Upload
nsazizah
View
18
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala petunjukNYA
sehingga makalah Keperawatan Medikal Bedah yang membahas mengenai “
Integumen “ ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah KMB I sebagai
penugasan harian yang bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih lanjut
mengenai integumen khususnya mengenai Scabies Scraping mulai dari penyebab
terjadinya, proses penularan maupun penatalaksanaan serta evaluasinya.
Demikian penulisan makalah ini dibuat, semoga bermanfaat bagi penulis ter
khususnya, dan orang lain pada umumnya sehingga sesuai apa yang diharapkan
penulis. Ucapan terima kasih dan mohon maaf jika dalam penulisan makalah terdapat
kesalahan yang tidak sesuai dengan ejaan EYD yang baik dan benar. Tidak lupa kritik
dan saran penulis sampaikan untuk perbaikan makalah yang akan datang.
Penulis
Skabies scraping
Merupakan infestasi kulit oleh kutu sarcoptes scabiei yang menimbulkan rasa
gatal. Penyakit ini dapat ditemukan pada orang- orang berekonomi rendah yang hidup
dengan kondisi higiene dibawah standart meskipun juga sering terdapat diantara
orang-orang yang bersih. Skabies sering dijumpai pada orang-orang seksual aktif.
Namun demikian, infestasi parasit ini tidak bergantung pada aktivitas seksual karena
kutu tersebut sering menimbulkan infeksi. Pada anak-anak, tinggal semalaman dengan
teman yang terinfeksi atau saling berganti pakaian dapat menjadi sumber infeksi.
Petugas kesehatan yang lama berkontak fisik dengan pasien penderita skabies dapat
pula terinfeksi. Kutu yang dewasa akan membuat terowongan pd lapisan superfisial
kulit dan berada disana selama sisa hidupnya. Denga rahang dan pinggir yg tajam dari
persendian kaki depannya, kutu tsb akan mempoerluas terowongan dan mengeluarkan
telurnya dua hingga tiga butir sehari sampai selama 2bulan. Kemudian kutu betina itu
mati. Larva menetes dalam waktu 3 hingga 4 hari dan berlanjut lewat stadium larva
serta nimfa menjadi bentuk kutu dewasa dalam tempo sekitar 10 hari.
Manifestasi klinis. Diperlukan waktu kurang lebih 4 minggu sejak saat
kontak hingga timbulnya gejala pd pasien. Pasien akan mengeluhkan gatal-gatal yang
hebat akibat reaksi imunologi tipe lambat terhadap kutu atau butiran fesesnya. Pa
pemeriksaan, kpd pasien ditanyakan dimana gatal-gatal tsb terasa paling hebat. Kaca
pembesar dan senter dipegang dengan sudut miring terhadap permukaan kulit
sementara pemeriksaan dilakukan untuk mencari terowongan yg berupa tonjolan kulit
yang kecil. Terowongan bisa berupa lesi yang multipel, lurus, bergelombang,
berwarna coklat atau hitam dan menyerupai benang yang terlihat terutama diantara
jari-jari tangan serta pergelangan tangan. Lokasi lainnya adalah ekstensor siku, daerah
sekitar puting susu, lipatan aksila, dibawah payudara yg menggantung dan pd atau di
dekat lipat paha atau lipat gluteus, penis, atau skrotum. Erupsi yang berwarna merah
dan gatal biasanya trdpt didaerah kulit sekitarnya. Namun, terowongan tsb tidak selalu
terlihat. Setiap pasien dengan ruam dapat menderita skabies.
Salah satu tanda skabies yang klasik adalah peningkatan rasa gatal yg trjd pd
mlm hari mungkin disebabkan oleh peningkatan kehangatan kulit yg menimbulkan
efek stimulasi trhdp parasit. Demikian pula hipersensitifitas trhdp mikroorganisme
tersebut dan produk ekskresinya dapat turut menimbulkan rasa gatal. Jk infeksi sudah
menyebar, anggota keluarga yg lain dan teman dekat juga akan mengeluhkan rasa
gatal sekitar satu bulan kemudian.
Lesi sekunder sring dijumpai dan mencakup vesikel, papula, ekskoriasi, serta krusta.
Superinfeksi bakteri dapat terjadi akibat ekskoriasi yg tetap dari terowongan dan
papula.
Evaluasi Diagnostik. Diagnostik dipastikan dengan menemukan sarkoptes
skabiei atau produk samping kutu tersebut dari kulit. Sampel jaringa superfisial
episrmis dikerok pada daerah diatas terowongan atau papula dengan menggunakan
mata pisau skalpel yang kecil. Hasil kerokan diletakan pada slide mikroskop dan
diperiksa lewat mikroskop dengan pembesaran rendah untuk melihat kutu pd setiap
stadium dan butiran fesesnya.
Penatalaksanaan. Kepada pasien diminta supaya mandi air yang hangat dan
sabun guna menhilangkan debris yang mengelupas dr krusta dan kemudian kulit
dibiarkan kering benar serta menjadi dingin. Preparat skabisida seperti imdane(kwell)
atau krotamiton(krim dan losion Eurax), dioleskan tipis-tipis pada seluruh permukaan
kulit mulai dari leher ke bawah dengan hanya meninggalkan daerah muka dan kulit
Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan dirumah
kepala. Obat itu dibiarkan selama 12 hingga 24 jam dan sesudah itu, pasien
diminta untuk membasuh dirinya sampai bersih. Aplikasi obat satu kali sudah dapat
memberikan efek kuratif, tetapi disarankan agar terapi tersebut diulangi sesudah satu
minggu kemudian.
Pasien perlu mengetahui petunjuk pemakaian ini karena pengolesan skabisida segera
sesudah mandi dan sebelum kulit mengering serta menjadi dingin dapat meningkatkan
adsorpsi perkutan skabisida sehingga berpotensi untuk menimbulkan gangguan sistem
saraf pusat seperti serangan kejang.
. Pasien harus mengenakan pakaian yang bersih dan tidur diatas seprei yang baru saja
dicuci di binatu. Semua perangkat tempat tidur(sprei, sarung bantal dll) serta pakaian
harus dicuci dengan air yang sangat panas dan dikeringkan dengan alat pengering-
panas karena kutu skabies ternyata dapat hidup sampai 36 jam pada linen. Jika linen
tempat tidur atau pasien tidak dapat dicuci dalam air panas, disarankan agar barang-
barang tersebut dicuci secara dry-cleaning.
Sesudah terapi selesai dilaksanakan, pasien harus mengoleskan salep seperti
kortikosteroit topikal pada lesi kulit karena skabisida dapat mengiritasi kulit.
Hipersensitifitas pasien dapat tidak berhenti setelah kutu dihancurkan. Rasa gatal
dapat terus berlangsung selama beberapa hari atau minggu sebagai manifestasi
hipersensifitas, khususnya pada orang – orang atopik(alergi). Keadaan ini bukan
merupakan suatu tanda gagalnya terapi. Kepada pasien dianjurkan agar tidak
mengoleskan lebih banyak skabisida (karena tindakan ini akan menambah iritasi serta
meningkatkan rasa gatal) dan tidak smakin sering mandi dengan air panas(karena
tindakan ini membuat kulit menjadi kering serta menimbulkan gatal). Semua anggota
keluarga dan orang yang berhubungan erat harus diobati secara bersamaan untuk
menghilangkan kutu skabies. Jika skbies ditularkan lewat hubungan seks, pasien
mungkin memerlukan pula terapi terhadap penyakit menular seksual. Skbies dapat
pula dijumpai bersama dengan pedikulosis.
Pertimbangan gerontologik
Meskipun pasien yang lebih tua akan merasakan gatal yang hebat, reaksi
inflamasi seperti yang tampak nyata pada orang yang lebih muda jarang terjadi.
Skabies mungkin tidak dikenali pada orang yang berusia lanjut dan keluhan gatal bisa
saja secara keliru dikaitkan dengan kulit orang tua yang kering atau dengan ansietas.
Petugas kesehatan dalam fasilitas pelayanan kesehatan yang besar harus mengenakan
sarung tangan ketika melakukan perawatan bagi pasien dengan kemungkinan tertular
skabies sampai diagnosisnya dipastikan dan terapi selesai dilakukn. Dianjurkan
supaya semua residen, staf perawat dan keluarga pasien diobati secara bersamaan
untuk mencegah infeksi ulang.
Saran
Scabies merupakan kutu sarcoptes scabiei yang menimbulkan gatal-gatal pada
bagian tubuh yang lembab. Oleh karena itu. Sebaiknya penderita skabies ini supaya
mandi dengan air hangat dan menggunkan sabun untuk menghilangkan debris yang
mengelupas dari krusta kemudian biarkan kulit kering dan menjadi dingin.
Setelah kering kemudian dioleskan krim dan losion Eurax dengan dioleskan
pada seluruh permukaan kulit mulai dari leher ke bawah dengan hanya meninggalkan
daerah muka dan kulit kepala.
Langkah selanjutnya, biarkan losion yang sudah dioleskan selama 12 hingga
24 jam. Setelah itu pasien diminta untuk membasuh dirinya hingga bersih.
Aplikasi obat losion satu kali sudah dapat memberikan perubahan yang
signifikan, tetapi disarankan supaya terapi tersebut diulang setelah 1 minggu
kemudian.
Pasien perlu mngetahui petunjuk pemakaian obat karena pengolesan skabisida
segera setelah mandi dan sebelum kulit mengering serta menjadi dingin dapat
meningkatkan absorbsi perkutan skabisida sehingga mempermudah timbulnya
gangguan sistem saraf pusat seperti serangan kejang.
Kesimpulan
Skabies dapat menular melalui kontak fisik
Sering berganti pakaian dengan teman
Skabies masuk pada kulit dengan membuat terowongan pada lapisan supefisial
kulit dan berada dikulit selama hidup.
Timbul gejala setelah kontak fisik secara langsung diperlukan waktu kurang
lebih 4 minggu.
Daftar pustaka
Berunner, Suddarth, (1997) Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah : Edisi 8,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.