Upload
zidya-cuexz
View
24
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Masalah : Kardiovaskuler
Pokok Bahasan : Kekurangan Darah
Sub Pokok Bahasan : Talasemia
Sasaran
Sasaran Umum : Peserta Yang Hadir Dalam Penyuluhan
Sasaran Khusus : Mahasiswa STIKes Muhammadiyah Banjarmasin
Waktu : 35 Menit
Tanggal : Februari 2013
Tempat : Ruang PDW (Tanjung) RSUD Ulin Banjarmasin
A. Latar Belakang
Talasemia merupakan salah satu jenis anemia hemolitik dan
merupakan penyakit keturunan yang diturunkan secara autosomal yang paling banyak
dijumpai di Indonesia danItalia. Enam sampai sepuluh dari setiap 100 orang Indonesia
membawa gen penyakit ini. Pada talasemia terjadi kelainan pada gen-gen yang
mengatur pembentukan dari rantai globin sehingga produksinya terganggu. Gangguan
dari pembentukan rantai globin ini akan mengakibatkan kerusakan pada sel darah merah
yang pada akhirnya akan menimbulkan pecahnya sel darah tersebut. Berdasarkan dasar
klasifikasi tersebut, maka terdapat beberapa jenis talasemia, yaitu talasemia alfa, beta,
dan delta.B. Tujuan
I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)Setelah dilakukan penyuluhan , klien mampu memahami tentang talasemia
II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)Setelah diberikan penyuluhan selama 35 menit, diharapkan klien dapat:a. Menyebutkan pengertian talasemiab. Mengetahui klasifikasi talasemiac. Pencegahan dan pengobatan talasemia
C. Strategi Pelaksanaan
1. Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah dan diskusi
2. Media
Infokus , laptop
3. Waktu dan Tempat
Acaranya Penyuluhan dilakukan di Ruang PDW (Tanjung) RSUD Ulin
Banjramsin Pukul 11.00-11.35 WITA
4. Garis Besar Materi
a. Definisi talasemia
b. Klasifikasi talasemia
c. Pencegahan dan pengobatan talasemia
d. Kesimpulan
Rincian Kegiatan Penyuluhan
A. Pembukaan ± 5 menit
Penyuluh Peserta
Memberi salam dan memperkenalkan diri Menjawab salam
Menjelaskan tujuan penyuluhan dan tema penyuluhan
Mendengarkan
B. Isi Materi + 25 menit
Penyuluh Peserta
Menjelaskan materi penyuluhan mengenai pengertian, klasifikasi , pencegahan dan pengobatan penyakit thalasemia
Mendengarkan
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya tentang materi yang disampaikan
Mengajukan pertanyaan
C. Penutup + 5 menit
Penyuluh Peserta
Memberikan pertanyaan akhir sebagai evaluasi
Menjawab
Menyimpulkan bersama-sama hasil kegiatan penyuluhan
Mendengarkan
Menutup penyuluhan dan mengucapkan salam
Menjawab salam
5. Proses Pelaksanaan
a. Kegiatan pra pembelajaran
Mempersiapkan materi, media dan tempat
Kontrak waktu
b. Kegiatan membuka pembelajaran
Memberi salam
Perkenalan
Menyampaikan pokok bahasan
Menjelaskan tujuan
c. Kegiatan inti
Penyuluh memberikan materi
Sasaran menyimak materi
Sasaran mengajukan pertanyaan
Penyuluh menjawab pertanyaan
d. Kegiatan menutup pembelajaran
Melakukan post test (memberi pertanyaan secara lisan)
Menyimpulkan materi
Memberi salam
6. Kriteria Evaluasi
Menanyakan pada peserta penyuluhan tentang :
a. Definisi talasemia
b. Klasifikasi talasemia
c. Pencegahan dan pengobatan talasemia
d. Kesimpulan
D. Materi
A. Pengertian
Talasemia merupakan salah satu jenis anemia hemolitik dan merupakan penyakit
keturunan yang diturunkan secara autosomal yang paling banyak dijumpai
di Indonesia dan Italia. Enam sampai sepuluh dari setiap 100 orang Indonesia
membawa gen penyakit ini. Kalau sepasang dari mereka menikah, kemungkinan untuk
mempunyai anak penderita talasemia berat adalah 25%, 50% menjadi pembawa sifat
(carrier) talasemia, dan 25% kemungkinan bebas talasemia.Sebagian besar penderita
talasemia adalah anak-anak usia 0 hingga 18 tahun.
B. Klasifikasi talasemia
Pada talasemia terjadi kelainan pada gen-gen yang mengatur pembentukan dari
rantai globin sehingga produksinya terganggu. Gangguan dari pembentukan rantai
globin ini akan mengakibatkan kerusakan pada sel darah merah yang pada akhirnya
akan menimbulkan pecahnya sel darah tersebut. Berdasarkan dasar klasifikasi tersebut,
maka terdapat beberapa jenis talasemia, yaitu talasemia alfa, beta, dan delta.
TALASEMIA ALFA
Pada talasemia alfa, terjadi penurunan sintesis dari rantai alfa globulin. Dan
kelainan ini berkaitan dengan delesi pada kromosom 16. Akibat dari kurangnya sintesis
rantai alfa, maka akan banyak terdapat rantai beta dan gamma yang tidak berpasangan
dengan rantai alfa. Maka dapat terbentuk tetramer dari rantai beta yang disebut HbH dan
tetramer dari rantai gamma yang disebut Hb Barts. Talasemia alfa sendiri memiliki
beberapa jenis.
1. Delesi pada empat rantai alfa
Dikenal juga sebagai hydrops fetalis. Biasanya terdapat banyak Hb Barts.
Gejalanya dapat berupa ikterus, pembesaran hepar dan limpa, dan janin yang
sangat anemis. Biasanya, bayi yang mengalami kelainan ini akan mati beberapa
jam setelah kelahirannya atau dapat juga janin mati dalam kandungan pada
minggu ke 36-40. Bila dilakukan pemeriksaan seperti
dengan elektroforesis didapatkan kadar Hb adalah 80-90% Hb Barts, tidak ada
HbA maupun HbF.
2. Delesi pada tiga rantai alfa
Dikenal juga sebagai HbH disease biasa disertai dengan anemia
hipokromik mikrositer. Dengan banyak terbentuk HbH, maka HbH dapat
mengalami presipitasi dalam eritrosit sehingga dengan mudah eritrosit dapat
dihancurkan. Jika dilakukan pemeriksaan mikroskopis dapat dijumpai adanya
Heinz Bodies.
3. Delesi pada dua rantai alfa
Juga dijumpai adanya anemia hipokromik mikrositer yang ringan.
Terjadi penurunan dari HbA2 dan peningkatan dari HbH.
4. Delesi pada satu rantai alfa
Disebut sebagai silent carrier karena tiga lokus globin yang ada masih
bias menjalankan fungsi normal.
TALASEMIA BETA
Disebabkan karena penurunan sintesis rantai beta. Dapat dibagi
berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu talasemia mayor, intermedia, dan
karier. Pada kasus talasemia mayor Hb sama sekali tidak diproduksi. Mungkin
saja pada awal kelahirannya, anak-anak talasemia mayor tampak normal tetapi
penderita akan mengalami anemia berat mulai usia 3-18 bulan. Jika tidak
diobati, bentuk tulang wajah berubah dan warna kulit menjadi hitam. Selama
hidupnya penderita akan tergantung pada transfusi darah. Ini dapat berakibat
fatal, karena efek sampingan transfusi darah terus menerus yang berupa
kelebihan zat besi(Fe) Salah satu ciri fisik dari penderita talasemia adalah
kelainan tulang yang berupa tulang pipi masuk ke dalam dan batang hidung
menonjol (disebut gacies cooley), penonjolan dahi dan jarak kedua mata menjadi
lebih jauh, serta tulang menjadi lemah dan keropos.
C. Mutasi talasemia dan resistensi terhadap malaria
Walaupun sepintas talasemia terlihat merugikan, penelitian menunjukkan
kemungkinan bahwa pembawa sifat talasemia diuntungkan dengan memiliki
ketahanan lebih tinggi terhadap malaria. Hal tersebut juga menjelaskan
tingginya jumlah karier di Indonesia. Secara teoritis, evolusi pembawa sifat
talasemia dapat bertahan hidup lebih baik di daerah endemimalaria seperti di
Indonesia.
D. UJI TALASEMIA PRA-KELAHIRAN
Wanita hamil yang mempunyai risiko mengandung bayi talasemia dapat
melakukan uji untuk melihat apakan bayinya akan mederita talasemia atau tidak.
Di Indonesia, uji ini dapat dilakukan di Yayasan Geneka Lembaga
Eijkman di Jakarta. Uji ini melihat komposisi gen-gen yang mengkode Hb.
E. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
Untuk mencegah terjadinya talasemia pada anak, pasangan yang akan
menikah perlu menjalani tes darah, baik untuk melihat nilai hemoglobinnya
maupun melihat profil sel darah merah dalam tubuhnya. Peluang untuk sembuh
dari talasemia memang masih tergolong kecil karena dipengaruhi kondisi fisik,
ketersediaan donor dan biaya. Untuk bisa bertahan hidup, penderita talasemia
memerlukan perawatan yang rutin, seperti melakukan tranfusi darah teratur
untuk menjaga agar kadar Hb di dalam tubuhnya ± 12 gr/dL dan menjalani
pemeriksaan ferritin serum untuk memantau kadar zat besi di dalam tubuh.
Penderita talesemia juga diharuskan menghindari makanan yang diasinkan atau
diasamkan dan produk fermentasi yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi
di dalam tubuh. Dua cara yang dapat ditempuh untuk mengobati talasemia
adalah transplantasi sumsum tulang dan teknologi sel punca(stem cell). Pada
tahun 2009, seorang penderita talasemia dari India berhasil sembuh setelah
memperoleh ekstrak sel punca dari adiknya yang baru lahir.
F. Kesimpulan Talasemia
Merupakan salah satu jenis anemia hemolitik dan merupakan penyakit
keturunan yang diturunkan secara autosomal.
a. Klasifikasi talasemia
Talasemia Alfa
1. Delesi pada empat rantai alfa
2. Delesi pada tiga rantai alfa
3. Delesi pada dua rantai alfa
4. Delesi pada satu rantai alfa
Talasemia Beta
b. Mutasi talasemia dan resistensi terhadap malaria
c. Uji talasemia pra-kelahiran
d. Pencegahan dan pengobatan