17
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Kasus ini kami ajukan karena terdapat permasalahan yang sering terjadi pada primigravida yaitu tidak ada kemajuan dalam kala II / Kala II lama yang berhubungan dengan penurunan kepala, putaran paksi dalam, pembukaan serviks serta penyulit berupa pre eklamsi ringan. II. Tinjauan Pustaka II.1. Kala II Kala II atau disebut juga kala pengeluaran janin. Dimulai saat pembukaan servix lengkap, dan oleh karena kekuatan his dan kekuatan mengedan, janin didorong keluar sampai lahir. (Wiknjosastro, 1994) Kala II ditandai dengan keluarnya lendir darah yang semakin banyak dan keinginan ibu untuk mengejan, perasaan ingin buang air besar disertai terbukanya anus, vulva membuka dan perineum menonjol dan ketuban pecah spontan (Wiknjosastro, 1994). Penilaian kala II yang terpenting adalah penurunan kepala dan putaran paksi dalam. Batasan 1

Presus Ekstraksi Vakum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mmm

Citation preview

Page 1: Presus Ekstraksi Vakum

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah

Kasus ini kami ajukan karena terdapat permasalahan yang sering terjadi

pada primigravida yaitu tidak ada kemajuan dalam kala II / Kala II lama yang

berhubungan dengan penurunan kepala, putaran paksi dalam, pembukaan serviks

serta penyulit berupa pre eklamsi ringan.

II. Tinjauan Pustaka

II.1. Kala II

Kala II atau disebut juga kala pengeluaran janin. Dimulai saat

pembukaan servix lengkap, dan oleh karena kekuatan his dan kekuatan

mengedan, janin didorong keluar sampai lahir. (Wiknjosastro, 1994)

Kala II ditandai dengan keluarnya lendir darah yang semakin

banyak dan keinginan ibu untuk mengejan, perasaan ingin buang air besar

disertai terbukanya anus, vulva membuka dan perineum menonjol dan

ketuban pecah spontan (Wiknjosastro, 1994).

Penilaian kala II yang terpenting adalah penurunan kepala dan

putaran paksi dalam. Batasan normal untuk lama kala II adalah 2 jam

untuk primigravida dan 1 jam untuk multigravida. Pada kala II lama,

persalinan sebaiknya diakhiri dengan tindakan misalnya ekstraksi vakum

atau forceps (Siswosudarmo, 1990).

Adapun penyebab kala II lama antara lain :

Distosia karena kelainan tenaga atau his, contohnya inersia uteri, his

yang terlalu kuat dan incoordinate uteri.

Distosia karena kelainan letak dan bentuk janin.

Distosia karena kelainan panggul

Distosia karena kelainan alat genital.

(Wiknjosastro, 1994)

1

Page 2: Presus Ekstraksi Vakum

II.2. Ekstraksi Vakum

Definisi ekstraksi vakum adalah persalinan buatan dimana janin

dilahirkan dengan ekstraksi tekanan negatif pada kepalanya dengan

menggunakan ekstraktor vakum (Sutoto, dkk, 1997).

Indikasi ekstraksi vakum

Indikasi Ibu :

a. Memperingan kala II, pada penyakit jantung, eklamsia,

preeklamsia.

b. Kala II lama.

c. Ibu dalam keadaan lemah atau kelelahan.

d. Edema vulva.

e. Ruptura uteri iminens.

Indikasi janin :

a. Gawat janin

b. Presentasi ganda.

c. Tangan, kaki, atau tali pusat menumbung.

(Sutoto, dkk. 1997 ; Mochtar, 1998).

Kontra indikasi ekstraksi vakum

a. Cefalo-pelvic Disproportion

b. Presentasi muka

c. Preterm (kontra indikasi relatif)

(Sutoto, dkk, 1997)

Syarat-syarat ekstraksi vakum

a. Pembukaan serviks lengkap atau hampir lengkap (7,7 cm)

b. Penurunan kepala janin pada H II.

c. His dan power baik.

(Sutoto, dkk, 1997 ; Wiknjosastro, 1994)

Ekstraksi vakum dianggap gagal :

a. Mangkuk terlepas 3 kali atau lebih.

b. Dalam 15 menit dilakukan ekstraksi janin belum lahir

(Sutoto, dkk, 1997)

2

Page 3: Presus Ekstraksi Vakum

Komplikasi yang mungkin terjadi pada ekstraksi vakum

Komplikasi ibu :

a. Perdarahan post partum

b. Laserasi jalan lahir

c. Infeksi

Komplikasi janin :

a. Laserasi kulit kepala janin

b. Sefalhematom sampai hematomsubdural

c. Perdarahan dalam otak

d. Parese nervus facialis

(Sutoto, dkk, 1997 ; Mochtar, 1998)

II.3. Pre eklamsia ringan

Pre eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema

dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.

Hipertensi ditandai dengan kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg

atau lebih atau mencapai 140 mmHg atau lebih. Tekanan diastolik naik

15 mmHg atau lebih atau menjadi 90 mmHg atau lebih.

Edema dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta

pembengkakan pada kaki, tangan, muka dikarenakan penimbunan cairan

dalam ruang interstitial.

Proteinuria berarti konsentrasi protein dalam urin yang melebihi

0,3 g/l dalam air kencing 24 jam atau secara kualitatif + 1 atau + 2 atau

1 g/l.

Pre eklamsia dibagi dalam pre eklamsia ringan dan berat.

Digolongkan berat bila satu atau lebih tanda dan gejala di bawah ini :

1. Tekanan darah sistolik 160 mmHg

2. Tekanan darah diastolik 110 mmHg

3. Peningkatan kadar enzim hati atau dan ikterus

4. Trombosit < 100.000/mm3

5. Oliguria < 400 ml/24 jam

3

Page 4: Presus Ekstraksi Vakum

6. Proteinuria > 3 gr/liter

7. Nyeri epigastrium

8. Gangguan visus

9. Perdarahan retina

10. Edema paru

(Wiknjosastro, 1999)

II.4. Kelainan Kala II

Dengan tercapainya pembukaan cervik lengkap sebagian wanita

tidak dapat menahan keinginan untuk mengejan, setiap uterus

berkontraksi. Umumnya wanita yang ingin mengejan akan menarik nafas

dalam, menutup glotis dan kontraksi otot-otot perut berulang untuk

meningkatkan tekanan intra abdominal selama kontraksi, kombinasi antara

kontraksi otot uterus dan otot-otot perut mendorong janin untuk turun.

(Parnell & Associates, 1993, Vause and Co – Worter, 1998)

4

Page 5: Presus Ekstraksi Vakum

BAB II

KASUS

I. Identitas Pasien

Nama : Ny. Rusmiati

Umur : 25 tahun

Agama : Islam

Suku bangsa : Jawa

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Cibangkong Rt 4/6 Pekuncen

Tanggal datang : 24-09-03, jam 09.55

No CM : 550193

II. Anamnesis

Keluhan utama : Rujukan bidan inpartu Kala II, PER

Riwayat Penyakit Sekarang : Tanggal 23 September 2003 jam 17.00 kenceng-

kenceng keluar lendir darah jam 18.00.

Tanggal 24 September 2003 jam 05.00 keluar air,

jam 07.00 pembukaan lengkap dan dipimpin

mengejan 2 jam bayi belum lahir kemudian

dibawa ke RSMS.

Riwayat Haid : HPHT : 15-12-2003, Tp : 22-09-2003

Riwayat Nikah : 1 x, selama 2 tahun

Riwayat Obstetri : G1P0A0, hamil ini

Riwayat Penyakit Dahulu : - Kencing manis : tidak ada

- Tekanan darah tinggi : tidak ada

- Penyakit jantung : tidak ada

- Sesak nafas : tidak ada

Riwayat ANC : > 4 x, TT 2 x di bidan

Riwayat KB : (-)

5

Page 6: Presus Ekstraksi Vakum

III. Pemeriksaan Fisik

KU : Baik, kesadaran Compos mentis

TV : T : 140/90 mmHg N : 80 x/mnt TB : 156 cm

S : 37°C RR: 20 x/mnt TB : 65 kg

Status Generalis :

Mata : Conjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik

Thorax : Paru : Vesikuler, ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada

Jantung : SI – SII reguler, murmur tidak ada, gallop tidak

ada.

Ext edema : Extremitas superior dan inferior tidak ada edema.

Status Obstetri

a. Pemeriksaan Luar

Inspeksi : Perut membuncit, membujur

Palpasi : TFU : 33 cm ~ TBJ : 3410 gr

Leopold I : Teraba I, bagian bulat, lunak

Leopold II : Teraba tahanan memanjang di kiri ibu,

dan bagian kecil di kanan ibu.

Leopold III : Teraba I bagian bulat, keras

Leopold IV : Divergen

His (+) 3 – 4/10’/> 40”

Auskultasi : DJJ : 12-12-12

b. Pemeriksaan Dalam

VT : - Vulva, utretra, vagina tenang

- Pembukaan lengkap

- Portio lunak dan tipis

- Kulit ketuban tidak ada

- Bagian terbawah janin kepala turun di Hodge III

- UUK di anterior

UPD : a. PAP

- Promontorium tidak teraba

6

Page 7: Presus Ekstraksi Vakum

- Konjugata diagonalis 12 cm

- Konjugata vera 10,5 cm

- Linea inominata ½ lingkaran

b. PTP

- Dinding samping pelvis sejajar

- Spina ischiadika menonjol

- Distensia interspinarum 10,5

- Kelengkungan sakrum konkav

c. PBP

- Arcus pubis > 90°

- Mobilitas tulang koksigius cukup

IV. DIAGNOSIS

G1P0A0 25 tahun, Hamil 40 minggu, janin tunggal hidup intra uterin, letak

memanjang, presentasi belakang kepala, puki, inpartu kala II dengan

preeklampsia ringan.

V. PENATALAKSANAAN

- Sikap : Pimpin mengejan selama 1 jam (+) episiotomi lateral

- Hasil : Bayi belum lahir

- Diagnosis : G1P0A0 25 tahun hamil 40 minggu janin tunggal hidup intra

uterin, letak memanjang, presentasi belakang kepala, puki,

inpartu kala II lama dengan preeklampsia ringan.

- Sikap : Akhiri persalinan dengan vacum ekstraksi a.i kala II lama

- Hasil :

Bayi lahir dengan vacum ekstraksi

Apgar score 6 – 7 – 9

Tindakan isap lendir, beri O2

BBL : 3.350 gr

PB : 49 cm

LK : 33 cm

LD : 33 cm

Anus : (+)

Kelainan : (-)

7

Page 8: Presus Ekstraksi Vakum

- Plasenta lahir lengkap kotiledon lengkap, infark dan hematom tidak ada,

medika mentosa oksitosin i.m dan iv 10 iu

- Kontraksi uterus baik

- Luka episiotomi dijahit dengan zyde IV

Laporan vacum

- Pasien dalam posisi litotomi

- Lakukan antisepsis genitalia eksterna dan sekitarnya

- Kandung kencing dikosongkan

- Dipasang cup No. 5 sedekat mungkin dengan UUK dan tanda petunjuk

mengarah ke UUK

- Periksa apakah ada daerah yang terjepit

- Dibuat tekanan negatif secara nertahap mulai dari 0,2 kg/cm3 selama 2 menit

dan 0,6 kg/cm3 selama 2 menit

- Kemudian dilakukan traksi definitif sampai kepala bayi lahir

- Cup dilepas dengan pegangan biparietal bahu depan dan belakang, tarikan

pada kedua ketiak melahirkan bokong dan kaki

- Hasil lahir bayi apgar score 6 – 7 – 9, plasenta lahir spontan kotiledon

lengkap.

8

Page 9: Presus Ekstraksi Vakum

FOLLOW UP

TGL Subyektif Obyektif Assessment Planning

25/09-03 - Keluhan (-) KU : SedangKes : CM VS : T : 110/80 mmHg

N : 80 x/mnt R : 18 x/mnt S : 36,8C

Status Generalis Mata : CA (-/-) SI (-/-)Thorax : c/p dbn

Ekstremitas :

Status Obstetri I : Cembung Pa : TFU setinggi pusat Nyeri tekan (-) Aus : BU (+) N

G1P1 A0 25 tahun Post vacum ekstraksi a.i kala II lama

9

–– –

Page 10: Presus Ekstraksi Vakum

BAB III

PEMBAHASAN

Pada persalinan dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu

1. Kekuatan ibu, berupa his dan kekuatan mengejan ibu.

2. Faktor jalan lahir yang terdiri dari jalan lahir lunak terdiri dari otot-otot dasar

panggul, ligament dan jaringan ikat dan jalan lahir keras yang berupa tulang-

tulang jalan lahir.

3. Faktor janin

Ibu harus mengejan saat his datang dan istirahat saat his hilang. Tenaga

mengejan ibu berfungsi untuk mengeluarkan janin, makin efektif ibu mengejan

makin pendek kala II.

Permasalahan

a. Kala II lama

Pada kasus ini pasien datang dengan surat pengantar dari bidan

dengan inpartu kala II dan dibawa ke RSMS pukul 09.55 WIB sampai di

RSMS pasien dipindahkan ke kamar bersalin pukul 10.10 WIB dan

dilakukan pimpinan mengejan. Setelah dipimpin mengejan selama 1 jam

ternyata tidak ada penurunan kepala dan kepala tetap di HIII(+). His ibu

adekuat, 3 – 4 kali dalam 10 menit lebih dari 40 detik lalu diambil tindakan

untuk mengakhiri persalinan dengan vakum ekstraksi atas indikasi kala II

lama, karena batas pimpinan mengejan pada primi antara 1 ½ sampai 2 jam.

Jadi permasalahan pada persalinan ini bukan partus macet, melainkan kala II

lama……….???

b. Penyebab kala II lama

Kala II lama adalah suatu keadaan tidak adanya kemajuan dalam

kala II yang meliputi penurunan kepala dan putaran paksi dalam setelah

dipimpin mengejan beberapa saat dengan his yang adekuat.

Penyebab hal ini berhubungan dengan faktor 3P yaitu : Power,

Passage, Passanger. Pada kasus ini disebabkan oleh faktor passage, bagian

lunak jalan lahir yang kaku. Hal ini sering terjadi pada primigravida. Selain

itu faktor power ibu yang sudah kelelahan karena ibu sudah dipimpin

mengejan selama ± 4 jam.

10

Page 11: Presus Ekstraksi Vakum

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Pada kasus ini permasalahan yang timbul adalah kala II lama (tidak

adanya kemajuan dalam kala II dengan his yang adekuat dan dipimpin mengejan

beberapa saat). Hal ini disebabkan oleh karena faktor dari jalan lahir ibu yaitu

bagian lunak jalan lahir yang kaku dan ibu kelelahan.

B. Saran

1. Pada kasus ini, seharusnya persalinan segera diakhiri karena penderita sudah

dipimpin mengejan 2 jam kepala tetap di HIII(+) dengan UUK tetap di bawah

simfisis sehingga tidak perlu lagi dipimpin mengejan 1 jam untuk

melahirkan bayi. Hal ini dilakukan karena diagnosis waktu masuknya adalah

G1P0A0, 25, tahun hamil aterm, janin tunggal hidup intra uterin, letak

memanjang, presentasi belakang kepala, puki, inpartu kala II dengan

preeklamsi ringan. Dengan diagnosis seperti ini maka sikap yang diambil :

2. Adalah pimpin mengejan. Hal ini tidak sesuai dengan keadaan ibu

sesungguhnya, dimana sudah terjadi persalinan dengan kala II lama, yang

seharusnya pasien datang, persalinan segera diakhiri.

3. Untuk menghindari kekakuan jalan lahir maka sebaiknya setiap ibu hamil

melakukan senam hamil. Dengan melakukan senam hamil maka otot-otot

dasar panggul akan menjadi lunak sehingga dapat memperlancar proses

persalinan.

11

Page 12: Presus Ekstraksi Vakum

DAFTAR PERTANYAAN

1. Apa diagnosis pada waktu masuk ?

2. Apa diagnosis sebelum dilakukan ekstraksi vacum ?

3. Jika terjadi Deep Transvers arrest dan posisi oksipitalis posterior persisten boleh

tidak diekstraksi vacum ?

Jawab

1. G1P0A0 25 tahun, hamil 40 minggu, janin tunggal hidup intra uterin, letak

memanjang, presentasi belakang kepala punggung kiri, inpartu kala II dengan

preeklamsia ringan.

2. G1P0A0 25 tahun, hamil 40 minggu, janin tunggal hidup intra uterin, letak

memanjang, presentasi belakang kepala punggung kiri, inpartu kala II dengan

preeklamsia ringan.

3. Jika Deep Transverse arrest masih bisa dengan ekstraksi vacum dengan

melakukan tarikan sambil diputar UUK ke bawah simfisis. Jika pada posisi

oksipitalis posterior persisten tidak dapat dilakukan dengan ekstraksi vacum,

karena terlalu jauh untuk diputar, sehingga untuk posisi oksipitalis posterior

persisten diakhiri dengan ekstraksi forceps.

12

Page 13: Presus Ekstraksi Vakum

DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro H, 1994 Ilmu Kebidanan, Edisi ke-4, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroraharjo, Jakarta.

2. Siswosudarmo R. , 1990, Obsteri Fisiologis. Bidang Diklat RSUP DR. Sardjito, Yogyakarta.

3. Mochtar, R., 1998, Sinopsis Obsteri ; Edisi 1 Penerbit EGC, Jakarta.

4. Mochtar, R., 1998, Sinopsis Obsteri ; Edisi 2 Penerbit EGC, Jakarta.

5. Sutoto dkk 1997, Ilmu Fantom Bedah Obsteri, Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.

6. Standart Pelayanan Medis RSUP Dr. Sardjito, 1999, Medika FK-UGM, Yogyakarta.

13