Referat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Final Paper

Citation preview

  • REFERATCardio-renal syndromeOleh : Sus Retha Mona ArdianiPembimbing : dr. Hudaya S,Sp.PD (P)KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAMRUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIANJURFAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA2015

  • Menurut NHLBI : CRS adalah penurunan fungsi ginjal yang disebabkan oleh penurunan fungsi jantung.Menurut Scrier : CRS adalah penurunan fungsi ginjal yang terjadi pada gagal jantungMenurut Scrier : penurunan fungsi jantung akibat gagal ginjal disebut sebagai "renocardiac syndrome"Ronco dkk : suatu kondisi baik akut ataupun kronik dimana jantung ataupun ginjal gagal mengkompensasi gangguan fungsinya dan berdampak pada gangguan fungsi organ lainnya akibat sekunder dari penyakit sistemik yang mengganggu keduanya sehingga terjadi siklus lingkaran berbahaya yang menyebabkan kegagalan sistem sirkulasi

  • CRS diklasifikasikan ke dalam lima kategori, menurut etiologinya dan sifat alami dari keterkaitan jantung dan ginjalAcute Cardio-renalChronic Cardio-renalAcute Reno-cardiacChronic Reno-cardiacSecondary Cardiorenal

  • Penurunan fungsi jantung akut (acute cardiogenic shock atau ADHF-acute coronary syndrome/ACS) yang menyebabkan acute kidney injury (AKI)Acute Cardio-renalPenurunan fungsi jantung kronis (gagal jantung kongestif) yang menyebabkan penyakit ginjal kronis(PGK)Chronic Cardio-renalPenurunan fungsi ginjal akut (iskemik atau glomerulonefritis) menyebabkan gangguan jantung akut (aritmia,iskemia,infark)Acute Reno-cardiac

  • Penurunan fungsi ginjal kronis (iskemik atau glomerulonefritis kronik) menyebabkan gangguan jantung kronis (LVH/left ventricular hypertrophy, gagal jantung)Chronic Reno-cardiacKondisi sitemik (diabetes mellitus, sepsis) menyebabkan gangguan kedua organ yang disebabkan penyakit sistemik kronik atau akutSecondary Cardiorenal

  • HipertensiDiabetes melitusAtherosklerosis

  • Sistim scoring prediksi terjadinya perburukan fungsi ginjal pada ADHF (Forman dkk, J Am Coll Cardiol 2004 :43: 61-67)35 % dari penderita ADHF yang memiliki score 3 di prediksi akan mengalami perburukan fungsi ginjal selama perawatan. Artinya bahwa bila seorang pasien ADHF mempunyai riwayat gagal jantung dan diabetes melitus dan tekanan sistolik > 160 mmHg (score=3) dapat diprediksi bahwa 35 % diantaranya akan mengalami perburukan fungsi ginjal , berapapun kadar kreatinin serum saat masuk.

  • Kenaikan kadar kreatinin serum > 0,3 mg/dl atau> 25 % dari kadar asalnyaDefenisi dan klasifikasi sindroma kardio renal (CRS menurut Liang dkk) tahun 2008Cardiorenal Failure (ADHF)

    Ringan : Gagal jantung + eGFR 30-59 cc/menit/ 1.73 m2Sedang : Gagal jantung + eGFR 15-29 cc/menit/ 1.73 m2Berat : Gagal jantung + eGFR

  • Resistensi Diuretik

    Resistensi terhadap terapi diuretik, walaupun telah diberikan :>80 mg furosemid / 6 jam> 240 mg furosemid / hariInfus furosemid secara kontinuKombinasi terapi diuretik(loop diuretic + tiazide + aldosterone antagonist)

  • Interaksi antara jantung dan ginjal: Dalam CRS, ada dua aspek penting: yang pertama adalah urutan keterlibatan organ dan yang kedua adalah sinyal. Aspek penting adalah kerangka waktu di mana gangguannya akut atau kronisMenetapkan tingkat keparahan penyakit, dan berpotensi memprediksi hasil. Flowchart ini menjelaskan serangkaian kondisi yang menunjukkan bahwa pasien bisa bergerak dari satu jenis CRS ke CRS jenis yang lain.

  • Proses patologis yang terjadi pada jantung dapat menimbulkan penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal akutProses patologis pada ginjal dapat menimbulkan infark miokard, gagal jantung, gangguan katup atau kematian akibat gangguanjantung lain

  • Natriuritics peptides (ANP dan BNP)Berbagai faktor-faktor independennitric oxideprostaglandinnatriuretic peptidesendothelininteraksi antar organ jantung dan ginjal salah satunya adalah melalui proses inflamasiWeiner dkk (2008)Interaksi antar organ antara jantung dan ginjal terjadi pada tingkat subselular melalui suatu jalur neurohormonalaldosteroneendothelinangiotensin IIvasopresinnorephinephrincytokinesGagal jantung

  • B-type natriuretic peptide (BNP dan NT-proBNP) ditetapkan sebagai alat diagnostik dalam ADHF dan merupakan prediktor independen terhadap kejadian kardiovaskular dan mortalitas secara keseluruhan dalam penyakit kritis, ACS, dan HF stabil.Peptida natriuretik dan gagal jantung

    Neutrophil gelatinase-associated lipocalinCystatin CKidney injury molecule-1N-asetil-b-(D) glucosaminidaseInterleukin-18Bioimpedance vector analysisBiomarker Kerusakan Ginjal

  • Identifikasi dan antisipasi gangguan dan perburukan fungsi ginjalPendekatan pengelolaan sindrom kardiorenalOptimalisasi terapi gagal jantungEvaluasi struktur ginjalOptimalisasi terapi diuretikTerapi lain

  • Terapi lainDopamin dosis rendahKombinasi furosemide manitolKombinasi furosemide albuminKombinasi furosemide natrium hipertonikNesiritideUltrafiltrasiAntagonis vasopressinAntagonis adenosine

  • Berbagai derajat gangguan fungsi ginjal diketahui berhubungan dengan berbagai gangguan fungsi jantung, demikian pula sebaliknya. Interaksi tersebut, atau dikenal sebagai disfungsi kardiorenal, akan saling memperburuk fungsi masing-masing organ dan akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas.Patofisiologi sindrom kardiorenal belum sepenuhnya dipahami, faktor-faktor hemodinamik, neurohormonal, inflamasi, stres oksidatif, disfungsi endotel, dan kemungkinan faktor-faktor lain, diduga turut berperan dalam terjadinya perburukan fungsi ginjal dan jantung.