130
REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH (PLUS) KOTA SALATIGA TAHUN 2012 SAMPAI 2015 oleh NURUL HIDAYATI NIM. M1.13.015 Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

i

REKONSTRUKSI PENDIDIKAN

DENGAN PENDEKATAN

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH (PLUS)

KOTA SALATIGA

TAHUN 2012 SAMPAI 2015

oleh

NURUL HIDAYATI

NIM. M1.13.015

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

Page 2: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

ii

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

Nama : Nurul Hidayati

NIM : M1.13.015

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Konsentrasi :

Tanggal Ujian : 27 Maret 2017

Judul Tesis : Rekonstruksi Pendidikan Dengan Pendekatan Total

Quality Management (TQM) Di Sekolah Dasar

Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Tahun 2012 sampai

2015

Panitia Munaqosah Tesis

1. Ketua Penguji : Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag __________________

2. Sekretaris : Dr. Phil. Asfa Widiyanto, M.A __________________

3. Penguji I : Prof. Dr. Mansyur, M.Ag __________________

4. Penguji II : Dr. Imam Sutomo, M.Ag __________________

Page 3: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini merupakan hasil karya

saya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan

tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis

oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijazah

pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”

Salatiga, 22 Maret 2017

Yang Membuat Pernyataan

Nurul Hidayati

Page 4: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

iv

MOTTO

حسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والب يأمر بالعدل وال غي يعظكم إن للا

لعلكم تذكرون

Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan

atau kebaikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang

perbuatan yang keji, mungkar dan permusuhan. Dia memberi pelajaran

kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran (An-Nahl : 90)1

1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Sygma Exa Grafika,

2009, 286.

Page 5: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

v

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya terbaikku kepada :

1. Dosen Pembimbing Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag yang dengan penuh

kesabaran mengarahkan dalam penulisan tesis ini

2. Semua dosen Pascasarjana IAIN Salatiga

3. Keluarga besar SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga yang telah

memberikan ijin dalam melakukan penelitian tesis penulis

4. Sahabat serta teman kuliah angkatan 2013 yang selalu memberi support

dan semangat kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini

5. Orang tua kami bapak Haryanto dan ibu Darsini serta abah Usup dan ibu

Syamsiah yang tak henti – hentinya memberikan do’a

6. Suamiku tercinta Dr. Mukti Ali, M.Hum yang selalu setia mendampingiku

dalam menjalani hidup hingga usia kini dan nanti untuk memperoleh

Ridho Illahi

7. Anakku Embun Bening Di Moravia dan Dean Eriugena Ane Neeha yang

selalu menjadi penyejuk dan penambah semangat setiap waktuku

8. Saudara-saudara tercinta yang selalu memotivasi

9. Seluruh pembaca yang budiman

Page 6: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

vi

ABSTRAK

REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN TOTAL

QUALITY MANAGEMENT (TQM) DI SEKOLAH DASAR

MUHAMMADIYAH (PLUS) KOTA SALATIGA TAHUN 2012 SAMPAI

2015.

Kata Kunci: Rekontruksi, Manajemen.

Tujuan Penelitian ini adalah: 1) Untuk menggali data tentang proses

pendidikan Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga dalam

merekonstruksi pendidikan dengan pendekatan total quality management (tqm)

tahun 2012 sampai 2015. 2). Untuk mendalami data tentang implikasi dan hasil

capaian (output) dengan merekonstruksi pendidikan dengan pendekatan total

quality management (TQM) di SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga tahun 2012

sampai 2015. 3). Untuk menemukan data pandangan orangtua dan masyarakat

sebagai stakeholder terhadap mutu akademik Sekolah Dasar Muhammadiyah Plus

Kota Salatiga dari tahun 2012 sampai 2015

Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan Deskriptif. Metode

pengumpulan data yang digunakan observasi, dokumentasi dan wawancara bebas

(non terstruktur). Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

deduksi analitik.

Hasil penelitian, Rekonstruksi Pendidikan Dengan Pendekatan Total Quality

Manajemen (TQM) Tahun 2012 sampai 2015 di SD Muhammadiyah Plus Kota

Salatiga mengalami peningkatan yang baik, manajemen pemasaran yang

menghasilkan input, manajemen proses yang menghasilkan layanan proses belajar

mengajar, pemenuhan fasilitas yang mendukung , interaksi dan kerja sama antar

karyawan, guru dan pimpinan yang baik, serta komunikasi yang produktif antar

semua job discription yang ada di sekolah. Manajemen yang sistematis,

terstruktur dan memiliki daya saing menghasilkan out put yang baik dan di akui

publik. Implikasi dan hasil capaian (output) : pertama, meningkatnya minat dan

animo masyarakat untuk memasukkan putra-puterinya bersekolah di SD

Muhammadiyah Plus Kota Salatiga. kedua, out put dari SD Muhammadiyah

(Plus) Kota Salatiga dapat di terima di sekolah-sekolah menengah tingkat pertama

(SMP) favorit yang ada di kota Salatiga dan kota sekitarnya. ketiga,

skill/ketrampilan, sikap, perilaku dan akhlak lulusannya diakui baik oleh wali

murid dan masyarakat.

Pandangan orangtua dan masyarakat sebagai stakeholder terhadap mutu

akademik Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga dari Tahun 2012

sampai 2015 sangat baik, beban biaya yang lumayan tinggi sekitar RP. 350.000,-

/bulan tidak terasa berat bagi para wali murid, karena mutu pendidikan dan hasil

akademik yang diberikan lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan biaya

pendidikan yang dibayarkan. Faktor pendukung: kesamaan visi dan missi; animo dan peran serta masyarakat yang cukup tinggi; kerjasama yang baik; dukungan

para tokoh,; dan sumber daya manusia pengelola, administrator, pendidik, dan

karyawan yang baik dan profesional.

Page 7: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

vii

ABSTRACT

THE RECONSTRUCTION OF EDUCATION USING TOTAL QUALITY

MANAGEMENT (TQM) APPROACH IN MUHAMMADIYAH (PLUS)

ELEMENTARY SCHOOL OF SALATIGA IN THE YEAR OF 2012 TO

2015.

Keywords: Reconstruction, Management.

The purpose of this study were: 1) To gather data on the process of

Muhammadiyah (Plus) Elementary School of Salatiga in reconstructing education

with the approach of total quality management (TQM) in the year of 2012 to

2015. 2). To explore the implications and outcome achievement data (outputs) to

reconstruct the education the with the approach of total quality management (tqm)

in Muhammadiyah (Plus) Elementary School of Salatiga in the year of 2012 to

2015. 3). To find the data of parents and the community view as stakeholders of

the academic quality of Muhammadiyah (Plus) Elementary School of Salatiga in

the year of 2012 to 2015

This research is a qualitative research with descriptive approach. The data

collection methods used in this research were; observation, documentation and

free interview (non-structured). The data analysis method in this research was

analytic deduction approach.

The results of the study, Reconstruction Educational Approach Using

Total Quality Management (TQM) in Muhammadiyah (Plus) Elementary School

of Salatiga in the year of 2012 to 2015 experienced good improvement, marketing

management which produces the input, the good management on the process that

result good teaching and learning service, supported school facilities, interaction

and cooperation between teachers, school staffs, and school principal, and also a

productive communication between all job description in the school. A systematic

Management, structured and competitive produces good output and recognized by

society. Implications and achievements (outputs): firstly, increasing public interest

to register their children to study in Muhammadiyah (Plus) Elementary School of

Salatiga. Secondly, many graduates of Muhammadiyah (Plus) Elementary School

of Salatiga were accepted at the favorite senior high schools in Salatiga and its

surrounding. Thirdly, skill, attitude, behavior and the character of the graduates

are recognized by parents and the community.

Parents and society view as stakeholders of the academic quality of

Muhammadiyah (Plus) Elementary School of Salatiga in the year of 2012 and

2015 were very good, the high school fee for about 350.000 rupiahs per month

was not hard for the parents, it’s caused by the quality of education and academic

results given were valuable than paid school fee. Supporting factors: an

appropriate vision and missions; high interest and participation from the society;

good cooperation; the support from figures, professional human resources,

including; educators, school administrators, and also school staffs. Inhibiting

factors; insufficient place; the minimal role from the government and the difficult

access to the school.

Page 8: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

viii

PRAKATA

بسم اهلل الرحمن الرحيمPuji Syukur kami panjatkan kehadlirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik,

hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang

berjudul “Rekonstruksi Pendidikan Dengan Pendekatan Total Quality

Management (TQM) di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Tahun 2012

Sampai 2015” yang secara akademis menjadi syarat untuk memperoleh gelar

Magister Pendidikan.

Di samping itu, apa yang telah tersaji ini juga tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak, kepadanya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga

yang telah memberikan restu dan selalu mendo’akan pada penulisan tesis ini.

3. Bapak Dr. Phil. Widiyanto, M.A., selaku Ka Prodi PAI Pascasarjana IAIN

Salatiga yang telah memberikan arahan pada penulisan tesis ini.

4. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktunya untuk menuntun agar tesis ini cepat selesai.

5. Seluruh dosen Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak

bekal ilmu kepada Penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan

penyusunan tesis ini.

6. Bapak Sutomo, M.Ag., selaku Kepala Sekolah Dasar Muhamadiyah (Plus)

Kota Salatiga yang telah memberikan izin untuk meneliti di tempat yang

beliau pimpin.

7. Kepada seluruh narasumber, yang bersedia memberikan berbagai informasi

guna terselesaikannya penyusunan tesis ini.

8. Semua pihak dan teman-temanku seperjuangan yang tak dapat saya sebut satu

persatu lagi yang sedikit maupun banyak telah membantu dalam proses

penulisan tesis ini.

Page 9: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

ix

9. Suamiku Dr. Mukti Ali, M. Hum yang selalu mensupport dan memberikan

inspirasi. Anakku Embun Bening Di Moravia dan Dean Eriugena Ane Neeha

yang memberikan warana dan kesejukan hingga selesainya penulisan ini.

Sungguh kami tidak dapat memberikan balasan, kecuali do’a semoga

Allah SWT memberikan balasan pahala yang berlipat atas amal kebaikan

yang telah diberikan.

Akhirnya penulis menyadari bahwa apa yang telah tersaji dalam

penulisan ini masih jauh mencapai kesempurnaan. Masih banyak hal-hal yang

perlu diperbaiki dan diperdalam lebih lanjut atau ada hal yang kurang sesuai,

karena hanya sebatas inilah yang dapat penulis sampaikan, maka dengan

segala bentuk kritik dan saran sangat kami harapkan, demi menindak lanjuti

pada kajian-kajian yang lebih lanjut.

Salatiga, 22 Maret 2017

Penulis,

Nurul Hidayati

Page 10: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………...i

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………ii

HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………………….…..iii

MOTTO ………………………………………………………………………….iv

PERSEMBAHAN …………………………………………………………….…..v

ABSTRAK ……………………………………………………………………….vi

PRAKATA ……………………………………………………………………...viii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………...x

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………..9

C. Signifikasi Penelitian ……………………………………………….9

D. Kajian Pustaka …………………………………………………….11

E. Metode Penelitian 18

F. Sistematika Penulisan 25

BAB II. UPAYA REKONSTRUKSI PENDIDIKAN MELALUI

PENDEKATAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

A. Konsep Dasar Total Quality Management ………………………...27

B. Pendidikan Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga ..36

C. Total Quality Management dalam Pendidikan Sekolah Dasar

Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga ……………………………..46

BAB III. IMPLIKASI DAN HASIL CAPAIAN DARI REKONSTRUKSI

PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN TOTAL QUALITY

MANAGEMENT (TQM)

A. Strategi dan Pencapaian Pendidikan berbasis TQM ………………54

B. Teknik dan langkah Penerapan TQM ……………………………..63

Page 11: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

xi

C. Kecukupan Fasilitas Sarana dan Prasarana Pendukung Kualitas

Pendidikan …………………………………………………………71

D. Faktor Penghambat TQM …………………………………………73

BAB IV. REKONTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) SEBAGAI

STAKEHOLDER TERHADAP MUTU AKADEMIK

A. Kepuasan Tentang Perilaku Anak di Rumah/Masyarakat dan

Aplikasi Materi Belajar dengan Lingkungan ……………………...76

B. Pandangan Wali Murid Mengenai Kesesuaian Antara Biaya

Pendidikan Dengan Proses Pendidikan Dan Pengajaran serta

Profesionalisme Pendidik ………………………………………….78

C. Pandangan Orang Tua dan Masyarakat sebagai Stakeholder

Terhadap Mutu Akademik Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus)

Kota Salatiga ………………………………………………………80

D. Rekonstruksi Pendidikan TQM Di Sekolah Dasar Muhammadiyah

(Plus) Kota Salatiga Bagi Stakeholder …………………………….82

BAB V. PENUTUP

A. Simpulan …………………………………………………………..98

B. Saran ……………………………………………………………..100

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….101

LAMPIRAN ……………………………………………………………………103

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Page 12: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tidak dipungkiri bahwa, pendidikan adalah sebagai sistem yang terus

menerus berevolusi untuk menemukan bentuk idealnya sesuai dengan apa

yang menjadi tujuannya, sehingga sistem itu membutuhkan perbaikan

perbaikan agar terus berperan dan berfungsi.

Seperti yang ditekankan oleh Jerome S. Arcaro bahwa dalam sebuah

analisisi rinci atas perguruan tinggi di Inggris belum lama ini, ternyata sangat

mengejutkan. Perguruan tinggi itu tak punya catatan tertulis mengenai proses

dan prosedur kerja. Fungsi-fungsi bisa berjalan lantaran memang selalu

dijalankan. Hanya dengan memandang pendidikan sebagai sebuah sistem

maka para profesional pendidikan dapat mengeliminasi pemborosan dari

pendidikan dan dapat memperbaiki mutu setiap proses pendidikan.

Pendidikan mesti dipandang sebagai sebuah sistem. Ini merupakan konsep

yang amat sulit dipahami para profesional pendidikan. Umumnya, orang yang

bekerja dalam bidang pendidikan memulai perbaikan sistem tanpa

mengembangkan pemahaman yang penuh atas cara sistem tersebut bekerja.2

Setiap lembaga pendidikan memiliki keinginan untuk sampai pada

tujuan dasar pendidikan itu sendiri yang berimbas pada kepercayaan

masyarakat yang dibuktikan dengan beramai-ramainya masyarakat untuk

2

Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu, prinsip-prinsip Perumusan dan Tata

Langkah Penerapan, Penerjemah Yosal Iriantara, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, 13.

1

Page 13: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

2

menyekolahkan anaknya di lembaga tersebut. Kepercayaan masyarakat

sebagai pengguna akan merasakan melalui kenyamanan dan keamanan anak

didik yang dibuktikan dengan berbagai fasilitas pendukung lainnya dalam

perbaikan layanan. Kualitas kegiatan belajar mengajar yang terus

ditingkatkan baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Sehingga lembaga

pendidikan tersebut membuat pijakan strategi, tatakelola, atau manajemen

yang mengaturnya.

Manajemen merupakan faktor yang terpenting dalam

menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang

keberhasilannya diukur oleh prestasi tamatan (out put). Terlihat SD

Muhammadiyah Plus memiliki dalam kurun waktu 3 tahun terakhir prestasi

yang membanggakan terutama dalam peringkat UN Tingkat Kota Salatiga,

pada Tahun Ajaran 2011/2012 mendapat peringkat 3 dengan nilai terendah

20,75, nilai tertinggi 28,25 dengan rata-rata 25,72. Tahun Ajaran 2012/2013

mendapat peringkat 7 dengan nilai terendah 18,15 dan nilai tertinggi 28,50

dengan rata-rata 25,45. Dan Tahun Ajaran 2013/2014 peringkat 1 dengan

nilai terendah 20,25 dan nilai tertinggi 28,80 dengan rata-rata 26,42. Dan

masih banyak lagi prestasi lain yang ditorehkan di sekolah ini. Sesuai dengan

visinya yaitu pusat keunggulan di bidang IMTAQ dan IPTEK yang

berkarakter kebangsaan dan peduli lingkungan. Dengan pengalaman yang

panjang dan fasilitas yang memadai, sekolah ini telah mengantarkan sebagian

besar alumninya meraih capaian prestasi yang membanggakan. Semua ini

Page 14: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

3

terwujud karena adanya kerjasama dan saling percaya yang selalu dibangun

antara sekolah dan pihak orang tua/ masyarakat.

SD Muhammadiyah Plus memakai kurikulum perpaduan materi

umum dan agama, sehingga mempunyai standar kompetensi yang harus

dicapai siswa selama belajar di sekolah ini, antara lain: Melaksanakan sholat

dengan tertib dan bacaan yang benar; Menghafal ayat-ayat pilihan dan

memahami maknanya; Menghafal 50-70 hadis pilihan dan memahami

maknanya; Pengenalan kosa kata dan dialog pendek dalam Bahasa Arab

maupun Bahasa Inggris, serta kemampuan berkomunikasi untuk percakapan

harian tingkat dasar; Pengenalan konsep dasar matematika, sosial, sains dan

apresiasi teknologi; Mengaplikasikan komputer untuk belajar mandiri;

Memiliki life skill yang dibutuhkan dalam lingkungan pergaulan di

masyarakat.3

Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah

komponen-komponen terkait seperti: guru-guru, staff atau karyawan, orang

tua siswa/masyarakat, pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus berfungsi

optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan.

Pendidikan adalah dunia realitas yang mampu mengantarkan sebuah

bangsa menuju titik kemajuan dan kesejateraannya. Titik kemajuan dapat

dilihat dari kemajuan keilmuan maupun teknologi. Selain itu pendidikan juga

mampu membentuk karakter sebuah bangsa melalui penanaman nilai-nilai

etika kesopanan, nilai-nilai kedisiplinan, nilai-nilai kepatuhan dan lain

3. Brosur Penerimaan Siswa Baru SD Muhammadiyah Plus Tahun Pelajaran 2015/2016.

Page 15: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

4

sebagainya. Baik buruknya sebuah bangsa tergantung pada maju atau

tidaknya dunia pendidikan yang terjadi dalam sebuah bangsa tersebut.

Seperti yang dikutip Sutrisno dalam Arifin bahwa pendidikan Islam

dalam konteks ini adalah sekolah atau lembaga pendidikan umum yang

bernapaskan Islam. Pada umumnya, model lembaga pendidikan ini

diselenggarakan oleh yayasan maupun organisasi Islam, seperti

Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), Hidayatullah, Al-Irsyad, dan lain-

lain. Jika dilihat dari perspektif sejarah, sekolah islam merupakan

perkembangan lebih lanjut dari sistem sekolah Belanda. Sistem sekolah ala

Belanda ini mulai diadopsi sejak beberapa dasawarsa sebelum Indonesia

merdeka. Tepatnya, pertama kali di adopsi oleh Muhammadiyah sejak

organisasi ini berdiri pada tahun 1912. Muhammadiyah tidak sekedar

mengambil alih sistem sekolah Belanda, tetapi Muhammadiyah juga

memasukkan agama Islam sebagai mata pelajaran wajib pada semua sekolah

di persyarikatan Muhammadiyah. Sampai saat ini, mata pelajaran agama

Islam di Muhammadiyah ditambah Bahasa Arab, sehingga dikenal dengan

istilah “Ismuba” (Islam, Muhammadiyah, dan Bahasa Arab).4

Hal ini tidak berlebihan jika kita mengambil penjelasan Umar

Tirtarahardja dan La Sulo mengenai tujuan pendidikan.5 Tujuan pendidikan

memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan

indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi,

4Zainal Arifin, Pengembangan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan Islam, Jogjakarta:

Diva Press, 2012, 29. 5Umar Tirtarahardja & La Sulo, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, 37.

Page 16: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

5

yaitu memberikan arahan kepada segenap kegiatan pendidikan dan

merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.

Sementara dunia pendidikan yang bermutu atau yang baik bukan saja

tergantung pada salah satu faktor yang ada dalam proses pembelajaran dan

pendidikan saja. Misalnya, kemajuan sebuah sekolah hanya ditekankan pada

kualitas guru-guru yang ada, atau hanya pada media pembelajaran yang serba

ada, atau kedisiplinan semata yang dilakukan oleh para karyawan.

Bermutunya sekolah dapat dipastikan karena terlaksananya

managemen atau tata kelola yang berjalan secara sinergis. Kekuatan

professional guru dan karyawan, teknologi dan media pembelajaran yang

optimal, serta kurikulum dan materi ajar secara substansial. Seluruh piranti-

piranti tersebut di atas harus tertata yang diatur oleh sistem manajerial yang

baik dan bagus, sehingga dapat dipastikan bahwa pengaturan tata kelola

tersebut harus menggunakan sistem manajerial secara menyeluruh atau

manajemen yang mengatur secara total untuk terbentuknya situasi yang

berkualitas dan bermutu secara berkelanjutan.

Umar Tirtarahardja dan La Sulo menjelaskan mengenai problematika

mutu pendidikan. Baginya mutu pendidikan dapat dilihat pada kualitas

keluarannya, dengan kata lain keluaran itu mewujudkan diri sebagai manusia

manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya dan membangun

lingkungan. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pendidikan yang bermutu

hanya mungkin dicapai melalui proses pembelajaran yang bermutu. Jika

Page 17: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

6

proses pembelajaran tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil

pendidikan yang bermutu.

Tirtarahardja dan Sulo, memandang banyak yang bisa dilakukan guna

memecahkan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan mutu pendidikan.

Upaya pemecahan persoalan-persoalan mutu pendidikan dalam garis besarnya

meliputi hal-hal yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia, dan

manajemen, sebagai berikut; seleksi yang rasional terhadap masukan mentah;

pengembangan kemampuan tenaga pendidikan melalui studi lanjut, misalnya

melalui pelatihan, penataran, seminar, kegiatan-kegiatan kelompok studi;

penyempuurnaan kurikulum, misalnya dengan memberi materi yang lebih

esensial dan mengandung muatan lokal, metode yang menantang dan

menggairahkan belajar, dan melaksanakan evaluasi; pengembangan prasarana

yang menciptakan lingkungan tentram untuk belajar; penyempurnaan sarana

belajar, seperti buku paket, media pembelajaran, dan peralatan laboratorium;

peningkatan administrasi manajemen, khususnya mengenai anggaran;

kegiatan pengendalian mutu dengan berbagai bentuknya, seperti laporan

penyelenggaraan pendidikan, supervisi dan monitoring, evaluasi, dan

akreditasi terhadap lembaga pendidikan tersebut.6

Secara teoretis, dalam dunia pendidikan terdapat banyak ragam

manajemen pengelolaan yang diterapakan. Melihat realitasnya Sekolah Dasar

Muhammadiyah Plus Kota Salatiga, jika dilihat dari model yang digunakan

oleh sekolah tersebut mendekati pada model manajemen Total Quality

6Umar Tirtarahardja & La Sulo, Pengantar Pendidikan …, 232-234.

Page 18: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

7

Management. Model manajemen ini diadopsi dari manajemen perusahaan.

Manajemen ini dapat dibahasakan dengan berbagai ragam terminologi, salah

satunya adalah terminologi Total Quality Management (TQM).

Seperti halnya apa yang dikatakan oleh Edward Sallis bahwa total

quality management merupakan suatu filosofi peningkatan kualitas secara

berkelanjutan dan dapat dijadikan alat praktis oleh lembaga pendidikan

dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan sekarang

dan masa mendatang dalam bidang pendidikan.7

Artinya, kualitas

pendidikan difokuskan pada kepuasan pelanggan (internal dan eksternal).

TQM juga merupakan aktivitas untuk melakukan segala sesuatu secara

benar pada setiap saat. Hal ini didasarkan pada realita bahwa aktivitas

tersebut lebih baik dari pada memperbaiki kesalahan. Oleh karena itu,

sangatlah tepat apabila tujuan utama TQM dalam pendidikan adalah

peningkatan kualitas pendidikan secara terus-menerus.

Sementara untuk memaknai pendidikan yang berkualitas tidak ada

salahnya terlebih dahulu memakna kualitas itu sendiri. Kualitas menurut W.

Edward Deming, (dalam David L Goetsch dan Davis Stanley B.) menyatakan

bahwa kualitas itu memiliki banyak kriteria yang selalu berubah. Namun

demikian, definisi kualitas yang diterima secara umum mencakup elemen-

elemen berikut: 1) mempertemukan harapan pelanggan (customer), 2)

menyangkut aspek produk, pelayanan (service), orang, proses dan

lingkungan, dan 3) kriteria yang selalu berkembang yang berarti bahwa

7Edward, Sallis, Total Quality Management in Education, Terjemahan Ahmad Ali Riyadi

dan Fahrurrozi, Yogyakarta: IRCiSoD, 2012, 34.

Page 19: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

8

sebuah produk sekarang termasuk berkualitas, tetapi di lain waktu mungkin

tidak lagi berkualitas. Jadi, kualitas adalah sesuatu yang dinamis yang selalu

diasosiasikan dengan produk, servis, orang, proses, dan lingkungan.8

Pemilihan SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga sebagai objek

penelitian berdasar pada pertimbangan sebagai berikut; sekolah ini

merupakan sekolah yang megalami banyak perkembangan baik dari

perkembangan yang berbentuk fisik maupun perkembangan yang berbentuk

non-fisik. Perkembangan fisik dapat langsung dibuktikan secara indrawi,

perkembangan bangunan gedung sekolah perlahan semakin tertata. fasilitas

infrastuktur pendidikan, dan peralatan pendukung pendidikan lainnya terus

dilengkapi. Sementara secara non-fisik terlihat dari prestasi demi prestasi baik

prestasi akademik maupun prestasi non akademik/ekstrakurikuler sekolah

semakin banyak ditorehkan. Perkembangan ‘kepercayaan’ masyarakat,

bahkan dapat dikatakan antusiasme orangtua untuk menyekolahkan anaknya

di Sekolah Dasar Muhammadiayh Plus Kota Salatiga semakin kuat.

Setelah melihat kenyataan dan mengulas paparan latar belakang

masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

berfokus pada manajemen mutu dengan judul “Rekonstruksi Total Quality

Management Pendidikan di SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga Dari

Tahun 2012 sampai 2015”.

8David L Goetsch, & Stanley B. Davis, Quality Management: Introduction to Total Quality

Management for Production, Processing, and Service. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. 2000, 47.

Page 20: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

9

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atasa maka yang menjadi kajian pada

rumusan masalah pada penulisan tesis ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga dalam merekonstruksi

pendidikan dengan pendekatan total quality manajemen (TQM) dari tahun

2012 sampai 2015?

2. Bagaimanakah implikasi dan hasil capaian (output) dengan

merekonstruksi pendidikan total quality manajemen (TQM) di SD

Muhammadiyah Plus Kota Salatiga dari tahun 2012 sampai 2015?

3. Bagaimanakah Pandangan Orangtua sebagai stakeholder terhadap mutu

akademik Sekolah Dasar Muhammadiyah Plus Kota Salatiga dari Tahun

2012 sampai 2015?

C. Signifikasi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan

sebagai berikut:

a. Untuk menggali data tentang proses pendidikan Sekolah Dasar

Muhammadiyah Plus Kota Salatiga dalam merekonstruksi

pendidikan dengan pendekatan total quality management (tqm) dari

tahun 2012 sampai 2015

b. Untuk mendalami data tentang implikasi dan hasil capaian (output)

dengan merekonstruksi pendidikan dengan pendekatan total quality

Page 21: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

10

management (TQM) di SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga dari

tahun 2012 sampai 2015

c. Untuk menemukan data pandangan orangtua dan masyarakat sebagai

stakeholder terhadap mutu akademik Sekolah Dasar Muhammadiyah

Plus Kota Salatiga dari tahun 2012 sampai 2015

2. Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian yang sesuai prosedur penelitian,

maka diharapkan penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut :

a. Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk

memperdalam dan mengembangkan konsep atau teori tentang

manajemen mutu pendidikan dan bahan acuan bagi para peniliti

berikutnya. Memberikan kontribusi keilmuwan bagi ilmu pendidikan

terutama mengenai konsep rekonstruksi manajemen mutu di lembaga

pendidikan tingkat dasar.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terutama

bagi sekolah dasar khususnya yang berakaitan dengan manajemen

mutu. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menambah

pengetahuan tentang manajemen mutu pendidikan bagi pengelola

satuan pendidikan dan pembuat kebijakan, pengelola sekolah dan

pendidikan secara efisien dan efektif serta pemerintah pusat dan

daerah.

Page 22: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

11

D. Kajian Pustaka

Penelitian tentang menejemen mutu terpadu merupakan kegiatan yang

sangat banyak menarik minat untuk dikaji dan diteliti. Penelitian yang penulis

jumpai adalah karya Aang Kunaipi 9. Dalam kesimpulannya bahwa UII pada

dasarnya merupakan kegiatan yang terdiri dari kurikuler dan ekstrakurikuler

serta hidden curriculum yang telah dirancang sedemikian rupa agar menjadi

program yang berproses, terpadu dan berkelanjutan, sehingga pendidikan

Islam diposisikan dirinya dalam industri jasa yaitu industri yang memberikan

pelayanan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pelanggan. Sehingga hasil

lulusan (out put) dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak.

Tesis Didin Wahyudin dalam Tesis itu dinyatakan bahwa pengelolaan

layanan akademik dan administrasi. Strategi manajemen peningkatan mutu

layanan yaitu dengan mengoptimalkan fungsi-fungsi manajemen berupa

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengendalian. Sedangkan

untuk layanan administrasi akademik untuk para guru adalah dengan

pengadaan buku-buku administrasi penyelenggara, kemudahan memperoleh

kenaikan pangkat, kemudahan konsultasi akademik dan lain-lain.10

Karya penelitian Sutarmo, dalam akhir penelitiannya ia

menyimpulkan bahwa lembaga pendidikan harus menyediakan sumber daya

insani yang berkualitas serta siap melakukan perubahan menuju perbaikan.

Cara yang dilakukan adalah dengan menugaskan para guru dan karyawan

9Aang Kunaepi, “Studi Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Agama Islam Universitas

Islam Indonesia dalam Pendekatan TQM “, Tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2005. 10

Didin Wahyudin, “ Pengelolaan Layanan Madrasah Aliyah Ali Maksum Bantul Dalam

Perspektif TQM (Tinjauan Terhadap Pelanggan Eksternal)“, Tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2007.

Page 23: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

12

untuk mengikuti pelatihan-pelatihan, memeberdayakan seoptimal mungkin

para pelaksana pendidikan dan bekerja sesuai dengan bidangnya serta

melaksanakan manajemen sistem buttom up, transparan dan dapat

dipertanggungjawabkan.11

Karya M. Khasbi menyatakan bahwa proses linear-sirkuler yaitu

proses sirkuler adanya mekanisme dan rumusan yang jelas tentang pola

hubungan antara MAN Model Yogyakarta sebagai hubungan penghasil (out

put) dengan masyarakat sebagai pengguna (in put).12

Choirun Ahmadi dalam penelitian ini menjelaskan bahwa penggunaan

10 unsur TQM dalam mengukur implementasi menejemen sistem mutu yang

meliputi fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah,

komitmen jangka panjang, team work, perbaikan sistem secara berkelanjutan,

pendidikan dan pelatihan, kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan, adanya

keterlibatan dan dan pemberdayaan karyawan.13

Zainal Arifin dalam bukunya, yang menyatakan bahwa guru adalah

pemegang kunci utama keberhasilan pengembangan kurikulum, sebab ia

adalah pelaksana ideal curriculum yang masih berbentuk cita-cita menjadi

11

Sutarmo, “Total Quality Management sebagai Upaya Strategi untuk Meningkatkan Mutu

Pendidikan (Studi Kasus MAN 2 Jepara)”, Tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2007. 12

Muhammad Khasbi, “Pengelolaan MAN Model Yogyakarta dalam Perspektif TQM

(Tinjauan terhadap Pelanggan Eksternal Primer)”, Tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2007. 13

Choirun Ahmadi, “Implementasi Sistem Manajemen Mutu di SMK 2 Wonosari

Gunungkidul (Analisis Pelayanan terhadap Pelanggang Eksternal Primer)”, Tesis, UIN Sunan

Kalijaga, 2009.

Page 24: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

13

actual curriculum atau kurikulum yang dilaksanakan dalam proses belajar

mengajar.14

Penelitian yang di lakukan oleh Sukmawati, menyimpulkan bahwa

konsep mutu bersifat dinamis dan seharusnya selalu merespon tuntutan

pelanggan pendidikan dan stakeholder lainnya. Oleh karena itu, walaupun

bukti empirik belum menunjukkan bahwa MBS dapat menjamin mutu

pendidikan, tetapi dalam konteks mutu yang lebih luas, pendekatan

pengelolaan MBS pada satuan mutu pendidikan akan dapat merealisasikan

konsep mutu yang di maksud.15

Dari penelitian yang sudah penulis paparkan di atas, terdapat plus

minus yang dapat dijadikan sebuah pembelajaran bagi penulis. Untuk itu

dalam penelitian yang penulis lakukan, penulis ingin meneliti dengan kajian

yang sama akan tetapi pada obyek penelitian yang berbeda.

Untuk memahami maksud dan makna kata rekonstruksi pada judul

penelitian tesis ini, peneliti beranggapan bahwa penting adanya untuk

menjelaskan terlebih dahulu walaupun secara sederhana, agar tidak kabur

dalam pemaknaan dan maksud penggunaannya. Kata itu memang sering

membingungkan dalam penggunaan dan maknanya, tetapi akan sedikit

terbantu ketika ditarik terlebih dahulu kepada dasar katanya, yaitu konstruksi

yang bermakna membangun, dan ketika mendapat tambahan ‘re’ di awal kata

14

Zainal Arifin, Pengembangan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan Islam,

Yogyakarta: Diva Pers, 2012, 136. 15

Sukmawati, “Strategi Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Manajemen Berbasis

Sekolah”, Cakrawala Kependidikan, Volume 9, Nomor 2 ( September 2011 ), 105-211.

Page 25: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

14

konstruksi dan sekaligus membentuk satu kesatuan kata menjadi rekonstruksi,

maka maknanya adalah membangun kembali.

Menurut Sarwiji Suwandi yang dimaksud konstruksi adalah makna

yang dalam konstruksi kebahasaan.16

Sehingga makna konstruksi dapat

diartikan sebagai makna yang berhubungan dengan kalimat atau kelompok

kata yang ada di dalam sebuah kata dalam kajian kebahasaan. Konstruksi

dapat juga diartikan sebagai susunan suatu bangunan. Sedangkan kata

konstruksi dalam kenyataan adalah konsep yang cukup sulit untuk dipahami

dan disepakati. Kata konstruksi memiliki beragam iterpretasi, tidak dapat

didefinisikan secara tunggal, dan sangat tergantung pada konteksnya.

Beberapa definisi kata konstruksi berdasar konteksnya perlu dibedakan atas

dasar proses, bangunan, kegiatan, bahasa, dan perencanaan. Sementara

rekonstruksionisme adalah sebuah aliran filsafati yang menekankan pada

wacana rekonstruktif atau pembangunan kembali atau menyusun kembali

pada bentuk semula.

Terdapat banyak definisi makna anatra rekonstruksi maupun

rekonstruksionisme tergantung pada perspektifnya. B.N. Marbun

mendefinisikan bahwa rekonstruksi adalah pengembalian sesuatu ke

tempatnya yang semula; Penyusunan atau penggambaran kembali dari bahan-

bahan yang ada dan disusun kembali sebagaimana adanya atau kejadian

semula.17

Sementara menurut Yusuf Qardhawi rekonstruksi itu mencakup

16

Sarwiji Suwandi, Semantik Pengantar Kajian Makna, Yogyakarta: Media Perkasa, 2008,

71. 17

B.N. Marbun, Kamus Politik, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996, 469.

Page 26: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

15

tiga poin penting, yaitu pertama memelihara inti bangunan asal dengan tetap

menjaga watak dan karakteristiknya. Kedua, memperbaiki hal-hal yang telah

runtuh dan memperkuat kembali sendi-sendi yang telah lemah. Ketiga,

memasukkan beberapa pembaharuan tanpa mengubah watak dan karakteristik

aslinya. Dari sini dapat dipahami bahwa pembaharuan bukanlah menampilkan

sesuatu yang benar-benar baru, namun lebih tepatnya merekonstruksi kembali

bkemudian menerapkannya dengan realita saat ini.18

Dalam konteks filsafat

pendidikan, aliran rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang berusaha

merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan

yang bercorak modern. Aliran rekonstruk sionisme, hendak menyatakan krisis

kebudayaan modern. Aliran rekonstruksionisme, memandang bahwa keadaan

sekarang merupakan zaman mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh

kehancuran, kebingungan, dan kesimpangsiuran. Rekonstruksionisme

berupaya membina suatu konsensus yang paling luas dan mengejar tujuan

pokok yang tertinggi dalam kehidupan umat manusia. Untuk mencapai tujuan

tersebut, rekonstruksionisme berupaya mencari kesepakatan antarmanusia

agar dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tatanan

lingkungannya. Maka, proses dan lembaga pendidikan dalam pandangan

rekonstruksionisme perlu merombak tata susunan lama dan membangun tata

susunan hidup kebudayaan yang baru, untuk mencapai tujuan utama tersebut

memerlukan kerjasama antarumat manusia.

18

Yusuf Qardhawi, Al Fiqh Al Islami Bayn Al- Ashalah wa At Tjdid, Kaherah: Maktabah

Wahbah, 1999, 24-25.

Page 27: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

16

Teori pendidikan rekonstruksionisme yang dikemukakan oleh

Theodore Brameld seperti yang dikutip oleh Sadulloh, terdiri atas 5

penekanan yaitu;19

pertama, pendidikan harus dilaksanakan di sini dan

sekarang dalam rangka menciptakan tata sosial baru yang akan mengisi nilai-

nilai dasar budaya kita, dan selaras dengan mendasari kekuatan-kekuatan

ekonomi, dan sosial masyarakat modern. Sekarang peradaban menghadapi

kemungkinan penghancuran diri. Pendidikan harus mensponsori perubahan

yang benar dalam nurani manusia. Masyarakat harus diubah bukan melalui

tindakan politik, melainkan dengan cara yang sangat mendasar, yaitu melalui

pendidikan bagi para warganya, menuju suatu pandangan baru tentang hidup

dan kehidupan mereka bersama.

Kedua, masyarakat banyak harus berada dalam kehidupan demokrasi

sejati, di mana sumber dan lembaga utama dalam masyarakat dikontrol oleh

murid sendiri. Semua yang mempengaruhi harapan dan hajat masyarakat,

seperti sandang, papan, pangan, kesehatan, industri, dan sebagainya,

semuanya akan menjadi tanggung jawab rakyat, melalui wakil-wakil yang

dipilih. Masyarakat ideal adalah masyarakat demokratis, dan harus

direalisasikan secara demokrasi. Struktur, tujuan dan kebijakan-kebijakan

yang berkaitan dengan tata aturan baru harus diakui merupakan bagian dari

pendapat masyarakat.

Ketiga, anak, sekolah, dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh

kekuatan budaya dan sosial. Menurut Brameld, kaum progresif terlalu sangat

19

Uyoh Sadulloh, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2006, 169.

Page 28: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

17

menekankan bahwa kita semua dikondisikan secara sosial. Menurut

rekonstruksionisme, hidup beradab adalah hidup berkelompok, sehingga

kelompok akan memainkan peran yang penting di sekolah. Pendidikan

merupakan realisasi dari sosial (social self realization). Melalui pendidikan,

individu tidak hanya mengembangkan aspek-aspek sifat sosialnya melainkan

juga belajar bagaimana keterlibatan dalam perencanaan sosial.

Keempat, guru harus meyakini terhadap validitas dan urgensi dirinya

dengan cara bijaksana dengan cara memperhatikan prosedur yang demokratis.

Guru harus melaksanakan pengujian secara terbuka terhadap fakta-fakta,

walaupun bertentangan dengan pandangan-pandangannya. Guru

menghadirkan beberapa pemecahan alternatif dengan jelas, dan ia

memperkenankan siswa-siswanya untuk mempertahankan pandangan-

pandangan mereka sendiri.

Kelima, cara dan tujuan pendidikan harus diubah kembali seluruhnya

dengan tujuan untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan

dengan krisis budaya dewasa ini, dan untuk menyesuaikan kebutuhan dengan

sains sosial. Sehingga yang menjadi penting dari sains sosial adalah

mendorong kita untuk menemukan nilai-nilai, di mana manusia percaya atau

tidak bahwa nilai-nilai itu bersifat universal.

Penekanan dari rekonstruksi pendidikan, adalah bagaimana

pendidikan dalam segala bentuk entitasnya selalu berada dalam bentuk proses

yang berada pada kondisi dan posisi yang semestinya guna tercapainya segala

tujuan pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dinamis yang selalu

Page 29: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

18

menyesuaikan pada apa yang yang menjadi tujuan, efektivitas metode,

strategi, dan pendekatan, serta aktivitas yang selalu terus berjalan bagi

pelakunya.

E. Metode Penelitian

Secara metodologis penelitian ini akan mengunakan metode

deskriptif. Menurut West seperti yang dikutip oleh Sukardi bahwa penelitian

ini sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini peneliti tidak

melakukan kontrol dan memanipulasi variabel penelitian. Dengan metode

deskriptif, peneliti memungkinkan untuk melakukan hubungan antarvariabel,

menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori

yang memiliki validitas universal. Di samping itu, penelitian deskriptif juga

merupakan penelitian, di mana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan

penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian

sekarang. Peneliti melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai

dengan apa adanya.20

Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat. Penelitian deskriptif juga banyak dilakukan oleh

para peneliti karena dari pengamatan empiris didapatkan bahwa sebagian

laporan penelitian dilakukan dalam bentuk deskriptif dan sangat berguna

20

Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi

Aksara, 2012, 157.

Page 30: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

19

untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang

pendidikan maupun tingkah laku.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara, obsevasi dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan

beberapa informan, baik kepala sekolah, guru, karyawan, dan terlebih wali

siswa sebagai masyarakat terkait atau stakeholder. Sementara observasi

dilakukan untuk penggalian data dengan cara pengamatan empirik, atas

realitas lapangan yang terjadi, terlebih peneliti sebagai bagian dari lembaga

yang diteliti. Sedangkan data dokumentasi adalah data dalam bentuk catatan,

buku, majalah, surat kabar, gambar, foto, sertifikat atau piagam, bahkan

pamflet, liftlet, dan lain-lain.

Data-data penelitian bersumber pada entitas pendidikan Sekolah Dasar

Muhammadiyah Plus Kota Salatiga. Entitas-entitas pendidikan tersebut secara

holistic digali baik dari sumberyang bersifat subjektivasi maupun

objektivikasi. Subjektivikasi berlandas pada apa yang dilakukan dari setiap

peran individu sebagai subjek pelaku dari setiap kegiatan dan program, serta

aktivitas akademiknya dalam proses pembelajaran. Sementara sumber data

yang bersifat objektivasi adalah beragam data yang dilandaskan pada objek,

kebendaan sebagai hasil dari aktivitas akademik dalam pelaksanaan proses

pembelajaran.

Sumber data yang bersifat subjektivitas, misalnya menggali data

tentang peran kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, karyawan, siswa,

dan bahkan orang tua atau wali siswa. Subjektivasi ini memandang kegiatan,

Page 31: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

20

kinerja, peran dari setiap entitas yang berkaitan dengan manusia sebagai

subjek dalam melakukan kegiatan. Sedangkan sumber data yang bersifat

objektivasi adalah benda atau barang yang mendukung atas proses aktivitas

sumber data subjektivitas. Gedung sekolah, sebagai contoh, penataan ruang

pendidikan dan pengajaran, draft dan dokumen kerja, dokumen pembiayaan,

serta informasi yang dalam bentuk cetak maupun elektronik.

Kepala sekolah dan dan wakilnya memiliki peran sebagai leader,

memiliki peran secara global, universal, dan komprehensip yang menentukan

arah visi lembaga pendidikan itu berjalan. Selain itu kepala sekolah dan

wakil-wakilnya memiliki peran sebagai manager yang mengatur sistem

kebijakan lembaga pendidikan tersebut dikelola. Peran yang melekat sebagai

kepala sekolah dan wakilnya sangat jelas dapat diperoleh data mengenai

penentuan visi dan managerial secara umum dapat diperoleh. Kepala Sekolah

Dasar Muhammadiyah plus Kota Salatiga yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah Sutomo, M.Ag., sementara Wakilnya Ainul Huri, S.Pd.I

Kemudian, entitas pendidikan lainnya adalah guru atau tenaga pengajar.

Sebagian ruh lembaga pendidikan berada pada guru atau tenaga pendidik,

sehingga guru melalui perilaku, aktivitas, kegiatan, dan tindak-tanduknya

memiliki peran aktif menentukan kualitas pendidikannya. Secara nyata

sumber data dari penelitian ini, guru atau tenaga pendidik dapat terobservasi.

Hampir setiap aktivitas dari setiap guru atau tenaga pendidik dapat teramati.

Data ini bersifat terobservasi dan dapat dilihat oleh peneliti, selain data dalam

Page 32: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

21

bentuk dokumen; dokumen kurikulum, buku ajar, behan persiapan mengajar,

dan lain sebagainya.

Guru atau tenaga pendidik yang menjadi sumber informasi adalah:

Kelas Satu sebanyak 5 (lima orang: Muttaqin, Heni, Ning, Iqoh, Ina); Kelas

Dua sebanyak 4 (empat orang: Tanti, Riyani, Hanif, Agus); Kelas Tiga

sebanyak 4 (empat orang: Vera, Nuri, Rahayu, Fikri); Kelas Empat sebanyak

4 (empat orang: Ani, Alfina, Tari, Endah); Dan Kelas Lima sebanyak 4

(empat orang: Ana Irawati, Fulatul Anisa, Safi’ah Isnaini, Wiwik Widiastuti).

Sementara bagian administrasi Keuangan dan Perencanaan sebanyak 2 (dua

orang: Triono dan Neni).

Sebagai stakeholder atau orang tua murid atau masyarakat pengguna

sebanyak 15 (lima belas orang: Kelas Satu sebanyak 3 orang; Kelas Dua

sebanyak 3 orang; Kelas Tiga sebanyak 3 orang; Kelas Empat sebanyak 3

orang; dan Kelas Lima sebanyak 3 orang).

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan alasan, antara

lain; untuk mengungkap dan memahami sesuatu dibalik fenomena yang

belum diketahui secara empirik, memberikan rincian kompleks tentang

fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif, sesuai dengan jenis

penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena apa

adanya, ingin memahami makna secara holistic tentang fenomena yang

Page 33: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

22

terjadi, dan metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara

peneliti dengan informan.21

Penelitian kualitatif secara inhern merupakan fokus perhatian dengan

beragam metode. Harus disadari bahwa penggunaan metode yang beragam

atau triangulasi mencerminkan upaya untuk memperoleh pemahaman yang

mendalam mengenai suatu fenomena yang sedang dikaji. Realitas objektif

tidak akan pernah dapat dipahami.

Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan interpretasi

dalam penelitian, maka hendaknya menggunakan prosedur-prosedur yang

beragam termasuk pengumpulan data hingga mencapai titik jenuh

(redundancy of data gathering). Bagi para peneliti kasus kualitatif, secara

umum prosedur ini disebut dengan teknik triangualsi. Teknik triangulasi

biasanya merujuk pasa suatu proses pemanfaatan persepsi yang beragam

untuk mengklasifikasi makna, memverifikasi kemungkinan pengulangan dari

suatu observasi ataupun interpretasi, namun harus dengan prinsip bahwa tidak

ada observasi atau interpretasi, yang seratus persen dapat diulang. Teknik

triangulasi juga dapat digunakan untuk mengkasifikasi makna dengan cara

mengidentifikasi cara pandang yang berbeda terhadap berbagai fenomena.22

Penelitian kualitatif, merupakan salah satu metode yang secara primer

menggunakan paradigma pengetahuan berdasarkan pandangan konstruktivis

(seperti makna jamak dari pengalaman individu, makna yang secara sosial

21

Anselm Strauss and Juliet Corbin, Basics of Qualitative Research, Chicago: University of

Chicago Press, 1988, 5. 22

Norman K. Denzin and Yvonna S. Lincoln, Handbook , 307.

Page 34: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

23

dan historis dibangun dengan maksud mengembangkan suatu teori atau pola)

atau pandangan advokasi/partisipatori (seperti orientasi politik, isu,

kolaboratif, atau orientasi perubahan). Pendekatan ini juga menggunakan

strategi penelitian seperti naratif, fenomenologis, etnografis, studi grounded

theory, atau studi kasus. Peneliti mengumpulkan data penting secara terbuka

terutama dimaksudkan untuk mengembangkan tema-tema dari data.23

Sebagai mana L.R. Gay, E. Geoffrey, dan Airasian Peter, yang dikutip

oleh Emzir bahwa dalam bidang pendidikan tujuan utama penelitian dan

pengembangan bukan untuk merumuskan atau menguji teori, tetapi untuk

mengembangkan produk-produk yang efektif untuk digunakan di sekolah-

sekolah. Produk-produk yang dihasilkan penelitian dan pengembangan

mencakup; materi guru, materi ajar, seperangkat tujuan perilaku, materi

media, dan system-sistem manajemen. Penelitian dan pengembangan secara

umum berlaku luas pada istilah-istilah tujuan, personal, dan waktu sebagai

pelengkap. Produk-produk dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan-

kebutuhan tertentu dengan spesifikasi yang detail.24

Penelitian ini didesain paling tidak, secara jelas Emzir menggambarkan

sistematika dalam mendesain penelitian.25

Paling sederhana terdapat lima

langkah dalam mendesain penelitian; Pertama, identifikasi masalah penelitian

agar suatu penelitian menjadi tersistematik. Hakikat masalah yang akan

diteliti harus diidentifikasikan walaupun hanya dalam istilah luas.

23

Emzir, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta: Rajawali Pers,

2013, 28. 24

Emzir, Metode …, 263.

Page 35: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

24

Pengetahuan yang berhubungan diidentifikasi, dan dalam esensi, suatu

kerangka kerja ditetapkan untuk pelaksanaan penelitian. Hal penting lain

yang berhubungan dengan penetapan kerangka kerja atau fondasi untuk

penelitian adalah identifikasi suatu asumsi yang perlu atau kondisi yang

berhubungan dengan masalah penelitian.

Kedua, pengumpulan informasi tentang bagaimana orang lain

mendekati masalah yang sama. Sudah jelas bahwa seseorang akan dapat dan

akan memperoleh keuntungan dari karya orang lain. Literatur penelitian

merupakan sumber dari informasi. Ketiga, pengumpulan data yang sesuai

dengan masalah penelitian. Bagaimanapun data tidak dapat dikumpulkan

dengan cara serampangan. Proses pengumpulan data memerlukan

penyusunan dan kontrol yang baik.

Keempat, adalah analisis data. Data yang sudah dikumpulkan kemudian

diolah dan dianalisis dalam suatu cara yang memungkinkan peneliti menguji

hipotesis atau menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Sementara

langkah kelima, proses penggambaran kesimpulan atau penarikan generalisasi

setelah analisis dilakukan. Kesimpulan didasarkan pada data dan analisis di

dalam kerangka kerja penelitian.

Langkah atau desain penelitian ini dapat digambarkan, sebagai berikut;

Gambar. 1 (Desain Penelitian)

Identifikasi

masalah

Review

informasi

Penarikan

kesimpulan

Analisi

data

Pemgumpulan

data

Page 36: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

25

F. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan meliputi; Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

Signifikasi Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika

Penulisan.

Bab II Upaya Rekonstruksi Pendidikan Dengan Pendekatan Total Quality

Management (TQM), meliputi; Konsep Dasar Total Quality Management,

Pendidikan Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga, Total Quality

Management dalam Pendidikan Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota

Salatiga.

Bab III Implikasi Dan Hasil Capaian dari Rekonstruksi Pendidikan

Dengan Pendekatan Total Quality Management (TQM), meliputi; Strategi dan

Pencapaian Pendidikan berbasis TQM, Teknik dan langkah Penerapan TQM,

Kecukupan Fasilitas Sarana dan Prasarana Pendukung Kualitas Pendidikan, dan

Faktor Penghambat TQM.

Bab IV Rekontruksi Pendidikan Dengan Pendekatan Total Quality

Management (TQM) Sebagai Stakeholder Terhadap Mutu Akademik, mencakup;

Kepuasan Tentang Perilaku Anak di Rumah/Masyarakat dan Aplikasi Materi

Belajar dengan Lingkungan, Pandangan Wali Murid Mengenai Kesesuaian Antara

Biaya Pendidikan Dengan Proses Pendidikan Dan Pengajaran serta

Profesionalisme Pendidik, Pandangan Orang Tua dan Masyarakat sebagai

Stakeholder Terhadap Mutu Akademik Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus)

Page 37: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

26

Kota Salatiga, dan Rekonstruksi Pendidikan TQM Di Sekolah Dasar

Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Bagi Stakeholder

Bab V penutup meliputi; simpulan dan saran

Page 38: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

27

BAB II

UPAYA REKONSTRUKSI PENDIDIKAN

DENGAN PENDEKATAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

A. Konsep Dasar Total Quality Management

Total Quality Manajemen (TQM) berasal dari kata “Total” yang berarti

keseluruhan atau terpadu, “Quality” yang berarti mutu, dan “Management”

diartikan dengan pengelolaan. Manajemen didefinisikan sebagai proses

planning, organizing, staffing, dan controlling terhadap seluruh kegiatan

dalam organisasi sekolah.

Dalam pengertian mengenai organisasi Total Quality Manajemen,

penekanan utama adalah pada mutu yang didefinisikan dengan mengerjakan

segala sesuatu dengan baik sejak dari awalnya dengan tujuan untuk

memenuhi kepuasan pelanggan (Peserta didik dan masyarakat).

TQM merupakan satu sistem yang saat ini mulai diterapkan oleh

sekolah-sekolah karena dianggap mampu mendukung kinerja manajerial

nya. “TQM diartikan sebagai perpaduan semua fungsi manajemen, semua

bagian dari suatu instansi sekolah dan semua orang ke dalam falsafah holistik

yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, team work, produktivitas, dan

kepuasan pelanggan”.

Total Quality Management merupakan suatu pendekatan pengendalian

kualitas melalui penemuan partisipasi karyawan. Di sini Total Quality

Management merupakan mekanisme formal dan dilembagakan, yang

memiliki tujuan untuk memecahkan persoalan dengan menekankan pada

Page 39: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

28

partisipasi dan kreativitas antar karyawan dalam sebuah organisasi atau

perusahaan. Tom Peters and Nancy Austi dalam Sallis, mengatakan “quality

is about passion and pride”26

Adapun karateristik khusus Total Quality Management antara lain

adalah; Partisipasi aktif dari semua pihak, berorientasi kepada kualitas

berdasarkan kepuasan pelanggan, dinamika managemen dapat menggunakan

top down dan bottom up, menanamkan budaya kerja sama atau team work

dengan baik, menanamkan budaya problem solving melalui konsep planning,

doing, checking, dan action, serta perbaikan berkelanjutan sebagai proses

pemecahan masalah dalam TQM. Pada praktiknya, Total Quality

Management menuntut pemberlakuan dan keterlibatan seluruh anggota

organisasi, baik secara vertkal maupun horizontal, baik struktur yang tinggi

maupun struktur yang berposisi di bawah. Atas dasar karakteristik di atas

maka TQM tidak lain merupakan suatu sistem dalam manajemen usaha yang

ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan kualitas produksi,

dalam rangka meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan.

Total Quality Management memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut;

TQM mempunyai tujuan untuk meningkatkan komunikasi, terutama antara

karyawan lini dengan managemen serta mencari dan memecahkan persoalan;

bentuk organisasinya terdiri dari satu orang kepala dengan beberap orang

anggota yang berasal dari satu bidang pekerjaan. TQM juga memiliki seorang

kordinator dan satu atau lebih fasilitator yang bekerja erat dengan bidang

26

Edward Sallis, Total Quality Management in Education. Terjemahan Ahmad Ali Riyadi

dan Fahrurrozi. Yogyakarta: IRCiSoD, 2012, 29.

Page 40: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

29

lainnya; Partisipasi anggota dalam setiap bidang bersifat sukarela, sedangkan

partisipasi kepala mungkin sukarela, mungkin tidak; Dalam ruang lingkup

persoalanan yang dianalisis oleh setiap bidang, tidak bisa memilih sendiri

persoalan yang akan dibahasnya, persoalan itu bukan berasal dari bidangnya

sendiri dan persoalannya tidak terbatas pada kualitas, tetapi mencakup

produktivitas, biaya keselamatan kerja, moral dan lingkungan, serta latihan

formal dalam hal teknik pemecahan persoalan.

Sementara, unsur-unsur Total Quality Management, menurut D. L.

Goetsch dan S. B. Davis yang diadopsi oleh Nasution.27

Terdapat sepuluh

unsur; Pertama, fokus terhadap pelanggan. Dalam TQM, baik pelanggan

internal maupun pelanggan eksternal merupakan driver atau penentu.

Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan

kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam

menentukan kualitas tenaga kerja, proses, dan lingkungan yang berhubungan

dengan produk atau jasa.

Kedua, obsesi terhadap kualitas. Dalam organisasi yang menerapkan

TQM, pelanggan internal dan eksternal menentukan kualitas. Dengan kualitas

yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau

melebihi apa yang ditentukan mereka. Hal ini berarti bahwa semua karyawan

pada setiap level berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya

berdasarkan perspektif. Bagaimana kita dapat melakukannya dengan lebih

27

M. Nur Nasution, Manajemen Mutu Terpadau (Total Quality Management), Bogor:

Ghalia Indonesia, 2015, 18.

Page 41: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

30

baik. Bila sesuatu organisasi terobsesi dengan kualitas, maka berlaku prinsip

‘good enough is never good enaugh’.

Ketiga, pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah sangat diperlukan

dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam

proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan

dengan pekerjaan yang didesain tersebut. Dengan demikian data diperlukan

dan dipergunakan dalam menyusun standar atau tolok ukur (benchmark),

memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan.

Keempat, komitmen jangka panjang. TQM merupakan suatu

paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu dibutuhkan budaya

perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu, komitmen jangka panjang sangat

penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat

berjalan dengan sukses.

Kelima, kerja sama tim (teamwork). Dalam organisasi yang dikelola

secara tradisional sering kali diciptakan persaingan antardepartemen yang ada

dalam organisasi tersebut agar daya saingnya terdongkrak. Akan tetapi,

persaingan internal tersebut cenderung hanya menggunakan dan

menghabiskan energi yang seharusnya dipusatkan pada upaya perbaikan

kualitas, yang pada gilirannya untuk meningkatkan daya saing perusahaan

pada lingkungan eksternal. Sementara itu dalam organisasi yang menerapkan

TQM, kerja sama tim (teamwork), kemitraan dan hubungan dijalin dan

dibina, baik antarkaryawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-

lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.

Page 42: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

31

Keenam, perbaikan sistem secara berkesinambungan. Setiap produk

dan atau setiap jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu

di dalam suatu system/lingkungan. Oleh karena itu, system yang ada perlu

diperbaiki terus menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat semakin

meningkat.

Ketujuh, pendidikan dan pelatihan. Dewasa ini masih terdapat

perusahaan yang menutup mata terhadap pentingnya pendidikan dan

pelatihan karyawan. Mereka beranggapan bahwa perusahaan bukanlah

sekolah, yang diperlukan adalah tenaga terampil yang siap pakai. Perusahaan-

perusahaan seperti itu akan memberikan pelatihan sekedarnya kepada para

karyawannya. Kondisi seperti ini menyebabkan perusahaannya tidak

berkembang dan sulit bersaing dengan perusahaan lainnya, apalagi dalam era

persaingan global. Sedangkan dalam organisasi yang menerapkan TQM,

pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Setiap orang

diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dalam hal ini berlaku prinsip

bahwa belajar merupakan proses yang tidak ada akhirnya dan tidak mengenal

batas usia. Melalui belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat

meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya.

Kedelapan, kebebasan yang terkendali. Pada TQM, keterlibatan dan

pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan

masalah merupakan unsur yang sangat penting, dikarenakan unsur tersebut

dapat meningkatkan ‘rasa memiliki’ dan tanggung jawab karyawan terhadap

keputusan yang telah dibuatnya. Selain itu, unsur ini juga dapat memperkaya

Page 43: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

32

wawasan dan pandangan dalam suatu keputusan yang diambil, karena pihak

yang terlibat lebih banyak. Kebebasan yang timbul karena keterlibatan dan

pemberdayaan tersebut merupakan hasil dari pengendalian yang terencana

dan terlaksana dengan baik. Pengendalian itu sendiri dilakukan terhadap

metode-metode pelaksanaan setiap proses dan mereka pula yang berusaha

mencari cara untuk meyakinkan setiap orang agar bersedia mengikuti

prosedur standar tersebut.

Kesembilan, kesatuan tujuan. Agar TQM dapat diterapkan dengan

baik, maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Setiap usaha dapat

diarahkan pada tujuan yang sama. Akan tetapi, kesatuan tujuan bukan berarti

harus selalu ada persetujuan atau kesepakatan antara pihak manajemen

dengan karyawan.

Kesepuluh, adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang penting dalam

penerapan TQM. Usaha untuk melibatkan karyawan membawa manfaat;

pertama, usaha ini akan meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan

yang baik, rencana yang baik, atau perbaikan yang lebih efektif, karena juga

mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung

berhubungan dengan situasi kerja; kedua, keterlibatan karyawan

meningkatkan ‘rasa memiliki’ dan tanggung jawab atas keputusan dengan

melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya. Pemberdayaan bukan

sekedar melibatkan karyawan, melainkan melibatkan mereka dengan

memberikan pengaruh yang sungguh-sungguh berarti. Salah satu cara yang

Page 44: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

33

dapat dilakukan adalah dengan menyusun pekerjaan yang memungkinkan

para karyawan untuk mengambil keputusan mengenai perbaikan proses

pekerjaannya dalam parameter yang ditetapkan dengan jelas.

Sementara konsep dasar TQM menurut G. Bounds yang diadopsi oleh

Nasution terdapat tiga konsep besar dalam menentukan nilai kualitas yang

berfokus pada semua orang agar secara terus menerus meningkatkan nilai

tersebut yang diberikan pada pelanggan. Konsep TQM ini memerlukan

komitmen semua anggota organisasi terhadap perbaikan seluruh aspek

manajemen organisasi; pertama, strategi nilai pelanggan. Nilai pelanggan

adalah manfaat yang dapat diperoleh pelanggan atas penggunaan barang atau

jasa yang dihasilkan perusahaan dan pengorbanan pelanggan untuk

memperolehnya. Strategi ini merupakan perencanaan bisnis untuk

memberikan nilai bagi pelanggan termasuk karakteristik produk, cara

penyampaian, pelayan, dan sebagainya; kedua, sistem organisasi. Sistem

organisasional berfokus pada penyediaan nilai bagi pelanggan. Sistem ini

mencakup tenaga pekerja, material, teknologi proses, metode operasional dan

pelaksanaan kerja, aliran proses kerja, arus informasi, dan pembuatan

keputusan; dan ketiga, perbaikan kualitas berkelanjutan. Perbaikan kualitas

diperlukan untuk menghadapi lingkungan eksternal yang selalu berubah,

terutama perubahan selera pelanggan. Konsep ini menuntut adanya komitmen

untuk melakukan pengujian kualitas produk secara kontinyu. Melalui

Page 45: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

34

perbaikan kualitas produk secara kontinyu akan dapat memuakan

pelanggan.28

Selain unsur dan konsep, TQM juga memiliki prinsip yang jika

dicermati akan membentuk ikatan kesamaan yang semakin memperkuat

konstruksi kualitas tersebut. Sedikitnya terdapat empat prinsip. Scheuning

dan Christopher yang disederhanakan oleh M. Nur Nasution menjelaskan

bahwa prinsip-prinsip tersebut adalah: Pertama, Kepuasan pelanggan.

Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek,

termasuk di dalamnya harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena itu

segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para

pelanggan. Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan dengan nilai yang

diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan.

Semakin tinggi nilai yang diberikan, semakin besar pula kepuasan pelanggan.

Kedua, respek terhadap setia orang. Perusahaan yang kualitasnya tergolong

baik dan setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta

dan kreativitas yang khas, maka karyawan merupakan sumber daya organisasi

yang paling bernilai. Dengan demikian, setiap orang dalam organisasi

diperlukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan

berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan. Ketiga, manajemen berdasar

fakta. Artinya bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data, dan bukan

sekedar pada perasaan. Keempat, perbaikan berkesinambungan. Agar dapat

sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses sistematis dalam

28

M. Nur Nasution, Manajemen Mutu Terpadau (Total Quality Management) ..., 23.

Page 46: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

35

melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan, yang biasanya dibuktikan

dengan langkah-langkah perencanaan dan melakukan tindakan korektif

terhadap hasil yang diperoleh.29

Konsep dasar dari Total Quality Management (TQM) yang

bermula digunakan dalam konteks perusahan dengan keuniversalannya dapat

diimplementasikan pada berbagai bentuk dan berbagai organisasi atau

lembaga yang berkaitan dengan jasa yang secara jelas melibatkan masyarakat

pengguna. Sehingga ketika konsep ini digunakan dalam organisasi atau

lembaga pendidikan, akan tercapai apa yang menjadi keinginan atau kepuasan

dari setiap pengguna jasa pendidikan tersebut, dalam hal ini siswa atau orang

tua wali siswa selaku stakeholder, selain usaha perbaikan-perbaikan sistem

dan proses yang dilakukan oleh organisasi atau lembaga pendidikan tersebut

guna tercapainya apa yang menjadi harapan pengguna.

Ada empat perbedaan pokok antara TQM dengan metode manajemen

lainnya: Pertama: Asal intelektualnya. Sebagian besar teori dan teknik

manajemen berasal dari ilmu-ilmu sosial. Ilmu ekonomi mikro merupakan

dasar dari sebagian besar teknik-teknik manajemen keuangan, ilmu psikologi

mendasari teknik pemasaran dan decision support system, dan sosiologi

memberikan dasar konseptual bagi desain organisasi. Sementara itu dasar

teoritis dari TQM adalah statistika. Inti dari TQM adalah Pengendalian Proses

Statistikal (SPC/Statistical Process Control) yang didasarkan pada sampling

dan analisis varians.

29

M. Nur Nasution, Manajemen Mutu Terpadau (Total Quality Management) …, 25

Page 47: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

36

Kedua, yakni sumber inovasinya. Bila sebagian besar ide dan teknik

manajemen bersumber dari sekolah bisnis dan perusahaan konsultan

manajemen terkemuka, maka inovasi manajemen sebagian besar dihasilkan

oleh para pionir yang pada umumnya adalah insinyur industri dan ahli fisika

yang bekerja di sektor industri dan pemerintah.

Ketiga, yakni asal negara kelahirannya. Kebanyakan konsep dan teknik

dalam manajemen keuangan, pemasaran, manajemen strategik, dan desain

organisasi berasal dari Amerika Serikat dan kemudian tersebar ke seluruh

dunia. Sebaliknya TQM semula berasal dari Amerika Serikat, kemudian lebih

banyak dikembangkan di Jepang dan kemudian berkembang ke Amerika

Utara dan Eropa. Jadi TQM mengintegrasikan keterampilan teknikal dan

analisis dari Amerika, keahlian implementasi dan pengorganisasian Jepang,

serta tradisi keahlian dan integritas dari Eropa dan Asia.

Keempat, yakni proses diseminasi atau penyebaran. Penyebaran

sebagian besar manajemen modern bersifat hirarkis dan top-down. Yang

mempeloporinya biasanya adalah perusahaan-perusahaan raksasa seperti

General Electric.

B. Pendidikan Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga

Mengenai proses pendidikan di Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus)

Kota Salatiga dalam merekonstruksi total quality management pendidikan

dengan menggunakan rencana strategis sekolahnya melalui strategi Memuter

3G OTA, yaitu good communication, good habit, good moral, openness atau

Page 48: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

37

keterbukaan, training atau pelatihan guru dan karyawan, dan activities atau

pemenuhan aktivitas siswa sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa SD

Muhammadiyah ((Plus)) Salatiga. Menggunakan manajemen berbasis

kualitas dengan 3G OTA berbasis kearifan lokal sebagai pemecahan masalah

serta strategi melejitkan prestasi tiada henti.

Melalui penggunaan pemikiran bahwa melejitkan prestasi guru, siswa,

maupun sekolah dapat terlaksana apabila; Pertama, fokus terhadap pelayanan

pelanggan yaitu orang tua dan siswa. Kedua, sekolah melakukan inovasi

secara konstan, melakukan perbaikan dan perubahan terarah dengan

melakukan perbaikan secara terus menerus. Ketiga, melibatkan seluruh warga

sekolah memiliki culture serta habit yang menghantarkan untuk meraih

prestasi. Oleh karena itu, setiap kelompok kerja sebagai bagian warga sekolah

perlu memiliki kualitas dan keterpaduan, baik secara kelompok atau

individu.30

Pada proses belajar mengajar merupakan pemberdayaan pelajar yang

dilakukan melalui interaksi perilaku pengajar dan perilaku pelajar, baik di

ruang kelas maupun di laur kelas, karena proses belajar mengajar merupakan

pemeberdayaan pelajar, maka penekanannya bukan sekedar penguasaan

pengetahuan tentang apa yang diajarkan, tetapi merupakan internalisasi

tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan berfungsi sebagai muatan

nurani dan dihayati serta dipraktikkan oleh pelajar.

30

http://salatiga-kota.muhammadiyah.or.id/content-23-sdet-sd-muhammadiyah-plus.html.

Di unduh pada hari senin, 27 Pebruari 2017, Pukul. 10.00 WIB.

Page 49: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

38

Selain itu proses belajar mengajar semestinya lebih mementingkan

proses pencarian jawaban dari pada memiliki jawaban. Proses belajar

mengajar yang lebih mementingkan jawaban baku yang dianggap benar oleh

pengajar adalah kurang efektif, semestinya proses belajar mengajar

menumbuhkan daya kreasi, daya nalar, menumbuhkan rasa keingintahuan,

dan eksperimen-eksperimen untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan

baru, memberikan keterbukaan terhadap kemungkinan-kemungkinan yang

baru, menumbuhkan sikap demokratis, dan memberikan toleransi pada

kekeliruan-kekeliruan yang lahir karena tingginya kreativitas.

Karena diyakini, untuk tercapainya apa yang menjadi tujuan sekolah

secara efektif dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki

peranan yang sangat krusial. Karena bagaimanapun sekolah merupakan sistim

yang ada didalamnya melibatkan berbagai komponen dan sejumlah kegiatan

yang perlu dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpa dukungan proses

manjemen yang baik, hanya akan menghasilkan kekacauan jalannya

organisasi sekolah, yang pada gilirannya tujuan pendidikanpun tidak akan

pernah tercapai. Maka dari itu setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus

memiliki perencanaan yang jelas dan realistis, pengorganisasian yang efektif

dan efesien, pengerahan dan motivasi secara menyeluruh terhadap personil

sekolah untuk dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan

secara berkelanjutan.

Memperkuat sumber daya manusia, merupakan jenis input penting yang

diperlukan untuk keberlangsungan proses pendidikan di sekolah. Tanpa

Page 50: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

39

sumberdaya, proses pendidikan di sekolah tidak akan berlangsung, dan pada

gilirannya sasaran sekolah tidak akan tercapai. Sumberdaya manusia

merupakan aset yang dimiliki oleh lembaga atau sekolah tersebut yang harus

didudukan pada posisi tertinggi dalam setiap kehidupan organisasi, terlebih

organisasi itu lembaga pendidikan atau sekolah. Oleh karena itu sumberdaya

manusia (kepala sekolah, guru, karyawan, siswa, dan lainya) merupakan jiwa

sekolah dan merupakan satu-satunya sumber daya aktif. Pada dasarnya, agar

sekolah dapat berjalan secara efektif dan efesien, diperlukan sumber daya

manusia yang memiliki kesiapan dan kesanggupan.

Beberapa faktor penting dalam implementasi total quality manajement

dalam pendidikan atau sekolah adalah bahwa kepala sekolah, komite sekolah

atau walisiswa, guru, dan para petugas secara organisasi memiliki hubungan

dan saling mempengaruhi dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai sekolah di mana mereka berada.

Kegagalan yang terjadi dalam usaha reformasi pendidikan pada dasarnya

bermuara pada tidak terciptanya kolaborasi dan koordinasi yang maksimal

pada satuan pendidikan, baik kepala sekolah, guru, siswa, maupun

masyarakat.31

Mencermati kondisi pendidikan tersebut, maka peran masyarakat atau

pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan pendidikan mutlak

dibutuhkan dan sangat penting. Keterlibatan pihak-pihak tertentu seperti

komite sekolah, kelompok lain yang terlibat dalam mendukung kegiatan

31

Mulyasa, Kepemimpinan dan Manajemen Pendidikan (Teori dan Praktik), Jakarta:

Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003, xiv.

Page 51: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

40

belajar termasuk para guru agar dapat melakukan kerjasama yang baik

merupakan hal yang penting. Kerjasama seperti ini akan dapat mewujudkan

proses belajar mengajar yang transparan dan teratur. Kenyataan yang terjadi

selama ini, komite sekolah atau stake holder masih dilihat sebelah mata

karena fungsi dan kewenangannya masih jauh dari harapan, dan belum

maksimal. Salah satu fungsi dan kewenangan komite sekolah yang jauh dari

harapan adalah melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait (kepala

sekolah, guru, masyarakat, pemerinah) dalam penyelengaraan pendidikan

berkualitas.

Sering kali terjadi kesalahpahaman bahwa pendidikan hanyalah tugas

guru dan pemerintah, sedangkan masyarakat tidak pernah merasa memiliki

lembaga pendidikan. Masyarakat tidak pernah merasa bertanggung jawab

terhadap proses belajar mengajar, padahal institusi pendidikan merupakan

milik bersama, kewajiban bersama dan tanggung jawab bersama yang harus

dipikul secara bersama-sama. Salah satu fungsi dari komite sekolah adalah

sebagai mitra kerja lembaga pendidikan, bukan lawan yang harus ditakuti

namun merupakan kawan yang harus dirangkul, sehingga segala masalah

yagn dihadapi lembaga pendidikan dapat diselesaikan dengan baik dan bijak.

Membangun pola kerja sama yang baik antara komite sekolah dengan guru

sudah merupakan keharusan dan menjadi komitmen antara pemerintah, pihak

sekolah/guru, dan masyarakat sekitar.

Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana secara sederhana memberikan

indikator-indikator dari setiap sumberdaya manusia yang ada di sekolah

Page 52: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

41

berbasis TQM. Misalnya indikator yang diawasi orangtua siswa; memonitor

aktivitas dan kebiasaan membaca dan belajar setiap hari; seleksi

berkelanjutan terhadap nilai program televise yang disukainya, khusus

tentang cara yang berkaitan dengan pendidikan dapat ditindaklanjuti dalam

diskusi; kepemimpinan keluarga yang kondusif setiap bulan dalam

pengalaman belajar di luar rumah; membagi teknik pribadi dalam

pengetahuan filosofi dalam lingkungan keluarga; dukungan terhadap

pekerjaan rumah anak; keanggotaan anak dalam kelompok belajar atau

bimbingan belajar; intensitas kontak atau komunikasi bulanan dengan

guru/wali kelas/wali siswa; tujuan kerjasama dalam keluarga; konseling karir

anak bersama orangtua; tindakan konstruktif dan dukungan agar betah di

sekolah; menggunakan alternatif remedial.32

Sedangkan indikator siswa dalam kontek Total Quality Management;

penguasaan informasi baru tentang mata pelajaran; pengetahuan baru

penerapan kurikulum dalam kehidupan nyata; pengetahuan baru tentang

pilihan karir; informasi baru kebiasaan belajar; penggunaan informasi yang

diperoleh melalui penelitian sederhana atau percobaan/eksperimen dan

diskusi; pengetahuan informasi baru dalam keterampilan penyelesaian

masalah; informasi baru tentang etika pribadi dan pemantapan kepribadian;

informasi tentang kecakapan interpersonal melalui pembelajaran; penggunaan

alternative remedial.33

32

Pupuh Abdurrahman dan Aa Suryana, Supervisi Pendidikan dalam Proses

Pengembangan Pengajaran, Bandung: Refika Aditama, 2011, 135. 33

Pupuh Abdurrahman dan Aa Suryana, Supervisi Pendidikan dalam Proses

Pengembangan Pengajaran …, 136.

Page 53: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

42

Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga, dalam persoalan

sumberdaya manusia, berusaha terus melakukan pemenuhan baik secara

kuantitas maupun kualitas. Secara kuantitas jumlah sumberdaya manusia

yang terlibat dalam ikatan lembaga sudah mencukupi jika disbanding dengan

rasio jumlah siswa atau murid yang sedang belajar di dalamnya. Tidak

terkecuali pemenuhan secara kualitas terus dipacu, melalui berbagai bentuk

dan cara; memberikan kesempatan bagi guru-gurunya untuk meneruskan latar

belakan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, penyertaan dan

pendelegasian pada pelatihan-pelatihan ketenagapendidikan, dan

menghidupkan forum-forum diskusi guru, serta melibatkan peserta didik dan

guru di ajang lomba baik berskala local, regional, bahkan nasional.

Sementara berbagai implikasi dan hasil capaian (output) dengan

merekonstruksi pendidikan dengan pendekatan total quality management di

SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga secara terus-menerus melakukan

perbaikan, sehingga transformasi sangat jelas dirasakan. Seperti yang

dijelaskan oleh Prof. Zamroni, Ph. D., mengenai pendidikan Muhammadiyah,

terutama sekolah-sekolah Muhammadiyah dan lebih khususnya sekolah

Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga harus siap memasuki era kompetisi

global. Bagi sekolah Muhammadiyah tantangan global memiliki arti harus

mampu memepersiapkan tenaga untuk melaksanakan dakwah islam amar

makruf nahi mungkar, sekaligus Muhammadiyah sebagai gerakan sosial

keagamaan yang mengusung Islam yang berkemajuan, yang harus bisa

menanggapi tantangan di masa depan. Oleh karena itu transformasi

Page 54: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

43

pendidikan Muhammadiyah merupakan kebutuhan yang tidak bisa dipungkiri

lagi.34

Pendidikan Muhammadiyah perlu melakukan transformasi dakam

aspek teori pendidikan. Prestasi tidak hanya prestasi akademik, melainkan

bersifat utuh, yang mencakup kualitas akademik, ketangguhan moral, dan

kepekaan sosial. Untuk mewujudkan sosok siswa yang utuh, antara teori dan

realitas tidak perlu dipisahkan. Siswa belajar sesuatu secara simultan

terintegrasi, teori dan realitas kehidupan, dari buku dan masyarakat. Teori ini

merupakan penjabaran dari nilai-nilai tradisional pendidikan Muhammadiyah.

Seperti, ilmu amaliah amal ilmiah, dan menyatukan antara kehidupan sekolah

dan kehidupan masyarakat, serta menyeimbangkan antar program pendidikan

formal dan program pendidikan non-formal.35

Dapat ditarik benang merah bahwa teori pendidikan yang diaplikasikan

di Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tidak berbeda dengan

sekolah-sekolah Muhammadiyah lainnya, yaitu berpusat pada dua konsep

utama. Pertama, prestasi siswa memiliki tekanan pada bidang akademik.

Segala upaya yang diwujudkan dalam pembelajaran dengan tujuan

mengembangkan kemampuan dan prestasi akademik siswa. Kedua,proses

pembelajaran bersifat teoritis untuk kemudian dipraktikan dalam realitas.

Melalui dua basis konsep tersebut, pembelajaran diibaratkan sebagai

auditorium, tempat dimana para siswa duduk manis siap mendengar,

34

Zamroni, Percikan Pemikiran Pendidikan Muhammadiyah, Yogyakarta: Penerbit Ombak,

2014, 84. 35

Zamroni, Percikan Pemikiran Pendidikan Muhammadiyah …, 85.

Page 55: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

44

mencatat, bertanya, dan berdiskusi, yang pada saaToniya nanti para siswa

akan diuji untuk melihat seberapa jauh kemampuan akademiknya telah

berkembang.

Sekolah Dasar Muhammadiyah Plus Kota Salatiaga yang berada di

Jalan Suropati No.14 Togaten Kota Salatiga yang tidak jauh dari pusat Kota

Salatiga. Sekitar 50 meter dari jalan provinsi yang mennghubungkan kota

Semarang dengan Kota Surakarta bahkan dapat juga menjadi jalan alternative

menuju Kota Yogyakarta.

Berdiri sekitar 1932 dengan nama HIS Muhammadiyah dan direktur

atau kepala sekolah pertamanya adalah R. Muh Djamil dari Yogyakarta. Pada

saat itu murid-muridnya terdiri dari berbagai agama, khususnya yang

beragama Islam dan Kristen. Pada sore hari digunakan untuk Madrasah

Diniyah Muhammadiyah sampai dengan tahun 1970-an. Pewakaf tanah untuk

bangunan HIS Muhammadiyah Salatiga adalah Bapak Tjitro Husodo.

Sekolah Dasar Muhammadiyah Plus Kota Salatiga yang dulunya HIS

Muhammadiyah merupakan amal usaha monumental sebagai cikal bakal

perkembangan Muhammadiyah di Salatiga. Tempo dulu sekolah ini telah

melahirkan banyak kader. Namun setelah memasuki era Orde Baru, sejak

mulai tahun 80-an ketika pemerintah mengembangkan SD Inpres, sekolah

tersebut mulai mundur dan secara perlahan menuju kematian. Selain

pengaruh pengembangan pemerintah melalui SD Inpresnya, terdapat faktor

lain yang menyebabkan sekolah HIS Muhammadiyah ini tidak berdaya, misal

Page 56: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

45

kehabisan siswa, karena kurangnya animo masyarakat untuk menyekolahkan

anaknya.

Sejak tahun 90-an Pimpinan Daerah Muhammadiyah sudah memikirkan

solusinya tetapi hasilnya menemui kegagalan. Menyikap kondisi semacam itu

akhirnya pada tahun 2002, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga

bersama para mantan dan para pimpinan mengadakan rapat untuk mengambil

keputusan di antara dua pilihan yang sama dilematisnya, yaitu ditutup atau

dikembangkan secara revolusioner dengan mengubahnya menjadi SD

unggulan yang secara pasti berkonsekuensi pada besarnya dana yang

dibutuhkannya. Kebijakan jatuh pada pilihan kedua, yang selanjutnya

dibentuk sebuah iim, yaitu PLPM (Pengembang Lembaga Pendidikan

Muhammadiyah) pada bulan Desember tahun 2002. Tim ini terdiri dari para

tokoh Muhammadiyah dan pakar pendidikan, yang diketuai oleh Prof. Dr.

Achmadi. Dari kerja tim tersebut kemudian menghasilkan keputusan pertama

yaitu mengubah nama SD Muhammadiyah menjadi SD Muhammadiyah

(Plus) Kota Salatiga.

Selanjutnya melihat perkembangan SD Muhammadiyah Plus semakin

tahun dan semakin meingkatnya animo dari masyarakat terutama orangtua

murid untuk dapat diterima di salah satu sekolah dasar pavorit di Kota

Salatiga, SD Muhammadiyah Plus. Pada Ahad, 9 Juli 2006 telah diresmikan

dan dimulai pembangunan 6 lokal SD Muhammadiyah Plus dan tercatat pada

tahun pelajaran 2006 pendaftaran hanya dibuka selama lebih kurang dua jam

saja sudah menolak pendaftaran, maka tim pengembang merasa perlu untuk

Page 57: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

46

mengembangkan lokasi baru yang cukup memadai untuk menampung animo

masyarakat yang mulai bergerak kuat. Harapan untuk menjawab ekspektasi

masyarakat pun mulai terjawab, dengan membeli tanah di daerah Togaten,

Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Salatiga seluas 2.350 m2. Pada

perkembangan berikutnya pada tahun 2013 membeli tanah sekitar lokasi

sekolah seluas 1.569 m2. Namun karena sesuatu hal pembangunannya

terkendala teknis, akhirnya diputuskan untuk mengembangkan di tempat lain

yang representatif yaitu di Grogol Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti

dengan luas tanah 5900 m2.

Bangunan fisik SD Muhammadiyah sudah berkali-kali direnovasi, baik

dari dana swadaya dan pribadi seperti dari Bapak H. Sugiyo, Bapak H. Abdul

Karim Oei Ching Hin (Bapak dari Ibu Dr. Oen Jos Sujoso), Bapak H.

Muhadi, dan lainnya, serta. proyek-proyek dari pemerintahan, khususnya

Pemerintah Daerah Kota Salatiga maupun dari kementrian pendidikana

nasional.

C. Total Quality Management dalam Pendidikan Sekolah Dasar

Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga

Konsep total quality manajement yang secara sederhana dapat dipahami

sebagai pengelolaan kualitas secara total lahir beberapa dasawarsa yang lalu,

yang pada permulaannya diperuntukan guna mengatasi berbagai

permasalahan di bidang bisnis dan industri. Konsep itu telah

diimplementasikan dengan sangat berhasil oleh dunia bisnis dan industri

Page 58: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

47

terutama di negara Jepang, yang kemudian juga diadopsi di belahan negara

lain. Di Indonesia, salah satu perusahaan yang pertama-tama menerapkan

manajemen kualitas adalah PT. Astra Internasional pada tahun 1981. Sejak

itu, penerapan TQM menjalar ke berbagai perusahaan swasta sampai ke

perusahaan badan usaha yang dimiliki oleh negara.

Kenapa Jepang menjadi pertama kalinya yang mengaplikasikan TQM.

Secara kontekstual pada akhir Perang Dunia II, Daming meninggalkan

pekerjaanya di pemerintahan dan mendirikan perusahaan konsultan yang pada

tahun 1947 bekerjasama dengan Departemen Luar Negeri yang mengirimnya

ke Jepang untuk mempersiapkan sensus nasional di negeri tersebut.

Sementara itu, para manajer Amerika mulai melupakan ajaran control kualitas

yang diberikan pada jaman perang dan mereka kembali pada gaya dan praktik

manajemen tradisional sebelum perang. Bersamaan itu, Deming yang terlibat

dalam metode control kualitas mendapatkan sambutan hangat dari Jepang

orang Jepang mengaitkan keberhasilan ekonomi mereka dengan metodologi

kualitas Dr. Deming.36

Sangat menarik bahwa konsep TQM ini kemudian ditelaah

kemungkinan penerapannya di dunia pendidikan dalam rangka meningkatkan

kualitas pendidikan. TQM adalah sistem pengendalian kualitas yang

didasarkan pada filosofi bahwa memenuhi kebutuhan pelanggan dengan

sebaik-baiknya adalah yang utama dalam setiap usaha. Untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan, budaya kerja yang mantap harus terbina dan

36

Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata

Langkah Penerapan, Terjemahan, Yosal Iriantara, Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2007, 7.

Page 59: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

48

berkembang dengan baik dalam diri setiap karyawan yang terlibat dalam

pendidikan itu. Motivasi, sikap, kemauan dan dedikasi adalah bagian

terpenting dari budaya kerja tersebut.

Disadari bahwa total quality management dalam konteks pendidikan

masih tergolong baru, hanya ada sedikit literatur yang memuat referensi

tentang hal ini sebelum tahun 1980-an. Inisiatif untuk menerapkan metode ini

berkembang lebih dahulu di Amerika baru kemudian di Inggris, namun baru

di awal 1990-an kedua negara tersebut betul-betul dilanda gelombang metode

ini. Ada banyak gagasan yang dihubungkan dengan kualitas juga

dikembangkan dengan baik oleh institusi-institusi pendidikan tinggi dan

gagasan-gagasan kualitas tersebut terus menerus diteliti dan

diimplementasikan di sekolah-sekolah.

Peningkatan kualitas menjadi semakin penting bagi institusi yang

digunakan untuk memperoleh kontrol yang lebih baik melalui usahanya

sendiri. Institusi-institusi harus mendemonstrasikan bahwa mereka mampu

memberikan pendidikan yang berkualitas pada peserta didik. Bagi setiap

institusi, kualitas adalah agenda utama dan meningkatkan kualitas merupakan

tugas yang paling penting. Walaupun demikian, sebagian orang ada yang

menganggap kualitas sebagai sebuah konsep yang penuh dengan teka-teki.

Kualitas dianggap sebagai suatu hal yang membingungkan dan sulit untuk

diukur. Kualitas dalam pandangan seseorang terkadang berbeda dengan

kualitas dalam pandangan orang lain. Sehingga tidak aneh jika ada dua pakar

Page 60: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

49

yang tidak memiliki kesimpulan yang sama tentang bagaimana cara

menciptakan institusi yang baik.

Seseorang bisa mengetahui kualitas ketika mengalaminya, tetapi tetap

merasa kesulitan ketika ia mencoba mendeskripsikan dan menjelaskannya.

Satu hal yang bisa diyakini adalah kualitas merupakan suatu hal yang

membedakan antara yang baik dan yang sebaliknya. Bertolak dari kenyataan

tersebut, kualitas dalam pendidikan akhirnya merupakan hal yang

membedakan antara kesuksesan dan kegagalan. Sehingga, kualitas jelas sekali

merupakan masalah pokok yang akan menjamin perkembangan sekolah dan

meraih status di tengah-tengah persaingan dunia pendidikan yang kian keras.

Strategi yang dikembangkan dalam penggunaan manajemen kualitas

terpadu dalam dunia pendidikan adalah; institusi pendidikan memposisikan

dirinya sebagai institusi jasa atau dengan kata lain menjadi industri jasa,

yakni institusi yang memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang

diinginkan oleh pelanggan. Jasa atau pelayanan yang diinginkan oleh

pelanggan tentu saja merupakan sesuatu yang berkualitas dan memberikan

kepuasan kepada mereka. Maka pada saat itulah dibutuhkan suatu sistem

manajemen yang mampu memberdayakan institusi pendidikan agar lebih

berkualitas.

Manajemen pendidikan berbasis Total Quality Management (TQM)

berlandaskan pada kepuasan pelanggan sebagai sasaran utama, baik

pelanggan dalam (internal customer) maupun pelanggan luar (external

customer). Dalam dunia pendidikan, yang termasuk pelanggan dalam adalah

Page 61: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

50

pengelola institusi pendidikan, guru, staff, dan penyelenggara institusi.

Sedangkan pelanggan luar adalah masyarakat, pemerintah dan dunia industri.

Jadi suatu institusi pendidikan disebut berkualitas apabila antara pelanggan

internal dan eksternal telah terjalin kupuasan atas jasa yang diberikan. Maka,

untuk memposisikan institusi pendidikan sebagai industri jasa, harus

memenuhi standar kualitas. Selain itu institusi dapat disebut berkualitas

dalam konsep TQM, harus memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.

Secara operasional, kualitas ditentukan oleh faktor terpenuhinya spesifikasi

yang telah ditentukan sebelumnya dan terpenuhinya spesifikasi yang

diharapkan menurut tuntutan dan kebutuhan pengguna jasa. Kualitas yang

pertama disebut quality in fact atau kualitas sesungguhnya dan quality in

perception atau kualitas persepsi.

Terdapat beberapa pokok operasional TQM dalam pendidikan yang

perlu diperhatikan; Pertama, continuous improvement atau perbaikan secara

terus menerus. Konsep ini mengandung pengertian bahwa pihak pengelola

senantiasa melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan secara terus

menerus untuk menjamin semua komponen penyelenggara pendidikan telah

mencapai standar kualitas yang diterapkan. Kedua, quality assurance atau

menentukan standar kualitas. Konsep ini digunakan untuk menetapkan

standar-standar kualitas dari semua komponen yang bekerja dalam proses

produksi atau transformasi lulusan institusi pendidikan.

Ketiga, konsep change of culture atau perubahan kultur. Konsep ini

bertujuan membentuk budaya organisasi yang menghargai kualitas dan

Page 62: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

51

menjadikan kualitas sebagai orientasi semua komponen organisasional.

Keempat, konsep upside-down organization atau perubahan organisasi. Jika

visi dan misi, serta tujuan organisasi sudah berubah atau mengalami

perkembangan, maka sangat dimungkinkan terjadinya perubahan organisasi.

Perubahan organisasi ini bukan berarti perubahan wadah organisasi,

melainkan sistem atau struktur organisasi yang melambangkan hubungan-

hubungan kerja dan kepegawaian dalam organisasi, yang menyangkut

perubahan kewenangan, tugas-tugas dan tanggung jawab. Kelima, konsep

keeping close to the customer atau mempertahankan hubungan dengan

pelanggan. Oleh karena organisasi pendidikan menghendaki kepuasan

pelanggan, maka perlunya mempertahankan hubungan baik dengan

pelanggan menjadi sangat penting.

Secara sederhana, total quality management dalam dunia pendidikan,

memandang pendidikan sebagai jasa, dan usaha lembaga pendidikan sebagai

industri jasa dan bukan sekedar proses produksi. TQM berbicara tentang

pelanggan-pelanggan yang mempunyai berbagai kebutuhan, dan tentang

bagaimana memuaskan para pelanggan tersebut. Pendapat yang mengatakan

bahwa lulusan adalah produk pendidikan dinilai mempunyai kelemahan-

kelemahan dasar, karena lulusan adalah individu yang perilaku dan

perbuatannya sesungguhnya bukan hanya dipengaruhi ilmu dan keterampilan

yang diperolehnya selama pendidikan, melainkan juga oleh berbagai faktor

lain, seperti motivasi belajar, sikap dan latar belakang keluarga serta

pengaruh lingkungan. Oleh sebab itu, TQM menganggap produk pendidikan

Page 63: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

52

sebagai industri jasa pada hakekatnya adalah jasa dalam bentuk pelayanan

yang diberikan oleh pengelola pendidikan beserta seluruh karyawan kepada

para pelanggan sesuai dengan standar kualitas tertentu.

Karena jasa pendidikan adalah pelayanan yang diberikan kepada para

pelanggan untuk memenuhi kebutuhan mereka, maka kualitas jasa pendidikan

itu haruslah sesuai dengan atau melebihi kebutuhan itu. Dengan demikian,

kualitas jasa pendidikan adalah bersifat relatif. Dengan kata lain kualitas jasa

pendidikan adalah baik dan memuaskan jika sesuai dengan atau melebihi

kebutuhan pelanggan bersangkutan. Namun demikian, kualitas tersebut dapat

diukur secara kualitatif. Beberapa indikator lunak seperti rasa kepedulian dan

perhatian terhadap kebutuhan para pelanggan dapat dipergunakan. Disamping

itu, tingkat kepuasan para pelanggan setelah menerima jasa pendidikan juga

dapat merupakan indikator penting.

Total Quality Management dalam dunia pendidikan adalah cara

mengelola lembaga pendidikan berdasarkan filosofi bahwa peningkatan

kualitas harus diadakan dan dilakukan oleh semua unsur lembaga sejak dini

secara terpadu dan berkesinambungan sehingga pendidikan sebagai jasa yang

berupa proses pembudayaan sesuai dengan dan bahkan melebihi kebutuhan

para pelanggan baik masa kini maupun masa yang akan datang. Dengan

pendekatan TQM pendidikan akan dapat dihasilkan lulusan yang berkualitas,

menjaga kualitas serta selalu meningkatkan kualitas secara

berkesinambungan.

Page 64: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

53

Dalam kondisi yang sangat problematis, pendidikan mesti dipandang

sebagai sebuah sistem yang secara tidak sederhana sulit dipahami oleh para

professional pendidikan. Umumnya orang yang bekerja dalam bidang

pendidikan memulai perbaikan sistem tanpa mengembangkan pemahaman

yang penuh atas cara system tersebut bekerja. Dalam sebuah analisa rinci atas

perguruan tinggi di Inggris belum lama ini, ternyata cukup mengejutkan.

Perguruan tinggi itu tak punya catatan tertulis mengenai proses atau prosedur

kerja. Fungsi-fungsi bisa berjalan lantaran memang selalu dijalankan. Hanya

dengan memandang pendidikan sebagai sebuah sistem mka para professional

pendidikan dapat mengiliminasi pemborosan dari pendidikan dan dapat

memperbaiki kualitas setiap proses pendidikan.37

37

Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata

Langkah Penerapan, Terjemahan, Yosal Iriantara …, 13.

Page 65: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

54

BAB III

IMPLIKASI DAN HASIL CAPAIAN

DARI REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

D. Strategi dan Pencapaian Pendidikan Berbasis Total Quality Management

Total Quality Management merupakan metodologi yang dapat

membantu para profesional pendidikan dalam menjawab berbagai macam

tantangan dan problematika sistem pendidikan, sekaligus dapat dipergunakan

untuk mengurangi rasa takut dan meningkatkan kepercayaan dilingkungan

sekolah. Total Quality Management dapat dijadikan sebagai perangkat untuk

membangun aliansi pendidikan, bisnis, dan pemerintahan. Aliansi pendidikan

memastikan bahwa para profesional sekolah atau wilayah memeberikan

sumber daya yang dibutuhkan untuk mengembangkan program-program

pendidikan, dapat memberikan fokus pada pendidikan dan masyarakat. TQM

membentuk infrastruktur yang fleksibel yang dapat memberikan respon yang

cepat terhadap perubahan tuntutan masyarakat sekaligus dapat membantu

pendidikan menyesuaikan diri dengan keterbatasan dana dan waktu. TQM

dapat memudahkan sekolah mengelola perubahan.

Jika TQM memiliki relevansi dalam pendidikan dan dijadikan sebagai

role model, maka ia harus memberi penekanan pada kualitas pelajar. Hal itu

tidak akan terwujud jika TQM tidak memberi kontribusi yang substansial

bagi mutu dalam pendidikan. Pada saat sebagian besar institusi pendidikan

Page 66: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

55

dituntut untuk mengerjakan lebih baik lagi, penting baginya untuk

memfokuskan diri pada aktivitas utama pembelajaran.

Institusi pendidikan yang menggunakan prosedur kualitas terpadu harus

menangkap secara serius isu-isu tentang gaya dan kebutuhan pembelajaran

untuk menciptakan strategi individualisasi dan diferensiasi dalam

pembelajaran. Pelajar adalah pelanggan utama, dan jika model pembelajaran

tidak memenuhi kebutuhan individu masing-masing mereka, maka itu berarti

bahwa institusi tersebut tidak dapat mengklaim bahwa ia telah mencapai

kualitas terpadu.

Institusi pendidikan juga perlu menggunakan hasil pengawasan formal

untuk menetapkan keabsahan program-programnya. Institusi pendidikan

harus siap untuk melakukan langkah-langkah perbaikan terhadap kinerja

pelajar yang belum sesuai dengan harapan dan keinginan mereka.

Sebagaimana yang diketahui oleh para guru, hal ini bukan hal yang mudah.

Karena hal ini bisa saja menjadi pengalaman emosional dan dapat membawa

perubahan yang tidak terduga. Perlunya langkah-langkah perbaikan yang

bertujuan untuk memberikan motivasi dan pengalaman praktek kepada para

pelajar tentang penggunaan TQM yang dapat menyesuaikan diri dalam situasi

apapun.

Transformasi menuju sekolah berbasis TQM diawali dengan

mengadopsi dedikasi bersama terhadap kualitas oleh dewan sekolah,

administrator, staf, siswa, guru dan komunitas. Prosesnya dapat diawali

dengan mengembangkan visi dan misi kualitas untuk wilayah dan setiap

Page 67: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

56

sekolah. Visi kualitas difokuskan pada pemenuhan kebutuhan pengguna,

mendorong keterlibatan total komunitas dalam program, mengembangkan

sistem pengukuran nilai tambah pendidikan, menjunjung sistem yang

diperlukan staf dan siswa untuk mengelola perubahan, serta perbaikan

berkelanjutan dengan selalu berupaya keras membuat produk pendidikan

menjadi lebih baik.38

Pada prinsipnya, sekolah sebagai satuan pendidikan tidak akan menjadi

berkualitas baik atau unggul dengan sendirinya, melainkan melalui berbagai

proses dan upaya peningkatan kualitas pendidikannya. Seluruh elemen

sekolah, kepala sekolah, guru, karyawan, dan stakeholders lainnya berusaha

melakukan sesuatu, untuk mengubah sekolahnya menjadi lebih baik.

Sehingga bilamana ada sekolah yang baik, di samping banyak sekolah yang

tidak baik maka dapat diamati bagaimana sekolah yang baik itu melakukan

sebagai program peningkatan kualitas, berbagai perubahan, atau berbagai

pembaruan.39

Peningkatan kualitas pendidikan di sekolah akan terjadi secara efektif

bilamana sekolah itu dikelola melalui manajemen yang tepat. Selama ini

peningkatan kualitas pendidikan cenderung melalui manajemen yang

sentralistik. Begitu banyak program peningkatan kualitas pendidikan sekolah

ditetapkan dan diupayakan secara sentralistik. Peningkatan kualitas sekolah

banyak menemui berbagai kendala, karena selain sentralistik, tidak sesuai

38

Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata

Langkah Penerapan, Terjemahan, Yosal Iriantara ..., 11. 39

Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar dari Sentralisasi Menuju

Desentralisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2012, 35.

Page 68: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

57

dengan kondisi sekolah juga tidak dibarengi dengan upaya-upaya dari sekolah

yang bersangkutan. Peningkatan kualitas sekolah akan terjadi bilamana ada

kemauan dan prakarsa dari semua elemen sekolah, atau dapat saja kemauan

itu terlahir dari bawah, di mana kepala sekolah, guru kelas, orang tua siswa,

komite sekolah sama-ama memiliki kemauan dan bekerja keras berupaya

mengembangkan program-program peningkatan kualitas pendidikan di

sekolahnya.

Tentang terminologi strategi, Wina Sanjaya mengartikan sebagai

perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ia pun menemukan banyak dan

mengutip dari beberapa tokoh praktisi pendidikan, misalnya Kemp

menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran

yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai

secara efektif dan efisien. Dari pendapat tersebut, Dick and Carey juga

menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu seting materi dan

prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk

menimbulkan hasil belajar pada siswa.40

Beberapa pengertian di atas dapat diambil benang merah bahwa strategi

pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan atau proses rangkaian

kegiatan yang termasuk di dalamnya metode dan pemanfaatan berbagai

sumber daya dan sumber kekuatan dalam pembelajaran. Artinya bahwa dalam

40

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:

Prenada Media, 2008, 196.

Page 69: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

58

penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja

belum sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu,

sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai

fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian

tujuan. Namun sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang

dapat diukur keberhasilannya.

Lebih jauh Sanjaya menekankan bahwa terdapat berbagai strategi

pembelajaran yang dapat dilakukan oleh seorang guru; Pertama, strategi

pembelajaran ekspositori. Kedua, strategi pembelajaran inquiry. Ketiga,

strategi problem solving, pembelajaran berbasis masalah. Keempat, strategi

pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir.41

Konsep dan prinsip penggunaan strategi ekspositori adalah strategi

pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara

verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar

siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi pembelajaran

ekspositori akan berjalan secara efektif apabila pendidik menyampaikan

bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan dan harus dipelajari

siswa.

Strategi inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang

menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan

menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses

berpikir itu sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses

41

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan …, 196.

Page 70: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

59

berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan

siswa. Strategi pembelajaran ini sering dinamakan strategi heuristic,

pencarian dan penemuan. sekaligus berarti saya mencari dan saya

menemukan. Beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran

inquiry; Pertama, strategi inquiry menekankan kepada aktivitas siswa secara

maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri

menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Kedua, seluruh aktivitas yang

dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri

dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan

sikap percaya diri.

Strategi berbasis masalah atau problem solving bersandarkan kepada

asumsi bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya

pengalaman. Belajar bukan semata-mata proses menghafal sejumlah fakta,

tetapi suatu proses interkasi secara sadar antara individu dengan

lingkungannya. Melalui proses ini sedikit demi sedikit siswa akan

berkembang secara utuh, yang berarti bahwa, perkembangan siswa tidak

hanya terjadi pada aspek kognitif, melainkan juga aspek afeksi dan

psikomotor melalui penghayatan secara internal atas problema yang dihadapi.

Dalam penerapan strategi ini, tenaga pendidik memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menentukan topik masalah, walaupun sebenarnya guru

sudah mempersiapkan apa yang harus dibahas. Proses pembelajaran

diarahkan agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan

logis.

Page 71: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

60

Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan

strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa.

Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada

siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep

yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan

memanfaatkan pengalaman siswa. Model strategi pembelajaran peningkatan

kemampuan berpikir adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada

pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau

pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajarkan.

Untuk memberikan gambaran awal sederhana mengenai Sekolah Dasar

Muhammadiayah Plus Kota Salatiga dalam menerapkan strategi

pembelajarannya dapat digambarkan secara sekilas; menggunakan kurikulum

KTSP. Kegiatan setiap pagi untuk mengantarkan siswa menuju dimulainya

pelajaran di kelas melalui Morning Activity dengan sebutan Emsori (Empat

Solusi Sehari) dalam bentuk; melaksanakan shalat dhuha, menghafal al-

Quran, menghafal hadits yaumiyah, Iqra dan Latihan Soal.

Proses pembelajaran dalam bentuk kegiatan outing class (pembelajaran

di luar kelas) yang disesuaikan dengan materi ajar. Sementara outing class

dalam bentuk field trip dalam kota, sementara field trip luar kota diadakan di

akhir tahun yang disesuaikan dengan tingkatan kelas. Untuk membentuk

karakter psikomotorik diberlakukan Sistem Poin, Reward dan Home Visit.

Sistem poin diberlakukan untuk membangun, menumbuhkan, mendidik

kemandirian, kedisiplinan, dan tanggungjawab siswa. Reward, berupa bintang

Page 72: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

61

diberikan pada siswa untuk memberi semangat dan motivasi, sementara

kegiatan home visit atau pemanggilan orang tua ke sekolah adalah strategi

untuk membangun kebersamaan tanggung jawab dan perhatian dalam

menjalankan proses pembelajaran.

Mukti Ali menjelaskan dalam bukunya Komunikasi Antarbudaya dalam

Tradisi Agama Jawa, bahwa bagi siapapun, mendidik bukan merupakan hal

yang mudah, bukan pekerjaan yang dapat dilakukan secara sederhana bahkan

serampangan. Mendidik anak sama kedudukannya dengan kebutuhan pokok

dan keharusan untuk dipenuhi oleh setiap keluarga. Bahkan mendidik anak

merupakan tugas yang harus dan mesti dilakukan oleh setiap orang tua, anak

merupakan sebaik-baiknya hadiah dan warisan, anak lebih dari hadiah atau

warisan dalam bentuk material duniawi.42

E. Teknik dan Langkah Penerapan TQM

Untuk dapat menerapkan TQM pada Pendidikan diperlukan beberapa

konsep dasar, teknik dan langkah-langkah penerapannya, antara lain:

a) Memfokuskan pada hasil Pendidikan (out put)

b) Kepemimpinan dalam Sekolah mendukung pelaksanaan filosof TQM.

c) Budaya Sekolah (yaitu budaya Sekolah yang berorentasi mutu).

d) Komunikasi yang efektif antar seluruh personil dalam Sekolah maupun

antara para personil sekolah dengan Wali Murid/Peserta didik.

42

Mukti Ali, Komunikasi Antarbudaya dalam Tradisi Agama Jawa, Yogyakarta: Pustaka

Ilmu, 2017, 153.

Page 73: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

62

e) Pengetahuan atau keahlian Pendidik (Guru) dalam melaksanakan filosofi

TQM.

f) Tanggung jawab para Pendidik.

g) Manajemen berdasarkan data dan fakta.

h) Sudut pandang jangka panjang.

Untuk keberhasilan dalam meningkatkan prestasi maka perlu

diwujudkan pembelajaran yang efektif, di mana perilaku guru, dan juga

dalam batasan tertentu siswa, dirumuskan, karena sekolah-sekolah

Muhammadiyah memegang sebuah teori apabila guru melaksanakan perilaku

yang dibakukan, maka siswa akan mencapai prestasi yang telah ditentukan

pula.

Selain itu, guna memperkuat strategi pembelajarannya. SD

Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga menjadikan ekstrakulikuler sebagai

penopang kualitas pembelajaran, dan sekaligus menjadi penting dan sangat

strategis dalam membangun kualitas pendidikan di Sekolah Dasar

Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. Ekstrakulikuler adalah kegiatan yang

dilakukan di sekolah untuk menunjang program pengajaran. Suharsimi

Arikunto mendefinisikan ekstrakulrikuler sebagai kegiatan tambahan diluar

struktur program yang pada umumnya merupakan program pilihan.43

Ekstrakurikuler juga dapat diartikan sebagai kegiatan di luar mata pelajaran

dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai

43

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Bumi

Aksara, 2006, 47.

Page 74: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

63

dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang

secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang

berkemampuan dan berwenag di sekolah. Sekolah sebagai instansi yang

memiliki peran untuk mendidik anak-anak sekaligus dapat membantu peserta

didik tersebut dalam mengisi waktu luangnya dengan kegiatan positif.

Sekolah perlu memeberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan non-akademis, di samping peran pokoknya

sebagai lembaga akademik.

Inti dari kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk mengembangkan

kepribadian peserta didik, melalui berbagai macam kegiatan-kegiatan sesuai

dengan yang dibutuhkan peserta didik dengan kesiapan lembaga pendidikan

tersebuta. Kegiatan-kegiatan tersebut bisa dalam bentuk olah raga, kesenian,

keagamaan, sain, dan lain sebagainya. Dalam konteks Pendidikan Nasional,

semua cara, kondisi, dan peristiwa dalam kegiatan ekstrakurikuler, sebaiknya

diarahkan pada kesadaran nilai-nilai universal, sehingga program

ekstrakurikuler dikembangkan secara integral baik dalam pengalaman fisik

psikis, maupun integral dalam mencapai tahapan perkembangan intelektual

maupun sosial.

Kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kemampuan

dan kreativitas peserata didik sesuai dengan potensi, bakat, dan minat, serta

mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik,

mengembangkan suasana rilaksasi, menyenangkan, menggembirakan peserta

Page 75: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

64

didik untuk menunjang pemumbuhkembangan eksistensi diri dari setiap

peserta didik.

Kegiatan ekstrakurikuler/ pengembangan diri:

a) Budi Pekerti

Dasar: SK Kepala SD Muhammadiyah (Plus) nomor: Nomor:

016.a/E.12/SDM-P/VIII/2013 tanggal 8 Juli 2013. Tujuannya adalah

membiasakan perilaku dengan budi pekerti yang luhur sesuai dengan nilai-

nilai agama Islam, dalam kehidupan sehari-hari.

b) Gerakan Pramuka

Dasar: Keputusan Presiden RI Nomor 104 tahun 2004 tentang

pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka dan Keputusan Ketua Kwartir

Nasional Gerakan Pramuka No. 086 tahun 2005 tentang Anggaran Rumah

Tangga Gerakan Pramuka. Tujuan: (pasal 4 ART Gerakan Pramuka):

membentuk kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan yang beriman

dan bertaqwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi, membentuk

sikap dan perilaku yang positif, menguasai keterampilan dan kecakapan serta

memiliki ketahanan mental, moral spiritual, emosional, sosial, intelektual dan

fisik sehingga dapat menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia yang

percaya kepada kemampuan sendiri, dan sanggup dan mampu

mengembangkan dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas

pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.

c) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan Program Dokter Kecil

Page 76: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

65

Dasar: Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,

Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri RI,

No.319/Men Kes RI/1984 tentang Pokok Kebijakan Pembinaan dan

Pengembangan UKS. Tujuan UKS agar peserta didik memiliki pengetahuan,

sikap dan keterampilan untuk berperilaku hidup sehat. Tujuan Program

Dokter Kecil, agar peserta didik: a) Dapat mendorong dirinya sendiri dan

orang lain untuk dapat hidup sehat, b) Dapat membina teman dan berperan

sebagai promotor dan motivator dalam menjalankan usaha kesehatan terhadap

diri sendiri, c) Dapat membantu guru, keluarga, masyarakat di sekolah dan di

luar sekolah.Bimbingan dan Konseling

d) Bimbingan Belajar

Dasar: Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan.

Tujuan adanya perpustakaan yaitu memfasilitasi, memperkaya, dan

meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, serta mendorong hasratdan

kebiasan membaca seluruh warga sekolah sehingga tercipta masyarakat

belajar (learning society) dan melatih peserta didik untuk menjadi pustakawan

yang bertanggung jawab.

e) Seni Tari

Dasar SK Kepala SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Nomor:

004.a/E.12/SDM-P/VIII/2013 tanggal 8 Juli 2013. Tentang Penetapan

Pengembangan Diri Peserta Didik. Tujuan dari ekstrakulikuler seni tari

adalah: a) Menggali bakat siswa dalam bidang seni tari, b) meyalurkan bakat

dan minat siswa terhadap seni tradisional (seni tari), c) membangkitkan jiwa

Page 77: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

66

seni siswa terhadap seni tradisional khususnya seni tari, d) mempersiapkan

siswa dalam bidang seni tari untuk momen-momen kejuaraan tertentu, e)

membekali siswa terhadap keterampilan seni, khususnya seni tari.

f) Band Kids

Dasar SK Kepala SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Nomor:

005.a/E.12/SDM-P/VIII/2013 tanggal 8 Juli 2013. Tujuannya adalah a)

menggali bakat siswa dalam bidang musik dan menyalurkan bakat dan minat

pada musik, b) menyalurkan bakat dan minat siswa terhadap seni Islami,

meningkatkan keimanan siswa dan ketaqwaan siswa melalui seni.

g) Robotika

Dasar SK Kepala SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Nomor:

007.a/E.12/SDM-P/VIII/2013 tanggal 8 Juli 2013. Tentang Penetapan

Pengembangan Diri Peserta Didik. Tujuannya adalah : a) menggali bakat

siswa dalam bidang teknologi, b) menyalurkan bakat dan minat siswa

terhadap teknologi robotika, c) mempersiapkan siswa dalam perkembangan

teknologi, d) membekali siswa terhadap kemajuan teknologi.

h) Olimpiade MIPA

Dasar SK Kepala SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Nomor:

008.a/E.12/SDM-P/VIII/2013 tanggal 8 Juli 2013. Tentang Penetapan

Pengembangan Diri Peserta Didik. Tujuannya adalah memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dalam

MIPA dan menyalurkan bakat dan minat siswa MIPA.

i) Klub Bahasa

Page 78: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

67

Dasar SK Kepala SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Nomor:

009.a/E.12/SDM-P/VIII/2013 tanggal 8 Juli 2013. Tentang Penetapan

Pengembangan Diri Peserta Didik. Tujuannya adalah : a) menggali bakat

siswa dalam bidang bahasa Inggris, b) menyalurkan bakat dan minat siswa

terhadap bahasa Inggris, dan c) membekali siswa terhadap era globalisasi.

j) Marching Band

Dasar SK Kepala SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Nomor:

009.a/E.12/SDM-P/VIII/2013 tanggal 8 Juli 2013. Tentang Penetapan

Pengembangan Diri Peserta Didik. Tujuannya adalah menggali bakat siswa

dalam drum banddan menyalurkan bakat dan minat pada drum band.

k) Seni Bela Diri “Tapak Suci”

Dasar SK Kepala SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Nomor:

010.a/E.12/SDM-P/VIII/2013 tanggal 8 Juli 2013. Tentang Penetapan

Pengembangan Diri Peserta Didik. Tujuannya adalah : a) menggali bakat

siswa dalam bidang seni bela diri, b) menyalurkan bakat dan minat siswa

terhadap seni olah raga bela diri, dan c) membekali siswa supaya kuat jiwa

dan raga.

l) Teknologi Informatika dan Komputer

Dasar SK Kepala SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Nomor:

011.a/E.12/SDM-P/VIII/2013 tanggal 8 Juli 2013. Tentang Penetapan

Pengembangan Diri Peserta Didik. Tujuannya adalah : a) menggali bakat

siswa dalam bidang teknologi informatika dan komputer, b) menyalurkan

Page 79: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

68

bakat dan minat siswa dalam teknologi informatika dan komputer, dan c)

membekali siswa terhadap era globalisasi.

m) Khitobah

Dasar SK Kepala SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Nomor:

012.a/E.12/SDM-P/VIII/2013 tanggal 8 Juli 2013. Tentang Penetapan

Pengembangan Diri Peserta Didik. Tujuannya adalah :a) menggali bakat

siswa dalam bidang khitobah, b) menyalurkan bakat dan minat siswa dalam

khitobah, dan c) membekali siswa pada kemampuan dasar hubungan

intrapersonal.

n) Menggambar

Dasar SK Kepala SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Nomor:

013.a/E.12/SDM-P/VIII/2013 tanggal 8 Juli 2013. Tentang Penetapan

Pengembangan Diri Peserta Didik. Tujuannya adalah menggali bakat siswa

dalam bidang seni rupa dan menyalurkan bakat dan minat siswa pada seni

rupa.

o) Murotal

Dasar SK Kepala SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Nomor:

014.a/E.12/SDM-P/VIII/2013 tanggal 8 Juli 2013. Tentang Penetapan

Pengembangan Diri Peserta Didik. Tujuannya adalah menggali bakat siswa

dalam bidang seni baca al quran secara murotal dan menyalurkan bakat dan

minat siswa pada kemampuan baca quran secara murotal.

1) Kegiatan Pembiasaan

Page 80: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

69

Kegiatan pembiasaan dikelompokkan menjadi dua yaitu pembiasaan

rutin dan pembiasaan program. Pembiasaan rutin meliputi: 1) mengucap

salam dan berjabat tangan, 2) sholat Dhuha, 3) tadarus Al Quran, 4) sholat

berjamaah dhuhur, 5) upacara bendera, 6) berdoa sebelum dan sesudah

makan, dan berdoa sebelum dan sesudah belajar.

Pembiasaan terprogram meliputi: 1) pesantren ramadhan, 2) bakti

sosial, 3) pelaksanaan idul qurban, 4) zakat fitrah, dan 5) pelaksanaan

manasik haji.

2) Kegiatan Keteladanan

Kegiatan keteladaan di SD Muhammadiyah Plus Salatiga meliputi: 1)

pembinaan ketertiban pakaian seragam, 2) pembinaan kedisiplinan, 3)

penanaman budaya minat baca, 4) penanaman budaya bersih, 5) penanaman

budaya lingkungan hijau, dan peringatan Hari bumi dan lingkungan hidup.

3) Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme

Kegiatan nasionalisme dan patriotisme di SD Muhammadiyah Plus

Salatiga memiliki tujuan mengenalkan dan mempraktikkan tentang

nasionalisme dan patriotisme. Beberapa peringatan yang dilaksanakan di SD

Muhammadiyah Plus Salatiga adalah peringatan hari kemerdekaan RI, hari

pahlawan, dan hari pendidikan nasional.

4) Pembinaan dan Bimbingan

Pembinaan dan bimbingan bertujuan untuk meningkatkan prestasi

siswa terutama dilaksanakan untuk siswa berprestasi, peserta lomba

olimpiada MIPA, dan dokter kecil.

Page 81: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

70

5) File Trip, Outdoor Learning, dan Training

Beberapa kegiatan file trip, outdoor learning, dan training atau

kunjungan belajar telah dilaksanakan dalam pembelajaran di SD

Muhammadiyah Plus Salatiga diantaranya kunjungan belajar (study tour) ke

Pabrik Nissin, Jamu Jago, Nyonya Mener pengrajin batik Surakarta, dan

disesuaikan dengan tema pelajaran dan pengenalan mode transportasi darat

dan udara ke Jakarta naik pesawat terbang. Kemudian pendidikan karakter

yang diajarkan sesuai dengan 18 kriteria pendidikan karakter dan pendidikan

anti korupsi di masukkan dalam pembelajaran Pkn

6) Komunikasi dan Kerjasama dengan Pihak Luar

Sementara ini kerjasama dengan pihak luar belum maksimal karena

hanya mencakup kerjasama dengan lembaga-lembaga negeri maupun swasta

dan masyarakat yang ada di sekitar Salatiga dan Jawa Tengah. Contohnya

seperti kerjasama dengan Dealer Honda dan Smartfrend dalam acara tajil

gembira pada bulan Ramadhan, kerjasama dengan Bank BTN untuk

memfasilitasi peserta didik dalam menabung, menjalin kerjasama dengan

sekolah internasional Mountain View, study banding ke sekolah-sekolah di

sekitar Jawa Tengah seperti ke SD Muhammadiyah Sapen dan SD

Muhammadiyah Mutual Magelang. kerjasama dengan masyarakat sekitar

Salatiga dalam acara bakti sosial, kerjasama dengan DISDIKPORA, UPTD,

PUSKESMAS, KODIM, POLRES, STAIN, UKSW dan kerjasama-kerjasama

lain untuk menunjang peningkatan mutu sekolah.

Page 82: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

71

Dari data yang didapat banyak faktor yang mendorong siswa untuk ikut

dan terlibat dalam berbagai bentuk kegiatan ekstrakurikuler tersebut berdasar

pada wawancara yang peneliti lakukan

F. Kecukupan Fasilitas Sarana dan Prasarana Pendukung Kualitas

Pendidikan

Di Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga, semua fasilitas

tersedia untuk layanan bagi siswa, baik layanan dalam proses pembelajaran

maupun layanan diluar proses pembelajaran.

Dari hasil observasi dan wawancara kepada Waka sarpras Sekolah

Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga, penulis memperoleh data dan

penjelasan bahwa, fasilitas di Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota

Salatiga dibagi menjadi dua, yaitu:44

a. Fasilitas KBM

Fasilitas KBM merupakan fasilitas yang dimaksudkan sebagai

penunjang pokok/primer pada proses KBM yang berlangsung di

Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga guna kelancaran

dan suksesnya proses KBM, yang meliputi:

1) Ruang Kelas

2) Kursi

3) Meja

44

Observasi dan wawancara, Tentang Fasilitas Sekolah, Pada hari Senin-Rabu, 20-22

Pebruari 2017, Pukul. 09.00-13.00 WIB.

Page 83: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

72

4) LCD

5) Proyektor

6) TV

7) DVD Player

8) Wite Bord

9) Komputer

10) Buku

11) Perpustakaan

12) Taman belajar

13) Jaringan Internet (wi-fi) (khusus pembelajaran)

14) Laboratorium

15) Ruang Praktik

b. Fasilitas Umum

Fasilitas umum merupakan bentuk layanan yang diberikan kepada

peserta didik Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga

yang menjadi penunjang skunder bagi kesuksesan proses KBM, yang

meliputi:

1) Layanan tata usaha yang prima

2) Layanan Bimbingan dan Konseling

3) Koperasi siswa

4) Kantin

5) Taman bermain

6) Bank siswa

Page 84: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

73

7) Ruang UKS

8) Mobil sekolah

9) Penyediaan seragam

10) Fasilitas makan siang

11) Kegiatan ekstrakurikuler (Pramuka, Dokter Kecil, Seni, Komputer,

Drum bend, Bahasa asing, Jurnalistik, khitobah)

G. Faktor yang Menghambat TQM

Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan kegagalan dalam

penerapan TQM, yaitu sebagai berikut:

Pertama, Delegasi dan kepemimpinan yang tidak baik dari manajemen.

Inisiatif upaya perbaikan kualitas secara berkesinambungan sepatutnya

dimulai dari pihak manajemen di mana mereka harus terlibat secara langsung

dalam pelaksanaannya. Bila tanggung jawab tersebut didelegasikan kepada

pihak lain (misalnya kepada pakar yang digaji) maka peluang terjadinya

kegagalan sangat besar.

Kedua, Team mania. Organisasi perlu membentuk beberapa tim yang

melibatkan semua karyawan. Untuk menunjang dan menumbuhkan kerja

sama dalam tim, paling tidak ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama,

baik pimpinan, guru maupun karyawan harus memiliki pemahaman yang baik

terhadap perannya masing-masing. Para guru perlu mempelajari cara menjadi

pendidik yang efektif, sedangkan karyawan perlu mempelajari cara menjadi

anggota tim yang baik. Kedua, organisasi sekolah harus melakukan

Page 85: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

74

perubahan budaya supaya kerja sama tim tersebut dapat berhasil. Apabila

kedua hal tersebut tidak dilakukan sebelum pembentukan tim, maka hanya

akan timbul masalah, bukannya pemecahan masalah. .

Ketiga, Proses penyebarluasan (deployment). Ada organisasi yang

mengembangkan inisiatif kualitas secara berbarengan mengembangkan

rencana untuk menyatukannya ke dalam seluruh elemen organisasi (misalnya:

perangkat pembelajaran, sarana media, dan lain-lain). Seharusnya

pengembangan inisiatif tersebut juga melibatkan para pimpinan, karyawan,

pemasok barang, dan lainnya, karena usaha itu meliputi pemikiran mengenai

struktur, nilai/penghargaan, pengembangan keterampilan, keahlian, dan

kesadaran.

Keempat, Menggunakan pendekatan yang terbatas dan dogmatis. Ada

pula organisasi sekolah yang hanya menggunakan pendekatan Deming,

pendekatan Juran, atau pendekatan Crosby dan hanya menerapkan prinsip-

prinsip yang ditentukan di situ. Padahal tidak ada satu pun pendekatan yang

disarankan oleh ketiga pakar tersebut maupun pakar-pakar kualitas lainnya

yang merupakan satu pendekatan yang cocok untuk segala situasi. Bahkan

pakar kualitas mendorong organisasi sekolah untuk menyesuaikan program-

program kualitas dengan kebutuhan mereka masing-masing.

Kelima, Harapan yang terlalu berlebihan dan tidak realistis. Bila hanya

mengirim guru untuk mengikuti suatu pelatihan selama beberapa hari, bukan

berarti telah membentuk keterampilan mereka. Masih dibutuhkan waktu

untuk mendidik, mengilhami, dan membuat para guru sadar akan pentingnya

Page 86: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

75

kualitas. Selain itu dibutuhkan waktu yang cukup lama pula untuk

mengimplementasikan perubahan-perubahan proses baru, bahkan seringkali

perubahan tersebut memakan waktu yang sangat lama untuk sampai terasa

pengaruhnya terhadap peningkatan kualitas dan daya saing pendidikan pada

sekolah.

Keenam, Empowerment yang bersifat prematur. Banyak sekolah yang

kurang memahami makna pemberian empowerment kepada para guru dan

karyawan. Mereka mengira bahwa guru dan karyawan telah dilatih dan diberi

wewenang baru dalam mengambil suatu tindakan, maka para guru dan

karyawan tersebut akan dapat menjadi self-directed dan memberikan hasil-

hasil positif. Seringkali dalam praktik, guru dan karyawan tidak tahu apa

yang harus dikerjakan setelah suatu pekerjaan diselesaikan. Oleh karena itu

sebenarnya mereka membutuhkan sasaran dan tujuan yang jelas sehingga

tidak salah dalam melakukan sesuatu.

Page 87: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

76

BAB IV

REKONTRUKSI PENDIDIKAN

DENGAN PENDEKATAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

SEBAGAI STAKEHOLDER TERHADAP MUTU AKADEMIK

A. Kepuasan Tentang Perilaku Anak di Rumah/Masyarakat dan Aplikasi

Materi Belajar dengan Lingkungan

Pengertian secara umum mengenai kepuasan atau ketidakpuasan

konsumen merupakan hasil dari adanya perbedaan-perbedaan antara harapan

konsumen dengan kinerja yang dirasakan oleh konsumen tersebut. Dari

beragam definisi kepuasan konsumen yang telah diteliti dan didefinisikan

oleh para ahli pemasaran, dapat disimpulkan bahwa kepuasan konsumen

merupakan suatu tanggapan perilaku konsumen berupa evaluasi purna beli

terhadap suatu barang atau jasa yang dirasakannya (kinerja produk)

dibandingkan dengan harapan konsumen.

Kepuasan konsumen ini sangat tergantung pada persepsi dan harapan

konsumen itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan

harapan konsumen ketika melakukan pembelian suatu barang atau jasa adalah

kebutuhan dan keinginan yang dirasakan oleh konsumen tersebut pada saat

melakukan pembelian suatu barang atau jasa, pengalaman masa lalu ketika

mengkonsumsi barang atau jasa tersebut serta pengalaman teman-teman yang

telah mengkonsumsi barang atau jasa tersebut dan periklanan. Didalam

lingkungan yang kompetitif, indikator yang dapat menunjukkan kepuasan

konsumen adalah apakah konsumen tersebut akan membeli kembali dan

menggunakan produk tersebut diwaktu yang akan datang.

Page 88: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

77

Kepuasan menurut Kotler dan Armstrong (2001:9) bahwa kepuasan

konsumen atau pengguna adalah sejauh mana anggapan kinerja produk

memenuhi harapan pembeli. Bila kinerja produk lebih rendah ketimbang

harapan pelanggan, maka pembelinya merasa puas atau amat gembira.

Zeithmal dan BiTonier (2003) mengemukakan bahwa kepuasan adalah

konsep yang jauh lebih luas dari hanya sekedar penilaian kualitas pelayanan,

namun juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang dapat dijelaskan sebagai

berikut: Pertama, kualitas pelayanan atau jasa, yaitu konsumen akan merasa

puas apabila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan

yang diharapkan. Kedua, kualitas produk yang ditandai konsumen akan

merasa puas apabila hasil mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka

gunakan berkualitas. Ketiga, harga, yaitu produk yang mempunyai kualitas

yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan

nilai yang lebih tinggi kepada konsumen. Keempat, faktor situasi yang

menunjukan keadaan atau kondisi yang dialami oleh konsumen. Kelima,

faktor pribadi dari konsumen, yaitu karakteristik konsumen yang mencakup

kebutuhan pribadi.

Sesuai hasil wawancara yang penulis lakukan kepada sampel wali

murid Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga, secara umum

perilaku anak di rumah/masyarakat dan aplikasi materi belajar dengan

lingkungan dari penjelasan orang tua prilaku anak baik yang berkaitan dengan

tata susila (sopan-santun dan tata krama) dan cinta lingkungan dapat

teraplikasi dengan baik pada diri siswa. Hal ini dibuktikan orang tua ketika

Page 89: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

78

anak berkomunikasi dengan orang tua, teman dan tetangga, serta sikapnya

terhadap tumbuhan dan binatang dilingkungan sekitar.45

Dari realita yang disampaikan orang tua tentang perilaku anak di

rumah/masyarakat dan aplikasi materi belajar dengan lingkungan merupakan

hasil internalisasi anak dengan materi pelajaran yang di samapaikan guru

dengan media, metode dan tehnik pembelajaran yang tepat sehingga

memberikan kesan positif kepada anak didik untuk direalisasikan dalam

kehidupan sehari-hari. Pada posisi ini, prilaku anak yang disandingkan

dengan materi ajar di sekolah tidak jauh berbeda dengan pendidikan yang ada

pada keluarga.

Mukti Ali menjelaskan, bahwa siapapun terutamam orang tua

menyadari bahwa masa kanak-kanak merupakan fase paling subur, paling

panjang, dan paling dominan bagi orang tua untuk menanamkan nilai-nilai

atau norma yang mapan dan arahan yang baik bagi jiwa dan sepak terjang

anak-anak ke depan.46

B. Pandangan Wali Murid Mengenai Kesesuaian Antara Biaya Pendidikan

Dengan Proses Pendidikan Dan Pengajaran serta Profesionalisme

Pendidik.

Dari hasil observasi yang kemudian penulis perkuat dengan hasil

wawancara dan dokumentasi yang ada, bahwa biaya pendidikan atau SPP di

45

Wawancara, Tentang Perilaku Anak di Rumah/Masyarakat dan Aplikasi Materi Belajar

dengan Lingkungan, Hari Senin, 13 Pebruari 2017, Pukul 16.00-17.30 WIB. 46

Mukti Ali, Komunikasi Antarbudaya dalam Tradisi Agama Jawa …, 152.

Page 90: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

79

Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga sebesar Rp. 350.000,-

/bulan. Dari biaya yang setingkat dengan biaya pendidikan di tingkat SMA ini

menurut wali murid tidak jadi persoalan, dikarenakan selain fasitas yang

diberikan sangat memuaskan juga yang menjadi pertimbangan orang tua

adalah antara biaya pendidikan dengan proses pendidikan dan pengajaran

serta output, sangat seimbang bahkan lebih. Karena output yang dihasilkan

dari proses pendidikan dan pengajaran memberikan nilai lebih bagi anak

dalam peningkatan perkembangan psikologi, akademik, dan jiwa sosial untuk

dapat terealisasi dalam kehidupan sehari-hari.

Dari hasil observasi yang penulis lakukan selama tiga hari terhadap

sistem pembelajaran dan prilaku atau sikap para tenaga pendidik Sekolah

Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga sangat memberikan pendidikan

karakter dan uswatun hasanah kepada peserta didik. Sebagaimana catatan

penulis bahwa apa yang diaplikasikan oleh para tenaga pendidik seakan

mengimplementasikan materi spiritual teaching. Para pendidik pada

substansinya telah mengimplementasikan system akademik yang professional

dan berprilaku penuh kasih sayang, dan dapat mengemong dan mendidik

dengan baik terhadap anak didik.47

Dari hasil wawancara juga tidak beda jauh dengan hasil observasi, di

mana Pak Beni selaku wali murid mengatakan bahwa sikap para tenaga

pendidik Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga sangat patut

dicontoh oleh para guru di sekolah yang lain, karena para guru dalam

47

Observasi, Tentang Sikap Tenaga Pendidik, Pada hari, Senin-Rabu, 6-8 Pebruari 2017,

Pukul. 06.30-13.00 WIB.

Page 91: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

80

menjalankan keprofesionalannya menerapkan sistem among yang mampu

membuat peserta didik nyaman, senang dan dapat mengikuti pembelajaran

dengan baik.48

C. Pandangan Orang Tua dan Masyarakat sebagai Stakeholder Terhadap

Mutu Akademik Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga.

Menurut ibu Pusrsini, yang menjadi responden dalam penelitian ini

dan juga menjadi salah satu wali murid Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus)

Kota Salatiga, menerangkan bahwa tentang puas tidaknya akan output

pendidikan yang dirasakan secara akademik dan penguasaan materi ajar pada

putrinya dapat dilihat dari hasil wawancara; Cukup puas, hanya saja

kendalanya anak yang susah untuk belajar. Oleh karena itu saya meminta

kepada Bapak/ Ibu guru tidak bosan-bosannya untuk memberi motivasi anak

semangat belajar. Menurut saya sudah baik, hanya saja kaitannya dengan

buku paket. Kenapa sering terlambat datang. Anak sudah mulai KBM tapi

buku belum tersedia semua. Biaya pendidikan sesuai, hanya saja kalau ada

pelajaran kosong materi apapun itu. Saya berharap bagaimana anak itu tetap

bisa belajar materi yang kosong itu, mungkin bisa dalam bentuk soal,

membaca, memahami, dan menghafal. Karena kebanyakan anak lebih mudah

disuruh belajar oleh gurunya daripada orang tuanya. Tenaga pendidiknya

48

Wawancara, Tentang Sikap Tenaga Pendidik, Pada hari, Selasa, 22 Pebruari 2017, Pukul.

17.00 WIB.

Page 92: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

81

ramah, baik, kreatif, tapi juga harus tegas supaya anak disiplin dalam

melakukan kewajiban apapun.

Bu Pursini merasa banyak perkembangan positif dan signifikan pada

persoalan peningkatan akademik yang terjadi pada putrinya yang bersekolah

di Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga, selain itu Bu Pursini

juga menjelaskan bahwa putrinya yang bersekolah di Sekolah Dasar

Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga sangat menguasai materi pelajaran

dengan baik. Sering kali Bu Pursini mencoba memberikan pertanyaan dan

soal yang berkait dengan materi yang dipelajari putrinya, dan hasilnya

sangatlah memuaskan baginya. Bukan hanya pada materi pelajaran umum,

bahasa dan materi eksak pun putrinya sangat menguasai dengan baik. Ini

yang kemudian Bu Pursini merasa sangat puas akan proses pendidikan yang

diimplementasikan di Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga.

Secara nilai akademik putrinya pun rata-rata mendapatkan nilai 9.

Penjelasan yang hampir sama disampaikan Ibu Tatik tentang kepuasan

pada persoalan akademik dan penguasaan meteri ajar yang yang dilihat dari

perkembangan putrinya. Menurut penjelasan Ibu Tatik terdapat peningkatan

yang sangan baik pada perkembangan akademik putrinya Alya nilai yang

diperoleh juga selalu meningkat dan penguasaan materi ajar juga sangat baik.

Di akhir wawancara Ibu Tatik menuturkan, bahwa Ibu Tatik puas terhadap

pelaksanaan proses pembelajaran yang berada di Sekolah Dasar

Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga.

Page 93: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

82

D. Rekonstruksi Pendidikan TQM Di Sekolah Dasar Muhammadiyah

(Plus) Kota Salatiga Bagi Stakeholder

1. Fokus terhadap pelanggan (partisipasi aktif orang tua mendukung program

sekolah)

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan di Sekolah Dasar

Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga, secara menajerial dapat dipaparkan

bahwa komitmen untuk fokus terhadap pelanggan sangat dijaga dan

diupayakan untuk selalu ditingkatkan setiap tahunnya setelah evaluasi

tahunan diadakan, mulai dari pelayanan, administrasi, dan fasilitas yang

disediakan untuk menunjang kesuksesan proses belajar mengajar.

Indikator yang dapat dilihat adalah fasilitas dan pelayanan prima

yang diberikan sungguh sangat memukau para wali murid untuk juga

konsisten selalu menyekolahkan putra-putrinya di Sekolah Dasar Muham

madiyah (Plus) Kota Salatiga.

2. Obsesi terhadap kualitas (budaya unggul mutu sekolah, target setiap siswa

berprestasi dan kepemimpinan berkarakter)

Peningkatan kualitas selalu menjadi nomor satu dalam pembenahan

manajemen di Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga,

manajemen pembelajaran, manajemen administrasi, manajemen pelayanan

khusus dan manajemen pelayanan publik.

Dari hasil wawancara dapat penulis tarik benang merah bahwa

obsesi yayasan, pimpinan, pengurus, dewan guru, dan seluruh karyawan

Page 94: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

83

sama dan menyatu, yaitu ingin selalu meningkatkan terus kualitas yang

ada di Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga.

3. Pendekatan ilmiah ( program kegiatan berbasis penelitian )

Dalam proses pembelajaran guru selalu menggunakan pendekatan ilmiah

scientific dan discoveri learning sesuai dengan kurikulum yang sedang

berlangsung. Guru sebagai fasilitator, motivator, mediator, dan inspirator,

sehingga untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang

guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai

dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif

dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan.

Guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model

pembelajaransehingga guru dapat memahami konsep atau teori dasar

pembelajaran yang merujuk pada proses pembelajaran sebagaimana

dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif

mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang

khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing,

sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi

guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah

model pembelajaran yang telah ada.

4. komitmen jangka panjang (perbaikan secara berkelanjutan)

Dalam pelaksanaan pendidikan, Sekolah Dasar Muhammadiyah

(Plus) Kota Salatiga memiliki komitmen jangkan panjang terhadap para

Page 95: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

84

konsumennya (para wali murid), di mana lulusan Sekolah Dasar

Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga dapat diandalkan baik dalam bidang

agama, umum, maupun kejuruan, karena semua pendidik dan steakholder

yang ada memiliki pemahaman untuk memberikan bekal kepada anak

didik ilmu duniawi dan ukhrowi.

5. kerja sama tim (teamwork)

Dalam pelaksanaan kinerja seluruh karyawan, guru dan unsur yang

lain di Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga saling bahu

membahu, kompak dan saling pengertian dalam menyelesakan tugas.

Antara satu sama lain saling membantu dan bekerjasama agar pekerjaan

yang dikerjakan dapat terselesaikan dengan cepat dan baik.

6. perbaikan sistim secara berkesinambungan

Seluruh fasilitas dan layanan di Sekolah Dasar Muhammadiyah

(Plus) Kota Salatiga selalu terkontrol dan terawat, karena selain adanya

perawatan berkala yang terjadwal, seluruh sistim yang ada saling

berkesinambungan. Maka ketika satu sistim terjadi gangguan atau ada

masalah maka sistim yang lain akan terganggu.

Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga secara terus

menerus melakukan perbaikan dalam setiap lini system pendidikan dan

pengajarannya, karena merasa perlu untuk melakukan proses secara

sistematis dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep

yang berlaku di sini adalah siklus PDCA (plan-do-check-act), yang terdiri

dari langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan

Page 96: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

85

hasil pelaksanaan rencana, dan tindakan korektif terhadap hasil yang

diperoleh.

7. pendidikan dan pelatihan (guru sebagai pembelajar seumur hidup)

Bagi guru-guru, untu selalu meningkat keprofesionalitasannya pihak

Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga selalu mengirimkan

para guru ke tempat pelatihan dan pendidikan baik formal maupun non

formal. Misalnya memeberikan support dana bagi guru berprestasi untuk

melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tunggi. Selalu mengikut

sertakan para guru pada kegiatan seminar, workshop, koloqium, dan

pelatihan-pelatihan yang lain, sehingga para guru selalu meningkat

pengetahuan dan ilmu yang dikuasai.

8. kebebasan yang terkendali (guru bebas berimprovisasi )

Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga memeberikan

kebebasan berekspresi seluas-luasnya kepada para guru dan peserta didik

dalam proses pembelajaran agar gaya dan bentuk pembelajaran tidak

membosankan dan cenderung menyenangkan. Akan tetapi kebebbasan

yang diberikan tidak lantas semaunya, tetapi ada peraturan-peraturan yang

ditetapkan Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga untuk juga

dipatuhi dan di jalankan dengan baik.

9. kesatuan tujuan.

Seluruh komponen yang ada di Sekolah Dasar Muhammadiyah Plus

Kota Salatiga memiliki kesatuan tujuan untuk selalu meningkatkan

Page 97: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

86

manajemen yang meliputi: manajemen pelayanan, manajemen

administrasi, dan manajemen pembelajaran sehingga indicator yang dapat

dilihat adalah, Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga selalu

terakreditasi A dan lulusannya pun selalau menjadi siswa yang berprestasi

baik akademik maupun non akademik.

10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan

Dalam setiap pelaksanaan program di Sekolah Dasar

Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga, selalau melibatkan karyawan untuk

mencapai kesuksesan pencapaian tujuan yang di inginkan. Sebagaiman

yang penulis paparkan di atas bahwa system kerja yang terbentuk di

Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga, adalam system

timework. Dimana seluruh komponen terkait dan karyawan seslalau

dilibatkan dalam pelaksanaan program dari Sekolah Dasar

Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga.

Pendidikan merupakan investasi penting dalam menghadapi masa

depan dunia secara global, untuk itu pendidikan semestinya dapat

menyiapkan generasi muda abad ke-21 yang unggul, berdaya saing tinggi

dan mampu bekerjasama guna mencapai kemakmuran bagi setiap negara

dan dunia. Pendidikan yang menghasilkan output yang baik dan mampu

bersaing dengan kebutuhan zaman merupakan harapan semua masyarakat,

karena lembaga pendidikan mau tidak mau harus memiliki nilai daya

saing. Kompetisi dunia pendidikan tidak bisa terelakan, hal ini

menunjukan adanya perbaikan mutu. Keberadaan pendidikan pada

Page 98: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

87

dasarnya akan tetap bertahan dan diminati oleh masyarakat apabila

pendidikan tersebut dapat memenuhi ekspektasi dan dambaan masyarakat

sebagai pengguna pendidikan.49

Munculnya pendidikan Islam alternative merupakan perubahan atas

lembaga pendidikan yang berkembang selama ini, yaitu perubahan atas

kegagalan yang dilakukan oleh sekolah umum dalam lembaga pendidikan

Islam dalam memadukan ilmu umum dan ilmu agama. Mereka tidak puas

terhadap kurikulum pendidikan (model sekolah) yang dikembangkan oleh

kementian pendidikan Nasional maupun model yang dikembangkan oleh

kementerian Agama (Madrasah). Hadirnya model sekolah ini (plus,

terpadu, dan sejenisnya) dalam praktiknya berusaha melakukan

pengembangan kurikulum dengan cara memadukan kurikulum

kementerian Pendidikan Nasional seperti mata pelajaran Matematika, IPA,

IPS, Bahasa Indonesi, dan lain-lain, serta kurikulum pendidikan agama

Islam yang ada pada Kementerian Agam dan ditambah kurikulum yang

dikembangkan oleh sekolah sendiri.50

Menurur Umairo dan Zazin, pendidikan yang berkualitas adalah

pendidikan yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan

kebutuhan yang diharapkan oleh konsumen pendidikan, baik siswa, wali

siswa, maupun masyarakat secara luas.51

49

Ta’rif, ‘’Pendidikan Islam Alternatif: Studi Pada SD Islamic Center Manado’’, Edukasi

Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, Volume 11, Nomor 3, 2013, 337. 50

Ta’rif, Pendidikan Islam Alternatif: Studi Pada SD Islamic Center Manado …, 348. 51

Umiarso dan Nur Zazin, Pesantren di Tengah Arus Mutu Pendidikan, Semarang: Rasail

Media Group, 2011, 173.

Page 99: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

88

Seirama dengan pandangan Tilaar, bahwa pendidikan yang berkualitas

adalah pendidikan yang mampu memberdayakan outpuToniya, bukan

diperdayakan oleh berbagai jenis sistim dan program. Juga suatu lembaga

pendidikan memiliki kualitas tinggi apabila mempunyai akuntabilitas

terhadap masyarakat.52

Bahwa yang dimaksud kualitas pendidikan dalam penelitian ini adalah

jika orientasi kualitas pendidikan di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga

yang meliputi input, proses, dan output dapat terpenuhi dengan baik sesuai

dengan tuntutan, harapan, kepuasan yang dibutuhkan oleh siswa, wali siswa,

dan masyarakat dengan melalui strategi peningkatan kualitas pendidikan yang

berorientasi akademis untuk meletakan standar minimal yang harus ditempuh

untuk mencapai kualitas pendidikan, juga peningkatan kualisa pendidikan

yang berorientasi pada keagamaan.

Kepala Sekolah, Guru, Karyawan, dan Managerialnya. Baik kepala

sekolah, guru, dan karyawan adalah kunci keberhasilan pendidikan di sekolah

sebagai lembaga pendidikan. Dari merekalah dibutuhkan berbagai macam

kompetensi sebagai kunci menuju pada keberhasilan.

Mislanya, kepala sekolah harus memiliki sifat dan karakter the key

person atau penanggungjawab utama, ia merupakan factor kunci untuk

membawa sekolah menjadi pusat keunggulan dalam mencetak dan

mengembangkan sumberdaya manusia sekolah. Sekolah akan menjadi efektif,

berkualitas, bermutu, sukses atau bahkan sebaliknya sekolaha akan tetap

52

H.A.R. Tilaar, Perubahan Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2012, 263.

Page 100: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

89

stagnan, biasa-biasa saja, suram, bahkan hidup segan mati tak mau. Semua

tergantung pada peran seorang kepala sekolah.

Profesionalisme kepala sekolah menjadi syarat atau sebuah keharusan.

Tidak ada sekolah menjadi lebih baik tanpa keberadaan kepala sekolah yang

baik pula. Secara operasional kepala sekolah adalah orang yang paling

bertanggungjawab mengkoordinasikan, menggerakan, dan menselaraskan

semua daya atau resources sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah

merupakan factor pendorong untuk mewujudkan visi, misi, tujuan, dan

sasaran sekolah yang dipimpinnya menuju sekolah yang berkualitas.

Berkualitas di bidang pelayanan, berkualitas di bidang pembelajaran,

berkualitas di bidang sarana prasarana, berkualitas di bidang pengembangan

sumber daya manusia, di bidang prestasi akademik, dan di bidang prestasi

non-akademik.

Beberapa kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah guna

membangun sekolah yang memiliki sistim total quality management;

Pertama, kepala sekolah harus memiliki kompetensi kepribadian. Pada poin

ini kepala sekolah harus memiliki sifat dan tingkah laku terpuji yang dapat

menjadi panutan dan contoh bagi seluruh masyarakat sekolah. Sifat dan

tingkah laku yang terpuji ini akan tercermin dalam kebiasaan, sikap, nilai,

keyakinan, minat, pendirian, keadaan emosional, perasaan, dan kamampuan.

Serta potensi yang dimilikinya.

Kedua, kompetensi manajerial. Kepala sekolah dituntut untuk memiliki

kemampuan manajemen yang memadai. Secara teoritis, aspek manajemen

Page 101: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

90

meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), koordinasi

atau kerjasama (coordinating), pelaksanaan (actuating), kepemimpinan

(leading), komunikasi (communication), dan pengawasan (controlling).

Kepala sekolah harus memiliki perencanaan yang baik, agar dapat menyusun

program pengembangan sekolahnya, harus mampu menjalankan fungsi-

fungsi organisasi agar dapat menggerakan sekolah dengan pemanfaatan

sumber daya manusia yang dimilikinya, mampu membangun dan melakukan

kerjasama yang baik secara internal maupun secara eksternal untuk dapat

melaksanakan program sekolah, harus dapat melakukan komunikasi yang

baik kepada seluruh warga sekolah agar tercipta hubungan kerja yang sinergis

dan harmonis, serta mampu mengontrol terhadap pelaksanaan program

maupun control terhadap kinerja seluruh personal sekolah.

Ketiga, kompetensi supervisi. Kepala sekolah memiliki sikap untuk

membimbing dan mengarahkan seluruh sivitas akademik sekolah agar dapat

terus melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas sekolah, karena tujuan

dari supervise adalah perbaikan dan peningkatan kualitas mutu. Supervise

dapat diarahkan secara terfokus pada supervise akademik dan supervise

manajerial. Supervise akademik ditekankan pada pengamatan dan bimbingan

terhadap kegiatan akademik berupa pembelajaran baik yang diadakan di

dalam maupun di luar kelas. Sementara supervise manajerial lebih ditekankan

pada aspek-aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang berfungsi

sebagai pendukung atau supporting atas terlaksananya pembelajaran.

Page 102: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

91

Keempat, kompetensi kewirausahaan. Kepala sekolah harus mampu

melakukan wirausaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

Sebagai wirausaha, kepala sekolah berperan sebagai entrepreneur yang

mampu melihat adanya peluang dan memanfaatkan peluang untuk

kepentingan sekolah dengan menciptakan inovasi dan kreasi dalam bentuk

kerja kerasnya, serta mampu memotivasi secara kuat untuk mencapai

ksuksesan sebagai tugas pokonya, kepala sekolah.

Kelima, kompetensi sosial. Pada kompetensi ini kepala sekolah harus

mampu berperan sebagai makhluk sosial yang dapat bekerja sama dengan

pihak lain baik secara individual maupun secara institusional untuk

kepentingan sekolah. Mampu berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sosial

kemasyarakatannya di lingkungan sosial maupun dunia kependidikannya.

Selain itu sikap memiliki kepekaan sosial terhadap dunia luar lainnya yang

diaktualisasikan dengan sikap simpati, empati, dan mudah menolong orang

lain.

Sementara bagi Pupuh Abdurrahman dan Aa Suryana, kepala sekolah

dalam konteks TQM harus mampu menjalankan kepemimpinannya melalui

usaha; melibatkan guru-guru dan semua staf dalam aktivitas penyelesaian

masalah dengan menggunakan metode ilmiah (saintifik), dan prinsip proses

pengawasan mutu dengan statistic; mintalah pendapat dan aspirasi mereka

tentang sesuatu dan bagaimana sebuah proyek ditangani dan jangan

mengguruinya; pahamilah bahwa keinginan untuk perbaikan yang berarti bagi

guru-guru tidak cocok dengan pendekatan topdown terhadap manajemen;

Page 103: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

92

pelaksanaan yang sistematik dan komunikasi yang terus menerus dengan

melibatkan setiap orang di sekolah; bangunlah keterampilan-keterampilan

dalam mengatasi konflik penyelesaian masalah dan negosiasi; berikanlah

pendidikan dalam konsep kualitas dan pelajaran seperti membagun tim kerja,

proses manajemen, pelayanan siswa, komunikasi, dan kepemimpinan,

memberikan otonomi dan keberanian mengambil risiko dari guru dan staf.53

Guru, Menurut Moh. Uzer Usman yang dikutip dan diekplorasi Ahmad

Habibullah, guru adalah jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian atau

kompetensi tertentu dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya. Tanpa

memiliki keahlian, kemampuan atau kompetensi tertentu yang harus

dimilikinya, guru tidak dapat menjalankan tugas dan fungsi profesinya sebgai

guru.54

Guru menjadi salah satu penjamin kualitas dalam proses pendidikan

merupakan tenaga kependidikan yang professional dituntut mempunyai

kompetensi sehingga dapat mewujudkan standar kinerja yang berkualitas

selanjuToniya diharapkan akan bermuara pada meningkaToniya kualitas

kinerja organisasi pada sekolah dan berdampak pada kualitas pendidikan dan

lulusan.

Standarisasi kompetensi guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan bagi

seorang guru dala menguasai seperangkat kemampuan agar berkelayakan

menduduki salah satu jabatan fungsional guru, sesuai dengan bidang tugas

dan jenjang pendidikan tertentu. Persyaratan yang dimaksud adalah

53

Pupuh Abdurrahman dan Aa Suryana, Supervisi Pendidikan dalam Proses

Pengembangan Pengajaran ..., 134. 54

Achmad Habibullah, Kompetensi Pedagogik Guru, Edukasi Puslitbang Pendidikan

Agama dan Keagamaan, Volume 10, Nomor 3, 2012, 364.

Page 104: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

93

penguasaan proses belajar mengajar dan penguasaan pengetahuan. Adapun

kompetensi guru bertujuan; Pertama, memformulsikan peta kemampuan guru

secara nasional yang diperuntukkan bagi perumusan kebijakan program

pengembangan dan peningkatan tenaga kependidikan, khususnya guru.

Kedua, memformulasikan peta kebutuhan supervise dan peningkatan kualitas

guru sebagai dasar bagi pelaksanaan peningkatan kompetensi, peningkatan

kualifikasi, dan diklat-diklat tenaga kependidikan yang sesuai dengan

kebutuhan. Ketiga, menumbuhkan kreativitas guru yang berkualitas, inovatif,

terampil, mandiri, dan bertanggungjawab, yang dijadikan dasar bagi

peningkatan dan pengembangan karir tenaga kependidikan yang

profesional.55

Kompetensi yang menjadi keharusan bagi tenaga pendidik, terutama

guru adalah potensi kepribadian yang merupakan prasyarat dalam

melaksanakan profesinya. Potensi kepribadian tersebut adalah potensi

kepribadian yang meliputi kecakapan dalam membentuk kebaikan dan

keterampilan dirinya secara interpersonal dan intrapersonal. Kemudian

kompetensi itu sendiri, yang harus dimiliki oleh seorang tenaga pendidik atau

guru. Kompetensi merupakan seperangkat kemampuan yang harus dimiliki

guru searah dengan kebutuhan pendidikan di sekolah dalam bentuk

kurikulum, tuntutan masyarakat, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, yang meliputi keterampilan proses dan penguasaan pengetahuan.

55

Pupuh Faturrahman dan Aa Suryana, Supervisi Pendidikan Dalam Pengembangan Proses

Pengajaran …, 53.

Page 105: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

94

Kompetensi proses belajar mengajar adalah penguasaan terhadap

kemampuan yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Kompetensi ini

meliputi kemampuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

pembelajaran, kemampuan dalam menganalisis, menyusun program

perbaikan dan pengayaan, serta menyusun program bimbingan. Sementara

kompetensi penguasaan pengetahuan adalah kemampuan yang berkaitan

dengan keluasan dan kedalaman pengetahuan. Kompetensi ini mencakup

pemahaman terhadap wawasan pendidikan, pengembangan diri dan profesi,

pengembangan potensi peserta didik, dan penguasaan akademik lainnya.

Terkait dengan tugas dan posisinya yang sangat strategis, maka kepala

sekolah dituntut memiliki kreatifitas, yakni kemampuan untuk

mentransformasikan ide dan imajinasi serta keinginan-keinginan besar

menjadi kenyataan. Untuk menjadi orang kreatif, seorang kepala sekolah

harus memiliki imajinasi, harus memiliki kekuatan ide melahirkan sesuatu

yang belum ada sebelumnya, kemudian untuk menjadi orang kreatif, dia juga

harus berusaha mencari cara bagaimana ide-ide tersebut diturunkan menjadi

sebuah kenyataan. Dengan demikian, untuk menjadi kreatif setiap kepala

sekolah harus memiliki dua variabel utama, ide dan karya. Ide dan gagasan

tanpa karya hanya akan menghasilkan mimpi-mimpi indah tanpa membawa

perubahan, sebagaimana juga karya tanpa gagasan baru hanya akan

menghasilkan stagnasi dan kejumudan.56

56

Dede Rosyada, Creative Thinking, Kolom Rector UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Edisi

3 Mei 2015.

Page 106: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

95

Tugas kepala sekolah sebagai seorang manajer, sangat kompleks, tidak

sekedar mengelola kurikulum dan buku ajar, tapi juga SDM guru, staf tata

usaha dan juga mengelola serta mengembangkan aset dan mengelola

keuangan institusi. Dengan demikian, dia harus memiliki tiga kecerdasan,

yakni kecerdasan profesional, kecerdasan personal dan kecerdasan

manajerial.57

Kecerdasan profesional adalah penguasaan terhadap berbagai

pengetahuan dalam bidang tugasnya, yakni pendidikan. Seorang kepala

sekolah harus menguasai teknik penyusunan kurikulum, perencanaan

pembelajaran, strategi pembelajaran, evaluasi, pengelolaan kelas, dan

berbagai pengetahuan tentang pendidikan dan pembelajaran. Tidak mungkin

jabatan kepala sekolah dipegang oleh seseorang yang tidak menguasai

pendidikan, atau sama sekali tidak pernah mengalami profesi keguruan,

karena dia harus mengelola seluruh sumber daya untuk proses pendidikan dan

pembelajaran.

Bersamaan dengan itu, kepala sekolah juga harus memiliki kecerdasan

personal, yakni bisa menerima orang lain, menghargai orang lain, dan selalu

respek kepada seluruh gurunya, seluruh orang tua siswa dan bahkan dengan

tokoh-tokoh pendidikan di sekitar sekolahnya.

Demikian pula, kepala sekolah harus respek pada para siswanya,

termasuk siswa yang tertinggal dalam penguasaan bahan-bahan ajar, agar

tidak ada satu anak pun yang tertinggal oleh rombongan belajarnya. Tidak

57

Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, Sebuah Model pelibatan Masyarakat

dalam Pendidikan, Prenada Media: Jakarta, 2013, xi.

Page 107: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

96

boleh ada disparitas yang mencolok antara satu dengan lainnya, dan tidak

boleh membedakan layanan hanya karena perbedaan etnik, bahasa, budaya

dan agama. Kepala sekolah harus memiliki rasa percaya diri yang baik untuk

berhadapan dengan para pejabat daerah dan pusat, dan tidak boleh superior

terhadap guru, staf dan seluruh jajaran pegawai di sekolahnya.

Seorang kepala sekolah harus memiliki kecerdasan manajerial, yakni

memiliki ide-ide besar untuk kemajuan sekolahnya, mampu mengorganisir

seluruh stafnya untuk melaksanakan program yang sudah ditetapkan sebagai

rencana kerja tahunan, mampu memberi motivasi kepada seluruh staf

akademik dan staf non akademik, dan selalu menghargai seluruh stafnya itu.

Seorang kepala sekolah, harus mampu berkomunikasi dengan baik untuk

membuat seluruh stafnya faham akan sesuatu yang harus mereka kerjakan,

dan mampu mendorong mereka untuk bekerja memajukan institusi

sekolahnya. Dan bahkan seorang kepala sekolah harus mampu mengevaluasi

secara obyektif pekerjaan yang diselesaikan oleh seluruh tim kerjanya, dan

menjadikan sebagai inspirasi untuk perbaikan di waktu yang akan datang.

Sedangkan untuk guru diadakan pelatihan-pelatihan seperti pembuatan

media pembelajaran, pelatihan bimbingan konseling, pelatihan pembuatan

kisi-kisi, soal, silabus, dan pelatihan IT, In House Training (IHT) pembinaan

dan pelatiah rutin di SD Muhammadiyah Plus Salatiga Setiap awal tahun

pelajaran baru dan pelatihan-pelatihan lain yang menunjang ketercapaian

mutu sekolah. Berkaitan dengan kualitas membangun sosok guru atau tenaga

kependidikan, seluruh elemen organisasi pendidikan, dalam hal ini Sekolah

Page 108: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

97

Dasar Muhammadiyah (Plus) kota Salatiga berusaha selalu melaksanakan

penilaian kinerja guru melalui; analisis organisasi agar kerja atau guru yang

dilaksanakan tidak terjadi bias, tetap fokus, sesuai dengan tujuan organisasi

sekolah. Kemudian analisiss pekerjaan untuk mengembangkan program yang

bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, skill, dan sikap terhadap

pekerjaan. Selain keduanya, analisis pegawai juga dilakukan untuk

mengidentifikasi kebutuhan pegawai secara individu dan kelompok.

Indikator sumberdaya manusia dari sosok guru yang memiliki karakter

total quality management, sebagai berikut; memperoleh informasi baru secara

terus menerus tentang mata pelajaran khusus mereka; memperoleh informasi

baru tentang potensi kecerdasan siswa, motivasi, tujuan, akses terhadap

informasi dan kemajuan belajar siswa; menilai informasi baru melalui sikap

siswa dan perilaku konstruktif; pengembangan berkelanjutan terhadap harga

diri pribadi siswa; penguatan berkelanjutan dalam fokus pembelajaran,

pengawasan dan penanganan efisiensi, dan aktivitas pembelajaran siswa di

sekolah; dan dukungan terhadap individu siswa dalam membantu mereka

untuk melakukan penelitian, kajian dan tuntutan kebutuhan akan pengetahuan

dan keterampilan baru.58

58

Pupuh Faturrahman dan Aa Suryana, Supervisi Pendidikan Dalam Pengembangan

Proses Pengajaran …, 136.

Page 109: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

98

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil data yang penulis temukan di lapangan dan hasil analisis,

maka dapat penulis simpulkan antara lain adalah hasil dari merekonstruksi

pendidikan dengan pendekatan total quality manajemen dari Tahun 2012

sampai 2015 SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga mengalami peningkatan

yang signifikan terutama dalam hal proses pembelajaran. Baik manajemen

fasilitasnya maupun manajemen proses belajar mengajarnya. Oleh kepala

sekolah dalam mengelola manajemen sangat bagus dimulai manajemen

pemasaran yang menghasilkan input, manajemen proses yang menghasilkan

layanan proses belajar mengajar, pemenuhan fasilitas yang mendukung ,

interaksi dan kerja sama anatar karyawan, guru dan pimpinan yang baik, serta

komunikasi yang produktif antar semua job discription yang ada di sekolah.

Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki daya saing

menghasilkan out put yang baik dan di akui publik.

Implikasi dan hasil capaian (output) dengan merekonstruksi pendidikan

dengan pendekatan total quality manajemen di SD Muhammadiyah Plus Kota

Salatiga dari Tahun 2012 sampai 2015 secara kongkrit adalah: pertama,

meningkatnya minat masyarakat untuk memasukkan anaknya bersekolah di

SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga. kedua, out put dari SD

Muhammadiyah Plus Kota Salatiga dapat diterima di sekolah-sekolah

menengah tingkat pertama (SMP) favorit yang ada di kota Salatiga dan kota

Page 110: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

99

sekitarnya. ketiga, skill/ketrampilan, sikap, prilaku dah ahlak lulusannya

diakui baik oleh wali murid dan masyarakat.

Terlaksananya manajemen mutu terpadu menuju sekolah efektif di

SD Muhammadiyah Plus Salatiga sudah sesuai dengan sepuluh karakteristik

manajemen mutu terpadu atau TQM yaitu: 1) fokus pada pelanggan, 2) obsesi

terhadap kualitas, 3) pendekatan ilmiah, 4) komitmen jangka panjang, 5) kerja

sama team (Teamwork), 5) perbaikan sistem secara berkesinambungan, 6)

setiap poduk atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses

tertentu di dalam suatu sistem atau lingkungan, 7) pendidikan dan pelatihan,

8) kebebasan yang terkendali, 9) kesatuan tujuan, 10) adanya keterlibatan dan

pemberdayaan karyawan.

Berdasarkan data bahwa mewujudkan sekolah efektif melalui

pendidikan manajemen mutu yang diterapkan di SD Muhammadiyah Plus

Kota Salatiga sangat berpengaruh terhadap hasil prestasi sekolah yang

diperoleh selama 3 tahun terakhir (2012/213, 2013/2014 dan 2014/2015). Hal

ini ditunjukkan dalam berbagai lomba baik akademik maupun non akademik

sangat meningkat prestasi yang diraih.

Prestasi siswa mengalami kenaikan yang signifikan. Kenaikan terjadi

setelah diberi perlakuan kepemimpinan berbasis manajemen mutu terpadu

yaitu pada tahun pelajaran 2012/2013 sampai dengan 2014/2015. Terbukti

bahwa prestasi meningkat pada tahun pertama diberlakukan kepemimpinan

berbasis manajemen mutu terpadu yaitu pada tahun pelajaran 2012/2013

Page 111: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

100

meningkat menjadi 50 prestasi, tahun pelajaran 2013/2014 menjadi 81, dan

pada tahun pelajaran 2014/2015 menjadi 96.

Prestasi yang sudah diraih merupakan perwujudan kinerja kolektif

semua unsur yang terlibat untuk kemajuan sekolah yaitu yayasan, komite,

pemerintah, kepala sekolah, guru, siswa, karyawan, walimurid dan semua

stake holder. Prestasi sekolah yang diraih akan memberikan motivasi bagi

siswa untuk lebih meningkatkan belajarnya dan sekaligus turut memotivasi

guru untuk mendorong siswa agar berprestasi lebih baik.

Adalah Pandangan orangtua dan masyarakat sebagai stakeholder

terhadap mutu akademik Sekolah Dasar Muhammadiyah Plus Kota Salatiga

dari Tahun 2012 sampai 2015 sangat baik, bahkan wali murid dan masyarakat

memberikan apresiasi lebih terhadap SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga

dengan berbondong-bondong mensekolahkan anak mereka secara regenerasi

di SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga. Selain itu beban biaya yang

lumayan tinggi sekitar RP. 350.000,-/bulan setara dengan biaya kuliah di

STIE Kabupaten Semarang yang berada di Ungaran tidak terasa berat bagi

para wali murid, karena mutu pendidikan dan hasil akademik yang diberikan

lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan biaya pendidikan yang dibayarkan.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :

1. Kepada Yayasan

Page 112: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

101

Yayasan hendaknya mengadakan pengarahan, penguatan, dan

bimbingan, pelatihan pada seluruh guru dan karyawan secara

berkesinambungan. Selain itu, sarana prasarana yang mendukung

kegiatan sekolah, baik kegiatan pembelajaran maupun kegiatan

pendukung dalam pengembangan sekolah sebisa mungkin mendapatkan

prioritas dalam anggaran. Hal itu dilakukan bertujuan untuk

melaksanakan manajemen mutu terpadu yang akuntabel.

2. Kepada Dinas Pendidikan

UPT Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan dan

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Salatiga sebagai pembina

pendidikan di sekolah diharapkan selalu melakukan pembinaan pada

sekolah dengan melakukan koordinasi secara rutin sehingga apabila ada

masalah segera dapat dicari jalan keluarnya.

3. Kepada Pemerintah Kota

Pemerintah Kota diharapkan memberikan anggaran pendidikan

yang benar-benar mendapat prioritas guna mempercepat tersedianya

Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

4. Kepala Sekolah

Hendaknya harus lebih mampu membuat trobosan yang lebih

efektif, efisien dan kreatif dalam rancangan TQM agar pencapain tujuan

dapat tercapai lebih maksimal.

Page 113: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

102

5. Kepada Pendidik

Hendaknya selalu meningkatkan profesionalismenya, pendidik

harus selalu meningkatkan kualitas dirinya baik yang menyangkut

kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi sosial

maupun kompetensi kepribadianya, dan juga meningkatkan

kemampuanya dalam penguasaan teknologi pembelajaran yang berbasis

teknologi informasi dan komunikasi sehingga mampu mendorong

tercapainya keterampilan belajar siswa yang berkualitas akan berdampak

pada prestasi dan hasil belajar yang memuaskan.

6. Kepada Karyawan

Hendaknya selalu meningkatkan profesionalismenya, pendidik

harus selalu meningkatkan kualitas diri baik yang menyangkut

pelayananan, kepribadian, dan juga meningkatkan kemampuanya dalam

penguasaan teknologi yang berkaitan dengan pelayanan terutama

karyawan tata usaha.

7. Wali murid dan masyarakat serta komite

Diharap lebih ikut berperan serta dalam kerjasama mensukseskan

program sekolah di dalam menerapkan Manajemen TQM di sekolah

secara maksimal.

Page 114: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

103

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mukti. Komunikasi Antarbudaya dalam Tradisi Agama Jawa. Yogyakarta:

Pustaka Ilmu, 2017.

Ahmadi, Choirun. Implementasi Sistem Manajemen Mutu di SMK 2 Wonosari

Gunungkidul (Analisis Pelayanan terhadap Pelanggang Eksternal Primer).

Yogyakarta: Tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2009.

Arcaro, Jerome S. Pendidikan Berbasis Mutu, prinsip-prinsip Perumusan dan

Tata Langkah Penerapan. Penerjemah Yosal Iriantara. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2007.

Arifin, Zainal. Pengembangan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan Islam.

Jogjakarta: Diva Press, 2012.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1998.

Bafadal, Ibrahim. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar dari Sentralisasi

Menuju Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif Pemahaman Filosofis dan

Metode Logis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers,

2010.

Brosur Penerimaan Siswa Baru SD Muhammadiyah Plus Tahun Pelajaran

2015/2016.

Candoli. Side Based Management In Education. How to Make it Work in Your

School Lancaster. Tecnomic Publishing co. 1995.

Departemen Agama. Manajemen Berbasis Madrasah Dirjen Kelembagaan Islam.

Jakarta: Depag, 2005.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kurikulum Sekolah Dasar. Jakarta:

Depdikbud, 1994.

Denzin, Norman K. and Yvonna S. Lincoln, Handbook of Qualitative Research.

terj. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Page 115: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

104

Emzir. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali

Pers, 2013.

Goetsch, David L. & Stanley B. Davis. Quality Management: Introduction to

Total Quality Management for Production, Processing, and Service. New

Jersey: Prentice-Hall, Inc. 2000.

Khasbi, Muhammad. Pengelolaan MAN Model Yogyakarta dalam Perspektif

TQM (Tinjauan terhadap Pelanggan Eksternal Primer). Yogyakarta: Tesis

UIN Sunan Kalijaga, 2007.

Kunaepi, Aang. Studi Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Agama Islam

Universitas Islam Indonesia dalam Pendekatan TQM. Yogyakarta: Tesis

UIN Sunan Kalijaga, 2005.

Marbun, B.N. Kamus Politik. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996, 469.

Moeloeng. Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2000.

Nasution, M. Nur. Manajemen Mutu Terpadau (Total Quality Management).

Bogor: Ghalia Indonesia, 2015.

Sadulloh, Uyoh. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2006.

Sallis, Edward. Total Quality Management in Education. Terjemahan Ahmad Ali

Riyadi dan Fahrurrozi. Yogyakarta: IRCiSoD, 2012.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Prenada Media, 2008.

Strauss, Anselm and Juliet Corbin. Basics of Qualitative Research. Chicago:

University of Chicago Press, 1988.

Sukardi. Metode Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:

Bumi Aksara, 2012.

Sukmawati.” Strategi Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Manajemen

Berbasis Sekolah”. Cakrawala Kependidikan 9, (2011): 105-211.

Page 116: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

105

Sutarmo. Total Quality Management sebagai Upaya Strategi untuk Meningkatkan

Mutu Pendidikan (Studi Kasus MAN 2 Jepara). Yogyakarta: Tesis UIN

Sunan Kalijaga, 2007.

Suwandi, Sarwiji. Semantik Pengantar Kajian Makna. Yogyakarta: Media

Perkasa, 2008.

Tirtarahardja, Umar & La Sulo. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta,

2005.

Usman. Muhaimi. Manajemen Teori. Praktek dan Riset Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara, 2006.

Undang–Undang dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang

Pendidikan. Derektorat Pendidikan Islam Departemen Agama RI. Jakarta:

Depag, 2006.

UU RI No.20 Tahun Tentang Sisdiknas Beserta Penjelasannya. Surabaya: Media

Centre, 2003.

Wahyudin, Didin. Pengelolaan Layanan Madrasah Aliyah Ali Maksum Bantul

Dalam Perspektif TQM (Tinjauan Terhadap Pelanggan Eksternal).

Yogyakarta: Tesis UIN Sunan Kalijaga, 2007.

Page 117: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

LAMPIRAN

FOTO EKSTRAKURIKULER SD MUHAMMADIYAH PLUS SALATIGA

Page 118: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki
Page 119: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki
Page 120: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN DI LUAR SEKOLAH

Outing class siswa kelas 3 ke Kodim 07014 Salatiga dalam rangka memupuk rasa cinta

tanah air.

Outing class siswa kelas 4 ke gedung DPRD Salatiga.

Page 121: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

Kunjungan ke Istana Bogor.

Kunjungan ke kantor pos.

Page 122: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

Kunjungan ke perpustakaan daerah Salatiga.

Kunjungan ke Rumah Sakit Paru-paru Salatiga.

Page 123: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

Kunjungan ke pembibitan tanaman.

Pengenalan trasportasi udara.

Page 124: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

KEGIATAN, CULTURE DAN HABBIT

SD MUHAMMADIYAH PLUS SALATIGA

Page 125: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

Pendampingan pembelajaran. Bimbingan konseling.

Menyambut siswa di pagi hari.

Memberikan rasa aman pada siswa. Penilaian lomba perpustakaan.

Page 126: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

Peringatan Hari Kartini. Pengajian rutin dan shlat lail gukar

Bakti Sosial di Kelurahan Bugel Salatiga. Pemberian Santunan pada Veteran(Hari

Pahlawan)

Kunjungan Walikota Salatiga (HTCPS) Qurban oleh SD Muhammadiyah Plus Salatiga

Page 127: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

Penilaian lomba kantin sehat Penilaian lomba sekolah berkarakter kebangsaan

Pelatihan bercerita dan menyanyi untuk guru Upacara bendera

Kerjasama dalam penilaian memasak Kerjasama menghias mading

Page 128: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

Makan siang bersama Penilaian menari kreasi

Lomba memasak guru berbahan dasar singkong Rapat redaksi majalah Rafika

(Hari Kartini)

Page 129: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

Berikut beberapa prestasi

Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga

1. Prestasi Siswa

No Nama Lomba

yang diikuti

Nama-nama Siswa

yang disertakan Tahun

Peringkat

Nasional/Prov

/Kab-Kota

Ket. Bukti

Fisik

1. Duta

Lingkungan

Sehat

Safira Nurulita

Nugraheni

2013 Provinsi Jateng II Piagam

2. Taekwondo

Pelajar

Abimanyu Dwi

Saputra 2013 Nasional I Medali

3. Olimpiade Sains Farah Alfi Kamila 2014 Kota Salatiga I Piagam

4. Aksi Junior

Indosiar

Wildan Mauzakawali

Saptian 2015 Nasional Finalis Surat Ket.

2. Prestasi Guru

Berikut data prestasi guru yang telah dicapai.

3. Prestasi Sekolah

Berikut data prestasi sekolah yang telah dicapai.

No Nama Guru Bidang Tahun Nas/Prov/Kab Juara

1,2,3

Bukti

Fisik

1. Ainul Huri Ustadz Terbaik se-

Kota Salatiga 2014 Kota Salatiga I Tropy

2. Buhtari Alat Peraga Edukatif 2015 Kota Salatiga I Piagam

3. Syafiah

Isnaini Alat Peraga Edukatif 2015 Kota Salatiga II Piagam

4. Ainul Huri Guru Berprestasi 2015 Kecamatan

Sidomukti

I Piagam

5. Endra

Gunawan

Hermanto

Pembelajaran

Berbasis IT “Power

Point” 2015 Kota Salatiga 1

Piagam

dan FC

modul

No Bidang Penghargaan Nas/Prov/Kab Tahun Juara

1,2,3

Bukti

Fisik

1. “Piagam Bintang”

Keamanan Pangan

Badan POM Provinsi

Jawa Tengah 2012 1 Piagam

2. Kantin Sehat “Laik

Hygiene”

DKK Kota Salatiga 2013 1 Piagam

3. Kantin Sehat Jenjang SD

Kota Salatiga

Disdikpora Kota

Salatiga 2013 1 Piagam

4. Sekolah Berkarakter Kota

Salatiga

Disdikpora Kota

Salatiga 2014 3 Tropy

5. Ujian Sekolah/M Kota Salatiga 2013/2014 1 SK

Page 130: REKONSTRUKSI PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1617/2/Nurul Hidayati_M1.13... · Judul Tesis ... Manajemen yang sistematis, terstruktur dan memiliki

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA : NURUL HIDAYATI, S.PdI

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : SRAGEN, 24 PEBRUARI 1982

ALAMAT TINGGAL : PERUM TINGKIR INDAH B-15 SALATIGA

RIWAYAT PENDIDIKAN : 1. SD NEGERI PENGKOL I TAHUN 2005

2. SMP NEGERI 1 TANON TAHUN 2008

3. SMU NEGERI TENGARAN TAHUN 2001

4. DIPLOMA II PGMI STAIN SALATIGA 2003

5. SARJANA PAI STAIN SALATIGA 2005

6. PASCASARJANA IAIN SALATIGA 2016

PEKERJAAN : TENAGA PENDIDIK SDM PLUS SALATIGA

KELUARGA

SUAMI : Dr. MUKTI ALI, M.Hum

ANAK : 1. EMBUN BENING DI MORAVIA

2. DEAN ERIUGENA ANE NEEHA

6. Perpustakaan Kota Salatiga Disdikpora Kota

Salatiga 2014 2 Piagam

7. Ujian Sekolah/M Kota Salatiga 2014/2015 3 SK