Upload
lynguyet
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Seminar Tugas Akhir
PERBANDINGAN KEAKURASIAN TENSIMETER SPHYGMOMANOMETER OTOMATIS
NON-INVASIF TERHADAP LENGAN DAN NIBP SIMULATOR
Aulia Hapsari Ayu Normaningtyas1,Andjar Pudji
2, Dyah Titisari
3
Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya
Jln. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya
ABSTRAK
Keakuratan pengukuran tekanan darah adalah elemen utama dalam diagnosa maupun
tindakan pencegahan penyakit kardiovaskular dan penyakit stroke. Tensimeter manual air raksa sudah
digunakan lebih dari 100 tahun dan juga telah dianggap sebagai “gold standard” alat pengukur
tekanan darah yang mana pedoman pengobatan dikembangkan Namun masalah yang berkembang
saat ini di lapangan adalah para pengguna Sphygmomanometer otomatis non-invasif meragukan
keakurasian pengukuranya.
Dalam penelitian ini penulis akan membandingkan keakurasian Sphygmomanometer Otomatis
Non-Invasif dengan Tesimeter Maual Air Raksa terhadap lengan dan NIBP simulator berdasarkan
posisi alat, dan ukuran manset.
Secara akurasi Sphygmomanometer Non-Invasif dan Pasien Monitor tidak ada perbedaan
dengan Tensimeter Manual Air Raksa dengan perbedaan terkecil sebesar 0,06 mmHg. terdrapat
perbedaan hasil sistol dan distol menggunakan manset ukuran adult dengan maset ukuran large adult
dengan perbedaan tertinggi sebesar 3,80 mmhg . Terdrapat perbedaan hasil sistol dan distol pada saat
posisi alat 10 cm diatas lengan dengan posisi alat 10 cm dibawah lengan dengan perbedaan tertinggi
sebesar -1,50 mmhg. dapat disimpulkan bahwa Sphygmomanometer Non-Invasif dan Pasien Monitor
tidak ada perbedaan dengan Tensimeter Manual Air Raksa
Kata kunci : Tensimeter Manual Air Raksa, Sphygmomanometer Non-Invasif, Pasien Monitor,
Ukuran Manset , Posisi Alat.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keakuratan pengukuran tekanan darah
adalah elemen utama dalam diagnosa maupun
tindakan pencegahan penyakit kardiovaskular
dan penyakit stroke. Tensimeter manual air raksa
adalah alat yang menyediakan sinyal dari sistolik
dan diastolik, atau kombinasi, hasil tekanan
darah dapat diperoleh melalui penggunaan
tranduser yang ditempatkan pada permukaan
tubuh (KMK No.118 thn 2014). Tensimeter
manual air raksa sudah digunakan lebih dari 100
tahun dan juga telah dianggap sebagai “gold
standard” alat pengukur tekanan darah yang
mana pedoman pengobatan dikembangkan
(O'Brien et Al. 2003, Pickering et al. 2005).
Namun seiring perkembangan teknologi
alat pengukuran tekanan darah, telah diproduksi
sphygmomanometer otomatis non-invasif , yang
mana metode pengukurannya menggunakan
metode oscilometric . Pada metode oscilometric
gelombang tekanan dihasilkan oleh dinding
arteri brakialis dan dirasakan oleh transduser
pada alat tersebut. Saat tekanan manset
dilepaskan, amplitudo gelombang tekanan
meningkat dan mencapai puncak rata-rata
tekanan intraarterial (MAP), kemudian menurun
lagi. Titik amplitudo maksimum (MAP) itulah
yang terdeteksi oleh perangkat osilasi (Susan
Buchanan 2009). Tidak ada SBP (Systolic
Blood Pressure) yang jelas dan titik DBP
(Dystolic Blood Pressure) pada gelombang
tekanan, sehingga sistolik dan tekanan diastolik
dihitung secara elektronik dengan menggunakan
algoritma . Misalnya tekanan darah sistolik
Seminar Tugas Akhir
dihitung sebagai titik MAP 50% dan diastolic
pada 80%, atau rasionya mungkin 40% untuk
SBP dan 5% untuk DBP (Jilek dan Fukushima
2005).
Berdasarkan Surat Edaran Pengendalian
Dampak Kesehatan Akibat Penggunaan Merkuri
dengan Nomor surat : HK.02.02/B.III/2353/2017
oleh Kementrian kesehatan Republik Indonesia
yang salah satu nya menyebutkan untuk
3melakukan pengurangan / eleminasi alat
kesehatan mengandung merkuri pada
Fasyankes secara bertahap, dengan cara tidak
lagi melakukan pembelian peralatan kesehatan
yang mengandung merkuri namun dengan
alkes alternatifnya.
Namun masalah yang berkembang saat
ini di lapangan adalah para pengguna
Sphygmomanometer otomatis non-invasif
meragukan keakurasian pengukuranya. Hal ini
didasari oleh laporan dan keluhan yang diterima
oleh penulis (dimana hasil pengukuran sebagian
besar Sphygmomanometer otomatis non-invasif
hasilnya cendurung lebih tinggi dibandingkan
tensimeter manual air raksa pada pasien yang
sama) serta hasil pengamatan sekilas yang
dilakukan oleh penulis. Dilain sisi kegitan
kalibrasi pada Sphygmomanometer otomatis
non-invasif oleh instansi penguji kalibrasi
mendapat predikat laik dengan kalibrator
tertelusur yang digunakan untuk pengujian.
Sehingga perlu dilakukan penelitian apa
penyebab terjadinya selisih dan simpangan
pengukuran pada Sphygmomanometer otomatis
non-invasif dibandingkan tensimeter manual air
raksa pada pasien yang sama. Selain itu
berdasarkan standart profesi elektromedis
Nomor 371/MENKES/SK/III/2007 peneliti
sebagai tenaga elektomedis mampu
melaksanakan penyuluhan/pengajaran/ penelitian
alat kedokteran/kesehatan, sehingga penelitian
yang dilakukan sesuai dengan peran sebagai
elektromedis.
Karena penelitian ini diharapakan dapat
mengetahui penyebab terjadinya selisih dan
simpangan pengukuran pada
Sphygmomanometer otomatis non-invasif
dibandingkan tensimeter manual air raksa
pada pasien yang sama dan bisa dihasilkan
suatu standar pengoperasian alat yang benar
dan tepat. Selain itu dengan dilakukanya
penelitian ini dapat disusun standar prosedur
operasional pemeliharaan maupun standar
prosedur operasional kalibrasi alat yang baik
dan benar berdasarkan hasil dari penelitian.
Pada penelitian sebelumya dalam jurnal
Blood Pressure Measurement Guidelines for
Physical Therapists, dalam tabel Most Coomont
Source Of Error In Blood Pressure
Measurement Technique disebutkan bahwa ada
beberapa factor penyebab antara lain ukuran
manset, posisi lengan, serta perbedaan ukuran
lengan (Ethe M.Fraze,dkk.2011). Dalam
penelitian lain posisi alat tensimeter tidak
mempengaruhi hasil pengukuran. Penelitian
dilakukan oleh Yudha Adidarma
Marhaendra,dkk penelitian dengan judul
“Pengaruh Letak Tensimeter Terhadap Hasil
Pengukuran Tekanan Darah” menunjukan
bahwa posisi alat tensimeter tidak
mempengaruhi hasil pengukuran. Penelitian
menggunakan Sphygmomanometer otomatis
non-invasif , tensimeter digital dalam text asli
(Yudha Adidarma Marhaendra,dkk 2016). Selain
letak lengan menurut Evelyn Aryani dan Jo
Suherman dalam penelitianya berjudul “
Pengaruh Ukuran Manset Terhadap Hasil
Pengukuran Tekanan Darah” Ukuran manset
berpengaruh terhadap hasil pengukuran tekanan
darah. Pengukuran tekanan darah dengan
menggunakan manset yang lebih besar akan
menghasilkan hasil pengukuran tekanan darah
lebih rendah. Penelitian tersebut menggunakan
tensimeter manual air raksa (Evelyn Aryani dan
Jo Suherman,2009).
Berdasarkan hasil identifikasi dari latar
belakang masalah di atas, maka penulis ingin
melakukan penelitian dengan metode yang
berbeda. Dalam penelitian ini penulis akan
membandingkan keakurasian tensimeter
sphygmomanometer otomatis non-invasif
terhadap lengan dan NIBP simulator berdasarkan
posisi alat, ukuran manset dan ukuran lengan.
Seminar Tugas Akhir
Batasan Masalah
1. Penelitian menggunakan
Sphygmomanometer otomatis non-
invasif yang bersertifikat kalibrasi
dengan tiga spesifikasi yang berbeda.
2. Penelitian menggunakan tensimeter
manual air raksa bersertifikat kalibrasi
dengan dua spesifikasi yang berbeda.
3. Menggunakan satu spesifikasi Pasien
Monitor bersertifikat kalibrasi dengan
hanya melakukan pengukuran pada
paremeter Non Invasif Blood Pressure
saja.
4. Menggunakan satu spesifikasi NIBP
Simulator
5. Sampel berjumlah adalah 6 orang.
6. Ukuran lengan sampel adalah Adult atau
berkisar antara 27-34 cm.
7. Lengan diganti dengan pipa PVC dengan
ukuran 3 inch.
8. Posisi lengan sampel dibanding dengan
tensimeter manual air raksa adalah 10
cm diatas dan 10 cm dibawah .
9. Posisi lengan sampel dibanding dengan
Sphygmomanometer otomatis non-
invasif adalah 10 cm diatas dan 10 cm
dibawah .
10. Posisi lengan sampel dibanding dengan
Pasien Monitor adalah 10 cm diatas dan
10 cm dibawah .
11. NIBP Simulator dibanding dengan
Sphygmomanometer otomatis non-
invasif adalah 10 cm diatas dan 10 cm
dibawah .
12. Posisi NIBP Simulator dibanding dengan
Pasien Monitor adalah 10 cm diatas dan
10 cm dibawah .
13. Ukuran manset terdiri dari 2 ukuran
yang berbeda yaitu,Adult dan Large
adult
14. Panjang selang tensimeter manual air
raksa dengan tensimeter
sphygmomanometer otomatis non-
invasif adalah sama.
15. Melakukan pengulangan pengambilan
data sebanyak 3 kali setiap pengukuran.
Rumusan Masalah
“Dapatkah diketahui keakurasian hasil
pengukuran tensimeter sphygmomanometer
otomatis non-invasif terhadap lengan dan NIBP
simulator berdasarkan posisi alat, ukuran lengan
dan ukuran manset?”
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Diketahuinya keakurasian hasil pengukuran
tensimeter sphygmomanometer otomatis non-
invasif terhadap lengan dan NIBP simulator
berdasarkan posisi alat, ukuran lengan dan
ukuran manset
Tujuan Khusus
1. Melakukan pengukuran dan
pengambilan data menggunakan
tensimeter manual air raksa dengan
posisi 10 cm diatas dan 10 cm dibawah
terhadap sampel serta menggunakan 2
ukuran manset yang berbeda yaitu Adult
dan Large adult .
2. Melakukan pengukuran dan
pengambilan data menggunakan
Sphygmomanometer otomatis non-
invasif dengan posisi 10 cm diatas dan
10 cm dibawah terhadap sampel serta
menggunakan 2 ukuran manset yang
berbeda yaitu Adult dan Large adult .
3. Melakukan pengukuran dan
pengambilan data menggunakan Pasien
Monitor dengan posisi 10 cm diatas dan
10 cm dibawah terhadap sampel serta
menggunakan 2 ukuran manset yang
berbeda yaitu Adult dan Large adult .
4. Melakukan pengukuran dan
pengambilan data menggunakan
Sphygmomanometer otomatis non-
invasif dengan posisi 10 cm diatas dan
10 cm dibawah terhadap NIBP
Simulator serta menggunakan 2 ukuran
manset yang berbeda yaitu Adult dan
Large adult
5. Melakukan perbandingan hasil
pengukuran Sphygmomanometer
Seminar Tugas Akhir
otomatis non-invasif dan Pasien Monitor
terhadap sampel dengan hasil
pengukuran Sphygmomanometer
otomatis non-invasif dan Pasien Monitor
terhadap NIBP Simulator.
6. Melakukan analisis hasil pengukuran
Sphygmomanometer otomatis non-
invasif dan Pasien Monitor terhadap
sampel dengan hasil pengukuran
Sphygmomanometer otomatis non-
invasif dan Pasien Monitor terhadap
NIBP Simulator maupun tensimeter
manual hasil pengukuran air raksa
terhadap sampel.
Manfaat
Manfaat Teoritis
1. Menambah wawasan tentang
penggunaan alat dengan baik
2. Sebagai bahan penelitian
selanjutnya
Manfaat Praktis
1. Membuat Standar Prosedur
Operasional pengoperasian
yang benar sehingga hasil
pengukuran lebih akurat dan
tepercaya.
2. Mengetahui dan bisa menyusun
Standar Prosedur Operasional
pemeliharaan alat yang baik
dan benar.
3. Mengetahui dan bisa menyusun
Standar Prosedur Operasional
Kalibrasi alat yang baik dan
benar.
4. Mendukung program dari
pemerintah berdasarkan Surat
Edaran Pengendalian Dampak
Kesehatan Akibat Penggunaan
Merkuri dengan Nomor surat :
HK.02.02/B.III/2353/2017 oleh
Kementrian kesehatan
Republik Indonesia.
5. Menjalankan peran sebagai
elektromedis dimana bisa
menjadi evaluator dan bisa
melakukan penelitian tentang
alat kesehatan.
6. Efektifnya penggunaan
Sphygmomanometer otomatis
non-invasif dan di rumah sakit
TINJAUAN PUSTAKA
Sphygmomanometer
Suatu sphygmomanometer atau Blood
Pressure Meter adalah instrumen yang
digunakan untuk mengukur tekanan darah arteri
secara tidak langsung (Non Invasive) dengan
bantuan stetoskop.
Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang
ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan
puncakterjadi saat ventrikel berkontraksi dan
disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik
adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung
beristirahat. (Smeltzer & Bare, 2001).
NIBP Simulator
Desain parameter NIBP dari pasien
monitor diperlukan sebagai bukti bahwa
peralatan aman dan efektif untuk digunakan
dalam diagnosis, pengobatan penyakit dan
kondisi kronis, maupun dalam resep obat dan
terapi lain. Pengujian ini diatur oleh standar
nasional dan internasional untuk kinerja
minimum dan keselamatan (misalnya, AAMI
/ ANSI SP10, IEC 80601-1-2-30, dll). Kinerja
monitor NIBP diminta untuk dievaluasi atau
diuji selama pemeliharaan terjadwal oleh
produsen. pengujian kinerja ini rinci dalam
prosedur tes direkomendasikan yang biasanya
ditemukan dalam Manual Servis untuk model
monitor pasien tertentu
Kesalahan Yang Menyebabkan
Terjadinya Kesalahan Pengukuran
Tekanan Darah
Mengontrol kesalahan dalam
pengukuran tekanan darah secara teknik penting
Seminar Tugas Akhir
jika harus diperoleh pembacaan yang akurat.
Salah satu sumber umum dari interpretasi
tekanan darah yang tidak akurat, khususnya di
antara pria dan wanita yang lebih tua, adalah
efek jas putih yang terjadi ketika tekanan darah
hanya menjadi tinggi di hadapan petugas
pengukur perawatan kesehatan.
Tabel Sumber Kesalahan Umum Dalam Teknik
Pengukuran Tekanan Darah
No Jenis Kesalahan
1. Ukuran Manset Dan Aplikasinya
2. Posisi Lengan
3. Perbedaan Ukuran Lengan
4. Waktu Istirahat Dari Pengukuran
Sebelumnya
5. Metode Inflasi/ Deflasi
6. Konsentrasi Dalam Pengukuran
7. Digit Bias
8. Kebocoran Dalam Pengulangan
Pengukuran
9. Waktu Antar Pengukuran
10. Kebocoran Dalam Kalibrasi /
Pemeliharaan Alat Pengukuran
11. Posisi Tubuh
12. Tekanan Otot
13. Kualitas Stethoscope
14. Tingkat Keahlian Pengukur
(sumber : Frese EM, Fick A, Sadowsky HS.(
2011).Blood pressure measurement guidelines
for physical therapists. Cardiopulm Phys Ther
J. )
Masalah"miscuffing" merupakan yang
paling sering terjadi dalam kesalahan dalam
pengukuran tekanan darah. The American Heart
Association Guidelines terbaru tentukan bahwa
manset yang tepat memiliki panjang bladder
sebesar 80% dan lebar minimal 40% dari
lingkar lengan. Terapis harus menentukan
ukuran manset yang tepat dengan menentukan
kelilingnya lengan di titik setengah jalan antara
olecranon dan proses akromion.
Meskipun demikian, penting untuk
menggunakan ukuran manset yang benar saat
mengukur tekanan darah, umumnya diakui
bahwa pengukuran kesalahan lebih besar dengan
manset berukuran kecil daripada dengan manset
besar. Tabel berikut menyajikan rekomendasi
untuk ukuran manset ideal untuk digunakan
secara klinis.
Tabel Rekomendasi Ukuran Manset Yang Ideal
Lingkar Lengan
(Cm)
Ukuran manset
(cm)
Up To 10 4 X 8 Newborn
>10-15 6 X 12 Infant
15 To 22 9 X 18 Child
22 To 26 12 X
22
Small
Adult
27 To 34 16 X
30
Adult
(Standard)
35 To 44 16 X
36
Large
Adult
45 To 52 16 X
42
Adult
Thigh
Rasio optimal untuk lebar lengan dan
panjang untuk keliling disajikan hanya
untuk ukuran manset dewasa kecil dan
standar, karena lebar ideal: rasio lingkar
tidak praktis secara klinis untuk orang
dewasa besar dan manset paha (meskipun
panjang ideal: rasio lingkar disajikan).
(sumber : Frese EM, Fick A, Sadowsky HS.(
2011).Blood pressure measurement guidelines
for physical therapists. Cardiopulm Phys Ther J.
)
Akurasi
Akurasi didefinisikan sebagai,
“Kemampuan pengukuran untuk
mencocokkan nilai sebenarnya dari kuantitas
yang diukur” Presisi didefinisikan sebagai,
“(1) Kemampuan pengukuran secara
konsisten direproduksi” dan “(2) Jumlah yang
signifikan angka yang nilai telah andal
diukur”.
Uji Validitas
menurut Sugiharto dan Sitinjak (2006),
validitas berhubungan dengan suatu peubah
Seminar Tugas Akhir
mengukur apa yang seharusnya diukur.
Validitas dalam penelitian menyatakan derajat
ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi
sebenarnya yang diukur.
Uji Paired T Test
Fungsi dari T Test Dependent adalah
untuk membandingkan rata – rata dua group
yang saling berpasangan. Sampel berpasangan
dapat diartikan sebagai sebuah sampel dengan
subjek yang sama namun mengalami 2
perlakukan atau pengukuran yang berbeda, yaitu
pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan
sebuah perlakuan. Selain itu untuk menguji
efektifitas suatu perlakukan terhadap suatu
besaran variabel yang ingin ditentukan
(Ridwan, 2009).
Metodologi
Diagram Penelitian
Keterangan : :
: Tidak Dilakukan
Penelitian
: Di lakukan Penelitian
Diagram Alir Pengambilan Data
Analisa penyebab kerusakan
Surat Edaran KEMENKES
HK.02.02/B.III/2353/2017
Di RSU Karsa Husada Batu terjadi
penyimpangan hasil pengukuran selisih dan
simpangan pengukuran pada
Sphygmomanometer otomatis non-invasif
dibandingkan tensimeter manual air raksa
pada pasien yang sama
Evaluasi
Implementasi
Kesalahan Prosedural Operasional
Keakuratan alat ditinjau dari sisi
teknis elektromedis (menggunakan
NIBP Simulator ) dan juga ke lengan
sampel.
Faktor :
1. Ukuran
Manset dan
aplikasinya
2. Ukuran
Lengan 3. Posisi Lengan
4. Waktu
Istirahat sebelum
pengukuran
sebelumnya 5. Metode
inflasiatau
deflasi 6. Konsentrasi
pengguna
7. Bias digit 8. Kebocoran
dalam
pengulangan
pengukuran
9. Waktu antar
pengulangan pengukuran
10. Kebocoran kalibrasi atau
pemeliharaan
dalam pengukuran
alat
11. Posisi tubuh 12. Tekanan otot
13. Kualitas
stetoskop 14. Tingkat
pelatihan
pengguna
Peneliti melakukan pengukuran Sphygmomanometer Otomatis
Non-Invasif dan Pasien Monitor menggunakan NIBP simulator
Melakukan Pengukuran Dan Pengambilan Data Menggunakan
Pasien Monitor
Menyiapkan Subjek Penelitian
Melakukan Pengukuran Lingkar
Lengan
Subjek Memiliki Lingkar
Lengan Antara 27-
34(Cm)
TIDAK
YA
Melakukan Pengukuran Dan Pengambilan Data Menggunakan
Sphygmomanometer Otomatis Non-Invasif
Pengukuran Dan Pengambilan Data Menggunakan Tensimeter
Manual Air Raksa
Selesai
Seminar Tugas Akhir
Peneliti menyiapkan subjek
penelitian, NIBP simulator dan tenaga
kesehatan (perawat) kemudian peneliti
melakukan pengukuran pada lingkar lengan
subjek dengan ketentuan subjek memiliki
lingkar lengan antara 27-34(cm). setelah itu,
melakukan pengukuran dan pengambilan data
menggunakan Tensimeter Manual Air Raksa
Spesifikasi A (halaman 26) dengan posisi 10
cm diatas dan 10 cm dibawah terhadap lengan
serta menggunakan 2 ukuran manset yang
berbeda yaitu adult dan large adult,
pengukuran dilakukan oleh tenaga kesehatan
(perawat). Selanjutnya , melakukan
pengukuran dan pengambilan data
menggunakan Tensimeter Manual Air Raksa
Spesifikasi B dengan posisi 10 cm diatas dan
10 cm dibawah terhadap lengan serta
menggunakan 2 ukuran manset yang berbeda
yaitu adult dan large adult, pengukuran
dilakukan oleh tenaga kesehatan (perawat).
Berikutnya adalah melakukan
pengukuran dan pengambilan data
menggunakan Sphygmomanometer Otomatis
Non-Invasif Spesifikasi A dengan posisi 10 cm
diatas dan 10 cm dibawah terhadap lengan
serta menggunakan 2 ukuran manset yang
berbeda yaitu adult dan large adult. Setelah itu
, melakukan pengukuran dan pengambilan data
menggunakan Sphygmomanometer Otomatis
Non-Invasif Spesifikasi B dengan posisi 10 cm
diatas dan 10 cm dibawah terhadap lengan
serta menggunakan 2 ukuran manset yang
berbeda yaitu adult dan large adult. Peneliti
melakukan pengukuran dan pengambilan data
menggunakan Sphygmomanometer Otomatis
Non-Invasif Spesifikasi C dengan posisi 10 cm
diatas dan 10 cm dibawah terhadap lengan
serta menggunakan 2 ukuran manset yang
berbeda yaitu adult dan large adult
melakukan pengukuran dan pengambilan data
menggunakan Pasien Monitor dengan posisi 10
cm diatas dan 10 cm dibawah terhadap lengan
serta menggunakan 2 ukuran manset yang
berbeda yaitu adult dan large adult
Untuk tahap akhir pengambilan data,
Peneliti melakukan pengukuran pada
Sphygmomanometer otomatis non-invasif
spesifikasi dan Pasien Monitor dengan
menggunakan NIBP simulator dengan posisi
10 cm diatas dan 10 cm dibawah terhadap
lengan serta menggunakan 2 ukuran manset
yang berbeda yaitu adult dan large adult
berdasarkan nilai yang didapat dari pengukuran
subjek ,pengkuran juga dilakukan dengan
posisi pipa vertical dan horizontal
HASIL DAN ANALISA DATA
Hasil Uji Statistik
Untuk menentukan hubungan antara
tekanan sistol dan diastol pada subjek di
tensimeter manual Air Raksa.
Spygmomnometer Non-Invasif dan Pasien
Monitor peneliti meggunakan uji statististik
paired-test
Grafik Hasil Penelitian
Hasil Uji Sistol Dan Diastol Pada Subjek -1
(a) Nilai Rata-Rata Tekanan Sistol Pada Subjek-
1
Seminar Tugas Akhir
(b) Nilai Rata-Rata Tekanan Diastol Pada
Subjek-1
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa
pada subjek ke-1 memiliki variasi hasil sistol
maupun diastol.niali sistol yang tertinggi
sebesar 111 mmHg (lampiran )adalah pada
pengukuran menggunakan Pasien Monitor
dengan kondisi observasi “Manset Adult Posisi
10 Cm Diatas Lengan” dan
Sphygmomanometer Otomatis Non-Invasif
Spesifikasi C dengan kondisi observasi
“Manset AdultPosisi 10 Cm Di bawah Lengan”
Pada grafik nilai diastol yang tertinggi sebesar
80 mmHg (lampiran) adalah pada pengukuran
menggunakan Sphygmomanometer Otomatis
Non-Invasif Spesifikasi A dengan kondisi
observasi “Manset Adult Posisi 10 Cm Di
bawah Lengan”.
Hasil Uji Sistol Dan Diastol Pada Subjek - 2. 2
Grafik Nilai Rata-Rata Tekanan Sistol Pada
Subjek-2
Grafik Nilai Rata-Rata Tekanan Diastol Pada
Subjek-2
Uji Beda Paired
Fungsi uji adalah untuk mengetahui
perbedaan setelah diberikan perlakuan tertentu
pada sampel.Sedangkan tujuan dari uji tersebut
adalah utntuk mengetahui ada atau tidak
adanya perbedaan.
Hasil Uji Beda Paired dengan Tensimeter
Manual Air Raksa Spesifikasi A
Pada penelitian ini uji beda paired
akan membandingkan hasil pengukuran sistol
dan diastol subjek pada peralatan ukur yang
digunakan (Sphygmomanometer Otomatis
Non-Invasif Spesifikasi A.
Sphygmomanometer Otomatis Non-Invasif
Spesifikasi B. Sphygmomanometer Otomatis
Non-Invasif Spesifikasi C dan Pasien moitor)
dibandingkan dengan pengukuran sistol dan
diastol subjek pada pembanding yaitu
Tensimeter Manual Air Raksa Spesifikasi A.
Hasil Uji Beda Paired Sistol Dengan Tensimeter
Manual Air Raksa Spesifikasi A
Seminar Tugas Akhir
Perbandingan Selisih
Mean
Sig. Keterangan
Sphygmomanometer
otomatis non-invasif
spesifikasi A. adult
posisi 10 cm diatas
lengan
8.47 0.88 Tidak Signifikan
Sphygmomanometer
otomatis non-invasif
spesifikasi A. large adult
posisi 10 cm diatas
lengan
-0.32 0.94 Tidak Signifikan
Sphygmomanometer
otomatis non-invasif
spesifikasi A. adult
posisi 10 cm bawah
lengan
4.67 0.17 Tidak Signifikan
Sphygmomanometer
otomatis non-invasif
spesifikasi A. large adult
posisi 10 cm bawah
lengan
2.02 0.59 Tidak Signifikan
Sphygmomanometer
otomatis non-invasif
spesifikasi B. adult posisi
10 cm diatas lengan
5.08 0.06 Tidak Signifikan
Sphygmomanometer
otomatis non-invasif
spesifikasi B.large adult
posisi 10 cm diatas
lengan
-1.01 0.82 Tidak Signifikan
Sphygmomanometer
otomatis non-invasif
spesifikasi B. adult
posisi 10 cm bawah
lengan
3.95 0.28 Tidak Signifikan
Sphygmomanometer
otomatis non-invasif
spesifikasi B. large adult
posisi 10 cm bawah
lengan
-1.20 0.78 Tidak Signifikan
Sphygmomanometer
otomatis non-invasif
spesifikasi C.adult posisi
10 cm diatas lengan
10.92 0.00 Signifikan
Sphygmomanometer
otomatis non-invasif
spesifikasi C. large adult
10.73 0.00 Signifikan
posisi 10 cm bawah
lengan
Sphygmomanometer
otomatis non-invasif
spesifikasi C. l adult
posisi 10 cm bawah
lengan
8.90 0.02 Signifikan
Sphygmomanometer
otomatis non-invasif
spesifikasi C. large adult
posisi 10 cm bawah
lengan
0.46 0.91 Tidak Signifikan
Pasien Monitor. adult
posisi 10 cm diatas
lengan
3.53 0.39 Tidak Signifikan
Pasien Monitor. large
adult posisi 10 cm diatas
lengan
-1.93 0.61 Tidak Signifikan
Pasien Monitor. adult
posisi 10 cm bawah
lengan
1.34 0.75 Tidak Signifikan
Pasien Monitor. large
adult posisi 10 cm bawah
lengan
-3.20 0.37 Tidak Signifikan
Sumber : Lampiran
Pada Tabel 4.3.2.1 (a).
Memperlihatkan bahwa nilai signifikan yang
dihasilkan pada pengujian lebih besar dari nilai
α = 0.05 atau p > α = 0.05. Maka tidak ada
perbedaan hasil pengukuran sistol pada
Sphygmomanometer OtomatisNon-Invasif
Spesifikasi A., Sphygmomanometer Otomatis
Non-Invasif Spesifikasi B,
Sphygmomanometer Otomatis Non-Invasif
Spesifikasi C dan Pasien moitor dibandingkan
dengan pengukuran sistol subjek pada
pembanding yaitu Tensimeter Manual Air
Raksa Spesifikasi A.
Dari uji tersebut terdapat 13 (tiga
belas) uji pasangan yang tidak signifikan dan 3
( tiga) uji pasangan yang signifikan.
PEMBAHSAN
Seminar Tugas Akhir
Pembahasan Uji Validitas
Berdasarkan perhitungan uji validitas
di bab IV dapat disimpulkan bahwa nilai error
memiliki perbedaan variasi dari ±0,00 mmHg
sampai 15,57 mmHg di semua perlatan dengan
posisi pipa vertical maupun horizontal, dapat
dikatakan alat memiliki daya stabilitas saat
menggunakan NIBP Simulator dengan posisi
pipa vertical maupun horizontal.
Diketahui bahwa nilai error tertinggi
adalah pada alat Sphygmomanometer Non-
Invasif B sebesar 15.57 mmHg. Hal tersebut
menunjukan bahwa besarnya nilai error
dipengaruhi oleh kualitas alat.Selain itu alat
tersebut memiliki nilai Standar Deviasi dan UA
tertinggi yaitu 18.77 mmHg dan 10.84
mmHg.Hal tersebut menunjukan bahwa
semakin tinggi nilai Standar Deviasi semakin
tinggi variasi data dan UA yag tinggi
menunjukan semakin rendah tingkat kestabilan
alat yang diuji.
Hal ini bisa dihubungkan dengan
kualitas dan keakurasian Sphygmomanometer
Non-Invasif B yang mana adalah jenis kriteria
Homecare Blood Pressure (HBP) dimana
sesuai dengan yang tercatum dalam jurnal
Jennifer S. Ringrose,dkk (An Assessment of the
Accuracy of Home Blood PressurMonitors
When Used in Device Owners.2017)
disimpulkan bahwa tidak diterimanya
keakurasian HBP dalam 5mmHg di hampir
70% subjek(pasien). Hasil penelitian tersebut
berkaitan dengan pengujian validasi
mengguakan NIBP Simulator yang dilakukan
oleh peneliti.
Pembahasan Uji Beda Paired t
Perbedaan Sphygmomanometer
Non-Invasif dan Pasien Monitor Dengan
Tensimeter Manual Air Raksa Pada
Tekanan Sistol Dan Diastol Subjek.
Perbedaan tekanan darah
Sphygmomanometer Non-Invasif pada
spesifikasi A, B,dan C serta Pasien Monitor
Dengan Tensimeter Manual Air Raksa A dan B
pada Bab IV, terdapat perbandingan tidak
signifikan dan signifikan.
Diketahui berdasarkan uji paried t-
test dipeoleh prosentase jumlah perbandingan
tidak signifikan dan signifikan dengan uraian
sebagai berikut :
1. Tekanan Sistol :terdapat 87,5 %
jumlah perbandingan uji yang tidak
signifikan dan 12,5 % jumlah
perbandigan uji yang signifikan.
2. Tekanan Diastol : terdapat 59,37 %
jumlah perbandingan uji yang tidak
signifikan dan 40,63 % jumlah
perbandigan uji yang signifikan.
Dari uraian diatas dapat diketahui
pada keseluruhan uji perbedaan
Sphygmomanometer Non-Invasif pada
spesifikasi A, B ,dan C serta Pasien Monitor
Dengan Tensimeter Manual Air Raksa
spesifikasi A dan B prosentase tidak signifikan
memiliki jumlah yang lebih besar
dibandingkan dengan prosentase signifikan.
Sehingga pada uji tersebut diketahui tidak ada
perbedaan antara Sphygmomanometer Non-
Invasif pada spesifikasi A, B ,dan C serta
Pasien Monitor Dengan Tensimeter Manual
Air Raksa spesifikasi A dan Bpada tekanan
sistol dan diastol subjek.
Hasil penelitian ini menjelaskan
bahwa penggantian Tensimeter Manual Air
Raksa Dengan Sphygmomanometer Non-
Invasif dan Pasien Monitor bisa dilakukan. Hal
ini didukung oleh penelitian Christine A’Court
,dkk.(2011) Type and accuracy of
sphygmomanometersin primary care: a cross-
sectional observational study dikatakan bahwa
Sphygmomanometer Non-Invasif telah
menggantikan sebagian besar Tensimeter
Manual Air Raksa dalam perawatan kesehatan
primer dan memiliki akurasi yang setara.
Seminar Tugas Akhir
Selain itu hasil penelitian ini dapat
mendukung progam pemeritah dengan adanya
Surat Edaran Pengendalian Dampak Kesehatan
Akibat Penggunaan Merkuri dengan Nomor
surat : HK.02.02/B.III/2353/2017 oleh
Kementrian kesehatan Republik Indonesia.
Sedangkan hasil uji beda paired
t-test hasil uji yang signifikan, asumsi peneliti
adalah disebabkan oleh beberapa faktor
eksternal yang mempengaruhi pengukuran
tekanan darah. Yudha, A.M, (2016)
dalampenelitiannya Pengaruh Letak
Tensimeter Terhadap Hasil Pengukuran
Tekanan Darah, menyebutkan bahwa
faktoreksternal yang mempengaruhi antara lain
adalah posisi duduk, keadaan psikologis
subjek, dan indeks masa tubuh subjek. Namun
hal ini diluar batasan masalah dalam
penelitian, sehingga tidak menjadi pembahasan
dalam penelitian ini.
Perbedaan Hasil Sistol Dan Distol
Menggunakan Manset Ukuran Adult Dengan
Maset Ukuran Large Adult.
Pengujian perbandingan perbedaan hasil
sistol dan distol menggunakan maset ukuran
adultdengan maset ukuran large adult, bertujuan
mengetahui hasil pengukuran tekanan darah
meggunakan dua (2) ukuran manset, yaitu
ukuran Adult dan Large Adult pada subjek
pengukuran dengan ukuran lengan subjek antara
27-34 cm atau masuk dalam kategori ukuran
lengan Adult.
Berdasarkan Tabel 4.3.2.3 pada Bab IV,
diketahui terdapat perbedaan antara ukuran
manset Adultdan Large Adult. Pada uji tersebut
di dapat perbedaan tekanan sistol sebesar 3,80
mmHg antara menggunakan maset ukuran adult
dan Large Adult serta 2,29 mmHg tekanan
diastol antara menggunakan maset ukuran
adultdan Large Adult.
Sehingga ukuran large adult memiliki
perbedaan hasil dibandigkan pengukuran
meggunakan ukuran adult yang merupakan
ukuran ideal dalam penelitian ini berdasarkan
ukuran legan subjek.
Menurut Frese EM, dkk dalam
bukunya Blood pressure measurement
guidelines for physical therapistsdisebutkan
bahwa penggunaan ukuran manset
pengukuran tekanan darah seharusya sesuai
dengan ukuran lengan subjek. Hal ini untuk
menghindari bias pembacaan yang di akibatkan
oleh ketidaksesuaian ukuran manset.
Hasil penelitian sesuai dengan
penelitian yang dilakukanoleh SprafkaJM,dkk.
2009 dalam The effect of cuff size on blood
pressure measurements in adults. Para peneliti
tersebut menemukan bahwa tekanan darah
sistolik dan diastolik lebih tinggi 2-6 mmHg
pada laki-laki dan 3-4 mmHg lebih tinggi pada
perempuan bila ukuran manset lebih kecil dari
seharusnya. Tekanan darah sistolik dan
diastolik lebih rendah 3-5 mmHg pada laki-laki
dan 1-3 mmHg lebih rendah pada perempuan
bila ukuran manset lebih besar dari seharusnya
Sebagaimana diketahui fungsi manset
dalam peralatan pengukur tekanan darah adalah
sebagai media yang digunakan untuk menekan
pembuluh darah arteri. Dalam fungsinya,
semakin besar luas penampang nya (ukuran
masnset) maka akan semakin kecil tekanan
yang diberikan. Hal ini sesuai degan hukum
fisikatekanan dimana :
P = 𝐹
𝐴
Gambar rumus hukum tekanan
Keterangan:
p: Tekanan (N/m² atau dn/cm²)
F: Gaya (N atau dn)
A: Luas alas/penampang (m²
atau cm²)
Perbedaan Hasil Sistol Dan Distol Pada Saat
Posisi Alat 10cm Diatas Lengan DenganPosisi
Alat 10cm Dibawah Lengan
Seminar Tugas Akhir
Berdasarkan Tabel 4.3.2.4 pada Bab
IV, diketahui terdapat perbedaan antara hasil
pengukuran pada posisi alat 10 cm diatas
lengan daegan posisi alat 10cm di bawah
lengan. Pada uji tersebut di dapat perbedaan
tekanan sistol sebesar -1,50 mmHg serta -1,06
mmHg tekanan diastol pada posisi alat 10 cm
diatas lengan dengan posisi alat 10cm di bawah
lengan
Hasil penelitian ini tidak di dukung
oleh penelitian sebelumnya meskipun dengan
metode yang berbeda, bahwa tidak ada
perbedaan tekanan darah saat posisi alat sejajar
dengan posisi alat diatas jantung ( Yudha, A.M,
2016 ) dalam penelitian Pengaruh Letak
Tensimeter Terhadap Hasil Pengukuran
Tekanan Darah. Karena perbedaan metode,
dimana penelitian ini membandingkan posisi
alat diatas lengan dan dibawah lengan bukan
sejajar jantung ataupun diatas jantung.
Walaupun perbedaan nya hanya
sebesar -1,50 mmHg serta -1,06 mmHg, namun
hasil signifikan yang muncul dalam uji ini
diasumsikan disebabkan oleh gaya gravitasi
karena terkait posisi alat. Dalam penelitian
yang sama menyebutkan bahwa salah satu
faktor yang mempengaruhi pengukuran
tekanan darah adalah faktor gravitasi. Gravitasi
mempengaruhi segala aspek dalam kehidupan,
gravitasi memberi pengaruh terhadap alat
Tensimeter Manual Air Raksa, sedangkan
pada Sphygmomanometer Non-Invasif dan
Pasien Monitor tidak dipengaruhi oleh
gravitasi, gaya kohesi antara molekul gas dan
massa partikel gas yang kecil pada kedua alat
tersebut menyebabkan molekul-molekul gas
menjadi relatif bebas sehingga gas sangat kecil
dipengaruhi oleh gravitasi.
Perbedaan Posisi Pipa Vertical Dan
Horizontal Pada Pengukuran Menggunkan
NIBP Simulator.
Berdasarkan Tabel 4.3.2.5 (a) dan
4.3.2.5 (b) diketahui pada semua uji perbedaan
hasil pegukuran saat posisi pipa vertical dan
horizotal menggunakan NIBP Simulator
didapat hasil bahwa di semua pegujian tidak
ada perbedaan atau tidak
signifikan.Sebelumnya belum ditemukan
penelitian yang membahas khusus tentang
pengaruh posisi pipa vertical atau horizontal
terhadap hasil pegukuran menggunakan NIBP
Simulator.
Pada penelitian sebelumnya oleh
Gregor Gersˇak (2009) tentang A procedure for
evaluation of non-invasiveblood pressure
simulatorstidak disebutkan bagaimana posisi
pipa yang direkomendasikan dalam
pengukuran menggunakan NIBP Simulator.
Sehingga peneliti beasumsi bahwa pengukuran
tersebut berlaku untuk semua posisi pipa saat
melakukan pengukuran.
Dari pengujian ini dapat
dikatakan bahwa tidak ada perbedaan hasil
pengukuran tekanan darah saat pipa vertical
maupun horizontal dengan menggunakan NIBP
Simulator.
Perbedaan Hasil Pengukran Sistol Dan
Diastol Pada Subjek Dengan Hasil
Pengukuran Sistol Dan Diastole Pada NIBP
Simulator
Bedasarkan Tabel 4.3.2.6.1 (a),
4.3.6.1 (b),4.3.2.6.2 (a), dan 4.3.2.6.2 (b).)
Diketahui berdasarkan uji paried t test
diperoleh prosentase jumlah perbandingan
tidak signifikan dan signifikan dengan uraian
sebagai berikut :
1. Tekanan Sistol : terdapat
31,25 % jumlah
perbandingan uji yang tidak
signifikan dan 68.75 %
jumlah perbandigan uji yang
signifikan.
2. Tekanan Diastol : terdapat
65,62 % jumlah
perbandingan uji yang tidak
signifikan dan 34,38 %
jumlah perbandingan uji
yang signifikan.
Seminar Tugas Akhir
Hasil uji diatas menunjukan bahwa
beberapa pasangan uji yang tidak signifikan
atau tidak ada perbedaan sesuai dengan fungsi
dari NIBP Simulator yaituuntuk pemeriksaan
cepat dari monitor tekanan darah sebagai
bagian dari pemeliharaan teknis dan sistem
jaminan kualitas perawatan kesehatan.
Sehingga pada dasarnya tidak ada perbedaan
antara tekanan darah yang dihasilkan oleh
subjek dengan tekanan darah yangdyihasilkan
oleh NIBP Simulator.
Berdasarkan uraian tesebut dapat
dilihat bahwa terdapat pengujian yang hasilnya
sifgnifikan atau ada perbedaan, asumsi peneliti
hal ini disebabkan oleh nilai akurasi dari alat
NIBP Simulator, yaitu ±0,5 % Full
Scale(lampiran) yang berarti ada kemungkinan
hasil berbeda dibandingkan dengan hasil pada
subjek. Misalnya pada titik 100 mmHg,
kemungkinan alat akan membaca pada skala
99,5 mmHg atau 100,5 mmHg. Dalam
perhitungan statistik nilai kemungkinan dapat
dibaca bahwa ada perbedaan atau signifikan.
PENUTUP
Kesimpulan
Perbandingan hasil pengukuranS
phygmomanometer otomatis non-invasif dan
Pasien Monitor Secara akurasi
Sphygmomanometer Non-Invasif dan Pasien
Monitor tidak a da perbedaan dengan Tensimeter
Manual Air Raksa dengan perbedaan terkecil
sebesar 0,06 mmHg. Terdrapat perbedaan hasil
sistol dan distol menggunakan manset ukuran
adult dengan manset ukuran large adult dengan
perbedaan tertinggi sebesar 3,80 mmhg.
Terdapat perbedaan hasil sistol dan distol pada
saat posisi alat 10 cm diatas lengan dengan
posisi alat 10 cm dibawah lengan dengan
perbedaan tertinggi sebesar 3,80 mmhg. Tidak
terdrapat perbedaan hasil pengukuran Posisi Pipa
Vertical Dan Horizontal Pada Pengukuran
Menggunkan NIBP Simulator. Uji Validitas
meunjukan nilai error tertinggi adalah pada alat
Sphygmomanometer Non-Invasif Spesifikasi B
Saran
1. Saat pengukuran tekanan darah
sebaiknya menggunakan manset yang
sesuai dengan ukuran lengan subjek.
2. Pengembangan penelitian dapat
dilakukan dengan melakukan pada segi
elektronika pad aalat
Sphygmomanometer Non-Invasif terkait
keakurasian secara elekrtronikanya.
3. Ukuran manset small adult susah
ditemukan di pasaran
DAFTAR PUSTAKA
Adidarama,Yudha. 2016. Pengaruh Letak
Tensimeter Terhadap Hasil Pengukuran
Tekanan Darah.Universitas Diponegoro :
Semarang.
Ahmadi, Fajar. “Pengertian Statistik”.
https://www.kompasiana.com .Diakses
tanggal 13-05-2018
Ahmad, Dadan. “Perbedaan Akurasi Dan
Presisi”. Sridianti.Com. Diakses tanggal
13-05-2018
Christine A’Court , Richard Stevens, Sarah
Sanders, Alison Ward,Richard McManus
and Carl Heneghan. (2011) . Type And
Accuracy Of Sphygmomanometers In
Primary Care: A Cross-Sectional
Observational Study. British Journal of
General Practice.
Evelyn Aryani dan Jo Suherman,2009.
Pengaruh Ukuran Manset Terhadap Hasil
Pengukuran Tekanan Darah. Universitas
Kristen Maranatha : Bandung
Fluke biomedical ,NIBP monitoring and testing.
Frese EM, Fick A, Sadowsky HS.( 2011).Blood
pressure measurement guidelines for
physical therapists. Cardiopulm Phys Ther
J.
Gregor Gersˇak , Alesˇ Zˇ emva , Janko
Drnovsˇek. (2009). A Procedure For
Evaluation Of Non-Invasive Blood
Seminar Tugas Akhir
Pressure Simulators. International
Federation for Medical and Biological
Engineering
Ida Ayu Dwi Satmi Hredayantini.2016.DPM
Dengan Pemrosesan Data Otomatis.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya :
Surabaya
Jennifer S. Ringrose, Gina Polley,Donna
McLean, Ann Thompson, Fraulein
Morales, and Raj Padwal1. (2017). An
Assessment of the Accuracy of Home
Blood Pressure Monitors When Used in
Device Owners. American Journal of
Hypertension
Jo Anna M Shimek, Jorge Emmanuel,Peter Orris
and Yves Chartier.(2011). Replacement Of
Mercury Thermometers And
Sphygmomanometers In Health Care
.Technical guidance WHO
Menteri Kesehatan RI. 2014. Permenkes No.118.
tentang Kompendium Alat Kesehatan
Surat Edaran surat : HK.02.02/B.III/2353/2017
Kementrian kesehatan Republik Indonesia,
tentang Pengendalian Dampak Kesehatan
Akibat Penggunaan Merkuri .
Sprafka JM1, Strickland D, Gómez-Marín
O, Prineas RJ. (1991). The effect of cuff
size on blood pressure measurement in
adults.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20
54405. Diakses tanggal 12-11-2018
Susan Buchanan, MD, MPH. 2009 . Health
Care Research Collaboative : The
Accuracy of Alternatives to Mercury
Sphygmomanometers. October 2009
http://stikeswh.ac.id/tem/utama.php?mod=detail
&mud=no,142,12. Diakses tanggal 13-05-
2018
http://qmc.binus.ac.id/2014/11/01/u-j-i-v-a-l-i-
d-i-t-a-s-d-a-n-u-j-i-r-e-l-i-a-b-i-l-i-t-a-s/.
Diakses tanggal 13-05-2018
http://merlitafutriana0.blogspot.com/p/validitas-
dan-reliabilitas.html. Diakses tanggal 13-
05-2018
BIODATA PENULIS
Nama : Aulia Hapsari Ayu Normaningtyas
TTL : Bojonegoro, 1 Maret 1992