Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEUANGAN PADA
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MAKASSAR
NURSINA TASMAN
105730366212
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016
SKRIPSI
ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEUANGAN PADA
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MAKASSAR
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat guna untuk mencapai gelar Sarjana EkonomiJurusan Akuntansi, FakultasEkonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar
NURSINA TASMAN
105730366212
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016
iv
ABSTRAK
NURSINA TASMAN, 2016. Analisis Perencanaandan PengendalianKeuangan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar, dibawahbimbingan H. Andi Rustam dan Andi Arman.
Penelitianini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses perencanaan danpengendalian keuangan pada Kantor Dinas Perindustriandan Perdagangan KotaMakassar dengan menggunakan Metode deskriptif Kualitatif, pengumpulan datadi lakukan dengan cara di analisis secara deskriptif.
Perlunya suatu anggaran oleh manajemen adalah untuk dapat menjabarkanperencanaan, pengawasan, pengendalian, koordinasi dan sebagai pedoman kerjasecara sistematis, selain itu juga untuk mengetahui penyimpangan-penyimpanganyang terjadi dan yang terpenting untuk meningkatkan tanggung jawab darimasing-masing karyawan atau pegawai atas pekerjaan yang menjadikewajibannya. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar ini adalahsalah satu instansi naungan pemerintah yang dimana sumber Anggarannya berasaldari pemerintah yang masuk dalam APBD maupun APBN.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada Dinas Perindustrian danPerdagangan Kota Makassar bahwa dalam penyusunan Anggaran guna untukmengantisipasi hal overspending atau penekanan biaya adalah mendorong SKPDini untuk menyusun RKA secara rinci serta menghindari adanya penganggaranyang bersifat glodongan yang menyebabkan adanya pemborosan atauketidakefesiensi anggaran serta terjadi ketidakefektifan pencapaian target sasaranprogram/kegiatan.
Kata Kunci :Perencanaan keuangan, pengendalian keuangan, danAnggaran
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena
atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga saya sebagai penulis dapat
menyelesaikan salah satu persyaratan study Jurusan Akuntansi, Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis pada Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Dalam penyusunan skripsi ini, berbagai cobaan ditemui maupun kesulitan,
rintangan dan hambatan yang saya temui sebagai penulis sejak dari awal
pembuatan skripsi ini hingga menjelang penyelesaiannya tetapi dapat teratasi
berkat prinsip yang disadari penulis.
Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan
pula kepada :
1. Bapak Dr. H .Rahman Rahim,SE.M.Si selaku Ketua Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr.H.Mahmud Nuhung, M.A selaku Ketua Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Ismail Badollahi,SE.,M.Si.Ak.CA sebagai Ketua Program Study
Jurusan Akuntansi pada Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. H. Andi Rustam,SE,MM.Ak.CA.CPAI dan Bapak Andi Arman,
SE.,M.Si.Ak.CA masing-masing sebagai Dosen Pembimbing I dan II yang
telah banyak meluangkan waktunya dalam mengarahkan dan membimbing
saya sebagai penulis sehingga terwujudnya Skripsi ini.
vi
5. Bapak/Ibu dan Asisten Dosen pada Universitas Muhammadiyah Makassar
yang telah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti
kuliah.
6. Bapak Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar beserta
staff dan jajarannya yang telah bersedia menerima dan memberikan
data/informasi yang dibutuhkan sehubungan dengan pembahasan skripsi ini.
7. Teristimewa kepada Kedua Orang Tua tercinta dan saudara-saudaraku yang
senantiasa mencurahkan perhatian dan memberikan bantuannya baik moril
maupun material selama penulis menuntut ilmu, kiranya karya ini diterima
sebagai salah satu ungkapan tulus kasih sayang dan tanda terima kasih penulis
yang tak terhingga.
8. Semua Rekan-rekan mahasiswa utamanya yang selalu belajar bersama yang
tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
Akhir kata, penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan manfaat
kepada pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan jalan yang terbaik
dan melimpahkan izin dan rahmat-Nya dalam kehidupan kita semua, Amin.
Sekian dan Terima kasih
Wassalamu Alaikum Wr.Wb
Makassar, Agustus 2016
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMA PENGESAHAN................................................................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR........................................................................................... v
DAFTAR ISI........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xi
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan masalah ...................................................................................... 5
C. Tujuan dan kegunaan penelitian ................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6
A. Pengertian Anggaran.................................................................................. 6
B. Jenis-jenis Anggaran .................................................................................. 7
C. Pengertian dan kegunaan Perencanaan Keuangan .................................... 11
D. Pengertian Pengendalian Keuangan......................................................... 15
E. Jenis-jenis Pengendalian Keuangan ......................................................... 18
F. Pengertian Kas dan Anggaran Kas ........................................................... 20
G. PengertianRealisasi .................................................................................. 21
H. ProsedurpenerimaandanPengeluaranKas .................................................. 23
viii
I. Kerangka pikir ......................................................................................... 30
J. Hipotesis ................................................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 32
A. Lokasi dan waktu Penelitian .................................................................... 32
B. Tekhnik Pengumpulan Data..................................................................... 32
C. Jenis-jenis Sumber Data........................................................................... 33
D. Metode Analisis ....................................................................................... 33
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN............................................. 35
A. Sejarah terbentuknya................................................................................. 35
B. Tugas dan fungsinya ................................................................................. 37
C. Struktur organisasi .................................................................................... 39
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN.............................................. 44
A. Perencanaan Anggaran dan pengendalian keuangan ................................ 44
B. Proses penyusunan Anggaran ................................................................... 46
C. Penggolongan Biaya sesuai dengan Pusat Pertanggung jawaban............ 57
D. System laporan.......................................................................................... 61
BAB VI PENUTUP ............................................................................................. 66
A. Kesimpulan ............................................................................................... 66
B. Saran ....................................................................................................... 67
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
ix
DAFTAR TABEL
1. Table 5.1. Pos Anggaran Biaya....................................................................... 56
2. Table 5.2. Pos Anggaran Biaya operasional ................................................... 58
x
DAFTAR GAMBAR
1. Bagan alur kerangka pikir ..............................................................................30
2. Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Makassar ...39
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan atau organisasi yang didirikan pastilah memiliki
suatu tujuan yang ingin dicapai dengan cara yang efektif dan efisien.
Perekonomian saat memasuki tahun 2000 cukup sulit bila
dibandingkan sebelum krisis ekonomi, terbukti dengan dinaikkannya
bahan bakar minyak, tarif listrik dan telepon. Keadaan ini dirasakan oleh
semua berbagai pihak baik pihak swasta maupun pihak pemerintah. Untuk
itu diperlukan suatu kerjasama antara masyarakat dengan pemerintah agar
kesulitan yang dihadapi dapat berkurang. Negara Indonesia mengalami
situasi perekonomian yang tidak menentu. Hal ini disebabkan oleh situasi
dan kondisi di Indonesia yang terpuruk dalam berbagai masalah krisis
yang berkepanjangan terutama di bidang ekonomi. Akibat yang timbul
dari situasi perekonomian yang tidak menentu ini diantaranya banyak
sekali lembaga-lembaga keuangan yang dilikuidasi dan perusahaan-
perusahaan yang menutup kegiatan operasional perusahaannya karena
mengalami kerugian terus-menerus.
Untuk mencapai tujuan itu perusahaan harus bersaing dengan ketat
untuk merebut konsumen dari perusahaan-perusahaan sejenis lainnya.
Manajemen perusahaan berkewajiban mengawasi seluruh kegiatan
2
operasional perusahaan, mengkoordinasikan dan mengalokasikan sumber-
sumber yang terbatas dengan baik secara ekonomis, efektif dan efisien.
Tidaklah cukup bagi sebuah perusahaan untuk berpenampilan baik
dalam bagian tahun yang sedang dilalui.Perusahaan harus selalu
memandang ke depan. Maka perusahaan harus selau terlihat dalam
perencanaan jangka panjang dan juga beroperasi dengan efisien dalam
masa sekarang. Hal ini khususnya benar karena pasar semakin
internasional lingkupannya danperekonomian dunia semakin saling terkait.
Sebagai akibatnya, lebih banyak lagi variabel yang mempengaruhi
perekonomian dan industri-industri di dalamnya. Peningkatan gejolah
dalam lingkungan ekonomi dan politik yang ditimbulkannya menyebabkan
perusahaan-perusahaan perlu melakukan pengendalian dan perencanaan
kedepan.
Perlunya suatu anggaran oleh manajemen adalah untuk dapat
menjabarkan perencanaan, pengawasan, pengendalian, koordinasi dan
sebagai pedoman kerja secara sistematis, selain itu juga untuk mengetahui
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan yang terpenting untuk
meningkatkan tanggung jawab dari masing-masing karyawan atas
pekerjaan yang menjadi kewajibannya. Perencanaan meliputi tindakan
memilih dan menghubungkanfakta-faktadan membuat serta menggunakan
asumsi mengenai masa yang akan datang untuk merumuskan aktivitas-
aktivitas yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Perencanaan adalah pengambilan keputusan tentang sasaran dan tujuan
3
yang ingin dicapai, alat kerja dan metode kerja yang digunakan, dan
sumber daya manusia yang melakukannya. Sedangkan Anggaran
merupakan alat perencanaan sekaligus alat pengendalian pemerintah.
Anggaran sebagai alat perencanaan mengindikasikan target yang harus
dicapai oleh pemerintah, sedangkan anggaran sebagai alat pengendalian
mengindikasikan alokasi sumber dana publik yang disetujui legislative
untuk dibelanjakan. Melalui data rekening belanja yang terdapat dalam
Aggaran belanja Daerah, akan dilihat apakah anggaran yang telah
dibuatdapat berperan sebagai pengendali terhadap pelaksanaan kegiatan
pemerintah.
Untuk menunjang aktivitas dalam dunia usaha maka
pengembangan perusahaan memegang peranan penting dalam
perekonomian saat itu, baik yang dilakukan oleh perusahaan milik
pemerintah maupun swasta termasuk yang dilakukan oleh Dinas
Perindustrian dan Perdagangankota Makassar.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Makassar sebagai
instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang pelatihan untuk
meningkatkan kreativitas kerja pegawai khususnya pada Kantor Dinas
Perindustrian dan Perdagangan kota Makassar. Kegiatan ini menggunakan
Anggaran Rutin dalam rangka peningkatan produktivitas kerja
karyawan.Perkembangan dunia usaha dapat dinilai pada beberapa aspek
seperti anggaran rutin, karena anggaran ini sangat membantu kegiatan baik
kegiatan rutin maupun yang sifatnya pelatihan dan training, yang
4
dihubungkan dengan perencanaan dan pengendalian keuangan yang
merupakan hal integral dengan usaha.Fungsi anggaran belanja rutin tidak
dapat dipisahkan dengan fungsi-fungsi lainnya di dalam Dinas
Perindustrian dan Perdagangan. Kegagalan dalam mengelolaan keuangan
akan dapat menghambat jalannya kegiatan.
Perencanaan dan pengendalian keuangan kegiatan pada
DinasPerIndustrian dan perdagangan bukan saja untuk merealisasikan
usaha dalam memenuhi kebutuhan dari kegiatan terhadap aktivitas yang
akan dilakukan, tetapi juga meliputi bagaimana menggunakan dana
tersebut secara efisien dan efektif. Salah satu alat yang dapat digunakan
untuk menilai efisiensi daripada penggunaan dana yang ada dalam Dinas
perindustrian dan perdagangan kota Makassar adalah cash flow (arus kas
masuk dan keluar).
Metode penggunaan perencanaan keuangan ini dimaksudkan untuk
melihat berapa besar arus kas yang masuk dan berapa besar arus kas yang
keluar selama jangka waktu tertentu, dengan kata lain dapat melihat kapan
membutuhkan tambahan dana dan kapan mengalami kelebihan dana untuk
melancarkan kegiatan operasional. Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi
yang dialami oleh masyarakat Indonesia sedang mengalami pertumbuhan
yang cukup pesat dan signifikan kearah yang lebih baik. Pada akhir tahun
2011 kemarin, beberapa hasil survei mengemukakan adanya peningkatan
nilai kekayaan orang-orang kaya di Indonesia.
5
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik memilih judul
"Analisis Perencanaan dan Pengendalian Keuangan Pada Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar".
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah "Bagaimana perencanaan dan pengendalian
keuangan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar".
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana perencanaan dan pengendalian keuangan Pada Dinas
Perindustrian dan perdagangan kota Makassar.
Adapun kegunan penelitian, yaitu Sebagai bahan informasi bagi
pimpinan Dinas Perindustrian dan perdagangan kota Makassar untuk
mengambil langkah-langkah kebijakan selanjutnya, guna meningkatkan
aktivitas. Dan Sebagai bahan pustaka bagi yang ingin mengadakan
peneliti an lanjutan untuk obyek yang sama
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Anggaran
Anggaran dalam berbagai pengertian banyak diartikan sebagai
pernyataan kuantitatif. Hal ini terlihat antara lain pada pengertian anggaran
anggaran adalah suatu pernyataan kuantitatif tentang apa rencana atau
tindakan dan alat bantu untuk koordinasi dan implementasi. Perencanaan
anggaran juga merupakan proyeksipenjualan, laba dan aktiva yang
didasarkan pada berbagai strategi produksi dan pemasaran dan juga pada
penentuan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai proyek
sitersebut.
Dalam hal ini anggaran dirumuskan untuk organisasi secara
keseluruhan ataupun sub unit, di mana anggaran merupakan suatu
prosedur yang disebut Budgenting System. Perencanaan dengan anggaran
dengan mengidentifikasi pada manajemen mengenai :
1. Jumlah laba yang ditetapkan untuk dicapai perusahaan.
2. Sumber dana yang diperlukan dalam mencatatkan laba.
Pengendalian biaya, yaitu membandingkan antara hasil aktual
dengan anggaran yang akan membantu manajemen untuk mengevaluasi
kinerja dari individu, Departemen divisi atau keseluruhan organisasi
perusahaan.Selanjutnya anggaran itu penggunaannya harus secara
mendetail terhadap aplikasi pemanfaatannya yang terarah pada tujuan
7
tertentu pada suatu periode. Setiap organisasi perusahaan utamanya
perusahaan dengan organisasi yang besar, tidak akan terlepas dari kegiatan
pengendalian. Pengendalian(control) dapat memberikan keputusan bahwa
sumber-sumber yang diperoleh telah digunakan secara efektif dan efisien
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk maksud tersebut di atas,
Budgeting adalah salah satu tehnik yang tersedia.
B. Jenis-Jenis Anggaran
Anggaran dalam pelaksanaan kegiatan proyek dalam meningkatkan
suatu kualitas produk, proses penganggaran mempunyai beberapa tujuan :
1. Anggaran menyajikan perencanaan keuangan yang memungkinkan
perusahaanuntukdapat mengkoordinasikan semua aktivitasnya.
Dengan menggunakan anggaran para manajer dapat memproyeksikan
hasil dan mengatur strategi yang dibutuhkan sebelum operasi
perusahaan dapat dimulai, sehingga dapat menghindari kesalahan
yang merugikan perusahaan.
2. Proses penganggaran mendorong para manajer untuk menguji kembali
prestasi yang pernah diraih dan memungkinkan mereka mengubah
kembali dan mengoreksi metode operasi yang kurang efisiensi
ketinggalan zaman.
3. Anggaran memungkinkan para manajer untuk mengimpelementasikan
fungsi perencanaan dan pengawasan.
8
Ada 4 (empat) macam anggaran sebagai berikut :
1. Appropriation budget
Appropriation budget adalah untuk memberikan batas pengeluaran
yang boleh dilakukan. Batas tersebut merupakan jumlah maximun
yang dapat dikeluarkan untuk satu hal tertentu. Dalam macam
anggaran ini umumnya digunakan dalam pemerintahan. Namun bagi
perusahaan untuk hal-hal tertentu terbatas keinginan seperti, hanya
untuk penelitian dan advertising saja.
2. Performance Budget
Performance budget adalah anggaran yang didasarkan pada atas
fungsi aktivitas dan proyek.Pada anggaran ini perhatian ditujukan
pada penilaian atau biaya-biaya yang dikeluarkan untuk suatu hal
tertentu.Dengan demikian efisiensi dan efektifitas operasi dapat
diketahui.Di dalam perusahaan anggaran yang lazim digunakan adalah
formance budget.
3. Fixed Budget
Fixed budget adalah anggaran yang dibuat untuk satu tingkat
kegiatan selama jangka waktu tertentu, dimana tingkat kegiatan ini
dapat dinyatakan dalam presentase dan kapasitas jumlah produk yang
dihasilkan selama jangka waktu tertentu pada Foxed budget hanya
digunakan jika diketahui dengan pasti bahwa volume real yang akan
dicapai tidak jauh berbeda dengan volume yang direncanakan semula.
9
4. Flexible Budget
Flexible budget adalah bahwa untuk setiap tingkat kegiatan
terdapat norma-norma atauketentuan antar biaya yang
diperlukan.Norma itu merupakan patokan dari pengeluaran yang
seluruhnya dilakukan pada masing-masing tingkat kegiatan tersebut.
Adapun Tipe Anggaran yaitu ;
1. Anggaran Operasional
Tipe anggaran operasional yang paling umum adalah anggaran biaya,
pendapatan dan keuntungan. Anggaran biaya merupakan biaya yang
akan dikeluarkan. Anggaran pendapatan digunakan untuk mengukur
efektivitas penjualan dan pemasaran.Anggaran tersebut terdiri dari
jumlah penjualan yang dianggarkan dikalikan dengan harga
penjualan.Anggaran keuntungan merupakan gabungan antara
pendapatan dan anggaran biaya. Anggaran keuntungan terdiri dari satu
set laporan keuangan yang diproyeksikan untuk tahun mendatang.
2. Anggaran keuangan
Anggaran keuangan mengintegrasikan rencana keuangan dengan
rencana operasional.Anggaran tersebut bermanfaat karena dapat
mendeteksi rencana yang terlalu mahal, memungkinkan organisasi
mengantisipasi tindakan yang diperlukan jika suatu alternatif
dilakukan, dan melihan kondisi keuangan di masa
mendatang.Anggaran pengeluaran modal merencanakan pengeluaran
investasi di masa mendatang, seperti investasi pada bangunan,
10
peralatan, dan sebagainya.Keputusan investasi merupakan salah satu
keputusan yang penting dalam suatu organisasi, karena keputusan
tersebut akan menentukan masa depan organisasi.Anggaran
pendanaan dibuat untuk memastikan bahwa organisasi akan selalu
mempunyai kas yang cukup untuk mendanai kegiatannya.Anggaran
neraca dibuat dengan menggabungkan semua anggaran untuk
memproyeksikan neraca diperiode mendatang, jika hasil yang dicapai
sesuai dengan rencana.Neraca tersebut kemudian dapat digunakan
sebagai analisis untuk menentukan apakah ada kesempatan atau
masalah yang memerlukan antisipasi tindakan tertentu.
3. Anggaran Fleksibel dan Anggaran Tetap
Dalam perencanaan anggaran, ada tiga jenis biaya yang harus
diperhitungkan, yaitu:
a. Biaya tetapyaitubiaya yang tidak terpengaruh oleh kegiatan atau
volumeproduksi perusahaan.Gaji bulanan,asuransi tahunan
/bulanan, merupakan contoh biaya tetap.
b. Biaya variabel, biaya yang berubah secara proporsional sesuai
dengan kegiatan perusahaan. Biaya bahan baku atau biaya tenaga
kerja langsung merupakan biaya variabel.
c. Biaya semi-variabel,biaya yang berubah sesuai dengan kegiatan
perusahaan, tetapi perubahan tersebut tidak proporsional. Biaya
salesman atau pemasaran merupakan contoh biaya tersebut, karena
11
jumlah salesman akan naik jika penjualan naik, tetapi kenaikan
tersebut tidak proporsional dengan kenaikan penjualan.
4. Anggaran Berbasis Nol (Zero-base Budgeting)
Zero-base budgeting berbeda dengan pendekatan yang
biasa.Anggaran ini dimulai dari situasi nol setiap tahun, seolah-olah
baru pertama kali membuat anggaran.
Jenis-Jenis anggaran mempunyai beberapa tujuan :
1. Anggaran menyajikan perencanaan keuangan yang
memungkinkanperusahaan untuk dapat mengkoordinasikan semua
aktivitasnya. Dengan menggunakan anggaran para manajer
dapat memproyeksikan hasil dan mengatur strategi yang dibutuhkan
sebelum operasi perusahaan dapat dimulai,sehingga dapat
menghindari kesalahan yang merugikan perusahaan.
2. Proses penganggaran mendorong para manajer untuk menguji
kembali prestasi yang pernah diraih dan memungkinkan
merekamengubah kembali dan mengoreksi metodeoperasi yang
kurangefisiensi ketinggalan jaman.
3. Anggaran memungkinkan para manajer untuk mengimpelementasikan
fungsi perencanaan dan pengawasan.
C. Pengertian dan kegunaan Perencanaan Keuangan
Perencanaan keuangan (financial planning) adalah proyeksi
penjualan,laba dan aktiva yang didasarkan pada berbagai Strategi produksi
dan pemasaran dan juga pada penentuan sumber daya yang dibutuhkan
12
untuk mencapai proyeksi tersebut. Peranan anggaran berfungsi sebagai
alat penentu arah (alat perencanaan). Anggaran sebagai flapon
dan sekaligus alat pengatur otorisasi, tahapan ini sudah setingkat lebih
maju. Pada tahapan berikutnya anggaran boleh diubah asal perubahan ini
mempunyai alasan tertentu yang dapat diterima.maka rencana anggaran
adalah perkiraan untuk waktu yang akan datang disusun berdasarkan
perjalanan-perjalanan masa lalu dan masa kini.
Untuk lebih jelasnya klasifikasi anggaran yang dimuat maka
terlebih dahulu dijelaskan dalam berbagai macam klasifikasi anggaran,
dalam anggaran sebagai klasifikasinya meliputi :
1. Klasifikasi obyek
2. Klasifikasi organic
3. Klasifikasi fungsional
4. Klasifikasi ekonomi
5. Klasifikasi program perfomance.
Dari pengertian klasifikasi obyek pengelompokkan pengeluaran-
pengeluaran ke dalam jenis barang jasa yang akan dibeli. Sedangkan
untuk klasifikasi organik adalah pengelompokan anggaran atas kategori
suatu organisasi.
Klasifikasi Fungsional adalah merupakan salah satu
pengelompokkan pengeluaran atas dasar fungsi-fungsi yang akan
dijelaskan oleh pemerintah. Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokkan
pengeluaran atas dasar kelompok kegiatan fungsi dan proyek yang akan
13
dicapai sehingga dari pengeluaran-pengeluaran anggaran nantinya dapat
diukur efisiensi dan penegasan yang dapat dijalankan. Dengan
mengetahui macam-ma-cam klasifikasi anggaran tersebut di atas, dengan
data yang ada dapatlah ditentukan perencanaan anggaran belanja rutin
pada lokasi penelitian yang terpilih disusun berdasarkan dengan sistimasi
sebagai dasar dalam pertimbangan klasifikasi anggaran yang sesuai.Untuk
itu penulis akan menyajikan data-data dalam penyusunan anggaran
belanja rutin pada lokasi yang terpilih dimana anggaran tersusun sebagai
berikut :
1. Belanja Pegawai terbagi atas :
a. Gaji Pokok
b. Tunjangan Tambahan
c. Tunjangan istri / suami
d. Tunjangan anak
e. Tunjangan jabatan
f. Belanja Pegawai lainnya yang meliputi :
1) Tunjangan pangan/beras
2) Biaya lembur
3) Honor untuk juru pemelihara bangunan purbakala
2. Belanja barang terdiri atas :
a. Keperluan sehari-hari perkantoran, dipergunakan untuk :
1) Keperluan bahan/ alat tulis menulis
2) Peralatan kantor ketata usahaan
14
3) Perlatan bahan/ alat tulis menulis dan bahan lain
4) Perlatan rumah tangga kantor
5) Bahan rumah tangga kantor
6) Pembiayaan benda-benda pos
7) Biaya rapat dinas
8) Biaya penerimaan tamu
9) Biaya transportasi
10) Biaya petugas jaga malam.
b. Belanja barang inventaris kantor :
Semua barang-barang yang berhubungan dengan barang
inventaris kantor dan Barang-barang keperluan tambahan.
c. Belanaja langganan daya jasa yang terbai atas :
1) Biaya langganan listrik
2) Biaya langganan telepon
3) Biaya langganan gas dan air
d. Bahan alat-alat dan barang-barang lain.
e. Lain-lain
Setelah penulis mengemukakan sistimatika perencanaan
pembelanjaan tersebut dibagi atas :
a. Jenis belanja pegawai
b. Jenis belanja barang
15
Kedua jenis pengeluaran ini dapat dibagi pula pada masing-
masing mata anggaran yang direrminkan dalam rangka
pengoperasian, antara lain Jenis belanja pegawai terdiri dari :
a. Gaji dengan kode mata anggaran 110
b. Tunjangan beras dengan kode mata anggaran 120
Agar dapat melaksanakan pengendalian yang efektif,
maka seorang pimpinan atau pelaksanan tugas memerlukan
informasi, sebagai berikut :
1) Biaya yang digunakan apakah sesuai dengan hasil dari bagian
pekerjaan yang telah dilaksanakan. Jika terjadi perbedaan
(lebih besar atau lebih kecil dari rencana biaya) di mana
dimana hal terjadi dan siapa yang bertanggung jawab dan apa
yang dikerjakan.
2) Merupakan biaya yang akan datang sesuai dengan rencana atau
melebihi rencana. Tanggung jawab pengendalian tidak
hanya pada manajer saja tetapimerupakan tanggungjawab
semua orang yang terlihat pada aktivitas tersebut agar dapat
mengerjakan bagiannya dengan baik dan tepat waktu.
D. Pengertian pengendalian dan pengendalian keuangan
Pengendalian adalah proses untuk memberikan kembali menilai
dan selalu memonitor laporan-laporan aapakah pelaksanaantidak
menyimpang daritujuan yang sudah yang sudah ditentukan. Pengendalian
bertumpu pada konsep umpan balikyang secara kontinyu mengharuskan
16
adanya pengukuran pelaksanaan dan pengambilan tindakan koreksi yang
ditujukan untuk menjamin pencapaian tujuan-tujuan.Untukproses
pengendalian ini,maka yakni manajemen sedapat mungkin mendapatkan
informasi yang tepat dan up todate agar para manajer dapat segera
mengadakan tindakan-tindakan pengendalian sebelum sesuatu
penyimpangan serius. Karena pengendalian yang teraturakan
menghasilkan suatu pencapaian yang efektif.
Bila diperhatikan pengertian tersebut di atas, maka ada 4 (empat)
langkah pokok yang terkandung dalam pengendalian, yaitu :
1. Penentuan standar dan metode mengukuran kegiatan. Pada langkah
pertama ini adalah penentuan standar dan ukuran pada beberapa
kegiatan, seperti penentuan target penyelesaian tugas pada proses
pembayaran, pencatatan dan sebagainya. Standar dan ukuran ini harus
ditentukan secara tepat dan dapat diterima oleh pelaksananya.
2. Mengukur kegiatan yang dilakukan. Langkah kedua adalah
merupakan proses pengulangan penentuan pengukuran kegiatan yang
berlangsung secara terus menerus, tergantung dari jenis kegiatan yang
diukur atau standar yang ditentukan.
3. Membandingkan kegiatan dengan standar dan menginterprestasikan
penyimpangan, bila ada penyimpangan. Dalam langkah kedua ini
yaitu membandingkan dengan standar atau targetnya. Namun
kompleksitasnya dapat terjadi pada menginterprestasi penyimpangan
17
dengan berbagai deviasi yang bersifatsementara dan tidak terlalu
penting.
4. Melakukan tidakan koreksi. Langkah ini menyangkut pengecekan,
yaitu apabila menunjukkan hasil kegiatan yang ternyata dibawah
standar, sehingga perlu dilakukannya tindakan secara tuntas agar
dapat dikatakan sebagai pengawasan dan bukan merupakan
pengamatan saja.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa pengendalian adalah suatu proses yang merupakan
kunci dari fungsi manajemen dalam rangka mengendalikan jalannya
kegiatan organisasi sebagai usaha untuk mencapai yang telah
direncanakan. Atau dengan kata lain bahwa pengendalian merupakan
suau sistem atau metode yang menghendaki agar pelaksanaan suatu
kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan,dan bila terjadi penyimpangan maka segera dilakukan
tindakan koreksi yang dapat memperbaiki penyimpangan yang terjadi.
Untuk mengukur pelaksanaan dilakukan dengan cara analisis
varians, untuk menentukan sebab-sebabnya, sehingga
dapat dilakukan pemilihan alternatif yang terbaik untuk menentukan
rencana yang akan datang. Agar lebih efektif proses pengendalian ini
harus pada titik atau pada waktu mulai dilakukan kegiatan,
artinya seorang manajer yang bertanggungjawab akan tindakan tertentu
sebelumnya harus mengusahakan suatu bentuk pengendalian.
18
Untuk itu tujuan-tujuan rencana-rencana dan kebijaksanaan-
kebijaksanaan dan standar-standar yang telah ditetapkan harus
disampaikan kepada manajer dan dipahami sepenuhnya oleh manajer
tersebut terlebih dahulu untuk kemudian dilaksanakan pelaksanaan itu
harus tetao dimonitor apakah sesuai dengan rencana semula.
Pengendalian pada prinsipnya dapat memperhatikan suatu
kegiatan dan selalu mengawasi aktivitas sehari-hari,
maka pengendalian manajemen yang didefinisikan bahwa, pengendalin
adalah proses atau usaha yang sistimatis dalam penetapan
standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan,sistem informasi umpan
balik, membandingkan pelaksanaan nyata dengan perencanaanmenentukan
dan mengatur penyimpangan-penyimpangan serta
melakukan koreksi perbaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
sehingga tujuan tercapai secara efektif dan efisien. Pengendalian keuangan
merupakan upaya yang dilakukan agar investasi, alokasi biaya, dan
perolehan laba berjalan sesuai dengan rencana perusahaan. Pengendalian
keuangan adalah tahap dimana rencana keuangan diimplementasikan,
yaitu menyangkut umpan balik dan proses penyesuaian yang diperlukan
untuk menjamin bahwa rencana terlaksana atau untuk mengubah rencana
yang ada sebagai tanggapan terhadap berbagai perubahan dalam
lingkungan operasi.
19
E. Jenis-Jenis Pengendalian Keuangan
Pada dasarnya setiap penanaman investasi mengandung dua
macam unsur-unsur pengendalian keuangan aliran kas terdiri dari :
1. Pengendalian keuangan berdasarkan aliran kas keluar netto (net out
flow cash ) yaitu yang diperlukan untuk investasi baru.
2. Pengendalian keuangan berdasarkan aliran kas masuk netto tahunan
(net anual inflow of cash), yaitu sebagai hasil dari investasi baru yang
ini sering pula disebut net cash proceeds atau cukup dengan istilah
proceeds.
Berdasarkan pengertian di atas menunjukkan bahwa yang dianggap
sebagai aliran kas keluar harus dikendalikan adalah sejumlah dana
yang dikeluarkan untuk keperluan investasi, sedangkan aliran kas
masuk secara netto tahunan adalah hasil dari investasi yang
ditanamkan. Ada perbedaan pengertian antaracash flow atau proceeds
denganlaba yang dilaporkan dari laporan keuangan.Laporan keuangan
akan menujukkan data tentang laba yang belum tentu menunjukkan
kas perusahaan, karena ada pos yang dianggap pengeluaran menurut
laporam rugi laba sementara itu konsep cash flow menganggap bukan
pengeluaran. Pos yang dianggap pengeluaran menurut laporan rugi
laba adalah depresiasi.
Ada perbedaan pengertian antara cash flow atau proceeds dengan
laba yang dilaporkan dari laporan keuangan. Laporan keuangan akan
menujukkan data tentang laba yang belum tentu menunjukkan kas
20
perusahaan, karena ada pos yang dianggap pengeluaran menurut
laporam rugi laba sementara itu konsep cash flow menganggap bukan
pengeluaran. Pos yang dianggap pengeluaran menurut laporan rugi
laba adalah depresiasi. Oleh karena itu pada konsep cash flow
dapatlah dihitung dengan metode proceeds atau cash flow dengan
menggunakan rumus yaitu :
a. Kas masuk bersih = laba setelah pajak + penyusutan :kalau kita
menganggap bahwa proyek tersebut dibelanjai dengan modal
sendiri seluruhnya.
b. Kas masuk bersih = laba setelah pajak + penyusutan + bunga ( 1
- Tax ) : kalau proyek tersebut dibelanjai sebagian dengan modal
pinjaman.
F. Pengertian Kas dan Anggaran Kas
Untuk menjaga likuiditas perusahaan perlu membuat perkiraan
atau estimasi mengenai alirankas di dalam suatu instansi pemerintah.
Dalam hal ini instansi tersebut perlu menyusun anggaran kas.
Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat
likuiditasnya yang memberikan batas tertentu tentang penggunaan dana
yaitu pengertian anggaran kas atau cash forecast (ramalan kas), adalah
kebutuhan kas dalam jangka pendek yang merupakan bagian dari financial
planning perusahaan.
Periode anggaran kas umumnya disusun untuk jangka waktu satu
tahun yang dibagi dalam interval tertentu seperti bulanan, kuartalan dan
21
enam bulan, untuk menyusun anggaran kas yaitu dalam mingguan atau
bulanan. Sedangkan perusahaan yang mempunyai pola cash flow relatif
dapat menyusun anggaran kas dalam kuartalan atau tahunan. Namun
demikian jarang sekali anggaran kas disusun untuk lebih dari waktu satu
tahun.Walaupun dengan interval bulanan.Karena sukar untuk menjamin
validitas ramalan baik ramalan penerimaan kas namun ramalan
pengeluaran kas.Apabila jika dihadapkan dengan situasi ekonomi yang
kurang stabil.Pada tingkat inflasi yang tinggi misalnya, anggaran kas lebih
baik disusun dalam interval yang lebih pendek yaitu dalam bulanan.
Masukan kunci dari anggaran kas adalah ramalan penjualan atas
sales forecash yang diberikan oleh bagian penjualan.berdasarkan ramalan
tersebut, manajer financial dapat mengestimasikan cash flow bulanan yang
dihasilkan dari produksi penerimaan baik penerimaan dari penjualan tunai
maupun dari penjualan kredit dan pengeluaran.
G. Pengertian Realisasi
Anggaran Perencanaan dan Pengendalian realisasi adalah
melakukan sesuatu sehingga menjadi. Sedangkan realisasi aggaran dapat
digunakan sebagai alat pengendalian kegiatan perusahaan. Realisas
anggaran, yaitu :
1. Tidak dapat diabaikan bahwa anggaran sendiri mempunyai peranan
penting dalam mengendalikan operasi perusahaan. Pengendalian
dalam arti membandingkan anggaran dengan realisasinya.Dari
anggaran tersebut tidak hanya untuk mengukur jumlah penyimpangan
22
yang terjadi juga menyebabkan penyimpangan tersebut dan
bagaimana tindakan koreksinya.
2. Pengendalian merupakan suatu usaha kegiatan atau proses yang mana
pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan keadaan yang diinginkan.
Di dalam pelaksanaan suatu anggaran ada kemungkinan ditemui
keadaan-keadaan yang tidak diperkirakan sebelumnya yang
membutuhkan perlunya suatu perubahan pada anggaran tersebut.
Suatu sistem pengendalian yang baik dapat memberikan kemudahan
untuk melaksanakan penyesuaian terhadap hal-hal yang tidak
diperkirakan sebelumnya.
Realisasi anggaran tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran
tetapi mempunyai beberapa fungsi antara lain :
1. Sebagai alat perencanaan kegiatan organisasi atau pusat
pertanggung jawaban perusahaan dalam jangka pendek.
2. Membantu mengkoordinasikan rencana jangka pendek.
3. Sebagai alat komunikasi rencana kepada berbagai manajer pusat
petanggungjawaban.
4. Alat untuk memotivasi para manajer untuk mencapai tujuan pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
5. Alat pengendalian kegiatan dari penilaian prestasi pusat
pertanggungjawaban dari para manajernya.
6. Alat untuk mendidik para manajer mengenai bagaimana bekerja
secara terinci pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya
23
dan sekaligus menghubungkan pusat pertanggungjawaban lain di
dalam organisasi.
H. Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas
1. Prosedur Penerimaan Kas
Di dalam suatu perusahaan prosedur penerimaaan uang melibatkan
beberapa bagian transaksi-transaksi penerimaan uang tidak terpusat
pada suatu bagian saja agar dapat memenuhi prinsip-prinsip internal
control.Diantara bagian-bagian yang terlibat di dalam proses
penerimaan uang, sebagai berikut :
a. Bagian surat masuk
Bagian surat masuk bertugas menerima semua surat-surat yang
diterima perusahaan. Surat yang berisi pelunasan piutang harus
dipisahkan dari surat-surat lainnya. Setiap hari bagian surat
membuat daftar penerimaan uang harian, mengumpulkan chek
dan remittance advice. Kecocokan antara jumlah dalam chek
dengan jumlah dalam remittance menjadi tanggung jawab bagian
surat masuk.Setelah daftar penerimaan uang harian selesai
dikerjakan oleh bagian surat masuk, maka daftar tersebut
didistribusi oleh kepala bagian yang bersangkutan, satu lembar
bersama-sama dengan chek diserahkan kepada kasir.Dari Satu
lembar bersama dengan remittance advice diserahkan kepada
seksi piutang. Jika dalam surat yang diterima oleh bagian surat
masuk terdapat remittancesesudah diterima, amplop dari
24
langganan dapat digunakan sebagai remittance sesudah ditulis
jumlahnya pada halaman muka amplop tersebut.
b. Kasir
Kasir bertugas menerima uang yang berasal dari bahan surat
masuk pembayaran langsung atau dari penjualan oleh salesman.
Kasir harus membuat surat setoran kebank dan menyetorkan
semua uang yang diterimanya.Agar penerimaan uang ini dapat
diawasi dengan baik, maka satu lembar bukti sebagai setoran
dari bank langsung dikirm ke bagian akuntansi. Bukti setoran
yang diterima di bagian akuntansi dicocokkan dengan daftar
penerimaan uang yang dibuat oleh bagian surat masuk dan oleh
kasir. Salah satu cara pengawasan penerimaan uang langsung oleh
kasir dapat dilakukan dengan dibuatnya bukti kas masuk yang
diberi nomor urut yang dicetak
c. Bagian piutang
d. Bagian pemeriksaan interen
Penerimaan uang/ kas biasanya berasal dari berbagai bentuk
sumber, ada sumber yang sering terjadi seperti pelunasan piutang,
penjualan tunai, tetapi ada pula sumber penerimaan yang jarang
terjadi, seperti penjualan aktiva tetap.
Selain sumber-sumber tersebut, penerimaan-penerimaan
uang bisa juga berasal dari adanya pinjaman baik dari bank
maupun dari pinjaman wesel. Apabila terjadi setoran model baru,
25
maka ini juga merupakan sumber penerimaan kas. Formulir-
formulir yang digunakan dalam prosedur penerimaan uang adalah
sebagai berikut
1) Dokumen (bukti) asli pendukung setiap penerimaan uang
yang terdiri dari :
i. Pemberitahuan tentang pelunasan dari para langganan
(remittance advice) atau amplop.
ii. Bukti penerimaan uang yang diberi nomor urut yang
dicetak dan dibuat oleh kasir untuk penerimaan uang
langsung.
iii. Pita daftar penjualan tunai
iv. Pemberitahuan tentang pelunasan, daftar penjualan
salesman.
v. Pemberitahuan dari bank tentang pinjaman, penagihan
oleh bank.
2) Data harian yang menunjukkan kumpulan ataukah
ringkasan penerimaankas yang terdiri dari :
i. Bukti setoran ke bank
ii. Daftar penerimaan kas harian (dibuat oleh kasir) dan
daftar penerimaan kas harian (yang dibuat oleh
bagian surat masuk).
iii. Ringkasan cash register
iv. Proof tapes
26
3) Buku jurnal (book of original entry)
i. Jurnal penerimaan uang (terperinci)
ii. Kombinasi proof shhet dengan jurnal penerimaan uang.
4) Buku pembantu piutang dan buku besar.
5) Uang tunai/ kas adalah barang yang mudah menjadi sasaran
pencurian dan penyelewengan, karena uang itu mudah
dibawa, maka mudah disimpang dan mudah digunakan untuk
mengadakan transaksi. Oleh karena itulah pengawasan yang
baik sangat diperlukan, sejak saat diterimannya sampai
dimaksudkan ke dalam besi peti (brankas), atau langsung
disimpan kebank agar uang tersebut dapat terhindar dari
beberapa bahaya (resiko) yang bisa melanda perusahaan.
2. Prosedur Pengeluaran Kas
Untuk bisa menyusun suatu manual atau pedoman tentang
sistem dan prosedur pencatatan kas, maka terlebih dahulu harus
diadakan analisa tentang fungsi daripada pengeluaran kas tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut di antaranya sebagai berikut :
a. Pengeluaran kas harus diperinci agar dapat disusun suatu
ikhtisar laporan dan pencatatan, dari kedalam jurnal
pengeluaran kas.
b. Dalam perusahaan kecil, pos-pos debet dapat berasal dari
"voucher register", jurnal pembelian (buku pembelian), atau
27
dari perincian faktur-faktur terpisah dari prosedur jurnal
ataukah catatan harian. Jadi buku jurnal atau pencatatan
pengeluaran kas dipakai sebagai kontrol chek terhadap buku-
buku tersebut di atas.
c. Sebagian besar pos-pos debet sebagai lawan pengeluaran kas
adalah pos-pos harta, utang dan biaya tetapi juga bisa berakibat
pos debet pada kelompok rekening dalam neraca serta rugi
laba. Catatlah pengeluaran kas dengan baik dan posting ke pos
debet. Suatu sistem efektif mengenai pengeluaran kas hal
sangatlah penting sehingga tidak kalah pentingnya dengan
sistem yang ada pada penerimaan kas.
Oleh karena pengurus dan pimpinan suatu perusahaan harus
mengirim surat dan dapat menjelaskan mengenai siapa yang
berwewenanguntuk menandatangani chek. Semua
pembayaran/pengeluaran kas, sebaiknya dilakukan dengan chek
atau nama perusahaan ataukah chek voucher, merupakan suatu
formulir yang dikirim kepada kreditur sebagai pemberitahuan
tentang pembayaran bersama dengan cheknya, tembusannya
merupakan catatan utang yang menunjukkan suatu persetujuan
pembayaran, sehingga bukti tanda terima dapat diperoleh secara
otonomi. penandatanganan chek-chek yang cukup banyak ini yang
memerlukan suatu ketelitian dan keamanan sehingga mereka yang
menandatangani chek harus mempertanggung jawabkan setiap
28
transaksi yang meragukan atau tidak dimengerti sepenuhnya.
Meskipun sistem pengendalian interen tidak dapat disesuaikan
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi, tetapi dalam hal
ini perlu adanya pedoman dalam pembukuan.
Sistem dan pembukuan dalam pengendalian interen yang
perlu diperhatikan, sebagai berikut :
a. Sebelum faktor pembelian disetujui untuk dibayar, harus
dilakukan pemeriksaan perhitungan-perhitungannya dalam
faktur dan dokumen-dokumen pendukungnya.
b. Dalam hal adanya retur pembelian, maka jumlahnya harus
dapat ditentukan untuk mengurangi hutang yang akan dibayar.
c. Semua hutang dibayar dalam periode potongan sehingga
diperoleh potongan pembelian.
d. Jumlah saldo dalam buku pembantu hutang harus cocok
dengan besarnya saldo rekening kontrolnya dan dengan surat
pernyataan piutang dari penjual (kreditur).
e. Semua pengeluaran uang harus dengan chek kecuali untuk
pengeluaran dari kas kecil.
f. Pembentukan dana kas kecil dengan inpers sistem.
g. Penandatanganan chek harus dipisahkan dari orang yang
memegang buku chek.
29
h. Petugas yang menandatangani chek dibedakan dari petugas
yang menyetujui pengeluaran kas dan sedapat mungkin
keduanya harus menyarankan uang jaminan.
i. Harus ada pertanggung jawaban dari pemegang buku chek
tentang nomor-nomor chek yang digunakan, serta yang
dibatalkan.
j. Tanggung jawab penerimaan uang harus dipisahkan dari
tanggung jawab atas pengeluaran kas, dimana prinsip ini tidak
berlaku untuk lembaga-lembaga keuangan seperti bank.
k. Petugas pengeluaran uang harus dipisahkan dari petugas
yang mengerjakan pembukuan kas.
l. Rekonsiliasi laporan dilakukan oleh petugas yang tidak
menandatangani chek, atau menyetujui pengeluaran.
m. Persetujuan pengeluaran uang harus didukung dengan faktur
dari penjual yang sudah disetujui serta dokumen-dokumen
pendukung lainnya.
n. Chek untuk pengisian kas kecil dan gaji pegawai harus dibuat
atas nama penerima.
o. Sesudah dibayar, semua dokumen pendukung harus di cap
lunas atau dilubang agar tidak digunakan lagi.
p. Dilakukan cuti berkala untuk petugas-petugas pengeluaran
uang kas.
30
q. Transfer uang antara bank harus dengan izin khusus dan dibuat
rekening perantara.
I. Kerangka Pikir
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
DINAS PERINDUSTRIANDAN PERDAGANGAN KOTA
MAKASSAR
ANGGARAN
ANGGARAN OPERASIONAL & ANGGARAN KEUANGAN
REALISASIPERENCANAAN
ANALISIS PERENCANAAN DANPENGENDALIAN
HASIL
31
J. Hipotesis
Sehubungan dengan malasah pokok yang dikemukakan di atas, maka
hipotesis yang diajukan sebagai berikut :"Diduga bahwa perencanaan dan
pengendalian keuangan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Makassar sudah dikelola secara baik/efektif ".
32
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. LokasidanWaktuPenelitian
Untukmemperoleh data yang
dibutuhkandalampenyusunanProposalini,
makapenulismemilihDinasPerindustriandanPerdagangan Kota Makassar.
Waktupenelitianuntukmemperoleh datadibutuhkanwaktu ± 2
bulanlamanyadan di laksanakanpadamulai 30 sampai21 juli2016.
B. TeknikPengumpulan Data
Proses pengumpulan data,
makapenulismengadakanstudidanpengumpulan data
melaluipenelitianlapang (field research) danpenelitianpustaka (library
research), adalah sebagai berikut :
1. Penelitianlapang( field research ), yaitukegiatanpenelitianlapangan,
dimanapenulismencari data yang menjadiobyekpenelitian,
untukitupenulismelakukanpengamatansetempatdanwawancarasecarala
ngsungdenganpimpinansertabeberapakaryawan/stafDinas
Perindustriandan perdagangan kota Makassar sertamengumpulkan
data berupalaporan-laporan yang
disajikandanmengumpulkaninformasi yang diperlukan.
Penelitianpustaka ( library research ),yaitupenulismengumpulkan data
yang
33
berhubungandenganteoritentangperencanaandanpengendaliankeuanga
nuntukmemenuhikebutuhandana, makauntukmemperoleh data
dalamfungsidiperolehdaribukuliteraturdancatatanperkuliahan.
C. JenisdanSumber Data
1. Jenis Data
a. Data kualitatif, yaitu data yang diperolehdariDinas perindustrian
dan Perdagangan Kota Makassar
berupainformasisecaralisanmaupuntertulis.
b. Data kuantitatif, yaitudata yangdiperolehmelalui Dinas
Perindustrian dan perdagangan kota Makassardalambentukangka-
angka.
Padapenelitianinijenis data yang digunakanadalah Data
kualitatif.
2. Sumber Data
a. Data primer, yaitu data yang
diperolehmelaluipengamatandanwawancaradenganKepalaBagian/st
aff Karyawan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Makassar.
b. Data sekunder, adalah data yang diperolehmelaluidokumen-
dokumenlaporanbagianKeuangan Pada DinasPerindustrian dan
Perdagangan Kota Makassar.
D. MetodeAnalisis
34
Untukmengujidanmembuktikanbenartidaknyahipotesis yang
diajukansebelumnya, makapenulismenggunakanmetodeanalisis,
Menganalisis data secaradeskriptifdenganmenggunakanteori yang
menjelaskanperencanaandanpengendaliankeuangan yang
secaraesifiendanefektif.Teknikanalisis data yang
digunakandalampenelitianiniadalahanalisisdata kualitatif. Analisis data
dalampenelitiankualitatif, dilakukanpadasaatpengumpulan data
berlangsung,dansetelahselesaipengumpulan data
dalamperiodetertentu.Padasaatwawancarapenelitisudahmelakukananalisist
erhadapjawaban yang diwawancarai.Bilajawaban yang
diwawancaraisetelahdianalisisterasabelummemuaskan,
makapenelitiakanmelanjutkanpertanyaanlagi, sampaitahaptertentu,
aktivitasdalamanalisis data
kualitatifdilakukansecarainteraktifdanberlangsungsecaraterusmenerussamp
aituntas,sehinggadatanyasudahjenuh.Berdasarkankonsep di atas,
selamawawancaraberlangsungdansetelahdiperolehhasilwawancara,peneliti
menganalisis data
denganmereduksiterlebihdahulukemudianmenyederhanakanselanjutnyame
ringkasnya.Hasildarimasing-
masingtahaptersebutdiolahberdasarkantopikpertanyaandan level informan.
Untuk data
dokumentasi,analisadilakukandenganmensortinyaterlebihdahulukemudian
ditabulasidanterakhirdiringkas.Hasildarimasing-
35
masingtahapdiolahberdasarkanjenisdokumendanketerkaitannyadengantopi
kwawancara.Sedangkanuntuk data observasi,
tahapanalisisnyayaitudisortirterlebihdahululaluditabulasikemudiandiringka
sdankalauperludiedit.Hasildarimasing-
masingtahap,diolahberdasarkanobjek yang di obsevasi,
ketekaitannyadengantopikwawancaraataudokumentasi,
dankaitanyadenganrumusanmasalah.
36
BAB IV
GAMBARAN UMUM DINAS PERINDUSTRIAN DAN
PERDAGANGAN KOTA MAKASSAR
A. Sejarah berdirinya Dinas perindustrian dan perdagangan kota
Makassar.
Sejarah terbentuknya Dinas perindustrian dan perdagangan kota Makassar
adalah merupakan bagian dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi
Sulawesi Selatan, berdasarkan Surat Keputusan Republik Indonesia Nomor
102 Tahun 2001 Tentang uraian dan pemisahan khusus Balai Industri dan
Perdagangan Kota Makassar. Sedangkan adanya penggabungan antara
Departemen Perindustrian dengan Departemen Perdagangan No.
115/IP/RI/II/2000, dengan tujuan untuk mengirit biaya negara. Balai
penelitian dan perkembangan Ujung Pandang yang disingkat Balai Industri
Ujung Pandang pada tahun 1947 dikenal dengan nama Laboratorium
Selanding Onderrzcek Filisial di bawah Departemen Van Economische Zabon
pada tahun 1952 kemudian berubah menjadi Balai Penyelidikan Kimia
Cabang Makassar dibawah Balai Penyelidikan Kimia Bogor, selanjutnya pada
tahun 1961 berubah menjadi Balai Penelitian Kimia Makassar di bawah PNPR
Nupiksa Yasa Departemen Perindustrian Rakyat.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 34/M/SK/
I/1969 Balai Penelitian Kimia Makassar di alihkan dari PNPR Nupiksa Yasa
ke lembaga penelitian dan penyelidikan Industri (LPPI).
37
Tahun 1975 beralih di bawah Pusat Penelitian dan pengembangan aneka
industri kerajinan (Pusaninkra) berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Perindustrian Nomor 370/M/SK/8/1975, kemudian pada tahun 1980 Balai
Penelitian Ujung Pandang dirubah lagi menjadi Balai Penelitian dan
Pengembangan Industri Ujung Pandang disingkat Balai Industri Ujung
Pandang berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian dengan Nomor
357/II/SK/1980 tanggal 26 - 08 - 1980 dibawah Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri (BPPIP) naungan Pemerintah yang di kenal dengan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar.
Dengan kembalinya nama Kota Makassar, maka otomatis nama Balai
Penelitian dan Pengembangan Industri Ujung Pandang menjadi Balai
Penelitian dan Pengembangan Industri Makassar yang di singkat Balai
Industri Makassat disingkat (BIMAK). Berdasarkan Surat Keputusan menteri
Perindustrian dan Perdagangan nomor 784/MPC/Kep/II/2002 tanggal 29
November 2002 tentang organisasi dan tata kerja Balai Riset dan Standisasi
Industri dan Perdagangan, nama Balai Industri Makassar berubah menjadi
Balai Riset dan Standisasi Industri dan Perdagangan Makassar disingkat
Baristand Indag Makassar. Sedangkan nama Ujung Pandang yang banyak
ditumbuhi tanaman pandan. Baik orang Makassar maupun orang bugis dalam
percakapan sehari-hari menyebut "Jumpandang". Nama Ujung Pandang,
kemudiaan diresmikan pada tahun 1971 menggantikan nama Makassar tempo
doelue, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1971, akhirnya pada
tanggal 1 Januari 2000 dipakai kembali nama Makassar.
38
B. Tugas-tugas dan fungsinya
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi dari Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Makassar sampai sekarang masih tetap berpedoman pada
Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 357/M/SK/8/1980 tanggal 26-
08-1980.
Peranan dalam menunjang pertumbuhan industri khususnya di
MPPI - D, yaitu :
1. Dapat membantu pemerintah dalam pengembangkan industri terutama
industri kecil, dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan
terhadap terhnologi bahan baku, proses, peralatan dan hasil produk
2. Menyerahkan hasil-hasil penelitian pengembanagan :
a. Penataran dan latihan kerja bagi para tenaga penyuluh
b. Penyebaran publikasi hasil penelitian dan pengembangan dan brosur-
brosur petunjuk tehnis.
c. Pemberi advice lisan maupun tulisan kepada pengusaha dan
masyarakat yang memerlukan.
d. Mempromosikan hasil-hasil litban melalui pameran dan media massa.
e. Membantu pemerintah dan masyarakat industri dalam usaha
standardisasi, antara lain penyiapan, penyesuaian SII, promosi SUI,
dan SII, monitoring hasil industri
3. Memberi pelayanan tehnis kepada masyarakat industri (besar, menengah
dan industri kecil), dalam :
39
a. Pengujian bahan baku/ penolong, peralatan dan hasil industri.
b. Pengawasan mutu hasil industri dimana sudah wajib laku atau sudah
memakai tanda SII yang diatur dengan SK. Menteri Perindustrian.
c. Pengawasan mutu peneliti komoditi ekspor (mengeluarkan sertifikat
mutu ekspor) yang di atur dengan SK.Menteri Perdagangan.
b. Memberi bantuan teknis tentang tehnologi bahan baku proses,
peralatan dan produk termasuk rencana bangun dan perekayasaan
industri kepada :
a. Masyarakat yang bermaksud mendirikan industri kecil
b. Pengusaha industri kecil dalam mengembangkan usaha
c. Pengusaha industri kecil dalam memecahkan salah teknis di
perusahaannya dalam rangka menanggulangi perencanaan aktivitas
industri.
40
C. Struktur Organisasi
Struktur Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar
41
Keterangan :
Untuk mengetahui struktur pemerintahan daerah berlaku perlu
diperhatikan mengenai pasal-pasal penting yang mengatur dalam hal mengenai
Keputusan Menteri Departemen Perindustrian dan Perdagangan Nomor
86/MPR/Kep/3/2001 tentang organisasi dan Tata Kerja Departemen Perindustrian
dan Perdagangan.
Jelas kiranya bahwa struktur organisasi itu memegang peranan penting
dalam bentuk sikap organisasi. Tuntutan fungsi kepada individu ialah harus taat
pada tata tertib organisasi. Dan lain halnya mungkin terjadi apabila segala
tindakan dari setiap individu dilakukan demi kepentingan organisasi sesuai
dengan kode organisasi yang ada seperti :
1. Organisasi adalah sekelompok orang-orang yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan tertentu.
2. Organisasi adalah struktur organisasi antara hubungan-hubungan pribadi
yang berdasarkan wewenang formil dan kebiasaan dalam suatu sistem
administrasi.
3. Organisasi adalah suatu sistem dari aktivitas-aktivitas atau tenaga
manusia yang dapat dikoordinir dengan rasa kesadaran.
Jadi organisasi menurut definisi di atas adalah suatu kelompok
manusia yang secara sadar bekerja sama dalam hubungan secara pribadi
dan kebiasaan dari suatu sistem yang telah digariskan untuk mencapai
tujuan tertentu, yaitu hubungan fungsi dan wewenang serta tanggung
42
jawab yang secara secara tegas telah ditentukan dalam struktur
organisasi.
Kalau di pemerintahan pusat pimpinan pemerintahan dipegang
oleh seorang pejabat yang disebut Menteri atau Dirjen, sedangkan di
daerah dipegang oleh seorang Kepala Dinas. Dengan demikian, tibalah
penulis akan mengutarakan susunan organisasi pada Kantor Riset dan
Standardisasi Perindustrian dan Perdagangan menjalankan Pemerintahan
Kota Makassar Sulawesi Selatan secara garis besarnya dapat disimpulkan,
sebagai berikut :
1. Kepala Dinas Perindustrian Dan Perdagangan kota Makassar sebagai
Pucuk pimpinan yang merupakan pula jabatan tertinggi yang mempunyai
fungsi sangat penting di dalam melaksanakan segala sesuatu yang
berkaitan dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar
sebagai bahan eksekutif yang bergerak dibidang urusan rumah tangga,
juga menjadi atau rantai yang bergerak dalam organisasi pemerintah
Pusat.
Adapun tugasnya yaitu :
a. Koordinasi : dalam arti mengatur dan membina kerja sama untuk
mengintegrasikan seluruh administrasi dan mengkoordinasikan
penyusunan peraturan perundang-undangan.
b. Pelayanan : dalam arti memberikan pelayanan teknis dan
administrasi bagi satuan organisasi dalam lingkungan instansi yang
bersangkutan.
43
c. Perencanaan dalam arti mempersiapkan suatu rencana penyusunan
program dan menilai pelaksanaan rencana berdasarkan kebijaksanaan
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Pembinaan administrasi dalam arti membina urusan tata usaha
mengelola dan membina kepegawaian, pengelolaan keuangan dan
perbekalan serta mengadakan hubungan dengan lembaga resmi dan
masyarakat.
e. Pembinaan organisasi dan tata laksana dalam arti melakukan
penelitian dan pengembangan dalam rangka membina serta
memelihara seluruh kelembagaan dan ketata laksanaan.
f. Keamanan dan ketertiban dalam arti memelihara dan membina
keamanan serta ketertiban dalam hal hubungan nya dengan
pelaksanaan administrasi.
2. Sekretaris, berfungsi untuk mengkoordinasikan, membimbing dan
mengendalikan serta mengadakan evaluasi atas kegiatan bagian-bagian
dalam rangka pelaksanaan tugas pokoknya dan melakukan tugasnya, serta
tugas lain diserahkan kepadanya.
Sekretaris Dinas Perindustrian dan perdagangan kota Makassar terdiri
dari beberapa bagian antara lain :
a. Sub Bagian umum Kepegawaian
b. Sub bagian Keuangan
c. Sub bagian Perlengkapan
3. Jabatan fungsional
44
4. Bidang perindustrian
Terdiri dari :
a. Seksi usaha industry
b. Seksi sarana industry
c. Bimbingan produksi
5. Bidang perdagangan
Terdiri dari :
a. Seksi usaha dan sarana perdagangan
b. Seksi pembinaan dan pengawasan pendaftaran perusahaan
c. Seksi pengkajian dan pengawasan
6. Bidang perlindungan konsumen dan kemetrologian
Yang terdiri dari :
a. Seksi perlindungan konsumen
b. Seksi pengawasan dan kemetrologian
c. Seksi tertib niaga dan distribusi
7. Bidang Pengembangan dan pembinaan usaha
Terdiri dari :
a. Seksi pengembangan dan pengendalian usaha
b. Seksi informasi dan promosi
c. Seksi pemberdayaan dan penyuluhan
8. UPTD
46
BAB V
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Perencanaan Anggaran dan Pengendalian keuangan
Perencanaan keuangan pada kantor Dinas Perindustrian dan perdagangan
kota Makassar sesuai dengan standar yang ditetapkan bahwasanya
Penggunaan Anggaran Sebagai Alat Pengendalian Belanja. Anggaran
memegang peran dan fungsi yang sangat penting dalam penyelenggaraan
pemerintahan di kota Makassar. Oleh karena itu, apabila kualitas anggaran
daerah rendah, maka kualitas pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan daerah
juga cenderung lemah, salah satunya DISPERINDAG ini sebagai sebagai
salah satu fungsi pembangunan pemerintahan. Anggaran yang disusun setiap
tahun merupakan desain teknis pelaksanaan strategi untuk mencapai visi dan
misi pembangunan SKPD Kota Makassar sebagaimana tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Makassar
dan/atau Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota
Makassar.
Peran dari penganggaran untuk perencanaan adalah mewujudkan
pencapaian target-target atau sasaran pembangunan pada masing-masing
bidang atau urusan pemerintahan berdasarkan skala prioritas pembangunan
SKPD Kota Makassar setiap tahun anggaran. Dengan kata lain, peran dari
penganggaran adalah untuk merencanakan dan memutuskan mana program
dan kegiatan yang harus dianggarkan pada setiap tahun anggaran. Oleh karena
47
itu, apabila penganggaran tidak dilakukan secara tepat, maka sama saja
menurunkan tingkat ketepatan pencapaian visi dan misi pembangunan Kota
Makassar.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Pemerintah kota Makassar
memandang bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah (APBD) yang
disusun dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) setiap tahunnya
adalah alat untuk menjawab kesinambungan dinamika keberlangsungan
pembangunan daerah dan masyarakat. Dengan demikian, Pemerintah Kota
Makassar senantiasa berupaya semaksimal mungkin untuk menyelaraskan
APBD dengan dinamika dan tuntutan pembangunan ekonomi masyarakat
yang setiap tahunnya semakin kompleks. Salah satu upaya untuk
menyelaraskan antara APBD dan dinamika pembangunan kota Makassar yang
semakin kompleks tersebut adalah melalui perencanaan anggaran yang baik
dan sesuai dengan hukum serta mekanisme yang berlaku. Untuk itu,
pemerintah kota Makassar berupaya semaksimal mungkin menyusun dan
merencanakan anggaran secara baik dan taat hukum yang berlaku baik dalam
skala nasional maupun dalam lingkup Pemerintahan Kota Makassar terutama
pada Disperindag ini.
B. Proses penyusunan Anggaran
1. Bentuk umum
Hal ini bisa dilihat dalam sistem dan mekanisme perencanaan dan
penyusunan APBD kota Makassar. yang menunjukan bahwa proses
penganggaran dimulai dari proses penyusunan dokumen tahunan
48
pembangunan daerah atau penyusunn Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) kota Makassar.
Setelah RKPD kota Makassar ini disusun, maka Walikota
Makassar bersurat kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang di
maksud adalah DIPERINDAG ini dalam lingkup Pemerintah Kota
Makassar untuk segera menyusun rancangan Rencana Kerja dan
Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD). Selanjutnya,
RKA-SKPD ini disampaikan kepada Walikota Makassar c.q:, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kota Makassar .RKA-SKPD kemudian
dianalisis dan dirasionalisasi oleh Bidang Anggaran Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Makassar. Hasil Analisis
dan Rasionalisasi program dan kegiatan yang diusulkan oleh SKPD
tersebut, selanjutnya dibahas dalam rapat Walikota Makassar dengan Tim
Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), para staf ahli Walikota Makassar,
para Kepala SKPD, para Kepala Bagian Setda, Kepala Bidang Anggaran,
para Kepala Seksi dan staf Bidang Anggaran SKPD, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah kota Makassar. Pada prinsipnya, rapat ini
membahas fokus program dan kegiatan sesuai dengan prioritas
pembangunan kota Makassar. Bersamaan dengan itu, dilakukan
penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (PPAS) kota Makassar dengan modifikasi dan/atau
format sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
49
Nomor 59 tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Pada sisi lain, bersamaan dengan telah diterimanya RKA-SKPD
oleh Bidang Anggaran, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah kota
Makassar, maka disusunlah Rancangan Peraturan Daerah tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kota Makassar dan
Penyusunan Rancangan Peraturan Walikota Makassar tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kota Makassar. Setelah
Pemerintah dan Semua SKPD menyepakati rancangan KUA dan
rancangan PPAS kota Makassar termasuk Rancangan Peraturan Daerah
tentang APBD kota Makassar dan penyusun Rancangan Peraturan
Walikota Makassar tentang Penjabaran APBD kota Makassar, maka
rancangan KUA dan PPAS tersebut diserahkan kepada DPRD untuk
selanjutnya dibahas dan disepakati.Setelah KUA dan PPAS telah
disepakati bersama oleh Pemerintah kota Makassar dan DPRD kota
Makassar, maka sesuai dengan hasil rapat Badan Musyawarah DPRD
kemudian diserahkan Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kota Makassar dan Rancangan
Peraturan Walikota Makassar tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) kota Makassar untuk selanjutnya dibahas dan
ditetapkan menjadi Peraturan Daerah tentang APBD kota Makassar.
Dalam penyusun Rancangan Peraturan Daerah tentang perubahan
APBD kota Makassar dan penyusunan Rancangan Peraturan Walikota
50
Makassar tentang perubahan Penjabaran APBD kota Makassar, proses
awal yang dilakukan adalah Walikota Makassar bersurat kepada SKPD-
SKPD lingkup pemerintah kota Makassar terutama juga pada Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar untuk segera menyusun
rancangan perubahan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah (RKA-SKPD). Rancangan ini selanjutnya disampaikan
pada Walikota Makassar c.q: Bagian Keuangan Setda kota Makassar.
Setelah rancangan perubahan RKA-SKPD diterima oleh Bagian Keuangan
Setda, dalam hal ini Subbagian Anggaran Setda, maka dilakukan
penginputan perubahan RKA-SKPD.
Bila proses penginputan RKA selesai maka dilakukan penyusunan
rancangan perubahan KUA dan rancangan perubahan PPAS kota
Makassar, sehingga muatan program dan kegiatan, baik nama maupun
pagu anggaran sama dengan rancangan Peraturan Daerah tentang
Perubahan APBD kota Makassar dan Rancangan Peraturan Walikota
Makassar tentang Perubahan Penjabaran APBD kota Makassar. Setelah
itu, dilakukanlah rapat antara Walikota Makassar dengan Tim Anggaran
Pemerintah Daerah (TAPD), para Kepala SKPD, para staff ahli Walikota
Makassar, para Kepala Bagian Setda dan Subbagian Anggaran Setda
maupun antara Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang dipimpin
langsung oleh Sekretaris Daerah kota Makassar dengan para Kepala
SKPD, para staf ahli Walikota Makassar, para Kepala Bagian Setda dan
Subbagian Anggaran Setda. Setelah disepakati rancangan penyusunan
51
rancangan perubahan KUA dan rancangan perubahan PPAS kota
Makassar oleh pemerintah dan semua Kepala SKPD, maka rancangan
perubahan KUA dan perubahan PPAS tersebut diserahkan kepada DPRD
untuk selanjutnya dibahas dan disepakati.
Ketika perubahan Kebijakan umum anggaran (KUA) dan
perubahan PPAS telah disepakati bersama oleh Pemerintah kota Makassar
dan DPRD kota Makassar, maka selanjutnya sesuai dengan hasil rapat
Badan Musyawarah DPRD maka diserahkan Rancangan Peraturan Daerah
tentang Perubahan APBD kota Makassar dan Rancangan Peraturan
Walikota Makassar tentang Perubahan Penjabaran Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) kota Makassar untuk selanjutnya dibahas dan
ditetapkan menjadi Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran
Pendapatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Secara umum Sistem penganggaran Kota Makassar tidak mengacu
pada line-item budgeting yang didasarkan pada sifat dari penerimaan dan
pengeluaran ataupun zero based budgeting di mana dalam penyusunan
anggaran tidak berpatokan pada anggaran tahun lalu sebagai dasar
penyusunan anggaran tahun ini, namun didasarkan pada kebutuhan saat
ini. Sistem penganggaran dikota Makassar merupakan kombinasi dari
incremental budgeting, planning programming budgeting system dan
performance budgeting system.” Kombinasi system anggaran ini dapat
dilihat pada tahap awal penyusunan dokumen rancangan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) yang dilakukan oleh Bappeda Kota
52
Makassar.Dalam RKPD ini tercakup evaluasi capaian sasaran program
RPJMD tahun anggaran sebelumnya, perkiraan capaian sasaran program
RPJMD tahun anggaran berjalan dan target capaian sasaran program
RPJMD tahun anggaran berikutnya.program prioritas pembangunan tahun
berikutnya, indikator beserta tolok ukur kinerja dan target kinerjanya serta
pagu anggaran masing-masing program dan kegiatan. Secara operasional
Program prioritas pembangunan berdasarkan visi dan misi pembangunan
didasarkan pada pertimbangan: apa yang direncanakan (what)? Mengapa
itu direncanakan (why)? Berapa biayanya (how) ? Kapan itu akan
dilakukan (when)? Apa yang akan menjadi hasil akhir? Ini menganut
filosofi performance budgeting system. Hal ini kemudian diterjemahkan
dalam bentuk fokus program dan kegiatan pembangunan dalam rancangan
RKPD. Selanjutnya akan menjadi dasar untuk penyusunan Kebijakan
Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
(PPAS) yang sejalan dengan filosofi planning programming budgeting
system.
Pada tahap selanjutnya, dalam penentuan pagu anggaran program
dan kegiatan, Pemerintah Kota Makassar biasanya hanya menambah atau
mengurangi jumlah anggaran (rupiah) pada item-item anggaran yang
sudah ada sebelumnya dengan menggunakan data tahun sebelumnya
sebagai dasar untuk menyesuaikan besarnya penambahan atau
pengurangan anggaran yang dinilai sesuai dengan filosofi incremental
budgeting.Pada tahap terakhir, dilakukan analisis oleh Tim Anggaran
53
Pemerintah Daerah Kota Makassar. Di sini, program dan kegiatan yang
akan dialokasikan anggaran belanja berorientasi pada pencapaian hasil
kinerja dan lebih menekankan pada pendayagunaan dana yang tersedia
untuk mencapai hasil yang optimal sesuai dengan filosofi performance
budgeting system.
Terkhusus pada SKPD ini, Dinas perindustrian dan perdagangan
Kota Makassar ini, menurut SOP yang di berlakukan mengenai
peningkatan pembinaan pengawasan pergudangan, dalam desain teknisnya
atau instrument dalam pencapain target-target pembagunan daerah atas
kegiatan-kegiatan yang akan direncanakan dan sudah dilakukan,
anggarannya juga berfungsi sebagai pengendalian (controlling) jalannya
pemerintahan sesuai dengan tata pemerintahan yang baik (good
govermance), penganggaran bisa mewujudkan transparansi, akuntabilitas
dan partisipasi. Oleh karena itu, dalam penyusunan anggaran, perlu
dilakukan secara detail, komprehensif, handal dan rinci guna memudahkan
pengendalian jalannya pembangunan dan pemerintahan, sehingga antara
rencana anggaran (dokumen APBD) akan sama dengan realisasi fisik
anggaran di lapangan Untuk mewujudkan fungsi pengendalian ini, maka
penganggaran di kota Makassar dilakukan secara berjenjang. sebagai
wujud dari penganggaran sebagai pengendalian maka dilakukan secara
berjenjang yaitu melalui beberapa tahap yaitu :
a. ada tahap perencanaan anggaran (APBD) dilakukan dengan cara
menyusun Rencana Kerja dan Anggaran SKPD secara rinci dan
54
berbasis kinerja sehingga efisiensi dan efektivitas anggaran belanja
program dan kegiatan dapat dideteksi dan dihitung dengan baik dan
tepat. Oleh karena itu, rincian belanja RKA SKPD yang bersifat
glodongan, seperti: 1 paket diupayakan diperinci sampai unit terkecil
sehingga memudahkan pengklasifikan obyek belanja—mana yang
masuk belanja pegawai, belanja barang/jasa serta mana yang masuk
dalam belanja modal.
b. Pada tahap penata usahaan anggaran dilakukan dengan cara
mensinkronkan pencairan anggaran (perbendaharaan) SKPD pada
waktu sekarang (t) dengan pelaporan penggunaan anggaran SKPD atau
Surat Pertanggungjawaban SKPD/SPj SKPD terhadap anggaran atau
Surat Permintaan Pencairan Dana (SP2D) yang telah dicairkan pada
waktu sebelumnya. Katakanlah satu bulan sebelumnya (t-1). Dengan
kata lain, SP2D SKPD dapat dilakukan apabila kewajiban SKPD untuk
menyetor SPj telah terpenuhi yang dibuktikan dengan paraf Kepala
Subbagian Verifikasi dan Pembukuan Setda pada SP2D yang akan
diajukan pada Subbagian Perbebdaharan Setda Kota Makassar.
Sebagai tambahan, pada tahun anggaran, Pemerintah Kota Makassar
telah mensyaratkan juga syarat pencairan anggaran (SP2D) dengan
melampirkan laporan bendahara barang SKPD yang ditelah
diverifikasi dan diparaf oleh Kepala Bagian Perlengkapan Setda Kota
Makassar. Hal ini untuk menjamin realisasi belanja barang SKPD
sama dengan laporan fisik barang yang ada di SKPD.
55
c. Pada tahap pertanggungjawaban, penyusunan laporan keuangan
diupayakan semakin cepat, sehingga sebelum akhir peride tahun
anggaran berikutnya, Laporan Keuangan SKPD selanjurnya laporan
keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Pemerintah Kota Makassar
sudah siap diserahkan kepada Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan
Provinsi untuk diaudit.
d. Pemerintahan kota Makassar sangat memberikan perhatian yang serius
terhadap penganggaran karena dinilai sebagai pengendali dalam
belanja barang/jasa. bahwa: “Anggaran memegang peran sangat
penting dalam mengendalikan belanja barang/jasa agar tidak terjadi
belanja berlebihan atau overspending, underspending atau bahkan
salah sasaran.” meskipun anggaran telah direncanakan dan disusun
secara ketat namun kadang-kadang masih ditemukan adanya belanja
berlebihan atau overspending. “Salah satu hal yang dapat terjadi dalam
penganggaran (APBD) adalah penganggaran yang berlebihan (over-
spending) di mana anggaran belanja pada satu program dan/atau
kegiatan direncanakan terlalu tinggi dari yang seharusnya. Sebagai alat
pengendalian, maka sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dalam
penyusunan APBD Kota Makassar Pemerintah Kota Makassar mulai
menerapkan anggaran berbasis kinerja pada beberapa program dan
56
kegiatan membandingkan kinerja actual dengan kinerja yang
dianggarkan atau menghitung selisih anggaran.
2. Menurut pusat pertanggung jawaban
Anggaran biaya merupakan rencana kerja yang tertulis dan
dinyatakan dalam satuan uang. Rencana kegiatan ini meliputi kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan oleh suatu organisasi selama jangka waktu
tertentu. Anggaran adalah budget yang lengkap untuk mencakup semua
rencana kegiatan. Rencana itu meliputi semua kegiatan yang berkaitan dan
saling mempengaruhi satu sama lain. Anggaran bertindak sebagai
pedoman kerja bagi setiap tingkat manajemen dan merupakan alat kontrol
bagi pimpinan dalam menjalankan fungsi pengendalian tiap tingkatan
manajemen berdasarkan tugas dan tanggung jawab yang dilimpahkan
kepadanya.
Pengendalian merupakan sistem akuntansi pertanggungjawaban
dapat dilakukan dengan baik, maka penyusunan suatu anggaran harus
memperhatikan dan menyelidiki semua faktor yang mempengaruhi
rencana kegiatan dan kemudian membuat analisa berdasarkan kenyataan
yang dapat mempengaruhinya.
Dalam penyusunan anggaran belanja rutin pada Kantor Balai
Industri dan Perdagangan Kota Makassar, maka ada beberapa tahapan
yang harus dilalui sampai penetapan anggaran, Tahapan-tahapan
penetapan anggaran operasi tersebut seperti :
57
a. Seksi keuangan membuat rencana anggaran operasi yang disampaikan
ke instansi kepada Kepala Bagian Keuangan.
b. Kepala Bagian Keuangan mengevaluasi RAO dari bawahannya dengan
membuat RAO gabungan untuk diusulkan RAO ke Dinas.
c. Bagian Keuangan Tim anggaran mengevaluasi RAO yang diusulkan
serta yang menentukan sasaran target bagi untuk Anggaran Rutin.
d. Berdasarkan target dan pagu yang telah ditetapkan, maka bagian
keuangan membuat Lembar Kerja Operasi (LKO) sebagai bahan untuk
pembahasan anggaran bersama dengan Pimpro sehingga dihasilkan
Lembar Kerja Operasi dari hasil pembahasan.
e. Berdasarkan LKO hasil pembahasan dibuat dari Draft Rencana Kerja
dan Anggaran yang akan disampaikan kepada Kepala Dinas Perindag
Propinsi Sulawesi selatan untuk dimintai pendapat dan masukannya
yang harus disampaikan kepada Dinas perindustrian Dan perdagangan
Kota Makassar.
f. RKA Bagian Keuangan diajukan dan dibahas dalam RUPS dengan
mempertimbangkan masukan dari DPRD untuk akhirnya mendapat
pengesahan RUPS.
g. Berdasarkan RKA Bagian keuangan yang telah disahkan dalam RUPS
bagian keuangan c.q. Divisi anggaran membuat penetapan anggaran
operasi (Buku Hijau) untuk setiap bagian administrasi Dinas.
58
Tabel 5.1. Anggaran Biaya
S
e
l
selanjutnya, mengamati penetapan anggaran di atas yang telah
diterapkan oleh kepala Daerah, dapat dikatakan bahwa penetapan
anggaran di Dinas perindustrian Dan perdagangan Kota Makassar sudah
baik dan efektif, karena timbuhnya penetapan anggaran disebabkan adanya
usulan dari unit-unit yang ada dibawahan nya kemudian dimusyawarakan
bersama dengan untuk penerbitan anggaran.Begitu pula setelah turunnya
anggaran dari bagian keuangan, keuangan memperbanyak copyan "Buku
Hijau" untuk dikirim ke bagian sebagai pedoman dalam penyusunan
program kerja dalam merealisasikan anggaran.
C. Penggolongan Biaya sesuai dengan Pusat Pertanggungjawaban
Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar dalam
pengelolaan anggaran ini dikenal ada beberapa biaya diantaranya biaya
POS KETERANGAN
1 Pendapatan Operasi
2 Penerimaan dari hasil pelatihan
3 Penerimaan hasil diluar operasi
4 Penerimaan lain-lain
5 Pengeluaran operasi
6 Pengeluaran investasi
7 Beban diluar operasi
8 Pengeluaran lain-lain
59
operasi/ beban operasi (pengeluaran operasi). Pengeluaran operasi yang
dimaksud disini adalah pengeluaran-pengeluaran yang terjadi dalam
hubungannya dengan operasi yang dimaksud disini adalah sejumlah
pengeluaran-pengeluaran yang terjadi dalam hubungannya dengan proses
kelancaran pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.
Ciri-ciri pengeluaran operasi pada Kantor Dinas Perindustrian Dan
Perdagangan Kota Makassar yaitu sebagai berikut :
1. Pengeluaran atas kegiatan-kegiatan atau transaksi yang dapat
digolongkan sebagai beban operasi. Pengeluaran ini dilakukan untuk
kelancaran jalannya aktivitas sehari- hari, misalnya :
a) alat keperluan kantor dan cetakan
b) biaya listrik, telepon, dan Air
c) biaya pegawai
d) perjalanan dinas
e) Pengeluaran yang memberi manfaat untuk tahun yang
bersangkutan. Seperti sewa gedung/kantor/rumah, sewa kendaraan,
seminar lokakarya.
2. Pengeluaran untuk mempertahankan mutu dan keandalan suatu aktiva
instansi. Pengeluaran ini menyangkut seluruh biaya pemeliharaan yang
terencana atas aktiva tetap instansi untuk menjaga mutu dan keandalan.
Kegiatan pemeliharaan meliputi pembersihan, pemeriksaan, pengujian
(peneran) alat pengaman, pengecatan bangunan dan tiang-tiang service
kendaraan bermotor.
60
3. Mengganti memperbaiki, mengubah/menyempurnakan atau
memodifikasi suatu aktiva yang merupakan bagian dari suatu kode
perkiraan yang tidak mengubah kapasitas atau masa pakai aktiva tetap
yang bersangkutan. Pekerjaan, kegiatan usaha ini adalah untuk
meningkatkan, kegiatan menyempurnakan peralatan /sistem/ sarana
lainnya, dengan cara mengganti, memperbaiki, mengubah
(memodifikasi) peralatan /system /saran yang lama agar dicapai daya
guna dan atau keandalan yang lebih baik, tetapi dengan tidak
mengubah kapasitas semula.
Berdasarkan ciri-ciri pengeluaran operasi yang telah dijelaskan di
atas, maka dalam anggaran biaya operasi juga dibagi atas beberapa
pos-pos anggaran sebagai berikut :
Tabel 5.2. Anggaran Biaya operasi
POS KETERANGAN
5.1 Perbaikan dan pemeliharaan gedung
5.2
5.2.1
Gaji pegawai negeri/honor
Biaya gaji pegawai negeri/honor
o Gaji pegawai negeri
o Gaji pegawai honor
o Beban Pajak
o Tunjangan bahan pokok
o TKK
61
5.2.2
o TKJ
o Tunjangan fungsional
o Tunjangan perumahan
o Uang lembur
o Tunjangan lain-lain
Biaya pegawai lainnya
o Tunjangan Hari raya
o C u t i
o Pakaian Dinas
o Rupa-rupa biaya pegawai
o Uang makan/ lembur
o Tunjangan fungsional
o Tunjangan perumahan
o Uang lembur
o Tunjangan lain-lain.
5.3
5.3.1
5.3.2
5.3.3
Bahan bakar pemeliharaan
Bahan bakar dan minyak
Pemeliharaan (Material)
Pemeliharaan Kit dan Distribusi
o Beban penerangan lampu
o Transmisi, Distribusi, Telkom
o - Beban pendidikan
5.4. Pemeliharaan
62
o Honorarium
o Perkakas dan perlengkapan
o Beban makanan
o Beban konsumsi
o Perjalanan dinas
o Pos Telegram dan Telepon
o Alat Tulis Kantor
o Barang cetakan
o Biaya Bank
o PBB/Pajak
o Penerimaan Iklan
o Dll
Setelah melihat pembagian biaya di atas terhadap pos-pos anggaran
yang telah ditetapkan sesuai dengan anggaran rutin Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kota Makassar, ada beberapa biaya yang dapat
dipengaruhi oleh Kepala Bagian Keuangan yang perlu
dipertanggungjawabkan, sebagai berikut:
a. Sub Pos 5.2.1. Uang lembur/ honor harian lepas
b. Sub Pos 5.2.2. Tunjangan kesehatan & uang makan
c. Sub Pos 5.3.2. Jasa borongan
d. Sub Pos 5.4. Biaya lain-lain :
- Honorarium
- Perkakas dan perlengkapan
63
- Bahan makanan
- Perjalanan dinas
- Pos telegram, telepon
- Sewa gedung
- Alat Tulis Kantor
- Barang cetakan
D. System laporan Keuangan
Berdasarkan sistem pelaporan yang digunakan pada Kantor Dinas
Perindustrian dan perdagangan Kota Makassar terhadap laporan
pertanggungjawaban keuangan dilakukan setiap triwulan dengan prosedur
sebagai berikut :
1. Laporan realisasi penggunaan biaya dilaporkan setiap bulan oleh
nasing-masing seksi kepada kepala bagian.
2. Kepala bagian mengumpulkan semua laporan yang rampung dan
menggabungkan dari semua seksi sebagai penanggungjawab kemudian
dikirim ke tingkat lebih di atas setiap triwulan.
3. Kepala bagian mengumpulkan semua laporan dari semua bagian, lalu
menggabungkan membuat daftar rekapitulasi akan dikirim ke bagian
keuangan dan Kepala Bagian Anggaran sebagai tolak ukur tingkat
realisasi anggaran sebagai pertanggungjawaban keuangan dari masing-
masing seksi.
4. Bagian keuangan dan bagian Anggaran mengumpulkan laporan dari
semua seksi-seksi dan memasukkan ke pos-pos anggaran masing-
64
masing yang sudah tersedia dan terpisah sesuai pusat-pusat
pertanggungjawaban.
berdasarkan praktek dan pengalaman dalam beberapa tahun terakhir
dalam penyusunan APBD Kota Makassar, maka salah satu langkah yang
telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Makassar guna mengantisipasi hal
overspending adalah mendorong SKPD untuk menyusun RKA SKPD
secara rinci serta menghindari penganggaran yang bersifat glodongan,
seperti: 1 paket. Selain itu, guna memastikan adanya overspending, maka
usulan anggaran belanja yang ada dalam RKA SKPD dibandingkan
dengan Standarisasi Harga Barang.
Hasil laporan realisasi Anggaran pada tahun 2012 menunjukkan bahwa
Pembiayaan Netto Setelah Perubahan adalah sebesar Rp.
17.745.900.754.00, sementara realisasinya adalah sebesar Rp.
17.900.026.299.69.Dengan demikian terjadi selisih anggaran
(overspending) sebesar Rp. 154.125.545.69 atau lebih besar (0.92%). Hal
yang sama juga terjadi untuk Tahun Anggaran 2013. Besar Pembiayaan
Netto Setelah Perubahan adalah Rp. 778.363.947.31, sementara
realisasinya adalah sebesar Rp. 1.923.805.940.57.Dengan demikian terjadi
selisih Pembiayaan Netto atau overspending sebesar Rp. 1.145.441.993.26
atau lebih dari pembiayaannya sebesar 47.16%. Meskipun secara umum
terjadi overspending dalam penganggaran, namun khusus dalam belanja
barang/jasa terjadi keadaan underspending terutama dalam Tahun
anggaran 2012 dan 2013.
65
Hasil analisis terhadap Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah
Daerah tahun sekian menunjukkan bahwa, besarnnya anggaran belanja
barang/jasa setelah perubahan adalah Rp. 60,998,639,387.00.Namun
dalam realisasinya hanya sebesar Rp. 51,589,439,244.00. Dengan
demikian terjadi selisih yang bersifat underspending di bidang belanja
barang/jasa sebesar Rp. 9,409,200,143.00. Itu artinya, target belanja
barang/jasa Pemerintah daerah kota Makassar hanya mencapai 84.57%.
Kondisi underspending dalam belanja barang/jasa ini juga terjadi pada
Tahun Anggaran 2014.Hasil analisis Laporan Realisasi Anggaran
Pemerintah daerah Kota Makassar tahun tersebut menunjukkan bahwa,
besarnnya anggaran belanja barang/jasa setelah perubahan adalah Rp.
48,414,930,084.00.Namun dalam realisasinya hanya sebesar Rp.
44,006,949,829.00. Dengan demikian terjadi selisih anggaran yang sifat
underspending dalam belanja barang/jasasebesar Rp. 4.407.980.255. 00.
Itu artinya, target belanja barang/jasa Pemerintah daerah kota Makassar
hanya mencapai 90.90 %. Berdasarkan perbandingan selisih anggaran
belanja barang/jasa di atas dapat dikatakan bahwa secara umum kondisi
underspending anggaran belanja barang/jasa pemerintah daerah
kotamenunjukkan semakin diperkecil atau ditekan. Jika posisi
underspending belanja barang/jasa pada tahun anggaran 2013 mencapai
15,43% maka pada tahun anggaran 2014, pemerintah kota berhasil
menekan posisi underspending menjadi hanya sebesar 9,1% saja. Namun,
pada tahun 2014 realisasinya cuma mencapai 27,89%.
66
Ada beberapa langkah yang ditempuh pemerintahan kota Makassar
dalam hal ini Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk mengatasi
terjadinya overspending atau underspending dalam usulan anggaran SKPD
yaitu:
1) Membandingkan usulan anggaran SKPD untuk program dan/atau
kegiatan yang sama dengan tahun anggaran sebelumnya dan/atau
merevisi atau menurunkan besaran usulan anggaran belanja SKPD
berdasarkan Standarisasi Harga Barang Tahun Anggaran berikutnya.
2) Melakukan proksi (didekati) dengan harga pasar saat ini ditambah
dengan pajak yang harus dibayarkan dalam pengadaan barang/jasa
tersebut, atau;
3) Melihat kewajaran antara target kinerja program dan/atau kegiatan
yang ingin dicapai SKPD dengan anggaran belanja yang diusulkan
oleh SKPD.
Pemerintah kota Makassar berupaya semaksimal mungkin untuk
menghindari keadaan overspending dan underspending dalam pembelian
barang/jasa. Keduanya bukan untuk dipilih, karena apabila terjadi
overspending dalam pengadaan barang/jasa, maka berarti telah terjadi
pemborosan atau ketidakefisiensian anggaran.Sebaliknya, apabila under
spending, maka berarti telah terjadi ketidakefektifan pencapaian target
sasaran program/kegiatan, maka dari itu berdasarkan hipotesis yang di
ajukan telah terbukti dapat diterima.
66
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian-uraian bab sebelumnya mengenai sistem
perencanaan dan pengendalian keuangan berdasarkan Anggaran pada
Dinas Perindustrian dan perdagangan Kota Makassar dapat di tarik
beberapa kesimpulan bahwa
1. Dinas Perindustrian dan perdagangan Kota Makassar adalah Dinas
yang dapat melakukan pelatihan utamanya pada pegawai Dinas
Perindustrian dan Perdagangan dalam lingkup pada Dinas dan sering
dari instansi lain ikut baik instansi pemerintah maupun swasta.
2. Dalam penyusunan untuk jangka waktu sebelumnya dengan
mengambil data-data historis dan rencana dengan tahun berjalan.
Besarnya nilai rencana pelaksanaan anggaran biaya pekerjaan oleh
setiap bidang akan diperbandingkan dengan anggaran yang ditetapkan
setiap triwulan oleh bidang keuangan agar penerbitan alokasi anggaran
tidak melampaui batas, sehingga dengan demikian anggaran biaya
yang telah ditetapkan dapat dijadikan oleh instansi yang bersangkutan
berfungsi sebagai alat pengendalian.
3. Dinas Perindustrian dan perdagangan Kota Makassar telah
mengklasifikasi kode rekening dan pos-pos anggaran sedemikian rupa,
sehingga jika saat terjadi penyimpangan, maka dapat ditelusuri
kembali, tetapi pengkodean rekening dan pos-pos anggaran rutin ini
67
belum dapat memisahkan antara biaya yang dapat dikendalikan dan
biaya yang tidak dapat dikendalikan, sehingga biaya-biaya dilaporkan
tidak mencerminkan yang mana bisa dikendalikan oleh suatu bagian
bidang dan yang mana tidak bisa dikendalikan
B. Saran-saran
Adapun saran-saran yang dapat dimukakan sehubungan dengan
penelitian ini sebagai berikut :
1. Pemberian kode rekening dan pos-pos anggaran rutin, termasuk biaya
operasi sebaiknya dipisahkan antara biaya yang dapat dikendalikan dan
biaya yang tidak dapat dikendalikan.
2. Dinas Perindustrian dan perdagangan Kota Makassar sebaiknya
terhadap anggaran yang telah ditetapkan oleh Dinas dalam satu
periode, sebaiknya langsung diberikan kepada semua kepala bagian
keuangan yang mempertanggungjawbkan sebagai pedoman
penyusunan rencana anggaran biaya per triwulan terhadap seksi-seksi/
bagian masing-masing sehingga pengendalian biaya dapat secara
langsung dikendalikan oleh bagian keuangan pusat
pertanggungjawaban keuangan Dinas Perindustrian dan perdagangan
Kota Makassar.
3. Perkembangan pelatihan dan pendidikan yang diutamakan yang tidak
pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan, sehingga pelatihan yang
telah diperoleh dapat disederhanakan dan dituangkan dalam
68
pelaksanaan tugas utamanya bagian keuangan mengenai pengendalian
penggunaan dana.
L
A
M
P
I
R
A
N
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. 2012. Intermediate Accounting. Edisi Tujuh. Yogyakarta: BPFE
Bastian,. indra, 2014, System pengendalian Manajemen sector public, salembaempat. Jakarta
Daft, L.Richard, 2015, Era Baru Manajemen, salemba Empat. Jakarta
Goedhart, c, Garis besar Keuangan Negara, Djambatan. Anggota KPAI
Hafiz, A.T. 2011. Akuntansi Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan Publik.Jurnal Akuntansi Sektor Publik.Didownload dihttp://hafizkonsultan.com/jurnal_akuntansi_sektor_publikpada tanggal 20 Maret 2016
Mulyadi, 2016, system akuntansi, edisi Empat cetakan keempat, salemba empat.Jakarta.
Siregar, Baldric, Suripto, 2013, Akuntansi manajemen pada Bab IV, salembaempat. Jakarta
Solihin, Dadang.dkk, 2006, pendanaan Pusat dan Daerah, cetakan pertama, P.T.Artifa Duta prakasa. Jakarta.
Wijaya Helen, 2013, Tugas manajemen dan pengendalian keuangan. Jurnalmanajemen keuangandidownload dihttp://helenwijaya.blogspot.co.id/2013/06/tugas-manajemen-ritel-perencanaan-dan.html
Wijaya, Gunawan. 2002, Pengelolaan harta kekayaan Negara, Cetakan pertama,PT raja Grafindo persada. Jakarta.
Yani, Ahmad, 2004, Hubungan keuangan antara Pemerintah Daerah danPemerintah Pusat, cetakan kedua, PT. Raja Grafindo persada. Jakarta
http://penganggaranprh.blogspot.co.id/2012_12_16_archive.html
https://www.google.com/search?q=perencanaan+dan+pengendalian+keungan&ie=utf-8&oe=utf-8. Diakses pada tanggal 21 Februari 2016 pada jam 16.00WITA
http://vebyrahmadara.blogspot.co.id/2015/02/perencanaan-dan-pengendalian-keuangan.html.di akses pada tanggal 21 Februari 2016
http://supardiakuntansi.blogspot.co.id/2011/08/perencanaan-dan-pengendalian-keuangan.html. di akses pada tanggal 23 Februari 2016https://id.wikipedia.org/wiki/Perencana_keuangan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nursina Tasman. Lahir di ujung pandang Kota Makassar Provinsi
Sulawesi Selatan pada tanggal 23 November 1995. Merupakan anak dari
pasangan Tasman dan Muttiara, anak ke dua dari empat bersaudara.
Penulis memulai pendidikan di Sekolah Dasar inpres 270 Massangkae pada tahun
2000 tapi tamat pada tahun 2006, dan melanjutkan sekolah menengah pertama di
SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa , kemudian melanjutkan pendidikan di
SMA Muhammadiyah Limbung pada tahun 2009 dan lulus pada tahun 2012.
Selanjutnya Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Muhammadiyah
Makassar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Program Studi S1
(Strata satu).