6

Click here to load reader

Rezim Adalah Serangkaian Peraturan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nt

Citation preview

Page 1: Rezim Adalah Serangkaian Peraturan

REVIEW KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA TENTANG HUKUM LAUT

BAB VIII

REZIM PULAU (REGIME OF ISLANDS)

Pasal 121

Rezim pulau

1. Pulau adalah daerah daratan yang dibentuk secara alamiah yang dikelilingi oleh air dan yang

ada di atas permukaan air pada air pasang.

2. Kecuali dalam hal sebagaimana ditentukan dalam ayat 3, laut teritorial, zona tambahan, zona

ekonomi eksklusif dan landas kontinen suatu pulau ditetapkan sesuai dengan ketentuan

Konvensi ini yang berlaku bagi wilayah darat lainnya.

3. Batukarang yang tidak dapat mendukung kediaman manusia atau kehidupan ekonomi

tersendiri tidak mempunyai zona ekonomi eksklusif atau landas kontinen.

Pada BAB VIII pasal 121 ayat 1 dibahas tentang rezim pulau. Rezim pulau terdiri dari dua

kata yaitu rezim dan pulau. Rezim dapat didefinisikan serangkaian peraturan, baik formal

(misalnya, Konstitusi) dan informal (hukum adat, norma-norma budaya atau sosial, dll) yang

pengatur pelaksanaan suatu pemerintahan dan interaksinya dengan ekonomi dan masyarakat,

sedangkan pulau akan di bahas pada ayat 1. Pada ayat 1 dijelaskan bahwa pulau adalah daerah

daratan yang dibentuk secara alamiah yang dikelilingi oleh air dan yang ada di atas permukaan

air pada air pasang. Pengertian pulau sebagaimana yang diutarakan pasal 121 ayat 1 memiliki

beberapa kata kunci, yaitu lahan daratan, terbentuk secara alamiah, dikelilingi oleh air/lautan,

dan selalu di atas permukaan pada saat pasang, dan memiliki kemampuan ekonomi untuk

menghidupi penduduknya. Pengertian tersebut sesuai dengan Undang-Undang tentang Perairan

Indonesia BAB I Ketentuan Umum pasal 1 nomor 2 tentang pengertian pulau yaitu daerah

daratan yang terbentuk secara alamiah dikelilingi oleh air dan yang berada di atas permukaan air

pada waktu air pasang.

Berdasarkan ukurannya, pulau dapat dibedakan menjadi pulau besar, pulau kecil dan pulau

sangat kecil. Batasan pulau kecil yang baku berdasarkan Undang-Undang No. 27 Tahun 2007

Page 2: Rezim Adalah Serangkaian Peraturan

tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil pada BAB 1 ketentuan umum Pasal

1 nomor 3. Batasan pulau kecil yang dianut adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama

dengan 2000 km2 beserta kesatuan ekosistemnya. Implikasi dari penentuan batasan pulau kecil

ini bagi pengelolaan pulau-pulau berkelanjutan adalah dibatasinya peruntukan lahan dan perairan

pulau-pulau kecil pada beberapa kegiatan pemanfaatan saja. Pemanfaatan pulau-pulau kecil

Indonesia diprioritaskan untuk tujuan konservasi, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

pengembangan, budidaya laut, pariwisata, usaha perikanan dan kelautan dan industri perikanan

secara lestari, pertanian organik, dan/atau peternakan.

Ayat 2 yaitu kecuali dalam hal sebagaimana ditentukan dalam ayat 3, laut teritorial, zona

tambahan, zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen suatu pulau ditetapkan sesuai dengan

ketentuan Konvensi ini yang berlaku bagi wilayah darat lainnya.

Penentuan batas landas kontinen dapat dibagi menjadi tiga kondisi, yaitu :

1. Penentuan batas landas kontinen kurang dari 200 mil laut. Batas terluar dari landas kontinen

adalah sejauh 200 mil laut atau berhimpit dengan batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Konsep ini dikenal dengan Coextensive Principle.

2. Penentuan batas landas kontinen lebih dari 200 mil laut. Batas terluar landas kontinen

mengacu pada empat ketentuan penentuan pinggiran luar tepian kontinen.

3. Penentuan batas landas kontinen yang berbatasan dengan negara pantai lainnya. Batas

terluar landas kontinen mengacu pada perjanjian antara negara yang berkepentingan. Hal ini

terjadi jika jarak antar negara kurang dari 400 mil laut.

Untuk menentukan batas landas kontinen sesuai dengan UNCLOS 1982, maka diperlukan

pemahaman lebih lanjut mengenai garis pangkal, kaki lereng kontinen, pinggiran luar tepian

kontinen, dan punggungan (ridges).

Pengertian garis pangkal menurut UNCLOS 1982, merupakan suatu garis awal yang

menghubungkan titik-titik terluar yang diukur pada kedudukan garis air rendah (low water line),

dimana batas-batas ke arah laut, seperti laut teritorial dan wilayah yurisdiksi laut lainnya (zona

tambahan, landas kontinen, dan zona ekonomi eksklusif) diukur. Dengan demikian, garis

pangkal merupakan acuan dalam penarikan batas terluar dari wilayah-wilayah perairan tersebut.

Dalam UNCLOS 1982 dikenal beberapa macam garis pangkal, yaitu :

Page 3: Rezim Adalah Serangkaian Peraturan

a. Garis pangkal normal (normal baseline)

b. Garis pangkal lurus (straight baseline)

c. Garis pangkal penutup (closing line)

d. Garis pangkal kepulauan (archipelagic baseline)

Kaki Lereng Kontinen, penampakan fisik dari kaki lereng kontinen mempunyai

karakteristik sebagai berikut :

a. Garis lipatan (joint line) antara dua lereng atau permukaan yang berbeda.

b. Garis penghubung antara dua struktur kerak yang berbeda.

c. Permukaan atas yang mewakili struktur asli dari kerak tepian kontinen.

d. Permukaan bawah yang mewakili struktur endapan dari kerak tepian kontinen yang sesuai.

e. Permukaan teratas memiliki gradien yang lebih besar dari permukaan yang lebih rendah

f. permukaan endapan (permukaan bawah) terletak di dekat basin pada dasar laut.

g. Jika terdapat lebih banyak lipatan, maka lipatan yang terdalam memiliki

h. kemungkinan terbesar sebagai kaki lereng kontinen yang dimaksud.

i. Perubahan gradien dari lereng-lereng dapat bervariasi.

Penentuan Pinggiran Luar Tepian Kontinen, Pinggiran luar tepian kontinen dapat

ditentukan melalui pendekatan batu endapan (sedimentary rock) atau disebut juga kriteria

geologi/geomorfologi (geological/ geomorphological criteria) dan kriteria jarak-kedalaman

(depth-distance criteria). Namun demikian, terdapat pembatasan mengenai pinggiran luar tepian

kontinen dari suatu negara pantai, yaitu tidak boleh melebihi 350 mil laut dari garis pangkal, atau

100 mil laut dari garis kedalaman 2500 m.

Penampakan Dasar Laut (Ridges), Pasal 76 menyatakan mengenai tiga buah jenis dari

penampakan dasar laut dalam, yaitu : Oceanic ridges of the deep ocean floor, Submarine ridges,

dan Submarine elevations.

Ayat 3 yaitu batu karang yang tidak dapat mendukung kediaman manusia atau kehidupan

ekonomi tersendiri tidak mempunyai zona ekonomi eksklusif atau landas kontinen. Pada zona ini

tidak ada aktifitas manusia di dalamnya.

Page 4: Rezim Adalah Serangkaian Peraturan

Dengan demikian, gosong pasir, lumpur ataupun karang yang terendam air pasang tinggi,

menurut definisi di atas tak dapat disebut sebagai pulau. Begitupun gosong lumpur atau paparan

lumpur yang ditumbuhi mangrove, yang terendam oleh air pasangtinggi, meskipun pohon-pohon

bakaunya selalu muncul di atas muka air.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau, di akses tanggal 19 oktober 2012

http://id.wikipedia.org/wiki/Rezim, di akses tanggal 19 oktober 2012

Djunarsjah Eka dan Dewantara Tangguh, 2002. Penetapan Batas Landas Kontinen Indonesia.

Teknik Geodesi FTSP ITB.

Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Tentang Hukum Laut (United Nations Convention on the Law of the Sea)

Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1996 Tentang Perairan Indonesia