22
TERAPI PERILAKU I. PENDAHULUAN Terapi perilaku adalah “penggunaan prinsip dan paradigma belajar yang ditetapkan secara eksperimental untuk mengatasi perilaku yang tidak adaktif. Istilah perilaku dalam terapi perilaku dalam hal ini ialah suatu tindakan mengamati tingkah laku dan tanggapan seseorang. Terapi perilaku melibatkan perubahan perilaku pasien untuk mengurangi disfungsi dan untuk meningkatkan kualitas hidup. Terapi perilaku termasuk sebuah metodologi, yang disebut sebagai analisis perilaku, sebagai suatu pilihan yang strategis untuk perubahan perilaku. 1 Terapi perilaku dapat menolong orang dengan fobia dan gangguan psikologis, atau para ahli kesehatan, biasanya sangat berhasil dalam menolong orang dengan gangguan fobia. Terapi psikologis memperlihatkan efek yang lebih tahan lama dalam gangguan cemas adalah 1

refarat terapi perilaku.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: refarat terapi perilaku.docx

TERAPI PERILAKU

I. PENDAHULUAN

Terapi perilaku adalah “penggunaan prinsip dan paradigma

belajar yang ditetapkan secara eksperimental untuk mengatasi

perilaku yang tidak adaktif. Istilah perilaku dalam terapi perilaku

dalam hal ini ialah suatu tindakan mengamati tingkah laku dan

tanggapan seseorang. Terapi perilaku melibatkan perubahan

perilaku pasien untuk mengurangi disfungsi dan untuk

meningkatkan kualitas hidup. Terapi perilaku termasuk sebuah

metodologi, yang disebut sebagai analisis perilaku, sebagai suatu

pilihan yang strategis untuk perubahan perilaku.1

Terapi perilaku dapat menolong orang dengan fobia dan

gangguan psikologis, atau para ahli kesehatan, biasanya sangat

berhasil dalam menolong orang dengan gangguan fobia. Terapi

psikologis memperlihatkan efek yang lebih tahan lama dalam

gangguan cemas adalah Terapi Perilaku Kognitif dan Terapi

Perilaku.2

Psikoterapi merupakan salah satu modalitas terapi yang

terandalkan dalam tatalaksana pasien psikiatri disamping

psikofarmaka dan terapi fisik. Dalam praktek psikoterapi

dilakukan dengan percakapan dan observasi. Percakapan dengan

seseorang dapat mengubah pandangan, keyakinan serta

perilakunya secra mendalam, dan hal ini sering tidak kita sadari.3

Instruksi untuk terapi perilaku meliputi berbagai metode yang

perilaku terapis terapkan untuk, menyampaikan informasi dan

1

Page 2: refarat terapi perilaku.docx

memberikan arahan kepada klien dalam konteks membuat

perubahan perilaku.

Tabel 1. Gangguan psikologi yang cocok untuk terapi perilaku.4

II. DEFINISI

Terapi perilaku (Behaviour therapy, behavior modification)

adalah pendekatan untuk psikoterapi yang didasari oleh Teori

Belajar (learning theory) yang bertujuan untuk menyembuhkan

psikopatologi seperti; depression, anxiety disorders, phobias,

dengan memakai tehnik yang didisain menguatkan kembali

perilaku yang diinginkan dan menghilangkan perilaku yang tidak

diinginkan.5

Psikoterapi juga adalah terapi atau pengobatan yang

menggunakan cara-cara psikologik, dilakukan oleh seseorang yang

terlatih khusus, yang menjalin kerjasama secara professional

dengan seorang pasien pasien dengan tujuan untuk menghilangkan,

mengubah atau menghambat gejala-gejala dan penderitaan akibat

penyakit.3

Fobia sosial adalah gangguan kecemasan umum dan ditandai

oleh rasa takut evaluasi negatif dalam situasi kinerja atau interaksi

sosial. Penelitian mengenai akar penyebab dalam terapi individual,

2

Page 3: refarat terapi perilaku.docx

dan berbagi pengalaman dalam kelompok psikoterapi, juga dapat

membantu pemahaman dan pemulihan dari agoraphobia. Selain

menerima terapi dari seorang profesional kesehatan, program terapi

perilaku kognitif komputerisasi juga telah dikembangkan untuk

memberikan terapi perilaku kognitif untuk gangguan kecemasan di

bawah pengawasan profesional kesehatan.6

III. EPIDEMIOLOGI

Pengakuan keberhasilan mengenai teknik desensitisasi dalam

mengobati gangguan fobia lainnya menyebabkan uji teknik ini

sebagai penanganan utama fobia sosial. Penelitian menggunakan

teknik desensitisasi imaginal sebagian besar selesai sebelum

publikasi DSM - III , dan menggunakan subyek beragam

didiagnosis sebagai fobia sosial , disfungsional secara sosial , dan

sosial cemas . Dalam review ini teknik , Marks ( 1985)

menemukan bahwa pada umumnya mereka tidak sangat efective

dalam mengobati masalah yang sedang diteliti , meskipun ada

beberapa laporan dari keefektifan dengan pelatihan keterampilan

sosial ( Shaw , 1979; Stravynski dan Greenberg , 1989) . Paparan

dinilai untuk situasi ketakutan sosial, dalam sebuah kelompok

perlakuan dan in vivo , adalah teknik perilaku yang paling umum

digunakan saat ini . Telah terbukti mengurangi gejala fisiologis

dari kecemasan dalam situasi ketakutan, dan mengurangi

penghindaran situasi yang ditargetkan ( Emmelkamp et al ,

1985b ; . Wlazlo et al , 1990. ) . Paparan hasil dalam peningkatan

signifkan pada fobia sosial . Namun, mengingat bukti pentingnya

faktor kognitif pada fobia sosial , ada hal yang menarik signifikan

3

Page 4: refarat terapi perilaku.docx

untuk membandingkan hasil terapi paparan terapi kognitif dan

paparan sendiri untuk kombinasi terapi kognitif dan eksposur .7

IV. TEKNIK TERAPI PERILAKU

• Desensitisasi sistematik dipandang sebagai proses

deconditioning atau counterconditioning. Prosedurnya adalah

memasukkan suatu respons yang bertentangan dengan

kecemasan, seperti relaksasi. Individu belajar untuk relaks

dalam situasi yang sebelumnya menimbulkan kecemasan.8

Contoh : Seorang pria yang takut terbang pertama belajar

prosedur relaksasi. Dan jika sudah santai kemudian kembali dia

membayangkan mengemudi ke bandara. Setelah proses ini

menghasilkan kecemasan, dia akan kembali disuruh rileks.

Proses ini diulang sampai dia bisa menjaga relaksasi

ketakutannya dalam pikiran tetap santai. Prosedur ini diulang

untuk setiap situasi pada saat timbul kecemasan.9

• Flooding adalah prosedur terapi perilaku di mana orang yang

ketakutan memaparkan dirinya sendiri dengan apa yang

membuatnya takut, secara nyata atau khayal, untuk periode

waktu yang cukup panjang tanpa kesempatan meloloskan diri.9

Teknik ini diyakini terapi paparan berdasarkan pada pemaparan

kronis trhadap stimulus ketakutan yang sesungguhnya.

Asumsinya adalah bahwa seseorang terpapar pada keadaan

yang menakutkan pada waktu yang cukup lama dan tidak terjadi

hal yang buruk selanjutnya akan menghilangkan ketakutan.1

Contoh : Seorang pria yang takut ketinggian mulai pengobatan

dengan pergi ke lantai 20 - gedung bertingkat dan berdiri di dek

4

Page 5: refarat terapi perilaku.docx

observasi, sampai kecemasannya reda.9

• Pemodelan (modeling) yaitu mencontohkan dengan

menggunakan belajar observasionnal. Cara ini sangat efektif

untuk mengatasi ketakutan dan kecemasan, karena memberikan

kesempatan kepada klien untuk mengamati orang lain

mengalami situasi penimbul kecemasan tanpa menjadi terluka.

Pemodelan lazimnya disertai dengan pengulangan perilaku

dengan permainan simulasi (role-playing).8

Contoh : Seorang wanita dengan riwayat fobia ketinggian

menonton rekaman video yang menunjukkan seorang wanita

melakukan adegan naik kegedung tinggi dan mengatasi

ketakutannya.9

• Regulasi diri melibatkan pemantauan dan pengamatan perilaku

diri sendiri, pengendalian atas kondisi stimulus, dan

mengembangkan respons bertentangan untuk mengubah

perilaku maladaptif.8

Contoh : Seorang wanita dengan kesulitan tidur diinstruksikan

untuk merekam ketika dia tertidur dan mencatat berapa lama dia

tidur tiap malam.9

Observational learning, Juga dikenal sebagai: monkey see

monkey do. Ada 4 proses utama observasi pembelajaran.8

a) Attention to the model.

b) Retention of details (observer harus mampu mengingat

kebiasaan model)

c) Motor reproduction (observer mampu menirukan aksi)

d) Motivation and opportunity (observer harus termotivasi

melakukan apa yang telah diobservasi dan diingat dan

5

Page 6: refarat terapi perilaku.docx

harus berkesempatan melakukannya).

Terapi Aversi yaitu, teknik-teknik pengondisian aversi, yang

telah digunakan secara luas untuk meredakan gangguan-

gangguan behavioral yang spesifik, melibatkan pengasosiasian

tingkah laku simtomatik dengan suatu stimulus yang

menyakitkan sampai tingkah laku yang tidak diinginkan

terhambat/hilang. Terapi ini mencakup gangguan, kecanduan

Alkohol, Napza, Kompulsif, Fetihisme, Homoseksual,

Pedhophilia, Judi, Penyimpangan seksual lainnya. Teknik-

teknik aversi adalah metode-metode yang paling kontroversi,

misalnya memberikan kejutan listrik pada anak anak autis bila

muncul tingkah laku yang tidak diinginkan.8

V. TEKNIK TERAPI DESENSITISASI

Wolpe (dalam Corey, 2007) mengungkapkan bahwa teknik

desensitisasi sitematis merupakan salah satu teknik perubahan

perilaku yang didasari oleh teori atau pendekatan behavioral

klasikal. Pendekatan behavioral memandang manusia atau

kepribadian manusia pada hakikatnya adalah perilaku yang

dibentuk berdasarkan hasil pengalaman dari interaksi individu

dengan lingkungannya. Perhatian behavioral adalah pada perilaku

yang nampak, sehingga terapi tingkah laku mendasarkan diri pada

penerapan teknik dan prosedur yang berakar pada teori belajar

yakni menerapkan prinsip-prinsip belajar secara sistematis dalam

proses perubahan perilaku menuju kearah yang lebih adaptif.10

Untuk menghilangkan kesalahan dalam belajar dan berperilaku

serta untuk mengganti dengan pola-pola perilaku yang lebih dapat

6

Page 7: refarat terapi perilaku.docx

disesuaiakan. Salah satu aspek yang paling penting dalam

memodifikasi perilaku adalah penekanannya pada tingkah laku

yang didefinisikan secara operasional, teramati dan terukur.,

Menurut sejarah teknik desensitisasi sitematis, Corey (2005)

mengemukakan tentang latar belakang teknik ini melihat bahwa

rasa takut dipelajari lewat pengkondisian, demikian juga

sebaliknya rasa takut dapat dihilangkan lewat pusat

pengkondisiannya. Tahun 1920-an Johannes Schulz, psikolog

Jerman, mengembangkan teknik & “Autogenic Training” yang

mengkombinasikan diagnosis, relaksasi dan autosugesti untuk

konseli yang mengalami kecemasan. Tahun 1935 Guthrie

mengemukakan beberapa teknik untuk menghapus kebiasaan

maladaptif termasuk kecemasan; dengan menghadapkan individu

yang mengalami phobia pada stimulus yang tidak dapat

menimbulkan kecemasan secara gradual ditingkatkan ke stimulus

yang lebih kuat menimbulkan ketakutan.10

Desensitisasi sistematis dikembangkan dalam tradisi behavioristik

pada awal tahun 1950 oleh Joseph Wolpe. Asumsi dasar teknik ini

adalah respon ketakutan merupakan perilaku yang dipelajari dan

dapat dicegah dengan menggantikan aktivitas yang berlawanan

dengan respon ketakutan tersebut. Respon khusus yang dihambat

oleh proses perbaikan (treatment) ini adalah kecemasan-kecemasan

atau perasaan takut yang kurang beralasan; dan respon yang sering

dijadikan pengganti atas kecemasan tersebut adalah relaksasi atau

penenangan. Ketidakpekaan dapat dibentuk dengan menunjukkan

setiap individu, hal-hal kecil dan bertahap atas situasi ketakutan,

saat orang tersebut menunjukkan aktivitasnya yang berlawanan

dengan kekhawatirannya. Prinsip dasar Desensitisasi adalah

7

Page 8: refarat terapi perilaku.docx

memasukkan suatu respon yang bertentangan dengan kecemasan

yaitu relaksasi.10

Desentisasi yaitu suatu cara untuk mengurangi rasa takut atau

cemas seorang anak dengan jalan memberikan rangsangan yang

membuatnya takut atau cemas sedikit demi sedikit rangsangan

tersebut diberikan terus, sampai anak tidak takut atau cemas lagi

(Dalimunthe, 2009).10

Prosedur treatment ini dilandasi oleh prinsip belajar

counterconditioning, yaitu respon yang tidak diinginkan

digantikan dengan tingkah laku yang diinginkan sebagai hasil

latihan yang berulang-ulang. Teknis desentisisasi ini sangat efektif

untuk menghilangkan rasa takut atau fobia10

Prinsip macam terapi ini adalah memasukan suatu respon yang

bertentangan dengan kecemasan yaitu relaksasi. Pertama-tama

subyek dilatih untuk relaksasi dalam, salah satu caranya misalnya

secara progresif merelaksasi berbagai otot, mulai dari otot kaki,

pergelangan kaki, kemudian keseluruhan tubuh, leher dan wajah.10

Pada tahap selanjutnya ahli terapi membentuk hirarki situasi

yang menimbulkan kecemasan pada subyek dari situasi yang

menghasilkan kecemasan paling kecil sampai situasi yang paling

menakutkan. Setelah itu subyek diminta relaks sambil mengalami

atau membayangkan tiap situasi dalam hirarki yang dimulai dari

situasi yang paling kecil menimbulkan kecemasan (Purnama,

2008)10

Desentisisasi adalah salah satu tehnik yang paling luas di

gunakan dalam terapi tingkah laku. Desentisisasi sistematik di

gunakan untuk menghapus tingkah laku yng di perkuat secara

8

Page 9: refarat terapi perilaku.docx

negatif, dan ia menyertakan pemunculan tingkah laku atau respon

yang berlawanan dengan tingkah laku yang hendak di hapuskan

itu. Dengan pengkondisian klasik, respon- respon yang tidak di

kehendaki dapat di hilangkan secara bertahap10

Terapi desentisisasi sangat baik dalam menangani kasus-kasus

yang dapat jelas diidentifikasi bias memprovokasi stimulus. Fobia,

obsesi, kompulsi dan gangguan seksual tertentu telah berhasil

diobati dengan teknik ini.11

Konstruksi hirarki

Ketika melakukan konstruksi hirarki, pasien memastikan dalam

kondisi apa saja mereka bisa merasakan suatu kegelisahan, dan

setelah itu pasien membuat daftar hirarkinya sebanyak 10 atau 12

keadaan yang dapat merangsang terjadinya kegelisahan.

Contohnya seorang yang takut akan ketinggian, hirarkinya dimulai

ketika pasien membayangkan berdiri di dekat jendela di lantai dua

dan di akhiri dengan berdiri di atap dari lantai 20, dan disuruh

untuk melihat kebawah.11

Pelatihan relaksasi

Terapi relaksasi merupakan prosedur efek psikologis yang

merupakan kebalikan dari suatu rasa cemas : denyut jantung yang

lambat, peningkatan aliran darah perifer dan neuromuscular yang

stabil. Berbagai metode relaksasi telah dikembangkan. Salah

satunya yaitu, yoga dan zen, yang sudah sangat terkenal. Suatu

metode yang sangat maju, dikembangkan oleh seorang psikiater

9

Page 10: refarat terapi perilaku.docx

yang bernama Edmund Jacobson. pasien merilekskan seluruh otot

utama dalam urutan tetap, dimulai dari otot kecil di kaki sampai ke

kepala bekerja atau sebaliknya. Tapi ada juga seorang psikiateer

menggunakan hipnotis untuk memfasilitasi relaksasi ataupun

menggunakan alat perekam sebagai latihan untuk dirinya sendiri.11

Desenitisasi yang sebenarnya

Pada proses akhir, disebut desenizitation, yang prosesnya

dimana pasien menyusun daftar secara sistemati dari yang paling

bawah sampai yang paling memprofokatif munculnya suatu

perasaan gelisah dan pasien sementara dalamj tahap proses

relaksasi yang paling dalam. 1

Suatu tingkat di mana pasien maju melalui daftar ditentukan

oleh respon tersebut ke rangsangan, ketika pasien secara jelas bisa

membayangkan bagian yang paling meransang terjadinya rasa

cemas dari hirarki dengan tenang, pengalaman mereka teratasi

sedikit dalam mengatasi kecemasan dalam situasi kehidupan yang

sesuai dengan kehidupan nyata.1

Indikasi meliputi setiap ansietas dimana stimulus yang memicu

ansietas dapat di identifikasi. Gangguan yang dapat di obati

meliputi fobia, dan sekumpulan ansietas.1

VI. TEKNIK TERAPI FLOODING

Flooding adalah bentuk terapi perilaku dan berdasar dengan

prinsip-prinsip pengkondisian responden. Terapi ini kadang disebut

sebagai terapi pemaparan atau terapi eksposur yang lama. Sebagai

teknin psikoterapi, terapi ini dapat digunakan untuk mengobati

10

Page 11: refarat terapi perilaku.docx

fobia dan gangguan kecemasan termasuk stres pasca trauma. Cara

kerjanya dengan cara mengekspos pasien dengan traumanya atau

ketakutannya, dengan tujuan melihat emosi mereka yang muncul

dalam keadaan sadar.12

Flooding adalah metode psikoterapi untuk mengatasi fobia dan

merupakan metode yang sangat cepat (tapi kurang efisien dan lebih

traumatis) dan lebih memicu ketakutan dibandingkan dengan

densitisasi sistematis. Ketika dalam melakukan pengobatan, terapis

akan menempatkan seseorang dalam situasi dimana mereka akan

menghadapi fobia mereka yang paling buruk. Dalam kondisi yang

terkendali dan menggunakan teknik relaksasi, dan iniu terbukti

pasien dapat mengendalikan ketakutan mereka dan menggatikan

ketakutan mereka dengan relaksasi. 12

Banyak pasien menolak terapi flooding karena

ketidaknyamanan psikologis yang dirasakan. Dan terapi ini

kontraindikasi jika terdapat kecemasan yang terlalu sering dan

akan berbahaya bagi pasien (dengan orang yang memiliki penyakit

jantung atau orang dengan psikologi yang rapuh). Dan teknik terapi

ini sangat cocok untuk fobia yang spesifik.11

DAFTAR PUSTAKA

11

Page 12: refarat terapi perilaku.docx

1. Guze, Bary and Richeimer, Steven. 2004. Buku Saku Psikiatri

Residen Bagian Psikiatri UCLA. Hal 558-71.

2. House, Andrews, St. 2008. Phobias- what, who, and how to

help. British Psychological Society.

3. Elvira, Sylvia D. 2010. Buku Ajar Psikiatri : Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 361-73.

4. Olatunji, Bunmi O, PhD. Reese, Hannah E, MA. Otto, Michael

W, Phd and Wilhelm, Sabine, PhD. 2008. Cognitive-Behavioral

Therapy, Behavioral Therapy and Cognitive Therapy :

Massachusetts General Hospital Comprehensive Clinical

Psychiatry. Hal 189-99.

5. Love and Care. 2011. Psikoterapi Terapi Perilaku (Behavior

Therapy).

[http://loveandcarelovencare.blogspot.com/2011/05/psikoterapi-

terapi-perilaku-behaviour.html ]

6. McEvoy, Peter M. Perini, Sarah J. 2009. Cognitive Behavioral

Group Therapy For Social Phobia With or Without Attention

Training: A Controlled Trial. Journal of Anxiety Disorder.

7. Andrews, Gavin. Creamer, Mark. Crino, Rocco. Hunt, Caroline.

Lampe, Lisa and Page, Andrew. 2003. The Treatment Of

Anxiety Disorders. Second Edition: Clinican Guides and

Patient Manuals. Hal. 164-76.

8. Nurlita. 2013. Behavior Therapy (Terapi Perilaku. [ http://nurri-

lita.blogspot.com/2013/04/behaviour-therapy-terapi-

perilaku.html ]

9. Stevens, Vivian M. K, Susan. Reedwood. H, Richard. Bost. L,

Jackie. Neel. W, Nancy. Winkle, Van and Pollak, Michael H.

12

Page 13: refarat terapi perilaku.docx

2007. Psychological Therapies : Rapid Review Behavioral

Science Second Edition.

10. Ifdil. 2012. Desensitisasi : Bimbingan dan Konseling Indonesia

: Pusat Referensi Konseling.

11. Kaplan, Harold I. Sadock, Benjamin. Grebb, Jack A. 2009.

Comprehensive Textbook of Psychiatry Vol. 2. Hal 953-58.

12. Mimi. 2012. Flooding vs Systematic Desensitization : MD

Junction.

13

Page 14: refarat terapi perilaku.docx

LAMPIRAN

14