referat cushing.docx

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/14/2019 referat cushing.docx

    1/19

    1

    BAB I

    Pendahuluan

    A. Latar BelakangKelenjar adrenal terdiri dari medula dan korteks. Korteks terdiri

    dari zona glomerulosa, fasikulata, dan retikularis. Zona

    glomerulosa mensekresikan aldosteron dan dikendalikan oleh

    mekanisme renin-angiotensin dan tidak bergantung pada hipofisis. Zona

    fasikulata dan retikularis mensekresikan kortisol dan hormon androgenik

    dan dikendalikan oleh hipofisis melalui ACTH. Sekresi ACTH oleh

    hipofisis dikendalikan oleh (1) faktor pelepas kortikotropin hipotalamus,

    dan (2) efek umpan balik kortisol. Ketika terjadi suatu gangguan pada

    pembentukan hormon-hormon t e r s eb u t b a ik b e r l eb ih m a upun

    k ek u ran g an , ak an memp en g aru h i tu b u h d an men imb u lk an

    keabnormalan.Penyakit Addison adalah penyakit yang terjadi akibat fungsi

    korteks tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien akan hormon-

    hormon korteks adrenal. (Ten et al, 2001)

    Penyakit Addison merupakan penyakit yang jarang terjadi di dunia.

    Sedangtkan di Amerika Serikat tercatat 0,4 per 100.000 populasi.

    Dari Bagian Statistik Rumah Sakit Dr. Soetomo pada tahun1983,

    masing-masing didapatkan penderita penyakit Addison.

    Frekuensi pada laki-laki dan wanita hampir sama. Menurut

    Thom, laki-laki 56% dan wanita 44% penyakit Addison dapat

    dijumpai pada semua umur, tetapi lebih banyak terdapat pada umur 30

    50 tahun.Cushing syndrome adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh

    hiperadrenokortisisme akibat neoplasma korteks adrenal atauad en o h ip o f i s i s , a t au asu p an g lu k o k o r t ik o id

    ya ng berlebihan. Bila terdapat sekresi sekunder hormon

    adrenokortikoid yang berlebihan akibat adenoma hipofisis dikenal

    sebagai Cushing Disease ( Findling et al, 2005).

    Cushing syndrome diakibatkan sekresi kelebihan hormon

    adrenokortikoid, adrenokortikoid mensekresikan hormon glukokortikoid,

    mineralkortikoid, dan adrenoandrogen ( Findling et al, 2005)

  • 8/14/2019 referat cushing.docx

    2/19

    2

    B. Tujuan1. Untuk memenuhi tugas referat pada blok Endokrin Metabolisme2. Untuk mengetahui penyakit-penyakit adrenal cortex failure.3. Untuk mengetahui definisi, edpidemiologi, etiologi, patomekanisme,

    patofisiologi, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, dan prognosis

    dari penyakit adrenal cortex failure.

    BAB II

    Isi

    A. DefinisiDefinisi Addison

    1. Penyakit Addison atau insufisiensi adrenokortikal adalah kegagalankorteks adrenalmemproduksi hormone adrenokortikal yang

    disebabkan oleh atropi primer pada korteksadrenal akibat

    autoimunitas (Ten et al, 2001).

    2. .Penyakit Addison adalah gangguan fungsi pada korteksadrenal yang menyebabkan penurunan produksi hormone kortisol

    dan aldosteron. Kelainan endokrin terjadi pada semuakelompok

    umur dialami pria dan wanita. Dikarakteristikan oleh

    kehilangan berat badan,kelemahan otot, kelelahan, tekanan darah

    rendah dan disertai penggelapan kulit (Ten et al, 2001).

    Definisi sindrom cushing

    1. Sin d ro m Cu sh in g t e r j ad i seb u ah s in d ro m ak ib a tak t iv i tas kor teks adrenal yang ber leb ihan .S indromtersebut dapat terjadi akibat pemberian kortikosteroid atau

    ACTH yang berlebih atau akibat hyperplasia korteks adrenal (

    Findling et al, 2005).

    2. Sindrom cushing adalah keadaan yang diakibatkan oleh efekmetabolik yaitu p e n i n g k a t a n k a d a r g l u k o k o r t i k o i d

    d a l a m d a r a h y a n g m e n e t a p . K o n d i s i i n i berhubungan

    dengan sekresi berlebihan dari steroid adrenokortikal terutama

  • 8/14/2019 referat cushing.docx

    3/19

    3

    kort isolatau ter jadi akibat dari paparan terhadap

    gl uk ok or t ik oi d de ng an ju ml ah ya ng berlebihan dalam waktu

    yang lama ( Findling et al, 2005).

    Klasifikasi Addison

    Ada 2 tipe dari penyakit Addison yaitu (Ten et al, 2001):

    1. H i p o a d r e n o k o r t i k a l p r i m e r . T i p e i n i b e r a s a l d a r ikelenjar adrenal yang mengalami atrofi atau kerusakan dari

    semua bagian korteks adrenal.

    2. Hipoadrenokort ikal sekunder.Tipe in i d isebabkan karenainsufisiensi hormone yang dihasilkan oleh hipotalamus

    ataukelenjar hipofisis. Hormone tersebut menstimulasi

    korteks adrenal untuk melepaskanhormon. Sehingga jika

    tan p a h o rmo n e t e r seb u t mak a k e len ja r ad ren a l t id ak

    d a p a t menjalankan fungsinya

    Klasifikasi sindrom cushing

    Sindrom Cushing diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu (

    Findling et al, 2005):

    a. Penyakit Cushing tipe SC paling sering ditemukan sekitar 70 % darikasus.Penyakit Cushing lebih sering pada wanita (8:1, wanita : pria)

    dan umur saatdiagnosis biasanya antara 20-40 tahun

    b. Hipersekresi ACTH Ektopik. Kelainan ini sekitar 15 % dari seluruhkasusSindrom Cushing. Sekresi ACTH ektopik paling sering akibat

    karsinoma smallcell di paru-paru; tumor ini menjadi penyebab pada 50%. Sindroma ACTHektopik lebih sering pada laki-laki. Rasio wanita :

    pria adalah 1:3 dan insidentertinggi pada umur 40-60 tahun.

    c. .Tumor-tumor Adrenal Primer Sekitar 17-19 % kasus-kasus SindromCushing.Adenoma-adenoma adrenal yang mensekresi glukokortikoid

    lebih sering terjadi pada wanita. 75 % kasus terjadi pada orang dewasa.

    d. Sindroma Cushing pada Masa Kanak-kanak. Sindome CushingKarsinomaadrenal - penyebab yang paling sering dijumpai (51 %),

  • 8/14/2019 referat cushing.docx

    4/19

    4

    adenoma adrenal terdapatsebanyak 14 %. Lebih sering terjadi pada

    usia 1 dan 8 tahun

    Jenis Sindrom Cushing :

    a. Tergantung ACTHHiperfungsi korteks adrenal dapat disebabkan olehsekresi ACTH kelenjar hipofise yang berlebihan. Tipe ini mula-mula

    dijelaskan oleh oleh HerveyCushing pada tahun 1932, disebut Penyakit

    Cushing.

    b. Tak tergantung ACTH . Adenoma hipofisis mensekresi ACTH

    B. Epidemiologi1. Pen y ak i t Ad d i so n

    Pen y ak i t Ad d i so n ad a lah p en y ak i t y an g j a ran g d an

    sudah dikenal sejak 150 tahun lalu , yang pertama kali

    dikemukakan oleh Thomas Addison pada tahun 1855.

    Penyakit Addison memiliki prevalensi 4 dari 100.000 orang;

    dua per tiga pas i en adal ah pere mpuan . Diagn osis

    di t ega kka n ant ara usi a 20 sam pai 50 tahun. Dahulu,

    tuberkulosis adalah penyebab utama penyakit Addison. Saat

    ini d e n g a n k e m o t e r a p i y a n g b a i k , h a n y a s e d i k i t

    p a s i e n t u b e r k u l o s i s y a n g s e j a k 1 5 0 t ah u n l a lu

    mengalami penyakit Addison (P r i c e , 2 0 0 6 ).

    2. Sindroma Cushing DiseaseSindrom Cushing karena penyakit adrenal terjadi 4 kali yang lebih

    umum pada wanita dibandingkan pada pria. Tidak ada perbedaan etnisyang berpengaruh terhadap terjadinya sindrom ini walaupun setelah

    diidentifikasi/ diteliti . Mayoritas orang dewasa yang didiagnosis

    adalah antara usia 20 dan 50, meskipun dapat terjadi pada semua usia.

    Kasus Pediatri jarang terjadi tetapi didokumentasikan dengan baik

    ( P r i c e , 2 0 0 6 ) .

    Sindrom cushing iatrogenic terjadi pada penderita arthritis

    rheumatoid, asma, limfoma, dan gangguan kulit umum yang memakai

  • 8/14/2019 referat cushing.docx

    5/19

    5

    glukokortikoid sebagai anti inflamasi. Sindrom cushing spontan

    dialami oleh hiperfungsi korteks adrenal terjadi sebagai akibat

    rangsangan ACTH berlebih, maupun sebagai akibat patologi adrenal

    yang mengakibatkan produksi kortisol abnormal (Price,2006).

    C. Etiologi1. Penyakit Addison

    Ada beberapa keadaan yang diperkirakan sebagai penyebab darii

    penyakit Addison, diantaranya :

    a. Adrenalitis autoimunAdrenalitis autoimun membentuk 75 % hingga 90 % kasus

    penyakit Addison di Negara berkembang. Penyakit ini dapat

    bersifat sporadicatau familial. Pada separuh pasien, penyakit

    autoimun tampaknya terbatas di kelenjar adrenal. Pada pasien

    lainnya, juga terdapat penyakit autoimun lain, seperti penyakit

    Hashimoto, anemia pernisiosa, diabetes mellitus tipe 1, dan

    hipoparatiroidisme idiopatik. Istilah sindrom poliglandular tipe 1

    atau II pernah digunakan untuk menamai berbagai kombinasi

    keterlibatan organ yang mungkin ditemukan.

    Sindrom poliglandular tipe I adalah suatu penyakit resesif

    autosomal yang berkaitan dengan mutasi gen regulator autoimun

    dikromosom 21q. Sebaliknya, sindrom poliglandular tipe II dan

    adrenalitis autoimun saja adalah penyakit multifactor, dengan

    keterkaitan kuat ke antigen histokompatibilitas tertentu, terutama

    HLA-B8, HLA-DR3, dan HLA-DQ5. Pada pasien dengan semuavarian adrenalitis autoimun, ditemukan antibody terhadap

    enzimsteroid, seperti 21-hidroksilase dan 17-hidroksilase.

    b. InfeksiInfeksi, terutama tuberkulosis dan yang disebabkan oleh

    jamur, juga dapat menyebabkan adenokorteks kronis primer.

    Adrenalitis tuberkulosis, yang pernah membentuk hingga 90 %

    kasus penyakit Addison. Kini semakin jarang ditemukan berkat

  • 8/14/2019 referat cushing.docx

    6/19

    6

    ditemukannya terapi anti tuberkulosis. Pasien dengan sindrom

    immunodefisieinsi (AIDS) dapat beresiko mengalami insufisiensi

    adrenal akibat beberapa penyulit infeksi (sitomegalovirus,

    Mycrobacterium avium-intracellulare) dannoninfeksi (sarcoma

    Kaposi) dari penyakit mereka.

    c. Neoplasma MetastaticNeoplasma metastatic yang mengenai adrenal adalah

    penyebab potensial lain insufisiensi adrenal. Adrenal merupakan

    tempat yang cukup sering mengalami metastasis pada pasien

    dengan karsinoma diseminata. Meskipun fungsi adrenal

    dipertahankan pada sebagian besar pasien ini, pertumbuhan

    metastatic kadang-kadang merusak cukup banyak korteks adrenal

    sehingga terjadi insufisiensi adrenal.

    2. Sindroma Cushing DiseasePenyebab sindroma Cushing dapat berupa :

    a. Pemberian steroid eksogenPemberiansteroid eksogen dapat menyebabkan terjadinya

    sindrom Cushing. Gejala kelebihan glukokortikoid umumnya

    terjadi dengan pemberian steroid oral, namun kadang-kadang

    suntikan steroid ke dalam sendi dan penggunaan inhaler steroid

    juga dapat menyebabkan sindrom Cushing. Pasien yang sedang

    mendapat terapi steroid dapat mengalami sindrom Cushing dengan

    gangguan yang mencakup berbagai penyakit rematologi, paru,

    saraf, dan nefrologi.Pasien yang telah mengalami transplantasi organ juga beresiko

    terkenasindrom Cushing karena steroid eksogen diperlukan sebagai

    bagian darirejimen obat antipenolakan.

    b. Overproduksi glukokortikoid endogen Adenoma penghasil ACTHhipofisis.

    Adenoma hipofisis yang mensekresi ACTH berasal dari

    corticotrophs di hipofisis anterior. ACTH yang disekresi oleh

  • 8/14/2019 referat cushing.docx

    7/19

    7

    corticotrophs dilepaskan kedalam sirkulasi dan bekerja pada

    korteks adrenal untuk menghasilkan hiperplasia dan merangsang

    sekresi steroid adrenal.

    Adenoma yang besar dapat menyebabkan hilangnya produksi

    hormon lainnya dari hipofisis anterior (TSH, FSH, LH, hormon

    pertumbuhan, dan prolaktin) dan hormon vasopresin dihipofisis

    posterior.

    Overproduksi glucocorticoids dapat disebabkan adanya

    adenoma adrenal, karsinomaadrenal, macronodular, atau

    hiperplasia adrenal micronodular. Para zona fasciculata dan

    reticularis zona lapisan korteks adrenal biasanya menghasilkan

    glukokortikoid dan androgen.

    Kompleks Carney adalah bentukfamilial micronodular

    hiperplasia kelenjar adrenal. Ini merupakan gangguan dominan

    autosomal dan ACTH yang menyebabkan sindrom Cushing

    independen. Hiperpigmentasi merupakan salah satu ciri

    gangguantersebut. Ektopik ACTH kadang-kadang disekresi oleh

    sel oat atau small-cell lung tumors atau oleh tumor karsinoid

    D. Patomekanisme1. Penyakit Addison

    Defisit produksi glukokortikoid atau mineral kortikoid pada

    glandula adrenal menghasilkan adrenokortikal insufisiensi, yang mana

    disebabkan oleh salah satu konsekuensi dari destruksi atau disfungsi

    dari korteks adrenal. Fase awal dari destruksi pada glandulaadrenokortikal terjadi pengurangan dari cadangan adrenal, meskipun

    demikian basal sekrsi steroid masih normal, namun demikian sekresi

    tersebut tidak meningkat pada respon stres. Jadi akut adrenal krisis

    dapat terjadi pada kondisi stres akibat pembedahan, trauma, atau

    infeksi, yang mana memerlukan peningkatan sekresi kortikosteroid.

    Berkurangnya sekresi kortisol, level plasma dari ACTH meningkat

  • 8/14/2019 referat cushing.docx

    8/19

    8

    akibat dari penurunan umpan balik negative yang menginhibisi sekresi

    ACTH(Gardner DG et all 2007).

    2. Sindroma Cushing DiseaseHipersekresi ACTH oleh tumor pituitari disebut Cushing disease.

    Hipotalamus menghasilkan CRH yang tidak sesuai dengan kadar

    kortisol sirkulasi sehingga dibutuhkan kortisol sengan kadar yang

    lebih tinggi untuk mrngurangi sekresi ACTH menjadi normal.

    Keadaan tersebut akan menyebabkan hiperstimulasi pituitari

    selanjutnya menjadi hiperplasia atau pembentukan tumor. Semakin

    lam tumor ini menjadi tidak tergantung lagi pada kendali regulasi

    sistem saraf pusat dan kadar kortisol, dengan kata lain tumor tersebut

    resisten terhadap mekanisme umpan balik kortisol. Pola diurnal

    sekresi kortisol juga hilang pada kelainan ini. Pada sindroma Cushing

    tidak tergantung ACTH, kadar ACTH serum rendah karena umpan

    balik negatif sebagai akibat dari peningkatan produksi kortisol oleh

    kelainan adrenal primer seperti karsinoma atau adenoma adrenal.

    Peningkatan sekresi kortisol akan menekan sintesis CRH dan sekresi

    ACTH, mengakibatkan atropi kelenjar adrenal nontumor

    (Hernianingsih).

    E. Patofisiologi1. Penyakit Addison

    Defisit produksi glukokortikoid atau mineralkortikoid pada

    glandula adrenal menghasilkan adrenokortikal insufisiensi, yang mana

    disebabkan oleh salah satu konsekuensi dari destruksi atau disfungsidari korteks adrenal (insufisiensi adrenokortikal primer, atau penyakit

    addisons) atau akibat sekunder dari defisit sekresi adrenocorticotropin

    (ACTH) pituitary (insufisiensi adrenokortikal sekunder) (Gardner DG

    et all 2007).

    Kehilangan fungsi lebih dari 90% pada kedua korteks andrenal

    menghasilkan manifestasi klinis insufisiensi adrenokortikal. Destruksi

    dari glandula, seperti terdapat pada kondisi idiopatik dan kondisi

  • 8/14/2019 referat cushing.docx

    9/19

    9

    invasif dari suatu penyakit, hal ini menyebabkan terjadinya kronisitas

    dari adrenal insufisiensi. Bagaimanapun juga, desrtuksi yang

    berlangsung cepat terjadi pada beberapa kasus; sekitar 25% dari pasien

    berada pada tahap krisis atau impending krisis pada saat di diagnosis.

    Fase awal dari destruksi pada glandula adrenakortikal terjadi

    pengurangan dari cadangan adrenal; meskipun demikian basal sekresi

    steroid masih normal, namun demikian sekresi tersebut tidak

    meningkat pada respon stres. Jadi, akut adrenal krisis dapat terjadi

    pada kondisi stress akibat pembedahan, trauma, atau infeksi, yang

    mana memerlukan peningkatan sekresi kortikosteroid (Gardner DG et

    all 2007).

    Kehilangan lebih lanjut jaringan korteks pada glandula adrenal,

    menyebabkan terjadinya defisit sekresi dari basal glukokortikoid,

    menimbulkan manifestasi kronisitas adrenal insufisiensi. Defesiensi

    mineralkortikoid dapat terjadi pada tahap awal maupun akhir.

    Destruksi dari glandula adrenal akibat hemoragik menghasilkan

    kehilangan secara tiba tiba sekresi dari mineralkortikoid dann

    glukokortikoid, menyebabkan kondisi akut adrenal krisis (Gardner DG

    et all 2007).

    Dengan berkurangan nya sekresi dari kortisol, level plasma dari

    ACTH meningkat akibat dari penurunan umpan balik negative yang

    menginhibisi sekresi ACTH. Sebagai akibatnya, peningkatan level

    plasma dari ACTH pada awal merupakan kondisi sangat supoptimal

    dalam mengsekresikan cadangan dari adrenokortikal (Gardner DG et

    all 2007).

    2. Sindrom Chusing DiseaseSindrom cushing dapat disebabkan oleh pemberian glukokortikoid

    jangka panjang dalam dosis farmakologik (iatrogen) atau oleh sekresi

    kortisol yang berlebihan akibat gangguan aksi hipotalamus-hipofisis-

    adrenal (spontan) (Coopeer MS et al, 2003).

  • 8/14/2019 referat cushing.docx

    10/19

    10

    Sindrom Cushing iatrogenic dijumpai pada penderita arthritis

    rheumatoid, asma, limfoma, dan gangguan kulit umum yang

    menerima glukokortikoid sintetik sebagai agen anti inflamasi. Pada

    cushing syndrome spontan, hiperfungsi korteks adrenal terjadi sebagai

    akibat rangsangan berlebihan oleh ACTH atau sebagai akibat patologi

    adrenal yang mengakibatkan produksi kortisol abnormal (Coopeer MS

    et al, 2003)

    Sindrom Cushing dapat dibagi menjadi dua jenis : (1) dependen

    ACTH dan (2) independen ACTH. Diantara jenis dependen ACTH,

    hiperfungsi korteks adrenal mungkin disebabkan oleh sekresi ACTH

    kelenjar hipofisis yang abnormal dan berlebihan. Karena tipe ini mula-

    mula dijelaskan oleh Harvey Cushing pada tahun 1932, maka keadaan

    ini disebut dengan penyakit Cushing. Pada 80% pasien ini ditemukan

    adenoma hipofisis yang mensekresi ACTH. Pada 20% sisanya

    terdapat bukti-bukti histology hyperplasia hipofisis kortikotrop. Masih

    tidak jelas apakah hyperplasia timbul akibat gangguan pelepasan CRH

    oleh neurohipotalamus. Pada kasus lain didapatkan kelebihan sekresi

    ACTH, hilangnya irama sirkadian normal ACTH, dan berkurangnya

    sensitivitas system kontrol umpan balik ke tingkat kortisol dalam

    darah. ACTH juga dapat disekresi berlebihan pada pasien-pasien

    dengan neoplasma yang memiliki kapasitas untuk menyintesis dan

    melepaskan peptide mirip ACTH baik secara kimia maupun

    fisiologik. ACTH yang berlebihan dihasilkan dalam keadaan ini

    menyebabkan rangsangan yang berlebihan terhadap sekresi kortisol

    oleh korteks adrenal, dan disebabkan oleh penekanan pelepasanACTH hipofisis. Jadi, kadar ACTH yang tinggi pada penderita ini

    berasal dari neoplasma, bukan dari kelenjar hipofisisnya. Sejumlah

    besar neoplasma dapat menyebabkan sekresi ektopik ACTH.

    Neoplasma-neoplasma ini biasanya berkembang dari jaringan-jaringan

    yang berasal dari lapisan neuroektadermal selama perkembangan

    embrional. Karsinoma sel oat paru, karsinoid bronchus, timoma, dan

    tumor sel-sel pulau dipankreas, merupakan contoh-contoh yang paling

  • 8/14/2019 referat cushing.docx

    11/19

    11

    sering ditemukan. Beberapa tumor ini mampu menyekresi CRH

    ektopik. Pada keadaan ini, CRH ektopik merangsang sekresi ACTH

    hipofisis, yang menyebabkan terjadinya sekresi kortisol secara

    berlebihan oleh korteks adrenal. Jenis sindrom cushing yang

    disebabkan oleh sekresi ACTH yang berlebihan- hipofisis atau

    ektopik- seringkali disertai hiperpigmentasi. Hiperpigmentasi ini

    disebabkan oleh sekresi peptide yang berhubungan dengan ACTH dan

    kerusakan-kerusakan bagian-bagian ACTH yang memiliki aktivitas

    melanotropik. Pigmentasi terdapat pada kulit dan selaput lebdir

    (Newell Price J et al, 1999).

    Hiperfungsi korteks adrenal dapat terjadi tanpa tergantung pada

    kontrol ACTH seperti pada tumor atau hyperplasia korteks adrenal

    nodular bilateral dengan kemampuannya untuk menyekresi kortisol

    secara autonomi dalam korteks adrenal. Tumor korteks adrenal yang

    akhirnya menjadi sindrom cushing dapat jinak (adenoma) atau ganas

    (karsinoma). Adenoma korteks adrenal dapat menyebabkan sindroma

    cushing yang berat, namun biasanya berkembang secara lambat, dan

    gejala dapat timbul bertahun-tahun selama diagnosis ditegakkan.

    Sebaliknya, karsinoma adrenokortikal berkembang cepat dan dapat

    menyebabkan metastasis serta kematian (Newell Price J et al, 1999).

    Adanya sindroma cushing dapat ditentukan berdasarkan riwayat

    kesehatan dan pemeriksaan fisik yang telah dijelaskan diatas.

    Diagnosis umumnya ditegakkan berdasarkan kadar kortisol yang

    abnormal dalam plasma dan urine. Tes-tes spesifik dapat menentukan

    ada atau tidaknya irama sirkadian normal pelepasan kortisol danmekanisme pengaturan umpan balik yang sensitive. Tidak adanya

    irama sirkadian dan berkurang atau hilangnya kepekaan system

    pengaturan umpan balik merupakan cirri sindrom cushing (Newell

    Price J et al, 1999)

    Beberapa tindakan diagnostic dapat digunakan untuk menentukan

    sifat patologi dasar sindrom cushing dan membantu menentukan lesi

    yang mungkin dapat ditanggulangi dengan operasi. Penderita

  • 8/14/2019 referat cushing.docx

    12/19

    12

    sindroma cushing dengan dependen ACTH memiliki kadar ACTH

    yang tinggi. Sebaliknya, sindroma Cushing dengan independen ATCH

    memiliki kadar kortisol yang tinggi namun dengan kadar ACTH yang

    rendah (Pitt B et al, 2003)

    Pemeriksaan fisiologik dapat membantu membedakan sindroma

    cushing hipofisis dengan sindrom cushing ektopik. Pada sindrom

    cushing ektopik, sekresi abnormal ACTH dan/atau kortisol biasanya

    tidak berubah pada perangsangan ataupun penekanan untuk menguji

    mekanisme kontrol umpan balik negative yang normal. Dua

    pemeriksaan misalnya, uji penekanan dengan deksametason dosis

    tinggi (8mg) dan uji perangsangan CRH. Pasien-pasien dengan

    sindrom ACTH ektopik atau penyakit korteks adrenal primer tidak

    mampun menekan kadar ACTH dan/atau kortisol pada pemberian

    deksametason dosis tinggi, dan tidak dapat meningkatkan kadarnya

    dengan pemberian CRH domba; keadaan ini khas untuk kebanyakan

    pasien sindrom cushing hipofisis yang dependen ACTH (Pitt B et al,

    2003).

    F. Penegakan diagnosis1. Penegakkan diagnosis syndrom Chusing

    GEJALA

    1. Berat badan naik, terutama disekitar perut dan pungggung bagianatas

    2. Kelelahan yang berlebihan3.

    Otot terasa lemas

    4. Muka bulan ( Moon fae )5. Edema6. Tanda merah / pink pada kulit bagian paha, pantat , dan perut7. Depresi8. Periode menstruasi pada wanita tidak teratur

  • 8/14/2019 referat cushing.docx

    13/19

    13

    9. Osteoporosis spinal atau fraktur spontanvertebra ( E U R O P E A N J O U R N A L O F ENDOCRINOLOGY,

    2010)

    TANDA

    1. Mobilisasi jaringan ikat suportif perifer menyebabkan kelemahanotot dan kelelahan, osteoporosis, striae kulit, dan mudah terjadi

    perdarahan di bawah kulit..

    2. . Hiperkortisolismememicu penumpukan jaringan adipose di tempat-

    tempat tertentu, khususnya diwajah bagian atas ( menyebabkan

    moonface) , daerah antara kedua tulang belikat (buffalo hump) dan

    mesenteric (obesitas badan). Alasan distribusi

    penumpukan adipose pada tempat tertentu belum diketahui, tetaoi

    berhubungan dengan resistensi insulin.

    3. Wajah tampak pletorik, tanpa disertai peningkatan kadar sel darahmerah.

    4. Hipertensi sering terjadi dan bisa dijumpai perubahan emosional,mudah tersi nggung dan emosi labil.

    5. Pada wani ta peni ngkat an kada r androgen adrenal dapatmenyebakan timbulnya jerawat, hirsutis, oligomenore atau

    amenore.(harrison)

    6. Akibat kelebihan kadar steroid dapat menimbulkan gejala dan tandayang tidak dapat dibedakan dari gejala dan ta

    nda sindrom metabolik,misalnya obesitas, hipertensi dandiabetes sehingga kurang membantuda la m di ag no si s

    h i p e r k o r t i s ol i s m e ( E U R O P E A N J O U R N A L O F

    ENDOCRINOLOGY, 2010)

    UJI LABORATORIUM

    Pada umumnya , uji lab sering digunakan untuk membedakan

    pasien dengan sindrom cushing ringan dari hiperkortisolisme fisiologik

  • 8/14/2019 referat cushing.docx

    14/19

    14

    ringan ( pseudo-cushing ) . Diagnosis sindrom cushing bergantung

    pada kadar produksi kortisol dan kegagalan menekan sekres kortisol

    secara normal bila diberikan dekssametason ( Harrison, 2005 ).

    Pengujian skrining lini pertama

    1. Uji urinary free cortisol ( UFC ) 24 jamPemerikasaan urin 24 jam tidak terpengaruhi oleh faktor faktor

    yang mempengaruhi kadar globulin pengikat kortikosteroid, yang

    berbeda konsepnya adalah dengan penghitungan kadar kortisol

    dalam plasma yang mengukur kadar kortisol total, baik yang terikat

    atau yang tidak . Karena adanya kemungkinan hiperkortisolisme

    intermitten , jika kerucigaan tingg dan hasil pertama adalah

    normal, maka perlu dilakkan pemeriksaan sebanyak tiga kali.

    Jika hasil dari tiga kali pemerikassan adalah normal, maka

    bukan sindrom chusing. Peningkatan kortisol urinary yang lebih

    ringan dapat terjadi pada kecemasan krons , depresi , dan

    alkoholisme yang semuanya dikenal sebagai pseudo-chisung.

    2. Uji Dexamethasone supresiDST dodis rendah ini digunakan untuk membedakan sindrom

    chusing dari orang normal. DST dosis rendah malam hari ( 1 mg )

    erdiri dari asupan oral 1 mg^ DST antara jam 11 dan 12 diikuti

    pengukurnan kortisol lasma puasa antara jam 8 dan jam 9 kesokan

    harinya. Kriteria awal kadar normal adalah 138 nmol/loter ( 5g /

    dl)

    3. Kortisol salivari pada tengah malamKonsentrasi kortisol dalam saliva berhubungan dengan kortisol

    plasma bebas, yang terlepas dari kecepatan aliran saliva, dan

    staabil pada suhu kamar selama satu minggu. Rentang nila

    referensi normal bergantung pada alat pemerikasaan dan haris

    divalidasi pada tiap laboratorium. Tes ini dilakukan pada

    penghujung malam sekitar jam 23.00.

  • 8/14/2019 referat cushing.docx

    15/19

    15

    Pengujian skrining lini kedua

    1. Ritme sirkadian kortisol plasma tengah malamPasien sindrom cushing sering memiliki konsentrasi serum

    kortisoldi pagi hari sedikit lebih tinggi atau berada dalam rentan

    normal , tetapi tidak memiliki sirkadian yang normal ( 7,5 mg / dl ,

    107 nmol.L )

    2. DST dosis rendahDST dosis renddah selama 2 hari , pasien menggunakan

    deksametason 0,5 mg oral setiap 6 jam . urin dikumpulkan untuk

    UFC pada 2 hari baseline 5 (EUROPEAN JOURNAL OF

    ENDOCRINOLOGY, 2010)

    2. Penegakan diagnosis dan diagnosis terkini pada kasus adrenal cortexfailure

    1. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan keabnormalitasanserum kimia pada sekitar 56 penderita, seperti di bawah ini :

    a. Hypercalemia.Hypercalemiamerupakan kelebihan kalsium di

    dalam darah (Dorland Edisi 25, 1998).

    b. Metabolic acidosis

    c. Hypoglycemia. Hypoglycemia merupakan keadaan dimana

    terjadi defisisiensi glukosa di dalam darah yang akan

    menimbulkan kegelisahan, hipotermia, sakit kepala, bingung,

    kadang-kadang kejang dan koma (Dorland Edisi 25, 1998).

    d. Serum cortisol

  • 8/14/2019 referat cushing.docx

    16/19

    16

    h. Mengadakan Short Synacthen Test, yaitu dengan cara

    mengambil darah dari serum cortisol basalis kemudian diberi

    synacten (tetracorsactrin- sintesis ACTH) 250mg secara IM atau

    IV. Kemudian cek serum cortisol lain pada menit 30 dan spesimen

    lain pada menit 60.

    Ditemukan serum cortisol >20 mcg/dL.

    ACTH test

    Jika ditemukan peningkatan kadar ACTH

  • 8/14/2019 referat cushing.docx

    17/19

    17

    harus diberikan ampul dari glukokortikoid untuk diinjeksi sendiri

    atau supositoria glukokortikoid yang akan digunakan

    dalam kasus muntah.

    4. Dalam keadaan gawat darurat, dapat diberikan injeksi intravenahidrokortison dengan dosis yang lebih tinggi.Pasien dengan

    hipovolemia dan hiponatremia dapat diberikan isotonik saline secara

    intravena

    5. Pemberian steroidogenesis dengan dosis seperti tabel di bawah ini :

    Drug Initial Dose Maximal

    dosage

    Total daily

    dosage

    Ketoconazole 200 mg 400 mg 1200 mg

    Metyrapone 250 mg 15oo mg 6000 mg

    Mitotane 500 mg 3000 mg 9000 mg

    Etomidate 0,03 mg

    intravena diikuti

    dengan infusi 0,1

    mg

    0,3 mg

    H. PrognosisAdenoma adrenal yang berhasil diobati dengan pembedahan

    merupakan prognosis baik dan tidak mungkin kambuh lagi. Prognosis

    bergantung pada efek jangka lama dari kekebalan kortisol sebelum

    pengobatang terutama aterosklerosis dan osteoporosis. (Sudoyo, 2009)

    Prognosis karsinoma adrenala adalah amat jelek, disamping

    pembedahan . Laporan memberikan kesan survival 5 tahun namun

    kenyataaanya kurang dari tersebut. Usia kurang dari 40 tahun dan jauhnya

    metaststis berhubungan dengan prognosis yang jelek. (Sudoyo, 2009)

    Prognosis insufisiensi adenokortkoid akut adalah pemberian

    kortision dengan dosis berurutan memperoleh produksi dan ritme yang

    normal . Prognosis kecuali resiko krisis adrenal, kesehatan dan usia pasien

    biasanya normal, dan pigmentasi yang menetap. (Sudoyo, 2009)

  • 8/14/2019 referat cushing.docx

    18/19

    18

    Untuk yang kegagalan korteks adrenal akut iatrogenetik (sekunder)

    dapat terjadi apabila terapi terapi kortikosteroid dihentikan secara

    mendadak. Terapi kortikosteroid jangka panjang akab menyebabkan

    supresi produksi steroid endogen normal oleh korteks adrenal yang

    mengalami atrofi ringan. Penghentian mendadak akan menyebabkab

    kegagalan korteks adrenal akut disertai syok hipovolemik dan hipotensif,

    hipoglikemia, dan resiko kematian mendadak. Dosiis obat kortikosteroid

    haris diturunkan secara bertahap sebelum dihentikan secara total agar

    tersedia waktu bagi pemulihan fungsi adrenal.

    Terapi awal jika pasien dengan keadaan krisis adalah cairan salin

    intervena untuk mengkoreksi volume darah yang rendah dan

    hidrokortison. Kemudian pasien diberi glukokortikoid oral seperti

    hidrokortison dan mineralkortikoid sintetik seperti fluddrokortison.

    (Wood, 2005)

    BAB III

    Kesimpulan

  • 8/14/2019 referat cushing.docx

    19/19

    19

    Daftar Pustaka

    B. M. K Biller, et all. 2008. Treatment of Adrenocorticopin. Departemen of

    Endocrinology. London. Available at:

    http://jcem.endojournals.org/content/93/7/2454.full.pdf+html

    Findling, James W., MD and William F. Jr Young, MD. 2005. Cushings

    Syndrome dalam The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism.

    February 1, 2005 vol. 90 no. 2 0

    Gardner DG, Shoback D. Greenspans basic & clinical endocrinology. Eight

    edition. On Aron D, Findling J. Tyrrell B. Section 10. Glucocorticoid &

    adrenal androgens part. Primery adrenocortical insufficiency (addisons

    disease). Mc Graw-Hill companies. 2007; 367-372.

    Guignat L, Bertherat J. 2010. The diagnosis of Cushings syndrome: anEndocrine Society

    Clinical Practice Guideline.European Journal of Endocrinology. 163 913

    Hernaningsih, Soehita. 2005. Sindroma Cushing pada kehamilan.

    www.jurnal.unair.ac.id

    Newell Price J et al. 1999. Diagnosis and management of Cushings syndrome.

    Lancet 353:2087

    Piliang S, Bahri C. 2006.Hiperkortisolisme. In : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Jakarta:Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IVFKUI. halm .1979-1983.

    Pitt B et al. 2003. Eplerenone, a selective aldosterone blocker, in patients with left

    ventricular dysfunction after myocardial infarction. N Engl J Med 348: 1309.

    Price S y l v i a A , W i l s o n L o r r a i n e M . 2 0 0 6 .Patofisiologi Konsep

    Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Volume 2. Jakarta: EGC.

    Schteingart D. 2003. Gangguan Hipersekresi Adrenal. In : Price SA, Wilson LM,editors.

    Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Ed 6. Vol 2. Jakarta:EGC. .hlm.1237-124

    Sudoyo, et al. 2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Interna Publishing

    T e n , Svetlana, d a n M a r i a N e w , d k k . 2 0 0 1 . A d d i s o n s

    D i s e a s e d a l a m T h e J o u r n a l o f C l i n i c a l Endocrinology &

    Metabolism. Vol. 86, No. 7

    Wiliam G.H., Dluhy R.G. 2005. Disease of the Adrenal Cortex, in HarrisonsPrinciples of

    Internal Medicine. Vol II ed 16th,. . Boston :McGrawHill. p 203556.

    Wood, Diana, et al. 2005.At a Glance Sistem Endokrin. Jakarta : Erlangga.

    http://jcem.endojournals.org/content/93/7/2454.full.pdf+htmlhttp://www.jurnal.unair.ac.id/http://www.jurnal.unair.ac.id/http://www.jurnal.unair.ac.id/http://jcem.endojournals.org/content/93/7/2454.full.pdf+html