perwali_41

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 perwali_41

    1/10

    WALIKOTA SURABAYASALINAN

    PERATURAN WALIKOTA SURABAYANOMOR 3 TAHUN 2008

    TENTANG

    PEMBANGUNAN DAN PENATAAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMADI KOTA SURABAYA

    WALIKOTA SURABAYA,

    Menimbang : a. bahwa dalam rangka keamanan lingkungan dan kesehatanmasyarakat serta untuk efektifitas dan efisiensi dalampembangunan infrastruktur telekomunikasi, maka perlupenataan Pendirian Menara Telekomunikasi di KotaSurabaya;

    b. bahwa untuk mensinergikan antara ketersediaan ruang kotaserta meningkatkan kehandalan cakupan frekuensitelekomunikasi dan kebutuhan menara telekomunikasi perlumenyeimbangkan jumlah menara telekomunikasi denganmemberi prioritas dan mengarahkan padapenggunaan/pengelolaan menara bersama sehingga dapatdicapai efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan danpemanfaatan ruang;

    c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan PeraturanWalikota tentang Pembangunan dan Penataan MenaraTelekomunikasi Bersama di Kota Surabaya.

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentangPembentukan Daerah Kota Besar dalam LingkunganPropinsi Jawa Timur/Jawa Tengah/Jawa Barat dan DaerahIstimewa Yogyakarta, sebagaimana telah diubah denganUndang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran NegaraTahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor2730);

    2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentangTelekomunikasi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 154,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3881);

    3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang BangunanGedung (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 134,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4247);

  • 8/17/2019 perwali_41

    2/10

  • 8/17/2019 perwali_41

    3/10

    - 3 -

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PEMBANGUNAN DAN

    PENATAAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA DIKOTA SURABAYA

    BAB IKETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan :

    1. Daerah adalah Kota Surabaya.

    2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Surabaya.

    3. Walikota adalah Walikota Surabaya.

    4. Kepala Dinas Tata Kota dan Permukiman adalah KepalaDinas Tata Kota dan Permukiman Kota Surabaya.

    5. Kepala Dinas Perhubungan adalah Kepala DinasPerhubungan Kota Surabaya

    6. Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman dan/atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melaluisistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetiklainnya.

    7. Menara Telekomunikasi adalah bangunan yang berfungsisebagai penunjang jaringan telekomunikasi yangdesain/bentuk konstruksinya disesuaikan dengan keperluan

    jaringan telekomunikasi.

    8. Menara Telekomunikasi Bersama adalah MenaraTelekomunikasi yang dapat digunakan oleh lebih dari satuoperator.

    9. Menara Telekomunikasi Rangka adalah MenaraTelekomunikasi yang bangun-bangunannya merupakanrangka baja yang diikat oleh berbagai simpul untukmenyatukannya.

    10. Menara Telekomunikaasi Tunggal adalah MenaraTelekomunikasi yang bangunannya berbentuk tunggal tanpasimpul rangka yang mengikat satu sama lain.

    11. Menara Telekomunikasi kamuflase adalah menaratelekomunikasi yang desain bentuknya diselaraskan denganlingkungan menara tersebut.

  • 8/17/2019 perwali_41

    4/10

    - 4 -

    12. Izin Mendirikan Bangunan adalah Izin untuk mendirikan

    bangunan yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Tata Kotadan Permukiman.

    13. Menara Telekomunikasi existing adalah MenaraTelekomunikasi yang sudah terbangun.

    14. Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaankonstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya,sebagian atau seluruhnya berada di atas dan /atau di dalamtanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusiamelakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempattinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatansosial, budaya maupun kegiatan khusus.

    15. Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yangmenyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atauseluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atauair, yang berfungsi tidak sebagai tempat manusia melakukankegiatan.

    16. Zona adalah coverage area dari pusat-pusat zona yangmemiliki radius tertentu.

    17. Pusat zona adalah aset pemerintah kota dalam bentukbangunan atau lahan, atau menara telekomunikasi existingyang pertama kali dipergunakan sebagai lokasi menaratelekomunikasi bersama.

    18. Kawasan adalah pembagian pola jumlah peletakan MenaraTelekomunikasi berdasarkan kriteria kepadatan penduduk,peta guna lahan, KKOP, jarak antar menara, kepadatanbangunan, lalu lintas telekomunikasi dan model/bentukMenara Telekomunikasi berdasarkan potensi ruang yangtersedia.

    19. Barang milik Daerah adalah semua barang yang dibeli ataudiperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah atau perolehan lainnya yang sah.

    20. Operator adalah perseorangan, badan hukum, atau instansipemerintah selaku penyelenggara jasa dan/atau jaringantelekomunikasi yang mendapat izin untuk melakukankegiatan usahanya.

    21. Kamuflase adalah penyesuaian desain bentuk menaratelekomunikasi yang diselaraskan dengan lingkungan dimana menara tersebut berada.

    22. Menara Telekomunikasi Green Field (GF) adalah menaratelekomunikasi yang didirikan di atas tanah.

    23. Menara Telekomunikasi Roof Top (RT) adalah menaratelekomunikasi yang didirikan diatas bangunan.

  • 8/17/2019 perwali_41

    5/10

    - 5 -

    24. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP)

    adalah tanah dan / atau perairan dan ruang udara disekitarBandar Udara yang dipergunakan untuk kegiatan operasipenerbangan dalam rangka menjamin keselamatan.

    BAB IIJUMLAH, BENTUK DAN KETINGGIAN

    MENARA TELEKOMUNIKASI

    Pasal 2

    (1) Menara telekomunikasi dibagi dalam zona-zona yangterletak dalam kawasan yang disesuaikan dengan strukturtata ruang wilayah kota.

    (2) Jarak antara pusat zona masing-masing paling sedikit 2 km(dua kilometer).

    (3) Jumlah menara telekomunikasi di masing-masing zonapaling banyak 4 (empat) menara telekomunikasi bersamadengan kapasitas tiap menara menampung paling sedikit 3(tiga) operator.

    Pasal 3

    Menara telekomunikasi diklasifikasikan dalam 3 (tiga) bentukmenara telekomunikasi bersama yaitu menara telekomunikasitunggal, menara telekomunikasi rangka dan menaratelekomunikasi kamuflase yang bentuk desain disesuaikandengan peletakannya.

    Pasal 4

    (1) Pembagian kawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2yaitu :a. Kawasan Padat;b. Kawasan Sedang;c. Kawasan Rendah.

    (2) Kawasan Padat adalah kawasan tempat pembangunanmenara telekomunikasi yang untuk diutamakan bentukkamuflase dan hanya diperbolehkan dengan konstruksimenara telekomunikasi tunggal kecuali untuk kepentinganpembangunan menara telekomunikasi bersama dapatdibangun menara telekomunikasi rangka dengan batasanketinggian sebagai berikut :

    a. Penempatan titik lokasi menara telekomunikasi dipermukaan tanah, ketinggian maksimal 42 (empat puluhdua) meter (memperhatikan Rekomendasi Kepala DinasPerhubungan yang ditinjau dari jarak aman KKOP).

    b. Penempatan titik lokasi menara telekomunikasi di atasbangunan gedung / Roof Top (RT) :

  • 8/17/2019 perwali_41

    6/10

    - 6 -

    1. berlantai 4 (empat) sampai dengan 7 (tujuh) lantai,maksimum tinggi menara telekomunikasi 6 (enam) meter;

    2. berlantai 8 (delapan) sampai dengan 11 (sebelas), tinggimenara telekomunikasi maksimal 10 (sepuluh) meter;

    3. berlantai 12 (dua belas) atau lebih, tinggi menaratelekomunikasi maksimal 14 (empat belas) meter.

    4. Bangunan gedung dapat difungsikan sebagai satu menaratelekomunikasi bersama yang jarak antar menaratelekomunikasinya disesuaikan dengan luas bidangpermukaan lantai Roof Top (lantai atasnya).

    (3) Kawasan Sedang adalah kawasan tempat pembangunanmenara telekomunikasi bersama yang diutamakan dalam

    bentuk kamuflase dan hanya diperbolehkan dengankonstruksi menara telekomunikasi tunggal kecuali untukkepentingan pembangunan menara telekomunikasi bersamadapat dibangun menara telekomunikasi rangka denganbatasan ketinggian sebagai berikut :

    a. Penempatan titik lokasi menara telekomunikasi dipermukaan tanah, ketinggian maksimal 42 (empat puluhdua) meter (memperhatikan Rekomendasi Kepala DinasPerhubungan yang ditinjau dari jarak aman KKOP).

    b. Penempatan titik lokasi menara telekomunikasi di atasbangunan gedung / Roof Top (RT) :

    1. Berlantai 4 (empat) sampai dengan 7 (tujuh) lantai,tinggi menara telekomunikasi maksimal 6 (enam)meter;

    2. berlantai 8 (delapan) sampai dengan 11 (sebelas),tinggi menara telekomunikasi maksimal 10 (sepuluh)meter;

    3. berlantai 12 (dua belas) atau lebih, tinggi menaratelekomunikasi maksimal 14 (empat belas) meter.

    4. Bangunan gedung dapat difungsikan sebagai satumenara telekomunikasi bersama yang jarak antaramenara telekomunikasi disesuaikan dengan luasbidang permukaan lantai (lantai atasnya)

    (4) Kawasan rendah adalah kawasan tempat pembangunanmenara telekomunikasi bersama dalam bentuk menaratelekomunikasi rangka.

    (5) Penempatan titik lokasi menara telekomunikasidipermukaan tanah, ketinggian maksimal 48 (empat puluhdelapan) meter (memperhatikan Rekomendasi KepalaDinas Perhubungan yang ditinjau dari jarak aman KKOP)

  • 8/17/2019 perwali_41

    7/10

    - 7 -

    (6) Ketentuan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan(KKOP) didaerah yang terletak diwilayah horizontalharus mengikuti ketinggian KKOP yang diizinkan

    Pasal 5

    Untuk kepentingan pembangunan menara telekomunikasikhusus yang memerlukan kriteria khusus seperti untukkeperluan meteorologi dan geofisika, televisi siaran, radiosiaran, navigasi, penerbangan, pencarian dan pertolongankecelakaan, penyelenggaraan telekomunikasi khususinstansi pemerintah tertentu serta keperluan transmisi

    jaringan telekomunikasi utama, dikecualikan dari ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.

    Pasal 6

    Dalam upaya meminimalkan jumlah menara telekomunikasi,para operator yang mengajukan pembangunan menaratelekomunikasi baru, diharuskan menyiapkan konstruksimenara telekomunikasi yang memenuhi syarat untukdijadikan menara telekomunikasi bersama.

    Pasal 7

    (1) Menara Telekomunikasi yang telah ada secara teknismemungkinkan, harus digunakan secara bersama-samaoleh lebih dari satu operator atau dijadikan menaratelekomunikasi bersama

    (2) Penentuan kelayakan menara telekomunikasi yang dapatdigunakan secara bersama-sama, harus melalui kajianteknis dari Tim yang ditunjuk oleh Kepala Dinas TataKota dan Permukiman sesuai dengan mekanisme danaturan yang berlaku.

    Pasal 8

    Pemerintah Daerah dapat melakukan kerja sama denganPihak Ketiga untuk membangun menara telekomunikasibersama dengan memanfaatkan barang milik daerahberdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Pasal 9

    Menara Telekomunikasi Bersama yang dibangun denganmemanfaatkan barang milik daerah, maka pemanfaatanbarang milik daerah tersebut didasarkan pada peraturanperundang-undangan yang berlaku.

  • 8/17/2019 perwali_41

    8/10

    - 8 -

    BAB IIII

    PERIZINAN PEMBANGUNANMENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA

    Pasal 10(1) Pembangunan menara telekomunikasi bersama dapat

    dilakukan oleh perorangan, badan usaha, koperasi maupuninstansi pemerintah

    (2) Pembangunan menara telekomunikasi yang diizinkan adalahmenara telekomunikasi bersama (terpadu)

    (3) Pembangunan menara telekomunikasi diizinkan denganmempertimbangkan :

    a. Keselamatan operasi penerbangan pesawat udara;

    b. Hasil kajian studi pembangunan infrastruktur jaringankomunikasi data di Daerah atau disebut Master PlanJaringan Telekomunikasi.

    (4) Perizinan pembangunan menara telekomunikasi bersamadisesuaikan dengan peraturan daerah yang berlaku.

    BAB IVJAMINAN KESELAMATAN

    Pasal 11

    (1) Penyelenggara menara telekomunikasi wajib mengadakansosialisasi kepada masyarakat disekitar radius ketinggianmenara yang akan dibangun pada saat sebelumpembangunan menara dilaksanakan dengan melibatkan lurahdan camat setempat.

    (2) Penyelenggara menara telekomunikasi wajib menjaminkeamanan, kenyamanan, kelestarian dan keselamatanlingkungan di sekitar bangunan menara.

    (3) Segala gangguan serta kerusakan yang ditimbulkan akibatpengoperasian menara telekomunikasi, penyelenggara wajibmemberikan ganti rugi sesuai dengan besarnya kerugian yangdiakibatkan.

    (4) Penyelenggara wajib melaporkan secara berkala setiap tahuntentang keberadaan menara telekomunikasi kepada KepalaDinas Tata Kota dan Permukiman.

    (5) Setiap menara telekomunikasi yang dibangun di Daerah wajibdiasuransikan oleh pemiliknya, dengan dibuktikan polisasuransi yang masih berlaku.

  • 8/17/2019 perwali_41

    9/10

    - 9 -

    (6) Penyelenggara wajib melaporkan secara berkala kondisi

    konstruksi menara telekomunikasi dengan disertakan hasilkajian teknis dari Tim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7ayat (2).

    Pasal 12

    Bangunan menara yang telah dinyatakan tidak dimanfaatkan lagioleh penyelenggara/pemilik menara dan atau dinyatakanmembahayakan keselamatan penerbangan dan/ataukeselamatan masyarakat sekitarnya sesuaikajian/analisis/pengujian instansi terkait sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku, penyelengggara/pemilikmenara wajib melakukan relokasi dan/atau membongkar

    bangunan menara tersebut.

    BAB VPENATAAN DAN PENGAWASAN

    Pasal 13

    (1) Penataan rencana pembangunan fisik menara telekomunikasidilakukan oleh Kepala Dinas Tata Kota dan Permukiman.

    (2) Pemantauan dan pencegahan segala kegiatan pembangunanmenara telekomunikasi yang tidak sesuai dengan PeraturanWalikota ini dilakukan oleh Camat setempat dan Satuan PolisiPamong Praja Kota Surabaya.

    Pasal 14

    Dalam penataan rencana pembangunan fisik menaratelekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, KepalaDinas Tata Kota dan Permukiman dibantu oleh Tim sebagaimanadimaksud dalam Pasal 7 ayat (2).

    Pasal 15

    Setiap pendirian menara telekomunikasi dikawasan keselamatanoperasi penerbangan wajib mendapatkan pertimbangan dariKepala Dinas Perhubungan.

    Pasal 16

    Dalam hal pendirian menara telekomunikasi berada di kawasancagar budaya, bentuk menara harus disesuaikan denganketentuan estetika lingkungan kawasan setempat.

  • 8/17/2019 perwali_41

    10/10

    - 10 -

    BAB VIKETENTUAN PERALIHAN

    Pasal 17

    (1) Menara telekomunikasi yang telah ada, dalam waktu 1(satu)

    tahun setelah berlakunya Peraturan Walikota ini harusmenyesuaikan dengan Peraturan Walikota ini.

    (2) Bagi penyelenggara menara telekomunikasi yang sudahmemiliki izin, maka izin tetap berlaku sampai masa izinberakhir dan setelah itu izin harus disesuaikan denganPeraturan Walikota ini.

    BAB VIIKETENTUAN PENUTUP

    Pasal 18

    Pada saat Peraturan Walikota mulai berlaku, maka setiappembangunan menara telekomunikasi di Daerah wajibberpedoman pada Peraturan Walikota ini.

    Pasal 19

    Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

    Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannyadalam Berita Daerah Kota Surabaya.

    Ditetapkan di Surabayapada tanggal 25 Januari 2008

    WALIKOTA SURABAYA,

    ttd

    BAMBANG DWI HARTONODiundangkan di Surabayapada tanggal 25 Januari 2008

    SEKRETARIS DAERAH KOTA SURABAYA,

    ttd

    SUKAMTO HADI

    BERITA DAERAH KOTA SURABAYA TAHUN 2008 NOMOR 3

    Salinan sesuai dengan aslinyaa.n. SEKRETARIS DAERAH

    Asisten Bidang Administrasi Pemerintahanu.b

    Kepala Bagian Hukum ,

    ttd

    GATOT SOENYOTO, SH. MHum.Penata Tingkat I

    NIP. 010 251 424