Upload
jason-waters
View
224
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PI 1
Citation preview
PI Nomer 1
1. Bagaimana patofisiologi, etiologi, sign symtom dari COPD, hubungan COPD dengan
penyakit lain yang ada di skenario, gambaran umum COPD (definisi), manifestasi klinik
dari COPD, epidemiologi COPD ?
- Patofisiologi
Pada bronkhitis kronik terdapat pembesaran kelenjar mukosa bronkus, metaplasia sel
goblet, inflamasi, hipertrofi otot polos pernapasan serta distorsi akibat fibrosis.
Emfisema, ditandai oleh pelebaran rongga udayra distal bronkiolus terminal, disertai
kerusakan dinding alveoli. Secara anatomic emfisema dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
1. Emfisema sentriasinar, dimulai dari bronkiolus respiratori meluas ke perifer,
terutama mengenai bagian atas parusering diakibatkan oleh kebiasaan merokok
lama.
2. Emfisema panasinar (panlobuler), melibatkan seluruh alveoli secara merata dan
terbanyak pada paru bagian bawah.
3. Emfisema asinar distal (paraseptal), lebih banyak mengenai saluran napas distal,
duktus dan sakus alveolar. Proses terlokalisir di septa atau dekat pleura. Obstruksi
saluran napas pada PPOK bersifat ireversibel dan terjadi karena perubahan
structural pada saluran napas kecil yaitu : inflamasi, fibrosis, metaplasi sel goblet,
dan hipertropi otot polos penyebab utama obstruksi jalan napas.
(Wahyuningsih, 2013).
Etiologi :
Kebiasaan merokok
Riwayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja
Hiperaktivitas bronkus
Riwayat infeksi saluran napas berulag
Genetik
Paparan partikel inhalasi
Pertumbuhan dan perkembangan paru
Stres oksidatif
Jenis kelamin
Infeksi
Komorbiditas
(NHS Forth Valley, 2012; Wahyuningsih 2013)
Sign and symptom dari eksasebasi akut PPOK :
Meningkatnya breathlessness
Patogenesis PPOK (PDPI, 2003)
Meningkatnya wheeziness (mengi)
Dada sesak
Batuk semakin parah
Spuntum purulen
Volum spuptum bertambah
Retensi cairan
Mudah lelah
(NHS Forth Valley, 2012)
- Gambaran Umum
COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease) / PPOK (Penyakit Paru Obstruks
Kronik) adalah suatu penyakit yang di karakteristikkan oleh adanya hambatan aliran
udara secara kronik dan perubahan patologi pada paru-paru, dimana hambatan aliran
tersebut bersifat pogresif dan tidak sepenuhnya reversibel. Berhubungan dengan respon
inlfamasi yang abnormal dari paru paru terhadap gas atau partikel yang berbahaya
(GOLD, 2013).
PPOK terdiri dari bronkhitis kronik dan emfisema atau gabungan dari keduanya.
Bronkhitis kronik adalah kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik
berdahak selama 3 bulan dalam setahun, sekurang – kurangnya 2 tahun berturut – turut,
tidak disebabkan oleh penyakit lainnya. Sedangkan emfisema adalah suatu
kelainananatomis paruyang ditandai oleh pelebaran rongga udara distalbronkiolus
terminal, dengan disertai kerusakan dinding alveoli. Pada prakteknya cukup banyak
penderita bronkhitis kronik juga memperlihatkan tanda – tanda emfisema, termasuk
penderita asma persisten berat dengan obstruksi jalan nafas yang tidak reversible
penuh, dan memenuhi kriteria PPOK (Wahyuningsih, 2013).
- Manifestasi Klinik :
Adanya batuk yang berlebihan
Mukus lebih kental, peningkaan ukuran dan jumlah mukus yang akan meningkatkan
produksi mucus
Spuntum purulen
Dinding bronkial meradang dan menebal dan mengganggu aliran udara
Mukus kental dan pembesaran rongga bronkus akan mengobtruksi jalan nafas
terutama saat ekspirasi. Jalan napas menjadi kollaps. Obtruksi menyebabkan
penurunan ventilasi alveolar, asidosis, dan hypoxia
Mengalami kekurangan oksigen jaringan. Ratio ventilasi perfusi abnormal timbul
dimana terjadi penurunan PaCO2 dan kerusakan ventilasi akan meningkatkan nilai
PCO2
Sesak napas bertambah berat
Bertambahnya keterbatasan aktivitas
Gagal napas akut / kronik
Penurunan kesadaran
(GOLD, 2013; NHS Forth Valley, 2012)
- Epidemiologi
Pada survei tahun 2011, di Amerika sekitar 12,1 juta pasien menderita PPOK, 9 juta
mengalami bronkhitis kronik, dan sisanya emphisema. The Asia Pasific COPD
Roundtable memperkarakan jumlah penderita dengan angka prevalensi 6,3 (Kompas,
2006 dalam Zullie, 2013). Kejadian meningkat dengan semakin bertambahnya jumlah
perokok (90% penderita COPD adalah perokok atau mantan perokok) (Zullie, 2013).
Menurut data RISKESDAS 2013, prevalensi PPOK di Indonesia sebesar 3,7%. Di
Indonesia sendiri prevalensi PPOK tersebar berada pada wilayah NTT yaitu sebesar
10%, kemudian Sulawesi Tengah sebesar 8%. Prevalensi PPOK lebih tinggi pada laki
laki dibanding perempuan. Dan juga lebih tinggi pada masyarakat berpendidikan
rendah dan kuintil indeks kepemilikan bawah (RIKESDAS, 2013).
PPOK di negara – negara Asia Tenggara diperkirakan sebanyak 6,3% dengan
prevalensi terbanyak terdapat di Vietnam yakni sebanyak 6,7% (Oemiati, 2013).
- Hubungan dengan Penyakit Lain
Orang dewasa dengan penyakit asma akan mengalami 12 kali lebih tinggi beresiko
menderita PPOK. Bronkhitis bias menjadi penyebab awal yang terjadi pada PPOK.
Sumber :
Esikawati,Zullie. 2013. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (Online). http://zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/copd.pdf. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2015
GOLD. 2013. Global Strategy for Diagnosis, Management, and Prevention of COPD. Global Initiative for Chronic Obstruktif Lung Disease
NHS Forth Valley. 2012. Management of COPD Acute Exacerbation. NHS Forth Valley.
RISKESDAS. 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI.
Wahyuningsih, Retno. 2013. Penatalaksanaan Diet Pada Pasien. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. PPOK Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia.
Oemiati, Ratih. 2013. Kajian Epidemiologis Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Media Litbangkes : Vol 23, No 2.