3
Bismillahirrahmanirrahim Today I am going to Medan for attending annual conference of Society of Indonesian Geological Student. Selamat siang, salam sejahtera untuk kita semua. Tulisan ini dibuat dalam perjalanan menuju kota Medan Sumatera Utara. Tujuan saya ke kota Medan adalah dalam rangka mengikuti acara musyawarah nasional anggota XI PERHIMAGI (Persatuan Himpunan Mahasiswa Geologi Indonesia) yang diadakan rutin setiap tahun dan kebetulan tahun ini kota Medan terpilih menjadi tuan rumahnya. Dalam MUNASA XI PERHIMAGI kali ini akan berlangsung selama tujuh hari, hari pertama dan kedua akan dilakukan seminar nasional dengan tema “Peranan Geologi Pada Pengembangan Toba Geopark Sebagai Jendela Dunia”, selanjutnya pada hari ketiga akan dilakukan fieldtrip di Kaldera Toba dan Pulau Samosir, yang setelah itu disusul dengan MUNASA itu sendiri pada hari ke empat, lima, dan enam, dan pada hari ke tujuh yang dimana akan ditutup dengan melakukan geowisata ke Kaldera Toba. Kenapa saya sangat ingin mengikuti acara ini? Suatu keputusan pastinya mempunyai suatu alasan. Passion, ya karna kecintaan saya pada geologi, bidang studi yang dari sejak lulus saya inginkan. Selain itu pula saya sadar akan pentingnya memiliki sifat kepemimpinan (leadership) dan mengasah soft-skill sebagai bekal masa depan kelak. Faktor selanjutnya adalah, karena tahun ini adalah tahun pertama bagi himpunan mahasiswa saya bergabung dengan organisasi ini, yang artinya, saya dan teman-teman saya yang berangkat ke Medan adalah salah sebagian dari para perintis dalam memajukan himpunan mahasiswa jurusan yang tercinta ini. Minggu, 9 Maret 2015.

PIT dAY1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PIT dAY1

Bismillahirrahmanirrahim

Today I am going to Medan for attending annual conference of Society of Indonesian Geological Student.

Selamat siang, salam sejahtera untuk kita semua. Tulisan ini dibuat dalam perjalanan menuju kota Medan Sumatera Utara. Tujuan saya ke kota Medan adalah dalam rangka mengikuti acara musyawarah nasional anggota XI PERHIMAGI (Persatuan Himpunan Mahasiswa Geologi Indonesia) yang diadakan rutin setiap tahun dan kebetulan tahun ini kota Medan terpilih menjadi tuan rumahnya.

Dalam MUNASA XI PERHIMAGI kali ini akan berlangsung selama tujuh hari, hari pertama dan kedua akan dilakukan seminar nasional dengan tema “Peranan Geologi Pada Pengembangan Toba Geopark Sebagai Jendela Dunia”, selanjutnya pada hari ketiga akan dilakukan fieldtrip di Kaldera Toba dan Pulau Samosir, yang setelah itu disusul dengan MUNASA itu sendiri pada hari ke empat, lima, dan enam, dan pada hari ke tujuh yang dimana akan ditutup dengan melakukan geowisata ke Kaldera Toba.

Kenapa saya sangat ingin mengikuti acara ini? Suatu keputusan pastinya mempunyai suatu alasan. Passion, ya karna kecintaan saya pada geologi, bidang studi yang dari sejak lulus saya inginkan. Selain itu pula saya sadar akan pentingnya memiliki sifat kepemimpinan (leadership) dan mengasah soft-skill sebagai bekal masa depan kelak. Faktor selanjutnya adalah, karena tahun ini adalah tahun pertama bagi himpunan mahasiswa saya bergabung dengan organisasi ini, yang artinya, saya dan teman-teman saya yang berangkat ke Medan adalah salah sebagian dari para perintis dalam memajukan himpunan mahasiswa jurusan yang tercinta ini.

Minggu, 9 Maret 2015.

Matahari masih belum terasa hangatnya, sementara rombongan kami telah siap untuk berangkat menuju bandara. Sebelum meninggalkan kost, saya dan rombongan melakukan ritual mengganjal perut dengan sepiring nasi uduk serta teh hangat disamping tempat kita bermalam. Pukul 8 pagi akhirnya kita sampai di bandara. Sesampainya di bandara, telah hadir juga teman-teman serta ketua himpunan beserta wakilnya yang datang untuk melepas delegasi dan memberikan pengarahan dan saran akan bagaimana PERHIMAGI tersebut. Setelah berfoto-foto dan bercanda tawa, rombongan berjalan menuju ke counter cek-in diiringi dengan senyum ceria dari mereka. Selanjutnya kami melakukan pengecekan kembali terhadap alat-alat geologi yang kami bawa. Perlu diketahui delegasi ini dipersenjatai dengan palu geologi (sedimen dan beku) yang masing-masing berjumlah dua buah, GPS (Global Possitioning System) satu buah, scrabber dua buah, dan kompas geologi dua buah. Sehabis melewati counter cek-in saya dan rombongan menuju waiting-room. Setelah

Page 2: PIT dAY1

menunggu selama lima belas menit akhirnya kami dipersilahkan untuk boarding. Kebetulan tempat duduk kami yang berdekatan memungkinkan kami berdiskusi untuk membagikan tugas selama tujuh hari kedepan. Diskusi yang mulanya serius berubah menjadi canda-tawa, serta curahan hati hingga akhirnya dua jam pun tak terasa.

Sesampainya di kota Medan, delegasi dari HMTG (Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi) Universitas Sriwijaya dijemput oleh panitia dan selanjutnya diantar menuju mess. Dalam perjalanan menuju mess Pemerintah Kota Tapanuli Selatan, dengan sangat antusias kami semua tidak sabar untuk dapat bertemu dengan teman-teman delegasi dari universitas lainnya, hingga rasanya mobil APV yang kita tumpangi berdelapan dengan barang bawaan yang lumayan banyak terasa seperti sedang menaiki Limousine.

Sesampainya di mess Pemkot Tapsel kami beserta rombongan pun langsung disambut oleh para peserta yang sudah datang terlebih dahulu. Sementara panitia menyiapkan kamar, kami duduk bercengkrama dengan para rombongan lainnya di ruang tamu. Delegasi yang datang paling awal adalah dari IATS Surabaya, USTJ Jayapura, UIR Riau dan kami HMTG UNSRI.

Hari pertama di kota Medan kami habiskan dengan istirahat dan bersantai dengan para peserta lainnya. Pada malam harinya para peserta dikumpulkan dan dilakukan briefing serta pengenalan istitusi secara sederhana. Dalam acara kumpul-kumpul tersebut juga diselipkan pembahasan tentang hubungan PERHIMAGI dengan IAGI yang notabene adalah dua organisasi berbasis keilmuan geologi. Para setiap delegasi di minta untuk merumuskan sebuah masalah yang kemudian dijadikan pertanyaan untuk diajukan kepada pihak IAGI.

Setelah para delegasi merumuskan sebuah pertanyaan. Acara diskusi ringan pada malam inipun ditutup. Sebagian peserta ada yang pergi ke masjid untuk mandi, ada yang tetap di tempat dan ngobrol santai dengan peserta lainnya, sebagian lainnya memutuskan untuk kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Saya memutuskan untuk menuju masjid untuk mandi baru kemudian beristirahat.

Malam pun semakin larut. Udara kota medan yang siang harinya panas terik serasa membakar kulit perlahan berubah menjadi dingin sejuk serta menenangkan. Selamat malam kota Medan. HORAS BAH!