4
Faktor Resiko 1. Umur, terutama mengenai bayi dan anak-anak. 2. Jenis kelamin; lebih sering pada laki-laki. 3. Trauma; hematoma akibat trauma pada daerah metafisis. 4. Lokasi; pada daerah metafisis, karena merupakan daerah aktif terjadinya pertumbuhan tulang. 5. Nutrisi; lingkungan dan imunitas yang buruk serta adanya fokus infeksi sebelumnya. 1,2,3 Penegakan Diagnosis Keluhan pasien biasanya : nyeri, pyrexia, kemerahan dan perlunakan jaringan yang dikenal dengan flare disertai dengan gangguan sinus. Pada kasus-kasus yang lama akan terjadi penebalan jaringan, dapat terjadi parut atau terbentuk sinus-sinus dibawah tulang. Dapat terbentuk cairan seropurulen dan excoriasi disekitar kulit. Biasanya terdapat riwayat fraktur terbuka atau osteomyelitis pada penderita. 2,3 Pada Pemeriksaan Fisik : adanya sinus, fistel, atau sikatrik bekas operasi dengan nyeri tekan, mungkin dapat ditemukan sekuestrum yang menonjol keluar melalui kulit. Laboratorium - Peningkatan LED - Leukositosis - Peningkatan titer antibody anti staphylococcus - Pemeriksaan kultur dan uji sensitifitas diperlukan untuk menentukan organisme penyebabnya Pemeriksaan radiologi

Referat Osteomyelitis Atep LP

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jkkn

Citation preview

Faktor Resiko1. Umur, terutama mengenai bayi dan anak-anak.2. Jenis kelamin; lebih sering pada laki-laki.3. Trauma; hematoma akibat trauma pada daerah metafisis.4. Lokasi; pada daerah metafisis, karena merupakan daerah aktif terjadinya pertumbuhan tulang.5. Nutrisi; lingkungan dan imunitas yang buruk serta adanya fokus infeksi sebelumnya. 1,2,3Penegakan Diagnosis

Keluhan pasien biasanya : nyeri, pyrexia, kemerahan dan perlunakan jaringan yang dikenal dengan flare disertai dengan gangguan sinus. Pada kasus-kasus yang lama akan terjadi penebalan jaringan, dapat terjadi parut atau terbentuk sinus-sinus dibawah tulang. Dapat terbentuk cairan seropurulen dan excoriasi disekitar kulit. Biasanya terdapat riwayat fraktur terbuka atau osteomyelitis pada penderita. 2,3 Pada Pemeriksaan Fisik : adanya sinus, fistel, atau sikatrik bekas operasi dengan nyeri tekan, mungkin dapat ditemukan sekuestrum yang menonjol keluar melalui kulit.

Laboratorium

Peningkatan LED

Leukositosis

Peningkatan titer antibody anti staphylococcus

Pemeriksaan kultur dan uji sensitifitas diperlukan untuk menentukan organisme penyebabnya

Pemeriksaan radiologi Foto polos : ditemukan tanda-tanda porosis dan sclerosis tulang, penebalan periost, elevasi periosteum dan mungkin adanya sekuetrum dengan fragmen yang tak natural. Terlihat adanya excavasi disekitar implan, dengan penebalan dan sclerosis disekeliling tulang. CT Scan dan MRI : bermanfaat untuk membuat rencana pengobatan serta untuk melihat sejauh mana kerusakan tulang yang terjadi.1,2,3,4Terapi

1. Antibiotik

Infeksi kronik jarang dieradikasi dengan menggunakan antibiotik saja. Obat-obat bakterisidal penting untuk menghentikan penyebaran infeksi ketulang yang sehat dan untuk mengontrol flare akut. Antibiotik yang digunakan yang mampu menembus tulang yang sclerotik dan non toksik digunakan dalam jangka waktu lama.

2. Pengobatan lokal

Pada daerah sinus, rasa nyeri dapat berkurang dan perlu dibersihkan untuk mencegah terjadinya penggumpalan abses yang akut memerlukan insisi dan drainase yang segera tapi ini hanya penilaian sementara.

3. Operasi

Untuk mengontrol flare digunakan antibiotik dan bed rest sampai pasien dinyatakan layak operasi radikal seperti adanya simptom yang berarti dan adanya sequester atau tulang yang mati.

4. Perawatan setelah tindakan

Kesuksesan terapi sulit diperkirakan, akan selalu ada kemungkinan fokus infeksi tidak sesuai dengan lokasi pemberian terapi sehingga ada harapan untuk terjadinya osteomielitis beberapa bulan yang akan datang. (2,3,4)

Komplikasi

1. Kontraktur sendi

2. Penyakit ameloid

3. Fraktur patologis

4. Perubahan menjadi ganas pada jaringan epidermis

5. Kerusakan epiphisis sehingga terjadi gangguan pertumbuhan.

6. Septicaemia yang menyebabkan kematian, akhir-akhir ini jarang ditemukan, karena dengan pemberian antibiotika, anak-anak biasanya akan terlindungi, dan tulang akan kembali lagi normal. (4)Prognosis

Prognosis penyakit ini bervariasi, tergantung pada waktu diagnosis dan pemberian terapi yang adekuat (4).

Terdapat empat factor yang menentukan efektifnya terapi antibiotic pada osteomielitis akut yang mempengaruhi pada prognosisnya, yaitu (1) :

1. Interval waktu antara onset infeksi dan pemberian pengobatan.2. Keefektifan antibiotic melawan kuman penyebab.3. Dosis antibiotic.4. Lama pemberian antibiotic. 1,31. Staf Pengajar Bagian Bedah FK UI. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Cetakan Pertama, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta, 1995 : 472 7

2. Rasjad Chairuddin. Pengantar Ilmu Orthopedi, Cetakan I, FK Hasanuddin, Ujung Pandang, 2000 : 139 162

3. Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah, Cetakan I, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1997 : 1221 1236

4. Apleys. System of Orthopedics and Fractures, 7th Editions, A. Graham Apley, Louis Solomon, 1999 : 31 50