Ppt Agama Season 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ppt agama

Citation preview

KERUKUNAN HIDUP UMAT BERAGAMA

OM SWASTYASTU

KERUKUNAN HIDUP UMAT BERAGAMAOleh Kelompok 1

Pokok BahasanPengertian dan Fungsi dari Kerukunan Antar Umat BeragamaPengertian Agama Merupakan Rakhmat Bagi ManusiaHakikat Kebersamaan Dalam Pluralitas BergamaKendala Yang Dihadapi Masyarakat Dalam Mewujudkan Kerukunan Antara Umat Beragama dan Cara Menghadapinya

Pengertian dan Fungsi dari Kerukunan Antar Umat BeragamaKerukunan adalah sikap saling mengakui, menghargai, toleransi yang tinggi antar umat beragama dalam masyarakat multikultural sehingga umat beragama dapat hidup rukun, damai & berdampingan. Melalui ikatan semangat kerukunan hidup antar umat beragama akan mampu membangun atau memperkokoh persatuan masyarakat Indonesia yang tersebar di berbagai daerah dan pulau menjadi sebuah komunitas negara kesatuan yang sangat solid.

Tanpa ikatan semangat kerukunan hidup antar umat beragama, masyarakat Indonesia akan sangat rentan, rapuh dan hidup dalam suasana yang tidak nyaman karena penuh dengan rasa kecurigaan, ketegangan, dan bahkan akan sering muncul konflik-konflik kekerasan yang berkepanjangan. Oleh karena itu, solidaritas, kerjasama dan kerukunan hidup antar umat beragama diperlukan agar terciptanya kedamaian, ketentraman, dan tidak ada pertentangan antarumat beragama.

Adapun fungsi kerukunan hidup antar umat beragama yaitu:Menjaga ketentraman masyarakatSaling menghormati antar umat beragamaMencegah terjadinya pertentangan antara agama yang satu dengan yang lainnyaMempersatukan perbedaan antarumat beragama

Agama Merupakan Rakhmat Bagi ManusiaSemua umat beragama meyakini ajaran agma yang dipeluknya itu berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Demikian pula umat Hindu Menyakini Kitab Suci Weda sebagai himpunan wahyu Tuhan Yang Maha Esa di samping kitab-itab lain yang merupakan tafsir atau memberi penjelasan terhadap kitab suci Weda. Di dalam kitab suci Weda kita menemukan banyak sabda Tuhan Yang Maha Esa yang mengamanatkan untuk menumbuh kembangkan kerukunan umat beragama , toleransi, solidaritas, dan penghargaan terhadap sesama manusia dengan tidak membedakan tentang keimanan yang dianutnya. aku satukan pikiran dan langkahmu untuk mewujudkan kerukunan di antara kamu. Aku bimbing mereka yang berbuat salah menuju jalan keluar yang benar (atharvaveda III.8.5). Wahai umat manusia milikilah perhatian yang sama. Tumbuhkanlah saling pengertian diantara kamu. Dengan demikian engkau dapat mewujudkan kerukunan dan kesatuan(rgvda X.191.2).Dalam doa puja umat hindu sehari-hari di panjatkan pula mantram yang universal untuk kebhagiaan semua makhluk : Sarva prani hitankarah, semoga makhluk (yang bernapas) senantiasa sejahtera, demikan pula dengan mantram berikut : Sarve Bhavantu, sukhina sarve santu niramayah, sarve bhadrani pasyantu makascid, dukha bhag bhawet, tegas menyatakan semoga semuanya memperoleh kebahagian, semua memperoleh kedamaian, semoga tumbuh saling pengertian dan semoga semuanya bebas dari penderitaan.

Hakikat Kebersamaan dalam Pluraritas BeragamaHiduisme sanggup mempersatukan berbagai kelompok manusia dengan kedamaian. Toleransi agama adalah salah satu tema dari maklumat asoka : Raja yang dicintai oleh Dewata, menghargai setiap bentuk dari keimanan agama, tetapi menganggap tiada satupun pemberian atau kehormatan yang melebihi dari penambahan sari agama. Penguasa Hindu dan Budha di India bertindak dengan menggunakan asas ini dan sebagai akibatnya mereka yang dihukum karena alasan-alasan agama dan pelarian dari berbagai agama menemui tempat perlindungan di India, Yahudi dan Persia diberi kebebasan mutlak untuk mengembangkan kepercayaan mereka.

Hubungan yang harmonis antara umat beragama kita warisi hingga kini. Ketika kerajaan hindu di Bali bersentuhan dan mengenal agama lain, pada masyarakat Bali muncul rasa persaudaraan yang tulus. Mereka hingga kini dengan tulus menyebut umat beragama islam sebagai nyaman tiang selam , demikian pula nyaman tiang Kristen.Sebagai umat beragama kerukunan beragama secara jelas telah ditetapkan oleh pemerintah dangan Tri Kerukunan hidup beragama, yang menjadi tugas departemen agama selaku membina dan mengawasinya. Tri Kerukunan Hidup umat beragama, meliputi:Kerukunan intern umat beragamaKerukunan antar umat beragamaKerukunan antar umat agama dengan pemerintah

Kendala Yang Dihadapi Masyarakat Dalam Mewujudkan Kerukunan Antara Umat Beragama dan Cara Menghadapinya

Rendahnya Sikap Toleransi, salah satu masalah dalam komunikasi antar agama sekarang ini, khususnya di Indonesia, adalah munculnya sikap toleransi malas-malasan (lazy tolerance).Sikap ini muncul sebagai akibat dari pola perjumpaan tak langsung (indirect encounter) antar agama, khususnya menyangkut persoalan teologi yang sensitif. Sehingga kalangan umat beragama merasa enggan mendiskusikan masalah-masalah keimanan.Tentu saja, dialog yang lebih mendalam tidak terjadi, karena baik pihak yang berbeda keyakinan/agama sama-sama menjaga jarak satu sama lain. Masing-masing agama mengakui kebenaran agama lain, tetapi kemudian membiarkan satu sama lain bertindak dengan cara yang memuaskan masing-masing pihak. Yang terjadi hanyalah perjumpaan tak langsung, bukan perjumpaan sesungguhnya. Sehingga dapat menimbulkan sikap kecurigaan diantara beberapa pihak yang berbeda agama, maka akan timbulah yang dinamakan konflik.

Kepentingan Politik, Faktor Politik, Faktor ini terkadang menjadi faktor penting sebagai kendala dalam mencapai tujuan sebuah kerukunan antar umat beragama khususnya di Indonesia.Kerukunan antar agama telah dibangun dengan bersusah payah selama bertahun-tahun atau mungkin berpuluh-puluh tahun, dan dengan demikian kita pun hampir memetik buahnya. Namun tiba-tiba saja muncul kekacauan politik yang ikut memengaruhi hubungan antar agama dan bahkan memorak-porandakannya seolah petir menyambar yang dengan mudahnya merontokkan bangunan dialog yang sedang kita selesaikan. Seperti yang sedang terjadi di negeri kita saat ini, kita tidak hanya menangis melihat political upheavels di negeri ini, tetapi lebih dari itu yang mengalir bukan lagi air mata, tetapi darah; darah saudara-saudara kita, yang mudah-mudahan diterima di sisi- Nya. Tanpa politik kita tidak bisa hidup secara tertib teratur dan bahkan tidak mampu membangun sebuah negara, tetapi dengan alasan politik juga kita seringkali menunggangi agama dan memanfaatkannya.

Sikap FanatismeAdalah paham atau perilaku yang menunjukkan ketertarikan terhadap sesuatu secara berlebihan. Dimana orang yang memiliki sikap ini biasanya terlalu menganggap agama yang dianutnyalah yang paling baik dibanding agama lainnya.

Untuk menghadapi kendala-kendala dalam menjaga kerukunan hidup umat beragama maka berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan :

Menjunjung tinggi rasa toleransi antar umat beragama, baik sesama antar pemeluk agama yang sama maupun yang berbeda. Rasa toleransi bisa berbentuk dalam macam-macam hal. Misal, perijinan pembangunan tempat ibadah oleh pemerintah, tidak saling mengejek dan mengganggu umat lain, atau memberi waktu pada umat lain untuk beribadah bila memang sudah waktunya. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menunjukkan sikap toleransi. Hal ini sangat penting demi menjaga tali kerukunan umat beragama di Indonesia. Dalam ajaran agama Hindu kita mengenal ajaran tat twam asi dimana tujuan dari ajaran ini adalah untuk membina hubungan yang selaras atau hubungan yang rukun antara seseorang dengan makhluk yang hidup di alam sekitarnya. Sehingga dapat terciptnya kehidupn yang aman dan sentosa.

Selalu siap membantu sesama. Jangan melakukan diskriminasi terhadap suatu agama, terutama saat mereka membutuhkan bantuan. Misalnya, di suatu daerah di Indonesia mengalami bencana alam. Mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama Kristen. Bagi Anda yang memeluk agama lain, jangan lantas malas untuk membantu saudara sebangsa yang sedang kesusahan hanya karena perbedaan agama.

Selalu jagalah rasa hormat pada orang lain tanpa memandang agama apa yang mereka anut. Misalnya dengan selalu berbicara halus dan tidak sinis. Hal ini tentu akan mempererat kerukunan umat beragama di Indonesia.

Bila terjadi masalah yang menyangkut agama, tetap selesaikan dengan kepala dingin tanpa harus saling menyalahkan. Para pemuka agama, tokoh masyarakat, dan pemerintah sangat diperlukan peranannya dalam pencapaian solusi yang baik dan tidak merugikan pihak manapun, atau mungkin malah menguntungkan semua pihak.

SESI DISKUSI

OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM