8
Pada pratikum kali ini dilakukan pemeriksaan Salmonella dan Shigella. Dalam melakukan uji tersebut, dilakukan tahapan-tahapan untuk pemeriksaan ini , yaitu : 1.1 Preparasi Sampel Pada praktikum kali ini, digunakan dua macam sampel, yaitu sampel padat dan sampel cair. Sampel padat yang digunakan adalah kue lapis, kue lapis, ote-ote, bika ambon, dan dadar, Sedangkan sampel cairnya adalah urine. Untuk sampel padat, harus digerus terlebih dahulu dengan mortal dan pestle steril. Digunakan mortal dan pestle yang steril agar bakteri dari mortal atau pestle tidak menempel pada sampel, yang dapat menyebabkan hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan keadaan sampel yang sebenarnya. Sampel kue basah harus digerus dengan baik agar konsistensinya bisa berubah menjadi suspensi (butiran-butiran kecil) ketika dilarutkan dengan aquades. Sampel yang digerus harus ditimbang 10 g yang kemudian dilarutkan dengan 90 ml aquades. Untuk sampel cair tidak perlu digerus, cukup dengan dipipet 10 ml sampel yang kemudian dilarutkan dalam 90 ml aquades. 1.2 Homogenisasi Homogenisasi atau pemerataan sangat penting dilakukan untuk memperoleh hasil pengamatan yang baik. Homogenisasi dilakukan dengan cara menggoyang-goyangkan sampel pada

Pmbhs Pemeriksaan Salmonella Dan Shigella New

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pmbhs Pemeriksaan Salmonella Dan Shigella New

Pada pratikum kali ini dilakukan pemeriksaan Salmonella dan Shigella. Dalam

melakukan uji tersebut, dilakukan tahapan-tahapan untuk pemeriksaan ini , yaitu :

1.1 Preparasi Sampel

Pada praktikum kali ini, digunakan dua macam sampel, yaitu sampel padat dan

sampel cair. Sampel padat yang digunakan adalah kue lapis, kue lapis, ote-ote, bika

ambon, dan dadar, Sedangkan sampel cairnya adalah urine.

Untuk sampel padat, harus digerus terlebih dahulu dengan mortal dan pestle

steril. Digunakan mortal dan pestle yang steril agar bakteri dari mortal atau pestle

tidak menempel pada sampel, yang dapat menyebabkan hasil yang diperoleh tidak

sesuai dengan keadaan sampel yang sebenarnya. Sampel kue basah harus digerus

dengan baik agar konsistensinya bisa berubah menjadi suspensi (butiran-butiran

kecil) ketika dilarutkan dengan aquades. Sampel yang digerus harus ditimbang 10 g

yang kemudian dilarutkan dengan 90 ml aquades. Untuk sampel cair tidak perlu

digerus, cukup dengan dipipet 10 ml sampel yang kemudian dilarutkan dalam 90 ml

aquades.

1.2 Homogenisasi

Homogenisasi atau pemerataan sangat penting dilakukan untuk memperoleh hasil

pengamatan yang baik. Homogenisasi dilakukan dengan cara menggoyang-

goyangkan sampel pada erlenmeyer hingga merata. Penghomogenan yang baik akan

didapatkan penyebaran bakteri secara merata dan maksimal. Homogenisasi dilakukan

dalam setiap tahap dalam praktikum pemeriksaan Pemeriksaan Salmonella dan

Shigella.

1.3 Inokulasi (Penanaman pada media SCB)

Penanaman sampel pada media SCB dilakukan dengan cara pemipetan dari

sampel ke media SCB. Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penanaman

sampel pada media adalah:

Page 2: Pmbhs Pemeriksaan Salmonella Dan Shigella New

Semua alat dan bahan yang akan digunakan harus dalam keadaan steril,

agar semua alat tidak terkotaminasi oleh bakteri yang ada di luar alat

misalnya udara, sehingga dapat mempengaruhi hasil pengamatan

pemeriksaan Salmonella dan Shigella.

Dalam memipet dan memindahkan sampel seharusnya diperhatikan :

- Sebelum dan sesudah memipet, pipet difiksasi terlebih dahulu untuk

menghindari adanya kontaminasi dari bakteri yang menempel pada

pipet.

- Ketika akan memindahkan hasil pengenceran sampel ke dalam tabung,

pipet tidak boleh menyentuh media yang ada di dalam tabung. Sampel

dipindahkan dari pipet dengan cara melewati dinding tabung.

- Pipet tidak boleh menyentuh atau terlalu dekat dengan api bunsen, hal

ini disebabkan karena kuman pada makanan dan minuman akan mati

jika terlalu dekat dengan sumber api.

- Pipet diusahakan agar tidak menyentuh meja atau terkontaminasi

sebelum maupun setelah digunakan (terutama ujung pipet).

- Pipet yang masih steril sebaiknya dibuka dari kertas pembungkusnya

saat akan digunakan, untuk mengindari kontaminasi dari kuman-

kuman di dalam ruangan tempat praktikum.

Semua kegiatan dalam melakukan inokulasi harus selalu dilakukan secara

aseptis atau harus berada dalam daerah steril yaitu di dekat api bunsen

(dengan catatan tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh).

Setelah sampel di masukkan ke dalam media, tabung digoyang-goyangkan

agar sampel tersebar merata pada media.

1.4 Inkubasi

Setelah penanaman bakteri pada media, kemudian diinkubasi pada inkubator

pada suhu 37oC selama 24-48 jam untuk memberikan kesempatan kepada bakteri

memanfaatkan media untuk pertumbuhannya.

1.5 Inokulasi (Penanaman Pada Media SSA dan MCA)

Page 3: Pmbhs Pemeriksaan Salmonella Dan Shigella New

Teknik inokulasi atau penanaman bakteri merupakan kegiatan memindahkan

bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang

sangat tinggi. Media yang baru harus mengandung nutrisi agar bakteri dapat tumbuh

dengan baik.

Pada uji ini dilakukan penanaman pada media MCA dan SSA . Media SCB

diambil 1 – 2 ose jarum, lalu digoreskan pada media MCA dan SSA.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penanaman bakteri ini

adalah:

Ose yang digunakan harus dalam keadaan steril, ose dibakar terlebih

dahulu pada api bunsen.

Ose yang dimasukkan ke dalam media tidak dalam keadaan masih panas

karena jika osenya masih panas dapat membunuh bakteri yang ada dalam

sampel.

Semua kegiatan dalam melakukan inokulasi harus selalu dilakukan secara

aseptis atau harus berada dalam daerah steril yaitu di dekat api bunsen

(dengan catatan tiidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh.

Setelah sampel di masukkan ke dalam media, tabung digoyang-goyangkan

agar sampel tersebar merata pada media.

2.2. Inkubasi

Setelah bakteri dipidahkan pada media MCA dan SSA diinkubasi pada

suhu 37oC untuk mentukan adannya bakteri Salmonella dan Shigella selama 24 -

48 jam.

Pemeriksaan Salmonella Pada Sampel Kue Lapis, Kue Lapis, Ote-Ote, Bika Ambon, Dadar

Dan Urine

Pemeriksaan dan identifikasi bakteri Salmonella dapat dilakukan dengan mengisolasi dari

bahan makanan. Bahan makanan yang umum diisolasi adalah daging dan telur yang tidak diolah

Page 4: Pmbhs Pemeriksaan Salmonella Dan Shigella New

dengan baik. Pada praktikum ini sampel yang digunakan adalah urine dan sampel makanan kue

lapis, kue dadar, ote-ote dab bika ambon.

Isolasi Salmonella pada praktikum ini, digunakan dua macam sampel, yaitu sampel padat

dan sampel cair. Sampel padat yang digunakan adalah kue lapis, kue lapis, ote-ote, bika ambon, dan

dadar, Sedangkan sampel cairnya adalah urine. Untuk sampel padat, harus digerus terlebih dahulu

dengan mortal dan pestle steril. Digunakan mortal dan pestle yang steril agar bakteri dari mortal

atau pestle tidak menempel pada sampel, yang dapat menyebabkan hasil yang diperoleh tidak

sesuai dengan keadaan sampel yang sebenarnya. Sampel kue basah harus digerus dengan baik

agar konsistensinya bisa berubah menjadi suspensi (butiran-butiran kecil) ketika dilarutkan

dengan aquades. Sampel yang digerus harus ditimbang 10 g yang kemudian dilarutkan dengan

90 ml aquades. Untuk sampel cair tidak perlu digerus, cukup dengan dipipet 10 ml sampel yang

kemudian dilarutkan dalam 90 ml aquades. Pengenceran yang dilakukan pada pada setiap sampel

hanya sampai pengenceran 10-1.

Dalam isolasi ini, sampel padat dan cair dituang pada media Selenite Cystine Broth.

Media Selenite Cystine Broth ini merupakan salah satu media yang berdasarkan fungsinya

merupakan media encrichment yaitu media yang dapat menunjang pertumbuhan bakteri yang

tidak dapat tumbuh pada media biasa karena memerlukan beberapa nutrisi pengaya yang dapat

menyokong pertumbuhannya. Media ini tergolong enrichment eksklusif media yaitu media

penyubur eksklusif untuk bakteri gram negatif seperti Salmonella sp. Kemudian diinokulasi

kembali pada media Salmonella Shigella Agar (SSA) dan Mac Conkey Agar (MCA). Media Mac

Conkey Agar (MCA) merupakan media selektif deferensial bagi mikroba. Media ini menghambat

pertumbuhan bakteri gram positif dengan adanya garam empedu yang akan membentuk kristal

violet. Bakteri gram negatif yang tumbuh dapat dibedakan dalam kemampuannya

memfermentasikan laktosa. Pertumbuhan koloni bakteri Salmonella pada Mac Conkey Agar

(MCA) adalah serupa dengan media yaitu berwarna merah bata. Sedangkan media Salmonella

Shigella Agar (SSA) adalah media yang digunakan untuk tumbuh kembang bakteri Salmonella

dan Shigella.

Media ini tergolong media selektif untuk pengisolasian bakteri Salmonella dan Shigella.

Media ini mengandung bile salt, brilliant green, sitrat, dan thiosulfate yang bersifat selektif untuk

mencegah pertumbuhan bakteri gram positif, beberapa gram negatif lainnya, dan bakteri coliform

Page 5: Pmbhs Pemeriksaan Salmonella Dan Shigella New

sehingga diharapkan bakteri yang tumbuh hanya Salmonella dan Shigella. Pertumbuhan bakteri

Salmonella pada media ini muncul sebagai koloni tidak berwarna (bening) dan jika terjadi

produksi H2S oleh spesies Salmonella mengubah pusat koloni menjadi berwarna hitam.

Hasil Identifikasi Salmonella Dan Shigella Pada Sampel Kue Lapis, Kue Lapis, Ote-Ote, Bika

Ambon, Dan Dadar, Dan Urine

Pengujian terhadap bakteri Salmonella dengan sampel kue lapis, kue lapis, ote-ote, bika

ambon, dan dadar, dan urine pada praktikum ini dilakukan dengan metode konvensional. Metode

ini dilakukan melalui serangkaian tahapan. Tahapan pertama pada prakikum ini yaitu penanaman

sampel kue lapis, kue lapis, ote-ote, bika ambon, dan dadar, dan urine pada media Selenite Cystine

Broth. Kemudian media diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C. Kemudian diinokulasikan

pada media Mac Conkey Agar dan media Salmonella Shigella Agar dengan metode cawan gores.

Setelah inokulasi dilakukan, media diinkubasi pada inkubator selama 3 × 24 jam dengan suhu

inkubasi sebesar 37°C. Pada sampel urine diinokulasika hanya pada media Mac Conkey Agar.

Dan pada sampel makanan diinokulasikan pada media SSA dan MCA. Pengamatan media

sangat sulit diidentifikasi karena waktu inkubasi sangat melebihi batas yaitu 3 × 24 jam. Pada

median MCA dan SSA ditemukan hasil negative terhadap bakteri Salmonella Dan Shigella .

Media MCA dan SSA ditumbuhi oleh koloni bakteri non Salmonella maupun Shigella.

Ini menunjukkan bahwa pasien yang memberikan urinnya tidak terkena ISK atau infeksi

saluran kencing. Karena apabila ditemukan bakteri pada urin menandakan adanya infeksi yang

diderita oleh pasien. Sedangkan pada sampel makanan seluruhnya memberikan hasil yang

negative terhadap bakteri Salmonella dan Shigella. Ini mendakan bahwa sempel makan ini sesuai

standar batas maksimum adanya bakteri Salmonella dan Shigella. Karena menurut Keputusan

Badan POM No. HK.00.06.1.52.4011 Tahun 2009 batas maksimum jumlah Salmonella dan

Shigella adalah 0/25 gram sampel.