68
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (R.K.S) KEGIATAN : PERENCANAAN GEDUNG KANTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN MUKOMUKO PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN MUKOMUKO LOKASI : KOMPLEK PERKANTORAN PEMDA MUKOMUKO TAHUN ANGGARAN : 2009 BAGIAN I SYARAT-SYARAT UMUM PASAL 1 U M U M 1. PEMBERI TUGAS Pemberi Tugas adalah Satker Dinas Pekerjaann Umum Kab. Mukomuko selanjutnya disebut Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dengan alamat Sekretariat Daerah Kab. Mukomuko Jl. Bandar Baru, Komplek Perkantoran Pemda Mukomuko. 2. KONSULTAN PERENCANA Yaitu Perusahaan Jasa Konsultan/Badan Hukum yang memiliki Serifikat IUJK INKINDO dan masih berlaku di Bidang Arsitektur Sub. Bidang Arsitektur Bangunan Lingkup Pekerjaan Perencanaan dengan Kualifikasi K (Kecil), yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas. 3. KONSULTAN PENGAWAS Yaitu Perusahaan Jasa Konsultan/Badan Hukum yang memiliki Sertifikat IUJK INKINDO dan masih berlaku di Bidang Arsitektur Sub. Bidang Arsitektur Bangunan Lingkup Pekerjaan 1 CV. UTAKA ESSA KONSULTAN

RKS Pertambangan UKE

Embed Size (px)

DESCRIPTION

RKS GEDUNG

Citation preview

-

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (R.K.S)

KEGIATAN: PERENCANAAN GEDUNG KANTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN MUKOMUKO PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN MUKOMUKO LOKASI: KOMPLEK PERKANTORAN PEMDA MUKOMUKO TAHUN ANGGARAN: 2009

BAGIAN I

SYARAT-SYARAT UMUM

PASAL 1

U M U M1. PEMBERI TUGASPemberi Tugas adalah Satker Dinas Pekerjaann Umum Kab. Mukomuko selanjutnya disebut Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dengan alamat Sekretariat Daerah Kab. Mukomuko Jl. Bandar Baru, Komplek Perkantoran Pemda Mukomuko.2. KONSULTAN PERENCANAYaitu Perusahaan Jasa Konsultan/Badan Hukum yang memiliki Serifikat IUJK INKINDO dan masih berlaku di Bidang Arsitektur Sub. Bidang Arsitektur Bangunan Lingkup Pekerjaan Perencanaan dengan Kualifikasi K (Kecil), yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas.3. KONSULTAN PENGAWASYaitu Perusahaan Jasa Konsultan/Badan Hukum yang memiliki Sertifikat IUJK INKINDO dan masih berlaku di Bidang Arsitektur Sub. Bidang Arsitektur Bangunan Lingkup Pekerjaan Pengawasan dengan Kualifikasi K (Kecil), yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas.4. PENGELOLA KEGIATAN1) Pengelola kegiatan terdiri dari unsur Pemilik/Pengguna Barang/Jasa yang mengelola administrasi dan keuangan atau pejabat yang ditunjuk berdasarkan surat keputusan.2) Pengelola Kegiatan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran3) Pengelola Kegiatan bertugas membantu Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dalam melaksanakan pengelolaan kegiatan pada setiap tahap, baik pada tingkat program maupun pada tingkat operasional.5. KONTRAKTOR PELAKSANAKontraktor Pelaksana adalah Badan Hukum/Perusahaan Jasa Konstruksi yang bergerak dalam Bidang Arsitektur Sub Bidang Bangunan-bangunan non perumahan lainnya termasuk Perawatannya dengan kualifikasi yang memiliki Sertifikasi Badan Usaha (SBU) yang diterbitkan oleh LPJK dan masih berlaku pada saat pemasukan penawaran. 6. SUMBER DANAPelaksanaan Pekerjaan untuk kegiatan tersebut di atas berasal dari :

SUMBER DANA

: APBD KAB. MUKOMUKODPA NOMOR: .....................................TANGGAL

: .......................................TAHUN ANGGARAN : 20097. PANITIA PENGADAAN BARANG/ JASA1) Panitia Pengadaan Barang/ Jasa adalah tim yang diangkat oleh Kuasa Pengguna Anggaran untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa.2) Keanggotaan Panitia Pengadaan Barang/ Jasa ditetapkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran berdasarkan Surat Keputusan, dan masa kerja panitia Pengadaan Barang/ Jasa berakhir sesuai dengan yang tertera dalam Surat Keputusan atau setelah ditandatangani kontrak dengan Pelaksana Pengadaan barang/ Jasa oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau sesuai dengan masa kerja penugasan.PASAL 2

SYARAT-SYARAT REKANAN

YANG DAPAT MEMASUKKAN PENAWARAN

Rekanan yang dapat memasukkan penawaran adalah:1. Perusahaan Jasa Konstruksi Bidang Usaha Pekerjaan Jasa Konstruksi yang memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang diterbitkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) yang masih berlaku pada Bidang Arsitektur Sub Bidang Bangunan-bangunan non perumahan lainnya termasuk Perawatannya dengan Golongan Grade. 4 (Empat)2. Memiliki IUJK yang masih berlaku dan diterbitkan oleh instansi pemerintah

3. Telah terdaftar sebagai peserta lelang dan telah mengambil dokumen lelang.

PASAL 3

PENJELASAN LELANG

1. Penjelasan pekerjaan / Aanwizjing dilaksanakan : Hari: Selasa

Tanggal: 22 Juli 2008

Jam:14.00 WIB

Tempat:Aula Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu

Jl Pembangunan 14 Bengkulu

2. Panitia Pengadaan akan memperlihatkan kondisi lapangan dan lokasi pekerjaan melalui foto slide yang ditayangkan pada saat Rapat Penjelasan.3. Penjelasan mengenai pertanyaan dari peserta dan jawaban dari panitia serta keterangan lain termasuk perubahannya, akan dituangkan didalam Berita Acara Penjelasan (BAP) yang ditandatangani oleh Panitia dan sekurang-kurangnya dua wakil peserta yang hadir.PASAL 4

REKANAN YANG TIDAK DAPAT MEMASUKKAN PENAWARAN

Peserta Pelelangan yang tidak dapat memasukan penawaran :1. Tidak memenuhi syarat sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 2.2. Pegawai Negeri Sipil, TNI, POLRI, Badan Usaha Milik Negara /Daerah, Pegawai Bank Milik Pemerintah/ Daerah.3. Mereka yang dinyatakan pailit / bangkrut.4. Mereka yang keikutsertaannya akan bertentangan dengan tugasnya (Conflict of Interest)5. Perusahaan yang masuk daftar hitam (black list)PASAL 5

LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa ini adalah : Pekerjaan : ........................................................... Lokasi

: ..................................................... Tahun Anggaran : 2009Pekerjaan tersebut di atas dilaksanakan sampai dengan selesai dengan hasil baik/sempurna serta dapat diterima oleh Pemberi Tugas.PASAL 6

SURAT PENAWARAN

1. Surat Penawaran dibuat di atas kop perusahan yang berisi :1) Pernyataan resmi mengikuti pelelangan.2) Pernyataan bahwa penawaran dibuat sesuai dengan peraturan pengadaan barang/jasa sebagaimana ketentuan yang berlaku3) Harga total penawaran dalam angka dan huruf harus sama4) Harga penawaran harus sudah termasuk PPN, Bea Materai dan pungutan-pungutan lainnya sesuai ketentuan.5) Masa berlaku surat penawaran tidak kurang dari 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal surat penawaran6) Lamanya waktu penyelesaian pekerjaan selambat-lambatnya 160 ( Seratus Enam Puluh ) hari Kalendar7) Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan.8) Bermaterai Rp. 6.000,- bertanggal, bertandatangan, dan di cap basah perusahaan.2. Surat penawaran ditanda tangani oleh pemimpin perusahaan/direktur atau penerima kuasa yang namanya tercantum dalam akte pendirian perusahaan atau perubahannya (contoh Surat Penawaran terlampir)

PASAL 7

JAMINAN PENAWARAN

1. Jaminan Penawaran untuk Pelelangan ini adalah sebesar 3 % (tiga persen) dari nilai HPS, berupa Surat Jaminan Bank Umum (tidak termasuk Bank Perkreditan Rakyat) atau oleh Perusahaan Asuransi yang mempunyai program Asuransi kerugian (surety bond) yang mempunyai dukungan reasuransi sebagaimana persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.2. Jaminan Penawaran harus mempunyai masa berlaku tidak kurang dari 30 hari.3. Jaminan Penawaran menjadi milik Negara, apabila peserta mengundurkan diri setelah memasukkan Surat Penawarannya kedalam Kotak Pelelangan, atau mengundurkan diri setelah ditunjuk sebagai Pemenang Pelelangan.4. Apabila pelelangan dinyatakan gagal, maka Jaminan Penawaran dikembalikan kepada Penawar.5. Jaminan Penawaran ditujukan kepada Kuasa Pengguna Anggaran Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu Tahun 2008, Jl Pembangunan 14 Bengkulu, dengan menyebutkan nama paket pekerjaan yang diikuti6. Nama peserta pelelangan sama dengan nama yang tercantum dalam surat jaminan penawaranPASAL 8

PERSYARATAN KUALIFIKASI PENYEDIA BARANG/JASA

1. Memiliki Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) pada bidang usahanya yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang berwenang yang masih berlaku.2. Secara hukum mempunyai kapasitas mendatangani kontrak pengadaan Barang / Jasa.3. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau tidak sedang menjalani sanksi pidana dan Perdata.4. Telah melunasi kewajiban pajak tahun 2008 (SPT/PPh) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 25 atau Pasal 21/Pasal 23 atau PPN Tiga bulan terakhir.5. Selama 4 (empat) tahun terakhir pernah memiliki pengalaman menyediakan barang/jasa baik di lingkungan pemerintah atau swasta termasuk pengalaman sub kontrak, kecuali penyedia barang/jasa yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun.6. Memiliki kinerja baik dan tidak masuk dalam daftar sanksi atau daftar hitam di suatu instansi.

7. Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha kecil termasuk koperasi

8. Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.

9. Termasuk dalam penyedia barang/jasa yang sesuai dengan nilai paket pekerjaan.10. Menyampaikan daftar perolehan pekerjaan yang sedang dilaksanakan

11. Tidak membuat pernyataan yang tidak benar tentang kompetensi dan kemampuan usaha yang dimilikinya.12. Memiliki sisa kemampuan keuangan (SKK) yang cukup dan sisa kemampuan paket (SKP).PASAL 9

DOKUMEN PENAWARAN DAN DOKUMEN PASCAKUALIFIKASI

1. Dokumen Penawaran mencakup Surat Penawaran yang dilengkapi dengan persyaratan Administrasi, Teknis, dan Harga, berupa :

1) Dokumen Administrasi

(1) Surat Pernyataan Kebenaran Data/Dokumen ( bermaterai Rp. 6.000,- )

(2) Surat Pernyataan Tidak Menuntut Ganti Rugi ( bermaterai Rp. 6.000,- )

(3) Surat Pernyataan Bukan Pegawai Negeri Sipil,TNI dan Polri (bermaterai Rp.6.000,- )

(4) Surat Pernyataan Tunduk kepada Peraturan Keppres No.80 Tahun 2003 dan Perubahannya (bermaterai Rp. 6.000,- )

(5) Surat Pernyataan Tunduk kepada Peraturan Lelang (bermaterai Rp. 6.000,- )

(6) Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan (bermaterai Rp. 6.000,-)

(7) Surat Pernyataan Tenaga Teknik / Pelaksana Lapangan (bermaterai Rp. 6.000,-)

(8) Jaminan Penawaran, 1 Asli dan 2 (dua) Rekaman

(9) Foto copy KTA Asosiasi Konstruksi

(10) Foto copy Akte Pendirian Perusahaan dan Perubahannya(11) Foto copy Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

(12) Foto copy NPWP

(13) Foto copy HO/SITU

(14) Foto Copy SBU

2) Dokumen Teknis terdiri dari :

1. Time Schedule, 1 Asli dan 2 (dua) rekaman (tanda tangan dan cap basah)

2. Metode Pelaksanaan Pekerjaan

3. Data Peralatan

4. Data Personalia

3) Dokumen Harga terdiri dari :

1. Daftar Kwantitas dan harga, 1 Asli dan 2 (dua) rekaman (tanda tangan dan cap basah)

2. Daftar Analisa Harga Satuan, 1 Asli dan 2 (dua) rekaman (tanda tangan dan cap basah)

3. Daftar Harga Satuan 1 Asli dan 2 (dua) rekaman, (tanda tangan dan cap basah)

4) Dokumen Kualifikasi terdiri dari :

1. Surat Pernyataan Minat untuk Mengikuti Pelelangan (tanda tangan asli dan cap basah) bermaterai Rp. 6.000,- 2. Mengisi dan menandatangani Pakta Integritas

3. Mengisi Formulir Isian Penilaian Kualifikasi dengan benar (bermaterai Rp 6000)

4. Photocopy IUJK

5. Photocopy pelunasan PPh BadanTahun 2008 dan atau Surat Keterangan Fiskal Tahun 20086. Photocopy SPT Masa PPh atau PPN bulan Tiga bulan terakhir.7. Daftar Pengalaman Pekerjaan

8. Surat Pernyataan Tidak termasuk dalam daftar sanksi atau daftar hitam suatu instansi Pemerintah (bermaterai Rp 6.000).9. Daftar Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan10. Perhitungan SKK dan SKP yang ditandatangani oleh Pimpinan Perusahaan.

PASAL 10

PENYAMPAIAN & PEMBUKAAN DOKUMEN PENAWARAN

1. Sistem penyampaian dokumen penawaran yang digunakan, yaitu SISTEM SATU SAMPUL, yang cara penyampaiannya adalah sebagai berikut :1) Amplop Berkas PenawaranBerkas penawaran yang asli harus diatur dan dijilid sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan. Demikian juga halnya dengan copy pertama sampai dengan yang kedua.

Dokumen asli dan kedua copynya masing-masing dimasukan ke dalam amplop, untuk kemudian dimasukan lagi ke dalam amplop besar. Semua amplop harus ditutup, dan dilem, di lak pada 5 (lima) titik2) Pada sampul luar dicantumkan Panitia Pengadaan Barang/Jasa Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kab. Mukomuko Tahun 2009, dan jenis pekerjaan yaitu Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Badan Pendidikan dan Latihan Kerja Kab. Mukomuko, lihat contoh dibawah ini :

Warna Amplop CoklatContoh Depan Amplop Penawaran

Nama Paket Pekerjaan :

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum

Kab. Mukomuko Jl. Ujung Padang Komplek Perkatoran Pemda Kab. Mukomuko

Contoh Belakang Amplop Penawaran 3) Dokumen penawaran bersifat rahasia oleh karena itu disampaikan secara langsung dan tidak boleh melalui pos dan dimasukkan ke dalam kotak yang telah disediakan Panitia pada waktu dan tempat yang telah ditetapkan2. Dokumen Penawaran dinyatakan batal apabila :

1) Disampaikan melewati batas waktu pemasukan penawaran yang ditentukan 2) Berkas penawaran dikirim kepada perorangan/pejabat di Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu

3) Amplop penawaran tidak mencantumkan nama pekerjaan, tujuan, dan alamat sebagaimana diatur dalam pasal 10.1.2) di atas

3. Pembukaan Dokumen Penawaran :

1) Pada waktu yang telah ditentukan, panitia menyatakan dihadapan para peserta Pengadaan Barang/Jasa bahwa pemasukan dokumen penawaran telah ditutup.2) Setelah saat penyampaian berkas penawaran ditutup, berkas penawaran susulan baik surat keterangan dan sebagainya, perubahan atau susunan pemberian bahan Pengadaan Barang/Jasa demikian pula penjelasan secara lisan atau tulisan atas berkas penawaran yang telah disampaikan tidak dapat diterima.3) Panitia meminta kesediaan sekurang-kurangnya 2 (dua) wakil dari peserta pelelangan yang hadir sebagai saksi. Apabila tidak terdapat saksi dari peserta pelelangan yang hadir, panitia/ pejabat pengadaan menunda pembukaan kotak/tempat pemasukan dokumen penawaran sampai dengan waktu tertentu yang telah ditentukan panitia/pejabat pengadaan sekurang-kurangnya 2 (dua) jam. Setelah sampai batas waktu yang telah ditentukan, wakil peserta lelang tetap tidak ada yang hadir, acara pembukaan kotak/tempat pemasukan dokumen penawaran dilakukan dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi di luar panitia/pejabat pengadaan yang ditunjuk secara tertulis oleh panitia/pejabat pengadaan;

4) Peserta yang hadir pada saat pembukaan dokumen penawaran dan akan menjadi saksi adalah Pengurus/pemilik perusahaan yang tercantum dalam akte notaris perusahaan atau orang yang ditunjuk perusahaan dengan bukti surat kuasa dari pengurus perusahaan

5) Panitia pengadaan meneliti isi kotak/tempat pemasukan dokumen penawaran dan menghitung jumlah sampul penawaran yang masuk (tidak dihitung surat pengunduran diri) dan bila penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) peserta, pelelangan tidak dapat dilanjutkan dan harus diulang, kemudian mengumumkan kembali dengan mengundang calon peserta lelang yang baru;

6) Panitia membuka kotak penawaran dan sampul berkas penawaran di depan para penawar7) Panitia pengadaan memeriksa, menunjukkan dan membacakan di hadapan para peserta pelelangan mengenai kelengkapan dokumen penawaran 8) Kekurangan materai, tanggal, tanda tangan, dan data/dokumen lain tidak dapat ditambahkan lagi oleh penawar.9) Panitia pengadaan tidak boleh menggugurkan penawaran pada waktu pembukaan penawaran kecuali sebagaimana tercantum dalam pasal 10 ayat 2 di atas ; 10) Setelah dibacakan dengan jelas, berita acara ditandatangani oleh panitia yang hadir dan dua orang wakil peserta lelang yang sah yang ditunjuk oleh para peserta lelang yang hadir; 11) Para penawar yang hadir diberi kesempatan melihat dokumen-dokumen yang disampaikan kepada panitia.12) Panitia segera membuat Berita Acara Pembukaan Penawaran yang memuat semua hal-hal sebagai berikut : Semua penawaran yang lengkap maupun yang tidak lengkap,

Sebab-sebab penawaran yang tidak lengkap

Kelainan-kelainan dan kekurangan-kekurangan lain seperti rekanan yang mengundurkan diri atau tidak memasukan penawaran, adanya proses atau sanggahan peserta Pengadaan Barang/Jasa apada saat membuka penawaran.

Berita Acara ditanda tangani oleh panitia yang hadir dan sekurang-kurangnya 2 (dua) wakil dari penawar hadir. Jika terjadi penundaan waktu pembukaan penawaran, maka penyebab penundaan tersebut harus dimuat dengan jelas di dalam Berita Acara Pembukaan Penawaran (BAPP)13) BAPP dibagikan kepada wakil peserta pelelangan yang hadir.4. Jadwal proses pelelangan terlampir.

PASAL 11

EVALUASI PENAWARAN

Evaluasi penawaran meliputi evaluasi administrasi, teknis, dan harga dengan Metode Pasca kualifikasi menggunakan sistim gugur.

Atas tiga penawaran terendah yang lulus evaluasi administrasi, teknis dan harga selanjutnya dilakukan penilaian kualifikasi berdasarkan kriteria, metode dan tata cara evaluasi yang telah ditetapkan. 1. Evaluasi Administrasi

Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi apabila :1) Syarat-syarat yang diminta menurut dokumen lelang dipenuhi secara lengkap2) Surat penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut dimaksud dalam Pasal 63) Surat Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan sebagai dimaksud dalam Pasal 74) Analisa Harga Satuan pekerjaan utama disampaikan dengan lengkap5) Apabila dalam proses evaluasi administrasi terdapat peserta lelang yang terbukti memiliki kepengurusan dan/atau kepemilikan silang sebagaimana yang tercantum dalam Akte Notaris dan Form Isian Kualifikasi maka seluruh peserta lelang yang terkait tersebut akan dinyatakan gugur.6) Dokumen penawaran yang masuk menunjukkan adanya persaingan yang sehat, tidak terjadi pengaturan bersama (kolusi) di antara para peserta.Terhadap penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi dilanjutkan dengan evaluasi teknis, sedangkan penawaran yang tidak memenuhi persyaratan administrasi dinyatakan gugur.2. Evaluasi Teknis

1) Evaluasi teknis dilaksanakan terhadap penawaran yang dinyatakan memenuhi persyaratan/evaluasi administrasi.2) Mengevaluasi rencana teknis pelaksanaan yang diserahkan, apakah dapat dipertanggung jawabkan dan selaras dengan jadwal waktu pelaksanaan, peralatan, personil perusahaan yang diusulkan.3) Apabila secara teknis dapat dipertanggung jawabkan tetapi terdapat keraguan, maka dapat dilakukan klarifikasi.4) Apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal yang kurang jelas atau meragukan panitia melakukan klarifikasi dengan pihak penawar.5) Terhadap penawaran yang tidak memenuhi persyaratan teknis dinyatakan gugur.Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan teknis apabila :1) Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melampaui batas waktu yang ditetapkan.2) Jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal yang disediakan mengggambarkan dukungan penyelesaian pekerjaan3) Tenaga ahli/teknis yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan persyaratan yang ditentukan serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan.4) Bahan/material yang ditawarkan spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan dokumen lelang.5) Apabila dalam proses evaluasi teknis terdapat hal-hal yang kurang jelas/meragukan, maka panitia dapat melakukan klarifikasi teknis lebih lanjut kepada pengurus/pemilik perusahaan yang berwenang menandatangani kontrak.Terhadap penawaran yang memenuhi persyaratan teknis dilanjutkan dengan evaluasi kewajaran harga.3. Evaluasi Kewajaran Harga

1) Evaluasi kewajaran harga hanya berlaku terhadap penawaran yang dinyatakan lulus/memenuhi persyaratan evaluasi administrasi dan teknis.2) Meneliti besarnya kuantitas pekerjaan dalam daftar kuantitas dan harga, apakah sudah sesuai dengan yang tertera dalam dokumen lelang.3) Penawar tidak diperkenankan merubah kuantitas pekerjaan yang sudah ditentukan sebagai dasar penawaran. Perubahan kuantitas oleh penawar akan mengugurkan penawaran.4) Meneliti keselarasan antara harga satuan bahan dan upah. Analisa harga satuan terinci dalam daftar kuantitas harga. Apabila diperlukan panitia dapat melakukan klarifikasi mengenai sesuatu yang dianggap tidak atau kurang selaras.5) Mengevaluasi kewajaran harga satuan setiap jenis pekerjaan dan bila diperlukan panitia dapat melakukan klarifikasi untuk mengetahui sebab-sebab harga satuan terlalu kecil.6) Mengevaluasi kewajaran total penawaran yaitu dengan meneliti jumlah perbedaan harga dari jenis- jenis pekerjaan yang terlalu rendah atau pun terlalu tinggi dibandingkan terhadap OE yang bersangkutan.7) Apabila diperlukan panitia dapat memanggil penawar untuk diminta penjelasan lebih lanjut mengenai penawarannya.8) Unsur- unsur yang akan diteliti dan dinilai dalam evaluasi kewajaran harga adalah hal-hal yang pokok-penting, yaitu meliputi :(1) Total harga yang ditawarkan secara keseluruhan terhadap pagu anggaran. Apabila melibihi pagu anggaran dinyatakan gugur. (2) Mengevaluasi urutan penawaran dengan mengoreksi perhitungan aritmatik yaitu mengoreksi perkalian dan penjumlahan yang tertera dalam daftar kuantitas dan harga untuk masing-masing penawaran sehingga ada kemungkinan total penawaran pada waktu pembukaan surat penawaran (kemungkinan akan merubah urutan pemenang penawaran)(3) Jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dalam penawaran dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang lain dan harga satuan pada surat penawaran tetap dibiarkan kosong. Sedangkan jenis pekerjaan tersebut harus tetap dikerjakan sesuai dengan volume yang tercantum dalam dokumen RKS4. Evaluasi Kualifikasi

1) Penilaian kualifikasi dilakukan terhadap 3 (tiga) penawaran terendah yang responsif yang memenuhi ketentuan Evaluasi Administrasi, Teknis, dan Kewajaran Harga.

2) Penilaian (evaluasi) kelulusan Pascakualifikasi bagi calon peserta mengacu kepada ketentuan yang tertuang dalam Keppres 80 Tahun 2003 beserta seluruh perubahan dan lampirannya. 3) Dalam hal kelengkapan dan adanya perbedaan data/informasi antara dokumen Asli dan rekaman yang dijadikan acuan adalah Dokumen asli. 4) Apabila peserta dimaksud tidak dapat menunjukkan dokumen asli yang diminta panitia dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja, maka peserta tersebut akan dinyatakan gugur 5) Penilaian kualifikasi juga dilakukan sesuai dengan Kepmen Kimpraswil No. 339/KPTS/2003 tanggal, 31 Desember 2003 Bab. IV dengan ketentuan sbb:

Penilaian Keuangan, Nilai Minimal 3,75 dan Max 10 dan dibawah 3,75 dinyatakan gugur.

Penilaian Pengalaman, Nilai Minimal 30 dan Max 60 dan dibawah 30 dinyatakan gugur

Penilaian Kemampuan Teknis, Nilai Minimal 15 dan Max 30 dan dibawah 15 dinyatakan gugur

Nilai ambang lulus = 60

PASAL 12

PENETAPAN CALON PEMENANG

Penawaran yang diusulkan sebagai calon pemenang adalah yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:1. Penawaran memenuhi persyaratan administrasi dan teknis yang ditentukan dalam dokumen lelang2. Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggung jwabkan.3. Penawaran tersebut adalah terendah diantara penawaran yang memenuhi syarat.4. Yang diperbandingkan untuk menghasilkan calon pemenang dan nilai kontrak adalah harga setelah dilakukan Koreksi Aritmatik.5. Bilamana dalam Pengadaan Barang/Jasa terdapat 2 (dua) atau lebih harga penawaran yang sama dan termasuk penawaran terendah maka panitia akan memilih peserta sebagai Calon pemenang yang menurut pertimbangan mempunyai kecakapan serta kemampuan yang lebih besar.6. Setelah panitia Pengadaan Barang/Jasa mengusulkan 1 (satu) pemenang dan 2 (dua) calon pemenang cadangan maka calon-calon pemenang tersebut segera diajukan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) untuk diproses lebih lanjut guna mendapatkan Penetapan/Penunjukkan.7. Nilai penawaran terendah pada saat pembukaan penawaran belum tentu sebagai calon pemenang karena harus dilakukan evaluasi oleh panitia pengadaan barang/jasa:PASAL 13

PEMENANG PENGADAAN BARANG/JASA

1. Panitia Pengadaan Barang/Jasa akan menilai, menganalisa kesesuaian dokumen-dokumen penawaran dengan perundangan-undangan yang berlaku dan mengusulkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) 3 (tiga) calon Pemenang untuk ditunjuk sebagai pemenang.2. Penetapan Pemenang dilakukan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) berdasarkan usulan yang disampaikan oleh Panitia Pengadaan barang/Jasa.3. Pemenang akan disampaikan/diumumkan oleh Panitia kepada peserta pada waktu sesuai dengan peraturan yang berlaku setelah diterimanya Surat Penetapan Pemenang (SPP) dari Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)PASAL 14

SANGGAHAN PESERTA LELANG

1. Peserta Pengadaan Barang/Jasa dapat mengajukan sanggahan secara tertulis kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman pemenang lelang.2. Sanggahan dapat diajukan apabila terjadi penyimpangan prosedur pelelangan. Jawaban terhadap sanggahan diberikan secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah diterimanya sanggahan itu.PASAL 15

PENERBITAN SURAT PENUNJUKAN PEMENANG

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) mengeluarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) sebagai pelaksana pekerjaan yang dilelangkan, dengan ketentuan:1. Tidak ada sanggahan dari peserta lelang.2. Sanggahan yang diterima pejabat yang berwenang menetapkan dalam masa sanggah ternyata tidak benar, atau sanggahan diterima melewati waktu masa sanggah.3. Peserta lelang yang ditetapkan sebagai penyedia barang/jasa wajib menerima keputusan tersebut. Apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa penawarannya masih berlaku, maka pengunduran tersebut hanya dapat dilakukan berdasarkan alasan yang dapat diterima dengan secara obyektif oleh pengguna barang/jasa, dengan ketentuan bahwa jaminan penawaran peserta lelang yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan pada Kas Negara.4. Terhadap penyedia barang/jasa yang ditetapkan sebagai pelaksana pekerjaan mengundurkan diri dengan alasan berlaku, disamping jaminan penawaran yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan ke Kas Negara peneyedia barang/jasa tersebut juga dikenakan sanksi berupa larangan untuk mengikuti pengadaan barang/jasa di instansi pemerintah selama 2 (dua) tahun.5. Apabila pemenang lelang urutan pertama yang ditetapkan sebagai penyedia barang/jasa mengundurkan diri, maka penetapan penyedia barang/jasa dapat dilakukan pada calon pemenang lelang urutan kedua (jika ada) sesuai dengan harga penawarannya, dengan ketentuan:1) Penetapanpemenanglelangurutankeduatersebutharusterlebih dahulu mendapat persetujuan/ penetapan pejabat yang berwenang menetapkan pemenang lelang.2) Masa penawaran calon pemenang lelang urutan kedua masih berlaku atau sudah diperpanjang masa berlakunya.6. Apabila calon pemenang lelang urutan kedua juga mengundurkan diri, maka penetapan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan calon pemenang urutan ketiga (jika ada) sesuai dengan harga penawarannya dengan ketentuan:1) Penetapan pemenang lelang tersebut harus terlebih dahulu mendapat persetujuan /penetapan yang berwenang menetapkan pemenang lelang.2) Masa berlakunya penawaran calon pemenang lelang urutan ketiga masih berlaku atau sudah diperpanjang.3) Bila calon pemenang ketiga mengundurkan diri, dengan alasan yang tidak dapat diterima, dikenakan sanksi sebagaimana peraturan berlaku.7. Kemudian panitia/pejabat pengadaan melakukan pelelangan ulang, dengan ketentuan bahwa jaminan penawaran dari calon pemenang lelang urutan ketiga dicairkan dan disetorkan ke Kas Negara.8. SPPBJ harus dibuat paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman penetapan pemenang lelang dan segera disampaikan kepada pemenang lelang.9. Dalam 7 (tujuh) hari kalender setelah penunjukan, kontraktor pemenang harus menyerahkan jaminan pelaksanaan sebesar 5% dari Nilai kontrak kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).10. Bila Kontraktor pemenang tidak menyerahkan jaminan pelaksanaan, maka kontraktor tersebut dianggap tidak bersungguh-sungguh mengiktuti Pengadaan Barang/Jasa dan dinyatakan gugur11. Kontraktor pemenang, setelah menyerahkan jaminan pelaksanaan, bersama dengan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) akan menandatangani kontrak.PASAL 16

JAMINAN PELAKSANAAN

1. Bagi penawar yang telah ditunjuk sebagai pemenang sebelum menandatangani kontrak diwajibkan menyerahkan Surat Jaminan Pelaksanaan (SJP) yang dikeluarkan oleh Bank Umum yang besarnya ditetapkan sebesar 5 % (Lima persen) dari nilai kontrak. Pada saat jaminan pelaksanaan diterima oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) maka jaminan penawaran yang bersangkutan dikembalikan.2. Masa berlaku jaminan Pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal penanda tanganan kontrak sampai dengan 14 (empat belas) hari setelah tanggal masa pemeliharaan berakhir berdasarkan kontrak.3. Bila pemborong mengundurkan diri setelah menandatangani surat perjanjian pemborong maka jaminan pelaksanaan menjadi milik Negara.PASAL 17

PELELANGAN ULANG

Pengadaan Barang/Jasa Gagal dan Pengadaan Barang/Jasa Ulang1. Pengadaan Barang/Jasa dinyatakan gagal apabila:1) Penyedia barang/jasa yang tercantum dalam daftar calon peserta lelang kurang dari 3 (tiga) atau:2) Penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga);atau3) Tidak ada penawaran yang memenuhi syarat yang ditentukan dalam dokumen lelang;atau4) Semua penawaran di atas pagu anggaran yang tersedia;atau5) Sanggahan dari peserta lelang atau kesalahan prosedur yang tercantum dalam dokumen lelang ternyata benar; atau6) Sanggahan dari peserta lelang atas terjadinya KKN dari calon pemenang lelang urutan 1, 2, dan 3 ternyata benar.

7) Calon pemenang urutan 1, 2, dan 3, mengundurkan diri dan tidak bersedia ditunjuk.8) Pelaksanaan Pengadaan barang/Jasa tidak sesuai dengan ketentuan dokumen lelang atau prosedur yang berlaku.9) Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN dalam pelaksanaan lelang ternyata benar.2. Pengadaan Barang/Jasa Ulang:Dalam hal Pengadaan Barang/Jasa dinyatakan gagal, pengguna barang/jasa/pejabat yang berwenang memerintahkan Pengadaan Barang/Jasa Ulang dengan prosedur:1) Pengadaan Barang/Jasa gagal karena tersebut pada butir 1. 1), dan/atau 1. 2), dan/atau 1. 5), dilakukan Pengadaan Barang/Jasa ulang, dengan cara mengumumkan kembali dan mengundang calon peserta lelang yang baru selain calon peserta yang masuk dalam daftar peserta lelang.2) Pengadaan Barang/Jasa gagal karena pada butir 1.3) dan/atau 1.4) dan/atau 1.8) dilakukan Pengadaan Barang/Jasa ulang, dengan cara mengundang ulang semua peserta lelang yang tercantum dalam daftar calon peserta lelang untuk mengajukan penawaran ulang secara lengkap (administrasi, teknis, dan harga). Bilamana dianggap perlu panitia melakukan Pelelang ulang dengan mengundang calon peserta lelang yang baru.3) Pengadaan Barang/Jasa gagal yang disebabkan sebagaimana tersebut pada butir 1.6, dan/atau 1.9) dilakukan sebagai berikut:(1) Apabila panitia/pejabat pengadaan lelang tidak terbukti terlibat KKN, panitia pengadaan barang/jasa mengundang ulang semua peserta lelang yang tercantum dalam daftar calon penyedia barang/jasa untuk mengajukan penawaran ulang secara lengkap (administrasi, teknis, dan harga). Bilamana dianggap perlu panitia/pejabat pengadaan lelang melakukan Pengadaan Barang/Jasa ulang dengan mengundang calon penyedia/pejabat pengadaan lelang dilarang mengundang peserta lelang yang terlibat KKN, dan penyedia barang/jasa dikenakan sanksi pidana berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.(2) Apabila panitia/pejabat pengadaan lelang terbukti terlibat KKN, maka panitia/pejabat pengadaan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan dibentuk panitia/pejabat pengadaan lelang baru untuk melakukan Pengadaan Barang/Jasa ulang panitia/pejabat pengadaan lelang baru dilarang mengikutsertakan peserta lelang yang terbukti terlibat KKN.4) Pengadaan Barang/Jasa gagal yang disebabkan sebagaimana tersebut pada butir 1.7) dilakukan pengadaan Barang/Jasa ulang dengan cara sebagai berikut:(1). Mengundang peserta lelang yang memenuhi syarat untuk menyampaikan penawaran harga yang baru apabila peserta lelang yang memenuhi syarat sama dengan atau lebih dari 3 (tiga) peserta (tidak termasuk peserta yang mengundurkan diri)(2). Mengumumkan kembali/mengundang peserta lelang yang baru dan lama yang memenuhi syarat untuk mengajukan penawaran apabila peserta yang memenuhi syarat yang kurang dari 3 (tiga) peserta (tidak termasuk peserta yang mengundurkan diri).5) Apabila dalam Pengadaan Barang/jasa ulang pesertanya kurang dari 3(tiga) maka:(1). Dalam hal peserta lelang yang memenuhi syarat hanya 2 (dua), maka proses pemilihan langsung;(2). Dalam hal peserta lelang yang memenuhi syarat hanya 1 (satu), maka proses pemilihan dilanjutkan seperti pada proses penunjukan langsung.6) Dalam hal pengguna barang/jasa atau panitia/pejabat pengadaan menemukan indikasi kuat adanya KKN diantara para penyedia barang/jasa maka:

1) Panitia/pejabat pengadaan meneliti kewajaran penawaran dengan cara memeriksa koefisien dan harga satuan dasar upah, bahan, dan alat dan membandingkan dengan harga satuan pekerjaan sejenis terdekat,2) Memeriksa dokumentasi yang mendukung adanya KKN,3) Apabila hasil penelitian dan pemeriksaan pada butir 1 (satu) dan butir 2 (dua) mengarah kepada terjadinya KKN, maka pengguna barang/jasa atau panitia/pejabat pengadaan wajib menghentikan proses Pengadaan Barang/Jasa untuk diperiksa instansi yang berwenang.7) Apabila dalam pelaksanaan ulang terjadi KKN, maka pengguna barang/jasa wajib menghentikan proses pengadaan dan pejabat yang berwenang mengusulkan pemindahan alokasi dananya untuk pekerjaan lainPASAL 18

KETENTUAN-KETENTUAN YANG BERLAKU

Ketentuan-ketentuan yang berlaku dan mengikat dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini adalah:1. Keppres Nomor : 80 Tahun 2003 beserta seluruh lampiran-lampiran dan perubahannya.

2. Kepmen Kimpraswil No. 339/KPTS/2003 tanggal, 31 Desember 2003

3. Tata Cara Perhitungan Beton Untuk Bangunan Gedung SK SNI T-15-1991-03

4. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PBI) 19825. Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB) SNI: 3/53.6. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 19617. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL).8. Keputusan Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum tentang Pedoman Operasi Pelaksanaan dalam Menyelenggarakan Pembangunan Bangunan Gedung Negara9. Ketentuan/peraturan Daerah setempat 10. Peraturan dibidang Ketenagakerjaan Indonesia 11. Petunjuk Operasional DIPA Nomor: 0043.0/089.010/VIII/2008, tanggal 31 Desember 2007PASAL 19

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan adalah:1. Kontraktor harus segera memulai pekerjaan pelaksanaan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender terhitung dari surat perintah kerja.2. Pekerjaan harus segera selesai dan diserahkan untuk pertama kali dalam waktu 120 (Seratus Dua Puluh) hari kalender sejak tanggal dikeluarkannya SPMK.3. Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat dipertimbangkan apabila terjadi hambatan/ gangguan yang tidak bisa dikendalikan secara umum dan sesuai dengan laporankonsultan pengawas, permohonan perpanjangan waktu pelaksanaan diajukan secara tertulis selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum masa kontrak berakhir/habis. Dan harus didukung dengan alasan-alasan yang lengkap.4. Biaya pengawasan akibat perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.5. Penyerahan pertama pekerjaan pelaksanaan dibuat dengan Berita Acara yang syah dan dilampiri Berita Acara Pemeriksaan dan Barita Acara Kemajuan Pekerjaan Pelaksanaan.PASAL 20

SYARAT-SYARAT PEMBAYARAN

Pembayaran dari nilai kontrak dilakukan oleh pemberi tugas kepada kontraktor dengan cara bertahap/ per termin dengan nilai pembayaran disesuaikan dengan kemajuan pekerjaan pelaksanaan. Cara-cara pembayaran dan persyaratan akan diatur lebih lanjut dalam surat perjanjian pemborong.PASAL 21

FORCE MAJEURE

1. Yang dimaksud dengan Force Majeure adalah semua kejadian luar biasa yang langsung dapat mempengaruhi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang disebabkan:2. Bencana alam yang dinyatakan secara resmi, seperti:1) Gempa bumi2) Tanah longsor3) Banjir4) Kebakaran5) Epidemi6) Peperangan/pemberontakan7) Peraturan pemerintah dibidang moneter yang pelaksanaannya dengan keputusan pemerintah.8) Pemogokan buruh yang disebabkan bukan kesalahan pemborong3. Apabila terjadi Force Majeure Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis kepada pemberi tugas, selambat-lambatnya 4 (empat) hari setelah terjadi Force Majeure. Apabila Force Majeure kedua belah pihak dapat merundingkan kembali tentang pelaksanaan pekerjaan dan waktu pelaksanaan.PASAL 22

REKANAN YANG TELAH DITUNJUK MENGUNDURKAN DIRI

1. Rekanan yang telah ditunjuk dan ternyata mengundurkan diri, maka jaminan penawaran rekanan yang bersangkutan menjadi milik Negara.2. Dalam hal pemenang pertama Pengadaan Barang/jasa mengundurkan diri, maka pemenang urutan kedua dapat ditunjuk sepanjang harga penawarannya tidak melebihi perkiraan harga yang dikalkulasikan secara keahlian (Profesional).3. Pemenang kedua tidak bersedia ditunjuk, maka akan ditunjuk pemenang ketiga sepanjang harga penawarannya tidak melebihi perkiraan harga yang dikalkulasikan secara keahlian (Profesional).4. Pemenang ketiga juga tidak bersedia untuk ditunjuk, maka panitia atas permintaan Pajabat Pembuat Komitmen akan mengadakan Pengadaan barang/Jasa ulang.BAGIAN II

SYARAT-SYARAT KONTRAK/ ADMINISTRASI

PASAL 1DEFINISI DAN PENGERTIAN

Yang dimaksud dalam syarat-syarat umum ini1. Kuasa Pengguna Anggaran adalah Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Kepala Bidang Cipta Karya Kabupaten Mukomuko.2. Pekajabat Pelaksana Kegiatan (PPK) adalah pejabat/Penanggung Jawab yang mewakili untuk bertindak selaku pemberi dan Pengatur jalannya pekerjaan yang diatur dalam kontrak selanjutnya disebut Pekajabat Pelaksana Kegiatan (PPK).3. Pekerjaan adalah pekerjaan yang harus dilaksanakan, diselesaikan dan dipelihara sesuai dalam dokumen kontrak.4. Pengawas adalah perorangan/beberapa orang, instansi , badan hukum dan staf yang ditugasi untuk mengawasi, mengontrol, dan mengarahkan pelaksanaan pekerjaan agar tercapai hasil kerja yang sebaik- baiknya sesuai dengan dokumen kontrak.5. Kontraktor adalah perusahaan yang penawarannya telah diterima dan dinyatakan sebagai Pemenang oleh Pemberi Kerja untuk melaksanakan pekerjaan.6. Kontrak adalah Perikatan antara Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dengan Penyedia barang/ Jasa dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.7. Harga kontrak adalah harga yang tercantum dalam Surat Penetapan Pemenang Lelang/Surat Perintah Kerja/SPK dan selanjutnya ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan dalam kontrak.8. Peralatan adalah segala peralatan, mesin-mesin dan kendaraan Kontraktor yang dibawa sementara ke lapangan oleh Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan.9. Bahan-bahan adalah semua bahan yang dipakai untuk pelaksanaan penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan.10. Hari Kalender adalah hari berdasarkan tanggal/kalender, termasuk hari minggu dan hari libur nasional, bulan adalah bulan kalender.11. Hari Kerja adalah hari-hari kerja, tidak termasuk hari Minggu dan hari libur nasional.12. Kekurangan/kerusakan adalah bagian Pekerjaan yang tidak selesai sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.13. Gambar adalah termasuk gambar-gambar yang diterbitkan perencana dalam dokumen pengadaan Barang/jasa, gambar kerja (shop drawing) dan gambar sesuai kondisi terpasang (As-built drawing), berikut penunjang perhitungan-perhitungan dan keterangan lain yang diberikan atau disetujui oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) untuk pelaksanaan Kontrak.14. Lapangan adalah kawasan yang ditetapkan dalam syarat-syarat khusus.PASAL 2PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pemborong bertanggung jawab atas terlaksananya, perjanjian dengan ukuran/batasan-batasan seperti tercantum dalam RKS serta gambar-gambarnya dan wajib memberitahukan kepada Pengelola Teknis bila akan memulai setiap bagian pekerjaan. Pemborong tidak dibenarkan merubah atau membenarkan kesalahan dan kekeliruan yang terdapat dalam gambar sebelum dirundingkan dahulu dengan pihak direksi/pengawasPASAL 3RENCANA KERJA

Pemborong melaksanakan pekerjaan dan mengadakan persediaan bahan-bahan/tenaga kerja sesuai dengan rencana kerja (time schedulle) kecuali jika terpaksa menyimpang karena suatu hal yang harus dipertimbangkan lebih lanjut dan disetujui oleh Pengelola Teknis/pemberi tugas.PASAL 4LAPORAN HARIAN DAN MINGGUAN

1. Kontraktor Pelaksana diwajibkan membuat laporan harian yang ditulis di dalam buku harian kerja, bahan- bahan, peralatan yang didatangkan, jumlah/besarnya pekerjaan serta jumlah tenaga kerja dilapangan dan keadaan cuaca dilapangan pekerjaan. Laporan tersebut harus dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan masing- masing untuk konsultan Pengawas dan untuk Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).2. Tugas, saran dan perintah dari Konsultan Pengawas yang disampaikan secara lisan tidak berlaku bagi pemborong, hanya berlaku dan mengikat bagi pemborong jika hal tersebut dimuat dalam Buku Laporan Harian dan dibubuhi tanda tangan dan nama jelas dari Petugas yang bersangkutan.3. Pekerjaan tambah kurang dicatat dalam Laporan Harian seteliti-telitinya (apabila diperlukan).4. Kelalaian membuat laporan Harian dan Mingguan dikenakan sanksi-sanksi menurut ketentuan yang berlaku.5. Foto untuk Dokumentasi Proyek sebanyak 4 (empat) kali pengambilan yaitu pada saat prestasi pekerjaan : 0%, 25%, 50%, dan 100%. Diambil dari 4 (empat) sisi atau tempat yang berlainan.PASAL 5JAMINAN KESELAMATAN KERJA

1. Pemborong diwajibkan membuat kotak PPPK yang berisikan obat-obatan yang memenuhi persyaratan dan selalu tersedia dilapangan.2. Pemborong diwajibkan menyediakan air minum untuk pekerjanya dengan jumlah yang cukup banyak dan memenuhi standar kesehatan.

3. Segala yang menyangkut jaminan dan keselamatan kerja lainnya yang belum disebutkan disini, wajib dilakukan sesuai dengan Peraturan ketenaga kerjaan yang berlaku.

PASAL 6RESIKO KEBAKARAN DAN KEAMANAN

1. Segala resiko kebakaran dan lain-lain ditempat pekerjaan menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya. Untuk itu pemborong diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran dilokasi pekerjaan.2. Resiko kehilangan /pencurian dilokasi pekerjaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong. Untuk itu pemborong harus membuat Gudang Peralatan.3. Pemborong harus menempatkan Penjaga/Petugas Keamanan selama Pelaksanaan Pekerjaan.PASAL 7SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN BAHAN

1. Dengan mengutamakan produksi dalam negeri semua bahan yang diperlukan harus memenuhi standar untuk beton bertulang dengan standar PBI tahun 1971.2. Pengawas berwenang meminta keterangan mengenai bahan itu berasal dan kualitasnya, pemborong berkewajiban untuk memberikan penjelasan.

3. Semua bahan yang akan dipergunakan harus diperiksa terlebih dahulu oleh pengawas untuk mendapat persetujuannya. Bahan-bahan yang sudah datang ke lokasi tetapi ditolak oleh pengawas lapangan, maka bahan-bahan harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 1 X 24 jam terhitung sejak penolakan.4. Bagian pekerjaan yang telah disesuaikan, menggunakan bahan yang ditolak oleh pengawas, maka pelaksanaanya harus dihentikan, hasil dari pekerjaan tersebut harus dibongkar dan dikerjakan kembali atas tanggung jawab pemborong.5. Apabila terjadi perbedaan kualitas dari suatu bahan yang ditemukan maka pengawas berhak mengirimkan contoh barang tersebut kebalai penyelidikan/laboratorium bahan bangunan di Bengkulu untuk diteliti, semua biaya pengiriman dan penelitian ditanggung pemborong.PASAL 8PENGAWASAN PEKERJAAN

1. Pengawas pekerjaan terdiri dari Dinas Teknis dan konsultan pengawas yang ditunjuk oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).

2. Sebelum dimulainya suatu pekerjaan/bagian pekerjaan atau bagian pekerjaan sudah selesai dikerjakan, tetapi hasil bagian tersebut belum selesai, maka pemborong diwajibkan meminta kepada Pengawas untuk pemeriksaan/penelitian dari bagian pekerjaan yang telah selesai.3. Untuk pelaksanaan beton bertulang pemborong harus mendapatkan persetujuan Pengawas teknis tentang pekerjaan seperti penulangan besi, volumenya dan sebagainya, bila telah diperiksa dan disetujui maka pekerjaan pengecoran dapat dimulai.4. Bila masa permohonan pemeriksaan tersebut dalam waktu 2 X 24 jam, dihitung dari jam terimanya (tidakterhitung dari libur dan hari besar) tidak dipenuhi oleh Pengawas, maka pemborong diperkenankan untuk meneruskan pekerjaan bagian pelaksanaan tersebut. Setiap bagian pekerjaan yang seharusnya dipseriksa terlebih dahulu, dianggap telah diperiksa dan disetujui oleh Pengawas, terkecuali pengawas mohon penundaan harus dicatat dalam buku harian pekerjaan pelaksanaan.5. Bila ayat 2 pasal ini dilanggar oleh pemborong, pengawas berhak memerintahkan membokar bagian pekerjaan yang telah dikerjakan (sebagian atau seluruh) pekerjaan guna keperluan pemeriksaan. Semua biaya pembongkaran dan biaya pemasangan kembali dibebankan kepada pihak pemborong.PASAL 9PEKERJAAN PIHAK KETIGA

1. Pemborong tidak diperkenankan untuk memberikan kepada pihak lain baik sebagian ataupun seluruhnya pekerjaan tersebut.PASAL 10PEKERJAAN TIDAK BAIK

1. Pihak pemborong harus memperbaiki atau membuat baru atas pekerjaan yang kurang baik atau tidak sempurna.2. Biaya perbaikan atau pembuatan baru menjadi tanggung jawab pemborong.PASAL 11PEKERJAAN TAMBAH KURANG

1. Pekerjaan tambah kurang hanya dapat dikerjakan atas persetujuan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) secara tertulis.2. Pekerjaan tambah kurang yang tidak dapat izin dari Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab pemborong.PASAL 12ALAT-ALAT PEKERJAAN

1. Alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh pihak pemborong antara lain: Semua peralatan yang diperlukan pada waktu pelaksanaan pekerjaan tersebut, sepeti mollen, serta yang lainnya dan kondisi alat-alat tersebut dalam keadaan baik atau dapat dipakai. Pengawas berhak meminta peralatan yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan yang baik.2. Untuk keperluan dan pemeriksaan letak bangunan, pemborong harus menyediakan peralatan ukur lengkap dalam keadaan baik dan dapat dipergunakan, beserta tenaga pengukurnya.PASAL 13UANG MUKA

1. Kontraktor berhak mendapatkan uang muka maksimal sebesar 30% dari nilai kontrak, untuk itu kontraktor harus mengajukan permohonan rencana penggunaan uang muka serta menyerahkan jaminan uang muka yang dikeluarkan oleh Bank Umum yang besarnya minimal sama dengan besarnya uang muka yang diminta.2. Pembayaran kembali uang muka dilakukan dengan cara memotong pembayaran angsuran secara berbanding lurus dengan jumlah pembayaran angsuran tersebut.PASAL 14WAKTU MULAI PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Sebelum memulai pekerjaan pelaksanaan dilapangan pemborong harus memberitahukan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) secara tertulis untuk mendapatkan persetujuan dan menetukan titik nol (uizet) secara bersama-sama (pihak Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan konsultan pengawas).2. Pekerjaan harus sudah dimulai selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak dibuatnya penunjukan perintah kerja.3. Bila dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah surat penunjukan perintah kerja sudah ditanda tangani dan diterima pemborong, ternyata pemborong belum memulai pekerjaannya, maka surat penunjukkan kepada pemborong yang bersangkutan dicabut.4. Pekerjaan harus selesai dan diserahkan untuk pertama kalinya dalam waktu 120 (seratus dua puluh) hari kalender, terhitung sejak ditanda tangani surat perjanjian pekerjaan/kontrak.5. Perpanjangan waktu dapat dilaksanakan apabila terjadi keadaan memaksa dan dibuat addendum perpanjangan waktu.6. Sebagai akibat perpanjangan waktu pelaksanaan, semua biaya pengawasan dan biaya administrasi yang diperlukan menjadi tanggung jawab pihak kontraktor/pemborong.7. Penyerahan pekerjaan pertama kalinya harus diberitahukan secara tertulis kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) 14 (empat belas) hari sebelum masa kontrak berakhir, hasil dari pemeriksaan dibuat berita acara yang sah.PASAL 15JANGKA WAKTU PEMELIHARAAN

1. Jangka waktu pemeliharaan terhitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan selama 180 (seratus delapan puluh hari) kalender, pihak pemborong harus menyelesaikan segala kekurangan-kekurangan pekerjaan fisik maupun pekerjaan administrasinya sehubungan dengan pekerjaan pemborong.2. Jika selama jangka waktu tersebut di atas pihak pemborong tidak dapat melaksanakan perintah/teguran pengawas untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pekerjaan selama masa pemeliharaan, maka pihak pengawas membuat laporan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) menunjuk pihak ketiga untuk menyelesaikan dan biayanya dibebankan kepada pihak pemborong.PASAL 16TANGGAL PENYERAHAN PEKERJAAN

1. Penyerahan pelaksanaan pekerjaan untuk pertama kalinya dapat dilakukan bila pekerjaan telah selesai 100% (seratus persen) dan dinyatakan dengan Berita Acara yang sah.2. Setelah jangka waktu pemeliharaan selesai dan segala cacat-cacat sudah diperbaiki/ disempurnakan dengan baik dan disetujui oleh Pelaksana Teknis dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), maka pekerjaan dapat diserahkan untuk kedua kalinya (terakhir) yang dinyatakan dengan Berita Acara yang sah.PASAL 17PERUBAHAN HARGA

1. Apabila selama pekerjaan pelaksanaan terjadi kenaikan harga bahan bangunan dan upah, tidak ada peninjauan kembali mengenai perhitungan biaya/harga (tidak ada klaim).2. Dalam mengajukan penawaran untuk mendapatkan pekerjaan ini pihak pemborong dianggap telah memperhitungkan segala kemungkinan kenaikan harga selama pelaksanaan.3. Kenaikan harga dan upah tidak dapat menjadi alasan untuk mengurangi kualitas bahan/ hasil pekerjaan dan memperlambat waktu penyelesaian yang telah ditentukan.PASAL 18DENDA KETERLAMBATAN

1. Jika jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang telah ditentukan telah dilampaui, maka pihak pemborong dikenakan denda sebesar 1/1000 (satu perseribu) per hari dari nilai kontrak, sampai setinggi-tingginya 5% (lima persen) dari harga kontrak, kecuali keterlambatan tersebut mempunyai alasan-alasan tertentu yang sah.2. Tiap-tiap keterlambatan pekerjaan dari time schedule yang telah ditentukan, atau pekerjaan yang tidak sempurna, akan mendapatkan peringatan tertulis dari Pengelola Teknis/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebanyak 3 (tiga) kali, jika pemborong tidak menghiraukan atau tidak memenuhi syarat seperti apa yang dimaksudkan dalam surat perintah kerja (kontrak), maka perjanjian dapat diputuskan secara sepihak, serta tidak ada tuntutan ganti rugi dari pihak pemborong.PASAL 19ANGSURAN DAN SYARAT-SYARAT PEMBAYARAN

1. Pembayaran harga borongan dilakukan berdasarkan dana yang tersedia dalan APBD Kabupaten Mukomuko tahun 2009 dan segala sesuatunya harus mengikuti peraturan yang ditetapkan dalam KEPPRES No. 80 Tahun 2003 dan perubahannya, yang akan dituangkan di dalam kontrak.2. Pembayaran angsuran dari harga borongan akan diatur berdasarkan hasil prestasi pekerjaan dan dilampiri Berita Acara Kemajuan Pekerjaan.3. Pembayaran angsuran harga borongan tersebut akan dibayar sebanyak-banyaknya 4 (empat) kali angsuran/termyn berdasarkan prestasi pekerjaan.PASAL 20PEMUTUSAN KONTRAK

1. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau Kontraktor dapat memutuskan Kontrak jika pihak lainnya

melakukan pelanggaran yang mendasar atas Kontrak. Pelanggaran yang mendasar atas

Kontrak termasuk, tetapi tidak terbatas pada :1) Kontraktor terus menghentikan pekerjaan walau telah diperingatkan sedangkan penghentian tersebut tidak tercantum dalam Program Kerja terbaru dan penghentian demikian tidak diberikan/diperintahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).2) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) memerintahkan Kontraktor untuk menunda kemajuan pekerjaan tanapa alasan yang jelas dan masuk akal.3) Penyedia jasa atau Kontraktor menjadi bangkrut/pailit atau dilikwidir selain dari pada pembangunan kembali atau penggabungan.4) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) memberikan peringatan bahwa kegagalan untuk memperbaiki suatu kekurangan adalah pelanggaran Kontrak dan kontraktor gagal memperbaikinya dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh Pemimpin Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).5) Kontraktor tidak memberikan jaminan yang diperlukan.6) Kontraktor menunda penyelesaian pekerjaan dengan jumlah hari melebihi jumlah hari maksimum dari ganti rugi yang dapat dibayar.7) Tanpa memperhatikan hal di atas, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dapat memutuskan kontrak sesuai kepentingannya.8) Bila Kontrak diputuskan, Kontraktor harus segera menghentikan pekerjaan, membuat lokasi aman, terjamin dan meninggalkan lokasi pekerjaan sesegera mungkin.2. Jika terjadi pemutusan kontrak maka Jaminan Pelaksanaan dicairkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) untuk disetor ke- Kas Negara.

PASAL 21PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka diselesaikan secaran musyawarah mufakat.

2. Apabila tidak tercapai musyawarah mufakat maka perselisihan yang bersifat teknis akan diselesaikan melalui panitia arbitrase yang terdiri dari 3 (tiga) pihak masing-masing yaitu:1) Seorang wakil dari pihak pemberi tugas2) Seorang wakil dari pihak pemborong3) Seorang wakil yang ditunjuk oleh kedua belah pihak3. Untuk perselisihan yang betrsifat umum, apabila dengan jalan musyawarah juga tidak dapat diselesaikan, maka akan diselesaikan melalui kantor Panitera Pengadilan Negeri Bengkulu.PASAL 22SURAT MENYURAT

Surat menyurat antara pemilik, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), atau Pengelola Teknis dan kontraktor harus dilakukan dengan pengiriman langsung disertai tanda terima yang dibubuhi tanggal, tanda tangan dan nama jelas penerima. Untuk keperluan tersebut kontraktor wajib memberi alamat kantor lapangan yang jelas.BAB IIISYARAT-SYARAT TEKNISPASAL 1

URAIAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN1. Rencana Kerja1) Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus menyusun rencana kerja terperinci termasuk jadwal pelaksanaan diajukan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) selambat- lambatnya 1 minggu setelah penunjukan pemenang utuk disetujui.2) Setelah disetujui jadwal pelaksanaan pekerjaan tersebut harus dicetak dan harus diserahkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), sedangkan laporan lainnya harus selalu terpampang/ditempelkan ditempat pekerjaan (Direksi Keet) dan juga pada lampiran dokumen kontrak. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan, mendatangkan alat-alat dan bahan bangunan, tenaga kerja, peralatan lainnya yang pada umunya langsung/tidak langsung termasuk dalam usaha penyelesaian dengan baik dan menyerahkan pekerjaan dlam keadaan sempurna/ lengkap. Juga dimaksudkan disini adalah semua pekerjaan yang dilaksanakan semua atau sebagian pekerjaan, selanjutnya harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk serta pengawasan Direksi.

3) Rencana ini akan dipakai oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai dasar untuk menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan, keterlambatan dan perpanjangan yang dilaksanakan oleh pemborong.

2. Pelaksanaan dan Gambar Pelaksanaan1) Kontraktor Pelaksana diwajibkan meneliti semua gambar dan RKS sebelum pekerjaan dilaksanakan.2) Apabila ada persyaratan yang tidak lazim dilaksanakan atau bila dilaksanakan menimbulkan bahaya, maka pemborong diwajibkan untuk mengadakan perubahan seperlunya dengan terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Tugas/Direksi/Pengawas Pekerjaan.3) Apabila ada perbedaan antara bestek (RKS) dengan gambar, maka Kontraktor pelaksana wajib menyampaikan kepada Direksi Pekerjaan/Pengawas Pekerjaan untuk diadakan perbaikan.4) Kontraktor Pelaksana diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan untuk menuju penyelesaian pekerjaan secara cepat, baik dan lengkap sesuai dengan gambar dan RKS.5) Pihak Kontraktor Pelaksana dianggap telah mempertimbangkan semua resiko yang mungkin terjadi akibat letak daerah kegiatan dan memperhitungkan harga satuan yang termuat dalam surat penawaran, termasuk kehilangan dan kerusakan bahan dan alat.6) Kepada Kontraktor Pelaksana akan diserahkan tanah dan bangunan/lapangan pekerjaan dalam keadaan sebagaimana pada waktu diadakan peninjauan lapangan, dan segala sesuatu yang berada ditanah bangunan selama penyelesaian pekerjaan, menjadi tanggung jawab pemborong.7) Kontraktor Pelaksana harus menjaga ketertiban selama pekerjaan dilaksanakan, demikian rupa sehingga lingkungan sekitarnya menjadi tertib.8) Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap, selesai dengan baik dan sempurna pada Pemberi Tugas/Direksi pekerjaan termasuk perbaikan-perbaikan yang timbul sebagai akibat pelaksanaan termasuk pembersihan lapangan pekerjaan dari sisi bahan bangunan.3. Ketentuan-ketentuan lainnyaSelain rencana kerja dan syarat-syarat ini, ketentuan-ketentuan lain yang mengikat dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut:1). Gambar Gambar-gambar yang dilampirkan pada Rencana Kerja dan syarat-syarat ini. Gambar detail berikut penyelesaiannya. 2). Petunjuk-petunjuk Petunjuk atau keterangan yang diberikan dalam rapat penjelasan/anwijzing tercantum dalam berita acara rapat penjelasan.

PASAL 2PEKERJAAN PERSIAPAN1. Barak kerja/Direksi Ket.a. Kontraktor Pelaksana membuat barak kerja/gudang bahan dengan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan.b. Barak kerja harus disediakan kotak P3K lengkap terisi obat-obatan menurut kebutuhan.c. Pembuatan gudang bahan harus sedemikian baiknya, sehingga bahan-bahan yang disimpan dan akan digunakan tidak rusak karena hujan, panas dan lain-lain. Lantai gudang dari papan dan mempunyai ketinggian minimal 30 cm dari permukaan tanah, serta dinding-dinding dan atapnya tidak boleh bocor.2. Papan Merek Kegiatan

a. Kontraktor wajib memasang papan merek kegiatan sehari sebelum kegiatan mulai dilaksanakan.

b. Kontraktor wajib memasang papan merek kegiatan bentuk dan ukuran sesuai contoh telampir

c. Papan merek kegiatan di pasang di tempat yang mudah dilihat oleh umum dengan menggunakan tiang kayu 5/7 cm.

3. Gambar-gambara. Kontraktor Pelaksana yang telah ditunjuk akan diberikan gambar-gambar dan revisinya dengan copy dan kekurangan-kekurangan gambar rencana.b. Kontraktor Pelaksana harus membuat perubahan-perubahan gambar (revisi) bilamana saat pelaksanaan pekerjaan terjadi perubahan-perubahan pekerjaan untuk dimintakan persetujuan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)c. Segala akibat kelalaian Kontraktor Pelaksana dalam ketelitian ukuran ini menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.4. Ukuran-ukurana. Kontraktor Pelaksana harus dan wajib memeriksa dan meneliti ulang ukuran-ukuran satu sama lain yang tertera dalam gambar serta penyesuaian dengan keadaan lapangan.b. Kontraktor Pelaksana harus memberitahukan kepada Pengelola Teknis, bilamana terdapat ukuran- ukuran yang tidak cocok untuk dimintakan persetujuan Pengelola Teknis.c. Segala akibat kelalaian pemborong dalam ketelitian ukuran ini menjadi tanggung jawab pemborong.5. Ukuran Pokoka. Ukuran tinggi ditentukan dalam gambar, dan Kontraktor Pelaksana wajib memeriksa kembali ukuran- ukuran tersebut. Di dalam suatu hal, bila terjadi pengambilan ukuran-ukuran yang keliru, Kontraktor Pelaksana harus bertanggung jawab sepenuhnya.b. Apabila terjadiketidakcocokanukuranmenurut gambar, Kontraktor Pelaksanasegera memberitahukan untuk mendapatkan persetujuan Direksi, demikian juga dalam penyimpangan terhadap perubahan-perubahan ukuran. Dalam hal ini Pengelola Teknis akan memberitahukan suatu ukuran yang telah disesuaikan untuk pedoman pelaksanaan.6. Peil/Titik Dugaa. Sebagai peil atau titik duga (0,00) akan ditentukan kemudian pada waktu pelaksanaan dengan pedoman muka jalan yang ada. Ukuran tinggi dan ukuran-ukuran dalam akan ditentukan dari ukuran pokok ini.b. Pengukuran bangunan harus dikerjakan dengan teliti dan sesuai ukuran menurut gambar atau menurut petunjuk PPK.c. Semua pengukuran harus dilakukan dengan alat waterpas atau theodolit.

Pasal 3

PEKERJAAN TANAH

1. URAIAN UMUMPekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan, dan pelaksanaannya

a. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong harus mengadakan pengukuran guna menentukan Cat and Fill dari tanah dan bangunan, agar sesuai dengan gambar

b. Jika ada ukuran yang tidak sesuai/tidak cocok dengan keadaan lapangan, Pemborong harus melapor secara tertulis kepada Direksi/ pemberi tugas yang selanjutnya akan dipertimbangkan bersama

2. LINGKUP PEKERJAAN

a. Rumput dan tanaman liar lainnya beserta akar akarnya harus dibuang keluar lokasi pekerjaan

b. Penggalian tanah dilaksanakan untuk pondasi, pembuatan saluran, septictank, dan pada pekerjaan lain yang ditentukan dalam gambar

3. TIMBUNAN DAN PEMADATAN TANAH

a. Untuk pekerjaan timbunan, tanah yang dipakai harus dibersihkan dari segala macam kotoran

b. Untuk daerah yang ada hubungannya dengan pekerjaan selanjutnya, timbunan tersebut harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan.

c. Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal setiap lapisan padat maksimum 20 cm dengan menggunakan alat pemadat (stamper)

4. GALIAN TANAH

a. Dalam hal ini tanah gambut yang ada dilokasi pekerjaan harus di buang sampai kedalamam tertentu sesuai yang tertera dalam gambar.

b. Tanah gambut hasil galian tidak boleh digunakan untuk timbunan kembali, dan harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.

c. Sebelum penggalian, lokasi/areal bangunan harus dibersihkan terlebih dahulu dari segala macam kotoran dan harus dibuang keluar lokasi

d. Peil pondasi bangunan ditentukan/disesuaikan dengan gambar

e. Dasar galian pondasi harus betul betul rata, tidak boleh bergelombang, sehingga diperoleh ketinggian ukuran pondasi yang sama

f. Untuk menghindari genangan air dalam galian, maka pemborong wajib menyediakan pompa air yang cukup kapasitasnya

Pasal 4

PEKERJAAN PASANGAN PONDASI

1. Pondasi beton

Pondasi bangunan Gedung dilaksanakan dengan sistem pondasi setempat/Sumuran dari beton bertulang dengan adukan 1 pc : 2 ps : 3 krl bentuk dan ukurannya disesuaikan dengan gambar kerja

2. PEKERJAAN BATU KALI

a. Batu kali yang digunakan untuk pondasi harus batu yang keras tidak porus, berwarna abu-abu kehitaman dan telah disetujui oleh Direksi.

b. Pondasi batu kali menggunakan adukan dengan campuran 1 Pc : 4 Ps, untuk kepala pondasi digunakan adukan 1 Pc : 2 Ps setinggi 30 cm atau sesuai dengan gambar dihitung dari permukaan atas pondasi kebawah. Adukan harus membungkus batu kali pada bagian tengah pondasi sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian yang berongga.

c. Sebelum memulai pekerjaan pasangan batu kali harus dibersihkan dari kotoran dan disiram.

Pasal 5PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATU BATA

1. PASANGAN BATU BATA: 1 pc : 2 ps, ( TRASRAM )

Pasangan dinding batu bata 1 pc : 2 ps, dilakukan pada pekerjaan :

a. Pasangan dinding trasram yang dilaksanakan di atas sloof setinggi 40 cm diatas peil lantai

b. Bagian bagian dinding lainnya yang ditetapkan dalam gambar

c. Pada pembuatan saluran air hujan keliling bangunan

d. Sebelum memulai pasangan batu bata harus disiram/direndam dalam air.2. PASANGAN BATU BATA 1 pc : 4 ps

Pasangan batu bata 1 pc : 4 ps, dilaksanakan pada seluruh dinding pembatas ruangan, kecuali yang disebutkan dalam point 1 diatas

a. Untuk semua sisi tegak yang berhubungan dengan kolom beton harus dipasang angkur besi 10 mm, panjang angkur minimal 30 cm dan dipasang dengan jarak 50 cm

b. Pemasangan batu bata harus dikerjakan waterpass demi lapis. setiap pertemuan sudut harus membentuk sudut siku (90)

c. Semua pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas harus memenuhi persyaratan dari masing masing pekerjaan atau menurut petunjuk direksi

Pasal 6PEKERJAAN PLESTERAN / LAPISAN DINDING

1. Plesteran kedap air dengan adukan 1 pc : 2 ps, dilaksanakan untuk plesteran dinding pasangan trasram dan pada pekerjaan yang dipersyaratkan harus menggunakan adukan ini

2. Plesteran dengan adukan 1 pc : 4 ps, dilaksanakan untuk plesteran semua dinding bangunan kecuali yang telah disebutkan pada ayat 1 diatas

3. semua plesteran harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga rata, datar dan licin. Semua plesteran harus rata tebal, tidak boleh lebih dari 2 cm. Setelah plesteran selesai baru dilaksanakan pengacian

4. Pertemuan sudut plesteran dibuat siku dengan adukan 1 pc : 2 ps, semua bidang yang akan diplester harus disiram air secukupnya, sehingga gelembung udara yang berada dalam pori pori batu bata atau adukan dapat keluar seluruhnya.

PASAL 7PEKERJAAN PLAPOND / ATAP DAN LANGIT-LANGIT1. Rangka plapond dan penggantung dipakai kayu 4/6 klas II yang berkuwalitas baik.2. Rangka penggantung plafond harus dipasang sedemikian rupa dan harus kuat3. Balok penggantungan harus kuat, sehingga tidak terjadi gelombang pada plapond, dan harus dilaksanakan sesuai dengan gambar serta harus mendapatkan persetujuan dari Direksi.

4. Bahan penutup langit-langit yang dipakai adalah Pylwood 4mm disesuaikan dengan gambar.

5. Jika ditemukan atap yang bocor saat pelaksanaan rekanan diharapkan untuk memperbaikinya dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari pengawas lanpangan.

PASAL 8PEKERJAAN LANTAI

1. LINGKUP PEKERJAAN.

- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainya

untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik.

Pasangan Lantai keramik tiles ini dipasang pada seluruh detail yang disebut/ditunjuk dalam gambar, berikut plint dan nosing tangga.

.2.PERSYARATAN BAHAN.

a. Umum

Kontraktor di minta menyediakan contoh dan data teknis (brosur) bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan untuk dimintakan persetujuan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan dilapangan/proyek.

Contoh bahan harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) buah sample dengan berlainan dengan 4 (empat) gradasi warna ditentukan oleh Konsultan Perencana.

b. Bahan pengisi celah

- Tidak mengandung pasir silika untuk naad ubin sampai dengan 3 mm.

- Mengandung bahan anti jamur, tahan terhadap sinar ultraviolet (UV) serta bersifat lentur dan

berdaya lekat tinggi.

- Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturanperaturan ASTM, peraturan

keramik Indonesia (NI-19), PPBB 1970 dan PPBI 1982.

- Semen Ponrtland harus memenuhi NI-8, pasir dan air harus memenuhi syarat-syarat yang

ditentukan dalam PPBB 1970 (NI-3) dan PBI 1971 (NI-2) dan ASTM.

- Bahan-bahan yang digunakansebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-

contohnya kepada Konsultan Pengawas.

3. PELAKSANAAN PEKERJAAN.

a. Persiapan

1. Pekerjaan pasangan lantai baru boleh dilakukan setelah lantai lama di ketok/di bobok benar-benar selesai dan dinyatakan diterima oleh konsultan pengawas.

2. Kontraktor wajib mengadakan penelitian terhadap volume lantai agar sesuai dengan gambar rencana.

3. Pekerjaan finishing lantai baru dapat mulai dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plafond, dinding selesai dikerjakan.

4. Bahan keramik yang akan dipasang harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

5. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor diwajibkan mengajukan shop drawing.

6. Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan air bersih dan air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak di belakang/di bawah pasangan ubin keramik ini telah diselesaikan terlebih dahulu.

b. Pemasangan Ubin`

1. Sebelum pemasangan keramik pada dinding dimulai, plesteran harus dalam keadaan kering, padat, rata dan bersih.

2. Adukan untuk pasangan keramik pada lantai, dinding luar dan bagian lain yang harus kedap air harus dari campuran 1 semen : 2 pasir dan sejumlah bahan tambahan, kecuali bila ditentukan lain dalam gambar kerja.

3. Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 2,5 cm kecuali ditentukan lain dalam gambar.

4. Adukan untuk pasangan ubin keramik dinding harus diberikan pada permukaan plesteran dan permukaan belakang ubin, kemudian dilekatkan pada tempat yang sesuai rencana atau sesuai gambar.

5. Adukan untuk pasangan ubin keramik pada lantai harus ditempatkan di atas lapisan pasir dengan ketebalan sesuai gambar.

c. Jenis Keramik

1. Pasangan lantai di Hall, teras depan dan anak tangga menggunakan type Granit atau rock tile 40 X 40 Cm KW.1 (Lihat Denah Lantai)2. Pasangan lantai dalam ruangan menggunakan keramik 40 X 40 Cm KW.1 (setara roman) 3. Pasangan lantai kamar mandi/wc menggunakan keramik 20 X 20 Cm dan dinding kamar mandi 20 x 25 Cm, selasar bangunan beton tumbuk dengan adukan 1Pc : 3Ps : 5Kr pada takaran yang sama.4. Lantai yang lama harus dibongkar 1 m2 pada bagian tengah ruangan, dan yang lainnya di pecahkan/di ketok sam pai permukaannya kasar, dan dibersihkan dari semua kotoran yang ada sehingga kualitas pasangan keramik terjaga.5. Kualitas bahan harus yang baik dari merek yang dikenal seperti Roman, IMPERO, ITALI, IKAD, 6. Untuk Batu Granit harus Berkwalitas baik dari jenis yang sesuai dengan contoh pada brosur dan memenuhi ketentuan (Standar Industri Indonesia) SII.7. Keramik yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisi tidak lurus, sudut tidak siku, retak atau cacat lainnya tidak boleh dipasang.8. Keramik dengan permukaan kilap ukuran 20x20 Cm untuk lantai KM/WC dari type non-slip dengan warna/corak sesuai skema warna.9. Keramik dengan ukuran 20x25 Cm untuk dinding KM/WC, warna/corak sesuai skema warna.10. Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan penguat dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabrik pembuat, Bahan adukan dan bahan tambahan pendukungnya harus sesuai spesifikasi teknis ini.11. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan lainnya.12. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik atau pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan maka kontraktor harus memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab kontraktor.13. Pasangan ubin untuk lantai KM/WC permukaannya harus dimiringkan menuju ke arah lubang buangan saluran air kotor dengan derajat kemiringan tidak kurang dari 2 %.14. Ubin keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang keramik yang terpasang tetap lurus dan rata. Ubin keramik yang salah letak, cacat, retak atau pecah harus dibongkar dan diganti.15. Ubin keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola diagonal yang dikehendaki dapat terbentuk dengan baik, sesuai dengan ketentuan gambar.16. Sambungan atau celah-celah antara ubin keramik harus lurus, rata dan seragam, saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6 mm. Adukan harus rapi, tidak boleh keluar dari celah sambungan.17. Pemotongan ubin keramik harus dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu sisi, bila tidak terhindarkan. 18. Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan bentuk-bentuk lainnya harus dikerjakan serapih dan sesempurna mungkin.19. Siar antara ubin keramik dicor dengan semen pengisi atau grout yang berwama sama dengan warna keramiknya dan dilakukan sampai garis-garis siar terisi penuh serta disetujui Konsultan Pengawas.20. Setelah semen pengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.d. Pembersihan dan Perlindungan.

Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-benar bersih, tidak ada yang cacat, bila dianggap perlu permukaan ubin harus diberi perlindungan, misalnya dengan sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan tanpa merusak permukaan ubin.

Pasal 9PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM

5.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melasanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen jendela, kusen/ Curtain Wall seperti yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari kontraktor.

5.2. PERSYARATAN BAHAN.

Kusen Aluminium yang digunakan :

Bahan bahan

Bentuk Profil

Lebar profil

Nilai Deformasi

Warna: Dari bahan aluminium framing sytem setra produk Alexindo , mutu dan

kualitas dapat dipertanggung jawabkan.

: Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/Konsultan Pengawas.

: 1" x 3" (Pemakaian lebar bahan sesuai yang ditunjuk dalam gambar)

: Diijinkan maksimal 2 mm.

: Putih, tebal minimal 1,8 mm.

Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.

Konstruksi kusen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.

Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test, minimum 100 kg/m2.

Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr dan terhadap tekanan air 15 kg/m2 yang harus disertai hasil test.

Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang disyaratkan.

Untuk keseragaman wama disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.

Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin halus sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :

Untuk tinggi dan lebar 1 mm. Untuk diagonal 2 mm.

Accessories :

Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan sealant. Angkur-angkur untuk rangka/ kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari (13) mikron sehingga dapat bergeser.

Bahan Finishing

Treament untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton aduk atau dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang jermih atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya.

5.3.PELAKSANAAN PEKERJAAN.

Sebelum memulai pelaksanaan. Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi dilapangan ( Ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain.

Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Konsultan Pengawas meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran.

Semua frame/ kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi dilapangan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari meterial besi untuk menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Didasarkan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.

Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas ( argon) dari arah bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.

Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, river, stap dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar.

Angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari steel plate setebal 2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.

Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan anti karat/ stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1000 kg/Cm2. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus ditutup oleh sealant. Disyaratkan bahwa kusen aluminium dilengkapi oleh kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut :

1. Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati, untuk sistem partisi, harus mampu moveable dipasang tanpa harus dimatikan secara penuh yang dapat merusak baik lantai maupun langit-langit.

2. Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan diatas.

3. Toleransi Pemasangan kusen aluminium disatu sisi adalah 10 mm yang kemudian diisi dengan beton ringan/Grout.

4. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperlihatkan sebelum rangka kusen terpasang.

5. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door dan double door.

6. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar di sealant supaya kedap air dan kedap suara.7. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flasing untuk penahan air hujan.

Pasal 10PEKERJAAN KACA, KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG

1. Kaca

a. Bahan yang digunakan adalah kaca bening/polos dengan tebal 5 mm, 8 mm dan 12 mm dipasang pada jendela kaca hidup dan jendela kaca mati, ukuran dan bentuk sesuai dengan gambar.

b. Pemasangan kaca tidak boleh goyang dan bergetar, rangka kaca terbuat dari Aluminium harus terpasang rapi, ukuran sesuai gambar.

2. Kunci / alat penggantung

a. Untuk Pintu Daun Kaca 8, dan 12 mm dipasang engsel flour hing Dorma atau jenis lain setara.

b. Pada pintu ALL dipasang kunci yang berkwalitas baik, type DEXON atau jenis lain yang setara 2 slaag.

c. Untuk daun pintu ALL dipasang engsel ring nylon untuk setiap daun pintu, merk DEKSON atau yang setara, sedang untuk daun pintu panil buka double dipasang 3 (tiga) buah engsel untuk setiap daun pintu.

d. Sebelum pemasangan kunci, engsel pintu / jendela harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi/Pengawas.

Pasal 11PEKERJAAN PENGECETAN

Pekerjaan pengecetan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan lain yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini antara lain :

1. Bahan bahan

a. Sebelum dicat mengkilap terlebih dahulu kayu harus dicat menie.

b. Pengecatan akhir cat kayu digunakan merk Bee Brand atau setara dan pengecatan dinding tembok digunakan cat merek Metrolite atau setara, warna akan ditentukan kemudian. Sebelumnya bidang plesteran dan bidang kayu didempul atau diplamir dengan kwalitas yang baik.

c. Saluran bahan untuk keperluan pekerjaan ini harus didatangkan dalam kemasan resmi dari pabrik pembuat cat ini, cat dalam kemasan rusak atau terbuka tidak diperbolehkan dipakai lagi.

2. Syarat teknis

a. Bidang kayu atau tembok yang akan dicat harus dalam keadaan kering, bersih dari segala kotoran dan tidak berminyak.

b. Kayu harus dilindungi dari kerusakan akibat rayap atau bila kayu masih basah harus dilindungi dari kemungkinan rembesan air maupun getah (resin) yang terkandung dalam kayu.

c. Pori-pori pada bidang plesteran atau kayu harus ditutup dengan plamur. Penggunaan plamur diusahakan setipis mungkin.

d. Bidang kayu dan plesteran sebelum dicat akhir harus diampas terlebih dahulu dan dibersihkan dari debu-debu.

e. Pengecatan kayu kosen, sebaiknya dilakukan setelah daun pintu dan jendela terpasang.

f. Dalam pelaksanaan pengecatan, setiap urutan atau tahapan pekerjaan harus dipenuhi dan tahapan berikutnya terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi.

3. Pengecatan kayu

a. Sebelum dican bidang kayu dimenie terlebih dahulu dengan cat menie yang berkwalitas baik.

b. Pori-pori, serat kayu dan tekikan didempul dan diampas dengan bahan yang berkwalitas baik.

c. Lapisan akhir dikehendaki mempunyai lapisan yang rata, kuat dan mengkilap. Cat akhir digunakan cat Bee Brand atau setara, dengan pengecatan dilakukan 2 kali dengan selang waktu 16 jam atau lebih.

4. Pengecatan tembok

a. Bidang plesteran dicat dasar terlebih dahulu menggunakan bahan yang berkwalitas baik.

b. Untuk meratakan, menutup pori-pori plesteran harus didempul terlebih dahulu. Bidang tersebut dibiarkan kering selama kurang lebih dari 1 (satu) minggu sebelum diamplas.

c. Lapisan cat akhir dikehendaki warna yang rata dan kuat. Cat akhir digunakan cat Metrolite atau setara dengan pengecatan 2 (dua) kali. Sebelum lapisan berikutnya dilakukan, bagian plesteran yang belum rata harus didempul kembali sampai bagian tersebut menjadi rata.

5. Pengecatan plafond

a. Permukaan plafond dicat dasar kemudian diplamir/dempul dan diampas hingga rata serta dibersihkan.

b. Lapisan cat akhir dengan cat Metrolite atau setara dilakukan dua kali sampai diperoleh lapisan yang rata dengan selang waktu 16 jam atau lebih.

Pasal 12PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1. Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan instalasi listrik adalah :

a. Instalasi penerangan, termasuk lampu-lampu, saklar-saklar, stop kontak dan sistem pengabelannya.

b. Pemasangan pengaman arus bocor, arus hubung singkat, dan arus lebih.

c. Pekerjaan testing dan pengesahan instalasi dari PLN.

2. Sistem instalasi listrik

Sistem tegangan listrik dari jaringan PLN ke jaringan distribusi ialah 110 V / 220 V, 1 fase, dimana sentral (nol) dari sistem dihubung tanahkan (Grounded netral).

Dari panel listrik utama, tenaga listrik didistribusikan secara radial ketempat-tempat yang memerlukannya, titik lampu, stop kontak dan peralatan-peralatan lain. Untuk tegangan 220 Volt maka semua peralatan-peralatan seperti panel-panel, stop kontak harus dihubung tanahkan sesuai dengan peraturan yang ada.

3. Sistem pengabelan

Kabel-kabel primer, sekunder, maupun kabel yang titik-titik lampu, stop kontak harus dipilih dari produksi pabrik-pabrik yang telah mendapat sertifikat dari PLN atau dari laboratorium LMK di Jakarta. Kabel yang digunakan untuk instalasi penerangan adalah NYA 3 x 2,5 mm2, pemasang didalam tembok harus dengan pipa pelindung PVC ( 5/8 merk setaraf MASPION sedang instalasi pengabelan diatas plafond harus memakai cable rack, cable trays maupun peralatan lain yang diperlukan menggunakan kabel NYY 4 x 4 mm2 atau NYFGBY 4 x 4 diganti sesuai kebutuhan.

4. Lampu lampu

a. Lampu pijar 40 VA merk setaraf Phillip, Tungsram. Bola lampu bening, lengkap dengan fittingnya dipasang sesuai dengan gambar instalasi listrik.

b. Lampu TL 1 x 20 VA type pakai reflektor, dengan syarat-syarat sebagai berikut :

Body atau box dari besi plat tebal minimum 0,9 mm warna putih.

Ballast merk starlite atau yang setaraf.

Starter merk sinar atau yang setaraf.

Fitting buatan dalam negeri kualitas baik.

Tabung merk setaraf Nasional, Toshiba, warna daylight.

Pengabelan didalam harus disoder atau dengan terminal.

5. Shaklar lampu dan stop kontak

Shkalar lampu dn stop kontak dipasang pada tempat yang telah ditentukan dengan ketinggian antara 120 140 cm diatas lantai. Type shaklar lampu dan stop kontak terbenam dinding (inbouw) wrna putih, mutu setaraf BROCO.

6. Alat-alat pengamanan

Alat pengaman arus lebih, arus bocor dan arus hubung singkat dari jenis sekering konvensional lengkap dengan box sekeringnya dengan pembagian group sebagaimana tercantum pada gambar atau menurut petunjuk Direksi. Ampere meter diseesuaikan dengan kebutuhan.

7. Untuk pekerjaan instalasi listrik harus dikerjakan oleh instalatur yang sudah mendapat izin menyelenggarakan pemasangan instalasi listrik dari PLN wilayah IV cabang Bengkulu. Instalatur yang bersangkutan harus mengadakan pengujian terhadap instalasi yang dipasangnya dam memberikan jaminan bahwa instalsi listrik tersebut telah siap untuk dialiri listrik dari PLN dengan daya sebagaimana dalam gambar.

Pasal 13PEKERJAAN INSTALASI JARINGAN

1. Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan instalasi Jaringan adalah :

a. Instalasi Telpon, Internet dan TV, termasuk perapian kabel-kabel, Panel LAN dan TV,dan sistem pengabelannya.

b. Pekerjaan testing dan pengesahan instalasi.

2. Sistem Instalasi Jaringan

a. Sistem instalasi jaringan dibuat sedemikian rupa, agar keliahatan rapi dan di tanam dalam tembok.

b. Jaringan yang ada di atas plafond harus di buat pengamananya dari besi plat tertutup.

c. Penempatan Panel-panel di tentukan kemudian sesuai dengan permintaan User/Pemakai

PASAL 14KAMAR MANDI/WC1Bahan-bahan1) Semua pekerjaan kosen dan pintu kamar mandi/wc menggunakan bahan PVC yang berkualitas baik setara Vinilon dan Crystal, dan tidak terdapat cacat-cacat pada PVC.2) Warna kusen dan pintu PVCditentukan kemudian.2Pedoman pelaksanaan1) Semua ukuran kusen dan pintu PVC yang dibeli sesuai dengan gambar, semua permukaan kusen dan pintu PVC yang tampak harus licin dan tidak terdapat goresan/lecet.2) Setiap sambungan harus kuat, kaku, siku dan sesuai dengan peraturan yang ada.3) Pemasangan kusen dan pintu PVC harus rapi dan kuatPasal 15PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH DAN KOTOR

1. Pekerjaan Air Bersih dan Air Kotor

1.Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk pekerjaan sanitasi adalah KM/WC, sistim air bersih, air kotor, septic tank, talang air hujan.

2.Material

Closet Duduk dan Wastafel

Klosed Duduk di pasang yang berkwalitas baik, warna ditentukan kemudian, dibuat dari bahan keramik tunggal yang dibakar pada suhu tinggi. Permukaan klosed tidak boleh cacat, retak, ber-noda glasir, tidak boleh menyerap air.

Wastafel harus dari jenis yang lengkap dengan kaca dan perlengkapan lainnya. Kontraktor harus mengajukan contoh brosur untuk pemilihan warna dan merk untuk mendapat persetujuan dari Pemberi Kerja.

Floor drain

Floor drain terbuat dari stainless steel, berkualitas baik.

Pipa PVC

Pipa PVC yang digunakan adalah jenis AW. Pipa PVC yang digunakan adalah PVC kaku yang dibuat dari akstusi bahan utama polivinil chloride dalam keadaan panas tanpa tambahan bahan plastizier dengan kandungan murni minimum 92,5 %.

Pipa PVC tersebut harus tahan tekanan air minimum 35 kg/cm2, mempunyai kuat tarik 500 kg/cm2 pada suhu 15 (C, tidak retak pada uji pilin, titik lunak minimum pada suhu 78 (C dan persyaratan lain sesuai SII 0344-80 atau PUBI 1982 pasal 64.

2. Instalasi Air Bersih

1. Pengadaan air bersih diambil dari sumur bor, PDAM atau sumur Gali, dinaikkan ke menara air atas dengan jet pump, ditampung menggunakan bak air fiberglass kapasitas 1 m3 sebanyak 2 buah (lengkap dengan pelampung) se-lanjutnya dari menara air atas didistribusikan kebagian-bagian ya ng memerlukan.

2. Untuk pengujian sumur bor, air dipompa terus menerus selama 24 jam dan tidak boleh terputus.

3. Instalasi air dari pompa ke bak penampungan air dipakai pipa PVC medium 3/4" atau 1", dari bak penampung ke pipa induk dipakai pipa PVC medium 1 1/4" atau 1", kemudian dari pipa induk ke pipa distribusi dipakai pipa PVC medium 1/2".

4. Menara air dibuat dari besi siku sesuai gambar dengan di finishing meni besi.

5. Bak penampungan air terbuat dari pasangan keramik dengan trasram dengan adukan 1pc : 2 ps, dilengkapi dengan pelampung, pipa pengisi, pipa distribusi, pipa pengurasan PVC medium 1" dan stop kran.

6. Sambungan pipa (sok, knee, T, dll) harus menggunakan isolasi air supaya tidak bocor.

3.Instalasi Air Kotor Pembuangan air kotor dari lantai km/wc harus dibuang ke saluran drainase dengan pipa pembuang dari PVC