sistem komplemen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ok

Citation preview

SISTEM KOMPLEMENOLEH

Dr. Kurnia F. Jamil, SpPD., M. Kes

Sistem Komplemen : mrpk salah satu sistem dalam mekanisme pertahanan tubuh. Protein yg terlibat dijumpai dalam plasma atau terikat pada membran dan disintesa di Liver (sebagian kecil di Makrofag). Aktivasinya melalui ikatan dgn Ab spesifik yaitu jalur klasik atau tanpa Ab yaitu jalur alternatif dalam melisis bakteri. Aktivasi terjadi secara berurutan dari protein laten (zymogen) menjadi bentuk enzyme sehingga disebut Cascade.

Bentuk aktif akan memecah protein laten lain dimana fragmen yg terbentuk berikatan dgn permukaan mikroba melalui reseptor dan dikenal oleh sel fagosit. Protein komplemen lain yg tak terlibat cascade akan mengatur komplemen aktif sehingga sel lain tak terkena efek samping dari aktivasi yg berlebihan. Komponen komplemen jalur klasik : Protein aktif : C1 s/d C9.

Protein regulator : C1 INH, C4bp, DAF, CR1, S-protein, CD59 dan HRF. Aktivasi Jalur Klasik : C1 berikatan dgn IgM/IgG yg berikatan dgn membran bakteri melalui 2 regio Fc ( IgM tunggal mampu aktivasi krn pentamer sedangkan IgG memerlukan 600 molekul). Kompleks C1 yg aktif memecah C4 menjadi C4a dan C4b. C4a (anafilatoxin) berikatan dgn sel Mast & sel Basofil.

C4b mampu berikatan dgn bakteri (sebagian besar diinaktivasi dgn cepat). C2 dgn bantuan Mg 2+ berikatan dgn C4b dan pecah menjadi C2a & C2b oleh kompleks C1. C2a tetap berikatan dgn C4b sedangkan C2b mampu meningkatkan permeabilitas kapiler. Kompleks C4b2a pd permukaan bakteri memecah C3 menjadi C3a & C3b. Maka C4b2a disebut sbg C3 convertase CP.

C3a bersifat anafilatoxin dan C3b bersifat opsonin yg akan dikenal oleh sel fagosit. Fragmen C3b pada mikroba mampu mengaktifkan jalur alternatif. C3b akan berikatan dgn C4b2a dan memecah C5 menjadi C5a & C5b. Maka kompleks C4b2a3b disebut sebagai C5 convertase CP. C5a mrpk anafilatoxin yg kuat dan menarik netrofil ke tempat yg terinfeksi.

C5b membentuk kompleks lipofilik dgn C6 & C7. C5b67 akan berikatan dgn 3 molekul C8 untuk induksi lisis thd bakteri. Kompleks C5b678 bila mengikat C9 membentuk MAC (membrane attack complex) yg mengakibatkan bakteri berpori sehingga ion & air masuk dan timbul lisis krn pembengkakan bakteri. Komponen komplemen jalur alternatif: Protein aktif : FB, FD, C3 s/d C9

Protein regulator : properdin, FH, FI, DAF, Sprotein, CD59 dan HRF. Jalur alternatif mendahului jalur klasik yaitu bila C3b menempel pada bakteri sehingga tanpa melalui sistem imun adaptif. IgA mampu mengaktifkan jalur alternatif secara non spesifik. FB yg berikatan dgn C3b pecah menjadi FBa & FBb. Dan dgn bantuan Mg 2+ dan FD membentuk ikatan stabil yaitu kompleks C3bBb.

Kompleks C3bBb pd permukaan bakteri memecah C3 menjadi C3a & C3b. Maka C3bBb disebut sbg C3 convertase AP. Adanya properdin menambah half life dari C3bBb. C3b membentuk kompleks dgn C3bBb3b dan memecah C5 menjadi C5a &C5b. Selanjutnya sama dgn jalur klasik. MAC (C5b,6,7,8,9) mrpk jalur bersama.

Regulasi komplemen : Pada keadaan sakit kompleks Ag-Ab menjadi persisten sehingga aktivasi komplemen berlangsung terus menerus dan melebihi mekanisme regulasi yg normal. Regulasi terjadi saat aktivasi jalur klasik, C3 convertase (CP & AP), inaktivasi C3a & C5a (anafilatoksin), MAC. Regulasi jalur klasik : C1 inhibitor (C1 INH) kontrol thd kompleks C1.

Dalam sirkulasi C1 berikatan dgn C1 INH melebihi C1 bebas dan bila berikatan dgn Ag-Ab maka C1 INH akan dilepas. Regulasi C3 convertase : Inhibisi C4b2a dan C3bBb oleh FI atau dipecah oleh DAF, FH dan C4bbp. Regulasi MAC : Pencegahan pembentukannya oleh CD59, HRF & S-protein (vitronectin). S-protein menghambat insersi C567.

Regulasi bersifat spesifik thd tubuh sendiri bukan untuk jaringan graft. Kelainan regulasi MAC mengakibatkan peny. PNH krn eritrosit normal memiliki glycosyl phosphatidyl inositol tempat ikatan dgn Cd59 & HRF. Reseptor komplemen : Tdd : type 1, 2, 3, 4 dan anafilatoxin. Type 1 : untuk fragmen C3b & C3b inaktif di eritrosit akan menuju liver/spleen dan sel fagosit melalui opsonin untuk eliminasi.

Type 2 : untuk C3b inaktif pada sel B yg mrpk target dari infeksi EBV. Type 3 : untuk C3b inaktif pada sel fagosit yg menghasilkan opsonin dan sel endotel sbg reseptor Adhesion molecule. Type 4 : untuk C3b inaktif pada sel fagosit. Anafilatoxin : untuk C3a-C4a-R & C5a-R pada sel mast & sel basofil. Untuk C5a-R juga pada sel endotel & sel fagosit untuk peningkatan permeabilitas & chemotaxis.

Defisiensi Komplemen : Bersifat herediter menimbulkan kecenderungan terinfeksi bakteri, pengendapan kompleks imun yg berlebihan. Defisiensi C1 INH menimbulkan pembengkakan pada wajah, ekstrimitas & GI tract. Aktivasi kalikrein (kininogen menjadi bradikinin) yg berlebihan meningkatkan permeabilitas vaskuler.

Defisiensi C2, C4 sering dijumpai pada penderita SLE tapi meanisme belum jelas. Defisiensi C3 menimbulkan infeksi piogenik yg berulang krn mempengaruhi jalur klasik maupun alternatif yaitu opsonin oleh makrofag memerlukan C3b. Pemeriksaan Komplemen : Radial immunodiffusion (Anti C3 Ab). Nephelometry (derajat kekeruhan).