Upload
firdhiani-azizah
View
220
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
perkembangan aud
Citation preview
Pengertian Moral
Moral berasal dari kata latin “mores” yang berarti tata cara, kebiasaan, dan adat. Perilaku moral berarti perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial, yang dikembangkan oleh konsep moral. Moral merupakan wujud abstrak dari nilai-nilai, dan tampilan secara nyata/konkret dalam perilaku terbuka yang dapat diamati.
Piaget
Fase Perkembangan Moral: Fase absolut, dimana anak menghayati peraturan sebagai
sesuatu hal yang mutlak, tidak dapat diubah karena berasal dari otoritas yang dihormati (orangtua, guru, anak yang lebih berkuasa)
Fase realitas, dimana anak menyesuaikan diri untuk menghindari penolakan orang lain. Dalam permainan, anak menaati aturan yang disepakati bersama sebagai suatu kenyataan/realitas yang dapat diubah asal disetujui bersama.
Fase subjektif, dimana anak memperhatikan motif atau kesengajaan dalam memahami aturan dan gembira mengembangakan serta menerapkan.
Kohlberg
Teori Perkembangan Moral
1. Tingkat 1: prakonvensional.
a. tahap orientasi terhadap kepatuhan dan hukuman
b. tahap relativistik hedonisme
2. Tingkat 2: konvensional.
a. tahap orientasi mengenai anak yang baik.
b. tahap mempertahankan norma sosial dan otoritas.
3. Tingkat 3: pasca konvensional.
a. tahap orientasi terhadap perjanjian antara dirinya dengan lingkungan sosial.
b. tahap universal.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Moral AUD
Model objek lekat Konsistensi dalam mendidik anak Penanaman nilai moral dan agama
Kendala dalam Mempelajari Moral Perkembangan kecerdasan
Tingkat intelegensi seorang anak sangat mempengaruhi pemahaman tentang konsep moral dan mempengaruhi kemampuan memulai situasi.
Bentuk pembelajaran
Umumnya anak lebih sering diberitahukan hal yang salah atau apa yang tidak boleh dilakukan setelah peristiwa terjadi dari pada yang benar atau apa yang harus dilakukan sebelum peristiwa tersebut terjadi.
Perubahan nilai sosial
Nilai-nilai dalam anggota kelompok sosial seringkali berubah seiring dengan perubahan perilaku sosial dan perubahan jaman.
Cont... Bentuk-bentuk moral yang berbeda
Seringkali terjadi perbedaan bentuk-bentuk moral yang dilakukan oleh orang dewasa.
Variasi dalam berbagai situasi
Dalam situasi tertentu anak sulit memahami nilai moral. Ex. berbagi mainan dengan teman merupakan hal yang baik, tetapi berbagi pekerjaan dengan teman saat ulangan dianggap baik jugaa.
Konflik dengan tekanan sosial
Konsep moral yang dipelajari anak dalam suatu kelompok tidak selalu sesuai dengan kelompok yang lain.
Ex. berkelahi dianggap tidak baik bagi orangtua, namun dianggap jagoan menurut kelompok sebayanya.
Pengertian Agama
Agama berasal dari bahasa sansekerta yang berasal dari dua suku kata yaitu a dan gama. A mengandung makna tidak, dan gama bermakna kacau.
Agama merupakan sistem yang mengatur segala aspek dalam kehidupan agar segala sesuatu dapat berjalan sesuai dengan norma dan aturan yang ada di dalam lingkungan masyarakat.
Pengertian Sikap Beragama
Penanaman kesiapan manusia untuk melakukan kebaikan atau menghindarkan keburukan, sehingga manusia mampu memilih jalan yang dapat mengantarkannya kepada kebaikan dan kebahagiaan.
Tahapan Perkembangan Agama Anak The Fairy Tale Stage (tingkat dongeng) The Realistic Stage (tingkat kenyataan) The Individual Stage (tingkat individu)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Beragama Faktor Internal
A. Faktor jasmaniah
B. Faktor psikologis Faktor Eksternal
A. Faktor sosial
B. Faktor budaya
C. Faktor fisik
Sifat Keagamaan Anak
Unreflective (Tidak mendalam) Egosentris Antromorphis Verbalis dan Ritualis Imitatif
Penerapan Pendidikan Agama Anak Inti dari pendidikan agama adalah
penanaman keimanan ke dalam jiwa anak. Lembaga keluarga sebagai pengaruh awal
dalam perkembangan agama anak. Lingkungan rumah tangga memberikan
pembinaan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam diri anak.
Cont...
Lembaga-lembaga lain dalam masyarakat, seperti lembaga politik, ekonomi dan lain-lain tidak dapat memegang dan menggantikan peranan keluarga, kecuali dalam keadaan luar biasa.
Perbaikan pola pendidikan dalam keluarga merupakan sebuah keharusan dan membutuhkan perhatian yang serius.
Pemerolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial.
Pengertian Perkembangan Sosial
• Belajar untuk bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima masyarakat.
• Belajar memainkan peran sosial yang ada di masyarakat.
• Mengembangkan sikap/tingkah laku sosial terhadap individu lain dan aktivitas sosial yang ada di masyarakat.
Proses Perkembangan Sosial AUD
Tahap Konflik Kekuatan
Masa bayi Percaya versus tidak percaya Harapan
Usia 1 – 3 tahun Kemandirian versus keraguan
Keinginan
Usia 4 – 5 tahun Inisiatif versus rasa bersalah Tujuan
Usia 6 – 11 tahun Upaya (mudah versus inferior Kompetensi
Remaja Identitas diri versus kebingungan akan peran diri
Kesetiaan
Awal dewasa Intimasi versus isolasi CintaParuh baya
(40-50 th)
Generativitasversus stagnasi Perhatian/
perawatanMasa tua
>60 th
Integritas versus putus asa Kebijaksanaan
Perkembangan Psikososial menurut Erik Erikson
MeniruAnak meniru sikap dan perilaku objek lekatnya.
Persaingan Keinginan anak untuk menjadi nomer 1.
KerjasamaKehidupan sosial meluas dan terjalin kerjasama untuk menyelesaikan suatu permainan.
SimpatiAnak mulai memperhatikan orang lain dan menunjukkan ketertarikan.
Bentuk Perilaku Sosial
EmpatiAnak dapat menempatkan diri di posisi orang lain dan menumbuhkan pengertian tentang perasaan dan emosi orang lain.
Dukungan SosialAkhir masa anak-anak, objek lekat anak mulai beralih pada teman sebayanya, anak berusaha memperoleh dukungan dan penerimaan dari teman sebayanya.
Cont..
MembagiMembagi merupakan salah satu aturan dalam kelompok sosial.
Perilaku AkrabPerilaku akrab ini dapat terwujud dari pembiasaan. Sejak dini anak sebaiknya diajarkan cara membina hubungan yang hangat dengan orang lain.
Cont..
NegativismeMelawan otoritas orang dewasa.
AgresifPerilaku yang melibatkan emosi dan berlebihan, terkadang merusak dan membahayakan orang lain.
Perilaku BerkuasaPerilaku Berkuasa atau merajai mulai usia sekitar tiga tahun.
Memikirkan Diri SendiriEgosentris masih sangat dominan.
Perilaku tidak Sosial
Mementingkan Diri SendiriJika tidak didampingi dengan baik, maka egosentris akan berkembang menjadi egois.
MerusakLedakan amarah sering disertai tindakan-tindakan merusak benda-benda di sekitarnya.
Pertentangan SeksSampai empat tahun anak laki-laki dan perempuan bermain bersama-sama dengan baik, tetapi setelah itu anak laki-laki mengalami tekanan sosial yang tidak menghendaki aktivitas bersama.
Cont..
Keluarga Kematangan Status sosial ekonomi Pendidikan Kapasitas mental
: Emosional dan inteligensi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial
SantrockPerasaan atau afeksi yang timbul ketika seseorang sedang berada dalam keadaan atau suatu interaksi yang dianggap penting olehnya.
ChaplinPengalaman disadari yang bersifat mendalam dan diaktifkan oleh perangsang eksternal maupun keadaan jasmani serta memungkinkan terjadinya perubahan perilaku.
Pengertian Emosi
Perasaan penginderaanex. panas, dingin,dll
Perasaan vitalex. lelah, lesu, segar, dll
Perasaan psikisex. senang, sedih, dll
Perasaan pribadiex. terasing, suka, tidak suka, dll
Kelompok Perasaan (Max Scheber)
ElicitorsDorongan berupa situasi atau peristiwa.
ReceptorsAktivitas di sistem syaraf pusat.
StatePerubahan spesifik yang terjadi dalam aspek fisiologi.
ExpressionTerjadinya perubahan pada beberapa daerah yang dapat diamati.
ExperiencePersepsi dan interpretasi individu pada kondisi emosional.
Tahapan Emosi
Teori SentralGejala fisiologis timbul sebagai akibat dari emosi yang dialami oleh individu.
Teori PeriferGejala psikologis (emosi) timbul sebagai akibat dari perubahan fisiologis.
Teori Kedaruratan EmosiEmosi merupakan reaksi yang diberikan oleh organisme dalam situasi emergensi.
Emosi vs Tingkah Laku
Berlangsung singkat dan berakhir tiba-tiba.
Terlihat lebih hebat. Bersifat sementara. Lebih sering terjadi. Dapat diketahui dengan jelas dari
tingkah laku anak. Mencerminkan individualitas.
Ciri Khas Emosi AUD
Bentuk komunikasi anak, sehingga anak dapat menyatakan segala kebutuhan dan perasaannya pada orang lain.
Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan sosialnya.
Fungsi Emosi
Pertengkaran saat main, tidak terpenuhi keinginan, ekspresi emosi yang tampil biasanya berupa menangis, berteriak, menendang, melompat-lompat, memukul, dan berguling.
Amarah
Ingatan tentang pengalaman yang tidak menyenangkan, cerita/gambar seram, film/TV, ekspresi emosinya biasanya berupa kepanikan, lari, menghindar, bersembunyi, dan menangis.
Takut
Minat dan perhatian orang tua beralih, bentuk ekspresi yang mungkin muncul adalah mengompol, pura-pura sakit, dan menjadi nakal dengan tujuan untuk menarik perhatian.
Cemburu
Mengenai kemampuan/barang yang dimiliki anak lain, bentuk ekspresi emosinya adalah mengeluh tentang barang/kemampuan yang dimiliki anak lain, serta mengambilnya.
Iri Hati
Penyebabnya adalah kesehatan, situasi yang lucu, bunyi yang tiba-tiba/diharapkan, bencana yang ringan, membohongi orang lain, dapat melakukan sesuatu yang sulit, bentuk ekspresinya adalah tersenyum, tertawa, tepuk tangan, melompat, dan memeluk benda/orang.
Gembira
Kehilangan segala sesuatu yang dicintai atau yang dianggap penting, bentuk ekspresinya berupa tangisan, kehilangan minat terhadap kegiatan normal, dan tidak mau makan.
Sedih
Belajar mencintai orang lain, binatang atau benda yang menyenangkan, bentuk ekspresinya dengan mengatakan secara lisan, memeluk, dan mencium.
Kasih Sayang
Kemampuan mengenali emosi diri Kemampuan mengelola emosi Kemampuan memotivasi diri Kemampuan mengenali emosi orang
lain Kemampuan membina hubungan
Stimulasi untuk Perkembangan Emosi yang Sehat
Emosi Dominan1. Kondisi kesehatan2. Suasana rumah3. Cara mendidik anak4. Hubungan dengan para anggota keluarga5. Hubungan dengan teman sebaya6. Perlindungan yang berlebihan7. Aspirasi orangtua8. Bimbingan
Kondisi Pencetus Emosi
Belajar dengan coba-coba. Belajar dengan cara meniru. Belajar dengan cara
mempersamakan diri. Belajar melalui pengkondisian. Pelatihan atau belajar di bawah
bimbingan dan pengawasan, terbatas pada aspek reaksi.
Metode Belajar yang Menunjang Perkembangan Emosi
Anak belajar dengan coba-coba untuk mengekspresikan emosi dalam bentuk perilaku yang memberikan pemuasan terbesar kepadanya. Cara belajar ini lebih umum digunakan pada masa kanak-kanak awal dibandingkan dengan sesudahnya, tetapi sepanjang perkembangannya tidak pernah ditinggalkan sama sekali.
Belajar dengan Coba-coba
Dengan cara mengamati hal-hal yang membangkitkan emosi orang lain, anak-anak bereaksi dengan emosi dan metode ekspresi yang sama dengan orang-orang yang diamati. Contoh, anak yang peribut mungkin menjadi marah terhadap teguran guru. Jika ia seorang anak yang popular di kalangan teman sebayanya, mereka juga akan ikut marah pada guru tersebut.
Belajar dengan Cara Meniru
Anak menirukan reaksi emosional orang lain yang tergugah oleh rangsangan yang sama dengan rangsangan yang telah membangkitkan emosi orang yang ditiru. Anak hanya menirukan orang yang dikagumi dan mempunyai ikatan emosional yang kuat dengannya.
Belajar dengan Cara Mempersamakan Diri
Dengan metode ini objek situasi yang pada mulanya gagal memancing reaksi emosional, kemudian dapat berhasil dengan cara asosiasi. Pengkondisian terjadi dengan mudah dan cepat pada tahun-tahun awal kehidupan karena anak kecil kurang mampu manalar, kurang pengalaman untuk menilai situasi secara kritis, dan kurang mengenal betapa tidak rasionalnya reaksi mereka.
Belajar Melalui Pengkondisian
Anak diajarkan cara bereaksi yang dapat diterima jika sesuatu emosi terangsang. Dengan pelatihan, anak-anak dirangsang untuk bereaksi terhadap rangsangan yang biasanya membangkitkan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan.
Pelatihan atau belajar di bawah bimbingan dan pengawasan, terbatas pada aspek reaksi