Upload
shima-tandiya-lastari
View
540
Download
15
Embed Size (px)
Citation preview
PERTMBUHAN PENDUDUK INDONESIA
LAPORAN
Tugas ini disusun guna memenuhi mata kuliah Geografi Regional Indonesia
yang dibimbing oleh Bapak Marhadi Slamet Kistiyanto
Oleh
Shima Tandya Lestari
NIM 110721435066
Offering B 2011
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
DESEMBER 2013
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir yang berjudul „Pertumbuhan Penduduk
Indonesia‟. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah
Geografi Regional Indonesia pada program studi pendidikan geografi.
Pada kesempatan kali ini, saya menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada
seluruh pihak yang telah memberikan berbagai masukan dalam penyelesaian tugas akhir ini,
khususnya kepada Bapak Marhadi Slamet Kistiyanto sebagai dosen pengampu mata kuliah
Geografi Regional Indonesia.
Melalui penulisan ini, saya berharap bahwa nantinya laporan tugas akhir mata kuliah
Geografi Regional Indonesia mampu memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
memerlukan baik dari segi akademis maupun bidang yang terkait. Penulis menyadari bahwa
dalam kepenulisan laporan masih terdapat kekurangan, sehingga memohon krtik dan saran
yang membangun agar tercapai kesempurnaan. Semoga laporan tugas akhir ini memberikan
manfaat bagi saya dan pihak manapun.
Wassalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Lawang, 10 Desember 2013
Shima Tandya Lestari
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Penduduk suatu negara atau daerah bisa didefinisikan sebagai kumpulan
manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Penduduk merupakan
salah faktor penting perkembangan sebuah negara karena tanpa penduduk negara
tidak akan terbentuk, sebab penduduk merupakan faktor penting lainnya selain dari
wilayah.
Pertumbuhan atau pertambahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain tingkat kelahiran dan urbanisasi. Kedua faktor ini yang kemudian
menjadi salah satu penyebab tidak seimbangnya laju pertumbuhan ekonomi dan sosial,
ketidakseimbangan tersebut dapat terjadi apabila angka laju pertumbuhan penduduk
pada suatu wilayah tidak seimbang dengan angka laju pertumbuhan ekonomi dan
sosial pada wilayah tersebut. Selain itu, masih adanya disparitas pembangunan antara
daerah perkotaan dan perdesaan yang juga merupakan salah satu penyebab terjadinya
arus migrasi dari satu wilayah yang lain.
Badan Pusat Statistik mencatat bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia
selama periode 2000-2010 lebih tinggi dibanding periode 1990-2000. Laju
pertumbuhan penduduk 2000-2010 mencapai 1,49 persen atau lebih tinggi dibanding
periode 1990-2000 yang hanya mencapai 1,45 persen[2], sesuai dengan hasil sensus
tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237,56 juta orang. Sedangkan untuk
memenuhi kebutuhan pangan 237,56 juta orang dibutuhkan lahan produktif untuk
tanaman padi seluas 13 juta ha, namun saat ini lahan padi yang diolah seluas 7,7 ha[3],
jika pertambahan penduduk setiap tahunnya sebesar 1,49% atau bahkan melebihi,
maka dengan sendirinya akan mendatangkan masalah-masalah sosial seperti
kemiskinan, kelaparan, kekumuhan kota, berkurangnya daya dukung lahan dan
masalah-masalah sosial lainnya.
Banyak ahli telah berpendapat dengan masalah pertumbuhan penduduk ini dan
menjadi perdebatan diantara mereka sendiri. Beberapa diantara mereka ada yang
mendukung teori korelasi pertumbuhan penduduk dengan pembangunan, namun ada
juga sebagian dari yang mengasumsikan bahwa ini adalah pembalikan fakta dari
kegagalan ekonomi bangsa. Teori yang paling klasik yaitu Malthus yang
mengemukakan bahwa jumlah penduduk senantiasa bertambah banyak sedangkan
pertumbuhan produksi tidaklah banyak sehingga salah satu solusi terbaik adanya
pengendalian jumlah penduduk. Malthus khawatir terhadap dampak pertumbuhan
penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi walaupun sebenarnya bisa menjadi asumsi
bahwa pertambahan penduduk bisa memicu proses industrialisasi.
Namun teori ini sangat tidak relevan apabila diterapkan pada negara-negara
berkembang dan terbelakang karena adanya perbedaan yang sangat mendasar dengan
kondisi negara-negara maju. Situasi politik yang tidak menentu, disparitas
pembangunan antara wilayah yang satu dengan yang lainnya dan tingginya
pertumbuhan penduduk dianggap sebagai penghambat pembangunan ekonomi, hal
seperti ini juga terjadi di Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana gambaran umum pertumbuhan penduduk di Indonesia?
2. Bagaimana Hasil Perhitungan dan analisis pertumbuhan penduduk di
Indonesia?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk di
Indonesia?
4. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat pertumbuhan
penduduk di Indonesia?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui gambaran umum pertumbuhan penduduk di indonesia
2. Untuk mengetahui hasil perhitungan dan analisis pertumbuhan penduduk di
indonesia
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk
di indonesia
4. Untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat
pertumbuhan penduduk di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERTUMBUHAN PENDUDUK
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia
adalah sebesar 237.556.363 orang, yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan
118.048.783 perempuan. Distribusi penduduk Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau
Jawa yaitu sebesar 58 persen, yang diikuti oleh Pu¬lau Sumatera sebesar 21 persen.
Selanjutnya untuk pulau-pulau/kelompok kepulauan lain berturut-turut adalah sebagai
berikut: Sulawesi sebesar 7 persen; Kalimantan sebesar 6 persen; Bali dan Nusa
Tenggara sebesar 6 persen; dan Maluku dan Papua sebesar 3 persen.
Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah adalah tiga provinsi dengan urutan teratas
yang berpenduduk terbanyak, yaitu masing-masing berjum¬lah 43.021.826 orang,
37.476.011 orang, dan 32.380.687 orang. Sedangkan Provinsi Sumatera Utara
merupakan wilayah yang terbanyak penduduknya di luar Jawa, yaitu sebanyak
12.985.075 orang.
Penduduk Indonesia terus bertambah dari waktu ke waktu. Ketika pemerintah Hindia
Belanda mengadakan sensus penduduk tahun 1930 penduduk nusantara adalah 60,7
juta jiwa. Pada tahun 1961, ketika sensus penduduk pertama setelah Indonesia
merdeka, jumlah penduduk sebanyak 97,1 juta jiwa. Pada tahun 1971 penduduk
Indonesia sebanyak 119,2 juta jiwa, tahun 1980 sebanyak 146,9 juta jiwa, tahun 1990
sebanyak 178,6 juta jiwa, tahun 2000 sebanyak 205,1 juta jiwa, dan pada tahun 2010
sebanyak 237,6 juta jiwa.
Pertumbuhan Penduduk Indonesia berdasarkan Jenis Kelamin
Dengan luas wilayah Indonesia yang sekitar 1.910.931 km2, maka rata-rata tingkat
kepadatan penduduk Indonesia adalah sebesar 124 orang per km2. Provinsi yang
paling tinggi kepadatan penduduknya adalah Provinsi DKI Jakarta, yaitu sebesar
14.440 orang per km2. Sementara itu, provinsi yang paling rendah tingkat kepadatan
penduduknya adalah Provinsi Papua Barat, yaitu sebesar 8 orang per km2.
Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh
lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1 juta pada tahun 2000 menjadi
273,2 juta pada tahun 2025 (Tabel 3.1). Walaupun demikian, pertumbuhan rata-rata
per tahun penduduk Indonesia selama periode 2000-2025 menunjukkan
kecenderungan terus menurun. Dalam dekade 1990-2000, penduduk Indonesia
bertambah dengan kecepatan 1,49 persen per tahun, kemudian antara periode 2000-
2005 dan 2020-2025 turun menjadi 1,34 persen dan 0,92 persen per tahun. Turunnya
laju pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian, namun
penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada penurunan karena kematian. Crude
Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per 1000 penduduk pada awal proyeksi
menjadi 15 per 1000 penduduk pada akhir periode proyeksi, sedangkan Crude Death
Rate (CDR) tetap sebesar 7 per 1000 penduduk dalam kurun waktu yang sama.
Salah satu ciri penduduk Indonesia adalah persebaran antar pulau dan provinsi yang
tidak merata. Sejak tahun 1930, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di Pulau
Jawa, padahal luas pulau itu kurang dari tujuh persen dari luas total wilayah daratan
Indonesia. Namun secara perlahan persentase penduduk Indonesia yang tinggal di
Pulau Jawa terus menurun dari sekitar 59,1 persen pada tahun 2000 menjadi 55,4
persen pada tahun 2025. Sebaliknya persentase penduduk yang tinggal di pulau pulau
lain meningkat seperti, Pulau Sumatera naik dari 20,7 persen menjadi 22,7 persen,
Kalimantan naik dari 5,5 persen menjadi 6,5 persen pada periode yang sama. Selain
pertumbuhan alami di pulau-pulau tersebut memang lebih tinggi dari pertumbuhan
alami di Jawa, faktor arus perpindahan yang mulai menyebar ke pulau-pulau tersebut
juga menentukan distribusi penduduk
Jumlah penduduk di setiap provinsi sangat beragam dan bertambah dengan laju
pertumbuhan yang sangat beragam pula. Bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan
periode 1990-2000, maka terlihat laju pertumbuhan penduduk di beberapa provinsi
ada yang naik pesat dan ada pula yang turun dengan tajam (data tidak ditampilkan).
Sebagai contoh, provinsi-provinsi yang laju pertumbuhan penduduknya turun tajam
minimal sebesar 0,50 persen dibandingkan periode sebelumnya (1990-2000) adalah
Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Tengah, Sulawesi
Tengah, Gorontalo dan Papua. Sementara, provinsi yang laju pertumbuhannya naik
pesat minimal sebesar 0,40 persen dibandingkan periode sebelumnya adalah Lampung,
Kep. Bangka Belitung, DKI Jakarta dan Maluku Utara.
Tabel 3.2. memperlihatkan dua provinsi dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk
minus yaitu, Nanggroe Aceh Darussalam dan DKI Jakarta. Kondisi ini kemungkinan
akibat dari asumsi migrasi yang digunakan, yaitu pola migrasi menurut umur selama
periode proyeksi dianggap sama dengan pola migrasi periode 1995-2000, terutama
untuk provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pola net migrasi provinsi ini pada periode
1995-2000 adalah minus di atas 10 persen, jauh lebih tinggi dari provinsi-provinsi
pengirim migran lainnya.
B. HASIL PERHITUNGAN DAN ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DI INDONESIA
no provinsi
jumlah penduduk pertumbuhan penduduk tahun 1990-2000
% kategori 1990 2000 2010 pn/po log pn/po log e n log e
log(pn/po):
N log e
1 aceh 3.416 3.929 4.494 1,15 0,06 0,43 4,34 0,01 1,40 sedang
2 sumatera utara 10.256 11.643 12.982 1,14 0,06 0,43 4,34 0,01 1,27 sedang
3 sumatera barat 4.000 4.249 4.847 1,06 0,03 0,43 4,34 0,01 0,60 rendah
4 riau 3.304 3.908 5.538 1,18 0,07 0,43 4,34 0,02 1,68 sedang
5 kepulauan riau 1.040 1.679 0,43 4,34 0,00 0,00 rendah
6 jambi 2.021 2.407 3.092 1,19 0,08 0,43 4,34 0,02 1,75 sedang
7 sumatera selatan 6.313 6.211 7.450 0,98 0,01 0,43 4,34 0,00 0,16 rendah
8
kepulauan bangka
belitung 900 1.223 0,43 4,34 0,00 0,00 rendah
9 bengkulu 1.179 1.456 1.716 1,23 0,09 0,43 4,34 0,02 2,11 Tinggi
10 lampung 6.018 6.731 7.608 1,12 0,05 0,43 4,34 0,01 1,12 sedang
11 DKI jakarta 8.259 8.361 9.608 1,01 0,01 0,43 4,34 0,00 0,12 rendah
12 jawa barat 35.384 35.724 43.054 1,01 0,00 0,43 4,34 0,00 0,10 rendah
13 banten 8.098 10.632 0,43 4,34 0,00 0,00 rendah
14 jawa tengah 28.521 31.223 32.383 1,09 0,04 0,43 4,34 0,01 0,91 rendah
15 DI yogjakarta 2.913 3.121 3.458 1,07 0,03 0,43 4,34 0,01 0,69 rendah
16 Jawa timur 32.504 34.766 37.477 1,07 0,03 0,43 4,34 0,01 0,67 rendah
17 Bali 2.778 3.150 3.891 1,13 0,05 0,43 4,34 0,01 1,26 sedang
18 nusa tenggara barat 3.370 4.009 4.500 1,19 0,08 0,43 4,34 0,02 1,74 sedang
19 nusa tenggara timur 3.269 3.823 4.684 1,17 0,07 0,43 4,34 0,02 1,57 sedang
20 kalimantan barat 3.229 4.016 4.396 1,24 0,09 0,43 4,34 0,02 2,18 Tinggi
21 kalimantan tengah 1.397 1.856 2.212 1,33 0,12 0,43 4,34 0,03 2,84 Tinggi
22 kalimantan selatan 2.598 2.984 3.627 1,15 0,06 0,43 4,34 0,01 1,39 sedang
23 kalimantan timur 1.877 2.452 3.553 1,31 0,12 0,43 4,34 0,03 2,67 Tinggi
24 sulawesi utara 2.478 2.001 2.271 0,81 0,09 0,43 4,34 0,02 2,14 rendah
25 gorontalo 834 1.040 0,43 4,34 0,00 0,00 rendah
26 sulawesi tengah 1.711 2.176 2.635 1,27 0,10 0,43 4,34 0,02 2,40 Tinggi
27 sulawesi selatan 6.982 7.159 8.035 1,03 0,01 0,43 4,34 0,00 0,25 rendah
28 sulawesi barat 892 1.159 0,43 4,34 0,00 0,00 rendah
29 sulawesi tenggara 1.350 1.820 2.233 1,35 0,13 0,43 4,34 0,03 2,99 Tinggi
30 maluku 1.858 1.166 1.534 0,63 0,20 0,43 4,34 0,05 4,66 rendah
31 maluku utara 815 1.038 0,43 4,34 0,00 0,00 rendah
32 papua 1.649 1.684 2.833 1,02 0,01 0,43 4,34 0,00 0,21 rendah
33 papua barat 530 760 0,43 4,34 0,00 0,00 rendah
34 timur timur 748 0,43 4,34 0,00 0,00 rendah
indonesia
no provinsi
jumlah penduduk pertumbuhan penduduk tahun 2000-2010
% kategori 1990 2000 2010 pn/po log pn/po
log e
n log e log(pn/po): N
log e
1 aceh 3.416 3.929 4.494 1,14 0,06 0,43 4,34 0,01 1,344 sedang
2 sumatera utara 10.256 11.643 12.982 1,12 0,05 0,43 4,34 0,01 1,089 sedang
3 sumatera barat 4.000 4.249 4.847 1,14 0,06 0,43 4,34 0,01 1,318 sedang
4 riau 3.304 3.908 5.538 1,42 0,15 0,43 4,34 0,03 3,487 Tinggi
5 kepulauan riau 1.040 1.679 1,61 0,21 0,43 4,34 0,05 4,789 Tinggi
6 jambi 2.021 2.407 3.092 1,28 0,11 0,43 4,34 0,03 2,505 Tinggi
7 sumatera selatan 6.313 6.211 7.450 1,20 0,08 0,43 4,34 0,02 1,820 sedang
8 kepulauan bangka belitung 900 1.223 1,36 0,13 0,43 4,34 0,03 3,069 Tinggi
9 bengkulu 1.179 1.456 1.716 1,18 0,07 0,43 4,34 0,02 1,644 sedang
10 lampung 6.018 6.731 7.608 1,13 0,05 0,43 4,34 0,01 1,226 sedang
11 DKI jakarta 8.259 8.361 9.608 1,15 0,06 0,43 4,34 0,01 1,390 sedang
12 jawa barat 35.384 35.724 43.054 1,21 0,08 0,43 4,34 0,02 1,866 sedang
13 banten 8.098 10.632 1,31 0,12 0,43 4,34 0,03 2,722 Tinggi
14 jawa tengah 28.521 31.223 32.383 1,04 0,02 0,43 4,34 0,00 0,365 rendah
15 DI yogjakarta 2.913 3.121 3.458 1,11 0,04 0,43 4,34 0,01 1,024 sedang
16 Jawa timur 32.504 34.766 37.477 1,08 0,03 0,43 4,34 0,01 0,751 rendah
17 Bali 2.778 3.150 3.891 1,24 0,09 0,43 4,34 0,02 2,112 Tinggi
18 nusa tenggara barat 3.370 4.009 4.500 1,12 0,05 0,43 4,34 0,01 1,157 sedang
19 nusa tenggara timur 3.269 3.823 4.684 1,23 0,09 0,43 4,34 0,02 2,030 Tinggi
20 kalimantan barat 3.229 4.016 4.396 1,09 0,04 0,43 4,34 0,01 0,903 rendah
21 kalimantan tengah 1.397 1.856 2.212 1,19 0,08 0,43 4,34 0,02 1,758 sedang
22 kalimantan selatan 2.598 2.984 3.627 1,22 0,08 0,43 4,34 0,02 1,950 sedang
23 kalimantan timur 1.877 2.452 3.553 1,45 0,16 0,43 4,34 0,04 3,710 Tinggi
24 sulawesi utara 2.478 2.001 2.271 1,13 0,05 0,43 4,34 0,01 1,264 sedang
25 gorontalo 834 1.040 1,25 0,10 0,43 4,34 0,02 2,215 Tinggi
26 sulawesi tengah 1.711 2.176 2.635 1,21 0,08 0,43 4,34 0,02 1,914 sedang
27 sulawesi selatan 6.982 7.159 8.035 1,12 0,05 0,43 4,34 0,01 1,154 sedang
28 sulawesi barat 892 1.159 1,30 0,11 0,43 4,34 0,03 2,620 Tinggi
29 sulawesi tenggara 1.350 1.820 2.233 1,23 0,09 0,43 4,34 0,02 2,041 Tinggi
30 maluku 1.858 1.166 1.534 1,31 0,12 0,43 4,34 0,03 2,737 Tinggi
31 maluku utara 815 1.038 1,27 0,11 0,43 4,34 0,02 2,418 Tinggi
32 papua 1.649 1.684 2.833 1,68 0,23 0,43 4,34 0,05 5,202 Tinggi
33 papua barat 530 760 1,44 0,16 0,43 4,34 0,04 3,615 Tinggi
34 timur timur
GRAFIK PERTUMBUHAN PENDUDUK INDONESIA
GRAFIK PERTUMBUHAN PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2000-2010
1,4 1,3
0,6
1,7
0,0
1,8
-0,2 0,0
2,1
1,1
0,1 0,1 0,0
0,9 0,7 0,7 1,3
1,7 1,6 2,2
2,8
1,4
2,7
-2,1
0,0
2,4
0,3 0,0
3,0
-4,7
0,0 0,2 0,0 0,0
-6,0
-5,0
-4,0
-3,0
-2,0
-1,0
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
aceh
sum
ater
a u
tara
sum
ater
a b
arat
riau
kep
ulau
an r
iau
jam
bi
sum
ater
a se
lata
n
kep
ulau
an b
angk
a…
ben
gku
lu
lam
pu
ng
DKI
jaka
rta
jaw
a b
arat
ban
ten
jaw
a te
nga
h
DI y
ogj
akar
ta
Jaw
a ti
mu
r
Bal
i
nu
sa t
engg
ara
bar
at
nu
sa t
engg
ara
tim
ur
kalim
anta
n b
arat
kalim
anta
n t
enga
h
kalim
anta
n s
elat
an
kalim
anta
n t
imu
r
sula
wes
i uta
ra
goro
nta
lo
sula
wes
i te
nga
h
sula
wes
i sel
atan
sula
wes
i bar
at
sula
wes
i te
ngg
ara
mal
uku
mal
uku
uta
ra
pap
ua
pap
ua
bar
at
tim
ur
tim
ur
GRAFIK PERTUMBUHAN PENDUDUK INDONESIA TAHUN 1990-2000
Series1
Perhitungan pertumbuhan penduduk diperoleh dari perhitungan data penduduk selama tiga tahun yakni pada tahun 1990, 2000,
2010 dari masing-masing propinsi yang ada di Indonesia. Data tersebut diperoleh dari statistic Indonesia yang nantinya akan
diprosentasekan menjadi kategori pertumbuhan yang rendah, sedang, ataupun tinggi. hasil pengklasifikasian tersebut akan didapatkan
data berdasarkan klasifikasi propinsi yang dapat dianalisis bagaimana tingkat pertumbuhan dari masing-masing propinsi untuk tiap
tahunnya. Berdasarkan hasil analisis pada tahun 2000-2010, jika dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk tahun 1990-2000
mengalami perbedaan, hal ini terlihat pada provinsi yang dulunya masuk kategori tingkat pertumbuhannya rendah ada yang masuk
dalam kategori tinggi dan sedang. Miasalnya saja provinsi jawa barat pada sensus yahun 1990-2000 masuk dalam kategori rendah
sedangkan pada sensus penduduk tahun 2000-2010 masuk kategori sedang tetapi untuk Aceh mengalami penurunan pada sensus 1990-
2000 masuk dalam kategori tinggi, tetapi pada sensus 2000-2010 masuk kategori rendah.
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN PENDUDUK
INDONESIA
Seperti yang sering kita temui sekarang banyak sekali angkutan kota yang ramai sehingga
kita susah untuk mendapatkan kendaraan umum. contoh seperti di stasiun , terminal , bandara
, pelabuhan dimana-mana ramai. tanpa kita sadari itu disebabkan oleh pertumbuhan
penduduk yang begitu cepat, sehingga terjadi penumpukan penumpang di setiap angkutan
umum. ada 3 faktor utama penyebab pertumbuhan penduduk begitu cepat yaitu :
a. kelahiran (fertilitas)
1. Pengukuran Fertilitas Tahunan adalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun
tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk
melahirkan pada tahun tersebut. Adapun ukuran – ukuran fertilitas tahunan adalah :
a. Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate )
Adalah banyaknya kelahiran hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000
penduduk.
b. Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate )
Adalah jumlah kelahiran hidup per.1000 wanita usia reproduksi (usia 14 14-49
atau 15 15-44 th th) ) pada tahun tertentu.
c. Tingkat Fertilitas Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate )
Adalah perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan
tahun tertentu.
d. Tingkat Fertilitas Menurut Urutan Kelahiran (Birth Order Specific
Fertility Rates Rates)
Adalah perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi bayioleh oleh
wanita pada umur dan tahun tertentu.
2. Pengukuran Fertilitas Kumulatif
Adalah pengukuran jumlah rata rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang
perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya. Adapun ukuran – ukuran fertilitas
kumulatif adalah :
a. Tingkat Fertilitas Total (TFR)
adalah jumlah kelahiran hidup laki laki-laki & wanita tiap 1000 penduduk
yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dg dg catatan :
tidak ada seorang perempuan yg meninggal sebelum mengakhiri masa
reproduksinya.
tingkat fertilitas menurut umur tdk berubah pd periode waktu tertentu.
b. Gross Reproduction Rates (GRR)
adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang
masa reproduksinya dengan catatan tdk ada seorang perempuan yg meninggal
sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
c. Net Reproduction Rates (NRR)
adalah jumlah kelahiran bayi (pr) oleh sebuah kohor hipotesis dari 1000 (pr)
dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalkan para (pr) itu sebelum
mengakhiri mengakhiri masa reproduksinya.
Faktor Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas penduduk
:
1. Faktor Demografi, antara lain :
Struktur umur
Struktur perkawinan
Umur kawin pertama
Paritas
Disrupsi perkawinan
Proporsi yang kawin
2. Faktor Non Demografi, antara lain :
Keadaan ekonomi penduduk
Tingkat pendidikan
Perbaikan status perempuan
Urbanisasi dan industrialisasi
b. kematian (mortalitas)
Berikut sedikit penjelasan mengenai pengukuran mortalitas :
1. Crude Death Rate (CDR)
Adalah banyaknya kematian pada tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada
pertengahan tahun.
2. Age Specific Death Rate (ASDR)
Adalah jumlah kematian penduduk pd tahun tertentu berdasarkan klasifikasi umur
tertentu.
3. Infant Mortality Rate (IMR)
Adalah tingkat kematian bayi
Karakter kelompok penduduk yang mempengaruhi Crude Death Rate (CDR) :
1. Antara penduduk daerah pedesaan dan daerah perkotaan
2. Penduduk dengan lapangan pekerjaan yang berbeda
3. Penduduk dengan perbedaan pendapatan
4. Perbedaan jenis kelamin
5. Penduduk dengan perbedaan status kawin
c. perpindahan (migrasi)
Faktor terakhir yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan penduduk suatu daerah adalah
Perpindahan (Migrasi) atau Mobilitas Penduduk yang artinya proses gerak penduduk dari
suatu wilayah ke wilayah lain dalam jangka waktu tertentu.
Faktor – faktor yang mempengaruhi migrasi :
Faktor individu
Faktor yang terdapat di daerah asal
Faktor yang terdapat di daerah tujuan
Rintangan antara daerah asal dan daerah tujuan
Daya tarik dan daya dorong di daerah asal yang mempengaruhi perpindahan penduduk :
1. Kekuatan Sentripetal
Adalah kekuatan yang mengikat orang untuk tinggal di daerah asal, misalnya :
Terikat tanah warisan
Menunggu orang tua yang sudah lanjut
Kegotong royongan yang baik
Daerah asal merupakan tempat kelahiran nenek moyang mereka
2. Kekuatan Sentrifugal
Adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk meninggalkan daerah asal,
misalnya :
Terbatasnya pasaran kerja
Terbatasnya fasilitas pendidikan.
faktor lain yang mempengaruhi cepatnya pertumbuhan penduduk di indonesia adalah
keyakinan masyarakat yaitu bahwa banyak anak , banyak rezeki.
“Anak itu rejeki, itu betul. Tapi di satu sisi lain, anak itu juga amanah, tanggung
jawab. Jadi kalau kita tidak bisa mendidik dengan baik, itu suatu kesalahan besar bagi orang
tua,”
Jadi jumlah yang lahir jauh lebih banyak dari yang meninggal. Akibatnya, angka
pertumbuhan penduduk meningkat dengan cepat. Peledakan penduduk ini dapat
mengacaukan pembangunan ekonomi dan mengganggu kesejahteraan keluarga. Pendapatan
masih rendah, sementara banyak anak yang harus diurus. Kualitas anak tidak terjamin
sehingga sulit keluar dari perangkap kemiskinan.
faktor lain berikutnya adalah :
Karena gagalnya pemerintah dalam menkampanyekan KB (keluarga berencana)
Kendala program KB adalah otonomi daerah yang mengakibatkan keterputusan
koordinasi dan implementasi program secara luas. Tidak semua daerah mempunyai struktur
yang khusus mengurusi KB. Di tengah perubahan itu fungsi petugas penyuluh lapangan KB
(PLKB) juga tergerus karena kurang dukungan. Padahal PLKB penting untuk mengedukasi
dan memberikan konseling sehingga masyarakat dapat merencanakan keluarga dengan baik
dan rasional.
masalah sosial akibat kepadatan penduduk :
terjadinya kerawanan sosial.
lunturnya nilai-nilai sosial.
kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.
timbulnya masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan, kesehatan, dan
keamanan.
masalah lingkungan fisik akibat kepadatan penduduk :
kerusakan hutan.
terjadinya pencemaran lingkungan.
kekeringan pada musim kemarau.
semakin sempitnya lahan pertanian,
timbulnya banjir pada musim penghujan.
D. UPAYA DALAM MENANGGULANGI PERTUMBUHAN PENDUDUK
INDONESIA
Adapun kebijakan dan usaha pemerintah dalam menanggulangi kepadatan penduduk yaitu:
1. Kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia dalam upaya mengatasi masalah jumlah
penduduk,yaitu:
a). Mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) sebagai gerakan nasional, dengan cara
memperkenalkan tujuan-tujuan program KB melalui jalur pendidikan, mengenalkan alat-alat
kontrasepsi kepada pasangan usia subur, dan menepis anggapan yang salah tentang anak.
Meski program ini cenderung bersifat persuasif ketimbang dipaksakan. Program ini dinilai
berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia.
b). Menetapkan Undang-Undang Perkawinan yang di dalamnya mengatur serta menetapkan
tentang batas usia nikah.
c). Membatasi pemberian tunjangan anak bagi PNS/ABRI hanya sampai anak kedua.
2. Usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan penduduk
antara lain meliputi hal-hal berikut ini:
a). Meningkatkan pelayanan kesehatan dan kemudahan dalam menjadi akseptor Keluarga
Berencana.
b). Mempermudah dan meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan, sehingga
keinginan untuk segera menikah dapat dihambat.
c). Meningkatkan wajib belajar pendidikan dasar bagi masyarakat, dari 6 tahun menjadi 9
tahun.
Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana
mereka tinggal. Beberapa pengamat masyarakat percaya bahwa konsep kapasitas muat juga
berlaku pada penduduk bumi, yakni bahwa penduduk yang tak terkontrol dapat menyebabkan
katastrofi Malthus. Beberapa menyangkal pendapat ini.
Negara-negara kecil biasanya memiliki kepadatan penduduk tertinggi, di antaranya: Monako,
Singapura, Vatikan, dan Malta. Di antara negara besar yang memiliki kepadatan penduduk
tinggi adalah Jepang dan Bangladesh.
Berikut adalah peringkat negara-negara di dunia berdasarkan jumlah penduduk (2005):
1. Republik Rakyat Cina (1.306.313.812 jiwa)
2. India (1.103.600.000 jiwa)
3. Amerika Serikat (298.186.698 jiwa)
4. Indonesia (241.973.879 jiwa)
5. Brasil (186.112.794 jiwa)
6. Pakistan (162.419.946 jiwa)
7. Bangladesh (144.319.628 jiwa)
8. Rusia (143.420.309 jiwa)
9. Nigeria (128.771.988 jiwa)
10. Jepang (127.417.244 jiwa)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dengan pembahasan yang telah dilakukan tersebut di atas, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Tingkat pertumbuhan penduduk yang terjadi di Indonesia cukup tinggi sehingga
perlu didukung dengan sistem ketahanan pangan yang baik untuk mencegah
terjadinya masalah-masalah sosial;
2. Data-data statistik yang telah diungkapkan menggambarkan bahwa sistem
ketahanan pangan Indonesia sangat tidak mendukung terjadinya pertumbuhan
penduduk yang berlebihan;
3. Food Trap seperti yang diungkapkan oleh Malthus mungkin akan terjadi di
Indonesia apabila kebijakan pembangunan kependudukan yang dilaksanakan oleh
pemerintah tidak dibarengi dengan kebijakan ketahanan pangan yang baik;
4. Apabila kita merujuk pada teori yang diungkapkan oleh Marx bahwa pertumbuhan
penduduk tidak berhubungan langsung ketahanan pangan akan tetapi secara langsung
berpengaruh pada penyediaan lapangan kerja, untuk keadaan Indonesia sekarang teori
dari Marx maupun Malthus tidak dapat disalahkan kedua-duanya akan tetapi apa yang
telah digambarkan oleh mereka sebenarnya dalam waktu yang tidak terlalu lama akan
terjadi di Indonesia.
B. SARAN
Pemerintah telah membuat sebuah kebijakan dan usaha cara penanggulan diantaranya:
mencananngkan KB, menetapkan UU perkawinan, dan membatasi Tunjangan PNS/
ABRI. Adapun usaha pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan penduduk yaitu:
meningkatkan pelayanan kesehatan, mempermudah dan peningkatan dibidang
pendidikan, dan meningkatkan wajib belajar 9 tahun.
DAFTAR RUJUKAN
http://birokrasi.kompasiana.com/2012/10/24/pertumbuhan-penduduk-dan-ketahanan-pangan-
503892.html
http://nevindaelwa.blogspot.com/2011/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html