Saatnya Dana Desa Responsif Gender - Bali · PDF filetentang Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP ... ini harus tercantum dalam berita acara hasil Musyawarah Desa ... pembagian dan penetapan

Program Dana Desa Responsif Gender #1 / Desember 2016 - Februari 2017

Saatnya Dana Desa Responsif Gender

DANA desa merupakan kesempatan emas untuk memajukan Desa, termasuk kaum perempuannya. Karena itu mereka pun harus diberi kesempatan

memberdayakan diri agar bisa ikut serta merencanakan, mengelola serta mengawasi program dan alokasi dananya.

Indeks Berita

PemimPin RedaksiLuh Riniti Rahayu

sekRetaRiatSuhariyati

RedaksiRofiqi Hasan

PemBantu umumSri Sulandari

desainFX Hartoko Tri

alamatJl Pulau Serangan I No 2,

Denpasar, BalitelP/fax

0361-222464HP

0811396646

[email protected]

WeBsitewww.balisruti.co.id

Program Dana Desa Responsif Gender

SEMANGAT : Pemateri dan peserta pelatihan kader desa untuk program pendampingan Dana Desa Responsif Gender, LSM Bali Sruti membang-kit semangat pada saat pelatihan di Hotel Golden Tulip, pada 7 Februari 2017. (Foto : Dok Bali Sruti)

10

15

22

Saatnya Berjuang untukDESA RESPoNSiF GENDER

ayo BangkitlahKADER DESA

agar PeremPuanLEBiH TERDENGAR

desember 2016 - februari 2017 | 3

setelaH diterbitkannya UU Desa, Desa memiliki tempat yang strategis dalam proses pembangunan. Adanya Dana Desa diharapkan menjadi dorongan yang kuat agar inisiatif masyarakat tumbuh dalam merespon persoalan-persoalan yang ada di sekitar mereka.

Bila di masa lalu, desa identik dengan obyek yang menjadi sasaran pembangunan sehingga program-nya telah dirancang beserta anggarannya dan tinggal dilaksanakan saja, maka kini warga desa harus mulai merancang sendiri program yang akan dilaksanakannya. Konsekuensinya, desa pun mesti bersiap untuk mem-pertanggungjawabkannya.

LSM Bali Sruti sebagai LSM yang mendorong kebi-jakan pemerintah yang pro kepada perempuan memiliki

perhatian khusus atas situasi tersebut. Selain transpransi kebijak-an dan pertanggungjawaban yang jelas, kami ingin memastikan pula adanya sisi pemberdayaan dan keadilan bagi perempuan dalam alokasi program dan dana desa.

Tahun ini kami mendapatkan dana khusus untuk pendamping-an terhadap desa yang dimotori oleh Bali Sruti dengan melibatkan Lembaga Perlindungan Anak dan LSM Kunti Bakti di Tabanan. Dana tersebut disediakan olehSearch for Common Ground (SCFG) sebuah lembaga yang memiliki komitmen untuk membantu menyelesaikan masalah dengan pendekatan partisipasif dari masyarakat.

Tabanan dipilih sebagai lokasi pendampingan di Bali dengan mengambil 6 desa sebagai sample.

Selain pendampingan di lapangan, kami juga akan menerbitkan majalah 3 bulanan untuk mensosialisasikan materi pendamping-an kepada khalayak yang lebih luas sehingga manfaatkan ini bisa dirasakan pula oleh warga dan khususnya perempuan diluar desa yang menjadi sample. Majalah tersebut dapat diunduh pula di website www.balisruti.org.

Selamat menyimak

salam Pemberdayaan

Salam beRDaya

luh Riniti

4 | desember 2016 - februari 2017

tanya Jawab Dana DeSa

undanG -undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa menghadirkan Dana Desa yang bersumber dari APBN. Dana Desa merupakan bentuk kongkrit pengakuan Negara terhadap hak asal-usul Desa dan kewenangan lokal ber-skala Desa. Karena masih merupakan hal yang baru, dalam penerapannya tentu banyak hal yang masih mengundang pertanyaan. Untuk itu Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indo-nesia telah menerbitkan buku “ Dana Desa Untuk Desa Membangun Indonesia (Tanya Jawab Seputar Dana Desa)” .

Melalui rubrik ini, kami berusaha menso-sialisasikan kembali materi dalam buku ter-sebut dan membuka ruang Tanya jawab bagi masyarakat yang ingin melakukan konsultasi atau pun pemahaman lebih lanjut. Perta-nyaan dapat disampaikan melalui telepon/

wa Ibu Titik Suhariyati 089617099560 atau melalui email [email protected] dengan menyertakan nama dan alamat. Pertanyaan dan jawaban akan dimuat dalam edisi selan-jutnya.

Untuk edisi pertama ini, Tanya jawab sepe-nuhnya kami kutip dari buku panduan. Terima kasih.

A. PENGERTIAN DANA DESAApakah yang dimaksud dengan Dana

Desa?Dana Desa (DD) adalah dana yang bersum-

ber dari APBN yang diperuntukkan bagi Desa dan ditransfer melalui APBD Kabupaten/Kota setiap tahun, untuk membiayai penyelengga-raan kewenangan Desaberdasarkan hak asal usul, dan kewenangan lokal skala Desa.

Tim Bali SruTi

KooRDiNASi dengan Kepala BPMD Tabanan terkait Program Pendampingan Dana Desa Res-ponsif Gender di Tabanan.

Yuk Pahami dana desa



Kapan DD diterima oleh Desa, sampai kapan?

Setiap tahun Desa akan mendapatkan Dana Desa (DD) dari Pemerintah Pusat yang penyalurannya dilakukan melalui kabupaten/kota. Dana Desa merupakan mandat UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, dialokasikan dalam bentuk transfer, bukan berbentuk proyek. Selama UU Desa berlaku maka DD akan terus menerus dialokasikan oleh Pemerintah.

Apakah DD dapat dikurangi atau dipo-tong oleh Daerah?

Meskipun mekanisme transfer DD dilakukan melalui Kabupaten/Kota, tetapi seluruhnya wajib disalurkan kepada Desa tanpa diku-rangi sedikitpun. Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) Kabupaten/Kota hanya berperan sebagai tempat penyimpanan sementara Dana Desa yang disalurkan oleh pemerintah pusat.

Dari mana sumber DD?Dana Desa bersumber dari Belanja Negara

di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang wajib dialokasikan seti-ap tahun anggaran sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 72 ayat (1) huruf b dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.

Berapakah besaran DD yang diterima setiap Desa?

Besaran Dana Desa (DD) adalah 10 persen (10%) dari dan di luar dana Transfer Daerah (atau on top) yang dialokasikan di dalam Ang-garan Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) secara bertahap.

Contoh, apabila belanja Transfer Daerah di dalam APBN tahun 2017 adalah Rp. 810 triliun, maka besaran Dana Desa yang harus disediakan oleh Pemerintah Pusat pada tahun 2017 adalah Rp. 81 triliun, yaitu merupakan hasil perhitungan 10 persen dikalikan dengan belanja Transfer Daerah.

Apa perbedaan Dana Desa (DD) dengan Alokasi Dana Desa (ADD)?

Dana Desa (DD) merupakan kewajiban Pemerintah Pusat untuk mengalokasikan ang-garan transfer ke Desa di dalam APBN sebagai wujud pengakuan dan penghargaan Negara kepada Desa. Prioritas penggunaan DD diatur melalui Peraturan Menteri Desa, Pemba-ngunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia.

Sedangkan Alokasi Dana Desa (ADD) adalah kewajiban Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mengalokasikan anggaran untuk Desa yang diambilkan dari Dana Bagi Hasil (DBH) dan Dana Alokasi Umum (DAU) yang merupakan bagian Dana Perimbangan.

Berapakah besaran ADD yang diterima

Melalui rubrik ini, kami berusaha mensosialisasikan kembali materi dalam buku tersebut dan membuka ruang Tanya jawab

bagi masyarakat yang ingin melakukan konsultasi atau pun pemahaman lebih lanjut. Pertanyaan dapat disampaikan

melalui telepon/wa Ibu Titik Suhariyati 089617099560 atau melalui email [email protected] dengan menyertakan

nama dan alamat. Pertanyaan dan jawaban akan dimuat dalam edisi selanjutnya.


setiap Desa?Besaran ADD masing-masing Kabupaten/

Kota setiap tahunadalah sepuluh persen (10%) dari DBH dan DAU yang dialokasikan dalam APBD Kabupaten/Kota. Pengalokasian setiap Desa dan tata cara penggunaan ADD di-atur melalui Peraturan Bupati/Walikota yang ditetapkan setiap tahun.

B. KEDuDuKAN DAN FuNGSI DANA DESA

Bagaimana kedudukan Dana Desa dalam APB Desa?

Dana Desa merupakan salah satu sumber pendapatan Desa yang harus dicantumkan dalam dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa). Setiap tahun Desa akan mendapatkan Dana Desa dari peme-rintah pusat yang penyalurannya dilakukan melalui Kabupaten/Kota.

Apa kegunaan DD bagi Desa?DD merupakan pendapatan utama. DD da-

pat digunakan untuk membiayai program dan kegiatan prioritas yang telah disepakati dan ditetapkan di dalam musyawarah perencana-

an pembangunan Desa (Musrenbang Desa) tentang Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) setiap tahun.

Penggunaan DD secara swakelola atau padat karya adalah untuk penyerapan tenaga kerja di Desa, khususnya warga miskin, serta penyediaan sarana dan prasarana dasar Desa, seperti jalan lingkungan, jalan usaha tani, jembatan, dan saluran irigasi.

Prioritas penggunaan DD setiap tahun dia-tur dengan Peraturan Menteri Desa, Pemba-ngunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa.

Musrenbang Desa tentang RKP Desa sebaiknya diselenggarakan setelah terbitnya peraturan menteri tersebut, sehingga penyu-sunan dan penyepakatan kegiatan prioritas yang akan dibiayai dengan menggunakan Dana Desa dapat disesuaikan.

Bagaimana cara memisahkan DD dengan ADD apabila sudah masuk dalam satu Reke-ning Kas Desa(RKD)?

DD dan ADD diterima di dalam Rekening Kas Desa (RKD) setiap tahun. Cara memisah-kan dua sumber pendapatan Desa tersebut dapat dilakukan melalui:


Tim Bali SruTi

KEGiATAN - Koordinasi Tingkat Desa untuk kegiatan Bali Sruti di Kantor Desa Banjar Anyar, Ke-camatan Kediri, 30 Januari 2017.


Identifikasi besaran Dana Desa dan besaran ADD yang diterima Desa pada tahun berjalan, dengan mempertim-bangkan:

Peraturan bupati/walikota tentang pengalokasian DD atau ADD, yang memberikan Informasi tentang besaran DD dan ADD serta jumlah tahapan penyalurannya;

Cetak rekening koran RKD di bank yang bersangkutan, untuk mendapatkan keterangan berapa rupiah diterima dari DD dan berapa rupiah telah diterima dari ADD;

Lakukan konfirmasi kepada SKPD ten-tang jenis dana yang ditransfer; atau

Lakukan pemisahan dalam APB Desa. Tuliskan sumber dana setiap kegiatan

pada kolom keterangan APB Desa, untuk memudahkan pembedaan terhadap bera-pa kegiatan yang dibiayai dengan DD dan berapa kegiatan yang dibiayai dengan ADD dan sumber pendapatan lainnya.

Apa fungsi DD bagi Desa dan masyarakat Desa?

DD berfungsi untuk meningkatkan kesejah-teraan masyarakat, pelayanan dasar, kapasitas

dan kapabilitas masyarakat, kemajuan ekono-mi Desa, mengatasi kesenjangan antar Desa, dan sekaligus untuk melakukan pemerataan pembangunan.

Bagaimana menjaga dan melestarikan hasil pembangunan yang dibiayai oleh DD?

DD dari APBN yang diterima Desa sepenuh-nya menjadi kewenangan Desa. Pemerintah Desa perlu menetapkan penanggungjawab pe-meliharaan untuk setiap hasil pembangunan yang dibiayai DD, baik lembaga kemasyarakat-an maupun kelompok masyarakat. Ketetapan ini harus tercantum dalam berita acara hasil Musyawarah Desa (Musdes) Pertanggung-jawaban Keuangan Desa, serta diperkuat dengan Peraturan Kepala Desa tentang peme-liharaan hasil pembangunan Desa.

Dimana kewenangan Desa jika masih banyak aturan?

Peraturan Menteri Desa tentang Prioritas Penggunaan DD disediakan sebagai panduan dalam menetapkan prioritas pada masa transi-si, ketika besaran DD masih di bawah sepuluh persen (10 %) dari dan diluar belanja transfer daerah atau belum ideal. Sehingga, penggu-naan DD perlu dipandu agar kegiatan yang


Tim Bali SruTi

DAUH PEKEN - KegiatanKoordinasi Tingkat Desa Kantor Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan, 3 Pebruari 2017.


didanai selaras dengan prioritas nasional.

C. PENGAloKASIAN DANA DESAApakah Dana Desa bisa dicairkan apabila

APBDes belum selesai?Tidak Bisa. Karena persyaratan penyaluran

DD dari RKUD Kabupaten/Kota ke Rekening Kas Desa adalah Desa harus telah menye-rahkan: (1) Perdes tentang APBDesa; dan (2) Laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahun sebelumnya.

Untuk memperlancar pencairan Dana Desa dari RKUD Kabupaten/Kota ke RKD maka Desa harus mengambil langkah-langkah seba-gai berikut: Kepala Desa, perangkat Desa, dan BPD

harus rajin dan pro-aktif menanya-kan informasi terkait kapan terbitnya Peraturan Bupati/ Walikota tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan Besaran Dana Desa Setiap Desa

Apabila informasi besaran Dana Desa ke Desa anda sudah jelas dalam Pera-turan Bupati/ Walikota tersebut, maka segeralah menyusun APBDesa, dengan memasukkan angka tersebut dalam salah satu kolom pendapatan Desa

Pada bulan Januari, susunlah laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahun sebelumnya

Serahkanlah Perdes tentang APBDesa dan laporan realisasi Dana Desa tahun sebelumnya kepada Bupati melalui satuan kerja yang bertanggungjawab tentang urusan Desa.

Bagaimana hubungan pusat dan daerah terkait mekanisme penyaluran Dana Desa?

Hubungan pemerintah pusat dengan peme-rintah daerah bersifat delegatif dan koordina-tif. Pemerintah pusat mengatur, menetapkan, dan menyalurkan Dana Desa melalui RKUD. Dalam hal daerah Kabupaten/Kota tidak menyalurkan Dana Desa kepada Desa, maka pemerintah pusat juga berwenang memberi-kan sanksi pemotongan Dana Perimbangan tahun berikutnya.

Pemerintah menetapkan pagu Dana Desa di dalam jenis Belanja Transfer ke Daerah dan Desa, pada kelompok Belanja Negara dalam UU tentang APBN atau UU tentang Perubahan APBN setiap tahun.

Pemerintah menghitung dan menetapkan pagu Dana Desa untuk setiap Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Hasil perhitungan dan pembagian tersebut dijadikan lampiran tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden tentang Penjabaran APBN.

Pemerintah kemudian menyalurkan Dana Desa secara bertahap, setelah Menteri me-nerima dokumen-dokumen sebagai berikut: (1) Perda tentang APBD Kabupaten/Kota, (2) Peraturan Bupati/ Walikota tentang tata cara pembagian dan penetapan rincian Dana Desa setiap Desa, dan (3) laporan realisasi penya-luran dan konsolidasi penggunaan Dana Desa tahap sebelumnya.

Apa regulasi yang mengatur tentang prio-ritas kegiatan untuk Dana Desa?

Prioritas penggunaan Dana Desa diatur dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Tramigrasi Republik Indonesia.

Peraturan ini diterbitkan setiap tahun


Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah

bersifat delegatif dan koordinatif. Pemerintah

pusat mengatur, menetapkan, dan menyalurkan Dana Desa

melalui RKuD. Dalam hal daerah Kabupaten/Kota tidak

menyalurkan Dana Desa kepada Desa, maka pemerintah pusat juga

berwenang memberikan sanksi pemotongan Dana Perimbangan

tahun berikutnya.


dalam rangka memberikan panduan kepada Desa untuk menetapkan fokus dan prioritas kegiatan yang akan dibiayai dengan Dana Desa secara lebih mudah.

Menyesuaikan dengan hasil evaluasi realisa-si tahun sebelumnya, serta besaran Dana Desa yang akan diterima oleh Desa, maka Pokok Materi Peraturan Menteri tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa juga akan terus beru-bah setiap tahun.

Bidang apa saja yang bisa dibiayai oleh Dana Desa pada tahun 2016?

Berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pem-bangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigra-si Nomor 21 tahun 2015 disebutkan bahwa prioritas penggunaan Dana Desa tahun 2016 adalah untuk bidang Pembangunan Desa dan bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa.

Namun melalui rapat kabinet dan pernyata-an langsung, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo lebih menegaskan bahwa penggunaan Dana Desa tahun 2016 adalah untuk pem-bangunan infrastruktur dasar di Desa, dan pelaksanaannya dilakukan secara padat karya dan swakelola.

Apakah PERDES Realisasi Dana Desa di pisah dengan PERDES Realisasi APBDesa?

Desa hanya berkewajiban untuk mener-bitkan satu bentuk Perdes tentang Realisasi APBDesa, yang di dalamnya sudah meliputi realisasi Dana Desa dan realisasi ADD.

Untuk memudahkan pemantauan penggu-

naan Dana Desa secara nasional, Kepala Desa harus melaporkan realisasi Dana Desa setelah digunakan setiap tahap.

Contohnya: Untuk mencairkan tahap pertama

tahun 2016, maka Kepala Desa harus sudah melaporkan realisasi Dana Desa tahun 2015 kepada Bupati.

Untuk mencairkan tahap kedua tahun 2016, maka Kepala Desa harus sudah melaporkan realisasi Dana Desa tahap pertama tahun 2016 kepada Bupati.

Mengapa besaran Dana Desa berbeda setiap Desa? Bagaimana dasar perhitung-annya?

Iya, karena pembagian Dana Desa dari RKUD Kabupaten/Kota berdasarkan Alokasi Dasar dan Alokasi yang dihitung dengan memperhati-kan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis.

Alokasi Dasar yang akan dibagi rata kepada seluruh Desa adalah sebesar 90 persen. Se-dangkan Alokasi Proporsional yang dihitung dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis sebesar 10 persen.

Adapun rumus Alokasi Proporsional ada-lah sebagai berikut:

Berdasarkan rumus atau formula tersebut, yang menyebabkan jumlah Dana Desa yang diterima oleh masing-masing Desa menjadi berbeda. ***


Berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 21 tahun 2015 disebutkan bahwa

prioritas penggunaan Dana Desa tahun 2016 adalah untuk bidang Pembangunan Desa dan bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa. Namun

melalui rapat kabinet dan pernyataan langsung, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo lebih menegaskan bahwa penggunaan Dana Desa

tahun 2016 adalah untuk pembangunan infrastruktur dasar di Desa, dan pelaksanaannya dilakukan secara padat karya dan swakelola.


laPoRan utama 1

saatnya Berjuang untuk

desa ResPonsif GendeR

Dana desa merupakan kesempatan emas untuk memajukan Desa, termasuk kaum perempuannya. Karena itu mereka pun harus diberi

kesempatan memberdayakan diri agar bisa ikut serta merencanakan, mengelola serta mengawasi program dan alokasi dananya.

BS

AKTiF : kader desa berperan aktif dalam Workshop Dana Desa Responsif Gender, Selasa, 20 De-sember 2017 di Kantor BPMD Tabanan.


laPoRan utama 1

untuk tujuan itulah, LSM Bali Sruti me-lakukan progam pendampingan di 6 Desa di Kabupaten Tabanan dari 3 Kecamatan yang dipilih. Program yang bertujuan menciptakan desa responsive Gender ini disambut baik Ketua Badan Pembangunan Masyarakat Desa. “Diharapkan 6 Desa yang sudah menjadi pilot Project bisa menularkan ke 136 Desa lainnya,” kata Kepala Badan Pembangunan Masyarakat Desa I Gusti Ngurah Supanji saat membuka Workshop Pendampingan, pada Selasa, 20 Desember 2016 di Kantor BPMD Kab. Tabanan

Dia mengungkap, dana Desa sudah me-ningkat dari tahun ke tahun dengan prioritas pembangunan dan pemberdayaan masyarakat . “Ini yang diharapkan nanti bisa dikembang-kan dengan support dari Bali Sruti,” ujarnya. Selain pendampingan, secara kelembagaan partisipasi perempuan juga makin terbuka dimana saat ini ada ketentuan bahwa anggota Badan Pemberdayaan Desa yang jumlahnya menjadi 9 orang harus menempatkan mini-mal 1 perempuan.

Kabid PMD I Gusti Made Merta Putra lebih

lanjut menjelaskan lebih detail, bahwa dalam musyawarah Desa harus ada juga keterwa-kilan perempuan agar kegiatan yang ada hubungan dengan perempuan bisa terakomo-dasi- Dalam struktur pengelola dana desa, ada tim pengelola kegiatan untuk mengelola setiap barang yang ada di desa, terdiri dari perangkat desa dan tokoh mesyarakat. Disini perempu-an bisa dilibatkan misalnya bisa masuk dari unsur tokoh masyarakat. “Perempuan untuk berbelanja pastinya lebih cermat, teliti cerdas dalam hal ini, sekarang tergantung komitmen dalam struktur keuangan saja,” ujarnya.

Dia setuju, dana dana yang mengalir ke desa haruslah responsif gender, artinya bukan ha-nya memenuhi kebutuhan secara umum tetapi juga menjurus kearah hal-hal yang dibutuhkan oleh perempuan yang memang secara aturan disediakan dan dimungkinkan. Namun dia mengigatkan, dalam pola pengelolaan keu-angan, dana desa disertai aturan yang sangat ketat sekali. Karena itu kegiatan yang sudah dilaksanakan harus sesuai dengan aturanse-hingga tidak terjadi permasalahan.

BS

KADES : Kepala Desa (baris terdepan) aktif mengikuti Workshop Dana Desa Responsif Gender di BPMD Tabanan.


Terkait dengan program pendampingan, Direktur Bali Sruti Luh Riniti Rahayu mene-gaskan, pihaknya bukan pihak yang datang membawa uang ke desa. “Tetapi kami akan mendampingi bagaimana caranya agar anggaran desa responsif gender,” ujarnya. “Bagaimana caranya agar usulan-usulan dari perempuan bisa didengar, agar jangan yang bersuara keras sampai gebuk meja saja yang diakomodir usulannya,” jelasnya. Ujungnya adalah adanya keadilan bagi semua pihak termasuk perempuan, anak-anak, lansia dan kaum difabel yang umumnya jarang dilibat-kan.

Bali Sruti datang juga bukan untuk melaku-kan intervensi kepada desa karena memang tidak memiliki kewenangan melakukannya. Yang diharapkan adalah partisipasi semua warga sehingga dana benar-benar bisa diman-faatkan untuk kepentingan bersama. Warga desa sendiri yang harus aktif dan Bali Sruti hanya memberikan bekal agar warga mam-pu melakukannya. “Apalagi kami tidak akan terus-terusan berada di desa,” sebut Riniti.

Dalam pendampingan itu, setiap desa dimin-ta untuk mengirimkan 3 orang kadernya. Mereka mendapatkan pelatihan untuk meru-muskan masalah di desanya dan menyusun

program serta mengusulkan anggarannya. Untuk keperluan itu, Bali Sruti bisa mengha-dirkan narasumber yang relevan. Misalnya untuk penanganan narkoba, sampah dan masalah-masalah yang lain.

Enam desa yang dipilih sudah melalui survey awal dengan kriteria tertentu. Salah-satunya adalah keterbukaan untuk membuka APBDes. “Kami masih menemukan ada yang tertutup,” sebut dosen Univeritas Ngurah Rai ini. Pendampingan yang dilaksanakan sampai dengan tahun 2018 di bulan September. Artinya, realisasi perencanaan kemungkinan besar baru akan masuk di APDes pada tahun depan. Namun bila ada inisiatif untuk mema-sukkan program yang bisa diakomodasi pada tahun 2017, pihaknya juga siap melakukan pendampingan.

DISAMBuT PoSITIFRespon dari para Kepala Desa terlihat antu-

sias dengan adanya program ini. Hanya masih tersisa keraguan karena melihat fakta-fakta di lapangan selama ini. Seperti diungkapkan Kades Geluntung, Tabanan, I Putu Gunarsa. “Di Geluntung sudah ada unsur perempuannya dan musyawarah desa, tapi biasanya perem-puan agak malu menyampaikan usulannya,”

laPoRan utama 1


Bali Sruti datang juga bukan untuk melakukan intervensi kepada desa karena memang

tidak memiliki kewenangan melakukannya. Yang

diharapkan adalah partisipasi semua warga sehingga dana

benar-benar bisa dimanfaatkan untuk kepentingan bersama.

Warga desa sendiri yang harus aktif dan Bali Sruti hanya

memberikan bekal agar warga mampu melakukannya.

laPoRan utama 1


ujarnya.Menurutnya, sejak rancangan APBDes 2017

dibuat sudah mengakomodir kebutuhan perem-puan. Sebab, viisi desa membangun desa ada-lah dalam konsep keseimbangan, pembangun-an. Hanya dia mempersilahkan, bila rancangan APBdes dibedah kembali agar masukan yang meragukan bisa dipertimbangkan kembali.

Adapun Kades Peken Belayu, Kec Marga Tabanan Ida Bagus Ngurah Parwata menyebut, visi desanya adalah menuju desa bersih sehat dan berwawasan pariwisata. Lebih khusus lagi, komitmen penanganan sampah. “Banyak dana dianggarkan untuk pemilahan sampah,” ujarnya. Untuk partisipasi perempuan, selama ini dominan di kader Posyandu,

Tanggapan lain juga disampaikan Kades Dauh Peken, Kec. Tabanan, I Komang Sanjaya. Dalam program pembangunan menurutnya sudah ada kolaborasi antara laki dan perempuan. Desanya pada tahun 2014 malah didatangi oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan dan Anak sehingga mulai tumbuh kesadarannya untuk ikut berproses.

Sementara itu Perbekel Sudimara I Nyoman Ariadhi mengungkapkan, di desanya jumlah penduduk perempuan dan laki-laki nyaris seim-bang . Ada banyak kegiatan yang dilaksanakan dan menyasar perempuan : Misalnya bersama Dinas perikanan mengembangkan pengolahan

ikan. “Kami mengharap Bali Sruti bisa mem-bantu untuk memberikan program-program ke depan.Kami siap juga menerima masukan untuk perbaikan program desa kami ke depan,” ujarnya

APA ITu RESPoNSIF GENDER?Meski menyambut baik program Bali Sruti,

tetapi istilah responsif Gender masih mengun-dang pertanyaan peserta .”Kami belum tahu persis program yang responsive gender seperti apa, apakah pogram yang kami laksanakan sela-ma ini sudah responsif gender. Kami juga ingin memberikan pemahaman kepada ibu-ibu PKK untuk program ini,” kata Perbekel Banjar Anyar. I Made Budiana.

Menjawab pertayaan itu. Luh Riniti menya-takan. tidak semua program yang responsif gender haruslah kegiatan yang ditujukan pe-rempuan . Tetapi adalah program/kegiatan di desa yang melibatkan perempuan atau membe-rikan manfaat perempuan dan laki-laki secara seimbang.

Dia melihat, desa desa yang terlibat sebe-narnya sudah berusaha untuk menganggarkan kebutuhan perempuan. Tapi harus ada usaha untuk merespon masalah yang berkembang di lapangan seperti adanya kekerasan terhadap perempuan. Perlindungan anak, dan lain-lain. tim Bali sruti

laPoRan utama 1


tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Dis-kusi demi diskusi berakhir dengan workshop untuk merumuskan usulan kegiatan yang mungkin bisa dimasukkan dalam APBDes.

Acara diawali dengan paparan dari BPMD Tabanan yang menegaskan pentinganya memahami UU No 6 tahun 2014 yang sangat berbeda dengan UU sebelumnya, yakni UU Nomor 5 tahun 1979. Salah-satunya adalah keberadaan dana desa yang kemudian diatur dengan PP 60/214 junto PP 22/2015.

Arah UU Desa adalah menuju kemandirian desa, yakni Desa yang dapat memenuhi stan-dar kehidupan yang layak dan membangun prasarana desa untuk kesejahteraan masyara-kat desa. Untuk itu setiap tahun desa bermu-syawarah untuk mempertajam RKPDesa dan 70% APBDesa harus dimanfaatkan untuk pembangunan Desa dan diawasi oleh masya-rakat. Adapun Aktualisasi peranan perempuan menurut UU ini adalah keharusan melibatkan peran serta masyarakat untuk berpartisipasi

ayo BangkitlahkadeR desa

Sebagai bagian dari program pendampingan Dana Desa Responsif Gender, lSM Bali Sruti melakukan pelatihan kader desa di Hotel Golden

Tulip, pada 7 Pebruari 2017. Seperti apa hasilnya?

laPoRan utama 2

BS

PERLiNDUNGAN : Luh Putu Anggreni dari LBH APiK menyampaikan materi tentang Perlindung-an Perempuan dan Anak pada Pelatihan Kader Desa, 7 Februari di Hotel Golden Tulip, Denpasar.


dalam pembangunan Desa. Pemateri kedua adalah Nyoman Masni

dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Bali . Menurutnya, hak anak harus diadopsi dalam penerapan UU Desa, khususnya dalam alokasi dana desa. Dala UU Perlidndungan Anak nomor 23/2002 pada : Pasal 10 disebutkan . bahwa Anak-anak harus didengar pendapatnya,

Bentuk Kegiatan yang bisa dilakukan antara lain :

1. Pendididikan (penanganan buta aksara/Do, pelatihan kursus/seminar, latihan ketrampilan, Pembinaan keluarga/pa-

renting)2. Kesehatan (pembinaan kader posyandu,

BKB)3. Ekonomi (peningkatan ekonomi keluar-

ga, membentuk pembinaan kelompok, kegiatan koperasi).

4. Sosial (inventarisasi keluarga miskin, Cacat dll)

5. Olah Raga (menigkatkan aktifitas olah raga boal, volley, senam)

6. Seni Budaya (sanggar seni, pesantian, penabuh)

Dana Desa yang dikucurkan dapat disinergikan dengan berbagai proram yang telah ada tentu setelah melalui musyawarah desa. Misalnya adalag Gerakan Bersama

lindungi Anak dari kemeterian PP dan PA.

laPoRan utama 2


Adapun materi ketiga adalah mengenai ma-salah kekerasan terhadap perempuan dan anak yang disampaikan uh Anggreni dari LBH APIK. Dia mengungkapkan bahwa Indonesia telah meratifikasi peraturan internasional mengenai anti diskriminasi dan kekerasan terhadap anak dan perempuan.

Prinsip non diskriminasi dimuat dalam pasal 1 : “Segala perbedaan, pengucilan atau pem-batasan yang dibuat atas dasar jenis kelamin, yang mempunyai pengaruh atau tujuan untuk mengurangi atau menghapuskan pengakuan, penikmatan dan penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan pokok dibidang politik, ekono-

mi, sosial, budaya, sipil atau apapun lainnya oleh kaum perempuan, terlepas dari status per-kawinan mereka, atas dasar persamaan antara laki-laki dan perempuan..”.

Prinsip persamaan yang sebenarnya meru-pakan suatu tujuan dari pelaksanaan konvensi tersebut yaitu Keadilan substantive ; Adanya pemahaman bahwa pada dasarnya perempuan dan laki-laki berangkat dari posisi yang tidak setara sehingga muncul steriotipe, marginalisa-si, subordinasi, beban ganda dan kekerasan.

Dalam hal ini timbul kewajiban bagi negara yang meratifikasi konvensi CEDAW untuk me-nerapkan konvensi ini tidak hanya sebatas pada pembentukan kebijakan yang anti diskriminasi terhadap perempuan tetapi juga menjamin pe-laksanaan praksisnya agar bentuk pengucilan, pembedaan dan pembatasan yang berdasarkan jenis kelamin dan yang dapat menghambat tenaga produktif perempuan dapat dihilangkan.

Dana Desa yang dikucurkan dapat disiner-gikan dengan berbagai proram yang telah ada tentu setelah melalui musyawarah desa. Misal-nya adalag Gerakan Bersama Lindungi Anak dari kemeterian PP dan PA. Gerakan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyaakat, dan Gerakan Satga Perlindungan Perempuan dan Anak.. ***

laPoRan utama 2

BS

BPMD : Pemateri dari BPMD Tabanan menjelaskan tentang Dana Desa pada Pelatihan Kader Desa, 7 Februari di Hotel Golden Tulip, Denpasar.


ini dia Rencana tindak lanjut setelaH masing-masing desa melakukan diskusi dengan didampingi pendamping desa/keca-

matan/ TA Kabupaten terdapat rumusan rencama kegiatan masing-masing desa sebagai berikut :

Nama Desa PoteNsi Desa UsUlaN Program

Desa Nyambu

- PKK- Kelompok simpan pinjam - Kelompok Bumdes abon babi- Kelompok polaskar- Eco Wisata Nyambu- Kelompok tani- Kader posyandu- Kader Posbindu- 166 KK RTM- Bank sampah - Perkelahian pemuda akibat miras

- Peningkatan kapasitas pengurus PKK- Pelatihan kelompok Bumdes- Pelatihan dan pembinaan polaskar- Pelatihan Bahasa Inggris pendukung eco wisata- Pembinaan kel.warga tani produksi jajan bali- Pemberian PMT/Honor kader- Fasilitas dan pembinaan lansia- Pemberian modal usaha dan pendampingan RTM- Tempat penampungan sampah sebelum diangkut- Memberikan pembinaan dan penyuluhan bagi

pemuda

Desa Peken Belayu

- PKK- Posyandu- Keberadaan Anak-anak difabel- Keberadaan Anak-anak putus

sekolah- Pariwisata budaya

- Pelatihan pengelolaan administrasi keuangan- Pelatihan komputer- Pelatihan kader posyandu- Pengadaan sarana dan prasarana posyandu- Pemberian makan tambahan (PMT) bagi balita- Bantuan tongkat dan kursi roda- Pelatihan ketrampilan bagi anak putus sekolah- Bantuan seragam sekolah untuk anak tidak mampu- Pelatihan persiapan sarana mepeed

Desa Geluntung

- UKM ( usaha kripik beton, krupuk beras, jajan bali, jejahitan)

- Seni budaya tabuh dan tari- Olah raga- Kader wisata

- Pelatihan parenting- Pengadaan sarana dan prasarana paud- Pemasaran produk UKM- Pelatihan seni tabuh PKK- Penguatan bank sampah- Pelatihan anak cacat

Desa Banjar Anyar

- Simpan pinjam perempuan- Kelompok ternak perempuan- PKK- Karang taruna- Posyandu lansia- Bumdes- Bank Sampah - Kader PKK

- Pelatihan parenting bagi ibu-ibu- Sosialisasi KDRT- Sosialisasi Kespro Bagi Remaja- Pelatihan Kespro bagi karang taruna- Posyandu lansia

Desa Sudimara

- Ikan laut- Pariwisata pantai- Perikanan lele dan belut- Produksi pertanian : padi dan sayur gonda- Sampah Rumah tangga- STT dan karang taruna- PKK- Posyandu

- Pengelolaan sampah- Pembinaan dan peningkatan kapasitas (seni tari, gong)- Pelatihan buat banten- Parenting - Keagamaan- Pengelolaan limbah ikan

Desa Dauh Peken

- PKK yang belum berfungsi maksimal

- Pelatihan kader PKK ( tupoksi PKK, penguatan kader)- Pemberdayaan Lansia- Pembuatan Jajan Bali- Pengolahan sampah- Porsenides

laPoRan utama 2


laPoRan utama 2


kaRikatuR


kaRikatuR


PRoFil DeSa

Peken blayu

agar Perempuanlebih terdengarHaRi Minggu, 11 Februari 2017, ada peman-

dangan yang berbeda di Kantor Desa Peken Blayu, Kecamatan Marga, Tabanan. Sejumlah ibu tampak bersemangat menyambut kehadiran Tim dari Bali Sruti. Inilah hari pertama progam pendampingan LSM perempuan itu untuk pro-gram Dana Desa yang Responsif Gender.

Tak kurang dari Kepala Desa Ida Bagus Nyoman Parwata, 51 tahun, juga turut hadir memberikan dorongan. Dia berharap, kaum perempuan nantinya benar-benar bisa bersuara lantang menyampaikan aspirasinya. “Jangan malu-malu lagi. Kita haru bangga dengan adanya pendampingan ini sehingga Desa kita bisa lebih berkembang lagi,” ujarnya. Biasanya, kesempatan untuk memperoleh bimbingan semacam itu hanya didapat oleh desa-desa yang mengikuti lomba desa.

Kemajuan kaum perempuan di desa seluas 3.000 ha yang letaknya berbatasan dengan wi-layah Kabupaten Badung ini sangat diharapkan. Jumlah penduduk perempuan yang sebanyak 1615 adalah lebih banyak dibanding penduduk pria yang hanya sejumlah 1562 saja.

Diakui Parwata, suara kaum perempuan belum cukup terdengar karena masih takut berbicara di depan umum. Baru pada tahun 2017 ini, pihaknya melalui PKK mulai mengge-rakkan misalnya dengan adanya program pe-latihan tata rias. Dia berharap akan munculnya usulan-usulan yang lebih menarik, khususnya agar perempuan bisa membantu peningkatan ekonomi keluarga dari warganya yang sebagian b esar hidup sebagi petani.

Perempuan juga diharapkan mendukung visi desa ini yang berharap nantinya akan men-

BS

KADER : Pertemuan kader desa Peken Blayu, Marga, Tabanan untuk menyambut Pendampingan Bali Sruti terkait Dana Desa Responsif Gender, Minggu 11 Februari 2017.


PRoFil DeSa

jadi desa wisata yang ramah lingkungan dan dimulai dengan program pengelolaan sampah. Peran perempuan sangat menentukan, sebab bila sampah bisa dipilah sejak di rumah maka pengelolaannya akan jauh lebih mudah.

Hal itu sejalan pula dengan situasi saat ini dimana Dana Desa sejak dua tahun terakhir sudah mulai dialokasikan ke desa ini. Nilainya pun meningkat dari Rp 500 Juta di tahun 2016, menjadi sekitar 700 juta di tahun 2017. Ditambah dana dari sumber-sumber lain, tak kurang dari Rp 2 Miliar dana yang mengalir untuk pembangunan desa ini.

Sudah semestinya dana itu disalurkan secara adil sesuai dengan harapan seluruh warga dan tidak meninggalkan kepentingan dari kelompok perempuan, anak, lansia dan difabel yang selama ini cenderung diabaikan. “Meka-nismenya tentu harus melalui perencanaan di Musyawarah Desa dipadukan dengan ketentuan dari pemerintah di atas Desa,” kata Parwata yang sebelum menjadi Kades puluhan tahun ia menjadi pekerja pariwisata.

Untuk merangkum aspirasi, pada setiap rapat dia selalu menerapakan keterbukaan dan kese-diaan untuk dievaluasi. Aspirasi bisa disampai-kan melalui Badan Musyawarah Desa, Kepala Wilayah dan di masing kelompok seperti PKK atau Subak untuk kelompok tani. “Sayang un-

tuk BMD belum ada unsure perempuan karena saat pemilihan 3 tahun lalu memang belum ada aturannya,” ujarnya.

Ketua Tim Pengerak PKK Nyoman Senri, mengaku siap menerima tantangan itu. Dia sen-diri memimpin 24 orang kader PKK atau yang disebut PKK inti yang merupakan perwakilan dari 5 banjar di desa itu, yakni Pekandelan, Pe-ken, Tengah, Gunung Siku dan Uma Bian. “Ma-sing-masing banjar mengirimkan perwakilan terdiri dari ibu kelian dan wakil dari Posyandu atau kader lain yang bisa diajak beraktivitas,” ujarnya yang masih cantik di usia 51 tahun.

Tugas PKK inti adalah melakukan sosialisasi dari program yang sudah diserap ke tingkat banjar. “Jadi mereka yang menularkan dna memotivasi kalau ada program di tingkat desa,” ujarnya. Namun diakuinya, selama ini belum banyak inovasi yang dilakukan karena memang belum membuat usulan kegiatan di Musrendes.

Dengan pendampingan dari Bali Sruti, dia berharap akan makin banyak pemahaman me-ngenai tehnis menyusun program dan mengu-sulkannya sehingga lebih banyak lagi kegiatan untuk kaum perempuan. Pihaknya juga berha-rap bisa mengembangkan potensi perempuan di desa ini semisal kemampuan ukir kayu dan batu yang cukup banyak di desa ini. ***

“Jangan malu-malu lagi. Kita haru bangga dengan adanya pendampingan

ini sehingga Desa kita bisa lebih berkembang lagi,”

IB Nyoman Parwata“

Masing-masing banjar mengirimkan perwakilan terdiri dari ibu kelian dan

wakil dari Posyandu atau kader lain yang bisa diajak beraktivitas,”

Nyoman Senri


kumis tebal gagal memunculkan kesan seram. Maklum saja, setiap kali mulai berbicara akan ada lelucon yang dilontarkan dan meman-cing gelak tawa. Begitulah figure Kepala Desa Sudimara, Tabanan, drh. Nyoman Ariadi, 41 tahun.

Sejak 3 tahun lalu, alumni Fakultas Kedokter-an Hewan Unud ini menduduki jabatan itu. Dia harus mengelola desa dengan 10 dusun, yakni Yeh Gangga, Sudimara Klod, Sudimara Kaja, Cengolo, Kalanganyar Kanginan, Kalanganyar, Jelae, Sakeh, Celuk Kanginan dan Kati memes . “Ini desa yang cukup luas dengan wilayah 510

hektare,” ujarnya, Minggu, 19 Februari 2017. Penduduk seluruhnya berjumlah 6685 jiwa

dengan 3340 laki-laki dan 3345 perempuan dengan total 2102 KK . Sebagin besar bekerja di sektor pertanian, namun ada 86 KK di Yeh Gangga yang menjadi nelayan. “Ada juga peda-gang, PNS dan pekerja pariwisata,” jelasnya.

Sebagai Kades, dia merasa senang karena pemerintahan Jokowi berniat membangun dari pinggiran dan termasuk desa karena berarti menekankan pemerataan. Dana Desa saat ini diarahkan ke perbaikan infrastruktur tapi nanti akan berkurang. “Nanti akan cenderung

DeSa SuDimaRa

membangun dari Pinggiran

ala sudimara

PRoFil DeSa

BS

KADER : Kades Sudimara (ujung kiri) saat Pertemuan kader desa Sudimara, Tabanan untuk me-nyambut Pendampingan Bali Sruti terkait Dana Desa Responsif Gender, Minggu 19 Februari 2017.


pemberdayaan masyarakat atau peningkatan Pendapatan Asli Desa,” jelasnya.

Potensi desa sendiri sangat banyak seper-ti jasa wisata, pelaku wisata namun masih membutuhkan pelatihan untuk peningkatan ka-pasitas. Adapun jumlah dana desa yang sudha diterima adalah sebesar Rp 700 juta dan tahun ini diperkirakan naik jadi sekitar Rp 1 milyar.

Mengenai peran perempuan, menurutnya, adalah hal yang “sulit tapi gampang”. Maksud-nya, “Harus ada keseimbangan , peran mening-kat tapi harus seimbang dengan kesibukan rumah tangganya,” ujarnya. Kedua hal itu harus dipadukan. Misalnya, ibu rumah tangga dilibatkan di Lingkungan rumah tangga untuk menjaga kebersihan melalui bank sampah.

“Jadi bersih lingkungan dulu. Nilai kecil tapi manfaatnya dibutuhkan karena DB menurun, apalagi ibu-ibu menjadi tim jumantik,” jelasnya. Kalau untuk perempuan, program yang luar biasa akan terasa sulit, karena bisa jadi prinsip kesimbangan dalam gambar swastika , yakni keseimbangan ke atas bawah dan kanan kiri tak

bisa dipertahankan.Dia pun mengaku, perempuan dilibatkan sejak

Perencanaan di Musyawarah Desa. Kegiatan yang sudha ilakukan antara lain pelatihan tata rias, pernah belajar buat roti, pelatihan pembuat-an pentol bakso dari lele, dan lain-lain. “Biasanya ada matirta yantra, bisa rekreasi bersama-sama, ibu-ibu khan jarang refreshing,” ujarnya.

Ketua Tim Penggerak PKK Desa Sudimara, Made Fitria Dewi, 40 tahun , menyebut usulan dari kalangan perempuan biasanya disuara-kan oleh perwakilan PKK. “Itu kita kumpulkan dari PKK di tingkat dusun,” ujarnya. Biasanya mereka aktif juga di kegiatan Posyandu, arisan, dan lain-lain.

Dengan adanya pendampingan dari Bali Sruti, wawasan mereka kini lebih terbuka untuk mengajukan program program baru yang lebih mendukung kalangan perempuan. Yang akan diusulkan antara lain adalah pelatihan pembu-atan pejati, pelatihan mengenai pola asuh anak, dukungan untuk mengaktifkan bank sampah. (tim Bali sruti)

“Itu kita kumpulkan dari PKK di tingkat dusun,”

Made Fitria Dewi“Nanti akan cenderung pemberdayaan masyarakat atau peningkatan

Pendapatan Asli Desa,”

Nyoman Ariadi

PRoFil DeSa


laPoRan khuSuS

spirit Bangkit dari desa

tanGGal 22 Desember diperingati sebagai hari ibu. Banyak yang menyamakannya dengan tradisi Mother’s Day di negara-negara barat. Pa-dahal dalam konteks Indonesia, ada semangat juang dibalik penandaan hari itu.

Dalam diskusi di LSM Bali Sruti yang diikuti kalangan aktivis perempuan terungkap, Kong-res Perempuan pertama yang dipakai sebagai acuan untuk menetapkan hari Ibu adalah kongres yang sangat revolusioner. Disitu kaum perempuan dari berbagai organisasi bicara tentang perannya dalam perjuangan bangsa dan bukan sebagai ibu rumah tangga belaka.

Perempuan memperjuangkan hak-hak perempuan yang belum merdeka khususnya

dalam bidang pendidikan dimana mereka masih kalah jauh mendapatkan haknya dibanding kaum laki-laki. Karena itu memaknai Hari ibu seharusnya adalah kesempatan mempertany-kan sejauh mana perempuan berperan berjuang secara aktif dalam pembangunan saat ini.

Direktur LSM Bali Sruti Luh Riniti Raha-yu menyebut, momen kali ini bisa dimak-nai dengan mengusung tema “ Kebangkitan Perempuan dalam Pembangunan Berbangsa dan Bernegara melalui Pembangunan Desa”. Itu karena desa kini menjadi basis pergerakan dan disupport langsung dengan kebijakan dana desa.

“Kita bayangkan bagaimana proses penge-

BS

HARi iBU : Suasana diskusi dalam memperingati Hari ibu 22 Desember di Kantor LSM Bali Sruti, Denpasar.


laPoRan khuSuS

lolaan dana desa cukup memusingkan, karena Badan Pemeritahan Masyarakat Desa sendiri pun kebingungan mengatur desa dalam me-ngelola dana dan menyusun program,” ujarnya. Situasi itu justru merupakan kesempatan bagi perempuan untuk tampil tentunya dengan pendampingan dari kalangan LSM untuk ma-salah-masalah aktual seperti soal lingkungan, perlindungan anak, dan lain-lain.

Nyoman Rai Sudani, perempuan yang men-jadi Kades Sibang Kaja menyebut, perjuangan di Desa bukanlah hal yang mudah. “ Perlu per-juangan keras dan keberanian memanfaatkan peluang,” ujar mantan bidang dan pegawai di Dinas Kesehatan Badung ini.

Untuk soal Dana desa , menurutnya, di Ba-dung sangatlah besar tapi membuat aparat desa sempat kebingungan. “Karena setelah saya dilantik, 6 bulan kemudian keluar UU Desa,” ujarnya. Setelah memahami undang undang dan aturan penggunaan dana desa, barulah dia

mulai menyusun perencanaan program dan anggaran. “Soal itu, saya sangat cerewet dalam memaksa kelian-kelian untuk mengadakan musyawarah dusun,” ujarnya.

Dari hasil musyawarah lalu dipadukannya dengan visi yang berkaitan dengan program pe-rempuan dan anak dimana dia memanfaatkan pengetahuannya dengan menyusun program sejak bayi dalam kandungan. Dilanjutkan de-ngan program anak berprestasi / wajib belajar 12 tahun, bintek dan lain-lain.

Program awal adalah membentuk Kader BKB ( Bina keluarga Balita) program ini dilakukan sampai dengan jemput bola . Jadi bila ada ibu hamil yang tidak datang memeriksakan kan-dungan, atau ibu yg tidak mengimunisasikan bayinya maka kader akan mendatangi mereka dan menanyakan masalahnya.”Program desa kami ke depan tentukan berdasarkan prioritas dan selalu mengevaluasi dan memperbaiki kekurangan-kekurangannya,” jelasnya. Seka-

BS

Nyoman Rai Sudiani, Kades Sibang Kaja


rang mereka sudah agak bernafas lega, karena terbentuknya TPK ( tim pengelola kegiatan) yang secara langsung mengelola dana-dana yang sudah dianggarkan dalam APBDes. TPK terdiri dari orang-orang yang berkompeten di bidangnya di masing-masing Banjar misalnya dari kalangan arsitek, sipil, teknologi informasi.

Aktivis perempuan Sita Van Bemmelen menyebut, permasalahan perempuan masih banyak kita temukan di lapangan, khususnya di pedesaan. “ Mudah-mudahan dengan adanya dana desa ini program bisa betul- betul diman-faatkan untuk masyarakat yang paling membu-tuhkan,” ujarnya. Langkap yang pertama harus dilakukan adalah memetakan kembali kebu-tuhan masyarakat yang paling utama. Yang jadi masalah adalah kapasitas perempuan untuk bertarung di Musyawarah Perencanaan. “Saya masih belum yakin ketika perempuan terlibat dalam musrembang apakah sudah menyam-paikan/mengusulkan kebutuhan masyarakat,” tanyanya.

Yuni , Ketua PKK desa Geluntung menyebut, sebagai kader muda di desa berusaha membuat

program inovatif di desa, mudah-mudah ini bisa menjadi inspirasi di desa lain. Program-program diantaranya program listrik tenaga surya yang membuat di saat wilayah lain mati listrik, mereka pernah mengalaminya. Radio komunitas yang dimanfaatkan warga /aparat desa untuk mensosialisasikan kegiatannya dan berdialog dengan warga dan pembuatan home industry kripik beton

Dalam kesempatan itu banyak sekali usulan yang muncul sebagai aktivitas nyata untuk mendukung perempuan di pedesaan. Linda dari Annika linden center berharap, semua program memiliki jangkauan yang lebih luas. Sementara Riska dari Yakeba berharap dapat bekerjasama dalam hal penanggulangan narkoba.

Sementara politisi perempuan Sri Wigunawati memandang perlunya perempuan mendapatkan pendidikan politik yang benar agar tidak menja-di korban politik. Ketua Kaukus Politisi Perem-puan Indonesia (KPPI) Sri Wigunawati menyata-kan, sebagian dari dana desa perlu dialokasikan untuk pendidikan politik bagi perempuan agar mereka mengetahui peranannya. ***

laPoRan khuSuS

Sita Van Bemmelen


Musrengbangdes Peken BlayudenGan berakhirnya tahun anggaran 2016 maka sesuai dengan UU No.6 tahun 2014 tentang Desa

maka sema Desa Diwajibkan untuk menetapkan APBDes. Di Desa Peken Blayu, Musrenbangdes dilak-sanakan 3 Januari 2017 bertempat di kantor Desa Peken Blayu yang dihadiri oleh Ka BPD dan anggo-tanya, Kepala Desa, Sekretaris Desa dan para Kaur, Kelian Dinas, Kelian Adat, PKK, tokoh masyarakat, tokoh agama, STT dan juga didampingi oleh pendamping Desa yang ada di Kecamatan Marga.

Koordinasi desa Sudimara dengan Sekdes Sudimara

PeRtemuan dengan kader desa untuk persiapan pelatihan serta menyampaikan undangan dilaksanakan pada 19 Januari 2017. Koordinasi juga dilakukan dengan Sekdes menindaklanjuti pembicaraan tentang sosialisasi yang akan diselenggarakan untuk mengadvokasi perempuan di desa Sudimara.

lintaS


lintaS

seJak digulirkannya program 6 desa yang ada di kabupaten Tabanan menjadi desa dampingan Bali Sruti, kami sudah melakukan audiensi dengan kepala BPMD Kabupaten Tabnan. Seiring berjalannya sang waktu, maka semua pemerintahan kabupaten melaksanakan mutasi tidak terkecuali juga Kepala BPMD.

Dengan pindahnya Kepala BPMD yang lama maka kami harus kembali melakukan audiensi dengan pejabat yang baru agar kerjasama yang sudah terbina dengan Kepala BPMD terdahulu tidak terputus. Kegiatan itu telaksana pada tanggal 17 Januari 2017.

Dalam kesempatan tersebut sudah

disampaikan laporan progran Bali Sruti di 6 Desa yang ada di Tabanan diawali dengan workshop di kantor BPMD Taban-an. Dilaporkan juga bahwa dari 6 Desa dampingan masih ada beberapa APBDes yang belum responsif gender. Untuk itu agar Kepala BPMD tetap iminta membantu kegiatan Bali Sruti agar di tahun selanjut-nya program-program yang diusulkan bisa responsif gender.

Dalam kesempatan itu juga Bali Sruti mo-hon kebijakan serta waktunya untuk dapat menjadi narasumber dalam acara pelatihan yang kami berikan kepada 3 orang kader di masing-masing desa yang sudah dilakukan perekrutan.

Koordinasi dengan Kantor BPMD Kabupaten Tabanan


lintaS

PeRtemuan dengan pendamping desa dan kecamatan untuk persiapan pelatihan dengan sasaran program kerja yang responsif gender. Dalam diskusi terungkap banyak kewenanagan Kecamatan Tabanan diambil alih oleh Pemda

Tingkat II Tabanan karena keberadaan Keca-matan Tabanan di jantung Kota . Masih banyak pula yang berpikiran bahwa program sekarang yang sesuai dengan UU No.6 /2014 masih ber-bau proyek seperti sebelumnya.

Koordinasi di Kecamatan Marga

PeRtemuan dengan pendamping desa dan kecamatan untuk persiapan pelatihan terkait program yang responsif gender dilakukan di Kecamatan Marga. Tujuan-nya untuk memahami masalah yang ada di lapangan dan menyamakan persepsi diantara kedua pihak.

Koordinasi untuk Wilayah Kecamatan Tabanan


Koordinasi Tingkat di Desa Peken Blayu

PeRtemuan dengan kader desa untuk persiapan pelatihan serta membawa undangan kepada Kepala Desa Peken Blayu Kecamatan Marga untuk bisa kira-nya menghadirkan ibu-ibu PKK, STT dan disabilitas dalam sosialisasi yang akan dilaksanakan di desa Peken Blayu.

lintaS

Musrembangdes Penetapan APBDes Desa Geluntung

musRenBanG yang dihadiri oleh Kepala Desa beserta perangkatnya, Ketua BPD dan anggota, PKK, STT, tokoh adat, tokoh masyarakat, klian Dinas dan Klian Adat yang ada di wilayah Geluntung ini dilaksanakan setelah mendapat beberapa masukan dari masyarakat dan juga dari pendamping. Acara dilaksanakan pada tanggal 30 Desember 2016.


Sosialisasi Desa Responsif Gender di Desa Geluntung, Kecamatan Marga

untuk memberi pemaham-an tentang program desa yang resposif gender kepada masya-rakat di desa Geluntung dilaku-kan sosialisasi yang melibatkan peserta dari PKK, STT, aparat Desa, Kelian Dinas dan Klian Adat yang diikuti kurang lebih oleh 40 orang.

Koordinasi di Desa NyambuPeRtemuan dengan kader desa untuk persiapan pelatihan serta membawa undangan kepada

Kepala Desa Nyambu, Kecamatan Kediri untuk bisa kiranya menghadirkan ibu-ibu PKK, STT dan disabilitas dalam sosialisasi yang akan dilaksanakan di desa Nyambu.

lintaS


lintaS

Koordinasi di Kantor Camat KediriPeRtemuan dengan pendamping desa dan kecamatan untuk persiapan pelatihan terkait juga

dengan permasalahan program yang responsif gender agar mempunyai pemahaman yang sama anatar Bali Sruti dan pendamping desa.Dari pendampingan yang sudah mereka lakukan selama ini belum maksimal apa yang diharapkan. Harus ada pemberdayaan struktur organisasi yang ada di masyarakat.

Koordinasi di Kantor Desa Banjar AnyarPeRtemuan dengan kader desa untuk persiapan pelatihan serta menyampaikan undangan. Ko-

ordinasi juga dilakukan dengan Ketua PKK menindaklanjuti pembicaraan tentang sosialisasi yang akan diselenggarakan untuk mengadvokasi perempuan di desa Banjar Anyar. Rencana sosialisasi hari Minggu, 5 Pebruari 2017.


Koordinasi di Kantor Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan

PeRtemuan dengan kader desa untuk persiapan pelatihan serta menyampaikan undangan. Koordinasi juga dilakukan dengan Ketua Tim Penggerak PKK Desa Banjar Anyar menindaklanjuti pembicaraan tentang sosialisasi yang akan diselenggarakan untuk mengadvokasi perempuan di desa Desa Dauh Peken. Acara rencananya akan dilaksanakan hari Minggu, 5 Pebruari 2017 jam 16.00 Wita.

Koordinasi dengan TA Kabupaten TabananPeRkenalan dan sharing pemberdayaan masyarakat desa di kabupaten Tabanan yang diakui

belum maksimal. Dari 133 desa mereka baru sekitar 30 desa yang sudah dikunjungi.

lintaS


PRoFil

Tim Bali SrutiMade Sukaja, Diah Unity, Luh Riniti Rahayu, Sri Sulandari, Kadek Arlini (ibu Mangku), Ni Made Dwi Ari Cahya Utami, Titik Suhariyati, Putu Surya Wedra Lesmana.

Documents

Saatnya Dana Desa Responsif Gender - Bali · PDF filetentang Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP ... ini harus tercantum dalam berita acara hasil Musyawarah Desa ... pembagian dan penetapan