91
i PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM (Studi Kasus di KUD Sumber Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Oleh Oleh: Muhammad Imron NIM : 21414023 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

i

PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN

HUKUM

(Studi Kasus di KUD Sumber Karya Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang)

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum

Oleh

Oleh:

Muhammad Imron

NIM : 21414023

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2019

Page 2: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

ii

Page 3: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

iii

Page 4: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

iv

Page 5: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

v

MOTTO

Allah mencintai kita dengan cara yang tidak kita sangka. Tetap

khusnudzon kepada siapapun dan apapun yang terjadi.

Tunjukkan jalan bagi kita agar bertahan, teruskan hingga semua

bermakna murni dan abadi, bergeraklah dan lakukan sesuatu

(Bondan Prakoso)

Page 6: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

(Alm) Ibu Sumiyatun terimakasih untuk semua kasih

sayang semasa hidupnya

Bapak (Kamsun) dan kakak-kakak (Sundari, Qori’ah dan Abdul Ghofur)

yang senantiasa mendukung kuliah, memberikan nasihat dan doa serta kerja

keras yang tak ternilai harganya. Terima kasih atas doanya yang tiada henti

Seseorang yang setia menemani dan selalu menyemangati, terima kasih atas

ketulusan dan kesabarannya

Teman-teman seperjuangan, terimakasih untuk semua dukungan dan saran

Page 7: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang dalam penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena

dengan pertolongan dan rahmat-Nya penulisan skripsi ini dapat kami selesaikan

sesuai dengan yang diharapkan. Kami juga bersyukur atas rizki dan kesehatan

yang telah diberikan oleh-Nya sehingga dapat menyusun Penulisan Skripsi ini.

Sholawat dan salam selalu penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad

SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, syafa’at beliau sangat penulis

harapkan kelak di hari pembalasan.

Penulisan Skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu

persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H), Fakultas Syari’ah,

Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah yang berjudul “Praktek Kredit Usaha Tani

Dalam Pandangan Hukum (Studi Kasus di KUD Sumber Karya Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang)”. Penulis mengakui bahwa dalam menyusun

Penulisan Skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan penghargaan yang setinggi-

tingginya, ungkapan terima kasih tidak bisa mewakili kata-kata, namun perlu

kiranya penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd, Selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag, Selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN

Salatiga.

3. Ibu Heni Satar Nurhaida, S.H., M.Si, selaku Ketua Jurusan S1 Hukum

Ekonomi Syari’ah IAIN Salatiga.

Page 8: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

viii

4. Bapak Moh. Khusen, M.Ag., M.A. selaku pembimbing akademik yang

telah membimbing, memberi saran dan arahan selama penulis kuliah di

IAIN Salatiga.

5. Bapak M. Yusuf Khummaini, S.Hi., M.H, selaku dosen pembimbing

yang selalu memberikan saran, pengarahan dan masukan berkaitan

dengan penulisan skripsi sehingga dapat selesai dengan maksimal

sesuai yang diharapkan.

6. Bapak dan Ibu petugas Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang yang telah memberikan izin penelitian

dan informasi terkait dengan penulisan skripsi.

7. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf administrasi

Fakultas Syari’ah yang tidak bisa penulis sebut satu per satu yang telah

memberikan ilmunya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan

tanpa halangan apapun.

8. Teman-teman program studi S1 Hukum Ekonomi Syari’ah angkatan

2014 di IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak cerita,

pengalaman dan dukungan selama menempuh pendidikan di IAIN

Salatiga.

9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang telah

membantu baik moril maupun material dalam penulisan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan

balasan yang lebih dari yang mereka berikan kepada penulis, agar senantiasa di

lindungi dengan rahmat dan cinta-Nya. Amiin.

Page 9: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

ix

Page 10: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

x

ABSTRAK

Imron, Muhammad. 21414023. Praktek Kredit Usaha Tani Dalam Pandangan

Hukum (Studi Kasus di KUD Sumber Karya Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang). Skripsi Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah,

Fakultas Syari’ah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Pembimbing: M. Yusuf Khummaini, S.Hi, M.H

Kata Kunci: Praktek Kredit Usaha Tani, Koperasi, Hukum Islam, Undang-Undang

Koperasi sebagai gerakan perekonomian rakyat maupun sebagai

badan usaha berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju

adil dan makmur berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi

ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Namun

bagaimana jika pinjaman atau kredit usaha tani melalui koperasi

dilakukan tanpa harus menjadi anggota, hal ini terjadi di Koperasi Unit

Desa Kecamatan Pabelan. Dalam pelaksanaannya tidak sesuai dengan

Undang-Undang yang berlaku. Berdasarkan latar belakang diatas

diidentifikasikan masalah yang menjadi kajian penelitian yaitu: 1)

bagaimana praktek kredit usaha tani di Koperasi Unit Desa Sumber

Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang? 2) bagaimana

pandangan hukum Islam dan perundang-undangan terhadap praktek

kredit usaha tani di KUD tersebut?

Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Pendekatan yang digunakan

adalah yuridis normatif yaitu suatu pendekatan dengan cara

mengadakan penelusuran terhadap peraturan-peraturan dan literatur-

literatur yang berkaitan dengan masalah ini.

Berdasarkan penelitian yang diperoleh penulis menyimpulkan

bahwa: 1) Praktek kredit usaha tani dilakukan melalui beberapa

ketentuan dan persyaratan yang diberikan oleh pihak koperasi. Proses

pinjaman ini dikhususkan untuk anggota yang tergabung dalam

kelompok tani, namun pinjaman tersebut dapat dilakukan oleh

perorangan diluar keanggotaan koperasi. 2) Dalam hukum Islam

pelaksanaan kredit usaha tani ini tidak sesuai dengan ketentuan yang

ada yaitu dalam hal pengembalian modal terdapat tambahan tanpa

sepengetahuan peminjam. Sedangkan dalam UU No. 25 Tahun 1992

tentang perkoperasian dan PP No.9 Tahun 1995, pelaksanaan suatu

kredit usaha seharusnya ditujukan khusus kepada anggota, namun

dalam kasus ini dapat dilakukan oleh pelaku usaha perorangan diluar

keanggotaan koperasi sehingga praktek kredit usaha tersebut

menyimpang dengan aturan yang ada.

Page 11: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

xi

DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... ii

PENGESAHAN ................................................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................... iv

MOTTO ............................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5

E. Penegasan Istilah .............................................................................. 6

F. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 7

G. Metode Penelitian ............................................................................ 10

H. Sistematika Penulisan ...................................................................... 13

BAB II PINJAMAN KOPERASI DALAM HUKUM

A. Perjanjian (Akad) ............................................................................ 15

B. Pinjam-Meminjam ........................................................................... 20

C. Kredit .............................................................................................. 23

D. Riba .................................................................................................. 30

E. Bagi Hasil ........................................................................................ 33

F. Koperasi .......................................................................................... 37

Page 12: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

xii

BAB III PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DI KOPERASI UNIT DESA

SUMBER KARYA PABELAN

A. Gambaran Umum Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang ....................................................... 41

B. Prosedur Kredit Usaha Tani di Koperai Unit Desa Sumber Karya

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang ................................... 49

C. Faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Kredit Usaha Tani di

Koperai Unit Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang ..................................................................................... 51

D. Pelaksanaan Kredit Usaha Tani di Koperai Unit Desa Sumber

Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang ......................... 52

BAB IV ANALISIS HUKUM PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DI

KOPERASI UNIT DESA SUMBER KARYA PABELAN

A. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Kredit Usaha Tani di

Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang ....................................................................................... 55

B. Analisis Hukum Perundang-undangan Terhadap Praktek Kredit

Usaha Tani di Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang ...................................................... 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 64

B. Saran .............................................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 66

LAMPPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan sektor pertanian termasuk pengembangan industri yang

berbasis pertanian merupakan andalan potensial untuk membangkitkan

dinamika ekonomi masyarakat di tengah keterpurukan ekonomi yang tak

terhingga saat ini. Pengembangan sektor pertanian beserta program

lanjutannya, dalam hal ini agroindustri, memiliki nilai strategis untuk keluar

dari krisis ekonomi.

Kesulitan yang sering dihadapi oleh masyarakat golongan ekonomi

lemah semisal petani adalah dalam hal memperoleh modal untuk menjalankan

usahanya. Mengingat pentingnya peranan modal bagi perkembangan suatu

usaha, maka untuk membantu usaha golongan ekonomi lemah, pemerintah

mengeluarkan kebijaksanaan agar dapat membantu perkembangan usaha

golongan ekonomi lemah khususnya petani.

Pemerintah melalui Bank Indonesia, menyediakan KLBI untuk

mendukung pelestarian swasembada pangan dan pengembangan koperasi,

termasuk Kredit Usaha Tani (KUT) yang diluncurkan pada tahun 1995 yaitu

kredit modal kerja bagi petani yang disalurkan melalui KUD dalam rangka

intensifikasi padi, palawija dan hortikultura.1

1 Indrani Dharmayanti, Evaluasi Penyaluran Kredit Usaha Tani dalam Meningkatkan

Pendapatan Usaha Tani di Kabupaten DT.II Tasikmalaya (Bogor: Central Library Institut

Pertanian Bogor, 1999), hlm.11.

Page 14: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

2

Kredit Usaha Tani (KUT) disediakan oleh Bank untuk petani dengan

maksud memberikan fasilitas permodalan bagi petani yang belum mampu dan

memerlukan pembiayaan dalam usaha taninya. Oleh karena itu peran

Koperasi Unit Desa sangat membantu dalam penyaluran Kredit Usaha Tani

yang beranggotakan petani. Selain itu Koperasi Unit Desa (KUD)

memberikan kredit maupun pembelian barang untuk meningkatkan

pendapatan atau penghasilan golongan ekonomi lemah. Dalam hal ini

khususnya petani yang tergabung dalam kelompok tani dimana dalam

pelaksanaannya berdasarkan kerakyatan dan kekeluargaan.

Selain itu Koperasi Unit Desa merupakan suatu badan usaha yang

mengutamakan pembangunan perekonomian rakyat. Melalui simpan pinjam

atau utang-piutang untuk usaha pertanian, masyarakat yang tergabung dalam

kelompok tani bisa mengambil manfaat dan digunakan dengan baik serta

dapat mengembangkan usaha yang dilakukan.

Dalam ketentuan pasal 1754 Kitab Undang-undang Hukum Perdata,

yang dimaksud pinjam-meminjam adalah suatu perjanjian dengan mana pihak

yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-

barang yang habis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak kedua akan

mengembalikan barang sejenis dalam jumlah dan keadaan yang sama.2

Pinjaman biasanya diberikan oleh koperasi kepada petani sebagai

fasilitas talangan pada saat petani mengalami kemerosotan dalam panennya.

2 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, (Pustaka Mahardika), hlm. 399.

Page 15: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

3

Sebagai pinjaman kepada petani, dimana koperasi menyediakan fasilitas ini

untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan petani dimana dalam

pengembalian dilakukan secara cicilan melalui hasil panen tiap masa

tanamnya dalam setahun.

Koperasi sebagai gerakan perekonomian rakyat maupun sebagai badan

usaha berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil,dan

makmur berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 yang disusun

sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi

ekonomi. Koperasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya

serta mengedepankan demokrasi ekonomi dalam pelaksanaannya.3

Koperasi yang bergerak dibidang jasa memang menginginkan laba atau

keuntungan. Dalam hal ini koperasi diperkenankan mengenakan biaya

administrasi seperti halnya Bank, yaitu sesuai dengan Fatwa Dewan Syari’ah

Nasional NO: 19/DSN-MUI/IV/2001 Tentang Al-Qardh yang

memperbolehkan untuk pemberi pinjaman agar membebankan biaya

administrasi kepada peminjam. Dalam penetapan besarnya biaya administrasi

sehubungan dengan pemberian pinjaman, tidak boleh berdasarkan

perhitungan presentasi dari jumlah dana pinjaman yang diberikan.4

Namun hal yang berbeda terjadi di Koperasi Unit Desa Sumber Karya

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang terdapat produk pinjaman yang

3 Undang-Undang Tentang Perkoperasian, UU No. 25 Tahun 1992, ps. 1-3.

4 http://tafsirq.com, Fatwa dsn mui tentang Al Qardh (Online: diakses pada tanggal 6

Desember 2018)

Page 16: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

4

dikhususkan bagi anggota yang tergabung dalam kelompok tani. Pinjaman

yang diberikan kemudian dikelola untuk usaha mensejahterakan para anggota

Koperasi tersebut.

Dalam kegiatan usaha, melalui Koperasi Unit Desa Sumber Karya

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang bisa dilakukan tanpa harus menjadi

anggota sesuai dengan aturan yang diberikan oleh koperasi. Sehingga

peraturan yang seharusnya hanya berlaku untuk kegiatan dan kesejahteraan

anggota yang tergabung dalam kelompok tani dapat dilakukan oleh pelaku

usaha perorangan di luar keanggotaan koperasi. Dalam hal ini proses

pinjaman untuk usaha pertanian. Yang seharusnya bentuk unit usaha hanya

dikhususkan untuk anggota namun dalam permasalahan ini proses pinjaman

dilakukan tanpa harus menjadi anggota terlebih dahulu.

Bahwa pada kenyataannya peraturan yang seharusnya berlaku belum

tentu dapat dilaksanakan sesuai ketentuan yang tertulis sehingga terjadi

perbedaan antara aturan yang tertulis dengan aturan yang dilaksanakan.

Dalam hal ini praktek Kredit Usaha Tani dimana aturan yang seharusnya

dikhususkan bagi anggota dan untuk kesejahteraan anggota Koperasi yang

tergabung dalam kelompok tani dapat dilakukan pelaku usaha perorangan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka penulis ingin

mengangkat permasalahan dengan judul : “PRAKTEK KREDIT USAHA

TANI DALAM PANDANGAN HUKUM (Studi Kasus Di KUD Sumber

Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang)”

Page 17: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

5

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, rumusan masalah yang diambil antara lain :

1. Bagaimana praktek kredit usaha tani di Koperasi Unit Desa Sumber Karya

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang ?

2. Bagaimana pandangan hukum Islam dan perundang-undangan terhadap

praktek kredit usaha tani di Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui praktek kredit usaha tani di Koperasi Unit Desa Sumber

Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.

2. Untuk mengetahui pandangan hukum Islam dan perundang-undangan

terhadap praktek kredit usaha tani di Koperasi Unit Desa Sumber Karya

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dengan adanya penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai praktek

kredit usaha tani dan pelaksanaannya

Page 18: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

6

b. Menambah bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya

2. Manfaat Praktis

a. sebagai sumbangan pemikiran kepada pihak Koperasi Unit Desa dan

masyarakat dalam pelaksanaan kredit usaha tani

b. Dapat memberi masukan dan pertimbangan dalam melaksanakan kredit

usaha khususnya dalam bidang pertanian

E. Penegasan Istilah

Untuk memudahkan dalam memahami judul penelitian tentang

“Praktek Kredit Usaha Tani dalam Pandangan Hukum (Studi Kasus di

KUD Sumber Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang)” maka

penulis perlu untuk memberikan penegasan dan penjelasan seperlunya,

sebagai berikut:

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam

antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.5

Usaha Tani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat

ditempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian tumbuh, tanah dan air,

perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari,

5 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2009), hlm. 95.

Page 19: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

7

bangunan-bangunan yang didirikan di atasnya dan sebagainya. Usaha tani

identik dengan pertanian rakyat.6

Pandangan hukum dalam hal ini adalah Hukum Islam dan Perundang-

undangan terkait dengan pelaksanaan kredit usaha Koperasi.

F. Tinjauan Pustaka

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan dan menjadi perbandingan

terkait dengan suatu perjanjian dalam pandangan hukum khususnya pinjaman,

antara lain:

Dalam Skripsi Rochmad Hardianto (2009) Program Studi Ilmu Hukum,

Program Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berjudul “Peran

Koperasi Unit Desa dalam Memberikan Kredit di Kalangan Masyarakat

Klaten pada KUD JUJUR Karangnongko”. Hasil penelitian menjelaskan

tentang macam-macam kredit yang meliputi kredit simpan pinjam dan kredit

sapi perah serta tata cara atau prosedur pelaksanaan pemberian kredit dan

pengaruh kredit yang diberikan Koperasi Unit Desa (KUD) “JUJUR”

Karangnongko kepada masyarakat. Untuk mendapatkan kredit simpan pinjam

adalah dengan permohonan kredit, yaitu nasabah meminta surat keterangan

kepada kepala desa setempat, kemudian mengisi formulir dan didaftarkan

oleh kepala desa dan camat. Sedangkan untuk prosedur kredit sapi perah

adalah mengisi formulir, meminta rekomendasi dinas peternakan dan kantor

Koperasi daerah, kemudian diajukan ke Lembaga Jaminan Kredit Koperasi

6 Mubyarto, Pengantar Ekonomi Pertanian (Jakarta; LP3ES, 1989), hlm. 66.

Page 20: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

8

dan berita acara penerimaan sapi. Metode dalam penelitian ini menggunakan

sistem pendekatan yuridis sosiologis yang dilakukan secara kenyataan dalam

praktek dan jenis penilitian deskriptif.

Skripsi ini mengarah pada proses kredit sapi perah dalam penelitiannya

sedangkan penulis mengarah pada sistem kredit usaha tani dengan merujuk

perundang-undangan yang berlaku. Penulis merujuk pada UU No. 25 Tahun

1992 tentang perkoperasian.

Dalam Skripsi Dennis Ferdiansyah (2017) Jurusan Ekonomi

Pembangunan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang yang berjudul

“Peran Kredit Koperasi Unit Desa (KUD) Tani Makmur Terhadap

Perkembangan Modal Peternak Susu Sapi di Desa Kandangtepus Kecamatan

Senduro Kabupaten Lumajang”. Hasil penelitian menunjukkan tentang faktor

pengambilan pinjaman yang tidak tergolong rumit, banyak kemudahan serta

adanya pembinaan dan pengawasan kepada peternak susu sapi. Selain

kemudahan tersebut juga terdapat dampak pemberian kredit terhadap

perkembangan modal peternak sapi yaitu hambatan dalam proses produksi

karena jumlah modal yang terbatas. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Tahap-tahap

penelitian ini dimulai dari tahap sebelum penelitian, tahap dilapangan, tahap

analisis data dan penulisan skripsi.

Skripsi ini lebih mengarah pada pinjaman modal peternak susu sapi

sedangkan penulis mengarah pada sistem kredit usaha tani dengan merujuk

Page 21: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

9

perundang-undangan yang berlaku. Penulis merujuk pada UU No. 25 Tahun

1992 tentang perkoperasian.

Dalam skripsi Lisa Amalia (2018) Program Studi Ekonomi Syariah,

Program Sarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya yang

berjudul “Implementasi Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro

Syariah Dalam Pengembangan Usaha Mikro di BRI Syariah KCP

Lamongan”. Penelitian ini menjelaskan tentang implementasi pembiayaan

KUR Mikro Syariah berjalan dengan baik dan tidak ditemukan adanya

pembiayaan macet. Prosedur pembiayaan dilakukan melalui beberapa tahap,

yaitu: tahap pengajuan pembiayaan, tahap BI Checking, tahap survey, tahap

analisis pembiayaan, tahap pencairan/ akad pembiayaan, tahap monitoring

disertai pertimbangan kaidah syariah. Jenis penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.

Skripsi ini mengarah pada pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR)

mikro syariah sedangkan mengarah pada sistem kredit usaha tani dengan

merujuk perundang-undangan yang berlaku. Penulis merujuk pada UU No. 25

Tahun 1992 tentang perkoperasian.

Dengan demikian, penelitian dengan judul Praktek Kredit Usaha Tani

dalam Pandangan Hukum di Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang, bukan merupakan pengulangan atau duplikasi

dari kajian atau penelitian yang sudah ada.

Page 22: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

10

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif yaitu

penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau

data sekunder sebagai bahan dasar untuk diteliti dengan cara mengadakan

penelusuran terhadap peraturan-peraturan dan literatur-literatur yang

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.7

Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu pencarian

fakta dengan interpretasi yang tepat untuk membuat deskripsi, gambaran

atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta,

sifat-sifat antar fenomena yang diselidiki.8

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian itu dilakukan.

Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di Koperasi Unit Desa

Sumber Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Pengambilan

lokasi dikarenakan Koperasi Unit Desa tersebut melayani adanya fasilitas

kredit usaha pertanian bagi anggota kelompok tani yang dapat dilakukan

pelaku usaha perorangan diluar keanggotaan koperasi.

7 Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Jakarta: Rajawali

Press, 2011), hlm. 13-14. 8 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rakusarasi, 1991),

hlm.19.

Page 23: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

11

3. Sumber Data

a. Data primer

Data primer merupakan sumber data yang berupa keterangan-

keterangan dari pihak-pihak yang terkait secara langsung dengan

permasalahan yang diteliti yaitu hasil wawancara dengan petugas

Koperasi Unit Desa, yaitu Kepala Koperasi Unit Desa Sumber Karya

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang , Ketua Unit Simpan

Pinjam dan Customer Service serta peminjam.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari dokumen-

dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian, skripsi dan peraturan

perundang-undangan yang berhubungan dengan objek penelitian.9

Dokumen yang menjadi rujukan dalam penelitian ini yaitu surat

perjanjian pinjaman dan buku profil Koperasi Unit Desa Sumber

Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang serta Undang-undang

No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini

antara lain:

a. Wawancara merupakan cara memperoleh data atau keterangan untuk

tujuan penelitian dengan tanya jawab terhadap petugas Koperasi Unit

9 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm. 106.

Page 24: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

12

Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang dan

peminjam. Jenis wawancara yang akan dipergunakan penulis dalam

penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu wawancara

yang dilakukan dengan mempersiapkan pokok-pokok permasalahan

yang kemudian dikembangkan dalam wawancara, kemudian responden

akan menjawab secara bebas sesuai dengan permasalahan yang

diajukan sehingga kebekuan atau kekauan proses wawancara dapat

terkontrol.10

b. Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan langsung terhadap pelaksanaan praktek kredit usaha tani

di Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang yang meliputi laporan masyarakat terkait dengan

pengembalian modal usaha yang terlalu memberatkan atau merugikan.

c. Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data dengan mempelajari

data-data yang telah didokumentasikan seperti surat, arsip foto dan

laporan. Dalam penelitian ini yaitu surat perjanjian pinjaman dan buku

profil Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang.

5. Teknik Analisis Data

Dalam analisis data yang digunakan penelitian ini, data mentah yang

diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi, penulis

analisis secara kualitatif deskriptif berdasarkan realita yang ada. Teknik

10

Sutrisno Hadi, metodologi Research (Yogyakarta: Andi, 2001), hlm. 207.

Page 25: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

13

yang digunakan dalam analisis penelitian ini yaitu analisis interaktif yang

mengklasifikasikan data ke dalam tiga langkah, yaitu reduksi, penyajian,

dan penyimpulan.11

H. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan untuk mempermudah dalam memahami

materi dalam peneletian ini, maka perlu dikemukakan sistematika

pembahasan sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan, yang meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penelitian, Penegasan

Istilah, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika

Penulisan.

BAB II: Konsep Pinjaman dalam Hukum yang membahas tentang konsep

akad, Pinjam-meminjam, kredit, riba dan bagi hasil serta koperasi

yang meliputi pengertian, dasar hukum, rukun dan syarat, serta

jenis-jenisnya.

BAB III: Praktek Kredit Usaha Tani di Koperasi yang berisi tentang profil

Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang, pelaksanaan kredit usaha tani serta faktor

yang mempengaruhi pelaksanaan kredit usaha tani di Koperasi

Unit Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang.

11

H.B. Soetopo, Metodologi Penelitian Kualaitatif (Surakarta: UNS Press, 2002), hlm.

96.

Page 26: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

14

BAB IV: Pelaksanaan Praktek Kredit Usaha Tani dalam Hukum yang berisi

Analisis Hukum Islam dan Analisis Hukum Perundang-undangan

Terhadap Praktek Usaha Tani di Koperasi Unit Desa Sumber

Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.

BAB V: Penutup yang merupakan bagian akhir dari isi pokok penelitian,

yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran.

Page 27: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

15

BAB II

PINJAMAN KOPERASI DALAM HUKUM

A. Perjanjian (Akad)

1. Pengertian Perjanjian (Akad)

Akad adalah suatu perikatan antara ijab dan qabul dengan cara yang

dibenarkan syara’ yang menetapkan adanya akibat-akibat hukum pada

objeknya. Ijab adalah pernyataan pihak pertama mengenai isi perikatan

yang diinginkan, sedangkan qabul adalah pernyataan pihak kedua untuk

menerimanya.Ijab dan qabul itu diadakan dengan maksud untuk

menunjukkan adanya sukarela timbal-balik terhadap perikatan yang

dilakukan oleh dua pihak yang bersangkutan.12

Menurut buku III kitab undang undang hukum perdata, perikatan

lahir karena suatu persetujuan atau karena undang undang dan perikatan

ditujukan untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk

tidak berbuat sesuatu(buku III, KUHPerdata: 284), dan pada pasal 1313

buku III KUHPerdata pengertian persetujuan adalah suatu perbuatan

dimana satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain

atau lebih.13

12

Akhmad Azhar Basyir, Azas-azas Hukum Muamalat (Hukum Perdata Islam)

(Yogyakarta: UII Press, 2000), hlm. 65. 13

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Pustaka Mahardika), hlm. 297.

Page 28: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

16

Dari pengertian di atas maka, pengertian perjanjian (akad) atau

perikatan adalah suatu perbuatan dimana dua pihak atau lebih yang

melakukan kesepakatan untuk mencapai tujuan tertentu dan dilaksanakan

sesuai dengan syariat. Perikatan tersebut juga berdasarkan kerelaan atau

sukarela masing-masing pihak.

Adapun yang menjadi dasar hukum perjanjian yaitu Kitab Undang-

undan Hukum Perdata Buku III tentang perikatan atau perjanjian, selain itu

diatur dalam Al-Qur’an,

Firman Allah dalam Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 1 yaitu:

لي جيا أي ها الذين آمنوا أوفوا بالعقود ر م لى عليكم غي أحلت لكم بيمة الن عام إل ما ي ت يد وأن تم حرم )1املآائدة: (إن اللو يكم ما يريد. قلىالص

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah janji-janji itu.

Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan

kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika

kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-

hukum menurut yang dikehendakinya.14

Ayat di atas menjelaskan tentang seseorang yang melakukan

perjanjian harus berpegang teguh dan komitmen terhadap semua perjanjian

yang dilakukan maka sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum

menurut yang dikehendakinya.

Firman Allah dalam Al-Quran Surat Ali Imron ayat 76 yaitu:

ب المتقني. ب لى من أ )67ال عمران: (وف بعهده وات قى فإن اللو ي

14 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: Pustaka Amani,

2005), hlm. 141.

Page 29: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

17

Artinya: (Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang

dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-

orang yang bertakwa.15

Ayat di atas menjelaskan bahwa seseorang yang bertakwa dan taat

kepada Allah SWT harus menepati janji yang telah dilakukannya karena

seseungguhnya Allah menyukai orang yang bertakwa.

2. Rukun Perjanjian (akad)

Mengutip dari buku Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah, rukun

perjanjian ada empat yaitu:

a. Pihak-pihak yang berakad (Aqid)

Pihak-pihak yang berakad adalah orang, persekutuan, atau badan

usaha yang memiliki kecakapan dalam melakukan perbuatan hukum.

Seperti penjual dan pembeli beras pihak satu sepakat memberikan

sesuatu kepada pihak yang lain.

b. Obyek akad (Ma’qud’alaih)

Obyek akad adalah amwal atau jasa yang dihalalkan oleh masing-

masing pihak. Seperti benda-benda yang dijual dalam akad jual beli,

dalam akad hibah (pemberian), dalam akad gadai, hutang yang

dijamin seseorang dalam akad kafalah.

c. Tujuan Pokok akad (Maudhu’ al-aqd)

Akad bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan

pengembangan usaha masing-masing pihak yang mengadakan akad.

d. Kesepakatan (Shigat al-aqd)

Kesepakatan (shighat al-aqd) adalah ijab dan qabul. Ijab yaitu

permulaan penjelasan yang keluar dari salah seorang berakad

sebagai gambaran kehendaknya dalam mengadakan akad (yang

menawarkan) sedangkan qabul yaitu perkataan yang keluar dari

pihak berakad yang diuccapkan setelah ijab (permintaan).16

15

Departemen Agama RI, op.cit. hlm. 74. 16

Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah, 2017, hlm. 15-16.

Page 30: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

18

Sighat akad dapat dilakukan dengan secara lisan, tulisan, atau isyarat

yang memberi pengertian dengan jelas tentang adanya ijab dan qabul, dan

dapat juga berupa perbuatan yang telah menjadi kebiasaan dalam ijab dan

qabul.

1) Sighat Akad secara Lisan

Cara alami untuk menyatakan keinginan bagi seseorang adalah

dengan kata-kata. Maka, akad dipandang telah terjadi apabila ijab dan

qabul dinyatakan secara lisan oleh pihak-pihak bersangkutan. Bahasa

apa pun, asal dapat dipahami pihak-pihak bersangkutan, dapat

digunakan. Susunan kata-katanya pun tidak terikat dalam bentuk

tertentu. Yang penting, jangan sampai mengaburkan yang menjadi

keinginan pihak- pihak bersangkutan agar tidak mudah menimbulkan

persengketaan kemudian hari.

2) Sighat Akad dengan Tulisan

Tulisan adalah cara alami kedua setelah lisan untuk menyatakan

sesuatu keinginan. Maka, jika dua pihak yang akan melakukan akad

tidak ada di satu tempat, akad itu dapat dilakukan melalui surat yang

dibawa seseorang utusan atau melalui pos. Ijab dipandang terjadi

setelah pihak kedua menerima dan membaca surat dimaksud. Jika

dalam ijab tersebut tidak disertai dengan pemberian tenggang waktu,

qabul harus segera dilakukan dalam bentuk tulisan atau surat yang

dikirim dengan perantaraan utusan atau lewat pos. Bila disertai

pemberian tenggang waktu, qabul supaya dilakukan sesuai dengan

lama tenggang waktu tersebut.

3) Sighat Akad dengan Isyarat

Apabila seseorang tidak mungkin menyatakan ijab dan qabul

dengan perkataan karena bisu, akad dapat terjadi dengan isyarat.

Namun, dengan syarat ia pun tidak dapat menulis sebab keinginan

seseorang yang dinyatakan dengan tulisan lebih dapat meyakinkan

daripada yang dinyatakan dengan isyarat. Maka, apabila seseorang

bisu yang dapat menulis mengadakan akad dengan isyarat, akadnya

dipandang tidak sah.

4) Sighat Akad dengan Perbuatan

Cara lain untuk membentuk akad, selain secara lisan, tulisan

atau isyarat, ialah dengan cara perbuatan. Misalnya, seorang pembeli

menyerahkan sejumlah uang tertentu, kemudian penjual menyerahkan

Page 31: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

19

barang yang dibelinya. Cara itu disebut jual beli dengan saling

menyerahkan harga dan barang (Jual beli dengan mu'athah).17

3. Syarat Perjanjian (akad)

Agar ijab dan qabul benar-benar mempunyai akibat hukum, menurut

KH. Ahmad Azhar Basyir diperlukan adanya tiga syarat sebagai berikut:

a. Ijab dan qabul harus dinyatakan oleh orang yang sekurang-kurangnya

telah mencapai umur tamyiz yang menyadari dan mengetahui isi

perkataan yang diucapkan hingga ucapannya itu benar-benar

menyatakan keinginan hatinya. Dengan kata lain, ijab dan qabul harus

dinyatakan dari orang yang cakap melakukan tindakan-tindakan

hukum.

b. Ijab dan qabul harus tertuju pada suatu objek yang merupakan objek

akad.

c. Ijab dan qabul harus berhubungan langsung dalam suatu majelis

apabila dua belah pihak sama-sama hadir, atau sekurang-kurangnya

dalam majelis diketahui ada ijab oleh pihak yang tidak hadir. Hal yang

terakhir ini terjadi misalnya ijab dinyatakan kepada pihak ketiga dalam

ketidakhadiran pihak kedua. Maka, pada saat pihak ketiga

menyampaikan kepada pihak kedua tentang adanya ijab itu, berarti

bahwa ijab itu disebut dalam majelis akad juga dengan akibat bahwa

17

Akhmad Azhar Basyir, op.cit. hlm. 68-71.

Page 32: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

20

bila pihak kedua kemudian menyatakan menerima (qabul), akad

dipandang telah terjadi.18

4. Berakhirnya Perjanjian (akad)

Akad berakhir dengan adanya fasakh, yaitu pihak-pihak akad sepakat

membatalkan akad. Sebagai contoh jual beli dimana kembalinya barang

milik penjual dan harga pembayaran kembali menjadi milik pembeli.

Pemutusan kontrak dapat terjadi atas dasar kerelaan para pihak dan dapat

terjadi secara paksa atas dasar putusan hakim.

Selain itu akad berakhirnya dengan adanya infisakh, yaitu

membatalkan akad karena adanya sebab-sebab darurat, putus dengan

sendirinya (dinyatakan putus demi hukum). Sebagai contoh jual beli

dengan barang yang rusak di tangan penjual sebelum diserahkan ke

pembeli.19

B. Pinjam-Meminjam

1. Pengertian Pinjam-meminjam

Pinjam-meminjam yaitu memberikan sesuatu yang halal dari pihak

yang satu kepada pihak yang lain untuk diambil manfaatnya dengan tidak

18

Ibid., hlm. 66-67. 19

Oni Sahroni dan M. Hasanuddin, fiqh Muamalah; Dinamika Teori Akad dan

Implementasinya dalam Ekonomi Syariah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2016), hlm. 190.

Page 33: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

21

merusak zatnya, agar dapat dikembalikan zat barang itu sesuai dengan

keadaan semula.20

Pinjam-meminjam dalam pasal 1754 KUHPerdata adalah pinjaman

dimana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah

tertentu barang-barang yang habis karena pemakaian, dengan syarat bahwa

pihak kedua akan mengembalikan sejumlah barang yang sama dan

keadaan yang sama.

Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1995 pasal 1

ayat 7 yang dimaksud pinjaman adalah penyediaan uang atau tagihan yang

dapat dipersamakan dengan itu, yang mewajibkan pihak peminjam

melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu disertai pembayaran

imbalan.

Adapun yang menjadi dasar hukum perjanjian pinjam-meminjam

yaitu ketentuan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Dalam

ketentuan Al-Qur'an surat Al-Maidah ayat 2 yang berbunyi sebagai

berikut:

قوى ث والعدوان صلىوت عاونوا على الب والت إن اهلل شديد صلى وات قوا اهلل ج ول ت عاونوا على ال ) 2املائدة: (العقاب.

Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa,dan

jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.21

20

Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004), hlm. 301. 21

Departemen Agama RI, loc.cit.

Page 34: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

22

Ayat di atas menjelaskan bahwa seseorang dalam melakukan

perbuatan baik harus saling tolong menolong dan meninggalkan

kemungkaran yang merupakan ketakwaan pada Allah. Dan melarang

saling mendukung kebatilan atau bekerja sama dalam perbuatan dosa

maupun permusuhan.

Sedangkan dalam Sunnah Rasulullah SAW, antara lain dijumpai

dalam ketentuan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-

Tirmizi dan menshahihkannya, dari Umamah, bahwa Nabi Muhammad

SAW. bersabda:

)رواه أبوداود والرتمذي(العارية مؤداة والزعيم غارم. Artinya: Pinjaman itu wajib dikembalikan dan orang-orang yang

menanggung sesuatu harus membayar. (HR. Abu Daud dan Tirmidzi.

Sahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’, no. 4116)22

2. Rukun dan Syarat Pinjam-Meminjam

Adapun yang menjadi rukun dan syarat perjanjian pinjam meminjam

adalah sebagai berikut:

a. Adanya pihak yang meminjamkan

Pihak yang meminjamkan disyaratkan agar memenuhi kriteria-

kriteria sebagai berikut:

1) Bahwa ia berhak atas barang yang dipinjamkannya itu

2) Barang tersebut dapat dimanfaatkan, sebab pinjam-meminjam

hanya menyangkut kemanfaatan sesuatu benda (pemanfaatan

sesuatu benda hanya sebatas yang dibolehkan dalam syari'at

Islam).

b. Adanya pihak yang meminjam (peminjam)

22

http://muslim.or.id, Mengenal Al Ariyah, Al Minhah, Ad Dayn, Az Za’im (Online:

diakses pada tanggal 15 Januari 2019).

Page 35: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

23

Sedangkan menyangkut pihak peminjam disyaratkan harus orang

yang cakap bertindak, (Sulaiman Rasyid mengistilahkannya dengan

berhak) sebab perjanjian pinjam-meminjam yang dilakukan oleh

orang yang tidak cakap bertindak adalah tidak sah.

c. Adanya obyek benda yang dipinjamkan

Menyangkut barang yang dipinjamkan haruslah memenuhi

persyaratan-persyaratan berikut ini:

1) Barang tersebut adalah barang yang bermanfaat.

2) Barang tersebut tidak musnah karena pengambilan manfaat

barang tersebut (tidak musnah karena pemakaian).

d. Lafaz, hendaklah ada pernyataan tentang adanya pinjam-meminjam

tersebut.23

C. Kredit

1. Pengertian Kredit

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 kredit

adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya

setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Dalam artian luas kredit diartikan sebagai kepercayaan. Begitu pula

dalam bahasa latin kredit berarti "credere" artinya percaya. Maksud dari

percaya bagi si pemberi kredit adalah ia percaya kepada si penerima kredit

bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai

perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit merupakan penerimaan

23

Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004), hlm. 302-303.

Page 36: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

24

kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai

jangka waktu.24

2. Unsur-unsur Kredit

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu

fasilitas kredit menurut Kasmir adalah sebagai berikut:

a. Kepercayaan

Keperyaan yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang

diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterirna

kembali di masa yang akan datang.

b. Kesepakatan

Unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan

antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini

dituangkan daIam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak

menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing

c. Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka

waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah

disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek,

jangka menengah atau jangka panjang.

d. Risiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan

suatu risiko tidak tertagihnya atau macet pemberian kredit. Semakin

panjang suatu kredit semakin besar risikonya demikian pula

sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang

disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh risiko yang tidak

sengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha

nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.

e. Balas jasa

Balas jasa yaitu keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa

tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam

bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan

24

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2009), hlm. 97.

Page 37: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

25

keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip

syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.25

3. Tujuan dan Fungsi Kredit

Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut

a. Mencari Keuntungan

Mencari keuntungan yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari

pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk

bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya

administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

b. Membantu usaha nasabah

Membantu nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi

maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak

debitur akan dapat mengembangkan dan memperluaskan usahanya.

c. Membantu pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak

perbankan, maka dapat meningkatkan pembangunan di berbagai

sektor seperti pajak, membuka lapangan kerja, meningkatkan jumlah

barang dan jasa serta menghemat dsn meningkatkan devisa negara.26

Kemudian menurut Kasmir di samping tujuan di atas, suatu fasilitas

kredit memiliki fungsi sebagai berikut:

25

Ibid., hlm. 98-99. 26

Ibid., hlm. 101.

Page 38: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

26

a. Untuk meningkatkan daya guna uang

b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalulintas uang

c. Untuk meningkatkan daya guna barang

d. Meningkatkan peredaran barang

e. Sebagai alat stabilitas ekonomi

f. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

g. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

h. Untuk meningkatkan hubungan internasional.27

4. Jenis-jenis Kredit

Menurut Kasmir Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari

berbagai segi antara lain sebagai berikut:

a. Dilihat dari segi kegunaan

1) Kredit investasi

Kredit investasi yaitu untuk keperluan perluasan usaha atau

membangun proyek pabrik baru atau untuk keperluan

rehabilitasi. Contoh kredit investasi misalnya untuk membangun

pabrik atau membeli mesin-mesin. Masa pemakaiannya untuk

suatu periode yang relatif lebih lama.

2) Kredit modal kerja

Kredit modal kerja yaitu untuk keperluan meningkatkan

produksi dalam operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal

kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji

pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses

produksi perusahaan.

27

Ibid., hlm. 102.

Page 39: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

27

b. Dilihat dari segi tujuan kredit

1) Kredit produktif

Kredit produktif yaitu kredit yang digunakan untuk peningkatan

usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk

menghasilkan barang atau jasa. Sebagai contohnya kredit untuk

membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang,

kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian atau kredit

pertambangan menghasilkan bahan tambang atau kredit industri

lainnya.

2) Kredit konsumtif

Kredit konsumtif yaitu kredit yang digunakan untuk dikonsumsi

secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang

dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau

dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh kredit

untuk perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah

tangga, dan kredit konsumtif lainnya.

3) Kredit perdagangan

Kredit perdagangan yaitu kredit yang digunakan untuk

perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang

pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang

dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada suplier

atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam

jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan

impor.

c. Dilihat dari segi jangka waktu

1) Kredit jangka pendek

Kredit jangka pendek yaitu kredit yang memiliki jangka waktu

kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya

digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk

peternakan misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk

pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.

2) Kredit jangka menengah

Kredit jangka menengah yaitu jangka waktu kreditnya berkisar

antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi.

Sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti jeruk, atau

peternakan kambing.

3) Kredit jangka panjang

Page 40: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

28

Kredit jangka panjang yaitu kredit yang masa pengembaliannya

paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya

di atas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi

jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau

manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit

perumahan.

d. Dilihat dari segi jaminan

1) Kredit dengan jaminan

Kredit dengan jaminan yaitu kredit yang diberikan dengan suatu

jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau

tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang

dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si

calon debitur.

2) Kredit tanpa jaminan

Kredit tnpa jaminan yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan

barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan

melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama

baik si calon debitur selama ini.

e. Dilihat dari segi sektor usaha

1) Kredit pertanian, yaitu kredit yang dibiayai untuk sektor

perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat

berupa jangka pendek atau jangka panjang.

2) Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya

peternakan ayam dan jangka panjang kambing atau sapi.

3) Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil,

menengah atau besar.

4) Kredit pertambangan, yaitu kredit jenis usaha tambang yang

dibiayai biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas,

minyak atau timah.

5) Kredit pendidikan, yaitu kredit yang diberikan untuk

membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula

berupa kredit untuk para mahasiswa.

6) Kredit profesi, yaitu kredit yang diberikan kepada para

profesional seperti, dosen, dokter atau pengacara.

Page 41: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

29

7) Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan

atau pembelian perumahan.28

5. Jaminan Kredit

Adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon

debitur adalah sebagai berikut:

a. Dengan jaminan

1) Jaminan benda berwujud, yaitu barang-barang yang dapat

dijadikan jaminan seperti: tanah, bangunan, kendaraan bermotor,

mesin-mesin/ peralatan, barang dagangan, tanaman/ kebun/

sawah dan lainnya

2) Jaminan benda tidak berwujud yaitu benda-benda yang

merupakan surat-surat yang dijadikan jaminan seperti: sertifikat

saham, sertifikat obligasi, sertifikat tanah, sertifikat deposito,

rekening tabungan yang dibekukan, promes, wesel dan surat

tagihan lainnya

3) Jaminan orang, yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan

apabila kredit tersebut macet, maka orang yang memberikan

jaminan itulah yang menanggung risikonya.29

b. Tanpa jaminan

28

Ibid., hlm. 103-106. 29

Kasmir, Dasar-dasar Perbankan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 113.

Page 42: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

30

Kredit tanpa jaminan yaitu kredit yang diberikan bukan dengan

jaminan barang tertentu. Biasanya diberikan untuk perusahaan yang

memang benar-benar bonafid dan profesional sehingga kemungkinan

kredit tersebut macet sangat kecil. Dapat pula kredit tanpa jaminan

hanya dengan penilaian terhadap prospek usahanya atau dengan

pertimbangan untuk pengusaha-pengusaha ekonomi lemah.30

D. Riba

1. Pengertian Riba

Riba menurut pengertian bahasa yaitu penambahan, pertumbuhan,

kenaikan, dalam hal ini sebagai tambahan atas modal yang diperoleh

dibebankan pada pihak peminjam dengan cara yang tidak sah (batil) dan

dusta.31

Sedangkan menurut istilah syara’ yaitu akad yang terjadi dengan

penukaran tertentu, tanpa diketahui besarnya dalam penambahannya,

menurut aturan syara’ atau terlambat menerimanya.32

Sementara para ulama fikih mendefinisikan riba dengan “kelebihan

harta dalam suatu muamalah dengan tidak ada imbalan/ gantinya”.

Maksud dari pernyataan ini adalah tambahan terhadap modal uang yang

30

Kasmir, op.cit. hlm. 108. 31

Hassan Saleh (Ed), Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2008), hlm. 397. 32

Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004), hlm. 290.

Page 43: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

31

timbul akibat transaksi utang piutang yang harus diberikan terutang kepada

pemilik uang pada saat jatuh tempo.33

Dari pengertian diatas maka riba adalah akad pertukaran tertentu

antara pihak satu dengan pihak lain yang menyimpang aturan syara’ dan

terdapat penambahan dalam pengembalian modal pada saat jatuh tempo.

Adapun yang menjadi dasar hukum riba yaitu firman Allah dalam

Al-Quran surat Ali Imron ayat 130:

وات قوا اللو لعلكم ت فلحون. صلىيا أي ها الذين آمنوا ل تأكلوا الربا أضعافا مضاعفة

)131ال عمران: ( Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba

dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu

beruntung.34

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah melarang orang-orang yang

beriman melakukan riba dan memakannya dengan berlipat ganda serta

bertakwalah supaya mendapat keuntungan dari Allah SWT.

2. Macam-macam Riba

Ada dua macam riba yang dilarang dalam Syariat Islam yaitu

sebagai berikut:

a. Riba Nasi’ah yaitu pertambahan bersyarat yang diperoleh orang

yang menghutangkan dari orang yang berhutang lantaran

33

Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah (Yogyakarta: AMP YKPN, 2002), hlm. 40. 34

Departemen Agama RI, op.cit. hlm. 84.

Page 44: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

32

penangguhan. Seperti halnya penambahan jatuh tempo

pengembalian.

b. Riba Fadhal yaitu jenis jual beli uang atau barang pangan dengan

barang pangan disertai penambahan tertentu. Seperti halnya 1 kg

beras dengan 2 kg beras.35

3. Berbagai pendapat tentang riba

a. Pendapat Ulama

Dalam kaitanya dengan bunga bank, Abu Zahrah menyatakan

bahwa bunga bank sama saja dengan riba nasi’ah, tetapi karena dalam

sistem perekonomian sekarang peranan bank begitu penting dengan

bunga bank sebagai modus operasinya, maka bunga bank tidak dapat

dielakkan lagi. Oleh sebab itu, umat Islam boleh melakukan transaksi

melalui bank karena darurat. Sejalan dengan pendapat Abu Zahrah di

atas, Musthofa Ahmad Al-Zarqa’ lebih menekankan pengertian riba

pada praktik riba yang benar-benar bersifat pemerasan yang dilakukan

oleh orang-orang kaya atas orang miskin dalam hubungan piutang

barang-barang konsumtif, bukan yang bersifat produktif.

b. Pendapat Muhammadiyah

Majelis Tarjih muhammadiyah menyatakan bahwa dari satu sisi

bunga bank termasuk dalam kategori syubhat masalah yang belum ada

kejelasan hukumnya, apakah haram atau halal yang harus dihindari,

karena mengandung kedua unsur tersebut. Disisi lain, keuntungan

yang diperoleh bank itu untuk kepentingan umum, yang demikian

bunga merupakan sesuatu yang wajar, boleh dipungut dan diberikan

oleh bank. Dalam hal ini, majlis menyaarankan kepada PP

Muhammadiyah untuk mengusahakan terwujudnya konsepsi sistem

perekonomian khususnya lembaga perbankan, yang sesuai dengan

kaidah Islam.

c. Pendapat NU

Lajnah bahtsul masail NU menyatakan bahwa bank dan

bunganya sama seperti hukum gadai, sehubungan dengan masalah ini

dijumpai tiga pendapat ulama:

35

Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer (Bogor: Ghalia Indonesia,

2017), hlm. 70.

Page 45: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

33

1) Haram, sebab termasuk hutang yang dipungut secara angsur

2) Halal, sebab tidak ada syarat pada waktu akad, sedangkan adat

yang berlaku tidak dapat begitu saja dijadikan syarat

3) Syubhat (tidak tentu halal atau haram), sebab para ahli hukum

berselisih pendapat tentangnya.

Merujuk kepada sidang ke-2 OKI (Organisasi Konferensi Islam)

yang berlangsung di Karachi, Pakistan, desember 1970 bahwa praktik

bank dengan sistem bunga adalah tidak sesuai dengan syariah Islam,

maka perlu segera didirikan bank alternatif yang menjalankan

operasinya sesuai dengan syariat Islam.36

E. Bagi Hasil

1. Pengertian Bagi Hasil

Bagi hasil menurut terminologi asing (inggris) dikenal dengan profit

sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba.

Secara definitif profit sharing diartikan: “distribusi beberapa bagian dari

laba pada para pegawai dari suatu perusahaan”. Lebih lanjut dikatakan,

bahwa hal itu dapat berbentuk suatu bonus uang tunai tahunan yang

didasarkan pada laba yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya, atau

dapat berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan.37

Dalam dunia perbankan Muhammad menjelaskan bahwa profit

sharing (bagi hasil) adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian

36

Hassan Saleh (Ed), Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2008), hlm. 398-399. 37

Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank Syari’ah

(Yogyakarta: UII Press, 2001), hlm. 18.

Page 46: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

34

hasil usaha antara penyedia dana (shahibul maal) dengan pengelola dana

(mudharib).38

Bagi Hasil adalah bentuk return (perolehan kembaliannya) dari

kontrak investasi, dari waktu ke waktu, tidak pasti dan tidak tetap. Besar

kecilnya perolehan kembali itu bergantung pada hasil usaha yang benar-

benar terjadi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sistem bagi hasil

merupakan salah satu praktik perbankan syariah.39

Dalam hal ini dengan menerapkan kerjasama yang baik antara

penyedia dana (shahibul maal) dengan pengelola dana (mudharib) maka

pembagian hasil usaha dapat berjalan sesuai dengan kesepakatan dan tanpa

ada yang dirugikan antara kedua belah pihak.

2. Dasar Hukum Bagi Hasil

Adapun yang menjadi dasar hukum bagi hasil yaitu firman Allah

dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa’ ayat 29:

نكم بالباطل إل أن تكون تارة عن ت راض منكم. يا أي ها الذين آمنوا ل تأكلوا أموالكم ب ي

( ( 22النساء: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan

yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.40

38

Muhammad, Lembaga Keuangan Umat Kontemporer (Yogyakarta: UII Press, 2000),

hlm. 52. 39

Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh & Keuangan (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2004), hlm. 191. 40

Departemen Agama RI, op.cit. hlm. 107.

Page 47: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

35

Ayat di atas menjelaskan bahwa dalam melakukan perniagaan harus

didasarkan dengan kerelaan kedua belah pihak dan tidak diperbolehkan

mengambil keuntungan dengan cara yang tidak sah.

3. Jenis Kontrak Bagi Hasil

Bentuk-bentuk kontrak kerjasama bagi hasil dalam perbankan

syariah secara umum dapat dilakukan dalam empat akad yaitu

Musyarakah, Mudharabah, Muzara’ah dan Musaqah. Namun, pada

penerapannya prinsip yang digunakan pada sistem bagi hasil, pada

umumnya bank syari’ah menggunakan kontrak kerjasama pada akad

Musyarakah dan Mudharabah.

a. Musyarakah (Joint Venture Profit and Loss Sharing) adalah akad

kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di

mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan

kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama

sesuai dengan kesepakatan.

b. Mudharabah (Trustee Profit Sharing) adalah suatu pernyataan yang

mengandung pengertian bahwa seseorang memberi modal niaga

kepada orang lain agar modal itu diniagakan dengan perjanjian

keuntungannya dibagi antara dua belah pihak sesuai perjanjian,

sedang kerugian ditanggung oleh pemilik modal.

Page 48: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

36

4. Syarat dan Rukun Bagi Hasil

Sebagai sebuah akad, musyarakah dan mudharabah mempunyai

syarat dan rukun yang mempengaruhi keabsahannya. Musyarakah akan

menjadi akad sah apabila telah terpenuhi syarat dan rukunnya.

a. Rukun Musyarakah

1) Macam harta modal.

2) Nisbah bagi hasil dari modal yang diserikatkan.

3) Kadar pekerjaan masing-masing pihak yang berserikat.

b. Syarat Musyarakah

1) Melafadzkan kata-kata yang menunjukkan izin yang akan

mengendalikan harta.

2) Anggota syarikat percaya mempercayai.

3) Mencampurkan harta yang akan disyarikatkan.

c. Rukun Mudharabah

1) Shahibul maal adalah yang mempunyai modal.

2) Mudharib adalah pengelola modal.

3) Amal adalah harta pokok atau modal.

4) Shighat atau perintah atau usaha dari yang menyuruh berusaha.

d. Syarat Mudharabah

1) Barang yang diserahkan adalah mata uang. Tidak sah

menyerahkan harta benda atau emas perak yang masih dicampur

atau masih berbentuk perhiasan.

2) Melafadzkan ijab dari yang punya modal, dan qobul dari yang

menjalankannya.

3) Diterapkan dengan jelas, bagi hasil bagian pemilik modal dan

mudharib.

4) Dibedakan dengan jelas antara modal dan hasil yang akan

dibagihasilkan dengan kesepakatan.41

41

Abdul Azis Dahlan (et al), Ensiklopedia Hukum Islam (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hove,

1997), hlm. 195.

Page 49: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

37

F. Koperasi

1. Pengertian Koperasi

Secara etimologi, koperasi itu berasal dari bahasa Inggris co dan

operation. Co berarti bersama dan operation yang berarti bekerja. Jadi

secara bahasa koperasi dapat diartikan sebagai kerja sama. Dalam hal ini,

koperasi berarti suatu wadah ekonomi yang beranggotakan orang-orang

atau badan-badan yang bersifat terbuka dan sukarela yang bertujuan untuk

memperjuangkan kesejahteraan anggota secara bersama-sama.42

Dalam Pasal 1 Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang

perkoperasian yang dimakud dengan koperasi adalah badan usaha yang

beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan

melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai

gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

Menurut Prof. R.S. Soeriaatmadja koperasi didefinisikan sebagai

suatu kumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat

manusia, dengan tidak memandang haluan agama dan politik secara

sukarela masuk untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat

kebendaan atas tanggungan bersama.43

42

Abdul Bashith, Islam dan Manajemen Koperasi (Malang: UIN-Malang Press, 2008),

hlm. 42. 43

Nurdin Bahri, Perkenalan dengan Beeberapa Konsep Ekonomi Koperasi (Jakarta: UII

Press, 1993), hlm. 8-9.

Page 50: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

38

2. Landasan dan Azas Koperasi

Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian Bab II

Pasal 2, mengemukakan bahwa landasan Koperasi adalah berdasarkan

Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas

kekeluargaan.

Dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 1 berbunyi:

“Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas

kekeluargaan”. Kemudian penjelasan mengenai pasal ini berbunyi:

“Dalam pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan

oleh semua untuk semua dibawah pimpinan atau pemilikan anggota

masyarakat”.

Pasal di atas menjelaskan bahwa kemakmuran ekonomi disusun

sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan, gotong royong

serta demokrasi ekonmi sehingga anggota masyarakat merupakan yang

diutamakan, bukan kemakmuran orang-seorang. Dalam hal ini yaitu

koperasi. 44

3. Tujuan dan Fungsi Koperasi

Dalam Pasal 33 Undang-undang No. 25 Tahun 1992 dijelaskan

bahwa Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan

44

http://nusaibahtaqiyya.wordpress.com, Landasan, Azas dan Tujuan Koperasi Indonesia

(Online: diakses pada tanggal 15 Januari 2019).

Page 51: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

39

perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju,

adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar

1945.45

Fungsi dan peran Koperasi menurut pasal 4 Undang-undang No. 25

Tahun 1992 adalah sebagai berikut:

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi

anggota pada khususnya dan pada masyarakat pada umumnya untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas

kehidupan manusia dan masyarakat.

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai

sokogurunya.

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.46

4. Prinsip dan Bentuk Koperasi

Berdasarkan Pasal 5 Undang-undang No. 25 Tahun 1992 Koperasi

melaksanakan prinsip Koperasi sebagai berikut:

45

Undang-Undang Tentang Perkoperasian, UU No. 25 Tahun 1992, ps. 33. 46

Ibid., ps.4

Page 52: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

40

a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

b. Pengelolaan dilaksanakan secara demokratis

c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan

besarnya jasa usaha masing-masing anggota

d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal

e. kemandirian

f. Pendidikan perkoperasian

g. Kerjasama antar koperasi47

Ketentuan pada pasal 15 Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang

perkoperasian menyatakan bahwa koperasi dapat berbentuk koperasi

primer atau koperasi sekunder. Koperasi primer adalah koperasi yang

didirikan oleh dan beranggotakan orang-seorang dibentuk sekurang-

kurangnya 20 orang. Sedangkan koperasi sekunder adalah koperasi yang

didirikan oleh dan beranggotakan koperasi dibentuk sekurang-kurangnya

tiga koperasi.48

47

Ibid., ps. 5. 48

Ibid., ps. 15.

Page 53: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

41

BAB III

PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DI KOPERASI UNIT DESA SUMBER

KARYA KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG

A. Gambaran Umum Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang

1. Profil Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang

Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang pada awalnya berdiri pada tanggal 28 Mei 1973 dengan Badan

Hukum Nomor: 8389/BH/VI/1973. Kemudian mengalami perubahan

Badan Hukum dengan Nomor: 37/BH/PAD/KWK.11.1/1884/XII/2003,

tanggal 11 Desember 2003 untuk memenuhi tuntutan dan perkembangan

zaman serta peningkatan berbagai usaha. Jumlah anggota pertama adalah

1088 orang, terdiri dari petani, pedagang, buruh dan pamong desa dengan

modal Rp 389.700.000,00. Koperasi Unit Desa tersebut mulai beroperasi

tanggal 8 Oktober 1973 yang diprakasai oleh :

a. Bapak H. Ahmadi Noor sebagai Badan Pemeriksa

b. Bapak Drs. H. Mudlofir, MM. sebagai Ketua

c. Bapak Jumain, A.Ma. sebagai Wakil Ketua I

d. Bapak Nawoto sebagai Wakil Ketua II

Page 54: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

42

e. Bapak A. Agus Wahid, A.Md., S.E. sebagai Sekretaris

f. Bapak H. Ahmad Bachri, A.Md. sebagai Bendahara

Adapun alasan didirikannya koperasi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Sesuai dengan InPres Nomor 13 tahun 1973 disetiap daerah

b. Masyarakat desa di kecamatan Pabelan menyadari perlunya

wadah usaha bersama, sebagai perwujudan pelaksanaan UUD

1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi sebagai berikut

"Perekonomian disusun sebagai usaha bersama bersdasarkan

atas asas kekeluargaan".

Landasan hukum berdirinya Koperasi Unit Desa Sumber Karya

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang yaitu :

a. Landasan idiil Pancasila

b. Landasan struktural UUD 1945

c. Landasan gerak yaitu pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi

"Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas

asas kekeluargaan".

d. Landasan mental adalah setia kawan dan kesadaran pribadi

Tujuan didirikan Koperasi Unit Desa adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat kecil di pedesaan, melalui berbagai unit usaha

yang di lakukan oleh koperasi tersebut.

Page 55: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

43

Lokasi Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang, Secara ekonomis letaknya sangat strategis karena

berada pada jalan raya yang sangat mendukung kelancaran kegiatan para

anggotanya. Faktor utama yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi

tersebut yaitu :

a. Berdekatan dengan kantor Camat Kecamatan Pabelan sehingga

memudahkan hubungan kerja sama dengan pemerintah tingkat

kecamatan.

b. Tenaga kerja yang diperlukan oleh koperasi diambil dari

masyarakat di Kecamatan Pabelan.

c. Kedekatan dengan pasar akan memudahkan koperasi dapat

memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan dan

dapat mengurangi biaya distribusi atau biaya pemasaran.

d. Tersediannya fasilitas transportasi seperti jalan raya akan

memperlancar kegiatan koperasi, fasilitas ini akan

meminimumkan biaya operasional koperasi.49

2. Visi dan Misi Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang

Adapun visi dari Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang yaitu terwujudnya kemandirian KUD

49

Buku Profil Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang, hlm. 1-2

Page 56: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

44

Sumber Karya Pabelan dilandasi dengan keimanan dalam berusaha, ikhlas

dan jujur dalam bertindak, didukung sepenuhnya oleh anggota dan mampu

bersaing serta berkembang sebagai soko guru perekonomian.

Sedangkan misinya antara lain:

a. Menyelenggarakan kegiatan perekonomian dengan prinsip

koperasi guna meningkatkan kesejahteraan anggota.

b. Meningkatkan kemampuan untuk mencapai setiap unit usaha

yang otonom sehingga mampu dan mandiri dalam bersaing.

c. Meningkatkan peran aktif anggota dalam memberikan

kontribusi Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang.

d. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Koperasi Unit Desa

Sumber Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang,

sehingga mampu bersaing dalam perekonomian.50

3. Struktur Organisasi Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang

Struktur organisasi bertujuan untuk menjamin penyelenggaraan kerja

yang baik, teratur dan terarah, sehingga dapat mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Disamping itu, dengan adanya struktur organisasi akan

50

Ibid., hlm. 3.

Page 57: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

45

memberikan kejelasan mengenai tanggung jawab dan wewenang dalam

koperasi.

Adapun gambar struktur organisasi kepengurusan Koperasi Unit

Desa Sumber Karya Pabelan adalah sebagai berikut:

Page 58: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

46

4. Bidang Usaha Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang

Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang memiliki unit usaha yang beraneka ragam sesuai dengan

kebutuhan masyarakat yaitu :

a. Unit Persusuan dan Kesehatan Hewan

1) Meningkatkan dan menyeimbangkan produksi susu sapi secara

keseluruhan dengan perbandingan 60% untuk pagi dan 40% untuk

sore hari dari total produksi susu sapi secara keseluruhan

2) Pembinaan, pemeriksaan serta menjalin kerjasama dengan peternak

sapi perah dan kelompok penampung susu baik langsung maupun

tidak langsung guna meningkatkan kualitas maupun kuantitas susu

sapi, dengan harapan distribusi susu sapi tidak terjadi penolakan.

3) Pembinaan dan penyebaran informasi kepada peternak sapi perah

akan pentingnya kesehatan hewan dan inseminasi buatan.

4) Mengupayakan penyaluran kredit sapi perah kepada peternak yang

telah berpengalaman untuk meningkatkan pendapatan peternak itu

sendiri dan Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang.

b. Unit Simpan Pinjam dan Pelayanan Rekening Listrik

1) Menjaga kepercayaan nasabah yang memanfaatkan jasa usaha

simpan pinjam, sehingga nasabah tetap memanfaatkan jasa simpan

Page 59: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

47

pinjam dan terus berusaha guna mendapatkan nasabah baru untuk

memanfaatkan jasa simpan pinjam yang dimiliki Koperasi Unit

Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.

2) Menjalin kerja sama dengan unit usaha yang lain di Koperasi Unit

Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang

dalam pelayanan kredit, sehingga mampu meningkatkan

keuntungan usaha yang dilaksanakan oleh Koperasi Unit Desa

Sumber Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.

3) Tetap terjalinnya kerja sama yang saling menguntungkan antara

Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang dengan PT. PLN (Persero) termasuk instansi lain yang

berkaitan dengan pelayanan rekening listrik dengan sistem online

sebagaimana yang telah dilaksanakan selama ini

4) Menyelenggarakan pelayanan yang optimal dalam pembayaran

rekening listrik kepada anggota dan masyarakat dan menarik

kembali para pelanggan dalam pembayaran rekening listrik yang

selama ini pindah ke tempat pembayaran di luar KUD Sumber

Karya Pabelan.

c. Unit Rice Mile dan Pengadaan Pangan

1) Penambahan permodalan bagi Unit Rice Mile dan Pengadaan

Pangan serta penyediaan bahan pangan yang berkualitas guna

Page 60: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

48

mendukung kebutuhan bahan pangan khususnya beras bagi

anggota dan masyarakat dengan harga yang terjangkau

2) Pelayanan secara maksimal kepada anggota dan masyarakat yang

memanfaatkan jasa penggilingan padi dengan harga terjangkau

yang didukung SDM yang memadai serta mampu memberikan

pelayanan secara efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan

pendapatan Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang

d. Unit Agrobisnis ( Kios Tani, Konsentrat dan Angkutan)

1) Mengefektifkan jasa angkutan yang ada untuk dapat memberikan

pelayanan secara efektif dan efisien antar unit usaha yang ada.

2) Pemeliharaan mesin-mesin secara berkala untuk kelancaran usaha

yang dilaksanakan oleh Koperasi Unit Desa Sumber Karya

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.

3) Pembayaran pajak seluruh kendaraan yang dimiliki oleh KUD

Sumber Karya Pabelan tepat waktu.

4) Memberikan pelayanan secara maksimal dalam menyediakan

pupuk kepada masyarakat sesuai dengan perencanaan dan

kebutuhan petani, dengan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi

(HET) bagi pupuk urea bersubsidi dan menyediakan pupuk

pendamping untuk meningkatkan usaha pertanian dan perkebunan.

5) Pembinaan dan evaluasi secara berkala kepada seluruh pengecer

atau penyalur pupuk dalam pemberian pelayanan pupuk urea

Page 61: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

49

bersubsidi kepada masyarakat dan memberikan sanksi bagi

pengecer atau penyalur nakal sehingga pelayanan pupuk urea

bersubsidi kepada masyarakat dapat berjalan baik dan maksimal

serta sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.51

B. Prosedur Kredit Usaha Tani di Koperasi Unit Desa Sumber Karya

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas Customer Service yang

dilakukan pada tanggal 21 januari 2019 pukul 10.00 WIB, menerangkan

bahwa prosedur dalam kredit usaha tani di Koperasi Unit Desa Sumber Karya

Pabelan ini dilakukan melalui anggota yang tergabung dalam kelompok tani

dengan berbagai syarat dan ketentuan, antara lain:

1. Syarat untuk menjadi anggota Koperasi Unit Desa Sumber Karya

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang, yaitu:

a. Calon aggota bertempat tinggal di wilayah Koperasi Unit Desa Sumber

Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang

b. Mengajukan foto copy KTP dan menunjukkan aslinya

c. Mengajukan foto copy KK dan menunjukkan aslinya

d. Sanggup memenuhi dan melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam

Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang

e. Membayar simpanan pokok dan simpanan wajib sesuai dengan

peraturan yang berlaku

51

Ibid., hlm.10-11.

Page 62: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

50

2. Syarat dan Ketentuan Pengajuan Kredit Usaha, yaitu:

a. Peminjam adalah anggota dari Koperasi Unit Desa Sumber Karya

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang yang sudah terdaftar di buku

anggota simpan pinjam

b. Peminjam melampirkan identitas seperti KTP, KK serta foto copy

jaminan

c. Jangka waktu peminjaman yaitu 1-3 tahun

d. Dana pinjaman yang diperoleh sebesar 60% dari hasil survei nilai jual

jaminan tersebut52

3. Pembagian Sisa Hasil Usaha

Berdasarkan rapat anggota tahunan, keuntungan yang didapatkan

oleh Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang adalah dengan perhitungan Sisa Hasil Usaha yaitu pendapatan

kotor per bulan dikurangi biaya operasional. Selain itu dikurangi biaya

untuk asuransi anggota sebagai cadangan resiko dan pembekuan modal

berdasarkan umur peminjam dan jangka waktu peminjaman. Hal tersebut

untuk tidak memberatkan keluarga atau pihak yang bersangkutan apabila

terjadi musibah atau kematian.

4. Sistem Simpan Pinjam

Dalam Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang sistem yang digunakan adalah bagi hasil dan sistem

kekeluargaan, apabila mengalami keuntungan atau kerugian maka akan

52

Fatimah, wawancara dengan petugas Customer Service pada tanggal 21 januari 2019

pukul 10.00 WIB.

Page 63: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

51

ditanggung bersama antara pihak anggota dengan pihak Koperasi Unit

Desa. Sedangkan sistem pinjam dilakukan dengan cara angsuran setiap

bulannya beserta bunga yang telah ditentukan dalam jangka waktu 1-3

tahun.53

C. Faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Kredit Usaha Tani di Koperasi

Unit Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang

Koperasi Unit Desa diharapkan menjadi lembaga yang dapat

mendorong berbagai aktivitas ekonomi di pedesaan dengan : 1) menyediakan

pelayanan kredit usaha tani, 2) menyediakan dan mendistribusikan input

produksi, 3) pengolahan dan pemasaran hasil, dan 4) pelayanan ekonomi

lainnya.54

Namun, kurang berkembangnya modal yang dimiliki oleh KUD

mengakibatkan penurunan pelayanan yang diberikan kepada anggota yang

ingin meminjam, disebabkan antara lain:

1. Sulitnya anggota yang konsisten dalam proses peminjaman maupun

pengembalian

2. Banyaknya pesaing lembaga keuangan dengan suku bunga yang lebih

rendah serta kecepatan dalam pencairan dana pinjaman

3. Ketidakstabilan dalam usaha yang dijalankan

4. Jenis usaha bidang pertanian yang penerimaannya bergantung pada iklim,

hama penyakit, harga jual hasil panen dan gangguan lainnya

53

Widodo, wawancara dengan Ketua Unit Simpan Pinjam pada tanggal 21 Januari 2019

Pukul 09.00 WIB. 54

Direktoral Jenderal Koperasi, Pedoman Pelaksanaan dan Pengembangan BUUD/KUD

(Departemen Perdagangan dan Koperasi, 1978), hlm. 105.

Page 64: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

52

5. Pengaruh lingkungan.55

D. Pelaksanaan Kredit Usaha Tani di Koperasi Unit Desa Sumber Karya

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang

Kehidupan sosial ekonomi masyarakat di kecamatan Pabelan

kabupaten Semarang pada umumnya agraris dengan tingkat kemajuan yang

rendah serta kurangnya modal untuk menunjang usaha-usaha individu atau

kelompok. Melalui Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang sebagai wadah usaha bersama, masyarakat desa di

kecamatan pabelan dapat mengembangkan usaha untuk meningkatkan

kesejahteraan ekonomi mereka.

Koperasi Unit Desa termasuk koperasi serba usaha yang memberikan

pinjaman kepada masyarakat dengan tujuan ikut membantu program

pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan khususnya golongan ekonomi

lemah. Salah satu produk yang diberikan oleh Koperasi Unit Desa yaitu

pemberian Kredit Usaha Tani, yang merupakan pemberian pinjaman kepada

anggota kelompok tani untuk mengembangkan usaha pertanian dengan

pengembalian secara angsuran setiap masa panen.

Kredit Usaha Tani diberikan dengan jangka waktu pinjaman mulai

dari 12 bulan, 24 bulan, atau 36 bulan dengan bunga sebesar 2,5% per panen

atau 10% per tahun. Dalam melakukan pinjaman modal usaha, anggota

mengajukan permohonan kredit usaha tani secara tertulis kepada pihak

55

Widodo, Op.cit.

Page 65: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

53

Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang,

kemudian mengisi formulir perjanjian pinjaman yang sudah disediakan pihak

Koperasi serta ditandatangani oleh peminjam dan ketua unit simpan

pinjam.56

Peminjam diharuskan memenuhi persyaratan pengajuan pinjaman

yang sudah ditetapkan oleh Koperasi dalam hal pengajuan kredit usaha tani.

Syarat-syaratnya yaitu melampirkan identitas berupa fotokopi Kartu Tanda

Penduduk (KTP), fotokopi Kartu Keluarga (KK), serta memberikan jaminan

yang selanjutnya dilakukan survei nilai jual jaminan untuk menentukan

besarnya modal yang dapat dipinjam. Pencairan modal diberikan sebesar 60%

atas nilai jual jaminan setelah 3-5 hari pendaftaran permohonan kredit usaha

tani.

Pelaku kredit usaha tani di Koperasi Unit Desa Sumber Karya Pabelan

Kabupaten Semarang mengaku bahwa pemberian kredit usaha tani ini

dilakukan dengan memberikan persyaratan yang telah ditentukan serta

jaminan untuk dilakukan survei nilai jual untuk mendapatkan besarnya kredit

yang didapatkan. Kredit usaha tersebut diberikan kepada anggota yang

tergabung dalam kelompok tani dimana dalam pengembalian dilakukan

secara cicilan setiap masa panen dengan bunga yang telah ditentukan. Namun

peminjam merasa dirugikan terhadap besarnya bunga yang diberikan karena

tidak sesuai dengan perjanjian diawal. Besarnya bunga tersebut ditentukan

oleh pihak koperasi tanpa sepengetahuan peminjam dengan alasan mengganti

56

Ibid.

Page 66: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

54

biaya operasional. Peminjam ini mengajukan permohonan kredit usaha tani

ini pada awal september 2018.57

Pinjaman modal usaha ini dikhususkan kepada anggota Koperasi Unit

Desa yang tergabung dalam kelompok tani dimana dalam usahanya sebatas

pertanian yaitu permodalan bibit, pupuk serta obat-obatan atau pestisida.

Dalam pelaksanaan pemberian pinjaman pihak Koperasi Unit Desa

menerapkan sistem kekeluargaan yang saling menanggung apabila

mengalami keuntungan maupun kerugian.58

57

Kabul, wawancara dengan pelaku kredit usaha tani pada tanggal 6 Januari 2019 pukul

12.00 WIB. 58

Widodo, Op.cit.

Page 67: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

55

BAB IV

ANALISIS HUKUM PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DI KOPERASI

UNIT DESA

A. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Kredit Usaha Tani di Koperasi

Unit Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang

Koperasi Unit Desa Sumber Karya Pabelan merupakan lembaga

keuangan non bank yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana

bagi kepentingan anggota masyarakat pedesaan yang berkaitan dengan

kegiatan pertanian. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Widodo selaku

ketua unit simpan pinjam di Koperasi Unit Desa Sumber Karya Pabelan pada

hari kamis 17 januari 2019 pukul 18.30 WIB, menyatakan bahwa dalam

proses peminjaman modal yang digunakan untuk usaha pertanian dapat

dilakukan oleh anggota melalui kelompok tani dengan berbagai syarat dan

ketentuan yang ada di Koperasi Unit Desa tersebut.59

Pinjaman melalui kelompok tani dilakukan dengan tujuan supaya para

anggota yang tergabung dengan Koperasi Unit Desa Sumber Karya Pabelan

dapat mengembangkan usahanya dibidang pertanian karena kebanyakan dari

anggota merupakan golongan ekonomi menengah kebawah khususnya dalam

hal ini petani. Praktek pinjaman ini dilakukan antara kelompok tani dengan

koperasi dimana ketua kelompok tani melakukan perikatan atau perjanjian

dengan menjalankan ketentuan-ketentuan yang sudah dijelaskan pada bab

59

Ibid.

Page 68: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

56

sebelumnya. Dalam hukum Islam (Fiqh), perjanjian dinyatakan sah apabila

memenuhi rukun dan syarat perjanjian. Rukun perjanjian yaitu:

1. Pihak-pihak yang berakad (Aqid)

Pihak-pihak yang berakad adalah orang, persekutuan, atau badan

usaha yang memiliki kecapakan dalam melakukan perbuatan

hukum.

2. Obyek Akad (Ma’qud’alaih)

Obyek akad adalah amwal atau jasa yang dihalalkan oleh masing-

masing pihak. Seperti benda-benda yang dijual dalam akad jual

beli, akad hibah (pemberian), akad gadai, hutang yang dijamin

seseorang dalam akad kafalah.

3. Tujuan Pokok Akad (Maudhu’ al-aqd)

Akad bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan

pengembangan usaha masing-masing pihak yang mengadakan

akad.

4. Kesepakatan (Sighat al-aqd)

Kesepakatan adalah ijab dan qabul, ijab yaitu permulaan

penjelasan yang keluar dari salah seorang berakad sebagai

gambaran kehendaknya dalam mengadakan akad (yang

menawarkan) sedangkan qabul yaitu perkataan yang keluar dari

pihak berakad yang diucapkan setelah ijab (permintaan).60

Pihak-pihak dalam praktek kredit usaha tani ini yaitu ketua kelompok

tani dengan pihak Koperasi Unit Desa dalam hal ini ketua unit simpan

pinjam. Ketua unit simpan pinjam menjelaskan mengenai ketentuan dan

mekanisme pengajuan kredit usaha tani yang meliputi besarnya pinjaman

yang dapat diberikan untuk mempermudah masyarakat dalam hal ini petani

mendapatkan modal dan mengembangkan usaha pertanian serta

mensejahterakan anggota dengan kesepakatan bersama tanpa ada unsur

keterpaksaan.

60

Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah, loc.cit.

Page 69: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

57

Syarat perjanjian yaitu:

1. Ijab dan qabul harus dinyatakan oleh orang yang sekurang-

kurangnya telah mencapai umur tamyiz yang menyadari dan

mengetahui isi perkataan yang diucapkan hingga ucapannya itu

benar-benar menyatakan keinginan hatinya. Dengan kata lain, ijab

dan qabul harus dinyatakan dari orang yang cakap melakukan

tindakan-tindakan hukum.

2. Ijab dan qabul harus tertuju pada suatu objek yang merupakan

objek akad.

3. Ijab dan qabul harus berhubungan langsung dalam suatu majelis

apabila dua belah pihak sama-sama hadir, atau sekurang-kurangnya

dalam majelis diketahui ada ijab oleh pihak yang tidak hadir. Hal

yang terakhir ini terjadi misalnya ijab dinyatakan kepada pihak

ketiga dalam ketidakhadiran pihak kedua. Maka, pada saat pihak

ketiga menyampaikan kepada pihak kedua tentang adanya ijab itu,

berarti bahwa ijab itu disebut dalam majelis akad juga dengan

akibat bahwa bila pihak kedua kemudian menyatakan menerima

(qabul), akad dipandang telah terjadi.61

Suatu kredit usaha dapat berjalan dengan baik apabila memenuhi

unsur-unsur kredit antara lain:

1. Kepercayaan

61

Akhmad Azhar Basyir, loc.cit.

Page 70: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

58

Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberi kredit dalam hal ini

koperasi bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau

jasa) akan diterima kembali di masa yang akan datang.

2. Kesepakatan

Unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan

antara si pemberi kredit dengan penerima kredit. Kesepakatan ini

dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak

menandatangani hak dan kewajibannya yaitu antara pihak

peminjam dengan pihak koperasi.

3. Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu pengembalian

yang telah disepakati. Dalam kredit usaha tani ini jangka waktu

yang diberikan oleh koperasi yaitu antara 1 tahun sampai dengan 3

tahun.

4. Resiko

Adanya suatu tenggat waktu pengembalian akan menyebabkan

tidak tertagihnya atau pemberian kredit macet. Semakin panjang

suatu kredit semakin besar resiko dan sebaliknya.

5. Balas jasa

Balasa jasa dalam hal ini yaitu keuntungan atas pemberian suatu

kredit atau disebut juga dengan bunga. Bunga yang diberikan sudah

ditentukan oleh pihak koperasi dengan berbagai syarat dan

ketentuan.62

Dalam pelaksanaan praktek kredit usaha tani ini, unsur-unsur

perjanjian sudah memenuhi rukun dan syarat yaitu adanya kesepakatan kedua

belah pihak dengan ketentuan-ketentuan yang dijelaskan oleh pihak koperasi.

Selain itu di dalam rukun ada kesepakatan yang mengandung kerelaan antara

kedua belah pihak.

Pelaksanaan mengenai kredit usaha tani ini, kedua belah pihak sudah

melakukan praktek kredit sesuai dengan ketentuan atau ajaran Islam atas

dasar tolong menolong dan praktek kredit usaha ini termasuk praktek

muamalah yang hukumnya diperbolehkan selama tidak ada dalil yang

62

Kasmir, loc.cit.

Page 71: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

59

melarangnya. Sebagaimana dalam ketentuan Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat

2 yang berbunyi sebagai berikut:

قوى ث والعدوان صلىوت عاونوا على الب والت إن اهلل شديد صلى وات قوا اهلل ج ول ت عاونوا على ال )2املائدة: (العقاب.

Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa,dan

jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.63

Ayat di atas menjelaskan bahwa seseorang dalam melakukan

perbuatan baik harus saling tolong menolong dan meninggalkan

kemungkaran yang merupakan ketakwaan pada Allah. Dan melarang saling

mendukung kebatilan atau bekerja sama dalam perbuatan dosa maupun

permusuhan.

Sedangkan kaidah hukum Islam (Fiqh) diperbolehkannya kegiatan muamalah

yaitu:

ليل على التحريها الصل ف الشياء الباحة حت يدل الدArtinya: Pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada

dalil yang mengharamkannya.

Namun dalam hal pengembalian modal terdapat tambahan atau bunga

yang diberikan oleh pihak koperasi penulis merasa tidak sesuai dengan aturan

yang berlaku. Adanya penambahan waktu dan penambahan harga pada kredit

usaha tani dari pihak koperasi tanpa sepengetahuan peminjam sehingga

praktek kredit tersebut dinamakan riba nasi’ah.

63

Departemen Agama RI, loc.cit.

Page 72: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

60

Adapun yang menjadi dasar tidak diperbolehkannya riba yaitu firman

Allah surat Ali Imron ayat 130:

وات قوا اللو لعلكم ت فلحون. صلىيا أي ها الذين آمنوا ل تأكلوا الربا أضعافا مضاعفة

)131ال عمران: (Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba

dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu

beruntung.64

Pada ayat ini, terdapat larangan mengambil atau memakan harta

dengan cara melipatgandakan utang atau pinjaman dalam hal pengembalian

utang tersebut. Seseorang yang meminta penangguhan waktu dan

menjanjikan akan membayar dengan tambahan yang telah ditentukan tetapi

belum juga dapat membayarnya maka akan dikenakan tambahan bunga lagi.

Hal ini yang dinamakan riba berlipat ganda, dan Allah melarang kaum

muslimin melakukan perbuatan tersebut.

Dalam praktek kredit usaha tani ini penulis melihat adanya

penambahan bunga dalam pengembalian, bunga tersebut sudah ditetapkan

dalam surat perjanjian tetapi tambahan bunga tersebut tidak sesuai dengan

pelaksanaanya. Pihak peminjam dalam hal ini petani merasa dirugikan dan

menyebabkan hilangnya kepercayaan terhadap koperasi unit desa tersebut.

Pihak koperasi sebagai penyedia pinjaman juga akan mengalami kerugian

diakibatkan waktu pengembalian modal tidak sesuai dengan perjanjian yang

telah disepakati bersama.

64

Departemen Agama RI, loc.cit.

Page 73: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

61

B. Analisis Hukum Perundang-undangan Terhadap Praktek Kredit Usaha

Tani di Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang

Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang yang merupakan koperasi serba usaha melaksanakan kegiatan

pinjaman kredit untuk usaha pertanian dengan berdasarkan pasal 3 Undang-

Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang berbunyi “koperasi

bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat

pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam

rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.65

Peraturan terkait penyelengaraan kegiatan Koperasi Unit Desa

mengacu pada Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian

dan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan

Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi. Mengenai kegiatan usaha koperasi,

undang-undang No.25 Tahun 1992 mengaturnya pada pasal 44 yang

berbunyi:

1. Koperasi dapat menghimpun dana dan menyalurkan melalui kegiatan

usaha simpan pinjam dari dan untuk:

a. Anggota koperasi yang bersangkutan

b. Koperasi lain dan/atau anggotanya

65

Undang-Undang Tentang Perkoperasian, UU No. 25 Tahun 1992, ps. 3.

Page 74: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

62

2. Kegiatan usaha simpan pinjam dapat dilaksanakan sebagai salah satu

atau satu-satunya kegiatan usaha koperasi.

3. Pelaksanaan kegiatan koperasi diatur lebih lanjut dengan Peraturan

Pemerintah.

Mengenai keanggotaan Koperasi, Undang-undang No. 25 Tahun 1992

tentang perkoperasian mengaturnya dalam pasal 17 sampai dengan pasal 20.

Sesuai pasal 17 ayat (1) anggota koperasi adalah sebagai pemilik sekaligus

pengguna jasa koperasi. Keberadaan anggota sebagai pemilik berkewajiban

memberi kontribusi, loyalitas dan rasa memiliki pada koperasinya. Disamping

itu, anggota sebagai pengguna jasa mempunyai hak untuk memperoleh nilai

tambah atau manfaat ekonomis dari koperasi berdasarkan besarnya kontribusi

dan peran serta anggota dalam kegiatan usaha koperasi.66

Sesuai dengan ketentuan Pasal 19 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 9

Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh

Koperasi, kegiatan usaha koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam

adalah:

a. Menghimpun simpanan koperasi berjangka dan tabungan koperasi

dari anggota dan calon anggotanya, koperasi lain dan atau anggotanya;

b. Memberikan pinjaman kepada anggota, calon anggotanya, koperasi

lain dan atau anggotanya.67

66

Muslimin Nasution, Evaluasi Kinerja Koperasi: Metode Sistem Diagnosa (Jakarta:

Bank Bukopin dan Tim Pengkajian Pengembangan Koperasi dan UKM, 2002), hlm. 16. 67

Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1995 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan

Pinjam Oleh Koperasi, hlm. 9.

Page 75: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

63

Kemudian di dalam pasal 20 ayat (1) disebutkan bahwa ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 huruf b, pelaksanaan kegiatan usaha

yang diberikan koperasi mengutamakan pelayanan kepada anggota. Apabila

anggota sudah mendapatkan pinjaman sepenuhnya maka calon anggota,

koperasi lain dan anggotanya dapat dilayani berdasarkan perjanjian kerjasama

antar koperasi yang bersangkutan.68

Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut penulis menyimpulkan

bahwa pelaksanaan suatu kredit usaha ini telah menyimpang ketentuan yang

ada yaitu praktek kredit usaha ini yang seharusnya ditujukan khusus kepada

anggota yang tergabung dalam kelompok tani namun dapat dilakukan oleh

pelaku usaha perorangan diluar keanggotaan.

68

Ibid.,hlm. 10.

Page 76: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian hasil penelitian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan kredit usaha tani di Koperasi Unit Desa Sumber Karya

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang dilakukan melalui beberapa

persyaratan yang disediakan dari pihak koperasi. Peminjam mengajukan

permohonan kredit usaha secara tertulis dan mengisi formulir perjanjian

pinjaman beserta syarat-syarat lain yaitu fotokopi Kartu Tanda Penduduk

(KTP), fotokopi Kartu Keluarga (KK) serta memberikan jaminan kepada

pihak Koperasi Unit Desa. Setelah syarat-syarat dilengkapi, Koperasi Unit

Desa akan melakukan survei nilai jual jaminan untuk menentukan

besarnya modal yang dapat dipinjam. Koperasi akan memberikan putusan

selama 3-5 hari setelah pengajuan permohonan kredit usaha yang diajukan

oleh peminjam. Setelah itu dalam pencairan modal akan diberikan sebesar

60% atas nilai jual jaminan yang diberikan oleh peminjam dengan

penandatanganan surat perjanjian pinjaman oleh peminjam dan ketua unit

simpan pinjam. Kredit Usaha Tani ini dikhususkan untuk kelompok tani

yang tergabung sebagai anggota di Koperasi Unit Desa Sumber Karya

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Namun hal ini tidak sesuai

dengan kenyataanya, kredit tersebut dapat dilakukan oleh perorangan

diluar keanggotaan koperasi.

Page 77: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

65

2. Dalam hukum Islam (Fiqh) pelaksanaan kredit usaha tani tidak sesuai

dengan ketentuan yang ada, yaitu dalam hal pengembalian modal terdapat

tambahan tanpa sepengetahuan peminjam. Sehingga hal ini dapat

menyebabkan kerugian dan hilangnya kepercayaan dari peminjam.

Sedangkan dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian dan PP

No. 9 Tahun 1995, pelaksanaan suatu kredit usaha seharusnya ditujukan

khusus kepada anggota, namun dalam kasus ini dapat dilakukan oleh

pelaku usaha perorangan diluar keanggotaan koperasi sehingga hal ini

menyimpang dari peraturan perundang-undangan yang ada.

B. Saran

1. Pelaksanaan kredit usaha tani di Koperasi Unit Desa Sumber Karya

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang sebaiknya perlu memperhatikan

terkait keanggotaan koperasi dalam proses pinjam meminjam. Dalam

Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1995 tentang pelaksanaan Kegiatan

usaha simpan pinjam oleh koperasi, disebutkan bahwa pelaksanaan

kegiatan usaha mengutamakan pelayanan kepada anggota.

2. Seharusnya terkait dengan pelaksanaan praktek kredit usaha tani di

Koperasi Unit Desa Sumber Karya Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang, Peraturan Pemerintah tidak hanya sebatas sebagai peraturan

saja namun harus diterapkan.

Page 78: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

66

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainuddin. 2009. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.

Bahri, Nurdin. 1993. Perkenalan dengan Beberapa Konsep Ekonomi Koperasi.

Jakarta. UII Press.

Bashith, Abdul. 2008. Islam dan Manajemen Koperasi. Malang: UIN-Malang

Press.

Basyir, Akhmad Azhar. 1982. Asas-asas Hukum Muamalat. Yogyakarta: UII

Press.

Basyir, Akhmad Azhar. 2000. Azas-asas Hukum Muamalat (hukum perdata

Islam). Yogyakarta: UII Press.

Dahlan, Abdul Aziz,et al. 1997. Ensiklopedia Hukum Islam. Jakarta: Ichtiar Baru

Van Hove.

Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Pustaka

Amani.

Dharmayanti, Indrani. 1999. Evaluasi Penyaluran Kredit Usaha Tani dalam

Meningkatkan Pendapatan Usaha Tani di Kabupaten DT.II

Tasikmalaya. Bogor: Central Library Institut Pertanian Bogor.

Direktorat Jenderal Koperasi. 1978. Pedoman Pelaksanaan dan Pengembangan

BUUD/ KUD. Direktorat Jenderal Koperasi, Departemen Perdagangan

dan Koperasi.

Fatimah. Wawancara dengan Petugas Customer Service Koperasi Unit Desa.

(pada tanggal 21 Januari 2019).

Hadi, Sutrisno. 2001. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi.

Kabul. Wawancara dengan Pelaku Kredit Usaha Tani (pada tanggal 6 Januari

2019).

Karim, Adiwarman. 2004. Bank Islam Analisis Fiqh & Keuangan. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2008. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada.

Page 79: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

67

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES.

Muhadjir, Noeng. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:

Rakusarasi.

Muhammad. 2000. Lembaga Keuangan Umat Kontemporer. Yogyakarta: UII

Press.

Muhammad. 2001. Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada

Bank Syariah. Yogyakarta: UII Press.

Muhammad. 2002. Manajemen Bank Syari’ah. Yogyakarta: (UPP) AMP YKPN.

Nasution, Muslimin. 2002. Evaluasi Kinerja Koperasi: Metode Sistem Diagnosa.

Jakarta: Bank Bukopin dan Tim Pengkajian Pengembangan Koperasi

dan UKM.

Nawawi, Ismail. 2017. Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer. Bogor: Ghalia

Indonesia.

Rasjid, Sulaiman. 2004. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo cetakan ke

37

Sahroni, Oni dan M. Hasanuddin. 2016. Fiqh Muamalah: Dinamika Teori Akad

dan Implementasinya dalam Ekonomi Syariah. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada.

Saleh, Hassan (Ed). 2008. Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer. Jakarta:

PT. RajaGrafindo Persada.

Soerjono Soekanto & Sri Mamudji. 2011. Penelitian Hukum Normatif. Jakarta:

Rajawali Pers.

Soetopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.

Widodo. Wawancara dengan Ketua Unit Simpan Pinjam Koperasi Unit Desa.

(pada tanggal 17 Januari 2019).

Widodo. Wawancara dengan Ketua Unit Simpan Pinjam Koperasi Unit Desa.

(pada tanggal 21 Januari 2019).

http://muslim.or.id. Mengenal Al Ariyah, Al Minhah, Ad Dayn, Az Za’im

(Online: diakses pada tanggal 15 Januari 2019).

http://nusaibahtaqiyya.wordpress.com. Landasan, Azas dan Tujuan Koperasi

Indonesia (Online: diakses pada tanggal 15 Januari 2019).

Page 80: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

68

http://tafsirq.com. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional NO: 19/DSN-MUI/IV/2001

Tentang Al-Qardh (Online: diakses pada tanggal 6 Desember 2018).

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Pustaka Mahardika.

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah. Ekslusive.www.badilag.net

Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1995 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha

Simpan Pinjam oleh Koperasi.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.

Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.

Page 81: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

LAMPIRAN

Lampiran 1. Wawancara dengan Karyawan Koperasi Unit Desa

Wawancara dengan Ketua Unit Simpan Pinjam Koperasi Unit Desa

Page 82: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Lampiran 2. Wawancara dengan Peminjam atau Pelaku Kredit Usaha

Page 83: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

2

Page 84: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

3

Page 85: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

4

Page 86: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

5

Page 87: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

6

Page 88: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

7

Page 89: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

8

319

Page 90: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

9

Page 91: PRAKTEK KREDIT USAHA TANI DALAM PANDANGAN HUKUM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5579/1/Full Skripsi imron.pdf · vi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

10