26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bakteri adalah organisme bersel tunggal terkecil, beberapa di antaranya hanya memiliki diameter 0,4 mm. Sel berisi massa sitoplasma dan beberapa bahan inti (dia tidak memilki inti sel yang jelas). Sel dibungkus oleh dinding sel dan pada beberapa jenis bakteri dinding sel ini dikelilingi oleh lapisan lendir atau kapsula. Kapsula terdiri atas campuran polipeptida dan polisakarida (Gaman dan Sherrington, 1992) . Bakteri merupakan sel prokariotik dan mempunyai berbagai bentuk yang sebagian besar berbentuk batang dengan lebar kurang dari 1 mm dan panjang 5mm. DNA diselubungi oleh satu membran inti, terdapat organela mitokondria dan protoplas. Daerah inti berupa anyaman benang halus yang langsung berbatasan dengan sitoplasmaberisi ribosom. Bakteri berkembang biak dengan membelah diri (Schlegel, 1994). Berdasarkan bentuk morfologisnya, maka bakteri itu dapat dibagi atas tiga golongan,yaitu golongan basil, golongan kokus, dan golongan spiral. Basil ( bacillus ) berbentuk serupa dengan tongkat pendek, silindris. Sebagian besar dari bakteri itu merupakan basil. Basil dapat bergandeng-gandengan panjang, bergandengan dua- dua, atau terlepas satu sama lain. Yang bergandeng- gandengan panjang disebut streptobasil , yang dua-dua disebut diplobasil. Ujung-ujung basil yang terlepas satu sama lain itu tumpul, sedang ujung-ujung yang masih bergandengan itu tajam. Kokus ( coccus ) adalah bakteri Laporan resmi praktikum bakteriologi 1

pseudomonas.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pseudomonas.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bakteri adalah organisme bersel tunggal terkecil, beberapa di antaranya hanya

memiliki diameter 0,4 mm. Sel berisi massa sitoplasma dan beberapa bahan inti (dia

tidak memilki inti sel yang jelas). Sel dibungkus oleh dinding sel dan pada beberapa

jenis bakteri dinding sel ini dikelilingi oleh lapisan lendir

atau kapsula. Kapsula terdiri atas campuran polipeptida dan polisakarida (Gaman

dan Sherrington, 1992) .

Bakteri merupakan sel prokariotik dan mempunyai berbagai bentuk yang

sebagian besar berbentuk batang dengan lebar kurang dari 1 mm dan panjang

5mm. DNA diselubungi oleh satu membran inti, terdapat organela mitokondria dan

protoplas. Daerah inti berupa anyaman benang halus yang langsung berbatasan

dengan sitoplasmaberisi ribosom. Bakteri berkembang biak dengan membelah diri

(Schlegel, 1994).

Berdasarkan bentuk morfologisnya, maka bakteri itu dapat dibagi atas tiga

golongan,yaitu golongan basil, golongan kokus, dan golongan spiral. Basil (bacillus)

berbentuk serupa dengan tongkat pendek, silindris. Sebagian besar dari bakteri itu

merupakan basil. Basil dapat bergandeng-gandengan panjang, bergandengan dua-

dua, atau terlepas satu sama lain. Yang bergandeng-gandengan panjang

disebut streptobasil, yang dua-dua disebut diplobasil. Ujung-ujung basil yang

terlepas satu sama lain itu tumpul, sedang ujung-ujung yang masih bergandengan itu

tajam. Kokus (coccus) adalah bakteri yang bentuknya serupa bola-bola kecil.

Golongan ini tidak sebanyak golongan basil. Kokus ada yang bergandeng-

gandengan panjang serupa tali leher, ini disebiut streptokokus, ada yang

bergandengan dua-dua, ini disebut tetrakokus, kokus yang mengelompok

merupakan suatu untaian disebut stafilokokus, sedang kokus yang mengelompok

serupa kokus disebut sarcina. Spiril (dari spirilum) ialah bakteri yang bengkok atau

berbengkok-bengkok serupa spiral. Bakteri yang berbentuk spiral itu tidak banyak.

Golongan ini merupakan golongan yang paling kecil, jika dibandingkan dengan

golongan kokus maupun golongan basil. (Dwijosaputro, 1978).

1.2 Batasan Masalah

Dalam makalah ini, penulis hanya membatasi pada tujuan yang dilakukannya

identifikasi. Selai dari tujuan tidak akan di bahas dalam makalah ini.

Laporan resmi praktikum bakteriologi 1

Page 2: pseudomonas.doc

1.3 Rumusan Masalah

- Bagaimanakah klafikasi dari Pseudomonas ?

- Bagaimana bentuk dan morfologi dari Pseudomonas ?

- Bagaimana sifat biakan Pseudomonas ?

- Apa saja struktur antigen dari Pseudomonas ?

- Penyakit apa saja yang ditimbulkan oleh Pseudomonas ?

1.4 Tujuan

1. Untuk mengetahui klasifikasi bakteri

2. Untuk mengetahui morfologi bakteri

3. Untuk mengetahui sifat biakan bakteri

4. Untuk mengetahui penyakit yang ditimbulkan bakteri

1.5 Manfaat

a. Bagi Instansi :   Untuk menambah referensi tentang Bakteriologi.

b. Bagi Peneliti      : Untuk menambah kemampuan tentang

cara identifikasi

bakteri Pseudomonas.

c. Bagi Masyarakat : Untuk menambah pengetahuan tentang identifikasi bakteri

Pseudomonas

Laporan resmi praktikum bakteriologi 2

Page 3: pseudomonas.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

A. Morfologi

Pseudomonas sp merupakan bakteri berbentuk batang, bersifat gram

negatif, mempunyai flagel, tidak berkapsul. Membentuk pigmen biru yang

meresap masuk dalam perbenihan terdiri dari zat : flouresens warna hijau yang

larut dalam air dan pyocianin warna biru kehijauan larut dalam kloroform.

Bakteri ini hanya menguraikan glukosa dan tumbuh pada semua jenis media.

Pseudomonas aeruginosa berbentuk batang dengan ukuran sekitar 0,6 x

2 μm. Bakteri ini terlihat sebagai bakteri tunggal, berpasangan, dan terkadang

membentuk rantai yang pendek. P. aeruginosa termasuk bakteri gram negatif.

Bakteri ini bersifat aerob, katalase positif, oksidase positif, tidak mampu

memfermentasi tetapi dapat mengoksidasi glukosa/karbohidrat lain, tidak

berspora, tidak mempunyai selubung (sheat) dan mempunyai flagel monotrika

(flagel tunggal pada kutub) sehingga selalu bergerak (Dwidjoseputro,1998).

Bakteri ini dapat tumbuh di air suling dan akan tumbuh dengan baik

dengan adanya unsur N dan C. Suhu optimum untuk pertumbuhan P.

aeruginosa adalah 42o C. P. aeruginosa mudah tumbuh pada berbagai media

pembiakan karena kebutuhan nutrisinya sangat sederhana. Di laboratorium,

medium paling sederhana untuk pertumbuhannya digunakan asetat (untuk

karbon) dan ammonium sulfat (untuk nitrogen)( Dwidjoseputro,1998).

Pembiakan dari spesimen klinik biasanya menghasilkan satu atau dua

tipe koloni yang halus :

a.  Koloni besar dan halus dengan permukaan rata dan meninggi.

b.  Koloni halus dan mukoid sebagai hasil produksi berbahan dari alignat. Tipe

ini sering didapat dari sekresi saluran pernafasan dan saluran kemih.

B. Klasifikasi

Kingdom : Bacteria

Filum : Proteobacteria

Ordo : Pseudomonadales

Famili : Pseudomonadaceae

Genus : Pseudomonas

Laporan resmi praktikum bakteriologi 3

Page 4: pseudomonas.doc

Spesies : - Pseodomonas aerogenosa

- Pseudomonas mallei

- Psedomonas cepacia

- Psedomonas coccovenenas

- Psedomonas psedomalellei

- Psedomonas flouresecens

C. Patogenitas atau Manifestasi Klinis

Faktor sifat yang memungkinkan organisme mengatasi pertahanan tubuh

normal dan menimbulkan penyakit ialah : pili, yang melekat dan merusak

membran basalis sel; polisakarida simpai, yang meningkatkan perlekatan pada

jaringan tetapi tidak menekan fagositosis; suatu hemolisin yang memiliki

aktivitas fosfolipasa; kolagenasa dan elastasa dan flagel untuk membantu

pergerakan(Hadioetomo,1990).

Sedangkan faktor yang menentukan daya patogen adalah LPS mirip

dengan yang ada pada Enterobacteriaceae; eksotoksin A, suatu transferasa

ADP-ribosa mirip dengan toksin difteri yang menghentikan sintesis protein dan

menyebabkan nekrosis di dalam hati; eksotoksin S yang juga merupakan

transferasa ADP-ribosa yang mampu menghambat sintesis protein eukariota.

( Dwidjoseputro,1998).

Produksi enzim-enzim dan toksin-toksin yang merusak barrier tubuh dan

sel-sel inang menentukan kemampuan Pseudomonas aeruginosa menyerang

jaringan. Endotoksin P. aeruginosa seperti yang dihasilkan bakteri Gram-negatif

lain menyebabkan gejala sepsis dan syok  septik. Eksotoksin A menghambat

sintesis protein eukariotik dengan cara kerja yang sama dengan cara kerja toksin

difteria (walaupun struktur kedua toksin ini tidak sama) yaitu katalisis

pemindahan sebagian ADP-ribosil dari NAD kepada EF-2. Hasil dari kompleks

ADP-ribosil-EF-2 adalah inaktivasi sintesis protein sehingga mengacaukan

fungsi fisiologik sel normal. Enzim-enzim ekstraseluler, seperti elastase dan

protease mempunyai efek hidrotoksik dan mempermudah invasi organisme ini

ke dalam pembuluh darah(Hadioetomo,1990).

Antitoksin terhadap eksotoksin A ditemukan dalam beberapa serum

manusia, termasuk serum penderita yang telah sembuh dari infeksi yang berat.

Psiosianin merusak silia dan sel mukosa pada saluran pernafasan.

Lipopolisakarida mempunyai peranan penting sebagai penyebab timbulnya

demam, syok, oliguria, leukositosis, dan leukopenia, koagulasi intravaskular

diseminata, dan sindroma gagal pernafasan pada orang dewasa.

Laporan resmi praktikum bakteriologi 4

Page 5: pseudomonas.doc

Strain Pseudomonasaeruginosa yang punya sistem sekresi tipe III, secara

signifikan lebih virulen dibandingkan dengan yang tidak punya sistem sekresi

tersebut. Sistem sekresi tipe III adalah sistem yang dijumpai pada bakteri gram

negatif, terdiri dari sekitar 30 protein yang terbentang dari bagian dalam hingga

luar membran sel bakteri, berfungsi seperti jarum suntik yang menginjeksi

toksin-toksin secara langsung ke dalam sel inang sehingga memungkinkan

toksin mencegah netralisasi antibodi

D. Pseudomonas menyebabkan :

Gejalanya tergantung bagian tubuh yang terkena, tetapi infeksi ini

cenderung berat:

1. Infeksi pada luka atau luka bakar, ditandai dengan nanah biru-hijau dan

bau manis seperti anggur. Infeksi ini sering menyebabkan daerah ruam

berwarna hitam keunguan dengan diameter sekitar 1 cm, dengan koreng

di tengahnya yang dikelilingi daerah kemerahan dan pembengkakan.

Ruam ini sering timbul di ketiak dan lipat paha. Hal ini dapat juga

dialami oleh penderita kanker.

2. Infeksi saluran kemih, biasanya kronis dan terjadi pada    orang yang

sudah tua.

3. Pneumonia, pada fibrosis kistik mungkin terjadi kolonisasi kuman strain

yang berlendir pada paru-paru. Infeksi paru-paru pada penderita bila

menghirup Pseudomonas aeruginosa dalam jumlah besar pada alat bantu

pernafasan yang tercemar. Sering menyebabkan gangguan mental,

renjatan septik gram negatif dan sianosis yang semakin berat.

4. Otitis eksterna maligna, suatu infeksi telinga, bisa menyebabkan nyeri

telinga hebat dan kerusakan saraf dan sering terjadi pada penderita

kencing manis.

5. Infeksi mata, Pseudomonas aeruginosa bisa menyebabkan koreng pada

mata, mencemari lensa mata dan cairan lensa.

E. Sifat Pembenihan

a. tumbuh aerob

b. tumbuh di media basa dan media padat

c. bentuk koloni besar dan tidak teratur, abu – abu gelap dan terlihat adanya

untaian pada tepinya

d. pigmen di sebarkan dalam edium pertumbuhan

e. dapat memakai H2 atau CO2 sebagai sumber karbon

f. katalase + hasil isolasi dari BAP ,b-hemolisis

Laporan resmi praktikum bakteriologi 5

Page 6: pseudomonas.doc

Bersifat oportunis patogen : memanfaatkan kerusakan jaringan pada hospes

untuk memulai infeksi baru Atau lebih spesifik : memanfaatkan hospes untuk

memulai infeksinya artinya,bila ada jaringan yang rusak , Pseudiminas akan

langsung mendekat dan memulai infeksinya disana (INFEKSI

NOSOKOMIAL).Toksin yang dimiliki oleh Pseudomonas cocovenenans adalah

1.Toxoflavin

2. asam bongkrek :dapat menyebabkan kejang

BAB III

Laporan resmi praktikum bakteriologi 6

Page 7: pseudomonas.doc

METODOLOGI

3.1 Tempat Praktikum : Laboratorium Media dan Bakteriologi

3.2 Waktu Praktikum : Tanggal 9 – 11 Semtember 2014

3.3 Alat & Bahan

Adapun alat yang digunakan untuk pemeriksaan Identifikasi Pseudomonas

yaitu : ose bulat, ose jarum, rak tabung, korek api, lampu spirtus.

Berikut ini adalah bahan yang digunakan pada pemeriksaan Identifikasi

Pseudomonas : suspensi kuman, media Centrimide, media MCA (Mac Conkey

Agar), media PAP (Pseudomonas Agar Pyocianine), media PAF (Pseudomonas

Agar Fluorescine), media Biokimia Reaksi.

3.4 Prosedur & Skema Kerja

Prosedur :

1. Hari Pertama

- Pembuatan media (PAF, PAP, MCA, Centrimide, Biokimia Reaksi)

2. Hari Kedua

- Dari media pemupuk dilakukan inokulasi pada media differensial dan

media selektif

- *Cara Inokulasi*

a. Plate di bagi 3 bagian yaitu A,B dan C

b. Dengan ose steril di ambil 1 mata ose bakteri , di goreskan pada

bagian A dari a ke b bolak balik

c. Ose di goreskan secara sampai mendekati kedua garis bagi

d. Kemudian ose digoreskan Zig-zag dipermukaan B dan C

e. Ose di sterilkan dan didinginkan

f. Pada permukaan A akan tumbuh koloni padat, permukaan B

akan tumbuh koloni yang jarang dan permukaan C tumbuh

jarang sekali.

- Diinkubasi 37 C selama 24 jam.

3. Hari Ketiga

- Dilihat hasil dari media differensial dan media selektif

- Dilanjutkan dengan pewarnaan Gram :

*cara pewarnaan Gram *

a. Membuat sediaan untuk pewarnaan

b. Sediaan diwarnai dengan Gram 1( Gentian Violet ) selama 3

menit

c. Kemudian di bilas dengan air lalu diberi Gram 2 (Lugol) selama

1 menit

Laporan resmi praktikum bakteriologi 7

Page 8: pseudomonas.doc

d. Diberi Gram 3 ( alkohol ) selama 10 detik

e. Diberi Gram 4 Fuchsin selama 3 menit , dibilas dengan air kran

f. Diperiksa dibawah mikroskop perbesaran 100x dengan oil

immersi

- Diinokulasikan pada media Biokimia Reaksi,

- *Cara inokulasi*

a. Inokulasi pada media Cair ( Gula – gula, VP,MR dan Indol )

1. Ose bulat dipanaskan membara dan dinginkan

2. Ambil 1 mata ose bakteri dengan ose bulat

3. Dimasukkan pada media lalu diaduk

4. Ose dipanaskan dan didinginkan

b. Inokulasi pada media padat dengan dasar dan lereng (KIA)

1. Ose jarum dipanaskan membara dan didinginkan

2. Ambil koloni bakteri dengan ose dingin

3. Digoreskan pada lereng media kemudian ditusukkan pada

dasar

4. Ose dipanaskan dan didinginkan

c. Inokulasi pada media padat miring ( UREA , CITRAT )

1. Ose bulat dipanaskan membara dan dinginkan

2. Ambil sampel bakteri dengan ose bulat yang dingin

3. Digoreskan pada lereng media dari bagian tabung bawah

sampai atas ( mulut tabung )

4. Panaskan ose dan dinginkan

d. Inokulasi pada media semi solid

1. Ose jarum dipanaskan membara dan dinginkan

2. Ambil satu mata ose bakteri dari sampel

3. Ditusukkan pada media dengan tegak lurus hingga dasar

media

4. Ose dipanaskan lalu dinginkan

- DiInkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam.

4. Hari Keempat

- Pembacaan hasil dari media Biokimia Reaksi

Skema :Sampel

Laporan resmi praktikum bakteriologi 8

Page 9: pseudomonas.doc

Selenite Broth, Ink. 37 C 24 jam

(Mac Conkey) centrimide

Koloni : Halus Halus

Warna : Jernih Hijau Kebiruan, Kehijauan

Ferm : Laktosa - Pyocianine, Fluorescine

Pewarnaan Gram

KIA Ink. 37 C 24 jam

Pseudomonas aeruginosa

Lereng = Alkalis (Basa)

Dasar = Alkalis (Basa)

Gas = -

H2S = -

Biokimia Reaksi Ink. 37 C 24 jam

Identifikasi

IMVIC : --- v

BAB IV

Laporan resmi praktikum bakteriologi 9

Page 10: pseudomonas.doc

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

1) ISOLASI

Bahan pemeriksaan ditanam pada media :

a. MCA

b. PAP

c. PAF

d. Centrimide

Dieramkan pada suhu 37 C selama 24 jam.

Hasil pembiakan :

a. Dari media MCA

Bentuk : Bulat

Ukuran : Kecil

Warna : Merah

Tepi : Rata

Permukaan : Cembung

Fermentasi : Laktosa -

b. Dari media Centrimide

Bentuk : Bulat

Ukuran : Kecil

Warna : Kuning Kehijauan

Tepi : Rata

Permukaan : Cembung

Konsistensi : Semi mucoid

e. Dari media PAF

Bentuk : Bulat

Ukuran : Keil

Warna : Kuning

Tepi : Rata

Permukaan : Cembung

Konsistensi : Semi mucoid

Laporan resmi praktikum bakteriologi 10

Page 11: pseudomonas.doc

f. Dari media PAP

Bentuk : Bulat

Ukuran : Kecil

Warna : Kuning

Tepi : Rata

Permukaan : Cembung

Konsistensi : Semi mucoid

Dari koloni tersangka dilakukan pewarnaan : Gram

a. Dari media Centrimide

Bentuk : batang

Susunan : menyebar

Warna : merah

Sifat : Gram –

2) UJI BIOKIMIA REAKSI

- Indol : ( - )

- Glukosa : ( - )

- Laktosa : ( - )

- Maltosa : (- )

- Manosa : ( - )

- Sukrosa : ( - )

- VP : -

- MR :-

- Motil : +

- Citrat : +

- Urea :-

- KIA : Lereng = Alkalis

Dasar = Alkalis

Gas = +

H2S = -

4.2 Pembahasan

Laporan resmi praktikum bakteriologi 11

Page 12: pseudomonas.doc

Reaksi biokimia

Kuman ini dapat mencairkan gelatin dan tidak membentuk H2S. Indol (-)

dan kadang-kadang terjadi false indol (+). Hal ini, terjadi bila dipakai reagensia

Erlich dan sebaiknya memakai reagensia dari Kovac. Tidak memecah urea.

P. aerugonisa merupakan organisme yang sangat mudah beradaptasi dan dapat

memakai 80 gugus organik yang berbeda untuk pertumbuhannya dan amonia

sebagai sumber nitrogen.

Dapat tumbuh pada perbenihan yang dipakai untuk isolasi kuman

Enterobacteriaceae dan mempunyai kemampuan untuk menolerir keadaan

alkalis, jiuga dapat tumbuh pada perbenihan untuk kuman fibrio. Meskipun,

pseudomonas merupakan organisme aerob, tetapi ia dapat mempergunakan nitrat

dan arginin sebagai aseptor elektron dan tumbuh secara an aerob.

Suhu pertumbuhan optimum ialah 35⁰C tetapi dapat juga tumbuh 42⁰C.

Hasil isolasi bahan klinik sering memberikan beta hemolisis pada agar darah.

P. aerugonisa adalah satu-satunya spesies yang menghasilkan:

1. piosianin, suatu pigmen yang larut dalam kloroform. Strain lainnya

menghasilkan pigmen fenazin.

2. fluorezen, suatu pigmen yang larut dalam air. Beberapa strain menghasilkan

pigmen darah.

Alignat merupakan suatu eksopolisakarida yang merupakan polimer dari

glucoronic acid dan mannuronic acid, berbentuk gel kental disekeliling bakteri.

Alignat ini memungkinkan bakteri untuk membentuk biofilm, yaitu kumpulan

koloni sel-sel mikroba yang menempel pada suatu permukaan misalnya kateter

intravena atau jaringan paru. Alignat dapat melindungi bakteri dari pertahanan

tubuh inang, seperti limfosit, fagosit, silia, di saluran pernafasan, antibodi, dan

komplemen. P. aeruginosa membentuk biofilm untuk membantu kelangsungan

hidupnya saat membentuk koloni pada paru-paru manusia.

Terkadang menghasilkan bau yang manis dan menyerupai anggur.

Koloni yang dibentuk halus bulat dengan warna fluoresensi yang kehijau-

hijauan. Bakteri ini menghasilkan pigmen yang tak berfluoresensi kehijauan

(plosianin). Strain P. aeruginosa menghasilkan pigmen yang berfluoresensi

antara lain: piooverdin (warna hijau), piorubin (warna merah gelap), piomelanin

(hitam). P. aeruginosa yang berasal dari koloni yang berbeda mempunyai

aktivitas biokimia, enzimatik dan kepekaan antimikroba yang berbeda.

Laporan resmi praktikum bakteriologi 12

Page 13: pseudomonas.doc

        Pili (fimbriae) menjulur dari permukaan sel dan membantu pelekatan pada

sel epitel inang. Lipopolisakarida yang terdapat  dalam banyak imunotipe

merupakan salah satu faktor virulensi dan juga melindungi sel dari pertahanan

tubuh inang. P. aeruginosadapat digolongkan berdasarkan imunotipe

lipopolisakarida dan kepekaannya terhadap piosin (bakteriosin). Produk

ekstraseluler yang dihasilkan berupa enzim-enzim, yaitu elastase protease dan

dua hemolisin, fosfolipase C yang tidak tahan panas dan rhamnolipid.

P. aeruginosa resisten terhadap konsentrasi tinggi garam dan zat

pewarna, antiseptik, dan banyak antibodi yang sering digunakan. Suatu studi

intensif menyatakan bakteri ini mempunyai gen untuk resistensi terhadap

merkuri, disebut gen mer yang berada dalam plasmid.

Kemampuan P. aeruginosa menyerang jaringan bergantung pada

reproduksi enzim-enzim dan toksin-toksin, yang merusak barier tubuh dan sel-

sel inang. P. aeruginosa seperti yang dihasilkan bakteri Gram-negatif lain,

misalnya endotoksin menyebabkan gejala sepsis dan syok septik, eksotoksin A

menyebabkan nekrosis jaringan, enzim-enzim ekstra seluler bersifat histotoksik

dan mempermudah infasi kedalam pembuluh darah.

BAB V

Laporan resmi praktikum bakteriologi 13

Page 14: pseudomonas.doc

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Jadi, berdasarkan hasil pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa dari jenis

Pemeriksaan Identifikasi Salmonella ditemukan bakteri Pseudomonas spp.

5.2 SARAN

a. Sebaiknya praktikan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) sebelum melakukan pemeriksaan.

b. Pemeriksaan dilakukan sesuai prosedur yang ada.

c. Jagalah kebersihan.

Laporan resmi praktikum bakteriologi 14

Page 15: pseudomonas.doc

DAFTAR PUSTAKA

Brooks,Geo.F,dkk.2005.MIKROBIOLOGIKEDOKTERAN.Jakarta:SalembaMedika.

Dwidjoseputro,D. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan. 

Hadioetomo, R. S. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek, teknik, dan Prosedur

Dasar Laboratorium . Gramedia. Jakarta.

Pelzcar, M. J. dan E. C. S. Chan. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas

Indonesia Press. Jakarta.

Schlegel, H. G. 1994. Mikrobiologi Umum. UGM Press. Yogyakarta

LAMPIRAN

Laporan resmi praktikum bakteriologi 15

Page 16: pseudomonas.doc

1. Pembuatan media MR,VP

6 tabung @ 4 ml

VP 4ml X 6 tabung khan = 24 ml

MR 4ml X 6 tabung khan = 24 ml

Aquadest 24 ml + 24 ml = 48 ml

17/1000 X 48 = 0,81 gram

Di timbang mediaVP dan MR 0,81 masukkan beaker glass

Di tambah aquadest sesuaikann kebutuhan, aduk panaskan sampai larut

Sesuaikan pHnya sesuai yang di minta

Tuang pada tabung reaksi tutup dengan kapas berlemak, steril di autoclave

Simpan di almari es

2. Pembuatan Media MCA

6 plate 100 ml

100/6 X 6 = 100 ml

50/1000 X 100 ml = 5 gram

Di timbang media MCA 5 gram di tambah aquadest panaskan sampai larut

Setelah larut sesuaikan pHnya yang di minta

Steril di autoclave, steril 6 plate pada oven

Tuang pada 6 plate steril secara steril

Setelah membeku simpan pada lemari es dengan posisi agar yang berada di

atas

3. Pembuatan media PAP

6 plate 100 ml

100/6 x 6 = 100 ml

44/1000 x 100ml = 4,4 gram

Gliserin 10/1000 x 100ml = 1ml

Aquadest 100 ml – 1 ml = 99 ml

Di timbang media PAP 4,4 gram di tambah gliserin dan aquadest panaskan

sampai larut

Setelah larut sesuaikan pHnya yang di minta

Steril di autoclave, steril 6 plate pada oven

Tuang pada 6 plate steril secara steril

Setelah membeku simpan pada lemari es dengan posisi agar yang berada di

atas

4. Pembuatan media PAF

6 plate 100ml

100/6 x 6 = 100 ml

Laporan resmi praktikum bakteriologi 16

Page 17: pseudomonas.doc

35/1000 x 100ml = 3,5 gram

Gliserin 10/1000 x 100 ml = 1 ml

Aquadest 100 ml - 1 ml = 99 ml

Di timbang media PAF 3,5 gram di tambah gliserin dan aquadest panaskan

sampai larut

Setelah larut sesuaikan pHnya yang di minta

Steril di autoclave, steril 6 plate pada oven

Tuang pada 6 plate steril secara steril

Setelah membeku simpan pada lemari es dengan posisi agar yang berada di

atas

5. Pembuatan media centrimide

6 plate 100 ml

44,5/1000 x 100 ml = 4,45 gram

Gliserin 10/1000 x 100 ml = 1 ml

Aquadest 100 ml – 1ml = 99ml

Di timbang media centrimide 4,45 gram di tambah gliserin dan aquadest

panaskan sampai larut

Setelah larut sesuaikan pHnya yang di minta

Steril di autoclave, steril 6 plate pada oven

Tuang pada 6 plate steril secara steril

Setelah membeku simpan pada lemari es dengan posisi agar yang berada di

atas

6. Pembuatan media gula – gula

6 tabung 6 x4 ml = 24 ml

10/1000 x 24 ml = 0,24 gram

BTB 0,24 % 1m/100ml x 24 m = 0,24 ml

Di timbang 0.48 gula – gula masukkan beaker glass

Di tambah 48 ml indol larutkan + BTB 0,4 % sebanyak 0,48 ml aduk

Tuang pada tabung khan + durham, hilangkan udara di durham, tutup dengan

kaps yang sesuai

Steril di autoclave, setelah steril simapan di almari es

7. Pembuatan media citrate

6 tabung 6 x 2,5 ml = 15 ml

22,5/1000 x 15 ml = 0,33 gram

Laporan resmi praktikum bakteriologi 17

Page 18: pseudomonas.doc

Timbang media masukkan beaker glass + aquadest sesuai kebutuhan, aduk

panaskan sampai larut.

Tuang pada tabung khan, tutup dengankapas berlemak

Steril di autoclave miringkan penuh setelah beku simpan di almari es.

8. Pembuatan media Indol

6 tabung 6 x 2,5 ml = 15 ml

Untuk pelarut gula – gula 4 ml x 5 x 6 set = 120 ml

Pepton 10/1000 x 135 ml = 1,35 gram

NaCL 5/1000 x 135 ml = 0,67 gram

Timbang media masukkan beaker glass + aquadest sesuai kebuttuhann ,

sesuaikan pHnya

Tuang pada tabung yang sesuai, steril pada autoclave, setelah steril simpan di

almari es.

9. Pembuatan media semisolid

6 tabung 4 ml x 6 tabung = 24 ml

Pepton 5/1000 x 24 ml = 0,12 gram

NaCL 5/1000 x 24 ml = 0,12 gram

Agar 4/1000 x 24 ml = 0,09 gram

Timbang trytosa Nacl, agar + aquadest masukkan Erlenmeyer, aduk

Panaskan sampai larut sesuaikan pHnya

Tuang pada tabung khan steril di autoclave

Setelah steril bekuan dengan posisi tegak

10. Pembuatan media Urea

6 tabung 6 x 2,5 ml = 15 ml

Base medium 21/1000 x 15 ml = 0,31 gram

Reagen urea 2% 2/1000 x 15 ml = 0,03 gram

Timbang uera agar sebanyak 0,63 gram, masukkan , Erlenmeyer + aquadest

30 ml , aduk panaskan sampai larut, steril di autoclave

Steril Erlenmeyer 100 ml 12 tabung khan di oven

Setelah steril timbang urea 2% sebanyak 0,6 gram secara steril + urea agar

yang telah steril dan masih cair, campur

Tuang pad atabung khan steril

Di miringkan penuh setelah beku simpan di alamari es

11. Pembuatan media KIA

6 tabung 6 x 4 ml = 24 ml

55/1000 x 24 ml = 1,32 gram

Laporan resmi praktikum bakteriologi 18

Page 19: pseudomonas.doc

Di timbang 1,32 gram media KIA, di larutkan dengan 48 ml aquadest dalam

Erlenmeyer 100 ml

Di panaskan di atas api Bunsen sampai larut dan di pH

Di tuang pada tabung khan

Sterl di autoclave di miringkan dengan lereng dan dasar

Setelah beku simpan di alamari es.

Laporan resmi praktikum bakteriologi 19