Upload
nor-yanto
View
10
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ptk
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan
kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru
harus memikirkan dan membuat perencanaan secaraa seksama dalam
meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas
mengajarnya.
Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan
kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap
dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru
berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak sebagai
fasilitor yang berusaha mencipatakan kondisi belajar mengajar yang efektif,
sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan
pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak
pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai.
Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru dituntut mampu mengelola proses
belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga ia
mau belajar karena siswalah subyek utama dalam belajar.
Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif. Kegiatan
belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif.
Namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasana kelompok
kecil akan memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan
cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa
yang diajarkan siswa kepada teman-temannya memungkinkan mereka untuk
memperoleh pemahaman dan penguasaan materi pelajaran.
Pembelajaran Agama Islam tidak lagi mengutamakan pada penyerapan
melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada
pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktifitas
peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas dengan
bekerja dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain.
(Hartoyo, 2000:24).
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka peneliti ingin mencoba
melakukan penelitian dengan judul “ Peningkatan Pembelajaran Agama Islam
Melalui metode pemberian tugas belajar dan resitasi materi Menyebutkan
sifat jaiz Allah SWT Siswa Kelas IV SD Negeri 36/VI Rantau Panjang III
Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Tahun Pelajaran 2013/2014”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya
metode pemberian tugas belajar dan resitasi?
2. Bagaimanakah pengaruh metode metode pemberian tugas belajar dan
resitasi terhadap motivasi belajar siswa?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah
diterapkannya metode pemberian tugas belajar dan resitasi.
2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan
metode pemberian tugas belajar dan resitasi.
D. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat:
1. Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan
materi agama islam.
2. Meningkatkan motivasi pada pelajaran agama islam
3. Mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan bidang studi
agama islam.
E. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah
meliputi:
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa IV SD Negeri 36/VI Rantau
Panjang III Kecamatan Tabir Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Penelitian ini dilakukan pada bulan September semester ganjil tahun
pelajaran 2013/2014.
3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan Menyebutkan sifat jaiz
Allah SWT.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup
belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau
ilmu, berusaha tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman (KBBI, 1996:14)
Sependapat dengan pernyataan tersebut Soetomo (1993:68)
mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan
seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia
belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula.
Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan tingkah laku yang
bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi
perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir,
sikap dan lain-lain (Soetomo, 1993:120) Pasal 1 Undang –undang No. 20
tahun 2003 tentang pendidikan nasional menyebutkan bahwa pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.
Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan
siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada
siatuasi tertentu.
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong
yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas
nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi
sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi
dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini
sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang
termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif
yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan
meyerap dan mengendapkan mateti itu dengan lebih baik.
Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk
berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
2. Macam-macam Motivasi
Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu,
apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain
sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan
sesuatu atau belajar (Usman, 2000: 29).
b. Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari
orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau
melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar
karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat
pertama dikelasnya (Usman, 2000: 29).
Dari uraian di atas diketahui bahwa motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena
adanya perangsang dari luar, misalnya adanya persaingan, untuk
mencapai nilai yang tinggi, dan lain sebagainya.
C. Pengajaran metode pemberian tugas belajar dan resitasi
1. Definisi
Yang dimaksud dengan pemberian tugas belajar dan resitasi ialah
suatu cara mengajar di mana seorang guru memberikan tugas-tugas
tertentu kepada peserta didik, sedangkan hasil tersebut di periksa oleh
guru dan peserta didik mempertanggung jawab¬kannya.
Pertanggungan jawab itu dapat dilaksanakan dengan cara :
- Dengan menjawab test yang diberikan oleh guru.
- Dengan menyampaikan ke muka berupa lisan
- Dengan cara tertulis.
Dalam metode ini kita menemukan tiga istilah penting
1. Tugas:
Tugas adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan baik tugas
datangnya dari orang lain maupun dari dalam diri kita sendiri. Di
sekolah biasanya itu datang dari pihak guru atau kepala sekolah atau
peserta didik sendiri. Tugas ini biasanya bersifat educatif dan bukan
bersifat dan berunsur pekerjaan.
2. Belajar.
Banyak sekali perumusan tentang belajar Menurut S. Nasution
ada beberapa batasan istilah belajar
a) Belajar adalah perubahan dalam sistem urat saraf.
b) Belajar adalah penambahan pengetahuan.
c) Belajar adalah perubahan kelakuan berkat pengalaman dan
pengertian.
Perubahan tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh apa yang
dimiliki seseorang itu, seperti: sifat, pengalaman, pengetahuan,
keterampilan, keadaan jasmaniah dan lain-lain sebagainya, dan jugs
dipengaruhi pula oleh lingkungan. Hasil belajar dipengaruhi pula oleh
motif bahan yang dipelajari dengan mempergunakan alat-alat, waktu,
cara belajar dan sebagainya
3. Resitasi
Resitasi adalah penyajian kembali atau penimbulan kembali
sesuatu yang sudah dimiliki, diketahui atau dipelajari. Metode ini
sering disebut metode pekerjaan rupiah. Prinsip yang mendasari
metode ini ada dalam AI-Quran. Tuhan memberikan suatu tugas yang
berat terhadap Nabi Muhammad sebelum dia melaksanakan tugas ke-
Rasulannya. Tugas yang diintruksikan itu ialah berupa sifat-sifat
kepemimpinan yang harus dimiliki. Firman Allah S.W.T
“ Hai orang yang berselubung, bangunlah dan pertakutilah kaummu, hendak besarkan Tuhan-mu. Dan bersihkanlah pakaianmu! Tinggallah pekerjaan-pekerjaan yang mendatangkan siksaan. Janganlah engkau memberi kepada orang lain lantaran hendak meminta lebih banyak. Sabar dan uletlah menurut perintah Tuhan. (Q.S. Al Mudatatsir: 1-7).
Jadi Tuhan memberikan tugas lima macam, antara lain:
a. Ta'at beragama (membesarkan Tuhan).
b. Giat dan rajin berdakwah.
c. Membersihkan diri, jiwa dari kekotoran lahir dan bathin.
d. Percaya pada diri sendiri dan tidak mengharapkan sesuatu pada
orang lain.
e. Tabah dan ulet dalam melaksanakan tugas.
2. Pase-Pase Resitasi
Dengan metode Resitasi terdapat 3 fase
1. Guru memberikan tugas : Tugas yang diberikan oleh guru harus
disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Dalam pelaksanaan
tugas itu kemungkinan peserta didik akan menjawab dan
penyelesaikan suatu bentuk hitungan dan ada pula berbentuk sesuatu
yang harus diselesaikan, ada pula berbentuk sesuatu yang baik dari
berbagai aspek.
2. Murid melaksanakan tugas (belajar) cara murid belajar akan
terlaksana dengan balk apabila dia belajar sesuai dengan petunjuk
yang diberikan guru dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
3. Murid mempertanggung jawabkan hasil, pekerjaannya (re¬sitasinya).
Resitasi itu juga akan wajar apabila sesuai dengan tujuan pemberian
tugas.
3. Keuntungan Metode Resitasi
1. Peserta didik belajar membiasakan untuk mengambil inisiatif sendiri
dalam segala tugas yang diberikan.
2. Meringankan tugas guru yang diberikan.
3. Dapat mempertebal rasa tanggung jawab. Karena hasil-hasil yang
dikerjakan dipertanggung jawabkan dihadapan guru.
4. Memupuk anak agar mereka dapat berdiri sendiri tanpa
mengharapkan bantuan orang lain.
5. Mendorong peserta didik supaya suka berlomba-lomba untuk
mencapai sukses.
6. Hasil pelajaran akan tahan lama karena pelajaran sesuai dengan
minat peserta didik.
7. Dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktipan dan
kecakapan peserta didik.
8. Waktu yang dipergunakan tak terbatas sampai pada jam jam sekolah.
4. Kelemahan Metode Resitasi
1. Peserta didik yang terlalu bodoh sukar sekali belajar.
2. Kemungkinan tugas yang diberikan tapi dikerjakan oleh orang lain.
3. Kadang-kadang peserta didik menyalin atau meniru pekerjaan
temannya sehingga pengalamannya sendiri tidak ada.
4. Kadang-kadang pembahasannya kurang sempurna.
5. Bila tugas terlalu sering dilakukan oleh murid akan menyebabkan
- Terganggunya kesehatan peserta didik, karena mereka kembali
dari sekolah selalu melakukan tugas, seingga waktu bermain tidak
ada.
- Menyebabkan peserta didik asal mengerjakan saja karena mereka
menganggap tugas-tugas tersebut membosankan.
- Mencari tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuan setiap
individu sulit, jalan pelajaran lambat dan memakan waktu yang
lama.
- Kalau peserta didik terlalu banyak kadang-kadang guru tak
sanggup memeriksa tugas-tugas peserta didik tersebut.
5. Langkah-Langkah Yang Harus Dirumuskan Terlebih Dahulu Dalam
Pelaksanaan Resitasi
1. Pemberian Tugas Dan Penjelasan
a. Tujuan yang harus dicapai mestilah dirumuskan terlebih dahulu
secara jelas.
b. Terangkan dengan jelas tugas-tugas yang akan dikerjakan
murid.
c. Selidiki apakah metode resitasi satu-satunya yang terbaik untuk
bahan yang akan diajarkan.
2. Pelaksanaan Tugas.
a. Setiap tugas yang diberikan harus di kontrol.
b. Siswa yang mengalami kegagalan harus dibimbing.
c. Hargailah setiap tugas yang di kerjakan murid.
d. Berikan dorongan bagi siswa kurang bergairah.
e. Tentukan bentuk-bentuk resitasi yang akan dipakai.
f. Saran-saran:
1) Tugas yang diberikan harus jelas, sehingga anak mengerti
betul apa yang harus dikerjakan.
2) Waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup.
3) Adakan kontrol yang sistimatis sehingga mendorong
anak¬anak bekerja dengan sungguh-sungguh
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena
penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai.
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997; 8)
mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) guru
bertindak sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) Simultan
terintegratif, dan (d) administrasi social ekperimental. Dalam penelitian tindakan
ini menggunakan bentu guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian
tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah
meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat
dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran
peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa,
sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan
data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.
Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara kalasikal telah
mencapai 85% atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung pada
jumlah siklus yang harus dilalui.
A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat
di SDN 36/VI Rantau Panjang III Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin
Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat
penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
September semester gasal 2013/2014.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas IV SDN 36/VI Rantau
Panjang III Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Tahun Pelajaran
2013/2014.
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK
adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang
dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka
dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-
tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek
pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3).
Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk
kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk
memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan
pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan
penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru
(Mukhlis, 2000: 5).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu
ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action
(tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada
siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan
pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.
Alur pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada gambar berikut :
SIKLUS I
SIKLUS II
SIKLUS III
Gambar 3.1 Alur PTK
Penjelasan alur di atas adalah:
1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti
menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,
termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat
pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh
peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta
mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode
pembelajaran model discovery
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil
atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar
pengamatan yang diisi oleh pengamat.
Rencana Awal/Rancangan Tindakan Refleksi
Rencana Awal/RancanganTindakan Refleksi
Rencana Awal/Rancangan Tindakan Refleksi
4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari
pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan
pada siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3,
dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang
sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes
formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan
untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus, Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pelajaran (RP), Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang
digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap
putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indicator
pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan
belajar mengajar.
3. Lembar Kegiatan Siswa, Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa
untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen.
4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
a. Lembar observasi pengolahan metode pemberian tugas belajar dan
resitasi, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran.
b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.
5. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang
diberikan adalah pilihan ganda (objektif).
D. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui
observasi pengolahan metode pemberian tugas belajar dan resitasi, observasi
aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.
E. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan
teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang
bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang
diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa
juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiata pembelajaran serta
aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan
cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1. Untuk menilai ulangan atu tes formatif Peneliti melakukan penjumlahan
nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa
yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat
dirumuskan:
Dengan : = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa
Untuk ketuntasan belajar, Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu
secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan
belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa
telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas
disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah
mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data
observasi berupa pengamatan pengelolaan metode pemberian tugas belajar dan
resitasi dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan
data tes formatif siswa pada setiap siklus. Data hasil uji coba item butir soal
digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang diinginka.
Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan
daya pembeda.
Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data
pengamatan penglolaan metode pemberian tugas belajar dan resitasi yang
digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode metode pemberian
tugas belajar dan resitasi dalam meningkatkan prestasi
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah
diterapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi.
A. Analisis Data Penelitian Persiklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan alat-
alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan
pada tanggal 03 September 2013 dengan jumlah siswa 22 siswa.
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar
mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar
siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah
dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.2. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
No. Inisial Nilai Ket.
1 AA 70 T2 AC 70 T3 AS 70 T4 AZ 60 TT5 CF 80 T6 DK 80 T7 DR 70 T8 ER 70 T9 FY 50 TT10 KI 80 T11 JE 50 TT12 IA 60 TT13 IU 80 T14 MA 70 T15 MU 80 T16 MZ 70 T17 NA 90 T18 NI 60 TT19 RS 60 TT20 RU 70 T21 YL 70 T22 ZK 60 TT
Jumlah 1.520Rata-Rata 69,09
Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak TuntasJumlah siswa yang tuntas : 15Jumlah siswa yang belum tuntas : 7Klasikal : Belum tuntas
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I
No. UraianHasil
Siklus IKet.
1 Nilai rata-rata tes formatif 69,092 Jumlah siswa yang tuntas belajar 153 Persentase ketuntasan belajar 68,18
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode
metode pemberian tugas belajar dan resitasi diperoleh nilai rata-rata prestasi
belajar siswa adalah 69,09 dan ketuntasan belajar mencapai 68,18% atau ada
15 siswa dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar,
karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 68,18% lebih kecil
dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini
disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang
dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode metode
pemberian tugas belajar dan resitasi.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan alat-
alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan
pada tanggal 10 September 2015 dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam
hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar
mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada
siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang
lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan
dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan
adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah
sebagai berikut.
Tabel 4.4. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
No. Inisial Nilai Ket.
1 AA 60 TT2 AC 80 T3 AS 80 T4 AZ 90 T5 CF 90 T6 DK 60 TT7 DR 80 T8 ER 70 T9 FY 60 TT10 KI 80 T11 JE 90 T12 IA 90 T13 IU 80 T14 MA 80 T15 MU 80 T16 MZ 80 T17 NA 60 TT18 NI 80 T19 RS 70 T20 RU 60 TT21 YL 80 T22 ZK 80 T
Jumlah 1440Rata-Rata 75,8
Keterangan : T : Tuntas TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 17Jumlah siswa yang belum tuntas : 5Klasikal : Belum tuntas
Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II
No. UraianHasil
Siklus IKet.
1 Nilai rata-rata tes formatif 75,82 Jumlah siswa yang tuntas belajar 173 Persentase ketuntasan belajar 77,25
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa
adalah 75,8 dan ketuntasan belajar mencapai 77,25% atau ada 17 siswa
dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada
siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami
peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil
belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir
pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya
siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai
mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan
metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3, dan
alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III
dilaksanakan pada tanggal 17 September dengan jumlah siswa 22
siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses
belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan
memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau
kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang
digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil peneitian pada
siklus III adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III
No. Inisial Nilai Ket.
1 AA 90 T2 AC 90 T3 AS 90 T4 AZ 80 T5 CF 90 T6 DK 80 T7 DR 90 T8 ER 60 TT9 FY 90 T10 KI 90 T11 JE 60 TT12 IA 90 T13 IU 90 T14 MA 90 T15 MU 60 TT16 MZ 90 T17 NA 80 T18 NI 70 T19 RS 70 T20 RU 80 T21 YL 90 T22 ZK 80 T
Jumlah 1800
Rata-Rata 81,81
Keterangan : T : Tuntas TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 19Jumlah siswa yang belum tuntas : 3Klasikal : Belum tuntas
Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus III
No. UraianHasil
Siklus IKet.
1 Nilai rata-rata tes formatif 81,812 Jumlah siswa yang tuntas belajar 193 Persentase ketuntasan belajar 86,36
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif
sebesar 81,81 dan dari 22 siswa yang telah tuntas sebanyak 19 siswa
dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal
ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 86,36% (termasuk
kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih
baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini
dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam
menerapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi sehingga siswa
menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa
lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Pada siklus
III ini ketuntasan secara klasikal telah tercapai, sehingga penelitian ini
hanya sampai pada siklus III.
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
penerapan metode pemberian tugas belajar dan resitasi. Dari data-data
yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang
belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-
masing aspek cukup besar.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif
selama proses belajar berlangsung.
3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami
perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.
d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan metode pemberian tugas
belajar dan resitasi dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil
belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan
baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu
diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan
mepertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan
proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode pemberian tugas
belajar dan resitasi dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
B. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode
pemberian tugas belajar dan resitasi memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin
mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru
(ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan II) yaitu masing-
masing 68,18%, 77,27%, dan 86,36%. Pada siklus III ketuntasan belajar
siswa secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
metode pemberian tugas belajar dan resitasi dalam setiap siklus
mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi
belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata
siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran agama islam pada pokok bahasan mengarang yang paling
dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/
memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa
dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat
dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah
melaksanakan langah-langkah metode pemberian tugas belajar dan
resitasi dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di
antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam
mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih
menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana
prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus,
dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan berbasis masalah memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan
ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (68,18%),
siklus II (77,27%), siklus III (86,36%).
2. Penerapan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi
mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa,
rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat
dengan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi sehingga
mereka menjadi termotivasi untuk belajar.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar agama islam lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang
optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan model berbasis masalah memerlukan persiapan
yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau
memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model berbasis
masalah dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang
optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih
sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam
taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan
pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa
berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini
hanya dilakuakan di SDN 36/VI Rantau Panjang III Kecamatan Tabir
Tahun Pelajaran 2013/2015.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Berg, Euwe Vd. (1991). Miskonsepsi agama islam dan Remidi Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Joyce, Bruce dan Weil, Marsh. 1972. Models of Teaching Model. Boston: A Liyn dan Bacon.
Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press.
Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Surabaya.
Soedjadi, dkk. 2000. Pedoman Penulisan dan Ujian Skripsi. Surabaya; Unesa Universitas Press.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.
Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Widoko. 2002. Metode Pembelajaran Konsep. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama IslamKelas / Semester : IV/ 1Standar Kompetensi : 2. Mengenal sifat jaiz Allah SWTKompetensi Dasar : 2.1 Menyebutkan sifat jaiz Allah SWTAlokasi Waktu : 3 35 menit (1 pertemuan)
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian sifat jaiz bagi Allah SWT
2. Siswa dapat menyebutkan sifat jaiz bagi Allah SWT
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines) , Rasa hormat dan perhatian ( respect ) , Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab ( responsibility ), Berani ( courage ), Ketulusan (Honesty ), Integritas ( integrity) , Peduli ( caring ) dan Jujur ( fairnes ).
Materi Pembelajaran : Sifat jaiz Allah SWT
Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas pengertian sifat jaiz bagi Allah SWT
2. Siswa menyebutkan sifat jaiz bagi Allah SWT
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi : Mengajukan beberapa pertanyaan tentang siapa Allah, sifat wajib
dan sifat mustahil bagi Allah SWT yang sebelumnya telah dipelajari siswa
Memperkenalkan bahan ajar yang akan disampaikan melalui fitur Mutiara Islam dan Sepenggal Kisah
2. Kegiatan Inti. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Siswa mendengarkan dan mencermati penjelasan guru tentang bahan
ajar yang disampaikan Siswa menyampaikan pendapat tentang pengertian sifat jaiz bagi
Allah SWT
ElaborasiDalam kegiatan elaborasi, guru: Siswa menyebutkan sifat jaiz bagi Allah SWT secara klasikal,
kelompok dan individu Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru: Mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang sifat jaiz bagi Allah
SWT Siswa menyimpulkan kisah yang ada di Sepenggal Kisah yang telah
dibacakan menggunakan bahasa sendiri
Alat / Sumber Belajar:1. Tulisan sifat jaiz bagi Allah SWT di karton atau papan tulis2. Buku Pendidikan Agama Islam.3. Buku-buku lain yang relevan4. Alquran (Juz Amma)5. Kaset atau CD Alquran6. Pengalaman guru7. Lingkungan sekitar
Penilaian:
Indikator PencapaianTeknik
PenilaianBentuk
InstrumenInstrumen/ Soal
Menjelaskan pengertian sifat jaiz bagi Allah SWT
Menyebutkan sifat jaiz bagi bagi Allah SWT
Tes tulisTes tulis
EssayJawaban singkat
1. Apakah sifat jaiz bagi Allah SWT itu?
2. Sebutkan 2 macam sifat jaiz bagi Allah SWT!
Format Kriteria Penilaian 1.PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar* sebagian besar benar* sebagian kecil benar* semua salah
4321
2.PERFORMANSI No. Aspek Kriteria Skor1.
2.
Kerjasama
Partisipasi
* bekerjasama* kadang-kadang kerjasama* tidak bekerjasama
* aktif berpartisipasi* kadang-kadang aktif* tidak aktif
421
421
3. Lembar Penilaian
No Nama SiswaPerforman
ProdukJumlah
SkorNilaiKerjasama Partisipasi
1.2.3.4.5.6.7.8.9.
10..
CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk Siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka diadakan Remedial.
Mengetahui,Kepala SD
HAMDANI, S.Pd.SDNIP. 196910171991031002
Rantau Panjang, September 2014Guru Pendidikan Agama Islam
ISTI FAJANI, S.HINIP. 198109282009042003
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena penulis
akhirnya dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini. Selama mengerjakan
Penelitian Tindakan Kelas, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih kepada :
1. Bapak Hamdani, S.Pd.SD selaku Kepala SDN 36/VI Rantau Panjang III yang
telah memberi izin penelitian ini.
2. Bapak, Ibu Majelis Guru SDN 36/VI Rantau Panjang III yang telah memberi
dukungan dalam penyusunan karya ilmiah ini.
3. Siswa SDN 36/VI Rantau Panjang III yang saya cintai
4. Pihak – pihak lain yang terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT memberi balasan dan pahala yang setimpal atas segala
bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis selama ini.
Rantau Panjang, September 2013Penyusun,
ISTI FAJARI, S.HI NIP.19810928009042003
PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN DINAS PENDIDIKAN
SD NEGERI No. 36/VI RANTAU PANJANG III KECAMATAN TABIR
Alamat : Kelurahan Dusun Baru Kode Pos. 37353
SURAT IZIN / PERSETUJUAN MELAKSANAKAN PENELITIAN
Nomor : ....................
Kepala SD Negeri No. 36/VI Rantau Panjang III Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin, dengan ini memberi persetujuan kepada :
Nama : ISTI FAJARI, S.HI NIP : 198109282009042003 Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam
Untuk melakukan penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri No. 36/VI Rantau Panjang III Kec dari tanggal .......September s/d Oktober 2014. Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka Penelitian Tindakan Kelas oleh Guru tersebut diatas, yang berjudul ” Peningkatan Pembelajaran Agama Islam Melalui Metode Pemberian Tugas Belajar dan Resitasi Pada Siswa Materi Menyebutkan Sifat Jaiz Allah SWT di Kelas IV SD Negeri 36/VI Rantau Panjang III.”
Demikianlah Surat Keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Rantau Panjang, September 2013Kepala Sekolah,
HAMDANI, S.Pd.SDNIP. 196910171991031002
L A P O R A N HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENINGKATAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN RESITASI PADA SISWA
MATERI MENYEBUTKAN SIFAT JAIZ ALLAH SWTDI KELAS IV SDN 36/VI RANTAU PANJANG III
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh :
ISTI FAJARI, S.HI NIP.198109282009042003
SD NEGERI No. 36/VI RANTAU PANJANG IIIKEC. TABIR KAB. MERANGIN