Upload
indry31
View
370
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN
UNIT SIMPAN PINJAM ( USP )
( Studi Kasus Pada KUD se-Kabupaten Kendal )
Skripsi
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Universitas Negeri Semarang
oleh
ANES ASNANDAR
3351401087
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi
Semarang, Oktober 2006
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Sukardi Ikhsan M.si Drs. Subowo M.Si
NIP. NIP.
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 24 April 2007
Penguji Skripsi
Drs. Sukirman, MsiNIP.131967646
Anggota I Anggota II
Drs. Sukardi Ikhsan M.si Drs. Subowo M.Si NIP. 130515747 NIP.131404311
Mengetahui
Dekan
Drs. Agus Wahyudin, M.Si NIP.131658236
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip
atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 2006
Anes Asnandar
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Kesabaran dan berusaha akan menuai keberhasilan.
Musuh terbesar manusia adalah rasa malas dan rendah diri.
Jangan menyerah pada nasib
PERSEMBAHAN
Ayah, ibu dan adikku tercinta.... terima
kasih atas segala doa, dukungan dan
semangat untukku.
Teman kost dan kampus.
Orang yang selalu aku sayangi dan sabar
menemaniku
v
KATA PENGANTAR
Atas selesainya skripsi dengan judul “Analisis Tingkat Kesehatan Unit Simpan
Pinjam (Studi Kasus Pada Koperasi Unit Desa se Kabupaten Kendal tahun 2004 -
2005)”, penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah, serta kesabaran dalam penyusunan skripsi ini.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dari banyak
pihak. Untuk itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs.Agus Wahyudin , M.Si, Dekan FIS Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Sukirman, M.Si, Ketua Universitas Negeri Semarang
3. Drs. Sukardi Ikhsan, M.Si, dosen pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan selama pembuatan skripsi ini.
4. Drs. Subowo MSi, pembimbing II yang telah memberikan bimbingan selama
pembuatan skripsi ini.
5. Ayah dan Bundaku yang telah memberikan semangat moral maupun materiil.
6. Semua pihak terkait yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Rekan-rekan Ekonomi Akuntansi 2001.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Penulis
berharap semoga skripsi ini beranfaat bagi kita semua.
Semarang, 24 maret 2007
Penulis
vi
SARI
Asnandar Anes. 2007. “ANALISIS TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM (USP) (Studi Kasus Pada KUD se-Kabupaten Kendal Tahun 2004-2005) Skripsi. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Pembimbing : I. Drs.Sukardi Ikhsan, M.Si, II. Drs.Subowo, M.Si.
Kata kunci : Tingkat Kesehatan
Berdasarkan hasil observasi awal tingkat kesehatan pada USP (KUD) sampel di Kabupaten Kendal pada tahun 2003 berada pada rata-rata predikat cukup sehat. Dari 19 KUD hanya 16 KUD melakukan kegiatan USP. Namun pada tahun 2004 berkurang menjadi 13 USP yang masih melakukan kegiatan USP.
Pengukuran tingkat kesehatan sangat penting bagi USP. Oleh karena itu peneliti ingin mengkaji permasalahan dalam penelitian ini yaitu : Bagaimana tingkat kesehatan 5 komponen (Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen, Rentabilitas, dan Likuiditas) dan tingkat kesehatan secara keseluruhan jika ditinjau dari 5 komponen pada KUD (USP) di Kabupaten Kendal Tahun 2004-2005?
Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi status dan dilakukan bukan untuk menguji hipotesis seperti halnya penelitian pendidikan. Selain itu lingkupnya lebih tebatas dan ditunjukan dalam pernyataan kualitatif. Dengan demikian, penelitian evaluasi selalu menyatakan tolak ukur dengan tegas. Tolak ukur tersebut dituliskan segera setelah peneliti menuliskan butir-butir petanyaan agar setelah data tekumpul dapat segera disejajarkan dengan tolok ukur yang tersedia untuk dibandingkan
Komponen Permodalan, Likuiditas, Kualitas Aktiva Produktif, Komponen manajemen permodalan dan rentabilitas tingkat kesehatan berada dalam kategori sehat. Untuk Komponen manjemen pengelolaan dalam kategori cukup sehat. Sedangkan komponen manajemen dan Likuiditas berada dalam kategori kurang sehat, dan untuk komponen manajemen Rentabilitas berada dalam kategori cukup sehat. Jika dihitung secara keseluruhan komponen yang ada, maka secara rata-rata tingkat kesehatan KUD (USP) se kabupaten Kendal tahun 2004-2005 dinilai sehat.
Saran yang dapat diberikan untuk KUD (USP) diantaranya: (1) USP hendaknya dalam memberikan pinjaman selalu menetapkan agunan walaupun jumlah pinjaman yang diberikan kecil. (2). USP hendaknya perlu menambah prosentase cadangan kerugian karena cadangan kerugian belum mencukupi standar yang ditetapkan dalam rapat pengurus koperasi. (3). Untuk meningkatkan rentabilitas dengan menurunkan bunga pinjaman karena bunga yang ditawarkan USP terlalu tinggi. USP juga perlu mengefisienkan biaya operasional.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii
PENGESAHAN KELULUSAN................................................................... iii
PERNYATAAN ........................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................ v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
SARI ............................................................................................................. viii
DAFTAR ISI................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
I. 2 Rumusan Masalah ...................................................................... 5
I. 3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................... 6
I. 4 Sistematika Skripsi..................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ........................................................................... 12
A. Pengertian Koperasi.................................................................. 12
B. Asas, Landasan,Tujuan dan Prinsip Koperasi .......................... 13
C. Koperasi Unit Desa (KUD) ...................................................... 17
D. Unit Simpan Pinjam (USP) ...................................................... 18
viii
E. Penilaian Kesehatan Unit Simpan Pinjam (USP) ..................... 19
F. Aspek-aspek kesehatan USP ..................................................... 20
G. Kriteria kesehatan USP............................................................. 24
2.2 Kerangka Pemikiran ................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Populasi Penelitian ..................................................................... 35
3.2 Sampel Penelitian ....................................................................... 35
3.3 Variabel dan Sub Penelitian ....................................................... 36
3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 38
3.5 Metode Analisa Data .................................................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian.......................................................................... 48
1. Diskriptif Sampel Penelitian....................................................... 48
2. Deskriptif Variabel ..................................................................... 48
3. Hasil Penilaian............................................................................ 68
4.2 Pembahasan ................................................................................ 70
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan..................................................................................... 81
5. 2 Saran .......................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 83
LAMPIRAN.................................................................................................. 84
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Daftar nama KUD se Kabupaten Kendal................................................ 85
2. Instrumen Penelitian ............................................................................... 86
3. Lembar Angket Penilaian Aspek Manajemen ........................................ 89
3. Daftar penialaian 5 aspek penilaian tingkat kesehatan USP................... 92
4. Hasil Penilaian Aspek Permodalan ........................................................ 95
5. Hasil Penilaian Aspek Kualitas Aktiva Produktif................................... 97
6 Hasil Penilaian Aspek Manajemen ......................................................... 98
7. Rekap Hasil Angket Penilaian Aspek Manajemen ................................. 101
8. Hasil Penilaian Aspek Rentabilitas ......................................................... 104
9. Hasil Penilaian Aspek Likuiditas............................................................ 107
10. Neraca dan Laporan R/L Gabungan USP Sampel se-Kab. Kendal ....... 108
12. Surat-Surat ............................................................................................. 111
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Penilaian Tingkat kesehatan USP pada KUD se-Kab. Kendal
tahun 2003.......................................................................................... 3
Tabel 2. Sampel penelitian Unit Simpan Pinjam ............................................. 52
Tabel 3. Skor rasio modal sendiri terhadap total asset pada KUD sampel
se-Kab. Kendal................................................................................... 54
Tabel 4. Skor rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang
beresiko pada KUD sampel se-Kab. Kendal..................................... 55
Tabel 5. Skor rasio volume pada anggota terhadap total volume pinjaman
yang diberikan pada KUD sampel se-Kab. Kendal ........................... 56
Tabel 6. Skor rasio resiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang
diberikan pada KUD sampel se-Kab. Kendal .................................... 57
Tabel 7. Skor rasio cadangan resiko dengan pinjaman bermasalah pada KUD
sampel se-Kab. Kendal ...................................................................... 58
Tabel 8. Skor pada aspek manajemen permodalan pada KUD sampel se-Kab.
Kendal ............................................................................................... 59
Tabel 9. Skor pada aspek manajemen pada kualitas aktiva produktif pada
KUD sampel se-Kab. Kendal............................................................. 60
Tabel 10. Skor pada aspek manajemen pada pengelolaan pada KUD sampel
Se-Kab. Kendal ................................................................................ 61
Tabel 11. Skor pada aspek manajemen pada rentabilitas pada KUD sampel
se-Kab. Kendal................................................................................. 62
Tabel 12. Skor pada aspek manajemen likuiditas pada KUD sampel se-Kab.
Kendal .............................................................................................. 63
Tabel 13. Skor rasio SHU sebelum pajak terhadap pendapatan operasional
pada KUD sampel se-Kab. Kendal .................................................. 65
xi
Tabel 14. Skor rasio SHU sebelum pajak terhadap total asset pada KUD
sampel se-Kab. Kendal .................................................................... 66
Tabel 15. Skor rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional pada
KUD sampel se-Kab. Kendal........................................................... 67
Tabel 16. Skor rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima
(likuiditas) pada KUD sampel se-Kab. Kendal ................................ 68
Tabel 17. Tingkat kesehatan USP pada KUD sampel se-Kab. Kendal............ 69
xii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam
bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang nomor 25 Tahun 1992 tentang
pokok-pokok perkoperasian bahwa koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat
bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian naional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur
berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dengan kata lain koperasi sebagai salah satu badan usaha yang melakukan
kegiatan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai penggerak ekonomi
rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Dengan memperhatikan kedudukan
dan tujuan koperasi seperti tersebut diatas, maka peran koperasi sangatlah
penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta
dalam mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi yang mempunyai ciri-ciri
demokratis, kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan. Dalam kehidupan
ekonomi seperti itu koperasi seharusnya memiliki ruang gerak dan kesempatan
usaha yang luas yang menyangkut kepentingan kehidupan ekonomi rakyat.
Dalam kegiatannya koperasi mengelola berbagai bidang usaha bagi
anggotanya. Salah satu bidang usaha yang biasanya dikembangkan adalah Unit
Simpan Pinjam (USP). Hal ini sesuai dengan pasal 44 UU no 25 tahun 1992
1
2
tentang pokok-pokok perkoperasian yang menyatakan” Bahwa koperasi dapat
menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan Unit Simpan Pinjam
(USP) dari dan untuk anggota dan calon anggota koperasi yang bersangkutan
koperasi lain dan atau anggotanya”. Ketentuan-ketentuan tersebut menjadi dasar
bagi koperasi untuk melaksanakan Unit Simpan Pinjam (USP) baik sebagai salah
satu kegiatan koperasi.
Keberadaan KUD (USP) ini sangat membantu kehidupan masyarakat di
sekitarnya dengan bantuan pinjaman guna perluasan usahanya, menerima
simpanan dari masyarakat (USP), dan masih banyak lainnya. Unit Simpan
Pinjam (USP) sebagai lembaga keuangan yang bergerak disektor jasa keuangan
mempunyai kedudukan yang sangat vital dalam menunjang sektor riil yang
diusahakan oleh masyarakat koperasi. Bagi masyarakat dengan golongan
ekonomi lemah dan pengusaha kecil yang hanya mempuyai modal yang terbatas
unit ini sangat dibutuhkan dan dimanfaatkan oleh anggota koperasi dalam rangka
meningkatkan modal usaha maupun memenuhi kebutuhanya.
Masyarakat Indonesia sebagian besar adalah masyarakat golongan ekonomi
lemah dan pengusaha kecil yang hanya mempunyai modal berskala terbatas, pasti
akan menemui kendala di bagian modal yang dapat mengakibatkan mandegnya
usaha. Salah satu alternatif untuk mendapatkan tambahan permodalan adalah
dengan meminjam dari Koperasi Simpan Pinjam (KSP) atau Unit Simpan Pinjam
(USP). Dengan pinjaman tersebut diharapkan masyarakat akan terbantu dalam
menjaga kelangsungan usahanya.
3
Baik KSP maupun USP mendapat modal dari anggota dalam bentuk
simpanan. Semakin banyak simpanan anggota, semakin besar pula modal USP,
yang berarti pula besarnya pinjaman yang dapat dipinjam anggota juga makin
bertambah.
Sebagai badan perantara keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalm bentuk pinjaman, USP harus
menjaga kepercayaan yang diberikan masyarakat dalam mengelola dana mereka.
Perwujudan dari kesungguhan USP dalam mengelola dana masyarakat adalah
dengan menjaga kesehatan kinerjanya karena kesehatan kinerja sangat penting
bagi suatu lembaga usaha. Dengan mengetahui tingkat kesehatan usaha,
masyarakat (anggota) dapat dengan mudah menilai kinerja lembaga tersebut.
Oleh karena itu, Menteri Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah
mengeluarkan Surat Keputusan No.194/KEP/M/IX/1998 tanggal 25 September
1998 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan
Pinjam dan Unit Simpan Pinjam. Penilaian ini didasarkan pada 5 indikator
penilaian yaitu permodalan, Kualitas aktiva Produktif, Manajemen, Rentabilitas,
dan Likuiditas dengan batasan-batasan sesuai dengan surat keputusan tersebut
diatas.
Untuk menilai tingkat kesehatan USP diperlukan analisis beberapa aspek
sebagai tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang
menghubungkan data keuangan yang satu dengan data keuangan yang lain.
Batasa yang diberikan Dinas Koperasi adalah tentang seberapa besar atau
4
prosentase kinerja keuangan yang memenuhi persyaratan USP untuk dinyatakan
sehat, serta tidak merugikan anggota.
USP yang ada di Kabupaten Kendal merupakan salah satu unit usaha KUD
yang masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Hal ini terlihat adanya USP yang
berdiri meski dengan modal yang relatif kecil. Meskipun sangat dibutuhkan
masyarkat, akan tetapi USP tetap tidak lepas dari masalah, misalnya kemunduran
bagi USP tertentu. Berikut daftar USP pada tahun 2003.
Tabel 1
Daftar Unit Simpan Pinjam (USP) Pada KUD se- Kabupaten Kendal
tahun 2003-2004
Pembukuan
No Nama KUD
(USP) No Badan Hukum 2003 2004
1 Dewi Sri 6444d/BH/PAD/KWK.11/X/96 Pembukuan Pembukuan
2 Mina Jaya 9174b/BH/PAD/KWK.11/VIII/97 Pembukuan Pembukuan
3 Sri Sadono 5655d/BH/PAD/KWK.11/IV/96 Pembukuan Pembukuan
4 Dewi Shinta 8381b/BH/PAD/KWK.11/X/96 Pembukuan Pembukuan
5 Pelita 5484a/BH/PAD/KWK.11/IX/96 Pembukuan Pembukuan
6 Unggul 6447b/BH/PAD/KWK.11/IX/96 Pembukuan Pembukuan
7 Remaja 8751c/BH/PAD/KWK.11/XII/96 Pembukuan Tidak
8 Subur 8581c/BH/PAD/KWK.11/XII/96 Tidak Tidak
9 Jelita 8578b/BH/PAD/KWK.11/IX/96 Pembukuan Pembukuan
10 Rukun Tani 8981b/BH/PAD/KWK.11/X/96 Pembukuan Pembukuan
11 Makmur 8381b/BH/PAD/KWK.11/IX/96 Pembukuan Tidak
12 Agung 9448b/BH/PAD/KWK.11/IX/96 Modal kurang dari 15 juta
13 Dewi Ratih 6436a/BH/PAD/KWK.11/X/96 Pembukuan Pembukuan
14 Harapan 3933d/BH/PAD/KWK.11/IX/96 Pembukuan Tidak
15 Darma Tani 3852a/BH/PAD/KWK.11/X/96 Pembukuan Pembukuan
16 Intan 9114c/BH/PAD/KWK.11/XII/96 Pembukuan Pembukuan
17 Aneka Tani Jaya 9449b/BH/PAD/KWK.11/XI/96 Tidak Tidak
18 Karya Tani 8729b/BH/PAD/KWK.11/XII/96 Tidak Tidak
19 Karya Usaha 12923/BH/VI/XII/94 Modal kurang dari 15 juta
( Sumber data tahun 2003-2004)
5
Dari tabel di atas terlihat bahwa perkembangan USP di kabupaten kendal
kurang baik yaitu pada tahun 2003 ada 3 USP yang sudah tidak melakukan
pembukuan lagi, sedangkan pada tahun 2004 bertambah menjadi 6 USP yang
tidak melakukan pembukuan. Disamping itu masih ada 2 USP dengan modal
kurang dari ketentuan DepKop yaitu 15 juta.
Sebaiknya masyarakat mengetahui keadaaan USP ini. Dengan harapan
masyarakat mengetahui keadaan USP yang ada di kabupaten Kendal dan USP
sendiri dapat mengetahui dan menjaga kesehatannya. Karena jika USP tidak
menjaga kesehatanya dikhawatirkan USP pada kabupaten Kendal akan terus
mengalami penurunan yang pada akhirnya semua USP di Kabupaten Kendal
tidak melakukan pembukuan lagi. Untuk itu setiap USP perlu memperhatikan
standar kesehatan USP berdasarkan ketetapan dari DepKop.
Melihat keadaan tersebut, penulis ingin mengetahui bagaimana keadaan
USP yang lain pada tahun selanjutnya. Oleh karena itu penulis berminat untuk
melakukan penelitian tentang Tingkat Kesehatan USP di Kabupaten Kendal
dengan judul “ANALISIS TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM
(USP)” (STUDI KASUS PADA KUD SE - KABUPATEN KENDAL)
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas mengenai pentingnya penilaian
tingkat kesehatan Unit Simpan Pinjam (USP) dalam membantu meningkatkan
nilai tambah dan manfaat yang sebesar-besarnya bagi anggota, serta
6
mempertahankan kelangsungan hidup unit simpan pinjam yang bersangkutan.
Permasalahan yang akan diteliti dalam penulisan skripsi ini adalah :
a. Bagaimana tingkat kesehatan masing-masing komponen (Permodalan,
Kualitas Aktiva Produktif, Manjemen, Rentabilitas, dan Likuiditas) pada Unit
Simpan Pinjam (USP) KUD di Kabupaten Kendal Tahun 2004-2005?
b. Komponen mana yang mengalami penurunan ataupun kenaikan skor tingkat
kesehatan pada (USP) KUD se-Kabupaten Kendal Tahun 2004-2005 ?
I.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
A. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui tingkat kesehatan masing-masing komponen
(Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Manjemen, Rentabilitas, dan
Likuiditas) pada (USP) KUD di Kabupaten Kendal Tahun 2004-2005.
b. Untuk mengetahui komponen apa saja yang mengalami penurunan
ataupun kenaikan skor tingkat kesehatan pada (USP) KUD se-Kabupaten
Kendal Tahun 2004-2005.
B. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini , yaitu :
1. Bagi KUD
Hasil penelitian ini dapat bemanfaat sebagai saran dan pertimbangan bagi
pengurus dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan
pengelolaan koperasi khususnya di Unit Simpan Pinjam (USP).
7
2. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan akan dapat menambah pengetahuan atau
cakrawala berfikir dalam hal pengembangan wawasan di bidang ekonomi
dan perkoperasian serta sebagai ajang ilmiah untuk menerapkan berbagai
teori yang diperoleh dibangku kuliah dalam praktek di lapangan.
3. Bagi pembaca dan almamater
Semoga hasil pemelitian ini bermanfaat bagi pembaca dalam rangka
pemenuhan informasi dan referensi atau bahan kajian dalam menambah
khasanah ilmu pengetahuan khususnya perkoperasian dan simpan pinjam.
I.4. Sistematika Penulisan
Untuk menguraikan alur pikiran dalam penulisan hasil penelitian ini maka
secara garis besar skripsi ini dibagi dalam lima bab yang mencakup hal-hal yang
berhubungan dengan latar belakang masalah, landasan teori, metodelogi
penelitian, pembahasan, dan kesimpulan. Adapun sistematika dari penulisan ini
adalah:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusn
masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang telaah pustaka yang mendasari penelitian dan
mendukung langkah dalam analisis. Setelah itu dilanjutkan dengan
penelitian terdahulu dalam kerangka pikiran
8
BAB III : METODELOGI PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan segala hal mengenai metode penelitian yang
mencakup variabel penelitian dan definisi, jenis data, sumber data,
dan metode analisis.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Uraian tentang diskripsi objek penelitian serta analisis data dan
pembahasanya dilakukan dalam bab ini. Analisis dibagi dalam sub
bab yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan penelitian
sehingga memudahkan dalam melakukan pembahasan terhadap
hasilnya.
BAB V : PENUTUP
Bab terakhir dalam skripsi ini berisi tentang kesimpulan dan saran
yang berguna bagi KUD yang bersangkutan dalam menjalankan usaha
Unit Simpan Pinjam (USP).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan teori
A. Pengertian Koperasi
Pengertian koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 adalah badan
usaha yang beranggotakan seorang atau badan-badan hukum koperasi yang
merupakan tingkat susunan ekonomi sebagai usaha bersama atas azas
kekeluargaan.
Sedangkan menurut ICA yang dirumuskan di Manchester pada tanggal
23 September 1995, koperasi didefinisikan sebagai perkumpulan yang
otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi
kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial, dan budaya mereka yang sama
melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis.
Dengan kata lain definisi koperasi mengandung dua makna yakni
sebagai badan usaha yang mewadahi aktivitas-aktivitas usaha ekonomi
anggotanya dan sebagai semangat kebersamaan yang dilandasi paham
kekeluargaan untuk secara bersama-sama mengatasi masalah (persoalan
ekonomi).
Koperasi merupakan bagian yang menyeluruh dari perekonomian
nasional, baik sebagai badan usaha maupun sebagai gerakan ekonomi
rakyat, pembangunannya diarahkan untuk mengembangkan koperasi
menjadi makin maju, mandiri, dan berakar dalam masyarakat, serta menjadi
badan usaha yang sehat dan mampu berperan di semua bidang usaha
12
10
terutama dalam kehidupan ekonomi rakyat, dalam upaya mewujudkan
demokarasi ekonomi berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
Koperasi mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting dalam
perekonomian negara, fungsi dan peran koperasi menurut UU No. 25 tahun
1992 adalah :
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
2. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko guru.
4. Berusaha untuk menunjukan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas azas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
B. Koperasi Unit Desa (KUD)
Koperasi Unit Desa KUD menurut Inpres nomor 2 tahun 1978 adalah
suatu organisasi ekonomi yang berwatak sosial dan merupakan wadah bagi
pengembangan berbagai kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan yang
diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat pedesaan itu sendiri, serta
memberikan pelayanan bagi anggotanya dan masyarakat pedesaan (Depkop,
1992 :75).
Sedang Pengertian Koperasi Unit Desa (KUD) menurut Azis
(1994:30) adalah organisasi ekonomi yang merupakan tempat
pengembangan kegiatan ekonomi pedesaan yang diselenggarakan oleh dan
11
untuk masyarakat pedesaan, serta memberikan pelayanan bagi anggotanya
dan masyarakat pedesaan.
Dengan demikian pengertian Koperasi Unit Desa KUD adalah
organisasi ekonomi yang merupakan tempat pengembangan kegiatan
ekonomi masyarakat yang diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat
pedesaan, serta memberikan pelayanan bagi anggotanya dan masyarakat
pedesaan.
Meskipun sebagai suatu organisasi ekonomi KUD juga mencari laba,
tetapi lebih menitik beratkan pada usaha sosial yaitu untuk meningkatkan
kesejahteraan anggotanya dan masyarakat desa pada umumnya.
Dalam rangka memberikan pelayanan dalam kegiatan prekonomian
bagi masyarakat pedesaan, KUD memiliki dan melaksanakan fungsinya
sebagai berikut:
1. Perkreditan
2. Penyediaan dan penyaluran sarana-sarana produksi bagi barang
keperluan sehari-hari dan jasa-jasa lain.
3. Pengolahan dan pemasaran hasil produksi rakyat.
4. Kegiatan perekonomian lainnya.
(Sukamdiyo 1996:137).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa KUD merupakan koperasi
serba usaha yang memberikan pelayanan usaha dalam kegiatan
perekonomian terutama didaerah pedesaan seperti : perkreditan , penyediaan
jasa, sarana dan prasarana pertaniaan, produksi, konsumsi , perdagangan.,
Jasa lain seperti simpan pinjam
12
C. Unit Simpan Pinjam
Unit Simpan Pinjam adalah suatu unit usaha koperasi atau KUD yang
mempunyai fungsi dan tugas utama dalam melakukan kegiatan simpan
pinjam bagi anggotanya baik secara langsung dari koperasi tersebut ataupun
melalui kelompok-kelompok anggota (Depdagkop, 1992: 4)
Simpan Pinjam adalah salah satu jenis usaha yang dijalankan oleh
koperasi dengan melakukan penyimpanan dana kepada dan dari anggota
koperasi baik yang berupa tabungan ataupun kredit dengan tujuan untuk
menggalang dana dan menyalurkannya bagi peningkatan kesejahteraan
anggota (Toha, 2000 : 161).
Pengertian USP menurut Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1995
adalah salah satu unit kegiatan dari koperasi yang melayani jasa
penyimpangan dana dan pemberian pinjaman dana bagi anggotanya sebagai
bagian dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh koperasi tersebut.
Kegiatan utama dari USP adalah menghimpun dana dari anggota dan
menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit kepada anggotanya. Pada
USP di KUD ini terdapat 3 macam jenis kredit yang dapat diberikan antara
lain :
a. Kredit untuk produksi
b. Kredit untuk paceklik
c. Kredit untuk pedagang kecil pedesaan yang disebut Kredit Candak
Kulak (KCK).
13
D. Penilaian Kesehatan Unit Simpan Pinjam
Sesuai dengan diterbitkannya surat keputusan Menteri Koperasi,
Pengusaha Kecil Menengah No. 194/KEP/M/IX tanggal 25 September 1998
tentang petunjuk pelaksanaan penilaian kesehatan Koperasi simpan pinjam
dan Unit Simpan Pinjam. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu diatur
tentang ketentuan pelaksanaan penilaian tingkat kesehatan Unit Simpan
Pinjam.
Tingkat kesehatan merupakan hasil penilaian kuantitatif atas berbagai
aspek yang berpengaruh terhadap kondisi USP. Melalui penilaian aspek
permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas, dan
likuiditas. Dari aspek-aspek tersebut diatas diberikan bobot penilaian sesuai
dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan koperasi. Penilaian aspek
dilakukan menggunakan sistem nilai kredit atau reward system yang
dinyatakan dalam angka dengan nilai kredit nol (0) sampai dengan seratus
(100).
Ketentuan mengenai tingkat kesehatan unit simpan pinjam
dimaksudkan untuk dipergunakan sebagai :
a. Tolak ukur bagi manajemen USP untuk menilai apakah pengelolaan
USP telah dilakukan sejalan dengan kriteria USP yang sehat dan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku
b. Tolak ukur untuk memantapkan arah pembinaan dan pengembangan
USP baik secara individual maupun industri perbankan secara
keseluruhan.
14
E. Aspek-aspek Kesehatan USP
1. Permodalan
Modal Unit Simpan Pinjam berupa modal tetap dan modal tidak
tetap. Modal tetap dimaksudkan adalah meliputi modal yang disetorkan pada
awal pendiri, modal tambah dari koperasi yang bersangkutan, dan cadangan
yang disisihkan dari keuntungan koperasi. Modal tidak tetap dimaksudkan
adalah modal ini dapat berasal dari modal penyetaraan atau pinjaman pihak
ketiga, sepanjang hal tersebut dilakukan melalui koperasi yang
bersangkutan. Modal tidak tetap dapat diperoleh Unit Simpan Pinjam
melalui koperasinya sebagian simpanan yang berasal dari anggota, koperasi
lainnya dan atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya,
penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, dan sumber lain yang sah (PP
No. 9 tahun 1995).
Modal sendiri atau modal tetap yang disetor pada waktu
pembentukan USP disebut modal disetor. Jumlah modal disetor minimal
adalah Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) untuk USP koperasi
sekunder (Kep. Menkop. Pengusaha kecil dan menengah
No.351/Kep/M/XII/1998). Ketentuan ini akan ditinjau kembali sesuai
dengan perkembangan perekonomian dan kelayakan usaha.
2. Kualitas Aktiva Produktif
Aktiva produktif sering juga disebut earning asset atau aktiva yang
menghasilkan, karena penempatan dana tersebut untuk mencapai tingkat
15
penghasilan yang diharapkan. Aktiva produktif adalah kekayaan koperasi
yang mendatangkan penghasilan bagi koperasi yang bersangkutan.
Aktiva produktif yang diklasifikasikan adalah jumlah aktiva
produktif yang kolekbilitasnya tidak lancar. Oleh karena itu penanaman dana
dan kesigapan USP dalam menanggung kemungkinan timbulnya resiko
kerugian penanaman dana tersebut, mempunyai peranan penting dalam
menunjang usaha operasional USP.
Kualitas produktif dinilai atas dasar pengolongan kolektibilitas yang
terdiri atas lancar, kurang lancar, diragukan dan macet. Kemudian untuk
menutup kemungkinan resiko kerugian maka USP wajib membentuk
penyisihan penghapusan aktiva produktif. Besarnya penyisihan penghapusan
aktiva produktif yang harus dibentuk USP sekurang-kurangnya:
a. 0,5% dari aktiva produktif yang digolongkan lancar.
b. 10% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar setelah
dikurangi 75% dari nilai agunan yang dikuasai USP.
c. 50% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan setelah
dikurangi 75% dari nilai agunan yang dikuasai USP.
d. 100 % dari aktiva produktif yang digolongkan macet setelah dikurangi
75% dari nilai agunan yang dikuasai USP.
3. Manajemen
Pada dasarnya manajemen koperasi tidak jauh berbeda dengan
manajemen perusahaan industri manufaktur, perdagangan, dan perusahaan
16
non bank yang lain. Fungsi manajemen perusahaan berikut juga diterapkan
dalam manajemen koperasi, termasuk untuk unit simpan pinjamnya :
1. Menyusun rencana kerja jangka pendek dan panjang termasuk
menentukan sasaran usaha yang ingin dicapai pada masa yang akan
datang.
2. Menyusun struktur organisasi yang efektif dan efisien.
3. Mengawasi pelaksanaan kegiatan bisnis
Secara ringkas ketiga fungsi manajemen diatas disebut kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan (Planning, Organizing, and
controlling)
Pada manajemen Unit simpan pinjam, pengelolaan Unit Simpan
Pinjam harus dilakukan secara professional dengan prinsip pengelolaan yang
sehat dan prinsip kehati-hatian. Pengelolaan kegiatan USP dapat dilakukan
oleh pengurus atau pengelola, Pengelola diangkat oleh pengurus dan
bertanggung jawab kepada pengurus. Pengelola dapat perorangan atau badan
usaha, termasuk yang berbentuk badan usaha, termasuk badan hukum
dengan sistem kerja keterkaitan dalam kontrak kerja (pasal 8 PP no. 9 Tahun
1995).
Pengelola USP dilakukan secara terpisah dari unit usaha lainnya,
baik dalam hal pengelolaan keuangan maupun permodalan. Dasar
pertimbangan pemisahan kegiatan USP dari unit usaha ini membutuhkan
spesifikasi yang berbeda dengan kegiatan usaha yang lain baik dalam hal
perencanaan, pelaksanaan, penilaian, pengawasan, maupun administrasinya.
Hal ini dimaksudkan pula agar dana simpanan koperasi berjangka dan
17
tabungan koperasi yang dipercayakan oleh penyimpan untuk disimpan di
koperasi aman dan cukup tersedia bila sewaktu-waktu ditarik kembali oleh
penyimpan.
Komponen penilaian dalam manajemen ini terdiri dari 5 (lima) sub
komponen yakni : permodalan, aktiva, pengelolaan, rentabilitas, likuiditas.
4. Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara
laba dengan aktiva atau modal menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain
rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu (Riyanto, 1995:35). Dalam hal ini rentabilitas adalah
kemampuan koperasi untuk memperoleh sisa hasil usaha.
Cara untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan bermacam-macam
dan tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan di
perbandingkan satu dengan lainnya. Menurut Soediyono Reksopriyatno
(1992:123) penilaian kesehatan rentabilitas didasarkan pada posisi laba/rugi
menurut pembukuan, perkembangan laba/rugi dua tahun terakhir dan
laba/rugi
5. Likuditas
Masalah likuditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan
suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus
dipenuhi. Dalam hal ini adalah kemampuan koperasi untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek. Jumlah alat-alat pembayaran (alat-alat likuid)
yang dimiliki suatu perusahaan pada suatu saat tertentu merupakan kekuatan
membayar dari perusahaan yang berasangkutan.
18
Suatu perusahaan yang mempunyai “kekuatan membayar” belum
tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansiilnya yang segera harus
dipenuhi, atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu mempunyai
“kemampuan membayar” (zahlungsfahigkeit). Suatu perusahaan dikatakan
likuid apabila perusahaan tersebut mempunyai “kekuatan membayar”
sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban
finansiilnya yang segera harus dipenuhi, sebaliknya perusahaan yang tidak
mempunyai “kemampuan membayar” dikatakan mengalami likuid
(Riyanto,1995:25-26)
F. Kriteria Kesehatan USP
Kreteria Tingkat kesehatan USP dinilai dengan pendekatan kualitatif
atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembanagan
suatu unit simpan pinjam (USP). Pendekatan kualitatif diperlukan karena
masing-masing aspek penilaian tingkat kesehatan mengandung berbagai
komponen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi.
Pelaksanaan penilaian terhadap aspek-aspek tersebut dilakukan dengan
cara :
1. Mengkuantifikasikan beberapa komponen penting dari masing-masing
faktor tersebut.
2. Atas dasar kuantifikasi komponen-komponen penting tersebut dilakukan
penilaian lebih lanjut dengan memperhatikan aspek lain yang secara
materiil berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan masing-
masing aspek.
19
Dari aspek-aspek tersebut diatas diberikan bobot penilaian sesuai
dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan koperasi. Penilaian aspek
dilakukan menggunakan sistem nilai kredit atau reward system yang
dinyatakan dalam angka dengan nilai kredit nol (0) sampai dengan seratus
(100).
Tingkat kesehatan USP digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu
sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat. Penetapan predikat tingkat
kesehatan USP tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Penggolongan Tingkat kesehatan USP SKOR PREDIKAT
81 ≤ 100 66 ≤ 81 51 ≤ 66 0 ≤ 51
SEHAT CUKUP SEHAT KURANG SEHAT TIDAK SEHAT
Sumber: SK MenKopUK no 194/Kep/M/IX/1998
Adapun analisis tingkat kesehatan bank dilakukan dengan
penilaian pada :
1. Penilaian Permodalan
Dalam aspek permodal, komponen yang dinilai meliputi
perbandingan (rasio) modal sendiri terhadap asset dan rasio modal sendiri
terhadap pinjaman diberikan yang beresiko. modal sendiri meliputi: modal
disetor, modal tetap tambahan, cadangan sedangkan total asset meliputi :
kas/bank, tabungan, simpanan dan deposito, surat-surat berharga, piutang
anggota dan pihak lain, penyertaan pada koperasi, anggota dan pihak lain,
aktiva tetap. Pinjaman yang diberikan beresiko adalah pinjaman yang tidak
memiliki agunan atau memiliki agunan akan tetapi tidak cukup.
20
Untuk memperoleh rasio antara modal sendiri terhadap total asset ,
ditetapkan sebagai berikut:
Rasio permodalan 1:AssetTotalSendiriModal x100%
Adapun formulasi untuk menjadi kredit adalah sebagai berikut:
NK=1,0
1modalanperRasio +5 (maksimal 100)
Bobot untuk penilaian rasio ini maksimal adalah 10
Tabel 2.2 Penggolongan Tingkat kesehatan USP aspek permodalan 1 Kreteria Hasil skor Sehat Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat
≥ 8,1 6,6 < 8,1 5,1 < 6,6 0 < 5,1
Sumber: SK MenKopUK no 194/Kep/M/IX/1998
Untuk memperoleh rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang
beresiko, ditetapkan sebagai berikut :
Rasio Permodalan 2=BeresikoYangPinjaman
SendiriModal x100%
Adapun formulasi untuk menjadi kredit adalah sebagai berikut:
NK=1,0
2mod lanperRasio +1 (maksimal 100)
Bobot untuk penilaian rasio ini maksimal adalah 10
Tabel 2.3 Penggolongan Tingkat kesehatan USP aspek permodalan 2 Kreteria Hasil skor Sehat Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat
≥ 8,1 6,6 < 8,1 5,1 < 6,6 0 < 5,1
Sumber: SK MenKopUK no 194/Kep/M/IX/1998
21
2. Penilaian Kualitas Aktiva Produktif
Volume pinjaman pada anggota terdiri dari sisa pinjaman pada
anggota tahun lalu ditambah pinjaman kumulatif tahun buku yang
diberikan kepada anggota. Total volume pinjaman terdiri dari sisa
pinjaman tahun lalu ditambah pinjaman komulatif tahun buku penilaian
(baik kepada anggota maupun kepada non anggota ). Pinjaman yang
diberikan diperoleh dari total piutang dikurangi penghapusan piutang.
Resiko pinjaman bermasalah diperoleh dengan cara menjumlahkan dari
hasil perhitungna dibawah ini :
50% X pinjaman kurang lancar,
75% X pinjaman diragukan,
100% X pinjaman macet,
Untuk mengukur rasio antara volume pinjaman kepada anggota terhadap
total volume pinjaman diberikan , ditetapkan sebagai berikut:
Rasio KAP 1 =DiberikanYangPinjamanVolumeTotal
AnggotaPadaPinjamanVolume x100%
Adapun formulasi untuk menjadi kredit adalah sebagai berikut:
NK=1,0
rasio +5 (maksimal 100)
Bobot untuk penilaian rasio ini maksimal adalah 10
Tabel 2.4 Penggolongan Tingkat kesehatan USP aspek KAP 1 Kreteria Hasil skor Sehat Tidak sehat
≥ 60% < 60%
Sumber: SK MenKopUK no 194/Kep/M/IX/1998
Untuk memperoleh rasio antara resiko pinjaman bermasalah terhadap
pinjaman yang diberikan ,ditetapkan sebagai berikut:
22
Rasio KAP 2 =DiberikanYangPinjamanBermasalahPinjamansikoRe x100%
Adapun formulasi untuk menjadi kredit adalah sebagai berikut:
NK=1,0
%50 rasio− +2 (maksimal 100)
Bobot untuk penilaian rasio ini maksimal adalah 10
Tabel 2.5 Penggolongan Tingkat kesehatan USP aspek KAP 2 Kreteria Hasil skor Sehat Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat
≥ 8,1 6,6 < 8,1 5,1 < 6,6 0 < 5,1
Sumber: SK MenKopUK no 194/Kep/M/IX/1998
Rasio cadangan resiko terhadap resiko pinjaman bermasalah dihitung
dengan cara penilaian sebagai berikut :
Rasio KAP 3 =BermasalahPinjamanRisikoRisikoCadangan x 100%
Cadangan risiko = Cadangan yang disisihkan dari pendapatan + cadangan
dari SHU
Adapun formulasi untuk menjadi kredit adalah sebagai berikut:
NK=1,0
rasio +1 (maksimal 100)
Bobot untuk penilaian rasio ini maksimal adalah 10
Tabel 2.6 Penggolongan Tingkat kesehatan USP aspek KAP 3 Kreteria Hasil skor Sehat Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat
≥ 8,1 6,6 < 8,1 5,1 < 6,6 0 < 5,1
Sumber: SK MenKopUK no 194/Kep/M/IX/1998
23
3. Penilaian Manajemen
Penilaian manajemen meliputi beberapa sub komponen yaitu
permodalan, kualitas aktiva produktif, pengelolaan, rentabilitas dan
likuiditas. Perhitungan nilai kredit didasarkan kepada hasil penilaian atas
jawaban pertanyaan manajemen sebanyak 25 (dua puluh lima) yang sudah
di tetapkan dalam buku petunjuk teknik penilaian kesehatan koperasi
simpan pinjam dan unit simpan pinjam. Selanjutnya dilakukan kuantifikasi
dengan cara memberi nilai kredit sebesar 4 (empat) untuk 1 pertanyan
setiap aspek yang dinilai positif. Nilai kredit dikalikan bobot sebesar 25%
diperoleh skor manajemen.
Tabel 2.7 Penggolongan Tingkat kesehatan USP aspek manajemen Kreteria Hasil skor Sehat Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat
≥ 4,05 3,3 < 4,05 2,55 < 3,3 0 < 2,55
Sumber: SK MenKopUK no 194/Kep/M/IX/1998
4. Penilaian Rentabilitas
Penilaian kuantitas terhadap rentabilitas didasarkan pada 3 (tiga)
rasio yaitu rasio SHU sebelum pajak terhadap pendapatan operasional,
SHU sebelum dikenakan pajak tehadap total asset tersebut, dan rasio
beban operasional terhadap pendapatan operasional.
Pendapatan operasional meliputi :Pendapatan bunga yang diterima
dari : pemberian pinjaman, giro, tabungan, deposito, penanaman surat
berharga Pendapatan dari provisi dan komisi. Beban operasional meliputi
biaya bunga, biaya provisi dan komisi, biaya umum dan administrasi,
biaya organisasi
24
Cara perhitungan rasio SHU sebelum dikenakan pajak terhadap
pendapatan operasional, ditetapkan sebagai berikut :
Rasio Rentabilitas 1=lOperasionaPendapa
PajakSebelumSHUtan
x 100%
Adapun formulasi untuk menjadi kredit adalah sebagai berikut:
NK=1,0
1RentabilitasRasio +1 (maksimal 100)
Bobot untuk penilaian rasio ini maksimal adalah 10
Tabel 2.8 Penggolongan Tingkat kesehatan USP aspek rentabilitas 1 Kreteria Hasil skor Sehat Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat
≥ 4,05 3,3 < 4,05 2,55 < 3,3 0 < 2,55
Sumber: SK MenKopUK no 194/Kep/M/IX/1998
Perhitungan nilai rasio SHU sebelum dikenakan pajak terhadap total asset,
ditetapkan sebagai berikut :
ROA= AssetTotal
PajakSebelumSHU x 100%
Adapun formulasi untuk menjadi kredit adalah sebagai berikut:
NK=05,0ROARasio +10 (maksimal 100)
Bobot untuk penilaian rasio ini maksimal adalah 10
Tabel 2.9 Penggolongan Tingkat kesehatan USP aspek rentabilitas 2 Kreteria Hasil skor Sehat Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat
≥ 4,05 3,3 < 4,05 2,55 < 3,3 0 < 2,55
Sumber: SK MenKopUK no 194/Kep/M/IX/1998
25
Perhitungan nilai kredit dari rasio beban operasional terhadap pendapatan
operasional dalam periode satu tahun buku, ditetapkan sebagai berikut :
BOPO= lOperasionaPendapa
lOperasionaBebantan
x 100%
Adapun formulasi untuk menjadi kredit adalah sebagai berikut:
NK=05,0
100 rasioBOPO− + 10 (maksimal 100)
Bobot untuk penilaian rasio ini maksimal adalah 5
Tabel 2.10 Penggolongan Tingkat kesehatan USP aspek rentabilitas 2 Kreteria Hasil skor Sehat Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat
≥ 4,05 3,3 < 4,05 2,55 < 3,3 0 < 2,55
Sumber: SK MenKopUK no 194/Kep/M/IX/1998
5. Penilaian Likuiditas
Dana diterima USP meliputi: Modal tetap ( modal disetor, modal
tetap tambahan dan cadangan), Modal tidak tetap, Simpanan ( tabungan
koperasi dan simpanan berjangka) Cara perhitungan nilai kredit dari
likuiditas dilakukan sebagai berikut :
LDR= DiterimaDana
DiberikanPinjaman x 100%
Bobot untuk penilaian rasio ini maksimal adalah 10
Tabel 2.11 Penggolongan Tingkat kesehatan USP aspek likuiditas Kreteria Rasio Sehat Tidak sehat
< 90% ≥ 90%
Sumber: SK MenKopUK no 194/Kep/M/IX/1998
26
Ada beberapa syarat yang dikeluarkan oleh DepKop dalam menentukan
permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas
yang sehat adalah:
Tabel 2.12 Indikator Penilaian Tingkat kesehatan USP No Aspek yang
dinilai komponen skor predikat
1 Permodalan a. Rasio modal sendiri terhadap total asset
b. Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang beresiko
8,1-<10 6,6-<8,1 5,1-<6,6 0-<5,1
Sehat Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat
2 KAP a. Rasio volume pinjaman anggota terhadap total volume pinjaman diberikan
b. Rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman diberikan
c. Rasio cadangan resiko terhadap resiko pinjaman bermasalah
8,1-<10 6,6-<8,1 5,1-<6,6 0-<5,1
Sehat Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat
3 Manajemen a. permodalan b. aktiva c. pengelolaan d. rentabilitas e. likuiditas
4,05-<5 3,3-<4,05 2,55-<3,3 0-<2,55
Sehat Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat
4 Rentabilitas a. rasio SHU sebelum pajak terhadap pendapatan operasional
b. rasio SHU sebelum pajak terhadap total asset
c. rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional
4,05-<5 3,3-<4,05 2,55-<3,3 0-<2,55
Sehat Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat
5 Likuiditas Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima
10 0
Sehat Tidak sehat
Sumber: SK MenKopUK no 194/Kep/M/IX/1998
2. Kerangka Pemikiran
Kesehatan suatu USP merupakan kepentingan semua pihak yang
terkait baik pengelola (pengurus), anggota, maupun MenKop dan
pengusaha kecil menengah sebagai badan pengawas koperasi. Masyarakat
pengguna jasa USP biasanya lebih banyak melihat dari sisi seberapa besar
SHU yang diperoleh periode tertentu kemudian membandingkan dengan
27
periode sebelumnya tanpa memperhatikan tingkat kesehatan USP pada
saat itu. Untuk itu digunakan melindungi kepentingan anggotanya dari
kemungkinan terjadinya kerugian sebagai akibat kesalahan prediksi tingkat
kesehatan USP maka badan MenKop dan pengusaha kecil menengah
mengeluarkan surat keputusan tentang tata cara penilaian KSP/USP.
Dalam memudahkan menyusun tingkat kesehatan USP pada KUD
se-Kabupaten Kendal diperlukan suatu informasi seperti laporan keuangan
dalam bentuk Rapat Anggota Tahunan ( RAT ) yang terdiri dari
perhitungan laba / rugi USP, Neraca USP dan kebijakan manajement
dalam mengelola USP. Hal inilah yang menjadi untuk mengetahui dan
menganalisis keadaan kondisi USPnya.
Faktor yang dipergunakan dalam tingkat kesehatan USP tersebut
adalah meliputi faktor permodalan, kualitas aktiva produktif , manajemen,
rentabilitas, dan likuiditas. Penilaian tingkat kesehatan ini didasarkan pada
ketentuan perhitungan rasio atas berbagai aspek yang telah ditentukan oleh
surat keputusan dari MenKop dan pengusaha kecil menengah yang telah di
sempurnakan. Rasio yang telah diperoleh dari hasil penilaian faktor dan
komponen tersebut selanjutnya diberi nilai kredit 0 sampai 100. Nilai
kredit yang telah diperoleh dari hasil kualifikasi digunakan untuk
menentukan predikat kesehatan dari USP yakni meliputi sehat, cukup
sehat, kurang sehat, dan tidak sehat. Kerangka pikir di atas dapat
digambarkan sebagai berikutnya :
28
Gambar 1. Kerangka berfikir
Predikat Tingkat Kesehatan
KUD (Unit Simpan Pinjam) di Kabupaten Kendal
Kualitas aktiva produktif
Surat Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil
Menengah No. 194/KEP/M/IX/1998.
Permodalan
Tingkat Kesehatan USP
Menejemen Rentabilitas Likuiditas
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi status. Penelitian evaluasi
merupakan suatu proses yang dilakukan dalam rangka menentukan kebijakan
terlebih dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu
progam, serta mempertimbangkan proses serta teknik yang digunakan untuk
melakukan penilaian.
Penelitian evaluasi status dilakukan bukan untuk menguji hipotesis seperti
halnya penelitian pendidikan. Selain itu lingkupnya lebih tebatas dan ditunjukan
dalam pernyataan kualitatif. Dengan demikian, penelitian evaluasi selalu
menyatakan tolok ukur dengan tegas. Tolok ukur tersebut dituliskan segera
setelah peneliti menuliskan butir-butir petanyaan agar setelah data tekumpul dapat
segera disejajarkan dengan tolak ukur yang tersedia untuk dibandingkan.
Data yang dikumpulkan melalui penelitian evaluasi akan sangat membantu
para pengambil keputusan karena data tersebut dikumpulkan melalui prosedur
ilmiah sehingga dapat dikatakan handal (Arikunto, 1990: 307). Prosedur atau
metode ilmiah dalam penelitian ini meliputi :
3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1998:1150).
Sesuai dengan judul yang diambil maka yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh KUD Se-Kabupaten Kendal yang berjumlah 19
KUD.
29
30
3.2 Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling
yaitu pengambilan sampel yang berdasarkan pertimbangan subyektif
penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Sampel yang diambil
untuk penelitian ini adalah USP (KUD) se-Kabupaten Kendal selama tahun
2004-2005.Adapun kriteria sampel yang termasuk dalam kategori penelitian
ini adalah:
a. Telah berbadan hukum
b. Melakukan pembukuan minimal 2 tahun berturut-turut
c. Memiliki modal diatas 15 juta untuk koperasi primer dan 50 juta untuk
koperasi sekunder.
Berdasarkan kriteria diatas, maka jumlah sampel penelitian ini sebanyak
11 USP (KUD) se-Kabupaten Kendal.
3.3 Variabel Dan Sub variabel
Dalam rangka mencapai tujuan penelitian, maka digunakan variabel
penelitian. Variabel penelitian dimaksud disini adalah objek penelitian atau
apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto,1998:236). Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah tingkat kesehatan Unit
Simpan Pinjam tahun 2004. Sedangkan sub variabel dalam penelitian ini
adalah aspek-aspek dari penilaian tingkat kesehatan yang meliputi :
1. Permodalan
Pada dasarnya modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal
pinjam. Modal Unit Simpan Pinjam berupa modal tetap dan modal tidak
31
tetap. Modal tetap (modal tetap) dimaksudkan adalah meliputi modal yang
disetorkan pada awal pendiri, modal tambah dari koperasi yang
bersangkutan, dan cadangan yang disisihkan dari keuntungan koperasi.
Modal sendiri meliputi: modal disetor, modal tetap tambahan, cadangan.
Modal tidak tetap dapat diperoleh Unit Simpan Pinjam melalui
koperasinya sebagian simpanan yang berasal dari anggota, koperasi
lainnya dan atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya,
penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, dan sumber lain yang sah (PP
No. 9 tahun 1995). Dalam aspek permodal terdapat 2 rasio, indikator
penilaian komponen yang dinilai meliputi:
a. Rasio modal sendiri terhadap total asset
Rasio permodalan 1 =AssetTotalSendiriModal x100%
Rasio permodalan 1 dinyatakan sehat jika rasio yang diperoleh
minimum sebesar 16,2%.
b. Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang beresikoRasio
Permodalan 2 =BeresikoYangPinjaman
SendiriModal x100%
Rasio permodalan 2 dinyatakan sehat jika rasio yang diperoleh
minimum sebesar 81%.
2. Kualitas aktiva Produktif
Aktiva produktif adalah kekayaan koperasi yang mendatangkan
penghasilan bagi koperasi yang bersangkutan. Ada 4 (empat) macam
aktiva produktif (earning asset) yaitu kredit yang diberikan, surat-surat
32
berharga, penempatan dana pada lembaga / perusahaan lain, dan
penyertaan (Sinungan, 1993:1995). Keempat jenis aktiva tersebut diatas
mengandung risiko. Oleh karena itu pengamatan dan analisis tentang
bagaimana kualitas aktiva produktif harus dilakukan secara terus menerus.
Kemungkinan dikembalikannya kredit yang diberikan harus dipantau
melalui penilaian kolektabilitasnya, demikian juga terhadap jenis
penanaman aktiva produktif lainnya. Dalam penilaian terhadap kualitas
aktiva produktif pada USP digunakan 3 rasio, dengan indikator sebagai
berikut :
a. Rasio volume pinjaman kepada anggota terhadap total volume
pinjaman diberikan
Rasio KAP 1 =DiberikanYangPinjamanVolumeTotal
AnggotaPadaPinjamanVolume x100%
Rasio KAP 1 dinyatakan sehat jika rasio yang diperoleh minimum
sebesar 60%.
b. Rasio resiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan
Rasio KAP 2 =DiberikanYangPinjamanBermasalahPinjamansikoRe x100%
Rasio KAP 2 dinyatakan sehat jika rasio yang diperoleh minimum
sebesar 9,5%.
c. Rasio cadangan resiko terhadap resiko pinjaman bermasalah
Rasio KAP 3 =BermasalahPinjamanRisikoRisikoCadangan x 100%
33
Rasio KAP 3 dinyatakan sehat jika rasio yang diperoleh minimum
sebesar 81%.
3. Manajemen
Manajemen unit simpan pinjam terdiri dari 2 komponen manajemen
umum dan manajemen resiko. Manajemen umum terdiri dari strategi,
struktur, sistem dan kepemimpinan. Manajemen resiko terdiri dari resiko
likuiditas, resiko kredit dan resiko operasional yang terdiri atas resiko
hukum dan resiko pemilik / pengurus. Indikator pada penilaian manajemen
umum dan resiko sebagai berikut :
a. Manajemen umum dinyatakan sehat jika nilai positif peryataan yang
diperoleh minimum sebesar 13.
b. Manajemen resiko dinyatakan sehat jika nilai positif peryataan yang
diperoleh minimum sebesar 9.
4. Rentabilitas
Rentabilitas adalah kemampuan koperasi untuk memperoleh sisa
hasil usaha. Untuk menilai rentabilitas pada Unit Simpan Pinjam
digunakan 3 rasio dengan indikator sebagai berikut :
a. Rasio SHU sebelum dikenakan pajak terhadap pendapatan operasional
Rasio Rentabilitas 1=lOperasionaPendapa
PajakSebelumSHUtan
x 100%
Rasio Rentabilitas 1 dinyatakan sehat jika rasio yang diperoleh
minimum sebesar 4,05%.
b. Rasio SHU sebelum dikenakan pajak terhadap total asset
34
ROA= AssetTotal
PajakSebelumSHU x 100%
Rasio Rentabilitas 2 (ROA) dinyatakan sehat jika rasio yang diperoleh
minimum sebesar 8,1%.
c. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional
BOPO= lOperasionaPendapa
lOperasionaBebantan
x 100%
Rasio Rentabilitas 3 (BOPO) dinyatakan sehat jika rasio yang
diperoleh minimum sebesar 91,9%.
5. Likuiditas
Dalam hal ini adalah kemampuan koperasi untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek. Jumlah alat-alat pembayaran (alat-alat likuid)
yang dimiliki suatu perusahaan pada suatu saat tertentu merupakan
kekuatan membayar dari perusahaan yang berasangkutan. Pada penilaian
likuiditas USP digunakan rasio LDR, dengan indikator :
LDR= DiterimaDana
DiberikanPinjaman x 100%
Rasio likuiditas dinyatakan sehat jika rasio yang diperoleh maksimum
sebesar 90%.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam rangka memperoleh data yang diperlukan, maka metode
pengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
35
prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya ( Arikunto, 1998
:236)
Metode dokumentasi ini dengan cara mengumpulkan data laporan
keuangan dari tahun 2003-2005 KUD Se-Kabupaten Kendal yang
digunakan untuk mengetahui aspek permodalan, kualitas aktiva produktif,
rentabilitas dan likuiditas.
2. Metode kuesioner atau angket
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan secara tetulis guna
memperoleh informasi dari responden, dalam hal ini adalah pengurus
koperasi. Metode ini dipakai peneliti untuk mengetahui aspek manajemen
pada KUD Se-Kabupaten Kendal.
3. Metode wawancara Mendalam ( in depth interview)
Metode ini digunakan untuk melengkapi data yang telah ada,
dimana metode wawancara dilakukan guna mendapat data yang memiliki
kedalaman dan dapat dilakukan berkali-kali sesuai dengan keperluan
peneliti tentang kejelasan masalah yang dijelajahi (Milles dalam H.B
Sutopo,1988:24). Masalah disini yang akan dibahas adalah faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap kesehatan koperasi Unit Simpan Pinjam.
3.5 Metode Analisis Data
Penelitian evaluasi bertujuan untuk menilai sejauh mana variabel yang
diteliti telah sesuai dengan tolak ukur yang sudah ditentukan. Dengan
demikian , peneliti melakukan pengukuran dan penilaian. Pengukuran
merupakan pekerjaan yang berkaitan dengan angka dan bersifat kuantitatif,
sedangkan penilaian merupakan pekerjaan yang bersifat kualitatif. Teknik
36
analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah Teknik Deskriptif Yang
Bersifat Eksploratif (kuantitatif dan kualitatif )
a. Analisis deskriptif
Penelitian ini yang bersifat eksploratif bertujuan untuk mengambarkan
keadaan atau status fenomena (Arikunto,1997:245). Dalam hal ini peneliti
mengukur kondisi variabel yang diukur dibandingkan dengan kondisi yang
diharapkan dan ukuranya adalah persentase. Analisis data yang mengunakan
teknik disriptif kualitatif memanfatkan persentase hanya merupakan langkah
awal saja dari keseluruhan proses analisis (Arikunto,1990:352). Persentase
yang dinyatakan dalam bilangan merupakan ukuran yang bersifat kuantitatif.
b. Analisis kuantitatif
Analisis ini digunakan untuk menilai berbagai aspek dan komponen
berdasarkan laporan keuangan dengan cara menghitung 9 komponen pada 4
aspek dari bentuk rasio sampai menjadi skor sebagai berikut :
1. Penilaian Permodalan
a. Untuk memperoleh rasio antara modal sendiri terhadap total asset ,
ditetapkan sebagai berikut:
Rasio permodalan 1 =AssetTotalSendiriModal x100%
hasil rasio tersebut ditetapkan sebagai berikut:
Untuk rasio permodalan lebih kecil atau sama dengan 0, diberikan
nilai kredit 0.
Untuk setiap kenaikan rasio modal 1% mulai dari 0%,nilai kredit
ditambah 5 dengan maksimum nilai 100.
37
NK=1,0
1mod alanperrasio +5 (maksimal 100)
Skor = Nk X bobot
Tabel 3.1 Perhitungan Nilai Kredit dan Skor Aspek Permodalan 1 Rasio Permodalan 1
(%) Nilai kredit
(NK) Bobot (%)
Skor (NK X Bobot)
0 0 10 0 5 25 10 2.5
10 50 10 5 15 75 10 7.5 20 100 10 10
Sumber: SK MenKopUK no 194/Kep/M/IX/1998
b. Untuk memperoleh rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan
yang beresiko, ditetapkan sebagai berikut :
Rasio Permodalan 2 =BeresikoYangPinjaman
SendiriModal x100%
Hasil rasio tersebut ditetapkan sebagai berikut :
Untuk rasio permodalan lebih kecil atau sama dengan 0, diberikan
nilai kredit 0.
Untuk setiap kenaikan rasio modal 1% mulai dari 0%,nilai kredit
ditambah 1 dengan maksimum nilai 100.
Nilai kredit dikalikan bobot sebesar 10% diperoleh skor permodalan.
NK=1,0
2mod alanperrasio +1 (maksimal 100)
Skor = Nk X bobot
38
Tabel 3.2 Perhitungan Nilai Kredit dan Skor Aspek Permodalan 2 Rasio Permodalan 2
(%) nilai
kredit Bobot (%)
Skor ( NK X Bobot)
0 0 10 0 10 10 10 1 20 20 10 2 30 30 10 3 40 40 10 4 50 50 10 5 60 60 10 6 70 70 10 7 80 80 10 8 90 90 10 9
100 100 10 10 Sumber: SK MenKopUK no 194/Kep/M/IX/1998
2. Penilaian Kualitas Aktiva Produktif
a. Untuk mengukur rasio antara volume pinjaman kepada anggota
terhadap total volume pinjaman diberikan , ditetapkan sebagai
berikut:
Rasio KAP 1 =DiberikanYangPinjamanVolumeTotal
AnggotaPadaPinjamanVolume x100%
Hasil rasio tersebut ditetapkan sebagai berikut:
Untuk rasio sama dengan atau lebih besar 60% diberikan nilai kredit
100.
Untuk rasio lebih kecil 60% diberikan nilai kredit 0.
Nilai kredit dikalikan 10% diperoleh skor
NK=1,0
1KAPRasio+5 (maksimal 100)
Skor = Nk X bobot
Tabel 3.3 Perhitungan Nilai Kredit dan Skor Aspek Kualitas Aktiva Produktif 1
Rasio KAP 1 (%) Nilai Kredit Bobot (%) Skor (NK X Bobot) ≥ 60 100 10 10 < 60 0 10 0
Sumber: SK MenKopUK no 194/Kep/M/IX/1998
39
b. Untuk memperoleh rasio antara resiko pinjaman bermasalah terhadap
pinjaman yang diberikan ,ditetapkan sebagai berikut:
Rasio KAP 2 =DiberikanYangPinjamanBermasalahPinjamansikoRe x100%
Hasil rasio tersebut ditetapkan sebagai berikut:
Untuk rasio 50% atau lebih diberikan nilai kredit 0.
Untuk penurunan rasio 1% nilai kredit ditambah 2 dengan
maksimum nilai 100.
Nilai kredit dikalikan dengan bobot 10% diperoleh skor.
NK=1,0
2%50 KAPrasio− +2 (maksimal 100)
Skor = Nk X bobot
Tabel 3.4 Perhitungan Nilai Kredit dan Skor Aspek Kualitas Aktiva Produktif 2
Rasio KAP 2 (%) nilai kredit
Bobot (%)
Skor (NK X Bobot)
> 50 0 10 0 45 10 10 1 40 20 10 2 35 30 10 3 30 40 10 4 25 50 10 5 20 60 10 6 15 70 10 7 10 80 10 8 5 90 10 9 0 100 10 10
Sumber: SK MenKopUK no 194/Kep/M/IX/1998
c. Rasio cadangan resiko terhadap resiko pinjaman bermasalah dihitung
dengan cara penilaian sebagai berikut :
Rasio KAP 3 =BermasalahPinjamanRisikoRisikoCadangan x 100%
Hasil rasio tersebut ditetapkan sebagai berikut :
40
Untuk rasio 0% (tidak mempunyai cadangan penghapusan) diberi
nilai 0.
Untuk setiap kenaikan 1% mulai dari 0%, maka nilai kredit tersebut
ditambah 1 sampai dengan maksimum 100.
Nilai dikalikan bobot sebesar 10% diperoleh skor.
NK=1,0
3KAPRasio +1 (maksimal 100)
Skor = Nk X bobot
Tabel 3.5 Perhitungan Nilai Kredit dan Skor Aspek Kualitas Aktiva Produktif 3
Rasio KAP 3 (%)
nilai kredit (NK)
Bobot (%)
Skor (NK X Bobot)
0 0 10 0 10 10 10 1 20 20 10 2 30 30 10 3 40 40 10 4 50 50 10 5 60 60 10 6 70 70 10 7 80 80 10 8 90 90 10 9
100 100 10 10 Sumber: SK MenKopUK no 194/Kep/M/IX/1998
3. Aspek Manajemen
a. Manajemen Umum terdiri dari strategi, struktur, sistem dan
kepemimpinan. Berikut daftar bobot penilaian :
Tabel 3.6 Perhitungan Nilai Kredit dan Skor Aspek manjemen umum Pernyataan Positif nilai kredit Bobot (%) Skor (NK X Bobot)
1 4 25 1 3 12 25 3 6 24 25 6 9 36 25 9
12 48 25 12 15 60 25 15
Sumber: SK MenKopUK no 194/Kep/M/IX/1998
41
b. Manajemen resiko meliputi resiko likuiditas, resiko kredit, resiko
operasional yang terdiri atas resiko hukum dan resiko pemilik.
Berikut daftar bobot penilaian :
Tabel 3.7 Perhitungan Nilai Kredit dan Skor Aspek manjemen resiko Pernyataan Positif nilai kredit Bobot (%) Skor (NK X Bobot)
1 4 25 1 2 8 25 2 4 16 25 4 6 24 25 6 8 32 25 8
10 40 25 10 Sumber: SK MenKopUK no 194/Kep/M/IX/1998
4. Penilaian Rentabilitas
Penilaian kuantitas terhadap rentabilitas didasarkan pada 3 (tiga)
rasio yaitu rasio SHU sebelum pajak terhadap pendapatan operasional,
SHU sebelum dikenakan pajak tehadap total asset tersebut, dan rasio
beban operasional terhadap pendapatan operasional.
a. Cara perhitungan rasio SHU sebelum dikenakan pajak terhadap
pendapatan operasional, ditetapkan sebagai berikut :
Rasio Rentabilitas 1=lOperasionaPendapa
PajakSebelumSHUtan
x 100%
Hasil rasio tersebut ditetapkan sebagai berikut :
Untuk rasio 0% atau negatif diberi nilai kredit 0.
Untuk setiap kenaikan rasio 1% mulai dari 0% nilai kredit ditambah
20 dengan maksimum 100.
Nilai kredit dikalikan dengan bobot sebesar 5% diperoleh skor.
NK=1,0
1sRntabilitaRasio +1 (maksimal 100)
Skor = Nk X bobot
42
Tabel 3.8 Perhitungan Nilai Kredit dan Skor Aspek Rentabilitas 1 Rasio Rentabilitas1
(%) nilai kredit Bobot (%)
Skor (NK X Bobot)
0 0 5 0 1 20 5 1 2 40 5 2 3 60 5 3 4 80 5 4 5 100 5 5
Sumber: SK MenKopUK no 194/Kep/M/IX/1998
b. Perhitungan nilai rasio SHU sebelum dikenakan pajak terhadap total
asset, ditetapkan sebagai berikut :
ROA= AssetTotal
PajakSebelumSHU x 100%
Hasil rasio tersebut ditetapkan sebagai berikut :
Untuk rasio 0% atau negatif diberi nilai kredit 0.
Untuk setiap kenaikan rasio 1% mulai dari 0% nilai kredit ditambah
10 dengan maksimum 100.
Nilai kredit dikalikan dengan bobot sebesar 5% diperoleh skor.
NK=05,0ROARasio +10 (maksimal 100)
Skor = Nk X bobot
Tabel 3.9 Perhitungan Nilai Kredit dan Skor Aspek Rentabilitas 2 Rasio Rentabilitas 2
(%) nilai kredit Bobot (%) Skor
(NK X Bobot) 0 0 5 0 1 10 5 0.5 2 20 5 1 3 30 5 1.5 4 40 5 2 5 50 5 2.5 6 60 5 3 7 70 5 3.5 8 80 5 4 9 90 5 4.5
10 100 5 5 Sumber: SK MenKopUK no 194/Kep/M/IX/1998
43
c. Perhitungan nilai kredit dari rasio beban operasional terhadap
pendapatan operasional dalam periode satu tahun buku, ditetapkan
sebagai berikut :
BOPO= lOperasionaPendapa
lOperasionaBebantan
x 100%
Hasil rasio tersebut ditetapkan sebagai beikut :
Untuk rasio100% atau lebih diberi nilai kredit 0.
Untuk setiap penurunan rasio 1% mulai dari 100% nilai kredit
ditambah 10 dengan maksimum 100.
Nilai kredit dikalikan dengan bobot sebesar 5% diperoleh skor.
NK=05,0
100 RasioBOPO− + 10 (maksimal 100)
Skor = Nk X bobot
Tabel 3.10 Perhitungan Nilai Kredit dan Skor Aspek Rentabilitas 3 Rasio Rentabilitas 3
(%) nilai
kredit bobot(%)Skor ( NK X
Bobot) 100 0 5 0 99 10 5 0.5 98 20 5 1 97 30 5 1.5 96 40 5 2 95 50 5 2.5 94 60 5 3 93 70 5 3.5 92 80 5 4 91 90 5 4.5 90 100 5 5
Sumber: SK MenKopUK no 194/Kep/M/IX/1998
5. Penilaian Likuiditas
Cara perhitungan nilai kredit dari likuiditas dilakukan sebagai
berikut :
44
LDR= DiterimaDana
DiberikanPinjaman x 100%
Hasil rasio tersebut ditetapkan sebagai berikut :
Untuk rasio 90% atau lebih, diberi nilai kredit 0.
Untuk rasio dibawah 90% diberi nilai kredit 100.
Nilai kredit dikalikan bobot 10% diperoleh skor likuiditas.
Tabel 3.11 Perhitungan Nilai Kredit dan Skor Aspek Likuiditas Rasio Likuiditas
(%) Nilai
Kredit bobot(%)Skor
(NK X Bobot) ≥ 90 0 10 0 < 90 100 10 10
Sumber: SK MenKopUK no 194/Kep/M/IX/1998
Selain penilaian terhadap 5 aspek masih perlu dilakukan penilaian yang
dikuantitatifkan. Hal ini perlu dilakukan agar penilaian menjadi sempurna,
penilaian ini diantaranya:
1. Koreksi Penilaian
Faktor-faktor yang dapat menurunkan satu tingkat kesehatan KSP dan
USP antara lain :
a. Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan intern maupun ekstern
b. Salah pembukuan atau tertunda pembukuan
c. Pemberian pinjaman yang tidak sesuai dengan prosedur
d. Tidak menyampaikan laporan tahunan atau laporan berkala 3 kali
berturut-turut
e. Mempunyai volume pinjaman diatas Rp 1.000.000.000,- (satu milyar)
tetapi tidak diaudit oleh akuntan publik
45
f. Manajer USP belum diberikan wewenang penuh untuk mengelola
usaha
2. Kesalahan Fatal
Faktor-faktor yang dapat menurunkan tingkat kesehatan KSP atau USP
langsung menjadi tidak sehat, antara lain :
a. Adanya perselisih intern yang diperkirakan akan menimbulkan
kesulitan dalam koperasi yang bersangkutan
b. Adanya campur tangan pihak di luar koperasi atau kerjasama yang
tidak wajar sehingga prinsip koperasi tidak dilaksanakan dengan baik
c. Rekayasa pembukuan atau window dressing dalam pembukuan
sehingga mengakibatkan penilaian yang keliru terhadap koperasi
d. Melakukan kegiatan usaha koperasi tanpa membukukan dalam
koperasi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Deskriptif sampel penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kabupaten Kendal terdapat
19 KUD. Dari 19 KUD terdapat 13 KUD yang masih melakukan kegiatan
Unit Simpan Pinjam (USP) namun dari 13 USP tersebut hanya 11 USP yang
masuk dalam kriteria sempel penelitian ( telah berbadan hukum, telah
beroperasi dan melakukan pembukuan selama 2 tahun berturut-turut,
memiliki modal sendiri lebih dari 15 juta). Sampel tersebut sebagai berikut :
Tabel 2. Sampel penelitian Unit Simpan Pinjam
No Nama Koperasi No Badan Hukum Alamat 1 Dewi Sri 6444d/BH/PAD/KWK.11/X/96 Kel. Pegulon 2 Mina Jaya 9174b/BH/PAD/KWK.11/VIII/97 Kel. Bandengan 3 Sri Sadono 5655d/BH/PAD/KWK.11/IV/96 Kebonharjo 4 Dewi Shinta 8381b/BH/PAD/KWK.11/X/96 Kec. Cepiring 5 Pelita 5484a/BH/PAD/KWK.11/IX/96 Ds. Tegorejo 6 Unggul 6447b/BH/PAD/KWK.11/IX/96 Gemuh 7 Jelita 8578b/BH/PAD/KWK.11/IX/96 Rowosari 8 Rukun Tani 8981b/BH/PAD/KWK.11/X/96 Ds. Pucakwangi 9 Dewi Ratih 6436a/BH/PAD/KWK.11/X/96 Ds. Tosari
10 Darma Tani 3852a/BH/PAD/KWK.11/X/96 Boja 11 Intan 9114c/BH/PAD/KWK.11/XII/96 Melati Harjo
Sumber data : Kantor Pelayanan Koperasi dan UK Kab. Kendal
2. Deskriptif Variabel
Pada hasil penilaian tingkat kesehatan dibagi dalam sub variabel dan
variabel. Pada sub variabel penelitian terdapat lima komponen, dalam
komponen tersebut dinyatakan secara kuantitatif yaitu dengan skor 1 sampai
dengan 10, komponen itu diantaranya yaitu permodalan (Permodalan sendiri
51
52
terhadap total asset dan Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang
beresiko), kualitas aktiva produktif (volume pinjaman diberikan kepada
anggota terhadap total volume pinjaman yang diberikan, Resiko pinjaman
bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan, Cadangan resiko dengan
pinjaman bermasalah), manajemen (aspek manajemen permodalan, aspek
manajemen KAP, aspek manajemen umum, aspek manajemen rentabilitas,
aspek manajemen likuiditas), rentabilitas (rasio SHU sebelum pajak terhadap
pendapatan operasional, rasio SHU sebelum pajak terhadap total asset, rasio
beban operasional terhadap pendapatan operasional), dan likuiditas.
Sedangkan variabel penelitiannya adalah tingkat kesehatan USP se-kabupaten
kendal.
2.1 Permodalan
Permodalan USP berasal dari modal sendiri atau modal tetap USP
terdiri dari modal disetor pada awal pendirian, simpanan wajib khusus dan
cadangan, baik cadangan umum maupun cadangan untuk tujuan resiko.
Penilaian permodalan dilakukan dengan dua rasio yaitu pertama rasio
antara modal sendiri terhadap total asset, kedua rasio modal sendiri terhadap
pinjaman diberikan yang beresiko.
a. Skor rasio permodalan sendiri terhadap total asset
skor rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri
dalam pembiayaan total asset. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada
KUD sampel di Kabupaten Kendal diperoleh skor rasio permodalan sendiri
terhadap total asset seperti tampak pada tabel berikut :
53
Tabel 3 Skor rasio modal sendiri terhadap total asset pada KUD sampel se Kab.
Kendal
2004 2005 rata-rata USP skor predikat skor predikat skor predikat
Dewi Ratih 10 sehat 10 sehat 10 sehat Dewi Shinta 10 sehat 10 sehat 10 sehat
Intan 10 sehat 10 sehat 10 sehat Mina Jaya 10 sehat 10 sehat 10 sehat
Pelita 10 sehat 10 sehat 10 sehat Rukun Tani 10 sehat 10 sehat 10 sehat
Jelita 10 sehat 10 sehat 10 sehat Dewi Sri 10 sehat 10 sehat 10 sehat
Sri Sadono 10 sehat 10 sehat 10 sehat Unggul 10 sehat 10 sehat 10 sehat
Darma Tani 10 sehat 10 sehat 10 sehat jumlah 110 110 110
rata-rata 10 sehat 10 sehat 10 sehat standar deviasi 0
Sumber ; Data KUD yang telah diolah
Pada tabel diatas diketahui bahwa selama tahun 2004-2005 skor tingkat
kesehatan tertinggi untuk skor rasio modal sendiri terhadap total asset sebesar
10 (sehat). Hal ini menunjukan bahwa KUD (USP) tersebut memiliki
kemampuan modal sendiri yang dapat mendukung pendanaan terhadap total
asset baik.
Rata-rata tingkat kesehatan pada KUD (USP) di Kabupaten Kendal
berada pada predikat sehat dengan skor 10 dan standar deviasi sebesar 0. Hal
ini menunjukan bahwa rata-rata tingkat kesehatan KUD di Kabupaten Kendal
berada pada predikat sehat. Karena melebihi dari standar yang telah
ditetapkan yakni sebesar 8,1. Hal ini mengandung arti bahwa (KUD) USP di
Kabupaten Kendal memiliki kemampuan modal sendiri yang dapat
mendukung pendanaan terhadap total asset.
54
b. Skor rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang beresiko
Perhitungan komponen kedua dari aspek permodalan yaitu rasio modal
sendiri terhadap pinjaman diberikan yang beresiko, dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4 skor rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang beresiko pada
KUD sampel se Kab. Kendal
2004 2005 rata-rata USP skor predikat skor predikat skor predikat
Dewi Ratih 10 sehat 10 sehat 10 sehat Dewi Shinta 8.8 sehat 6.2 Kurang sehat 7.5 Cukup sehat
Intan 10 sehat 10 sehat 10 sehat Mina Jaya 10 sehat 10 sehat 10 sehat
Pelita 10 sehat 10 sehat 10 sehat Rukun Tani 10 sehat 10 sehat 10 sehat
Jelita 10 sehat 10 sehat 10 sehat Dewi Sri 10 sehat 10 sehat 10 sehat
Sri Sadono 6.3 Kurang sehat 5 Kurang sehat 5.65 Kurang sehat Unggul 10 sehat 10 sehat 10 sehat
Darma Tani 10 sehat 10 sehat 10 sehat jumlah 105 98.7 101.9
rata-rata 9.6 sehat 9 sehat 9.26 sehat standar deviasi 1.0
Sumber ; Data KUD yang telah diolah
Pada tabel diatas diketahui bahwa selama tahun 2004-2005 skor
tingkat kesehatan tertinggi untuk skor rasio modal sendiri terhadap total asset
sebesar 10 (sehat). Hal ini menunjukan bahwa KUD (USP) tersebut memiliki
kemampuan modal sendiri yang baik untuk menutupi resiko atas pemberian
pinjaman yang tidak didukung dengan agunan yang memadai. Sedangkan
skor terendah pada KUD (USP) Sri Sadono memiliki skor sebesar 5.65
(kurang sehat). Hal ini menunjukan bahwa dari pinjaman KUD (USP) Sri
sadono kurang memiliki kemampuan modal sendiri untuk menutupi resiko
atas pemberian pinjaman yang tidak didukung dengan agunan yang memadai.
55
Rata-rata tingkat kesehatan pada KUD (USP) di Kabupaten Kendal
berada pada predikat sehat dengan skor 9.26, standar deviasi sebesar 1.03.
Hal ini menunjukan bahwa rata-rata tingkat kesehatan KUD di Kabupaten
Kendal berada pada predikat sehat. Karena melebihi standar yang telah
ditetapkan yakni sebesar 8,1. Hal ini mengandung arti bahwa (KUD) USP di
Kabupaten Kendal memiliki kemampuan modal sendiri untuk menutupi
resiko atas pemberian pinjaman yang tidak didukung dengan agunan yang
memadai.
2.2 Kualitas Aktiva Produktif
Penilaian aktiva produktif dilakukan dengan menggunakan tiga rasio,
yang pertama rasio antara volume pinjaman pada anggota terhadap total
volume pinjaman yang diberikan. Hasil perhitungan untuk memperoleh skor
tampak pada tabel berikut :
a. skor rasio volume pinjaman diberikan kepada anggota terhadap total
volume pinjaman yang diberikan
Tabel 5 skor rasio volume pada anggota terhadap total volume pinjaman yang
diberikan pada KUD sampel se Kab. Kendal
2004 2005 rata-rata USP skor predikat skor predikat skor predikat
Dewi Ratih 10 sehat 10 sehat 10.00 sehat Dewi Shinta 10 sehat 10 sehat 10.00 sehat
Intan 10 sehat 0 tidak sehat 5.00 tidak sehat Mina Jaya 10 sehat 10 sehat 10.00 sehat
Pelita 10 sehat 10 sehat 10.00 sehat Rukun Tani 10 sehat 10 sehat 10.00 sehat
Jelita 10 sehat 10 sehat 10.00 sehat Dewi Sri 10 sehat 10 sehat 10.00 sehat
Sri Sadono 10 sehat 10 sehat 10.00 sehat Unggul 10 sehat 10 sehat 10.00 sehat
Darma Tani 0 Tidak sehat 10 sehat 5.00 tidak sehat jumlah 100 100 100.00
rata-rata 9.09 sehat 9.09 sehat 9.09 sehat standar deviasi 2.02
Sumber ; Data KUD yang telah diolah
56
Pada tabel diatas diketahui bahwa selama tahun 2004-2005 skor tingkat
kesehatan tertinggi untuk skor rasio modal sendiri terhadap total asset sebesar
10 (sehat). Hal ini menunjukan bahwa KUD dalam memberikan pinjaman,
lebih dari 60% diberikan kepada anggotanya.Sedangkan skor terendah pada
KUD (USP) Dewi Shinta memiliki skor sebesar 5 (tidak sehat). Hal ini
menunjukan bahwa KUD Intan dan Darma Tani dalam memberikan
pinjaman, kurang dari 60% diberikan kepada anggotanya sedangkan sisanya
diberikan pada bukan anggota.
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat kesehatan
untuk skor rasio volume pinjaman diberikan kepada anggota terhadap total
volume pinjaman yang diberikan pada KUD (USP) di Kabupaten Kendal
adalah sebesar 9,09 dengan standar deviasi sebesar 2,02. Hal ini menunjukan
bahwa rata-rata tingkat kesehatan KUD (USP)di Kabupaten Kendal berada
pada predikat sehat. Karena melebihi standar yang telah ditetapkan yakni
sebesar 8,1. Hal ini menunjukan bahwa KUD (USP) dalam memberikan
pinjaman, lebih dari 60% diberikan kepada anggotanya.
b. Resiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan
Perhitungan untuk komponen kedua penilaian terhadap rasio ini
dimaksudkan untuk mengukur besranya resiko pinjaman bermasalah
dibandingkan dengan pinjaman yang diberikan. Semakin kecil rasio maka
semakin tinggi skor yang diperoleh, skor untuk KUD sampel tampak pada
tabel berikut:
57
Tabel 6 skor rasio resiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan
pada KUD sampel se Kab. Kendal
2004 2005 rata-rata USP skor predikat skor predikat skor predikat
Dewi Ratih 8.03 cukup sehat 8.02 cukup sehat 8.03 cukup sehat Dewi Shinta 8.16 sehat 8.22 sehat 8.19 sehat
Intan 8.15 sehat 8.31 sehat 8.23 sehat Mina Jaya 7.23 cukup sehat 7.89 cukup sehat 7.56 cukup sehat
Pelita 8.39 sehat 9.01 sehat 8.70 sehat Rukun Tani 8.13 sehat 8.31 sehat 8.22 sehat
Jelita 8.97 sehat 8.54 sehat 8.76 sehat Dewi Sri 8.62 sehat 8.10 sehat 8.36 sehat
Sri Sadono 8.62 sehat 8.83 sehat 8.73 sehat Unggul 8.39 sehat 8.11 sehat 8.25 sehat
Darma Tani 9.80 sehat 9.76 sehat 9.78 sehat jumlah 92.49 93.1 92.80
rata-rata 8.41 sehat 8.46 sehat 8.44 sehat standar deviasi 0.56
Sumber ; Data KUD yang telah diolah
Pada tabel diatas diketahui bahwa selama tahun 2004-2005 skor tingkat
kesehatan tertinggi untuk skor rasio pinjaman bermasalah terhadap pinjaman
yang diberikan terjadi pada KUD (USP) dengan skor 8,1 (sehat). Hal ini
menunjukan bahwa pinjaman yang diberikan pada anggotanya merupakan
pinjaman lancar. Sedangkan skor terendah sebesar 7,56 (cukup sehat). Hal
ini menunjukan bahwa KUD (USP) tersebut bahwa pinjaman yang diberikan
sebesar kurang dari 30% pada anggotanya merupakan pinjaman bermasalah.
Rata-rata tingkat kesehatan pada KUD (USP) di Kabupaten Kendal
memiliki rata-rata skor 8,44, dengan standar deviasi sebesar 0,56. Hal ini
menunjukan bahwa rata-rata tingkat kesehatan KUD di Kabupaten Kendal
berada pada predikat sehat. Karena melebihi standar yang telah ditetapkan
yakni sebesar 8,1. Hal ini menunjukan bahwa KUD (USP) tersebut bahwa
pinjaman yang diberikan sebesar 25% pada anggotanya merupakan pinjaman
bermasalah.
58
Dari 11 KUD yang diambil sebagai sampel terdapat 9 (81.8%) KUD
berada pada predikat sehat, 2 (18.2%) berada pada predikat cukup sehat.
c. Skor rasio Cadangan resiko dengan pinjaman bermasalah
Skor rasio ini dimaksudkan untuk mengukur besarnya cadangan resiko
dibandingkan dengan resiko pinjaman bermasalah.
Tabel 7 skor rasio cadangan resiko dengan resiko pinjaman bermasalah pada KUD
sampel se Kab. Kendal
2004 2005 rata-rata USP skor predikat skor predikat skor predikat
Dewi Ratih 10.00 sehat 10 sehat 10.00 sehat Dewi Shinta 9.56 sehat 8.65 sehat 9.11 sehat
Intan 10.00 sehat 10 sehat 10.00 sehat Mina Jaya 1.22 tidak sehat 7.61 cukup sehat 4.42 tidak sehat
Pelita 10.00 sehat 10 sehat 10.00 sehat Rukun Tani 6.17 kurang sehat 6.59 kurang sehat 6.38 kurang sehat
Jelita 5.68 kurang sehat 3.98 tidak sehat 4.83 tidak sehat Dewi Sri 9.47 sehat 10 sehat 9.74 sehat
Sri Sadono 10.00 sehat 10 sehat 10.00 sehat Unggul 10.00 sehat 2.64 tidak sehat 6.32 kurang sehat
Darma Tani 1.83 tidak sehat 1.40 tidak sehat 1.62 tidak sehat jumlah 83.93 80.87 82.40
rata-rata 7.63 cukup sehat 7.35 cukup sehat 7.49 cukup sehat standar deviasi 2.94
Sumber ; Data KUD yang telah diolah
Pada tabel diatas diketahui bahwa selama tahun 2004-2005 skor tingkat
kesehatan tertinggi untuk skor rasio cadangan resiko dengan resiko pinjaman
bermasalah sebesar 10 (sehat). Hal ini menujukan bahwa KUD (USP)
memiliki cadangan kerugian lebih dari 100 % dari resiko pinjaman
bermasalah. Sedangkan skor terendah pada KUD Intan memiliki skor sebesar
1.62 (tidak sehat). Hal ini menunjukan bahwa KUD (USP) Darma Tani
memiliki cadangan kerugian kurang dari 20 % dari pinjaman bermasalah.
Rata-rata tingkat kesehatan pada KUD (USP) di Kabupaten Kendal
memiliki skor sebesar 7,49, standar deviasi sebesar 2,94. Hal ini menunjukan
59
bahwa rata-rata tingkat kesehatan KUD di Kabupaten Kendal berada pada
predikat cukup sehat. Karena kurang dari standar yang telah ditetapkan
yakni sebesar 8,1. Hal ini mengandung arti bahwa (KUD) USP di Kabupaten
Kendal memiliki memiliki cadangan kerugian kurang dari 40 % pinjaman
bermasalah.
Dari 11 KUD yang diambil sebagai sampel terdapat 6 (54.6%) KUD
berada pada predikat sehat, 2 (18.2%) berada pada predikat kurang sehat dan
sisanya 3 (27,3%) berada pada predikat tidak sehat.
2.3 Aspek Manajemen
Perhitungan nilai kredit aspek manajemen USP diperoleh dari hasil
kuantifikasi 25 pertanyaan mengenai komponen manajemen. Aspek–aspek
dalam manajemen meliputi 5 aspek antara lain aspek permodalan, kualitas
aktiva produktif (KAP), manajemen umum, rentabilitas, dan likuiditas.
Penilaian 5 aspek sebagai berikut:
a. Aspek manajemen permodalan
Tabel 8.1 skor pada aspek manajemen permodalan pada KUD sampel se Kab. Kendal
2004 2005 rata-rata skor KUD (USP) skor predikat skor predikat skor predikat Dewi Ratih 3 Kurang Sehat 3 Kurang Sehat 3 Kurang Sehat Dewi Shinta 5 Sehat 5 Sehat 5 Sehat
Intan 2 Tidak Sehat 3 Tidak Sehat 2.5 Tidak Sehat Mina Jaya 5 Sehat 5 Sehat 5 Sehat
Pelita 5 Sehat 5 Sehat 5 Sehat Rukun Tani 4 Cukup Sehat 4 Cukup Sehat 4 Cukup Sehat
Jelita 4 Cukup Sehat 4 Cukup Sehat 4 Cukup Sehat Dewi Sri 4 Cukup Sehat 4 Cukup Sehat 4 Cukup Sehat
Sri Sadono 5 Sehat 5 Sehat 5 Sehat Unggul 5 Sehat 5 Sehat 5 Sehat
Darma Tani 5 Sehat 5 Sehat 5 Sehat Jumlah 46 47 46.33
rata-rata 4.18 Sehat 4.27 Sehat 4.23 Sehat Standar Deviasi 1.13
Sumber ; Data KUD yang telah diolah
60
Pada tabel diketahui bahwa selama tahun 2004-2005 skor tingkat
kesehatan tertinggi untuk skor pada aspek manajemen permodalan sebesar 5
(sehat). Hal ini menunjukan bahwa KUD (USP) tersebut memiliki
kemampuan yang baik dalam mengelola permodalan. Sedangkan skor
terendah pada KUD Intan memiliki skor sebesar 2.5 (tidak sehat). Hal ini
menunjukan bahwa KUD (USP) Intan kurang memiliki kemampuan dalam
mengelola modal.
Rata-rata tingkat kesehatan pada KUD (USP) di Kabupaten Kendal
berada pada predikat sehat dengan skor 4.23, standar deviasi sebesar 1.13.
Hal ini menunjukan bahwa rata-rata tingkat kesehatan KUD di Kabupaten
Kendal berada pada predikat sehat. Karena melebihi standar yang telah
ditetapkan yakni sebesar 4.05. Hal ini mengandung arti bahwa (KUD) USP di
Kabupaten Kendal memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola
permodalan.
Dari 11 KUD yang diambil sebagai sampel terdapat 6 (54.6%) KUD
berada pada predikat sehat, 3 (27.3%) berada pada predikat cukup sehat, 1
(9,1%) berada pada predikat kurang sehat dan sisanya 1 (9,1%) berada pada
predikat tidak sehat.
61
b. skor pada Aspek manajemen pada kualitas aktiva produktif
Tabel 8.2 skor pada aspek manajemen pada kualitas aktiva produktif pada KUD sampel se Kab. Kendal
2004 2005 Rata-rata skor KUD (USP) skor predikat skor predikat skor Predikat Dewi Ratih 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat Dewi Shinta 3 Kurang sehat 3 Kurang sehat 3 Kurang sehat
Intan 3 Kurang sehat 3 Kurang sehat 3 Kurang sehat Mina Jaya 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat
Pelita 3 Kurang sehat 3 Kurang sehat 3 Kurang sehat Rukun Tani 3 Kurang sehat 3 Kurang sehat 3 Kurang sehat
Jelita 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat Dewi Sri 5 Sehat 5 Sehat 5 Sehat
Sri Sadono 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat Unggul 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat
Darma Tani 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat Jumlah 38 38 38
Rata-rata 3.45 Cukup sehat 3.45 Cukup sehat 3.45 Cukup sehat Standar Deviasi 1.04
Sumber ; Data KUD yang telah diolah
Pada tabel diatas diketahui bahwa selama tahun 2004-2005 skor tingkat
kesehatan tertinggi untuk skor aspek pengelolaan aktiva terhadap total asset
sebesar 5 (sehat). Hal ini menunjukan bahwa KUD (USP) tersebut memiliki
kemampuan yang baik dalam mengelola aktiva. Sedangkan skor terendah
pada KUD (USP) memiliki skor sebesar 2 ( kurang sehat ). Hal ini
menunjukan bahwa KUD (USP) kurang memiliki kemampuan dalam
mengelola aktiva.
Rata-rata tingkat kesehatan pada KUD (USP) di Kabupaten Kendal
berada pada predikat cukup sehat dengan skor 3.45, standar deviasi sebesar
1.04. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata tingkat kesehatan KUD di
Kabupaten Kendal berada pada predikat cukup sehat. Karena kurang dari
standar yang telah ditetapkan yakni sebesar 4.05. Hal ini mengandung arti
bahwa (KUD) USP di Kabupaten Kendal cukup memiliki kemampuan dalam
mengelola aktiva.
62
Dari 11 KUD yang diambil sebagai sampel terdapat 1 (9.1%) KUD
berada pada predikat sehat, 6 (54.6%) berada pada predikat cukup sehat,
1(9.1%) berada pada predikat kurang sehat sedang pada predikat tidak sehat
sebesar 3 (27.3%).
c. skor pada Aspek manajemen pada pengelolaan
Tabel 8.3 skor pada aspek manajemen pada pengelolaan pada KUD sampel se Kab.
Kendal
2004 2005 Rata-rata skor KUD (USP) skor predikat skor Predikat skor predikat
Dewi Ratih 5 sehat 5 Sehat 5 sehat
Dewi Shinta 1 Tidak sehat 2 Tidak sehat 1.5 Tidak sehat
Intan 2 Tidak sehat 3 Kurang sehat 2.5 Tidak sehat
Mina Jaya 3 Kurang sehat 4 Cukup sehat 3.5 Cukup sehat
Pelita 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat
Rukun Tani 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat
Jelita 4 Cukup sehat 4 Sehat 4 Cukup sehat
Dewi Sri 5 Sehat 5 Sehat 5 Sehat
Sri Sadono 3 Kurang sehat 3 Kurang sehat 3 Kurang sehat
Unggul 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat
Darma Tani 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat
Jumlah 39 42 40
Rata-rata 3.55 Cukup sehat 3.82 Cukup sehat 3.68 Cukup sehat
Standar Deviasi 1.03
Sumber ; Data KUD yang telah diola
Pada tabel diatas diketahui bahwa selama tahun 2004-2005 skor tingkat
kesehatan tertinggi untuk skor rasio aspek pengelolaan sebesar 5 (sehat). Hal
ini menunjukan bahwa KUD (USP) tersebut memiliki kemampuan yang baik
dalam pengelolaan. Sedangkan skor terendah pada KUD (USP) memiliki skor
sebesar 1.5 ( kurang sehat ). Hal ini menunjukan bahwa KUD (USP) kurang
memiliki kemampuan dalam pengelolaan.
Rata-rata tingkat kesehatan pada KUD (USP) di Kabupaten Kendal
memiliki rata-rata skor 3.68, standar deviasi sebesar 1.03. Hal ini
63
menunjukan bahwa rata-rata tingkat kesehatan KUD di Kabupaten Kendal
berada pada predikat cukup sehat. Karena kurang dari standar yang telah
ditetapkan yakni sebesar 4.05. Hal ini mengandung arti bahwa (KUD) USP di
Kabupaten Kendal cukup memiliki kemampuan dalam pengelola.
Dari 11 KUD yang diambil sebagai sampel terdapat 2 (18.2%) KUD
berada pada predikat sehat, 6 (54.6%) KUD berada pada predikat cukup
sehat, 1 (9.1%) KUD berada pada predikat kurang sehat dan 2 (18,2%) KUD
berada pada predikat tidak sehat.
d. skor rasio Aspek manajemen pada rentabilitas
Tabel 8.4 skor pada aspek manajemen pada rentabilitas pada KUD sampel se Kab.
Kendal
2004 2005 rata-rata skor KUD (USP) skor predikat skor Predikat skor predikat
Dewi Ratih 5 Sehat 5 Sehat 5 sehat
Dewi Shinta 5 Sehat 5 Sehat 5 Sehat
Intan 4 Cukup sehat 5 Sehat 4.5 Sehat
Mina Jaya 3 Kurang sehat 4 Cukup sehat 3.5 Cukup sehat
Pelita 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat
Rukun Tani 5 Sehat 5 Sehat 5 Sehat
Jelita 5 Sehat 5 Sehat 5 Sehat
Dewi Sri 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat
Sri Sadono 3 Kurang sehat 3 Kurang sehat 3 kurang sehat
Unggul 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat
Darma Tani 5 Sehat 5 Sehat 5 sehat
Jumlah 47 49 47.33
rata-rata 4.27 Sehat 4.45 Sehat 4.33 Sehat STANDAR DEVIASI
0.73
Sumber ; Data KUD yang telah diolah
Pada tabel diatas diketahui bahwa selama tahun 2004-2005 skor tingkat
kesehatan tertinggi untuk skor aspek manajemen rentabilitas sebesar 5
(sehat). Hal ini menunjukan bahwa KUD (USP) tersebut memiliki
kemampuan yang baik dalam menghasilkan laba. Sedangkan skor terendah
64
pada KUD (USP) memiliki skor sebesar 3 ( cukup sehat ). Hal ini
menunjukan bahwa KUD (USP) cukup memiliki kemampuan dalam
menghasilkan laba bagi USP.
Rata-rata tingkat kesehatan pada KUD (USP) di Kabupaten Kendal
memiliki rata-rata skor 4.33, standar deviasi sebesar 0.73. Hal ini
menunjukan bahwa rata-rata tingkat kesehatan KUD di Kabupaten Kendal
berada pada predikat sehat. Karena melebihi standar yang telah ditetapkan
yakni sebesar 4.05. Hal ini mengandung arti bahwa (KUD) USP di
Kabupaten Kendal memiliki kemampuan yang baik dalam menghasilkan laba
bagi USP.
Dari 11 KUD yang diambil sebagai sampel terdapat 6 (54.6%) KUD
berada pada predikat sehat, 4 (36.3%) KUD berada pada predikat cukup
sehat, 1 (9.1%) KUD berada pada predikat kurang.
e. Aspek manajemen likuiditas
Tabel 8.5 skor pada aspek manajemen likuiditas pada KUD sampel se Kab. Kendal
2004 2005 rata-rata skor KUD (USP) skor predikat skor predikat skor predikat Dewi Ratih 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat Dewi Shinta 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat
Intan 3 kurang sehat 3 kurang sehat 3 kurang sehat Mina Jaya 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat
Pelita 3 kurang sehat 3 kurang sehat 3 kurang sehat Rukun Tani 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat
Jelita 3 kurang sehat 3 kurang sehat 3 kurang sehat Dewi Sri 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat
Sri Sadono 3 kurang sehat 3 kurang sehat 3 kurang sehat Unggul 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat
Darma Tani 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat 4 Cukup sehat Jumlah 29 29 29
rata-rata 3.64 Cukup sehat 3.64 Cukup sehat 3.61 cukup sehat Standar Deviasi 1.11
Sumber ; Data KUD yang telah diolah
65
Pada tabel diatas diketahui bahwa selama tahun 2004-2005 skor tingkat
kesehatan tertinggi untuk skor aspek manajemen likuiditas sebesar 4 (sehat).
Hal ini menunjukan bahwa KUD (USP) tersebut memiliki kemampuan
cukup dalam manajjemen likuiditas. Sedangkan skor terendah pada KUD
Darma Tani memiliki skor sebesar 1 (tidak sehat). Hal ini menunjukan
bahwa KUD (USP) Darma Tani kurang memiliki kemampuan dalam
menjaga likuiditas USP.
Rata-rata tingkat kesehatan pada KUD (USP) di Kabupaten Kendal
berada pada predikat sehat dengan skor 2.61, standar deviasi sebesar 1.11.
Hal ini menunjukan bahwa rata-rata tingkat kesehatan KUD di Kabupaten
Kendal berada pada predikat kurang sehat. Karena kurang dari standar yang
telah ditetapkan yakni sebesar 4.05. Hal ini mengandung arti bahwa (KUD)
USP di Kabupaten Kendal kurang memiliki kemampuan dalam menjaga
likuiditas USP.
Dari 11 KUD yang diambil sebagai sampel terdapat 3 (27.3%) KUD
berada pada predikat cukup sehat, 3 (27.3%) KUD berada pada predikat
kurang sehat dan 5 (55,4%) KUD berada pada predikat tidak sehat.
2.4 Aspek Rentabilitas
Rentabilitas menunjukan kemampuan USP memperoleh SHU dari
pengelolaan kekayaannya. Dalam penilaian kesehatan aspek rentabilitas
diberikan bobot yang lebih rendah dibanding aspek manajemen, permodalan
dan aktiva produktif. Hal ini dikarenakan koperasi tidak mengejar
keuntungan.
66
Dalam penilaian tingkat kesehatan untuk aspek rentabilitas digunakan
tiga rasio yaitu rasio SHU sebelum pajak terhadap pendapatan operasional,
rasio SHU sebelum pajak terhadap total asset, rasio beban operasional
terhadap pendapatan operasional.
a. SHU sebelum pajak terhadap pendapatan operasional
Tabel 9 skor rasio SHU sebelum pajak terhadap pendapatan operasional pada KUD
sampel se Kab. Kendal
2004 2005 rata-rata USP skor predikat skor predikat skor predikat
Dewi Ratih 5.00 sehat 5.00 sehat 5.00 sehat Dewi Shinta 5.00 sehat 5.00 sehat 5.00 sehat
Intan 5.00 sehat 5.00 sehat 5.00 sehat Mina Jaya 5.00 sehat 5.00 sehat 5.00 sehat
Pelita 5.00 sehat 5.00 sehat 5.00 sehat Rukun Tani 5.00 sehat 5.00 sehat 5.00 sehat
Jelita 5.00 sehat 5.00 sehat 5.00 sehat Dewi Sri 5.00 sehat 5.00 sehat 5.00 sehat
Sri Sadono 3.30 kurang sehat 1.10 tidak sehat 2.20 tidak sehat Unggul 5.00 sehat 5.00 sehat 5.00 sehat
Darma Tani 5.00 sehat 5.00 sehat 5.00 sehat Jumlah 53.3 51.1 52.20
rata-rata 4.85 sehat 4.65 sehat 4.75 sehat standar deviasi 0.84
Sumber ; Data KUD yang telah diolah
Pada tabel diatas diketahui bahwa selama tahun 2004-2005 skor tingkat
kesehatan tertinggi untuk skor rasio SHU sebelum pajak terhadap pendapatan
operasional sebesar 5 (sehat). Hal ini menunjukan bahwa KUD (USP)
tersebut memiliki kemampuan yang baik dalam memperoleh SHU
disbanding pendapatan operasional. Sedangkan skor terendah pada KUD
(USP) Sri Sadono memiliki skor sebesar 2.20 (tidak sehat). Hal ini
menunjukan bahwa KUD (USP) Sri Sadono tidak memiliki kemampuan
dalam memperoleh SHU.
67
Rata-rata tingkat kesehatan pada KUD (USP) di Kabupaten Kendal
berada pada predikat sehat dengan skor 4.36, standar deviasi sebesar 0.17.
Hal ini menunjukan bahwa rata-rata tingkat kesehatan KUD di Kabupaten
Kendal berada pada predikat sehat. Karena melebihi standar yang telah
ditetapkan yakni sebesar 4,05. Hal ini mengandung arti bahwa (KUD) USP di
Kabupaten Kendal memiliki kemampuan yang baik memperoleh SHU.
Dari 11 KUD yang diambil sebagai sampel terdapat 10 (90.9%) KUD
berada pada predikat sehat, 1 (9.1%) KUD berada pada predikat cukup sehat.
b. Skor pada SHU sebelum pajak terhadap total asset pada KUD sampel se
Kab. Kendal
Penilaian ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan USP dalam
memperoleh SHU dari total asset yang dipergunakan.
Tabel 10 skor rasio SHU sebelum pajak terhadap total asset
2004 2005 rata-rata USP skor predikat skor predikat skor predikat
Dewi Ratih 5.00 sehat 0.50 tidak sehat 2.75 kurang sehat Dewi Shinta 5.00 sehat 5.00 sehat 5.00 sehat
Intan 2.40 tidak sehat 1.25 tidak sehat 1.83 tidak sehat Mina Jaya 1.50 tidak sehat 2.00 tidak sehat 1.75 tidak sehat
Pelita 3.70 cukup sehat 5.00 sehat 4.35 sehat Rukun Tani 3.75 cukup sehat 5.00 sehat 4.38 sehat
Jelita 4.15 sehat 5.00 sehat 4.58 sehat Dewi Sri 5.00 sehat 5.00 sehat 5.00 sehat
Sri Sadono - tidak sehat 0.44 tidak sehat 0.22 tidak sehat Unggul 4.20 sehat 3.00 kurang sehat 3.60 cukup sehat
Darma Tani 0.25 tidak sehat 1.13 tidak sehat 0.69 tidak sehat jumlah 34.95 33.32 34.14
rata-rata 3.18 kurang sehat 3.03 kurang sehat 3.10 kurang sehat standar deviasi 1.75
Sumber ; Data KUD yang telah diolah
68
Pada tabel diatas diketahui bahwa selama tahun 2004-2005 skor
tingkat kesehatan tertinggi untuk skor rasio SHU sebelum pajak dari total
asset sebesar 5 (sehat). Hal ini menunjukan bahwa KUD (USP) tersebut
memiliki kemampuan yang baik dalam memperolah SHU dari total asset
yang dipergunakan. Sedangkan skor terendah pada KUD Sri Sadono
memiliki skor sebesar 0,22 (tidak sehat). Hal ini menunjukan bahwa KUD
(USP) Sri Sadono tidak memiliki kemampuan untuk memperoleh SHU
sebelum pajak dari total asset.
Rata-rata tingkat kesehatan pada KUD (USP) di Kabupaten Kendal
memiliki skor rata-rata 3,10, standar deviasi sebesar 1,75. Hal ini
menunjukan bahwa rata-rata tingkat kesehatan KUD di Kabupaten Kendal
berada pada predikat kurang sehat. Karena kurang dari standar yang telah
ditetapkan yakni sebesar 4.05. Hal ini mengandung arti bahwa (KUD) USP di
Kabupaten Kendal memiliki kemampuan untuk memperoleh SHU sebelum
pajak dari total asset.
Dari 11 KUD yang diambil sebagai sampel terdapat 5 (36.4%) KUD
berada pada predikat sehat, 1 (9.1%) KUD berada pada predikat cukup sehat,
dan 4 (45,5%) KUD berada pada predikat tidak sehat.
c. Beban operasional terhadap pendapatan operasional
Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya beban atau biaya
opersional USP dibandingkan dengan pendapatan operasional pada satu tahun
buku.
69
Tabel 11 skor rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional pada KUD
sampel se Kab. Kendal
2004 2005 rata-rata USP skor predikat skor predikat skor predikat
Dewi Ratih 5 sehat 5 sehat 5.00 sehat Dewi Shinta 5 sehat 5 sehat 5.00 sehat
Intan 5 sehat 3.5 cukup sehat 4.25 sehat Mina Jaya 5 sehat 5 sehat 5.00 sehat
Pelita 5 sehat 5 sehat 5.00 sehat Rukun Tani 5 sehat 5 sehat 5.00 sehat
Jelita 5 sehat 5 sehat 5.00 sehat Dewi Sri 5 sehat 5 sehat 5.00 sehat
Sri Sadono 1.8 tidak sehat 0.9 tidak sehat 1.35 tidak sehat Unggul 5 sehat 5 sehat 5.00 sehat
Darma Tani 3 kurang sehat 3 kurang sehat 3.00 kurang sehat jumlah 49.8 47.4 48.60
rata-rata 4.53 sehat 4.31 sehat 4.42 sehat Standar deviasi 1.19
Sumber ; Data KUD yang telah diolah
Pada tabel diatas diketahui bahwa selama tahun 2004-2005 skor
tingkat kesehatan tertinggi untuk skor rasio memiliki kemampuan dalam
menekan beban operasional sebesar 5 (sehat). Hal ini menunjukan bahwa
KUD (USP) tersebut memiliki kemampuan yang baik dalam menekan beban
operasional. Sedangkan skor terendah pada KUD Darma Tani memiliki skor
sebesar 1.35 (tidak sehat). Hal ini menunjukan bahwa KUD (USP) Sri
Sadono tidak memiliki kemampuan dalam menekan beban operasional
Rata-rata tingkat kesehatan pada KUD (USP) di Kabupaten Kendal
memiliki skor rata-rata 4.42, standar deviasi sebesar 1,19. Hal ini
menunjukan bahwa rata-rata tingkat kesehatan KUD di Kabupaten Kendal
berada pada predikat sehat. Karena melebihi standar yang telah ditetapkan
yakni sebesar 4.05. Hal ini mengandung arti bahwa (KUD) USP di
Kabupaten Kendal memiliki kemampuan dalam menekan beban operasional
70
Dari 11 KUD yang diambil sebagai sampel terdapat 10 (90.9%) KUD
berada pada predikat sehat, 1 (9.1%) KUD berada pada predikat tidak sehat.
2.5 Aspek Likuiditas
Dalam usaha simpan pinjam pemeliharaan likuditas dimaksudkan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek baik membayar penarikan simpanan
anggota maupun kewajiban jangka pendek lainnya. Oleh karena itu
pemeliharaan likuditas harus mendapat perhatian yang besar dari pengelola
USP untuk menjaga tingkat kepercayaannya.
Analisis penilaian aspek likuditas ini adalah dengan membandingkan
antara pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima oleh USP.
Besarnya dana yang diterima oleh USP terdiri dari modal sendiri, modal
pinjaman, dan simpanan anggota. Adapun perhitungan nampak sebagai
berikut :
Tabel 12 skor rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima
(likuiditas) pada KUD sampel se Kab. Kendal
2004 2005 rata-rata USP skor predikat skor predikat skor predikat
Dewi Ratih 10 sehat 10 sehat 10 sehat Dewi Shinta 10 sehat 10 sehat 10 sehat
Intan 10 sehat 10 sehat 10 sehat Mina Jaya 10 sehat 10 sehat 10 sehat
Pelita 10 sehat 10 sehat 10 sehat Rukun Tani 10 sehat 10 sehat 10 sehat
Jelita 10 sehat 10 sehat 10 sehat Dewi Sri 10 sehat 10 sehat 10 sehat
Sri Sadono 10 sehat 10 sehat 10 sehat Unggul 10 sehat 10 sehat 10 sehat
Darma Tani 10 sehat 10 sehat 10 sehat jumlah 110 110 110
rata-rata 10 sehat 10 sehat 10 sehat standar deviasi 0
Sumber ; Data KUD yang telah diolah
71
Pada tabel diatas diketahui bahwa selama tahun 2004-2005 skor tingkat
kesehatan tertinggi untuk skor rasio yang diberikan terhadap dana yang diterima
sebesar 10 (sehat). Hal ini menunjukan bahwa KUD (USP) tersebut memiliki
kemampuan yang baik dalam menjaga likuiditas.
Rata-rata tingkat kesehatan pada KUD (USP) di Kabupaten Kendal
berada pada predikat sehat dengan skor 10, standar deviasi sebesar 0. Karena
melebihi dari standar yang telah ditetapkan yakni sebesar 8,1. Hal ini
mengandung arti bahwa KUD (USP) di Kabupaten Kendal memiliki
kemampuan dalam menjaga likuiditas.
Dari 11 KUD yang diambil sebagai sampel terdapat 4 (36.4%) KUD
berada pada predikat tidak sehat, dan sisanya 7 (54.6%) KUD berada pada
predikat sehat.
3. Hasil Penilaian
Nilai kredit hasil perhitungan kuantitatif terhadap lima faktor berserta
komponenya tersebut diatas dikalikan bobot penilaian masing-masing komponen
sesuai dengan ketentuan maka diperoleh skor perhitungan. Besarnya skor
perhitungan tersebut dijumlahkan sehingga diperoleh hasil penilaian faktor yang
di kuantifikasikan.
72
Tabel 13 Tingkat kesehatan USP pada KUD sampel se Kab. Kendal
2004 2005 rata-rata skor USP skor predikat skor predikat skor predikat
Dewi Ratih 94,03 sehat 89,52 sehat 91,775 sehat
Dewi Shinta 89,52 sehat 87,07 sehat 88,295 sehat
Intan 84,55 sehat 75,06 cukup sehat 79,805 cukup sehat
Mina Jaya 78,95 cukup sehat 88,5 sehat 83,725 sehat
Pelita 91,09 sehat 93,01 sehat 92,05 sehat
Rukun Tani 88,05 sehat 89,9 sehat 88,975 sehat
Jelita 88,8 sehat 87,43 sehat 88,115 sehat
Dewi Sri 95,09 sehat 95,1 sehat 95,095 sehat
Sri Sadono 78,02 cukup sehat 60,77 Kurang sehat 69,395 Kurang sehat
Unggul 93,59 sehat 84,75 sehat 89,17 sehat
Darma Tani 71,88 cukup sehat 72,29 cukup sehat 72,085 cukup sehat
jumlah 953,57 923,4 938,49
rata-rata 86,69 sehat 83,9454545 sehat 85,318 sehat
standar deviasi 9.06 Sumber ; Data KUD yang telah diolah
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat kesehatan pada
KUD di Kabupaten Kendal adalah sebesar 78.829 dengan standar deviasi sebesar
9.06. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata tingkat kesehatan KUD di Kabupaten
Kendal berada pada predikat sehat. Karena melebihi dari standar yang telah
ditetapkan yakni sebesar 81.
Dari 11 KUD yang diambil sebagai sampel terdapat 5 (45.4.%) KUD
berada pada predikat sehat, 6 (54.6%) berada pada predikat cukup sehat.
KUD Sri Sadono memiliki skor terendah yaitu sebesar 64,65 sedangkan
skor tertinggi sebesar 90.8 pada KUD Dewi Sri. Hal ini menunjukan bahwa KUD
Dewi Sri memiliki tingkat kesehatan yang lebih baik dari 10 USP lain .
4. Faktor-faktor lain
Penilaian hasil yang dikuantifikasikan tersebut bukanlah hasil akhir dari
langkah untuk menilai tingkat kesehatan USP. Masih ada penilaian yang harus
dilakukan berupa penyesuaian terhadap hal-hal yang dapat mempengaruhi tingkat
73
kesehatan yang diperoleh berdasarkan skor tersebut diatas, sehingga
mencerminkan tingkat kesehatan yang sebenarnya. Berdasarkan pada lampiran
12 menunjukkan bahwa penyesuaian yang telah dilakukan tidak ada yang
mempengaruhi tingkat kesehatan hasil kuantifikasi, sehingga tidak merubah skor
dan predikat tingkat kesehatan yang telah dicapai.
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan perhitungan maka naik turunnya skor tingkat kesehatan yang
diperoleh USP dipengaruhi oleh lima komponen penilaian tingkat kesehatan.
Adapun lima komponen meliputi :
1. PERMODALAN
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pada komponen
permodalan pada KUD (USP) sampel se-Kabupaten Kendal pada tahun 2004
sampai dengan 2005 secara rata-rata berada dalam kategori sehat, namun
demikian skor permodalan pada tahun 2005 dinilai mengalami perubahan
negatif. Perubahan ini terjadi pada skor rasio modal sendiri terhadap
pinjaman diberikan beresiko. Sedangkan pada skor rasio modal sendiri
terhadap total asset tidak mengalami perubahan (sehat)
Pada skor rasio modal sendiri terhadap pinjaman yang diberikan
beresiko mengalami perubahan negatif. Perubahan ini disebabkan dari
pinjaman yang diberikan dari Rp 100.000,- sampai Rp 500.000,- tidak
memiliki agunan akan tetapi USP hanya meminta fotocopy KTP atau surat
tanah dengan disertai surat pengantar dari kelurahan. Hal inilah yang
74
menyebabkan jumlah pinjaman beresiko mengalami kenaikan. Berdasarkan
ketetapan DepKop pinjaman masih bisa diselamatkan apabila nilai agunan
sekurang-kurangnya 75% dari hutang peminjam berserta bunga. Karena
pinjaman yang diberikan USP pada hal ini tidak memiliki nilai agunan yang
cukup, maka pinjaman ini pada nantinya akan mengakibatkan jumlah
pendapatan menurun atau akan mengalami kerugian. Pada aspek ini
menunjukan bahwa USP dalam memberikan pinjaman kurang selektif atau
dengan kata lain kurang hati-hati.
Untuk mengurangi jumlah pinjaman beresiko hendaknya USP perlu
lebih mempertimbangkan resiko apabila terjadi pinjaman bermasalah,
disamping itu dalam memberikan pinjaman harus disertai dengan agunan.
Dengan agunan dan pertimbangan resiko akan menekan jumlah pinjaman
beresiko.
Skor rasio modal sendiri terhadap Total Asset pada tahun 2005 tidak
mengalami perubahan (positif), hal ini dikarenakan modal sendiri cukup
untuk mendukung aktifitas pendanan terhadap total asset.
Modal sendiri pada USP mengalami kenaikan, kenaikan ini
dikarenakan USP melakukan pemberian insetif yang menarik kepada anggota
untuk memperbesar simpanan wajib misalnya dengan meningkatkan jumlah
bagian SHU. Untuk peningkatan modal sendiri dengan pemupukan cadangan
dari SHU, cadangan resiko serta keterbukaan anggota untuk meningkatakan
simpanan wajib.
75
2. KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF
Berdasarkan kreteria DepKop skor pada (KUD) (USP) se-Kabupaten
kendal dari tahun 2004 sampai 2005 berada pada predikat sehat tetapi
mengalami penurunan skor. Hal ini disebabkan oleh 3 rasio yaitu volume
pinjaman pada anggota terhadap total volume pinjaman, resiko pinjaman
bermasalah terhadap pinjaman diberikan dan cadangan resiko terhadap resiko
pinjaman bermasalah.
Pada rasio pertama tidak mengalami perubahan skor namun berada
pada posisi positif. Pada rasio ini dikarenakan jumlah pinjaman yang
diberikan kepada anggota lebih dari 60%. Hal ini menunjukan bahwa USP
sebanyak 60% lebih dana yang tersedia pada USP diberikan pada anggotanya.
USP dalam memberikan pinjaman didasarkan akan ketersediaan dana
yang ada dalam USP hal ini dikarenakan dengan adanya dana dalam USP
yang belum tersalurkan melalui kredit akan mengurangi pendapatan dan
disatu sisi juga menambah biaya (bunga). Hal ini menjadi kendala apabila
jumlah dana yang tersedia pada USP belum terserap oleh anggotanya. Untuk
itulah hendaknya USP mewajibkan bahwa calon kreditur yang ingin
meminjam diUSP hendaknya menjadi anggota tetap USP.
Pada rasio ke dua resiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman
diberikan mengalami perubahan negatif. Rata–rata resiko pinjaman
bermasalah mengalami kenaikan hal ini dampak dari pinjaman yang
diberikan beresiko mengalami kenaikan yang berakibat bertambahnya resiko
76
pinjaman bermasalah. Disamping itu piutang yang belum tertagih menambah
jumlah resiko pinjaman bermasalah.
Untuk mengurangi jumlah resiko pinjaman bermasalah USP dapat
melakukan penagihan yang lebih ekstra dari tahun-tahun sebelumnya dengan
prosedur penagihan yang berbeda dari tahun yang lalu diharapkan dapat
mengurangi jumlah pinjaman bermasalah, hal yang dapat dilakukan USP
seperti mengingatkan pada kreditur mengenai kewajibanya kepada USP pada
saat kreditur akan melaksanakan panen, mengingatkan kreditur pada waktu
melakukan pembayaran listrik di KUD. Hal ini lebih positif dilakukan USP
karena akan lebih mudah dalam penagihan, demikian pula pada kreditur akan
mengingatkan kreditur akan kewajiban dan segera memenuhi kewajibannya.
Pada rasio ke tiga yaitu cadangan kerugian terhadap pinjaman yang
bermasalah mengalami perubahan negatif. Dana cadangan yang diangarkan
pada rapat pengurus USP terlalu kecil jika terjadi kerugian akibat dari
pinjaman bermasalah, dana cadangan tidak dapat menutupi besarnya
pinjaman bermasalah akibatnya akan menambah beban operasional USP.
Namun demikian jumlah cadangan yang terlalu besar tidak baik karena akan
mengurangi jumlah kredit yang diberikan. Untuk itu penting bagi manajer
untuk menambah jumlah dari dana cadangan yang sesuai untuk
mengantisipasi kerugian dari piutang, karena besar kecilnya dana tergantung
dari jumlah pinjaman yang diberikan USP.
Pada dasarnya nilai cadangan resiko dapat ditekan dengan menekan
resiko kredit. Hal ini dapat dilakukan dengan lebih berhati-hati dalam
77
pemberian kredit. Kredit yang diberikan harus kepada orang yang memegang
teguh janjinya untuk melakukan kewajibanya membayarkan kembali dana
yang dipinjam berserta bunganya. Dismping itu USP lebih tegas menetapkan
nilai agunan pada setiap jaminan, nilai jaminan harus lebih besar jika nasabah
melalikan kewajibanya maka USP tidak menangung kerugian.
3. MANAJEMEN
Dari hasil penelitan diketahui bahwa komponen menajemen secara
keseluruhan (5 aspek ) pada KUD (USP) se-kabupaten Kendal tahun 2004-
2005 berada pada kategori cukup sehat. Meskipun manajemen permodalan,
KAP, umum, rentabilitas dan likuiditas USP dapat dikategorikan cukup sehat,
namun pada kenyataannya nilainya jauh dari standar kesehatan DepKop
yakni sebesar 4,05.
Pada manajemen permodalan terjadi kenaikan pada modal sendiri. Hal
ini terjadi pada tingkat pertumbuhan modal sendiri yang berasal dari anggota
meningkat sebesar 10 % dari tahun lalu. Pada investasi harta tetap dan
investaris serta biaya ekspansi perkantoran dibiayai dengan modal sendiri
menunjukan nilai positif. Sedangkan pada simpanan meningkat dibawah 10%
dari tahun lalu. Hal ini berarti bahwa sub komponen permodalan USP
mengalami penurunan kualitas dikarenakan penurunan nilai SHU sehingga
mengurangi cadangan kerugian, simpanan anggota kurang dari 10%
disebabkan adanya penarikan simpanan dari anggota.
Pada sub komponen KAP berada pada predikat kurang sehat hal ini
dikarenakan dari 5 penilaian terdapat 2 penilaian yang yang mengurangi
78
penilaian diantaranya : Kurangnya pemantauan terhadap pemberian pinjaman
dan pinjaman yang diberikan kurang memiliki jaminan yang sebanding.
Untuk itu hal yang perlu diperhatikan diantaranya : hendaknya
memperhatikan kemampuan usaha dan tingkat permodalan serta agunan yang
cukup dalam pemberian pinjaman tanpa melihat kreditur tetap.
Pada Manajemen pengelolaan, berada pada predikat cukup sehat hal
ini dikarenakan dari 5 penilaian ada 2 penilaian penting yang harus ada pada
manajemen pengelolaan diantaranya 1). Program pendidikan dan latihan bagi
para pegawai hal ini perlu dilakukan untuk kemajuan USP dan persaingan
antar KSP 2). Disiplin kerja dan adanya praktik KKN antar pengelola dengan
anggota. Untuk itu hal yang perlu dilakukan dengan pemberian sangsi yang
tegas seperti pemberhentian jika terbukti KKN, Disiplin kerja harus
diupayakan dan dibiasakan oleh karyawan karena kebiasaan disiplin akan
menimbulkan displin juga bagi nasabah untuk melunasi kewajibanya dengan
sendirinya. Adapun sangsi yang perlu dilakukan dengan pemotongan gaji jika
terlambat dan teguran jika melakukan kegiatan selain kepentingan USP.
Pada manajemen rentabilitas terjadi kenaikan skor penilaian
dikarenakan skor pada tahun 2004 justru lebih baik dari tahun 2005 dengan
adanya ketentuan bahwa semua pengeluaran didukung dengan bukti-bukti
yang dapat dipertangung jawabkan dan yang kedua USP memiliki ketentuan
pembatasan dalam pemberian pinjaman kepada anggota yang baru.
Kemudian manajemen likuiditas USP selama ini selalu memantauan
terhadap pinjaman yang telah jatuh tempo, kredit yang diberikan dan jumlah
79
dana yang diterima USP berada pada predikat sehat. Hal ini perlu
dipertahankan agar jumlah pinjaman tidak melebihi jumlah dana yang
diterima, serta pinjaman yang sudah jatuh tempo dapat segera ditarik untuk
membiayai aktivitas usaha.
4. RENTABILITAS
Dari hasil penelitian diketahui bahwa rentabilitas KUD (USP) se-
Kabupaten Kendal tahun 2004 sampai dengan 2005 mengalami penurunan
dari kategori sehat menjadi cukup sehat. Hal ini disebabkan dengan adanya 3
rasio yaitu skor rasio SHU sebelum pajak terhadap laba usaha, skor rasio
SHU sebelum pajak tehadap total asset, skor rasio SHU sebelum pajak
terhadap biaya operasional.
Pada SHU sebelum pajak terhadap pendapatan operasional mengalami
perubahan negatif pada penilaian skor. Meskipun laba bukan tujuan utama
dari USP, tetapi laba menunjukan baik tidaknya kegiatan usaha yang
dilakukan USP. Besar kecilnya pendapatan mempengaruhi SHU. Pendapatan
SHU ini berasal dari kegiatan operasional dan non operasional. Pada USP se-
Kabupaten Kendal sebagian besar pendapatan berasal dari operasional yaitu
simpan pinjam. Semakin pendapatan kecil akan semakin menekan jumlah
SHU yang dihasilkan.
Laba USP mengalami penurunan dikarenakan jumlah biaya cadangan
resiko mengalami kenaikan sedangkan jumlah laba USP mengalami
penurunan. Untuk itu USP perlu menekan biaya operasional dan lebih teliti
dalam memberikan kredit kepada anggota. Disamping itu masih banyak
80
pinjaman bermasalah yang belum tertagih untuk itu perlu adanya penagihan
kembali.
Pada rasio SHU sebelum pajak terhadap total asset mengalami
perubahan negatif pada penilaian skor. Total asset dalam menghasilkan laba
dinilai kurang maksimal. Hal ini dikarenakan USP menunjukan SHU lebih
kecil dari harapan. USP memiliki jumlah asset yang besar tetapi dalam
pengelolaan mengalami kesulitan dikarenakan laba yang ditawarkan USP
cukup besar yakni berkisar dari 2,5% sampai 3% perbulan. Hal ini
menyebabkan kredit yang diserap anggota menurun, kurang lancarnya
perputaran total asset mengakibatkan rendahnya SHU yang diterima.
Laba merupakan hal pokok pada setiap kegiatan usaha. Namun
demikian USP lebih ditekankan pada. Untuk mengelola total asset agar
menghasilkan laba maksimal salah satunya dengan menurunkan tingkat
bunga pinjaman dari 2% sampai 2,75%, dengan total asset sebesar RP
3.387.162.060,- serta beban operasional sebesar Rp 304.446.633,- pertahun
dan apabila dengan penurunan bunga 2% perbulan akan dapat menghasilkan
laba sebelum pajak sebesar Rp 508.472.261,- selama setahun. Dengan adanya
penurunan tersebut akan dapat menyerap total asset secara maksimal serta
diharapkan modal yang diperoleh USP dapat bertambah.
Pada rasio beban usaha terhadap pendapatan usaha menunjukan
bahwa pada tahun 2005 mengalami perubahan negatif. Jumlah beban yang
terlalu besar dan laba yang menurun mengakibatkan kecilnya SHU. Beban
operasional yang dikeluarkan USP secara rata-rata masih tetap akan tetapi
81
jumlah pendapatan semakin berkurang. Adapun beban operasional pada USP
seperti beban bunga pinjaman dari bank dan dari nasabah dalam bentuk bagi
hasil disamping itu beban gaji dan penyusutan.
Besarnya keuntungan yang diperoleh koperasi akan menambah
besarnya kegiatan operasi simpan pinjam dan nantinya akan berguna bagi
anggotanya, dengan demikian akan mengurangi praktik lintah darat.
5. LIKUIDITAS
Berdasarkan hasil penelitian bahwa tingkat kesehatan komponen
likuiditas pada KUD (USP) berada pada kategori sehat. Kondisi ini perlu
dipertahankan untuk menjaga kepercayaan kepada masyarakat serta anggota
apabila mereka ingin mengambil kembali simpanannya sewaktu-waktu.
Selain lima komponen di atas, juga dilakukan penyesuaian terhadap hal –
hal lain yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan (lihat tabel). Dari
penyesuaian yang dilakukan tersebut tidak ada yang mempengaruhi tingkat
kesehatan hasil kuantifikasi, sehingga tidak merubah skor dan predikat tingkat
kesehatan yang telah dicapai oleh USP.
82
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil penelitian mengenai tingkat kesehatan USP yang ada pada kabupaten
Kendal tahun 2004-2005 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Komponen permodalan rata-rata tingkat kesehatan berada dalam kategori sehat.
Untuk rasio modal sendiri terhadap total asset dan rasio modal sendiri terhadap
pinjaman yang beresiko dalam keadaan sehat, akan tetapi mengalami penurunan
skor yang disebabkan adanya kenaikan pinjaman diberikan beresiko.
2. Komponen Kualitas Aktiva Produktif rata-rata tingkat kesehatan berada dalam
kategori sehat. Untuk rasio resiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman
diberikan dalam kategori sehat, akan tetapi mengalami penurunan skor yang
disebabkan bertambahnya pinjaman yang kurang sesuai dengan agunan. Rasio
pinjaman diberikan anggota terhadap total pinjaman yang diberikan dalam
kategori sehat. Sedang rasio cadangan resiko terhadap pinjaman bermasalah
diperoleh rata-rata tingkat kesehatan berada dalam kategori cukup sehat dengan
penurunan yang disebabkan dana yang cadangkan USP terlalu kecil.
3. Secara keseluruhan komponen manajemen berada pada predikat cukup sehat.
a. Manajemen dalam kategori sehat pada permodalan dan rentabilitas.
b. Manjemen pengelolaan dalam kategori cukup sehat.
4. Komponen Rentabilitas rata-rata tingkat kesehatan berada dalam kategori cukup
sehat. Untuk rasio SHU sebelum pajak terhadap pendapatan operasional rasio
82
83
beban operasional terhadap pendapatan operasional dan rasio beban usaha
terhadap pendapatan usaha masing-masing berada dalam kategori sehat.
Sedangkan rasio SHU sebelum pajak terhadap total asset diperoleh rata-rata
tingkat kesehatan berada dalam kategori kurang sehat. Hal ini dikarenakan USP
dalam mengelola asset belum menghasilkan pendapatan yang maksimum.
5. Likuiditas diperoleh rata-rata tingkat kesehatan berada dalam kategori sehat.
6. Jika dihitung seluruh komponen yang ada, maka secara rata-rata tingkat
kesehatan USP (KUD) se kabupaten Kendal tahun 2004-2005 dinilai sehat.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dari komponen rentabilitas dari 3 rasio hanya
pada rasio SHU sebelum pajak terhadap total asset dalam kategori kurang sehat
untuk itu saran yang dapat diberikan :
1. Untuk mengurangi pinjaman yang beresiko diantaranya USP dalam
memberikan pinjaman tetap memperhatikan agunan tanpa melihat besar
kecilnya pinjaman.
2. Untuk mengurangi jumlah pinjaman bermasalah USP dapat melakukan
penagihan untuk mengurangi jumlah pinjaman bermasalah, hal yang dapat
dilakukan agar kreditur memenuhi kewajibanya diantaranya mengingatkan
kreditur pada waktu melakukan pembayaran listrik di KUD dan pada saat
kreditur akan melaksanakan panen.
3. Untuk meningkatkan rentabilitas dengan menurunkan bunga pinjaman dari
2,5%- 3% menjadi 2%-2,75% perbulan. Dengan jumlah total asset sebesar RP
84
3.387.162.060,- serta beban operasional sebesar Rp 304.446.633,- pertahun
dan dengan penurunan bunga 2% perbulan akan dapat menghasilkan laba
sebelum pajak sebesar Rp 508.472.261,- selama setahun. Dengan adanya
penurunan tersebut akan dapat menyerap total asset secara maksimal serta
diharapkan modal yang diperoleh USP dapat bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Derektorat Pengendalian Simpan Pinjam. 1999. Petunjuk Teknis Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam.
Munawir, Slamet. 1983. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah RI Nomer 194/Kep/M/IX/1998.Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam.
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. Nomor: 104.1/Kep/M.KUKM/X/2002.Tentang Petunjuk Pelaksanan, Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Angaran Dasar Koperasi.
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995. Tentang Pelaksanan Kegiatan
Simpan Pinjam Oleh Koperasi. ---------------- Nomor 351/Kep/M/XII/1998. Petunjuk Pelaksanan Kegiatan
Simpan Pinjam Oleh Koperasi. ---------------- Nomor 09/Kep/M/I/1999. Tentang Petunujuk Pelaksanan
Pengendalian Simpan Pinjam. Reksoprayitno, Soediono. 1992. Prinsip-prinsip Manajemen Bank Umum
Penerapanya di Indonesia. Edisi Kesatu. Yogyakarta: BPFE. Riyanto, Bambang. 1995. Dasar-dasar Pembelajaran Koperasi. Edisi Keempat.
Yogyakarta: BPFE. Sapoetra, G. Karto, dkk. 2001. Koperasi Indonesia Yang Berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945 (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Sudarsono. 2002. Koperasi Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. UU Nomor 25 tahun 1992 Tentang Perkoperasian.
84