21
Program Evaluation and Review Technique (PERT)

PERT & PDM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Manajemen Konstruksi, PERT & PDM

Citation preview

Page 1: PERT & PDM

Program Evaluation and Review Technique (PERT)

Page 2: PERT & PDM

Manajemen Konstruksi 2

PERT[PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE]

PERT tidak hanya memiliki kemampuan sebagai alat perencanaan dan kontrol, tetapi juga dapat digunakan manajemen mengindikasi resiko dari batas waktu untuk menyelesaikan proyek.

Biasanya digunakan untuk jenis proyek yang baru atau proyek percobaan, dimana waktu yang tepat untuk penyelesaian pekerjaan sulit diketahui.

PERT dipandang sebagai alat kemungkinan (probalistic tool), karena setiap aktifitas diukur dengan tiga satuan waktu untuk menyelesaikannya.

Durasi kegiatan pada PERT dihitung menggunakan tiga petunjuk yaitu: Optimistic estimate yaitu waktu terpendek yang mungkin dapat

menyelesaikan kegiatan (to) Most likely estimate yaitu waktu yang paling besar

kemungkinannya atau paling tepat untuk menyelesaikan kegiatan, biasanya ditentukan oleh ahlinya (tm)

Pessimistic estimate yaitu waktu yang paling lama/panjang untuk menyelesaikan kegiatan dengan asumsi segala sesuatu akan terjadi kesalahan (tp).

04/21/23 09:24 AM

Page 3: PERT & PDM

Manajemen Konstruksi 2

PERHITUNGAN BEBAN RATA-RATADAN MENENTUKAN PROBALITAS

Expected duration (te ) adalah waktu rata-rata dari ketiga durasi kegiatan yang ada (to, tm, dan tp).

Dimana waktu paling memungkin (tm) nilainya empat kali dari waktu pesimis dan waktu optimis, kemudian dijumlahkan dibagi dengan enam. Asumsi ini diambil dari distribusi kemungkinan dari waktu yang ada dan sering disebut sebagai Beta distribution.

Rumus

te = to + 4 tm + tp

6

to tm tetp

1

5

10

20

•Beta distributionFREKWENSI DURATION

04/21/23 09:24 AM

Page 4: PERT & PDM

Manajemen Konstruksi 2

CONTOH ........menentukan te

Tabel 3.2. Moose Lake Project Activities

Act. Description to tm tp te Optimistic Most Likely Pessimistic Weighted

Avg

A Administrative setup 1 3 5 3

B Hire Personnel 1 3 11 4

C Obstain materials 3 4 5 4

D Transport material to Moose Lake 1 2 3 2

E Gather Measuring team 3 3 9 4

F Planning 2 5 14 6

G Assemble equipment 2 3 4 3

H Plan evaluation 1 1 1 1

I Oxygenation 12 12 12 12

J Measurement and evaluation 1 2 3 204/21/23 09:24 AM

Page 5: PERT & PDM

Manajemen Konstruksi 2

Menentukan standart deviasi

Standar deviasi (Sd)

Sd =

Variance of activity = Sd2 =

Variance of group activity = V

V = Sd12 + Sd2

2 + Sd32 + ..........+ Sdn

2

Standar deviasi distribusi normal = Z =

dimana :D = waktu penyelesaianTS = waktu penyelesaian proyek paling awal

tp - to

6

tp - to

6

2

D - TS

V0.5

04/21/23 09:24 AM

Page 6: PERT & PDM

Manajemen Konstruksi 2

PENGGAMBARAN PERT

Pemberian nomer node tidak penting Dummy dapat ditiadakan dengan menghubungkan kegiatan yang

bersangkutan dengan sebuah anak panah ber “durasi” sama dengan durasi anak panah lainnya yang masuk kedalam kegiatan terakhir.

Critical path (jalur kritis) ditandai dengan mempertebal garis-garis node pada critical activities (kegiatan kritis).

• CPM1 2 3

A B

2 2

• PERTMULAI A B

2 2

04/21/23 09:24 AM

Page 7: PERT & PDM

Manajemen Konstruksi 2

............PENGGAMBARAN PERT

8

• CPM

0

1

2

3A

B D

C

8

5

3

4

8 12

12

8

8

0

0

• PERT

START0

0

A8

8

B5

7

C11

12

D12

12

FINISH12

12

8

5 4

4

3 0

0

04/21/23 09:24 AM

Page 8: PERT & PDM

Manajemen Konstruksi 2

Bebarapa bentuk penyajian grafik padaPERT & CPM

1 2

1 2

ES EF

LFLF

TF FF

[ES, EF]

[LS, LF]

ES EF

LS LFa)

b)

c)

d) TE TL

TF1

TE TL

TF2

ACTIVITY 1 - 2

04/21/23 09:24 AM

Page 9: PERT & PDM

PRECEDENCE DIAGRAM METHOD(PDM)

Page 10: PERT & PDM

Manajemen Konstruksi 2

PRECEDENCE DIAGRAM (PDM)

Cara PRECEDENCE DIAGRAM akan lebih menguntungkan dari CPM maupun PERT bila proyek tersebut besar dan kompleks sehingga diperlukan bantuan komputer.

PDM akan sangat efektif dipergunakan untuk proyek yang memliki: Aktifitas proyek yang tumpang tindih (overlapping activity) Aktifitas pekerjaan yang berulang (Repeatitive activity) Aktifitas pekerjaan yang dikerjakan bersamaan (concurent

activity) Adanya standard pengkodean aktifitas (Standardized coding

of activities) Ciri utama PDM adalah aktivitas berada pada node bukan pada

anak panah dan pada node banyak terisi keterangan mengenai batas waktu aktivitas serta durasi.

04/21/23 09:24 AM

Page 11: PERT & PDM

Manajemen Konstruksi 2

PENGGAMBARAN CPM, PERT & PDM

• CPM• PERT • PDM

iEETi

LETid

EETx

LETxd

XX i X

LSx

ESx EFx

LFx

d

• Perbedaan Node

• Perbedaan Network

• CPM

0 1

2

3

43

A 4

B

5

C

6

D

04/21/23 09:24 AM

Page 12: PERT & PDM

Manajemen Konstruksi 2

................ PENGGAMBARAN• PERT

• PDM

MULAI A

C

B

D3

4

5

6

6

A3

B4

C5

D6

04/21/23 09:24 AM

Page 13: PERT & PDM

Manajemen Konstruksi 2

.......... PENGGAMBARAN

• CPM

• PDM

1 2

4 50

3

A

BF

E

C

D G

A

B

C

D

G

F

E

04/21/23 09:24 AM

Page 14: PERT & PDM

Manajemen Konstruksi 2

HUBUNGAN AKTIFITAS DALAM PDM

Hubungan antar aktifitas digambarkan oleh adanya anak panah yang arahnya selalu dimulai dari kiri ke kanan.

Jenis hubungan aktifitas adalah sebagai berikut : Mulai ke mulai (start to start) S

adalah waktu yang dibutuhkan untuk dimulainya suatu aktifitas setelah aktifitas sebelumnya dimulai.

Selesai ke mulai (Finish to start) C adalah waktu yang dibutuhkan untuk dimulainya suatu

aktifitas setelah aktifitas sebelumya selesai. Selesai ke selesai (Finish to finish) F

adalah waktu yang dibutuhkan untuk selesainya suatu aktifitas setelah aktifitas sebelumnya selesai.

i XEFi

LFij Y

EFj

LFjk Z

EFk

LFk

ESi

LSi

ESj

LSj

ESk

LSkdi dj dk

Cij Cjk

Sij Sjk

Fij Fjk

04/21/23 09:24 AM

Page 15: PERT & PDM

Manajemen Konstruksi 2

ANALISA KEJADIAN/ PERISTIWA (Event Analysis)

i XEFx

LFxj Y

EFj

LFjk Z

EFk

LFk

ESx

LSx

ESj

LSj

ESk

LSkdi dj dk

Cij Cjk

Sij Sjk

Fij Fjk

KETERANGAN i, j, k : nomer node ES : Earliest Start (waktu mulai paling awal = EET) EF : Earliest Finish (waktu selesai paling awal) LS : Latest Start (waktu mulai paling lambat) LF : Latest Finish (waktu selesai paling lambat = LET) Sij : hubungan mulai ke mulai dari node i ke node j Cij : hubungan selesai ke mulai dari node i ke node j Fij : hubungan selesai ke selesai dari node i ke node j

04/21/23 09:24 AM

Page 16: PERT & PDM

Manajemen Konstruksi 2

.......... Analisa kejadian

Menentukan waktu paling awal : ES = waktu mulai paling awal.

EF = waktu selesai paling awal.

ESj = ESi + Sij

ESj = EFi + Cij

ambil nilai maksimum

ESj = EFj - djkondisi khusus

EFj = ESi + Dj

EFj = EFi + Fij

ambil nilai maksimum

04/21/23 09:24 AM

Page 17: PERT & PDM

Manajemen Konstruksi 2

.......... Analisa kejadian

Menentukan waktu paling lambat : LS = waktu mulai paling lambat.

LF = waktu selesai paling lambat

LSj = LSk - Sjk

LSj = LFj - Dj

ambil nilai minimum

LFj = LSk - Cjk

LFj = LFk - Fjk

ambil nilai minimum

LFj = LSj + dj kondisi khusus

04/21/23 09:24 AM

Page 18: PERT & PDM

Manajemen Konstruksi 2

SYARAT AKTIFITAS KRITIS PADA PDM ESi = LSi pada node tersebut EFi = LFi pada node tersebut Tidak memiliki floatSYARAT JALUR KRITIS PADA PDM Total durasi Proyek paling besar Total float = 0

TYPE FLOAT YANG ADA Start Float (SF) : sejumlah waktu dimana mulainya suatu aktifitas boleh

terlambat tanpa mempengaruhi selesainya proyekSF = LS - ES

Finish Float (FF) : sejumlah waktu dimana selesainya suatu aktifitas boleh terlambat tanpa mempengaruhi selesainya proyek

FF = LS - EF

04/21/23 09:24 AM

Page 19: PERT & PDM

Manajemen Konstruksi 2

CONTOH PDM

0 A 4 1 B 8 4 E 7

2 C 12

3 D 7

C = 0

F= 6

F = 6

S= 5

S = 5

• Diketahui data proyek seperti

gambar, tentukan jalur kritisnya.

04/21/23 09:24 AM

Page 20: PERT & PDM

Manajemen Konstruksi 2

......Contoh PDM

0 A4

4

0

04 1 B

12

12

4

48 4 E

18

18117

2 C18

18

6

612

3 D16

18

9

117

C = 0

F= 6

F = 6

S= 5

S = 5

• Penyelesaian

9

04/21/23 09:24 AM

Page 21: PERT & PDM

Manajemen Konstruksi 2

METODE DIAGRAM SKALA WAKTU

04/21/23 09:24 AM