Satuan+Acara+Penyuluhan Gb

Embed Size (px)

Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan Sub Pokok bahasan Sasaran : Hari/ Tanggal Waktu Pembelajaran Tempat Penyuluhan

: Gizi kurang pada bayi/balita : Gizi kurang pada bayi/balita : Ny. S : Senin, 12 April 2010 : 10 menit : Rumah Ny. A : Mahasiswi Akbid Yayasan STIKes Cut Nyak Dhien Langsa

A.

Tujuan 1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah dilakukan penkes selama 10 menit, diharapkan Ny. A dapat memahami tentang Gizi kurang pada bayi/balita

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah dilakukan penkes selama 10 menit diharapkan Ny. A akan mampu : a. Mengetahui pengertian Gizi kurang pada bayi/balita/Gizi kurang pada bayi/balita b. Mengetahui tipe keadaan gizi kurang c. Mengetahui penyebab Gizi kurang pada bayi/balita d. Mengetahui masalah Gizi kurang pada bayi/balita e. Mengetahui cara Mengontrol dan menghindari gizi kurang

B.

Strategi Pelaksanaan 1. Metode : Ceramah dan diskusi 2. Media : Leaflet dan lembar balik 3. Garis besar materi (penejelasan terlampir) a. pengertian Gizi kurang pada bayi/balita/Gizi b. tipe keadaan gizi kurang c. masalah Gizi kurang pada bayi/balita d. masalah Gizi kurang pada bayi/balita e. cara Mengontrol dan menghindari gizi kurang

No 1 1

Kegiatan 2 Pendahuluan

Penyuluhan 4 - Memberi salam - Menyampaikan tujuan penyuluhan - Persepsi

Peserta 5 - menjawab Salam

Waktu 3 2 menit

- Menyimak - Mendengarkan, menjawab pertanyaan

2

Kerja

- Menjelaskan Pengertian Gizi kurang pada bayi/balita - tipe keadaan gizi kurang - masalah Gizi kurang pada bayi/balita - masalah Gizi kurang pada bayi/balita - cara Mengontrol dan menghindari gizi kurang - Memberi kesempatan peserta bertanya - Menjawab pertanyaan - Evaluasi

- Mendengar dengan penuh perhatian - Mendengar dengan penuh perhatian - Mendengar dengan penuh perhatian - Mendengar dengan penuh perhatian

7 menit

3

Penutup

- Memberi kesan dan pesan - Memberi salam penutup

- Meminta atau memberi pesan dan kesan - menjawab salam

1 menit

C. Setting Tempat Peserta Penyuluhan duduk berhadapan dengan mahasiswa

D. Kriteria Evaluasi 1. Klien mampu menjelaskan pengertian Gizi kurang pada bayi/balita/Gizi kurang pada bayi/balita 2. Klien mengetahui tahapan tipe keadaan gizi kurang 3. Klien mengetahui Penyebab gizi kurang pada balita 4. Klien mengetahui masalah gizi kurang pada balita 5. Klien mengetahui cara mengontrol dan menghindari gizi kurang

E. Lampiran Materi dan daftar pustaka terlampir

GIZI KURANG PADA BALITA

Pengertian Gizi kurang pada bayi/balita Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Gizi kurang merupakan proses kurang makan ketika kebutuhan normal terhadap satu atau beberapa nutrien tidak terpenuhi, atau nutriennutrien tersebut hilang dengan jumlah yang lebih besar dari pada yang didapat Tipe keadaan gizi kurang

1. Keadaan berat badan kurang (underweight) merupakan situasi seseorang yang berat badannya lebih rendah dari pada berat badan yang adekuat menurut usia. 2. Wasting adalah keadaan tubuh menjadi kurus derngan atau tanpa gejala klinis misal : oedema 3. Stunting (tubuh pendek) merupakan keadaan tubuh yang sangat pendek atau pertumbuhan yang terhambat

Penyebab gizi kurang 1. Kurang asupan protein 2. Kurang Asupan lemak dan protein (karbohidrat) 3. Infeksi 4. Kurangnya perhatian dari sang ibu atau keluarga terdekat

Masalah Gizi pada balita Balita termasuk dalam kelompok beresiko tinggi terhadap penyakit. Kekurangan maupun kelebihan asupan gizi pada balita dapat mempengaruhi status gizi dan status kesehatan. Ada beberapa masalah gizi yang diderita balita sebagai berikut : KEP (Kurang energi protein) 1. Tipe Kwashioskor

Kwashiorkor terjadi akibat kekuarangan protein. Penyakit gangguan gizi ini banyak dijumpai pada anak usia 1-3 tahun. Orang tua biasanya tidka menyadari bahwa anaknya sakit. Hal ini disebabkan kebutuhan energinya tercukupi berat badan menjadi normal, ditambah dengan adanya oedema (sembab) pada badan anak karea kurang protein. Gejala dari kwashiorkor adalah oedema pada kaki dan muka (mood face), rambut berwarna jagung dan tumbuh jarang, perubhaan kejiwaan seperti apatis, wajah

memelas, cengeng dan nafsu makan kurang, muncul kelainan kulit mulai dari bintik-bintik yang kemudian berpadu menjadi bercak hitam 2. Tipe Marasmus Marasmus terjadi akibat kekurangan energi gangguan gizi ini biasanya terjadi pada anak usia tahun pertama yang tidak mendapat cukup ASI (Air Susu Ibu). Gejalanya adalah berat badan sangat rendah, kemunduran pertumbuhan otak, wajah anak seperti orang tua (old face), ukuran kepala tidak sebanding dengan ukuran tubuh, cengeng dan apatis (kesadaran menurun), mudah terkena penyakit infeksi, kulit kering dan berlipat-lipat karena tidak ada jaringan lemak dibawah kulit, sering diare, rambut tipis dan mudah rontok. 3. Tipe kwashiorkor marasmus Penyakit ini timbul jika makan sehari-hari anak tidak cukup mengandung energi dan protein untuk pertumbuhan normal Obesitas Anak yang mengalami berat badan berlebih (overweight) dan kelebihan lemak dalam tubuh (obesitas). Apabila selalu makan dalam porsi besar dan tidak diimbangi dengan aktivitas yang seimbang. Dampak obesitas pada anak dapat menyebabkan tingginya kadar kolesterol dan lemak dalam darah. Gangguan pernafasan dan komplikasi ortopedik (tulang). Upaya agar terhindar dari obesitas yaitu orang tua perlu perlu melakukan pencegahan seperti mengendalikan seperti mengendalikan pola makan anak agar tetap seimbang.

-

-

Kurang vitamin A Penyakit mata yang diakibatkan oleh kurangnyay vitamin A disebut Xerophtamia, penyakit ini merupakan penyakit kebutaan yang sering terjadi pada anak-anak usia 2-3 tahun. Hal ini karena setelah disapih , anak tidak dberikan makanan yang memenuhi syarat gizi (Ferbri, dkk, 2008). 1. Tanda-tanda dan gejaladari kekurangan vitamin A Kekurangan Vitamin A bisa mengakibatkan pandangan

berkurangan di malam hari, pertumbuhan lambat, kulit kering flu dan gangguan pernafasan, anak-anak sangat mudah terkena kekurangan vitamin A dan beresiko buta. 2. Pencegahan kekurangan vitamin A a. Banyak makan makanan yang mengandung vitamin A dan pastikan memberi makan anak b. Berii kapsul vitamin A setiap 6 bulan c. Beri ASI pada anak GAKY Anemia adalah keadaan dimana kadar hemoglobin darah kurang dari normal. Anemia pada anak disebabkan kebutuhan Fe yang meningkat akibat pertumbuhan si kecil yang pesat dan infeksi akut berulang, gejala anak tampak lemas, mudah lelah dan pucat.

-

5. Mengontrol dan menghindari kurag gizi 1. ASI Ekslusif sampai dengan usia 6 bulan (Hanya ASI, tidak susu formula, air, teh, atau makanan keras. Dikarenakan sulit dicerna untuk bayi baru lahir dan mengandung agen infeksi). 2. Memberikanan makanan secarar teratur dari mulai 6 bulan sebagai tambahan dari ASI, makanan lunak bergizi, termasuk telur daging yang ditumbuk, minyak, gula dan kedelai, 3-4 kali perhari. 3. Memonitor pertumbuhan anak dan pendidikan kesehatan : semasa posyandu tiap bulan, berat anak harus diukur dan ditandai pada grafik perkembangan anak. 4. Penggunaan vitamin dan mineral untuk mencegah kekurangan gizi

a. Gunakan garam beryodium untuk kebutuhan masak ksehari-hari. b. Vitamin A : satu dosis diminum pada masa umur delapan minggu pertama setelah melahirkan dan dua kali setahun. Sebagai tambahan, pemberian obat cacing pada anak dibawah 2 tahun dua kali setahun unutk mengurangi dampak kecacingan, meningkatkan berat badan dan mencegah anemia

DAFTAR PUSTAKA

Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com