23
PERSAMAAN DIFFERENSIAL Banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dimodelkan dalam persamaan diferensial. Untuk menyelesaikannya masalah tersebut kita perlu menyele-saikan pula persamaan diferensialnya. Dalam bab ini persamaan diferensial yang diberi-kan dibatasi pada persamaan diferensial tingkat satu khususnya sampai persamaan dife- rensial eksak. Pengertian Persamaan Diferensial Secara matematis, persamaan differensial adalah persamaan yang didalamnya terdapat turunan-turunan. Secara fisis, persamaan differensial adalah persamaan yang menyatakan hubungan antara turunan (derivative) dari satu variabel tak bebas terhadap satu/lebih variabel bebas. Banyak permasalahan dalam berbagai bidang teknik, fisika maupun bidang – bidang kehayatan yang dapat dimodelkan ke dalam bentuk persamaan diferensial. Berikut diberikan beberapa contoh fenomena di alam yang dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial.

persamaan diferensial

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: persamaan diferensial

PERSAMAAN DIFFERENSIAL

Banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dimodelkan dalam

persamaan diferensial. Untuk menyelesaikannya masalah tersebut kita perlu menyele-

saikan pula persamaan diferensialnya. Dalam bab ini persamaan diferensial yang diberi-

kan dibatasi pada persamaan diferensial tingkat satu khususnya sampai persamaan dife-

rensial eksak.

Pengertian Persamaan Diferensial

Secara matematis, persamaan differensial adalah persamaan yang didalamnya

terdapat turunan-turunan. Secara fisis, persamaan differensial adalah persamaan yang

menyatakan hubungan antara turunan (derivative) dari satu variabel tak bebas terhadap

satu/lebih variabel bebas.

Banyak permasalahan dalam berbagai bidang teknik, fisika maupun bidang –

bidang kehayatan yang dapat dimodelkan ke dalam bentuk persamaan diferensial.

Berikut diberikan beberapa contoh fenomena di alam yang dapat dimodelkan

dalam bentuk persamaan diferensial.

Fenomena Persamaan Diferensial

Peluruhan zat radioaktif, dengan m = massa zat, t = waktu, dan k adalah

konstanta pembanding

Hukum Newton tentang

gerak

F m , dengan F gaya, m massa benda, s

jarak, dan t = waktu.

Model logistik menurut

Verhulst

, dengan P besar populasi, t waktu,

Page 2: persamaan diferensial

dan a, b konstanta.

Laju perubahan tekanan

uap suatu zat

, dengan P tekanan uap dan T suhu.

Model ayunan (bandul)

sederhana

, dengan sudut perpindahan bandul,

g konstanta gravitasi, dan l panjang tali bandul

Berdasarkan banyaknya variabel bebas, Persamaan Differensial dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu:

1. Persamaan Differensial Biasa, yaitu persamaan differensial yang mengandung

hanya satu variabel bebas

Contoh : 1.

2.

3. 4.

2. Persamaan Differensial Parsial, yaitu persamaan differensial yang mengandung

lebih dari satu variabel bebas.

Contoh : 1.

2.

Definisi : Tingkat (Ordo) suatu PD adalah tingkat turunan tertingi yang terlibat dalam

PD tersebut.

Derajat (degree) suatu PD adalah pangkat dari turunan ordo tertinggi jika PD

tersebut ditulis sebagai polinomial dalam turunan.

Contoh :

Page 3: persamaan diferensial

1. PD tingkat 1 derajat 1

2. PD tingkat 2 derajat 1

3. PD tingkat 2 derajat 2

4. PD tingkat 2 derajat 2

Definisi :Suatu persamaan yang tidak lagi memuat turunan dan memenuhi satu persa-

maan differesial disebut penyelesaian persamaan differensial.

Contoh : Persamaan merupakan selesaian dari PD:

sebab dan sehingga .

Penyelesaian suatu persamaan diferensial dibedakan menjadi 2 yaitu :

a. Penyelesaian Umum Persamaan Differensial (PUPD), adalah selesaian PD yang

masih memuat memuat konstanta penting (konstanta sebarang).

b. Penyelesaian Partikulir/Khusus Persamaan Differensial (PPPD/PKPD), adalah

selesaian PD yang diperoleh dari PUPD dengan mengganti konstanta penting

dengan konstanta yang memenuhi syarat awal atau syarat batas.

Contoh :

PD ditulis sehingga .

Jika kedua ruas diintegralkan, diperoleh sehingga .

Persamaan terakhir diubah bentuk menjadi .

Dengan mengintegralkan kembali kedua sisi diperoleh PUPD : , dengan

C1 dan C2 konstanta sebarang.

Jika PD tersebut memenuhi y 1 untuk x 0 dan y 4 untuk x 1 akan diperoleh C1 =

3 dan C2 = 1. Diperoleh PPPD : y = 3x + 1.

Page 4: persamaan diferensial

Persamaan Differensial Terpisah Dan Mudah Dipisah

Bentuk Umum PD dengan variable terpisah :

f(x) dx + g(y) dy = 0

Dengan mengintegralkan kedua ruas diperoleh PUPD :

Contoh: Selesaikan PD:

1. x3dx + (y 1)dy = 0

2. ex dx +

Penyelesaian :

1. Dengan mengintegralkan kedua ruas , diperoleh PUPD :

. Bentuk terakhir disajikan pula dengan PUPD :

.

2. Dengan mengintegralkan kedua ruas + , diperoleh

+ sehingga PUPD :

Bentuk Umum PD dapat dipisah:

f(x)g(y) dx + p(x)q(y) dy = 0

Penyelesaian PD tersebut adalah membagi kedua ruas dengan g(y) p(x), sehingga

diperoleh

Page 5: persamaan diferensial

Dengan mengintegralkan didapat PUPD :

Contoh : Selesaikan PD :

1. 4 y dx + 2x dy = 0

2. x2(y + 1) dx + y2 (x – 1) dy = 0

Penyelesaian :

1. Membagi kedua ruas dengan xy, diperoleh . Dengan mengintegralkan

kedua ruas diperoleh PUPD : . Bentuk

terakhir dapat diubah ke bentuk PUPD : . Selanjutnya dapat pula

disederhanakan menjadi PUPD : x4 y2 C.

2. Jika kedua ruan dibagi dengan (y + 1).(x – 1) PD menjadi .

Kedua ruas diintegralkan . Untuk memperoleh hasilnya,

diubah menjadi . Bentuk ini diubah menjadi

,

diperoleh PUPD : .

Untuk selanjutnya penulisan persamaan diferensial dalam bab ini disajikan sebagai :

M(x,y) dx N(x,y) dy 0.

Persamaan Differensial Homogen

Untuk dapat menyelesaikan sebuah persamaan diferensial homogen/non

homogen, terlebih dahulu harus difahami pengertian fungsi homogen.

Page 6: persamaan diferensial

Fungsi dikatakan homogen berderajat n, jika memenuhi

, dengan suatu konstanta.

Contoh :

1. Fungsi merupakan fungsi yang homogen berderajat 2, sebab

=

=

=

2. Fungsi merupakan fungsi homogen berderajat 1, sebab

=

=

3. Fungsi bukan fungsi homogen sebab

=

Persamaan Differensial dikatakan suatu PD

homogen jika dan masing-masing merupakan fungsi homogen

berderajat sama. Penyelesaian PD homogen dapat dilakukan dengan subtitusi :

y = v x dan

pada persamaan . Dari substitusi ini akan didapatkan PD

dengan variabel x dan v yang dapat dipisah, sehingga dapat dicari penyelesaiannya.

Page 7: persamaan diferensial

Contoh : Selesaikan PD .

Penyelesaian :

Dapat ditunjukkan bahwa dan merupakan fungsi-fungsi yang homogen

berderajat 3.

Misalkan sehingga

PD menjadi :

Kedua ruas dibagi , diperoleh yang merupakan PD

terpisah. Dengan mengintegralkan diperoleh PUPD: .

Bentuk ini dapat diubah nmenjadi :

Jadi PUPD : , dapat dituliskan sebagai : .

Persamaan Differensial Eksak

Suatu persamaan diferensial tingkat satu derajat satu yang berbentuk :

disebut Persamaan Differensial Eksak, jika dan hanya jika :

Contoh : Selidikilah apakah persamaan diferensial merupakan

persamaan eksak

Penyelesaian :

Page 8: persamaan diferensial

Karena , makaPD tersebut Eksak.

Penyelesaian Persamaan Diferensial Eksak

Pandang Persamaan , dengan C konstanta sebarang. Differensial

total dari ruas kiri adalah d yaitu :

Karena diferensial ruas kanan adalah dC = 0, diperoleh

Jika bentuk di atas dianalogkan dengan , diperoleh :

dan

sehingga PUPD Eksak : berbentuk .

Akibatnya, penyelesaian PD eksak tersebut dapat diperoleh dari kedua bentuk di atas,

yaitu :

a.

Jika kedua ruas diintegralkan terhadap x, maka

(Catatan : menyatakan bahwa dalam integral tersebut, y dipandang sebagai kon-

stanta, dan g(y) adalah konstanta sebarang hasil pengintegralan yang harus dicari).

Untuk mencari g(y), bentuk F(x,y) di atas didiferensialkan ke-y, yaitu :

Page 9: persamaan diferensial

atau

Karena , maka sehingga

Karena merupakan fungsi y saja, maka dengan pengintegralan

terhadap y akan diperoleh .

b. Cara lain untuk mencari penyelesaian persamaan (1) adalah dengan mengambil

sehingga

Bentuk di atas dideferensialkan terhadap x untuk mendapatkan g(x), yaitu

atau

Karena , maka

Karena g’(x) adalah fungsi x saja, maka dengan mengintegralkan terhadap x akan

dapat diperoleh g(x).

Page 10: persamaan diferensial

Contoh : Selesaikan PD :

Penyelesaian : Terlebih dahulu akan diuji apakah PD diatas Eksak/bukan.

Karena , maka PD diatas Eksak. Salah satu cara berikut dapat digunakan

untuk menentukan penyelesaian PD tersebut.

a. Jika diambil , maka

Karena , maka

Jadi PUPD : , dapat pula ditulis .

b. Jika diambil , maka

Page 11: persamaan diferensial

Karena , maka

Jadi PUPD : , dapat pula ditulis .

Aplikasi PD Dalam Bidang Kehayatan

Berikut diberikan beberapa contoh kasus yang melibatkan model persamaan

diferensial.

1. Masalah peluruhan zat radioaktif

Zat radioaktif meluruh dengan memancarkan radiasi secara spontan. Jika m(t)

adalah massa zat yang tersisa pada saat t, m0 adalah massa awal zat, maka laju

peluruhan relative terhadap massanya bernilai konstan, yaitu

dengan k konstanta.

Oleh karena itu laju perubahan massa zat m terhadap waktu t dapat dinyatakan

dengan

Persamaan diferensial ini dapat dituliskan pula sebagai :

Dengan pengintegralan diperoleh : .

Page 12: persamaan diferensial

Pada saat awal (t 0) massa zat adalah m0, sehingga . Jika disubstitusikan

pada hasil pengintegralan diperoleh

Yang dapat ditulis dalam bentuk : .

Para ahli fisika menyatakan laju peluruhan dalam waktu – paruh, yaitu waktu yang

dibutuhkan oleh zat untuk meluruh sampai separonya.

2. Bunga majemuk kontinu.

Misalkan modal $ 1000 ditabung dengan bunga 6 %, dihitung pertahun. setelah 1

tahun tabungannya bernilai $ 1000 (1,06) = $ 1060, setelah 2 tahun bernilai $ (1000

(1,06)) 1,06 = $ 1123,60, dan setelah t tahun bernilai $ 1000 (1,06)t.

Secara umum, jika modal sebesar A0 ditabung dengan bunga r, maka setelah t tahun

bernilai : A0(1 + r)t.

Namun demikian, biasanya, bunga dihitung lebih sering, katakanlah n kali

pertahun (misalkan bunga harian, maka dihitung 365 kali pertahun). Pada kasus ini,

dalam setiap periode perhitungan bunga, bunganya adalah r / n dan terdapat n t

periode perhitungan bunga dalam t tahun, sehingga nilai tabungan setelah t tahun

adalah

A(t) = A0

Dapat dilihat bahwa bunga yang dibayarkan semakin membesar bila banyaknya

periode perhitungan bunga (n) bertambah. Jika n (n mendekati tak berhingga),

maka nilai tabungan akan menjadi

Page 13: persamaan diferensial

A(t) = = = A0

= A0 ert

Jika persamaan tersebut diturunkan terhadap t, diperoleh

yang menunjukkan bahwa dengan bunga majemuk kontinu, laju pertambahan

tabungan sebanding dengan nilai tabungannya.

3. Model pertumbuhan logistik.

Suatu populasi meningkat secara eksponensial pada mulanya, yaitu ketika kondisi

lingkungan masih mendukung perkembangan populasi tersebut. Selanjutnya pertu-

mbuhan populasi tersebut melambat pada akhirnya dan mendekati kapasitas daya

tampungnya karena sumber daya alam yang terbatas. Jika P(t) menyatakan besar

populasi pada saat t, dapat diasumsikan bahwa

, jika P kecil

Persamaan tersebut mengisyaratkan bahwa laju pertumbuhan populasi pada awalnya

hampir sebanding dengan besar populasi. Dalam perkataan lain, laju pertumbuhan

relatifnya hampir konstan, jika populasi kecil. Akan tetapi kita juga ingin

mengungkapkan fakta bahwa laju pertumbuhan relatifnya menurun bila populasi P

meningkat dan bernilai negatif bila P melampaui kapasitas tampung (K). Bentuk

paling sederhana untuk laju pertumbuhan relatif yang mengakomodasi asumsi ini

adalah

Page 14: persamaan diferensial

, dengan P(0) = P0 menyatakan besar populasi awal dan k

konstanta pembanding

Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai

, dengan P(0) = P0

Model pertumbuhan populasi tersebut dikenal sebagai model pertumbuhan

logistik. Untuk menentukan penyelesaian PD tersebut diubah ke bentuk

atau ditulis pula

Jika kedua ruas diintegralkan akan diperoleh , disajikan pula

sebagai .

Jika pada saat t 0 besarnya P(0) = P0 , diperoleh sehingga penyelesaian

persamaan diferensial logistik tersebut adalah :

Atau dapat disajikan sebagai

, dengan .

4. Perbandingan pertumbuhan alami dan logistik

Pada tahun 1930–an ahli biologi G.F. Gause melakukan percobaan dengan protozoa

Paramecium dan menggunakan persamaan logistik untuk memodelkan data yang

dihasilkannya. Tabel berikut menunjukkan hasil perhitungan harian untuk populasi

Page 15: persamaan diferensial

protozoa. Dia menaksir laju pertumbuhan relatif awalnya sebesar 0,7944 dan

kapasitas tampungnya sebesar 64.

T 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

P 2 3 22 16 39 52 54 47 50 76 69 51 57 70 53 59 57

T = waktu (hari), P besar populasi

Model pertumbuhan logistik populasi protozoa tersebut adalah :

, dengan P(0) = 2

Penyelesaian persamaan diferensial tersebut adalah :

P(t) =

Banyaknya populasi protozoa berdasarkan model (dibulatkan hingga bilangan bulat

terdekat) dapat dibandingkan populasi protozoa yang teramati, disajikan pada

tabel berikut.

T 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Pmo 2 3 22 16 39 52 54 47 50 76 69 51 57 70 53 59 57

ma 2 4 9 17 28 40 51 57 61 62 63 64 64 64 64 64 64

T = waktu (hari), P besar populasi , mo = hasil perhitungan (model),

ma = hasil pengamatan

Dari table tertlihat bahwa untuk t 5, model logistik mendekati hasil pengamatan.

Page 16: persamaan diferensial

Latihan.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8. ( x+2y)dx + (2x + y)dy = 0

9.

10.

11. yang memenuhi y 1 untuk x 1.

12.

13.

Page 17: persamaan diferensial

13. Manakah yang merupakan PD Eksak ?

a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

Selesaikan PD di bawah ini (no 14 18)

14.

15. yang memenuhi y 2 untuk x 0.

16.

17.

18.