4
TUGAS METODOLOGI PENELITIAN RANGKUMAN MATERI PENGAJUAN MASALAH PENELITIAN SYAMSINAR SADE 14B16016 B PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2015

Perumusan Masalah.EDIT.doc

Embed Size (px)

Citation preview

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

RANGKUMAN MATERI

PENGAJUAN MASALAH PENELITIAN

SYAMSINAR SADE

14B16016

B

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2015

IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH*

A. Identifikasi Masalah

Langkah awal dari suatu kegiatan ilmiah, penelitian ataupun karya tulis, adalah mencari dan menemukan masalah itu (problem hunting). Masalah atau permasalahan akan ada jika ada perbedaan antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan antara yang apa yang dibutuhkan dan apa yang tersedi, antara harapan dan kenyataan, dan yang sejenis dengan itu. Masalah yang harus dicari jawabannya atau harus dipecahkan melalui penelitian selalu ada dan cukup banyak dalam kehidupan kita sehari-hari, tinggal bagaimana peneliti mengidentifikasinya, memilihnya dan merumuskannya.

Di bawah ini dikemukakan beberapa sumber pustaka yang dapat dijadikan sebagai sumber memperoleh suatu masalah, yaitu:1. Pustaka, terutama laporan-laporan dari penelitian sebelumnya, karena biasanya memuat implikasi untuk penelitian lanjutan dengan arah atau pendekatan tertentu. Hal ini lumrah, karena tidak ada penelitian yang betul-betul tuntas, sehingga ilmu pengetahuan selalu mengalami perkembangan.2. Diskusi, seminar, pertemuan ilmiah dan sejenisnya, merupakan sumber masalah penelitian atau karya tulis, karena dalam pertemuan ilmiah para peserta melihat hal-hal yang dipersoalkan secara professional.

3. Pengalaman pribadi, sering menjadi sumber bagi ditemukannya masalah penelitian terutama dalam ilmu-ilmu sosial. Mungkin pengalaman pribadi itu berkaitan dengan kehidupan pribadi dalam keluarga, kelompok dan masyarakatnya; mungkin pula berkaitan dengan kehidupan professional dalam pekerjaan dan jabatannya.

4. Pengamatan sepintas. Tidak jarang seseorang menemukan masalah penelitiannya melalui pengamatan sepintas, misalnya ketika dia melakukan perjalanan. Meskipun tidak ada niat untuk melakukan penelitian, tetapi ketika menyaksikan hal-hal tertentu di lapangan timbullah rasa ingin tahunya, kemudian lebih memantapkannya dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian atau menjadi masalah penelitian. 5. Pernyataan Pemegang Kekuasaan, baik dalam pemerintahan maupun dalam bidang ilmu tertentu dapat menjadi sumber masalah penelitian. Misalnya Pernyataan menteri Lingkungan Hidup tentang banyaknya industri yang membuang limbah industrinya secara liar dan tidak berencana di sembarang tempat menjadi sumber masalah penelitian lingkungan, dan beberapa sumber kebijakan lainnya.6. Perasaan Intuisi, dimana masalah penelitian muncul dalam pikiran para ilmuan, apakah sebelum atau sesudah tidur atau pada waktu sementara istirahat. Dalam hal ini biasanya diperlukan adanya pengalaman atau informasi sebelumnya yang kemudian dikristalisasikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan atau masalah penelitian.Dalam usaha mengidentifikasi atau menemukan masalah penelitian, biasanya ditemukan beberapa masalah bukan hanya satu masalah. Dari masalah-masalah tersebut dipilih masalah yang paling layak dan sesuai untuk diteliti.

Adapun pertimbangan yang digunakan untuk memilih atau menentukan apakah sesuatu masalah layak atau sesuai untuk diteliti, pada dasarnya dilakukan dari dua arah, yaitu dari arah masalahnya dan arah si calon peneliti.

1. Pertimbangan dari arah masalahnya. Dalam hal ini, pertimbangan dibuat atas dasar sejauh mana penelitian mengenai masalah yang bersangkutan itu, akan memberikan sumbangan kepada:

a) pengembangan teori dalam bidang ilmu yang bersangkutan dengan dasar teoritis penelitiannya, dan

b) pemecahan masalah-masalah praktis. Kelayakan sesuatu masalah untuk diteliti itu sifatnya relative tergantung kepada konteksnya. Suatu masalah yang layak kalau ditempatkan dalam konteks yang lain. Tidak ada criteria untuk ini, keputusan akan tergantung kepada ketajaman peneliti melakukan evaluasi secara kritis dan komprehensif.

2. Pertimbangan dari Arah calon Peneliti. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan apakah masalah itu sesuai dengan calon peneliti. Sesuai atau tidaknya sesuatu masalah untuk diteliti terutama tergantung kepada apakah masalah tersebut manageable atau tidak oleh si peneliti. Managable topic ini terutama diukur dari (a) kemampuan pengetahuan/bidang ilmu, (b) biaya yang tersedia, (c) alat-alat dan perlengkapan yang tersedia, (d) penguasaan metode yang diperlukan dan (e) ketersediaan data dan pengetahuan akan sumber-sumber data.Setiap peneliti hendaknya menanyakan kepada diri sendiri apakah masalah yang akan diteliti itu sesuai baginya dilihat dari kelima hal tersebut di atas. Jika tidak sesuai, sebaliknya dipilih masalah lain. Kesesuaian masalah dengan peneliti menjadi bahan bagi pembahasan tentang latar belakang penelitian mengapa masalah itu dipilih untuk diteliti.

B. Perumusan Masalah

Setelah masalah diidentifikasi dan dipilih, langkah berikutnya masalah perlu dirumuskan. Arti dari perumusan masalah itu adalah karena dapat dijadikan penuntun bagi kegiatan selanjutnya.

Dalam perumusan masalah disarankan:

1) Masalah sebaiknya dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya: dimulai dengan kata Tanya (apa, bagaimana, mengapa , di mana dan sebagainya), dan berakhir dengan tanda Tanya (?).

2) rumusan tersebut padat dan jelas

3) rumusan tersebut memberi petunjuk tentang adanya kemungkinan untuk mengumpul data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang termuat dalam rumusan tersebut

4) rumusan tersebut memberi petunjuk tentang analisis data yang akan digunakan dan

5) rumusan tersebut berkaitan dengan jenis-jenis variabel penelitian (independent dan dependent variable).