2
90 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Urutan proses produksi pada mesin CNC batik dilakukan dengan melakukan proses benchmarking. untuk melihat proses manual. Proses produksi batik cap menggunakan mesin CNC batik adalah: ukur parameter kain dan canting, setting awal mesin, menuliskan G-Code, melakukan simulasi offline, mendinginkan bantal, memanaskan wajan, mengganti kain kasa pada bantalan cap, memanaskan cap dan mengukur suhu, membenatangkan kain, dan melakukan proses pengecapan. 2. Titik acuan ada empat macam, yaitu titik zero, titik mula, titik angkat, dan titik cap. 3. Dalam pengujian, diketahui bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas penggambaran, antara lain kerataan bidang gambar, suhu pada malam, waktu delay , suhu canting, jenis malam. Dari beberapa faktor tersebut, yang digunakan sebagai faktor setting optimasi adalah waktu delay dan suhu canting. 4. Dari hasil pengujian dan optimasi menggunakan metode Taguchi didapatkan hasil penggambaran pola batik yang menghasilkan error paling sedikit adalah pada waktu delay 1 detik dan suhu canting 55ºC 5. Konfirmasi pada ahli dalam hal ketembusan malam adalah pada suhu canting 75 0 C dengan waktu delay 2 detik. Ketembusan malam tidak sempurna pada suhu canting 55 0 C dengan waktu delay 4 detik 6. Rata-rata kecepatan produksi mesin untuk 5 kali pengecapan adala 55 detik. Rata-rata kecepatan untuk pengecap ahli 22 detik sementara untuk pengecap pemula adalah 72 detik.

S2-2013-275867-chapter5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tesis

Citation preview

  • 90

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1. Kesimpulan

    1. Urutan proses produksi pada mesin CNC batik dilakukan dengan melakukan

    proses benchmarking. untuk melihat proses manual. Proses produksi batik cap

    menggunakan mesin CNC batik adalah: ukur parameter kain dan canting, setting

    awal mesin, menuliskan G-Code, melakukan simulasi offline, mendinginkan

    bantal, memanaskan wajan, mengganti kain kasa pada bantalan cap, memanaskan

    cap dan mengukur suhu, membenatangkan kain, dan melakukan proses

    pengecapan.

    2. Titik acuan ada empat macam, yaitu titik zero, titik mula, titik angkat, dan titik

    cap.

    3. Dalam pengujian, diketahui bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas

    penggambaran, antara lain kerataan bidang gambar, suhu pada malam, waktu

    delay , suhu canting, jenis malam. Dari beberapa faktor tersebut, yang digunakan

    sebagai faktor setting optimasi adalah waktu delay dan suhu canting.

    4. Dari hasil pengujian dan optimasi menggunakan metode Taguchi didapatkan hasil

    penggambaran pola batik yang menghasilkan error paling sedikit adalah pada waktu

    delay 1 detik dan suhu canting 55C

    5. Konfirmasi pada ahli dalam hal ketembusan malam adalah pada suhu canting 750C

    dengan waktu delay 2 detik. Ketembusan malam tidak sempurna pada suhu canting

    550C dengan waktu delay 4 detik

    6. Rata-rata kecepatan produksi mesin untuk 5 kali pengecapan adala 55 detik.

    Rata-rata kecepatan untuk pengecap ahli 22 detik sementara untuk pengecap

    pemula adalah 72 detik.

  • 91

    7. Posisi mesin terhadap manuasia dalam hal kecepatan berada diantara pengecap

    ahli dan pengecap mula.

    8. Rata-rata ketidaktelitian dalam peletakkan penitis untuk mesin adalah 0 mm dan

    untuk pengecap yang diwakili oleh pengecap ahli adalah 2 mm.

    9. Posisi mesin terhadap manusia dalam hal repetability yang dilihat dari rata-rata

    ketidaktepatan dalam meletakkan penitis adalah lebih baik daripada manusia

    6.2. Saran

    1. Perlu perancangan desain pencengkram canting, agar penggantian canting bisa

    dilakukan relatif mudah dan cepat.

    2. Perlu dikembangkan model canting baru yang berbeda dari canting yang biasa

    digunakan oleh pengerajin dalam hal desain pegangan canting, sehingga mudah

    dalam hal set up mesin dan penggantian canting jika diperluan.

    3. Perlu dikembangan alat bantu untuk setting awal mesin dalam hal menentukan

    posisi, misalnya berupa laser pointer.

    4. Perlu dikembangkan model mesin CNC batik dengan model meja yang bergerak.

    Kemudian hasilnya dibandingkan dengan model yang ada sekarang dalam hal

    kecepatan produksi dan repetability serta kualitas hasil cap.

    5. Penggunaan model bak air sebagai bantal perlu diteliti lebih lanjut dalam hal

    komposisi air, ketebalan busa, dan jenis kertas kaca yang optimal untuk proses

    produksi bantik canting cap dengan mesin CNC.

    6. Pada penelitian selanjutnya dilakukan proses pewarnaan, untuk melihat kualitas

    hasil akhir cap.