Upload
reny-arifatul-lailiyah
View
28
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bakteri adalah organisme bersel tunggal terkecil, beberapa di antaranya hanya
memiliki diameter 0,4 mm. Sel berisi massa sitoplasma dan beberapa bahan inti (dia
tidak memilki inti sel yang jelas). Sel dibungkus oleh dinding sel dan pada beberapa
jenis bakteri dinding sel ini dikelilingi oleh lapisan lendir
atau kapsula. Kapsula terdiri atas campuran polipeptida dan polisakarida (Gaman
dan Sherrington, 1992) .
Bakteri merupakan sel prokariotik dan mempunyai berbagai bentuk yang
sebagian besar berbentuk batang dengan lebar kurang dari 1 mm dan panjang
5mm. DNA diselubungi oleh satu membran inti, terdapat organela mitokondria dan
protoplas. Daerah inti berupa anyaman benang halus yang langsung berbatasan
dengan sitoplasmaberisi ribosom. Bakteri berkembang biak dengan membelah diri
(Schlegel, 1994).
Berdasarkan bentuk morfologisnya, maka bakteri itu dapat dibagi atas tiga
golongan,yaitu golongan basil, golongan kokus, dan golongan spiral. Basil (bacillus)
berbentuk serupa dengan tongkat pendek, silindris. Sebagian besar dari bakteri itu
merupakan basil. Basil dapat bergandeng-gandengan panjang, bergandengan dua-
dua, atau terlepas satu sama lain. Yang bergandeng-gandengan panjang
disebut streptobasil, yang dua-dua disebut diplobasil. Ujung-ujung basil yang
terlepas satu sama lain itu tumpul, sedang ujung-ujung yang masih bergandengan itu
tajam. Kokus (coccus) adalah bakteri yang bentuknya serupa bola-bola kecil.
Golongan ini tidak sebanyak golongan basil. Kokus ada yang bergandeng-
gandengan panjang serupa tali leher, ini disebiut streptokokus, ada yang
bergandengan dua-dua, ini disebut tetrakokus, kokus yang mengelompok
merupakan suatu untaian disebut stafilokokus, sedang kokus yang mengelompok
serupa kokus disebut sarcina. Spiril (dari spirilum) ialah bakteri yang bengkok atau
berbengkok-bengkok serupa spiral. Bakteri yang berbentuk spiral itu tidak banyak.
Golongan ini merupakan golongan yang paling kecil, jika dibandingkan dengan
golongan kokus maupun golongan basil. (Dwijosaputro, 1978).
1.2 Batasan Masalah
Dalam makalah ini, penulis hanya membatasi pada tujuan yang dilakukannya
identifikasi. Selai dari tujuan tidak akan di bahas dalam makalah ini.
Laporan resmi praktikum bakteriologi 1
1.3 Rumusan Masalah
- Bagaimanakah klafikasi dari Pseudomonas ?
- Bagaimana bentuk dan morfologi dari Pseudomonas ?
- Bagaimana sifat biakan Pseudomonas ?
- Apa saja struktur antigen dari Pseudomonas ?
- Penyakit apa saja yang ditimbulkan oleh Pseudomonas ?
1.4 Tujuan
1. Untuk mengetahui klasifikasi bakteri
2. Untuk mengetahui morfologi bakteri
3. Untuk mengetahui sifat biakan bakteri
4. Untuk mengetahui penyakit yang ditimbulkan bakteri
1.5 Manfaat
a. Bagi Instansi : Untuk menambah referensi tentang Bakteriologi.
b. Bagi Peneliti : Untuk menambah kemampuan tentang
cara identifikasi
bakteri Pseudomonas.
c. Bagi Masyarakat : Untuk menambah pengetahuan tentang identifikasi bakteri
Pseudomonas
Laporan resmi praktikum bakteriologi 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
A. Morfologi
Pseudomonas sp merupakan bakteri berbentuk batang, bersifat gram
negatif, mempunyai flagel, tidak berkapsul. Membentuk pigmen biru yang
meresap masuk dalam perbenihan terdiri dari zat : flouresens warna hijau yang
larut dalam air dan pyocianin warna biru kehijauan larut dalam kloroform.
Bakteri ini hanya menguraikan glukosa dan tumbuh pada semua jenis media.
Pseudomonas aeruginosa berbentuk batang dengan ukuran sekitar 0,6 x
2 μm. Bakteri ini terlihat sebagai bakteri tunggal, berpasangan, dan terkadang
membentuk rantai yang pendek. P. aeruginosa termasuk bakteri gram negatif.
Bakteri ini bersifat aerob, katalase positif, oksidase positif, tidak mampu
memfermentasi tetapi dapat mengoksidasi glukosa/karbohidrat lain, tidak
berspora, tidak mempunyai selubung (sheat) dan mempunyai flagel monotrika
(flagel tunggal pada kutub) sehingga selalu bergerak (Dwidjoseputro,1998).
Bakteri ini dapat tumbuh di air suling dan akan tumbuh dengan baik
dengan adanya unsur N dan C. Suhu optimum untuk pertumbuhan P.
aeruginosa adalah 42o C. P. aeruginosa mudah tumbuh pada berbagai media
pembiakan karena kebutuhan nutrisinya sangat sederhana. Di laboratorium,
medium paling sederhana untuk pertumbuhannya digunakan asetat (untuk
karbon) dan ammonium sulfat (untuk nitrogen)( Dwidjoseputro,1998).
Pembiakan dari spesimen klinik biasanya menghasilkan satu atau dua
tipe koloni yang halus :
a. Koloni besar dan halus dengan permukaan rata dan meninggi.
b. Koloni halus dan mukoid sebagai hasil produksi berbahan dari alignat. Tipe
ini sering didapat dari sekresi saluran pernafasan dan saluran kemih.
B. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Ordo : Pseudomonadales
Famili : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
Laporan resmi praktikum bakteriologi 3
Spesies : - Pseodomonas aerogenosa
- Pseudomonas mallei
- Psedomonas cepacia
- Psedomonas coccovenenas
- Psedomonas psedomalellei
- Psedomonas flouresecens
C. Patogenitas atau Manifestasi Klinis
Faktor sifat yang memungkinkan organisme mengatasi pertahanan tubuh
normal dan menimbulkan penyakit ialah : pili, yang melekat dan merusak
membran basalis sel; polisakarida simpai, yang meningkatkan perlekatan pada
jaringan tetapi tidak menekan fagositosis; suatu hemolisin yang memiliki
aktivitas fosfolipasa; kolagenasa dan elastasa dan flagel untuk membantu
pergerakan(Hadioetomo,1990).
Sedangkan faktor yang menentukan daya patogen adalah LPS mirip
dengan yang ada pada Enterobacteriaceae; eksotoksin A, suatu transferasa
ADP-ribosa mirip dengan toksin difteri yang menghentikan sintesis protein dan
menyebabkan nekrosis di dalam hati; eksotoksin S yang juga merupakan
transferasa ADP-ribosa yang mampu menghambat sintesis protein eukariota.
( Dwidjoseputro,1998).
Produksi enzim-enzim dan toksin-toksin yang merusak barrier tubuh dan
sel-sel inang menentukan kemampuan Pseudomonas aeruginosa menyerang
jaringan. Endotoksin P. aeruginosa seperti yang dihasilkan bakteri Gram-negatif
lain menyebabkan gejala sepsis dan syok septik. Eksotoksin A menghambat
sintesis protein eukariotik dengan cara kerja yang sama dengan cara kerja toksin
difteria (walaupun struktur kedua toksin ini tidak sama) yaitu katalisis
pemindahan sebagian ADP-ribosil dari NAD kepada EF-2. Hasil dari kompleks
ADP-ribosil-EF-2 adalah inaktivasi sintesis protein sehingga mengacaukan
fungsi fisiologik sel normal. Enzim-enzim ekstraseluler, seperti elastase dan
protease mempunyai efek hidrotoksik dan mempermudah invasi organisme ini
ke dalam pembuluh darah(Hadioetomo,1990).
Antitoksin terhadap eksotoksin A ditemukan dalam beberapa serum
manusia, termasuk serum penderita yang telah sembuh dari infeksi yang berat.
Psiosianin merusak silia dan sel mukosa pada saluran pernafasan.
Lipopolisakarida mempunyai peranan penting sebagai penyebab timbulnya
demam, syok, oliguria, leukositosis, dan leukopenia, koagulasi intravaskular
diseminata, dan sindroma gagal pernafasan pada orang dewasa.
Laporan resmi praktikum bakteriologi 4
Strain Pseudomonasaeruginosa yang punya sistem sekresi tipe III, secara
signifikan lebih virulen dibandingkan dengan yang tidak punya sistem sekresi
tersebut. Sistem sekresi tipe III adalah sistem yang dijumpai pada bakteri gram
negatif, terdiri dari sekitar 30 protein yang terbentang dari bagian dalam hingga
luar membran sel bakteri, berfungsi seperti jarum suntik yang menginjeksi
toksin-toksin secara langsung ke dalam sel inang sehingga memungkinkan
toksin mencegah netralisasi antibodi
D. Pseudomonas menyebabkan :
Gejalanya tergantung bagian tubuh yang terkena, tetapi infeksi ini
cenderung berat:
1. Infeksi pada luka atau luka bakar, ditandai dengan nanah biru-hijau dan
bau manis seperti anggur. Infeksi ini sering menyebabkan daerah ruam
berwarna hitam keunguan dengan diameter sekitar 1 cm, dengan koreng
di tengahnya yang dikelilingi daerah kemerahan dan pembengkakan.
Ruam ini sering timbul di ketiak dan lipat paha. Hal ini dapat juga
dialami oleh penderita kanker.
2. Infeksi saluran kemih, biasanya kronis dan terjadi pada orang yang
sudah tua.
3. Pneumonia, pada fibrosis kistik mungkin terjadi kolonisasi kuman strain
yang berlendir pada paru-paru. Infeksi paru-paru pada penderita bila
menghirup Pseudomonas aeruginosa dalam jumlah besar pada alat bantu
pernafasan yang tercemar. Sering menyebabkan gangguan mental,
renjatan septik gram negatif dan sianosis yang semakin berat.
4. Otitis eksterna maligna, suatu infeksi telinga, bisa menyebabkan nyeri
telinga hebat dan kerusakan saraf dan sering terjadi pada penderita
kencing manis.
5. Infeksi mata, Pseudomonas aeruginosa bisa menyebabkan koreng pada
mata, mencemari lensa mata dan cairan lensa.
E. Sifat Pembenihan
a. tumbuh aerob
b. tumbuh di media basa dan media padat
c. bentuk koloni besar dan tidak teratur, abu – abu gelap dan terlihat adanya
untaian pada tepinya
d. pigmen di sebarkan dalam edium pertumbuhan
e. dapat memakai H2 atau CO2 sebagai sumber karbon
f. katalase + hasil isolasi dari BAP ,b-hemolisis
Laporan resmi praktikum bakteriologi 5
Bersifat oportunis patogen : memanfaatkan kerusakan jaringan pada hospes
untuk memulai infeksi baru Atau lebih spesifik : memanfaatkan hospes untuk
memulai infeksinya artinya,bila ada jaringan yang rusak , Pseudiminas akan
langsung mendekat dan memulai infeksinya disana (INFEKSI
NOSOKOMIAL).Toksin yang dimiliki oleh Pseudomonas cocovenenans adalah
1.Toxoflavin
2. asam bongkrek :dapat menyebabkan kejang
BAB III
Laporan resmi praktikum bakteriologi 6
METODOLOGI
3.1 Tempat Praktikum : Laboratorium Media dan Bakteriologi
3.2 Waktu Praktikum : Tanggal 9 – 11 Semtember 2014
3.3 Alat & Bahan
Adapun alat yang digunakan untuk pemeriksaan Identifikasi Pseudomonas
yaitu : ose bulat, ose jarum, rak tabung, korek api, lampu spirtus.
Berikut ini adalah bahan yang digunakan pada pemeriksaan Identifikasi
Pseudomonas : suspensi kuman, media Centrimide, media MCA (Mac Conkey
Agar), media PAP (Pseudomonas Agar Pyocianine), media PAF (Pseudomonas
Agar Fluorescine), media Biokimia Reaksi.
3.4 Prosedur & Skema Kerja
Prosedur :
1. Hari Pertama
- Pembuatan media (PAF, PAP, MCA, Centrimide, Biokimia Reaksi)
2. Hari Kedua
- Dari media pemupuk dilakukan inokulasi pada media differensial dan
media selektif
- *Cara Inokulasi*
a. Plate di bagi 3 bagian yaitu A,B dan C
b. Dengan ose steril di ambil 1 mata ose bakteri , di goreskan pada
bagian A dari a ke b bolak balik
c. Ose di goreskan secara sampai mendekati kedua garis bagi
d. Kemudian ose digoreskan Zig-zag dipermukaan B dan C
e. Ose di sterilkan dan didinginkan
f. Pada permukaan A akan tumbuh koloni padat, permukaan B
akan tumbuh koloni yang jarang dan permukaan C tumbuh
jarang sekali.
- Diinkubasi 37 C selama 24 jam.
3. Hari Ketiga
- Dilihat hasil dari media differensial dan media selektif
- Dilanjutkan dengan pewarnaan Gram :
*cara pewarnaan Gram *
a. Membuat sediaan untuk pewarnaan
b. Sediaan diwarnai dengan Gram 1( Gentian Violet ) selama 3
menit
c. Kemudian di bilas dengan air lalu diberi Gram 2 (Lugol) selama
1 menit
Laporan resmi praktikum bakteriologi 7
d. Diberi Gram 3 ( alkohol ) selama 10 detik
e. Diberi Gram 4 Fuchsin selama 3 menit , dibilas dengan air kran
f. Diperiksa dibawah mikroskop perbesaran 100x dengan oil
immersi
- Diinokulasikan pada media Biokimia Reaksi,
- *Cara inokulasi*
a. Inokulasi pada media Cair ( Gula – gula, VP,MR dan Indol )
1. Ose bulat dipanaskan membara dan dinginkan
2. Ambil 1 mata ose bakteri dengan ose bulat
3. Dimasukkan pada media lalu diaduk
4. Ose dipanaskan dan didinginkan
b. Inokulasi pada media padat dengan dasar dan lereng (KIA)
1. Ose jarum dipanaskan membara dan didinginkan
2. Ambil koloni bakteri dengan ose dingin
3. Digoreskan pada lereng media kemudian ditusukkan pada
dasar
4. Ose dipanaskan dan didinginkan
c. Inokulasi pada media padat miring ( UREA , CITRAT )
1. Ose bulat dipanaskan membara dan dinginkan
2. Ambil sampel bakteri dengan ose bulat yang dingin
3. Digoreskan pada lereng media dari bagian tabung bawah
sampai atas ( mulut tabung )
4. Panaskan ose dan dinginkan
d. Inokulasi pada media semi solid
1. Ose jarum dipanaskan membara dan dinginkan
2. Ambil satu mata ose bakteri dari sampel
3. Ditusukkan pada media dengan tegak lurus hingga dasar
media
4. Ose dipanaskan lalu dinginkan
- DiInkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam.
4. Hari Keempat
- Pembacaan hasil dari media Biokimia Reaksi
Skema :Sampel
Laporan resmi praktikum bakteriologi 8
Selenite Broth, Ink. 37 C 24 jam
(Mac Conkey) centrimide
Koloni : Halus Halus
Warna : Jernih Hijau Kebiruan, Kehijauan
Ferm : Laktosa - Pyocianine, Fluorescine
Pewarnaan Gram
KIA Ink. 37 C 24 jam
Pseudomonas aeruginosa
Lereng = Alkalis (Basa)
Dasar = Alkalis (Basa)
Gas = -
H2S = -
Biokimia Reaksi Ink. 37 C 24 jam
Identifikasi
IMVIC : --- v
BAB IV
Laporan resmi praktikum bakteriologi 9
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1) ISOLASI
Bahan pemeriksaan ditanam pada media :
a. MCA
b. PAP
c. PAF
d. Centrimide
Dieramkan pada suhu 37 C selama 24 jam.
Hasil pembiakan :
a. Dari media MCA
Bentuk : Bulat
Ukuran : Kecil
Warna : Merah
Tepi : Rata
Permukaan : Cembung
Fermentasi : Laktosa -
b. Dari media Centrimide
Bentuk : Bulat
Ukuran : Kecil
Warna : Kuning Kehijauan
Tepi : Rata
Permukaan : Cembung
Konsistensi : Semi mucoid
e. Dari media PAF
Bentuk : Bulat
Ukuran : Keil
Warna : Kuning
Tepi : Rata
Permukaan : Cembung
Konsistensi : Semi mucoid
Laporan resmi praktikum bakteriologi 10
f. Dari media PAP
Bentuk : Bulat
Ukuran : Kecil
Warna : Kuning
Tepi : Rata
Permukaan : Cembung
Konsistensi : Semi mucoid
Dari koloni tersangka dilakukan pewarnaan : Gram
a. Dari media Centrimide
Bentuk : batang
Susunan : menyebar
Warna : merah
Sifat : Gram –
2) UJI BIOKIMIA REAKSI
- Indol : ( - )
- Glukosa : ( - )
- Laktosa : ( - )
- Maltosa : (- )
- Manosa : ( - )
- Sukrosa : ( - )
- VP : -
- MR :-
- Motil : +
- Citrat : +
- Urea :-
- KIA : Lereng = Alkalis
Dasar = Alkalis
Gas = +
H2S = -
4.2 Pembahasan
Laporan resmi praktikum bakteriologi 11
Reaksi biokimia
Kuman ini dapat mencairkan gelatin dan tidak membentuk H2S. Indol (-)
dan kadang-kadang terjadi false indol (+). Hal ini, terjadi bila dipakai reagensia
Erlich dan sebaiknya memakai reagensia dari Kovac. Tidak memecah urea.
P. aerugonisa merupakan organisme yang sangat mudah beradaptasi dan dapat
memakai 80 gugus organik yang berbeda untuk pertumbuhannya dan amonia
sebagai sumber nitrogen.
Dapat tumbuh pada perbenihan yang dipakai untuk isolasi kuman
Enterobacteriaceae dan mempunyai kemampuan untuk menolerir keadaan
alkalis, jiuga dapat tumbuh pada perbenihan untuk kuman fibrio. Meskipun,
pseudomonas merupakan organisme aerob, tetapi ia dapat mempergunakan nitrat
dan arginin sebagai aseptor elektron dan tumbuh secara an aerob.
Suhu pertumbuhan optimum ialah 35⁰C tetapi dapat juga tumbuh 42⁰C.
Hasil isolasi bahan klinik sering memberikan beta hemolisis pada agar darah.
P. aerugonisa adalah satu-satunya spesies yang menghasilkan:
1. piosianin, suatu pigmen yang larut dalam kloroform. Strain lainnya
menghasilkan pigmen fenazin.
2. fluorezen, suatu pigmen yang larut dalam air. Beberapa strain menghasilkan
pigmen darah.
Alignat merupakan suatu eksopolisakarida yang merupakan polimer dari
glucoronic acid dan mannuronic acid, berbentuk gel kental disekeliling bakteri.
Alignat ini memungkinkan bakteri untuk membentuk biofilm, yaitu kumpulan
koloni sel-sel mikroba yang menempel pada suatu permukaan misalnya kateter
intravena atau jaringan paru. Alignat dapat melindungi bakteri dari pertahanan
tubuh inang, seperti limfosit, fagosit, silia, di saluran pernafasan, antibodi, dan
komplemen. P. aeruginosa membentuk biofilm untuk membantu kelangsungan
hidupnya saat membentuk koloni pada paru-paru manusia.
Terkadang menghasilkan bau yang manis dan menyerupai anggur.
Koloni yang dibentuk halus bulat dengan warna fluoresensi yang kehijau-
hijauan. Bakteri ini menghasilkan pigmen yang tak berfluoresensi kehijauan
(plosianin). Strain P. aeruginosa menghasilkan pigmen yang berfluoresensi
antara lain: piooverdin (warna hijau), piorubin (warna merah gelap), piomelanin
(hitam). P. aeruginosa yang berasal dari koloni yang berbeda mempunyai
aktivitas biokimia, enzimatik dan kepekaan antimikroba yang berbeda.
Laporan resmi praktikum bakteriologi 12
Pili (fimbriae) menjulur dari permukaan sel dan membantu pelekatan pada
sel epitel inang. Lipopolisakarida yang terdapat dalam banyak imunotipe
merupakan salah satu faktor virulensi dan juga melindungi sel dari pertahanan
tubuh inang. P. aeruginosadapat digolongkan berdasarkan imunotipe
lipopolisakarida dan kepekaannya terhadap piosin (bakteriosin). Produk
ekstraseluler yang dihasilkan berupa enzim-enzim, yaitu elastase protease dan
dua hemolisin, fosfolipase C yang tidak tahan panas dan rhamnolipid.
P. aeruginosa resisten terhadap konsentrasi tinggi garam dan zat
pewarna, antiseptik, dan banyak antibodi yang sering digunakan. Suatu studi
intensif menyatakan bakteri ini mempunyai gen untuk resistensi terhadap
merkuri, disebut gen mer yang berada dalam plasmid.
Kemampuan P. aeruginosa menyerang jaringan bergantung pada
reproduksi enzim-enzim dan toksin-toksin, yang merusak barier tubuh dan sel-
sel inang. P. aeruginosa seperti yang dihasilkan bakteri Gram-negatif lain,
misalnya endotoksin menyebabkan gejala sepsis dan syok septik, eksotoksin A
menyebabkan nekrosis jaringan, enzim-enzim ekstra seluler bersifat histotoksik
dan mempermudah infasi kedalam pembuluh darah.
BAB V
Laporan resmi praktikum bakteriologi 13
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Jadi, berdasarkan hasil pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa dari jenis
Pemeriksaan Identifikasi Salmonella ditemukan bakteri Pseudomonas spp.
5.2 SARAN
a. Sebaiknya praktikan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) sebelum melakukan pemeriksaan.
b. Pemeriksaan dilakukan sesuai prosedur yang ada.
c. Jagalah kebersihan.
Laporan resmi praktikum bakteriologi 14
DAFTAR PUSTAKA
Brooks,Geo.F,dkk.2005.MIKROBIOLOGIKEDOKTERAN.Jakarta:SalembaMedika.
Dwidjoseputro,D. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Hadioetomo, R. S. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek, teknik, dan Prosedur
Dasar Laboratorium . Gramedia. Jakarta.
Pelzcar, M. J. dan E. C. S. Chan. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas
Indonesia Press. Jakarta.
Schlegel, H. G. 1994. Mikrobiologi Umum. UGM Press. Yogyakarta
LAMPIRAN
Laporan resmi praktikum bakteriologi 15
1. Pembuatan media MR,VP
6 tabung @ 4 ml
VP 4ml X 6 tabung khan = 24 ml
MR 4ml X 6 tabung khan = 24 ml
Aquadest 24 ml + 24 ml = 48 ml
17/1000 X 48 = 0,81 gram
Di timbang mediaVP dan MR 0,81 masukkan beaker glass
Di tambah aquadest sesuaikann kebutuhan, aduk panaskan sampai larut
Sesuaikan pHnya sesuai yang di minta
Tuang pada tabung reaksi tutup dengan kapas berlemak, steril di autoclave
Simpan di almari es
2. Pembuatan Media MCA
6 plate 100 ml
100/6 X 6 = 100 ml
50/1000 X 100 ml = 5 gram
Di timbang media MCA 5 gram di tambah aquadest panaskan sampai larut
Setelah larut sesuaikan pHnya yang di minta
Steril di autoclave, steril 6 plate pada oven
Tuang pada 6 plate steril secara steril
Setelah membeku simpan pada lemari es dengan posisi agar yang berada di
atas
3. Pembuatan media PAP
6 plate 100 ml
100/6 x 6 = 100 ml
44/1000 x 100ml = 4,4 gram
Gliserin 10/1000 x 100ml = 1ml
Aquadest 100 ml – 1 ml = 99 ml
Di timbang media PAP 4,4 gram di tambah gliserin dan aquadest panaskan
sampai larut
Setelah larut sesuaikan pHnya yang di minta
Steril di autoclave, steril 6 plate pada oven
Tuang pada 6 plate steril secara steril
Setelah membeku simpan pada lemari es dengan posisi agar yang berada di
atas
4. Pembuatan media PAF
6 plate 100ml
100/6 x 6 = 100 ml
Laporan resmi praktikum bakteriologi 16
35/1000 x 100ml = 3,5 gram
Gliserin 10/1000 x 100 ml = 1 ml
Aquadest 100 ml - 1 ml = 99 ml
Di timbang media PAF 3,5 gram di tambah gliserin dan aquadest panaskan
sampai larut
Setelah larut sesuaikan pHnya yang di minta
Steril di autoclave, steril 6 plate pada oven
Tuang pada 6 plate steril secara steril
Setelah membeku simpan pada lemari es dengan posisi agar yang berada di
atas
5. Pembuatan media centrimide
6 plate 100 ml
44,5/1000 x 100 ml = 4,45 gram
Gliserin 10/1000 x 100 ml = 1 ml
Aquadest 100 ml – 1ml = 99ml
Di timbang media centrimide 4,45 gram di tambah gliserin dan aquadest
panaskan sampai larut
Setelah larut sesuaikan pHnya yang di minta
Steril di autoclave, steril 6 plate pada oven
Tuang pada 6 plate steril secara steril
Setelah membeku simpan pada lemari es dengan posisi agar yang berada di
atas
6. Pembuatan media gula – gula
6 tabung 6 x4 ml = 24 ml
10/1000 x 24 ml = 0,24 gram
BTB 0,24 % 1m/100ml x 24 m = 0,24 ml
Di timbang 0.48 gula – gula masukkan beaker glass
Di tambah 48 ml indol larutkan + BTB 0,4 % sebanyak 0,48 ml aduk
Tuang pada tabung khan + durham, hilangkan udara di durham, tutup dengan
kaps yang sesuai
Steril di autoclave, setelah steril simapan di almari es
7. Pembuatan media citrate
6 tabung 6 x 2,5 ml = 15 ml
22,5/1000 x 15 ml = 0,33 gram
Laporan resmi praktikum bakteriologi 17
Timbang media masukkan beaker glass + aquadest sesuai kebutuhan, aduk
panaskan sampai larut.
Tuang pada tabung khan, tutup dengankapas berlemak
Steril di autoclave miringkan penuh setelah beku simpan di almari es.
8. Pembuatan media Indol
6 tabung 6 x 2,5 ml = 15 ml
Untuk pelarut gula – gula 4 ml x 5 x 6 set = 120 ml
Pepton 10/1000 x 135 ml = 1,35 gram
NaCL 5/1000 x 135 ml = 0,67 gram
Timbang media masukkan beaker glass + aquadest sesuai kebuttuhann ,
sesuaikan pHnya
Tuang pada tabung yang sesuai, steril pada autoclave, setelah steril simpan di
almari es.
9. Pembuatan media semisolid
6 tabung 4 ml x 6 tabung = 24 ml
Pepton 5/1000 x 24 ml = 0,12 gram
NaCL 5/1000 x 24 ml = 0,12 gram
Agar 4/1000 x 24 ml = 0,09 gram
Timbang trytosa Nacl, agar + aquadest masukkan Erlenmeyer, aduk
Panaskan sampai larut sesuaikan pHnya
Tuang pada tabung khan steril di autoclave
Setelah steril bekuan dengan posisi tegak
10. Pembuatan media Urea
6 tabung 6 x 2,5 ml = 15 ml
Base medium 21/1000 x 15 ml = 0,31 gram
Reagen urea 2% 2/1000 x 15 ml = 0,03 gram
Timbang uera agar sebanyak 0,63 gram, masukkan , Erlenmeyer + aquadest
30 ml , aduk panaskan sampai larut, steril di autoclave
Steril Erlenmeyer 100 ml 12 tabung khan di oven
Setelah steril timbang urea 2% sebanyak 0,6 gram secara steril + urea agar
yang telah steril dan masih cair, campur
Tuang pad atabung khan steril
Di miringkan penuh setelah beku simpan di alamari es
11. Pembuatan media KIA
6 tabung 6 x 4 ml = 24 ml
55/1000 x 24 ml = 1,32 gram
Laporan resmi praktikum bakteriologi 18
Di timbang 1,32 gram media KIA, di larutkan dengan 48 ml aquadest dalam
Erlenmeyer 100 ml
Di panaskan di atas api Bunsen sampai larut dan di pH
Di tuang pada tabung khan
Sterl di autoclave di miringkan dengan lereng dan dasar
Setelah beku simpan di alamari es.
Laporan resmi praktikum bakteriologi 19