dengan penjelasan dari tutor. Di mana siswa yang sudah

mengerti dan memahami materi yang dijelaskan oleh tutor dapat menjelaskan materi kepada

siswa lain pada kelompoknya maupun beda kelompok. Dengan demikian arah informasi tidak

semata-mata dari siswa ke tutor atau dari tutor ke siswa (student to tutor), dan dari grup ke

tutor atau dari tutor ke grup (grup to tutor), melainkan dapat ke segala arah, yaitu dari tutor ke

siswa, dari siswa ke tutor, atau dari siswa ke siswa. Dengan demikian terlihat bahwa akan

timbul banyak tutor dalam kelas, namun tetap tutor yang ditunjuk pada awal pembelajaran

adalah siswa yang benar-benar memiliki kemampuan lebih dari siswa-siswa yang lainnya.

Lembar observasi minat siswa dirancang untuk melakukan pengamatan dan penilaian pada

aspek perhatian pada pelajaran, ketertarikan dan keaktifan.

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada pembelajaran mengacu pada perencanaan

tindakan yang telah dibuat. Materi yang disajikan pada siklus II mengenai penggunaan menu

dan ikon perangkat lunak pengolah kata, yang dilakukan dengan menggunakan metode tutor

sebaya model student to student. Pelaksanaan tindakan siklus II diawali dengan kegiatan

apersepsi dan motivasi, dilanjutkan kegiatan eksplorasi oleh guru menyampaikan metode

pembelajaran yang akan digunakan dengan metode pembelajaran tutor sebaya model student

to student dan mengarahkan siswa untuk membentuk menjadi 6 kelompok,masing-masing

beranggotakan 4-5 orang. Guru meminta siswa yang ditunjuk sebagai tutor untuk

menyampaikan materi dengan ketentuan satu tutor satu siswa, jadi dalam satu kelompok bisa

terdapat dua tutor atau lebih. Dalam kegiatan elaborasi, guru memfasilitasi siswa untuk

berpikir kritis, menganalisis, memecahkan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut serta

memfasilitasi peserta didik untuk berkomunikasi dan diskusi dalam kelompoknya maupun

kelompok lain. Observer dan peneliti melaksanakan pengamatan terhadap pembelajaran mulai

awal sampai akhir dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.

Hasil pengamatan minat belajar pada siklus II, pembelajaran sudah berjalan dengan

lancar dan siswa lebih konsentrasi untuk menyelesaikan lembar kerja praktek. Tutor sudah

mulai lugas dalam menjelaskan kepada temannya. Dalam berdiskusi para siswa sudah mulai

aktif mengemukakan pendapatnya dan saling mengajukan pertanyaan. Kerjasama yang baik

dalam kelas juga sudah terlihat, dimana pada saat teman yang sedang praktek mengerjakan

lembar kerja mengalami kesulitan, teman yang lain membantu menyelesaikannya. Jika tidak

Page 11: PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PENGOLAH KATA …

356

bisa, siswa bertanya kepada guru, tutor, atau teman kelompok lain bagaimana cara

mengerjakannya. Minat belajar TIK pada pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya

model student to student diamati dengan menggunakan lembar observasi siswa. Ada tiga

aspek yang diamati,yaitu aspek perhatian pada pelajaran, ketertarikan, dan keaktifan. Hasil

pengamatan minat belajar terdapat 22 siswa (81,48%) mencapai rerata skor minat belajar

lebih besar dari 70 (kualifikasi baik) pada siklus II. Rerata skor minat pada siklus II adalah

78,09. Ulangan harian dalam bentuk tes tertulis dilakukan pada akhir siklus II untuk

mendapatkan data hasil belajar siswa. Dari hasil tes tertulis siklus II diperoleh nilai terendah

65, nilai tertinggi 95 dan rerata nilai 78,21. Ketuntasan hasil belajar berdasarkan hasil tes

siklus II adalah sebesar 85,19 % atau masih terdapat 4 siswa dari 27 siswa yang belum tuntas

belajar. Pada siklus II ini menggunakan metode tutor sebaya model student to student

sehingga minat belajar dan hasil belajar TIK maksimal.

Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II ini terdapat hal yang menjadi catatan, yaitu

suasana sedikit gaduh, karena siswa ada yang jalan-jalan di laboratorium untuk melihat

pekerjaan temannya atau bertanya kepada tutor kelompok lain.

PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus, penggunaan metode tutor sebaya

pada siklus I dan II berbeda. Pada siklus I penggunaan metode tutor sebaya menggunakan

model group to tutor sedangkan pada siklus II menggunakan metode tutor sebaya model

student to student. Perbedaan tersebut terletak pada arah informasi yang disampaikan tutor

kepada anggotanya. Pada model group to tutor, informasi hanya terfokus pada setiap

kelompok sesuai yang disampaikan tutor. Sedangkan pada model student to student, informasi

tidak hanya didapatkan dari tutor semata, namun dapat juga dari teman lain yang sudah

mengerti dan memahami dengan penjelasan dari tutor. Dengan demikian arah informasi tidak

semata-mata dari siswa ke tutor atau dari tutor ke siswa (student to tutor), dan dari grup ke

tutor atau dari tutor ke grup (grup to tutor), melainkan dapat ke segala arah, yaitu dari tutor ke

siswa, dari siswa ke tutor, atau dari siswa ke siswa. Dengan demikian terlihat bahwa akan

timbul banyak tutor dalam kelas, namun tetap tutor yang ditunjuk pada awal pembelajaran

adalah siswa yang benar-benar memiliki kemampuan lebih dari siswa-siswa yang lainnya.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penggunaan metode tutor sebaya ternyata

berdampak pada minat dan hasil belajar TIK. Minat belajar TIK diamati pada aspek perhatian

pada pelajaran, ketertarikan, dan keaktifan menunjukkan peningkatan dari kondisi awal, siklus

Page 12: PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PENGOLAH KATA …

357

I dan siklus II. Peningkatan rerata minat belajar TIK dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik di atas menunjukan bahwa rerata minat belajar dari kondisi awal, siklus I, dan

siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I minat rerata naik 5,2 yaitu dari 65,23 menjadi

70,43. Pada siklus II rerata naik 7,66 yaitu dari 70,43 menjadi 78,09. Rerata minat belajar

meningkat 12,86 dari kondisi awal 65,23 menjadi 78,09 pada kondisi akhir (siklus II). Jumlah

siswa dengan skor minat belajar lebih besar dari 70 (kualifikasi baik) juga meningkat.

Peningkatan persentase jumlah siswa dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik di atas menunjukkan peningkatan, pada kondisi awal 37,04%, pada siklus I

meningkat menjadi 62,96% dan pada siklus II meningkat menjadi 81,48%. Pada indikator

kinerja penelitian, indikator keberhasilan direfleksikan dengan 60% siswa mencapai rerata

skor minat belajar lebih besar dari 70 (kualifikasi baik) pada siklus I dan 75% siswa mencapai

rerata skor minat belajar lebih besar dari 70 (kualifikasi baik) pada siklus II. Dengan melihat

minat belajar maka pada siklus I dan II telah tercapai indikator tersebut. Melalui pengunaan

55

60

65

70

75

80

KONDISI AWAL65.23

SIKLUS I70.43

SIKLUS II78.09

MINAT

0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%

KONDISI AWAL37.04%

SIKLUS I62,96%

SIKLUS II81.48%

KONDISI BAIK

Gambar 2

P

e

n

i

n

g

k

a

t

a

n

s

Page 13: PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PENGOLAH KATA …

358

metode tutor sebaya dapat meningkatkan minat belajar TIK bagi siswa kelas VIII H dari

kondisi awal 37,04% menjadi kondisi akhir 81,48%.

Hasil belajar yang diperoleh dari nilai tes tertulis menunjukkan peningkatan dari

kondisi awal, siklus I dan siklus II. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Perbandingan hasil belajar siswa dari kondisi awal

Ketuntasan hasil belajar TIK juga mengalami kenaikan. Grafik berikut

menggambarkan ketuntasan belajar TIK dalam persentase.

Tabel 2. Perbandingan ketuntasan siswa dari kondisi awal

Dari kondisi awal 40,74%, pada siklus I ketuntasan naik menjadi 62,96% dan pada

siklus II ketuntasan naik menjadi 85,19% pada siklus II. Pada indikator kinerja penelitian,

indikator keberhasilan direfleksikan dengan 60% siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 75

pada siklus I dan 75% siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 75 pada siklus II. Nilai 75

adalah nilai ketuntasan minimal. Dengan melihat ketuntasan belajar maka hasil dari siklus I

dan siklus II telah mencapai indikator tersebut. Dengan melihat hasil belajar maka pada siklus

I dan II telah tercapai indikator tersebut. Melalui penggunaan metode tutor sebaya dapat

meningkatkan hasil belajar TIK bagi siswa kelas VIII H dari kondisi awal ketuntasan 40,74%,

menjadi kondisi akhir 85,19%.

Berdasarkan perbandingan data kondisi awal, siklus I dan siklus II yang dijabarkan

dalam pembahasan dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus I maupun

Kondisi

Awal Siklus I Siklus II

Refleksi dari Kondisi Awal ke Siklus II

atau Kondisi Akhir

Nilai Minimum 54 60 65 Nilai minimum naik 11

Nilai Maksimum 80 85 90 Nilai maksimum naik 10 Rerata Nilai 68,37 71,89 78,33 Rerata nilai naik 9,96

Kondisi Awal Siklus I Siklus II Refleksi dari Kondisi

Awal ke Siklus II atau

Kondisi Akhir

Ketuntasan

11 siswa (40,74%) 17 siswa

(62,96%) 23 siswa

(85,19%) 12 siswa

Page 14: PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PENGOLAH KATA …

359

siklus II membawa peningkatan baik minat belajar maupun hasil belajar. Minat belajar

mengalami peningkatan dari rerata skor 65,23 pada kondisi awal menjadi 78,09 pada kondisi

akhir, berarti meningkat 12,86. Persentase jumlah siswa dalam kategori minat belajar baik

meningkat dari 37,04% menjadi 81,48%, berarti meningkat 44,44%. Hasil belajar mengalami

peningkatan dari rerata 68,37 pada kondisi awal menjadi 78,33 pada kondisi akhir, berarti

meningkat 9,96. Persentase jumlah siswa yang tuntas belajar meningkat dari 40,74% menjadi

85,19%, berarti meningkat 44,45%. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan

bahwa penggunaan metode tutor sebaya dapat meningkatkan minat dan hasil belajar TIK

materi perangkat lunak pengolah kata bagi siswa kelas VIII H SMP Negeri 10 Salatiga tahun

pelajaran 2017/2018 dapat terbukti.

PENUTUP

Simpulan

Dari hasil penelitian tindakan kelas dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran

dengan menggunakan metode tutor sebaya terbukti dapat meningkatkan minat dan hasil

belajar TIK materi perangkat lunak pengolah kata yang dilakukan dengan dua model tutor

sebaya. Pada siklus I menggunakan metode tutor sebaya model group to tutor kemudian pada

siklus II menggunakan metode tutor sebaya model student to student.

Minat dan hasil belajar menunjukkan peningkatan yang signifikan. Untuk minat

belajar menunjukkan peningkatan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II berturut-turut nilai

rata-ratanya 67,32 menjadi 72,25 dan 78,29. Hasil belajar juga mengalami peningkatan yang

signifikan dan secara bertahap dari kondisi awal, siklus I dan siklus II berturut-turut nilai rata-

ratanya 67,68 menjadi 72,32 dan 78,21. Adapun ketuntasan hasil belajar TIK naik dari

kondisi awal 43%, pada siklus I meningkat menjadi 61% dan pada siklus II meningkat

menjadi 86%.

Saran

Saran yang dapat peneliti sampaikan adalah bahwa strategi pembelajaran dengan

menggunakan metode tutor sebaya materi menu dan ikon perangkat lunak pengolah kata

dapat digunakan sebagai inovasi pembelajaran mata pelajaran TIK. Penelitian ini selesai

dengan seluruh keterbatasan, temuan penelitian ini berimplikasi untuk penelitian lanjutan

dengan metode-metode pembelajaran yang lain yang lebih inovatif. Sehingga perlu kiranya

kepala sekolah memfasilitasi guru dalam mengembangkan metode-metode pembelajaran yang

baru, hal ini akan berdampak pada peningkatan hasil belajar sehingga prestasi sekolah juga

Page 15: PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PENGOLAH KATA …

360

akan meningkat. Selain itu perlu dirancang pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya

dengan berbagai metode pembelajaran yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Anggorowati. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Mata Pelajaran

Sosiologi. Jurnal Komunitas. (Nomor 3). Hlm. 105.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Asep Jihad & Abdul Haris. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Multi Press.

Boud, D,. Cohen, R,. & Sampson, J. (2001). Peer learning in higher education:Learning from

and with each other. London: Kogan Press.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Muhibbin Syah. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press.

Oemar Hamalik. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Pramesti, Riska Dian. (2014). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Metode

Pembelajaran Peer Teaching (Tutor Sebaya) Pada Mata Pelajaran Dasar

Kepariwisataan Kelas X JB 3 di SMKN 3 Magelang. http://eprints.uny.ac.id/34006/ diunduh Rabu 12 Oktober 2016, 10:41

Setyawan, Endar. (2018). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menggunakan Perangkat

Lunak Pengolah Kata Word 2007 Untuk Menyajikan Informasi Melalui Metode

Simulasi Pada Siswa Kelas Viii B Semester 1 Smp Negeri 7 Sukoharjo Tahun

2017/2018. https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/jie/article/view/182/145 diunduh

Selasa, 20 Maret 2018,

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

BIODATA PENULIS

Bagus Wungu Hendrajati, S.T, NIP 19830801 201001 1 016, Pangkat/Golongan :

Penata/IIIc, lahir di Kebumen 1 Agustus 1983, mengajar mata pelajaran TIK di SMP

Negeri 10 Salatiga dari Tahun 2010. Saat ini masih aktif sebagai sekretaris MGMP TIK

SMP Kota Salatiga 2017-2019. Email : [email protected]