Upload
hoangduong
View
255
Download
14
Embed Size (px)
Citation preview
i
SKRIPSI
ANALISIS PROSES PENYUSUNAN DAN IMPLEMENTASI
MANAJEMEN PEMASARAN DI RUMAH SAKIT UNHAS KOTA
MAKASSAR
WD NASRAH SALMIAH R
K 111 08 867
Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
BAGIAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
KOTA MAKASSAR
TAHUN 2012
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal penelitian ini telah kami setujui untuk diajukan pada Seminar
Hasil Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar dalam
rangka penyempurnaan penulisan.
Makassar, Mei 2012
Tim Pembimbing,
Pembimbing 1 Pembimbing II
Dr. Syahrir A. Pasinringi, MS dr. Hj. A. Indahwaty Sidin, MHSM
NIP. 19650210 199103 1 006 NIP. 19730104 200012 2 001
Mengetahui,
Ketua Bagian Manajemen Rumah Sakit
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin
dr. Hj. A. Indahwaty Sidin, MHSM
NIP. 19730104 200012 2 001
iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Ujian Skripsi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar pada hari
Senin, tanggal 21 Mei 2012
Ketua : Dr. Syahrir A. Pasinringi, MS (……………………...)
Sekretaris : dr. Hj. A. Indahwaty Sidin, MHSM (……………………...)
Anggota : Irwandy, SKM, M.Sc.PH, MARS (……………………...)
Dr. Muhammad Ikhsan, MS., PKK (……………………...)
Shanti Riskiyani, SKM., M.Kes (……………………...)
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : WD NASRAH SALMIAH R
NIM : K111 08 8867
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ANALISIS PROSES PENYUSUNAN
DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT KOTA
MAKASSAR TAHUN 2012 ” merupakan :
1. Hasil karya yang dipersiapkan dan disusun sendiri.
2. Belum pernah disampaikan untuk mendapatkan gelar pada program
Sarjana Kesehatan Masyarakat maupun pada program lainnya.
Oleh karena itu pertanggungjawaban skripsi ini sepenuhnya berada pada diri saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Makassar, 21 Mei 2012
Penulis
WD NASRAH SALMIAH R
NIM : K111 08867
v
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah ku haturkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tak pernah henti diberikan pada hamba-NYA. Salam dan
shalawat pun terucap bagi Baginda Rasulullah Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat dan kebanggaan yang
tak terkira, bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisi Proses
Penyusunan dan Implementasi Manajemen Pemasaran di Rumah Sakit
Unhas Tahun 2012” yang merupakan syarat penyelesaian studi jenjang strata
satu (S1) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Melalui kesempatan ini, penulis ingin menghanturkan rasa terima kasih
yang setinggi-tingginya kepada bapak Dr. Syahrir. A. Pasinringi, Ms, selaku
pembimbing I dan ibu dr. Hj. A. Indahwaty Sidin, MHSM selaku pembimbing
II sekaligus Ketua Bagian Manajemen Rumah Sakit Fakultas Kesehatan
Masyarakat, untuk ilmu, perhatian, motivasi, dan waktu yang telah diberikan
kepada penulis selama menyusun hingga mampu menyelesaikan skripsi ini.
Melalui kesempatan ini pula, penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi Sp. B, Sp.BO selaku Rektor Universitas
Hasanuddin.
2. Bapak Prof. Dr. dr. H. Alimin Maidin, MPH selaku Dekan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
vi
3. Bapak Irwandy, SKM., M.Sc, PH,. MARS, Dr. Muhammad Ikhsan, MS.,
PKK, dan Ibu Shanty Riskiani, SKM., M.Kes, selaku penguji, yang telah
memberikan masukan, ilmu, dan waktunya selama ini.
4. Bapak Dr. Saifuddin Sirajuddin, MS, selaku penasehat akademik (PA)
penulis, yang senantiasa memantau perkembangan dan memberikan motivasi
kepada penulis untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi penulis.
5. Ibu Nur Arifa, SKM, MA selaku tutor penulis yang telah membimbing,
membagi ilmu, memberikan perhatian dan waktunya selama ini.
6. Seluruh informan penulis yang telah bersedia meluangkan waktu, membagi
pengalaman dan informasi terkait dengan proses penyusunan dan
implementasi manajemen di Rumah Sakit Unhas, serta para staf yang telah
bersedia membagi data dan informasi kepada penulis.
7. Bapak dan ibu dosen Manajemen Rumah Sakit yang telah membimbing,
membagi ilmu dan memotivasi penulis untuk belajar lebih giat.
8. Seluruh Staf Bagian Manajemen Rumah Sakit dan pihak akademik FKM
Unhas yang telah membantu kelancaran proses administrasi penulis selama
menyusun hingga menyelesaikan skripsi.
9. Sahabat-sahabat terkasih di 16,7, Filas, Vyvyn, Ida, Iis, Dewi, Risky, Rian
dan Fanda atas perhatian, dukungan, dan doa yang diberikan selama ini
kepada penulis.
10. Sahabat-sahabat terrcinta di FKM Unhas Riya, Izka, Novi, Yuyun, Ningsi,
Yuni, Arni, Dian, Mala, Aas, Dupi, Taya, Lea dan Oshyn untuk semua kisah
yang telah kita cipta bersama.
vii
11. Saudari-saudariku di komunitas kamar kaca dan pondok nurul hidayah untuk
semua kisah dan kasih yang di berikan, sekaligus sebagai keluarga terbaik
yang dimiliki penulis selama berada di Kota Makassar.
12. Teman-teman angkatan 2008 FKM UNHAS, terkhusus saudara seperjuangan
penulis di Mrs 08 dan teman-teman tim pemasaran.
13. Teman-teman XII IA 1 SMA N 1 Bau-Bau yang telah memberikan dukungan,
bantuan, dan doa kepada penulis.
14. Teman-teman terbaik posko PBL Tallo dan posko KKN Botto untuk semua
canda tawa yang telah diberikan.
15. Teman-teman MAPERWA FKM UNHAS untuk ilmu, motivasi dan
pengalaman organisasi telah dibagi bersama penulis.
16. Teman-teman Studi Vokalia (STUVO) dan kakak-kakak mentor untuk
semua ilmu dan dukunganya kepada penulisan selama menyusun skripsi,
senang pernah berada ditengah-tengah kalian.
17. Terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril
maupun materil hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Dan akhirnya dengan segala cinta kupersembahkan skripsi ini kepada
mereka yang paling berpengaruh dalam hidupku, kedua orang tuaku tercinta
Ayahanda L.M Rasyid dan Ibunda Kamsaria, dan keempat saudaraku Cicin,
Feni, Kiki, dan Ai, juga dua keponakan tersayang Tasya dan Tama atas segala
cinta, kasih sayang, doa, dukungan moril dan materil, serta kesabaran yang tak
ternilai. Terimakasih pula kepada seluruh keluarga tercinta atas segala perhatian,
doa dan dukungan selama aku berada di kota ini.
viii
Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis
mendapat balasan dari Allah SWT. Akhirnya, penulis menyadari sepenuhnya
bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat
keterbatasan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaan tulisan ini sangat penulis harapkan. Akhir kata, penulis berharap
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Makassar, Mei 2012
Penulis
ix
ABSTRAK
ANALISIS PROSES PENYUSUNAN DAN IMPLEMENTASI
MANAJEMEN PEMASARAN DI RUMAH SAKIT UNHAS
KOTA MAKASSAR UNHAS TAHUN 2012
Wd Nasrah Salmiah R, Syahrir A.Pasinringi, A. Indahwaty Sidin
Bagian Manajemen Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin
Seiring perkembangan zaman, jumlah rumah sakit di Indonesia terus
mengalami peningkatan. Data profil kesehatan tahun 2009 menyebutkan bahwa
peningkatan jumlah rumah sakit naik sebesar 20,11% sejak tahun 2005. Selain itu,
munculnya berbagai perspektif yang menyatakan bahwa rumah sakit telah
berkembang menjadi lembaga sosio-ekonomi dan lahirnya Peraturan Pemerintah
tentang BLU menjadikan rumah sakit saat ini, harus mampu mengelola kebutuhan
masyarakat melalui prinsip pengelolaan profesional di bidang pemasaran. Sebagai
salah satu rumah sakit yang telah memiliki bidang pemasaran, Rumah Sakit
Unhas dipandang perlu untuk menyusun dan mengimplementasikan manajemen
pemasaran secara efektif dan efisien untuk mencapai profit dan tujuan organisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses penyusunan
dan implementasi manajemen pemasaran di Rumah Sakit Unhas. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dan data
sekunder. Informan dalam penelitian berjumlah 8 orang yang dipilih melalui
teknik Puprosive sampling.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Rumah Sakit Unhas belum melakukan
riset pasar. Strategi pemasaran masih berorientasi pada kegiatan promosi. Bauran
pemasaran dikembangkan adalah bauran pemasaran 7p yang terdiri dari produk,
price, place, promotion, people, process, dan physical evidence. Program
pemasaran yang telah terlaksana kebanyakan masih berorientasi pada kegiatan
promosi seperti konsultasi gratis, pembuatan brosur, promosi keperusahaan
asuransi dan lain-lain. Sedangkan program yang belum terlaksana yakni survey
pasar, membuat running teks, membuat profil RS melalui media cetak, menyusun
kebutuhan kerjasama balai pengobatan dan sekolah tinggi kesehatan, dan program
customer relationship management (CRM). Keterbatasan dana dan sumber daya
manusia menjadi kendala selama melaksanakan program pemasaran di Rumah
Sakit Unhas.
Rumah sakit perlu melakukan riset pasar dan memahami strategi
pemasaran sebagai segmentasi, targeting, dan postioning. Rumah sakit juga perlu
mengkaji kembali beban kerja bagian pemasaran, serta melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap program-program pemasaran yang telah maupun belum
terlaksana.
Kata Kunci : Riset Pasar, Strategi Pemasaran, Bauran Pemasaran,
Implementasi
x
ABSTRACT
ANALYSIS PROCESS OF DRAFTING AND IMPLEMENTATION OF
MARKETING MANAGEMENT AT THE UNHAS HOSPITAL IN 2012
Wd Nasrah Salmiah R, Syahrir A.Pasinringi, A. Indahwaty Sidin
Hospital Management Department of Public Health Faculty of
Hasanuddin University
As development era, the number of hospital in indonesia has increased.
Health 2009 profile data showed that an increasing number of hospital up by
20,11 % since 2005. In addition, the emergence of various perspective that
hospital has evolved into an institution socio-economic and the government
regulation about BLU to hospital when it should be able to manage the needs of
the people through the principles of management of professional in marketing. As
one of the hospitals that already have marketing, Unhas Hospital deemed
necessary to drafting and implement marketing management to effectively and
efficiently to achieve profit and goals of organization.
This study aims to determine how the process of drafting and
implementation marketing management in Unhas Hospital. Techniques of data
collection is done by in-depth interviews, observation, and secondary data.
Informant in the research amounted to 8 persons selected through puprosive
technique of sampling.
The research results showed that Hospital of Unhas had never done a
market research. Marketing strategies are still oriented on promotion activities.
Marketing mix that has been developed is a marketing mix 7p consisting of
product, price, place, promotion, people, process, and physical evidence.
Marketing Program that has fulfilled most of the still-oriented activities such as
the promotion like free consultations, creation of brochures, promotion to
insurance’s company, and etc. While the program has not yet been fulfilled that
survey market, making the running text, create a profile hospital through print
media, arrange the joint needs and treatment of high school of health, and CRM
programs. Limitation of funds and human resources to implement marketing
programs became the barriers in Unhas hospital.
Hospitals need to conduct market research and understanding of marketing
strategies as segmentation, targeting, and postioning. Hospitals also need to
review the workload of the marketing department, as well as monitoring and
evaluation of marketing programs that have been or has not been implemented.
Keywords : Market research, marketing strategy, marketing mix,
Implementation
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ....................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................ iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
RINGKASAN .................................................................................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR ISTILAH .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Pemasaran ............................................. 9
B. Tinjauan Umum Tentang Manajemen Pemasaran ......................... 15
C. Tinjauan Umum Tentang Proses Penyusunan
dan Implementasi Manajemen Pemasaran…………................... .. 17
D. Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit .......................................... 38
xii
E. Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit Pendidikan ...................... 41
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ......................................... 43
B. Skema kerangka penelitian ............................................................ 44
C. Definisi Konseptual ........................................................................ 46
BAB VI METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................... 49
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 49
C. Informan Penelitian ........................................................................ 51
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 53
E. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 56
F. Teknik Pengolahan Data................................................................. 59
G. Teknik Analisa Data ....................................................................... 59
H. Teknik Pengujian Keabsahan Data ................................................. 61
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Wawancara ..………………………………………………. 63
B. Pembahasan ..……………………………………………………. 81
C. Hambatan-Hambatan………………..…………………………… 106
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan …………………………………………………....... 108
B. Saran ..…………………………………………………………... 111
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 114
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR ISTILAH
Admission : pegawai administrasi yang bertugas mengarahkan dan
memberikan informasi kepada pasien/keluarga pasien
tentang unit pelayanan dirumah sakit.
Audit mutu : penilaian yang sistematis dan mandiri untuk menentukan
apakah aktivitas mutu dan hasil-hasilnya sesuai dengan
pengaturan yang terencana dan apakah pengaturan tersebut
diterapkan secara efektif dan sesuai untuk mencapai tujuan.
Audit Medis : proses evaluasi mutu pelayanan medis melalui telaah rekam
medis oleh profesi medis sendiri
Aksesibility : suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan lokasi tata guna
lahan berinteraksi satu sama lain, dan mudah atau sulitnya
lokasi tersebut dicapai melalui transportasi
Balaced Scorecard : suatu mekanisme sistem manajemen yang mampu
menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam
tindakan nyata di lapangan, dengan melihat perspektif
keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis
internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Benchmarking : suatu proses yang biasa digunakan dalam manajemen
dimana unit atau bagian organisasi mengukur dan
membandingkan kinerjanya terhadap aktivitas atau kegiatan
xiv
serupa di unit atau organisasi lain yang sejenis baik secara
internal maupun eksternal
Customer : setiap orang yang membutuhkan produk atau jasa.
CRM : customer relationship management adalah usaha
perusahaan untuk berkonsentrasi menjaga pelanggan
dengan mengumpulkan segala bentuk interaksi pelanggan
baik itu lewat telepon, e-mail, masukan di situs atau hasil
pembicaraan dengan staf penjualan dan pemasaran.
CSR : corporate social responsibility adalah suatu tindakan atau
konsep yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk
tanggungjawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar
dimana perusahaan itu berada .
Feasibility : ukuran akan seberapa menguntungkan atau seberapa praktis
perkembangan sistem terhadap organisasi.
Intership : bentuk pengembangan profesional dari para pekerja
berpendidikan yang baru lulus dari pendidikan sarjana
Intangible : sesuatu yang tidak dapat diukur atau tidak nampak.
literatur reviuw : uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang
diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan
kegiatan penelitian untuk menyusun kerangka pemikiran
yang jelas dari perumusan masalah yang diteliti
Mark up : menaikan sedikit atau banyak harga jual untuk mencapai
Keuntungan.
xv
Marketing : proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan
untukmemberikan informasi mengenai barang atau jasa
dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan
keinginan manusia.
Patient safety : suatu sistem yang membuat asuhan pasien di rumah sakit
menjadi lebih aman.
Profit : keuntungan atau nilai lebih yang diperoleh oleh pelaku
ekonomi dari hasil penjualan setelah dikurangi modal dan
biaya produksi lainnya
Representative : kata yang digunakan untuk menunjukan perumpamaan atau
kata yang dugunakan untuk mewakili sesuatu
Skill : keterampilan atau kemampuan yang dimiliki seseorang.
Stakeholder : orang-orang yang memangku kebijakan dalam organisasi
Survey rate : suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan
dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan
pada responden
Survey mutu : pengamatan atau penyelidikan kritis terhadap kualitas
produk layanan organisasi atau perusahaan
Survey pasar : penelitian tentang pasar untuk mengetahui kodisi pasar
sasaran perusahaan
Tangible : segala sesuatu yang nampak, dapat diukur, atau bukti fisik.
Time schedule : rencana alokasi waktu dalam menyelesaikan suatu kegiatan
Unit Cost : biaya per unit produk atau biaya per pelayanan .
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Proses Manajaemen Pemasaran Menurut Kotler 2001………… 17
Gambar 2 Skema Kerangka Teori ..……………………………………….. 47
Gambar 3 Skema Kerangka Konsep Penelitian……………………………. 48
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Pedoman wawancara untuk Kepala Bidang Pemasaran daan
Kerjasama sebagai informan kunci, dan direktur penunjang
sarana medik dan kerjasama serta dua orang staff bidang
pemasaran dan kerjasama RS Unhas sebagai informan biasa
Lampiran 2 : Pedoman wawancara Informan biasa Kepala Sub Komite
Patient Safety dan Penjaminan Mutu
Lampiran 3 : Pedoman wawancara informan biasa tim penyusun tariff
Lampiran 4 : Pedoman wawancara tim penyusun anggaran
Lampiran 5 : Lembar Persetujuan Wawancara
Lampiran 6 : Matriks Pengumpulan Data Penelitian
Lampiran 7 : Matriks Hasil Wawancara
Lampiran 8 : Matriks karakterisitik Informan
Lampiran 8 : Matriks Metode Triangulasi Data
Lampiran 9 : Matriks hasil Observasi
Lampiran 10 : Matriks hasil telaah data sekunder
Lampiran 11 : Surat Permohonan Izin Pengambilan Data Awal
Lampiran 12 : Surat izin penelitian dari FKM
Lampiran 13 : Surat izin rekomendasi penelitian dari gubernur
Lampiran 14 : Surat izin meneliti dari Rumah Sakit Unhas
Lampiran 15 : Surat izin selesai penelitian
Lampiran 16 : Dokumentasi
Lampiran 17 : Daftar Riwayat Hidup.
xviii
1
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Masalah
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk
keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan
kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan, dengan tujuan guna
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
(Depkes RI, 2004)
“Salah satu pelayanan kesehatan yang mempunyai peran sangat penting
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah rumah
sakit. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya
meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit, serta
memulihkan kesehatan” (Risnasari Novita, 2011).
Seiring dengan perkembangan zaman, rumah sakit saat ini tengah
dihadapkan dengan era persaingan global diberbagai sektor kesehatan. Data
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2009, menyebutkan bahwa jumlah rumah
sakit di Indonesia baik rumah sakit umum (RSU) maupun rumah sakit tipe
khusus (RSK) mengalami peningkatan yang cukup signifikan sejak lima
tahun terakhir. Dimana pada tahun 2005 diketahui terdapat 1.268 rumah
sakit kemudian naik 20,11% menjadi 1.523 pada tahun 2009.
Melihat fenomena diatas, seyogyanya keunggulan-keunggulan yang
dimiliki rumah sakit harus mampu memberikan sesuatu yang kreatif dan
2
inovatif, sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal dalam upaya
memberikan pelayanan terbaik pada pasien, pengunjung rumah sakit lainnya
maupun masyarakat luas (Arifin, 2007).
Meningkatkan mutu pelayanan merupakan salah satu kunci
keberhasilan rumah sakit untuk tetap eksis menghadapi berbagai fenomena
global. Munculnya berbagai perspektif yang menyatakan bahwa rumah sakit
kini telah berkembang menjadi suatu lembaga sosio-ekonomi dan lahirnya
Peraturan Pemerintah (PP) nomor 23 tahun 2005 tentang Badan Layanan
Umum (BLU) semakin mempertegas bahwa rumah sakit harus mampu
memenuhi kebutuhan konsumen dengan menerapkan prinsip-prinsip
pengelolaan profesional dibidang pemasaran untuk mencapai profit yang
diharapkan.
Dalam konsep pemasaran, proses memenuhi kebutuhan konsumen ada
dalam proses manajemen pemasaran (Business Knowledge Center, 2002).
Dimana menurut Kotler (2001) dalam Rustiati Ni Wayan dan Rochmah
Nurul (2006), proses manajemen pemasaran terdiri dari riset pasar,
merancang segmentasi, target, dan posisi pasar (STP), mengembangkan
bauran pemasaran, dan melaksanakan serta mengendalikan upaya pemasaran.
Swastha DH dan Irawan (2003:7), menyatakan manajemen pemasaran
adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program-
program yang ditunjukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang
dituju dengan maksud untuk mencapai organisasi. Selain itu, Kotler dan
Keller (2009:5) juga menyatakan manajemen pemasaran adalah suatu proses
3
pemilihan pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan
pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan
nilai pelanggan yang unggul.
Banyak orang mengira bahwa pemasaran hanya terbatas pada
memasarkan dan mengiklankan suatu produk. Hal ini tidak sepenuhnya
benar. Pemasaran tidak terbatas pada menjual serta mengiklankan barang
atau jasa sehingga dapat dijual saja, akan tetapi sesungguhnya pemasaran
lebih kompleks dan luas yang memiliki tujuan akhir menciptakan nilai
unggul bagi pelanggan. Sebagaimana Churchill (2005), menyatakan
pemasaran merupakan suatu proses untuk menciptakan nilai bagi pelanggan.
Organisasi bekerja untuk memahami pelanggan, menciptakan nilai bagi
pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dan akan
menuai hasil dari menciptakan nilai unggul bagi pelanggan (Kotler dan
Amstrong, 2008).
Salah satu cara menciptakan nilai dalam organisasi dapat dilakukan
melalui proses penyusunan kegiatan pemasaran yang efektif. Menyusun
kegiatan pemasaran adalah proses terstruktur untuk menetapkan bagaimana
menyajikan nilai bagi pelanggan, organisasi, dan pihak-pihak
berkepentingandengan meriset pasar, mengembangkan dan
mendokumentasikan strategi dan program pemasaran, mengimplementasikan,
mengevaluasi serta mengontrol kegiatan pemasaran (Wood Bork, Marian
2009:5). Menyusun rencana pemasaran adalah bentuk perencanaan jangka
panjang yang menunjuk pada apa dan mengapa aktivitas pemasaran
4
dilakukan. Sedangkan implementasinya menunjukkan siapa (who), dimana
(where), kapan (when) dan bagaimana (how) aktivitas tersebut dilaksanakan
(Hardinis, 2009).
Dengan menyusun kegiatan pemasaran organisasi dapat mengantisipasi
adanya perubahan-perubahan akibat persaingan, menyikapi kebutuhan dan
sikap pelanggan yang semakin bervariasi, menciptakan produk unggul dan
meningkatkan kinerja dan efektifitas organisasi untuk mencapai tujuan yang
diharapkan (Wood Bork, Marian 2009:7).
Sebagai rumah sakit dengan visi menjadi pelopor terpercaya dalam
memadukan pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan yang
bertaraf internasional”, Rumah Sakit Unhas kini hadir sebagai rumah sakit
pendidikan pertama di Indonesia Timur yang dibangun oleh Direktorat
Jenderal Perguruan Tinggi (Dikti) ke-4 di Indonesia setelah Universitas
Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), dan Universitas Diponegoro
(Undip).
Rumah sakit ini bergerak dibidang jasa pelayanan kesehatan dansebagai
sarana pendidikan kedokteran dalam melakukan penelitian dan pelayanan
jasa kepada masyarakat sebagai aplikasi dalam Tri Darma perguruan tinggi
yang diresmikan oleh Rektor Unhas Prof.Dr.dr.Idrus.A.Paturusi pada tanggal
15 Februari 2010.
Kompetitor terdekat dari rumah sakit ini adalah Rumah Sakit Wahidin
Sudirohusodo. Data profil rumah sakit tahun 2011, menyebutkan bahwa
Rumah Sakit Unhas tidak akan menyediakan layanan yang sudah tersedia di
5
Rumah Sakit Wahidin Sudirohusudo. Hal ini ditunjukan dengan akan
dikembangkannya beberapa program pelayanan unggulan seperti trauma
center, ophthalmologi (kesehatan mata), onkologi (kanker center), saraf dan
neurointervensi, bayi tabung (FEA), dan diagnostik dini dengan pemeriksaan
biomolekuler yang salah satu diantaranya yaitu Onkologi (kanker center)
akan mulai beroperasi pada tahun 2012 ini.
Selain itu, berdasarkan data bagian Rekam Medis Tahun 2011 diketahui
terjadi peningkatan jumlah kunjungan yang cukup signifikan sebesar 27,9%
pada triwulan II, kemudian meningkat menjadi 75,2% pada triwulan ke III,
dan pada triwulan ke IV kembali meningkat hingga 107,3% dari 4.078 total
pasien tahun 2011.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan jumlah
kunjungan menurut Parikesit dan Trisnadi (1997) dalam Deni Ardiansyah
(2008) dan Applonia L,Obi (2009) yakni faktor kekuatan pasar, sumber daya
manusia, motifasi pasien, dan ketersediaan alat dan bahan. Adanya faktor
kekuatan pasar pada teori diatas menggambarkan pentingnya bagian
pemasaran dirumah sakit. Sehingga peneliti berasumsi bahwa peningkatan
jumlah kunjungan di Rumah Sakit Unhas salah satunya dipengaruhi oleh
kinerja bagian pemasaran. Hal ini ditunjukan dengan telah adanya bagian
pemasaran yang memiliki tugas untuk menyelenggarakan penyusunan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sistem pemasaran serta evaluasi
kegiatan kerjasama rumah sakit dengan pihak eksternal rumah sakit.
6
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti menarik kesimpulan bahwa
sebagai rumah sakit baru yang telah memiliki bagian pemasaran didalamnya
dan akan mengembangkan beberapa program pelayanan unggulan, Rumah
Sakit Unhas dipandang perlu untuk menyusun dan mengimplementasikan
manajemen pemasaran. Hal ini penting, karena menurut Kotler dan Amstrong
(2008) dengan menyusun dan mengimplementasikan kegiatan pemasaran
sebuah organisasi akan mampu memahami pasar dan kebutuhan serta
keinginan pelanggan, mampu merancang strategi pemasaran yang digerakan
oleh pelanggan, membangun program pemasaran terintegrasi, membangun
hubungan menguntungkan dan menciptakan kepuasan pelanggan, dan
menangkap nilai dari pelanggan untuk menciptakan keuntungan dan ekuitas
pelanggan.
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk meneliti
lebih jauh tentang “Bagaimana Proses Penyusunan dan Implementasi
Manajemen Pemasaran di Rumah Sakit Unhas”?
III. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum :
Untuk mengetahui proses penyusunan dan implementasi manajemen
pemasaran di Rumah Sakit Unhas.
Tujuan Khusus :
1. Untuk mengetahui proses riset pasar di Rumah Sakit Unhas.
2. Untuk mengetahui strategi pemasaran di Rumah Sakit Unhas.
7
3. Untuk mengetahui bauran pemasaran yang dikembangkan Rumah Sakit
Unhas.
4. Untuk mengetahui implementasi program pemasaran serta kendala-
kendala yang dihadapi selama mengimplementasikan program
pemasaran.
IV. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi ilmu pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat lebih memperkaya ilmu pengetahuan
khususnya bagi manahasiswa manajemen rumah sakit dalam proses
penyusunan dan implementasi manajemen pemasaran.
2. Manfaat Bagi Rumah Sakit
1) Dapat digunakan sebagai dasar berpikir untuk pengambilan
kebijakan dalam menyusun dan mengimplementasikan proses
manajemen pemasaran di rumah sakit.
2) Dapat dijadikan sebagai masukan bagi pihak pemasaran untuk
menyusun dan mengimplementasikan manajemen pemasaran di
Rumah Sakit Unhas.
3) Petugas rumah sakit khususnya bagian pemasaran dapat
menggunakannya sebagai bahan pelajaran untuk menambah
wawasan mereka tentang proses penyusunan dan implementasi
manajemen pemasaran.
8
3. Manfaat bagi peneliti
1) Memperluas wawasan dan pengetahuan peneliti dalam bidang
penelitian khususnya dalam bidang proses penyusunan dan
implementasi manajemen pemasaran.
2) Untuk penerapan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu
metodologi penelitian dan sumbangan yang bermanfaat bagi
yang memerlukan terutama bagi rumah sakit.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Pemasaran
Secara umum pemasaran dapat didefenisikan sebagai salah satu
kegiatan pokok yang dilakukan oleh organisasi, dalam usahanya untuk
mempertahankan kelangsungan hidup orgnaisasi, untuk mendukung
perkembangan organisasinya dimasa mendatang khususnya pada era
persaingan antar rumah sakit yang semakin ketat.
Salah satu definisi pemasaran yang dianggap cukup baik oleh Kotler
dan Gary Amstrong (2007:7) dalam Umar Irham (2011) untuk
menggambarkan tentang pemasaran yaitu :
“Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat
individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan
nilai dengan orang lain”.
Dari definisi di atas dijelaskan bahwa dalam pemasaran terdapat
suatu proses, baik sosial maupun manajerial di mana setiap individu
mempunyai kebutuhan yang dirasakan tidak ada dalam dirinya dan
keinginan yang dibentuk oleh kebudayaan dan kepribadian setiap individu.
Selanjutnya American Marketing Association sebagaimana dikutip
oleh Philip Kotler (2009) dalam Bambang Hartono (2010) menyatakan
pemasaran adalah fungsi organisasi yang berupa seperangkat proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan kepada pelanggan
10
sesuatu yang bernilai, serta mengelola hubungan dengan pelanggan tersebut
dengan cara-cara menguntungkan bagi kedua belah pihak. Sedangkan Lamb,
Hair, Mc Daniel (2001) yang dikutip oleh Prasetya Eka Budi (2009)
menyatakan bahwa pemasaran itu mempunyai dua makna, yaitu pertama,
pemasaran merupakan filosofi, sikap, perspektif, atau orientasi manajemen
yang berorientasi kepada kepuasan konsumen. Makna kedua bahwa
pemasaran adalah sekumpulan aktivitas yang digunakan untuk
mengimplementasikan filosofi ini.
Pemasaran dalam sebuah organisasi merupakan unsur yang sangat
penting. Dimana menurut Nickels dalam bukunya “Marketing
Communication and Promotion” yang diadaptasi oleh Winardi (1996),
pemasaran bertujuan untuk menciptakan hubungan-hubungan pertukaran
yang saling menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat dalam
pertukaran tersebut. Sedangkan menurut Sastradipoera (2003) dalam
Khasanah Nurul (2008), pemasaran bertujuan:
1. Untuk mencapai jumlah penjualan (sales volume) yang paling tepat.
2. Untuk meraih pangsa pasar (market share)
3. Untuk menaikan tingkat pertumbuhan penjualan (sales growth rate)
yang stabil dan dinamis.
4. Untuk melakukan penetrasi pasar (market penetration).
5. Untuk mendapatkan rentabilitas (profitabily) yang rasional, yang
merupakan peluang untuk memperoleh laba dalam jangka panjang.
11
6. Untuk meraih citra dan reputasi organisasi (company image and
reputation) yang baik.
7. Untuk melaksanakan pertanggungjawaban sosial (social
responsibility) sebagai suatu entitas dalam sistem sosial yang
menyeluruh
8. Untuk mencari inovasi-inovasi baru (new innovation) agar dapat
menciptakan produk baru.
Pemasaran pada umumnya bertujuan untuk memperkenalkan rumah
sakit pada masyarakat luas, menginformasikan sejelas-jelasnya mengenai
fasilitas dan kemampuan pelayanan yang dimiliki oleh rumah sakit pada
masyarakat luas, menginformasikan sejelas-jelasnya mengenai fasilitas
dan kemampuan pelayanan yang dimiliki oleh rumah sakit pada
masyarakat dan segenap warga rumah sakit, membentuk dan membina
citra rumah sakit melalui kepercayaan dan penghargaan masyarakat
terhadap kemampuan rumah sakit, pemanfaatan sumber daya rumah sakit
secara optimal dan mengharapkan terjadinya peningkatan penghasilan
(Rahmi, 2009).
Beberapa unsur pokok dalam kegiatan pemasaran menurut Kotler
(1993) yaitu :
1. Pemasar.
Pemasar adalah organisasi perusahaan atau perorangan yang
mempunyai tujuan tertentu bagi organisasi maupun individu.
12
2. Barang dan jasa
Barang dan jasa adalah segala bentuk yang ditawarkan produsen
untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen baik bersifat
konkret, tidak konkret (jasa) atau kombinasinya.
3. Pasar
Pasar adalah konsumen pribadi atau organisasi perusahaan yang
mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berwujud sebagai
permintaan terhadap barang atau jasa.
4. Proses pertukaran
Proses pertukaran adalah kegiatan dua pihak yang masing-masing
memerlukan sesuatu milik pihak yang lain sebagai usaha untuk
pemenuhan kebutuhan dan keinginan masing-masing.
Dari penjelasan diatas diketahui bahwa pemasaran merupakan suatu
kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen melalui proses penciptaan produk-produk inovatif dan memiliki
fungsi (Kasmir, 2004:89-90):
1. Pemasaran sebagai fungsi yang sama penting, yaitu pemasaran sama
besarnya dengan fungsi keuangan, produksi, kepegawaian, sumber
daya manusia dengan kata lain masing-masing fungsi memiliki
kesamaan satu dengan yang lainnya.
2. Pemasaran sebagai fungsi yang lebih penting, yaitu pemasaran
memiliki peran yang paling besar dari fungsi keuangan, produksi,
kepegawaian dan sumber daya manusia.
13
3. Pemasaran sebagai fungsi utama, yaitu pemasaran dipusatkan sebagai
sentral dari kegiatan fungsi lainnya dengan kata lain fungsi pemasaran
sebagai inti dari kegiatan perusahaan.
Menurut Hartono Bambang (2010) dalam buku Manajemen
Pemasaran untuk Rumah Sakit menyatakan alasan mendasar rumah sakit
perlu mempertimbangkan upaya-upaya pemasaran adalah bahwa prinsip-
prinsip pemasaran akan memungkinkan rumah sakit mencapai tujuan-
tujuannya secara lebih efektif. Untuk mencapai tujuan-tujuannya, rumah
sakit tergantung kepada adanya tukar menukar secara sukarela dengan
publiknya. Dana yang memadai harus diperoleh, karyawan-karyawan
rumah sakit harus bekerja dengan baik, dan pemanfaatan rumah sakit oleh
klien atau pasien harus ditingkatkan.Terdapat tiga manfaat utama dari
pemasaran menurut Bambang Hartono (2010) :
1. Meningkatkan kepuasan dari pasar sasaran.
Dengan pemasaran rumah sakit dapat menghasilkan pelayanan-
pelayanan yang memuaskan pasien.
2. Meningkatkan efisiensi.
Dengan dilaksanakannya pemasaran, maka akan berkembang
manajemen yang rasional dan terkoordinasi dalam pengembangan
pelayanan, penetapan tarif atau harga, promosi atau komunikasi
tentang pelayanan-pelayanan yang tersedia, dan penyediaan tempat
penyelenggaraan pelayanan-pelayanan tersebut.
14
3. Meningkatnya dukungan sumber daya.
Rumah sakit yang berhasil terus menerus akan meningkatkan kepuasan
pasien akan menarik perhatian banyak pihak. Termasuk mendorong
pemerintah untuk mengalokasikan lebih banyak dana dari pemerintah.
Sebuah rumah sakit yang berhasil, akan mendapatkan dukungan
sumber daya lebih banyak dari pemiliknya, maupun pihak-pihak lain
(misalnya lembaga-lembaga keagamaan), dan juga dukungan dari
karyawan rumah sakit sendiri (dengen bekerja lebih giat).
Disamping manfaat atau keuntungan-keuntungan diatas terdapat
pula keuntungan dan manfaat lain menerapkan konsep pemasaran
dirumah sakit. Kotler (1985) dalam Bambang Hartono (2010) jua
menyatakan pada penyelenggaraan sebuah konferensi tentang
pemasaran bagi pengelolaan rumah sakit di Amerika Serikat
disebutkan bahwa dengan diterapkannya konsep pemasaran rumah
sakit akan lebih jauh sensitive dan memahami tentang kebutuhan
masyarakat dibidang kesehatan, rumah sakit akan melupakan niat
untuk menyelenggarakan segala jenis pelayanan bagi semua lapisan
masyarakat dan menggantinya dengan memiah-milah pasar dan
memusatkan pelayanan kepada pasar tertentu yang paling tepat atau
secara kompetitif dapat dilayananinya, rumah sakit akan mampu
mengembangkan dan menyelenggarakan pelayanan-pelayanan baru
yang berhasil, rumah sakit akan menciptakan sistem yang lebih efektif
dalam menyelenggarakan dan mendekatkan pelayanannya kepada
15
klien atay pasien, rumah sakit akan dapat menerapkan penetapan tarif
yang lebih kretaif, dan rumah sakit akan dapat menciptakan kepuasan
bagi para klien/pasien, dokter, perawat, dan petugas-petugas lainnya.
B. Tinjauan Umum Tentang Manajemen Pemasaran
Pemasaran akan berjalan dengan baik apabila suatu organisasi atau
perusahaan memiliki manajemen yang baik pula. Tujuan dari adanya suatu
manajemen, khususnya manajemen pemasaran adalah untuk
mempengaruhi tingkat jangakauan waktu, dan komposisi permintaan
sehingga membantu organisasi untuk mencapai sasarannya.
Dictionary of Marketing Terms (yang disunting oleh Peter D.
Bennett, dan diterbitkan oleh American Marketing Association Chicago,
1995) mengemukakan bahwa manajemen pemasaran adalah proses
perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta
penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memuaskan tujuan individu maupun organisasi (Sastradipoera, 2003).
Adapun Kotler dan Amstrong (2003) menyatakan bahwa
manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan
pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan,
membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan
pembeli sasaran untuk mencapai tujuan organisasi. Definisi ini
menjelaskan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang melibatkan
analisa, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang mencakup
16
barang, jasa dan gagasan yang tergantung pada pertukaran dengan tujuan
menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terkait.
Menyusun rencana pemasaran merupakan bagian penting dalam
manajemen pemasaran untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan upaya
pemasaran. Perencanaan pemasaran akan memudahkan pihak rumah sakit
memahami proses manajemen pemasaran. Untuk mengetahui proses
penyusunan dan implementasi pemasaran, manajer pemasaranan harus
menempuh beberapa langkah seperti digambarkan pada bagan dibawah
ini:
Gambar 1: Proses Manajemen Pemasaran
Sumber : Philip Kotler, 2001.
Bagan diatas menjelaskan bahwa proses manajemen pemasaran
menurut Kotler (2001) terdiri atas lima tahap. Tahap pertama adalah
melakukan riset pasar. Tahap kedua adalah Segmentation, targeting dan
positioning (STP). Tahap ketiga adalah merancang dan mengembangkan
bauran pemasaran.Tahap keempat adalah mengimplementasikan dan
mengontrol program program pemasaran. Tahapan proses manajemen
pemasaran diataslah yang menjadi unsur penting dalam proses penyusunan
dan implementasi manajemen pemasaran disebuah organisasi.
Riset
Pasar STP Implementasi
Pemasaran
Kontrol Marketing
Mix
17
C. Tinjauan umum tentang proses penyusunan dan implementasi
manajemen pemasaran
Proses penyusunan rencana pemasaran menurut Wood Burk Marian
(2009:5) adalah proses terstruktur untuk menetapkan bagaimana menyajikan
nilai bagi pelanggan, organisasi, dan pihak-pihak berkepentingan utama
dengan meriset dan menganalisis situasi terkini, termasuk pasar dan
pelanggan, mengembangkan dan mendokumentasikan tujuan, strategi, dan
program pemasaran, mengimplementasikan, mengevaluasi dan mengontrol
kegiatan pemasaran untuk mencapai tujuan.
1. Melakukan Riset Pasar
Menurut Kotler (2001) proses manajemen pemasaran didahului
dengan riset pasar untuk dapat menentukan segmentasi, target pasar dan
posisi produk. Philip Kotler dan Keller (2006), menjelaskan riset pasar
merupakan perancangan, pengumpulan, analisis dan pelaporan yang
sistematis dari data atau temuan yang relevan dengan situasi pemasaran
tertentu yang dihadapi organisasi.
Riset merupakan kegiatan yang dilakukan oleh periset (peneliti)
baik secara perorangan, kelompok, maupun instansi yang memiliki tujuan
dan target tertentu. Menurut McDaniel (2001) riset pasar dikatakan
sebagai pengumpulan dan analisis secara sistematis dari data yang
berhubungan dengan situasi pasar yang selanjutnya digunakan untuk
merumuskan, menyampaikan dan mengevaluasi tindakan-tindakan
pemasaran sehingga aktivitas pemasaran menjadi lebih efektif dan efisien.
18
Kotler dan Andreas (1995) menyatakan apabila riset pasar berhasil,
manajer pemasaran siap untuk merancang dan menjalankan studi-studi
spesifik dengan memperhatikan dua kriteria yaitu efektifitas dan efisiensi.
Efektifitas dalam konteks riset dapat diukur dalam pengertian penggunaan
studi terhadap pengambilan keputusan manajemen, sedangkan efisiensi
dalam konteks riset adalah upaya mencapai manfaat dengan biaya rendah.
Selain itu, Kotler dan Andreas (1995) juga menjelaskan bahwa riset
pasar yang efektif merupakan hasil dari tiga faktor utama. Pertama, manajer
memerlukan proses desain riset yang memberikan kecenderungan bahwa
riset akan mampu memenuhi kebutuhan manajemen. kedua, manajer perlu
memahami kesatuan metodologi yang menyeluruh yang mungkin
digunakan untuk memecahkan permasalahan khusus. Ketiga, manajer perlu
mengetahui bagaimana meminimalisasi bias riset. Setelah melakukan
penelitian terhadap pasar, manajer akan memutuskan target pasar yang
paling berpeluang untuk di terapkan di organisasi.
2. Strategi Pemasaran
Pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah untuk memahami
kebutuhan pelanggan, mengidentifikasi pelayanan macam apa yang dapat
diberikan dan berusaha untuk memenuhi serta meningkatkan pelayanan
dalam kaitannya dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar,
identifikasi pasar sasaran, penempatan posisi, serta elemen bauran
pemasaran (Tjiptono, 2005)
19
Strategi pemasaran merupakan suatu wujud dari rencana yang terarah
di bidang pemasaran, guna memperoleh hasil yang optimal. Strategi
pemasaran terdiri dari faktor-faktor yang saling berhubungan satu sama
lain, yaitu: (Boy Sabarguna, 2005)
1. Pasar Sasaran (target market), pasar sasaran merupakan alat untuk
mencapai sasaran yang akan dituju.
2. Bauran Pemasaran (Marketing Mix), bauran pemasaran merupakan alat
atau sarana untuk mencapai sasaran tersebut.
3. Market Budget, merupakan strategi penetapan dana untuk kegiatan
pemasaran yang sangat mempengaruhi keberhasilan kegiatan
pemasaran
4. Marketing segmentation, pihak pengelola terlebih dahulu menetapkan
arah sasaran yang akan dituju. Apakah sasaran pemasarannya ditujukan
kepada seluruh lapisan masyarakat, atau hanya menetapkan segmen
pasar tertentu saja.
5. Timing, pengelola harus menjaga ketepatan waktu, maka perusahaan
akan mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda.
Dalam pemasaran modern, strategi pemasaran didefenisikan sebagai
segmentation, targeting, positioning (STP). Berdasarkan kondisi pasar yang
luas serta memiliki orientasi pembeli yang bermacam-macam dalam setiap
pasar, maka suatu rumah sakit harus dapat mengidentifikasi segmen pasar
yang paling menarik dimana rumah sakit dapat memenuhi secara efektif
dan efiesien.
20
Segmentasi pasar adalah proses penempatan para pembeli pada produk
pasar menjadi kelompok sehingga para anggota pada setiap segmen
memperlihatkan jawaban yang serupa terhadap strategi positioning tertentu.
(Cravens dan Piercy, 2006:99 disunting oleh Adiyanti Mira Rachmi, 2009).
Segmentasi pasar adalah proses dimana pasar dibagi menjadi serangkaian
kelompok konsumen yang jelas dengan karakteristik dan kebutuhan sejenis
yang mengarahkan mereka merespon dalam jalur yang sama untuk program
pemasaran dan penawaran produk tertentu (Boyd, et,al, 2006:172 disunting
oleh Adiyanti Mira Rachmi, 2009).
Menurut Kotler, Bowen dan Makes (2002, pp.255-261) dalam jurnal
penelitian Serli Wijaya dan Gunawan Adi Chandra (2006) menyatakan
bahwa segmentasi dapat dilakukan berdasarkan variabel-variabel di bawah
ini:
1. Segmentasi geografis (geographic segmentation)
Segmentasi geografis adalah segmentasi yang membagi pasar menjadi
unit geografis yang berbeda-beda seperti negara, daerah otonomi, kota,
iklim, atau kawasan pemukiman.
2. Segmentasi demografis (demographic segmentation)
Segmentasi demografis adalah segmentasi yang membagi pasar
menjadi berbagai kelompok berdasarkan variabel seperti usia, jenis
kelamin, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan,
agama, ras dan kebangsaan.
21
3. Segmentasi perilaku (behavioral segmentation)
Segmentasi ini mengelompokkan pembeli berdasarkan pengetahuan,
sikap, tingkat penggunaan atas sebuah produk atau jasa, serta manfaat
yang dicari oleh konsumen dalam membeli sebuah produk atau jasa.
4. Segmentasi psikografis (psychographic segmentation)
Segmentasi ini membagi konsumen menjadi kelompok yang berbeda-
beda berdasarkan karakteristik gaya hidup dan kepribadian konsumen.
Strategi pemasaran berikutnya adalah penetuan pasar sasaran atau
targeting. Penetuan pasar sasaran (targeting) adalah proses mengevaluasi
daya tarik setiap segmen pasar dan memilih satu atau beberapa segmen
pasar untuk menjadi sasaran (Kotler, 1997:235). Target pasar terdiri atas
pengevaluasian dan pemilihan satu atau beberapa segmen yang kebutuhan
nilainya sesuai dengan kemauan perusahaan (Cravens dan Piercy,
2006:100). Sedangkan penetapan posisi pasar atau market position menurut
Kotler dan Amstrong (2003) adalah cara produk atau atribut-atribut penting
tempat yang diduduki produk dalam benak konsumen dibandingkan dengan
produk-produk pesaing.
Para pemasar dapat menggunakan tujuh atribut penetapan posisi
(Kotler, Bown, Makens, 2002:344) di bawah ini :
1. Penetapan posisi berdasarkan atribut produk
2. Penetapan posisi berdasarkan manfaat tertentu yang ditawarkan
konsumen.
3. Penetapan posisi berdasarkan penggunaanya.
22
4. Penetapan posisi berdasarkan siapa kelompok konsumen yang
mungkin menjadi pemakai dari produk atau jasa perusahaan
5. Penetapan posisi berdasarkan pesaing (lebih baik dari posisi pesaing
saat ini)
6. Penetapan posisi berdasarkan kategori produk
7. Penetapan posisi berdasarkan mutu atau harga
Adapun Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam menentukan
STP menurut Kotler, Bowen, dan Makens (2002,p.254) adalah :
1. Segmentasi pasar :
a. Mengidentifikasi segmen variabel dan mensegmentasikan pasar
- pasar tersebut.
b. Mengembangkan profil dari segmentasi diatas
2. Penentuan pasar sasaran (targeting), meliputi kegiatan:
a. Mengevaluasi daya tarik dari setiap segmen pasar tersebut
b. Memilih salah satu atau lebih dari segmen pasar tersebut.
3. Positioning produk, meliputi :
a. Mengidentifikasi konsep positioning yang mungkin untuk setiap
pasar sasaran.
b. Memilih,mengembangkan dan mengkomunikasikan konsep
positioning yang telah terpilih.
4. Bauran Pemasaran
Pada prinsipnya bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat
atau lebih variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem
23
pemasaran perusahaan. Kegiatan-kegiatan ini perlu dikombinasi dan
dikoordinir agar perusahaandapat melakukan tugas pemasarannya seefektif
mungkin.
Menurut Zeithaml dan Bitner (2001: 18) dalam Umar Irham (2011)
definisi bauran pemasaran (marketing mix) yaitu:
“Marketing mix defined as the elements an organizations controls
that can be used to satisfy or communicate with customer. These
elements appear as core decisions variables in any marketing text
or marketing plan”.
Di dalam hal ini berarti bauran pemasaran adalah elemen-elemen
organisasi perusahaan yang dapat dikontrol oleh perusahaan dalam
melakukan komunikasi dengan konsumen dan akan dipakai untuk
memuaskan konsumen.
Selanjutnya Zeithaml dan Bitner mengemukakan konsep bauran
pemasaran tradisional (traditional marketing mix) terdiri dari 4P, yaitu
product (produk), price (harga), place (tempat/lokasi), dan promotion
(promosi). Sementara itu, untuk pemasaran jasa perlu bauran pemasaran
yang diperluas (expanded marketing mix for services) dengan penambahan
unsur people (orang), Physical evidence (fasilitas fisik), dan process
(proses), sehingga menjadi tujuh unsur (7P).
Tugas para pemasar tidak hanya merumuskan strategi pokok untuk
mencapai pemasaran, tetapi juga menyusun dan mengembangkan rencana
pendukung berupa program bauran pemasaran.Merencanakan program
adalah bentuk tindakan jangka pendek spesifik untuk
mengimplementasikan strategi.Strategi menunjuk pada apa dan mengapa
24
aktivitas pemasaran. Strategi dan implementasi pemasaran berkaitan erat
dalam satu lapisan strategi yang menempatkan tugas-tugas implementasi
tertentu dilapisan bawah (Hardinis, 2009).
Penyusunan program pemasaran bertujuan untuk menentukan
program-program unggulan yang telah direncanakan untuk pencapaian
tujuan bisnis yang telah disepakati melalui proses analisa, evaluasi, seleksi
terlebih dahulu. Beberapa variabel paling mendasar untuk menyusun
program bauran pemasaran adalah menurut Kotler (2001) dalamUmar
Irham (2011), sebagai berikut:
1. Produk Jasa(Product)
Adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk
diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi
pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan (Kotler 2000: 428). Produk yang ditawarkan meliputi
barang fisik, jasa, orang atau pribadi, tempat, organisasi, dan ide.
Jadi produk dapat berupa manfaat tangible maupun intangible yang
dapat memuaskan pelanggan.
Untuk merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu
memahami tingkatan produk, yaitu sebagai berikut :
a. Produk Utama/Inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya
dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap
produk.
25
b. Produk Generik (generic product), yaitu produk dasar yang
mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar.
c. Produk Harapan (expected product), yaitu produk formal yang
ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal
diharapkan dan disepakati untuk dibeli.
d. Produk Pelengkap (augmented product), yaitu berbagai atribut
produk yang dilengkapi atau ditambah berbagai manfaat dan
layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan
dapat dibedakan dengan produk pesaing.
e. Produk Potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan
yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa
mendatang
Jadi pada dasarnya produk adalah sekumpulan nilai kepuasan
yang kompleks yang meliputi kualitas, ciri-ciri sifat, gaya,
penampilan, kemasan dan ukuran sebagai dasar pertimbangan dalam
penyusunan program pemasaran rumah sakit.
2. Tarif Jasa (Price)
Harga memainkan bagian yang sangat penting dalam bauran
pemasaran jasa, karena penetapan harga memberikan penghasilan
bagi perusahaan. Keputusan penentuan tarif dari sebuah produk jasa
baru harus memperhatikan beberapa hal. Hal yang paling utama
adalah bahwa keputusan penentuan tarif harus sesuai dengan
strategi pemasaran secara keseluruhan. Secara singkat, prinsip-
26
prinsip penetapan harga, seperti yang diusulkan oleh Kotler (1996)
dikutip dari Zeithalm dan Bitner (2000:436) adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor dalam
penetapan harga, mencakup: pemilihan tujuan penetapan harga,
menentukan tingkat permintaan, prakiraan biaya, menganilisis
harga yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan oleh
pesaing, pemilihan metode penetapan harga, serta menetukan
harga akhir.
b. Perusahaan tidak harus selalu berupaya mencari profit
maksimum melalui penetapan harga maksimum, tetapi dapat
pula dicapai dengan cara memaksimumkan penerimaan
sekarang, memaksimumkan penguasaan pasar atau
kemungkinan lainnya.
c. Para pemasar hendaknya memahami seberapa responsif
permintaan terhadap perubahan harga.
d. Berbagai jenis biaya harus dipertimbangkan dalam menetapkan
harga, termasuk di dalamnya adalah biaya langsung dan tidak
langsung,biaya tetap dan biaya variabel, serta biaya biaya
lainnya.
e. Harga harga para pesaing akan mempengaruhi tingkat
permintaan jasa yang ditawarkan sehingga harga pesaing harus
turut dipertimbangkan dalam proses penetapan harga.
27
f. Berbagai cara atau variasi penetapan harga yang ada mencakup
mark up, sasaran perolehan, nilai yang dapat diterima, faktor
psikologis dan harga lainnya.
g. Setelah menetapkan struktur harga, perusahaan menyesuaikan
harganya dengan menggunakan harga psikologis, diskon harga,
harga promosi, serta harga bauran produk.
Prinsip prinsip penetapan harga tersebut dapat digunakan
secara bersamaan, baik untuk barang maupun jasa. Dalam
menyusun program pemasaram pihak rumah sakit harus mampu
mengambil keputusan untuk menetapkan harga atau tarif jasa di
rumah sakit dengan mempertimbangkan potongan, penghargaan,
keringanan, dan daftar harga.
3. Tempat/Lokasi Pelayanan (Place)
Untuk produk industri jasa, place diartikan sebagai tempat
pelayanan jasa. Keputusan mengenai lokasi pelayanan yang akan
digunakan melibatkan pertimbangan bagaimana penyerahan jasa
kepada pelanggan dan dimana itu akan berlangsung. Tempat juga
penting sebagai lingkungan dimana dan bagaimana jasa akan
diserahkan, sebagai bagian dari nilai dan manfaat dari jasa.
Keanekaragaman jasa membuat penyeragaman strategi tempat
menjadi sulit. Seorang pemasar produk jasa seharusnya mencari
cara untuk membangun pendekatan penyerahan jasa yang tepat serta
menghasilkan keuntungan untuk organisasinya.
28
Terdapat tiga macam tipe interaksi antara penyedia jasa dan
pelanggan yang berhubungan dengan pemilihan lokasi, yaitu
sebagai berikut:
a. Pelanggan mendatangi penyedia jasa
b. Penyedia jasa mendatangi pelanggan, atau
c. Penyedia jasa dan pelanggan melakukan interaksi melalui
perantara
Untuk tipe interaksi dimana pelanggan mendatangi penyedia
jasa, letak lokasi menjadi sangat penting. Di dalam interaksi ini
penyedia jasa yang mengiginkan pertumbuhan mempertimbangan
menawarkan jasa mereka di beberapa lokasi. Jika penyedia jasa
mendatangi pelanggan, maka letak lokasi menjadi tidak begitu
penting meskipun perlu dipertimbangkan pula kedekatan terhadap
pelanggan untuk menjaga kualitas jasa yang akan diterima.
Sementara itu dalam kasus penyedia jasa dan pelanggan
menggunakan media perantara dalam berinteraksi, maka letak lokasi
dapat diabaikan meskipun beberapa media perantara memerlukan
interaksi fisik antara mereka dengan pelanggan.
Penyusunan program pemasaran berdasarkan tempat atau place
harus dilakukan organisasi untuk membuat produk tersedia dan
dapat diperoleh bagi pasar sasaran dengan mempertimbangkan
saluran, lokasi, persediaan atau transportasi dan mudah dijangkau.
29
4. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk,
bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa
produk tersebut akan berguana bagi mereka, maka mereka tidak
akan pernah membelinya.
Pada hakekatnya menurut Bucahari Alma (2004:179) :
“Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran.
Yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk,
dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan
produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal
pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan”.
Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan,
mempengaruhi, dan membujuk serta mengingatkan pelanggan
sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Secara rinci
ketiga tujuan promosi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.
a. Menginformasikan (informing), dapat berupa:
menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk
baru, memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu
produk, menyampaikan perubahan harga kepada pasar,
menjelaskan cara kerja suatu produk, menginformasikan jasa
jasa yang disediakan oleh perusahaan meluruskan kesan yang
keliru, mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli dan
membangun citra perusahaan.
30
b. Membujuk pelanggan sasaran (persuading), untuk membentuk
merek, mengalihkan pilihan ke merek tertentu, mengubah
persepsi pelanggan terhadap atribut produk, mendorong
pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga (salesmen).
c. Mengingatkan (reminding), dapat terdiri atas mengingatkan
pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam
waktu dekat, mengingatkan pembeli akan tempat tempat yang
menjual produk perusahaan, membuat pembeli tetap ingat
walaupun tidak ada kampanye iklan, dan menjaga agar ingatan
pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.
Dalam penyusunan program pemasaran di rumah sakit
khusunya bidang promosi beberapa hal yang harus
dipertimbangan seperti periklanan, publikasi dan promosi
penjualan.
5. Orang (People)
Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:19) orang (people)
adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian
jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-
elemen dari people adalah pegawai perusahaan, konsumen,dan
konsumen lain dalam lingkungan jasa”.
Semua sikap dan tindakan karyawan, bahkan cara berpakaian
karyawan dan penampilan karyawan mempunyai pengaruh
terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa
31
(service ecounter). Semua karyawan yang berhubungan dengan
konsumen dapat disebut sebagai tenaga penjual. Dengan kata lain,
dalam pengertian yang lebih luas, pemasaran merupakan pekerjaan
semua personil organisasi jasa. Oleh karena itu penting kiranya
semua perilaku karyawan jasa harus diorientasikan kepada
konsumen. Itu berarti organisasi jasa harus merekrut dan
mempertahankan karyawan yang mempunyai skill, sikap,
komitmen,dan kemampuan dalam membina hubungan baik dengan
konsumen.
People dalam jasa ini adalah orang orang yang terlibat
langsung dalam menjalankan segala aktivitas perusahaan, dan
merupakan faktor yang memegang peranan penting bagi semua
organisasi. Oleh perusahaan jasa unsur people ini bukan hanya
memegang peranan penting dalam bidang produksi atau
operasional saja, tetapi juga dalam melakukan hubungan kontak
langsung dengan konsumen. Perilaku orang orang yang terlibat
langsung ini sangat penting dalam mempengaruhi mutu jasa yang
ditawarkan dan image perusahaan yang bersangkutan. Elemen
people ini memiliki 2 aspek, yaitu:
a. Service People
Untuk organisai jasa, service people biasanya memegang
jabatan ganda, yaitu mengadakan jasa dan menjual jasa
tersebut. Melalui pelayanan yang baik, cepat, ramah, teliti, dan
32
akurat dapat menciptakan kepuasan dan kesetiaan pelaggan
terhadap perusahaan yang akhirnya akan meningkatkan nama
baik perusahaan.
b. Customer
Faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan ada di
antara para pelanggan. Pelanggan dapat memberikan persepsi
kepada nasabah lain, tentang kualitas yang pernah didapatnya
dari perusahaan. Keberhasilan dari perusahaan jasa berkaitan
erat dengan seleksi, motivasi, dan manajemen dari sumber
daya manusia.
6. Sarana Fisik (Physical Evidence)
Sarana fisik ini merupakan suatu hal yang secara nyata turut
mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan
menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Unsur unsur yang
termasuk di dalam sarana fisik antara lain lingkungan fisik, dalam
hal bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna, dan
barang barang lainnya yang disatukan dengan service yang
diberikan seperti tiket, sampul, label, dan lain sebagainya.
Lovelock (2002:248) mengemukakan bahwa perusahaan melalui
tenaga pemasarannya menggunakan tiga cara dalam mengelola
bukti fisik yang strategis, yaitu sebagai berikut :
a. An attention-creating medium. Perusahaan jasa melakukan
diferensiasi dengan pesaing dan membuat sarana fisik
33
semenarik mungkin untuk menjaring pelanggan dari taget
pasarnya.
b. As a message-creating medium. Menggunakan simbol atau
isyarat untuk mengkomunikasikan secara intensif kepada
audiens mengenai kekhususan kualitas dari produk jasa.
c. An effect-creating medium. Baju seragam yang berwarna,
bercorak suara dan desain untuk menciptakan sesuatu yang
lain dari produk jasa yang ditawarkan.
7. Proses (Process)
Proses menurut Zeithaml dan Bitner (2000:20) adalah“The
actual procedures, mechanism, and flow of activities by wich the
service and delivered the service delivery and operating system”.
Proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran
aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa.
Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran
pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan sering merasakan
sistem penyerahan jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri.Selain
itu, keputusan dalam manajemen operasi adalah sangat penting
untuk suksesnya pemasaran jasa.
Seluruh aktivitas kerja adalah proses, proses melibatkan
prosedur prosedur, tugas tugas, jadwal jadwal, mekanisme,
aktivitas, rutinitas rutinitas dengan apa produk (barang dan jasa)
disalurkan ke pelanggan. Identifikasi manajemen proses sebagai
34
aktivitas terpisah adalah prasyarat bagi perbaikan jasa. Pentingnya
elemen proses ini khususnya dalam bisnis jasa disebabkan oleh
persediaan jasa yang tidak dapat disimpan.
4. Implementasi pemasaran
Untuk menerapkan program dan rencana-rencana strategi,
maka perlu menterjemahkan strategi-strategi kedalam taktik yang
detail (Yuliana, 2009). Implementasi pemasaran adalah proses
membelokam rencana pemasaran ke dalam aksi yang ditunjukan
serta meyakinkan bahwa penunjukan tersebut dieksekusi untuk
menyelesaikan rencana tujuan yang ditulis (Kotler dkk , 2004:458).
Selanjutnya implemetasi program pemasaran menurut Bonoma,
(1998) dalam penelitiannya dienam belas organisaimenyatakan
bahwa ada empat bidang yang bisa mempengaruhi implementasi
program pemasaran secara efektif yaitu :
1. kemampuan mengenal dan mendiagnosa suatu masalah.
2. kemampuan menaksir sampai sejauhmana organisasi mendapat
masalah.
3. kemampuan mengimplementasikan rencana
4. kemampuan mengevaluasi hasil implementasi
Menurut Kotler, dkk (2004) ada empat paket keahlian untuk
mengimplementasikan program pemasaran yang telah diidentifikasi :
1. Keahlian mendiagnosis.
35
Keahlian mendiagnosis dimaksudkan untuk mengetahui apakah
program pemasaran mampu atau tidak dalam memuaskan
kebutuhan pelanggan akibat dari buruknya strategi atau
implementasi.
2. Mengidentifikasi tingkat organisasi
Masalah implementasi bisa terjadi pada tiga tingkatan pada level
fungsi pemasaran, program pemasaran, dan politik pemasaran.
3. Keahlian mengimplementasikan.
Untuk mengimplementasikan program secara sukses, pemasar
butuh keahlian lain yaitu keahlian pengalokasian dana, keahlian
berorganisasi untuk mengembangkan effective organization, dan
keahlian berinteraksi untuk memotivasi orang lain agar
mendapatkan apa yang ia kerjakan.
4. Keahlian mengevaluasi.
Pemasar membutuhkan keahlian memonitor untuk mencari jejak
dan mengevaluasi aksi pemasaran.
Hardinis (2009) menyatakan rencana pengimplementasian
pemasaran meliputi :
1. Proses implementasi, meliputi aktivitas implementasi,
tanggungjawab pengimplemetasian, waktu dan lokasi
implementasi, dan bagaimana pengimplementasian dilakukan
36
2. Peningkatan implementasi, meliputi terampil dalam
implementasi, desain organisasi, insentif, pemasaran internal,
dan komunikasi yang efektif
3. Pemasaran interna, dimana implemtasi program pemasaran
internal rumah sakir didasarkan pada kelompok kunci dalam
perusahaan, aliansi perusahaan partner dan pihak berpengaruh
lainnya.
4. Menggunakan pendekatan Balaced Scorecard untuk
peningkatan implemetasi
5. Strategi-strategi internal fit
6. Pengembangan sebuah orientasi pasar
7. Peran organisasi eksternal.
5. Kontrol
Dari waktu ke waktu, lembaga harus memeriksa secara kritis
kinerja pemasaran mereka keseluruhan. Pemasaran adalah salah satu
area utama dimana keuangan, sasaran-sasaran, kebijakan-kebijakan,
strategi, dan program adalah sebuah kemungkinan yang terus-
menerus.
Schermerhorn (2002) menjelaskan secara cermat tentang
controlling sebagai berikut :
“Controlling is the process of measuring performance and
taking action to ensure desired results”
Defenisi diatas menjelaskan bahwa pengawasan atau
controlling adalah sebuah proses dalam menetapkan ukuran kinerja
37
dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil
yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan
tersebut.
Salah satu fungsi pokok dari manajer selain perencanaan dan
penerapan adalah pengawasan atau pengendalian. Adapun proses
pengawasan yang harus dilakukan oleh manajemen ada tiga
tahap,yaitu :
1. Mengetahui apa yang terjadi.
Dari fakta-fakta yang diperoleh manajemen dapat
membandingkan antara hasil nyata dengan rencananya, sehingga
dapat ditentukan ada atau tidak adanya penyimpangan.
2. Mengetahui mengapa hal itu terjadi
Hal ini menyangkut beberapa alasan tentang dapat dicapainya
suatu hasil.
3. Menentukan tindakan selanjutnya
Tindakan ini dapat berupa merencanakan program untuk periode
mendatang dan merencanakan kegiatan-kegiatan untuk
memperbaiki kondisi yang kurang baik.
Pengawasan atau kontrol merupakan tahap terakhir dalam proses
manajemen pemasaran menurut Kotler (2001), yang terdiri dari
pengukuran hasil-hasil, mendiagnosa hasil, dan mengambil tindakan
koreksi untuk kinerja organisasi kedepannya.
38
Menurut Wood Burk Marian (2009:13-14) manajer pemasaran
bertanggung jawab atas penetapan arah aktivitas pemasaran termasuk
perencanaan hingga pelaksanaan aktivitas pemasaran organisasi.
Penetapan arah organisasi harus berdasarkan pada tujuan jangka
panjang dan sasaran jangka pendek yang akan menggerakan organisasi
kearah keseluruhan tujuannya, tidak peduli jadi apa dan bagaimana
sasaran tersebut diekspresikan.
D. Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit
1. Pengertian Rumah Sakit
Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat
menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai
kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan
menangani masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan
kesehatan yang baik.
Menurut Undang-Undang RI nomor 44 tahun 2009, rumah
sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan
kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Organisasi kesehatan dunia, WHO, menjelaskan mengenai
rumah sakit dan peranannya, bahwa rumah sakit merupakan suatu
bagian integral dari organisasi sosial dan medis yang fungsinya adalah
39
untuk memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh pada masyarakat
baik pencegahan maupun penyembuhan dan pelayanan pada pasien
yang jauh dari keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya, serta
sebagai tempat pendidikan bagi tenaga kesehatan dan tempat penelitian
biososial (Adisasmito, 2009).
2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Berdasarkan Undang-Undang RI No 44 tahun 2009 tentang
rumah sakit disebutkan bahwa rumah sakit mempunyai fungsi sebagai:
a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatansesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis.
c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian
pelayanan kesehatan.
d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.
3. Klasifikasi Rumah Sakit
Menurut Siregar dan Amalia (2004), rumah sakit dapat
diklasifikasikan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
40
a. Klasifikasi berdasarkan kepemilikan, terdiri dari:
1) Rumah sakit pemerintah, terdiri dari:
a) rumah sakit yang langsung dikelola oleh Departemen
Kesehatan.
b) rumah sakit pemerintah daerah.
c) rumah sakit militer.
d) rumah sakit Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
2) Rumah sakit yang dikelola oleh masyarakat (swasta).
b. Klasifikasi berdasarkan jenis pelayanan, terdiri dari 2 jenis:
1) Rumah sakit umum, memberi pelayanan kepada berbagai
penderita dengan berbagai penyakit.
2) Rumah sakit khusus, memberi pelayanan diagnosa dan
pengobatan untuk penderita dengan kondisi medik tertentu
baik bedah maupun non bedah, contoh: rumah sakit kanker
maupun rumah sakit jantung.
c. Klasifikasi berdasarkan afiliasi pendidikan, terdiri dari 2 jenis:
1) Rumah sakit pendidikan, yaitu rumah sakit yang
menyelenggarakan program latihan untuk berbagai profesi.
2) Rumah sakit nonpendidikan, yaitu rumah sakit yang tidak
memiliki program pelatihan profesi dan tidak ada kerjasama
rumah sakit dengan universitas.
41
4. Pengertian Rumah Sakit Pendidikan
Rumah Sakit Pendidikan atau teaching hospital merupakan
rumah sakit yang digunakan untuk pendidikan kedokteran.
Hutchkinson dan Wikipedia Encyclopedia menjelaskan bahwa Rumah
Sakit Pendidikan adalah rumah sakit yang berhubungan erat dengan
pendidikan kedokteran dan berfungsi dalam pendidikan praktik untuk
mahasiswa kedokteran, “intership” dan residen atau peserta
pendidikan spesialis.
Selanjutnya berdasarkan Permenkes RI nomor
1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi di Lingkungan
Departemen Kesehatan menyatakan Rumah Sakit Pendidikan adalah
rumah sakit yang menyelenggarakan dan atau digunakan untuk
pelayanan, pendidikan, dan penelitian secara terpadu dalam bidang
pendidikan kedokteran berkelanjutan.
Rumah sakit pendidikan diharapkan memiliki kemampuan
pelayanan yang lebih dari Rumah Sakit non Pendidikan (Permenkes,
2006) terutama dalam hal :
1. Penjamin mutu pelayanan dan keselamatan pasien serta kedokteran
berbasis bukti.
2. Penerapan metode penatalaksanaan terapi terbaru
3. Teknologi yang tepat guna
4. Hari rawat yang lebih pendek untuk penyakit yang sama
5. Hasil pengobatan dan survey rate yang lebih baik
42
6. Tersedianya konsultasi dari staf Medis Pendidikan, selama 24 jam.
43
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada tinjauan pustaka,
maka telah diidentifikasi variabel yang terlibat dalam model kerangka
konsep penelitian yang terdiri riset pasar, segmenting, targeting, dan
positioning (STP), marketing mix, dan implementasi program pemasaran.
Variabel-variabel yang terkandung dalam kerangka konsep
penelitian merupakan unsur-unsur dari proses manajemen pemasaran yang
menjelaskan secara teliti tentang proses penyusunan hingga
pengimplementasian pemasaran. Pernyataan ini didukung oleh Susilo
(2009) yang menyatakan bahwa proses marketing diawali dari melakukan
riset pasar, menyusun segmentasi, targeting, dan positioning,
merencanakan program marketing, lalu menyusun dan melaksanakan
program pemasaran.
Pandangan serupa dikemukakan oleh Wood Burk Marian (2009:5)
dalam bukunya proses perencanaan pemasaran menyatakan bahwa proses
pemasaran adalah proses terstruktur untuk menetapkan bagaimana
menyajikan nilai bagi pelanggan, organisasi, dan pihak-pihak
berkepentingan utama dengan meriset dan menganalisis situasi terkini,
termasuk pasar dan pelanggan, mengembangkan dan mendokumentasikan
44
tujuan, strategi, dan program pemasaran, mengimplementasikan,
mengevaluasi dan mengontrol kegiatan pemasaran untuk mencapai tujuan.
Selanjutnya Kotler dan Amstrong (2003:16) menyatakan bahwa
manajemen pemasaran merupakan analisis, perencanaan, implementasi
dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan,
membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan
dengan pembeli sasaran demi tercapainya sasaran-sasaran individu dan
organisasi. Pandangan lain oleh Kotler (2006) juga menyatakan bahwa
dalam setiap kegiatan usaha, manajemen pemasaran harus
mengembangkan data pemasarannya bagi para perencana strategis, untuk
mengembangkan rencana pemasaran yang berlandaskan pada sasaran
organisasi yang telah disepakati.
Untuk mengetahui sejauh mana peran proses penyusunan dan
implemetasi manajemen pemasaran di rumah sakit maka sangat perlu
menanyakan secara langsung kepada pihak-ihak yang berkompeten
dibidang pemasaran yang ikut berperan aktif dalam proses penyusunan
dan implemetasi pemasaran sehingga dapat diketahui baik tidaknya proses
penyusunan dan implemetasi yang telah diterapkan Rumah Sakit Unhas
KotMakassar.
B. Skema Kerangka Penelitian
Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka maka disusunlah skema
kerangka teori dan kerangka konsep penelitian sebagai berikut :
45
1. Kerangka Teori
Gambar 2 :Kerangka Teori Penelitian
Keterangan :
\\\\\\\\\\\\\\\\ : Diteliti
: Tidak Diteliti
46
2. Kerangka Konsep
Gambar 3: Skema Kerangka Konsep Penelitian
3. Defenisi Konseptual
Defenisi konsep variabel pada penelitian ini adalah riset pasar, strategi
pemasaran, bauran pemasaran, dan implemetasi program pemasaran.
1. Riset Pasar
Riset pasar dalam hal ini adalah proses perancangan, pengumpulan,
analisis dan pelaporan yang sistematis dari data atau temuan yang relevan
dengan situasi pasar Rumah Sakit Unhas terkait dengan apa yang menjadi
kebutuhan dan keinginan masyarakat.
RISET PASAR
STRATEGI PEMASARAN :
Segementing, Positioning, dan
targeting (STP)
BAURAN PEMASARAN (7P)
IMPLEMENTASI
PEMASARAN
PROSES MANAJEMEN
PEMASARAN
47
2. Strategi Pemasaran
1. Segmentasi pasar (segmentation).
Segmentasi dalam hal ini adalah upaya Rumah Sakit Unhas dalam
mengelompokan pasar yang heterogen menjadi kelompok-kelompok
atau segmen-segmen yang memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan,
keinginan, dan perilaku.
2. Target pasar (targeting).
Targetting dalam hal ini adalah target pasar Rumah Sakit Unhas
yang terdiri dari konsumen yang memiliki kebutuhan atau
karakteristik yang sama yang dipilih untuk dilayani.
3. Posisi pasar (positioning).
Positioning dalam hal ini adalah bagaimana suatu pelayanan yang
disediakan oleh dijabarkan dalam benak konsumen dengan sesuatu
yang jelas dan khas.
3. Bauran Pemasaran
1. Produk adalah jenis pelayanan kesehatan dari Rumah Sakit Unhas
yang dapat ditawarkan di unit-unit rumah sakit yang memberikan nilai
dan manfaat yang lebih untuk digunakan sehingga dapat memuaskan
keinginan dan kebutuhan pasien.
2. Price dalam hal ini adalah lokasi dan jarak untuk memudahkan pasien
mengakses Rumah Sakit Unhas.
3. Place dalam hal ini adalah lokasi, jarak dan kemudahan pasien untuk
mengakses lokasi Rumah Sakit Unhas.
48
4. Promotion dalam hal ini adalah cara yang dilakukan Rumah Sakit
Unhas untuk mengkomunikasikan dan mengingatkan pelanggan agar
bersedia menerima, menggunakan dan mempunyai minat kembali
pada produk atau jasa yang ditawarkan.
5. People dalam hal ini adalah cara yang dilakukan rumah sakit
mengembangkan kualitas dan peran perawat, dokter, maupun staf
dalam memberikan pelayanan.
6. Process dalam hal ini adalah aktivitas dimana jasa dihasilkan, terkait
dengan cara yang dilakukan Rumah Sakit Unhas untuk memudahkan
pasien dalam memperoleh pelayanan.
7. Physical Evidence dalam hal ini adalah penampilan fisik tempat jasa
disajikan meliputi keadaan bangunan, dekorasi lingkungan rumah
sakit, kebersihan lingkungan rumah sakit, penampilan pegawai,
keadaan tempat tidur, serta keadaan dan keberadaan alat-alat canggih.
4. Implementasi pemasaran
Implementasi pemasaran dalam hal ini adalah pelaksanaan program-
program pemasaran yang telah di rencanakan, bagaimana proses
pelaksanaan program pemasaran tersebut, siapa yang bertanggung jawab
atas pelaksanaan program, serta faktor pendukung dan kendala-kendala
yang dihadapi selama proses pelaksanaan program pemasaran.
49
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif yang dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana proses penyusunan
dan implementasi manajemen pemasaran di rumah sakit. Informasi diperoleh
melalui wawancara mendalam (indept interview), observasi dan data sekunder
dengan sumber data yaitu orang-orang yang diminta memberikan informasi,
dan bersedia memberikan informasi yang disebut informan.
Creswell (1994) mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai sebuah
proses penyelidikan untuk memahami masalah atau masalah manusia,
berdasarkan pada penciptaan gambar holistic yang dibentuk kata-kata,
melaporkan pandangan informan secara terperinci dan disusun dalam sebuah
latar ilmiah.
Peneliti menggunakan desain penelitian ini dengan maksud untuk
mendeskripsikan peristiwa atau pengalaman informan dengan mengutamakan
pandangan dan informasi yang diberikan.Dalam hal ini, peneliti dapat
menjabarkan informasi yang diperoleh dari informan dan memberikan makna
dibaliknya melalui analisis.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Unhas terhitung mulai
tanggal 2 April 7 Mei Tahun 2012.
50
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di gedung Cancer Center Rumah Sakit
Universitas Hasanuddin yang terletak di Jalan Tamalanrea pintu II Unhas
depan Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Kota Makassar.
Cancer Center Rumah Sakit Unhas baru saja diresmikan pada
tanggal 7 April 2012 oleh Rektor Unhas Prof. Dr. dr. Idrus Paturusi.
Rumah Sakit Unhas merupakan sarana pendidikan kedokteran dalam
melakukan penelitian dan pelayanan jasa kepada masyarakat sebagai
aplikasi dalam Tri Darma perguruan tinggi. Diketahui Ruman Sakit Unhas
nantinya diutamakan sebagai sarana pendidikan, penelitian, hingga
pengabdian pada masyarakat sehingga hanya tersedia 300 tempat tidur.
Pada prinsipnya rumah sakit ini tidak lepas dari visi, misi perguruan
tinggi, dimana pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
juga harus tercermin disana.
Beberapa hal yang menjadi perhatian pada pendirian rumah sakit ini,
yaitu yang pertama adalah menjadikan rumah sakit sebagai tempat
pendidikan bagi dokter, dokter spesialis, konsultan dan tenaga kesehatan
lainnya. Kedua rumah sakit bertujuan menghasilkan penelitian yang
mempunyai keunggulan-keunggulan yang bisa berdampak ekonomi dan
yang ketiga yaitu rumah sakit menjadi salah satu rumah sakit yang
memanfaatkan teknologi kedokteran sebagai pusat teknologi informasi
yang merupakan tulang punggung dari segala aktifitas yang dijalankan
dalam rumah sakit tersebut. Sehingga dengan Rumah Sakit Unhas bertaraf
51
Internasional (world class hospital) masyarakat tidak perlu keluar negeri,
tetapi orang luar yang datang ke Rumah Sakit Unhas.
3. Informan Penelitian
1. Informan Kunci
Informan kunci dalam penelitian ini adalah kepala bidang pemasaran
dan kerjasama yang terlibat penuh dalam proses penyusunan dan
implementasi manajemen pemasaran di Rumah Sakit Unhas.
2. Informan Biasa
Informan biasa dalam penelitian ini adalah direktur pelayanan
penunjang sarana medik dan kerjasama, kepala sub komite hospital safety
dan penjaminan mutu, dua orang staf bagian pemasaran, kepala bidang
perencanaan dan evaluasi sebagai tim penyusun anggaran dan dua orang
tim penyusun tarif .
Pemilihan informan menggunakan teknik teknik purposive sampling
yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu dalam penentuan informan yang akan diwawancarai, misalnya
orang tersebut dianggap paling tahu tentang yang harapkan (Sugiyono,
2010). Dalam hal ini, peneliti dari hasil wawancara mengetahui informan
yang bisa dijadikan sumber informasi atau informan kunci yakni kepala
bidang pemasaran dan kerjasama. Kemudian untuk melengkapi informasi
informan kunci, peneliti melanjutkan wawancara dengan informan biasa
yakni direktur pelayanan penunjang sarana medik dan kerjasama, dua
orang staf bagian pemasaran dan kerjasama, kepala sub komite patient
52
safety dan penjaminan mutu, kepala bidang perencanaan dan evaluasi
sebagai tim penyusun anggaran, dan dua orang tim penyusun tarif Rumah
Sakit Unhas.
3. Kriteria Informan
1. Kriteria informan kunci dalam hal ini adalah orang yang dipandang
peneliti paling tahu dan memiliki informasi yang memadaiberkenaan
dengan proses penyusunan dan implementasi manajemen pemasaran di
Rumah Sakit Unhas.
2. Informan biasa merupakan orang-orang yang terlibat dengan kegiatan
yang akan di informasikan berkenaan dengan proses penyusunan dan
implementasi manajemen pemasaran di Rumah Sakit Unhas
3. Mempunyai cukup banyak waktu untuk memberikan informasi.
4. Informan yang dipilih tidak dikondisionalkan ataupun direkayasa
dalam pemberian informasinya. Dalam hal ini, informan tidak dipilih
karenakebutuhan peneliti, ataupun untuk mempercepat penelitian,
tanpa pertimbangan bahwa informan-informan tersebut memang
berkompeten dan terlibat dalam proses penyusunan dan implementasi
manajemen pemasaran di Rumah Sakit Unhas.
5. Seluruh informan siap memberi informasi sesuai dengan ragam
pengalamannya pada saat proses penyusunan hingga
mengimplementasikan kegiatan manajemen pemasaran di Rumah Sakit
Unhas.
53
4. Teknik Pengumpulan Data
1. Data Primer
a. Wawancara mendalam
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui wawancara
mendalam atau in-dept interview dimana dalam pelaksanaannya
peneliti menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-
pertanyaan bebas agar informan dapat mengutarakan informasi secara
mendalam sesuai dengan pengetahuan dan pengalamannya selama
terlibat dalam proses penyusunan dan implementasi pemasaran di
Rumah Sakit Unhas.
Wawancara dimulai pada tanggal 12 April 2012 yang dilakukan
diruang rapat gedung EF Rumah Sakit Unhas. Sebelum melakukan
wawancara peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu dan
menjelaskan maksud dan tujuan peneliti bertemu dengan setiap
informan. Informan yang pertama diwawancarai yaitu Kepala Bidang
Pemasaran dan Kerjasama selaku informan kunci dalam penelitian ini.
Kemudian pada tanggal 16 April 2012 dilanjutkan dengan
mewawancarai dua orang staff bidang pemasaran dan kerjasama di
hari yang sama pada waktu yang berbeda. Setelah 9 hari, peneliti
kembali ke Rumah Sakit Unhas untuk mewawancarai informan
selanjutnya yakni Kepala sub komite patient safety dan penjaminan
mutu yakni pada tanggal 24 April 2012 dan Direktur pelayanan
penunjang, sarana medik, dan kerjasama pada tanggal 25 April 2012.
54
Karena informasi yang diperoleh belum mencukupi dan peneliti perlu
melakukan triagulansi sumber maka peneliti kembali melakukan
wawancara lanjutan pada kepala bidang perencanaan dan evaluasi
sebagai tim penyusun anggaran dan dua orang tim penyusun tarif.
Wawancara dengan tim penyusun anggaran dan tim penyusun tarif
dilakukan pada hari yang sama, namun dalam waktu yang berbeda
yakni tanggal 7 Mei 2012.
b. Dokumentasi
Adapun dokumentasi yang berhasil dikumpulkan peneliti berupa
foto-foto pada saat proses wawancara berlangsung, foto-foto pada saat
peneliti mengumpulan data sekunder, foto-foto hasil observasi
lapangan, dan hasil rekaman wawancara.
Pada saat melakukan wawancara dan mengumpulkan data
sekunder peneliti dibantu oleh rekan-rekan mahasiswa FKM untuk
mendokumentasikan seluruh kegiatan tersebut. Untuk foto-foto hasil
observasi langsung dikumpukan oleh peneliti. Sedangkan rekaman
hasil penelitian juga dikumpulkan langsung oleh peneliti pada saat
wawancara.
c. Observasi
Jenis observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
observasi terus terang atau tersamar, dalam hal ini peneliti dalam
melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber
data , bahwa ia sedang melakukan penelitian. Tetapi dalam suatu saat
55
peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini
untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang
masih dirahasiakan (Sugiyono, 2010).
Obyek penelitian dalam penelitian kualitatif yang di observasi
menurut Spradley dalam Sugiono (2010) dinamakan situasi sosial yang
terdiri dari tiga komponen yaitu place (tempat), actor (pelaku) dan
activities (aktivitas). Namun peneliti tidak melakukan observasi untuk
actor (pelaku) atau people. Hal ini karena informasi tentang people
sudah mencukupi melalui hasil wawancara dan data sekunder
sebagaimana defenisi konsep people menurut peneliti. Peneliti
mengganti people dengan menambahkan produk sebagai variabel yang
akan diobservasi. Sehingga variabel yang akan di observasi dalam
penelitian ini adalah variabel bauran pemasaran meliputi produk,
place, process dan physichal evidence yaitu jenis pelayanan yang
disediakan, lokasi dan kemudahan akses, proses pemberian pelayanan
dan tampilan fisik Rumah Sakit Unhas.
Berdasarkan variabel yang telah ditentukan, kegiatan observasi
dimulai pada tanggal 19-20 April 2012 pada saat kegiatan wawancara
maupun pengumpulan data sekunder tidak berlangsung. Hal ini
dilakukan agar peneliti dapat berkonsentrasi penuh. Observasi
dilakukan melalui pengamatan langsung maupun tersamar
sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.
56
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data Profil
Rumah Sakit Unhas, data SOP pemasaran, rancangan kerja bidang
pemasaran dan kerjasama, jenis kegiatan promosi di Rumah Sakit Unhas,
dan data pelatihan SDM Rumah Sakit Unhas.
Untuk memperjelas kegiatan pengumpulan data maka peneliti
membuat tabel pengumpulan data (lihat lampiran 6).
5. Metode Pengumpulan Data
Sebelum melakukan pengumpulan data pertama-tama peneliti memasukan
surat izin beserta proposal penelitian ke bagian Diklatgedung A Rumah Sakit
Unhas untuk didisposisikan ke KepalaBidang Penelitian Rumah Sakit Unhas.
Satu hari setelah surat dimasukan pada tanggal 3 April 2012, peneliti kembali
ke Rumah Sakit untuk mengikuti wawancara dengan Kepala Bidang
Penelitian Rumah Sakit Unhas, membayar administrasi dan mengisi biodata
peneliti. Setelah diberi izin untuk melakukan penelitian di RS Unhas, peneliti
kemudian menuju gedung EF yakni Cancer Center untuk bertemu dengan
Kepala Bidang Pemasaran dan Kerjasama Rumah Sakit Unhas. Setelah
bertemu, peneliti langsung memperkenalkan diri dan menyampaikan masksud
kedatangannya. Pada saat itu peneliti tidak langsung melakukan wawancara
karena kepala bidang pemasaran dan kerjasama sibuk mempersiapkan
peresmian gedung baru RS Unhas yaitu Cancer Center. Peneliti dan kepala
bidang pemasaran kemudian menyepakati untuk melakukan wawancara pada
tanggal 9 April 2012.
57
Pada tanggal 9 April peneliti kembali ke gedung Cancer Center Rumah
Sakit Unhas untuk melakukan wawancara. Karena kepala bidang pemasaran
dan kerjasama pada saat itu memiliki kesibukan lain maka wawancara kembali
dibatalkan. Wawancara perdana berhasil dilakukan dengan informan kunci
yakni Kepala Bidang Pemasaran Rumah Sakit Unhas pada tanggal 12 April
2012 di ruang rapat gedung Cancer Center kemudian dilanjutkan pada tanggal
13 April 2012 di ruang manajemen Rumah Sakit Unhas. Wawancara
dilakukan sebanyak dua kali karena pada hari pertama wawancara, informan
kunci memiliki kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan sehingga saat itu hanya
dua variabelyang bisa terjawab. Wawancara dilanjutkan keesokan harinya
yaitu pada tanggal 13 April 2012.
Melalui informan kunci peneliti mengetahui informan selanjutnya untuk
diwawancarai. Sama halnya dengan pertemuan peneliti dengan informan
kunci, pada saat akan melakukan wawancara dengan informan biasa peneliti
juga memperkenalkan diri terlebih dahulu dan menjelaskan maksud dan
tujuannya untuk melakukan wawancara. Wawancara perdana dengan informan
biasa dilakukan pada tanggal 16 April 2012 dengan dua orang staf bidang
pemasaran dan kerjasama. Wawancara selanjutnya dilakukan pada tanggal 24
April dengan kepala sub komite patient safety dan penjaminan mutu.
Kemudian pada tanggal 25 April dilanjutkan dengan mewawancarai direktur
pelayanan penunjang, sarana medik, dan kerjasama Rumah Sakit yang
berlangsung diruangan beliau langsung.
58
Proses pengumpulan data melalui observasi dilakukan pada tanggal 19-20
April 2012. Proses pengumpulan data melalui observasi dilakukan secara
terang-terangan dan tersamar. Observasi secara terang-terangan dilakukan
dengan meminta izin kepada beberapa orang untuk diabadikan gambarnya
untuk keperluan penelitian, sedangkan observasi tersamar dilakukan pada saat
peneliti melakukan pemantauan terhadap kegiatan pelayanan yang dilakukan
oleh dokter, perawat dan staff rumah sakit kepada pasien. Sedangkan
pengumpulan data sekunder dilakukan pada tanggal 17, 18, 23 dan 27 April
2012 dengan mengunjungi setiap bagian yang menjadi penaggungjawab data-
data yang dibutuhkan peneliti.
Secara keseluruhan informan dalam penelitian ini berjumlah 8 orang
dengan variasi umur 23 sampai dengan 47 tahun. Sebanyak 5 orang informan
berjenis kelamin perempuan dan 3 orang berjenis kelamin laki-laki. Masa
kerja informan juga cukup bervariasi berkisar antara 2, 5 sampai dengan 3
tahun. Informan kunci dalam penelitian ini adalah seorang kepala bidang
pemasaran dan kerjasama dengan latar belakang pendidikan terakhir S2
farmasi dan sekarang sedang sekolah S3. Sedangkan informan biasa dalam
penelitian ini adalah seorang direktur pelayananan penunjang, sarana medik
dan kerjasama dengan latar belakang pendidikan terakhir adalah spesialis
anastesi dan dalam waktu dekat ini akan menyelesaikan sekolah S3. Informan
biasa selanjutnya adalah seorang kepala sub komite patient safety dan
penjaminan mutu dengan latar belakang pendidikan terakhir adalah magister
of public health. Dua staf bidang pemasaran dan kerjasama masing-masing
59
memiliki latar belakang pendidikan S1 ekonomi manajemen dan S1 perikanan.
Selanjtnya kepala bidang perencanaan dan evaluasi memiliki dengan latar
belakang pendidikan terakhir S2 dan sekarang sedang sekolah S3 ilmu
Kesehatan Masyarakat. Sedangkan dua orang informan lainnya yakni kepala
instalasi SIM Rumah Sakit sebagai tim penyusun tarif latar belakang
pendidikan terkahirnya adalah S2, dan latar belakang pendidikan terakhir dari
tim penyusun tarif lainnya adalah dokter umum.
Informan dalam penelitian adalah orang-orang yang secara struktural
berada dibagian pemasaran dan terlibat langsung maupun tidak langsung
dalam proses penyusunan dan implementasi manajemen pemasarandi Rumah
Sakit Unhas, yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Karakteristik
informan tetap dijaga kerahasiaan identitasnya dengan tidak menampilkan
nama aslinya melainkan menggunakan kode informan.
6. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan dan penyajian data mengenai proses penyusunan dan
implementasi manajemen pemasaran di Rumah Sakit Unhas yaitu di
deskripsikan dalam bentuk teks narasi.
7. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adala teknik analisa menurut
Miles dan Huberman (1984), dalam Sugiyono (2010) yang meliputi 3 aktivitas
utama, yaitu :
60
1. Data reduction (reduksi data)
Karena data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak,
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya. Data yang diperoleh dari hasil
wawancara akan di rangkum menjadi informasi-informasi inti, sehingga
memudahkan peneliti untuk melakukan verivikasi data.
2. Data display (penyajian data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Jadi setelah data direduksi maka peneliti akan
menyajikannya dalam bentuk teks narasi.
3. Conclusion drawing (verifikasi)
Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan
berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali mengumpulkan data hasil observasi dan
telaah dokumen, maka kesimpulan yang dikemukakan adalah kesimpulan
yang kredibel.
Teknik analisis data diatas digunakan untuk memudahkan peneliti
dalam menganalisis data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data
informan. Setiap data yang dikumpulkan dari hasil wawancara ditiap
61
variabel akan dianalisis melalui proses reduksi data. Kemudian disajikan
dalam bentuk teks naratif, dan diverivikasi.
8. Teknik Pengujian Keabsahan Data
Untuk menjamin dan mencerminkan akurasi informasi yang dikumpulkan,
digunakan beberapa teknik pengujian keabsahan data, yaitu :
1. Triangulasi Sumber yaitu dilakukan untuk melihat akurasi informasi yang
diperoleh dengan membandingkan (cross check) antara informasi
informan yang satu dengan yang lain, antara informasi informan dengan
hasil observasi, dan antara informasi informan dengan data sekunder.
2. Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan. Mengecek kembali data-data yang
ditemukan, ada yang salah atau tidak. Untuk meningkatkan ketekunan
peneliti membaca berbagai referensi buku, jurnal, hasil penelitian atau
dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.
Dengan membaca berarti meningkatkan wawasan peneliti, sehingga dapat
digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar, dipercaya atau
tidak.
62
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil dan Pembahasan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan
deskriptif yang dilaksanakan pada tanggal 2 April -7 Mei 2012 di Rumah
Sakit Unhas Kota Makassar.
Informasi penelitian diperoleh melalui hasil wawancara mendalam
(Indepth interview), observasi dan data sekunder. Informan yang terlibat
langsung dalam penelitian ini berjumlah 8 orang dengan variasi umur 23
sampai dengan 47 tahun. Sebanyak 5 orang informan berjenis kelamin
perempuan dan 3 orang berjenis kelamin laki-laki. Masa kerja informan juga
cukup bervariasi berkisar antara 2,5 sampai 3 tahun. Informan dengan masa
kerja 2,5 tahun sebanyak 2 orang yakni kepala sub komite patient safety dan
penjaminan mutu dan seorang staf pemasaran dan kerjasama. Informan kunci
dalam penelitian ini adalah seorang kepala bidang pemasaran dan kerjasama
dengan latar belakang pendidikan terakhir S2 farmasi dan sekarang sedang
sekolah S3. Sedangkan informan biasa dalam penelitian ini adalah seorang
direktur pelayananan penunjang, sarana medik dan kerjasama dengan latar
belakang pendidikan terakhir adalah spesialis anastesi dan dalam waktu dekat
ini akan menyelesaikan sekolah S3. Informan biasa selanjutnya adalah seorang
kepala sub komite patient safety dan penjaminan mutu dengan latar
pendidikan terakhir seorang magister of public health dan juga sedang sekolah
63
S3. Dua informan biasa lainnya yakni staf bidang pemasaran dan kerjasama
masing-masing memiliki latar belakang pendidikan terakhir S1 ekonomi
manajemen dan S1 perikanan. Selanjutnya kepala bidang perencanaan dan
evaluasi sebagai tim penyusun anggaran memiliki latar belakang pendidikan
terakhir sebagai S2 dan sekarang sedang sekolah S3 ilmu Kesehatan
Masyarakat. Dan dua orang informan lainnya sebagai tim penyusun tarif
adalah seoarng kepala instalasi SIM Rumah Sakit Unhas dan seorang staf
pelayanan medik dengan latar belakang pendidikan terakhir adalah S2 dan
dokter umum (Lihat lampiran 8).
1. Hasil Wawancara
a. Riset Pasar
Berdasarkan hasil wawancara mendalam diketahui bahwa terdapat
perbedaan informasi yang diberikan antara Rs sebagai informan kunci
dengan Hh sebagai informan biasa. Menurut Rs, Rumah Sakit Unhas
sudah pernah melakukan riset pasar, walaupun bukan riset pasar yang
sebenarnya sedangkan Hh menyatakan bahwa Rumah Sakit Unhas belum
pernah melakukan riset pasar, yang dilakukan rumah sakit selama ini
adalah survey kepuasan pelanggan. Sebagaimana penuturan berikut :
“Kita sudah pernah melakukan tapi masih kecil-kecilan, belum benar-
benar…Tahapan pertama kita lihat dulu jumlah pasien yang masuk, kita
buat angket, kita juga sudah sebar angketnya, bagikan mereka kuesioner,
bagaimana pandangan mereka, tentang RS Unhas itu seperti apa. Itu
masih terkelompok hanya sekitar daerah sini, belum terlalu ini…Setelah
datanya terkumpul kita analisis…Kita baru sekali tahun lalu, tim yang
membantu itu staf saya, kalau direktur hanya menentukan kebijakan,
membagi informasi, tapi yang dibawah kan yang harus kerja…Untuk
hasilnya saya kira itu karena kita bekerjasama dengan hospital safety ya,
64
patient safety itu kan selalu ikut yah, dalam penyebaran angket, kepuasan
pelanggan itu kan berhubungan dengan patient safety. jadi saya kira ada.
Walaupun tidak bagus seperti yang dilakukan RS lain yang ada
datanya…Dari hasil angket yang kita sebarkan itu akhirnya kan kita dapat
datanya, bahwa oh, ternyata Rumah Sakit Unhas itu belum terlalu dikenal
masyarakat seperti yang kita harapkan. Dia hanya dikenal beberapa
kalangan, stakeholder yang memang berlangganan dengan kita”
(RS, 12 April 2012)
“Yang saya alami masuk peresmian gedung A dan EF belum ada riset
pasar yang ada itu survey kepuasan pelanggan…kuesionernya kita susun
berdasarkan balance scorecard, kuesionernya kita modifikasi, review,
agar lebih sederhana…penyebaran kuesioner saya dibantu perawat, jadi
kuesionernya saya taruh di nurse station mereka yang membagikan ke
pesien, pasien yang mengisi standarnya dua hari dirawat, dengan persepsi
2x24 jam pasien sudah mampu menilai lingkungan RS…Kemudian
datanya diinput, di analisis dengan SPSS…Survei ini, mmmm, pertahun,
perdesember kita lakukan…Untuk hasilnya pelaporannya yup ada dalam
bentuk presentase berupa data mentah kemudian saya rekap agar lebih
sederhana…Tapi itu waktu di gedung A. Belum pernah saya bagi untuk di
gedung EF ini, kalaupun kita dirikan itu gedung A karena itu, hasil
benchmarking, dan literatur reviuw”.
(HH, 24 April 2012)
Pernyataan Hh diatas, sama dengan pernyataan informan berikut
sebagai staf bagian pemasaran dan kerjasama yang juga menyatakan
bahwa riset pasar belum pernah dilakukan di Rumah Sakit Unhas.
Sebagaimana penuturan berikut :
“belum pernah…Tapi kita sudah siapkan anggaran untuk melakukan itu
nanti”
(SBN, 16 April 2012)
“Riset pasar secara real, ee, belum kayaknya”
(RAH, 16 April 2012)
65
Ada pula yang menyatakan bahwa sebelum RS Unhas dibangun,
rumah sakit telah membuat feasibility yang lebih representative
dibandingkan dengan survey pasar. Sebagaimana penuturan Sa berikut :
“Saya kira itu sebelum rumah sakit ini dibangun, kita sudah buat feasibility
kan. Sebenarnya itu yang representative, dari pada survey pasar
sebenarnya”
(SA, 25 April 2012)
Dari Hasil perkembangan wawancara mendalam yang dilakukan
oleh peneliti, diketahui pula bahwa beberapa informan menjelaskan alasan
mengapa Rumah Sakit Unhas belum melakukan riset pasar. Sebagaimana
penuturan berikut :
“ Tiap tahun itu memang ada anggaran untuk melakukan survey.Tapi
sampai habis anggaran itu, terkendala dengan tenaga, tidak keluar
dana, karena dananya digunakan untuk kegiatan lain yang lebih urgent”
(HH, 24 April 2012)
Berbeda dengan penyataan informan diatas, Sbn dan Rah justru
menyatakan bahwa rumah sakit belum melakukan riset pasar yakni karena
rumah sakit belum melakukan audit medis dan audit mutu.
“ kita terkendala dana dan sdm, kita juga belum belum melakukan audit
mutu dan audit medis”
(SBN, 16 April 2012)
“Karena kita belum melakukan survey mutu pelayanan”
(RAH, 16 April 2012)
66
Berdasarkan informasi diatas, peneliti mencoba melakukan
wawancara lanjutan dengan bagian tim penganggaran Rumah Sakit Unhas.
Dan diketahui bahwa sebenarnya dana dari kegiatan ini telah dicairkan
bahkan kuesioner untuk melakukan riset pasar telah dibuat, sebagaimana
pernyataan Is berikut :
“anggarannya sebenarnya tidak dialihkan, jadi ada anggarannya sudah
dicairakan, sudah ada kuesionernya tapi tidak dijalankan. Kenapa tidak
dijalankan saya tidak tahu SBN. Kuesionernya sudah mie dikoreksi sama
ibu IN kemarin, saya sudah minta dan suruh jalankan, tapi tidak tahu
kenapa belum dijalankan”
(Is, 7 Mei 2012)
Dan setelah dilakukan konfirmasi kembali kepada staf pemasaran
ternyata diketaui bahwa benar adanya dana yang telah dianggarkan,
kegiatan ini sudah ada namun belum dijalankan kerena tenaga yang
kurang. Sebagaimana penuturan berikut :
“ Memang benar dek, tapi yah itu yang saya bilang diawal kita
kekurangan tenaga”
(SBN, 7 April 2012)
b. Strategi Pemasaran
Berdasarkan hasil wawancara dengan Rs diketahui bahwa Rumah
Sakit Unhas belum melakukan segmentasi pasar, targeting, dan
positioning. Strategi pemasaran yang dilakukan Rumah Sakit Unhas
sebatas melakukan kegiatan promosi yakni membagikan brosur, membuat
67
akun facebook, twitter,email, website dan bekerjasama dengan perusahaan
asuransi. Sebagaimana penuturan Rs berikut:
“Kita belum lakukan…strategi pemasaran hanya sebatas membagikan
brosur. Kita punya akun twitter, facebook juga, email ada, kita punya
website sendiri, kerjasama dengan perusahaan, asuransi, ada jaminan
sosial tenaga kera (jamsostek), asuransi-asuransi swasta”
(RS, 12 April 2012)
Rs juga menambahkan bahwa sebenarnya dalam konsep
pemasarannya Rumah Sakit Unhas akan melakukan segmentasi, targeting,
dan positioning. Sebagaimana penuturan berikut:
“Konsep rumah sakit itu sebenaranya dia memang mau segmentasi yah,
adakan cancer center, trauma center. Kalau segmentasi pasar yang
targetnya dia hanya melayani pasien VIP atau menengah keatas, itu tidak
ada, karena kita menerima semuanyakarena ini rumah sakit pendidikan
dia harus menerima bahkan malah dia harus mengedepankan pelayanan
menengah kebawah…Kalau target pasar kita mau semua pasien cancer
mau kesini, atau semua kasus-kasus trauma itu mau kesini, memang itu
kita mau…kita sudah mulai lakukan itudan jelas kita ingin menciptakan
pelayanan yang terbaik”.
(RS, 12 April 2012)
Sa juga menyatakan bahwa Rumah Sakit Unhas belum melakukan
segmentasi, targeting dan positioning. Sebagai rumah sakit pemerintah,
RS Unhas tidak murni menginginkan pasar dan mencari keuntungan
karena ada aspek sosial didalamnya, namun rumah sakit tetap
mengupayakan untuk melakukan segmentasi, targeting dan positioning.
Sebagaimana penuturan berikut :
“Belum…Sebenarnya kan kita tidak murni mau pasar yah, karena ini kan
RS pemerintah. tidak murni kita mau hanya mencari kasarnya
keuntungan, Kita ini ada, aspek sosialnya, Tapi saya tetap mengupayakan
68
bagaimana agar ada strategi pemasaran itu tapi tetap bisa tersubsidi
orang tidak mampu memberikan pelayanan yang baik…kemudian
mencitrakan rumah sakit ini sebagai rumah sakit yang memang memiliki
keunnggulan katakannlah cancer dan trauma, luar biasa itu”
(SA, 25 April 2012)
Sama halnya dengan informasi informan diatas, Sbn dan Rah juga
menyatakan bahwa RS Unhas belum melakukan segmentasi, targeting dan
positioning. Informan juga menjelaskan alasan mengapa Rumah Sakit
Unhas sampai belum melakukan segmentasi, targeting dan positioning,
yakni karena terkendala pada anggaran dan sumber daya manusia.
Sebagaimana penuturan berikut:
“Belum, kita keterbatasan SDM sama anggaran, tetapi target sebenarnya
kita seluruh lapisan masyarakat. Kalau posisi kita ingin rumah sakit
Unhas itu menjadi pilihan utama masyarakat”
(SBN, 16 April 2012)
“Belum pi, karena kita belum lakukan survey pasar, kita belum seperti
rumah sakit-rumah sakit swasta yang betul-betul gencar ki, karena kita
kan juga baru”
(RAH, 16 April 2012)
“karena mungkin anggaran ya”
(SA, 25 April 2012)
c. Bauran Pemasaran
1. Produk
Beradasarkan hasil wawancara diketahui bahwa jenis pelayanan
yang ditawarkan RS Unhas disesuaikan dengan tipe rumah sakit yang
sekarang akan menuju ke tipe A yakni harus memiliki 14 jenis
69
pelayanan seperti interna, bedah, dan anak, kecuali pelayanan gigi dan
mulut. Sebagaimana penuturan Rs sebagai berikut:
“Saya kira kalau rumah sakit kita mentargetkan dari tipe B ke tipe A
jadi jelas kita harus punya 14 jenis pelayanan seperti interna, bedah,
dan sebagainya kecuali gigi belum ada”
(RS, 12 April 2012)
Pernyataan diatas sama dengan pernyataan Rah yang menyatakan
bahwa pelayanan yang disediakan disesuaikan dengan tipe rumah
sakit kecuali pelayanan gigi. Sebagaimana penuturan berikut :
“Sesuai dengam tipe rumah sakit, yang kurang itu gigi karena rumah
sakit unhas punya rumah sakit gigi. Jadi kalau dibilang pelayanan
yang itu 14 pelayanan, mungkin kita tipe B, tapi fasilitas kita
memadai untuk tipe A”
(RAH, 16 April 2012)
Sbn juga yang menyatakan, bahwa jenis pelayanan yang
ditawarkan Rumah Sakit Unhas pada dasarnya semua tersedia seperti
rawat inap, rawat jalan, radiologi, apotik, ugd, mata, bedah, obgyn
dan lain-lain. Sebagaimana penuturan berikut :
“ya semua, rawat inap, rawat jalan, sama pelayanan penunjangnya,
lab, radiologi, anunya , apa, ee, apotik, UGD, mata, bedah, obgyn,
nanti lihat saja”
(SBN, 16 April 2012)
Sa juga menambahkan bahwa selain telah menyediakan semua
jenis pelayanan, Rumah Sakit Unhas juga memiliki beberapa program
pelayanan unggulan yang tidak dimiliki rumah sakit lain di Indonesia
Timur. Sebagaimana penuturan berikut :
70
“Jenis pelayanan hampir semua ada, tapi kita punya unggulan,
unggulan kita cancer, trauma, mata, bayi tabung itu tidak ada yang
punya di Indonesia Timur, Cuma disini”
(SA, 25 April 2012)
2. Price
Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan diketahui
bahwa penetapan tarif di Rumah Sakit Unhas dilakukan dengan cara
membandingkan dengan tarif rumah sakit-rumah sakit lain.
Sebagaimana penuturan informan berikut :
“kita harganya bersaing, tapi lebih rendah dari rumah sakit lain,
seperti tarif kamar kelas I disini itu tarif kelas III di Wahidin”
(RS, 12 April 2012)
“Harganya, kita kompetitif lah, membandingkan dengan tarif dari
rumah sakit lain yang memiliki standar yang sama. Kita juga susun
harga lihat kompetitor, kita bandingkan dengan kompetitor terdekat
Wahidin tapi kita lebih rendah”
(RAH, 16 April 2012)
“Penetapan tarif kita tetap melakukan benchmark, ya, jadi kita punya
tarif itu sedang-sedang, tidak terlalu mahal, tidak terlalu juga murah,
Yah relative lah, terjangkau”
(SA, 16 April 2012)
Informasi lain juga diberikan oleh Sbn yang menyatakan bahwa
tarif Rumah Sakit Unhas ditetapkan berdasarkan perhitungan unit cost.
“ya, berdasarkan Unit cost. Kan item dibagi-dibagi ada ke rumah
sakit, ada jasa medis, ada keperawat, istilahnya dibagi bersama”
(SBN, 16 April 2012)
71
Adanya perbedaan informasi, membuat peneliti melakukan
penelusuran lebih lanjut, dengan mewawancarai para tim penyusun
tarif. Dan diketahui bahwa Rumah Sakit Unhas menetapkan tarif
dengan cara membandingkan dengan rumah sakit lain dan berdasar
pada hasil perhitungan Unit Cost, yang kemudian hasilnya di
diskusikan dalam rapat direksi untuk kemudian ditetapkan tarif rumah
sakit. Sebagaimana penuturan berikut :
“Berdasarkan unit cost dan tarif pesaing. Tapi karena berkembang
terus ee, apa namanya jenis pelayanan dan itu apa namanya, Cuma
satu persatu dihitung dengan menggunakan perhitungan unit cost.
Terus berikutnya itu dipake tarif benchmark, dari Rumah Sakit
wahidin, ditambah 25 %. Semua dirapatkan, jadi pertama didapat mie
hasilnya, dirapatkan diputuskan kemudian di SK kan”.
(IK, 7 Mei 2012)
“Waktu Itu IK sudah menyusunnya, habis itu dimodifikasi. Trus,
ternyata, banyak tindakan, tindakan ta, selama berjalan pelayanan,
ternyata banyak tindakan-tindakan yang kita tidak tahu tarifnya. Jadi
itu tindakan-tindakan yang dirawat inap. Terus tindakan dikamar
operasi kita minta dari, masukan dari SMF-SMF (satuan medis
fungsional), dengan membandingkan dirumah sakit-rumah sakit”
(Ay, 7 Mei 2012)
3. Place
Berdasarkan hasil wawancara dengan Rs diketahui bahwa jarak dan
kemudahan akses pasien mencapai RS Unhas bukanlah suatu kendala
walaupun pelayanan tidak berada di gedung A lagi. Sebagaimana
penuturan berikut :
72
“walau didepan dulu kita masih bisa bersaing ya, tapi untuk jarak itu
tidak menjadi kendala”
(RS, 12 April 2012)
Pernyataan informan diatas sama dengan pernyataan yang diberikan
oleh Rah dan Sa sebagai berikut :
“lumayan strategislah sehingga memudahkan masyarakat untuk
mengaksesnya. Tapi mungkin yang dulu sebenarnya lebih strategis
karena diporos jalan, tapi ndag masalah ji”
(RAH, 16 April 2012)
“Saya pikir, dengan sudah adanya jalan yang sudah diperbaiki,
aksesibility masuk kerumah sakit ini sudah tidak ada masalah”
(SA, 25 April 2012)
Berbeda dengan pernyataan informan diatas, Sbn justru menyatakan
bahwa akses dan jarak rumah sakit merupakan kendala karena letaknya
jauh dari kota.
“Jaraknya sebenarnya ini rumah sakit jauh. Istilahnya jauh dari kota. jadi
itu kendala juga dan hanya satu jalur saja dilalui. tidak ada alternatif”
(SBN, 16 April 2012)
4. Promotion
Berdasarkan hasil wawancara dengan Rs diketahui bahwa jenis
kegiatan promosi yang telah dilakukan Rumah Sakit Unhas yakni
pembuatan dan pembagian brosur, membuat web site, akun facebook,
email, promosi ke perusahaan asuransi dan jaminan sosial tenaga kerja
(jamsostek). Sebagaimana penuturan berikut :
“Membagikan brosur, kita punya akun twitter, facebook juga, email ada,
kita punya website sendiri, promosi keperusahaan-perusahaan untuk
73
menjalin kerjasama baik perusahaan asuransi, jaminan sosial tenaga
kerja (jamsostek), asuransi-asuransi swasta”
(RS, 12 April 2012)
Selain jenis kegiatan promosi diatas, informan biasa berikut juga
menambahkan bahwa jenis kegiatan promosi yang juga sudah dilakukan
yakni konsultasi gratis, Corporate Social Responsibility (CSR),
membagikan brosur, promosi ke perusahaan asuransi, dan ada pula
informan yang menyatakan melalui media massa maupun elektronik.
Sebagaimana penuturan berikut :
“Kemarin itu, sudah ada konsultasi gratis, bagikan brosur, terus ada CSR,
kita juga promosi keperusahaan asuransi”
(SBN, 16 April 2012)
“Kalau promosi, selama ini ya, kayak itu mi, kita bikin apa,kita gencar
kirimkan penawaran ke orang-orang, ke asuransi-asuransi.melalui media
cetak surat kabar dan brosur,bikin spanduk, melalui CSR, kita juga
menyurat ke asuransi-asuransi”
(RAH, 16 April 2012)
“kita melalui media massa”
(SA, 25 April 2012)
5. People
Berdasarkan hasil wawancara dengan Rs diketahui bahwa untuk
meningkatkan kualitas pelayanan sumber daya manusia rumah sakit
mengikut sertakan para staf dalam berbagai jenis pelatihan, begitu juga
dengan staf pemasaran. Sebagaimana penuturan berikut :
74
“kita ikutkan pelatihan-pelatihan, semua staf saya bukan tidak punya latar
belakang pemasaran. Jadi mereka harus mulai belajar dengan mengikuti
pelatihan-pelatihan pemasaran, pelatihan menjadi tim pemasaran, lebih
banyak ke manajemen dan pemasaran. kemudian workshop-workshop
tentang pemasaran”
(RS, 12 April 2012)
Pernyataan diatas sama dengan pernyataan para informan berikut,
yang juga menyatakan bahwa untuk pengembangan SDM rumah sakit
mengikutsertakan para staf pada pelatihan-pelatihan.
“ikut pelatihan, tapi baru sekali, tentang survei pasar”
(SBN, 16 April 2012)
“pelatihan yang berkaitan dengan bidangnya masing-masing. Untuk
pemasaran yang tahun kemarin itu saya ikut sama SBN itu pelatihan
tentang suvey pasar, trus ada juga satu yang diikuti RS tentang tapi saya
lupa apa yang diikuti RS, pokoknya tentang ada kayak kompetitor-
kompetitor, managing kompetitor”
(RAH, 16 April 2012)
“semua bidang kita ikutkan pelatihan, baik itu eksternal maupun internal,
kirim untuk ikut training, keluar negeri, didalam negeri, didalam rumah
sakit, itu kita lakukan”
(SA, 25 April 2012)
6. Process
Berdasarkan hasil wawancara dengan Rs diketahui bahwa untuk
mempermudah pelayanan kepada pasien, Rumah Sakit Unhas telah
menyiapkan admission dan papan penunjuk arah. Sedangkan untuk standar
operasional prosedur (SOP) diketahui bahwa setiap bagian pelayanan di
Rumah Sakit Unhas sudah memiliki SOP masing-masing. Sebagaimana
penuturan berikut :
75
“Jadi kita sudah menyiapkan admission, admission itu yang akan
mengarahkan apa kebutuhnnya, jadi kalau dia butuh poli, maka akan
diarahkan kepoli, ada petugas siap mengantar.trus kalau mereka mau ke
UGD kita sudah siapkan tanda yang menunjukan arah ke UGD.Untuk
SOP, Setiap bagian pelayanan disini sudah ada SOPnya”
(RS, 12April 2012)
Tidak jauh berbeda dengan informasi yang diberikan oleh informan
diatas. Sbn dan Rah juga menyatakan hal yang sama bahwa untuk
mempermudah pelayanan, rumah sakit telah menyiapkan infomasi center
atau admission. Sedangkan untuk SOP informan menjelaskan seluruh
pelayanan sudah memiliki SOP tetapi beberapa belum disahkan.
“kita ada informasi center. Admission. Jadi mereka tinggal mengkases itu
kan.Disitu akandiarahkan kemana, apa yang diinginkan. Disitu diarahkan,
mereka harus kemana terlebih dahulu. Kalau mau menjenguk keluarga
lantai berapa, kalau mau rawat jalan harus kemana dulu, dan di UGD juga
ada admition yang bisa mengarahkan. Untuk SOP Semua disini sudah ada,
tapi saya ndag tau dari bagian-bagian itu, mana yang sudah di sahkana
atau belum. Tapi mereka semua sudah buat.Untuk pemasaran sendiri
sudah ada, sudah dibuat, tapi setahu saya belum di sahkan”
(SBN, 16 April 2012)
“sekarang kan gedung baru mie, kalau, apa, IRD, emergency semuanya
langsung kebawa, sudah ada penunjuknya bahwa emergency, Kalau rawat
inap ke admisi disini, kalau poli, ke admisinya poli,mendaftar. Kalau SOP
mungkin ada mie sebagian, ada juga yang sementaraa disusun, ada juga
yang mungkin belum”
(RAH, 16 April 2012)
Adapula informan yang menyatakan bahwa untuk kemudahan
akses pelayanan, rumah sakit telah membuat alur proses atau flowchart
76
sedangkan untuk SOP informan ini menyatakan sedang on going proses.
Sebagaimana penutuuran berikut :
“oh, alur. Kita buat alur semua bagian ada, dia mau ke lantai berapa, dia
bisa ke admission dulu. SOP sementara on going proses karena kita
menuju JCI, Joint Commision International.Dimana SOP itu salah satu
hal yang harus dipenuhi”
(SA, 25 April 2012)
7. Phisycal Evidence
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa untuk kebersihan
lingkungan, rumah sakit telah mempihak ketigakan kepada perusahaan,
sedangkan untuk peralatan rumah sakit memiliki tim kalibrasi peralatan.
Sebagaimana penuturan Rs :
“Kalau kebersihan kita pihak ketigakan,jadi ada orang yang kita bayar.
Ada perusahaan yang kita bayar, cleaning service itu pihak ketiga. Kalau
peralatan kita juga punya tim untuk kalibrasi yang memperhatikan hal-hal
perawatan alat, itu ada dibawah patient safety”
(RS, 12 April 2012)
Pernyataan informan kunci diatas umumnya sama dengan
informasi yang diberikan oleh Sa, Rah, dan Sbn sebagai berikut :
“Kelengkapan peralatan kan kita belum, kebersihan yah, ada tenaga
cleaning service, outsourcing…Kalau untuk keadaan temat tidur, itu
memank ada pelatihan khusus.ini ya, perawat, karena itu kan lain
pembersihannya yah, tapi tetap ada tenaganya, keadaan masih sangat
baik, bisa dilihat”
(SA, 25 April 2012)
“Kebersihan bisa dilihat dari lobbynya kita yang kalau kita bandingkan
dengan rumah sakit lain, kita lebih ok lah”
(RAH, 16 April 2012)
77
“kebersihan kita ada petugas kebersihan, peratan canggih walau semua
belum tersedia, tempat tidur jelas masih bagus”
(SBN, 16 April 2012)
4. Implementasi Pemasaran
a. Program pemasaran yang telah dan belum terlaksana
Berdasarkan hasil wawancara diketahui program pemasaran
yang telah dan belum dilakukan di Rumah Sakit. Sebagaimana
penuturan Rs berikut :
“kalau direncana kerjanya kita, semuanya terlaksana, promosi ke
perusahaan, ke kantor-kantor, pabrik target program yang belum
mungkin yah itu survey pasar yang benar.itu yang belum kita lakukan”
(RS, 12 April 2012)
Informan lain menambahkan beberapa program kerja yang
telah dan belum dilaksanakan Rumah Sakit Unhas. Sebagaimana
penuturan para informan berikut :
“yang kerjama sama kita berapa itu, sudah. berapa asuransi, berapa
perusahaan”
(SA, 25 April 2012)
“yang sudah terlaksana itu talk show, CSR, konsultasi gratis, ee,
pameran, kerjasama dengan perusahaan maupun pihak asuransi, yang
belum terlaksana running tesk yang ditampilkan di TV itu”
(SBN, 16 April 2012)
“Yang terlaksana itu promosi melalui media cetak ,menjalin kerjasama
dengan pihak lain kayak asuransi,kalau yang belum itu promosi lewat
media audio visual, radio dan televisi belum dilakukan”
(RAH, 16 April 2012)
78
b. Proses pelaksanaan program pemasaran
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pelaksanaan
program pemasaran Rumah Sakit Unhas dilakukan oleh tim
pemasaran yang dibantu oleh staf melalui pendekatan media massa,
bagi brosur, mengikuti pameran, baik lingkup Unhas maupun luar
Unhas. Sebagaimana penuturan Rs berikut :
“ya kita punya tim pemasaran, itu pendekatannya melalui media
massa, bagi-bagi brosur, kita mengikuti kalau ada acara, ikut acara
dilinngkup Unhas”
(RS, 12 April 2012)
Rah dan Sa menambahkan bahwa dalam proses
pelaksanaan program pemasaran di RS Unhas dilaksanakan
pertriwulan.
“Prosesnya, setiap program ada jadwal, kalau didata bisa kelihatan
rincian program dibuat tiap triwulan saya tulis”
(RAH, 16 April 2012)
“Dari bidang kami sudah membuat itu, sudah sangat lengkap
rinciannya dan targetnya satu satu”
(SA, 25 April 2012)
Hampir sama dengan pernyataan diatas, Sbn juga menyatakan
bahwa proses pelaksanaan program pemasaran di RS Unhas selain
dengan time schedule ditiap triwulan, juga dilaksanakan sesuai
dengan SOP yang telah disusun.
“cara pelaksanaannya kita ada time schedulenya didalam itu
Triwulan pertama, kedua, ketiga. Kita juga menyusun SOP dan
melaksanakannya sesuai SOP tersebut”
(SBN, 16 April 2012)
79
c. Penanggung jawab pelaksanaan program pemasaran
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa penanggung
jawab pelaksana program pemasaran adalah kepala bidang
pemasaran dan kerjasama. Sebagaimana penuturan Rs, Sa, dan Rah
berikut :
“Kepala bidang pemasaran dan kerjasama”
(SA, 25April 2012)
“penaggungjawab pasti Kepala bidang pemasaran dan
kerjasama dan seluruh unit kerja yang terkait”
(RAH, 14 April 2012)
Sbn justru memberikan pernyataan sedikit berbeda dimana
penaggungjawab program adalah staf itu sendiri, Kepala bidang
pemasaran hanya sebatas supervisi.
“Bertanggungjawab, yah, staf itu sendiri, kepala bidang biasanya
hanya sebatas supervise saja, biasanya dia tanyakan apa yang sudah
dlikakukan, apa yang akan dilakukan, apa kendalanya, sifatnya seperti
itu”
(SBN, 16 April 2012)
d. Faktor pendukung pelaksanaan program pemasaran
Dari hasil wawancara diketahui bahwa faktor pendukung
pelaksanaan program pemasaran yakni tersedianya alat. Sebagaimana
penuturan Rs berikut :
“Kalau di rumah sakit sih, apa yang kita butuhkan selalu ada. Seperti
kalau ada pameran kita punya alat perangkat sendiri, kita punya LCD
dan lain-lain”
(RS, 12 April 2012)
80
Informasi lain juga diperoleh dari Sbn dan Rah yang
menyatakan selain fasilitas, rumah sakit unhas juga memiliki sumber
daya manusia yang handal.
“Kita punya fasilitas dan SDM”
(SBN, 16 April 2012)
“Faktor pendukung, kayak fasilitas ta toh, alat-alat ta. Kayak CT Scan
itu Cuma ada dua di Indonesia atau dimana .saya lupa. Pokoknya
wahidin saja belum punya. Trus fasilitas kayak gedung,
mendukunglah.trus SDM banyak orang bilang dibanding dengan
rumah sakit lain SDM kita itu dibandingkan dengan rumah sakit lain
yang pada galak-galak, kalau kita bedde ramah ki. Trus bangunan itu
beda kayak rumah sakit lain, yang pas masuk kayak bukan rumah sakit
ki”
(RAH, 16 April 2012)
Selanjutnya Sa juga menyatakan bahwa selain SDM yang handal,
faktor pendukung lain yakni rumah sakit di buckup oleh fakultas
kedokteran Unhas. Pernyataan ini sesuai dengan penuturan berikut :
“Faktor pendukung kita punya SDM yang handal, tenaga ahli kita dari
seluruh Makassar, dan kita di buckup oleh fakultas kedokteran Unhas,
dan rektorat”
(SA, 25 April 2012)
e. Kendala-kendala pelaksanaan program pemasaran
Dari hasil wawancara dengan Rs diketahui bahwa kendala yang
ada yakni keterbatasan fasilitas dan sumber saya manusia.
“Fasilitas, dan SDM yang masih terbatas”
(RS, 12 April 2012)
81
Sedikit tambahan informasi juga diberikan oleh Rah, Sbn, dan Sa.
Para informan menyatakan selain keterbatasan sumber daya manusia
rumah sakit juga terkendala pada dana. Berikut penuturan informan
biasa terkait kendala-kendala yang dihadapi selama program
pemasaran dilaksanakan :
“Anggaran sama SDM”
(RAH, 16 April 2012)
“Yah itu dua itu, SDM, sama anggaran. Angggaran kita masih
terbatas, masih banyak di investasikan kealat-alat, ke obat, ke
fasilitas rawat inap. Jadi untuk pemasarannya itu dibatasi dulu,
coba ada temanmu yang bisa”
(SBN, 16 April 2012)
“Fasilitas dan anggaran terbatas”
(SA, 25 April 2012)
2. PEMBAHASAN
Setelah dilakukan reduksi data, dan disajikan dalam bentuk teks
narasi, peneliti akan melakukan pembahasan lebih lanjut mengenai hasil
penelitian, dengan menganalisa data-data tersebut dan membandingkan
dengan teori-teori sebagai berikut :
1. Riset Pasar
Riset pasar dalam hal ini adalah proses perancangan, pengumpulan,
analisis dan pelaporan yang sistematis dari data atau temuan yang
relevan dengan situasi pasar saat ini terkait dengan apa yang menjadi
kebutuhan dan keinginan masyarakat.
82
Berdasarkan hasil wawancara mendalam, diketahui bahwa Rumah
Sakit Unhas belum melakukan riset pasar dalam arti sesungguhnya. Hal
ini sebagaimana penuturan informan kunci yang menyatakan bahwa riset
pasar di Rumah Sakit Unhas sudah pernah dilakukan namun bukan riset
pasar sebenarnya. Proses perancangan riset dilakukan dengan cara
melihat terlebih dahulu jumlah pasien masuk, kemudian membuat angket
dan menyebarkan angket/kuesioner ke sekitar lingkungan rumah sakit.
Pembagian angket dilakukan oleh staf pemasaran yang dibantu oleh
bagian Patient Safety. Setelah data terkumpul, maka data tersebut
dianalisis, dan dibuatkan dalam bentuk pelaporan oleh bagian pemasaran
yang bekerjasama dengan pihak hospital safety.
Berdasarkan informasi diatas, peneliti melakukan penelusuran
lebih lanjut dengan melakukan wawancara pada kepala sub komite
patient safety dan penjaminan mutu serta staf bagian pemasaran dan
kerjasama.Para informan menuturkan bahwa selama ini mereka belum
pernah melakukan riset pasar sebagaimana yang di informasikan oleh
informan kunci. Hal ini juga dibuktikan dengan hasil telaah dokumen
yang dilakukan oleh peneliti kebagian Hospital Safety dan diketahui
bahwa dokumen tersebut bukan dokumen hasil riset pasar melainkan
dokumen hasil survey kepuasan pelanggan. Kepala sub komite patient
safety dan penjaminan mutu juga menjelaskan bahwa adapun alasan
sampai akhirnya terbentuk enam program unggulan di Rumah Sakit
Unhas berdasarkan pada berbagai hasil benchmarking, berbagai literatur,
83
dan data-data kepolisian dan data koran. Program unggulan seperti
Cancer Center dibangun karena hasil benchmarking ke Rumah Sakit
Darmais, dimana diketahui angka pasien kanker dari Indonesia Timur
yang datang ke rumah sakit tersebut cukup tinggi, sehingga Direktur
Rumah Sakit Darmais menyarankan bahwa ada baiknya jika di Indonesia
Timur juga memiliki rumah sakit kanker. Adapun trauma center
dibangun berdasarkan pada hasil telaah literatur-literatur seperti skripsi,
tesis, maupun data-data internet, dan data-data kepolisian yang
menyebutkan bahwa ternyata di Indonesia Timur angka kecelakaan juga
cukup tinggi. Sehingga Universitas Hasanuddin juga akan mendirikan
trauma center.
Alasan informan belum melakukan riset pasar karena keterbatasan
dana dan sumber daya manusia serta belum dilakukannya audit mutu dan
audit medis. Namun dari hasil wawancara lanjutan dengan tim
penganggaran Rumah Sakit Unhas, diketahui bahwa sebenarnya setiap
tahun, rumah sakit telah menganggarkan riset pasar dalam rancangan
kerja tahunan. Bahkan kuesioner dan dana dari anggaran kegiatan
tersebut sudah dicairkan. Hal ini jelas bertolak belakang dengan
informasi yang diberikan oleh informan sebelumnya. Namun setelah
dilakukan wawancara lanjutan dengan staf pemasaran, diketahui bahwa
memang benar adanya dana dari kegiatan riset pasar sudah tersedia.
Namun karena keterbatasan tenaga, maka tim pemasaran belum
melakukan kegiatan tersebut. Informan menuturkan, saat ini bagian
84
pemasaran dan kerjasama hanya memiliki dua orang staf dengan beban
kerja yang cukup padat, maka kecil kemungkinan untuk membagi waktu
melakukan kegiatan lapangan diluar rumah sakit yakni riset pasar.
Sama halnya dengan dana, informasi yang diberikan oleh staf
pemasaran tentang audit mutu juga berbeda dengan informasi yang
diberikan oleh kepala Sub Komite Patient Safety dan Penjaminan Mutu.
Kepala Sub Komite Patient Safety dan Penjaminan Mutu menuturkan
bahwa audit mutu sudah dilakukan sebanyak dua kali dalam kurun
waktu satu tahun, dengan cara menjadi mistery shopper untuk
mengamati proses pelayanan di Rumah Sakit Unhas, dan hasilnya adalah
masih ada dokter poli yang selalu terlambat melakukan visite tepat
waktu. Selain alasan diatas diketahui pula bahwa sebenarnya ada hal lain
yang lebih representative dari pada melakukan survey pasar yakni
membuat feasibility atau kelayakan. Feasibility menurut informan yakni
studi kelayakan pada sebuah rumah sakit terhadap keunggulan yang
dimiliki.
Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa riset pasar yang
dimaksud oleh informan adalah survey kepuasan pelanggan, bukan riset
pasar sebagaimana yang dimaksud peneliti. Dandi Cipta (2010)
menyatakan bahwa riset pasar merupakan proses pengumpulan,
pencatatan, dan analisis data yang berhubungan dengan pasar tertentu di
masyarakat dalam pemasaran produk atau layanan.
85
Riset pasar merupakan kegiatan turun ke masyarakat untuk melihat
apa sebenarnya yang menjadi kebutuhan dan keinginan masyarakat yang
relevan dengan situasi pasar, bukan untuk mengetahui tingkat kepuasan
pasien terhadap proses pelayanan di Rumah Sakit Unhas. Suryo (2006)
juga menambahkan bahwa riset pasar dalam arti sebenarnya adalah
proses mencari tahu tentang ada tidaknya kebutuhan pasar terhadap
layanan atau produk yang akan disediakan.
Berdasarkan penjelasan diatas informan melihat bahwa selain
karena belum dilakukannya riset pasar di Rumah Sakit Unhas para
informan juga tidak memahami riset pasar`sebagaimana maksud
peneliti.. Berdasarkan penjelasan diatas informan melihat bahwa selain
karena belum dilakukannya riset pasar di Rumah Sakit Unhas para
informan juga tidak memahami riset pasar`sebagaimana maksud peneliti.
Dandi Cipta (2010) menyatakan bahwa dengan riset pasar,
perusahaan dapat mengurangi kondisi ketidakpastian dalam usaha bisnis
sehingga mampu mengurangi kesalahan dalam pengambilan keputusan
pemasaran. Hal ini membantu untuk membuat rencana bisinis yang pasti,
sebelum meluncurkan produk baru atau layanan dari produk dan layanan
yang sudah ada dan mencari pasar baru. Habiba (2006) juga
menambahkan bahwa riset juga dapat memberikan informasi tentang
pasar, segmentasi pasar, dan trend pasar, serta dapat digunakan sebagai
dasar penyusunan strategi dan taktik pemasaran.
86
2. Strategi Pemasaran
Stategi pemasaran dalam hal ini adalah strategi pemasaran dalam
arti pemasaran modern yang terdiri dari segmentasi, targeting, dan
positioning. Segmentasi adalah upaya Rumah Sakit Unhas dalam
mengelompokan pasar yang heterogen menjadi kelompok-kelompok
atau segmen-segmen yang memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan,
keinginan, dan perilaku. Sedangkan target pasar (targeting) adalah
konsumen yang memiliki kebutuhan atau karakteristik yang samauntuk
dilayani. Dan positioning adalah bagaimana suatu pelayanan yang
disediakan oleh rumah sakit, dijabarkan dalam benak konsumen dengan
sesuatu yang jelas dan khas.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa Rumah Sakit Unhas
belum melakukan segmentasi, targeting dan postioning. Strategi
pemasaran yang dilakukan Rumah Sakit Unhas selama ini berorientasi
pada kegiatan promosi yakni lewat media massa, membagikan brosur,
melalui website, promosi ke perusahaan-perusahaan asuransi, dan
korporasi.
Terdapat beberapa alasan mengapa rumah sakit belum melakukan
segmentasi, targeting dan positioning, salah satunya adalah karena
Rumah Sakit Unhas adalah rumah sakit baru yang berbeda dengan
rumah sakit swasta yang harus melakukan kegiatan tersebut secara
gencar. Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa rumah sakit bukan
tidak akan melakukan kegiatan segmentasi, targeting, dan positioning,
87
namun karena kondisi rumah sakit yang masih baru maka diperlukan
konsep perencanaan pemasaran yang matang terlebih dahulu. Selain itu
juga karena belum dilakukannya survey pasar, serta terkendala pada
anggaran dan kuantitas sumber daya manusia. Dengan survey pasar
rumah sakit akan mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, untuk
menysun strategi pemasaran yang harus dilakukan rumah sakit
selanjutnya.
Selain itu, penambahan jumlah SDM akan sangat membantu
terlaksananya kegiatan segmentasi, targeting, dan positioning, karena
dengan penambahan jumlah SDM, pelaksana akan lebih fokus untuk
menjalankan tugasnya. Begitu pula dengan dana, dengan adanya dana
yang menunjang maka kegiatan ini dapat segera terealisasi.
Dari hasil pengembangan wawancara, diketahui bahwa sebenarnya
dalam konsep pemasarannya, Rumah Sakit Unhas telah berencana untuk
melakukan segmentasi, targeting, dan positioning. Sebagaimana
penuturan informan yang menyatakan bahwa rumah sakit juga mau
melakukan segmentasi karena rumah sakit memiliki beberapa program
unggulan seperti cancer dan trauma center. Begitu juga dengan tergeting
dan positioning. Sebagai rumah sakit yang tidak hanya mengedepankan
aspek bisnis tetapi juga aspek sosial, sesungguhnya dalam konsep
pemasaran, rumah sakit juga akan mengupayakan untuk menetapkan
target pasar dan posisinya di masyarakat. Hal ini sesuai dengan
penuturan informan yang menyatakan bahwa sesungguhnya target yang
88
diinginkan Rumah Sakit Unhas adalah semua pasien cancer datang ke
Rumah Sakit Unhas tanpa dibedakan kelas sosialnya, dalam artian
semua kalangan akan diberikan pelayanan terbaik. Sehingga secara tidak
langsung Rumah Sakit Unhas akan dicitrakan sebagai rumah sakit
dengan pelayanan dan keunggulan-keunggulannya yang tidak dimiliki
rumah sakit lain, sehingga menjadi rumah sakit pilihan masyarakat
Indonesia Timur.
Kertajaya (2005) dalam jurnal dinamika manajemen (2011)
menjelaskan bahwa upaya pemasaran bukan sekedar melakukan kegiatan
promosi, upaya pemasaran adalah kompleks yang juga membutuhkan
strategi pemasaran yang terencana didalamnya. Kotler (2005) dalam
jurnal penelitian Wijaya Serli dan Chandra Adi Gunawan (2006)
menyatakan bahwa strategi pemasaran harus dibangun berdasarkan tiga
langkah utama dalam pemasaran bersasaran yaitu segmentasi, targeting,
dan positioning.
Work Bood Marian (2009) dalam buku perencanaan pemasaran
menyatakan bahwa segmentasi adalah proses untuk mengelompokan
pelanggan dalam sebuah pasar sesuai dengan kebutuhan, perilaku, atau
sikap yang sama, yang dapat dilakukan melalui pemasaran. Pentingnya
melakukan segmentasi pasar menurut Supriyatna Akhmad dan
Prastowali Ari (1993) yaitu karena konsumen mempunyai perbedaan
kebutuhan dalam setiap produk dan oleh karenanya, konsumen akan
memberikan reaksi yang berbeda untuk setiap produk yang ditawarkan
89
kepadanya. Masyarakat akan mampu menilai perusahaan jika produk
yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan. Dengan melakukan
segmentasi pasar rumah sakit juga akan mengetahui bagaimana
sebaiknya menyajikan produk yang dimiliki.
Setelah melakukan segmentasi pasar, maka langkah berikutnya
yang harus ditempuh adalah menentukan target pasar. Hariyati Ratih
(2010) menyatakan bahwa targeting merupakan kegiatan memilih satu
atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayani berdasarkan potensi laba
segmen tersebut dan sesuai dengan strategi korporat organisasi. Untuk
menentukan target pasar maka organisasi perlu mengevaluasi daya tarik
tiap-tiap segmen dan memilih salah satu segmen diataranya untuk
dimasuki. Dengan target pasar yang jelas, akan mempermudah
organisasi untuk menentukan produk sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Fandi Tjiptono (2005) dalam buku manajemen
pemasaran menyebutkan bahwa terdapat tiga strategi penetapan pasar
sasaran yang sering dilakukan para pelaku bisnis, yakni strategi
pemasaran tanpa pembeda (undifferentiated marketing), strategi
pemasaran dengan pembeda (differentiated marketing), dan strategi
terkonsentrasi (concentrated marketing). Jika dilihat dari informasi yang
diberikan informan, maka rumah sakit masuk dalam kategori strategi
pemasaran terkonsentrasi dan tanpa pembeda yang menginginkan semua
pasien cancer datang untuk berobat di Rumah Sakit Unhas tanpa
membedakan kalangan masyarakat mana yang harus dilayanai. Dengan
90
stategi pemasaran terkonsentrasi maka sebuah perusahaan dituntut untuk
mampu menawarkan produk yang terbaik bagi target pasar mereka.
Sehingga spesifikasi image produk yang ditawarkan dapat tertanam pada
konsumen yang menjadi sasaran pasarnya.
Selanjutnya Irawan Wijaya Sidjoni (1996) menyatakan bahwa
positioning adalah upaya menempatkan produk dibenak konsumen.
Wijaya Serli dan Chandra Gunawan Adi (2006) juga menambahkan
bahwa positioning adalah cara produk untuk didefenisikan oleh
konsumen berdasarkan sejumlah atribut atau, tempat produk tertentu
dipikirkan konsumen secara relative terhadap produk-produk yang
berasaing. Dengan kata lain positioning adalah cara suatu produk untuk
masuk dan menguasai benak konsumen. Wijaya Serli dan Chandra
Gunawan Adi (2006) juga menyatakan bahwa penetapan posisi bukanlah
kegiatan yang pemasar lakukan terhadap produk, melainkan merupakan
kegiatan yang dilakukan pemasara terhadap pikiran calon pelanggan
sehingga posisi produk dengan tepat dapat ditanamkan dibenak
pelanggan. Sebagaimana penuturan informan yang menyatakan bahwa
Rumah Sakit Unhas ingin dipersepsikan sebagai rumah sakit dengan
pelayanan terbaik yang memiliki keunggulan-keunggulan produk.
3. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran dalam hal ini adalah seperangkan alat yang
digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik layanan yang
ditawarkan kepada pelanggan yang digunakan untuk menyusun strategi
91
jangka panjang dan merancang program taktik jangka pendek yang terdiri
dari produk, price, place, promotion, people, process, dan physical
evidence.
1. Produk
Produk adalah jenis pelayanan kesehatan yang dapat
ditawarkan di unit-unit rumah sakit yang memberikan nilai dan
manfaat yang lebih untuk digunakan sehingga dapat memuaskan
keinginan dan kebutuhan pasien.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa terdapat 14
jenis pelayanan yang ditawarkan di RS Unhas. Jenis pelayanan yang
ditawarkan disesuaikan dengan target rumah sakit dari tipe B menuju
tipe A. Namun berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa Rumah
Sakit Unhas telah memiliki lebih dari 14 pelayanan. Berdasarkan
peraturan menteri kesehatan nomor 340 tentang klasifikasi rumah sakit
diketahui bahwa rumah sakit tipe B harus memiliki 4 jenis pelayanan
medik spesialis dasar yakni penyakit dalam, anak, bedah, dan obgyn, 4
jenis pelayanan spesilasis penunjang medik yakni pelayanan
anestesiologi, radiologi, rehabilitasi medik dan patologi klinik, 8
pelayanan medik spesialis dan beberapa pelayanan penunjang klinik
seperti mata, tht, syaraf, orthopedic, urologi, gigi dan mulut, pelayanan
keperawatan, farmasi, sterilisasi, rekam medik, dan UGD. Dari seluruh
jenis pelayanan tersebut, diketahui bahwa hanya satu jenis pelayanan
yang belum disediakan Rumah Sakit Unhas yakni pelayanan gigi dan
92
mulut. Rumah sakit tidak menyediakan pelayanan gigi dan mulut
karena Unhas sudah memiliki rumah sakit gigi dan mulut.
Selain hasil wawancara dan obesrvasi, hasil telaah dokumen juga
menunjukan bahwa Rumah Sakit Unhas selain menyediakan jenis
pelayanan diatas, juga memiliki beberapa program pelayanan ungulan
seperti cancer center, trauma center, opthalmologi, saraf and
neurointervensi, bayi tabung (FEA), dan diaknostik dini dengan
pemeriksaan biomolekuler sehingga masyarakat yang membutuhkan
pelayanan tersebut bisa langsung ke Rumah Sakit Unhas, walaupun
saat ini yang baru beropersai adalah Cancer Center.
Sebagaimana Kotler dan Amstrong (2000:274) menyatakan bahwa
produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat
memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Kotler dan Keller
(2009) juga menambahkan bahwa produk adalah segala sesuatu yang
memiliki nilai di suatu pasar sasaran dimana kemampuannya
memberikan manfaat dan kepuasan. Produk yang baik adalah produk
dirancang sesuai dengan kebutuhan manusia (Stanton, 1996), sebab
perancangan produk yang sesuai dengan kebutuhan akan
mempengaruhi tingkat keputusan konsumen untuk mengkonsumsi dan
memanfaatkan secara terus-menerus. Tingkat kepercayaan konsumen
meningkat ketika kualitas produk yang ditawarkan dirasakan mampu
memenuhi kebutuhan konsumen (Sadi, 2009).
93
2. Price
Price dalam hal ini adalah cara Rumah Sakit Unhas dalam
menentukan tarif yang sesuai dengan kualitas pelayanan yang
disediakan.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa Rumah Sakit
Unhas menetapkan tarif berdasarkan pada perhitungan unit cost
melalui usulan masing-masing unit, kemudian membandingkan dengan
tarif rumah sakit lain. Hasil dari proses membandingkan dan
menghitung berdasarkan unit cost akan di diskusikan dalam rapat
direksi dan kemudian ditetapkanlah tarif Rumah Sakit Unhas. Hasil
rapat direksi menyatakan bahwa tarif pelayanan Rumah Sakit Unhas
dinaikan 25% dari tarif RSWS. Namun khsusus untuk tarif kamar
rawat inap, RS Unhas memasang tarif lebih rendah dari tarif RSWS.
Pernyataan diatas didukung oleh pernyataan Zeithalm dan
Bitner (2000) dalam Umar Irham (2011) yang menyatakan bahwa
dalam penetapan harga perusahaan harus berdasar pada perhitungan
biaya, tingkat persaingan, dan berdasarkan pada permintaan. Scifman
dan Kanuk (2001) juga menyatakan bahwa harga juga diukur
berdasarkan kualitas nilai dari produk yang ditawarkan. Fandi Tjiptono
(2004) juga menyatakan bahwa price atau harga merupakan hal taktis
seperti tigkat harga, struktur diskon, dan tingkat diskriminasi harga
diantara berbagai kelompok pesaing yang disesuaikan dengan kondisi
dan kualitas produk.
94
Tarif sangat mempengaruhi tingkat keputusan konsumen untuk
memanfaatkan pelayanan rumah sakit. Sebagaimana Lamb (2001)
dalam Tjiptono (2004) juga menjelaskan bahwa price merupakan
sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu
barang atau jasa. Price merupakan bagian yang sangat penting dalam
bauran pemasaran jasa karena penetapan harga memberikan
penghasilan bagi perusahaan untuk mempertahankan dan
mengembangkan produk perusahaan.
3. Place
Place dalam hal ini adalah lokasi dan jarak untuk memudahkan
pasien mengakses lokasi Rumah Sakit Unhas.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diketahui letak
Rumah Sakit Unhas cukup strategis, walaupun jaraknya sedikit jauh
dari pusat kota namun masyarakat dapat mengakses rumah sakit ini
dengan mudah. Sebelum akhirnya pindah ke Cancer Center, seluruh
kegiatan pelayanan berada di gedung A. Letak rumah sakit saat itu
sangat strategis karena berada tepat di poros jalan pintu II Unhas.
Namun hal ini tidak menjadi kendala bagi pihak rumah sakit. Sebab
gedung Cancer Center terletak didepan jalan raya yang dapat dilewati
oleh kendaraan dan transportasi umum, sehingga akses masyarakat ke
Rumah Sakit Unhas menjadi semakin mudah.
Sebagaimana Hendri Suktojo dan Sumanto Radix (2010) yang
menyatakan bahwa place sangat berkaitan dengan kemudahan
95
memperoleh produk di pasar dan tersedia saat konsumen mencarinya.
Dan place menurut Kotler dan Amstrong (2001) dalan Alexander
Sindoro merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan
akses terhadap jasa pelayanan bagi para pelanggan. Place menyangkut
sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen
dapat dengan mudah memperoleh produk. Suryana (2001) dalam
Johanes, Raf Mulyadi, dan Lukman (2007) menyatakan bahwa tempat
yang menarik bagi konsumen adalah tempat yang paling strategis,
menyenangkan, efisien, dan nyaman. Sebagaimana Gumulya Rifwani
(2003) yang juga menyatakan bahwa place sangat berhubungan dengan
jarak fasilitas dengan konsumen, kenyamanan lingkungan pelayanan,
dan keterjangkauan tarnsportasi.
4. Promosi
Promosi dalam hal ini adalah cara yang dilakukan Rumah Sakit
Unhas untuk mengkomunikasikan dan mengingatkan pelanggan agar
bersedia menerima, menggunakan dan mempunyai minat kembali pada
produk atau jasa yang ditawarkan.
Dari hasil wawancara dan telaah dokumen diketahui jenis
kegiatan promosi yang dilakukan rumah sakit yakni membuat brosur,
stiker, spanduk, eBook flash, web site, membuat akun facebook dan
twitter, promosi keperusahaan asuransi jaminan sosial tenaga kerja
(jamsostek), konsultasi gratis, CSR, dan promosi melalui media massa.
Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual
96
kepada konsumen atau pihak lain dalam saluran penjualan untuk
mempengaruhi sikap dan perilaku.
Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan
produk atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk
membeli atau mengkonsumsinya. Friska (2004) menyatakan bahwa
dengan melaksanakan kegiatan promosi maka seorang pengusaha atau
produsen akan mendapatkan bantuan dalam memperkenalkan dan
menjelaskan kegunaan daripada barang atau jasanya. Sebagaimana
Ardani Gusti Ayu (2007) menyatakan bahwa promosi mencerminkan
kegiatan-kegiatan yang mengkomunikasikan keunggulan produk untuk
mempengaruhi sasaran organisasi.
Nainggolan (2008) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul
peranan bauran promosi terhadap volume penjualan kartu prabayar
mentari pada galeri PT. Indosat menyatakan bahwa kegiatan promosi
secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap
peningkatan volume penjualan. Siregar (2008) dalam Nainggolan
(2003) juga menyebutkan bahwa kegiatan promosi berpengaruh
terhadap peningkatan jumlah konsumen. Secara jelas Siregar (2008)
juga menjelaskan bahwa kegiatan promosi bermanfaat untuk menarik
perhatian konsumen atau calon konsumen dan menimbulkan rasa
ketertarikan konsumen untuk memiliki barang yang ditawarkan
perusahaan. Konsumen yang tertarik akan berusaha untuk memiliki
barang yang ditawarkan perusahaan. Ketika konsumen tertarik dan
97
mengkonsumsi barang tersebut, tugas perusahaan adalah
mempertahankan dan menigkatkan kualitas produk, sehingga
konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung akan
mengkomunikasikan apa yang dirasakan kepada orang-orang yang
disekitarnya.
5. People
People dalam hal ini adalah cara yang dilakukan rumah sakit
untuk mengembangkan kualitas dan peran perawat, dokter, maupun
staf dalam memberikan pelayanan.
Dari hasil wawancara dan telaah dokumen diketahui bahwa
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan, Rumah
Sakit Unhas mengkitsertakan para staf, dokter dan perawat dalam
berbagai jenis pelatihan baik pelatihan eksternal maupun internal
rumah sakit. Begitupula dengan kepala bidang pemasaran dan staf,
rumah sakit telah mengikutsertakan mereka dalam pelatihan-pelatihan
tentang pemasaran seperti pelatihan competitor intelligence, pelatihan
tentang strategi marketing, survey pasar, pelatihan manajemen, dan
service excellence. Mengikut sertakan dalam pelatihan pemasaran
dilakukan untuk menunjang kinerja bagian pemasaran karena tidak
semua tenanga yang bekerja di bidang pemasaran memiliki latar
belakang pendidikan sebagai tenaga pemasar.
Selain bidang pemasaran dan kerjasama, RS Unhas juga
mengikutsertakan para staf bidang pelayanan, dokter maupun tenaga
98
perawat dalam berbagai pelatihan yang berhubungan dengan bidang
kerjanya masing-masing seperti pelatihan pengembangan program
patienty safety untuk staf bagian hospital safety, pelatihan service
excellent untuk para dokter, dan pelatihan perawatan pasien kanker dan
kemoterapi untuk perawat. Hasil observasi lapangan juga menjelaskan
bahwa dalam memberikan pelayanan tenaga SDM rumah sakit dengan
sangat baik melayani para pasien, sehingga tidak jarang pasien yang
datang menyatakan puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh
dokter maupun perawat RS Unhas.
Sebagaimana Kotler (2003:34) dalam buku pemasaran jasa
Fandy Tjiptono (2004) bahwa people merupakan proses seleksi,
pelatihan, dan pemotivasian karyawan, yang dapat digunakan sebagai
pembedaan perusahaan dalam memenuhi kepuasan pelanggan. Hendri
Sutokho dan Sumantto Radix (2010) juga menyatakan bahwa people
merupakan karyawan penyedia jasa layanan, atau orang-orang yang
terlibat secara langsung maupun tidak langsung melalui proses layanan
yang berkualitas. Dintaranya adalah reception, dokter, perawat ,dan
manajemen. Irham Umar (2011) juga menyatakan bahwa keberhasilan
dari perusahaan jasa berkaitan erat dengan pengembangan, pelatihan,
pemberian motivasi, dan manajemen dari sumber daya manusia, sebab
karyawan tidak hanya berperan dalam bidang produksi atau
operasional saja, tetapi juga dalam melakukan hubungan kontak
langsung dengan konsumen.
99
6. Process
Proses dalam hal ini adalah aktivitas dimana jasa dihasilkan,
terkait dengan cara yang dilakukan Rumah Sakit Unhas untuk
memudahkan pasien dalam memperoleh pelayanan.
Dari hasil wawancara dan observasi diketahui bahwa untuk
mempermudah pelayanan kepada pasien rumah sakit telah menyiapkan
admission. Admission yang akan mengarahkan pasien maupun
keluarga pasien ke tempat yang ingin dituju. Admission tidak hanya
berfungsi untuk mengarahkan pasien, tetapi admission juga dapat
dimanfaatkan pasien dan keluarga pasien untuk memperoleh informasi
seputar rumah sakit dan jenis pelayanan yang disediakan. Selain
admission rumah sakit juga telah memasang beberapa tanda dan papan
penunjuk arah dibeberapa tempat di Rumah Sakit sehingga pasien
secara langsung biasa mengetahui tempat tersebut jika sedang
mencarinya. Selain admission dan papan penunjuk arah, juga diketahui
bahwa setiap bagian di Rumah Sakit Unhas telah membuat flowchart
namun belum disosialisasikan di lingkungan rumah sakit, juga telah
memiliki SOP walaupun beberapa masih dalam proses pembuatan, dan
dibeberapa bagian sudah membuat tetapi belum disahkan.
Sebagaimana proses menurut Zeithaml and Bitner yang dikutip
oleh Ratih Hurriyati (2005:50) adalah semua procedure actual,
mekanisme, dan aliran aktifitas yang digunakan untuk menyampaikan
jasa. Dan proses menurut Lovelock, C.H dan Wrightt (1999) dalam
100
Johanes, Raf Mulyadi, dan Lukman (2007) merupakan kegiatan atau
aktivitas organisasi menyangkut proses melibatkan prosedur, jadwal
kerja, dan rutinitas untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Irham Umar
(2011) menyatakan bahwa elemen proses mempunyai arti sebagai
suatu upaya perusahaan dalam menjalankan dan melaksanakan
aktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan mempermudah konsumen
untuk memperoleh pelayanan. Untuk perusahaan jasa proses kerja
sama antara pemasaran dan operasional sangat penting, terutama
dalam melayani segala kebutuhan dan keinginan konsumen. Jika
dilihat dari sudut pandang konsumen, maka kualitas jasa diantaranya
dapat dilihat dari bagaimana jasa menghasilkan fungsinya yaitu
melalui proses pelayanan yang memudahkan pasien.
6. Physical evidence
Physical evidence adalah penampilan fisik tempat jasa disajikan
meliputi keadaan bangunan, dekorasi, kebersihan lingkungan,
penampilan pegawai, keadaan tempat tidur, serta keadaan dan
keberadaan alat-alat canggih.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diketahui bahwa
untuk kebersihan, Rumah Sakit Unhas menggunakan jasa cleaning
service. Cleaning service bertugas untuk menjaga kebersihan seluruh
bagian di Rumah Sakit Unhas setiap waktu. Bangunan Rumah Sakit
Unhas di design layaknya hotel berbintang, sebab ketika masuk dalam
rumah sakit ini, pasien maupun pengunjung tidak akan merasa seperti
101
sedang berada di di sebuah rumah sakit. Begitu juga dengan
dekorasinya, Rumah Sakit Unhas sangat mengutamakan kenyamanan,
keindahan, dan kerapian. Terlihat dari lobby rumah sakit yang
dilengkapi dengan kursi sofa, beberapa tanaman hidup, dan vas bunga,
bahkan terdapat piano didalamnya. Begitu juga dengan dekorasi
apotik, UGD, poli maupun ruang perawatan. Dari hasil observasi
diketahui bahwa disetiap bagian pelayanan baik apotik, poli, UGD,
maupun ruang perawatan dilengkapi dengan ruang tunggu yang
nyaman dan bersih. Begitu pula dengan ruang perawatan. Ruang
perawatan dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti sofa, kursi
duduk, vas bunga, AC, televisi, kulkas, tempat tidur, meja makan,
kamar mandi dan beberapa perabotan lainnya yang masih dalam
keadaan memuaskan. Kamar rawat inap bernuansa ungu putih yang
juga mengedepankan kenyamanan, kerapian, dan keindahan.
Penampilan fisik rumah sakit juga didukung oleh penampilan
para staf yang profesional. Diketahui bahwa para staf pernah diikutkan
dalam pelatihan khusus tentang cara berpenampilan, jalan, melayani
konsumen, bahkan cara tersenyum yang baik. Hasil observasi
menyatakan bahwa perawat Rumah Sakit Unhas tidak menggunakan
pakaian putih-putih sebagaimana perawat umumnya dirumah sakit.
Perawat Rumah Sakit Unhas memiliki seragam khusus untuk
dikenakan pada saat bekerja. Begitu pula petugas apotik, poli, dan staf
lainnya. Untuk keberadaan alat-alat canggih diketahui Rumah Sakit
102
Unhas memiliki beberapa alat canggih seperti CT Scan 128 slise yang
hanya dimiliki oleh di tiga rumah sakit di Indonesia salah satunya
Rumah Sakit Unhas di Indonesia Timur dan alat floroskopi untuk foto
seluruh badan, sedangkan untuk perawatan alat Rumah Sakit Unhas
mempunyai tim kalibrasi peralatan sendiri.
Hal diatas didukung oleh pernyataan Teas, Cronin, Umara dan
Nugroho (2000) dkk dalam jurnal hubungan antara physical evidence,
people, process, dan kepuasaan, dengan loyalitas yang menemukan
bahwa sarana atau kondisi fisik, penampilan pegawai, dan kemudahan
dalam menikmati jasa sangat berefek positif terhadap kepuasan dan
loyalitas konsumen. Sebagaimana Lovelock (2002:248) dalam Irham
Umar (2011) mengemukakan bahwa perusahaan jasa biasa
menggunakan tiga cara dalam mengelola bukti fisik yang strategis
yakni dengan melakukan deferensiasi dengan pesaing, dan membuat
sarana fisik semenarik mungkin untuk menjaring pelanggan dari target
pasarnya, menggunakan symbol atau isyarat untuk
mengkomunikasikan secara intensif kepada audiens mengenai
kekhususan kualitas dari produk jasa, dan menggunakan efek-efek
khusus seperti baju seragam yang berwarna, bercorak suara dan desain
untuk menciptakan sesuatu yang lain dari produk jasa yang
ditawarkan.
Fandi Tjiptono (2005) menyatakan bahwa physical evidence
merupakan tampilan fisik yang dapat mempengaruhi keputusan
103
pembelian dari produk yang ditawarkan. Bukti fisik adalah struktur
fisik dari sebuah perusahaan yang merupakan komponen utama dalam
membentuk kesan sebuah perusahaan. Bukti fisik merupakan keadaan
nyata pada suatu perusahaan seperti bangunan, interior, peralatan,
bahkan pakaian seragam. Buchari Alma (2007) juga menyatakan
bahwa konsumen yang berkunjung pada perusahaan akan
memperhatikan tampilan fisik perusahaan, dimana untuk bukti fisik
internal konsumen akan memperhatikan desain ekterior, taman-taman,
dan suasana lingkungan. Sedangkan untuk fasilitas interior konsumen
akan memperhatikan interior design, perlengakapan, gambar-gambar,
dan penataan ruangan.
4. Implementasi Pemasaran
Implementasi pemasaran adalah pelaksanaan program-program
pemasaran yang telah di rencanakan, bagaimana proses pelaksanaan
program pemasaran tersebut, siapa yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan program, serta faktor pendukung dan kendala-kendala yang
dihadapi selama proses pelaksanaan program pemasaran.
Dari hasil wawancara dan telaah dokumen diketahui bahwa
masih ada beberapa program pemasaran yang belum terlaksana yakni
survey pasar, membuat running teks, membuat profil RS melalui media
cetak, menyusun kebutuhan kerjasama balai pengobatan dan sekolah
tinggi kesehatan, dan program customer relationship management (CRM).
Adapun program pemasaran yang telah terlaksana yakni talk show, CSR,
104
pameran, konsultasi gratis, pembuatan profil RS melalui internet dan
eBook flash, pembuatan profil informasi pelayanan, pembuatan brosur,
promosi keperusahaan asuransi dan kekantor-kantor, pembuatan SOP
kerjasama baik dengan pihak asuransi dan korporasi, merancang
kebutuhan kerjasama seperti map penawaran, surat penawaran dan
dokumen kredential, pengembangan kemitraan melalui sosialisasi ke
perusahaan/kantor swasta, peningkatan kapasitas dan profesionalisme staf
pengelola humas.
Pelaksanaan program pemasaran dilakukan oleh tim pemasaran
yang terdiri dari kepala bidang pemasaran dan kerjasama, beserta staf
dengan penanggungjawab program adalah kepala bidang pemasaran dan
kerjasama itu sendiri. Proses pelaksanaan setiap program disesuaikan
dengan jadwal yang telah direncanakan setiap triwulan dan disesuaikan
pula dengan SOP yang telah disusun untuk tiap-tiap program.
Adapun faktor pendukung/penunjang terlaksananya program
pemasaran di RS Unhas yakni tersedianya fasilitas dan sumber saya
manusia yang handal. Fasilitas dalam hal ini adalah alat canggih seperti
CT Scan 128 slise yang hanya dimiliki oleh tiga rumah sakit di Indonesia
dan salah satunya adalah Rumah Sakit Unhas di Indonesia Timur.Untuk
sumber daya manusia diketahui RS Unhas memiliki SDM terbaik yakni
tenaga ahli yang berasal dari seluruh Kota Makassar.
Selain menjadi faktor penunjang, menurut informan SDM juga
menjadi kendala sehingga beberapa program pemasaran belum terlaksana.
105
Dari segi kualitas rumah sakit memang memiliki tenaga SDM yang
professional. Namun di lain pihak kuantitas SDM justru menjadi kendala
khususnya pada bidang pemasaran dan kerjasama. Dari hasil wawancara
diketahui bahwa penambahan jumlah SDM akan sangat membantu
terealisasinya program-program yang belum terlaksana karena elama ini
staf pemasaran kesulitan untuk membagi waktu dalam melaksanakan
program pemasaran diluar Rumah Sakit. Sebab kuantitas pekerjaan staf
pemasaran saat ini sudah cukup padat, sehingga sulit untuk membagi
waktu melaksanakan program seperti survey pasar yang merupakan
kegiatan yang harus dilaksanakan diluar Rumah Sakit.
Selain SDM keterbatasan anggaran/dana juga menjadi kendala.
Berdasarkan hasil wawancara dan telaah dokumen diketahui bahwa
sebenarnya setiap program yang direncanakan Rumah Sakit Unhas telah
dianggarkan, bahkan beberapa diantarannya seperti kegiatan promosi
sudah dicairkan dananya. Adapun anggaran/dana yang diberikan terbatas
karena masih banyak yang di investasikan ke ke alat-alat, ke obat, dan ke
fasilitas rawat inap.
Sebagaimana Suyanto, Prof, Dr, M,M mengungkapkan bahwa
implementasi pemasaran merupakan tahapan perusahaan mengambil
langkah untuk merealisasikan rencana pemasaran ke usaha-usaha nyata,
yang juga menunjukkan siapa mengerjakan apa, kapan dan bagaimana
melaksanakan perencanaan strategi pemasaran. Dan Rahmawandi (2007)
juga menyatakan bahwa implementasi pemasaran adalah proses yang
106
mengubah rencana pemasaran menjadi aktivitas nyata dan memastikan
bahwa aktivitas itu dilaksanakan sedemikian rupa sehingga mampu
mencapai tujuan yang telah direncanaka tersebut.
Implementasi pemasaran merupakan proses mengubah stratgei dan
rencana pemasaran menjadi tindakan pemasaran yang mencakup aktivitas
sehari-hari dari bulan-kebulan yang secara efektif melaksanakan rencana
pemasaran. Pressman dan Wildavsky menyatakan implementasi
merupakan proses interaksi antara tujuan dengan tindakan. Dalam
mengimplementasikan kegiatan, organisasi memerlukan jaringan
pelaksana, dana, aktor, dan sistemkoordinasi birokrasi yang baik.
Efektivitas implementasi bukan hanya sekedar aktivitas, tetapi suatu
kegiatan dan dilakukan secara bersungguh-sungguh berdasarkan apa yang
telag direncanakan guna tercapainya tujuan kegiatan. Berdasarkan teori
tersebut diketahui bahwa dalam mengimplementasikan kegiatan-kegiatan
pemasaran, organisasi selain membuat perencanaan juga memerlukan
jaringan pelaksana, dana, sumber daya manusia (actor), dan sistem
birokrasi yang saling berkoordinasi satu sama lain.
5. HAMBATAN-HAMBATAN
Selama penelitian berlangsung hambatan yang ditemukan peneliti tidak
begitu banyak. Beberapa kali informan tidak sempat medokumentasikan foto
hasil wawancara dengan beberapa informan seperti tim penyusun anggaran
dan tim penyusun tarif karena wawancara yang dilakukan secara mendadak.
Begitu pula dengan lembar persetujuan wawancara, peneliti juga lupa
107
memberikan lembar persetujuan wawancara karena wawancara yang
dilakukan secara mendadak.
Peneliti juga kesulitan untuk menemukan referensi penelitian terdahulu
terkait dengan proses penyusunan dan implementasi manajemen pemasaran di
rumah sakit. Sehingga peneliti hanya membandingkan dengan referensi yang
berasal dari teori-teori terkait dengan variabel penelitian.
Selain itu, hambatan lainnya adalah peneliti mengalami kekeliruan
dalam menentukan informan penelitian untuk variabel riset pasar. Peneliti
seharusnya tidak hanya mewawancarai informan berdasarkan garis struktural
tetapi juga memperhatikan informan secara fungsional organisasi.
108
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil wawancara dan telaah dokumen diketahui bahwa riset
pasar di Rumah Sakit Unhas belum dilakukan. Kurangnya pemahaman
informan tentang riset pasar menyebabkan para informan memahami riset
pasar sebagai survey kepuasan pelanggan bukan sebagai kegiatan turun ke
masyarakat untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen.
2. Strategi pemasaran yang dilakukan Rumah Sakit Unhas masih berorietasi
pada kegiatan promosi. Namun dalam konsep pemasarannya, rumah sakit
telah berencana untuk melakukan strategi pemasaran dalam bentuk
segmentasi, tergetting, dan positioning.
3. Bauran pemasaran yang dikembangkan Rumah Sakit Unhas adalah bauran
pemasaran 7p yang terdiri dari :
1. Produk
Diketahui Rumah Sakit Unhas telah menyediakan lebih dari 14 jenis
pelayanan sebagaimana standar klasifikasi tipe Rumah Sakit Unhas
dan beberapa program pelayanan unggulan
2. Price
Tarif pelayanan Rumah Sakit Unhas ditetapkan berdasarkan
perhitungan unit cost melalui usulan masing-masing unit kemudian
membandingkan dengan tarif rumah sakit lain dan kemudian di
109
diskusikan dalam rapat direksi, dan dari hasil rapat direksi
diteteapkanlah tarif Rumah Sakit Unhas.
3. Place
Letak Rumah Sakit Unhas cukup strategis. Walaupun jauh dari pusat
kota namun masyarakat juga kendaraan umum dapat mengaksesnya
dengan mudah.
4. Promotion
Jenis kegiatan promosi yang dilakukan Rumah Sakit Unhas antara lain
membuat brosur pelayanan, stiker, eBook flash, web site, spanduk,
membuat akun facebook, twitter, membuat slide show interaktif dan
automatik, mengikuti pameran, konsultasi gratis, membuat penawaran-
penawaran ke perusahaan dan promosi keperusahaan asuransi, juga
keperusahaan swasta serta promosi melalui media massa.
5. People
Untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusianya, Rumah
Sakit Unhas mengikutsertakan para staf dalam berbagai pelatihan, baik
pelatihan didalam maupun diluar rumah sakit sesuai dengan bidang
kerja staf.
6. Process
Untuk memudahkan proses pelayanan Rumah Sakit Unhas
menyediakan informasi center yakni admission, juga beberapa papan
penunjuk arah, dan flowchart pelayanan.
110
7. Physical evidence.
Penampilan fisik Rumah Sakit Unhas dapat dilihat dari keadaan
bangunan, dan dekorasi rumah sakit yang mencerminkan hotel
berbintang. Penampilan para pegawai, dokter dan perawat sangat
menarik dan professional. Untuk kebersihan lingkungan, rumah sakit
mempihak ketigakan kepada perusahaan dengan membayar cleaning
service. Keaadaan tempat tidur masih sangat baik, keadaan dan
keberadaan alat-alat canggih juga masih sangat baik, juga terdapat
beberapa alat canggih yang tidak dimiliki rumah sakit lain di Indonesia
Timur.
4. Program pemasaran yang telah dilaksanakan Rumah Sakit Unhas
kebanyakan masih berorientasi pada kegiatan promosi seperti talk show,
CSR, pameran, konsultasi gratis, pembuatan profil RS melalui internet dan
eBook flash dan lai-lain. Sedangkan program pemasaran yang belum
terlaksana adalah survey pasar, membuat running teks, membuat profil RS
melalui media cetak, menyusun kebutuhan kerjasama balai pengobatan
dan sekolah tinggi kesehatan, dan program customer relationship
management (CRM). Pelaksanaan program pemasaran dilakukan oleh tim
pemasaran dengan kepala bidang pemasaran sebagai penanggungjawab
pelaksana.
5. Faktor pendukung terhadap pelaksanaan program yakni tersedianya
fasilitas, dana dan tenaga sumber daya manusia. Namun dilain pihak dana
dan tenaga juga menjadi kendala pelaksanaan program pemasaran .
111
B. Saran
1. Sebagai rumah sakit yang belum melakukan riset pasar, peneliti
menyarankan agar Rumah Sakit Unhas bisa merealisasikan program
tersebut. Dengan riset pasar Rumah Sakit Unhas bisa mengetahui produk
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, serta
dapat membantu pihak manajemen dalam mengambil keputusan untuk
menentukan strategi-strategi pemasaran yang akan dilakukan rumah sakit
selanjutnya.
2. Rumah Sakit Unhas perlu memahami bahwa strategi pemasaran
pemasaran tidak hanya berorientasi pada kegiatan promosi, tetapi strategi
pemasaran harus dibangun berdasarkan pada tiga langkah utama dalam
pemasaran yakni segmentasi, targeting, dan positioning. Oleh karena itu,
peneliti menyarankan agar Rumah Sakit dapat merealisasikan dengan
segera rencana kegiatan segmentasi, targeting, dan positioningnya
sebagaimana konsep pemasaran yang diinformasikan informanRumah
Sakit Unhas.
3. Tingginya beban kerja dan minimnya jumlah staf pemasaran memerlukan
perhatian lebih dari rumah sakit. Peneliti menyarankan agar pihak rumah
sakit bisa mengakaji kembali beban kerja staf pemasaran, sehingga
kebutuhan sumber daya manusia terpenuhi sesuai dengan beban kerja dan
kualifikasi tenaga pemasar di bidang tersebut.
4. Peneliti juga menyarankan, ada baiknya jika pihak rumah sakit
meningkatkan monitoring dan evaluasi kinerja terhadap program
112
pemasaran yang telah maupun belum dilaksanakan bidang pemasaran
Rumah Sakit Unhas agar pelaksanaan program pemasaran dapat terealisasi
secara maksimal.
113
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanti, Mira Rachmi 2009, Analisis segmentation, targeting dan positioning
produk TV LCD 32 Inci Sebagai Strategi Pemasaran.
Adisasmito 2009, Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit: PT Raja Grafindo
Persadan, Jakarta.
Buchari Alma 2007, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa: Alfabeta,
Bandung.
Amelia, Rina 2008, Rencana Strategi Pengembangan/peningkatan Rumah Sakit
Umum Daerah Tanjung Pura Langkat Tahun 2007/2015.
Andriansyah, Deni 2008, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah
kunjungan wisata mancanegara di Indonesia: Bogor.
Ardani I Gusti Ayu 2007, Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap
Penjualan pada Toko Cendera Mata di Objek Wisata Tanah Lot, Kabupataen
Tabanan.
Arifin, Samsul 2007, Pendekatan Manajemen Stratejik dalam Upaya
Meningkatkan Tingkat Hunian rawat Inap RS Islam A. Yani Surabaya.
Binbangkum, Ditama 2005, Rumah Sakit Pemerintah Daerah Sebagai Badan
Layanan Umum (BLU).
Bungin, Burhan 2003, Analisis Data Penelitian Kualitatif: PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Business Knowledge Center 2002, The Marketing Process Di akses 10 Januari
2012, < http://www.netmba.com/marketing/process/>.
Boy S, Sabarguna 2005, Pemasaran Rumah Sakit: Konsorsium RSI 1-2,
Yogyakarta
Departemen kesehatan RI 2007, Profil Kesehatan Indonesia 2004: Jakarta.
Fandy Tjiptono 2004, Pemasaran Jasa: Bayu Media Malang.
------------------2005, Pemasaran Jasa Rumah Sakit Malang: Bayumedia
Publishing
114
Friska 2004, Manfaat promosi dalam usaha untuk meningkatkan produksi pada
asuransi jasa Indonesia Cabang Medan.
Green, Judith & Throgood, Nicki 2009, Qualitative Methods for Health Research:
Sage.
Gumulya, Rifwani 2003, Rencana Strategi Manajemen Pemasaran RSU Mina
Padi Pematang Siantar: Universitas Sumatera Utara.
Hardinis 2009, Implementasi dan Pengawasan Strategi Pemasaran.
Harper, Orvile CWalker, Jean Claude Larreche 2000, Manajemen
PemasaranSuatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global: Erlangga,
Jakarta.
Hartono, Bambang 2010, Manajemen Pemasaran untuk Rumah Sakit: Rineka
Cipta, Jakarta.
Jhon, Creswell 1994, Pendekatan Kualitatif dan studi kasus.
Johannes, Raf Mulyadi, Lukman 2007, Analisis Kepuasan Nasabah Prioritas
Berdasarkan Bauran Pemasaran.
Kasmir 2004. Aktivitas pemasaran bank dan lembaga keuangan lainnya: PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta
Kementerian Kesehatan RI 2010, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009:Jakarta
Khasanah, Nurul 2008, Gambaran Umum Kegiatan Pemasaran Rumah Sakit
Dharmawangsah Jakarta.
Kertajaya 2011, Jurnal Dinamikan Manajemen Volume 3.
Kotler & Andreasen 1995, Strategi Pemasaran untuk organisasi nirlaba: Gajah
Mada University Press
Kotler & Keller 2006, Riset Pemasaran, Diakses tanggal 12 Januari 2012
<http://agustocom.blogspot.com/2011_02_01_archive.htm>.
Kotler, Philip, & Amstrong 2008, Prinsip – Prinsip Pemasaran: Erlangga,
Jakarta.
---------------- 2000, Dasar-dasar Pemasaran: Prenhallindo, Jakarta.
115
Kotler, Philip 1993. Manajemen Pemasaran: Erlangga, Jakarta.
L.Obi, Applonia, Krisyudhanti,Emma DRG, & Littik,K,A,Serlie 2009.Faktor-
faktor yang berhubungan dengan jumlah kunjungan pasien di klinik Gigi Jurusan
Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Kupang.
Lamb Hair, Mc Daniel 2001, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Pembelian Konsumen Terhadap Produk Industri Jasa di PT Mustika Ratu tbk.
Manajemen pemasaran dan brand strategy, diakses tanggal 30 April 2012,
<http://ahlimanajemenpemasaran.com/2011/08/jenis-riset-pemasaran-survei-
pemasaran-dan-riset-pasar/>
Malhotra, Naresh K 2009, Riset Pemasaran Pendekatan Terapan Jilid 1 Edisi
Kempat: Indeks, Jakarta.
Murdiati, Endang Anita, Damayanti Nyoman, & Wahyuni Astuti, Sri 2006,
Analisis Pasar Pelayanan Persalinan Sebagai Dasar Penyusunan Program
Pemasaran Rumah Sakit Haji Surabaya.
M. Suyanto, Prof, Dr, M. M, Implementasi dan pengendalian pemasaran, diakses
tanggal 13 Mei 2012,
<http://elearning.amikom.ac.id/index.php/karya/549/M.%20Suyanto,%20Prof.%2
0Dr,%20M.M./IMPLEMENTASI%20DAN%20PENGENDALIAN%20PEMAS
ARAN>
Nainggolan 2008, Peranan Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan
Kartu Prabayyar Mentari Pada Galeri PT. Indosat, Tbk Medan.
Permenkes Nomor 340 2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
Prastowo, Andi 2011, Metode Penenlitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan
Penenlitian: Ar-Ruzz Media,Yogyakarta.
Profil Rumah Sakit Unhas 2011, Sejarah berdirinya rumah sakit Universitas
Hasanuddin: Makassar.
Pressman & Wildavsky, diakses pada tanggal 6 Mei 2012,
<http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/pengertian-tentang-implementasi/>
Rancangan program kerja tahunan Rumah Sakit Unhas 2011.
Rahmawandi 2007, pelaksanaan, pengendalian, dan pengendalian pemasaran.
Rahmi 2009, Sistem Komunikasi Periklanan Pemasaran Rumah Sakit.
116
Ratih Hurriyati (2005), Analisis Kepuasan Pelanggan berdasarkan proses
pelayanan karyawan PT Abstraksional.
Riset Pasar menjadi bagian dari itu dan membuat pendapat anda hitungan, diakses
tanggan 30 April 2012,
<http://www.bershka.me/id/riset-pasar-menjadi-bagian-dari-itu-dan-membuat-
pendapat-anda-hitungan-NzY5MA.html>
Risnasari, Novita 2011, Hubungan Sistem Penyampaian Jasa Terhadap Citra
Rumah Sakit di Unit Rawat Inap RSUD Lamaddukkelleng Sengkang Kabupaten
Wajo.
Rustiati, Ni Wayan, & Rochmah, Nurul Thini 2006, Strategi dan taktik pemasaran
dalam rangka peningkatan BOR Ruang Utama Puri Rahayu RSU Negara
Kabupaten Jembrana Bali.
Sadi 2009, Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kualitas Produk Terhadap
Loyalitas Pelanggan Tahu Bakso Ibu Pudji Unggaran Semarang.
Setiowati Berti 2007, Analisis Strategi Pemasaran Pada Perusahaan Jasa Freight
Forwading:Rencana, Implementasi Evaluasi Kebijakan yang Mempengaruhi
Kinerja Pemasaran.
Sugiyono 2010, Memahami Penelitian Kualitatif: Alfabeta, Bandung.
Sukandarrumidi & Haryanto 2008, Dasar-dasar Penulisan Proposal Penelitian:
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sukotdjo Hendri & Radix A 2010, Analisa Marketing Mix-7P (Produk, Price,
Promotion, Place, Partisipant, Process, dan Physical Evidence) terhadap
Keputusan Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta di Surabaya.
Supriyatna Akhmad & Prastowali Arl 1993, Segmentasi, target pasar, dan
penempatan produk.
Susilo, Joko, 4 Tahapan Proses Marketing, Diakses tanggal 10 Januari 2012,
<http://www.jokosusilo.com/2009/06/02/4-tahap-proses-marketing menyeluruh-
yang-perlu-anda-tahu/>
Swastha, DH & Irawan 2003, Jurnal Konsep Interaktive Marketing (E-Marketing)
Manajemen Pemaran.
Teas, Cronin, & Umara dan Nugroho 2000, Hubungan antara physical evidence,
people, process, dan kepuasaan, dengan loyalitas.
117
Umar, Irham 2011, Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Pasien di
Unit Rawat Jalan RS Umum 165 Moncongloe Lappara Kabupataen Maros.
Undang-Undang RI No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
Wijaya, Serli & Gunawan Adi Chandra 2006, Analisa Segmentasi, Penentuan
Target dan Posisi Pasar Pada Restoran Steak dan Grill di Surabaya.
Wood, Marian Burk 2009, Buku Pandun Perencanaan Pemasaran: Indeks,
Jakarta.
Lampiran 1 :
Pedoman Wawancara untuk Kepala Bidang Pemasaran dan Kerjasama (informan
kunci) dan Direktur penunjang sarana medik dan kerjasama serta dua orang staff
bidang pemasaran dan kerjasama RS Unhas (informan biasa).
PEDOMAN WAWANCARA
ANALISIS PROSES PENYUSUNAN DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN
PEMASARAN RUMAH SAKIT UNHAS TAHUN 2012
I. IDENTITAS UMUM RESPONDEN
1. Nomor / Kode :
2. Nama Lengkap : ……………………………………………
3. Alamat : ……………………………………………
4. Telepon/HP : ………………………..
5. Umur : ……..tahun
6. Jenis Kelamin : L / P
7. Jabatan :
8. Pendidikan Terakhir :
9. Masa Kerja :
II. ACUAN PERTANYAAN
1. Riset Pasar :
a. Apakah pihak rumah sakit pernah melakukan riset pasar ?
1. Ya 2. Tidak
b. Jika ya/tidak apa alasan rumah sakit melakukan atau tidak
melakukan riset pasar ?
c. Sudah berapa kali riset pasar dilakukan ?
d. Kapan rumah sakit melakukan riset pasar ? Apakah sebelum atau
sesudah penyusunan renstra ?
e. Bagaimana proses perancangan riset pasar yang pernah dilakukan ?
f. Siapa yang terlibat dalam proses perancangan riset pasar ?
g. Bagaimana cara pengumpulan data riset pasar yang pernah
dilakukan ?
h. Siapa yang terlibat dalam pengumpulan data riset pasar ?
i. Bagaimana cara menganalisisis data yang telah dilakukan ?
j. Siapa yang terlibatdalam menganalisis data yang telah didapatkan ?
k. Apa yang selanjutnya dilakukan RS Unhas setelah melakukan
analisis data riset pasar ?
l. Apa hasil dari riset pasar yang telah dilakukan ?
m. Apakah hasil riset pasar didistribusikan ke setiap bagian ?
n. Apakah hasil riset pasar dimanfaatkan untuk menyusun strategi
pemasaran?
o. Apa kendala-kendala yang dihadapi untuk melakukan riset pasar ?
2. Strategi pemasaran :
a. Apakah rumah sakit menyusun strategi pemasaran ?
1. Ya 2. Tidak
b. Jika ya/tidak apa alasan rumah sakit melakukan atau tidak
melakukan strategi pemasaran ?
c. Bagaimana cara yang dilakukan oleh pihak rumah sakit dalam
merumuskan strategi pemasaran ?
d. Kapan rumah sakit menyusun strategi pemasaran ? Apakah
sebelum atau sesudah penyusunan rencana strategi ?
e. Bagaimana cara rumah sakit mengelompokkan pasar sasaran ?
f. Kelompok pasar/konsumen mana yang menjadi target pasar
Rumah Sakit ?
g. Pandangan apa yang ingin diciptakan oleh rumah sakit dalam
benak konsumen terkait dengan pelayanan yang disediakan ?
h. Siapa saja yang terlibat dalam proses penyusunan strategi
pemasaran?
i. Apa kendala-kendala yang dihadapi dalam menyusun strategi
pemasaran ?
3. Bauran Pemasaran
a. Apakah rumah sakit mengembangkan bauran pemasaran?
1. Ya 2.Tidak
b. Jika ya/tidak apa alasan rumah sakit mengembangkan atau tidak
mengembangkan bauran pemasaran ?
c. Bauran pemasaran apa saja yang diperhatikan oleh rumah sakit
dalam menyusun program pemasaran?
d. Jenis pelayanan apa yang ditawarkan oleh RS yang dapat memberi
manfaat dan memuaskan pasien ?
e. Bagaimana cara penetapan tarif yang sesuai dengan kualitas
pelayanan yang diberikan rumah sakit ?
f. Bagaimana jarak dan kemudahan akses mencapai lokasi rumah
sakit?
g. Jenis promosi apa saja yang telah dilakukan Rumah Sakit?
h. Apa saja yang dilakukan rumah sakit untuk pengembangan SDM,
dalam rangka peningkatan kualitas dan motivasi SDM?
i. Bagaimana proses pemberian pelayanan yang dibuat di rumah
sakit untuk memudahkan pasien memperoleh pelayanan? Apakah
setiap pelayanan mempunyai SOP?
j. Bagaimana cara RS mengembangkan sarana dan prasarananya ?
4. Implementasi pemasaran
a. Program pemasaran apa saja yang telah dan belum terlaksana ?
b. Bagaimana cara pelaksanaan program pemasaran tersebut ?
c. Siapa yang bertanggung jawab atas pelaksanaan program
pemasaran tersebut ?
d. Apa kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program
tersebut?
e. Apa saja faktor penunjang/pendukung yang dimiliki RS dalam
melaksanakan program pemasarannya?
f. Apa saja kebijakan dalam program pemasaran di rumah sakit ?
Lampiran 2:
Pedoman Wawancara Kepala Sub Komite Patient Safety dan Penjaminan Mutu
PEDOMAN WAWANCARA
ANALISIS PROSES PENYUSUNAN DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN
PEMASARAN RUMAH SAKIT UNHAS TAHUN 2012
I. IDENTITAS UMUM RESPONDEN
1. Nomor / Kode :
2. Nama Lengkap :……………………………………………
3. Alamat :……………………………………………
4. Telepon/HP : ………………………..
5. Umur : ……..tahun
6. Jenis Kelamin : L / P
7. Jabatan :
8. Pendidikan Terakhir :
9. Masa Kerja :
2. ACUAN PERTANYAAN
1. Apakah Hospital Safety pernah bekerjasama melakukan riset pasar dengan
bagian pemasaran? Jelaskan ?
2. Bagaimana proses perancangan riset pasar tersebut ?
3. Bagaimana proses pengumpulan data riset pasar ?
4. Bagaimana proses analisis data riset pasar ?
5. Bagaimana hasil riset pasar ?
Lampiran 3 :
Pedoman Wawancara Tim Penyusunan Tarif
PEDOMAN WAWANCARA
ANALISIS PROSES PENYUSUNAN DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN
PEMASARAN RUMAH SAKIT UNHAS TAHUN 2012
I. IDENTITAS UMUM RESPONDEN
1. Nomor / Kode :
2. Nama Lengkap :……………………………………………
3. Alamat :……………………………………………
4. Telepon/HP : ………………………..
5. Umur : ……..tahun
6. Jenis Kelamin : L / P
7. Jabatan :
8. Pendidikan Terakhir :
9. Masa Kerja :
II. ACUAN PERTANYAAN
1. Bagaimana cara rumah sakit menyusun/menetapkan tarif pelayanan di
Rumah Sakit Unhas ?
Lampiran 4 :
Pedoman Wawancara tim penyusun anggaran
PEDOMAN WAWANCARA
ANALISIS PROSES PENYUSUNAN DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN
PEMASARAN RUMAH SAKIT UNHAS TAHUN 2012
I. IDENTITAS UMUM RESPONDEN
1. Nomor / Kode :
2. Nama Lengkap :……………………………………………
3. Alamat :……………………………………………
4. Telepon/HP : ………………………..
5. Umur : ……..tahun
6. Jenis Kelamin : L / P
7. Jabatan :
8. Pendidikan Terakhir :
9. Masa Kerja :
II. ACUAN PERTANYAAN
1. Apakah dana menjadi salah satu kendala tidak berjalannya beberapa
program pemasaran seperti riset pasar ? Jelaskan .
Lampiran 5
LEMBAR PERSETUJUAN WAWANCARA
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Jabatan :
Menyatakan bahwa saya bersedia untuk diwawancarai sebagai informan
penelitian, oleh peneliti :
Nama : Wd Nasrah Salmiah R
Judul : “ nalisis Proses Penyusunan dan Implementasi Manajemen Pemasaran
di umah Sakit nhas tahun 2012”
Makassar, April 2012
Informan Peneliti
(………………………………) (Wd Nasrah Salmiah R)
Lampiran 6
MATRIKS PENGUMPULAN DATA PENELITIAN
ANALISIS PROSES PENYUSUNAN DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN PEMASARAN DI RUMAH
SAKIT UNHAS TAHUN 2012
No Variabel
Teknik
Data Primer Data Sekunder
Wawancara Dokumentasi Observasi
1 Riset Pasar -
2 Strategi Pemasaran
a.Segmentasi - -
b.Targetting - -
c.Positioning - -
3 Bauran Pemasaran
a.Product
b.Price - -
c.Place -
d.Promotion -
e.People -
f.Proces
e.Phisichal Evidence -
4 Implementasi Pemsaran -
Sumber: Olahan Penulis, 2011.
Lampiran 7
MATRIKS HASIL WAWANCARA
ANALISIS PROSES PENYUSUNAN DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN PEMASARAN DI RUMAH SAKIT
UNHAS TAHUN 2012
1. Variabel Riset Pasar
NO INFORMASI INFORMAN EMIK ETIK KONSTRUKSI
KONSEP
1
Pernah tidaknya
dilakukan riset
pasar di Rumah
Sakit Unhas.
RS Kita sudah pernah melakukan tapi
masih kecil-kecilan, belum benar-
benar…Tahapan pertama kita lihat dulu
jumlah pasien yang masuk, kita buat
angket, kita juga sudah sebar
angketnya, bagikan mereka kuesioner,
bagaimana pandangan mereka, tentang
RS Unhas itu seperti apa. Itu masih
terkelompok hanya sekitar daerah sini,
belum terlalu ini…Setelah datanya
terkumpul kita analisis…Kita baru
sekali tahun lalu, tim yang membantu
itu staf saya, kalau direktur hanya
menentukan kebijakan, membagi
informasi, tapi yang dibawah kan yang
harus kerja…Untuk hasilnya saya kira
itu karena kita bekerjasama dengan
hospital safety ya, patient safety itu kan
selalu ikut yah, dalam penyebaran
Riset pasar sudah
pernah dilakukan tetapi
masih kecil-kecilan,
riset pasar belum
pernah dilakukan yang
dilakukan adalah
survey kepuasan
pelanggan, feasibilty
lebih representative dari
pada survey pasar.
Riset pasar di Rumah
Sakit Unhas belum
dilakukan, informan
kurang memahami riset
pasar.
angket, kepuasan pelanggan itu kan
berhubungan dengan patient safety. jadi
saya kira ada. Walaupun tidak bagus
seperti yang dilakukan RS lain.yang ada
datanya…Dari hasil angket yang kita
sebarkan itu akhirnya kan kita dapat
datanya, bahwa oh, ternyata Rumah
Sakit Unhas itu belum terlalu dikenal
masyarakat seperti yang kita harapkan.
Dia hanya dikenal beberapa kalangan,
stakeholder yang memang
berlangganan dengan kita
HH Yang saya alami masuk peresmian
gedung A dan EF belum ada riset pasar
yang ada itu survey kepuasan
pelanggan…kuesionernya kita susun
berdasarkan balance scorecard,
kuesionernya kita modifikasi, review,
agar lebih sederhana…penyebaran
kuesioner saya dibantu perawat, jadi
kuesionernya saya taruh di nurse station
mereka yang membagikan ke pesien,
pasien yang mengisi standarnya dua
hari dirawat, dengan persepsi 2x24 jam
pasien sudah mampu menilai
lingkungan RS…Kemudian datanya
diinput, di analisis dengan
SPSS…Survei ini, mmmm, pertahun,
perdesember kita lakukan…Untuk
hasilnya pelaporannya yup ada dalam
bentuk presentase berupa data mentah
kemudian saya rekap agar lebih
sederhana…Tapi itu waktu di gedung A.
Belum pernah saya bagi untuk di
gedung EF ini, kalaupun kita dirikan itu
gedung A karena itu, hasil
benchmarking, dan literatur reviuw
SA Saya kira itu sebelum rumah sakit ini
dibangun, kita sudah buat visibility kan.
Sebenarnya itu yang representase, dari
pada survey pasar sebenarnya.
SBN Belum pernah, Selama saya bekerja
disini itu, belum pernah. tapi kita sudah
siapkan anggaran untuk melakukan itu
nanti
RAH Riset pasar secara real, ee, belum
kayaknya
2
Alasan sudah atau
belum
dilakukannya riset
pasar.
RS Sudah tapi masih kecil-kecilan, supaya
kita tahu bagaimana pandangan
mereka, tentang RS Unhas itu seperti
apa
Alasan sudah dilakukan
yakni untuk mengetahui
bagaimana pandangan
pasien terhadap RS
Unhas
Alasan riset pasar
belum dilakukan karena
Riset pasar belum
dilakukan karena
keterbatasan dana dan
tenaga rumah sakit
yang terbatas, serta
belum dilakukan audit
mutu audit medis, dan
HH Belum, terkendala dengan tenaga, tidak
keluar dana, karena dananya digunakan
untuk kegiatan lain yang lebih urgent
keterbatasan dana,
belum dilakukan audit
mutu dan audit medis,
dan survey mutu
pelayanan.
survey mutu pelayanan
SBN Belum pernah, karena kita belum
lakukan karena kita itu belum
melakukan audit mutu dan audit medis
RAH Karena kita belum melakukan survey
mutu pelayanan.
2. Variabel Strategi Pemasaran
NO INFORMASI INFORMAN EMIK ETIK KONSTRUKSI
KONSEP
1 Pernah tidaknya
rumah sakit
melakukan
segmentasi,
targeting, dan
positioning.
RS Kita belum lakukan. Strategi
pemasaran hanya sebatas
membagikan brosur. Kita punya akun
twitter, facebook juga, email ada, kita
punya website sendiri, kerjasama
dengan perusahaan, asuransi, ada
jaminan sosial tenaga kera
(jamsostek), asuransi-asuransi swasta.
Strategi pemasaran
segmentasi, targeting,
dan positioning belum
dilakukan. Strategi
pemasaran yang
dilakukan yakni
membagikan brosur,
akun twitter, facebook,
email, website,
kerjasama dengan
perusahaan asuransi
jamsostek dan asuransi-
swasat.
Strategi pemasaran
masih berorientasi pada
kegiatan promosi.
RAH Belum pi
SBN Belum.
SA Belum.
2 Alasan belum
dilakukan
segmentasi,
targeting, dan
positioning.
SBN Kita keterbatasan SDM sama
anggaran
Alasan belum dilakukan
segmentasi, targeting,
dan positioning karena
belum dilakukan survey
pasar, dan juga
terbatasan pada dana,
anggaran dan SDM.
Alasan belum
dilakukan karena
belum dilakukan
survey pasar dan
terbatas pada dana serta
SDM.
RAH Karena kita belum lakukan survey
pasar
SA Karena mungkin anggaran ya
3 Segmentasi pasar
rumah Sakit Unhas
RS Konsep rumah sakit itu sebenaranya dia
memang mau segmentasi yah, adakan
cancer center, trauma center.
Konsep pemasaran
Rumah Sakit Unhas mau
dan tetap mengupayakan
strategi pemasaran
karena ada program
cancer center
Strategi pemasaran
segmentasi di Rumah
Sakit Unhas akan
dilakukan dan
diupayakan, karena
terdapat program
cancer dan trauma
center.
SA Saya akan tetap mengupayakan
bagaimana agar ada strategi
pemasaran itu.
4 Kelompok
pasar/konsumen
yang menjadi
target sasaran
Rumah Sakit
Unhas
RS
Kalau target pasar kita mau semua
pasien cancer mau kesini, atau semua
kasus-kasus trauma itu mau kesini,
memang itu kita mau
Target pasar yang
dinginkan Rumah Sakit
Unhas yakni semua
pasien cancer, kasusu-
kasus trauma, orang
tidak mampu tetap
tersubsidi, dan seluruh
lapisan masyarakat
mendapat pelayanan
terbaik
Target pasar ingin
semua pasien cancer,
trauma, dan seluruh
lapisan masyarakat
mendapatkan
pelayanan terbaik. SA Orang tidak mampu tetap tersubsidi dan
mendapat pelayanan yang baik,
SBN Target sebenarnya kita seluruh lapisan
masyarakat
5 Pandangan yang
ingin diciptakan
Rumah Sakit
kepada pasien
terkait pelayanan
yang disediakan
RS Jelas kita ingin menciptakan pelayanan
yang terbaik,
Positioning yang ingin
diciptakan Rumah Sakit
Unhas yakni
menciptakan pelayanan
terbaik, mencitrakan
Rumah Sakit Unhas
sebagai rumah sakit
yang memiliki
Rumah sakit Unhas
ingin dicitrakan sebagai
rumah sakit yang
memberikan pelayanan
terbaik, memiliki citra
dengan program
unggulannya dan
menjadi pilihan utama
SA
Memberikan pelayanan yang baik,
kemudian mencitrakan rumah sakit ini
sebagai rumah sakit yang memang
memiliki keunnggulan katakannlah
cancer dan trauma, luar biasa itu
SBN
Kalau posisi kita ingin rumah sakit
Unhas itu menjadi pilihan utama
masyarakat
keunggulan seperti
cancer dan trauma, dan
Rumah Sakit Unhas
menjadi pilihan utama
masyarakat.
masyarakat.
3. Variabel Bauran Pemasaran
NO INFORMASI INFORMAN EMIK ETIK KONSTRUKSI
KONSEP
1 Jenis Pelayanan
yang ditawarkan
(Produk)
RS Saya kira kalau rumah sakit kita
mentargetkan dari tipe B ke tipe A
jadi jelas kita harus punya 14 jenis
pelayanan seperti interna, bedah,
dan sebagainya kecuali gigi belum
ada
Jenis pelayanan yang
ditawarkan harus ada 14
pelayanan sesuai target tipe
rumah sakit dari tipe B ke
tipe, tersedia rawat inap,
rawat jalan, pelayanan
penunjang labolatorium,
radiologi, apotik, UGS,
mata, bedah, obgyn,
kecuali gigi dan mulut,
juga ada program unggulan
seperti cancer, trauma,
mata, dan bayi tabung.
Jenis pelayanan
rawat inap, rawat
jalan, pelayanan
penunjang
labolatorium,
radiologi, apotik,
UGS, bedah,
obgyn, kecuali gigi
dan mulut, juga ada
program unggulan
seperti cancer,
trauma, mata, dan
bayi tabung.
SA Jenis pelayanan hampir semua ada,
tapi kita punya unggulan, unggulan
kita cancer, trauma, mata, bayi
tabung itu tidak ada yang punya di
Indonesia Timur, Cuma disini
SBN Ya semua, rawat inap, rawat jalan,
sama pelayanan penunjangnya, lab,
radiologi, anunya , apa, ee, apotik,
UGD, mata, bedah, obgyn, nanti
lihat saja
RAH Sesuai dengam tipe rumah sakit,
yang kurang itu gigi karena rumah
sakit unhas punya rumah sakit gigi.
Jadi kalau dibilang pelayanan yang
itu 14 pelayanan, mungkin kita tipe
B, tapi fasilitas kita memadai untuk
tipe A
2
Cara Penetapan
Tarif Rumah Sakit
Unhas (Price)
RS Kita harganya bersaing, tapi lebih
rendah dari rumah sakit lain, seperti
tarif kamar kelas I disini itu tarif
kelas III di Wahidin
Tarif Rumah Sakit Unhas
harganya bersaing,
melakukan benchmarking,
membandingkan dengan
rumah sakit lain, melihat
kompetitor, dan
berdasarkan unit cost.
Tarif Rumah Sakit
Unhas ditetapkan
dengan membandingka
dengan rumah sakit
lain, dan berdasarkan
perhitungan unit cost.
SA Penetapan tarif kita tetap melakukan
benchmark, ya, jadi kita punya tarif
itu sedang-sedang, tidak terlalu
mahal, tidak terlalu juga murah, Yah
relative lah, terjangkau
RAH Harganya, kita kompetitif lah,
membandingkan dengan tarif dari
rumah sakit lain yang memiliki
standar yang sama. Kita juga susun
harga lihat kompetitor, kita
bandingkan dengan kompetitor
terdekat Wahidin tapi kita lebih
rendah
SBN ya, berdasarkan Unit cost. Kan item
dibagi-dibagi ada ke rumah sakit,
ada jasa medis, ada keperawat,
istilahnya dibagi bersama.
IK Berdasarkan unit cost dan tarif
pesaing. Tapi karena berkembang
terus ee, apa namanya jenis
pelayanan dan itu apa namanya,
Cuma satu persatu dihitung dengan
menggunakan perhitungan unit cost.
Terus berikutnya itu dipake tarif
benchmark, dari Rumah Sakit
wahidin, ditambah 25 %. Semua
dirapatkan, jadi pertama didapat mie
hasilnya, dirapatkan diputuskan
kemudian di SK kan.
AY Waktu Itu IK sudah menyusunnya,
habis itu dimodifikasi. Trus, ternyata,
banyak tindakan, tindakan ta ,
selama berjalan pelayanan, ternyata
banyak tindakan-tindakan yang kita
tidak tahu tarifnya. Jadi itu tindakan-
tindakan yang dirawat inap. Terus
tindakan dikamar operasi kita minta
dari, masukan dari SMF-SMF
(satuan medis fungsional), dengan
membandingkan dirumah sakit-
rumah sakit
3
Jarak dan
kemudahan akses
(Place)
RS walau didepan dulu kita masih bisa
bersaing ya, tapi untuk jarak itu
tidak menjadi kendala
Jarak dan akses Rumah
Sakit Unhas yakni masih
bisa bersaing walaupun
dulu berada didepan, jarak
tidak menjadi kendala,
jalan sudah diperbaiki jadi
aksesibility tidak menjadi
masalah walaupun dulu
diporos lebih strategis,
dan jaraknya rumah sakit
menjadi kendala karena
Lokasi rumah sakit
cukup strategis, jarak
dan akses tidak
menjadi kendala
walaupun letaknya
jauh dari kota.
SA Saya pikir, dengan sudah adanya
jalan yang sudah diperbaiki,
aksesibility masuk kerumah sakit ini
sudah tidak ada masalah
RAH lumayan strategislah sehingga
memudahkan masyarakat untuk
mengaksesnya. Tapi mungkin yang
dulu sebenarnya lebih strategis
karena diporos jalan, tapi ndag
masalah ji
jauh dari kota.
SBN Jaraknya sebenarnya ini rumah sakit
jauh. Istilahnya jauh dari kota. jadi
itu kendala juga dan hanya satu jalur
saja dilalui. tidak ada alternative.
4
Jenis kegiatan
promosi (Promotion)
RS Membagikan brosur, kita punya akun
twitter, facebook juga, email ada, kita
punya website sendiri, promosi
keperusahaan-perusahaan untuk
menjalin kerjasama baik perusahaan
asuransi, jaminan sosial tenaga kerja
(jamsostek), asuransi-asuransi
swasta
Jenis kegiatan promosi
yang dilakukan
Membagikan brosur, kita
punya akun twitter,
facebook juga, email ada,
kita punya website sendiri,
promosi keperusahaan-
perusahaan untuk
menjalin kerjasama baik
perusahaan asuransi,
jaminan sosial tenaga
kerja (jamsostek),
asuransi-asuransi swasta,
konsultasi gratis, bagikan
brosur, CSR, promosi
Jenis kegiatan promosi
yakni membagikan
brosur, membuat akun
twitter, facebook juga,
email, website, promosi
keperusahaan swasta
dan asuransi, konsultasi
gratis, CSR, bikin
spanduk, CSR, melalui
media cetak dan media
masa, dan bikin
penawaran.
SBN Kemarin itu, sudah ada konsultasi
gratis, bagikan brosur, terus ada
CSR, kita juga promosi keperusahaan
asuransi
RAH Kalau promosi, selama ini ya, kayak
itu mi, kita bikin apa, kita gencar
kirimkan penawaran ke orang-orang,
ke asuransi-asuransi, melalui media
cetak surat kabar dan brosur,bikin
spanduk, melalui CSR, kita juga
menyurat ke asuransi-asuransi
keperusahaan asuransi,
mengirim penawaran-
penawaran ke orang-orang
ke asuransi, melalui media
cetak surat kabar dan
brosur, bikin spanduk,
CSR, juga menyurat ke
asuransi-asuransi.
SA Kita melalui media massa
5
Pengembangan
sumber daya
manusia (People)
RS Kita ikutkan pelatihan-pelatihan,
semua staf saya bukan tidak punya
latar belakang pemasaran. Jadi
mereka harus mulai belajar dengan
mengikuti pelatihan-pelatihan
pemasaran, pelatihan menjadi tim
pemasaran, lebih banyak ke
manajemen dan pemasaran.
kemudian workshop-workshop
tentang pemasaran
Pengembangan sumber
daya manusia dilakukakn
dengan mengkutkan
pelatihan-pelatihan
tentang pemasaran,
pelatihan menjadi tim
pemasaran, pelatihan
manajemen, workshop-
workshop pemasaran,
pelatihan survey pasar,
pelatihan managing
kompetitor, sesuai
bidangnya masing-
masing, baik dilingkungan
Cara mengembangkan
kemampuan SDM
dengan mengikutkan
kedalam pelatihan dan
workshop baik didalam
maupun luar rumah
sakit.
SBN Pelatihan yang berkaitan dengan
bidangnya masing-masing.
RAH Pelatihan yang berkaitan dengan
bidangnya masing-masing. Untuk
pemasaran yang tahun kemarin itu
saya ikut sama SBN itu pelatihan
tentang suvey pasar, trus ada juga
satu yang diikuti RS tentang tapi saya
lupa apa yang diikuti RS, pokoknya
tentang ada kayak kompetitor-
kompetitor, managing kompetitor
internal, eksternal, dalam
maupun luar negeri.
SA Semua bidang kita ikutkan pelatihan,
baik itu eksternal maupun internal,
kirim untuk ikut training, keluar
negeri, didalam negeri, didalam
rumah sakit, itu kita lakukan.
6
Proses pemberian
pelayanan (Proces)
RS Jadi kita sudah menyiapkan
admission, admission itu yang akan
mengarahkan apa kebutuhnnya, jadi
kalau dia butuh poli, maka akan
Untuk memudahkan
proses pemberian
pelayanan Rumah Sakit
Unhas menyiapkan
Untuk memudahkan
pasien rumah sakit
menyiapkan admission
, papan penunjuk arah.
diarahkan kepoli, ada petugas siap
mengantar.trus kalau mereka mau ke
UGD kita sudah siapkan tanda yang
menunjukan arah ke UGD. Untuk
SOP, Setiap bagian pelayanan disini
sudah ada SOPnya
admission, papan
penunjuk arah dan
flowchart namun belum
disosialisasikan
dilingkungan rumah sakit.
dan flowchart.
SBN Kita ada informasi center. Admission.
Jadi mereka tinggal mengkases itu
kan. Disitu akan diarahkan kemana,
apa yang diinginkan. Disitu
diarahkan, mereka harus kemana
terlebih dahulu. Kalau mau
menjenguk keluarga lantai berapa,
kalau mau rawat jalan harus kemana
dulu, dan di UGD juga ada admsiion
yang bisa mengarahkan. Untuk SOP
Semua disini sudah ada, tapi saya
ndag tau dari bagian-bagian itu,
mana yang sudah di sahkana atau
belum. Tapi mereka semua sudah
buat.Untuk pemasaran sendiri sudah
ada, sudah dibuat, tapi setahu saya
belum di sahkan
RAH Sekarang kan gedung baru mie,
kalau, apa, IRD, emergency
semuanya langsung kebawa, sudah
ada penunjuknya bahwa emergency,
Kalau rawat inap ke admisi disini,
kalau poli, ke admisinya
poli,mendaftar. Kalau SOP mungkin
ada mie sebagian, ada juga yang
sementaraa disusun, ada juga yang
mungkin belum
SA oh, alur. Kita buat alur semua bagian
ada, dia mau ke lantai berapa, dia
bisa ke admission dulu. SOP
sementara on going proses karena
kita menuju JCI, Joint Commision
International. Dimana SOP itu salah
satu hal yang harus dipenuhi
7
Penampilan fisik
(Physical Evidence)
RS Kalau kebersihan kita pihak
ketigakan,jadi ada orang yang kita
bayar.. Ada perusahaan yang kita
bayar, cleaning service itu pihak
ketiga. Kalau peralatan kita juga
punya tim untuk kalibrasi yang
memperhatikan hal-hal perawatan
alat, itu ada dibawah patient safety
Untuk kebersihan rumah
sakit mempihak
ketigakan, ada perusahaan
yang dibayar, ada cleaning
service, tenaga
outsourcing, lobbynya
lebih bagus dibandingkan
rumah sakit lain, untuk
peralatan ada tim
kalibrasi, tempat tidur
jelas lebih bagus, dan ada
peralatan canggih.
Untuk kebersihan,
rumah sakit memiliki
petugas cleaning
service, yang dipihak
ketigakan dengan
membayar perusahaan,
Untuk peralatan rumah
sakit memiliki tim
kalibrasi. Dan untuk
keadaan tempat tidur
masih bagus.
SA
Kelengkapan peralatan kan kita
belum, kebersihan yah, ada tenaga
cleaning service, outsourcing, Kalau
untuk keadaan temat tidur, itu
memank ada pelatihan khusus.ini ya,
perawat, karena itu kan lain
pembersihannya yah, tapi tetap ada
tenaganya, keadaan masih sangat
baik, bisa dilihat.
RAH Kebersihan bisa dilihat dari lobbynya
kita yang kalau kita bandingkan
dengan rumah sakit lain, kita lebih ok
lah
SBN
Kebersihan kita ada petugas
kebersihan, peratan canggih walau
semua belum tersedia, tempat tidur
jelas masih bagus
4. Variabel Implementasi Pemasaran
NO INFORMASI INFORMAN EMIK ETIK KONSTRUKSI
KONSEP
1
Program pemasaran
yang telah dan
belum dilaksanakan.
RS Kalau direncana kerjanya kita,
semuanya terlaksana, promosi
ke perusahaan, ke kantor-kantor,
pabrik Target program yang
belum mungkin yah itu survey
pasar yang benar.itu yang belum
kita lakukan
Program pemasaran yang
telah dilaksanakan adalah
promosi ke perusahaan,
ke kantor-kantor, pabrik,
kerjama dengan
asuransi, talk show, CSR,
konsultasi gratis, ee,
pameran, kerjasama
dengan perusahaan
maupun pihak asuransi.
Program yang belum
terlaksana adalah survey
pasar, survey pasar yang
benar, running tesk yang
ditampilkan di TV,
promosi lewat media
audio visual, radio dan
televisi.
Program pemasarna
yang telah dilakukan
promosi ke
perusahaan asuransi
ke kantor-kantor,
pabrik, CSR,
konsultasi gratis,
pameran, promosi
melalui media cetak,
talks show, dan CSR
Program pemasaran
yang belum
terlaksana survey
pasar, running tesk,
promosi lewat media
audio visual, radio
dan televisi.
SA Yang kerjama sama kita berapa
itu, sudah. berapa asuransi,
berapa perusahaan
SBN Yang sudah terlaksana itu talk
show, CSR, konsultasi gratis, ee,
pameran, kerjasama dengan
perusahaan maupun pihak
asuransi, yang belum terlaksana
running tesk yang ditampilkan di
TV itu
RAH Yang terlaksana itu promosi
melalui media cetak ,menjalin
kerjasama dengan pihak lain
kayak asuransi,kalau yang
belum itu promosi lewat media
audio visual, radio dan televisi
belum dilakukan
2 Proses pelaksanaan
program pemasaran
RS Ya kita punya tim pemasaran, itu
pendekatannya melalui media
massa, bagi-bagi brosur, kita
mengikuti kalau ada acara, ikut
acara dilinngkup Unhas
Proses pelaksanaan
program dilakukan oleh
tim pemasaran, setiap
program ada jadwalnya
dibuat triwulan, ada time
schedulnya pertriwulan,
juga menyusun dan
menjalankan sesuai SOP
Program pemasaran
dilakukan oleh tim
pemasaran setiap
triwulan dan sesuai
prosedur
pelaksanaan. RAH Prosesnya, setiap program ada
jadwal, kalau didata bisa
kelihatan rincian program
dibuat tiap triwulan saya tulis
SA Dari bidang kami sudah
membuat itu, sudah sangat
lengkap rinciannya dan
targetnya satu satu
SBN Cara pelaksanaannya kita ada
time schedulenya didalam itu
Triwulan pertama, kedua, ketiga.
Kita juga menyusun SOP dan
melaksanakannya sesuai SOP
tersebut
3
Penggungjawab
pelaksana program
pemasaran.
SA Kepala bidang pemasaran dan
kerjasama
Penanggungjawab
pelaksana program
pemasaran adalah kepala
bidang pemasaran dan
kerjasama dan staf itu
sendiri
Penanggungjawab
pelaksana program
adalah kepala bidang
pemasaran.
RAH Penaggungjawab pasti Kepala
bidang pemasaran dan
kerjasama dan seluruh unit kerja
yang terkait
SBN Bertanggungjawab, yah, staf itu
sendiri, kepala bidang biasanya
hanya sebatas supervise saja,
biasanya dia tanyakan apa yang
sudah dlikakukan, apa yang
akan dilakukan, apa kendalanya,
sifatnya seperti itu
SA Faktor pendukung kita punya
SDM yang handal, tenaga ahli
kita dari seluruh Makassar, dan
kita di buckup oleh fakultas
kedokteran Unhas, dan rektorat
RAH Faktor pendukung, kayak
fasilitas ta toh, alat-alat ta.
Kayak CT Scan itu Cuma ada
dua di Indonesia atau dimana .
saya lupa. Pokoknya wahidin
saja belum punya. Trus fasilitas
kayak gedung, mendukunglah.
Trus SDM banyak orang bilang
dibanding dengan rumah sakit
lain SDM kita itu dibandingkan
dengan rumah sakit lain yang
pada galak-galak, kalau kita
bedde ramah ki. Trus bangunan
itu beda kayak rumah sakit lain,
yang pas masuk kayak bukan
rumah sakit ki.
SBN Kita punya fasilitas dan SDM
5
Kendala-kendala
RS Fasilitas, dan SDM yang masih
terbatas
Kendala-kendala selama
pelaksanaan program
yakni fasilitas, SDM,
anggaran yang masih
terbatas.
Kendala pelaksanaan
program pemasaran
adalah terbatasnya
anggaran, fasilitas,
dan SDM
RAH Anggaran sama SDM
SBN
ada dua SDM sama anggaran,
coba ada temanmu yang bisa
mungkin kita bisa jalan
SA Fasilitas dan anggaran terbatas
Lampiran 8
MATRIKS KARAKTERISTIK INFORMAN
ANALISIS PROSES PENYUSUNAN DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN PEMASARAN DI RUMAH SAKIT
UNHAS TAHUN 2012
NO KODE JK UMUR ALAMAT JABATAN PENDIDIKAN
TERAKHIR
MASA
KERJA
1 SA L 45 Jl. Syarif Al Qadri
no.99
Direktur pelayanan
penunjang, sarana medik
dan kerjasama.
Spesialis anastesi 3 Tahun
2 RS P 47 Jl.Kijang 24 Kepala Bidang Pemasaran
dan Kerjasama S2 farmasi 3 tahun
3 SBN L 38 Perumnas
Panakukang
Staf Bidang Pemasaran
dan Kerjasama S1 Perikanan 3 Tahun
4 RAH P 23 Jl.Rappocini Raya Staf Bidang Pemasaran
dan Kerjasama
S1 Ekonomi
Manajemen
2 Tahun 5
bulan
5 HAH P 34 Jl. Kesatuan 30
BTP Perumnas
Kepala Sub Komite
Patient Safety dan
Penjaminan Mutu.
Magister of
public Health 2,5 tahun
6 IS P 39 Jl.Pontiku lr.1 no 3 Kepala bidang
perencanaan dan evaluasi S2 3 Tahun
7 IK L 28 Antang Kepala Instalasi Sisetem
Informasi dan Manajemen S2 3 Tahun
8 Ay P 31 Btn Hartako Indah Staf pelayanan medik dan
dokter umum poliklinik S1 Dokter Umum 3 Tahun
Sumber : Data primer, 2012
Lampiran 9
MATRIKS METODE TRIANGULASI DATA HASIL PENELITIAN
ANALISIS PROSES PENYUSUNAN DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN PEMASARAN DI RUMAH SAKIT
UNHAS TAHUN 2012
NO Variabel Wawancara Mendalam Observasi Data Sekunder
(Telaah Dokumen)
1 Riset Pasar -
2
Strategi Pemasaran
1. Segmentasi
2. Targeting
3. Positioning
- -
3 Bauran Pemasaran
Produk -
Price - -
Place -
Promotion -
People
Process
Physical Evidence -
4 Imlementasi Pemasaran -
Sumber : Data primer, 2012
Lampiran 10
MATRIKS OBSERVASI ANALISIS PROSES PENYUSUNAN DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN
PEMASARAN DI RUMAH SAKIT UNHAS TAHUN 2012
No Variabel Yang diobservasi Fokus Observasi Hasil Observasi
1 Produk Jenis pelayanan yang
disediakan
Berdasarkan hasil observasi dilapangan, diketahui
bahwa jenis pelayanan yang disediakan Rumah Sakit
Unhas yakni rawat inap, UGD, OK, apotik, Rawat jala
atau poli yang terdiri dari orthopedic dan traumalogi,
bedah, saraf dan eeg, onkologi, interna, mata, THT,
obgyn, anak, teradmil, riset center medicine
berpartice,fisioterapi, klinik nyeri, psikiatri dan gizi.
Kemudian pelayanan penunjang yakni laboratorium
yang terbagi atas tiga yakni laboratorium patologi
klinik, anatomi, dan mikrobiologi kecuali pelayanan gigi
dan mulut.
2 Place
Jarak dan kemudahan
akses mencapai lokasi
dan unit unit
didalamnya
Jarak dan lokasi Rumah Sakit Unhas cukup strategis.
Walaupun harus melewati beberapa rumah sakit. Namun
pada umumnya lokasi RS Unhas mudah dijangkau
kendaraan karena berada didepan jalan umum. Begitu
pula dengan jarak dan kemudahan akses untuk
menjangkau unit-unit pelayanan didalam rumah sakit.
Pada umumnya pasien tidak kesulitan untuk mencari
unit pelayanan yang akan dikunjungi. Sebab disetiap
lantai dan diluar rumah sudah ada papan penunjuk, serta
rumah sakit juga memiliki admission center yang selalu
siap mengarahkan pasien sesuai unit yang akan
dikunjungi.
3 Process
Admission yang memberikan
pelayanan dan papan
penunjuk arah
Berdasarkan hasil observasi dilapangan,
diketahui bahwa untuk memudahkan proses
pelayanan Rumah Sakit menyediakan admission
dan beberapa papan penunjuk arah. Admission
terdiri atas tiga yaitu admission di Informasi
center, admission di poli, dan admission UGD.
Selain itu rumah sakit juga menyediakan
beberapa papan penunjuk arah untuk
mempermudah pasien menemukan unit
pelayanan yang akan dituju.
4 Physical Evidence
Keadaan bangunan, dekorasi
lingkungan rumah sakit,
kebersihan lingkungan rumah
sakit, penampilan pegawai,
keadaan tempat tidur, serta
keadaan dan keberadaan alat-
alat canggih.
.
Hasil observasi peneliti terhadap penampilan
fisik rumah sakit umumnya sangat memuaskan.
Rumah Sakit Unhas menggunakan jasa cleaning
service. Cleaning service bertugas untuk
menjaga kebersihan seluruh bagian di Rumah
Sakit Unhas setiap waktu. Bangunan Rumah
Sakit Unhas di design layaknya hotel berbintang.
Begitu juga dengan dekorasinya, Rumah Sakit
Unhas sangat mengutamakan kenyamanan,
keindahan, dan kerapian. Terlihat dari lobby
rumah sakit yang dilengkapi dengan kursi sofa,
beberapa tanaman hidup, dan vas bunga, bahkan
terdapat piano didalamnya. Disetiap bagian
pelayanan baik apotik, poli, UGD, maupun ruang
perawatan dilengkapi dengan ruang tunggu yang
nyaman dan bersih. Penampilan staf sangat
professional ditunjang dengan cara
berpenampilan, cara jalan, cara melayani
konsumen, bahkan cara tersenyum. Penampilan
para staf juga ditunjang oleh seragam yang
berbeda antara staf pelayanan, dokter maupun
perawata. Keberadaan alat masih dalam keadaan
memuaskan, ditunjang dengan beberapa alat
canggih seperti diketahui Rumah Sakit Unhas
memiliki beberapa alat canggih seperti CT Scan
128 slise yang hanya dimiliki oleh di tiga rumah
sakit di Indonesia salah satunya Rumah Sakit
Unhas di Indonesia Timur dan alat floroskopi
untuk foto seluruh badan.
Sumber : Data primer, 2012
Lampiran 11
MATRIKS PENGUMPULAN DATA SEKUNDER (TELAAH DOKOUMEN)
ANALISIS PROSES PENYUSUNAN DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN PEMASARAN DI RUMAH SAKIT
UNHAS TAHUN 2012
No Data Sekunder Hasil Telaah Dokumen ( Data Sekunder ) Kesimpulan
Ada Tidak Ada
1 Riset Pasar
Berdasarkan hasil telaah dokumen
diketahui bahwa dokumen yang dibuat
oleh bagian Hospital Safety adalah
dokumen survey kepuasan pelanggan.
2
Strategi Pemasaran Berdasarkan hasil telaah dokumen
diketahui bahwa Rumah Sakit Unhas
belum melakukan segmentasi, targeting,
dan positioning. Akan tetapi dalam
rancangan SOP peneliti menemukan
bahwa rumah sakit telah merancang SOP
untuk melakukan kegiatan segmentasi
pasar
Segmentasi
Targeting
Positioning
3
Bauran Pemasaran Dari hasil telaah diketahui bahwa selain
jenis pelayanan (produk) yang
ditawarkan Rumah Sakit Unhas juga
memiliki beberapa program unggulan
seperti cacer center, trauma center,
opthalmologi, saraf and neurointervensi,
bayi tabung (FEA), dan diaknostik dini
dengan pemeriksaan
Produk
Biomolekuler
Promotion
Berdasarkan hasil telaah dokumen
diketahui kegiatan promosi yang sudah
pernah dilakukan meliputi pembuatan
brosur pelayanan, stiker, pembuatan slide
show interaktif dan automatik,
pembuatan eBook Flash, internet, dan
media cetak.
People
Berdasarkan hasil telaah dokumen
diketahui bahwa seluruh staf, dokter dan
perawat di Rumah Sakit Unhas sudah
pernah mengikuti pelatihan. Pelatihan
yang sudah diikuti bidang pemasaran,
antara lain pelatihan competitor
intelligence, pelatihan tentang strategi
marketing, survey pasar, manajemen, dan
service excellence. Pelatihan yang sudah
diikuti dokter yakni service excellent,
seminar dan workshop standar akreditasi
baru rumah sakit di indonesia, pelayanan
prima dan lain-lain. Dan pelatihan yang
sudah diikuti perawat yakni pelatihan
service excellent, pelatihan
pengembangan program patient safety,
pelatihan perawatan pasien kanker
dengan kemoterapi, pelatihan BTCLS,
dan lain-lain.
Process
Berdasarkan hasil telaah dokumen
diketahui bahwa setiap bagian di RS
Unhas sudah memiliki flowchart
pelayanan, namun belum
disosialisasikan. Begitu juga dengan
SOP, berdasarkan hasil telaah dokumen
diketahui bahwa bahwa beberapa bagian
di Rumah Sakit Unhas sedang dalam
tahap penyusunan, dan ada pula yang
sudah memiliki SOP namun belum
disahkan.
4 Implementasi
Pemasaran
Beradasarkan hasil telaah dokumen
diketahui program pemasaran yang telah
dilakukan yakni pembuatan profil RS
melalui internet dan eBokk Flash,
pembuatan profil informasi pelayanan
dan dokter melalui slide show intekatif
dan automatic, pembuatan brosur
pelayanan baik secara umum maupun
khusus, pembuatan SOP kerjasama baik
dengan pihak asuransi dan korporasi,
menyusun target kerjasama seperti
asuransi dan korporasi, merancang
kebutuhan kerjasama, pengembangan
kemitraan meliputi, peningkatan
kapasitas dan profesionalisme staff
pengelola humas. Sedangkan program
pemasaran yang belum terlaksana yakni
pembuatan profil RS unhas dalam bentuk
media cetak, menyusun kebutuhan
kerjasama meliputi balai pengobatan dan
sekolah tinggi kesehatan, program CRM
(customer relationship management) dan
survey pasar.
Sumber : Data primer, 2012
Lampiran 16
DOKUMENTASI HASIL PENELITIAN
ANALISIS PROSES PENYUSUNAN DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN
PEMASARAN RUMAH SAKIT UNHAS TAHUN 2012
a. Wawancara Penelitian
Wawancara dengan Informan Kunci
Kepala Bidang Pemasaran dan Kerjasama RS Unhas
Wawancara dengan Informan Biasa
Direktur pelayananan penunjang, sarana medik dan kerjasama
Wawancara dengan Informan Biasa
Staf Bidang Pemasaran Dan Kerjasama RS Unhas
Wawancara dengan Informan biasa
Kepala Sub Komite Patient Safety dan Penjaminan Mutu
b. Observasi Penelitian
Bangunan Rumah Sakit Unhas tampak depan.
Lobby Rumah Sakit Unhas
Bagian tengah lobby Rumah Sakit Unhas
Penampilan Staf Admission Rumah Sakit Unhas
Penampilan dokter dan perawat saat melayani pasien dan keluarga pasien
Apotik Rumah Sakit Unhas
Poliklinik Rumah Sakit Unhas
Ners Station dan ruang tunggu rawat inap
Alat CT Scan 128 slise dan fluoroscopy Rumah Sakit Unhas
Papan Penunjuk Arah ke poliklinik dan UGD
\
Lokasi dan Jarak RS Unhas dari Jalanan Umum
Clining Service sedang mengepel lantai dan membersihkan area sekitar tangga
RS Unhas
Keadaan Tempat Tidur RS Unhas
c. Pengumpulan Data Sekunder
Peneliti Mengumpulkan Data Pelatihan dan Kegiatan-Kegiatan terkait
dengan Pengembangan SDM RS Unhas
Peneliti melihat SOP dan Flowchart, serta mengambil data kegiatan promosi
Rumah Sakit Unhas
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Waode Nasrah Salmiah R, dilahirkan di Kota Bau-Bau,
Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara pada tanggal 26 Juli
1990. Anak ketiga dari 4 bersaudara ini lahir dari pasangan
Bapak Hj. La Ode Muhamad Rasyid A.Md dan Ibu Hj.
Kamsaria S.Pd. Ayah penulis bekerja sebagai Kepala Bidang
Ekonomi Sosial dan Budaya di kantor Bapeda Wakatobi,
sedangkan ibu penulis adalah seorang guru sekolah dasar di
Kota Bau-Bau. Setelah menyelesaikan pendidikan di TK Tunas Manuru tahun 1995-
1996, penulis melanjutkan Sekolah Dasar di SDN 4 Wameo pada tahun 1996-2002,
kemudian melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 4 Bau-Bau tahun 2002-2005, dan
menyelesaikan pendidikannya di sekolah menengah SMAN 1 Bau-Bau tahun 2008.
Penulis yang hobby menyanyi, membaca buku, dan berorganisasi ini kemudian
melanjutkan pendidikannya di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin jurusan Manajemen Rumah Sakit Kota Makassar pada tahun 2008.
Selama menjadi mahasiswa, selain mengikuti perkuliahan, penulis yang
berlamatkan di Jl. Perintis Kemerdekaan 7 ini juga aktif di berbagai organisasi
kemahasiswaan dan organisasi daerah, serta kegiatan eksternal kampus. Penulis
pernah menjadi pengurus Maperwa FKM Unhas, pengurus organisasi daerah
mahasiswa kota Bau-Bau (IMKB), steering comitte kongres IMKB, koordinator
kesekretariatan dan administrasi di Hospital Management Student Community
(HMSC), anggota Winslow English Club (WEC), dan merupakan anggota Studi
Vokalia RRI Kota Makassar. Penulis berharap setelah menyelesaikan pendidikan di
FKM Unhas, penulis dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang strata 2 (S2) dengan
mengambil jurusan Manajemen Administrasi Rumah Sakit atau Hukum Kesehatan.