27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Inventarisasi logistik merupakan kegiatan untuk memperoleh data atas seluruh logistik yang dimiliki atau dikuasai atau diurus oleh organisasi, baik yang diperoleh dari usaha pembuatan sendiri, pembelian, pertukaran, hadiah, maupun hibah, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasinya, jumlah, sumber; waktu pengadaan, harga, tempat,dan kondisi serta perubahan-perubahan yang terjadi guna mendukung proses pengendalian dan pengawasan logistik serta mendukung efektivitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi (Dwiantara & Sumarto, 2005) 1.2 Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Pengertian dan Manfaat Inventarisasi 2. Fungsi Dasar Manajemen Persediaan 1

sasers

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sasers

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahInventarisasi logistik merupakan kegiatan untuk memperoleh data atas seluruh logistik yang dimiliki atau dikuasai atau diurus oleh organisasi, baik yang diperoleh dari usaha pembuatan sendiri, pembelian, pertukaran, hadiah, maupun hibah, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasinya, jumlah, sumber; waktu pengadaan, harga, tempat,dan kondisi serta perubahan-perubahan yang terjadi guna mendukung proses pengendalian dan pengawasan logistik serta mendukung efektivitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi (Dwiantara & Sumarto, 2005)

1.2 Rumusan MasalahAdapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.1. Pengertian dan Manfaat Inventarisasi2. Fungsi Dasar Manajemen Persediaan3. Klasifikasi, Nomor Kode Barang dan Nomor Inventarisasi Barang4. Tehnik Inventarisasi5. Penghapusan Logistik

1.3 Tujuan PenulisanAdapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.1. Ingin mengetahui apa pengertian dan manfaat inventarisasi bagi sebuah organisasi2. Ingin mengetahui fungsi dasar manajemen persediaan3. Ingin mengetahui klasifikasi, nomor kode barang dan nomor inventarisasi barang dalam sebuah organisasi4. Ingin mengetahui tehnik inventarisasi5. Ingin mengetahui prosedur penghapusan logistik

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Manfaat InventarisasiInventarisasi logistik merupakan kegiatan untuk memperoleh data atas seluruh logistik yang dimiliki atau dikuasai atau diurus oleh organisasi, baik yang diperoleh dari usaha pembuatan sendiri, pembelian, pertukaran, hadiah, maupun hibah, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasinya, jumlah, sumber; waktu pengadaan, harga, tempat,dan kondisi serta perubahan-perubahan yang terjadi guna mendukung proses pengendalian dan pengawasan logistik serta mendukung efektivitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi (Dwiantara & Sumarto, 2005)Pengelolaan barang inventaris organisasi adalah suatu tatanan yang harus tertib administrasi yang bertujuan untuk penghematan keuangan, penghitungan kekayaan dan mutu pengendalian organisasi yang meliputi: perencanaan dan penentuan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penyimpanan dan penyaluran, penggunaan dan pemeliharaan serta penghapusan.Dari kedua pengertian tersebut diatas maka dapat disimpulkan inventarisasi logistik organisasi adalah merupakan kegiatan untuk memperoleh data atas seluruh logistik yang dimiliki oleh organisasi, yang harus tertib administrasi guna mendukung proses pengendalian dan pengawasan logistik dalam upaya pencapaian tujuan.Inventarisasi juga memiliki dasar hukum. Untuk institusi pemerintahan baik pemerintahan pusat, pemerintah daerah dan militer, kegiatan inventaris telah diatur dalam satu kebijakan perundang-undangan sebagai dasar hukum dalam pengelolaan kekayaan/inventaris negara, yaitu :

1. Undang-Undang No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.1. Undang-undang No. 1 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor : 4355)1. Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah.1. Inpres No.3 tahun 1971, tentang inventarisasi barang-barang/ kekayaan milik negara.Menurut Sanderson (2000) inventarisasi memiliki beberapa manfaat sebagai berikut: 1. Mencatat dan menghimpun data aset yang dikuasai unit organisasi/departemen1. Menyiapkan dan menyediakan bahan laporan pertanggungjawaban atas penguasaan dan pengelolaan aset organisasi/negara1. Menyiapkan dan menyediakan bahan acuan untuk pengawasan aset organisasi atau negara1. Menyediakan informasi mengenai aset organisasi/negara yang dikuasai departemen sebagai bahan untuk perencanaan kebutuhan, pengadaan dan pengelolaan perlengkapan departemen1. Menyediakan informasi tentang aset yang dikuasai departemen untuk menunjang perencanaan dan pelaksanaan tugas departemen.Pada perusahaan manufaktur sering memiliki perbedaan tingkatan inventaris, semua barang yang ada hingga produk tersebut terjual. Berbagai tingkatan tersebut meliputi bahan mentah, pekerjaan yang sedang berproses dan barang yang sudah terselesaikan. Sedangkan pada retail memiliki satu jenis barang inventaris yang tersedia untuk dijual (Sanderson, 2000).

2.2 Fungsi PersediaanPersediaan merupakan salah satu daerah keputusan yang paling penting dalam manajemen logistik. Komitmen terhadap segolongan persediaan tertentu dan selanjutnya alokasinya ke pasar untuk menghadapi penjualan dimasa depan, merupakan pusat dari operasi logistik. 4 fungsi pokok yang mendasari manajemen persediaan :1. Spesialisasi wilayahSalah satu fungsi persediaan adalah memungkinkan spesialisasi wilayah dari unit-unit operasi individual. Fungsi pemisahan wilayah juga berkaitan dengan penghimpunan golongan dalam distribusi fisik barang-barang jadi. Barang-barang pabrik dari berbagai lokasi dihimpun di suatu gudang tunggal, dengan maksud dapat menawarkan kepada nasabah suatu pengiriman tunggal dari gabungan produk-produk itu.2. DecouplingFungsi kedua dari persediaan adalah memberikan efisiensi maksimum pada operasi dalam suatu fasilitas. Fungsi ini dinamakan decoupling. Penumpukan persediaan barang-barang dikerjakan dalam kompleks pembuatan akan memungkinkan penghematan maksimum dalam produksi tanpa terhentinya pekerjaan. Begitu pula, persediaan di gudang yang diadakan sebelum kebutuhan akan memungkinkan distribusi kepada nasabah dalam pengiriman jumlah besar dengan biaya pengangkutan yang minimum per unit.3. Penyeimbangan penawaran dan permintaanFungsi ketiga dari persediaan adalah penyeimbangan, yang memperhatikan jarak waktu antara konsumsi dengan pembuatan (manufacturing). Persediaan penyeimbangan ini adalah untuk menyesuaikan penyediaan suplai dengan permintaan.

4. Persediaan pengamanFungsi persediaan pengaman atau persediaan penyangga (buffer stock) adalah menyangkut perubahan jangka pendek, baik dalam permintaan maupun dalam pengisian kembali. Persediaan pengaman itu merupakan proteksi terhadap dua jenis ketidakpastian.

Unsur-unsur kebijaksanaan persediaanKebijaksanaan persediaan itu terdiri dari pedoman-pedoman mengenai apa yang akan dibeli atau dibuat, kapan melaksanakannya, dan dalam jumlah berapa. Pengembangan kebijaksanaan yang sehat merupakan bidang tersulit dalam seluruh manajemen persediaan. Titik pusat dari perumusan kebijaksanaan adalah penentuan rata-rata komitmen persediaan.

Identifikasi biaya persediaanKarena persediaan itu menyangkut segala aspek dari operasi logistik, maka sulitlah untuk memisahkan biaya pemesanan persediaan dari biaya pemeliharaannya. Biaya pemeliharaan. Secara tradisional, rekening-rekening yang termasuk dalam biaya persediaan adalah rekening pajak, penyimpanan (storage), modal, asuransi, dan kekunoan.Biaya pemesanan. Biaya penempatan suatu pesanan itu terdiri dari seluruh biaya pengawasan persediaan, persiapan pemesanan, komunikasi pesanan, pembaharuan akitivitas, dan pengawasan manajerial. Sama dengan biaya pemeliharaan, biaya pemesanan ini dihitung untuk masing-masing unsur biaya sampai diperoleh suatu total biaya penempatan pesanan tersebut.

Unsur-unsur penyimpanan dan penanganan barangPenyimpanan dan penanganan material tidak dapat persisi diklasifikasikan ke dalam skema transportasi dan skema persediaan karena ia menyangkut seluruh aspek dari komponen logistik.Dalam system logistik, penanganan terhadap material adalah yang paling banyak memakan tenaga kerja. Pemakaian tenaga untuk penanganan material mengatasi semua bidang lain dalam sistem ini dan menjadi total biaya yang tertinggi.

Factor-faktor dalam penanganan materialPenaganan material dalam sistem logistik itu berpusat pada dan di sekitar fasilitas gudang. Khusunya pada 4 kegiatan penanganan gudang yang harus dilaksanakan : Penerimaan Pemindahan Seleksi Pengiriman (shipping)Keempat tipe penanganan ini lazim terdapat pada manajemen material, transfer dan operasi distribusi fisik dalam suatu sistem logistik.

2.3 Klasifikasi, Nomor Kode Barang dan Nomor Inventarisasi BarangUntuk mempermudah pencatatan logistik, sekaligus mempermudah pengenalan maupun pengklasifikasian logistik yang dimiliki organisasi harus dikelompokkan atau digolongkan menurut jenisnya. Pada dasarnya penggolongan atas barang-barang dalam organisasi tergantung pada jenis usaha dan kegiatan operasional organisasi tersebut. Dengan demikian, setiap organisasi memiliki kebebasan melakukan pengelompokan atas barang-barang yang dimilikinya, tetapi tetap berpedoman pada orientasi guna mempermudah dalam pengenalan, pengawasan, keselamatan dan keamanan logistik. Sasaran inventarisasi adalah semua barang milik organisasi atau negara yang dibeli, didapat, dihasilkan baik secara sebagian maupun keseluruhan melalui APBN/D atau diperoleh di luar APBN/D sesuai peraturan perundangan yang berlaku (Hendrato, 2005 dan Dwiantara & Sumarto, 2005).Pada dasarnya barang-barang logistik yang dilakukan inventarisasi terdiri dari 2 jenis yaitu :0. Barang Habis Pakai (BHP) : adalah barang berwujud, yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian, atau umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun (bahan makanan, bahan farmasi, suku cadang dan listrik, BBM dll)0. Barang tetap : barang-barang yang umur pakai/ teknisnya lebih dari satu tahun meliputi 1) Barang tidak bergerak (tanah, bangunan), 2) Barang bergerak (Kendaraan, peralatan besar, peralatan laboratorium) dan 3) Barang persediaan (barang yang ada di dalam gudang dan tempat penyimpanan lainya)Untuk mempermudah dalam pengenalan, pencatatan barang, dan pengendalian barang, tiap jenis barang harus memiliki nomor kode barang. Nomor kode barang diperoleh dari proses pengklasifikasian dan penomoran klasifikasi barang tersebut. Kegiatan tersebut dimulai dari penggolongan barang berdasarkan jenisnya yang kemudian diberi nomor jenis barang. Setelah itu masing-masing jenis barang, dibagi atas kelompok-kelompok barang yang tercakup di dalamnya. Kemudian, masing-masing kelompok barang tersebut harus pula diberi nomor (nomor kelompok barang). Berikut ini contoh penomoran barang menurut jenis (nomor jenis) dan kelompok barang (nomor kelompok) yang diambil dari penomoran barang di rumah sakit.Khusus untuk barang-barang tahan lama, untuk mempermudah dalam pemantauan dan pengawasan/pengendalian logistik penting diberi nomor inventaris barang. Sehubungan dengan hal tersebut, pedoman pokok dalam pemberian nomor inventaris barang harus sampai pada penomoran barang yang bersifat spesifik, maksudnya penomoran barang tersebut harus sampai menunjuk pada satu buah barang tertentu. Dengan demikian dalam pemberian nomor inventaris barang mulai dari pegelompokan barang sampai pemberian nomor urut barang.Adapun cara pemberian dan penulisan nomor inventaris barang tersebut adalah dengan urutan sebagai berikut: nomor jenis barang, nomor kelompok barang, nomor urut barang/ kode unit kerja/ kode institusi/ tahun inventarisasi.Tabel 2.2.1 Pegelompokan barang dan penomorannya.Nomor Jenis BarangJenis BarangNomor KelompokKelompok Barang

01Barang Perawatan01020304.KainSpreiSelimutSarung bantal/ guling

02Alat Rumah Tangga01020304Alat makanAlat minumAlat dapurAlat kebersihan..

03Alat Tulis dan Kantor01020304Buku pendaftaranKuitansiNota pembayaranBuku/formulir.

04Perabot Kantor01020304MejaKursiLemariLemari arsip.

05Barang Bahan Cucian010203Bahan cairBahan bubukBahan batangan

06Barang Pemeliharaan suku cadang dan Listrik01020304KuasKertas gosokPipaKeni

2.4 Teknik Inventarisasi Barang dengan Kartu BarangTehnik inventarisasi barang dengan kartu barang adalah cara pencatatan barang dengan menggunakan kartu barang. Sedangkan kartu barang adalah suatu lembaran atau formulir yang berisi informasi suatu barang dan secara fisik dibuat dari kertas yang relatif tebal. Kartu barang sendiri dapat dibedakan atas kartu barang untuk barang habis pakai dan kartu barang untuk barang tahan lama. Teknik inventarisasi barangpun berbeda anatara teknik inventarisasi untuk barang habis pakai dengan barang tahan lama. Informasi-informasi logistik yang berada di dalamnya pun berbeda antara kartu barang untuk barang habis pakai maupun barang tahan lama.Tehnik inventarisasi logistik dengan kartu barang ini tidak sebatas untuk bagian penggudangan ataupun bagian distribusi logistik, tetapi penting dilakukan oleh setiap unit kerja dalam organisasi untuk melakukan pengawasan dan pengendalian logistik, baik berkaitan dengan keberadaan, perubahan dan mutasi barang (masuk keluarnya logistik) dan sisa logistik yang ada, serta untuk mengetahui kondisi barang (baik, rusak ringan, rusak berat), maupun informasi yang lain (sumber barang, cara pengadaan barang, waktu pengadaan, harga, waktu pengecekan barang dan hasilnya, biaya operasional suatu peralatan yang telah dikeluarkan dan cara penyingkiran barang).1. Teknik Inventarisasi untuk Barang Habis PakaiInventarisasi terhadap barang habis pakai dengan menggunakan sistem kartu barang lebih ditujukan pada upaya pemantauan persediaan barang, penggunaan barang, dan upaya menjaga kontinuitas kerja setiap unit kerja dalam suatu organisasi.Adapun ketentuan inventarisasi barang habis pakai adalah sebagai berikut:1. Setiap satu jenis barang dibuatkan satu kartu barang1. Kartu barang disimpan dalam kotak atau file khusus, dan diurutkan secara alfabetis sesuai dengan nama barang1. Setiap ada perubahan jumlah logistik, baik karena adanya pemasukan barang maupun pengeluaran barang harus secepatnya dicatat1. Setiap kartu barang harus dapat menunjukkan persediaan barang pada saat itu.1. Untuk unit pemakai barang, setiap ada pemasukan barang harus disertai bukti penerimaan barang yang berupa bon pengeluaran barang atau surat penyerahan barang atau bon gudang (surat permintaan barang-barang dari user kepada bagian gudang, juga sebagai surat penyerahan barang oleh bagian gudang kepada user) dari unit logistik/gudang, dan harus dicatat tanggal penerimaan, rencana penggunaan, jumlah barang yang masuk, dan jumlah sisa barang. Sementara untuk setiap terjadi pengeluaran barang harus dicatat tanggal pengeluaran, jumlah barang yang dikeluarkan dan penggunaan barang, serta jumlah sisa barang.1. Untuk unit penggudangan dan atau distribusi, setiap ada pemasukan barang harus disertai bukti pemasukan barang yang dapat berupa kuitansi, nota, surat pengantar barang, tanda terima, ataupun berita acara penyerahan/serah terima barang. Disamping itu perlu dicatat tanggal masuk barang, sumber, jumlah dan total persediaan barang. Sementara untuk pengeluaran barang, harus juga disertai bukti pengeluaran barang yang dapat berupa surat penyerahan barang atau bon gudang dan harus dicatat tanggal pengeluaran barang, unit pemakai barang, jumlah barang yang dikeluarkan dan jumlah sisa barang setelah terjadi pengeluaran barang.1. Setiap bukti pemasukan barang maupun bukti pengeluaran barang harus diberi nomor kode bukti yang diurutkan berdasarkan urutan kronologis transaksi maupun pengeluaran barang guna mempermudah untuk pengecekan barang. Nomor kode bukti tersebut harus ditulis secara jelas dan dapat dituliskan pada bagian atas kanan formulir bukti pemasukan dan pengeluran barang tersebut.1. Bukti-bukti pemasukan barang disimpan dalam satu tempat atau map khusus yang berisi bukti-bukti penerimaan logistik.1. Bukti-bukti pengeluaran barang harus disimpan dalam tempat atau map khusus yang berisi bukti-bukti pengeluaran barang.1. Teknik inventarisasi untuk barang tahan lamaInventarisasi barang untuk barang tahan lama dengan menggunakan sistem kartu barang ditujukan untuk kepentingan pemantauan atas keamanan dan keselamatan barang, biaya operasional barang, dan kondisi barang (Dwiantara & Sumarto, 2005).

2.5 Penghapusan LogistikPenghapusan logistik merupakan kegiatan pembebasan barang dari pertanggung-jawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara lebih operasional, penghapusan logistik merupakan pengakhiran fungsi logistik dengan pertimbangan-pertimbangan dan argumentasi-argumentasi tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, dalam kegiatan penghapusan logistik harus mempertimbangkan alasan-alasan normatif tertentu (Dwiantara & Sumarto,2005).2.4.1 Kriteria untuk Penghapusan Logistik8. Logistik yang akan dihapus sudah sangat tua dan rusakLogistik tersebut perlu dihapuskan dengan beberapa alasan: apabila logistik tersebut digunakan terus dapat membahayakan keselamatan pemakai logistik tersebut, kualitas maupun kuantitas output yang dihasilkan sudah tidak dapat mencapai tingkat optimal, apalagi dibandingkan biaya operasional yang relatif tinggi. Apabila logistik ini dioperasionalkan terus, akan menimbulkan inefektivitas dan inefisiensi organisasi.8. Logistik yang sudah ketingalan zamanLogistik yang sudah ketinggalan zaman perlu dihapuskan dengan pertimbangan, logistik ini dipandang memerlukan dan menghabiskan biaya yang relatif tinggi, baik yang berkaitan dengan bahan, tenaga, waktu, maupun output, baik ditinjau dari sisi kuantitas maupun kualitas apabila dibandingkan dengan menggunakan logistik yang relatif baru.8. Logistik berlebihanLogistik yang berlebihan perlu dihapuskan dengan beberapa alasan: 1. suatu organisasi tidak mungkin menggunakan seluruh logistiknya dalam waktu yang bersamaan dan yang sekiranya memang logistik tersebut tidak perlu digunakan secara bersamaan1. Logistik yang sifatnya berlebihan tersebut tidak dihapuskan tentunya membutuhkan biaya perawatan, maupun gaji untuk personel yang merawat barang.1. Logistik tersebut membutuhkan tempat penyimpanan, sehingga bila logistik tersebut tidak dihapuskan akan boros tempat1. Apabila logistik tersebut akan digunakan dimasa yang akan akan datang, mungkin sudah merupakan logistik yang ketinggalan zaman (Out of date)8. Logistik yang hilangSecara administrasi, logistik yang hilang harus disingkirkan. Hal ini penting dilakukan, selain sebagai satu bentuk pertanggungjawaban pemakai, pengambilan keputusan dan tindakan sebagai konsekuensi atas hilangnya logistik tersebut, juga untuk pengambilan keputusan maupun tindakan manajemen logistik berikutnya.2.4.2 Cara-Cara Penghapusan Logistik1. Dijual atau dilelangDengan cara ini berarti organisasi akan memperoleh sejumlah kontraprestasi berupa uang hasil penjualan logistik.1. Ditukar dengan logistik lain yang dibutuhkan oleh institusiDengan cara ini organisasi akan menukarkan logistik yang dimiliki dengan logistik yang dibutuhkan oleh organisasi. Dengan cara ini harus mempertimbangkan dan mengacu pada prinsip-prinsip pengadaan logistik dengan cara menukarkan, antara lain logistik yang ditukarkan harus benar-benar sudah tidak dibutuhkan institusi, nilai logistik yang dipertukarkan harus sepadan dan saling menguntungkan kedua belah pihak.1. DipindahkanPenghapusan dengan cara dipindahkna adalah secara fisik logistik yang sudah tidak dibutuhkan dimutasikan ke unit kerja lain ataupun kantor/institusi cabang. Dengan demikian, pemusnahan logistik ini sifatnya masih dalam ruang lingkup organisasi internal1. DihibahkanPenghapusan logistik dengan cara dihibahkan berarti organisasi memberikan secara cuma-cuma kepada pihak/organisasi lain yang membutuhkan logistik yang dihapuskan.1. Pemanfaatan kembaliPenghapusan dengan cara pemanfaatan kembali berarti barang yang dihapus kemudian diubah menjadi barang lain yang memiliki fungsi dan kegunaan berbeda dari fungsi dan kegunaan barang semula.1. DimusnahkanPenghapusan logistik dengan cara dimusnahkan adalah logistik benar-benar dihilangkan, dan hal ini dilakukan apabila cara penghapusan logistik yang lain sudah tidak mungkin untuk diimplementasikan.

BAB IIIPENUTUP

KesimpulanInventarisasi logistik merupakan kegiatan untuk memperoleh data atas seluruh logistik yang dimiliki atau dikuasai atau diurus oleh organisasi, baik yang diperoleh dari usaha pembuatan sendiri, pembelian, pertukaran, hadiah, maupun hibah, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasinya, jumlah, sumber; waktu pengadaan, harga, tempat, dan kondisi serta perubahan-perubahan yang terjadi guna mendukung proses pengendalian dan pengawasan logistik serta mendukung efektivitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.Pengelolaan barang inventaris organisasi adalah suatu tatanan yang harus tertib administrasi yang bertujuan untuk penghematan keuangan, penghitungan kekayaan dan mutu pengendalian organisasi yang meliputi: perencanaan dan penentuan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penyimpanan dan penyaluran, penggunaan dan pemeliharaan serta penghapusan.Untuk mempermudah pencatatan logistik, sekaligus mempermudah pengenalan maupun pengklasifikasian logistik yang dimiliki organisasi harus dikelompokkan atau digolongkan menurut jenisnya.Sasaran inventarisasi adalah semua barang milik organisasi atau negara yang dibeli, didapat, dihasilkan baik secara sebagian maupun keseluruhan melalui APBN/D atau diperoleh di luarAPBN/D sesuai peraturan perundangan yang berlaku (Hendrato, 2005) dan Dwiantara & Sumarto (2005).Tehnik inventarisasi barang dengan kartu barang adalah cara pencatatan barang dengan menggunakan kartu barang. Sedangkan kartu barang adalah suatu lembaran atau formulir yang berisi informasi suatu barang dan secara fisik dibuat dari kertas yang relatif tebal.Penghapusan logistik merupakan kegiatan pembebasan barang dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Adapun kriteria penghapusan logistik adalah sebagai berikut :0. Logistik yang akan dihapus sudah sangat tua dan rusak2. Logistik yang sudah ketingalan zaman3. Logistik berlebihan4. Logistik yang hilang

Daftar Pustaka

Bowersox Donald J. (2006) Manajemen Logistik Integrasi Sistem-sistem Manajemen Distribusi Fisik dan Manajemen Material, alih bahasa Hasyim Ali, Bumi Aksara, Jakarta.Dwiantara Lukas dan Sumarto Hadi Rumsari (2005), Manajemen Logistik Pedoman Praktis Bagi Sekretaris dan Staf Administrasi, Grasindo, Jakarta.Hendrato Rusdianrasih (2005). Pelaksanaan Inventaris Barang Milik/Kekayaan Negara.

15