Upload
jimmy-harvian
View
74
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Sistem Kendali IndustriSistem Kendali IndustriSistem Kendali IndustriSistem Kendali IndustriSistem Kendali Industri
Citation preview
DESKRIPSI PERUSAHAAN
Profil Perusahaan
PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah
Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957
dengan nama PT PERMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi
PN PERMINA dan setelah merger dengan PN PERTAMIN di tahun 1968 namanya
berubah menjadi PN PERTAMINA. Dengan bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun
1971 sebutan perusahaan menjadi PERTAMINA. Sebutan ini tetap dipakai setelah
PERTAMINA berubah status hukumnya menjadi PT PERTAMINA (PERSERO) pada
tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22
tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
PERTAMINA menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di
dalam maupun di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang
kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut. PERTAMINA melaksanakan
kegiatan usaha sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil olahan
dan turunannya.
2. Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada saat
pendiriannya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang
telah mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi milik Perseroan.
3. Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquified Natural Gas (LNG) dan
produk lain yang dihasilkan dari kilang LNG.
4. Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan
usaha sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2, dan 3.
. Visi dan Misi serta Tata Nilai.
Visi dan Misi PERTAMINA adalah sebagai berikut:
Visi
Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia.
Misi
Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara terintegrasi,
berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.
Tata Nilai PERTAMINA
Pertamina menetapkan enam tata nilai perusahaan yang dapat menjadi pedoman bagi
seluruh karyawan dalam menjalankan perusahaan. Keenam tata nilai perusahaan
Pertamina adalah sebagai berikut:
CLEAN (BERSIH)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi
suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas tata
kelola korporasi yang baik.
COMPETITIVE (KOMPETITIF)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong
pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai
kinerja.
CONFIDENT (PERCAYA DIRI)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi
BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
CUSTOMER FOCUS (FOKUS PADA PELANGGAN)
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan
pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.
COMMERCIAL (KOMERSIAL)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan
berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
CAPABLE (BERKEMAMPUAN)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan
penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan
pengembangan.
Bidang Usaha
PERTAMINA mempunyai bidang usaha MIGAS dan panas bumi disektor hulu dan
sektor hilir.
Kegiatan Hulu
Kegiatan sektor hulu PERTAMINA merupakan upaya untuk mempertahankan
dan meningkatkan produksi minyak, gas dan panas bumi. Sasaran kegiatan hulu
adalah menemukan cadangan baru dan meningkatkan resource base serta
mengembangkan panas bumi sebagai sumber energi alternatif.
Selain berkonsentrasi di dalam negeri, kegiatan sektor hulu PERTAMINA
secara bertahap mulai merambah kegiatan diluar negeri melalui kerjasama di
Vietnam dan Irak, sedangkan kerjasama dengan beberapa negara Asia lain dalam
proses pengkajian.
Produksi minyak dan gas bumi PERTAMINA dan mitra tahun 2001 sebesar
105.894 BOPD dan 806 MMSCFD. Produksi PERTAMINA operasi sendiri
dihasilkan dari Daerah Operasi Hulu (DOH) NAD, Sumatera Bagian-Utara, Tengah,
Selatan, Jawa Bagian-Barat, Timur, Kalimantan serta Irian. Produksi panas bumi
PERTAMINA dan mitra tahun 2001 sebesar 45.276.320 ton, energi listrik yang
dihasilkan 5.909,7 gwh. Produksi PERTAMINA operasi sendiri dihasilkan dari area
panas bumi Kamojang-Jawa Barat, Sibayak-Sumatera Utara dan Lahendong-
Sulawesi Utara.
Kegiatan Hilir
a. Bidang Pengolahan
Kegiatan Pengolahan adalah upaya memproses minyak mentah dan gas bumi,
mengusahakan tersedianya produk-produk minyak dan bahan bakar minyak
(BBM), non BBM maupun bahan baku untuk kebutuhan industri dalam negeri
serta melayani pemasaran luar negeri. Perangkat kilang yang digunakan adalah
kilang minyak, kilang gas dan kilang petrokimia yang keseluruhannya
dioperasikan secara optimal, ekonomis dan efisien.
Dibidang pengolahan, Direktorat pengolahan PERTAMINA mempunyai visi
dan misi sebagai berikut :
Visinya adalah menjadi kilang terpercaya dan unggul di Asia Pasifik
Misinya adalah mengelola minyak dan gas bumi menjadi produk BBM dan non
BBM untuk memasok kebutuhan daerah Indonesia Timur dan Asia Pasifik secara
selektif. Dalam operasinya, secara selektif, memanfaatkan keahlian dan
kemampuan inti (core competence) yang dimiliki sebagai sumber pendapatan
tambahan.
Tujuannya adalah :
1. Memenuhi dan memuaskan kebutuhan stakeholder
2. Menghasilkan keuntungan optimal
3. Menjadi unit usaha yang unggul, bersaing dan berkembang.
Dalam melaksanakan usahanya selalu berdasarkan kepada tata nilai :
- Berwawasan lingkungan.
- Profesionalisme
- Kebanggan pegawai
- Penerapan teknologi secara efektif dan efisien
- Keadilan, kejujuran, keterbukaan, dan dapat di percaya
Gambar 2.1 Peta Lokasi Kilang PT PERTAMINA (Persero)
PERTAMINA saat ini memiliki 7 Unit Refinery Unit (RU) tersebar di seluruh
wilayah, yaitu:
1. RU I : Pangkalan Brandan (telah ditutup sejak tahun 2007)
2. RU II : Dumai
3. RU III : Plaju
4. RU IV : Cilacap
5. RU V : Balikpapan
6. RU VI : Balongan
7. RU VII : Sorong
Kapasitas produksi Kilang PERTAMINA secara keseluruhan adalah sebagai
berikut :
1). Kilang minyak: 105,2 MBCD (ribu barel/hari) yang meliputi kilang, Dumai,
Musi, Cilacap, Balikpapan, dan Kasim.
2). Kilang Petrokimia: 0.393 juta ton/tahun terdiri dari Kilang Paraxylene
Cilacap, Kilang Aromatik Plaju, Kilang Methanol Bunyu.
3). Kilang LNG: 31,05 juta ton/tahun terdiri dari Kilang LNG Bontang
Kalimantan Timur dan Kilang LNG Arun Aceh Utara.
4). Kilang LPG: 2,11 juta ton/hari terdiri dari Kilang LPG Pangkalan Berandan,
Tanjung Santan, Arjuna, Arun, Bontang, Tugu Barat dan Arar.
Sedangkan untuk Produksi dari Kilang-kilang ini antara lain :
1) Bahan Bakar Minyak (BBM) terdiri dari: Avigas, Premium, Minyak Tanah,
Minyak Bakar, Minyak Diesel dan Minyak Solar.
2). Non BBM: Lube Base Oil, Delayed Coke, Asphalt, Wax, Solvent, LSWR,
Naphtha, LPG ex Refinery.
3). Petrokimia: Polytam, Polypropylene, PTA (Purified Terepthalic Acid),
Methanol, Paraxylene, Benzene.
4). Liquified Natural Gas (LNG).
5). Liquified Petroleum Gas (LPG).
b. Bidang Pemasaran dan Niaga
Kegiatan Pemasaran dan Niaga mencakup upaya pembekalan dan pemasaran
distribusi produk-produk BBM serta perluasan pemasaran non BBM untuk
kebutuhan dalam negeri dalam jumlah yang cukup, mutu yang baik dan tepat
waktu, sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah dan pembangunan nasional.
Kebutuhan BBM dalan negeri saat ini mencapai sekitar 49,5 juta kilo liter yang
disalurkan melalui: Transit Terminal, Instalasi, Seafed Depot, Inland Depot, Pilot
Filing station dan SPBU. Penyaluran BBM di Pulau Jawa selain melalui angkutan
laut dan darat, sebagian disalurkan melalui pipa, karena selain biayanya lebih
murah juga dari segi keselamatan lebih handal.
c. Bidang Perkapalan
Untuk memelihara keandalan distribusi BBM dalam negeri dan sebagai penunjang
industri, dipersiapkan armada transportasi laut yang andal dan ekonomis. Dengan
meningkatnya kebutuhan BBM, maka muatan yang diangkut melalui laut ikut
meningkat.
PERTAMINA membutuhkan kekuatan armada tanker baik kapal milik maupun
kapal charter untuk mengangkut minyak mentah dan BBM sejumlah 72.471.000
LT (long Ton)/tahun. Dalam meningkatnya mutu dan pelayanan dibidang
transportasi laut, bidang Perkapalan telah memliki standar keselamatan yang
diisyaratkan oleh International Safety Management Code (ISM-Code) yaitu
berupa Document of Complience (DOC) serta Safety Management Certificate
(SMC), Standards of Training, Certification and Watchkeeping for seafarers
(STWC) serta mengikuti ketentuan Marine Polluition (MARPOL) dan Safety of
Life at Sea (SOLAS).
2.4. PT.PERTAMINA (Persero) REFINERY UNIT V BALIKPAPAN
PERTAMINA Unit Pengolahan V adalah salah satu dari Unit pengolahan yang dimiliki
PERTAMINA. Saat ini UPV memiliki dua Unit Kilang yaitu Unit Kilang Balikpapan I
dan Unit Kilang Balikpapan II. Kilang-kilang ini terletak di tepi teluk Balikpapan
dengan luas area sekitar 2.5 Km2. Kilang Balikpapan II dibangun tahun 1980 dan
resmi beroperasi pada November 1983 dengan kapasitas intake crude 200MBCD.
Selanjutnya kilang Balikpapan I diupgrade pada tahun 1995 dan beroperasi tahun 1997
dengan kapasitas intake crude 60MBCD.
Awal Perminyakan di Balikpapan
Kegiatan perminyakan di Balikpapan diawali dengan pengeboran minyak di
Balikpapan yang merupakan realisasi kerja sama antara J.H. Menten dengan firma
Samuel & Co. pada tahun 1896 Mr. Adams dari Samuel & Co di London mengadakan
penelitian di Balikpapan dan menyimpulkan bahwa daerah ini memiliki cadangan
minyak yang cukup besar. Penemuan ini mendorong dilakukannya pengeboran pada
tanggal 10 Februari 1897 dan menemukan minyak yang cukup komersial untuk
diusahakan.
Pada seminar sejarah tanggal 1 Desember 1984 disepakati bahwa peristiwa
pengeboran minyak ini (10 Februari 1897) merupakan hari jadi kota Balikpapan.
Keberadaan kegiatan produksi migas di Balikpapan telah memicu perkembangan kota
Balikpapan. Pembangunan saran kilang dan sarana penunjang seperti perkantoran,
perumahan, jalan dan sebagainya memberikan multiplier effect bagi pembangunan
kota Balikpapan.Disamping itu, adanya industri migas diikuti pula dengan kehadiran
tenaga kerja, adanya industri jasa seperti perdagangan, transportasi, perbankan,
perhotelan dan industri lainnya. Perkembangan ini memberikan dasar yang baik
terhadap pertumbuhan Balikpapan yang semula bertumpu pada ekonomi agraris
beralih pada ekonomi industri dan perdagangan.
Sejarah Kilang Balikpapan
Pembangunan kilang dimulai tahun 1899 oleh Shell Transport & Trading Ltd.
Selanjutnya pada tahun 1922 dibangun kilang balikpapan I. Kilang ini rusak akibat
perang Dunia II dan dibangun kembali tahun 1948 dengan kapasitas 60.000
barrel/hari. Pada tahun 1952, unit Destilasi kedua dibangun dengan kapasitas sama
yaitu 25.000 bpsd dan selanjutnya pada tahun 1954, unit Distilasi ketiga dibangun
dengan kapasitas produksi 10.000 bpsd. Unit Distilasi I, II, III, beserta HVU-I (High
Vacuum Unit) tersebut dikelompokkan dalam area Kilang Balikpapan I.
Berkaitan dengan penemuan minyak di sekitar Balikpapan oleh Kontraktor
Production Sharing (KPS), mendorong dibangun Kilang Balikpapan II pada tahun
1980 dengan kapasitas 200.000 barrel/hari. dengan dua unit pemrosesan mutakhir
yaitu Unit Hydrocracking Complex (HCC) dan Unit Hydroskimming Complex
(HSC). Kilang ini resmi beroperasi pada tanggal 1 November 1983.
Selanjutnya kilang Balikpapan I lama yang dibangun tahun dan 1948, 1952
dan 1954 diupgrade pada tahun 1995 dan beroperasi tahun 1997 dengan capacitas
60.000 barrel/hari, dengan memiliki dua unit Crude Destillation yaitu CDU-V dan
HVU-III
Fungsi dari Kilang Balikpapan atau Unit Pengolahan V ini adalah mengolah
minyak mentah menjadi produk-produk yang siap dipasarkan, yaitu Bahan Bakar
Minyak (BBM) dan Non Bahan Bakar Minyak (NBBM) untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri khususnya Kawasan Timur Indonesia. Pada mulanya Kilang didesain
untuk mengolah minyak mentah dari lapangan-lapangan minyak disekitar Balikpapan,
seperti Tanjung, Sepinggan, Handil, Bekapai, Attaka, Badak. Pada saat ini lapangan
lainnya seperti Minas, Duri, Arjuna, Widuri, Kakap, Belida, maupun minyak mentah
dari luar negeri seperti Tapis (Malaysia), Jabiru (Australia), Sarir (Libya), Nanhai, Xi
Chiang (Cina), Brass River, Pennington (Nigeria), Bach-Ho (Vietnam), Arabian
Superlight, Sahara Blend (Timur Tengah) dll.
Kilang Balikpapan II terdiri dari dua unit produksi, yaitu unit Hydroskimming
Complex (HSC) serta unit Hydrocracking Complex (HCC). Kedua unit ini
memproduksi bahan bakar minyak dan LPG.
1. Unit Hydro Skimming Complex (HSC), yang meliputi :
Crude Distillation Unit IV (CDU IV) – Plant 1
Naphta Hydrotreater Unit (NHTU) – Plant 4
Platformer Unit – Plant 5
LPG Recovery Unit – Plant 6
Sour Water Stripper Unit (SWS) – Plant 7
LPG Treater – Plant 9
2. Hydro Cracking Complex (HCC)
High Vaccum Unit II (HVU II) – Plant 2
Hydrocracking Unit (HCU) – Plant 3
Hydrogen Plant – Plant 8
Unit-unit penunjang : Cooling Water Unit (Plant 32), Boiler Feed Water
System (Plant 31), Fuel Gas System (Plant 15), Nitrogen Plant and Air
Instrument (Plant 35), dan Flare System (Plant 19).
Kilang Balikpapan I terdiri dari atas unit-unit :
a. Crude Distillation Unit V (CDU V)
b. High Vacuum Unit III (HVU III)
c. Dehydration Plant (DHP)
d. Wax Plant
e. Effluent Water Treatment Plant (EWTP)
Tata Letak Pabrik
Dalam penentuan letak kilang, faktor-faktor yang mempengaruhi meliputi biaya
operasional, biaya kontruksi, sarana dan prasarana, studi lingkungan, dampak sosial,
dan letak geografis. Pemilihan kota Balikpapan di Propinsi Kalimantan Timur sebagai
lokasi perluasan kilang didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:
1. Tersedianya pasokan minyak mentah yang cukup.
2. Tersedianya areal yang cukup luas untuk lokasi pabrik dan perkantoran.
3. Tersedianya sarana pelabuhan untuk distribusi minyak mentah dan hasil produksi.
4. Tepatnya lokasi untuk distribusi dengan tujuan pasar kawasan Indonesia Timur
mengingat produk dari kilang ini ditujukan memenuhi kebutuhan BBM dalam
negeri di kawasan tersebut.
Gambar 2.2. Letak Kilang PT Pertamina (Persero) UP V Balikpapan\
Struktur Organisasi Manajemen Perusahaan
Organisasi di PT PERTAMINA (Persero) Unit Pengolahan V Balikpapan
dibawah wewenang dan tanggung jawab General Manager Unit Pengolahan V dan
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Pengolahan. PT PERTAMINA
(Persero) Unit Pengolahan merupakan sistem organisasi lini dan staf yang dibagi atas
cabang-cabang berdasarkan regional. Struktur dan fungsi jabatan yang ada di
organisasi PT PERTAMINA (Persero) Unit Pengolahan V adalah sebagai berikut:
Gambar 2.3. Struktur Organisasi Pertamina UP V
Proses Produksi Kilang Refinery Unit V
Bahan Baku
PT PERTAMINA (Persero) Unit Pengolahan V Balikpapan beroperasi
pada kapasitas 260.000 barel/hari. Persediaan minyak mentah di
Balikpapan tidak cukup untuk memenuhi kapasitas tersebut, maka diambil
Crude Oil dari luar Kalimantan yaitu dari dalam negeri dan dari luar negeri.
Spesifikasi Crude Oil yang diolah sangat mempengaruhi komposisi
produk yang dihasilkan sehingga diperlukan Blending untuk memenuhi
spesifikasi desain operasi kilang Balikpapan.
a) Light Crude : menghasilkan banyak LPG, Light Nafta, dan Heavy Nafta
b) Medium Crude : menghasilkan banyak Kerosene dan Diesel Oil
c) Heavy Crude : menghasilkan banyak Long Residue
SVP REFINING OPERATION
GM RU V
Sr. Manager
Operation &
Manufacturing
Production Manager
HCCSection Head
Shift Superintend
en
IT RU VManager
Asman Operasi
KomputerAsman Operasi Komunik
asi
Manager HR Area
Analyst Organizati
onDevelopm
entHead of People
Dev.Head of
Industrial Rel.
Eng & DevManager
Pocess Engineerin
gSection
Head
Manager Keuangan
Region IVKabag. Kontroler
Kabag. Akt.Kilang
Kabag PBD
Maint.Plan & SupportManager
STRUKTUR ORGANISASIREFINERY UNIT V
Lampiran Surat KeputusanNomor : Kpts - 06/E00000/2009-S0
Tanggal : 24 Juli 2009
OPI TEAM
Ref.Plan & Optimizati
onManager
Maintenance
executionManager
HSECompliance
OfficerHSC
Section Head
Dis & WaxSection Head
BLTSection Head
UtilitiesSection Head
LaboratorySection Head
Project Engineerin
gSection
HeadFacility
Engineering
Section Head
En.Kon. & Loss
ControlSection
HeadTQM
Section Head
HSEManager
Environmental
Section HeadFire &
InsuranceSection
HeadSafetySection
HeadIndustrial
HygineSection
Head
Procurement
ManagerInventorySection
HeadPurchasin
gSection
HeadDist. Transport
& Warehousi
ngSection
Head
Contract Office
Section Head
General AffairsManager
LegalSection
HeadPublic
RelationSection
HeadSecuritySection
Head
ReliabilityManager
Equipment Rel.
Section HeadPlant Rel.
Section Head
Maintenance Area 1Section Head
Maintenance Area 2Section Head
Maintenance Area 3Section Head
Maintenance Area 4Section Head
General Maintenanc
e Section
Head
Planning & Scheduling
Section HeadStat.
InspectionSection
HeadElec & InstSection
HeadRE Inspection
Section Head
Ref.Planning
Section HeadSupply Chain
Optimization
Section Head
Budget & ReportingSection
Head
MANAGER HR REFINERY VP KEUANGAN MAN.IT REGION IV
Head ofIndustrial
Rel.Head ofMedical
Head ofHR
Services
TURN AROUNDSECTION HEAD
Equipment
Overhaul SH
Scheduling Mat & Ser. Supt
SH
WorkshopSection
Head
MANAGER TA
Pada awalnya, minyak mentah yang berasal dari tempat pengeboran
tengah laut diangkut oleh kapal – kapal tanker untuk disimpan sementara di
Terminal Lawe – lawe dan Terminal Balikpapan. Minyak tersebut akan di
blending menjadi mixed crude oil yang kemudian disalurkan ke UP V
Balikpapan melalui pipa – pipa bawah laut sepanjang 17 km.
Minyak mentah yang telah disalurkan ke PERTAMINA Unit
Pengolahan V Balikpapan akan melalui dua proses utama yaitu primary
process dimana mixed crude oil akan diubah menjadi berbagai macam jenis
minyak, mulai dari Liquified Petrolium Gas (LPG), Light Naphta, Heavy
Naphta, Kerosene, Light Gas Oil ( LGO), Heavy Gas Oil (HGO) dan Long
Residue. Long residue merupakan minyak dengan titik didih tertinggi yang
akan diproses lebih lanjut di secondary process menjadi produk – produk
yang sama dengan primary process ditambah solar, premium dan wax.
Spesifikasi Produk
Kilang Balikpapan menghasilkan beberapa macam produk yang
digolongkan ke dalam produk BBM, BBK, HOMC, dan non-BBM. Produk
BBM meliputi Premium, Solar,Kerosine, dan disel., produk non-BBM
meliputi LPG, Ready Wax, Fully Refined Wax (FRW), produk BBK meliputi
Avtur dan pertamax. Sedangkan HOMC meliputi Naptha, LSWR, dan RFO.
Terdapat dua jenis proses pada Kilang UP V PT.PERTAMINA
(Persero) UP V, yaitu :
a. Primary Process
Pada proses ini yang dilakukan adalah pemanasan dan pemisahan
minyak berdasarkan titik didih pada tekanan atmosfer di Crude Distilling
Unit IV.
b. Secondary Process
Long Residue yang dihasilkan pada Primary Process diolah di High
Vacuum Unit II (HVU II) dengan menggunakan tekanan vakum untuk
menghasilkan Light Vacuum Gas Oil (LVGO), High Vacuum Gas Oil
(HVGO) dan Short Residue. Selanjutnya dilakukan penambahan senyawa
hidrogen dari Hidrogen Plant terhadap HVGO yang keluar dari HVU II
pada Hydro Cracker Unit (HCU). Kemudian akan dilakukan pencampuran
dengan komposisi yang sudah distandarkan berdasarkan persen volume
untuk mendapatkan produk yang diinginkan.
Proses Unit Kilang Balikpapan 1
Kilang Balikpapan I didesain untuk mengolah 60 MBSD minyak bumi. Minyak
bumi yang diolah di Kilang Balikpapan I adalah minyak bumi yang bersifat
parafinik dan menghasilkan lilin sebagai salah satu produknya. Lilin yang
dihasilkan Kilang Balikpapan I ini merupakan satu-satunya produk lilin yang
dihasilkan PT PERTAMINA (Persero). Kilang Balikpapan I terdiri dari unit-unit
sebagai berikut :
1. Crude Distillation Unit V (CDU V)
2. High Vacuum Unit III (HVU III)
3. Wax Plant
4. Dehydration Plant (DHP)
5. Effluent Water Treatment Plant (EWTP) dan Storm Water Treatment Plant
(SWTP)
Crude Distillation Unit V (CDU V)
CDU V merupakan suatu unit distilasi atmosferik yang bertujuan untuk
memisahkan minyak mentah menjadi beberapa produk berdasarkan
rentang titik didihnya. Diagram blok proses CDU V secara sederhana
ditampilkan pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4. Diagram Blok Proses CDU V
High Vacuum Unit III (HVU III)
HVU III merupakan unit proses disitilasi yang bertujuan untuk
memisahkan long residue dari CDU V menjadi produk-produk yang
lebih ringan. HVU III beroperasi pada tekanan 40 mmHg, tekanan
vakum ini dibuat agar suhu yang dibutuhkan untuk pemisahan relatif
tidak terlalu tinggi. Penggunaan suhu yang terlalu tinggi dapat
merugikan karena dapat menyebabkan cracking hidrokarbon.
Gambar 2.5. Diagram Blok Proses di HVU III
Produk-produk yang dihasilkan dari HVU III adalah Light Vacuum Gas Oil
(LVGO), Paraffinic Oil Distilate (POD), High Vacuum Gas Oil (HVGO), dan
residu vakum. POD merupakan bahan baku pembuatan lilin di wax plant.
HVGO menjadi umpan HCU yang berada di Kilang Balikpapan II. Residu
dari HVU III memiliki rantai karbon yang lebih pendek daripada long
residue karena dalam HVU terjadi thermal cracking
Wax Plant
Wax plant merupakan pabrik yang memproduksi lilin dari bahan baku
Paraffinic Oil Distillate (POD). Kapasitas pengolahan wax plant adalah 150
ton/hari. Unit ini memisahkan lilin yang terkandung dalam POD, baik lilin
ringan maupun medium. Kualitas POD akan menentukan kualitas wax dan
jumlah produk yang dihasilkan. Secara sederhana, proses yang terjadi
pada Wax Plant ditampilkan pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6. Diagram Sederhana Proses Pembuatan Wax
a. Dewaxing
Proses dewaxing bertujuan untuk memisahkan lilin dan minyak yang
terkandung dalam POD dengan filtrasi. Diagram blok proses
ditampilkan pada Gambar 2.7
Gambar 2.7. Diagram Blok Proses Dewaxing
b. Sweating
Proses sweating bertujuan untuk mengurangi kandungan minyak
dalam cake hasil operasi filter press pada proses dewaxing. Diagram
blok proses ditampilkan pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8. Diagram Blok Proses Sweating
Khusus untuk produk Fully Refined Wax (FRW) proses sweating
dilakukan pada sweating box. Perbedaan VTS dengan sweating box
adalah pada sweating box kenaikan temperaturnya lebih halus yaitu
0,10C/jam. Yield dari proses sweating sebesar 35%.
c. Treating
Proses treating bertujuan untuk menghilangkan bau, menstabilkan
warna, menstabilkan persenyawaan, dan mengurangi kandungan
minyak.
Gambar 2.9. Diagram Blok Proses Treating
e. Moulding
Crude
deemulsifier
Suspensi
Air
Gas
EmulsionHeater E1A/B
Tangki R
Tangki T1A/B
Gas Separator
Terakhir, wax harus melalui proses moulding untuk mencetak ready
wax dalam bentuk lempengan. Ready wax dari run down tank
didinginkan dari 80 0C sampai 500C, kemudian didistribusikan ke dalam
moulding press. Operasi moulding dilakukan dengan mengalirkan air
pendingin ke dalam plate moulding. Lama pendinginan adalah 3-4 jam.
Setelah wax membeku, moulding press dibongkar dan wax dipasarkan
dalam bentuk lempengan-lempengan. Proses ini ditujukan untuk
menyiapkan wax bagi pasar domestik. Sedangkan untuk pasar impor,
wax disimpan dalam bentuk cair.
Gambar 2.10. Diagram Blok Proses Moulding
Dehydration Plant (DHP)
Dehydration Plant (DHP) adalah suatu unit yang berfungsi untuk
menurunkan kadar air minyak bumi sampai 1%-berat. Unit ini mempunyai
kapasitas 9000 ton/hari. Skema proses DHP ditampilkan pada Gambar
2.11.
Gambar 2.11. Diagram Blok Dehydration Plant
Proses dehidrasi diawali dengan injeksi deemulsifier pada minyak bumi
asal Tanjung yang berupa suspensi. Selanjutnya, aliran tersebut
dilewatkan pada emulsion heater yang menggunakan steam sebagai
media pemanasnya dengan temperatur 50-650C. Kemudian, aliran
tersebut ditampung untuk memisahkan antara air dan minyak. Lalu,
minyak dilewatkan ke gas separator untuk memisahkan minyak dan gas.
Minyak dialirkan ke tangki penyimpanan, sedangkan gas dialirkan ke flare.
Effluent Water Treatment Plant (EWTP)
Air buangan, limbah cair yang dihasilkan unit-unit proses Kilang
Balikpapan, dan buangan air hujan dari area tangki yang mengandung
minyak diolah di EWTP dan SWTP. Tujuan pengolahan adalah agar air
yang dibuang ke perairan Teluk Balikpapan memenuhi spesifikasi baku
mutu limbah cair yang ditetapkan pemerintah daerah. Unit ini memiliki
kapasitas 500 m3/jam untuk EWTP dan 1500 m3/jam untuk SWTP. Proses
yang terjadi di EWTP ditampilkan pada gambar 2.12.
Gambar 2.12. Diagram Blok Proses EWTP
2.7.4. Proses Unit Kilang Balikpapan 2
Kilang Balikpapan II memiliki kapasitas 200 MBSD. Kilang ini terdiri
atas dua komplek yaitu hydroskimming (HSC) dan hydrocracking (HCC).
Kompleks hydroskimming terdiri dari lima pabrik, sedangkan kompleks
hydrocracking terdiri dari tiga pabrik.
Gambar 2.13. Unit Proses Kilang Balikpapan II
Hydroskimming Complex (HSC)
Unit pemroses yang berada dalam Hydroskimming Complex (HSC) adalah :
1. Crude Distillation Unit IV (Plant 1)
2. Naphtha Hydrotreater Unit (Plant 4)
3. Platformer Unit (Plant 5)
4. LPG Recovery Unit (Plant 6)
5. Sour Water Stripper Unit (Plant 7)
6. LPG Treater Unit (Plant 9)
Crude Distillation Unit IV (CDU IV)
CDU IV digunakan untuk memisahkan fraksi-fraksi dalam minyak bumi
berdasarkan titik didihnya pada tekanan atmosferik. CDU IV ini terdiri dari
53 tray dan mempunyai kapasitas pengolahan 200 MBSD.
Gambar2.14. Diagram Blok Proses di CDU IV
Naphtha Hydrotreater Unit (NHT)
NHT berfungsi meningkatkan kemurnian dan menghilangkan racun katalis
pada nafta yang akan memasuki Platformer Unit. Kondisi operasi NHT
adalah 368 0C dan 27,5 kg/cm2, sedangkan kapasitasnya sebesar 20
MBSD. Performa dari NHT amat menentukan produk yang akan dihasilkan
oleh Platformer Unit. Secara sederhana, proses yang terjadi di NHT
ditampilkan pada Gambar 2.15.
Heavynaphtha
Feed surge drum
Reaktor11,25 kg/cm2
233oC
Sweet naphtha371 oC
Fuel gas
HEChargeheater
H2 98 %
platformer
368 oC
Productseparator
Waste waterdrum
kondensat
SWS
H2O
Butil merkaptan
Stripper column
Fuel gas
Sweetnaphtha
H2
Gambar 2.15. Diagram Blok Proses NHT
Platformer Unit
Fungsi Platformer Unit adalah untuk meningkatkan angka oktan dari nafta
berat yang dihasilkan di Crude Distillation Unit IV (CDU IV). Reaktor
Platformer terdiri dari tiga unit yang disusun seri dan di antara tiap unit
reaktor terdapat interheater (dapur) untuk menjaga temperatur katalis.
Platformer Unit memiliki kapasitas 20 MBSD. Katalis yang digunakan
dalam Platformer Unit adalah UOP-R-134 dengan komponen aktif berupa
logam platina. Skema proses Platformer Unit ditampilkan pada Gambar
2.16.
Gambar 2.16. Skema Proses Platformer Unit
LPG Recovery Unit
LPG Recovery Unit merupakan unit yang didesain untuk mengolah aliran
mixed LPG yang dihasilkan oleh CDU, Hydrocracker, dan Platformer. Unit
LPG Recovery menghasilkan produk mixed LPG yang mengandung
komponen C3 dan C4 sebagai komponen utamanya. LPG recovery unit
mempunyai kapasitas pengolahan sebesar 6,3 MBSD dengan perolehan
produk 88%-berat umpan.
Gambar 2.17. Diagram Blok Proses LPG Recovery Unit
Sour Water Stripper (SWS)
Sour Water Stripper adalah unit yang mengolah semua air buangan
proses, baik dari HSC maupun dari HCC. Sour Water Stripper Unit (SWS)
memiliki kapasitas 600 metrik ton/hari. Diagram blok proses ditampilkan
pada Gambar 2.18.
Gambar 2.18. Diagram Blok Proses di Sour Water Stripper Unit
LPG Treater
Fungsi dari LPG treater unit adalah menghilangkan kandungan sulfur yang
berlebihan pada LPG. Treating LPG ini dilakukan dengan melewatkan
LPG dalam absorber yang berupa sistem caustic wash process sehingga
sulfur dalam LPG akan terlarut. LPG yang dilepaskan dari absorber adalah
LPG dengan kandungan sulfur rendah.
Hydrocracking Complex (HCC)
HCC merupakan tempat berlangsungnya proses sekunder. Unit utama
yang terdapat dalam kompleks ini adalah unit Hydrocracker. Pada unit
Hydrocracker terjadi reaksi perengkahan dari produk distilasi vakum
dengan bantuan gas hidrogen yang dihasilkan dari Hydrogen Plant.
Unit pemroses yang digunakan dalam Hydrocracking Complex (HCC)
adalah :
1. High Vacuum Unit II (HVU II) – Plant 2
2. Hydrocracker Unibon (HCU) – Plant 3
3. Hydrogen Plant – Plant 8
4. Flare Gas Recovery Plant – Plant 19
5. Hydrogen Recovery Plant – Plant 38
High Vacuum Unit II (HVU II)
HVU II didesain untuk memisahkan komponen–komponen long residue
yang dihasilkan dari distilasi atmosferik pada CDU. Seperti halnya HVU III,
proses pemisahan dilakukan dengan cara distilasi pada tekanan vakum
untuk menghindari kerugian yang mungkin terjadi. HVU II mempunyai
kapasitas pengolahan sebanyak 81 MBSD.
Proses yang terjadi di HVU II hampir sama dengan HVU III (lihat Kilang
Balikpapan I). Tekanan vakum sebesar 40 mmHg diciptakan oleh sistem
ejektor tiga tahap. Setiap sistem ejektor terdiri dari dua ejektor kukus yang
bekerja secara paralel. Proses pendinginan produk dilakukan dengan
beberapa media pendingin, yaitu umpan HVU II itu sendiri, air laut, Boiler
Feed Water (BFW), dan udara.
Perbedaan utama HVU II dengan HVU III adalah tidak adanya produk
POD yang keluar dari kolom HVU II. Hal ini berkaitan dengan umpan
kedua unit yang berbeda sumber dan kandungannya.
Hydrocracking Unibon (HCU)
HCU merupakan unit hydrocracking katalitik yang berfungsi untuk
mengolah fraksi berat HVGO menjadi produk yang lebih bernilai
ekonomis. Fraksi berat yang diolah dalam unit ini adalah HVGO yang
berasal dari HVU II dan HVU III. Proses dalam unit ini menghasilkan
produk BBM dan NBBM. HCU memiliki dua train, yakni train 3A dan train
3B. Masing-masing train mempunyai kapasitas pengolahan sebesar 27,5
MBSD, sehingga kapasitas pengolahan total unit ini sebesar 55 MBSD.
Di dalam HCU, umpan HVGO yang terdiri atas komponen parafinik akan
dipecah-pecah menjadi rantai-rantai hidrokarbon yang lebih pendek
dengan bantuan katalis. Katalis yang digunakan dalam HCU adalah
campuran Si-Al dengan unsur-unsur golongan VIII yang biasa disebut
jenis DHC-8.
Gambar 2.19. Diagram Blok Proses HCU
Hydrogen Plant
Hydrogen plant adalah unit yang berfungsi menyediakan gas hidrogen
untuk HCU. Unit Hydrogen Plant terdiri dari dua bagian yang masing-
masing didesain untuk menghasilkan H2 dengan kemurnian 96,6%.
Umpan yang digunakan adalah gas alam campuran yang didatangkan dari
Vico dan Chevron. Proses utama yang terjadi pada Hydrogen Plant adalah
reaksi reformasi kukus, yaitu reaksi antara hidrokarbon dan kukus yang
menghasilkan hidrogen. Kapasitas produksi gas hidrogen dari Hydrogen
Plant adalah 80000 Nm3/jam.
Diagram blok proses di Hydrogen Plant ditampilkan pada Gambar 2.11.
desulphurizer
umpan
steam
HE538oC
21 kg/cm2-g
Reformer849oC
20,5 kg/cm2-gheater
HTSC16,884192
419oC
375oC
419oC LTSC16,17 kg/cm2
238oCHE
237oC216oC CO2 absorber15,75 kg/cm2
118oC
Hydrogen washwater column
Benfieldsystem
Semi benfield
methanatorHE371oC38oC
Methanator productcondensate separator
H2 , CH4
H2O
N2
Gambar 2.20. Diagram Blok Proses Hydrogen Plant
Flare Gas Recovery System
Flare gas stack adalah alat yang digunakan untuk membakar off gas yang
berasal dari kilang. Unit Flare Gas Recovery memanfaatkan off gas yang
akan dibakar pada flare gas stack menjadi LPG dan fuel gas. Kapasitas
unit ini sebesar 4000 Nm3/jam. Flare Gas Recovery System dipasang
dekat area flare stack untuk memproses flare gas dari flaring system.
Recovered fuel gas terhubung dengan Fuel Gas System sedangkan
recovered LPG akan diproses pada stabilizer di CDU IV. LPG Flare Gas
System terdiri atas water seal drum section, off gas compressor section,
dan LPG separator section.
Hydrogen Recovery System
Hydrogen Recovery didesain untuk memroses 14.467 Nm3/jam off gas
dari LPS pada HCU. Hidrogen yang terambil akan digunakan kembali
untuk reaksi pada HCU. Produk yang dihasilkan pada unit ini berupa
hidrogen, fuel gas (dikirim ke Fuel Gas System), dan acid gas (dikirim ke
SWS). Hydrogen Recovery Unit terdiri dari dua bagian utama, yaitu Gas
Sweetening Section dan Membrane Section. Unit ini didesain untuk
mengambil hidrogen dengan kemurnian 98% mol.
2.8. Sarana Lain Refinery Unit V
Selain Refinery Plant, PT PERTAMINA (Persero) UP V juga memiliki sarana
penunjang untuk keperluan pengoperasian kilang lain seperti Terminal Minyak,
Pembangkit Listrik, Water Treatment dan lain-lain yang lebih jelas diberikan sebagai
berikut :
a. Terminal Lawe-Lawe. Terminal ini merupakan sarana penampung minyak
mentah yang akan diolah di Kilang Balikpapan II, baik minyak yang datang
dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Minyak mentah tersebut
diangkut dengan kapal tanker yang berkapasitas sekitar 135.000 DWT,
diterima melalui Single Buoy Mooring dan kemudian ke terminal Lawe-Lawe
melalui pipa bawah laut dan darat sepanjang 17 Km dan ditampung dai
Tanki Penampung. Tanki-tanki yang saat ini berjumlah 8 buah dengan
kapasitas 800.000 barrel menyuplai minyak melalui pipa darat sepanjang
15 Km ke Penajam dan seterusnya melalui pipa bawah laut sepanjang
4,5 Km menuju Kilang Balikpapan berupa minyak dalam bentuk campuran
(Cocktail crude).
b. Power Plant Utilities dan Water Treatment Plant. Meliputi beberapa unit
pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan total kapasitas sekitar 79.5
MW dan kapasitas produksi steam sekitar 725 ton per jam. Unit penjernihan
air dengan kapasitas total 17 m3 per jam. Sarana lain adalah unit Sea Water
Desalination yang dibangun untuk menambah jumlah persediaan air utilities.
Hal ini untuk menjaga agar selalu tersedia air yang cukup tanpa dipengaruhi
musim kemarau yang sering mengakibatkan air utilities dari sumber
berkurang. Unit ini memiliki kapasitas 300 m3 air per jam. Air yang
diproduksi dialirkan ke berbagai tujuan, dan yang paling utama adalah
disalurkan ke Boiler menjadi Steam untuk digunakan sebagai penggerak
turbin pada Power Plant. Energi listrik dari Power Plant inilah yang
mendukung semua kegiatan Kilang.
c. Tangki Penyimpanan dengan berbagai penyimpanan. Merupakan tempat
penimbunan sementara untuk minyak mentah yang akan diproses dan BBM
yang merupakan hasil produksi. Terdapat 25 tanki untuk minyak mentah
dengan kapasitas sekitar 1.876 MB, tangki produksi tersedia sekitar 80 buah
dengan kapasitas 5.858 MB dan untuk penampungan produk LPG sekitar 2
tanki dengan total kapasitas 83 MB.
d. Terdapat juga Ruang Pusat Pengendali Kilang (RPPK) dan Laboratorium.
Dimana RPPK sebagai pusat pengendalian kegiatan di Kilang dengan
system komputer/Distributed Control System (DCS) dan Laboratorium untuk
qualiti kontrol yang meliputi semua produk UP V.
e. Dermaga. Merupakan sarana bongkar muat minyak mentah dan BBM yang
terdiri dari 5 dermaga untuk tanker dan 3 dermaga kargo yang mampu
disandari oleh kapal tanker dengan kapasitas 35.000 DWT.
f. Lindungan Lingkungan dan Keselamatan Kerja
Sarana ini meliputi satuan unit pemadam kebakaran yang dilengkapi
dengan berbagai jenis mobil pemadam kebakaran, kapal pemadam
kebakaran, serta peralatan untuk penanggulangan pencemaran lingkungan.
Untuk sarana lingkungan meliputi :
Flare System, untuk membakar gas buangan hasil proses pengolahan
minyak.
Incenerator, untuk membakar gas-gas beracun hasil proses pengolahan .
Effluent Water Treatment Plant (EWTP), berfungsi untuk mengolah air
limbah dari proses dan memisahkan kandungan-kandungan impurities
yang ada sebelum air limbah dialirkan ke laut.
Sour Water Stypper Unit (SWS), untuk memisahkan gas-gas beracun
dari air proses pengolahan minyak
Oil Bom, untuk menanggulangi pencemaran di perairan
g. Laboratorium. Berfungsi sebagai quality control, meliputi laboratorium
produk cair untuk produk steam maupun produk jadi (finish product) dari
BBM dan non BBM, laboratorium produk gas, serta laboratorium Crude Oil,
yang merupakan tempat penelitian dan pengembangan yang ada
hubungannya dengan pengolahan minyak.
Kebijakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan
( K3LL ) PT. PERTAMINA ( Persero )
Direksi PERTAMINA menyadari bahwa kegiatan PERTAMINA mengandung
resiko bahaya yang bverpotensi menimbulkan insiden yang merugikan dan dapat
menggangu bisnis PERTAMINA ,maka Direksi PERTAMINA bertekad untuk :
1. Menerapkan prinsip pembangunan yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan serta mematuhi peraturan perundangan dan standar K3LL yang
berlaku.
2. Mencegah dan menangulanggi terjadinya kecalakaan kerja, kebakaran,
ledakan, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan melalui upaya
pembinaan serta pengintegrasian aspek K3LL dalam teknologi dan
kesisteman sejak rancangan bangun sampai tahap pasca oprasi serta
berkelanjutan.
3. Menghasilkan serta memasarkan produk yang aman serta ramah lingkungan
dan menjadikannya sebagai daya saing perusahaan.
4. Menjadikan aspek K3LL sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ukuran
kinerja induividu, pembinaan SDM serta daya saing perusahaan.
5. Menciptakan dan memelihara hubungan baik dan pemerintah, masyarakat,
dan menerapkan stakeholder terkait di sekitar kegiatan usaha untuk
membangun kemitraan yang saling menguntungkan.
SISTEM KENDALI INDUSTRI
Program Studi Teknik Listrik
Di susun Oleh :
Wawan Darmawan NIM 1131120001
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2013
Hardware.
Hardware pada PT.Pertamina sangat beraneka ragam yang mendukung proses pemasakan minyak dan untuk memasarkannya. Peralatan di Pertamina masih ada sebagian yang menggunakan peninggalan Belanda seperti Genertaor, trafo, dan motor. Contoh – contoh hardware yang ada di Pertamina adalah sebagai berikut :
- Motor Listrik- Trafo- Generator- Turbin- MCC- CDU (crude distalation unit)- HVU (high vacuum unit)- Flair- Disaltter- Dapur tempat Pemasakan Minyak
ini adalah beberapa bagian dari hardware yang ada di Pertamina yang sangat berperan penting bagi proses pengolahan minyak yang ada Unit Pengolahan RU. V Balikpapan.
Brainware
Pertamina merekrut pekerja dari latar pendidikan yang beraneka ragam seperti SMA/SMK, D3, dan Sarjana. Latar belakang pendidikan memiliki penguruh golongan atau jabatan pada saat pertama kali masuk Pertamina. Jamkerja karyaman di mulai pada\
HARI JAMSenin - Kamis 07:00 – 16:00 WITAJum’at 08:00 – 16:00 WITA
Pada setiap hari jumat jam 06:00 – 07:30 pegawai pertamina melakukan senam dan melakukan jalan santai.
Sarana penunjang kerja di Pertamina dari segi gaji sangat jauh melebihi cukup dimana pegawai Pertamina mendapatkan rumah dinas, perabotan rumah tangga, air dan listrik yang gratis, biaya pengobatan suami, istri dan anak,biaya sekolah, semuanya di tanggung oleh perusahaan.
Pertamina selalu menyekolahkan atau dinas setiap pegawai agar mempunyai kemampuan yang mempuni di lapangan, Dinas dari pertamina sendiri biasanya setiap pegawai mendapat 3 kali dinas dalam setahun tergantung dari atasan. Waktu Cuti bagi para Pegawai di beri jatah 1 bulan dalam satu tahun dimana jika pegawai baru tidak boleh mengambil cuti dalam masa waktu satu tahun kerja.