15
SATUAN ACARA PENYULUHAN AKTIVITAS FISIK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN BERULANG PADA PASIEN GAGAL JANTUNG OLEH: KELOMPOK IVA DAN IVB Km Albert Hadinuansa (0902105040) Desak Putu Pebriantini (1002105018) I Gusti Ayu Anik Sutari (1002105028) Kadek Ratih Mentari (1002105041) Ni Putu Christin Jayastri (1002105044) I Gede Ardi Suyasa (1002105047) Kadek Fira Parwati (1002105017) Octavia Deva Putri Belia (1002105024) Ni Made Rai Rawiti (1002105030) Anastasia Novita Ngera (1202115012) Yemima Imelda Taseseb (1202115040) Karolina Kristiani Hami (1202115013) Ni Made Suwastini (1202115017)

Satuan Acara Penyuluhan New

Embed Size (px)

Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHANAKTIVITAS FISIK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN BERULANG PADA PASIEN GAGAL JANTUNG

OLEH:KELOMPOK IVA DAN IVBKm Albert Hadinuansa

(0902105040)Desak Putu Pebriantini

(1002105018)I Gusti Ayu Anik Sutari

(1002105028)Kadek Ratih Mentari

(1002105041)Ni Putu Christin Jayastri

(1002105044)I Gede Ardi Suyasa

(1002105047)Kadek Fira Parwati

(1002105017)Octavia Deva Putri Belia

(1002105024)Ni Made Rai Rawiti

(1002105030)Anastasia Novita Ngera

(1202115012)Yemima Imelda Taseseb

(1202115040)Karolina Kristiani Hami

(1202115013)Ni Made Suwastini

(1202115017)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA2015SATUAN ACARA PENYULUHANTopik : Aktivitas Fisik Sebagai Upaya Pencegahan Kekambuhan Berulang Pada Pasien Gagal Jantung

Sub Topik: Kenali Penanganan Pasien Gagal Jantung di RumahHari/tanggal

: Jumat, 15 Mei 2015.Waktu

: 09.30 WITA.Penyaji

: Mahasiswa Profesi Ners PSIK FK UNUD.Tempat

: Ruang Tunggu Keluarga di ICCU RSUP Sanglah Denpasar.A. Latar Belakang

Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara maju maupun berkembang. Penyakit ini menjadi penyebab nomor satu kematian di dunia setiap tahunnya. Pada tahun 2008 diperkirakan sebanyak 17,3 juta kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. Lebih dari 3 juta kematian tersebut terjadi sebelum usia 60 tahun. Terjadinya kematian dini yang disebabkan oleh penyakit jantung berkisar sebesar 4% di negara berpenghasilan tinggi, dan 42% terjadi di negara berpenghasilan rendah. Kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung pembuluh darah, terutama penyakit jantung koroner dan stroke diperkirakan akan terus meningkat mencapai 23,3 juta kematian pada tahun 2030.Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah ini terus meningkat dan akan memberikan beban kesakitan, kecacatan dan beban sosial ekonomi bagi keluarga penderita, masyarakat, dan negara. Prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia tahun 2013 berdasarkan diagnosis dokter sebesar 0,5%. Sedangkan berdasarkan diagnosis dokter gejala sebesar 1,5%. Sementara itu, prevalensi penyakit gagal jantung di Indonesia tahun 2013 berdasarkan diagnosis dokter sebesar 0.13%.

Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) adalah penyakit yang menyerang jantung dan pembuluh darah. Penyakit kardiovaskular kini menjadi penyebab utama kematian di dunia, termasuk Indonesia. Dari data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Kementerian Kesehatan tahun 2007 diketahui bahwa, 31,9% kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular menyerang berbagai lapisan masyarakat tak terkecuali golongan sosial ekonomi bawah. Padahal penanganannya memerlukan biaya besar yang seringkali sulit mereka jangkau. Penyakit kardiovaskular kini banyak menyerang kelompok usia produktif, sehingga banyak keluarga yang terpaksa harus kehilangan sumber pendapatan keluarga, bahkan terbebani oleh biaya pengobatan yang besar.

Penyakit jantung merupakan sindrom dengan gejala unik yang terkadang kurang disadari oleh penderita. Penyakit jantung dapat berasal dari penyakit jantung koroner, hipertensi, kardiomiopathy atau dysfungsi valvular, kondisi ini menyebabkan terjadinya perubahan bentuk jantung (remodeling). Pada jantung kiri akan terjadi dysfunsi systolik ventrikuler dan semakin lemahnya ventrikel kiri dan membesar, serta ventrikel semakin menebal. Kegagalan pada kedua sisi jantung menyebabkan dypsnoe dan kelelahan. Tanda dan gejala lain meliputi edema perifer, sulit tidur pada posisi supine, batuk dan ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari dan berat badan yang tiba-tiba naik akibat dari retensi cairan.Setelah menjalani perawatan di rumah sakit dan gagal jantung dapat tekontrol, maka pasien diupayakan secara bertahap untuk kembali ke gaya hidup dan aktivitas seperti sebelum sakit sedini mungkin. Aktivitas kegiatan hidup sehari-hari harus direncanakan untuk meminimalkan timbulnya gejala yang diakibatkan kelelahan, dan setiap aktivitas yang dapat menimbulkan gejala harus dihindari atau dilakukan adaptasi. Berbagai penyesuaian kebiasaan, pekerjaan, dan hubungan interpersonal harus dilakukan. Pasien harus dibantu untuk mengidentifikasi stress emosional dan menggali cara-cara untuk menyelesaikannya. (Smeltzer dan Bare, 1996)

Pasien sering kembali ke klinik atau rumah sakit diakibatkan adanya kekambuhan episode gagal jantung. Kebanyakan kekambuhan gagal jantung terjadi karena pasien tidak memenuhi terapi yang dianjurkan, misalnya tidak mampu melaksanakan terapi pengobatan dengan tepat, melanggar pembatasan diet, tidak mematuhi tindak lanjut medis, melakukan aktivitas fisik yang berlebihan, dan tidak mampu mengenali gejala kekambuhan (Smeltzer dan Bare, 1996.)Tingkat kekambuhan pada pasien gagal jantung dapat berkurang dengan adanya mobilisasi dini, pengetahuan dan konseling untuk pasien, seperti memberikan dukungan dan informasi kepada pasien dan keluarganya tentang penyakit jantung, memberi semangat pasien untuk taat terhadap program aktivitas dirumah dan program berjalan, program edukasi dan memberi semangat terhadap pasien dan pasangannya untuk patuh terhadap program latihan di rumah sakit, serta dukungan dari anggota keluarga untuk membantu perubahan sikap dan perilaku hidup pasien (Tedjasukmana, 2010).B. Tujuan 1. Tujuan Instruksional Umum ( TIU)

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan dapat menyebutkan dan menjelaskan tentang Aktivitas Fisik Sebagai Upaya Pencegahan Kekambuhan Berulang pada Pasien Gagal Jantung.2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 40 menit, diharapkan : 1. Peserta dapat menyebutkan tentang pengertian penyakit gagal jantung2. Mampu menjelaskan tentang penyebab penyakit gagal jantung3. Peserta dapat menyebutkan tentang tanda dan gejala penyakit gagal jantung4. Peserta dapat menyebutkan penatalaksanaan pasien dengan penyakit gagal jantung meliputi:

Penatalaksanaan terapi farmakologis Pengertian aktivitas fisik

Tujuan aktivitas fisik

Manfaat aktivitas fisik

Pelaksanaan aktivitas fisik

C. Sasaran

Sasaran dari penyuluhan ini merupakan keluarga dari klien yang sedang menjalani perawatan intensif di ruang ICCU RSUP SanglahD. Tempat

Tempat yang digunakan pada penyuluhan ini adalah ruang edukasi di ICCU RSUP Sanglah Denpasar. E. Pelaksanaan :NoKegiatanWaktuPenyuluhPeserta

1Pembukaan5 menit Salam pembuka Menyampaikan tujuan penyuluhan Apersepsi

Menjawab salam Menyimak Mendengarkan, menjawab pertanyaan

2Penyampaian Materi25 menitPenyampaian garis besar materi mengenai 1. Peserta dapat menyebutkan tentang pengertian penyakit gagal jantung2. Mampu menjelaskan tentang penyebab penyakit gagal jantung3. Peserta dapat menyebutkan tentang tanda dan gejala penyakit gagal jantung4. Peserta dapat menyebutkan penatalaksanaan pasien dengan penyakit gagal jantung Penatalaksanaan terapi farmakologis

Pengertian aktivitas fisik

Tujuan aktivitas fisik

Manfaat aktivitas fisik

Pelaksanaan aktivitas fisik

Mendengarkan dengan penuh perhatian

3Penutup 5 menitEvaluasi 1. Tanya jawab (diskusi) Memberi kesempatan peserta untuk bertanya Menjawab pertanyaan 2. Menyimpulkan 3. Salam penutup Menanyakan hal-hal yang belum jelas Memperhatikan jawaban dari penceramah Menjawab pertanyaan Menjawab salam

F. Metode

Metode dari penyuluhan ini merupakan ceramah dan diskusiG. Media

Media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah Slide dan leaflet.H. Pengorganisasian Kelompok Pembawa acara: Mengawali/membuka acara serta memandu jalannya diskusi. Ni Kadek Ratih Mentari

1002105041 Pemateri: Menyajikan materi. Ni Made Suwastini

1202115017

Notulis: Mencatat hasil diskusi. Kadek Fira Parwati

1002105017 Sie Perlengkapan: Mendampingi peserta penyuluhan. I Gede Ardi Suyasa

1002105047 Km Albet Hadinuansa

0902105040 Fasilitator : Mendampingi peserta penyuluh serta memberikan penjelasan terkait materi yang belum dimengerti oleh peserta penyuluh selama berlangsungnya penyajian materi. Ni Putu Christin Jayastri1002105044 Anastasia Novita Ngera

1202115012 Ni Made Rai Rawiti

1002105030

Yemima Imelda Taseseb1202115040

Desak Putu Pebriantini

1002105018

Observer

: Mengobservasi jalannya penyuluhan tentang ketepatan waktu, ketepatan masing-masing peran serta daya fokus peserta selama berlangsungnya penyuluhan. Octavia Deva Putri Belia1002105024 Karolina Kristiani Hami

1202115013 I Gusti Ayu Anik Sutari

1002105028I. Evaluasi :1. Evaluasi StrukturPada evaluasi struktur terbagi menjadi lima bagian yang meliputi :a. AlatPersiapan alat-alat yang diperlukan yang meliputi peminjaman LCD, Layar Proyektor dilakukan pengurusan peminjaman alat di ruang PKRS RSUP Sanglah satu hari sebelum pelaksanaan penyuluhan. Persiapan secara lengkap tentang pemasangan layar proyektor, LCD, laptop, microfone, serta catatan untuk mendokumentasikan kegiatan dilakukan 30 menit sebelum dimulainya pelaksanaan penyuluhan.b. Materi Materi yang digunakan dalam penyuluhan ini didapatkan dari berbagai referensi yang terpercaya dan akurat seperti buku KMB (Smeltzer, S.C. 2002), serta link kesehatan (doktersehat.com, 2013) dan lain-lainnya. Disini penyuluh juga berkoordinasi kepala ruangan di ICCU RSUP Sanglah Denpasar dan bagian PKRS RSUP Sanglah Denpasar mengenai materi yang akan disuluhkan.c. Media Persiapan media yang digunakan dalam penyuluhan ini yang meliputi pembuatan power point, leaflet dilakukan 3 hari sebelum dilakukannya penyuluhan.d. Ruangan Ruangan yang digunakan untuk melakukan penyuluhan adalah di ruang edukasi di ruang ICCU, karena sasaran dari penyuluhan ini adalah keluarga pasien. Dimana peminjaman ruangan dilakukan dua hari sebelum dilakukan penyuluhan dengan berkordinasi kepada Kepala Ruangan ICCU RSUP Sanglah Denpasare. Peserta Peserta yang digunakan dalam penyuluhan ini meliputi keluarga pasien yang dirawat di ruang ICCU RSUP Sanglah Dimana peserta yang diharapkan hadir pada penyuluhan ini mencapai 6 orang peserta.2. Evaluasi ProsesDalam tahap awal pelaksanaan, pembawa acara memberikan salam dan menyampaikan maksud serta tujuan dari pelaksanaan penyuluhan pada saat itu kepada keluarga. Pada evaluasi proses ini, dilakukan penilaian mengenai jumlah peserta yang hadir ketika penyuluhan berlangsung, keaktifan dari peserta penyuluhan dalam bertanya dan memberikan umpan balik dari hasil penyuluhan, serta hambatan yang ditemui penyuluh ketika penyuluhan berlangsung seperti adanya lingkungan yang tidak kondusif (terlalu ramai, pencahayaan kurang jelas, adanya gangguan dari luar, dan sebagainya). Untuk menjaga fokus peserta suluh, anggota kelompok akan mendampingi keluarga pasien sebagai fasilitator sehingga apabila ada yang dirasa tidak mengerti keluarga bisa bertanya ke fasilitator. Selain itu, untuk tetap menjaga lingkungan yang kondusif, salah satu anggota kelompok akan menginstruksikan kepada keluarga pasien lainnya untuk tetap tenang selama proses penyuluhan berlangsung.3. Evaluasi HasilTercapai atau tidaknya TIU dan TIK Penyuluhan, keluarga mampu: a. Peserta dapat menyebutkan tentang pengertian penyakit gagal jantungb. Mampu menjelaskan tentang penyebab penyakit gagal jantungc. Peserta dapat menyebutkan tentang tanda dan gejala penyakit gagal jantungd. Peserta dapat menyebutkan penatalaksanaan pasien dengan penyakit gagal jantung Penatalaksanaan terapi farmakologis Pengertian aktivitas fisik Tujuan aktivitas fisik Manfaat aktivitas fisik Pelaksanaan aktivitas fisik

J. Refrensi TerlampirK. Lampiran TerlampirDaftar PustakaAbdul, Majis. 2010. Tesis Analisis Faktor-fakto yang Berhubungan dengan Kejadian Rawat Inap Pulang Pasien Gagal Jantung Kongestif di Rumah Sakit Yogyakarta Tahun 2010. Universitas IndonesiaAnurogo, Adi. 2009. Misteri Gagal Jantung, (online), (http://netsains.com/ Gagal_Jantung.html, diakses 9 Mei 2015).

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta: EGC

Doenges, E. Marylinn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC

http://www.depkes.go.id/article/view/201410080002/lingkungan-sehat-jantung-sehat.html#sthash.vExG2G8L.dpuf (diakses tanggal 9 Mei 2015)

Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius

Medicastore. 2010. Gagal Jantung, (online), (http://medicastore.com, diakses tanggal 9 Mei 2015).

Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi. Jakarta: EGC

Smeltzer, S.C. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. Edisi 8. Vol 3. Jakarta: EGC.Sudoyo, Aru, dkk. 2006. Ilmu Penyakit Dalam Edisi 4 Jilid 3. Jakarta: FKUI

Wikipedia. 2010. Gagal Jantung, (online), (http://wikipedia.com/gagal,diakses tanggal 9 Mei 2015).