2
RENCANA SAMPLING PENERIMAAN-PENOLAKAN BARANG KIRIMAN Kualitas akhir (kualitas fungsional) suatu mesin/peralatan ditentukan oleh kualitas komponen-komponen yang membentuknya. Sehingga perlu dilakukan pengontrolan kualitas barang masuk (incoming goods). Metoda pemeriksaan barang masuk yang paling baik (ideal) adalah dengan cara memeriksa satu persatu (100% inspection). Namun belum tentu metoda tersebut dapat di terapkan. Sehingga perlu diterapkan pemeriksaan dengan Rencana Sampling (Sampling Plan) yang dilakukan dengan cara sebagai berikut, 1. Menetapkan ukuran sample (n, sample size; jumlah produk/barang) yang harus diambil dari sejumlah N produk/barang yang dikirim ke pabrik. 2. Menentukan angka penerimaan (acceptance number), yaitu sesuai dengan hasil pemeriksaan, bila jumlah produk/barang yang jelek tidak melebihi angka penerimaan c, maka seluruh produk/barang yang dikirim tersebut diterima. Sebaliknya, bila jumalah produk/barang jelek yang ditemukan dalam sample melebihi c, maka seluruh produk/barang kiriman tersebut ditolak. 3. Harga n dan c di atas ditetapkan berdasarkan persetujuan kedua belah pihak (pabrik/pelanggan dan pemasok), dengan mempertimbangkan kondisi barang, derajat proteksi, waktu dan ongkos pemeriksaan, termasuk: kebiasaan, standar, peraturan atau hukum. Namun sejumalah produk/barang kiriman (N, batch size) yang mempunyai produk/barang jelek dengan persentase tertentu relatif kecil umumnya akan diterima. Bila persentase produk jeleknya cukup besar pada umumnya akan ditolak. Metoda sampling ini sebetulnya tidak menjamin sepenuhnya (100%) terjadinya peristiwa penerimaan atau penolakan. Dengan demikian, bias ada kesalahan atas pengambilan keputusan mengenai penerimaan atau penolakan. Hal ini merupakan resiko, baik bagi produsen maupun konsumen. Berikut adalah resiko bagi produsen dan konsumen, Risiko Produsen: barang kiriman ditolak karena jumlah produk jelek yang ditemukan dalam sample melebihi angka

Rencana Sampling Penerimaan-penolakan Barang Kiriman

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Rencana Sampling Penerimaan-penolakan Barang Kiriman

Citation preview

RENCANA SAMPLING PENERIMAAN-PENOLAKAN BARANG KIRIMAN

Kualitas akhir (kualitas fungsional) suatu mesin/peralatan ditentukan oleh kualitas komponen-komponen yang membentuknya. Sehingga perlu dilakukan pengontrolan kualitas barang masuk (incoming goods).

Metoda pemeriksaan barang masuk yang paling baik (ideal) adalah dengan cara memeriksa satu persatu (100% inspection). Namun belum tentu metoda tersebut dapat di terapkan. Sehingga perlu diterapkan pemeriksaan dengan Rencana Sampling (Sampling Plan) yang dilakukan dengan cara sebagai berikut,

1. Menetapkan ukuran sample (n, sample size; jumlah produk/barang) yang harus diambil dari sejumlah N produk/barang yang dikirim ke pabrik.

2. Menentukan angka penerimaan (acceptance number), yaitu sesuai dengan hasil pemeriksaan, bila jumlah produk/barang yang jelek tidak melebihi angka penerimaan c, maka seluruh produk/barang yang dikirim tersebut diterima. Sebaliknya, bila jumalah produk/barang jelek yang ditemukan dalam sample melebihi c, maka seluruh produk/barang kiriman tersebut ditolak.3. Harga n dan c di atas ditetapkan berdasarkan persetujuan kedua belah pihak (pabrik/pelanggan dan pemasok), dengan mempertimbangkan kondisi barang, derajat proteksi, waktu dan ongkos pemeriksaan, termasuk: kebiasaan, standar, peraturan atau hukum.

Namun sejumalah produk/barang kiriman (N, batch size) yang mempunyai produk/barang jelek dengan persentase tertentu relatif kecil umumnya akan diterima. Bila persentase produk jeleknya cukup besar pada umumnya akan ditolak.

Metoda sampling ini sebetulnya tidak menjamin sepenuhnya (100%) terjadinya peristiwa penerimaan atau penolakan. Dengan demikian, bias ada kesalahan atas pengambilan keputusan mengenai penerimaan atau penolakan. Hal ini merupakan resiko, baik bagi produsen maupun konsumen. Berikut adalah resiko bagi produsen dan konsumen,

Risiko Produsen:barang kiriman ditolak karena jumlah produk jelek yang ditemukan dalam sample melebihi angka penerimaan, padahal ssesungguhnya persentase produk jelek dalam kiriman tersebut relative kecil.

Risiko Konsumen:barang kiriman diterima karena produk jelek yang ditemukan dalam sample tidak lebih besar daripada angka penerimaan, padahal sesungguhnya persentase produk jelek dalam kiriman tersebut relatif besar.Bagi sejumlah besar (partai besar) barang kiriman, penentuan ukuran sample akan lebih leluasa sehingga dapat dipilih sample dengan ukuran yang cukup besar (paling besar rasio n/N adalah 0.2) dengan tujuan untuk mendapatkan suatu metoda sampling dengan kemampuan diskriminasi yang cukup besar. Akan tetapi, bagi ukuran sample yang besar ongkos pemeriksaan mungkin terlalu mahal. Angka penerimaan c bersama-sama dengan ukuran sample n yang dipilih menentukan karateristik rencana sampling. Jadi perlu direncanakan betul, dengan mempertimbangkan derajat proteksi terhadap barang kiriman yang buruk, tingkat kualitas barang yang masuk (diterima) serta ongkos pemeriksaan.

Pembahasan dibatasi pada teknik sampling kualitatif (sampling inspection by attributes) karena pemakaiannya yang cukup luas serta kemudahan proses pemeriksaan produk. Perlu diingat bahwa, ketelitian dan ketepatan proses pengukuran sangat berpengaruh pada diagram kontrol. Sementara itu, pengukur yang kelelahan gara-gara jumlah benda ukur yang terlalu banyak dapat menimbulkan kesalahan.