Referat Neuro - Stroke Pada Anak

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/28/2019 Referat Neuro - Stroke Pada Anak

    1/26

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Stroke merupakan penyakit yang sering menyerang orang tua akan tetapi dapat juga

    menyerang bayi, anak, orang dewasa muda dan bahkan dapat terjadi sebelum kelahiran. Stroke pada

    anak merupakan stroke yang jarang ditemukan. Meskipun insidensi stroke anak adalah 2.5-

    13/100.000 per tahun, stroke anak merupakan penyebab kematian yang cukup sering pada anak

    dengan mortalitas 0.6/100.000 kematian per tahun.

    Stroke pada anak sama seperti pada stroke pada orang dewasa dimana terdapat stroke iskemik

    dan hemoragik. Pada stroke anak, stroke iskemik merupakan stroke yang sering terjadi pada anak.

    Stroke pada anak sering disebabkan dikarenakan kelainan kongenital dan genetik. Stroke pada anak

    lebih sering merupakan komplikasi penyakit lain seperti penyakit jantung sianotik dan

    hemoglobinopati.

    Secara garis besar penyakit serebrovaskuler pada anak berbeda dari dewasadalam hal; pada anak lebih sulit untuk didiagnosis, faktor risiko yang berbeda, disfungsi yang

    disebabkan oleh stroke pada anak lebih sedikit dibandingkan dengan stroke pada dewasa

    dengan lesi yang sama.29,31

    Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada stroke anak dapat dibagi menjadi pemeriksaan

    lini primer, sekunder dan tersier. Pemeriksaan lini primer merupakan pemeriksaan yang harus

    dilakukan dalam waktu 24 jam seperti pemeriksaan darah lengkap, CT-Scan (Golden Standard), dan

    EKG. Pemeriksaan primer mewakili penyebab tersering terjadinya stroke pada anak berupa stroke

    iskemik yang disebabkan kelainan darah ataupun kelainan jantung yang bersifat didapt ataupun

    kongenital. Pemeriksaan sekunder merupakan pemeriksaan lanjutan dari pemeriksaan primer agar

    diketahui pasti penyebab dari stroke pada anak.

    Terapi dari stroke anak masih menjadi kontroversial. Data efektivitas penggunaan trombolitik

    pada stroke anak belum ditemukan dikarenakan penggunaannya pada anak masih belum banyak

    dilakukan. Terapi pencegahan primer dapat diberikan sama seperti pada pencegahan primer stroke

    dewasa. Pemberian anti-koagulan dan anit-platelet terbukti mampu mencegah terjadinya stroke pada

    anak dengan faktor resiko yang tinggi.

  • 7/28/2019 Referat Neuro - Stroke Pada Anak

    2/26

    BAB II

    ISI

    2.1 DefinisiStroke pada anak-anak dapat dibagi berdasarkan umurnya yakni stroke neonatal atau perinatal

    dan stroke anak. Stroke pada neonatal atau perinatal merupakan stroke yang terjadi pada usia 28

    minggu gestasi hingga hari ke 28 post-melahirkan. Stroke pada anak merupakan stroke yang terjadi

    pada usia 28 hari hingga 18 tahun.1

    2.2 EpidemiologiHemiplegia sekunder diakibatkan gangguan vaskular terjadi pada anak dengan insidensi 1-

    3/100.000 per tahun.2

    Insidensi terjadinya stroke anak pada Amerika Serikat adalah 2-3/100.000 per

    tahun dan 13/100.000 per tahun pada Perancis. CPISR melaporkan bahwa insidensi terjadinya stroke

    iskemik pada anak dengan usia dibawah 18 tahun adalah 2.7/100-000 per tahun. CPISR melaporkan

    bahwa 40% kasus stroke terjadi di bawah 1 tahun dengan rasio perbandingan pria dan wanita 1.5:1.Pada NHDS dari tahun 1980 hingga 1998, dari anak berumur 0 hingga 18 tahun, insidensi terjadinya

    stroke adalah 13.5/100.000 per tahun. Stroke hemoragik dilaporkan International Classification of

    Diseases terjadi dengan insidensi 2.9/100.000 per tahun dan stroke iskemik terjadi dengan insidensi

    7.8/100 000 per tahun. Tingkat kematian pada anak-anak disebabkan oleh stroke lebih tinggi pada

    laki-laki daripada perempuan begitu pula dengan ras kulit hitam dibandingkan dengan kulit putih.

    Angka kematian kasus anak stroke dilaporkan berkisar antara 7% sampai 28% .3-6

    Stroke dapat terjadi pada anak usia berapa saja. Insidens tertinggi dijumpai pada usia < 2

    tahun, dan kemudian menurun sesuai dengan pertambahan usianya. Tidak dijumpai perbedaan yang

    bermakna antara kedua jenis kelamin.7

    2.3 Anatomi Sistem Pembuluh Darah Otak8,9Otak dan medula spinalis merupakan organ yang sangat bergantung terhadap darah yang

    teroksigenasi sehingga organ tersebut sangat bergantung terhadap aliran pembuluh darah serebri.

    Sekitar 18% dari total volume darah tubuh didistribusikan ke jaringan otak yang memiliki berat 2%

    dari total berat tubuh. Darah mengangkut oksigen, nutrisi, dan zat lainnya yang diperlukan untuk

    metabolisme jaringan otak dan mentransportasikan sisa metabolisme keluar dari jaringan otak.

    2.3.1 Sistem pembuluh darah arteri otak

    Otak memiliki sistem pembuluh darah yang terdiri atas 2 arteri karotis interna dan 2 arteri

    vertebralis. Keempat arteri tersebut berada di ruang subaraknoid dan cabang dari arteri tersebut

    bergabung/anastomosis pada permukaan bawah otak membentuk lingkaran Willis (Circle of Willis).

    2.3.1.1 Arteri Karotis Interna

    Arteri karotis interna dimulai pada bifurkasi dari arteri karotid komunis tepatnya pada daerah

    yang memiliki dilatasi lokal yang disebut sinus karotid. Arteri karotis interna berjalan sejajar dengan

    leher dan menembus dasar tengkorak melalui kanal karotid pada bagian tulang temporal. Arteri

    tersebut berjalan secara horizontal melalui sinus kavernosus dan muncul pada sisi medial proses

    klinoid anterior dengan cara menembus duramater diikuti dengan menembus membran araknoid dan

    menuju arah posterior ke regio ujung medial sulkus otak lateral. Pada region ini, karotis interna

    terbagi menjadi arteri serebri anterior dan arteri serebri media.

  • 7/28/2019 Referat Neuro - Stroke Pada Anak

    3/26

    Gambar 1. Asal dan perjalan dari arteri karotis interna dan arteri vertebralis pada saat naik sejajar

    dengan leher dan menembus tengkorak

    Cabang-cabang untuk bagian serebri antara lain adalah:

    1. Arteri oftalmikaMerupakan arteri karotis interna yang muncul dari sinus kavernosus, memasuki orbit dari

    kanal optik dan berada di sisi lateral bawah nervus optikus. Arteri ini mensuplai darah ke bola

    mata dan daerah sekitar bola mata dan ujung dari cabangnya mensuplai darah untuk scalp

    bagian frontal, etmoidalis dan sinus frontalis, dan bagian dorsal dari hidung.

    2. Arteri komunikans posteriorMerupakan arteri kecil yang berasal dari arteri karotis interna. Arteri ini berjalan di atas saraf

    okulomotor untuk bergabung dengan arteri serebri posterior yang merupakan bagian dri

    terbentuk lingkaran Willis.

    3. Arteri koroidalisMerupakan cabang kecil yang berasal dari arteri karotis interna. Arteri ini berada pada bagian

    posterior dari traktus optikus, masuk ke bagian inferior dari ventrikel lateral dan berakhir

    pada pleksus koroid. Arteri ini juga memberikan cabang-cabang ke organ-organ otak lain

    seperti krus serebri, korpus genikulatum lateral, traktus optikus, dan kapsul interna.

    4. Arteri serebri anteriorMerupakan ujung terminal dari percabangan arteri karotis interna. Arteri ini berjalan ke depan

    dan superomedial ke nervus optik dan memasuki fisura longitudinalis dari serebri dimana

    pada bagian ini terjadi penggabungan arteri karotis interna dari sisi lain melalui arteri

    komunikans anterior dan mengikuti arah kurvatural dari korpus kalosum sehingga bergabung

    dengan arteri serebri posterior. Pembuluh darah cabang kortikal menyediakan semua

    permukaan medial dari korteks serebral sampai sulkus parieto-oksipital. Arteri serebri anteri

  • 7/28/2019 Referat Neuro - Stroke Pada Anak

    4/26

    mensuplai "daerah tungkai" dari girus presentral. Sekelompok cabang menembus substansi

    anterior dan membantu untuk mensuplai bagian lentiform, kaudat nucleus, dan kapsul interna.

    5. Arteri serebri mediaMerupakan cabang terbesar dari arteri karotis interna yang berjalan lateral yang berjalan pada

    sisi lateral sulkus serebri. Pembuluh darah cabang kortikal menyediakan semua permukaan

    lateral dari hemisfer, kecuali celah kecil yang disuplai oleh arteri serebri anterior, daerahoksipital, permukaan inferiolateral dari hemisfer yang disuplai oleh arteri serebri posterior.

    Arteri ini mensuplai seluruh area motorik kecuali bagian motorik daerah tungkai. Cabang

    sentral menembus substansi anterior dan membantu mensuplai bagian bagian lentiform,

    kaudat nucleus, dan kapsul interna.

    Gambar 2. Area yang disuplai oleh arteri serebri (Warna biru disuplai arteri serebri anterior, warna

    pink disuplai arteri serebri media, warna coklat disuplai arteri serebri posterior)

    2.3.1.2 Arteri Vertebralis

    Merupakan cabang dari arteri subklavian yang naik sejajar dengan leher melewati foramen

    yang berada pada prosesus tranversalis vertebra servikal 6. Arteri ini masuk ke dalam tengkorak

    melalui foramen magnum dan menembus dura mater dan araknoid hingga rongga subaraknoid. Pada

    bagian bawah pons, arteri ini bergabung dengan sisi yang berlawanan membentuk arteri basilaris.

    Cabang-cabang untuk bagian cranium antara lain adalah:

    1. Cabang meningealMerupakan cabang yang kecil dan mensuplai tulang dan dura di bagian fosa cranium

    posterior.

    2.

    Arteri spinalis posterior

  • 7/28/2019 Referat Neuro - Stroke Pada Anak

    5/26

    Dapat berasal dari arteri vertebralis atau arteri serebelum posterior inferior. Arteri ini turun

    pada permukaan posterior dari medula spinalis yang berdekatan dengan cabang posterior dari

    saraf spinal.

    3. Arteri spinalis anteriorArteri ini terbentuk dari gabungan cabang akhir dari arteri vertebralis. Arteri ini tertanam

    dalam pia mater sepanjang fisura longitudinal anterior dan berjalan turun pada permukaananterior medula oblongata dan medula spinalis. Arteri ini juga bergabung dengan arteri

    radikularis

    4. Arteri serebri posterior inferiorMerupakan cabang terbesar dari arteri vertebralis. Arteri inii mensuplai vermis bagian

    inferior, nukleus sentrald dari serebelum, bagian dasar dari hemisfer serebelum, medula

    oblongata, pleksus koroid dari ventrikel 4.

    5. Arteri medularisMerupakan cabang arteri yang kecil yang berfungsi untuk mendistribusikan darah ke medula

    oblongata.

    2.3.1.3 Arteri Basilaris

    Arteri basilaris merupakan arteri yang terbentuk dari 2 arteri vertebralis yang berjalan pada

    lekukan permukaan anterior dari pons. Pada bagian atas dari pons, terbagi menjadi 2 arteri serebri

    posterior.

    Cabang-cabang dari arteri basilaris adalah:

    1. Arteri pontinMerupakan beberapa pembuluh darah kecil yang memasuki pons

    2. Arteri labirintinMerupakan anteri yang panjang dan kecil yang berjalan bersama dengan nervus 7 dan 8,

    masuk ke meatus akustika interna dan memperdarahi telinga dalam.3. Arteri serebelum anterior inferior

    Arteri yang mensuplai bagian anterior dan inferior dari serebelum. Terdapat beberapa cabang

    yang melewati pons dan bagian atas dari medula oblongata.

    4. Arteri serebelum superiorMensuplai bagian permukaan superior dari serebelum, pons, kelenjar pineal, dan velus

    medulla superior.

    5. Arteri serebri posteriorBerbelok posterior dan mundur ke sekitar belakang otak tengah dan bergabung dengan arteri

    komunikans posterior dari arteri karotis interna. Cabang kortikal mensuplai daerah permukaan

    inferolateral dan medial dari lobus temporalis juga permukaan lateral dan medial dari lobus

    oksipitalis yang berfungsi sebagai korteks visual. Cabang sentral menembus jaringan otak danmensuplai talamus dan nucleus lentiformis disertai dengan otak tengah, kelenjar pineal, dan

    korpus genikulatum medial. Cabang koroidal masuk ke ventrikel melalui bagian inferior dari

    ventrikel lateral dan mensuplai pleksus koroidalis.

  • 7/28/2019 Referat Neuro - Stroke Pada Anak

    6/26

    Gambar 3. Arteri yang berada pada permukaan inferior otak. Terlihat pembentuk lingkaran

    Willis

    2.3.1.4 Syaraf dari Arteri Serebri

    Arteri serebri menerima serat-serat saraf dari saraf simpatis postganglionik. Syaraf ini berasal

    dari ganglion simpatis servikal superior. Efek yang dapat ditimbulkan dari stimulai syaraf ini adalah

    vasokonstriksi dari arteri serebri. Dalam kondisi normal, aliran pembuluh darah di otak diatur olehkonsentrasi dari karbon dioksida, ion hidrogen, dan oksigen yang terdapat pada jaringan syaraf

    sehingga apabila terjadi kenaikan dari karbon dioksida, ion hidrogen, dan penurunan jumlah oksigen

    dapat mengakibatkan terjadinya vasodilatasi.

    2.3.2 Sistem pembuluh darah vena otak

    2.3.2.1 Vena serebri eksterna

    Terdiri atas vena serebri superior yang menuju sinus sagitalis, vena serebri media superfisialis untuk

    permukaan lateral dari hemisfer otak yang berjalan di bawah sulkus lateral menuju sinus kavernosus,

    dan vena serebri media profunda untuk drainasi insula dan bergabung dengan vena serebri anterior

    dan vena striata untuk membentuk vena basalis yang berfungsi untuk menggabungkan vena serebri

    magna yang dilanjutkan kestraight sinus.

  • 7/28/2019 Referat Neuro - Stroke Pada Anak

    7/26

    Gambar 4. Drainase vena dari aspek lateral

    2.3.2.2 Vena serebri interna

    Terdapat 2 vena serebri interna yang dibentuk dari penggabungan vena talamostriata dan vena

    koroidalis pada foramen interventrikular. Dua vena tersebut berjalan pada bagian posterior koroid tela

    dari ventrikel 3 dan bergabung dibawah splenium korpus kalosum untuk membentuk vena serebri

    magna yang dilanjutkan kestraight sinus.

    Gambar 5. Drainase vena dari aspek medial

    2.4 Patofisiologi

    Otak merupakan organ yang memerlukan suplai oksigen secara adekuat dan konsisten.Konsitensi dari suplai oksigen tersebut dipantau oleh baroreseptor dan refleks vasomotor yang diatur

    pada pusat kendali yang terdapat pada batang otak bagian inferior. Infark serebri dapat terjadi apabila

    terdapat blokade total dari aliran pembuluh darah otak selama lebih dari 5 menit. Jaringan otak yang

    kurang mendapatkan suplai oksigen mengalami nekrosis iskemik atau infark yang pada sediaan

    patologi anatomi disebut sebagai zona perlembekan atau ensefalomalasia. Obstruksi dari arteri yang

    diakibatkan thrombus atau emboli dapat menyebabkan kerusakan iskemia fokal sedangkan apabila

    terjadi kegagalan sirkulasi dan hipotensi dikarenakan kegagalan jantung atau syok, dapat

    menimbulkan kerusakan iskemia fokal hingga kerusakan iskemia difus.9

    2.4.1 Faktor vaskular

    Autoregulasi serebrovaskular merupakan keadaan pasif dari pembuluh darah otak yangmengikutiMAP (Mean Arterial Pressure). MAP antara 50-150 mmHg merupakan batasan yang dapat

  • 7/28/2019 Referat Neuro - Stroke Pada Anak

    8/26

    diakomodasikan oleh pembuluh kecil pia untuk menyesuaikan aliran darah ke otak. Daya akomodasi

    ini dapat gagal apabila tekananan darah terlalu tinggi, sehingga menyebabkan pecahnya dinding

    pembuluh darah kecil atau penurunan aliran darah ke otak secara mendadak.

    Infark serebri pada dasarnya terdiri atas dua proses patologis yaitu hilangnya suplai oksigen

    dan glukosa dikarenakan oklusi pembuluh darah arteri dan gangguan metabolisme yang diakibatkan

    perubahan struktur sel dan apoptosis sel jaringan otak.

    Pada bagian tengah struktur stroke iskemik adalah zona infark. Jaringan yang nekrosis

    mengalami pembengkakan akibat cairan ekstraseluler dan intraseluler yang berlebihan. Anoksia dapat

    menyebabkan nekrosis dan pembengkakan jaringan otak sehingga kekurangan oksigen merupakan

    faktor utama terjadinya infark dan ensefalopati anoksia. Efek yang ditimbulkan dari proses iskemia

    tergantung pada derajat dan durasinya yang dapat menimbulkan gangguan fungsional yang bersifat

    reversibel atau gangguan struktural yang bersifat irreversibel.

    Zona penumbra merupakan zona yang dipertahankan dalam proses pengobatan stroke

    iskemik. Zona ini berada pada bagian marginal zona iskemik dimana zona penumbra merupakan zona

    yang bersifat reversibel. Sel neuron yang terdapat pada zona ini merupakan sel yang dianggap sebagaitidur akibat iskemia dan dapat bangun kembali apabila direperfusi kembali dalam waktu tertentu.

    Olsen dan kawan-kawan menemukan bahwa zona penumbra merupakan zona dengan perfusi yang

    rendah, akan tetapi daerah marginal dari penumbra tersebut memiliki perfusi jaringan yang berlebih.

    Peningkatan tekanan darah dan hemodilusi dari darah dipercaya dapat mempertahankan dan

    memperbaiki jaringan penumbra tersebut.

    2.4.2 Faktor metabolik dan fisiologik

    Pada artikel yang ditulis oleh Ames dan Nesbett pada tahun 1983 mengenai penelitian tentang

    retina kelinci, ditemukan bahwa sel dapat bertahan tanpa suplai oksigen dalam waktu kurang dari 20

    menit. Setelah 30 menit mengalami anoksia, sel tersebut akan mengalami kerusakan yang bersifat

    ireversibel. Hipoglisemia dapat menurunkan toleransi sel terhadap keadaan hipoksia dan menurunkan

    kebutuhan metabolisme sel dapat meningkatkan toleransi sel terhadap keadaan hipoksia. Suhu tubuh

    juga menentukan faktor penting dalam infark jaringan, penurunan suhu sebanyak 2-3o

    dapat

    menurunkan metabolisme sel neuron dan meningkatkan toleransi terhadap hipoksia 25-30%.10

    Studi yang dilakukan Heiss dan Siesjo bahwa aliran darah ke otak (Cerebral Blood Flow)

    merupakan faktor yang mempengaruhi fungsi sel syaraf. Pada orang normal, aliran darah otak adalah

    50-100 ml/100 mg/min. Dalam penelitiannya dikatakan bahwa aliran darah ke otak yang kritis adalah

    12-23 ml/100 mg/min tetapi jika direperfusi secepatnya akan normal kembali fungsinya. Pada level

    tersebut, terjadi penurunan kecepatan EEG, kenaikan kalium dan penurunan ATP disertai penurunan

    kreatin fosfat. Penurunan aliran darah otak hingga 6-8 ml/100mg/min menyebabkan penurunan ATP

    yang signifikan, peningkatan kalium ekstraselular, peningkatan kalsium intraselular, dan asidosis sel

    yang berakhir pada proses nekrosis sel.

    Neurotransmiter yang dikaitkan dengan patofisiologi stroke adalah glutamat dan aspartat yang

    dikeluarkan oleh sel yang mengalami iskemia. Kedua neurotransmiter tersebut mempunyai efek

    berupa eksitasi sel neuron dan influks Na dan Ca intraselular. Terapi yang dicobakan terhadap proses

    terjadinya eksitasi sel neuron ini berupa obat yang memblok reseptor NMDA (N-methyl-D-aspartate)

    yang terbuka dalam keadaan iskemik dan mengaktifkan kaskade yang menyebabkan terjadinya

    kematian sel.

    Penurunan ATP dalam metabolisme otak menyebabkan terjadinya peningkatan asam laktat

    pada jaringan otak yang berakibat kepada asidosis sel. Kadar glukosa yang tinggi dalam jaringan otak

    dipercaya dapat memperburuk keadaan asidosi sel dikarenakan proses glikolisis anaerob yang

    meningkat sehingga menimbulkan penimbunan asam laktat yang tinggi dalam jaringan otak.

    Penelitian yang dilakukan Plum mengatakan bahwa kadar glukosa yang dijaga secara teratur dapat

  • 7/28/2019 Referat Neuro - Stroke Pada Anak

    9/26

    menurunkan resiko terjadinya infark serebri pada pasien diabetes, pasien lain yang rentan terhadap

    stroke dan pasien hiperglisemia.11

    2.4.3 Faktor hematologik

    Adanya gangguan faktor trombosis darah seperti heparin kofaktor 2, antitrombin III, protein

    C, dan protein S dapat mengakibatkan terjadinya thrombus pada satu atau beberapa tempat tanpa

    didahului cedera vaskular. Protein C merupakan protease yang bergantung pada vitamin K yang

    berkombinasi dengan protein S bersama dengan antitrombin III sebagai anti koagulan. Adanya

    defisiensi dari faktor-faktor tersebut dapat menimbulkan terjadinya trombosis pada arteri dan vena

    yang sering menyebabkan stroke pada usia muda. Antikoagulan lupus dan antibodi antikardolipin

    juga dapat menyebabkan terjadinya koagulasi yang abnormal pada pembuluh darah arteri dan vena.

    2.5 Etiologi

    2.5.1 Stroke Iskemik

    Beberapa penyebab terjadi stroke iskemik dan pendarahan pada anak antara lain adalah:

    I.

    Penyakit jantungA. Kongenital1. Stenosis aorta2. Stenosis mitral, prolapse mitral3. Defek septal ventrikular4. Paten duktus aretriosus5. Gangguan jantung syanotik yang menyebabkan terjadinya perpindahan

    darah dari bagian kanan ke bagian kiri jantung

    B. Didapat1. Endokarditis (Lupus, bakterial)2. Kawasaki3. Kardiomyopathi4. Atrial mixoma5. Aritmia6. Emboli yang ditimbulkan paten foramen ovale7. Demam rematik8. Katup jantung buatan

    II. Kelainan darahA. Hemoglobinopati

    1. Penyakit Sickle cell (SS)2. Penyakit Sickle (SC)

    B. PolisitemiaC. Leukemia/limfomaD. TrombositopeniaE. Kesalahan dalam proses koagulasi

    1. Defisiensi Protein C2. Defisiensi Protein S3. Faktor V Leiden4. Defisiensi Antitrombin III5. Lupus anticoagulant6. Penggunaan kontraseptive oral7. Keadaan hamil dan paska kehamilan8. DIC

    III. InflamasiA. Meningitis

  • 7/28/2019 Referat Neuro - Stroke Pada Anak

    10/26

    1. Viral2. Bakterial3. Tuberkulosis

    B. Infeksi sistemik1. Viremia2. Bakteremia3. Infeksi lokal pada kepala dan leher

    C. Inflamasi akibat obat-obatan1. Amphetamine2. Kokain

    D. Penyakit autoimun1. Lupus eritematosus sistemik2. Artritis rematik juvenilis3. Takayasu arteritis4. Poliarteritis nodosum5. Vaskulitis pembuluh darah sistem pusat6. Sarkoidosis7. Sindrom Behet's8. Wegener granulomatosis

    IV. Penyakit metabolikA. HomosistinuriaB. Pseudoxanthoma elastikumC. Penyakit FabryD. Mitochondrial disorders

    1. MELAS2. Sindrom Leigh

    V. Proses vaskular intraserebralA. Ruptur aneurismaB. Malformasia arterivenaC. Displasia fibromuskularD. Penyakit moya moyaE. Sindrom Sturge-WeberF. Diseksi arteri karotidG. Post varisela

    VI. Trauma dan penyebab lainA. Kekerasan anak kecilB. Trauma kepala atau leherC.

    Trauma oralD. Emboli plasenta

    E. Terapi ECM2.5.1 Penyakit jantung

    Penyakit jantung merupakan penyebab stroke tersering pada usia muda. Sekitar 50% dari

    seluruh kasus stroke pada anak disebabkan oleh penyakit jantung.12

    Stroke embolus merupakan jenis

    stroke yang sering ditimbulkan dari kelainan jantung yang didapat ataupun kelainan jantung

    kongenital. Terjadinya kelainan fungsional dan struktural jantung dapat menyebabkan terjadinya

    terbentuknya embolus. Atrial fibrilasi merupakan salah satu penyebab terbentuknya embolus

    dikarenakan irama jantung yang tidak teratur sehingga mengakibatkan turbulensi darah di dalam

    ruang jantung sehingga menimbulkan pembentukan trombus. Pada endokarditis terbentuk fokalinfeksi yang terdapat pada dinding otot jantung atau katup jantung sehingga dapat juga menyebabkan

  • 7/28/2019 Referat Neuro - Stroke Pada Anak

    11/26

    terjadinya stroke jika fokal infeksi tersebut lepas. Tumor pada jantung seperti atrial mixoma dapat

    menyebabkan terjadinya stroke emboli dikarenakan adanya pelepas sel-sel tumor yang dapat

    menyebabkan embolisasi.

    Ciri khas dari stroke yang diakibatkan oleh embolus adalah kelainan yang muncul secara

    mendadak tanpa didahului gejala penyerta sebelumnya. Dalam beberapa kondisi tertentu, defisit

    neurologis baru terlihat setelah beberapa jam. Emboli dapat menyerang pada malam hari ataupun pada

    siang hari. Emboli yang besar umumnya menyerang arteri serebri media sehingga pada umumnya

    terjadi defisit neurologis seperti monoplegia, afasia motorik atau sensorik dan kelemahan pada otot

    wajah disertai dengan disartria.9

    2.5.2 Kelainan darah

    Penyakit sickle cell merupakan salah satu penyebab stroke yang umum pada anak. Insidensi

    penyakit sickle cell adalah 0,13% pada bayi kurang dari 1 tahun, dan meningkat sampai dengan 1%

    pada anak 2-5 tahun. Insidensi stroke pada penderita penyakit sickle cell adalah 280 kali lipat

    dibanding populasi umum.13

    Stroke pada penyakit sickle cell terjadi karena vaskulopati pada bagian

    distal arteri karotis interna, dan bagian proksimal arteri serebri media dan arteri cerebri anterior.14

    Penyakit sickle cell pada umumnya disertai dengan infeksi meningitis pneumokokal, nyeri padatungkai dan abdomen, ulkus pada kaki yang kronis, infark dari tulang dan organ visceral disertai

    dengan infark serebri dengan lesi yang luas atau kecil disertai dengan penyumbatan vena atau arteri.

    Polisitemia vera merupakan penyakit myeloproliferatif dengan karakteristik kenaikan sel

    darah merah dan volume darah disertai dengan kenaikan sel darah putih dan platelet. Terjadinya

    trombosis pada polisitemia vera dikarenakan adanya peningkatan viskositas, penuruan laju darah dan

    adanya pembengkakan pembuluh darah. Pasien sering mengalami stroke ringan dan TIA akan tetapi

    dapat juga ditemukan trombosis sinus sagital.9

    DIC (Disseaminated Intravascular Coagulation) merupakan kondisi yang perlu penanganan

    serisu karena sering berhubungan dengan kelainan sistem saraf pusat. Pada DIC terjadi penyebaran

    benang fibrin yang menyebabkan terjadinya infark pada organ-organ lain termasuk otak. Dalam

    beberapa kasus, dapat terjadi pendarahan otak yang cukup luas, mirip dengan perdarahan hipertensi

    primer. Alasan utama untuk perdarahan adalah konsumsi trombosit dan berbagai faktor pembekuan

    darah yang terjadi selama pembentukan fibrin, di samping itu, produk degradasi fibrin memiliki sifat

    antikoagulan mereka sendiri.9

    Peningkatan resiko terjadinya stroke iskemik pada masa kehamilan dan puerperium (6

    minggu paska kehamilan) dapat diakibatkan adanya perubahan pada dinding vaskular sehingga

    terjadinya vasokonstriksi yang berakibat pada iskemia jaringan otak.

    Migraine juga dapat dikatakan menyebabkan stroke iskemik pada usia anak hingga dewasa

    muda. Adanya vasospasme tanpa atau dengan vasospasme disertai dengan hiperagregasitas plateletdiduga sebagai patomekanisme penyebab terjadinya stroke iskemik.

    15

    2.5.3 Penyakit peradangan vaskular

    Penyakit peradangan vaskular dapat dibagi menjadi peradangan yang bersifat infeksius dan

    bersifat non-infeksius. Peradangan yang bersifat infeksius dapat disebabkan karena infeksi oleh viral

    dan bakteri yang dapat menyebabkan meningitis dan penyebaran secara hematogen. Patogen-patogen

    lain seperti typhus, schistosomiasis, mucormikosis, malaria, trikinosis dapat menyebabkan terjadinya

    peradangan vaskular akan tetapi jarang sekali. Peradangan yang bersifat tidak infeksius dapat

    ditemukan pada penyakit yang bersifat autoimun dimana terjadi penumpukan komplemen-antibodi

    kompleks pada endotel yang menimbulkan inflamasi sehingga terjadi oklusi vaskular atau ruptur

    dengan pendarahan kecil. Lupus eritematosus sistemik merupakan penyakit autoimun yang sering

    berhubungan dengan sistem syaraf pusat. Gangguan sistem syaraf yang dapat ditimbulkan berupa

    gangguan kesadaran, mental, syaraf kranial dan kejang. Sindrom antifosfolipid antibodi merupakan

  • 7/28/2019 Referat Neuro - Stroke Pada Anak

    12/26

    penyakit yang menyebabkan terjadinya trombus yang disebabkan adanya kompleks antibodi (IgM,

    IgG, IgA) dan protrombin-aneksin sehingga menyebabkan terjadinya emboli pada jaringan otak.

    2.5.4 Penyakit metabolik

    Penyakit metabolik yang sering dikaitkan dengan terjadinya stroke pada masa anak adalah

    sindrom MELAS (Mitochondrial myopathy, encephalopaty, lactic acidosis, stroke) yang merupakan

    gangguan neurodegeneratif progresif. Patogenesis stroke pada sindrom MELAS belum sepenuhnya

    diketahui. Stroke pada pasien ini dapat terjadi karena adanya oksidatif fosforilasi yang menyebabkan

    disfungi jaringan otak. Adanya peningkatan radikal bebas yang berkaitan juga dengan oksidatif

    fosforilasi dapat berlanjut kepada vasokonstriksi dan kerusakan mikrovaskular.16

    2.5.2 Stroke hemoragik

    Frekuensi stroke hemoragik pada anak berbeda dengan dewasa. Frekuensi

    stroke hemoragik pada anak hampir sama dengan stroke iskemik. Trauma

    dandiatesis hemoragik merupakan faktor risiko penting stroke hemoragik pada anak.17

    Etiologi dari stroke hemoragik antara lain adalah:

    1. Malformasi pembuluh darah1. Malformasi arterivena2. Aneurisma3. Angioma

    2. Hematologi1. Leukemia2. Trombositopenia3. Hemofilia4. Koagulopati sekunder dari gangguan pada hepar5. Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)

  • 7/28/2019 Referat Neuro - Stroke Pada Anak

    13/26

    2.6 Manifestasi klinis

    2.6.1 Anamnesis

    Dua pertiga anak penderita stroke menunjukkan gejala hemiplegi akut, kejang, letargi

    bahkan koma.18 Pada umumnya gejala klinis stroke pada anak yang lebih tua mirip dengan

    stroke pada dewasa. Gejala klinis yang biasa ditemukan pada pasien dewasa seperti

    hemiplegi, hemiparesis, hemiparestesi, afasia dan defisit neurologis fokal lain tergantung dari

    daerah di otak yang terkena juga didapatkan pada stroke anak. Anak-anak, terutama yang

    berusia kurang dari 2 tahun, lebih sering mengalami kejang pada saat terjadinya hemiparese,

    bila dibandingkan dengan orang dewasa. Hemiparese merupakan defisit neurologis yang

    paling sering dijumpai. Defisit neurologis lainnya, seperti defisit lapangan pandang,

    gangguan pergerakan, gangguan kognitif dan fungsi luhur lainnya termasuk bahasa, dapat

    ditemukan berdiri sendiri atau bersamaan dengan hemiparese. Sakit kepala dapat terjadi

    segera sebelum atau segera setelah terjadinya parese. Anak dengan stroke dapat memiliki

    gejala serangan stroke pada dewasa seperti sakit kepala hebat (sering menjadi keluhan

    utama), afasia, gangguan gerakan bola mata, dan parestesi.19

    Namun pada pasien anak yang

    lebih muda gejala stroke tidak begitu jelas, dan lebih bervariasi.

    Bayi lebih sering menunjukkan gejala kejang, gejala motorik kurang begitu jelas

    sampai anak menunjukkan perkembangan motorik. Kejang biasanya dimulai pada usia 8-72

    jam, dengan tipe bervariasi, termasuk kejang umum klonik atau kejang fokal. Setelah

    penderita mulai mengalami kejang, ia dapat mengalami hipotoni umum persisten atau

    episodik. Pada neonatus, hemiparese sering belum dapat dideteksi pada pemeriksaan fisik,

    sekalipun pada pemeriksaan CT-scan kepala atau ultrasound telah terlihat adanya infark.

    Gejala lain yang lebih berat adalah hipotoni yang tiba-tiba, letargi dan koma, yang biasanya

    dijumpai pada penderita yang disertai DIC.

  • 7/28/2019 Referat Neuro - Stroke Pada Anak

    14/26

    2.6.2 Pemeriksaan fisik

    Dengan mengenali tanda-tanda stroke pada anak dan tindakan yang cepat akan

    mengurangi kerusakan akibat stroke pada otak anak. Metode FAST (Face, Arms, Speech,

    Time) dapat membantu untuk mengenali gejala stroke dengan cepat. Langkah-langkah

    metode FAST adalah sebagai berikut: 19

    Face : Ajak anak untuk senyum. Apakah wajah tidak simetris, salah satu sisi mukatertinggal, mulut mencong?

    Arms : Ajak anak untuk menutup mata dan menahan kedua lengannya lurus kedepan selama 10 detik apakah salah satu lengan bergerak turun?

    Speech: Ajak anak untuk berbicara/ mengulang kalimat sederhana. Apakah ada kata-kata yang tidak jelas/ bicara rero? Dapatkah anak mengulang kalimat dengan benar?

    Time : Jika anak menunjukkan tanda-tanda di atas, waktu adalah sangat penting,segera bawa anak ke rumah sakit.

    2.7 Diagnosis banding

    Hemiplegia alternans pada usia anak-anak memiliki korelasi dengan migrain. Hemiplegia inidapat terjadi pada bayi berumur 2 hingga 18 bulan dan mempunyai karakteristik berupa hemiplegia

    yang berpindah dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya. Kelumpuhan pada kedua bagian tubuh

    jarang sekali ditemukan pada fase akut. Gerakan koreoatetosis dan distonik pada umumnya ditemukan

    pada hemiparese ekstrimitas dan dapat hilang pada saat tidur dan timbul kembali pada saat bangun.

    Hemiplegia dapat bertahan selama beberapa menit hingga beberapa bulan lalu sembuh secara spontan.

    Retardasi mental dan gangguan perkembangan merupakan prognosis terburuk yang dapat didapatkan

    oleh anak-anak dengan hemiplegia alternans.

    Beberapa penyakit metabolik juga dapat menyebabkan terjadinya gejala seperti strok atau

    stroke seperti sindrom MELAS (Mitochondrial Encephalomyopathy), defisiensi piruvat

    dehidrogenase, homosistinuria, dan defisiensi ornitin transkarbamilase.

    Paralisis todd juga dapat menyebabkan terjadinya gejala mirip stroke. Kejang fokal yang

    diikuti dengan hemiparesis yang kelemahan dan defisit neurologis hilang secara total dalam waktu

    kurang dari 24 jam paska kejang. Penyebab dari terjadinya paralisis todd masih belum diketahui

    dengan baik, dikatakan bahwa hemiparesis terjadi diakibatkan fenomena inhibisi yang berkaitan

    dengan disfungsi neurotransmiter.

    Tabel 1. Diagnosis banding stroke20

  • 7/28/2019 Referat Neuro - Stroke Pada Anak

    15/26

    Stroke iskemik

    Stroke hemoragik

    Trauma kranioserebral/ servical

    Meningitis/ensefalitis

    Masa Intrakranial

    Tumor Hematoma subduralKejang dengan gejala neurologis menetap

    Migrain dengan gejala neurologis menetap

    Metabolik

    Hiperglikemi HipoglikemiPost-cardiac arrest ischemia Overdosis obat/narkotik

    2.8 Pemeriksaan penunjang

    2.8.1 Pemeriksaan lini primer

    Merupakan pemeriksaan yang harus dilakukan dalam 24 jam pertama kejadian stroke.Pemeriksaan tersebut terdiri atas pemeriksaan darah, CT-Scan/MRI, EKG.

    2.8.1.1 Pemeriksaan laboratorium

    Pemeriksaan laboratorium berperan dalam mengeksklusi gangguan neurologis lain,

    mendeteksi penyebab stroke, serta mendeteksi faktor komorbiditasnya. Pemeriksaan laboratorium

    juga berfungsi untuk menentukan pasien boleh diberikan trombolitik atau tidak.

    Pemeriksaan laboratorium dasar yang disarankan pada pasien stroke seperti:

    a. Pemeriksaan hematologik lengkap (Kadar Hb, nilai hematokrit, jumlah eritrosit,leukosit dan trombosit serta morfologi sel darah)

    Pada stroke anak sering ditemukan adanya peningkatan hematokrit dalamdarah yang menyebabkan viskositas dari darah meningkat dan mempengaruhi aliran

    darah ke otak. Penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan hematokrit

    antara lain adalah polisitemia.

    Trombositemia (jumlah trombosit lebih dari 1.000.000 /l) dapat ditemukan

    pada kelainan myeloproliferatif megakariosit yang menyebabkan terjadinya stroke

    iskemik yang bersifat tromboemboli.21

    Penyakit kelainan morfologi darah seperti penyakit sickle cell merupakan

    penyakit yang sering dijumpai pada anak-anak dikarenakan bersifat

    genetik/diturunkan. Penyakit ini banyak dijumpai pada keturunan Afrika,

    Mediterania, dan India. Perubahan bentuk dari eritrosit ini menyebabkan eritrosit

    bersifat kaku dan tidak dapat diubah sehingga terjadinya stasis dari aliran pembuluhdarah. Penyakit ini juga dapat dideteksi dengan elektroforesis Hb.

    b. Laju endap darahPeningkatan laju endap darah memberikan informasi terdapat penyakit

    inflamasi sistemik atau terjadinya peradangan vaskular (vaskulitis). Pemeriksaan LED

    dilakukan pada pasien yang dicurigai dengan arteritis temporalis pada pasien muda

    dan pasien yang lebih tua (> 40 tahun) dengan stroke yang tidak diketahui

    penyebabnya. Laju endap darah umumnya sangat tinggi (>55 mm/jam) pada

    penderita arteritis temporalis.22

    c. Pemeriksaan koagulasiPemeriksaan meliputi PT (Prothrombin time), PTT (Partial thromboplastin

    time), activated partial thromboplastin time (APTT), dan fibrinogen. Peningkatan

  • 7/28/2019 Referat Neuro - Stroke Pada Anak

    16/26

    kadar fibrinogen dihubungkan dengan peningkatan risiko stroke. Kadar fibrinogen

    yang tinggi akan meningkatkan viskositas darah dan risiko terjadinya trombosis.21

    d. C-reactive protein (CRP)Peningkatan CRP merupakan faktor resiko dari terjadinya penyakit jantung

    coroner, penyakit arteri perifer dan stroke. CRP merupakan protein fase akut yang

    meningkat pada proses inflamasi, khusunya inflamasi yang terjadi pada pembuluhdarah. Resiko stroke meningkat apabila kadar CRP >1.08 mgl/L.

    e. Pemeriksaan kadar glukosa darahKeadaan hipoglikemia dan hiperglikemia dapat menimbulkan terjadinya

    kelainan neurologis. Pada keadaan gangguna kadar gula darah dapat ditemukan

    penurunan kesadaran hingga koma, kejang, perubahan status mental. Hipoglikemia

    dapat menyerupai stroke atau transient ischemic attack (TIA), namun dapat juga

    terjadi setelah stroke karena asupan makanan yang kurang atau akibat pemakaian

    obat-obatan hipoglikemik. Hipoglikemik dapat memperparah kerusakan neurologis,

    sehingga glukosa darah harus dimonitor secara hati-hati pada pasien diabetes dan

    pada penggunaan obat-obatan hipoglikemik.23

    f. Pemeriksaan elektrolitKelainan elektrolit dapat menyebabkan terjadinya gangguan kinerja otak

    terutama gangguan elektrolit natrium. Jika hiponatremia mencerminkan

    hipoosmolalitas maka sel otak mengalami over hidrasi sehingga menyebabkan sakit

    kepala, confusion dan bahkan kematian. Sebaliknya hipernatremia hampir selalu

    menunjukkan hiperosmolalitas, efeknya adalah sel otak mengalami dehidrasi

    sehingga merangsang rasa haus, mental confusion dan selanjutnya koma. Kelainan

    kalium, magnesium dan kalsium menghasilkan kelainan pada susunan syaraf pusat

    maupun perifer kecuali kalium yang lebih condong ke perifer. Penelitian di Jepang

    tentang gangguan alektrolit pada pasien stroke akut melaporkan kejadian

    hipernatremia (Na serum 149 mEq/L), hiponatremia (134 mEq/L), hiperkalemia

    (serum K 4,8 mEq/l) dan hipokalemia (3,2 mEq/L) lebih tinggi pada pasiendengan stroke pendarahan dibandingkan pada pasien dengan stroke iskemik.

    Hipernatremia, hiponatremia dan hiperkalemia lebih banyak ditemukan pada stroke

    hemoragik dengan hematoma berukuran besar. Pada pasien usia lanjut, gangguan

    elektrolit yang lebih umum dari pada pasien usia muda atau setengah baya.

    Komplikasi insufisiensi ginjal dan diabetes mellitus sering terjadi pada pasien stroke

    dengan hipernatremia, yang 57% meninggal dalam waktu satu bulan.24

    g. Analisa gas darahDilakukan karena dapat mendeteksi keadaan diabetic ketoasidosis, keadaan

    hipoksia dan keadaan hiperkapnia yang dapat menyebabkan gangguan neurologis.

    Stroke secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi fungsi pusat respirasi di

    medulla yang menyebabkan bermacam-macam gangguan pernafasan, diantaranyapernafasan Cheyne-Stokes (pola pernafasan periodik atau teratur dengan

    hiperventilasi dan hipoventilasi secara bergantian, paling sering terjadi). Pola

    pernafasan akan mempengaruhi hasil analisis gas darah; pada pasien stroke dapat

    dijumpai alkalosis respiratorik maupun asidosis respiratorik.

    h. Pemeriksaan fungsi ginjalDilakukan untuk mengetahui adanya uremia yang dapat menyebabkan

    gangguan neurologis yang menyerupai stroke. Pemeriksaan yang dianjurkan pada

    pemeriksaan awal pasien stroke adalah ureum dan kreatinin. Penurunan fungsi

    ginjal pada pasien stroke akan meningkatkan risiko mortalitas. Pemeriksaan

    laju filtrasi glomerulus (GFR) dapat digunakan sebagai indikator yang mudahuntuk menilai penyakit pembuluh darah kecil otak, mengingat bahwa penyakit

  • 7/28/2019 Referat Neuro - Stroke Pada Anak

    17/26

    pembuluh darah kecil otak berhubungan dengan peningkatan risiko stroke.

    Dua penelitian menunjukkan bahwa penurunan fungsi ginjal yang dinilai

    dengan penurunan GFR berkaitan dengan peningkatan prevalensi infark

    subklinis pada MRI otak.25

    i. Pemeriksaan fungsi hatiPemeriksaan fungsi hati pada pasien stroke dilakukan untuk menyingkirkan

    ensefalopati hepatikum (salah satu keadaan yang dapat menyerupai gejala stroke),

    dan untuk menyingkirkan etiologi stroke (koagulapati sekunder akibat gangguan pada

    hepar).

    j. ANAPemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit autoimun yang dapat

    menyebabkan terjadinya stroke atau membuat gejala mirip dengan stroke. ANA dapat

    dideteksi dalam darah melalui tes ELISA (Enzyme linked immunosorbent assay).

    ANA dikatakan positif apabila dalam pemeriksaan ditemukan titer lebih sama dengan

    1:160. ANA juga dapat ditemukan pada orang normal dengan persentasi 5% populasi

    manusia.26

    2.8.1.2 Pemeriksaan CT-SCAN/MRI

    Pemeriksaan CT-SCAN dan MRI merupakan standard baku dari diagnosis stroke pada anak.

    CT-SCAN lebih diutamakan pada diagnosis stroke dikarenakan prosesnya yang cepat seperti yang

    diketahui bahwa anak sulit sekali untuk diam pada satu posisi dalam waktu yang lama seperti hal nya

    pada pemeriksaan MRI.

    Pemeriksaan CT-Scan dapat dibagi berdasarkan CT-Scan tanpa kontras dan CT-Scan

    menggunakan kontras.

    1. Pemeriksaan CT-Scan tanpa kontrasa. Pada stroke iskemik

    Penemuan 21 hariArea hipoden lebih mengecil dengan batas yang jelas dan mungkin pelebaran

    ventrikel ipsilateral

  • 7/28/2019 Referat Neuro - Stroke Pada Anak

    18/26

    Gambar 6. CT-Scan tanpa kontras >12 jam

    b. Pada stroke iskemik

    7-10 hariLesi hiperdens tak beraturan dikelilingi oleh area hipodens 11 hari2 bulan

    Hipodens dengan penyangatan disekelilingnya yang merupakan deposisi

    hemosiderin dan pembesaran homolateral ventrikel

    >2 bulanDaerah isodens (hematoma yang besar dengan defek hipodens)

    Gambar 7. CT-Scan tanpa kontras pada stroke hemoragik

    2. Pemeriksaan CT-Scan dengan kontrasPemeriksaan CT-Scan dengan kontras pada kasus stroke jarang sekali dilakukan.

    Pemeriksaan menggunakan kontras dipercaya dapat memicu terjadi transformasi

    hemoragik pada kasus stroke iskemik.

  • 7/28/2019 Referat Neuro - Stroke Pada Anak

    19/26

    Pemeriksaan MRI dapat dibagi berdasarkan jenis Tesla yaitu T-1 dan T-2. Pemeriksaan MRI T-1

    dapat mendeteksi adanya perubahan densitas dari jaringan otak pada waktu 8 jam setelah terjadinya

    serangan. Sedangkan MRI T-2 dapat mendeteksi adanya perubahan densitas dari jaringan otak pada

    waktu 3 jam setelah terjadinya serangan.

    Tipe stroke infark/hemoragik Karakteristik signal MRI

    T-1 T-2

    Stroke infark Hipointens Hiperintens

    Stroke hemoragik (hariantara onset dan pemeriksaan

    MRI)

    1-3 hari (akut)Deoxyhemoglboin

    Isointens Hipointens

    3-7 hariMethemoglobin

    Hiperintens Isointens

    7-14 hariFree Methemoglobin

    Hiperintens Hiperintens

    >21 hariHemosiderin

    Isointens Sangat Hiperintens

    Tabel 2. Perbandingan gambaran stroke iskemik dan hemoragik pada MRI

    Gambar 8. Gambaran MRI pada stroke iskemik akut

    2.8.1.3 Pemeriksaan EKG

    Pemeriksaan elektrokardiogram penting sekali dilakukan pada pasien yang mengalami stroke

    atau yang dicurigai mengalami stroke. Elektrokardiogram digunakan untuk mendeteksi adanya

    abnormalitas dari kinjera listrik jantung yang mengakibatkan gangguna ritme jantung (aritmia).

    Adanya aritmia jantung dapat mengakibatkan terjadinya turbulensi darah pada ruang jantung yang

    menyebabkan terjadinya trombus.

  • 7/28/2019 Referat Neuro - Stroke Pada Anak

    20/26

    Gambar 9. Mekanisme dari aritmia dapat menyebabkan stroke

    2.8.2 Pemeriksaan lini sekunder

    Merupakan pemeriksaan yang dilakukan dalam 1 minggu pertama setelah masuk rumah sakit.

    Pemeriksaan yang dilakukan melalui pemeriksaan lanjutan dari pemeriksaan lini primer seperti

    ekokardiografi, monitor holter, transcranial and/or carotid doppler, MR angiogram, EEG, evaluasi

    hiperkoagubilitas, analisa cairan otak (jumlah sel, protein, glukosa, laktat) dan profil lipid.

    1. EkokardiografiAlat yang menggunakan frekuensi suara untuk dapat melihat ruang dan katup jantung. Alat

    ini digunakan untuk mengevaluasi adanya gumpalan pembekuan darah atau faktor resiko

    untuk pembekuan darah yang dapat berjalan ke sistem peredaran darah otak dan dapatmenyebabkan stroke. Terdapat 2 macam ekokardiografi yaitu:

    a. Ekokardiografi transtorakalMerupakan ekokardiografi yang dilakukan secara tidak invasif dengan cara menaruh

    probe pada bagian dinding dada.

    Gambar 10. Pemeriksaan Ekokardiografi transtorakal

    b. Ekokardiogram transesofagealEksaminasi jantung dengan cara memasukkan probe ke dalam esofagus untuk dapat

    melihat jantung secara lebih tepat dan akurat. Pemeriksaan ini bersifat invasif

    sehingga membuat pasien tidak nyaman untuk dilakukan tindakan. Pemeriksaan ini

    pada umumnya dilakukan untuk mendeteksi kelainan jantung seperti atrial fibrilasi

    dan patensi foramen ovale.

  • 7/28/2019 Referat Neuro - Stroke Pada Anak

    21/26

    Gambar 11. Pemeriksaan ekokardiografi transesofageal

    2. Monitor holterDapat juga disebut sebagai elektrokardiografi portabel dimana berfungsi untuk mencatat

    aktivitas elektrik dari sistem jantung kurang lebih selama 24 jam. Monitor holter juga dapat

    digunakan untuk memantau aktivitas otak (EEG).

    3. Transkranial DopplerPencitraan Doppler transkranial dapat ditemukan dengan menempatkan probe frekuensi

    rendah pada daerah temporal diatas lengkung zigomatik. Peletakan probe pada transorbital

    digunakan untuk melihat arter oftalmika, sedangkan peletakan probe pada transforaminal

    digunakan untuk mengevaluasi sistem arteri vertebrobasillar.

    4. Pemeriksaan lumbal pungsiPada kasus stroke, lumbal pungsi dilakukan untuk mengeksklusi adanya pendarahan

    subaraknoid (manifestasi berupa xantokromia atau terdapat sel darah merah pada LCS) dan

    untuk mengekslusi adanya sifilis meningovaskular.

    Pemeriksaan lumbal pungsi pada anak yang mengalami meningitis penting dilakukan

    untuk mengetahui etiologi dari penyebab terjadinya peradangan selaput otak agar dapat segera

    diatasi dengan baik.9

    Tabel 3. Analisa LCS

  • 7/28/2019 Referat Neuro - Stroke Pada Anak

    22/26

    2.8.3 Pemeriksaan lini tersier

    Merupakan pemeriksaan yang dilakukan secara elektif dan terdapat indikasi dalam

    pelaksanaanya seperti pemeriksaan HIV, titer Lyme, titer Mikoplasma, catsratch titers, MRI jantung,

    biopsi otot, test DNA untuk MELAS, angiografi serebral (transfemoral), biopsi leptomening, dan

    homositein serum.

    2.9 Manajamen / Penatalaksanaan

    2.9.1 Stroke iskemik

    Pengobatan pada stroke iskemik meliputi pengobatan pada fase akut yang bertujuan unuk

    menjaga fungsi neurologis yang optimal serta mencegah terjadinya stroke kedua yang terjadi pada 10-

    25% anak yang mengidap stroke. Anak-anak yang memiliki resiko tinggi seperti mempunyai kelainan

    jantung dan kelainan darah (Penyakit sickle cell) juga diobati guna mencegah terjadinya serangan

    stroke pertama kali.

    2.9.1.1 Terapi suportif

    Terapi akut untuk iskemi serebral umumnya bersifat suportif dan membutuhkan penanganandi ruang perawatan intensif. Mengamankan jalan napas, memonitor sistem kardiovaskuler, dan

    mengendalikan kejang adalah hal yang terpenting. Setiap anak dengan kecurigaan stroke

    harus diobservasi secara ketat di ruang yang setara dengan Pediatric lntensive Care Unit

    (PICU). Bila penyebab stroke dapat diidentifikasi, terapi harus ditujukan kepada penyebab yang

    mendasarinya, misalnya transfusi darah berulang pada penderita stroke dengan sickle cell disease,

    pemberian imunosupresan pada vaskulitis, dan evakuasi hematom intrakranial.1,27

    Belum ada

    penelitian berskala besar mengenai penggunaan heparin pada anak dengan stroke iskemik.

    Edema serebri terjadi sejak mulai terjadinya stroke dan mencapai maksimal dalam 72 jam.

    Awalnya, edema yang terjadi adalah edema sitotoksik, yang setelah 2 atau 3 hari akan terjadi edema

    vasogenik. Edema umumnya dapat di atasi dengan melakukan hiperventilasi dan restriksi cairan.Secara umum penggunaan steroid dan cairan hiperosmotik tidak direkomendasikan. Begitupun, bila

    gejala memburuk secara progresif, cairan mannitol dapat diberikan untuk mengurangi edema

    serebri.18

    2.9.1.2 Terapi obat-obatan

    Tidak ada uji klinis secara random terhadap pengobatan stroke iskemik akut pada anak-anak.

    Rekomendasi terapi didasarkan pada penelitian kecil, non random atau berdasar pengobatan stroke

    pada orang dewasa. Obat-obatan yang umum digunakan dalam penatalaksanaan stroke meliputi:

    aspirin, heparin, warfarin, dan trombolitik.

    1. HeparinPenggunaan heparin pada anak-anak dimulai dengan loading dose 75 unit/kg dengan IV

    dalam 10 menit dengan maintenance dose 28 unit/kg/jam (anak dibawah 1 tahun), 20

    unit/kg/jam (anak diatas 1 tahun). Penyesuaian dilakukan dengan mengukur aPTT 4 jam

    setelah loading dose dan 4 jam setiap pergantian dosis infus. Penyesuaian dilakukan bertujuan

    untuk menjaga aPTT pada 60-85 detik.31

    2. LMWH (Low Molecular Weight Heparin)LMWH mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan generasi lamanya UFH

    seperti tidak membutuhkan tes laboratorium terus menerus. Akan tetapi, efek LMWH tidak

    dapat dihentikan oleh protamine sulfat dalam waktu cepat sehingga UFH tetap dipakai

    sebagai pilihan pertama dalam keadaan dimana diperlukan proses antikoagulasi dan

    membalikan proses tersebut dalam waktu yang cepat.31

    3. Warfarin

    http://d/stroke%20anak/Recognition%20and%20Treatment%20of%20Stroke%20in%20Children.htm%23Heparinhttp://d/stroke%20anak/Recognition%20and%20Treatment%20of%20Stroke%20in%20Children.htm%23Heparinhttp://d/stroke%20anak/Recognition%20and%20Treatment%20of%20Stroke%20in%20Children.htm%23Heparin
  • 7/28/2019 Referat Neuro - Stroke Pada Anak

    23/26

    Efek antikoagulan dimulai pada 36 jam sampai 72 jam setelah administrasi. Warfarin

    digunakan untuk pemakaian antikoagulan dalam jangka panjang meskipun injeksi subkutan

    LMWH merupakan terapi pilihan. Dosis pemberian warfarin disesuaikan berdasarkan INR

    (International Normalized Ratio) 2.0-3.0 yaitu 0.2 mg/kg secara oral dan dilanjutkan dengan

    dosis maintenance.

    Tabel 4. Pemberian warfarin pada anak

    4. Aspirin dan anti-platelet lainnyaAspirin pada umumnya digunakan sebagai pengobatan preventif terjadinya stroke berulang

    dan pengobatan paska TIA. Dosis penggunaan aspirin adalah 3-5 mg/kg per hari dan

    dikurangi hingga mencapai 1-3 mg/kg per hari jika terjadi epistaksis yang berkepanjangan

    dan distress gaster. Lama terapi yang direkomendasikan adalah 3-5 tahun.

    Pada anak yang alergi terhadap aspirin, clopidogrel dapat digunakan dengan dosis 1 mg/kg

    per hari pada anak.

    5. Terapi trombolitikMeskipun didapatkan data penggunaan rTPA pada anak-anak dengan stroke iskemik, akan

    tetapi belum ditemukan data efektivitas dan efikasi dari penggunaan trombolitik pada strokeanak. Pada satu penelitian 80 anak yang diberika rTPA, 15% memiliki disolusi sumbatan

    secara komplit, 40% mengalami komplikasi mayor, dan 30% mengalami komplikasi minor.

    Administrasi rTPA pada orang dewasa baik dilakukan dalam waktu 3 jam dari kejadian secara

    intravena dan 6 jam dari kejadian secara intraarterial.28

  • 7/28/2019 Referat Neuro - Stroke Pada Anak

    24/26

    2.9.1.3 Transfusi darah

    Terapi transfusi darah dapat dilakukan pada pasien anak yang memiliki gangguan

    hematologis seperti contohnya adalah penyakit sickle cell. Pasien dengan penyakit Sickle Cellyang

    mengalami stroke mempunyai risiko stroke yang berulang sebanyak 50%. Risiko tersebut dapat

    dikurangi dengan transfusi berulang untuk mensupresi pembentukan hemoglobin sickle sampai di

    bawah kadar 30%. Hb Sickle tidak dapat dikurangi secara mendadak, oleh karena itu transfusi packedrel cell(PRC) dapat diberikan satu kali per bulan. Terapi regimen transfusi selama 4 tahun dilaporkan

    berhasil mencegah stroke ulang pada 15 pasien dengan penyakit Sickle Cell.29

    2.9.1.4 Terapi bedah

    Pengobatan untuk malformasi vaskular meliputi pembedahan, embolisasi

    endovaskular, dan radiosurgery.Kebanyakan kasus stroke anak tidak menimbulkan efek dari masa

    yang terbentuk yang membutuhkan penanganan. Namun lesi hemisfer yang luas dan lesi di cerebelum

    baik itu infark ataupun perdarahan dapat menyebabkan kenaikan tekanan intrakranial yang cepat yang

    membutuhkan pemasangan shunt intraventrikular ataupun evakuasi bedah. Pada kasus seperti ini

    dibutuhkan konsultasi dengan ahli bedah saraf.29

    2.9.1.5 Screening

    Penyakit trombofilia merupakan penyakit yang sering ditemukan pada anak dan bersifat

    diturunkan. Apabila ditemukan pasien stroke anak memiliki trombofilia, maka dapat dipastikan bahwa

    dalam keluarga tersebut juga memiliki kondisi tersebut dan persentase terjadinya stroke pada usia

    muda menjadi tinggi.31

    Pemeriksaan yang dilakukan berupa:

    1. Pemeriksaan faktor berupa mutasi faktor V LeidenBiasanya bersifat asimptomatik pada suatu keluarga yang memiliki sejarah anggota keluarga

    menderita trombosis pada usia muda.

    2.

    Pemeriksaan wanita hamil dengan riwayat trombosis pada keluarganyaPemeriksaan dilakukan pada faktor genetik dan faktor non-genetik dari pasien yang dapat

    meningkatkan resiko terjadinya trombus. Adanya mutasi faktor V Leiden dapat meningkatkan

    resiko terjadinya trombus pada wanita yang mengkonsumsi kontrasepsi oral.

    2.10 Prognosis dan komplikasi

    Mortalitas pada stroke anak berkisar antara 20-30% dengan stroke hemoragik

    memiliki angka mortalitas lebih tinggi dibandingkan dengan stroke iskemik. Pada stroke

    hemoragik disebutkan sequele lebih sering terjadi, yakni lebih dari 50% kasus. Prognosis

    yang buruk didapati pada anak dengan gejala onset berupa kejang dan hemiplegia. Biasanya

    setelah stroke anak tersebut akan tetap menderita kejang berulang, mengalami gangguanmotorik dan gangguan kognisi. Sekitar 20 % anak tanpa gejala kejang akan menderita

    epilepsi. Epilepsi pasca stroke umumnya terjadi dalam 1 tahun pertama setelah serangan. 27

    Anak dengan ukuran dan lokasi lesi yang sama dengan dewasa menunjukkan perbaikan yang

    lebih menonjol, hal tersebut disebabkan adanya plastisitas dan susunan saraf yang sedang

    berkembang, di mana bagian otak yang normal mengambil alih fungsi area otak yang rusak.27

    Anak memiliki kemampuan yang lebih baik untuk sembuh karena plastisitas atau

    fleksibilitas sistem saraf dan otak anak yang lebih besar. Otak anak masih berkembang,

    sehingga memiliki kemampuan yang lebih besar untuk memperbaiki sendiri.30

  • 7/28/2019 Referat Neuro - Stroke Pada Anak

    25/26

    Daftar Pustaka

    1. Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB. Nelson Textbook of Pediatrics. 16th ed.Philadelphia: WB Saunders Co.

    2. 1854-7 Bourgeois M, Aicardi J, Goutires F: Alternating hemiplegia of childhood. JPediatr1993;122:673

    3. Kramarow E, Lentzner H, Rooks R, Weeks J, Saydah S.Health and Aging Chartbook, United States, 1999 . Hyattsville, MD: National Centerfor Health Statistics; 1999

    4. Keidan I, Shahar E, Barzilay Z, Passwell J, Brand N. Predictors of outcome of stroke in infants and children based on clinical data andradiologic correlates.Acta Paediatr. 1994;83:762765

    5. Broderick J, Brott T, Kothari R, et al. The Greater Cincinnati/Northern Kentucky Stroke Study. Preliminary first-ever and total incidencerates of stroke among blacks. Stroke. 1998;29:415421

    6. Ladurner G, Fritsch G, Sager WD, Oberbauer R. Computer tomography in children with stroke. Eur Neurol. 1982;21:2352417. Mathews KD. Stroke in Neonates and Children: Overview. In: Biller J, editor. Stroke in

    Children and Young Adults. Newton, MA: Butterworth-Heinemann; 1994.p.15-29.

    8. Richard S.Snell. Clinical Neuroanatomy.ed.7.China : Williams & Wilkins.2010.9. Adams and victor10.Ames A, Nesbett FB: Pathophysiology of ischemic cell death: I. Time of onset of irreversible damage:

    Importance of the different components of the ischemic insult. Stroke 14:219, 1983.11.Plum F: What causes infarction in ischemic brain? The Robert Wartenberg lecture. Neurology 33:222, 1983.12.Lanska MJ, Lanska DJ, Horwitz SJ, Aram DM. Presentation, clinical course, and outcome of childhood stroke.Pediatr Neurol. 1991;7:333

    34113.Earley CJ, Kittner SJ, Feeser BR, Gardner J, Epstein A, Wozniak MA, et al. Stroke in

    children and sickle-cell disease: Baltimore-Washington Cooperative Young Stroke Study.

    Neurology. 1998;51:169-76.

    14.Adams RJ. Stroke prevention and treatment in sickle cell disease. Arch Neurol.2001;58:565-8.

    15.Fisher CM: Cerebral ischemialess familiar types. Clin Neurosurg 18: 267-336, 197116.Ciafaloni E, Ricci E, Shanske S, et al. MELAS: clinical features, biochemistry, and molecular

    genetics.Ann Neurol. Apr 1992;31(4):391-8.

    17.Carn ey PR , Gey er JD , Sax o n h o u se MA, Go mes CR,M a la t y I. Pe d i at ri c Stroke. Stroke: A Practical Approuch. Philadelphia.

    Lippincott Williams & Wilkins; 2009. h. 135

    18.Abram HS. Childhood Strokes: Evaluation And Management. JacksonvilleMedicine; 1998

    19.National Stroke Assotiation. Kids and Stroke. Centennial; 201020.American Heart Association. Basic Life Support for Healthcare Providers and Advanced

    Cardiac Life Support. Acute Ischemic Stroke: New Concepts of Care 1998-1999.

    Genentech Inc. Emergency Stroke Evaluation & Diagnosis. St. Louis. Washington

    University School of Medicine Department of Neurology; 2010

    21.Setiabudy RD, editor. Hemostasis dan Trombosis. Departemen Patologi Klinik FKUI/RSCM. Edisi ketiga. Jakarta. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;

    2007

    22.Caplan LR. Caplans Stroke: A Clinical Aproach. 4th edition. Philadelphia. ElsivierSaunders; 2009

    23.Warlow CP, Dennis MS, van Gijn J, Hankey GJ, Sandercock PAG, Bamford JM,Wardlaw J. What caused this transient or persisting ischaemic event? Dalam: Stroke:

    A Practical Guide to Management. London. Blackwell Science; 1997.

    24.Kusuda K, Saku Y, Sadoshima S, Kozo I, Fujishima M. Disturbances of Fluid andElectrolyte Balance in Patients With Acute Stroke. Nippon Ronen Igakkai Zasshi;

    1989;26(3):223-7

    http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=%22Kusuda%20K%22%5BAuthor%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=%22Kusuda%20K%22%5BAuthor%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=%22Saku%20Y%22%5BAuthor%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=%22Sadoshima%20S%22%5BAuthor%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=%22Kozo%20I%22%5BAuthor%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=%22Fujishima%20M%22%5BAuthor%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=%22Fujishima%20M%22%5BAuthor%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=%22Kozo%20I%22%5BAuthor%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=%22Sadoshima%20S%22%5BAuthor%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=%22Saku%20Y%22%5BAuthor%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=%22Kusuda%20K%22%5BAuthor%5D
  • 7/28/2019 Referat Neuro - Stroke Pada Anak

    26/26

    25. Ikram MA, Vernooij MW, Hofman A, Niessen W, van der Lugt A, Breteler MMB.Kidney Function Is Related to Cerebral Small Vessel Disease. Stroke.2008;39:55

    26.The Nuclear Antibody Test: What It Means. Lupus Foundation of America. Diakses 12Juni 2013.

    27.Abram HS. Childhood Strokes: Evaluation and Management. Available from:http://www.asha.org/research/facts/stroke.htm.

    28.Carlson MD, Leber S, Deveikis J, Silverstein FS. Successful use of rt-PA in pediatricstroke. Neurology. 2001;57:157158.

    29.Kaul S. Cerebrovascular Disease in Children. Indian Pediatrics 2000; 37: 159-17130.National Stroke Assotiation. Kids and Stroke. Centennial; 201031.Roach ES, Golomb MR, Adams R, Biller J, Daniels S, DeVeber G, et al.

    Management of Stroke in Infants and Children. A Scientific Statement From a

    Special Writing Group of the American Heart Association Stroke Council and the

    Council on Cardiovascular Disease in the Young. Stroke 2008

    http://www.asha.org/research/facts/stroke.htmhttp://www.asha.org/research/facts/stroke.htm