Upload
hakiet
View
307
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN HASIL VERIFIKASI LAPANGAN – PROPER 2013 PT. ADARO, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
INFORMASI UMUM PT. Adaro, perusahaan pertambangan batubara yang lokasinya berada di Provinsi
Kalimantan Selatan yang terdiri dari 2 (dua) Kabupaten yaitu Kabupaten Balangan
dan Kabupaten Tabalong dan Provinsi Kalimantan Tengah yaitu kabupaten Barito
Timur dan Kabupaten barito selatan.
PT. Adaro memiliki luas area produksi 35.800,8 Ha. Penambangan PT. Adaro terbagi
menjadi 3 wilayah penambangan antara lain Paringin 10.602 Ha, Tutupan 15.077 Ha
dan Wara 10.121 Ha. Produksi batubara rata-rata bulanan sebesar 3.486.026 ton dan
target produksi batubara per tahun sebesar + 45 juta ton.
Penambangan Batubara dilakukan dengan sistem tambang terbuka “Open-PIT”,
dengan menggunakan peralatan seperti excavator/backhoe sebagai alat gali muat dan
dump truck sebagai alat angkut. Kegiatan diawali pembersihan lahan (land clearing)
dengan menggunakan bulldozer dan atau excavator kecil, peledakan tanah penutup
dan atau pemindahan tanah penutup, pembersihan Batubara, pemuatan dan
pengangkutan Batubara menuju ROM Stockpile.
Kegiatan reklamasi dan revegetasi sesegera mungkin dilakukan setelah lahan tersebut
tidak terganggu lagi (final). Setiap kegiatan ini memiliki perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi keberhasilan dan pelaporan sesuai dengan dokumen RKTTL
(Rencana Kerja Tahunan Teknik dan Lingkungan).
Dalam operasionalnya PT ADARO dapat membuktikan bahwa kegiatan yang
dilakukan telah memenuhi kaedah-kaedah penambangan yang baik dan benar. PT
ADARO berhasil membangun citra perusahaan tambang ramah lingkungan dengan
mendapatkan predikat terbaik dalam evaluasi lingkungan, tiga tahun berturut-turut
mendapat predikat HIJAU dan pada periode 2011-2012 mendapatkan predikat EMAS
dalam evaluasi PROPER KLH.
STATUS PENAATAN PERIODE 2012-2013 A. Dokumen Lingkungan/Izin Lingkungan Kegiatan operasi penambangan PT. ADARO didukung dokumen AMDAL dengan
persetujuan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 434 tahun 2009, izin Lingkungan
dengan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No 175
Tahun 2012.
No. Kewajiban penanggungjawab usaha sesuai PP 27/2012
Penaatan Temuan
1. Memiliki dokumen lingkungan/Izin Lingkungan.
Taat a) Perusahaan sudah memiliki dokumen AMDAL nomor 434 Tahun 2009 tentang Kelayakan Lingkungan Hidup kegiatan integrasi areal penambangan dan peningkatan kapasitas produksi batubara menjadi 45 juta ton per tahun di tambang tutupan, wara dan paringin di kabupaten Tabalong dan kabupaten balangan, propinsi kalimantan selatan, serta kabupaten Barito Selatan dan Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah oleh PT. Adaro Indonesia Tanggal 15 Juli 2009
b) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No 175 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan seluruh kegiatan produksi hingga 80.000.000 (delapan puluh juta) Ton pertahun tambang batubara di Kabupaten Tabalong dan Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, serta Kabupaten Barito Timur dan Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah oleh PT Adaro Indonesia
2. Melaksanakan ketentuan dalam dokumen lingkungan/izin lingkungan: A. Deskripsi kegiatan (luas area
dan kapasitas produksi) B. Pengelolaan lingkungan
terutama terutama aspek pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, dan Pengelolaan LB3
Taat Telah melaksanakan ketentuan seperti yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan/Izin lingkungan
3. Melaporkan pelaksanaan dokumen lingkungan/izin lingkungan (terutama aspek pengendalian
Taat Telah melaporkan secara rutin pelaksanaan UKL-UPL
No. Kewajiban penanggungjawab usaha sesuai PP 27/2012
Penaatan Temuan
pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, dan Pengelolaan LB3)
B. Pengendalian Pencemaran Air Pengelolaan air limbah dari areal pertambangan sudah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tahapan awal adalah melakukan kajian pola aliran permukaan yang masuk ke areal tambang. Kajian dimaksudkan untuk menetapkan titik penaatan-titik penaatan air limbah yang akan dibuang ke lingkungan. Saat ini terdapat 21 (dua puluh satu) titik penaatan yang semuanya sudah mendapatkan izin pembuangan air limbah (IPAL) dari Bupati Tabalong, Bupati Balangan, Bupati Barito Selatan dan Bupati Barito Timur. Air limbah yang di buang melalui semua lokasi titik penaatan sudah dilakukan pengujian laboratorium eksternal setiap 1 (satu) bulan sekali. Hasil analisasi menunjukkan bahwa air limbah yang dibuang tersebut telah memenuhi baku mutu air limbah yang ditetapkan. Kebijakan managemen ADARO terhadap pelaksanaan konservasi air juga termasuk sebagai salah satu bagian dalam efisiensi sumber daya. Beberapa aktivitas terkait konservasi air adalah sebagai berikut : Pengaspalan jalan mampu menghemat air untuk penyiraman, fasilitas pencucian alat berat dan angkutan karyawan yang menggunakan system sirkulasi tertutup, pemanfaatan air limbah setelah diolah dari IPAL digunakan sebagai supply kebutuhan air bersih masyarakat (yang sebelumnya diolah dengan fasilitas water treatment plan) dan pemanfaatan air limbah setelah diolah di unit IPAL untuk kolam budi daya ikan. Status Penaatan:
No. Pengelolaan Limbah Cair Penaatan Temuan
1. Ketaatan terhadap Izin Taat Perusahaan telah memiliki izin pembuangan air limbah ke badan air dari Bupati Tabalong, Bupati Balangan, Bupati Barito Selatan dan Bupati Barito Timur (Izin Terlampir pada Lampiran 2)
2. Ketaatan terhadap titik penaatan pemantauan
100% Perusahaan memiliki 21 (dua puluh satu) titik penaatan air limbah yang aktif dan seluruhnya sudah dilakukan pemantauan
3. Ketaatan terhadap parameter Baku Mutu
100% Parameter yang dipantau sudah lengkap sesuai dengan parameter yang ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Kalsel No 036 Tahun 2008
4. Ketaatan terhadap pelaporan
100% Telah menyampaikan data bulan Juli 2012-Juni 2013
5. a. Ketaatan terhadap pemenuhan Baku Mutu
100% Semua Parameter yang dipantau telah memenuhi BMAL
b. Pemenuhan Baku Mutu berdasarkan Pemantauan Tim PROPER
------ Tim Proper telah mengambil sampel air limbah dan seluruh parameternya telah memenuhi BMAL
6. Ketaatan terhadap Ketentuan Teknis
Taat Sudah sesuai dengan ketentuan teknis yang dipersayaratkan
C. Pengendalian Pencemaran Udara Upaya pengendalian pencemaran udara dilakukan untuk mengurangi pencemaran dari aktivtas penambangan maupun aktivitas penunjang kegiatan penambangan. Dilakukan penyiraman jalan-jalan tambang untuk mengurangi polusi debu. Hasil pengukuran udara ambient setiap 6 bulan sekali masih memenuhi baku mutu kualitas udara yang ditetapkan. Sedangkan untuk kegiatan penunjang operasional seperti pembangkit listrik telah dilakukan pengelolaan sesuai ketentuan yang berlaku. Status Penaatan:
No. Pengendalian Pencemaran Udara Penaatan Temuan 1. Ketaatan terhadap titik penaatan
pemantauan
100% Perusahaan memiliki 60 genset dan semuanya telah dipantau emisi sudah dipantau
2. Ketaatan terhadap pelaporan
100% Sudah melaporkan seluruh data pemantauan
3. Ketaatan terhadap parameter Baku Mutu Emisi
100% Parameter yang dipantau dari semua sumber emisi sudah sesuai peraturan
4. Ketaatan terhadap pemenuhan Baku Mutu Emisi
100% Hasil pemantauan emisi seluruh sumber emisi telah memenuhi baku mutu emisi
5. Ketaatan terhadap ketentuan Teknis yang dipersyaratkan Taat Cerobong sudah dilengkapi dengan
sarana dan prasarana sampling D. Pengelolaan Limbah B3 Penyimpanan Sementara Limbah B3 Untuk menyimpan sementara timbulan limbah B3, PT. Adaro Indonesia memiliki 33 (tiga puluh tiga) tempat penyimpanan sementara limbah B3, yaitu: Pengelolaan Limbah
B3 No. SK/ No. Surat Masa Berlaku Keterangan
Penyimpanan sementara LB3 PT. Adaro Indonesia-Kelanis
Kep. Bupati Barito Selatan No. 74 tahun 2012, 7 Maret 2012
5 tahun TPS limbah B3 cair
Pengumpulan sementara LB3 PT.Adaro (stok pile)
Kep. Bupato Barito Selatan No. 309 tahun 2011, 16 Juni 2011 (perubahan atas Kep. Bupati Barito Selatan No. 193 tahun 2010
5 Tahun TPS gudang LB3 padat dan cair
Penyimpanan/penampungan sementara LB3 PT. Bukit Makmur Mandiri Utama KM 34
Kep. Bupati Barito Timur No 200 Tahun 2011, 9 Agustus 2011
5 Tahun TPS gudang LB3 padat, lokasi kegiatan PT. Bukit Makmur Mandiri Utama
Penyimpanan/penampungan sementara LB3 PT. Eka Dharma Jaya Sakti – Hauling Road KM 30
Kep. Bupati Barito Timur No 201 Tahun 2011, 9 Agustus 2011
5 Tahun TPS gudang LB3 cair dan padat, lokasi kegiatan PT. Eka Dharma Jaya Sakti
Penyimpanan/penampungan sementara LB3 PT. Pamapersada Nusantara
Kep. Bupati Barito Timur No 202 Tahun 2011, 9 Agustus 2011
5 Tahun TPS gudang LB3 padat, lokasi kegiatan PT. Pamapersada
Pengelolaan Limbah B3 No. SK/ No. Surat Masa
Berlaku Keterangan
Nusantara Km 35 Penampungan sementara LB3 PT. Adaro Indonesia
Kep. Bupati Barito Timur No. 419 Tahun 2010, 15 Oktober 2010
5 Tahun TPS gudang LB3 cair, lokasi kegiatan PT. Sapta Indra Sejati Km 35
Penampungan sementara LB3 PT. Adaro Indonesia
Kep. Bupati Barito Timur No. 179 Tahun 2010, 31 Maret 2010
5 Tahun TPS gudang LB3 padat, lokasi kegiatan PT. Sapta Indra Sejati Km 35
Penyimpanan sementara LB3 PT. Asiadrill Bara Utama
Kep. Bupati Tabalong No. 01 Tahun 2012, 10 Januari 2012
5 Tahun TPS gudang LB3 cair dan padat, lokasi kegiatan PT. Asiadrill Bara Utama Km 67
Penyimpanan sementara LB3 PT. Agrabudi Jalan Bedikari
Kep. Bupati Tabalong No. 02 Tahun 2012, 10 Januari 2012
5 Tahun TPS gudang LB3 cair dan padat, lokasi kegiatan PT. Agrabudi Jalan Bedikari Km 69
Penyimpanan sementara LB3 PT. Bukit Makmur Mandiri Utama
Kep. Bupati Tabalong No. 03 Tahun 2012, 10 Januari 2012
5 Tahun TPS gudang LB3 cair dan padat, lokasi kegiatan PT. Bukit Makmur Mandiri Utama Km 70
Penyimpanan sementara LB3 PT. Adaro Indonesia
Kep. Bupati Tabalong No. 188.45/277 Tahun 2011, 16 Juni 2011
5 Tahun TPS gudang LB3 cair dan padat, lokasi kegiatan PT. Rahman Abdi Jaya Km 68
Penyimpanan sementara PLB3 PT. Adaro Indonesia
Kep. Bupati Tabalong No. 188.45/277 Tahun 2011, 16 Juni 2011
5 Tahun TPS gudang LB3 cair, lokasi kegiatan PT. Pamapersada Nusantara Km 73
Penyimpanan sementara LB3 PT. Adaro Indonesia
Kep. Bupati Tabalong No. 188.45/278 Tahun 2011, 16 Juni 2011
5 Tahun TPS gudang LB3 cair, lokasi kegiatan PT. Rante Mutiara Insani Km 68
Penyimpanan LB3 PT. Adaro Indonesia
Kep. Men LH No. 385 Tahun 2009, 9 Juli 2011
5 Tahun TPS gudang LB3 cair dan padat, lokasi kegiatan PT. Pamapersada Nusantara Km 35; PT. Pama persada Nusantara (Mega shop pama) Km 78; PT. Sapta Indra Sejati Km 76; PT.
Pengelolaan Limbah B3 No. SK/ No. Surat Masa
Berlaku Keterangan
Widya Sapta Colas Km 30; PT. Bukit Makmur Mandiri Utama Km 34; PT. Lintas Kalimantan Utama Km 38; PT. Putra Sarana Transborneo Km 70; PT. Bhakti Mandiri Putera Tanjung Km 68; PT. Tarkindo Utama Km70; PT. Pamapersada Nusantara Wara Km 73.
Penyimpanan Sementara LB3 PT. Adaro Indonesia
Kep. Bupati Tabalong No. 188.45/376/2010, tanggal 31 Agustus 2010
5 Tahun TPS gudang LB3 cair dan padat, lokasi kegiatan PT. Pamapersada Nusantara Km 73; PT. Pamapersada Nusantara LW tutupan Baru Km 73; PT. Adaro Indonesia Km73; PT. united tractors Km 73;’ PT. Rante Mutiara Insani TPS VIII, IX, X Km 68
Penyimpanan Sementara LB3 PT. Adaro Indonesia
Kep. Bupati Tabalong No. 188/45/291/2012, tanggal 7 Mei 2012
5 Tahun TPS LB3 cair dan padat, lokasi kegiatan PT. Rachman Abdijaya-Tambang ROM XIX dan PT. CBML-North Tambang
Penyimpanan Sementara LB3 PT. Adaro Indonesia
Kep. Bupati Barito Timur No. 358 Tahun 2012, tanggal 19 September 2012
5 tahun TPSLB3 cair dan padat dilokasi PT. Puninar Mitra Abadi
Penyimpanan Sementara LB3
PT. Adaro Indoensia No. 1257/Al-AEA/III/2013, tanggal 18 Maret 2013
- Permohonan Izin TPS LB3 ke Bupati Balangan, untuk lokasi workshop PT. Pamapersada Nusantara
Pengelolaan Limbah B3 No. SK/ No. Surat Masa
Berlaku Keterangan
PT. Adaro Indoensia No. 1258/Al-AEA/III/2013, tanggal 18 Maret 2013
- Permohonan Izin TPS LB3 ke Bupati Tabalong, untuk lokasi workshop PT. Rante Mutiara Insani, PT. Anugrah Jalan Berdikari dan medis PT. Adaro Indonesia
PT. Adaro Indoensia No. 1395/Al-AEA/III/2013, tanggal 25 Maret 2013
- Permohonan Izin TPS LB3 ke Bupati Barito Timur, untuk lokasi workshop PT. Saptaindra Sejati KM 35 Pasar Panas
PT. Adaro Indoensia No. 1402/Al-AEA/III/2013, tanggal 25 Maret 2013
- Permohonan Izin TPS LB3 ke Bupati Tabalong, untuk lokasi workshop PT. Trakindo Utama
Pemanfaatan limbah B3 Dalam upaya melakukan 4R, yaitu reduce, reuse, recycle dan recovery PT. Adaro Indonesia memanfaatan terhadap timbulan limbah B3 berdasarkan izin pemanfaatan terhadap limbah B3 yang diperoleh. Izin pemanfaatan limbah B3 yang diperoleh adalah berupa pelumas bekas sebagai campuran bahan peledak (ANFO-Emulsi)
Pengelolaan Limbah B3 No. SK/ No. Surat Masa
Berlaku Keterangan
Pemanfaatan LB3 PT. Adaro Indonesia
Kep Men LH No. 20 Tahun 2010, tanggal 15 Januari 2010
5 Tahun Komposisi pemanfaatan pelumas bekas untuk ANFO sebesar ± 50% pelumas bekas dan ± 50% solar
Pengelolaan Limbah B3 melalui pihak ketiga berizin Selain kegiatan pengelolaan limbah B3 melalui pemanfaatan, PT. Adaro Indonesia juga melakukan pengelolaan dengan cara pengiriman ke pihak ketiga yang telah mendapat izin dari KLH atau pengelola limbah B3 berizin. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyimpanan limbah B3 melebihi waktu 90 hari. Seperti yang telah ditetapkan dalam peraturan perundangan dan perizinan yang diperolah.
Pencatatan Kegiatan Pengelolaan limbah B3 dalam lembar kegiatan Pengelolaan Limbah B3 Sesuai dengan perizinan yang diperoleh PT. Adaro Indonesia, baik melalui Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup , Bupati Barito Selatan, Bupati Barito Timur, Bupati Tabalong, maka setiap kegiatan pengelolaan masing-masing jenis limbah B3, mulai dari penyimpanan sementara di TPS limbah B3 berizin, kegiatan pemanfaatan di wilayah opersional PT. Adaro Indonesia, pengelolaan secara internal sampai dengan pengiriman limbah B3 ke pengelola limbah B3 berizin akan dicatat dalam lembar kegiatan pengelolaan limbah B3, yaitu Neraca Limbah B3.
Kinerja Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Neraca Limbah B3 Periode 1 Juli 2012 sampai dengan 30 Juni 2013)
Jenis Limbah Satuan Limbah Dihasilkan
Limbah Dikelola
Limbah Belum
Dikelola Perlakuan
A. Sumber Dari Proses Produksi - Ton - - - - B. Sumber Dari Luar Proses Produksi
Oli bekas
Ton 5,521.508 1) 54.915
2) 104.671
3) 5,361.922
0 1) Disimpan di TPS LB3
2) Dimanfaatkan untuk ANFO kegiatan sendiri
3) Diserahkan ke PT. Alp Petro Industry, transporter PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001
4) CV Vanista Limbah Gemilang Kode Manifes WF 0000001
Baterai Bekas
Ton 62.935 1) 6.29 2) 56.645
0 1) Disimpan di TPS LB3
2) Diserahkan ke PT. Non Ferindo Utama, transporter PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001
Filter Bekas
Ton 699.705 1) 123.542 2) 576.163
0 1) Disimpan di TPS LB3
2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode
Jenis Limbah Satuan Limbah Dihasilkan
Limbah Dikelola
Limbah Belum
Dikelola Perlakuan
Manifest KQ 0000001
Grease Bekas
Ton 51.111 1) 2.489 2)
48.622
0 1) Disimpan di TPS LB3
2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001
Kaleng cat,thinner, solvent
Ton 15.423 1) 1.633 2) 13.79
0 1) Disimpan di TPS LB3
2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001
Majun bekas
Ton 56.148 1) 10.376
2) 45.772
0 1) Disimpan di TPS LB3
2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001
Serbuk gergaji bekas
Ton 3.169 1) 0.374 2) 2.795
0 1) Disimpan di TPS LB3
2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001
Cartridge/ Pita Printer bekas
Ton 0.999 1) 0.53 2) 0.469
0 1) Disimpan di TPS LB3
2) Diserahkan ke PT. PPLI , Kode Manifest AA 0000001
Lampu TL
Ton 0.775 1) 0.389 2) 0.385
0 1) Disimpan di TPS LB3
2) Diserahkan ke PT. PPLI, Kode Manifest AA 0000001
Drum eks Fuel
Ton 0.005 1) 0.057 2) 0.062
0 1) Disimpan di TPS LB3
2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode
Jenis Limbah Satuan Limbah Dihasilkan
Limbah Dikelola
Limbah Belum
Dikelola Perlakuan
Manifest KQ 0000001
Air Aki Bekas
Ton 4.466 1) 0.002 2) 4.464
0 1) Disimpan di TPS LB3
2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001
Solar Bekas
Ton 1.739 1) 0.53 2) 1.209
0 1) Disimpan di TPS LB3
2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001
Drum eks Grease
Ton 6.651 1) 1.231 2) 5.42
0 1) Disimpan di TPS LB3
2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001
Tinta Toner Bekas
Ton 0.599 1) 0.096 2) 0.503
0 Di serahkan ke PPLI kode manifest AA 0000001
Hose Bekas
Ton 29.255 1) 3.006 2)
26.249
0 1) Disimpan di TPS LB3
2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001
Monitor TV, Komputer bekas
Ton 0.152 1) 0.063 2) 0.089
0 1) Disimpan di TPS LB3
2) Di serahkan ke PPLI kode manifest AA 0000001
Kawat Las bekas
Ton 9.34 1) 0.033 2) 9.433
0 1) Disimpan di TPS LB3
2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001
Drum eks Ton 3.175 1) 1.675 0 1) Disimpan di TPS
Jenis Limbah Satuan Limbah Dihasilkan
Limbah Dikelola
Limbah Belum
Dikelola Perlakuan
chemical 2) 1.5 LB3 2) Diserahkan ke PT.
Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001
Sarung tangan bekas
Ton 64.92 1) 0.453 2)
65.372
0 1) Disimpan di TPS LB3
2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001
Soda Ash sisa
Ton 0.005 0.005 0 Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001
Sludge oil trap
Ton 189.316 1) 77.14 2)
112.176
0 Dikirim ke PPLI kode manifest AA 0000001
Limbahmedis Ton 0.172 1) 0.068
2) 0.007 0 Dikirim ke PPLI
kode manifest AA 0000001
TOTAL Ton 6,721.566 6,721.566
0
Persentase % 100 Catatan : 4.22% limbah B3 masih disimpan di TPS LB3, 1.56% limbah B3 dimanfaatkan untuk ANFO, 94.22% limbah B3 diserahkan ke pihak ketiga yang berizin. Secara umum 100% limbah B3 sudah dikelola sesuai dengan peraturan yang berlaku dan persyaratan dalam izin Kesimpulan Berdasarkan uraian pengelolaan limbah B3 diatas, maka dapat diambil kesimpulan: Perusahaan telah melakukan penaatan pengelolaan limbah B3 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan persyaratan dalam izin.
E. Pengendalian Kerusakan Lingkungan Rekapitulasi Penilaian
No. Tahapan Lokasi Nilai Total
KRITERIA PENILIAI
Keterangan
Tidak Potensi Rusak
(X ≥ 80)
Potensi Rusak Ringan
(55 < X < 80)x
Potensi Rusak Berat
(X < 55)
1. Penambangan Pit Wara 93 √ aspek manajemen telah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan lingkungan Untuk aspek Teknis: Upaya
pengendalian erosi terlihat adanya galur-galur erosi.
2. Penimbunan Disposal North 2 Tutupan
89 √ aspek manajemen aspek kemajuan luasan dan jadwal belum sesuai dengan rencana Untuk aspek Teknis: Upaya
pengendalian erosi terdapat adanya galur-galur erosi.
3. Reklamasi Disposal North 2 Tutupan
96 √ aspek manajemen aspek kemajuan luasan dan jadwal belum sesuai dengan rencana Untuk aspek Teknis: semua
aspek telah memenuhi ketentuan
4. Penambangan Pit North Tutupan
88 √ aspek manajemen telah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan lingkungan Untuk aspek Teknis: terdapat
potensi longsor sedang dan terlihat adanya alur-alur didinding lereng
5. Pembersihan Lahan
Pit North Tutupan 100
√ Sudah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan lingkungan
6. Pengupasan Tanah Pucuk
Pit North Tutupan 100
√ Sudah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan lingkungan
7.
Reklamasi Disposal South ½ Tutupan
100
√ Sudah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan lingkungan.
8. Penimbunan Disposal
South ½ 93
√ aspek manajemen telah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian
No. Tahapan Lokasi Nilai Total
KRITERIA PENILIAI Keterangan Tutupan kerusakan lingkungan
Untuk aspek Teknis: terlihat adanya alur-alur didinding lereng
9.
Reklamasi Disposal HW1 South Tutupan
96
√ aspek manajemen kemajuan luasan dan jadwal belum sesuai dengan rencanatelah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan lingkungan Untuk aspek Teknis semua
memenuhi ketentuan
10.
Penimbunan Disposal HW1 South Tutupan
100
√ Sudah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan lingkungan.
11.
Reklamasi
Disposal Inpit Backfill South Tutupan
100
√ Sudah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan lingkungan.
JUMLAH DATA 11 11 0 0 TAAT Evaluasi aspek Pengendalian Kerusakan Lingkungan meliputi 2 (dua) aspek yaitu aspek manajemen dan aspek tekins. Hasil penilaian untuk semua lokasi memperoleh nilai total > 80, sehingga masuk kategori TAAT terhadap kriteria kerusakan lahan, Rincian sebagai berikut : Aspek Manajemen :
K1 (Perencanaan); o Telah memiliki Peta Triwulanan Rencana dan Realisasi dengan skala 1 :
2000, dan ditandatangani oleh KTT o Untuk target rencana beberapa aktivitas Penimbunan dan Reklamasi
kemajuan luasan di lapangan belum sesuai dengan rencana. K2 (Kontinyuitas) : Semua lokasi yang dinilai sudah memenuhi kriteria
penilaian Aspek Teknis :
K3 (Potensi Longsor) dari lokasi yang dinilai ada satu lokasi penambangan terdapat adanya potensi longsor sedang,
K4 (Pengendalian batuan potensi asam) semua lokasi yang dinilai telah memenuhi aspek kriteria penilaian,
K5 (Indikasi Erosi) sebagian lokasi yang dinilai belum memenuhi aspek kriteria adanya indikasi erosi
K6 (Kebencanaan) semua lokasi yang dinilai telah memenuhi aspek kebencanaan.
F. Pasca Tambang Rencana program pasca tambang PT Adaro Indonesia telah dituangkan dalam
dokumen Rencana Pasca Tambang yang telah disetujui oleh Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.
Program Pascatambang PT adaro Indonesia diantaranya:
1. Melakukan reklamasi lahan bekas tambang
1.1 Penataan timbunan tanah penutup,pengendalian erosi dan sedimentasi
Reklamasi lahan Adaro direncanakan setiap tahun dan lima tahunan
disesuaikan dengan perencanaan tambang pada saat penambangan batubara
masih berlangsung.Sedangkan pada masa pascatambang, reklamasi lahan
ditujukan untuk menata kembali lahan bekas tambang sesuai peruntukannya
dan disesuaikan dengan rencana pasca tambang. Reklamasi pasca tambang
dilakukan pada area lahan bekas fasilitas tambang,jalan tambang,lahan bekas
tambang permukaan dan bekas kolam pengendapan.
1.2 Melakukan penanaman kembali
Daerah revegetasi adalah tempat pembuangan overbuden, kemudian ditanami
berbagai jenis tanaman. Revegetasi yang dilakukan adalah melakukan
pembibitan berbagai jenis tanaman yang bekerja sama dengan masyarakat
setempat serta yang disiapkan oleh Adaro sendiri. Revegetasi dilakukan
setelah lokasi ditata dan dihampar dengan top/sub soil
1.3 Pencegahan dan penanganan air asam tambang
Pengelolaan air asam tambang di PT Adaro Indonesia dilakukan dengan 2 cara
yaitu:
Penutupan (mengisolasi) batuan yang berpotensi menimbulkan air
asam tambang dengan batuan yang bersifat netral (menggunakan
metode dry cover)
Sebagian lubang tambang diupayakan ditimbun kembali dengan tanah
penutup
Pencegahan pembentukan air asam tambang dengan melokalisir
sebaran mineral sulfida sebagai bahan potensial pembentuk air asam
dan menghindarkan agar tidak terpapar pada udara bebas. Sebaran
sulfida ditutup dengan bahan impermeable antara lain lempung, serta
dihindari terjadinya proses pelarutan,baik oleh air permukaan maupun
air tanah.
Adaro telah melakukan studi potensi air asam tambang dengan
melakukan pemboran inti lengkap yang dilakukan bersamaan dengan
pemboran geotehnik.
1.4 Pekerjaan sipil untuk mendukung kegiatan pascatambang
Lokasi bekas wilayah operasional akan dimanfaatkan sebagai lokasi kegiatan
produktif dalam rangka menunjang perekonomian masyarakat. Rencana
pascatambang disesuaikan dengan tataruang yang berlaku. Adapun rencana
lokasi lahan pascatambang dibagi menjadi zone-zone:
Zone lindung dan penyangga: hutan produksi
Zone pemanfaatan : lapangan tembak,area pemancingan,tambak,area
pemukiman,area perkemahan,perkebunan kelapa sawit,perkebunan
karet
Zona wisata:wisata air,taman wisata,motorcros
Zona keanekaragaman hayati; flora dan fauna
Selain itu perusahaan juga telah melakukan penelitian kesesuaian lahan
dimana hasil penelitian merekomendasikan pengembangan pertanian yaitu
pertanian pangan dan holtikultura,perkebunan, peternakan dan kehutanan yang
bernilai ekonomi tinggi, berkelanjutan dan ramah lingkungan serta berdampak
pada perbaikan kondisi ekologis di sekitarnya.
Dari beberapa area yang rencana direklamasi tidak semua pit bekas tambang
direklamasi namun akan dijadikan sebagai danau buatan. Kegiatan yang telah
dilakukan untuk mendukung rencana tersebut telah dilakukan kajian hidrologi
dan hidrogeologi, kajian micro-hydropower , kajian budidaya ikan nila dan
udang dll serta pembuatan plot-plot percontohan. Plot percontohan yang ada
saat ini berupa kolam peternakan udang, bumi perkemahan, perkebunan kelapa
sawit dan perkebunan karet.
2. Pemeliharaan dan Perawatan
Pemeliharaan dan perawatan diperlukan dalam menunjang keberhasilan
reklamasi lahan tapak bekas tambang,bekas kolam pengendapan,fasilita
pengolahan dan fasilitas penunjang. Kegiatan yang dilakukan untuk
pemeliharaan dan perawatan diantaranya dengan membangun sarana
pengendali erosi, perawatan tanaman, pengkayaan tanaman,pengendalian
hama dan penyakit dll.
3. Sosial dan Ekonomi
Fokus dari kegiatan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat adalah
pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi sebagai strategi menuju masyarakat
mandiri. Program pascatambang untuk bidang sosial dan ekonomi adalah
mengefektifkan dan mengintensifkan program
G. Community Development/Coorporate Social Responsibility a. Perencanaan
Perencanaan merupakan tahapan yang penting dalam program CSR agar
program tersebut dapat terencana dengan baik dalam jangka mencapai tujuan yang
efektif atau tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. PT. Adaro
Indonesia dalam perencanaannya programnya berbasis pada beberapa kegiatan
pertama, musyawarah di tingkat desa yang melibatkan masyarakat sehingga tergali
kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Namun kegiatan ini kadang bias elitis karena tidak
dihadiri oleh segenap lapisan masyarakat namun hanya dihadiri oleh tokoh tokoh
masyarakat. Oleh karena itu PT. Adaro Indonesia tidak hanya menggunakan
musyawarah desa sebagai basis perencanaan program. Kedua, sumber data
perencanaan yang digunakan salahsatunya adalah pemetaan sosial, namun pemetaan
sosial yang ada belum mengacu pada Peraturan Menteri KLH No. 5 Tahun 2011
mengenai PROPER point Comdev. Pemetaan Sosial yang ada pada lebih kepada
Identifikasi Potensi SDA dan SDM (Sumber Laporan Sosia; mapping Adaro
kerjasama dengan Universitas Lambung Mangkurat, 2010) sehingga masih harus
melakukan kegiatan Sosial Mapping yang komprehensif yang meliputi 1; peta
jaringan antar aktor individu dan institusi , 2; deskripsi kekuatan dan kepentingan
antar aktor individu dan institusi, 3; analisis kekuatan dan kepentingan antar aktor dan
individu, 4; identifikasi potensi, 5;Identifikasi masalah sosial, 6; Identifikasi
Kelompok Rentan, 7; Rekomedasi program berdasar kepada identifikasi kebutuhan
masyarakat. Ketiga, Adanya kemitraan dengan Pemerintah untuk membentuk Tim
Perumus dalam perencanaan, pengawasan CSR melalaui SK Bupati 188.45/87/Kaum
Tahun 2012. Merupakan sistem yang positif untuk mensinegiskan Program CSR
dengan Pemerintah dan CSO supaya tranparan, akuntabel dan tidak overlaping dengan
pemerintah dan tidak menggantikan peran pemerintah. Oleh karena itu perlu
dioptimalkan peranannya dan dikuatkan mekanisme keanggotaaan pengurus sehingga
tidak terjadi krisis kaderasisasi.
b. Pelaksanaan
Kebijakan CSR PT. Adaro Indonesia dilaksanakan melalui lima pilar program,
meliputi Program Ekonomi, Program Pendidikan, Program Kesehatan, Program Sosial
Budaya dan Program Lingkungan.
Paradigma Pemberdayaan melalui Pengembangan Kapasitas dan kemandirian
sudah menjadi mainstreaming dari Program CSR PT. Adaro. Hal ini dibuktikan
dengan design program yang mengutamakan partisipasi masyarakat. Program ini
sangat positif terutama pada pilar program ekonomi seperti Gerbang Aman, yang
merupakan program pembangunan desa terintegrasi yang di dalamnya diintegrasikan
Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat, Pengembangan Kelembagaan Ekonomi,
Pelayanan Publik, Kemitraan dan Bimtek.
Strategi implementasi program dilaksanakan dengan beberapa variasi yaitu
dilaksanakan oleh Tim CSR Adaro, Konsultan, Masyarakat Setempat, Kontraktor,
Tim Katarak, Lembaga Swadaya Masyarakat.
c. Evaluasi
Program CSR yang telah direalisasikan dilakukan monitoring dan evaluasi
sesuai jadwal yang telah dirancang sebelumnya. Monitoring dan Evaluasi program
CSR Adaro meliputi aspek; Realisasi kemajuan program, Proses pelaksanaan
program, Dampak pelaksanaan program, Respon masyarakat terhadap pelaksanaan
program, Waktu pelaksanaan program, Pencapaian sasaran program.
Monev dilakukan dengan pelibatan pemerintah daerah dan masyarakat hal ini
dilakukan terutama bagi program-program yang sinergis dengan pemerintah. Waktu
Pelaksanaan Monev meliputi:
1. Pra-monitoring (pemantauan sebelum program dilaksanakan)
2. On going-monitoring (pemantauan dilaksanakan ketika program dilaksanakan)
3. Post-monitoring (pemantauan setelah program dilaksanakan)
Laporan CSR disusun dengan bahan data monev yang telah diolah. Laporan CSR
dikategorikan menjadi 3 kategori, yaitu: Pertama; Laporan compliance / pemenuhan
kewajiban terhadap pemerintah daerah disusun dan dilaporkan setiap triwulan,
semester, dan tahunan (mengikuti pemerintah). Kedua,Laporan publikasi merupakan
laporan untuk stakeholders/ laporan umum yang diperuntukkan untuk konsumsi
public dan bersifat publikasi bisa berupa laporan keberlanjutan dengan standard GRI,
laporan tahunan kegiatan CSR dengan outline yang disepakati. Ketiga, Laporan
progres dan hasil; dibuat sebagai laporan internal yang berisi tentang kegiatan dan
perkembangan program CSR, dibuat setiap bulan, triwulan, dan tahunan
Review manajemen dilakukan berdasarkan pelaporan hasil dimana selanjutnya akan
digunakan untuk penentuan program berikutnya.
1. Struktur dan Kapasitas Organisasi
a. Model struktur organisasi
Struktur organisasi perusahaan untuk menjalankan program CSR PT. Adaro
Indonesia dapat dikatakan baik dan kuat karena merupakan struktur sendiri dan
bukan additional Job. Struktur yang ada merupakan struktur kombinasi yang tidak
hanya mentitik beratkan pada aspek sektoral program namun juga aspek region.
Struktur ini dapat dijadikan panutan bagi perusahaan-perusahaan lain dalam
mengembangkan CSRnya. Titik berat sektoral program dipimpin oleh Manager CSR
yang dibawahnya ada CSR Superintendent dan kelengkapan sektoral, administrasi dan
monitoring evaluasi officer. Kelengkapan sektoral terdiri dari CSR Officer Bidang
Ekonomi, CSR Officer Bidang Pendidikan, CSR Officer Bidang Kesehetan dan CSR
Officer Bidang Lingkungan. Untuk Monitoring dan Evaluasi diperkuat dengan CSR
Officer bidang Monitoring dan Evaluasi. Kelengkapan sektoral tersebut didukung
dengan strukrur CSR Officer bidang Administrasi.
Hal yang menarik adalah pada implementasi program ada struktur yang
berbasis pada koordinasi wilayah yang sinergis dengan struktur kelengkapan yang
berbasis sektoral. Struktur tersebut di bawah pimpinan Manager CSR Project yang
dibawahanya ada satu Superintendent CSRP dan dua divisi kewilayahan yaitu CSRP
Officer Wilayah I dan CSRP Officer Wilayah II. Catatan yang perlu digarisbawahi
bahwa masing-masing Officer Wilayah tersebut membawahi satu Kabupaten yang
terdiri dari puluhan desa oleh karena itu diperlukan strategi yang efektif agar
pengorganisasian implementasi program dapat bejalan efektif.
b. Kompetensi SDM
Kompetensi SDM dari Departemen CSR sangat memperkuat kapasitas
kelembagaan CSR PT. Adaro karena didalamnya mempunyai latarbelakang ilmu
yang relevan dengan pekerjaan CSR dengan Strata 1 yang lebih dominan. Dalam
grafik di bawah ini menunjukan bahwa secara jumlah staff CSR yang ada sangat
memadai yaitu 20 orang. Dari dua puluh orang tersebut yang paling banyak adalah
sarjana.
Tidak dipungkiri karena struktur yang ada bersifat kombinasi yang
menitikberatkan pada aspek sektoral maka latarbelakang ilmu yang ada pada staff
CSR didasarkan pada relevansi dengan program yang ada sesuai dengan divisi
sektoralnya. Hal ini sangat mendukung inovasi, kreatifitas dan kapasitas
pengembangan program sesaui dengan sektornya masing-masing.
Selain didukung latarbelakang pendidikan yang relevan dengan sektor
pengembangan program yang ada. Staff CSR yang ada dibekali dengan training yang
mendukung kegiatan-kegiatan CSR. Training yang paling banyak diikuti adalah basic
training, yang merupakan training level dasar, sedangkan training fasilitator masih
sedikit. Trainng fasilitator ini penting karena untuk menunjang kompetensi dalam
mengorganisasikan masyarakat.
c. Roadmap pengembangan kompetensi SDM
Staff CSR PT. Adaro mempunyai kesempatan yang sama untuk mengembangkan
kompetensi dirinya.
Roadmap pengembangan kompetensi SDM belum teridentifikasi dengan jelas. Di
dalam dokumen belum terlihat tahapan linear dari segi pendidikan atau pelatihan dan
juga prestasi dalam pengembangan kompetensi SDM. Di sisi lain untuk peningkatan
karir dari staff Departemen CSR, diselenggarakan oleh Departemen HRD terutama
berkaitan dengan pengembangan departemen dan perubahan organisasi. Untuk
menilai kinerja staff dilakukan dengan lembar penilaian kerja.
2. Anggaran
Anggaran CSR dihitung berdasarkan rasio net profit perusahaan. Sejak tahun
2009-2013, perusahaan menurut manager CSR, Adaro menganggarkan dana CSR
lebih dari satu persen dari profit.
EKONOMI PENDIDIKAN KESEHATAN SOSBUD LINGKUNGAN SPECISL PROJRCT OPERASIONAL1 2009 7.650.000.000 6.763.000.000 3.575.000.000 5.545.000.000 - 6.786.941.444 332.000.000 30.651.941.444 2 2010 5.700.000.000 4.075.000.000 5.525.000.000 6.697.500.000 - 9.800.000.000 827.500.000 32.625.000.000 3 2011 5.770.000.000 4.622.000.000 4.811.000.000 10.064.000.000 - 9.500.000.000 758.000.000 35.525.000.000 4 2012 6.650.000.000 8.842.000.000 5.287.000.000 11.838.000.000 - 2.872.500.000 760.500.000 36.250.000.000 5 2013 5.775.000.000 6.906.000.000 4.767.000.000 13.181.000.000 2.670.500.000 2.000.000.000 950.500.000 36.250.000.000
ALOKASI PERBIDANG (Rp)TahunNo. Jumlah
Trend anggaran CSR Adaro walaupun berdasarkan net profit perusahaan tetapi
tidak terpengaruh oleh kondisi ketika harga batubara jatuh. Hal ini menunjukkan
bahwa koitmen Adara dalam upaya untuk mewujudkan tanggungjawab sosial cukup
baik. Jumlah total anggaran perbidang dari mulai tahun 2009 sd 2013 mengalami
kenaikan yang signifikan ) dari Rp. 30.651.941.444 meningkat sampai dengan
36.250.000.000 walaupun pada tahun 2012 dan 2013 sama, dikarenakan harga
batubara turun.
3. Social Mine Closure
Dalam rangka persiapan penutupan tambang selain Adaro melakukan
reklamasi bekas tambang agar kembali hijau dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
dan pemerintah. Adaro juga menyiapkan program ekonomi yang harapannya ketika
tambang ditutup masyarakat tetap dapat menghidupi dirianya sendiri karena hidup
sebelumnya memang tidak menggantungkan pada perusahaan. Program Gerbang
Aman yang menitik beratkan pada Pembangunan Desa yang Terintegarsi menujukkan
bahwa sektor pertanian dan perkebunan menjadi titik tolak utama pengembangan
program.
Exit strategy yang dikembangkan salah satunya dengan mengembankan aspek
kelembagaan ekonomi sehingga masyarakat mempunya akses secara financial.
Lembaga ekonomi yang dikembangkan oleh Adaro digarap secara serius hal ini
sangat positif karena dengan profesionalitas kelembagaan mampu secara dinamis
berkembang sampai pasca tambang. Adapun catatan temuan lapangan terkait dengan
program yang dikembangkan di masyarakat untuk mengantisipasi pasca tambang
adalah sebagai berikut :
1. Koperasi Simpan Pinjam, sampling KSP Banua Bauntung yang sekarang
sudah mandiri terbukti dengan modal awal 100 juta pada tahun 2005, sekarang
berkembang 1,9 M. Memberikan pinjaman kepada pengusaha mikro, untuk <
2 juta tanpa agunan, dengan jumlah nasabah sekitar 3000 orang.
2. Pengembangan Kebun Karet Unggul, Memanfaatkan Institusi Pesantren untuk
Pemberdayaan Masyarakat, sampling mitra Pesantren Nurul Muhibin
( Pimpinan Ponpes H. Syahril Hasyim, H. tersebut memberikan manfaat tidak
hanya untuk operasional pondok, namun juga RT Miskin sekitar untuk dapat
bekerja di kebun tersebut.
3. Rumah Asap Karet, sangat positif karena ada value added dijual dalam bentuk
slide tidak lome, namun perlu ada exit strategy ketika harga karet turun.
4. Yayasan Adaro Mandiri positif untuk menyiapkan institusi pasca tambang
utamanya CSR, namun perlu ada grand design yang terintegrasi dengan Bina
Desa, KSP dll
5. Pola Pemberdayaan Kelompok Ternak dengan mendekatkan pada mitra pasar
dapat menjadibenchmark bagi program yang lainnya.
4. Konflik
Dalam setiap pengelolaan operasional perusahaan apalagi perusahaan tambang
tidak imun dari konflik. Perusahaan mengakui bahwa konflik dengan masyarakat
senantiasa hadir dalam masa operasional tambang. Konflik tersebut salah satunya
adalah tuntutan masyarakat untuk bekerjan di Adaro.
Perusahaan dalam mengatasi hal ini cukup persuasif, pernah suatu ketika para
pemuda yang bekerja sebagai petani karet menuntut agar supaya dipekerjakan di
Adaro. Pihak Adaro dalam hal ini Manager CSR berusaha untuk mengajak dialog
dengan para petani tersebut. Mereka diajak untuk mengkalkulasi sesuai dengan
kualifikasi mereka keuntungan dan kerugian ketika bekerja di Adaro dibanding
bekerja perkebunan karet. Setelah dskusi tersebut mereka sadar bahwa lebih
menguntungkan bekerja sebagai petani karet mengingat tambang tidak selamanya
berada disitu. Mereka hanya silau dengan kegagahan para karyawan yang memakai
seragam Adaro, akhirnya dari pihak Adaro memberikan seragam petani yang mirip
dengan Adaro supaya mereka semangat dalam bekerja sebagai Petani Karet.
Selain konflik mengenai tuntutan untuk bekerja di Adaro, konflik yang lain
yang sering muncul adalah terkait dengan tanah atau lahan. Dalam hal ini perusahaan
berpegang pada aspek litigasi atau hukum yang menjadi dasar kepemilikan atau asset
perusahaan. Namun demikian apabila terjadi konflik dengan masyarakat dengan
persuasif dan mendasarkan pada SOP yang ditangani oleh ditangani oleh External
Relation Departemen.
5. Kemitraan dengan Pemerintah
Adanya kemitraan dengan Pemerintah untuk membentuk Tim Perumus dalam
perencanaan, pengawasan CSR melalaui SK Bupati 188.45/87/Kaum Tahun 2012.
Merupakan sistem yang positif untuk mensinegiskan Program CSR dengan
Pemerintah. Hal ini terbukti dengan program yang ada baik program Ekonomi,
pendidikan, kesehatan, lingkungan saling dikoordinasikan. Dalam sebuah konsep
program yang ada antara Adaro dan Pemerintah berkoordinasi baik dalam substansi
program maupun kewilayahan yang menggunakan anggaran masing-masing.
Salah satunya adalah program di bidang kesehatan yaitu Program Sadar
Kehamilan, Sadar Kesehatan Ibu dan Balita serta upaya untung mendorong
munculnya Bidan Desa yang berasal dari Desa setempat dengan Program Beasiswa
Bidan. Program program tersebut merupakan ide bersama antara pemerintah dan
Adaro yang kemudian implementasinya dan penganggarannya terfragmentasi untuk
wilayah pengembangan masyarak Adaro dibiayai oleh Adaro sedangkan diluar Adaro
dibiayai APBD.
6. Kemitraan dengan LSM, CBO
Kemitraan yang dijalin oleh Adaro dengan LSM sangat baik, beberapa hal yang
perluh dicontoh adalah kolaborasi LSM Pusaka dengan CSR Adaro dalam
mengembangkan minat baca dan pengembangan ketrampilan berbasis lingkungan
dengan membangun Rumah Belajar Saraba Kawa. Rumah Belajar tersebut menempati
ruangan stadioan yang sudah tidak dimanfaatkan yang dahulunya dimanfaatkan untuk
nongkrong, minum-minuman keras,pacaran dsb. Skarang disulap enjadi Rumah
Belajar dengan koleksi bahan bacaan yang baru dan sistem pembelajaran yang
inovatif, menyenangkan sehingga rumah belajar ini tiap hari ramai dikunjungi anak-
anak muda sepulng dari sekolah.
Kemitraan dengan Sanggar Tari Suluh Benua yang menunjang pelestarian budaya
tradisional tari-tarian adat Kalimantan. Kegiatan ini rutin dilakukan dan diikuti oleh
anak-anak dan remaja yang semngat berlatih menari. Kemitraan yang dilakukan
dengan memberikan bantuan sarana prasarana, ruang untuk menyajikan tarian di
perusahaan ketika ada event.
7. Kontribusi perusahaan dalam MDGs
Kontribusi dalam MDGs cukup signifikan baik dalam Program Pendidikan
dengan memberikan Beasiswa anak miskin berprestasi, bantuan sarana dan prasarana
sekolah, pengembangan kompetensi guru. Hal ini semakin mendorong salah satu
indikato MDGs untuk mencapai angka pemenuhan pendidikan dasar yan meningkat,
Program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan untuk memenuh Kebutuhan
Kaum Perempuan diwujudkan dalam Program Sadar Kehamilan, Sadar Kesehatan Ibu
dan Balita serta upaya untung mendorong munculnya Bidan Desa yang berasal dari
Desa setempat dengan Program Beasiswa Bidan yang diutamakan dari Anak Dukun,
Desa Setempat, Kemauan Belajar dan siap mengabdi di desanya. Hal ini sangat
relevan untuk mewujudkan indikator MDGs untuk mengurangi Angka kematian Ibu
melahirkan, Angka gizi buruk.
Di samping itu Adaro juga mempunyai perhatian dalam program penanggulangan
HIV dan AIDS. Program ini mendapat apreasiasi sebagai Pemenang MDGs Award
tahun 2013 lingkup nasional.