REFERAT ANASTESI UMUM

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 REFERAT ANASTESI UMUM

    1/21

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Anestesi umum adalah suatu tindakan yang membuat pasien tidak sadar selama prosedur 

    medis, sehingga pasien tidak merasakan atau mengingat apa pun yang terjadi. Anestesi umum

     biasanya dihasilkan oleh kombinasi obat intravena dan gas yang dihirup (anestesi). "Tidur"

     pasien yang mengalami anestesi umum berbeda dari tidur seperti biasa. Otak yang dibius tidak 

    merespon sinyal rasa sakit atau manipulasi bedah.

    Praktek anestesi umum juga termasuk mengendalikan pernapasan pasien dan memantau

    fungsi vital tubuh pasien selama prosedur anestesi berlangsung. Anestesi umum diberikan oleh

    dokter yang terlatih khusus, yang disebut ahli anestesi, ataupun bisa juga dilakukan oleh peraat

    anestesi yang berkompeten.

    1

  • 8/19/2019 REFERAT ANASTESI UMUM

    2/21

    BAB II

    ANASTESI UMUM

    A. DEFINISI

    Anestesi umum adalah suatu keadaan meniadakan nyeri se!ara sentral yang dihasilkan ketika

     pasien diberikan obatobatan untuk amnesia, analgesia, kelumpuhan otot, dan sedasi. Pada pasien

    yang dilakukan anestesi dapat dianggap berada dalam keadaan ketidaksadaran yang terkontrol

    dan reversibel. Anestesi memungkinkan pasien untuk mentolerir tindakan pembedahan yang

    dapat menimbulkan rasa sakit tak tertahankan, yang berpotensi menyebabkan perubahan

    fisiologis tubuh yang ekstrim, dan menghasilkan kenangan yang tidak menyenangkan.

    #omponen anestesi yang ideal terdiri dari$ %. &ipnotik, '. Analgetik, . elaksasi otot

    Anestesi umum menggunakan !ara melalui intravena dan se!ara inhalasi untuk 

    memungkinkan akses bedah yang memadai ke tempat dimana akan dilakukan operasi. *atu hal

    yang perlu di!atat adalah baha anestesi umum mungkin tidak selalu menjadi pilihan terbaik,

    tergantung pada presentasi klinis pasien, anestesi lokal atau regional mungkin lebih tepat.

    B. METODE

    +etode pemberian anestesi umum dapat dilihat dari !ara pemberian obat, terdapat !ara

     pemberian obat pada anestesi umum$

    %. Parenteral

    2

  • 8/19/2019 REFERAT ANASTESI UMUM

    3/21

    Anestesi umum yang diberikan se!ara parentral baik intravena maupun

    intramuskuler biasanya digunakan untuk tindakan operasi yang singkat atau untuk 

    induksi anestesi. Obat anestesi yang sering digunakan adalah$

    • Pentothal

    ipergunakan dalam larutan ',- atau - dengan dosis permulaan /0 mg1kg 22 dan

    selanjutnya dapat ditambah sampai % gram.

    Penggunaan$

    3ntuk induksi, selanjutnya diteruskan dengan inhalasi.

    Operasioperasi yang singkat seperti$ !urettage, reposisi, insisi abses.

    4ara Pemberian$

    5arutan ',- dimasukkan 67 pelanpelan /8 44 sampai penderita tidur,

     pernapasan lambat dan dalam. Apabila penderita di!ubit tidak bereaksi, operasi dapat

    dimulai. *elanjutnya suntikan dapat ditambah se!ukupnya apabila perlu sampai % gram.

    #ontra 6ndikasi$

    %.Anakanak di baah / tahun

    '.*ho!k , anemia, uremia dan penderitapenderita yang lemah

    .9angguan pernafasan$ asthma, sesak nafas, infeksi mulut dan saluran nafas

    /.Penyakit jantung

    -.Penyakit hati

    3

  • 8/19/2019 REFERAT ANASTESI UMUM

    4/21

    0.Penderita yang terlalu gemuk sehingga sukar untuk menemukan vena yang baik.

    • #etalar (#etamine)

    iberikan 67 atau 6+ berbentuk larutan %: mg1!! dan -: mg1!!.osis$ 67 %

    mg1kg22,6+ 8% mg1kg22% menit setelah penyuntikan operasi dapat dimulai.

    Penggunaan$

    %. Operasioperasi yang singkat

    '. 3ntuk indikasi penderita tekanan darah rendah

    #ontra 6ndikasi$

    Penyakit jantung, kelainan pembuluh darah otak dan hypertensi.

    Oleh karena komplikasi utama dari anestesi se!ara parenteral adalah menekan

     pusat pernafasan, maka kita harus siap dengan peralatan dan tindakan pernafasan buatan

    terutama bila ada sianosis.

    '. Perektal

    Obat anestesi diserap leat mukosa re!tum kedalam darah dan selanjutnya sampai

    ke otak. ipergunakan untuk tindakan diagnosti! (katerisasi jantung, roentgen foto,

     pemeriksaanmata, telinga, oesophagos!opi, penyinaran dsb) terutama pada bayibayi dan

    anak ke!il. ;uga dipakai sebagai induksi narkose dengan inhalasi pada bayi dan anak

    anak. *yaratnya adalah$

    4

  • 8/19/2019 REFERAT ANASTESI UMUM

    5/21

    %.e!tum betulbetul kosong

    '.Tak ada infeksi di dalam re!tum. 5ama narkose ':: menit.

    Obatobat yang digunakan$

    Pentothal %: dosis /: mg1kg22

    Tribromentothal (avertin) 8: mg1kg22

    . Perinhalasi

    Obat anesthesia dihirup bersama udara pernafasan ke dalam paruparu, masuk ke

    darah dan sampai di jaringan otak mengakibatkan narkose.

    Obatobat yang dipakai$

    %. 6nduksi halotan

    6nduksi halotan memerlukan gas pendorong O' atau !ampuran

  • 8/19/2019 REFERAT ANASTESI UMUM

    6/21

    . 6nduksi dengan enfluran (ethran), isofluran ( foran, aeran ) atau desfluran jarang

    dilakukan karena pasien sering batuk dan aktu induksi menjadi lama.

    Apabila obat anestesi inhalasi, dihirup bersamasama udara inspirasi masuk ke dalam

    saluran pernafasan, di dalam alveoli paru akan berdifusi masuk ke dalam sirkulasi darah.

    emikian pula yang disuntikkan se!ara intramuskuler, obat tersebut akan diabsorbsi masuk ke

    dalam sirkulasi darah. *etelah masuk ke dalam sirkulasi darah obat tersebut akan menyebar 

    kedalam jaringan. engan sendirinya jaringan yang kaya pembuluh darah seperti otak atau organ

    vital akan menerima obat lebih banyak dibandingkan jaringan yang pembuluh darahnya sedikit

    seperti tulang atau jaringan lemak. Tergantung obatnya, di dalam jaringan sebagian akan

    mengalami metabolisme, ada yang terjadi di hepar, ginjal atau jaringan lain.

    ?kskresi bisa melalui ginjal, hepar, kulit atau paru@paru. ?kskresi bisa dalam bentuk asli

    atau hasil metabolismenya.

  • 8/19/2019 REFERAT ANASTESI UMUM

    7/21

    %. aktor respirasi

    *esudah obat anestesi inhalasi sampai di alveoli, maka akan men!apai tekanan parsiel

    tertentu, makin tinggi konsentrasi Bat yang dihirup tekanan parsielnya makin tinggi. Perbedaan

    tekanan parsiel Bat anestesi dalam alveoli dan di dalam darah menyebabkan terjadinya difusi.

    2ila tekanan di dalam alveoli lebih tinggi maka difusi terjadi dari alveoli ke dalam sirkulasi dan

    sebaliknya difusi terjadi dari sirkulasi ke dalam alveoli bila tekanan parsiel di dalam alveoli lebih

    rendah (keadaan ini terjadi bila pemberian obat anestesi dihentikan.

    +akin tinggi perbedaan tekanan parsiel makin !epat terjadinya difusi. Proses difusi akan

    terganggu bila terdapat penghalang antara alveoli dan sirkulasi darah misalnya pada udem paru

    dan fibrosis paru. Pada keadaan ventilasi alveoler meningkat atau keadaan ventilasi yang

    menurun misalnya pada depresi respirasi atau obstruksi respirasi.

    '. aktor sirkulasi

      Aliran darah paru menentukan pengangkutan gas anestesi dari paru ke jaringan dan

    sebaliknya. Pada gangguan pembuluh darah paru makin sedikit obat yang dapat diangkut

    demikian juga pada keadaan !ardia! output yang menurun.

     Blood gas partition coefisien adalah rasio konsentrasi Bat anestesi dalam darah dan dalam

    gas bila keduanya dalam keadaan keseimbangan. 2ila kelarutan Bat anestesi dalam darah

    tinggi129 koefisien tinggi maka obat yang berdifusi !epat larut di dalam darah, sebaliknya obat

    dengan 29 koefisien rendah, maka !epat terjadi keseimbangan antara alveoli dan sirkulasi darah,

    akibatnya penderita mudah tertidur aktu induksi dan mudah bangun aktu anestesi diakhiri.

    . aktor jaringan

    7

  • 8/19/2019 REFERAT ANASTESI UMUM

    8/21

     Cang menentukan antara lain$

    Perbedaan tekanan parsiel obat anestesi di dalam sirkulasi darah dan di dalam jaringan.

    #e!epatan metabolisme obat.

    Aliran darah dalam jaringan.

    Tissue/blood partition coefisien

    /. aktor Bat anestesi

    Tiaptiap Bat anestesi mempunyai potensi yang berbeda. 3ntuk mengukur potensi obat

    anestesi inhalasi dikenal adanya +A4 (minimal alveolar concentration). +enurut +erkel dan

    ?ger (%D0), +A4 adalah konsentrasi obat anestesi inhalasi minimal pada tekanan udara % atm

    yang dapat men!egah gerakan otot skelet sebagai respon rangsang sakit supramaksimal pada

    -: pasien. +akin rendah +A4 makin tinggi potensi obat anestesi tersebut.

    D. STADIUM ANESTESI

    #edalaman anestesi harus dimonitor terus menerus oleh pemberi anestesi, agar tidak terlalu

    dalam sehingga membahayakan jia penderita, tetapi !ukup adekuat untuk melakukan operasi.

    #edalaman anestesi dinilai berdasarkan tanda klinik yang didapat. 9uedel membagi kedalaman

    anestesi menjadi / stadium dengan melihat pernafasan, gerakan bola mata, tanda pada pupil,

    tonus otot dan refleks pada penderita yang mendapat anestesi ether.

    %. *tadium 6

    isebut juga stadium analgesi atau stadium disorientasi. imulai sejak diberikan

    anestesi sampai hilangnya kesadaran. Pada stadium ini operasi ke!il bisa dilakukan.

    8

  • 8/19/2019 REFERAT ANASTESI UMUM

    9/21

    '. *tadium 66

    isebut juga stadium delirium atau stadium eEitasi. imulai dari hilangnya

    kesadaran sampai nafas teratur. alam stadium ini penderita bisa meronta ronta,

     pernafasan irregular, pupil melebar, refleks !ahaya positif gerakan bola mata tidak teratur,

    lakrimasi (F), tonus otot meninggi, refleE fisiologi masih ada, dapat terjadi batuk atau

    muntah, kadangkadang ken!ing atau defekasi. *tadium ini diakhiri dengan hilangnya

    refleks menelan dan kelopak mata dan selanjutnya nafas menjadi teratur. *tadium ini

    membahayakan penderita, karena itu harus segera diakhiri. #eadaan ini bisa dikurangi

    dengan memberikan premedikasi yang adekuat, persiapan psikologi penderita dan induksi

    yang halus dan tepat. #eadaan emergen!y delirium juga dapat terjadi pada fase

     pemulihan dari anestesi.

    . *tadium 666

    isebut juga stadium operasi. imulai dari nafas teratur sampai paralise otot nafas.

    ibagi menjadi / plane$

    Plane 6$ ari nafas teratur sampai berhentinya gerakan bola mata. itandai dengan

    nafas teratur, nafas torakal sama dengan abdominal. 9erakan bola mata berhenti,

     pupil menge!il, refleks !ahaya (F), lakrimasi meningkat, refleE faring dan muntah

    menghilang, tonus otot menurun.

    Plane 66$ ari berhentinya gerakan bola mata sampai permulaan paralisa otot

    interkostal. itandai dengan pernafasan teratur, volume tidak menurun dan frekuensi

    nafas meningkat, mulai terjadi depresi nafas torakal, bola mata berhenti, pupil mulai

    9

  • 8/19/2019 REFERAT ANASTESI UMUM

    10/21

    melebar dan refleks !ahaya menurun, refleks kornea menghilang dan tonus otot

    makin menurun.

    Plane 666$ ari permulaan paralise otot interkostal sampai paralise seluruh otot

    6nterkostal. itandai dengan pernafasan abdominal lebih dorninan dari torakal karena

    terjadi paralisis otot interkostal, pupil makin melebar dan refleE !ahaya menjadi

    hilang, lakrimasi negafif, refleE laring dan peritoneal menghilang, tonus otot makin

    menurun.

    Plane 67$ ari paralise semua otot interkostal sampai paralise diafragma. itandai

    dengan paralise otot interkostal, pernafasan lambat, iregular dan tidak adekuat, terjadi

     jerky karena terjadi paralise diafragma. Tonus otot makin menurun sehingga terjadi

    fla!!id, pupil melebar, refleks !ahaya negatif refleks spin!ter ani negative.

    /. *tadium 67

    ari paralisis diafragma sampai apneu dan kematian. ;uga disebut stadium over 

    dosis atau stadium paralysis. itandai dengan hilangnya semua refleks, pupil dilatasi,

    terjadi respiratory failure dan dikuti dengan circulatory failure.

    E. Persiapan Anestesia Umm$

    Praktek anesesi yang aman dan efisien memerlukan personil bersertifikat, obatobatan

    dan peralatan yang tepat, serta keadaan pasien yang optimal.

    %. Persyaratan minimum untuk anestesi umum#ebutuhan infrastruktur minimum untuk anestesi umum termasuk ruang yang !ukup

    terang dengan ukuran yang memadai, sebuah sumber oksigen bertekanan (paling sering di

     pipa)G perangkat hisap yang efektifG monitor yang sesuai dengan standar A*A ( American

    Society of Anesthesiologist ) , termasuk denyut jantung, tekanan darah, ?#9, denyut nadi

    10

  • 8/19/2019 REFERAT ANASTESI UMUM

    11/21

    oksimetri, kapnografi, suhu, dan konsentrasi oksigen terinspirasi dan dihembuskan dan Bat

    anestesi yang diaplikasikan.*elain ini, beberapa peralatan dibutuhkan untuk memasukkan Bat anestesi. Alat yang

    sederhana seperti jarum dan jarum suntik, jika obat harus diberikan sepenuhnya intravena.

    alam sebagian besar keadaan, ini berarti membutuhkan tersedianya sebuah mesin yang

    memungkinkan untuk mengetahui pemasukkan gas dan memelihara anestesi tetap berjalan

    '. +enyiapkan pasien

    #ondisi pasien harus !ukup dipersiapkan. +etode yang paling efisien adalah pasien

    ditinjau oleh orang yang bertanggung jaab untuk memberikan anestesi dengan baik 

    sebelum tanggal operasi.

    ?valuasi praoperasi memungkinkan pemantauan laboratorium yang tepat, perhatian

    terhadap kondisi medis pasien yang terbaru atau yang sedang berlangsung, diskusi dari setiap

    reaksi sebelumnya yang merugikan pribadi atau keluarga untuk anestesi umum, penilaian

    status fungsional jantung dan paru, dan ren!ana anestesi yang efektif dan aman. &al ini juga

     berfungsi untuk meredakan ke!emasan dari pembedahan yang tidak diketahui oleh pasien

    dan keluarga mereka. *e!ara keseluruhan, proses ini memungkinkan untuk optimasi pasien

     pada aktu perioperatif.Pemeriksaan fisik yang terkait dengan evaluasi praoperasi memungkinkan pelaksana

    anestesi untuk fokus se!ara khusus pada kondisi saluran napas yang diharapkan, termasuk 

    membuka mulut, gigi longgar atau bermasalah, keterbatasan dalam rentang gerak leher,

    anatomi leher, dan presentasi +allampati (lihat di baah). engan menggabungkan semua

    faktor, ren!ana yang sesuai untuk intubasi dapat diuraikan dan langkah tambahan, jika perlu,

    dapat diambil untuk mempersiapkan bronkoskopi serat optik, laringoskopi video, atau

     berbagai intervensi sulit terhadap saluran napas lainnya.. +anajemen jalan napas

    #esulitan yang mungkin dihadapi dalam manajemen jalan napas, meliputi kondisi

    dibaah ini$

    11

  • 8/19/2019 REFERAT ANASTESI UMUM

    12/21

      ahang yang ke!il atau mundur 

      9igi rahang atas yang menonjol

      5eher yang pendek   ?kstensi leher terbatas

      Pertumbuhan gigi yang buruk 

      Tumor di ajah, mulut, leher, atau tenggorokan  Trauma pada ajah

      iksasi antargigi

      Penggunaan cervical collar  yang keras2erbagai sistem penilaian telah dibuat menggunakan pengukuran orofa!ial untuk 

    memprediksi intubasi sulit. Cang paling banyak digunakan adalah skor +allampati, yang

    mengidentifikasi pasien dengan faring yang kurang jelas divisualisasikan melalui mulut

    terbuka.

    Penilaian +allampati idealnya dilakukan saat pasien duduk dengan mulut terbuka dan

    lidah yang menonjol tanpa  phonating . Pada banyak pasien yang diintubasi karena indikasi

    emergensi, jenis penilaian seperti ini tidak mungkin. *ebuah penilaian sederhana dapat

    dilakukan pada pasien dalam posisi terlentang untuk mendapatkan gambaran dari ukuran

     bukaan mulut dan perkiraan lidah dan orofaring sebagai faktor dalam keberhasilan intubasi

    (lihat gambar di baah)

    *kor +allampati yang tinggi telah terbukti menjadi prediksi intubasi sulit.

  • 8/19/2019 REFERAT ANASTESI UMUM

    13/21

    • #euntungan

    +enurunkan kesadaran dan ingatan pasien selama operasi

    +emungkinkan relaksasi otot yang tepat untuk jangka aktu yang lama

    +emfasilitasi kontrol penuh terhadap jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi

    apat digunakan dalam kasuskasus yang sensitif terhadap Bat anestesi lo!al

    apat diberikan tanpa memindahkan pasien dari posisi terlentang

    apat disesuaikan dengan mudah untuk prosedur operasi dengan durasi aktu yang

    tak dapat diprediksi atau pada keadaan penambahan aktu operasi

    apat diberikan dengan !epat dan reversibel

    • #ekurangan

    +embutuhkan peningkatan kompleksitas peraatan dan biaya yang terkait

    +embutuhkan persiapan pasien praoperasi

    apat menyebabkan fluktuasi perubahan fisiologis yang memerlukan intervensi

    aktif 

    Terkait dengan komplikasi kurang serius seperti mual atau muntah, sakit

    tenggorokan, sakit kepala, menggigil, dan dibutuhkan aktu dalam pengembalian

    fungsi mental yang normal

    Terkait dengan kondisi hipertermia yang gaat, sebuah kondisi yang jarang, terkait

    dengan kondisi otot yang terkena paparan beberapa (tidak semua) Bat anestesi

    13

  • 8/19/2019 REFERAT ANASTESI UMUM

    14/21

    umum yang dapat menyebabkan kenaikan suhu akut dan berpotensi mematikan,

    hiperkarbia, asidosis metabolik, dan hyperkalemia.

    G. CARA MEMBERIKAN ANESTESI

    Pemberian anestesi dimulai dengan induksi yaitu memberikan obat sehingga

     penderita tidur. Tergantung lama operasinya, untuk operasi yang aktunya pendek 

    mungkin !ukup dengan induksi saja. Tetapi untuk operasi yang lama, kedalaman anestesi

     perlu dipertahankan dengan memberikan obat terus menerus dengan dosis tertentu, hal ini

    disebut maintenan!e atau pemeliharaan.

    #edaaan ini dapat diatasi dengan !ara mendalamkan anestesi. Pada operasi

    operasi yang memerlukan relaksasi otot, bila relaksasinya kurang maka ahli bedah akan

    mengeluh karena tidak bisa bekerja dengan baik, untuk operasi yang membuka abdomen

    maka usus akan bergerak dan menyembul keluar, operasi yang memerlukan penarikan

    otot juga sukar dilakukan. #eadaan relaksasi bisa terjadi pada anestesi yang dalam,

    sehingga bila kurang relaksasi salah satu usaha untuk membuat lebih relaksasi adalah

    dengan mendalamkan anestesi, yaitu dengan !ara menambah dosis obat.

     Pada umumnya keadaan relaksasi dapat ter!apai setelah dosis obat anestesi yang

    diberikan sedemikian tinggi, sehingga menimbulkan gangguan pada organ vital. engan

    demikian keadaan ini akan mengan!am jia penderita, lebihlebih pada penderita yang

    sensitif atau memang sudah ada gangguan pada organ vital sebelumnya. 3ntuk mengatasi

    hal ini maka ada tehnik tertentu agar ter!apai trias anestesi pada kedalaman yang ringan,

    yaitu penderita dibuat tidur dengan obat hipnotik, analgesinya menggunakan analgetik 

    14

  • 8/19/2019 REFERAT ANASTESI UMUM

    15/21

    kuat, relaksasinya menggunakan pelemas otot (muscle relaxant ) tehnik ini disebut

     balan!e anestesi.

    Pada balan!e anestesi karena menggunakan muscle relaxant , maka otot

    mengalami relaksasi, jadi tidak bisa berkontraksi atau mengalami kelumpuhan, termasuk 

    otot respirasi, jadi penderita tidak dapat bernafas. #arena itu harus dilakukan nafas

     buatan (dipompa), tanpa dilakukan nafas buatan, penderita akan mengalami kematian,

    karena hipoksia. ;adi nafas penderita sepenuhnya tergantung dari pengendalian pelaksana

    anestesi, karena itu balan!e anestesi juga disebut dengan tehnik respirasi kendali atau

    control respiration.

    3ntuk mempermudah respirasi kendali penderita harus dalam keadaan terintubasi.

    engan menggunakan balan!e anestesi maka ada beberapa keuntungan antara lain$

    osis obatnya minimal, sehingga gangguan pada organ vital dapat dikurangi. Polusi

    kamar operasi yang ditimbulkan obat anestesi inhalasi dapat dikurangi. *elesai operasi

     penderita !epat bangun sehingga mengurangi resiko yang ditimbulkan oleh penderita

    yang tidak sadar.

    engan dapat diaturnya pernafasan maka dengan mudah kita bisa melakukan

    hiperventilasi, untuk menurunkan kadar 4O' dalam darah sampai pada titik tertentu

    misalnya pada operasi otak. engan  hiperventilasi kita juga dapat menurunkan tekanan

    darah untuk operasi yang memerlukan tehnik hipotensi kendali.

    #arena pernafasan bisa dilumpuhkan se!ara total maka mempermudah tindakan operasi

     pada rongga dada (thora!otomy) tanpa terganggu oleh gerakan pernafasan. #ita juga

    15

  • 8/19/2019 REFERAT ANASTESI UMUM

    16/21

    dapat mengembangkan dan mengempiskan paru dengan sekehendak kita tergantung

    keperluan.

    H. RESPIRASI ANASTESI UMUM

    espirasi pada anestesi umum dibedakan dalam ma!am yaitu$

    espirasi spontan yaitu penderita bernafas sendiri se!ara spontan.

    espirasi kendali1respirasi terkontrol 1balan!e anestesi$ pernafasanpenderita

    sepenuhnya tergantung bantuan kita.

    Assisted espirasi$ penderita bernafas spontan tetapi masih kita berikan sedikit

     bantuan.

    I. !ENIS ALIRAN UDARA DENGAN RANGKAIAN ALAT

    2erdasarkan sistem aliran udara pernapasan dalam rangkaian alat anestesi, anestesi

    dibedakan menjadi / sistem, yaitu $ Open, semi open, !losed, dan semi !losed.

    %. *6*T?+ OP?<

    *istem open adalah sistem yang paling sederhana. i sini tidak ada

    hubungan fisik se!ara langsung antara jalan napas penderita dengan alat anestesi.

    #arena itu tidak menimbulkan peningkatan tahanan respirasi. i sini udara

    ekspirasi babas keluar menuju udara bebas. #ekurangan sistem ini adalah boros

    obat anestesi, menimbulkan polusi obat anestesi di kamar operasi, bila memakai

    obat yang mudah terbakar maka akan meningkatkan resiko terjadinya kebakaran

    16

  • 8/19/2019 REFERAT ANASTESI UMUM

    17/21

    di kamar operasi, hilangnya kelembaban respirasi, kedalaman anestesi tidak stabil

    dan tidak dapat dilakukan respirasi kendali.

    '. *6*T?+ *?+6 OP?<

    alam system semi open alat anestesi dilengkapi dengan reservoir bag

    selain reservoir bag, ada pula yang masih ditambah dengan klep % arah, yang

    mengarahkan udara ekspirasi keluar, klep ini disebut non rebreating valve. alam

    sistem ini tingkat keborosan dan polusi kamar operasi lebih rendah dibanding

    system open.

    . *?+6 45O*?

    alam sistem semi !losed, udara ekspirasi yang mengandung gas anestesi

    dan oksigen lebih sedikit dibanding udara inspirasi, tetapi mengandung 4O' yang

    lebih tinggi, dialirkan menuju tabung yang berisi sodalime, disini 4O ' akan diikat

    oleh sodalime. *elanjutnya udara ini digabungkan dengan !ampuran gas anestesi

    dan oksigen dari sumber gas ( 9 1 Fresh Gas Flow) untuk diinspirasi kembali.

    #elebihan aliran gas dikeluarkan melalui klep over   flow. #arena udara ekspirasi

    diinspirasi lagi, maka pemakaian obat anestesi dan oksigen dapat dihemat dan

    kurang menimbulkan polusi kamar operasi.

    /. *6*T?+ 45O*?

    alam system !losed prinsip sama dengan semi !losed, tetapi disini tidak 

    ada udara yang keluar dari sistem anestesi menuju udara bebas. Penambahan

    oksigen dan gas anestesi harus diperhitungkan, agar tidak kurang sehingga

    17

  • 8/19/2019 REFERAT ANASTESI UMUM

    18/21

    menimbulkan hipoksia dan anestesi kurang adekuat, tetapi juga tidak berlebihan,

    karena pemberian yang berlebihan bisa berakibat tekanan makin meninggi

    sehingga. menimbulkan pe!ahnya alveoli paru. *istem ini adalah sistem yang

     paling hemat obat anestesi dan tidak menimbulkan polusi. Pada system !losed dan

    semi!losed juga disebut system rebreathing, karena udara ekspirasi diinspirasi

    kembali, sistem ini juga perlu sodalime untuk membersihkan 4O '. Pada system

    open dan semi open juga disebut system nonrebreathing karena tidak ada udara

    ekspirasi yang diinspirasi kembali, system ini tidak perlu sodalime. 3ntuk 

    menjaga agar pada system semi open tidak terjadi rebreathing, aliran !ampuran

    gas anestesi dan oksigen harus !epat, biasanya diberikan antara ' @ kali menit

    volume respirasi penderita.

    *ystem ebreathing eservoir bag *odalime Tingkat polusi

    kamar operasi

    Tingkat

    keborosan obat

    Open FFFF FFF

    *emi open F F FFF FF

    *emi !losed F F F FF F

    4losed F F F F

    2ila obat anestesi seluruhnya menggunakan obat intravena, maka disebut anestesi

    intravena total (total intravenous anesthesia1T67A). 2ila induksi dan maintenan!e anestesi

    menggunakan obat inhalasi maka disebut 76+A (7olatile 6nhalation and +aintenan!e

    Anesthesia)

    !. PEMULIHAN ANESTESI

    18

  • 8/19/2019 REFERAT ANASTESI UMUM

    19/21

    Pada akhir operasi atau setelah operasi selesai, maka anestesi diakhiri dengan

    menghentikan pemberian obat anestesi. Pada anestesi inhalasi bersamaan dengan penghentian

    obat anestesi aliran oksigen dinaikkan, hal ini disebut oksigenisasi. engan oksigenisasi maka

    oksigen akan mengisi tempat yang sebelumnya ditempati oleh obat anestesi inhalasi diaveoli

    yang berangsurangsur keluar mengikuti udara ekspirasi.engan demikian tekanan parsiel obat anestesi di alveoli juga berangsurangsur turun,

    sehingga lebih rendah dibandingkan dengan tekanan parsiel obat anestesi inhalasi didalamdarah.

    +aka terjadilah difusi obat anestesi inhalasi dari dalam darah menuju ke alveoli. *emakin tinggi

     perbedaan tekanan parsiel tersebut ke!epatan difusi makin meningkat. *ementara itu oksigen dari

    alveoli akan berdifusi ke dalam darah.

    *emakin tinggi tekanan parsiel oksigen di alveoli (akibat oksigenisasi) difusi kedalam

    darah semakin !epat, sehingga kadar oksigen di dalam darah meningkat, menggantikan posisi

    obat anestesi yang berdifusi menuju ke alveoli. Akibat terjadinya difusi obat anestesi inhalasi

    dari dalam darah menuju ke alveoli, maka kadarnya di dalam darah makin menurun.

    Turunnya kadar obat anestesi inhalasi tertentu di dalam darah, selain akibat difusi di

    alveoli juga akibat sebagian mengalami metabolisme dan ekskresi leat hati, ginjal, dan

    keringat. #esadaran penderita juga berangsurangsur pulih sesuai dengan turunnya kadar 

    obatanestesi di dalam darah. 2agi penderita yang mendapat anestesi intravena, maka

    kesadarannya, berangsurangsur pulih dengan turunnya kadar obat anestesi akibat metabolisme

    atau ekskresi setelah pemberinya dihentikan.*elanjutnya pada penderita yang dianestesi dengan respirasi spontan tanpa menggunakan

     pipa endotrakheal maka tinggal menunggu sadarnya penderita, sedangkan bagi penderita yang

    menggunakan pipa endotrakheal maka perlu dilakukan ekstubasi(melepas pipa ?T). ?kstubasi

     bisa dilakukan pada aktu penderita masih teranestesi dalam dan dapat juga dilakukan setelah

     penderita sadar. ?kstubasi pada keadaan setengah sadar membahayakan penderita, karena dapat

    19

  • 8/19/2019 REFERAT ANASTESI UMUM

    20/21

    terjadi spasme jalan napas, batuk, muntah, gangguan kardiovaskuler, naiknya tekanan intra okuli

    dan naiknya tekanan intra !ranial.  ?kstubasi pada aktu penderita masih teranestesi dalam mempunyai resiko tidak 

    terjaganya jalan nafas, dalam kurun aktu antara tidak sadar sampai sadar. Tetapi ada operasi

    tertentu ekstubasi dilakukan pada aktu penderita masih teranestesi dalam. Pada penderita yang

    mendapat balan!e anestesi maka ekstubasi dilakukan setelah napas penderita adekuat. 3ntuk 

    memper!epat pulihnya penderita dari pengaruh mus!le relaEant maka dilakukan reverse, yaitu

    memberikan obat antikolinesterase.

    *ebagian ahli anestesi tetap memberikan reverse alaupun napas sudah adekuat bagi

     penderita yang sebelumnya mendapat mus!le relaEant. *ebagian ahli anestesi melakukan

    ekstubasi setelah penderita sadar, bisa diperintah menarik napas dalam, batuk, menggelengkan

    kepala dan menggerakkan ekstremitas. Penilaian yang lebih obyektif tentang seberapa besar 

     pengaruh mus!le relaEant adalah dengan menggunakan alat nerve stimulator.

    Adapun setelah prosedur diatas selesai, pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan terus

    diobservasi dengan !ara menilai AldretteHs s!ore nya, nilai 8%: bisa dipindahkan ke ruang

     peraatan, -8 observasi se!ara ketat, kurang dari - pindahkan ke 643, penilaian meliputi$

    &al yang dinilai

  • 8/19/2019 REFERAT ANASTESI UMUM

    21/21

    Perbedaan lebih dari -: :

    /. Aktivitas$ dapat menggerakkan ekstremitas atas perintah$

    / ekstremitas' ekstremitas

    Tidak dapat

    '%

    :

    -. Iarna kulit