Upload
yoshanda17
View
213
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Kasus tifoid
Citation preview
HEMOROIDYoshanda Krisna Paddiansyah
Pembimbing: dr. Hj. Yulinda F, M.Kes
Nama/Jenis Kelamin/Umur:An. W / Laki-laki / 9 tahun
Pekerjaan orang tua: Ibu rumah tangga Alamat: RT 27 Kel. Simpang IV Sipin Jumlah saudara: 1 (satu) orang Status ekonomi: Menengah Biaya Kesehatan: BPJS
LAPORAN KASUS
Keluhan Utama: Demam yang naik dan turun sejak 7 hari yang lalu.Keluhan Tambahan: BAB sedikit dan jarang.Riwayat Perjalanan Penyakit: Demam yang naik turun sejak 7 hari yang lalu, terutama pada
malam hari dan turun ketika di siang hari. \ Diperiksa darahnya, dan menurut dokter dari hasil pemeriksaan
tersebut didapatkan hasil malaria (-) dan DBD (-). Kebiasaan Os memang sering jajan jajanan gendongan di luar,. Selain itu Os juga sulit BAB, terakhir kali BAB 2 hari yang lalu,
jumlah relatif sedikit, darah (-), lendir (-). Nafsu makan menurun, mual (+), muntah (-).
Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat keluhan yg sama sebelumnya (-), Riwayat kejang (-), Riwayat batuk yang lama (-)Riwayat Penyakit keluarga: Riwayat keluhan yang sama pada keluarga (-), batuk yang lama pada keluarga (-)
Anamnesis
Pemeriksaan FisikVital Sign Tampak sakit ringan Compos mentis Suhu: 38, 5°C Nadi: 103 x/menit Pernafasan: 24 x/menit Berat Badan: 20 kg Tinggi Badan: 125 cm Lingkar kepala: 49 cm LILA: 16 cm Kesan gizi: Baik
Head to Toe Kepala: Bibir rhagaden,
tyfoid tongue Leher: DBN Thorax: DBN Abdomen: Nyeri tekan
kuadran kanan bawah Genitalia: DBN Ekstremitas: Edema
(-), akral hangat.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan: DDR (-) Hb: 11,6 gr/dL Ht: 37,3 gr/dL Leukosit: 4.300 /mm3
Trombosit: 274.000 /mm3
Pemeriksaan penunjang anjuran: Uji widal Tes Tubex Gaal kultur
Diagnosis Banding Demam Tifoid Malaria Demam Berdarah Dengue
Diagnosis Demam Tifoid
Diagnosis Banding dan Diagnosis
Promotif dan Preventif Mencuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan
atau memakan makanan. Menghindari makanan mentah, kerang dan es. Hanya memakan makanan yang sudah dimasak dan
masih panas atau dipanaskan kembali.Kuratif Antibiotik: Kloramfenikol capsul 4 x 250 mg Antipiretik: Paracetamol tablet 3 x 500 mg. B complex 2 x1 tablet
Penatalaksanaan
Demam tifoid disebut juga dengan Typus abdominalis atau typoid fever. Demam tifoid ialah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan (usus halus) dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran.
TINJAUAN PUSTAKA
Di Indonesia, mayoritas penderitanya adalah kelompok umur 3-19 tahun (91%). Di Indonesia demam tifoid jarang dijumpai secara epidemik, tetapi lebih sering bersifat sporadik, terpencar-pencar disuatu daerah, dan jarang menimbulkan lebih dari satu kasus pada orang-orang serumah. Sumber penularannya biasanya tidak dapat ditemukan.
EPIDEMIOLOGI
Sanitasi lingkungan yang buruk Personal Hygiene yang buruk Menjadikan sungai sebagai sapiteng rumah
tangga Mengkonsumsi makanan (khususnya
sayuran) dalam kondisi mentah dan minum air yang tidak direbus
Pasteurisasi susu yang tidak baik Cara pengolahan dan penyajian makanan
dan minuman yang tidak baik
FAKTOR RISIKO
ETIOLOGI Salmonella, yang termasuk anggota dari famili
Enterobacteriaciae, merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk basil (batang). Bakteri ini berukuran 2-3 ± 0,4 - 0,6 μm, bergerak dan merupakan bakteri anaerob fakultatif yang berarti bakteri ini dapat tumbuh dalam kondisi ada dan tidak adanya oksigen.
Salmonella tidak membentuk spora, tidak memiliki kapsul dan tidak memfermentasikan laktosa, tetapi bakteri ini memproduksi H2S (yang dapat digunakan sebagai identifikasi bakteri tersebut di laboratorium). Salmonella, seperti Enterobacteriaceae lain, memproduksi asam pada fermentasi glukosa, mereduksi nitrat dan tidak memproduksi sitokrom oksidase.
PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI
Pembuluh darah (bakteremia I)
IgA yang kurang baik
Menembus sel epitel usus
Sebagian ke usus & berkembang biak
HCl dari Gaster membunuh sebagian
Makanan/Minuman dengan S. typhi
Fagositosis makrofag
Lamina Propria
KGB mesenterika
Plak Peyeri Ileum distalD. torasikus
Organ retikulo endotelial
Limpa Hati Empedu
FesesGejala sistemik
SirkulasiLumen Usus
PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI
Sirkulasi darah (bakteremia II)
Makrofag telah teraktivasi Lumen usus
Kandung empeduHatiGejala sistemik
B’kembang biak di ekstraseluler
Sel fagosit
Rx hipersensitivitas tipe lambat
Hiperaktif
Melepas sitokin reaksi inflamasi
sistemik
Feses
Rx hiperplasia plak Peyeri
Pendarahan saluran cerna
Proses berjalan terus Menembus lapisan mukosa & otot
Gejala-gejala
Eros pemb. darah
Hiperplasia nekrosis
Perforasi
Akumulasi mononuklear
di radang usus
reaksi seperti semua
Menembus usus lagiB’kembang biak
Masa inkubasi biasanya 7-14 hari, tapi bisa mencapai 3-30 hari tergantung dari sumber penularan, cara penularan, status nutrisi, status imun.
Gejala-gejala yang timbul amat bervariasi, dari penyakit ringan yang tidak terdiagnosis sampai gambaran penyakit yang khas dengan komplikasi dan kematian.
Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal seperti penyakit infeksi akut pada umumnya, berupa rasa tidak enak badan, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak diperut, batuk, dan epistaksis.
Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu badan meningkat. Sifat demam adalah meningkat perlahan-lahan dan terutama pada sore hingga malam hari.
GEJALA KLINIS
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan hematologis Pemeriksaan SGOT dan SGPT Biakan darah Uji widal Uji Tubex Uji Typhidot Uji IgM Dipstick
Diagnosis BandingDemam tifoid dapat didiagnosa banding dengan demam paratifoid A, B, atau C, infeksi dengue, malaria, tuberkulosis, atau influenza.
Pemeriksaan Penunjang dan DD
PENATALAKSANAAN AntibiotikNo. Obat Dosis
1. Kloramfenikol 50 mg/kg BB/ hari dibagi 4 dosis/ oral, iv
(diberikan minimal 10 – 12 hari atau minimal 5
hari bebas demam).
2. Ampisilin 200 mg/kg BB/ hari dibagi 4 dosis/ oral, iv
(diberikan minimal 10 – 12 hari atau minimal 5
hari bebas demam).
3. Amoxicilin 100 mg/kg BB/ hari dibagi 3 dosis/ oral, iv
(diberikan minimal 10 – 12 hari atau minimal 5
hari bebas demam).
4. Cotrimoxazole 6 – 9 mg /kg BB/ hari dibagi 2 dosis/ oral, iv
(diberikan minimal 10 – 12 hari atau minimal 5
hari bebas demam).
Catatan: Bila semua telah resisten dengan obat di atas diberi
Sefalosporin: Ceftriaxone 100 mg/kg BB/hari dibagi dalam 2
dosis/ iv selama 5 – 10 hari.
Karier: Amoksisilin 200 mg/kg BB/ hari dibagi 3 dosis selama 10
hari dan dilanjutkan dengan kolesistektomi.
Antipiretika Antipiretika tidak perlu diberikan secara rutin pada
setiap pasien demam tifoid, karena tidak banyak berguna.
Kortikosteroid Pasien yang toksik dapat diberikan kortikosteroid
oral atau parenteral dalam dosis yang menurun secara bertahap (tapering off) selama 5 hari.
PENATALAKSANAAN Simptomatik
Umumnya baik bila pasien cepat berobat. Prognosis demam tifoid tergantung dari umur, keadaan umum, derajat kekebalan tubuh, jumlah dan virulensi Salmonella, serta cepat dan tepatnya pengobatan. Angka kematian pada anak-anak sebesar 2,6%, dan pada orang dewasa 7,4%, dengan rata-rata 5,7%. Prognosis kurang baik bila terdapat gejala klinis yang berat seperti hiperpireksia (febris kontinua), penurunan kesadaran, dehidrasi, asidosis, perforasi usus, atau pada keadaan gizi buruk.
Prognosis
Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Penunjang sederhana Demam Tifoid
Penatalaksanaan: Antibiotik, Antipiretik, Vitamin penambah nafsu makan
Prognosis: tergantung pengobatan
ANALISA KASUS
TERIMA KASIH