22

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 dengan percakapan bersama istrinya yang sekarat. Kebanyakan percakapannya berlangsung nyaris sama, tapi kadang Waldstein akan mencoba arah pembicaraan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sanksi Pelanggaran Pasal 113 dengan percakapan bersama istrinya yang sekarat. Kebanyakan percakapannya berlangsung nyaris sama, tapi kadang Waldstein akan mencoba arah pembicaraan
Page 2: Sanksi Pelanggaran Pasal 113 dengan percakapan bersama istrinya yang sekarat. Kebanyakan percakapannya berlangsung nyaris sama, tapi kadang Waldstein akan mencoba arah pembicaraan

Pujian untuk TimeRiders:

“Kisah menegangkan yang penuh dengan efek spektakuler” —Guardian

“Luar biasa menarik, membuat gigit-kuku” —Independent on Sunday

“Inilah novel yang membuat ketagihan

seperti game komputer” —Waterstone’s Books Quarterly

“Sangat menjanjikan untuk menjadi serial hebat” —Irish News

“Petualangan menegangkan yang meluncur melewati tempat dan waktu dengan kecepatan yang mematahkan leher”

—Lovereading4kids.co.uk

“Cukup banyak aksi bertempo-cepat ... ini benar-benar pembalik halaman yang sebenarnya”

—WriteAway.org.uk

“Sebuah bacaan hebat yang akan menarik baik anak laki-laki dan perempuan ... kau akan mendapati buku ini membuat ketagihan!”

—redhouse.co.uk

“Penantang untuk buku sains fiksi terbaik tahun ini ... pemenang mutlak”

—Flipside

Page 3: Sanksi Pelanggaran Pasal 113 dengan percakapan bersama istrinya yang sekarat. Kebanyakan percakapannya berlangsung nyaris sama, tapi kadang Waldstein akan mencoba arah pembicaraan

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana di mak sud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pem bajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepu luh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Page 4: Sanksi Pelanggaran Pasal 113 dengan percakapan bersama istrinya yang sekarat. Kebanyakan percakapannya berlangsung nyaris sama, tapi kadang Waldstein akan mencoba arah pembicaraan

ALEX SCARROW

PENERBIT PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO

PENJELAJAH WAKTURAMALAN SUKU MAYA

Page 5: Sanksi Pelanggaran Pasal 113 dengan percakapan bersama istrinya yang sekarat. Kebanyakan percakapannya berlangsung nyaris sama, tapi kadang Waldstein akan mencoba arah pembicaraan

TimeRiders: The Mayan ProphecyCopyright © Alex Scarrow, 2013

All rights reserved

TimeRiders: Ramalan Suku MayaAlih Bahasa: Desi Natalia

Editor: Grace S

717031215ISBN: 978-602-04-3388-2

Hak Cipta Terjemahan IndonesiaPenerbit PT Elex Media Komputindo

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang

Diterbitkan pertama kali pada tahun 2017 olehPenerbit PT Elex Media Komputindo

Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta

Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, JakartaIsi di luar tanggung jawab Percetakan

Page 6: Sanksi Pelanggaran Pasal 113 dengan percakapan bersama istrinya yang sekarat. Kebanyakan percakapannya berlangsung nyaris sama, tapi kadang Waldstein akan mencoba arah pembicaraan

Untukmu, pembaca tersayang, karena telah bersamaku sejauh ini. Kebenaran akan segera terungkap.

Page 7: Sanksi Pelanggaran Pasal 113 dengan percakapan bersama istrinya yang sekarat. Kebanyakan percakapannya berlangsung nyaris sama, tapi kadang Waldstein akan mencoba arah pembicaraan

ALEX SCARROW tadinya adalah seorang seniman grafis, lalu dia me-mutuskan untuk menjadi perancang game komputer. Akhirnya, dia tumbuh dan menjadi seorang pengarang. Dia telah menulis sejumlah kisah menegangkan yang sukses dan beberapa naskah drama, tapi fiksi Young Adult-lah yang memperbolehkannya untuk sangat bersenang-senang dengan ide dan konsep yang biasa dia mainkan saat merancang game.

Dia tinggal di Norwich bersama putranya, Jacob, istrinya, Frances, dan Jack Russel-nya, Max.

Buku-buku karya Alex Scarrow

TimeRidersTimeRiders: Day of the Predator

TimeRiders: The Doomsday CodeTimeRiders: The Eternal WarTimeRiders: Gates of Rome

TimeRiders: City of ShadowsTimeRiders: The Pirate Kings

TimeRiders: The Mayan ProphecyTimeRiders: The Infinity Cage

Daftar untuk menjadi seorang Penjelajah waktu di:www.time-riders.co.uk

Page 8: Sanksi Pelanggaran Pasal 113 dengan percakapan bersama istrinya yang sekarat. Kebanyakan percakapannya berlangsung nyaris sama, tapi kadang Waldstein akan mencoba arah pembicaraan

PROLOG2034

 

Roald Waldstein menatap wajahnya yang nyaris tampak tenteram. “Apa rasanya sakit?”

“Tidak,” jawabnya, suaranya tak lebih dari bisikan. “Tidak ada rasa sakit. Hanya … aku hanya merasa … mengapung … melayang.…” Suara seraknya terdengar lebih jelas. “Apa … apakah Gabriel baik-baik saja?”

Istrinya tidak tahu cerita lengkapnya. Dan dia tidak perlu tahu. “Dia baik-baik saja, Eleanor,” Waldstein berbohong. Dia kesulitan

menghilangkan jejak emosi dari suaranya. “Dia baik-baik saja.”Eleanor mendesah. “Syukurlah.”Sebuah mobil pengangkut menabrak mobil listrik Eleanor di

perempatan yang sibuk. Peranti lunak auto-drivenya mengalami kerusakan dan kendaraan seberat dua puluh satu ton itu menjadikan perempatan yang ramai sebagai jalan terbuka dan melaju ke depan, menggilas mobil bubble kecil Eleanor. Putra mereka, Gabriel, langsung dinyatakan meninggal oleh paramedis setibanya mereka di tempat kejadian. Sejujurnya, akibat terjepit di mobil yang ringsek parah, tidak banyak dari putranya yang tersisa untuk diselamatkan.

Sebaliknya, Eleanor ditemukan selamat, tapi tubuhnya terbelah dua oleh panel pintu pengemudi; ujung bergerigi plastik-carbo setajam pisau bedah mengiris tubuhnya tepat di atas pusar; mengiris kulit, organ, tulang belakang, dan setengah kursi pengemudi.

Tubuh Eleanor benar-benar terbelah menjadi dua.Paramedis berhasil menstabilkan Eleanor. Tapi hanya untuk sementara.

Eleanor akan meninggal. Kerusakan tubuhnya terlalu parah untuk dapat terus hidup. Tapi dengan infus yang dialirkan ke tubuhnya, mereka berhasil memberinya dua jam: cukup untuk menghubungi keluarganya yang bergegas untuk mengucapkan perpisahan terakhir. Atau, jika gagal

Isi Time 8.indd 1 5/22/2017 2:34:08 PM

Page 9: Sanksi Pelanggaran Pasal 113 dengan percakapan bersama istrinya yang sekarat. Kebanyakan percakapannya berlangsung nyaris sama, tapi kadang Waldstein akan mencoba arah pembicaraan

2

melakukannya, kesempatan untuk melakukan rekaman pemindaian saraf.

Itulah yang mereka lakukan: merekam otaknya yang tengah sekarat secara digital. Simpanan data dari pikiran manusia begitu besar sehingga biasanya hanya menit-menit terakhir yang direkam. Sebuah simulasi, sebuah versi peranti lunak dari momen-momen paling akhir sebuah kehidupan.

Data itu—beberapa ratus terabyte besarnya yang dimasukkan ke sebuah waffle data—adalah kesempatan bagi mereka yang ditinggalkan untuk menyampaikan perpisahan terakhir kepada simulasi orang terkasih mereka.

Kesempatan untuk berpamitan lagi dan lagi.Bagi beberapa orang, itu adalah terapi yang sangat diperlukan. Bagi yang

lain, itu seperti bagian kelam pemujaan ala Frankenstein. Beberapa orang memilih untuk tidak pernah memutar simulasi itu. Datanya, rekaman aktivitas momen-momen terakhir dari miliaran sel otak, dihubungkan ke kecerdasan buatan heuristis untuk menciptakan simulasi otak yang kadang hampir benar-benar mirip dengan orang yang meninggal itu. Respons ketika berbicara dengan simulasi itu mungkin terasa janggal, tapi sebagian besar, di layar atau menggunakan modulator sintesis suara, di situlah orang terkasih mereka berada, untuk sementara bangkit dari kematian walaupun hanya untuk satu atau dua menit.

Waldstein menatap layar di depannya. Monitor komputernya berada di atas meja yang dipenuhi robekan kertas, pembungkus kudapan kedelai, dan mangkuk makanan yang berkerak. Dia lebih memilih bicara pada Eleanor dengan teks dalam sebuah kotak dialog, bukan dengan suara sintesis. Walaupun suara sintesisnya nyaris terdengar seperti suara Eleanor, tapi suara itu tidak pernah benar-benar dapat menirukan suara istrinya yang khas.

Enam tahun yang lalu dia kehilangan mereka berdua. Setiap hari, tidak pernah tidak, Waldstein memulai pagi di ruang kerjanya yang berantakan dengan percakapan bersama istrinya yang sekarat. Kebanyakan percakapannya berlangsung nyaris sama, tapi kadang Waldstein akan mencoba arah pembicaraan yang lain dan peranti lunaknya akan secara akurat memberikan respons yang kemungkinan besar akan diberikan Eleanor andai dia ada di sana bersama Waldstein.

Bagi Eleanor Simulasi, setiap kali mereka bicara akan menjadi kali

Isi Time 8.indd 2 5/22/2017 2:34:08 PM

Page 10: Sanksi Pelanggaran Pasal 113 dengan percakapan bersama istrinya yang sekarat. Kebanyakan percakapannya berlangsung nyaris sama, tapi kadang Waldstein akan mencoba arah pembicaraan

3

pertama percakapan perpisahan itu terjadi … dan juga kali terakhir mereka bicara. Sebuah putaran abadi kesedihan memilukan yang terjadi setiap kali Waldstein memutuskan untuk menghukum dirinya dan menjalankan peranti lunak itu. Benar, itu memang hanya kode … tapi dalam suatu cara, itu sungguh-sungguh adalah kepingan diri Eleanor.

> Kau … kau akan menceritakan tentangku pada Gabriel, Roald? Iya, kan?

“Tentu saja, Sayangku.” Waldstein menggigit bibirnya, memaksa dirinya untuk terdengar riang. “Aku akan menceritakan semua tentangmu padanya. Betapa cantiknya dirimu. Betapa kau mencintainya.”

> … Terima kasih … tapi jangan membuatnya terlalu sedih memikirkanku. Aku ingin dia menjadi anak yang bahagia.…

Kursornya berhenti, seakan Eleanor sedang mendesah. > … Aku hanya ingin dia ingat dia pernah punya seorang ibu.…Waldstein mengangguk. “Dia akan mengetahui tentangmu. Dan

bangga padamu.” > Dan kau, Cintaku. Cari orang lain. Seseorang yang akan

mencintaimu seperti aku mencintaimu.…Itu sangat Eleanor sekali. Begitu sangat tidak egois. > … Berjanjilah padaku, Roald … berjanjilah padaku kau tidak

akan menjalani hidup yang kesepian … berjanjilah padaku kau akan menemukan orang lain, seseorang yang akan membuatmu bahagia … seseorang yang akan mencintai Gabriel.…

Tidak setiap kali, tapi di sebagian besar kesempatan Waldstein menjalankan simulasi itu, Eleanor menuntut janji yang sama darinya. Dan setiap kali dia melakukannya, Waldstein berbohong. “Aku janji.”

> … Bagus … terima kasih.…Waldstein memandang melewati layar ke dalam masa lalu dan teringat

bagaimana keadaan Eleanor bertahun-tahun yang lalu di ranjang rumah sakit, dikelilingi mesin dan tabung, infus dialirkan ke tubuhnya, sisa tubuh bagian bawahnya tersembunyi di balik selimut. Waldstein ada di situ untuk menggenggam tangannya, menatap matanya, dan mengalami percakapan ini secara nyata. Dia ingat Eleanor mulai melemah. Di tahap ini dalam simulasi dan ketika berada di rumah sakit, benaknya mulai meredup. Eleanor tersenyum letih, hal-hal penting sudah diutarakan. Dia siap melepaskan diri.

Isi Time 8.indd 3 5/22/2017 2:34:08 PM

Page 11: Sanksi Pelanggaran Pasal 113 dengan percakapan bersama istrinya yang sekarat. Kebanyakan percakapannya berlangsung nyaris sama, tapi kadang Waldstein akan mencoba arah pembicaraan

4

> … Bagus.…Di tahun-tahun belakangan ketika menjalankan simulasi itu,

Waldstein ingin menyebutkan secercah harapan yang digenggamnya. Bahwa dia tengah mengerjakan sesuatu yang mungkin dapat mengubah semuanya; yang dapat berarati bahwa Eleanor dan Gabriel mungkin tidak harus meninggal; bahwa mereka bisa bersama lagi di versi lain dunia ini, dan jiwa tidak beruntung lainlah yang berada di jalur yang dilewati mobil pengangkut itu.

Tapi hanya ada waktu dua menit untuk bicara dan, pada akhirnya, jika dia menjanjikan Eleanor harapan, menjanjikan bahwa dia bisa mengubah keadaan … maka apa yang dia lakukan? Memberikan ‘harapan’ untuk sepenggal kode yang akan tiba di akhir masa dua menitnya.

Apa yang akan dipikirkan oleh Eleanor asli? Apa yang akan dipikir-kannya mengenai gagasan bahwa Waldstein tengah berusaha pergi ke masa lalu agar dirinya tidak pernah meninggal dalam kecelakaan lalu lintas? Eleanor mungkin akan memberitahunya bahwa itu adalah tujuan orang bodoh. Bahwa takdir punya jalannya sendiri untuk masing-masing orang.

Bahwa apa yang terjadi, terjadilah. Que será, será.Dan jadi, pagi ini, Waldstein mengakhiri percakapan dengan cara yang

sama seperti yang selalu dilakukannya. “Aku mencintaimu, Ellie. Selalu dan akan selalu mencintaimu.”

> … Aku tahu, Sayangku. Aku tahu.…“Gabriel dan aku akan baik-baik saja.” Kebohongan menyakitkan yang

sama setiap kali. > … Terima kasih.…Waldstein menekankan satu jarinya ke bibir. Mengecupnya, lalu

menyentuhkannya ke layar komputer buram di depannya, ke kotak dialog, ke kursor yang mengedip. “Tidurlah sekarang, Cintaku. Tidurlah.”

> … Iya.…Dia ingat percakapan mereka berakhir persis seperti itu enam tahun lalu

dan mata Eleanor memejam. Seulas senyum tipis tampak di bibirnya dan setelah satu menit pernapasan yang dibantu mesin, salah satu komputer yang dihubungkan ke tubuhnya mengindikasikan dengan suara bip pelan bahwa sinyal otaknya telah tidak ada.

Isi Time 8.indd 4 5/22/2017 2:34:08 PM

Page 12: Sanksi Pelanggaran Pasal 113 dengan percakapan bersama istrinya yang sekarat. Kebanyakan percakapannya berlangsung nyaris sama, tapi kadang Waldstein akan mencoba arah pembicaraan

5

Simulasinya berakhir dengan menu yang menawarkan pilihan untuk menjalankannya lagi. Waldstein tidak pernah melakukannya. Tidak dua kali di hari yang sama. Itu terlalu berat untuk dihadapi.

“Selamat tinggal, Cintaku,” bisiknya.Lalu dia tersenyum. “Aku akan bertemu denganmu sebentar lagi.”

Isi Time 8.indd 5 5/22/2017 2:34:08 PM

Page 13: Sanksi Pelanggaran Pasal 113 dengan percakapan bersama istrinya yang sekarat. Kebanyakan percakapannya berlangsung nyaris sama, tapi kadang Waldstein akan mencoba arah pembicaraan

BaB 1London, 1889

 

Saleena Vikram belum akan eksis. Belum akan eksis sampai seratus tiga puluh tahun lagi. Tapi dia akan terlahir. Aku yang sesungguhnya. Itu terasa aneh sekali … aku merasa seperti sesuatu yang tidak nyata, seperti hantu.

Sal memperhatikan pagi yang sibuk di Farringdon Street dari bagian belakang gerobak kopi. Asap mengepul dari salah ujung kereta saat si barista menggoreng kopi di kuali di atas arang panas. Di seberang jalanan yang sibuk, seorang pembuat roti sedang mendirikan kedai tak berizinnya di pinggir jalan, siap menjual rotinya sampai seorang polisi yang berpatroli di jalan memindahkannya nanti.

Sal memegang cangkir kopi di kedua tangan, menikmati kehangatannya dan memperhatikan gulungan dan kepulan uap naik dan menghilang di udara pagi yang dingin. Bukan, bukan benar-benar hantu … dia tidak merasa seperti hantu. Lebih seperti jiwa tak berwujud dari kehidupan yang belum dimulai; jiwa yang dengan sabar menanti tubuh yang tepat untuk terlahir supaya dia bisa melekatkan dirinya ke tubuh itu, membuatnya sempurna, lengkap.

Dan jika tubuh itu tidak terlahir, tanpa Saleena Vikram yang asli, dia akan selamanya ditakdirkan menjadi jiwa yang tersesat.

Sebenarnya, semakin dia memikirkan hal itu, benar … hantu. Itulah dirinya. Jiwa yang tersesat. Sal meletakkan cangkirnya dan mengambil pulpen di depannya. Sebuah biro. Seharusnya dia tidak menggunakan pulpen itu di luar ruang beratap lengkung. Tapi tangannya yang terbungkus sarung tangan cukup menutupi pulpen, dan lagi pula dia satu-satunya pelanggan yang duduk di gerobak kopi ini.

Aku tahu Maddy dan Liam belum memutuskan apa yang harus kami lakukan. Tapi aku sudah. Aku percaya sejarah tidak boleh diubah. Dan kalau

Isi Time 8.indd 6 5/22/2017 2:34:08 PM

Page 14: Sanksi Pelanggaran Pasal 113 dengan percakapan bersama istrinya yang sekarat. Kebanyakan percakapannya berlangsung nyaris sama, tapi kadang Waldstein akan mencoba arah pembicaraan

7

pada 2070 kita semua berakhir dengan memusnahkan diri kita sendiri, maka harus seperti itulah adanya. Itu takdir kita.

Kau tidak bisa memungkiri takdir. Kau tidak bisa mengelak. Kalau memang itu yang benar-benar harus terjadi, maka kau hanya harus mem-biarkannya terjadi. Aku sudah melihat masa sekarang dan masa depan yang berubah untuk tahu ada cukup banyak hasil yang lebih buruk dari itu.

Sejujurnya, menurut Sal, umat manusia yang masih memiliki 181 tahun dari sekarang adalah takdir yang cukup murah hati. Sepertinya yang ingin dilakukan semua manusia adalah memiliki, memiliki, dan memiliki. Mengisap dunia ini seperti parasit yang menyedot kehidupan dari tuan rumahnya. Sal pernah membaca sebuah artikel dari internet, waktu mereka masih di New York, tentang sesuatu yang disebut “Teori Gaia”. Pendeknya, artikel itu membicarakan tentang dunia yang sebenarnya sangat mirip dengan sebuah organisme yang hidup dan bernapas, dengan sistem ekologi yang berfungsi seperti sistem biologis dari sebuah tubuh organik. Jika dipikirkan dengan skala itu, manusia tidak lebih seperti tungau, seperti mikroba di kulit. Bakteri bahkan. Dan mungkin pergeseran dalam pola cuaca, perubahan iklim, adalah “tubuh” yang bereaksi terhadap iritasi di kulitnya.

Sal tidak sepenuhnya yakin dia memercayai Teori Gaia, tapi sebagai perbandingan, hal itu cocok sekali. Pada akhirnya dunia inilah yang penting, sebuah bola biru lemah dalam semesta terasing dan tak berbatas. Jika dunia ini benar-benar satu-satunya tempat di jagad raya yang memiliki kehidupan, maka tentu saja kelestarian peristiwa biokimia yang unik ini jauh lebih penting daripada kelestarian satu spesies tertentu, kan? Dinosaurus pernah mengalaminya. Mamalia sudah mengalaminya. Manusia juga pernah mengalaminya, jadi sesuatu yang lain pasti akan mengikuti.

Ada sesuatu yang sangat menenangkan ketika berpikir dengan cara itu. Kehidupan akan berlanjut setelah 2070. Hanya saja bukan kehidupan manusia.

Tapi sebelum semua itu, sebelum umat manusia berakhir, seorang gadis kecil bernama Saleena Vikram akan terlahir dan semoga saja akan menjalani kehidupan yang utuh dan bahagia. Ya, sebahagia yang bisa dialami di tengah-tengah dunia yang tenggelam, kehabisan sumber daya, tercekik polusi, dan kelaparan.

Sal menyesap kopinya lagi dan menyadari saat dia memperhatikan si

Isi Time 8.indd 7 5/22/2017 2:34:08 PM

Page 15: Sanksi Pelanggaran Pasal 113 dengan percakapan bersama istrinya yang sekarat. Kebanyakan percakapannya berlangsung nyaris sama, tapi kadang Waldstein akan mencoba arah pembicaraan

8

tukang roti selesai mendirikan kedainya, bahwa dia, jika bukan yang lain, telah memiliki sebuah misi, sebuah rencana. Bahkan jika Liam, Maddy, dan Rashim masih memikirkan apa yang sebenarnya harus mereka lakukan, dia sudah tahu.

Waldstein benar. Sejarah harus berjalan seperti apa adanya, bahkan jika kita tidak menyukai ke mana dia akan membawa kita. Kau tidak bisa mengelak. Dan aku tidak akan membiarkan mereka.

Isi Time 8.indd 8 5/22/2017 2:34:08 PM

Page 16: Sanksi Pelanggaran Pasal 113 dengan percakapan bersama istrinya yang sekarat. Kebanyakan percakapannya berlangsung nyaris sama, tapi kadang Waldstein akan mencoba arah pembicaraan

BaB 2London, 1889

 

“Bisakah kau katakan apa yang kau ingat sebelum kita pindah ke sini, ke London?” tanya Maddy.

Si unit pendukung memiringkan kepalanya sambil mengejap-ngejap-kan matanya. “Aku punya memori warisan dari Bob. Oleh karena itu aku mengingat pengalaman langsungnya. Misalnya, misinya bersama Liam ke Washington pada 1956. Misinya bersama Liam dan kecerdasan buatan pendahuluku—Becks—ke Inggris pada 1194. Aku ingat misinya untuk menemukan Abraham Lincoln pada 2001. Dia—”

Maddy mengangkat tangan untuk mendiamkannya. “Jadi melalui pengalaman Bob, kau tidak asing dengan berbagai aktivitas kita sampai sekarang?”

“Itu benar.”“Dan bagaimana dengan kecerdasan buatan pendahulumu? Bagaimana

dengan Becks?” Maddy melirik ke arah yang lain, yang duduk tak jauh dari situ, mendengarkan dengan saksama respons yang diberikan Becks versi baru. “Apa kau bisa mengingat peristiwa yang dialami langsung oleh Becks?”

Becks memeriksa hard drive-nya. “Aku memiliki sejumlah memori yang disimpan pasca-peristiwa. Aku punya file gambar dan suara yang dihasilkan kecerdasan buatan pendahuluku dari enam puluh lima juta tahun yang lalu. Dari Inggris, 1194.…” Becks setengah tersenyum. “Aku ingat John Lackland, yang akan segera menjadi Raja Inggris, memintaku menikahinya.”

Maddy mengangguk. “Bagus sekali.” Itulah memori yang dia bagi—dia tayangkan—pada Bob dan sistem komputer agar ketiga kecerdasan buatan mereka bisa mendapatkan manfaat dari banyaknya data yang terkumpul.

Isi Time 8.indd 9 5/22/2017 2:34:08 PM

Page 17: Sanksi Pelanggaran Pasal 113 dengan percakapan bersama istrinya yang sekarat. Kebanyakan percakapannya berlangsung nyaris sama, tapi kadang Waldstein akan mencoba arah pembicaraan

10

Walapun kejadian itu dialami oleh Becks asli, sekarang itu adalah data tangan kedua—tangan ketiga, malah. Itu adalah informasi digital yang sama yang dapat diakses oleh Bob.

Maddy melirik Bob yang duduk di sebelah Liam di sofa kulit, tampak besar dan mengitimidasi, tapi sama patuh, penurut, dan dapat diandalkan seperti seekor Golden Retriever yang terlatih dengan baik. Di atas mereka, sebuah bohlam berbentuk seperti aquarium ikan mas yang kebesaran bergantung di dalam sangkar besi, memandikan meja dari kayu ek dan kursi campur aduk yang berserakan di sekililingnya dengan cahaya kuning yang berkedip memuakkan. Maddy nyaris tidak bisa melihat mata Bob yang tertutup bayang-bayang di bawah alis tebalnya. Tapi Maddy tahu Bob sedang mengamati lekat-lekat teman unit pendukungnya, siap beraksi jika Becks mulai menunjukkan sikap tak terduga.

“Becks … aku punya pertanyaan penting yang akan kuajukan seka rang.”“Silakan lanjutkan.”Maddy menarik napas dalam-dalam. “Katakan padaku apa yang kau

rasakan pada Liam.”Becks mengernyit, bingung. “Tolong klarifikasi pertanyaan itu.”“Apa kau menaruh hati padanya? Ada data yang dapat ditafsirkan

sebagai perasaan emosional yang kuat pada Liam?”Becks berkonsultasi dengan datanya selama beberapa saat. “Liam

O’Connor adalah operatif. Tugas utamaku adalah untuk melindungi ope-ratif dari segala bahaya.” Dia balas menatap Maddy, lalu beralih ke seberang ruang bawah tanah pada Sal, yang duduk di lengan kursi Chesterfield yang rendah. “Adalah tugasku juga untuk melindungi anggota tim yang lain dari bahaya.”

“Becks, apa kau ingat pernah memberi tahu kami bahwa kau mencintai Liam?”

Becks menggeleng. “Aku tidak ingat membuat pernyataan itu.” Dia mengernyit, ketidaksetujuan tampak dari alisnya yang berkerut. “Dan sepertinya aku tidak mungkin membuat pernyataan itu. Aku mampu menirukan perilaku yang akan terlihat seperti ‘rasa cinta’, tapi aku tidak mampu merasakannya secara langsung.”

Liam bergerak-gerak canggung. Maddy menyadari pipi Liam yang bersemu merah akibat rasa malu yang tidak berhasil ditutupinya.

Isi Time 8.indd 10 5/22/2017 2:34:08 PM

Page 18: Sanksi Pelanggaran Pasal 113 dengan percakapan bersama istrinya yang sekarat. Kebanyakan percakapannya berlangsung nyaris sama, tapi kadang Waldstein akan mencoba arah pembicaraan

11

“Oh astaga,” erang Sal, “kau bukan mau bilang semua sudah berakhir untuk Liam, kan? Kau mencampakkannya?”

Becks menoleh pada Sal. “Tolong jelaskan apa itu mencampakkan—”“Sal!” sela Maddy. “Ini serius.”Sal mengangkat bahu minta maaf. “Cuma bercanda, kok.”Maddy menepuk bahu Becks untuk menarik perhatian si unit

pendukung kembali padanya. “Abaikan dia, dia hanya cemburu.”Sekali lagi Becks bersitatap dengan Maddy. “Iya, Maddy?”“Aku punya satu pertanyaan terakhir yang ingin kutanyakan padamu.”“Iya, tentu saja.”“Apa kau menyadari ada sebagian hard drive-mu yang dikunci dengan

kode?”“Iya, Maddy. Aku menyadari ada sebagian dari benakku yang tidak

dapat diakses.”“Dan apa yang dapat kau beri tahukan tentang bagian yang terkunci

itu?”“Aku bisa memberitahumu ukuran partisinya dan berapa tepatnya

jumlah data yang tersimpan. Tapi, aku tidak bisa memberitahumu infor-masi apa yang tersimpan di dalamnya.”

“Apa kau benar-benar tahu … tapi tidak bisa memberitahukannya pada kami?” tanya Rashim.

“Negatif, Rashim. Kecerdasan buatanku versi ini tidak memiliki oto-ritas untuk mengakses data yang terkunci.”

“Kami tahu.” Maddy menjelaskan pada Rashim: “Beberapa waktu yang lalu aku memutuskan untuk membuat versi terpisah dari kecer-dasan buatannya di komputer yang sama yang ada di kepalanya. Aku mulai menyesalinya sekarang,” Maddy mendesah. “Tapi pada saat itu ada kejadian-kejadian yang kupikir perlu kusimpan sendiri dan aku mem-butuhkan kecerdasan buatan yang dapat bekerja denganku … secara rahasia.”

Maddy menatap Liam dan Sal dengan rasa bersalah. “Tentu saja seka-rang tidak ada lagi rahasia di antara kami, tapi waktu itu aku hanya tidak tahu apa yang seharusnya kulakukan. Intinya, Rashim … ada sebagian dari otak Becks yang dipartisi, yang dapat dibuka dengan pengucapan tiga kata kunci dalam urutan yang tepat.”

Rashim menatap Maddy. “Dan kau ingat kata kunci itu, kan?”

Isi Time 8.indd 11 5/22/2017 2:34:08 PM

Page 19: Sanksi Pelanggaran Pasal 113 dengan percakapan bersama istrinya yang sekarat. Kebanyakan percakapannya berlangsung nyaris sama, tapi kadang Waldstein akan mencoba arah pembicaraan

12

“Tentu saja aku ingat! Aku tidak bodoh!” Maddy memicingkan mata-nya pada Rashim selama beberapa saat sebelum melanjutkan. “Ketika aku mengucapkan kata kuncinya, partisi Becks akan terbuka dan ‘kesadarannya’, untuk istilah yang lebih baik, akan pindah ke versi kecerdasan buatannya yang terpasang di situ.” Maddy bersandar di kursinya. “Versi Becks yang itu yang mengetahui semua tentang kode misteri di manuskrip tua itu.”

“Manuskrip Voynich? Yang kau ceritakan padaku minggu lalu?”Maddy mengangguk. Dia sudah menjelaskan pada Rashim sebaik yang

dia bisa: tentang bagaimana mereka menemukan manuskrip kuno abad pertengahan yang berisi sebuah pesan berkode yang dialamatkan pada Maddy. Sebuah manuskrip abad pertengahan yang disalin dari sebuah manuskrip yang jauh lebih tua, yang dikenal luas sebagai Cawan Suci. Rashim menatapnya seperti orang bodoh saat Maddy menyebutkan hal itu. Tapi lalu Maddy berdalih bahwa itu jelas adalah sebuah ‘dokumen titik-penjemputan’ untuk digunakan oleh seorang penjelajah waktu. Itu masuk akal sekali. Sebuah dokumen asli. Dokumen yang dilindungi dengan hati-hati, dijaga oleh para rahib pejuang yang fanatik—Kesatria Templar. Dokumen yang nyaris berusia dua ribu tahun. Sejujurnya, malah aneh jika tidak ada yang menyelundupkan pesan ke gulungan pudar itu. Manuskrip itu adalah papan pesan sempurna bagi siapa saja yang menjelajahi waktu selama dua milenium terakhir.

Tentu saja yang menjadi pertanyaan besarnya adalah siapa yang me nu-liskan pesan itu. Dan yang lebih penting lagi: apa persisnya isi pesan itu?

Kecerdasan buatan ‘rahasia’ Becks yang dipartisi diberi tugas untuk menguraikan penggalan penting dalam Manuskrip Voynich. Sekali lagi, itu adalah keputusan yang disesali Maddy karena pesan yang diuraikan berisi instruksi untuk Becks agar tidak mengungkapkan pesan yang baru saja berhasil dipecahkannya.

Setidaknya belum.“Jadi,” lanjut Maddy, “kita harus yakin dulu versi kecerdasan buatan

Becks yang dipartisi itu tidak rusak.” Maddy mendongak menatap Bob. “Kita harus yakin Becks stabil sebelum kita bisa menanyakan padanya apa persisnya yang harus dia dengar—yang harus diucapkan padanya … untuk membuka partisinya dan memberi tahu kita isi pesan itu.”

“Bukankah dia bilang dia akan memberi tahu kita apa rahasianya ketika ‘hari akhir’ tiba?” tanya Liam.

Isi Time 8.indd 12 5/22/2017 2:34:08 PM

Page 20: Sanksi Pelanggaran Pasal 113 dengan percakapan bersama istrinya yang sekarat. Kebanyakan percakapannya berlangsung nyaris sama, tapi kadang Waldstein akan mencoba arah pembicaraan

13

“Uh-huh, iya. Tapi, ayolah, ‘sampai akhir tiba’? Biar kupikir … itu sama sekali tidak berarti apa-apa untuk siapa-siapa.” Maddy menatap yang lain. “Dia jelas menunggu potongan informasi, peristiwa spesifik, atau mungkin kata kunci lain, sebelum dia siap mengungkap rahasia -nya.”

Rashim tampak kesulitan mengikuti percakapan mereka. “Jadi Becks berhasil menguraikan kode manuskrip kuno ini tapi lalu, ketika kau memintanya memberitahumu isi pesannya, dia…?”

“Dia bilang dia akan memberitahuku ketika ‘hari akhir’ tiba. Itu katanya.” Maddy mengangkat bahu. “Itu sama bergunanya seperti linggis cokelat.” Dia menatap yang lain. “Kurasa ini saatnya kita menggali kebenaran dari Becks. Dengan satu atau lain cara, kita akan mendapatkan kebenaran seutuhnya, semuanya!”

Yang lain balas menatapnya dengan tidak yakin.“Aku serius! Semuanya: siapa yang mengirimkan pesan kepada kita dari

dua ribu tahun yang lalu dan hal apa yang mereka ingin kita ketahui. Mau tidak mau aku berpikir alasan Waldstein memutuskan untuk mengirimkan robot berdagingnya pada kita, entah bagaimana, berhubungan dengan pesan itu.”

“Aye.” Liam akhirnya mengangguk. “Aku ingin tahu apa yang sudah kita lakukan, yang begitu menggangu Waldstein.”

“Mungkin kita harus membiarkannya saja,” ujar Sal. “Mungkin kita harus menunggu sampai—”

“Kau pasti bercanda, Sal. Kita harus masuk ke sana,” kata Maddy sambil menepuk pelan pelipis Becks, “masuk ke dalam bagian kepalanya yang itu dan benar-benar bicara padanya. Menginterogasinya dengan benar.”

“Jika kecerdasan buatan yang terkunci di dalam partisi itu tidak stabil, dia mungkin akan bersikap sangat tidak terduga,” Bob memperingatkan. Sal mengangguk.

“Aku tahu. Aku tahu. Itulah sebabnya kita akan mengikatnya. Meran-tainya. Dan kalau sampai terjadi, Bob, kau akan harus mengatasinya kalau Becks mulai menyerang kami. Oke?”

“Baik.”Rashim menggeleng. “Kita membicarakan tentang … benda …

malang ini seolah dia tidak berada di sini!” Dia menatap Becks dan Becks

Isi Time 8.indd 13 5/22/2017 2:34:08 PM

Page 21: Sanksi Pelanggaran Pasal 113 dengan percakapan bersama istrinya yang sekarat. Kebanyakan percakapannya berlangsung nyaris sama, tapi kadang Waldstein akan mencoba arah pembicaraan

14

balas menatapnya. “Dia mendengar kita membicarakan apa yang kita rencana kan—ada dari kalian yang bertanya-tanya apa yang Becks pikirkan tentang hal ini?”

Rashim menatap berkeliling dan lalu kembali pada Becks. “Mungkin kita harus bertanya padanya?”

Maddy mendesah. “Rashim, harusnya kau lebih tahu daripada aku. Dia hanyalah chip silikon berkaki, itu saja. Sebuah robot berdaging. Aku tidak akan membuang-buang napasku mengkhawatirkan perasaannya.”

“Dia memiliki kecerdasan buatan yang heuristik dan adaptif, yang didesain untuk tumbuh melampaui kode awalnya. Itu membuatnya, dan juga Bob, lebih dari sekadar kumpulan fungsi kode. Dia dapat beralasan.” Rashim melirik Becks lagi. “Itu sebabnya aku percaya kau memerlukan kerja samanya, memerlukan persetujuannya bahwa ini adalah tindakan yang masuk akal.”

“Sungguh? Yang benar saja.…” Maddy memutar bola matanya. “Baiklah, oke … kalau itu membuatmu merasa lebih baik.” Maddy menoleh pada Becks. “Apa kau keberatan kalau kami mengikatmu dan bermain-main di dalam kepalamu?”

Becks tersenyum patuh. “Aku senang menuruti ini, Maddy.”“Tuh? Lihat? Dia bilang boleh.”“Yang lebih penting, Maddy,” tambah Rashim, “kau akan harus meng-

gunakan alasan, bukan paksaan, untuk membujuknya mengung kapkan apa yang dia ketahui.”

“Apa maksudmu?”“Unit-unit pendukungmu memiliki kecerdasan buatan yang sangat

rumit yang bekerja di dalam kepala mereka. Kecerdasan buatan yang didesain untuk situasi tempur: analisis tingkat-ancaman, identifikasi teman-atau-musuh, prioritas ulang misi yang fleksibel. Mereka tidak seperti unit labku: tikus bodoh dengan kode yang berputar-ulang. Mereka bisa membuat keputusan melampaui program inti mereka.” Rashim menoleh pada Liam. “Bukankah kau pernah memberitahuku bahwa Bob mengulang parameter misinya untuk menyelamatkanmu?”

“Aye, dia melakukannya.” Liam mengangguk pada Bob dan menepuk lengannya dengan sayang. “Si bodoh berhati besar ini memutuskan untuk datang menyelamatkanku daripada melapor pulang untuk menerima perintah baru.”

Isi Time 8.indd 14 5/22/2017 2:34:08 PM

Page 22: Sanksi Pelanggaran Pasal 113 dengan percakapan bersama istrinya yang sekarat. Kebanyakan percakapannya berlangsung nyaris sama, tapi kadang Waldstein akan mencoba arah pembicaraan

15

“Benar sekali. Kecerdasan buatan mereka cukup rumit untuk—dalam situasi ekstrem—meninggalkan perintah spesifik misi dan membuat prioritas misi yang baru.” Rashim menoleh pada Maddy. “Mereka bisa beralasan. Yang artinya … kau mungkin punya peluang untuk meyakinkan Becks agar memberitahumu apa yang diketahuinya. Bahkan jika itu berarti melanggar perintah yang melarangnya untuk melakukan hal itu.”

“Alasan, ya?”Rashim mengangguk lagi. “Alasan.”

Isi Time 8.indd 15 5/22/2017 2:34:08 PM