30
PTERIGIUM Fitria Dwi Khaerunnisa (10542001908)

PTERIGIUMQ

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pterr

Citation preview

PTERIGIUM

PTERIGIUM

Fitria Dwi Khaerunnisa (10542001908)

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama: Ny. N

Janis Kelamin: Perempuan

Umur: 60 tahun

Agama: Islam

Suku/Bangsa: Makassar/ Indonesia

Pekerjaan: IRT

Alamat: Jln. Garuda Aslob Blo G/14

No. Register: 29 91 06

Tanggal Pemeriksaan: 05 Mei 2015

Rumah Sakit: RS TK II Pelamonia

Pemeriksa: dr. N

Keluhan Utama :

Rasa menganjal di kedua mata

Anamnesis Terpimpin :

Pasien datang ke Poliklinik Mata RS TK II Pelamonia dengan keluhan rasa menganjal

pada kedua mata yang dirasakan sudah 6 bulan yang lalu. Awalnya sering rasa berpasir (+) keluar air mata (+), gatal (+) dan kalau gatal sering dikucek-kucek, sekret (+), nyeri pada mata (+), mata merah (-).

Riwayat Penyakit Terdahulu :

Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama sebelumnya (-), riwayat diabetes melitus (-), riwayat hipertensi (+), riwayat alergi (-), riwayat penggunaan kacamata (-).

Riwayat Pengobatan :

Pasien belum pernah berobat sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga dan sosial :

Tidak ada riwayat penyakit yang sama pada keluarga pasien.

Gambar

ODOSPalpebraEdema (-)Edema (-)Silia Normal, sekret (-) Normal, sekret (-)Apparatuslakrimalislakrimasi (-)lakrimasi (-)KonjungtivaHiperemis (-), Tampak selaput berbentuk segitiga dibagian nasal dengan apex melewati limbus dan belum mencapai pupil.Hiperemis(-), Tampak selaput berbentuk segitiga dibagian nasal dengan apex melewati limbus dan mencapai pupil.Bola mata NormalNormalKorneaJernihJernihBilik MataDepanNormalNormalIrisCoklat, Kripte (+)Coklat, kripte (+)PupilBulat, SentralBulat, SentralLensaKeruhKeruhMekanisme muscular Ke segala arah Ke segala arahODOSPalpebraEdema (-)Edema (-)Silia Normal, sekret (+) Normal, sekret (+)Apparatuslakrimalislakrimasi (+)lakrimasi (+)KonjungtivaHiperemis (+), Tampak selaput berbentuk segitiga dibagian nasal dengan apex melewati limbus dan belum mencapai pupil.Hiperemis (+), Tampak selaput berbentuk segitiga dibagian nasal dengan apex melewati limbus dan belum mencapai pupil.Bola mata NormalNormalKorneaJernihJernihBilik MataDepanNormalNormalIrisCoklat, Kripte (+)Coklat, kripte (+)PupilBulat, SentralBulat, SentralLensaJernihJernihMekanisme muscular pergerakan normal ke segala arah pergerakan normal ke segala arah

Pemeriksaan lain

Tonometri

Tidak dilakukan pemeriksaan

Visus

VOD : 6/18

VOS : 6/12

Campus Visual

Tidak dilakukan Pemeriksaan

Color sense

Tidak dilakukan pemeriksaan

Light Sense

Light sense : light perseption (+) dan light proyektion (+)

Diafanoskopi

Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium

GDS : 93 mg/dL

SLOD : konjungtiva bulbi tampak pterigium tumbuh dari arah nasal, tampak kornea ditumbuhi selaput atau jaringan fibromembran melewati tepi kornea, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+)< pupil bulat, sentral, RC (+), lensa jernih.

SLOS : konjungtiva bulbi tampak pterigium tumbuh dari arah nasal, tampak kornea ditumbuhi selaput atau jaringan fibromembran melewati tepi kornea, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+)< pupil bulat, sentral, RC (+), lensa jernih.

Pasien datang ke Poliklinik Mata RS TK II Pelamonia dengan keluhan rasa menganjal pada kedua mata yang dirasakan sudah 6 bulan yang lalu. Awalnya sering rasa berpasir (+) keluar air mata (+), gatal (+) dan kalau gatal sering dikucek-kucek, sekret (+) nyeri pada mata (+) ,mata merah (-).

Pada pemeriksaan oftalmologi ODS didapatkan inspeksi tampak jaringan fibromembranosa yang tumbuh di konjungtiva bulbi yang melebar dari bagian nasal dengan puncaknya berbentuk segitiga sudah mencapai < 2mm (OD) dari tepi kornea dan < 2mm (OS). Pada pemeriksaan palpasi tidak ditemukan kelainan. Pada Pemeriksaan visus VOD 6/18 dan VOS 6/12.

Assesment

Diagnosis :

ODS Pterigium Stad. 2

Diagnosis banding:

Pinguekula

Pseudopterygium

Terapi

Dilakukan tindakan bedah pada pasien karena sudah derajat 2 dan mengganggu aktivitas sehari-hari

Definisi Pterigium

Pterigium adalah kelainan konjungtiva bulbi yaitu suatu degenerasi proliferasi jaringan fibrovaskuler atau fibromembranosa yang berbentuk segitiga mengarah ke kornea dan berada di fissura interpalpebralis

Anatomi dan Fisiologi

Epidemiologi

Pterigium merupakan kelainan mata yang umum dibanyak bagian dunia, dengan prevalensi yang dilaporkan berkisar antara 0,3%-29%. Studi epidemiologis menemukan adanya asosiasi terhadap paparan sinar matahari yang kronis, dengan meningkatnya prevalensi geografis dalam peri-khatulistiwa garis lintang 37 utara dan selatan khatulistiwa.

Etiologi

Belum diketahui pasti, teori yang dikemukakan

Paparan sinar matahari (ultra violet)

Iritasi kronik dari lingkungan (udara, angin, debu, asap).

Klasifikasi

Stadium I : belum mencapai limbus

Stadium II : sudah melewati limbus dan belum mencapai pupil

Stadium III : sudah menutupi pupil

Stadium IV: sudah melewati pupil

Berdasarkan perjalanan penyakitnya, pterigium dibagi menjadi 2 yaitu:

Pterigium progresif: Tebal dan vaskular dengan beberapa infiltrat di kornea di depan kepala pterigium (disebut cap dari pterigium).

Pterigium regresif: Tipis, atrofi, sedikit vaskular. Akhirnya menjadi bentuk membran, tetapi tidak pernah hilang.

Patomekanisme

Konjugtiva bulbi selalu berhubungan dengan dunia luar. Kontak dengan ultraviolet,debu,kekeringan terjadinya penebalan dan pertumbuhan konjungtiva bulbi yang menjalar ke kornea

pterigium di tandai dengan degenerasi elastotik kolagen dan proliferasi fibrovaskular, dengan permukaan yang menutupi epithelium

Efek merusak dari sinar UV menyebabkan penurunan sel induk limbal pada kornea, yakni menyebabkan terjadinya insufisiensi limbal. Hal ini mengaktifkan faktor pertumbuhan jaringan yang menginduksi angiogenesis dan proliferasi sel

Gejala klinis

Subyektif

Rasa perih, terganjal, sensasi benda asing, berair, rasa nyeri, gangguan visus, masalah kosmetik (pasien sering mengeluh: ada selaput)

Obyektif

Konjungtiva bulbi (fissura palpebra): jaringan fibrovaskuler berbentuk segitiga (apeks menuju ke kornea atau di kornea)

Differential Diagnosis

Pinguekula merupakan benjolan pada konjungtiva bulbi yang ditemukan pada orang tua, terutama yang matanya sering mendapat rangsangan sinar matahari, debu, dan angina panas. Letak bercak ini pada celah kelopak mata terutama di bagian nasal. Pinguekula merupakan degenerasi hialin jaringan submukosa konjungtiva. Pembuluh darah tidak masuk ke dalam pinguekula

Pseudopterigium merupakan perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat. Pseudopterigium sering ditemukan pada proses penyembuhan ulkus kornea, sehingga konjungtiva menutupi kornea.

Penatalaksanaan Pterigium

Non medikamentosa

Karena kejadian pterigium berkaitan dengan aktivitas lingkungan, penanganan pterigium asimptomatik dapat diobati dengan kacamata sinar UV-blockking. Anjurkan pasien untuk menghindari daerah berasap atau berdebu sebisa mungkin.9

Medikamentosa

Untuk pterigium derajat 1-2 yang mengalami inflamasi, pasien dapat diberikan obat tetes mata kombinasi antibiotik dan steroid 3 kali sehari selama 5-7 hari. Diperhatikan juga bahwa penggunaan kortikosteroid tidak dibenarkan pada penderita dengan tekanan intraocular yang tinggi atau mengalami kelainan pada kornea.9

Bedah

Indikasi operasi

Pterigium yang menjalar ke kornea sampai lebih dari 3 mm dari limbus.

Pterigium mencapai jarak lebih dari separuh antara limbus dan tepi pupil.

Pterigium yang sering memberikan keluhan mata merah, berair,dan silau karena astigmatismus.

Kosmetik, terutama untuk penderita wanita.

Metode Operasi

Teknik Bare Selera

Teknik Autograft Konjungtiva

Cangkok Membran Amnion

Komplikasi

1. Komplikasi dari pterigium meliputi sebagai berikut:

Gangguan penglihatan/mata kemerahan

Iritasi

Timbul jaringan parut kronik dari konjungtiva dan kornea

Dry Eye Syndrome

2. Komplikasi post operatif bias sebagai berikut:

Infeksi

Ulkus kornea

Graft Conjungtiva yang terbuka

Diplopia

Adanya jaringan parut dikornea

Yang paling sering dari komplikasi bedah pterigium adalah kekambuhan

Pencegahan

Pada penduduk didaerah tropic yang bekerja diluar rumah seperti nelayan, petani yang banyak kontak dengan debu dan sinar UV dianjurkan memakai kacamata pelindung sinar matahari.

Prognosis

Pterigium adalah suatu neoplasma yang benigna. Umumnya prognosis baik. Kekambuhan dapat dicegah dengan kombinasi operasi dan sitotastik tetes mata atau bedah radiasi. Eksisi pada pterigium pada penglihatan dan kosmetik adalah baik.