48
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secaraa seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak sebagai fasilitor yang berusaha mencipatakan kondisi belajar mengajar yang efektif, sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga ia mau belajar karena siswalah subyek utama dalam belajar.

ptk PAI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ptk

Citation preview

Page 1: ptk PAI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan

kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru

harus memikirkan dan membuat perencanaan secaraa seksama dalam

meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas

mengajarnya.

Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan

kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap

dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru

berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak sebagai

fasilitor yang berusaha mencipatakan kondisi belajar mengajar yang efektif,

sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan

pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak

pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai.

Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru dituntut mampu mengelola proses

belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga ia

mau belajar karena siswalah subyek utama dalam belajar.

Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif. Kegiatan

belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif.

Namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasana kelompok

kecil akan memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan

cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa

yang diajarkan siswa kepada teman-temannya memungkinkan mereka untuk

memperoleh pemahaman dan penguasaan materi pelajaran.

Pembelajaran Agama Islam tidak lagi mengutamakan pada penyerapan

melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada

pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktifitas

peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas dengan

Page 2: ptk PAI

bekerja dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain.

(Hartoyo, 2000:24).

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka peneliti ingin mencoba

melakukan penelitian dengan judul “ Peningkatan Pembelajaran Agama Islam

Melalui metode pemberian tugas belajar dan resitasi materi Menyebutkan

sifat jaiz Allah SWT Siswa Kelas IV SD Negeri 36/VI Rantau Panjang III

Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Tahun Pelajaran 2013/2014”.

B. Rumusan Masalah 

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya

metode pemberian tugas belajar dan resitasi?

2. Bagaimanakah pengaruh metode metode pemberian tugas belajar dan

resitasi terhadap motivasi belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah

diterapkannya metode pemberian tugas belajar dan resitasi.

2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan

metode pemberian tugas belajar dan resitasi.

D. Manfaat Penelitian 

Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat:

1. Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan

materi agama islam.

2. Meningkatkan motivasi pada pelajaran agama islam 

3. Mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan bidang studi

agama islam.

Page 3: ptk PAI

E. Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah

meliputi:

1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa IV SD Negeri 36/VI Rantau

Panjang III Kecamatan Tabir Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Penelitian ini dilakukan pada bulan September semester ganjil tahun

pelajaran 2013/2014.

3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan Menyebutkan sifat jaiz

Allah SWT.

Page 4: ptk PAI

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup

belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau

ilmu, berusaha tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh

pengalaman (KBBI, 1996:14)

Sependapat dengan pernyataan tersebut Soetomo (1993:68)

mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan

seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia

belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula.

Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan tingkah laku yang

bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi

perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir,

sikap dan lain-lain (Soetomo, 1993:120) Pasal 1 Undang –undang No. 20

tahun 2003 tentang pendidikan nasional menyebutkan bahwa pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar.

Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan

siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada

siatuasi tertentu.

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi 

Menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong

yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas

nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi

sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi

dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini

Page 5: ptk PAI

sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang

termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif

yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan

meyerap dan mengendapkan mateti itu dengan lebih baik.

Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk

berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

2. Macam-macam Motivasi

Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Motivasi Intrinsik 

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu,

apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain

sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan

sesuatu atau belajar (Usman, 2000: 29).

b. Motivasi Ekstrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar

individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari

orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau

melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar

karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat

pertama dikelasnya (Usman, 2000: 29).

Dari uraian di atas diketahui bahwa motivasi ekstrinsik adalah

motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena

adanya perangsang dari luar, misalnya adanya persaingan, untuk

mencapai nilai yang tinggi, dan lain sebagainya. 

C. Pengajaran metode pemberian tugas belajar dan resitasi

1. Definisi

Yang dimaksud dengan pemberian tugas belajar dan resitasi ialah

suatu cara mengajar di mana seorang guru memberikan tugas-tugas

tertentu kepada peserta didik, sedangkan hasil tersebut di periksa oleh

Page 6: ptk PAI

guru dan peserta didik mempertanggung jawab¬kannya.

Pertanggungan jawab itu dapat dilaksanakan dengan cara :

- Dengan menjawab test yang diberikan oleh guru.

- Dengan menyampaikan ke muka berupa lisan

- Dengan cara tertulis.

Dalam metode ini kita menemukan tiga istilah penting 

1. Tugas:

Tugas adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan baik tugas

datangnya dari orang lain maupun dari dalam diri kita sendiri. Di

sekolah biasanya itu datang dari pihak guru atau kepala sekolah atau

peserta didik sendiri. Tugas ini biasanya bersifat educatif dan bukan

bersifat dan berunsur pekerjaan.

2. Belajar.

Banyak sekali perumusan tentang belajar Menurut S. Nasution

ada beberapa batasan istilah belajar

a) Belajar adalah perubahan dalam sistem urat saraf.

b) Belajar adalah penambahan pengetahuan.

c) Belajar adalah perubahan kelakuan berkat pengalaman dan

pengertian.

Perubahan tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh apa yang

dimiliki seseorang itu, seperti: sifat, pengalaman, pengetahuan,

keterampilan, keadaan jasmaniah dan lain-lain sebagainya, dan jugs

dipengaruhi pula oleh lingkungan. Hasil belajar dipengaruhi pula oleh

motif bahan yang dipelajari dengan mempergunakan alat-alat, waktu,

cara belajar dan sebagainya

3. Resitasi

Resitasi adalah penyajian kembali atau penimbulan kembali

sesuatu yang sudah dimiliki, diketahui atau dipelajari. Metode ini

sering disebut metode pekerjaan rupiah. Prinsip yang mendasari

metode ini ada dalam AI-Quran. Tuhan memberikan suatu tugas yang

berat terhadap Nabi Muhammad sebelum dia melaksanakan tugas ke-

Page 7: ptk PAI

Rasulannya. Tugas yang diintruksikan itu ialah berupa sifat-sifat

kepemimpinan yang harus dimiliki. Firman Allah S.W.T

“ Hai orang yang berselubung, bangunlah dan pertakutilah kaummu, hendak besarkan Tuhan-mu. Dan bersihkanlah pakaianmu! Tinggallah pekerjaan-pekerjaan yang mendatangkan siksaan. Janganlah engkau memberi kepada orang lain lantaran hendak meminta lebih banyak. Sabar dan uletlah menurut perintah Tuhan. (Q.S. Al Mudatatsir: 1-7).

Jadi Tuhan memberikan tugas lima macam, antara lain: 

a. Ta'at beragama (membesarkan Tuhan).

b. Giat dan rajin berdakwah.

c. Membersihkan diri, jiwa dari kekotoran lahir dan bathin.

d. Percaya pada diri sendiri dan tidak mengharapkan sesuatu pada

orang lain.

e. Tabah dan ulet dalam melaksanakan tugas.

2. Pase-Pase Resitasi

Dengan metode Resitasi terdapat 3 fase 

1. Guru memberikan tugas : Tugas yang diberikan oleh guru harus

disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Dalam pelaksanaan

tugas itu kemungkinan peserta didik akan menjawab dan

penyelesaikan suatu bentuk hitungan dan ada pula berbentuk sesuatu

yang harus diselesaikan, ada pula berbentuk sesuatu yang baik dari

berbagai aspek.

2. Murid melaksanakan tugas (belajar) cara murid belajar akan

terlaksana dengan balk apabila dia belajar sesuai dengan petunjuk

yang diberikan guru dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

3. Murid mempertanggung jawabkan hasil, pekerjaannya (re¬sitasinya).

Resitasi itu juga akan wajar apabila sesuai dengan tujuan pemberian

tugas.

3. Keuntungan Metode Resitasi

1. Peserta didik belajar membiasakan untuk mengambil inisiatif sendiri

dalam segala tugas yang diberikan.

Page 8: ptk PAI

2. Meringankan tugas guru yang diberikan.

3. Dapat mempertebal rasa tanggung jawab. Karena hasil-hasil yang

dikerjakan dipertanggung jawabkan dihadapan guru.

4. Memupuk anak agar mereka dapat berdiri sendiri tanpa

mengharapkan bantuan orang lain.

5. Mendorong peserta didik supaya suka berlomba-lomba untuk

mencapai sukses.

6. Hasil pelajaran akan tahan lama karena pelajaran sesuai dengan

minat peserta didik.

7. Dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktipan dan

kecakapan peserta didik.

8. Waktu yang dipergunakan tak terbatas sampai pada jam jam sekolah.

4. Kelemahan Metode Resitasi

1. Peserta didik yang terlalu bodoh sukar sekali belajar.

2. Kemungkinan tugas yang diberikan tapi dikerjakan oleh orang lain.

3. Kadang-kadang peserta didik menyalin atau meniru pekerjaan

temannya sehingga pengalamannya sendiri tidak ada.

4. Kadang-kadang pembahasannya kurang sempurna.

5. Bila tugas terlalu sering dilakukan oleh murid akan menyebabkan

- Terganggunya kesehatan peserta didik, karena mereka kembali

dari sekolah selalu melakukan tugas, seingga waktu bermain tidak

ada.

- Menyebabkan peserta didik asal mengerjakan saja karena mereka

menganggap tugas-tugas tersebut membosankan.

- Mencari tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuan setiap

individu sulit, jalan pelajaran lambat dan memakan waktu yang

lama.

- Kalau peserta didik terlalu banyak kadang-kadang guru tak

sanggup memeriksa tugas-tugas peserta didik tersebut.

Page 9: ptk PAI

5. Langkah-Langkah Yang Harus Dirumuskan Terlebih Dahulu Dalam

Pelaksanaan Resitasi

1. Pemberian Tugas Dan Penjelasan

a. Tujuan yang harus dicapai mestilah dirumuskan terlebih dahulu

secara jelas.

b. Terangkan dengan jelas tugas-tugas yang akan dikerjakan

murid.

c. Selidiki apakah metode resitasi satu-satunya yang terbaik untuk

bahan yang akan diajarkan.

2. Pelaksanaan Tugas.

a. Setiap tugas yang diberikan harus di kontrol.

b. Siswa yang mengalami kegagalan harus dibimbing. 

c. Hargailah setiap tugas yang di kerjakan murid. 

d. Berikan dorongan bagi siswa kurang bergairah.

e. Tentukan bentuk-bentuk resitasi yang akan dipakai. 

f. Saran-saran:

1) Tugas yang diberikan harus jelas, sehingga anak mengerti

betul apa yang harus dikerjakan.

2) Waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup.

3) Adakan kontrol yang sistimatis sehingga mendorong

anak¬anak bekerja dengan sungguh-sungguh

Page 10: ptk PAI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan

bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang

diinginkan dapat dicapai. 

Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997; 8)

mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) guru

bertindak sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) Simultan

terintegratif, dan (d) administrasi social ekperimental. Dalam penelitian tindakan

ini menggunakan bentu guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian

tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah

meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat

dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran

peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa,

sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan

data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan. 

Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara kalasikal telah

mencapai 85% atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung pada

jumlah siklus yang harus dilalui.

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

1. Tempat Penelitian 

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat

di SDN 36/VI Rantau Panjang III Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin

Tahun Pelajaran 2013/2014.

Page 11: ptk PAI

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat

penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

September semester gasal 2013/2014.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas IV SDN 36/VI Rantau

Panjang III Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Tahun Pelajaran

2013/2014.

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK

adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang

dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka

dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-

tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek

pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3).

Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk

kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk

memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan

pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan

penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru

(Mukhlis, 2000: 5).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,

maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan

Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu

ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action

(tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada

siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan,

pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan

pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.

Page 12: ptk PAI

Alur pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada gambar berikut :

SIKLUS I

SIKLUS II

SIKLUS III

Gambar 3.1 Alur PTK

Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti

menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,

termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat

pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh

peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta

mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode

pembelajaran model discovery

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil

atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar

pengamatan yang diisi oleh pengamat.

Rencana Awal/Rancangan Tindakan Refleksi

Rencana Awal/RancanganTindakan Refleksi

Rencana Awal/Rancangan Tindakan Refleksi

Page 13: ptk PAI

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari

pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan

pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3,

dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang

sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes

formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan

untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Silabus, Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan

pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar. 

2. Rencana Pelajaran (RP), Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang

digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap

putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indicator

pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan

belajar mengajar.

3. Lembar Kegiatan Siswa, Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa

untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen.

4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

a. Lembar observasi pengolahan metode pemberian tugas belajar dan

resitasi, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran.

b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.

5. Tes formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang

diberikan adalah pilihan ganda (objektif).

Page 14: ptk PAI

D. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui

observasi pengolahan metode pemberian tugas belajar dan resitasi, observasi

aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.

E. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan

pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan

teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang

bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang

diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa

juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiata pembelajaran serta

aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan

siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan

cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:

1. Untuk menilai ulangan atu tes formatif  Peneliti melakukan penjumlahan

nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa

yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat

dirumuskan:

Dengan : = Nilai rata-rata

Σ X = Jumlah semua nilai siswa

Σ N = Jumlah siswa

Untuk ketuntasan belajar, Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu

secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan

belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa

telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas

disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah

mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%.

Page 15: ptk PAI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

observasi berupa pengamatan pengelolaan metode pemberian tugas belajar dan

resitasi dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan

data tes formatif siswa pada setiap siklus. Data hasil uji coba item butir soal

digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang diinginka.

Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan

daya pembeda.

Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data

pengamatan penglolaan metode pemberian tugas belajar dan resitasi yang

digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode metode pemberian

tugas belajar dan resitasi dalam meningkatkan prestasi 

Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah

diterapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi.

A. Analisis Data Penelitian Persiklus

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan alat-

alat pengajaran yang mendukung. 

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan 

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan

pada tanggal 03 September 2013 dengan jumlah siswa 22 siswa.

Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar

mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar

siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah

Page 16: ptk PAI

dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.2. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I

No. Inisial Nilai Ket.

1 AA 70 T2 AC 70 T3 AS 70 T4 AZ 60 TT5 CF 80 T6 DK 80 T7 DR 70 T8 ER 70 T9 FY 50 TT10 KI 80 T11 JE 50 TT12 IA 60 TT13 IU 80 T14 MA 70 T15 MU 80 T16 MZ 70 T17 NA 90 T18 NI 60 TT19 RS 60 TT20 RU 70 T21 YL 70 T22 ZK 60 TT

Jumlah 1.520Rata-Rata 69,09

Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak TuntasJumlah siswa yang tuntas : 15Jumlah siswa yang belum tuntas : 7Klasikal : Belum tuntas

Page 17: ptk PAI

Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I

No. UraianHasil

Siklus IKet.

1 Nilai rata-rata tes formatif 69,092 Jumlah siswa yang tuntas belajar 153 Persentase ketuntasan belajar 68,18

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode

metode pemberian tugas belajar dan resitasi diperoleh nilai rata-rata prestasi

belajar siswa adalah 69,09 dan ketuntasan belajar mencapai 68,18% atau ada

15 siswa dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar,

karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 68,18% lebih kecil

dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini

disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang

dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode metode

pemberian tugas belajar dan resitasi.

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan 

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan alat-

alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan 

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan

pada tanggal 10 September 2015 dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam

hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar

mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada

siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang

lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan

dengan pelaksanaan belajar mengajar. 

Page 18: ptk PAI

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama

proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan

adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah

sebagai berikut.

Tabel 4.4. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II

No. Inisial Nilai Ket.

1 AA 60 TT2 AC 80 T3 AS 80 T4 AZ 90 T5 CF 90 T6 DK 60 TT7 DR 80 T8 ER 70 T9 FY 60 TT10 KI 80 T11 JE 90 T12 IA 90 T13 IU 80 T14 MA 80 T15 MU 80 T16 MZ 80 T17 NA 60 TT18 NI 80 T19 RS 70 T20 RU 60 TT21 YL 80 T22 ZK 80 T

Jumlah 1440Rata-Rata 75,8

Keterangan : T : Tuntas TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 17Jumlah siswa yang belum tuntas : 5Klasikal : Belum tuntas 

Page 19: ptk PAI

Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II

No. UraianHasil

Siklus IKet.

1 Nilai rata-rata tes formatif 75,82 Jumlah siswa yang tuntas belajar 173 Persentase ketuntasan belajar 77,25

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa

adalah 75,8 dan ketuntasan belajar mencapai 77,25% atau ada 17 siswa

dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada

siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami

peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil

belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir

pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya

siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai

mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan

metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi.

3. Siklus III

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3, dan

alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III

dilaksanakan pada tanggal 17 September dengan jumlah siswa 22

siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses

belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan

memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau

kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

belajar mengajar.

Page 20: ptk PAI

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang

digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil peneitian pada

siklus III adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III

No. Inisial Nilai Ket.

1 AA 90 T2 AC 90 T3 AS 90 T4 AZ 80 T5 CF 90 T6 DK 80 T7 DR 90 T8 ER 60 TT9 FY 90 T10 KI 90 T11 JE 60 TT12 IA 90 T13 IU 90 T14 MA 90 T15 MU 60 TT16 MZ 90 T17 NA 80 T18 NI 70 T19 RS 70 T20 RU 80 T21 YL 90 T22 ZK 80 T

Jumlah 1800

Rata-Rata 81,81

Keterangan : T : Tuntas TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 19Jumlah siswa yang belum tuntas : 3Klasikal : Belum tuntas 

Page 21: ptk PAI

Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus III

No. UraianHasil

Siklus IKet.

1 Nilai rata-rata tes formatif 81,812 Jumlah siswa yang tuntas belajar 193 Persentase ketuntasan belajar 86,36

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif

sebesar 81,81 dan dari 22 siswa yang telah tuntas sebanyak 19 siswa

dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal

ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 86,36% (termasuk

kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih

baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini

dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam

menerapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi sehingga siswa

menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa

lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Pada siklus

III ini ketuntasan secara klasikal telah tercapai, sehingga penelitian ini

hanya sampai pada siklus III. 

c. Refleksi

Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik

maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan

penerapan metode pemberian tugas belajar dan resitasi. Dari data-data

yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut: 

1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua

pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang

belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-

masing aspek cukup besar.

2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif

selama proses belajar berlangsung.

3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami

perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

Page 22: ptk PAI

4) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.

d. Revisi Pelaksanaan 

Pada siklus III guru telah menerapkan metode pemberian tugas

belajar dan resitasi dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil

belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan

baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu

diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan

mepertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan

proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode pemberian tugas

belajar dan resitasi dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai.

B. Pembahasan

1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode

pemberian tugas belajar dan resitasi memiliki dampak positif dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin

mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru

(ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan II) yaitu masing-

masing 68,18%, 77,27%, dan 86,36%. Pada siklus III ketuntasan belajar

siswa secara klasikal telah tercapai.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran 

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

metode pemberian tugas belajar dan resitasi dalam setiap siklus

mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi

belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata

siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran 

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran agama islam pada pokok bahasan mengarang yang paling

dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/

Page 23: ptk PAI

memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa

dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat

dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah

melaksanakan langah-langkah metode pemberian tugas belajar dan

resitasi dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di

antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam

mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih

menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana

prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

Page 24: ptk PAI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan 

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus,

dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan berbasis masalah memiliki dampak positif dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan

ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (68,18%),

siklus II (77,27%), siklus III (86,36%). 

2. Penerapan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi

mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa,

rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat

dengan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi sehingga

mereka menjadi termotivasi untuk belajar.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses

belajar mengajar agama islam lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang

optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk melaksanakan model berbasis masalah memerlukan persiapan

yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau

memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model berbasis

masalah dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang

optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih

sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam

taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan

Page 25: ptk PAI

pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa

berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini

hanya dilakuakan di SDN 36/VI Rantau Panjang III Kecamatan Tabir

Tahun Pelajaran 2013/2015.

Page 26: ptk PAI

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Berg, Euwe Vd. (1991). Miskonsepsi agama islam dan Remidi Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Joyce, Bruce dan Weil, Marsh. 1972. Models of Teaching Model. Boston: A Liyn dan Bacon.

Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press.

Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban. 

Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Surabaya.

Soedjadi, dkk. 2000. Pedoman Penulisan dan Ujian Skripsi. Surabaya; Unesa Universitas Press. 

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.

Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Widoko. 2002. Metode Pembelajaran Konsep. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya

Page 27: ptk PAI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama IslamKelas / Semester : IV/ 1Standar Kompetensi : 2. Mengenal sifat jaiz Allah SWTKompetensi Dasar : 2.1 Menyebutkan sifat jaiz Allah SWTAlokasi Waktu : 3 35 menit (1 pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian sifat jaiz bagi Allah SWT

2. Siswa dapat menyebutkan sifat jaiz bagi Allah SWT

Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines) , Rasa hormat dan perhatian ( respect ) , Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab ( responsibility ), Berani ( courage ), Ketulusan (Honesty ), Integritas ( integrity) , Peduli ( caring ) dan Jujur ( fairnes ).

Materi Pembelajaran : Sifat jaiz Allah SWT

Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas pengertian sifat jaiz bagi Allah SWT

2. Siswa menyebutkan sifat jaiz bagi Allah SWT

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:1. Kegiatan Pendahuluan

Apersepsi dan Motivasi : Mengajukan beberapa pertanyaan tentang siapa Allah, sifat wajib

dan sifat mustahil bagi Allah SWT yang sebelumnya telah dipelajari siswa

Memperkenalkan bahan ajar yang akan disampaikan melalui fitur Mutiara Islam dan Sepenggal Kisah

2. Kegiatan Inti. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Siswa mendengarkan dan mencermati penjelasan guru tentang bahan

ajar yang disampaikan Siswa menyampaikan pendapat tentang pengertian sifat jaiz bagi

Allah SWT

Page 28: ptk PAI

ElaborasiDalam kegiatan elaborasi, guru: Siswa menyebutkan sifat jaiz bagi Allah SWT secara klasikal,

kelompok dan individu Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan3. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru: Mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang sifat jaiz bagi Allah

SWT Siswa menyimpulkan kisah yang ada di Sepenggal Kisah yang telah

dibacakan menggunakan bahasa sendiri

Alat / Sumber Belajar:1. Tulisan sifat jaiz bagi Allah SWT di karton atau papan tulis2. Buku Pendidikan Agama Islam.3. Buku-buku lain yang relevan4. Alquran (Juz Amma)5. Kaset atau CD Alquran6. Pengalaman guru7. Lingkungan sekitar

Penilaian:

Indikator PencapaianTeknik

PenilaianBentuk

InstrumenInstrumen/ Soal

Menjelaskan pengertian sifat jaiz bagi Allah SWT

Menyebutkan sifat jaiz bagi bagi Allah SWT

Tes tulisTes tulis

EssayJawaban singkat

1. Apakah sifat jaiz bagi Allah SWT itu?

2. Sebutkan 2 macam sifat jaiz bagi Allah SWT!

Format Kriteria Penilaian 1.PRODUK ( HASIL DISKUSI )

No. Aspek Kriteria Skor

1. Konsep * semua benar* sebagian besar benar* sebagian kecil benar* semua salah

4321

Page 29: ptk PAI

2.PERFORMANSI No. Aspek Kriteria Skor1.

2.

Kerjasama

Partisipasi

* bekerjasama* kadang-kadang kerjasama* tidak bekerjasama

* aktif berpartisipasi* kadang-kadang aktif* tidak aktif

421

421

3. Lembar Penilaian

No Nama SiswaPerforman

ProdukJumlah

SkorNilaiKerjasama Partisipasi

1.2.3.4.5.6.7.8.9.

10..

CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.

Untuk Siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka diadakan Remedial.

Mengetahui,Kepala SD

HAMDANI, S.Pd.SDNIP. 196910171991031002

Rantau Panjang, September 2014Guru Pendidikan Agama Islam

ISTI FAJANI, S.HINIP. 198109282009042003

Page 30: ptk PAI

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena penulis

akhirnya dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini. Selama mengerjakan

Penelitian Tindakan Kelas, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai

pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima

kasih kepada :

1. Bapak Hamdani, S.Pd.SD selaku Kepala SDN 36/VI Rantau Panjang III yang

telah memberi izin penelitian ini.

2. Bapak, Ibu Majelis Guru SDN 36/VI Rantau Panjang III yang telah memberi

dukungan dalam penyusunan karya ilmiah ini.

3. Siswa SDN 36/VI Rantau Panjang III yang saya cintai

4. Pihak – pihak lain yang terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT memberi balasan dan pahala yang setimpal atas segala

bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis selama ini.

Rantau Panjang, September 2013Penyusun,

ISTI FAJARI, S.HI NIP.19810928009042003

Page 31: ptk PAI

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN DINAS PENDIDIKAN

SD NEGERI No. 36/VI RANTAU PANJANG III KECAMATAN TABIR

Alamat : Kelurahan Dusun Baru Kode Pos. 37353

SURAT IZIN / PERSETUJUAN MELAKSANAKAN PENELITIAN

Nomor : ....................

Kepala SD Negeri No. 36/VI Rantau Panjang III Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin, dengan ini memberi persetujuan kepada :

Nama : ISTI FAJARI, S.HI NIP : 198109282009042003 Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam

Untuk melakukan penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri No. 36/VI Rantau Panjang III Kec dari tanggal .......September s/d Oktober 2014. Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka Penelitian Tindakan Kelas oleh Guru tersebut diatas, yang berjudul ” Peningkatan Pembelajaran Agama Islam Melalui Metode Pemberian Tugas Belajar dan Resitasi Pada Siswa Materi Menyebutkan Sifat Jaiz Allah SWT di Kelas IV SD Negeri 36/VI Rantau Panjang III.”

Demikianlah Surat Keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Rantau Panjang, September 2013Kepala Sekolah,

HAMDANI, S.Pd.SDNIP. 196910171991031002

Page 32: ptk PAI

L A P O R A N HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN RESITASI PADA SISWA

MATERI MENYEBUTKAN SIFAT JAIZ ALLAH SWTDI KELAS IV SDN 36/VI RANTAU PANJANG III

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh :

ISTI FAJARI, S.HI NIP.198109282009042003

SD NEGERI No. 36/VI RANTAU PANJANG IIIKEC. TABIR KAB. MERANGIN