19
1.1. Peta Kerja 1.1.1. Operation Process Chart 1 Suatu peta proses operasi menggambarkan langkah- langkah operasi dan pemeriksaan yang dialami bahan- bahan dalam urutan-urutannya sejak awal sampai menjadi produk jadi utuh maupun sebagai bagian setengah jadi. Peta ini juga memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk analisis lebih lanjut. Adapun kegunaan dari peta operasi yaitu: 1. Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya. 2. Bisa memperkirakan kebutuhan akan bahan baku. 3. Sebagai alat untuk menentukan letak pabrik. 4. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai. 5. Sebagai alat untuk latihan kerja. Untuk bisa menggambarkan peta proses operasi dengan baik, ada beberapa prinsip yang perlu diikuti sebagai berikut: 1. Pertama-tama pada baris paling atas dinyatakan kepalanya “Peta Proses Operasi” yang diikuti oleh identifikasi lain seperti : nama objek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan cara lama atau cara sekarang, nomor peta dan nomor gambar. 1 Iftikar Z. Sutalaksana, Teknik Perancangan Sistem Kerja, (Bandung: ITB, 2005), hal. 23.

Peta Kerja.docx

Embed Size (px)

Citation preview

1.1. Peta Kerja

1.1.1. Operation Process Chart1

Suatu peta proses operasi menggambarkan langkah-langkah operasi dan

pemeriksaan yang dialami bahan-bahan dalam urutan-urutannya sejak awal

sampai menjadi produk jadi utuh maupun sebagai bagian setengah jadi. Peta ini

juga memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk analisis lebih lanjut.

Adapun kegunaan dari peta operasi yaitu:

1. Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya.

2. Bisa memperkirakan kebutuhan akan bahan baku.

3. Sebagai alat untuk menentukan letak pabrik.

4. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai.

5. Sebagai alat untuk latihan kerja.

Untuk bisa menggambarkan peta proses operasi dengan baik, ada

beberapa prinsip yang perlu diikuti sebagai berikut:

1. Pertama-tama pada baris paling atas dinyatakan kepalanya “Peta Proses

Operasi” yang diikuti oleh identifikasi lain seperti : nama objek, nama pembuat

peta, tanggal dipetakan cara lama atau cara sekarang, nomor peta dan nomor

gambar.

2. Material yang akan diproses diletakkan di atas garis horizontal, yang

menunjukkan bahwa material tersebut masuk ke dalam proses.

3. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan

terjadinya perubahan proses.

4. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuai

dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau

sesuai dengan proses yang terjadi.

Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara

tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi.

Berikut contoh operation process chart produksi minyak kelapa dengan

cara tradisional dapat dilihat pada Gambar 2.1.

1Iftikar Z. Sutalaksana, Teknik Perancangan Sistem Kerja, (Bandung: ITB, 2005), hal. 23.

Gambar 2.1. Contoh Operation Process Chart Pembuatan Boneka

1.1.2. Flow Process Chart2

2Ibid., hal. 30-32.

Flow process chartmerupakan suatu diagram yang menunjukan urutan

urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu dan menyimpan yang

terjadi selama satu proses serta di dalamnya memuat pula informasi-informasi

yang diperlukan untuk analisa seperti waktu yang dibutuhkan dan jarak

perpindahan. Waktu biasanya dinyatakan dalam bentuk jam dan jarak perpindahan

biasanya dinyatakan dalam meter.

Kegunaan dari peta aliran proses operasi ini antara lain:

1. Untuk mengetahui aliran bahan atau aktivitas orang mulai dari awal masuk

dalam suatu proses sampai aktivitas terakhir.

2. Memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu proses atau

prosedur.

3. Dapat digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan,

orang atau kertas selama proses atau prosedur berlangsung.

4. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan-perbaikan proses atau metode kerja.

5. Alat untuk memudahkan proses analisis untuk mengetahui tempat-tempat

dimana terjadi ketidakefisienan atau terjadi ketidaksempurnaan pekerjaan.

Ada beberapa hal pokok tentang pembuatan peta aliran proses dengan

lengkap,yaitu:

1. Peta aliran proses mempunyai judul, dimana di bagian paling atas dari kertas

ditulis “PETA ALIRAN PROSES” sebagai judulnya. Kemudian dikuti

dengan pencatatan beberapa identifikasi seperti: nomor atau nama komponen

yang dipetakan, nomor gambar, peta orang atau peta bahan,cara sekarang atau

yang diusulkan, tanggal pembuatan, dan nama pembuat peta. Semua

informasi ini dicatat di sebelah kanan atas kertas.

2. Di sebelah kiri atas kertas, berdampingan dengan informasi yang dicatat pada

butir a di atas, dicatat mengenai ringkasan yang memuat jumlah total dan

waktu total dari setiap kegiatan yang terjadi. Begitu juga total jarak

perpindahan yang dialami bahan, orang atau kertas selama proses atau

prosedur berlangsung.

3. Di bagian ”badan” diuraikan proses yang terjadi secara lengkap dengan

lambang-lambang dan informasi mengenai jarak perpindahan, jumlah yang

dilayani, waktu yang dibutuhkan dan kecepatan produksi.

4. Ada suatu cara yang sederhana, tetapi cukup efektif untuk menganalisis peta

aliran proses, yaitu dengan mengajukan lima buah pernyataan pada setiap

kejadian dari suatu peta aliran proses. Cara ini disebut ”Dot and Check

Technique” yang merupakan suatu jenis dari analisis 4W-1H yang umum

dikenal.

Berikut contoh flow process chart produksi minyak kelapa dengan cara

tradisional dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Contoh Flow Process Chart Pembuatan Cakar Ayam

1.1.3. Flow Diagram3

Diagram Aliran merupakan suatu gambaran menurut skala dari susunan

lantai dan gedung, yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi

dalam Peta Aliran Proses. Aktivitas yang berarti pergerakan suatu material atau

orang dari satu tempat ke tempat lainnya, dinyatakan oleh garis aliran dalam

diagram tersebut. Arah aliran digambarkan oleh anak panah kecil pada garis aliran

tersebut.

Secara lengkap kegunaan dari Diagram Aliran diuraikan sebagai berikut:

1. Lebih memperjelas suatu Peta Aliran Proses, karena lengkapnya informasi.

2. Menolong dalam perbaikan tata letak tempat kerja.

3. Dengan Diagram Aliran dapat menunjukkan dimana tempat-tempat

penyimpanan, stasiun pemeriksaan dan tempat-tempat kerja dilaksanakan dan

juga dapat menunjukkan bagaimana arah gerakan berangkat-kembalinya suatu

material atau seorang pekerja. Apabila dalam ruangan tersebut terjadi lintasan

lebih dari satu orang atau barang, maka tiap lintasan dibedakan dengan warna

bermacam-macam. Atau apabila kita hanya menggambarkan lintasan untuk

seorang operator atau barang, maka perbedaan warna berarti menunjukkan

perbedaan antara cara sekarang dengan cara yang diusulkan.

Prinsip-prinsip pembuatan diagram aliran dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pembuatan judul peta.

Di bagian kepala dituliskan Diagram Aliran yang kemudian diikuti oleh

identifikasi lainnya, seperti nama pekerja yang dipetakan, cara sekarang atau

usulan, nomor peta, dipetakan oleh dan tanggal pemetaan.

2. Pembuatan diagram aliran

Setiap aktivitas harus diidentifikasi dengan lambang dan nomor yang sesuai

dengan yang digunakan dalam peta aliran proses.

3. Arah gerakan dinyatakan oleh anak panah kecil yang dibuat secara periodik

sepanjang garis aliran.

4. Apabila dalam ruangan tersebut terjadi lintasan lebih dari satu orang atau

barang, maka tiap lintasan dibedakan dengan bermacam-macam warna. Atau

3Ibid., hal 40-42.

apabila hanya digambarkan lintasan untuk seorang operator atau satu barang,

maka perbedaan warna berarti menunjukkan perbedaan antara cara sekarang

dengan yang diusulkan.

Berikut contoh flowdiagramproduksi minyak kelapa dengan cara

tradisional dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Contoh Flow Diagram Proses Perakitan Keset

1.2. Neraca Bahan4

Neraca Bahan Makanan (NBM) memberikan informasi tentang situasi

pengadaan/penyediaan pangan, baik yang berasal dari produksi dalam negeri,

impor/ekspor dan stok serta penggunaan pangan untuk kebutuhan pakan, bibit,

penggunaan untuk industri, serta informasi ketersediaan pangan untuk dikonsumsi

penduduk suatu negara/wilayah dalam kurun waktu tertentu.

Neraca  Bahan Makanan  disusun dalam suatu Tabel NBM terdiri dari 19

kolom yang terbagi menjadi 3 kelompok penyajian yaitu pengadaan/penyediaan,

penggunaan/pemakaian dan ketersediaan per kapita. Jumlah pengadaan harus

sama dengan jumlah penggunaan. Komponen pengadaan meliputi produksi

(masukan dan keluaran), perubahan stok, impor dan ekspor.Sedangkan komponen

4Rosihan, “Neraca Bahan Makanan” (online), http://rosihan.lecture.ub.ac.id/2012/03/neraca-bahan-makanan/#more-2094.

penggunaan meliputi penggunaan untuk pakan, bibit, industri (makanan dan

bukan makanan), tercecer, dan bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi.  

1.3. Analisis Biaya

1.3.1. Biaya5

Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk

suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar

yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya terbagi

menjadi dua, yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya

yang terlihat secara fisik, misalnya berupa uang. Sementara itu, yang dimaksud

dengan biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung,

misalnya biaya kesempatan dan penyusutan barang modal.

Biaya dalam akuntansi adalah aliran sumberdaya yang dihitung dalam

satuan moneter yang dikeluarkan untuk membeli atau

membayar persediaan, jasa, tenaga kerja,produk, peralatan, dan barang lainnya

yang digunakan untuk keperluan bisnis atau kepentingan lainnya. Sementara biaya

kesempatan merujuk pada setiap alternatif yang dikorbankan untuk melakukan

pekerjaan lain yang lebih bernilai.

Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan

uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan

tertentu. Biaya ini belum habis masa pakainya, dan digolongkan sebagai aktiva

yang dimasukkan dalam neraca. Biaya dapat diklasifikasikan kedalam beberapa

jenis. Klasifikasi biaya merupakan suatu proses pengelompokkan biaya secara

sistematis atau keseluruhan elemen biaya yang ada ke dalam golongan-golongan

tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih

ringkas .dan penting. Klasifikasi biaya yang umum digunakan adalah biaya dalam

hubungan dengan:

1. Produk

2. Volume produksi

3. Departemen dan pusat biaya

5Bastian Bustami, Akuntansi Biaya, (Jakarta: Mirta Wacana Media, 2008), hal. 11-14.

4. Periode akuntansi

5. Pengambilan keputusan

Biaya dalam hubungannya dengan produk dapat dikelompokkan menjadi

biaya produksi dan biaya non produksi.Biaya produksi adalah biaya yang

digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga

kerja langsung dan overhead pabrik. Biaya produksi ini disebut juga dengan biaya

produk yaitu biaya-biaya yang dapat dihubungkan dengan suatu produk, dimana

biaya ini merupakan bagian dari persediaan.

1. Biaya bahan baku langsung

Biaya bahan baku langsung adalah bahan baku yang merupakan bagian yang

merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari produk selesai dan dapat

ditelusuri langsung kepada produk selesai.

2. Tenaga kerja langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang digunakan dalam merubah

atau mengkonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri

secara langsung kepada produk selesai.

3. Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga

kerja langsung tetapi membantu dalam mengubah bahan menjadi produk

selesai. Biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk

selesai. Biaya overhead dapat dikelompokkan menjadi elemen:

4. Bahan tidak langsung.

a. Bahan tidak langsung adalah bahan yang digunakan dalam penyelesaian

produk tetapi pemakaiannya relative lebih kecil dan biaya ini tidak dapat

ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Contohnya adalah:

amplas, pola kertas, oli dan minyak pelumas, paku, staples dan aksesori.

b. Tenaga kerja tidak langsung

Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang membantu dalam

pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri langsung kepada

produk selesai. Contohnya adalah: gaji satpam pabrik, gaji pengawas

pabrik, pekerja bagian pemeliharaan, penyimpanan dokumen pabrik, gaji

operator telepon pabrik.

c. Biaya tidak langsung lainnya

Biaya tidak langsung lainnya adalah biaya selain bahan tidak langsung

dan tenaga kerja tidak langsung yang membantu dalam pengolahan

produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri langsung kepada produk

selesai. Contohnya adalah: pajak bumi dan bangunan pabrik, listrik

pabrik, air dan telepon pabrik, sewa pabrik, asuransi pabrik.

Biaya non produksi adalah biaya yang tidak berhubungan dengan proses

produksi. Biaya non produksi ini disebut dengan biaya komersil atau biaya

operasi. Biaya komersial atau operasi ini digolongkan sebagai biaya periode yaitu

biaya-biaya yang dapat dihubungkan dengan interval waktu. Biaya ini dapat

dikelompokkan menjadi elemen:

1. Beban pemasaran

Beban pemasaran atau biaya penjualan adalah biaya yang dikeluarkan apabila

produk selesai dan siap dipasarkan sampai tangan konsumen.

2. Beban administrasi

Beban administrasi adalah biaya yang dikeluarkan dalam hubungan dengan

kegiatan penentu kebijakan, pengarahan, pengawasan kegiatan perusahaan

secara keseluruhan agar berjalan efektif dan efisien.

3. Beban keuangan

Beban keuangan adalah biaya yang muncul dalam melaksanakan fungsi-

fungsi keuangan.

1.3.2. Penentuan Harga Pokok Produksi6

Penentuan harga pokok adalah bagaimana memperhitungkan biaya

kepada suatu produk atau pesanan jasa, yang dapat dilakukan dengan cara

memasukkan seluruh biaya produksi atau hanya memasukkan unsur biaya

produksi variabel saja. Dalam penentuan harga pokok tersebut dapat digunakan

dengan dua cara yaitu:

6Ibid., hal. 40.

1. Metode kalkulasi biaya penuh (Full Costing)

Kalkulasi biaya penuh adalah suatu metode dalam penentuan harga pokok

suatu produk dengan memperhitungkan semua biaya produksi, seperti biaya

bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel

dan biaya overhead pabrik tetap.

2. Metode kalkulasi biaya variabel (Variable Costing)]

Kalkulasi biaya variabel adalah suatu metode dalam penentuan harga pokok

suatu produk, hanya memperhitungkan biaya produksi yang bersifat variabel

saja seperti bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead

pabrik variabel. Dalam metode ini biaya overhead tetap tidak diperhitungkan

sebagai biaya produksi tetap biaya overhead tetap akan diperhitungkan

sebagai biaya periode yang akan dibebankan dalam laporan laba-rugi tahun

berjalan.

Contoh penentuan harga pokok produksi dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

1. Menjumlahkan Persediaan bahan baku pada awal bulan sebelumnya dengan

pembelian bahan baku yang dilakukan

2. Bahan baku yang tersedia untuk digunakan dikurangi dengan bahan baku tidak

langsung dan persediaan bahan baku pada akhir bulan sehingga di dapatlah

biaya bahan baku yang digunakan pada periode tersebut

3. Menjumlahkan keseluruhan overhead pabrik sehingga didapat total biaya

manufaktur

4. Bahan baku yang tersedia ditambah dengan tenaga kerja langsung, total biaya

manufaktur, dam persediaan barang dalam proses pada awal periode. Hasil

tersebut dikurangi dengan persediaan barang dalam proses pada akhir periode

sehingga didapatlah harga pokok produksinya.

1.4. Energi Penguapan7

Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam

keadaan cair dengan spontan menjadi gas. Sedangkan energi penguapan adalah

7http://id.wikipedia.org/wiki/Penguapan

energi yang dibutuhkan untuk mengubah suatu kuantitas zat menjadi gas. Salah

satu alat yang berfungsi mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah pelarut dari

sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap adalah evaporator.

Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, untuk menukar panas dan

untuk memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Evaporator umumnya terdiri

dari tiga bagian, yaitu penukar panas, bagian evaporasi (tempat di mana cairan

mendidih lalu menguap), dan pemisah untuk memisahkan uap dari cairan lalu

dimasukkan ke dalam kondenser (untuk diembunkan/kondensasi) atau ke

peralatan lainnya. Hasil dari evaporator (produk yang diinginkan) biasanya dapat

berupa padatan atau larutan berkonsentrasi. Larutan yang sudah dievaporasi bisa

saja terdiri dari beberapa komponen volatil (mudah menguap).

Energi penguapan yaitu energi yang dibutuhkanuntuk menguapkan

sejumlah air. Rumus untuk menghitung energi penguapanyaitu:

Energi Penguapan = Jumlah air Teruapkan (Kg) × Panas Laten Penguapan Air

(Kkal/Kg)

Adapun ketentuan tekanan uap dapat dilihat pada Tabel 2.3. berikut ini:

Tabel 2.3. Ketentuan Tekanan Uap

Sumber: http://sekolahindustri.info/thermodinamika-ii/

1.5. Efisiensi Mesin8

Prinsip efisiensi secara sederhana berarti menghindarkan segala bentuk

pemborosan. Efisiensi mesin merupakan rasio antara keluaran aktual dan

kapasitas efektif. Kapasitas efektif adalah keluaran maksimum yang dapat

dihasilkan mesin pada kondisi nyata antara lain dipengaruhi oleh penjadwalan

produksi, perawatan mesin, faktor kualitas, dan waktu istirahat operator. Keluaran

aktual adalah laju keluaran yang benar-benar dicapai. Laju keluaran ini

dipengaruhi oleh kerusakan mesin, adanya produk cacat, dan kekurangan bahan

baku.

ɳ = keluaranmasukan

×100%

8http://id.wikipedia.org/wiki/Efisiensi_termal

Alat atau mesin pengubah energi tidak mungkin mengubah

seluruh energi yang diterimanya menjadi energi yang diharapkan. Sebagian energi

akan diubah menjadi energi yang tidak diharapkan. Proses tersebut merupakan 

sifat alami sehingga dikemukakan konsep efisiensi (daya guna). Jikaenergi yang

diterima oleh alat pengubah energi  disebut masukkan (input) dan energi yang

diubah ke bentuk yang diharapkan disebut

keluaran(output). Efisiensi didefinisikan sebagai hasil bagi keluaran dan masukan

dikali seratus persen dan secara matematis ditulis dengan persamaan sebagai

berikut.